30 BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Kuncoro (2013: 12) Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren PERSIS Putri Bangil. Sedangkan objek penelitiannya adalah santri PERSIS Putri Bangil. Penelitian ini menetapkan objek tersebut karena dalam penelitian ini ingin meneliti faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan santri belum menggunakan perbankan syariah.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah santri Pesantren PERSIS putri Bangil yang belum menggunakan perbankan syariah sebanyak 120 santri.
2. Sampel penelitian
Sudah diketahui jumlah populasinya maka dalam penelitian ini penentuan ukuran atau jumlah sampel menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin (Sari, F, N dan Anwar, M, K, Jurnal Ekonomi Islam, 1, 2018: 29).
Rumus slovin dalam skripsi aminudin (2016) yaitu:
S
=
𝑃(𝑃.𝑒2)+1
Keterangan:
S: jumlah sampel P: jumlah populasi
e: eror atau tingkat kesalahan yang diyakini
Jumlah populasi (P) pada penelitian ini adalah 120 santri putri.
Sedangkan tingkat kesalahan 0,1 (10%), sehingga perhitungan jumlah sampel pada penelitian ini yakni:
S = 𝑃 (𝑃.𝑒2)+1
S = 120
(120.(0.1)2)+1
S = 120 2.2
S = 54.54
Jadi jumlah sampel yang digunakan adalah 55 santri. Desain sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dimana penelitian ini menetapkan ciri-ciri khusus untuk pengambilan sampel agar sampel yang diambil nantinya sesuai dengan tujuan penelitian. Ciri-cirinya yakni santri yang mempelajari Bab Riba pada ilmu Fiqih yaitu santri kelas 5 PERSIS Putri Bangil dan yang belum menggunakan perbankan syariah.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan langsung dari santri PERSIS Bangil melalui proses wawancara dan penyebaran kuesioner.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode:
1. Kuesioner
Data diambil dengan menggunakan sejumlah pernyataan tertulis yang berkaitan dengan perilaku konsumen, religiusitas, lokasi, pengetahuan produk. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah santri kelas 2 Aliyah Pesantren PERSIS putri Bangil.
F. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut:
1. Variabel independent (X) adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel lain, variabel independent dalam penelitian ini adalah:
Variabel (X1) : Perilaku konsumen Variabel (X2) : Religiusitas
Variabel (X3) : Lokasi
Variabel (X4) : Pengetahuan produk
2. Variabel dependen (Y) adalah variabel yang terikat oleh variabel lain, variabel dependen yang digunakan adalah pengambilan keputusan belum menggunakan perbankan syariah.
G. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perilaku konsumen (X1)
Perilaku konsumen adalah perilaku yang dapat mempengaruhi santri PERSIS putri Bangil belum menggunakan produk simpanan pada bank
Syariah yang dikarenakan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor perilaku konsumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Faktor sosial yakni dari keluarga, yang dimaksud adalah kebanyakan santri mengikuti keluarga atau orang tuanya dalam menggunakan perbankan dan orang tuanya yang membuatkan ATM untuk bertransaksi.
b. Faktor Pribadi yakni keadaan ekonomi maksudnya pendapatan (uang saku) yang diberikan orang tuanya setiap bulan atau setiap minggunya.
c. Faktor Psikologis yakni presepsi maksudnya adalah santri yang menganggap bahwa perbankan syariah sama saja dengan perbankan konvensional.
2. Religiusitas (X2)
Religiusitas merupakan tingkat keimanan santri PERSIS yang dilihat dari penghayatan aqidah, syariah, dan akhlaqnya. Santri yang telah diajarkan ilmu agama belum tentu mempratikkan ilmu yang telah didapatnya. Dimensi-dimensi religiusitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Dimensi keyakinan atau akidah Islam menunjukkan seberapa tingkat keyakinan terhadap kebenaran ajaran–ajaran agamanya.
b. Dimensi praktik agamanya menunjukkan seberapa kepatuhan santri PERSIS dalam mengerjakan kegiatan–kegiatan yang dianjurkan oleh agama Islam.
c. Dimensi akhlak menunjukkan pada seberapa besar tingkatan perilaku yang dimotivasi oleh ajaran–ajaran agama Islam.
3. Lokasi (X3)
Lokasi adalah jarak antara pesantren menuju ke bank syariah, kemudian ada berapa banyak bank syariah di kota Bangil serta sulitnya menemukan ATM khusus bank syariah. Indikator–indikator lokasi yang digunakan dalam peneitian ini yaitu:
a. Keberadaan unit–unit perbankan syariah masih sedikit.
b. Mesin ATM yang jumlahnya juga sedikit.
c. Bank Syariah hanya ada satu dikota Bangil.
4. Pengetahuan produk (X4)
Pengetahuan produk bank merupakan pengetahuan yang juga harus diketahui oleh santri PERSIS karena jika belum mengetahui tentang produknya santri masih menganggap bahwa bank syariah masih sama dengan bank konvensional. Dalam pengetahuan tentang produk santri dapat mengetahui karakteristik produk bank, seperti nama produk, manfaat dan risiko produk, tata cara kegunaan produk, dan lain sebagainya. Indikator–
indikator pengetahuan tentang produk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Produk bank menggunakan sistem bagi hasil b. Keamanan produk yang diberikan
c. Nama dan tata cara penggunaan produk
5. Pengambilan keputusan belum menggunakan perbankan syariah (Y) Pengambilan keputusan adalah tindakan akhir yang diambil oleh santri sebelum menggunakan produk bank syariah dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti: faktor keluarganya, faktor pemahaman bahwa bank syariah
sama dengan bank konvensional, faktor lokasi, faktor pengetahuan produk, serta faktor pelayanan yang dirasakan saat di bank syariah. Dimensi- dimensi keputusan pembelian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Kebutuhan yang dirasakan b. Keinginan sebelum memakai c. Perilaku waktu memakai H. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran merupakan suatu proses hal dimana suatu angka atau simbol diletakkan pada karakteristik atau property suatu stimulasi sesuai dengan aturan ataupun prosedur yang telah ditetapkan. Pengukuran yang digunakan untuk penelitian ini adalah menggunakan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur pendapat, sikap dan presepsi sekelompok atau seorang tentang fenomena sosial. Dalam penelitan ini, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2015: 134). Rentang pengukuran dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Sangat Setuju (SS) : Skor 5
b. Setuju (S) : Skor 4
c. Netral (N) : Skor 3
d. Tidak Setuju (TS) : Skor 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1
I. Analisis Data 1. Uji Instrumen
Pengujian instrumen diperlukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak.
a. Uji Validitas
Validitas adalah kebenaran dan keabsahan instrument penelitian yang digunakan. Data yang sudah diambil akan dihitung dengan bantuan program SPSS. Menurut Kuncoro (2013: 181) kriteria validitas dapat ditentukan dengan melihat nilai Pearson correlation dan Sig. (2-tailed).
Jika nilai pearson correlation lebih besar daripada nilai pembanding berupa r-kritis, maka item tersebut valid. Atau jika nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 berarti item tersebut valid dengan derajat kepercayaan 95%. Dasar pengambilan keputusan dari uji validitas:
Jika r hitung positif serta r tabel, maka variabel tersebut valid. Namun
jika r hitung positif serta r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
Jika r hitung > r tabel, tetapi bertanda negatif, maka variabel tersebut
tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Sekaran (2000) di dalam buku Kuncoro (2013) menyatakan bahwa reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang yang kedua lebih
memperhatikan masalah ketepatan. Dengan demikian, reliabilitas mencakup dua hal utama, yaitu: stabilitas dan konsistensi internal ukuran.
Pada program SPSS, metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas ini adalah dengan menggunakan metode alpha cronbach’s yang di mana satu kuesioner dianggap reliabel apabila cronbach’s alpha >
0,600.
Cronbach’s Alpha adalah ukuran dari konsistensi internal, yaitu seberapa dekat terkaitnya sehimpunan item sebagai sebuah grup.Secara teknis, Cronbach’s Alpha bukanlah sebuah uji statistik – angka itu adalah koefisien reliabilitas (atau konsistensi) (Kuncoro, 2013:181).
2. Uji Asumsi Klasik
Dalam analisis regresi uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting.
Melalui uji asumsi klasik ini, diharapkan model regresi yang tidak bias dan handal. Pelanggaran terhadap asumsi klasik berarti model regresi yang diperoleh tidak banyak bermanfaat dan kurang valid. Di samping itu uji asumsi klasik berguna untuk melengkapi uji statistik yang telah dilakukan yaitu uji F, uji t dan koefisien determinasi. Uji asumsi klasik terdiri dari normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Distribusi data yang normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Dengan data tersebut dianggap bisa mewakili populasi. Uji normalitas diukur dengan menggunakan Kolmogorov-
Smirnov Z. Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Z, yaitu dengan menggunakan ketentuan:
Jika signifikan > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
Jika signifikan < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi dan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas tersebut adalah dengan cara melihat nilai tolerance dari VIF (Variance Inflation Factor), dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika nilai VIF > 10 atau tolerance < 0,1, maka terdapat masalah multikolinieritas.
Jika nilai VIF < 10 atau tolerance > 0,1, maka tidak terdapat masalah multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Heteroskedastisitas terjadi karena jika variance berbeda, digunakan adalah uji glejtser (glejtser test), yaitu dengan meregresikan variabel – variabel bebas dengan residualnya. Dimana jka signifikan lebih besar dari 0,5 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode-t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian autokorelasi
dilakukan dengan uji durbin watson dengan membandingkan nilai durbin watson hitung (d) dengan nilai durbin watson tabel, yaitu batas atas (du) dan batas bawah (dL). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
Jika 0 < d < dL, maka terjadi autokorelasi positif.
Jika dL < d < du, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi atau tidak.
Jika d – dL < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatif.
Jika 4 – du < d < 4 – dL, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi atau tidak.
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel independent dalam satu model regresi.
Adapun rumus yang digunakan:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan:
Y : variabel belum menggunakan perbankan syariah X1 : variabel perilaku konsumen
X2 : variabel religiusitas X3 : variabel lokasi
X4 : variabel pengetahuan produk
b0 : intersep, konstanta yang merupakan rata – rata nilai Y pada saat X1, X2, X3, X4 sama dengan nol
b1, b2, b3, b4: koefisien regresi untuk masing – masing variabel independent e : variabel pengganggu
4. Uji Hipotesis
Alat Analisis yang dilakukan meliputi uji F (secara simultan) maupun uji t (secara parsial), yang diuraikan berikut ini.
a. Uji Signifikan Individual (Uji statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol:
H0 : bi = 0 artinya, apakah suatu variabel independent bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
Ha : bI ≠ 0 artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
Ho : b1 = b2 = . . . = bk = 0
Artinya, apakah suatu variabel independent bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha), tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
Ha : b1 ≠ b2 ≠ . . . ≠ bk = 0
Artinya, semua variabel independent secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinas adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel depnden amat terbatas. Yang mendekati nilai satu berarti variable-variabel independent hampir semua memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen.