• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESA TAMBUSAI BARAT KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESA TAMBUSAI BARAT KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI DESA TAMBUSAI BARAT KECAMATAN

TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU

Oleh :

PUTRI AMALIA NIM. 11730323097

Pembimbing I Dr. Alpizar, M.Si

Pembimbing II Dr. Khotimah, M.Ag

STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022

NO : 304/SAA-U/SU-S1/2022

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

ِوِِخَأ ِن ْوَغ ِفِ ُدْبَؼْما َن َكَ اَم ِدْبَؼْما ِن ْوَغ ِفِ ُ هللَّاَو

“Pertolongan Allah akan selalu menyertai seorang hamba, selama

hamba tersebut menolong saudaranya.”(HR. Muslim No. 2699)

(7)

1

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada ALLAH SWT yang maha pandai lagi bijaksana, karna berkat berkahnya Proposal ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam penelitian ini saya membahas “Toleransi Antar Umat Beragama Islam Dan Kristen di Desa Tambusai Barat Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.” Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan nabi besar Muhammad SAW ,keluarga,kerabat,serta orang- orang yang mengikuti sunnahnya.yang telah di utus membawa risalah dan membebaskan umat islam dari kebodohan. Dalam penyusunan Proposal ini, penulis telah banyak menerima arahan, bimbingan, petunjuk, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat tersusun dan terselesaikan.

Saya menyadari bahwa proposal yang saya susun jauh dari kata sempurna , oleh karna itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi keselamatan pembuatan proposal saya selanjutnya. Oleh karena itu penulis sangat berterimakasih apabila pembaca bersedia memberikan kritik dan salam yang membangun guna kesempurnaan penulisan proposal ini menjadi lebih baik.

Penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan baik bagi semua pihak. Amin ya Robbal’Alamin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Skripsi ini tidak akan selesai tanpa dorongan-dorongan langsung, baik moral, maupun material.

Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Alhamdulillah rasa syukur dan terima kasih saya kepada sang Kholiq Allah Swt, atas rahmat, nikmat dan karunia-Nya.

2. Khususnya kepada ayahanda tercinta mahdian dan ibunda tercinta nur asiah, kepada abang, kakak, adik saya hotmatua, ida yanti, esi lumayani, suci wulandari serta keluarga besar yang telah memberikan perhatian, dukungan serta turut mendoakan penulis dalam mencapai apa yang diinginkan.

i

(8)

3. Terimakasih kepada Rektor UIN Suska Riau. Prof. Dr. Hairunas, M.Ag beserta jajarannya yang telah memberi kesempatan penulis untuk menimba ilmu di Universitas ini.

4. Terimakasih kepada ayahanda Dekan Fakultas Ushuluddin Dr. H.

Jamaluddin, M.Us, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II dan Wakil Dekan III yang telah memberikan kemudahan bagi penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ushuluddin.

5. Terimakasih kepada bapak H. Abdul Ghofur, M.Ag selaku ketua Prodi Studi Agama-Agama yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam pengurusan yang berkaitan dengan studi penulis.

6. Terima kasih juga kepada bapak Dr.Afizar, M.si dan Ibu Dr. Khotimah, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Terimakasih kepada bapak Dr. H. Kurnia Ilahi, MA selaku Pembimbing Akademik yang telak memberikan pertolongan, nasehat, motivasi dan bimbingannya selama ini kepada penulis. Dan terimakasih kepada ibu/bapak dosen yang telah memberikan materi-materi perkuliahan. Semoga ilmu yang bapak ibu berikan menjadi berkah dan bermanfaat bagi penulis di dunia dan untuk kebahagiaan di akhirat.

7. Terimakasih kepada seluruh perangkat desa tambusai barat kecamatan tambusai Kabupaten Rokan Hulu yang telah membantu penulis selama proses penelitian.

8. Terima kasih kepada semua teman-teman seperjuangan prodi Studi Agama-Agama 2017 terkhusus kelas B.

9. Terima kasih kepada sahabat Nurmala Dewi, Nur Anita,Ayu Respati, Mia Ernanda, dan Anisa Fajar yang selalu membantu dikala susah, menghibur dikala gundah, memberikan semangat dan motivasi di saat-saat hampir menyerah.

10. Terima kasih abang-abang member BTS yaitu Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, dan Jeon Jungkook yang telah memotivasiku lewat lagu-lagu kalian.

ii

(9)

3

11. Terima kasih untuk kuyang seseorang yang pernah mengajariku untuk menyikapi proses hidup dengan kesabaran dan selalu mendukungku

12. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini baik secara moral maupun materil.

Saya menyadari bahwa skripsi yang saya susun jauh dari kata sempurna , oleh karna itu saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi keselamatan pembuatan proposal saya selanjutnya. Oleh karena itu penulis sangat berterimakasih apabila pembaca bersedia memberikan kritik dan salam yang membangun guna kesempurnaan penulisan proposal ini menjadi lebih baik.

Penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan baik bagi semua pihak.

Aamiin ya Robbal’Alamin.

Pekanbaru, 05 Desember2022 Penulis

PUTRI AMELIA NIM:

11730323097

iii

(10)

DAFTAR ISI

PENGESAHAN

NOTA DINAS PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN

MOTTO

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 4

C. Permasalahan ... 5

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

E. Sismatika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORETIS ... 8

A. Kerangka Teori... 8

B. Kajian Relevan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Sumber Data Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel Penelitian. ... . 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

iv

(11)

5

B. Bentuk toleransi antara umat beragama islam dan Kristen ... 45 C. Faktor Pendukung dan Penghambat Nilai Toleransi Umat

Beragama di Kalangan Masyarakat di Desa Tambuasai Barat . 47 BAB V PENUTUP ... 56 A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 57 DAFTAR KEPUSTAKAAN

v

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Daftar Informan Penelitian ... 30

Tabel IV.1 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

Tabel IV.2 Lembaga Pemerintahan Desa Tambusai Barat ... 38

Tabel IV.3 Sarana Perekonomian Masyarakat Desa Tambusai Barat ... 39

Tabel IV.4 Sarana Pendidikan Masyarakat Desa Tambusai Barat ... 39

Tabel IV.5 Data Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Tmabusai Barat ... 40

Tabel IV.6 Lembaga Kemasyarakatan Desa Tmabusai Barat ... 41

Tabel IV.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 42

Tabel IV.8 Sarana Ibadah Desa Tambusai Barat ... 43

vi

(13)

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Desa Tambusai Barat Kecamatan

Tambusai Kabupaten Rokan Hulu ... 44

vii

(14)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pengalihan huruf Arab-Indonesia dalam naskah ini didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987, sebagaimana yang tertera dalam buku Pedoman Transliterasi Bahasa Arab (A Guide to Arabic Transliteration), INIS Fellow 1992.

A. Konsonan

Arab Latin Arab Latin

ا A ط Th

ب B ظ Zh

ت T ع ʻ

ث Ts غ Gh

ج J ف F

ح H ق Q

خ Kh ك K

د D ل L

ذ Dz م M

ر R ن N

ز Z و W

س S ه H

ش Sy ء

ص Sh ي Y

ض Dl

B. Vokal, Panjang, dan Difrong

Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut:

Vokal (a) panjang = Â misalnya لقا Menja di Qâla Vokal (i) panjang = Î misalnya لقي menjadi Qîla Vokal (u) panjang = Û misalnya نود menjadi Dûna

Khusus untuk bacaan ya’ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan

“i”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya’ nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya’ setelah fathah

viii

(15)

9

ditulis dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contooh berikut:

Diftong (aw) = ىو misalnya قل menjadi qawlan Diftong (ay) = ىيو ى misalnya خر menjadi khayrun ي

C. Ta’ Marbuthah

Ta’ marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada di tengah kalimat, tetapi apabila Ta’ marbhûthah tersebut berada di akhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya ةسردمللةلسرال menjadi al- risalat li al-mudarrisah, atau atau apabila di tengah-tengah kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf ilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakan t yang disambungkan dengan kalimat berikutnya, misalnya

ر ح م ة ف ى

لاله menjadi fi rahmatillah.

D. Kata Sandang dan Lafdh al-Jalaalah

Kata sandang berupa “al” (لا) ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadzh jalalah yang berada di tengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan.

Perhatikan contoh-contoh berikut:

1. Al-Imam al-Bukhariy mengatakan....

2. Al-Bukhariy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan...

3. Masyaa’ Allah kaana wa maa lam yasya’ lam yakun.

ix

(16)

ABSTRAK

Judul Skripsi : Toleransi Antar Umat Beragama Islam Dan Kristen di Desa Tambusai Barat Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.

Penelitian ini membahas tentang Toleransi Antar Umat Beragama Islam dan Kristen di Desa Tambusai Barat Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.

Agama sebaiknya digunakan untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama tanpa memandang suatu golongan ras, suku atau budayanya agar indonesia dapat menjadi contoh yang baik bagi negara-negara lain untuk menggapai tujuan tersebut pemahaman akan keberagaman ini, Toleransi antar umat beragama sangat diperlukan dalam menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat yang terdiri dari latar belakang agama yang berbeda. Tanpa toleransi tidak mungkin ada kehidupan bersama. Sikap toleransi yang terjadi antaraumat beragama Islam dan umat beragama Kristen di Desa Tambusai Barat bersifat personal dan komunal, oleh karena itu didalam skripsi ini akan diahas mengenai, bagaimana bentuk toleransi antar umat Islam dan Kristen di desa Tambusai Barat Kecamatan Tambuai dan Apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung toleransi beragama di Tambusai Barat Kecamatan Tambusai ?. Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan dengan menggunakan metode kualitatif atau disebut dengan penelitian ( field reseach ). Adapun hasil penelitian ini adalah 1.

Bentuk toleransi beragama di desa Tambusai Barat yaitu toleransi dalm bentuk sosial contohnya saling tolong menolong, politik contohnya pemilihan umum atau perangkat desa dan keagamaan contohnya saling menghargai satu agama dengan agama lain ketika merayakan hari Natal bagi umat Kristen, Idul Fitri dan Idul Adha bagi umat Islam.2. Faktor penghambat toleransi di desa Tambusai Barat yaitu ketika orang Kristen yang memiliki peliharaan seperti anjing dan babi tinggal di pemukiman orang Isalam dimana anjing dan babi haram dalam Islam sedangkan yang menjadi faktor pendukung toleransi beragama didesa Tambusai Barat yaitu adanya suatu budaya local menjadi media pemersatu masyarakat contohnya lembaga masyarakat dusun setempat (ulama) peran organisasi pemuda,organisasi Tricatur,dan komunikasi yang baik juga menjadi pendukung toleransi beragama didesa Tambusai Barat.

Kata Kunci: Toleransi beragama, Islam, Kristen

x

(17)

11

طخللما

:ةلاسرلا ناونع ةقطنم ، تاراب ياسوبمات ةيرق يف نييحيسملاو نيملسملا نيب حماستلا

ولوه ناكور يسنجير ، ياسوبمات .

، ياسوبمتا ةؼظالم ، ياسوبمتا برغ ةًرك فِ ينَحَ سلماو ينملسلما ينب حماستما ةسارلدا هذى شكانت و أ قرؼما و أ قرؼما نغ رظنما غغب سانما ينب طباورما ةًولتم نٍلدا مادخت سا بيج .وموى نكَور سينيجر اذى قِلحتم ىرخ لا لولدن ا ًدِج ًلًاثم اَ سُهوده ا نوكت ن أ نكيم ثَبح ةفالثما نم نوكتً عتممج.فديما

ينب ثديح يلذا حماستما فكوم ن ا .اؼم شُؼلن ةلًرظ دجوت لً حماستما نودب .ةفلتمخ ةِنًد تاِفلخ هذى شكانتس لكلذ ، يغماجو صيشخ فكوم وى ياسوبمتا برغ ةًرك فِ ينَحَ سلماو ينملسلما متا برغ ةًرك فِ ينَحَ سلماو ينملسلما ينب حماستما كلضتً فَك ةحورظ لا ياوبمتا ةؼظالم ، ياسوب

حماستما يدًؤمو ةعبثلما لماوؼما هي امو رغ فِ نيًلدا

ياسوبمتا ،

ةلعنم .؟

كلص فِ وى ثحبما اذى

هي ةسارلدا هذى ئجاته .)نيادَلما ثحبما( ثحبما ىمسٌ و أ ةَغونما بَماس لا مادخت سبا نيادِم ثبح 1

.

تما هيو ، تاربا ياسوبمتا ةًرك فِ نيًلدا حماستما لكاص أ لِبس لىػ ، ةَغتماجالا لكاص لا فِ حماس

، ينُنًلدا ينموؤسلماو ةًرلما و أ ةماؼما تبااختهالا لاثلما لِبس لىػ ، ةساَ سماو لةدابتلما ةدػاسلما لاثلما دَغو ينَحَ سملن دلاَلما دَؼب لافتحالا دنغ رخ أ نٍد عم نٍلد لدابتلما ماترحالا لاثلما لِبس لىػ لسملن ىضح لا دَغو ىضح لا ينم

2 ةًرك فِ حماستلن طبثلما لماؼما . ياسوبمتا

تاربا شُؼً امدنغ وى

مرتح ثِح ةِملاس ا تانظوت سم فِ رٍزانلخاو بكلاما لثم ةفَم أ تنااوِح ميهلد نٍلذا نوَحَ سلما ةًرك فِ نيًلدا حماستلن ةعمالدا لماوؼما ن أ ينح فِ ، ملاس لًا فِ رٍزانلخاو بكلاما ياسوبمتا

تاربا هي

دوجو ةَللمحا نوسود عتممج تاسسؤم لاثلما لِبس لىػ ، عتمجملن ةدحوم ملاػ ا لةَ سو حبعت ةَلمح ةفالج فِ نيًلدا حماستلن نوعماد ا ًضً أ هم دَلجا لظاوتماو روتكاٍرت تماظنمو ةَباب ضما تماظنلما رودو )ءمالؼما(

ياسوبمتا برغ ةًرك .

، ملاس لًا ، نيًلدا حماستما :ةِحاتفلما تماكلما ةَحَ سلما

xi

(18)

ABSTRACT

Thesis Title: Tolerance Between Muslims and Christians in Tambusai Barat Village, Tambusai District, Rokan Hulu Regency.

This study discusses tolerance between Muslims and Christians in West Tambusai Village, Tambusai District, Rokan Hulu Regency. Religion should be used to strengthen ties between people regardless of race, ethnicity or culture so that Indonesia can be a good example for other countries to achieve this goal.

community consisting of different religious backgrounds. Without tolerance there is no way to live together. The attitude of tolerance that occurs between Muslims and Christians in West Tambusai Village is personal and communal, therefore this thesis will discuss how tolerance forms between Muslims and Christians in West Tambusai village, Tambuai District and what are the inhibiting factors and supporters of religious tolerance in West Tambusai, Tambusai District?. This research is in the form of field research using qualitative methods or called research (field research). The results of this study are 1. Forms of religious tolerance in Tambusai Barat village, namely tolerance in social forms, for example mutual assistance, politics, for example general elections or village and religious officials, for example mutual respect for one religion with another religion when celebrating Christmas for Christians, Eid al-Adha Fitri and Eid al- Adha for Muslims.2. The inhibiting factor for tolerance in the village of Tambusai Barat is when Christians who have pets such as dogs and pigs live in Muslim settlements where dogs and pigs are forbidden in Islam, while the supporting factors for religious tolerance in the village of Tambusai Barat are the existence of a local culture which becomes a unifying media for the community, for example local dusun community institutions (ulama) the role of youth organizations, Tricatur organizations, and good communication are also supporters of religious tolerance in West Tambusai village.

Keywords: Religious tolerance, Islam, Christianity

xii

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keaneragaman.

Perbedaan suku, budaya, adat istiadat, bahasa dan Agama menjadikan negara Indonesia sebagai suatu negara yang berbeda dengan negara lain. Untuk mewujutkan dan mendukung multikulturalisme yang ada di Indonesia diperlukan adanya rasa toleransi, saling menghormati dan menghargai.

Toleransi umat beragama ini bisa terwujud di Indonesia dan sebagai contoh tepatnya di desa Tambusai Barat.

Toleransi adalah kemampuan memahami dan menerima adanya perbedaan. Kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain ada perbedaannya, demikian pula agama yang satu dengan yang lain. Perbedaan antara budaya terlihat pada bangunan-bangunan konseptual, pola-pola interaksi, serta bentuk-bentuk dari budaya materialnya. Nilai-nilai estetik dapat berbeda kriteriannya antara satu dengan yang lainnya. Demikian juga dalam hal agama: masing-masing agama mempunyai seperangkat ajarannya, dan itu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, meskipun “hubungan kekerabatan” antara satu agama dengan yang lain. Hidup harmonis dalam masyarakat yang majemuk agama dan budayanya, perlu dilatih adalah kemampuan untuk memahami secara benar dan menerima perbedaaan tanpa nafsu untuk mencari kemenangan terhadap yang berbeda. Dialog dan saling menghargai atau toleransi merupakan kunci dalam upaya membangun kehidupan bersama yang harmonis.1

Agama merupakan sistem yang terlembaga dalam masyarakat, agama memiliki ajaran yang idealnya jika dipahami dengan benar bisa menjadi acuan untuk manusia berinteraksi dengan tuhan dan dengan sesama manusia.

Idealnya jika manusia memahami ajaran agamanya secara keseluruhan maka

1 Edi Setyawati, Kebudayaan Di Nusantara Dari Keris, Tor-tor, sampai Industri Budaya(Depok: Komunitas Bambu, 2014), hlm. 15-16

(20)

tidak ada masalah dengan perbedaan agama. Perbedaan akan menjadi rahmat bagi seuruh alam dan kerukunan antar umat beragama akan muda terjalin.2

Toleransi antar umat beragama sangat diperlukan dalam menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat yang terdiri dari latar belakang agama yang berbeda. Tanpa toleransi tidak mungkin ada kehidupan bersama. Sikap toleransi yang terjadi antaraumat beragama Islam dan umat beragama Kristen di Desa Tambusai Barat bersifat personal dan komunal. Maksudnya adalah sikap toleransi yang ditunjukkan antara warga yang beragama Islam dengan warga yang beragama Kristen cenderung toleransi antara orang perorang namun kadang-kadang antar kelompok yaitu pada acara pertemuan-pertemuan warga yang dilakukan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa toleransi antara umat beragama Islam dan umat beragama Kristen tidak ada masalah yang terlalu fatal..

Konflik dan perbedaan pandangan pada suatu waktu pernah terjadi namun secara umum dapat dikatakan toleransi yang terjalin bersifat harmonis.

Perbedaan pandangan dan pendapat dianggap sebagai suatu dinamika kehidupan yang selalu ada dalam kehidupan bersama.Untuk mengetahui toleransi yang terjalin antar umat beragama Islam dengan umat beragama Kristen di Desa Tambusai Barat, maka akan dibahas mengenai toleransi antar umat beragama, bentuk-bentuk toleransi antar umat beragama di Desa Tambusai Barat,juga serta faktor-faktor pendukung dan penghambat.

Toleransi antar umat beragama merupakan penentu kerukunan dan keharmonisan kehidupan masyarakat dimana tercipta hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan orang perorang maupun antar kelompok masyarakat. Bentuk toleransi yang dilakukan oleh warga masyarakat Desa Tamabusai Barat terdiri dari dua bentuk yaitu toleransi agama dan toleransi sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf yang mengemukakan bahwa ada dua bentuk toleransi yaitu toleransi agama dan toleransi sosial.

2A.A Yewangoe, Agama dan kerukunan (Jakarta PT. Gunung Mulia 2002) hlm.22

(21)

3

Toleransi agama sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, terlebih bagi masyarakat yang majemuk seperti di Desa Tambusai Barat dimana masyarakatnya secara umum terdiri dari dua agama yang berbeda. Demi menciptakan keharmonisan antar warga desa maka masing-masing warga menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi termasuk didalamnya toleransi agama.

Toleransi agama yang terjalin antara umat beragama Islam dan umat beragama Kristen di Desa Tambusai Barat tercermin ketika warga yang beragama Islam merayakan hari besar yaitu merayakan hari raya Idul Fitri maka warga lain yang beragama Kristen biasanya bila bertemu mengucapkan selamat hari raya.Apabila umat beragama Kristen tidak sempat bertemu warga yang beragama Islam, maka sengaja datang ke rumah warga yang merayakan hari raya Idul Fitri untuk mengucapkan selamat dan warga beragama Kristen tersebut diperlakukan selayaknya sesama umat muslim yang sedang bertamu. Begitu juga sebaliknya, ketika warga yang beragama Kristen merayakan Natal warga yang beragama Islam memberikan selamat bagi warga yang merayakannya, tidak membedakan antara Katolik maupun Protestan. Tidak ada pembedaan walaupun mereka dari latar belakang agama yang berbeda, mereka merasa sebagai bagian dari warga desa Tambusai Barat sehingga berusaha tetap menjaga kerukunan dengan Ika memelihara sikap toleransi antar umat beragama Islam dengan umat beragama Kristen.

Di desa Tambusai Barat walaupun masyarakatnya memeluk agama yang berbeda tetapi masyarakat selalu hidup rukun, contoh nya ketika orang Kristen di desa tambusai mengadakan pesta orang islam di desa tambusai juga ikut serta membantu mempersiapkan segala kebutuhan pesta tersebut, dan ketika sedang merayakan hari besar agama masing-masing masyarakat desa tambusai akan saling menghargai dan menghormati tidak mengganggu pelaksaan perayaan hari besar agama masing-masing tersebut. Mereka tidak pernah mempersoalkan perbedaan agama diantara mereka karena mereka

(22)

memahami bahwa agama merupakan urusan invidu dengan tuhan, manusia tidak bisa saling memaksa untuk memeluk suatu agama tertentu.

Dari Fenomena tersebut penulis tertarik untuk meneliti bagaimana wawasan atau pengetahuan masyarakat desa Tambusai mengenai toleransi beragama,dan bagaimana toleransi yang terjadi di desa Tambusai Barat.

Dari uraian yang sudah di kemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk menulis sebuah penelitian skripsi dengan judul “Toleransi Antar umat beragama Islam dan Kristen di desa tambusai barat kecamatan tambusai kabupaten rokan hulu”

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dari judul,maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut :

1. Toleransi Beragama adalah Toleransi atau Toleran secara bahasa kata ini berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain.3 Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu (perseorangan) baik itu dalam masyarakat ataupun dalam lingkup yang lain. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Toleransi terjadi karena adanya keinginan-keinginan untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.4

3 Eko Digdoyo "Kajian Isu Toleransi Beragama, Budaya, dan Tanggung Jawab Sosial Media"(Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 2018).hlm 45

4 Atik Catur Budiati “Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA” (Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,2009). hlm 53

(23)

5

Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah toleransi beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antar penganut agama lain, seperti:

a) Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita b) Tidak mencela/menghina agama lain dengan alasan apapun; serta c) Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk

beribadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing.

Contoh sikap toleransi secara umum antara lain: menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras, agama, dan antar golongan.

2. Umat Beragama,yang dimaksud umat beragama adalah masyarakat yang beridentitas beragama,baik agama islam ataupun Kristen di desa Tambusai Barat.

3. Kristen, Kristan yang dimaksud disini adalah agama Protestan

4. Tambusai Barat merupakan sebuah desa yang terletak di Kabupaten Rokan Hulu dan menjadi lokasi penelitian.

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang terkait dengan judul ini diantaranya adalah : a. Toleransi antar umat beragama Islam dan Kristan di desa Tambusai

Barat berjalan dengan baik.

b. Bentuk toleransi yang terjadi antar umat Islam dan Kristen di desa Tambusai Barat dalam bentuk sosial,keagamaan dan politik.

c. Hal-hal yang menjadi faktor pengahambat yaitu sikap kurang bermasyarakat dan faktor pendukung terciptanya toleransi di desa Tambusai Barat adalah adanya suatu budaya local yang menjadikan suatu media pemersatu bangsa.

(24)

2. Batasan Masalah

Terkait dengan beberapa persoalan dari judul tersebut penulis membatasinya pada toleransi saja.

3. Rumusan Masalah

a. Bagaimana bentuk toleransi antaar umat islam dan Kristen di desa Tambusai Barat Kecamatan Tambuai?

b. Apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung toleransi beragama di Tambusai Barat Kecamatan Tambusai?

D. Tujuan dan manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana bentuk toleransi antar umat beragama Islam dan Kristen di desa Tambusai Barat.

b. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi dan faktor yang menghambat terjadinya toleransi antar umat beragama Islam dan Kristen di desa Tambusai Barat.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Secara teoretis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan untuk Prodi Studi Agama-Agama dan dapat menajdi bahan rujukan bagi kepentingan ilmiah.

2. Penelitian ini berfungsi sebagai tambahan referensi terkait dengan Toleransi Antar Umat Beragama Islam dan Kristen di desa Tambusai Barat Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu sehingga bias menjadi bahan rujukan jika nantinya ada yang melakukan penelitian yang sama.

b. Secara praktis

1. Menambah informasi tentang toleransi umat beragama di desa Tambusai Barat.

(25)

7

2. Memberi wawasan pada masyarakat untuk mengetahui akan pentingnya toleransi antar umat beragama.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun untuk mempermudah dan mendapatkan suatu hasil penelitian yang baik, maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang baik pula. Penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, sebagai berikut pembahasan terperinci penulis digunakan yait sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, penegasan istilah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Terdiri dari penulis akan menjabarkan dalam teori toleransi agama dan faktor terjadinya.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang jenis penelitian, sumber data penelitian, popolasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Terdiri dari hasil penelitian yang meliputi kesimpulan dari penelitian yang diberikan oleh peneliti kepada pembaca. sebagai bagian pelengkap dari skripsi ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

(26)

8 BAB II

KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian Toleransi Beragama

Pengertian toleransi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah toleran berarti bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Sedangkan toleransi yaitu sifat atau sikap toleran; batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan.5

Dalam bahasa Arab kata toleransi dari kamus Al-munawir disebut istilah Tasamuh yang berarti sikap membiarkan atau lapang dada,Badawi mengatakan bahwa Tasamu adalah pendirian atau sikap yang termanisfestasikan pada kesediaan untuk menerima berbagai pandangan dan pendirian yang beraneka ragaam meskipun tidak sependapat dengannya.6Dalam Cambridge international dictionary of English, kata toleransi diartikan sebagai kemauan seseorang untuk menerima tingkah laku dan kepercayaan yang berbeda dari yang dimiliki, meskipun ia mungkin tidak menyetujui atau mengizinkannya.

Toleransi menurut istilah berarti menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya. Secara terminologi, menurut Umar Hasyim, toleransi yaitu pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak

5 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008, hlm. 1538

6 Ahmad Warson Munawir, Kamus Arab Indonesia al-Munawir (Yogyakarta: Balai Pustaka Progresif, t.th.), 1098

(27)

9

bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.7

Menurut M. Nur Ghufron toleransi beragama adalah kesadaran seseorang untuk menghargai, menghormati, membiarkan, dan membolehkan pendirian, pandangan, keyakinan, kepercayaan, serta memberikan ruang bagi pelaksanaan kebiasaan, perilaku, dan praktik keagamaan orang lain yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri dalam rangka membangun kehidupan bersama dan hubungan sosial yang lebih baik.8

Menurut Crasam toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah-masalah keyakinan dalam diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau ketuhanan yang diyakininya.Seseorang harus diberikan kebebasan untuk meyakini dan memeluk agama (mempunyai akidah) yang dipilihnya masing-masing serta memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau diyakininya.9

Menurut Kholidia toleransi beragama merupakan sikap saling menghargai antar keyakinan/ agama yang berbeda.10

Menurut Nur Hidayat toleransi beragama adalah “menghormati dan berlapang dada terhadap pemeluk agama lain dengan tidak mencampuri urusan masing-masing”.11

Dalam "Kamus Umum Bahasa Indonesia" toleransi adalah sikap/sifat menenggang berupa menghargai serta memperbolehkan suatu

7 Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar menuju Dialoq dan Kerukunan Antar Umat Beragama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1979), 22.

8 M. Nur Ghufron, “Peran Kecerdasan Emosi Dalam Meningkatkan Toleransi Beragama” Fikrah, 1, (2016), Vol. 4: 144.

9 Casram, “Membangun Sikap Toleransi Beragama dalam Masyarakat Plural”, Wawasan, 1 (Juli 2016), 188

10 Kholidia Efining Mutiara, “Menanamkan Toleransi Multi Agama Sebagai Payung Anti Rdikalisme (Studi Kasus Komunitas Lintas Agama dan Kepercayaan di Pantura Tali Akrab)”, Fikrah, 2, (2016), 296

11 Muhammad,Fiqih Sosial,Hal 125

(28)

pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri. Pengertian toleransi dapat juga diartikan sebagai kelapangan dada, suka rukun dengan siapa pun, membiarkan orang berpendapat, atau berpendirian lain, tidak mengganggu kebebasan berpikir dan berkeyakinan dengan orang lain. Dalam pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa toleransi pada dasarnya memberikan kebebasan terhadap sesama manusia, atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keinginanya atau mengatur hidupnya, mereka bebas menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dengan aturan yang berlaku sehinga tidak merusak sendi-sendi perdamaian. Perbedaan tak dapat dipungkiri di dunia ini, didalam perbedaan akan sangat di perlukan di dalamnya adanya tengang rasa, pengertian dan toleransi.12

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan toleransi beragama adalah sikap menghormati, menghargai terhadap kepercayaan atau agama yang berbeda dan tidak mencampuri urusan masing-masing dalam rangka membangun kehidupan bersama serta hubungan sosial yang lebih baik.

Di dalam memaknai toleransi terdapat dua penafsiran. Pertama, penafsiran yang bersifat negatif yang menyatakan bahwa toleransi itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak menyakiti orang atau kelompok lain baik yang berbeda maupun yang sama. Sedangkan yang kedua adalah yang bersifat positif yaitu menyatakan bahwa harus adanya bantuan dan dukungan terhadap keberadaan orang lain atau kelompok lain.13

12 Tim Fkub Semarang, Kapita Selekta Kerukunan Umat Beragama, Semarang: Fkub, 2009, Cet II, hlm.381-382

13 Masykuri Abdullah, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman, (Jakarta:Penerbit Buku Kompas, 2001), hlm 13

(29)

11

Toleransi dalam kehidupan be-ragama dimaknai secara beragam oleh mahasiswa, antara lain;

a) Pertama, ada yang memaknai bahwa toleransi dalam Islam tidak ada. Menurut mahasiswa yang berpendapat demikian, tidak ada kata pluralism dalam agama, yang ada hanya pluralitas agama, sehingga tidak ada toleransi dalam beragama.

b) Kedua, konsep toleransi adalah tidak mencampuri urusan agama lain, boleh bertoleransi tetapi bersyarat.

c) Ketiga, toleransi adalah pencampuradukan agama.

d) Keempat, toleransi adalah cara merusak Islam karena dianggap sebagai cara kaum tertentu untuk merusak syari’at Islam dan memecah belah ukhuwah di antara sesama penganut Islam.

e) Kelima, toleransi adalah saling menghargai antara pemeluk agama.

Dalam hal ini, toleransi agama diperlukan dalam sebuah yang masyarakatnya heterogen, sehingga diperlukan sebuah usaha yang saling menghargai antaragama, tidak mengganggu dan menyinggung keyakinan masing-masing Pluralisme agama dapat dipahami melalui proses interaksi sosial yang harmonis dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam masyarakat multikultural interaksi merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena merupakan dasar proses sosial yang menunjukkan hubungan-hubungan sosial yang dinamis.Pada kondisi multikultural masyarakat Gang Baru Pecinan Kota Semarang, terjalinnya interakasi sosial yang harmonis disebabkan karena terkonsepsikannya dengan baik sikap saling memahami dan menjaga satu wilayah, serta adanya keterlibatan semua pihak dalam berbagai kegiatan yang mengantarkan mereka pada proses pembauran hidup yang berlangsung secara turun temurun. Selain itu, sikap memegang teguh pendirian budaya juga membawa pengaruh terhadap kerukunan

(30)

antar umat beragama. Sementara adaptasi dan asimilasi budaya merupakan bentuk dari pemahaman multikultural masyarakat Gang Baru Pecinan Semarang di samping bentuk yang lain yang telah mereka praktikkan selama ini

Pengertian toleransi dapat juga diartikan sebagai kelapangan dada, suka rukun dengan siapa pun, membiarkan orang berpendapat, atau berpendirian lain, tidak mengganggu kebebasan berpikir dan berkeyakinan dengan orang lain. Dalam pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa toleransi pada dasarnya memberikan kebebasan terhadap sesame manusia, atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keinginanya atau mengatur hidupnya, mereka bebas menentukan nasibnya masing- masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dengan aturan yang berlaku sehinga tidak merusak sendi-sendi perdamaian.Perbedaan tak dapat dipungkiri di dunia ini, didalam perbedaan akan sangat di perlukan di dalamnya adanya tengang rasa, pengertian dan toleransi.14

Di dalam memaknai toleransi terdapat dua penafsiran. Pertama, penafsiran yang bersifat negatif yang menyatakan bahwa toleransi itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak menyakiti orang atau kelompok lain baik yang berbeda maupun yang sama. Sedangkan yang kedua adalah yang bersifat positif yaitu menyatakan bahwa harus adanya bantuan dan dukungan terhadap keberadaan orang lain atau kelompok lain.15

Toleransi dalam pelaksanaanya dalam sikap harus didasari pula oleh sikap kelapangan dada terhadap orang lain dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri, yakni tanpa

14 Tim Fkub Semarang, Kapita Selekta Kerukunan Umat Beragama, Semarang: Fkub, 2009, Cet II, hlm.391-392.

15 Masykuri Abdullah, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman, (Jakarta:Penerbit Buku Kompas, 2001), hlm 18

(31)

13

mengorbankan prinsip-prinsip tersebut.Rasa penuh keikhlasan dan dapat menerima hal-hal yang tidak sama dengan prinsip yang dipegang sendiri tetapi hal tersebut tak lantas membuat dasar prinsip sendiri hilang bahkan membuatnya semakin kuat. Toleransi beragama mempunyai arti sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.

Karena manusia memiliki hak penuh dalam memilih, memeluk dan meyakini sesuai dengan hati nuraninya. Tak seorang pun bisa memaksakan kehendaknya. Untuk itu toleransi beragama sangatlah penting untuk menciptakan kerukunan umat beragama.16

2. Batas-batas Toleransi Beragama

Yang dimaksud dengan batas-batas toleransi disini ialah suatu sikap atau tindakan yang merupakan dasar bagi terwujudnya toleransi tersebut, khususnya toleransi antar umat beragama.

Adapun batas toleransi tersebut antara lain ialah : a. Saling Menghargai

Kunci dari toleransi adalah menerima orang apa adanya.

Manifestasi dari toleransi adalah adanya kesediaan seseorang untuk menerima pendapat, nilai-nilai, perilaku orang lain yang berbeda dari diri sendiri. Penerimaan dapat diartikan memandang dan menerima pihak lain dengan segala keberadaannya, dan bukan menurut kehendak dan kemauannya sendiri. Hal tersebut berarti setiap golongan umat beragama menerima golongan agama lain tanpa memperhitungkan perbedaan, kelebihan atau kekurangan.

16 H. M Ali dkk, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum Sosial dan Politik, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), hlm. 80

(32)

b. Saling Menghormati

Selain kesediaan menerima, toleransi beragama terbentuk karena adanaya sikap saling mengerti dan saling menghormati di tengah keragaman ras, suku, agama, budaya. Kesediaanmenghargai tersebut harus dilandasi oleh kepercayaan bahwa tidakbenar ada orang atau golongan yang berkeras memaksakan kehendaknya sendiri kepada orang atau golongan lain. Tidak ada orangatau golongan yang memonopoli kebenaran, dan landasan ini disertai catatan bahwa soal keyakinan adalah urusan pribadi masing-masing orang.

c. Kebebasan

Aspek lain dari toleransi adalah memberi kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing. Hak asasi manusia yang paling esensial dalam hidup adalah hak kemerdekaan/kebebasan baik kebebasan untuk berfikir maupun kebebasan untuk berkehendak dankebebasan di dalam memilih kepercayaan/agama. Kebebasanmerupakan hak yang fundamental bagi manusia sehingga hal ini yangdapat membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Kebebasan beragama sering kali disalah artikan dalam berbuat sehingga manusia ada yang mempunyai agama lebih dari satu. Yang dimaksudkan kebebasan beragama di sini bebas memilih suatu kepercayaan atau agama yang menurut mereka paling benar dan membawa keselamatan tanpa ada yang memaksa atau menghalanginya.

d. Kesabaran

Hal penting lain yang terkait dengan toleransi adalah kesabaran, yang merupakan suatu sikap simpatik terhadap perbedaan pandangan dan sikap orang lain. wujud dari toleransi adalah kesediaan

(33)

15

seseorang yang bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang dianggap berbeda, dapat disanggah, atau bahkan keliru.

e. Kerjasama

Dalam memaknai toleransi beragama terdapat dua penafsiran tentang konsep ini. Pertama, penafsiran yang bersifat negatif yang menyatakan bahwa toleransiberagama itu cukup mensyaratkan adanya sikap membiarkan dan tidak menyakiti orang atau kelompok lain baik yang berbeda maupun yang sama. Kedua, penafsiran yang bersifat positif yaitu menyatakan bahwaharus adanya bantuan dan dukungan terhadap keberadaan orang lainatau kelompok.

Ada dua macam toleransi beragama, yakni toleransi statis dan toleransi dinamis. Toleransi statis adalah toleransi dingin yang tidak melahirkan kerjasama. Bila pergaulan antar umat beragama hanyadalam bentuk statis, maka akan melahirkan toleransi semu.

Toleransi dinamis adalah toleransi aktif yang melahirkan kerja sama untuk tujuan bersama, sehingga kerukunan antar umat beragama sebagai refleksi dari kebersamaan umat beragama sebagai satu bangsa.

Dengan demikian dapat diperoleh pemahaman bahwa manifestasi dari toleransi beragama adalah adanya kesediaan bekerjasama dengan pemeluk agama lain.17

3. Pengertian Agama Islam

Pengertian Islam secara harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar “selamat” (Salama). Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat disimpulkan Islam adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat (alam kehidupan setelah kematian). Islam juga agama yang mengajarkan umatnya atau pemeluknya (kaum Muslim/umat Islam) untuk menebarkan keselamatan dan

17 Rosalina Ginting and Kiki Ayaningrum, “Toleransi Dalam Masyarakat Plural,” Jurnal Majalah IlmiahLontar (2009). Hal, 191

(34)

kedamaian, antara lain tercermin dalam bacaan shalat sebagai ibadah utama yakni ucapan doa keselamatan "Assalamu'alaikum warohmatullah"18

Sedangkan pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini. نلسي نلسأ يه سذصه نلاسلإا اهلاسإDitinjau dari segi bahasanya, yang dikaitkan dengan asal katanya (etimologis), Islam memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut: Islam berasal dari kata ``salm`` ((yang berarti damai atau kedamaian. Firman Allah SWT dalam Al-Quran: “Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 8:61). Kata „salm‟ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk cinta damai atau senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan atau konflik dan kekacauan "Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu‟min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. 49 : 9). Sebagai salah satu bukti Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah Allah SWT melalui Al- Quran baru mengizinkan atau memperbolehkan kaum Muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.19

18https://prodi1.stpn.ac.id/wpcontent/uploads/2016/12/modul%20teori%20semester%201

%202019%20agama%20islam.pdf dikutip pada hari kamis tanggal 17 november 2022, jam 13;00 WIB

19 Ibid,.

(35)

17

4. Pengertian Agama kristen Protestan

Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa.

Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid- murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia (Kisah Para Rasul 11:26). Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi). Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya akan tiga pribadi (secara teknis dalam bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I. Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus atau Isa Almasih adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus.

Dalam kepercayaan Kristen, Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (Injil Matius 18: 18-19). Umat Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan datang pada kedua kalinya sebagai Raja dan Hakim akan dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.20

5. Standar toleransi Islam

Standar Toleransi Islam Al-Qur’an menjelaskan bahwa bagaimanapun keadaannya, kita tidak boleh meninggalkan toleransi.

20 https://e-journal.uajy.ac.id/2407/3/2TA12257.pdf dikutip pada hari kamis tanggal 17 november 2022, jam 12;52 WIB

(36)

Terlepas dari kekejaman yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman, kita jangan bertindak selain dengan keadilan dan tidak membalas dendam dengan cara yang sama kejamnya. Jika kalian melakukannya, maka kalian adalah sesat, kata lain untuk sebutan keislaman kalian menjadi tidak berarti. Al-Qur’an menyatakan yang maknanya “janganlah kebencian sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat kepada takwa”(QS. al-Maidah: 9). Standar toleransi dan keadilan dalam Islam, di mana Islam menganjurkan untuk tidak menanggapi tuduhan rendah dan hina dari lawan, karena dengan melakukan itu maka akan membuat Islam sendiri menjadi kejam.

Sebaliknya, memaafkan adalah tindakan yang lebih baik dan kalaupun diharuskan untuk membalas, maka balas dengan catatan tidak melebihi batas yang telah ditimbulkan dalam Islam. Artinya, jika mereka tidak berdaya dan menyerah, maka jangan dilakukan tindakan yang berlebihan.

Sebuah contoh luar biasa tentang toleransi dan pengampunan yang dilakukan Rasulullah saw di mana beliau mengampuni semua orang-orang yang pernah menganiaya beliau dan pengikutnya pada saat Fattah al- Mekah. Sejarah mencatat bahwa Ikramah musuh terbesar Islam, namun Rasulullah saw atas permohonan istri Ikramah memohon pengampunan, Rasulullah saw pun mengampuni. Setelah itu Ikramah muncul ke hadapan Rasulullah saw, seraya berkata kepada Rasulullah saw dengan sombongnya bahwa “Jika Engkau berpikir, karena pengampunan Mu saya menjadi seorang Muslim, maka biar jelas, bahwa aku tidak menjadi Muslim. Jika Anda dapat memaafkan saya sementara saya tetap teguh pada keimanan saya, maka itu baik, tetapi jika sebaliknya saya akan pergi”.21

6. Dinamika Toleransi Beragama

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang pluralitas dan telah terbiasa hidup dalam keberagaman, sehingga masyarakat telah memiliki

21 https://media.neliti.com/media/publications/40377-ID-konsep-toleransi-dan-kebebasan- beragama.pdf dikutip pada hari kamis tanggal 17 november 2022, jam 13;14 WIB

(37)

19

benih saling pengertian diantara penganut agama yang berbeda.

Kendatipun demikian, tidak dapat disangkali bahwa toleransi beragama melahirkan dua kelompok, yaitu: Pertama, kaum fundamentalis, yakni orang atau kelompok yang memiliki visi untuk memulihkan dan/atau mempertahankan keyakinan agama, etnis, budaya, politik dan hukum sesuai dengan ajaran yang semula. Kelompok ini cenderung bersifat ekslusif, tidak terbuka dengan sesuatu di luar kelompok mereka, apalagi dengan kelompok di luar agama Islam. Sikap seperti itu dapat seringkali menimbulkan ketegangan diantara penganut agama. Adalah wajar jika penganut suatu agama menganggap ajaran agamanya adalah yang paling benar atau paling baik, Namun seiring dengan itu, harus pula disadari oleh setiap pemeluk agama bahwa penerapan sikap ini secara tidak proposional justru akan menimbulkan disharmoni bahkan konflik yang merugikan semua pihak, termasuk kelompok penganut agama tersebut. 22 Kedua, ialah kelompok cinta damai di dalam semua agama, melakukan hal yang berbeda bahkan bertolak belakang, dengan yang dilakukan oleh kaum fundamental. Kaum pluralis justru mengakui semua agama sampai pada tingkat menerima kebenaran dari semua agama sebagai suatu kebenaran yang saling melengkapi.23

7. Landasan Toleransi Beragama a. Undang-undang Dasar

Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD1945) menjelaskan bahwa “setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilihpendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempattinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali,” namun faktanya adabeberapa sekelompok orang atau institusi yang tidak

22 Stevri Indra Lumintan, Re-Indonesianisasi Bangsa (Batu: Departemen MultiMedia YPPII, 2009), hlm. 502-510

23 Victor I. Tanya, Pluralisme Agama dan Problema Sosial (Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo,1998), XIX

(38)

memiliki toleransi untuk bebas memelukagama dan beribadah sesuai agamanya.24

b. Dalam Ajaran Islam dan Kristen

Dalam agama Islam yang menjadi landasan toleransi beragama terdapat dalam surat al-Kafirun,dalam kandungan surat Al-Kafirun para ahli telah mencoba menarik beberapa garis hukum diantaranya adalah pertama, tidak seorangpun boleh dipaksa untuk memeluk agama lain atau meninggalkan ajaranya agamnya dan kedua, setiap orang berhak untuk beribadat menurut ketentuan ajaran agamanya masing-masing.25

Maka berdasarkan ayat tersebut jelaslah bahwa agama tidak pernah berhenti dalam mengatur tata kehidupan manusia. Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia dikembangkan sikap hormat- menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan antara penganut kepercayaan yang berbeda sehingga toleransi beragama dapat diterapkan dan kerukunan umat beragama dapat terwujud dengan baik.

Umat beragama pada saat ini menghadapi problematika baru bahwa konflik agama sebagai fenomena nyata. Karena hal tersebut umat beragama harus menemukan titik persamaan, bukan mencari perbedaan yang pada akhirnya jatuh pada konflik sosial. Namun pada kenyataanya, sejarah sudah membuktikan bahwa konflik agama menjadi sangat rentan, bahkan sampai menyulut pada rasa dendam oleh umat-umat sesudahnya. Inti masalah sesungguhnya bahwa perselisihan atau konflik antar agama adalah terletak pada ketidak-percayaan dan adanya saling curiga. Masyarakat agama saling menuduh satu sama lain sebagai yang tidak toleran, dan keduanya menghadapi tantangan konsep-konsep toleransi agama. Tanpa harus mempunyai kemauan untuk saling mendengarkan satu sama lain. Inilah sah satu satu sebab terjadinya ketidakharmonisan umat beragama di Indonesia.

24 Alamsyah Ratu Perwira Negara, Kehidupan Beragama Dalam Negara Pancasila, (Jakarta : Depag RI, 1982), hlm. 50

25 Departemen Agama RI, Hubungan Antar Umat Beragama (Tafsir Al-quran Tematik), Jakarta : Departemen Agama,2008, hlm. 83-86

(39)

21

Perbedaan adalah hal yang tak dapat dipungkiri oleh siapapun.

Dalam toleransi semakin dalam perbedaan semakin dalam pula diperlukan sikap tenggang rasa pengendalian diri dan pengertian. Jika ada pertentangan seperti apapun itu harus memeliki kesadaran untuk selalu menjaga kesetiakawanan, toleransi dan rasa persaudaraan. Harus pula bisa mengendalikan diri dari emosi yang bisa memicu permusuhan.Setiap manusia juga harus menanggalkan sikap egois, ingin menang sendiri dan menganggap dirinyalah yang selalu benar.

Setiap perbedaan ataupun kesalahpahaman yang terjadi sebisa mungkin diselesaikan secara bersama tanpa ada perasaan memihak ataupun membeda-bedakan. Karena pada hakikatnya perbedaan bukan untuk dibedakan tetapi untuk memberikan warna dalam nuansa perdamaian.

Untuk menciptakan kondisi yang penuh perdamaian, masyarakat, pemerintah dan negara harus saling bahu membahu untuk mencapai tujuan bersama.Karena pemerintah juga bertanggung jawab penuh atas eksistensi agama, kehidupan beragama dan kerukunan hidup beragama.

Antara masyarakat, negara, dan pemerintahan masing-masing memiliki peranan yang penting dalam kontribusinya membangun perdamaian.

Masing-masing tak dapat dipisah dan berjalan sendiri-sendiri karena antara masyarakat, negara, dan pemerintahan saling memiliki keterkaitan.Negara berdiri karena adanya masyarakat yang kemudian di dalamnya terdapat pemerintahan yang mengaturnya.26

Sedangkan dalam Agama Kristen Toleransi merupakan modal utama untuk dapat hidup berdampingan ditengahmasyarakat majemuk.

Gereja Tuhan sebagai bagian dari masyarakat plural wajibmempraktekkan dan menghidupi pengajaran dan teladan Tuhan Yesus Kristus. Toleransiyang adalah nyawa kerukunan hidup harus mendapatkan porsi maksimal dan pengajarandan praktek kehidupan dalam interaksi social. “Toleransi yang dipahami sebagai

26M. Saerozi, Politik Pendidikan Agama dalam Era Prulalisme, (Tiara Wacana Yogya:2004), hlm. 20

(40)

tolerantia,berarti memberi kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran.”27

Sebab itudapat dipahami istilah toleransi mengacu pada sikap terbuka, lapang dada, suka rela dankelembutan terhadap orang lain yang memilliki perbedaan pandangan dan keyakinan.Unesco mengartikan toleransi sebagai sikap saling menghormati, saling menerima, salingmenghargai di tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter manusia.”28

Sebab itu kata toleransi dapatdipahamisebagai sikap, pengakuan dan penerimaanbahwa setiap orang adalah setara, sederajat serta memilki harkat dan martabat yang sama. Dengan demikian setiap orang wajib menerima orang lain dengan sikap positif, menghargai orang lain dalam rangka menggunakan hak asasinya sebagai manusia. Toleransi beragama merupakan sikap dan pandangan yang mencakup masalah- masalahkeyakinan dalam diri manusia yang berhubungan dengan ajaran, nilai dan norma atauketuhanan yang diyakininya. Setiap orang harus dihormati dan diberikan kebebasan untuk meyakini dan memeluk agama serta melaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau diyakininya.29

Diketahui bersama bahwa; “Sumber utama bagi pandangan dan sikap Kristen dalam Alkitab Perjanjian Baru tentang pluralisme dan toleransi adalah teladan yangdiperlihatkan Yesus. Yesus atau agama Kristen muncul, berkarya dan beredar mulai-muladi dalam kalangan masyarakat dan agama Yahudi. Jadi ketika hal itu muncul, pluralitas sudah menjadi bagiannya. Tuhan Yesus dalam teladan hidup dan pengajaranya mewariskan nilai toleransi yang terdokumentasi dengan baik dalam kitab suci Alkitab merupakan tuntunan wajib bagi orang

27 Casram Casram, “Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural,”

Wawasan: JurnalIlmiah Agama dan Sosial Budaya (2016). Hal, 188

28Ibid,

29Ibid,

(41)

23

percaya untuk berpikir dan bertindak. Ajaran Tuhan Yesus tentang toleransi begitu tegas, lugas dan jelas sehingga mudah diterima.30

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi beragama yaitu:

a. Kepribadian

Salah satu tipe kepribadian yang berpengaruh terhadap toleransi adalah tipe kepribadian extrovert. Ciri individu bertipe kepribadian extrovert adalah: bersifat sosial, santai,aktif, dan cenderung optimis.

Dengan ciri-ciri tersebut maka individu dengan tipe kepribadian extrovert cenderung lebih bisa menjalin hubungan dengan out group.

Kecenderungan tersebut mengakibatkan perasaan in group dan out groupnya kurang berkembang.

b. Lingkungan Pendidikan

Menurut teori belajar sosial, toleransi diwariskan dari generasi ke generasi melalui proses sosialisasi. Terdapat tiga lingkungan pendidikan yang digunakan dalam proses sosialisasi tesebut, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.Di lingkungan keluarga, orangtua memainkan peran yang

;sangat penting dalam membantu perkembangan toleransi pada anak.

Anak-anak mengobservasi sikap dan perilaku orangtua mereka dan merekamampu menangkap isyarat-isyarat non verbal yang dilakukan olehorangtua mereka ketika bereaksi terhadap individu di luarkelompoknya, akibatnya jika orangtua toleran maka anak-anak tersebutcenderung menjadi toleran.

Sebaliknya jika orangtua intoleran makaakan mengarahkan anak menjadi intoleran Di lingkungan pendidikan formal baik di sekolah maupunkampus, seorang siswa/mahasiswa akan mendapatkan informasi yanglebih akurat dan objektif tentang kelompok lain. Informasi tersebutdapat diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap perilaku kelompok lain.

30Stanley R. Rambitan, “Pluralitas Agama Dalam Pandangan Kristen,” Shanan Journal Pendidikan AgamaKristen 1 (2017). Hal, 99

(42)

Dengan pengamatan langsung tersebut siswa/mahasiswa dapat memperoleh informasi tentang kelompok lain yang lebih akurat danobjektif sehingga informasi yang bias dan stereotip yang dimilikisebelumnya dapat berubah. Konsekuensinya toleransi mereka meningkat. Lingkungan pendidikan sangat menentukan dan memberi pengaruh terhadap pembentukan sikap, penerimaan, tingkah laku, dan toleransi setiap mahasiswa terhadap berbagai kemajemukan (etnis, organisasi, dan agama).

c. Kontak Antar Kelompok

Untuk meningkatkan toleransi antar kelompok diperlukan peningkatan kontak antar kelompok. Berkaitan dengan hal tersebutAllport dalam Brown (1995) mengajukan suatu hipotesis yangkemudian dikenal dengan contact hypothesis, yaitu suatu teori yangmenyatakan bahwa peningkatan kontak antar anggota berbagaikelompok akan mengurangi intoleransi di antara kelompok tersebut. Kontak dapat mengurangi intoleransi di desa Tambusai barat sangat mengutamakan Toleransi beragama yang membuat mereka senantiasa hidup rukun dan damai.

B. Kajian Relevan

Adapun peneliitian terdahulu yang dijadikan tolak ukur dan dijadikan kajian sebelumnya agar menghindari plagiarism. Sehingga peneliti dapat melakukan pembedaan dengan peneliti-peneliti tersebut, berikut ini adalah beberapa penelitian yang digunakan peneliti sebagai tinjauan pustaka :

1. Penelitian yang berjudul Toleransi Masyarakat Beda Agama, ditulis oleh Suvia Nisa Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 25 september 2019. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang Bagaimana bentuk toleransi yang dilakukan di Krisik ketika menjalin interaksi dengan umat agama lain.31

31 Suvia Nisa, Toleransi Masyarakat Beda Agama,(Skripsi Universitas Airlangga Surabaya,2019)

(43)

25

2. Penelitian yang berjudul Toleransi Beragama dalam Perspektif Tafsir Fi Zhillalih Qur’an, ditulis oleh Rahmalia pada tanggal 08 januari 2018 Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang cara bertoleransi yang sesuai dengan aturan dan syariat dalam Al-Qur’an menurut tafsir i Zhillalih Qur’an.32

3. Penelitian yang berjudul Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Memperkokoh Persatuan Dan Kesatuan Bangsa, ditulis oleh Lely Nisvilyah pada tanggal 24 mei 2013. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang nilai-nilai dasar yang menjadi landasan terbentuknya toleransi antar umat beragama, bentuk toleransi antar umat beragama islam dan Kristen di Dusun Segaran Kecamatan Delanggu Kabupaten Mojokerto.33 4. Penelitian yang berjudul Implementasi Toleransi Antar Umat Beragama di

desa Kolam Kanan Kecamatan Barambai Kabupaten Baritokuala, ditulis oleh Zainul Akhyar pada tahun 2015. Dalam penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana Impelemtasi toleransi antar umat Bergama didesa Kolam Kanan Kecamatan Barambai Kabupaten Baritokuala.34

5. Penelitian yang berjudul Toleransi Antara Umat Beragama di Kota Bandung,ditulis oleh Hermawati pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji toleransi dalam Hubungan antara umat beragama di kota bandung yang diukur melalui seberapa jauh para pemeluk agama menentukan jarak sosial mereka terhadap para pemeluk agama lainnya.”hasil penelitian menununjukkan bahwa indeks toleransi antar umat beragama di kota Bandung berada pada kategori “ tinggi”.35

6. Penelitian yang berjudul Penanaman Nilai Toleransi Antara Umat Beragama Di Kalangans Siswa SMP Di Yogyakarta,ditulis oleh Novalia

32 Rahmalia, Toleransi Beragama dalam Perspektif Tafsir Fi Zhillalih Qur’an,(Skiripsi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,2019).

33 Lely Nisvilyah, Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Memperkokoh Persatuan Dan Kesatuan Bangsa,(Skiripsi Universitas Islam Majapahit,2019)

34 Zainul Akhyar, Implementasi Toleransi Antar Umat Beragama di desa Kolam Kanan Kecamatan Barambai Kabupaten Baritokuala,(Skiripsi Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin,2015)

35 Hermawati, Toleransi Antara Umat Beragama di Kota Bandung,(Skiripsi Universitas Islam Bandung,2016)

Referensi

Dokumen terkait

Sport je danas vrlo respektabilna aktivnost zbog čega se istražuje i kao posebna djelatnost kroz razvoj specifičnog oblika turizma koji se naziva sportski

sampah dengan metode 3R(reduce,reuse,recycle) dirasa masih kurang efektif diterapkan di berbagai tempat,pengelolaan sampah sejak dari sumbernya merupakan salah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan akhir dari sebuah penelitian ini berupa memarafrasakan legenda “Tuak (Aren)” menjadi

Pada latar belakang telah dijelaskan bahwa dalam teks 2 Petrus 3 terdapat dua sikap manusia menjalankan kehidupan tidak mencerminkan manusia yang mencintai

Dalam buku Antologi Syair Simbolik dalam Sastra Indonesia Lama, „Syair Bayan Budiman‟ „Syair Kumbang dan Melati‟, dan „Syair Nyamuk dan Lalat‟

Wang Sutrisno, September 2000 Pengaruh Stock Split terhadap Likuiditas dan Return Saham -Likuiditas -Return Saham -Uji Beda Dua Rata – Rata -Regresi Berganda

Dalam pengerjaan laporan ini difokuskan pada perancangan antarmuka, langkah yang dilakukan untuk merancang aplikasi ini adalah dengan menganalisis gedung dan sumber

Berdasarkan pemaparan pada tujuan dan hasil pengujian media pembelajaran interaktif yang di kemas dalam bentuk cd interaktif, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai