Meeya Maulina Ismala
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
[email protected] MGS. Nazaruddin
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
[email protected] Mardiah Astuti
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara [email protected]
Alimron
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
[email protected] Received: 02, 2022. Accepted: 12, 2022.
Published: 12, 2022
IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN PESANTREN DI SEKOLAH ISLAM TERPADU
Abstract
This study discusses the implementation of the concept of pesantren education in the SIT Al-Furqon dormitory in Palembang. The problems studied are the form of the pesantren education concept that is applied, the process of implementing the applied Islamic boarding school concept, and the supporting and inhibiting factors. The research method uses qualitative methods. The research informants were the leaders and teachers at the SIT Al-Furqon Palembang dormitory totaling six people. Collecting data using observation, interviews and documentation. Data analysis used qualitative analysis. The results showed that the education concept applied in the SIT Al-Furqon Palembang boarding house included the curriculum, educational process and facilities and its mission and vision.
The pesantren curriculum can be seen from the dormitory activities and subjects. The educational process can be seen from the aspects of teaching and learning activities, methods and dormitory atmosphere. The implementation of the concept of pesantren education carried out in the Al-Furqon dormitory can be seen from each dormitory activity, through activities of direction, guidance, communication, coordination and motivation to maintain the characteristics of the hostel as an integrated Islamic school based on pesantren. Factors that support the implementation of the concept of Islamic boarding school education include the curriculum, the role of the founder, human resource support, and adequate infrastructure. The inhibiting factor is that there are some students who are not disciplined, facilities are not maintained and lack of funds for funding. However, the inhibiting factor is not a significant obstacle.
Keywords : Islamic boarding school education concept, Integrated Islamic school
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana bagi bangsa Indonesia dalam memajukan kehidupan bangsa, sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 alinea keempat, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
(Penyusun 2015)Pendidikan menjadi jalan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menghasilkan karakter bangsa yang kuat.Karakter bangsa yang kuat dapat dicapai dari sistem pendidikan yang baik, tidak hanya mementingkan faktor kecerdasan intelektual semata, tetapi juga dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan serta menghasilkan output yang tidak saja dapat bersaing di dunia kerja, namun juga mumpuni dalam menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara. (Syarnubi et al. 2021) Guna mewujudkan cita-cita ini maka diperlukan pendidikan yang mencakup dua unsur utama yakni keunggulan akademik dan keunggulan non akademik seperti keuggulan spiritual.(Herawati 2020). Pendidikan akan berhasil melalui salah satu usaha yaitu melalui pengajaran dengan pelaksanaan melalui bimbinganyaitu pemberian bantuan arahan, motivasi, nasehat dan penyuluhan agar peserta didik mampu mengatasi, memecahkan masalah sendiri. (Syarnubi 2019:54)
Pendidikan merupakan sebuah kegiatan yang penting dilakukan oleh setiap orang, karena melalui pendidikan seseorang mampu mengembangkan potensinya sehingga mampu mengetahui, mengerti dan melakukan sesuatu yang terbaik untuk dirinya baik untuk kepentingan hidupnya di dunia maupun akhirat. Pendidikan merupakan sebuah usaha untuk membentuk individu agar mandiri menjadi dirinya sendiri, beriman dan bertakwa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan terampil sesuai dengan minat dan potensi dirinya. (Arifin 2016) Hakikat dari pendidikan terletak pada proses yang sistematis melalui komponen-komponen pendidikan yang dilakukan sehingga menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sesuaiharapan. Setiap hasil yang baik tentunya dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, dalam Islam pendidikan baik bagi laki-laki maupun perempuan menjadi sebuah keharusan yang paling utama dilakukan sebelum beribadah. Hal ini bertujuan supaya umat Islam dapat beribadah dengan benar, yaitu beribadah dengan ilmu dan tatacara yang benar dan beramal sesuai
dengan aturannya. Hal ini berarti pendidikan merupakan sebuah proses yang penting diikuti setiap individu sebagai upaya meningkatkan taraf hidup dan kemampuannya menjalankan perintah agama.
Pondok pesantren adalah pendidikan Islam tertua dan berpengaruh di Indonesia. Pesantren sebagai sebuah institusi pendidikan Islam, mengajarkan nilai- nilai Islam yang bersumber dari Al-Quran, Hadits, dan kitab-kitab kuning sebagai pedoman prilaku hidup sehari-hari.(Aly 2017)Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan yang tidak jauh berbeda dengan pendidikan agama Islam yakni mencapai akhlak yang sempurna atau mendidik budi pekerti dan jiwa. Maksud mencapai akhlak yang sempurna yakni dapat digambarkan pada terciptanya pribadi muslim yang mempunyai indikator iman, taqwa, ta’at menjalankan ibadah, berakhlak mulia dan dewasa secara jasmani dan rohani, serta berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran Islam.
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Islam Terpadu Al Furqon Palembang. Alasan mengambil lokasi ini karena Al-Furqon merupakan salah satu sekolah Islam terpadu yang menggunakan konsep pendidikan pesantren dalam proses belajar mengajar di sekolah. Karakteristik pesantren yang dominan di SIT Al-Furqon nampak pada program unggulannya yaitu Tahfiz Quran.Program tersebut berlangsung melalui kegiatan-kegiatan asrama. Siswa dibentuk karakternya sesuai dengan ajaran Islam yaitu menguasai Ilmu Al-Quran, hadist- hadist, dan berakhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulallah saw.
Penanaman nilai-nilai agama dilakukan melalui aktivitas shalat lima waktu berjamaah, sholat dhuha berjamaah, dan tadarus Al-Quran setiap hari. Suasana belajar mengajar dan lingkungan sekolah yang Islami dan juga cara berpakaian siswa dan guru-guru juga Islami menggambarkan nuansa keislaman yang kental di sekolah ini, mirip seperti lingkungan pesantren.
Sekolah Islam Terpadu Al Furqon Palembang merupakan salah satu Sekolah Islam yang menjadi bagian pembangunan peradaban umat Islam, Satu- satunya Sekolah yang berbasis Islam (Fullday and Boarding) di Kota Palembang Darussalam dan terdaftar sebagai anggota JSIT Indonesia. Selain itu visi dan misi Al-Furqon itu konsen dan terdepan dalam mencetak ahli fikir, ahli zikir dan ahli
ikhtiar khususnya siswa Asrama SIT Al-Furqon Palembang akan di betuk menjadi Islamic miniatur infuture leader dengan zikir fikir dan ihtiar itu. Lulusan diharapkan dapat tumbuh sebagai pemimpin umat, pemimpin masa depan,pemimpin peradaban, mereka adalah generasi yang cerdas yang luas tasqofah berfikirnya sekaligus moderen tapi tetap teguh dengan nilai-nilai akhlak, dan memiliki syahsyiah Islamiyah yang kokoh atau kepribadian karakter yang Islami yang menjadi ciri khas dan menjadi basis identitas mereka di tengah-tengah kehidupan masyarakat sehingga mereka itu menjadi pemimpin peradaban.(Muhammad 2020)
Tujuan didirikan Yayasan Al-Furqon adalah untuk menghidupkan dan menghasilkan dakwah dan pendidikan yang bernuansa Islami, membentuk generasi berakhlaq mulia, membentuk kepribadian muslim yang berhati jernih dan mulia dengan mengadopsi konsep pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung yang berdasarkan pada al-Qur’an dan Sunnah rasul.(Muhammad 2020)Al-Furqon mengadopsi konsep pendidikan Daarut Tauhid sebagai bagian pengembangan dari lembaga pendidikan Daarut Tauhiid, di bawah kepemimpinan KH. Abdullah Gym Nastiar yang dikenal dengan nama AA Gym.Pada hakikatnya, konsep pendidikan pondok pesantren di Indonesia tidak terlepas dari format pendidikan Islam dari Dinasti Umayyah(Nazaruddin 2020). Dari hasil penelitian ini maka diprediksikan bahwa secara umum konsep pendidikan Al-Furqon juga tidak terlepas dari pendidikan Islam tersebut. Pendidikan pada masa Dinasti Umayyah dilaksanakan dengan berpedoman pada sumber ajaran Islam yaitu Al-Quran dan Hadits RasulAllah, saw.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada 12 Agustus 2021 yang lalu, diketahui terdapat permasalahan yang terjadi dalam pendidikan di SIT Al-Furqon adalah implementasi konsep pendidikan sebagaimana cita-cita yayasan, tidak dapat tercapai dengan optimal karena karakteristik peserta didik yang berbeda-beda, baik dari latar belakang pendidikan, budaya, tradisi keluarga, pergaulan, dan tingkat agama peserta didik sehingga juga menjadi tantangan terbesar dalam mengimplementasikan konsep pendidikan pesantren.Selain karakter peserta didik yang berbeda, faktor karakteristik tenaga pendidik juga berbeda-beda
pula sehingga menjadi tantangan dalam mengimplementasikan konsep pendidikan yayasan Al-Furqon.(Anon n.d.)Dari permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji implementasi konsep pendidikan Al-Furqon, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini berjudul, Implementasi Konsep Pendidikan Pesantren di Sekolah Islam Terpadu Al-Furqon Palembang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dan metode yang penulis gunakan adalah kualitatif. Informan penelitian meliputi informan kunci, yaitu ketua yayasan, kepala asrama, dan ustadza berjumlah 7 orang di asrama SIT Al-Furqon Palembang, dan informan pendamping, yaitu santri berjumlah 3 orang di asrama SIT Al-Furqon Palembang.Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.Wawancara digunakan untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan Implementasi Konsep Pendidikan Pesantren di Asrama SIT Al- Furqon Palembang.Observasi untuk mengamati secara langsung Implementasi, sertadokumentasi untuk mendapatkan data-data untuk mendukung kebenaran dari data hasil wawancara tersebut. Datadianalisis menggunakan teknik kualitatif, yang dilakukan dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, triangulasi data, dan penarikan kesimpulan. (Arikunto 2006; Idrus 2009; Muri Yusuf 2014;
Sugiyono 2015)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Bentuk Konsep-Konsep Pendidikan Pesantren yang Diadopsi Oleh SIT Al- Furqon Palembang
Yayasan Sekolah Islam Terpadu Al-Furqon merupakan lembaga pendidikan Islam yang fokus pada pendidikan yang membawa misi dakwah Islamiah, dimana di dalamnya ada misi mengajak santri pada kebaikan dan kebenaran ajaran Islam dan mengajak untuk meninggalkan larangan Islam.Anak di yayasan ini dibimbing melalui pendidikan Islam dari tiga jenjang, mulai dari SD, SMP, dan SMA.Al-Furqon merupakan sekolah umum yang membawa misi Islam, yakni pendidikan umum dan pendidikan
Islam.Secara operasionalnya pendidikan Islam yang mengadopsi konsep pendidikan pesantren dilaksanakan secara khusus di sekolah asrama, dimana peserta didik, dibina dan diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan dan wawasan keislaman seperti layaknya pesantren.
Kurikulum pendidikan yang digunakan oleh pesantren merupakan gabungan kurikulum agama dan kurikulum pendidikan nasional. Konsep ini bertujuan agar output pendidikan yang dihasilkan menguasai ilmu-ilmu pendidikan umum dan juga memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan agama yang tidak hanya teori namun juga dipraktikkan untuk diamalkan sehingga santri menjadi individu yang memiliki berbagai ilmu pengetahuan umum dan juga bertakwa kepada Allah swt. Berdasarkan hasil observasi, diketahui asrama SIT Al-Furqon menggunakan dwi kurikulum, yaitu kurikulum agama dan juga kurikulum nasional.(Anon n.d.)
Sistem Tarbiyah diterapkan di Asrama SIT Al-Furqon Palembang dalam bentuk kegiatan pendidikan dengan menanamkan kedisiplinan pada siswanya.Hal ini dilihat dari kegiatan asrama dimulai Pukul 03.30 Pagi, dimana semua siswa harus bangun, mandi dan shalat malam.Setelah itu, pukul 04.30 sampai dengan pukul 05.00 dilanjutkan dengan shalat subuh berjamaah, zikir, dan berdoa.Kegiatan dilanjutkan dengan tahfidzul Quran selama 1 jam 30 menit. Kemudian pukul 06.30 sampai pukul 07.00 Wib semua siswa harus sarapan pagi.Kegiatan pembelajaran dimulai 07.00 sampai dengan pukul 14.00 WIB.Setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran maka seluruh siswa diarahkan untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah sampai waktu shalat ashar.Ketika waktu shalat ashar tiba, yaitu pukul 15.00 sampai pukul 16.00, siswa dibimbing untuk shalat ashar berjamaan, dzikir, dan berdoa.Setelah selesai, siswa dipersilakan untuk mengantar dan mengambil laundry seragam sekolah.Semua siswa diberi waktu satu jam.Pukul 16.00 sampai dengan pukul 16.30 siswa mandir sore dan persiapan pembelajaran kitab. Pukul 16.30 sampai dengan pukul 17.15 waktunya bagi semua siswa untuk pembelaajran kitab, seperti akhlakul lil banin, taisirul kholaq, tali'mul muta'alim, fiqih wadih, safinah annajah, khulashoh nurul yaqin, aqidatul awwam, mahfudzot, dan tafsir.
Setelah selesai, pukul pukul 17.15 sampai pukul 17.45 waktunya bagi siswa untuk makan sore.(Anon n.d.)
Kegiatan siswa kemudian dilanjutkan tilawah al-quran dan dzikir al mat surat mulai pukul 17.45 sampai dengan pukul 18.00 wib. Setelah itu, pukul 18.00 sampai 18.30 Wib dilanjutkan shalat magrib berjamaah, zikir, dan doa.
Pukul 18.30 sampai dengan 19.30, pembelajaran dilanjutkan Tlaqqi Al-Quran dan bahasa. Pukul 19.30 sampai dengan pukul 20.00 kegiatan shalat Isya berjamaah, dzikir, dan doa. Pukul 20.00 sampai dengan pukul 21.30 pembelajaran mapel yang meliputi, bina pribadi Islam, durusul lughah, tajwid, hadits, dan mudhadharoh. Pukul 19.30 sampai dengan pukul 22.00 wib persiapan tidur malam.Pukul 22.00 wib siswa wajib tidur dan wajib bangun pada pukul 03.00 Wib.(Anon n.d.)
Interaksi antar individu dengan individu di asrama SIT Al-Furqon mirip dengan suasana di pesantren. Suasana asrama yang nyaman, ditambah dengan suasana kekeluargaan yang tinggi dilihat dari hubungan antara guru dan siswa, siswa dan siswa, pimpinan asrama dengan guru dan siswa yang akrab serta suasana Islami yang kental. Interaksi dilihat dari sikap bertegur sapa antara penghuni asrama, dimanasantri mengucapkan, assalamualaikum ketika bertemu dengan santri lainnya di lingkungan asrama.(Anon n.d.)
2. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar yang berlangsung di asrama SIT Al-Furqon dilakukan dengan membedakan asrama Ihwan dan asrama akhwat. Jadwal belajar dilakukan setiap hari, kegiatan belajar mengajarnya sama antara Ihwan dan akhwat. Proses belajar mengajar ditekankan pada misi amar ma'ruf nahi munkar, pengaderan ulama dan pengembangan ilmu Islam. Di sekolah asrama, pendidikan dilanjutkan untuk mendidik siswa paham tentang ajaran agama, baik al-quran maupun hadits untuk tujuan amar ma'ruf nahi munkar. Pada proses pendidikan di asrama SIT Al-Furqon ini, amar ma'ruf nahi munkar dilaksanakan untuk membimbing siswa agar dekat dengan ajaran agama dan memiliki akhak mulia seperti yang diperintahkan oleh Islam. Amar maruf nahi munkar merupakan misi yang diemban oleh Asrama SIT Al-Furqon. Misi ini diterapkan
dalam proses pendidikan kepada seluruh siswa. Tujuannya adalah untuk mendidik siswa sebagai penerus bangsa agar melaksanakan ajaran Islam dengan baik dan benar, serta berakhlak mulia.Siswa yang dibiasakan berbuat baik dan benar maka diharapkan dapat terhindar dari perbuatan tercela, melanggar ajaran Islam.
Al-Furqon sebagai sekolah Islam Terpadu memiliki program pendidikan yang unggul. Hal ini dapat dilihat dari programnya sebagai berikut: (a) Menggunakan kurikulum 2013 dengan metode pembelajaran Active Learning, diperkaya dengan pembelajaran Al-Qur’an, Bahasa Arab serta pendalaman materi; (b) Pembelajaran agama Islam (Aqidah, Fiqih, Sirah, Praktek Ibadah);
(c) Kegiatan Boarding School (pendalaman materi keislaman dan akademik; (d) Kegiatan Mentoring; (e) Sistem Guru Pamong dengan ratio guru dan murid 1 : 10; (f) kunjungan edukatif keberbagai tempat yang mengandung nilai pengetahuan; (g) home visit; (h) pembelajaran Outdoor dan Indoor menggunakan sarana multimedia; (i) Malam Bina Iman dan Takwa (mabit); (j) pengembangan bakat berorganisasi dan Enterpreneur; (h) target Tahfidz minimal 3 Juz; (i) Seminar kelas dan bedah buku; (j) Kunjungan edukatif bidang study; (k) Pidato Bahasa Inggris dan Bahasa Arab; (l) Gardening / Vrentenary;
(m) Kegiatan Special Event.
PEMBAHASAN
Bentuk Konsep-Konsep Pendidikan Pesantren yang Diadopsi Oleh SIT Al- Furqon Palembang
Kurikulum merupakan salah satu konsep pendidikan pesantren di asrama Al-Furqon.Sebagai sekolah Islam, penting bagi Al-Furqon menggunakan dua kurikulum dalam kegiatan pembelajaran supaya santri memperoleh pemahaman yang seimbang antara ilmu agama dan ilmu umum.Asrama SIT Al-Furqon memiliki kurikulum yang ganda, yaitu kurikulum nasional dan kurikulum pesantren.
Kurikulum tersebut dipadukan agar selarasa dalam penyampaiannya dan selaras dalam materinya dan kuantitas pengajarannya.Hal yang menjadi ciri khas dari SIT Al-Furqon adalah pembelajaran agama lebih banyak dan diutamakan. Aktivitas
siswa di Asrama SIT Al-Furqon setiap hari sepenuhnya membimbing siswa agar menjadi pribadi yang unggul seperti pribadi yang dikehendaki oleh Islam, yaitu memiliki akhlak yang mulia, disiplin dalam beribadah secara baik dan benar, serta menguasai ilmu pengetahuan dan terampil sesuai dengan minat dan bakatnya.
Selain bertegur sapa ketika bertemu, pola interaksi antar santri dan guru dapat dilihat dari sikap ramah tamah dalam berkomunikasi. Selain itu, di asrama Al-Furqon santri dibina menggunakan gaya hidup muslimah, baik dalam bertutur kata maupun dalam berbusana. Gaya hidup merupakan kebiasaan sehari-hari yang menjadi aktivitas rutin seseorang.Gaya hidup lahir karena kebiasaan hidup sehari- hari. Gaya hidup sebagai kebiasaan baik di asrama al-furqon yang ditanamkan pada siswa adalah kebiasaan-kebiasaan baik yang meliputi kedisiplinan, shalat lima waktu tepat waktu, tilawah Quran, dan olahraga.
Asrama SIT Al-Furqon Palembang sebagai sebuah lembaga pendidikan berbasis agama dan umum memilliki program khusus pengajian. Program ini bertujuan untuk mencetak generasi muda yang memilliki pemahaman agama yang bagus dan hapal al-Quran, serta memiliki kebiasan membaca al-Quran dengan benar dan tepat.Praktik pengajian di asrama SIT Al-Furqon ini secara garis besar mirip dengan pesantren.Praktik dilakukan secara terjadwal setiap hari dan dibimbing oleh ustadz dan ustadza dengan metode pengajaran yang bervariasi.Setiap santri diberi kewajiban untuk mengaji setiap hari dan menghapal al-Quran secara terjadwal dan terprogram dengan baik.
Asrama SIT Al-Furqon sebagai sebuah sekolah berbasis pesantren memilliki ciri khas selayaknya pesantren, yaitu melaksanakan pengajaran bahasa asing pada siswa. Bahasa asing yang dimaksud adalah bahasa Inggris dan bahasa Arab. Menurut AF, pengajaran bahasa asing diterapkan setiap hari. Pengajaran sebagai mata pelajaran dilakukan di dalam kelas, sedangkan pengajaran sebagai kegiatan praktik dilakukan di lingkungan asrama.Dari pendapat A di atas diketahui, pengajaran bahasa asing di Al-Furqon terdiri dari bahasa Inggris dan bahasa Arab.Pengajaran teori di dalam kelas dan praktik di luar kelas dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa berbahasa.
Penggunaan bahasa yang diterapkan di Asrama dan lingkungan sekolah SMA IT Al-Furoan ada tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Pada penerapan sistem tiga bahasa ini, sekolah membuat program pembelajaran secara khusus dengan adanya pembelajaran bahasa arab dan bahasa inggris berdasarkan sistem kurikulum Internasional.Proses penerapan model pembelajaran ini dilakukan secara interaktif sehingga pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa arab dapat diterima dan dipelajari dengan baik oleh seluruh peserta didik.
Harapan sekolah adalah agar lulusannya siap menghadapi tantangan di pendidikan yang lebih tinggi dan ketika mereka terjun di masyarakat. Dengan menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang terstandar internasional, para peserta didik diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di kancah dunia yang berkarakter islami.
Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan di atas diketahui bahwa pengajaran bahasa asing di Asrama SIT Al-Furqon telah berlangsung sejak pertama kali berdirinya asrama.Pengajaran dilakukan melalui dua strategi, yaitu pembelajaran di dalam kelas dan praktik di luar kelas, untuk siswa terbiasa berbahas Inggris dan Arab.
A. Proses Belajar Mengajar
Proses pendidikan yang dilaksanakan di asrama SIT Al-Furqon ini berlangsung seperti halnya di pesantren. Pola pembelajaran asrama, dimana siswa menginap di asrama untuk melaksanakan setiap program yang ada di asrama.Siswa belajar secara terfokus dengan kegiatan-kegiatan yang dijadwalkan oleh asrama. Mereka tinggal menetap di asrama selama menempuh proses pendidikan. Asrama SIT Al-Furqon melakukan proses pendidikan asrama dan pendidikan di sekolah (kelas). Siswa belajar di kelas seperti sekolah pada umumnya, yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran umum dan mata pelajaran khusus.Sebagaimana layaknya pesantren, asrama SIT AL-Furqon juga memiliki misi pengaderan ulama.Selain pengkaderan melalui bimbingan kepada siswa, kegiatan perlombaan pada hari besar Islam, pengkaderan ulama juga dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan juga program tahfiz quran.Pengkaderan ulama dilakukan melalui program bimbingan
kepada siswa, program kegiatan asrama setiap hari, perlombaan perlombaan da'i dan da'iyah pada hari besar Islam dan program unggulan yaitu Tahfiz Quran.Tujuan pengkaderan adalah mencetak generasi Islam yang beriman dan bertakwa dan berakhlak mulia serta menyampaikan dakwah Islamiah pada orang banyak.
Asrama SIT Al-Furqon mengembangkan ilmu Islam melalui serangkaian program asrama baik di dalam kelas maupun di dalam asrama. Pembelajaran melalui mata pelajaran yang diajarkan di dalam kelas dan mata pelajaran agama yang diajarkan di asrama sebagai kegiatan tambahan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa asrama.Pengembangan ilmu Islam dipelajari agar siswa memahami ajaran Islam dengan baik dan benar.
B. Proses Implementasi Konsep Pendidikan Pesantren
Proses implementasi konsep pendidikan pesantren yang dilakukan di asrama SIT Al-Furqon Palembang tidak jauh berbeda dengan konsep pendidikan pesantren, akan tetapi hal yang membedakan di dalam penerapan konsep pendidikan di Al-Furqon adalah pada sistem pembelajaran, siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dan di asrama dengan identitas sekolah Islam terpadu, sedangkan pada pesantren khusus dengan pembelajaran pesantren.
Asrama SIT Al-Furqon menyeimbangkan kualitas pendidikan umum dan pendidikan agama secara keseluruhan. Proses implementasi diawali dengan melakukan pengarahan.Lembaga pendidikan merupakan kumpulan dari orang- orang yang berlatar belakang pendidikan dan memiliki keahlian di bidang tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.Misi dan misi lembaga dapat tercapai dengan peran dari semua pihak.Oleh karena itu dalam implementasi konsep pendidikan pesantren, dibutuhkan pengarahan kepada pendidik agar memiliki satu misi dan visi bersama yaitu misi dan visi asrama.
Pada proses implementasi konsep pendidikan pesantren di asrama Al- Furqon dilakukan kegiatan pengarahan. Pada kegiatan ini pimpinan memberikan pengarahan setiap hari senin dalam upacara bendera sebagai pembina upacara.Proses implementasi konsep pendidikan pesantren yang diterapkan di asrama Al-Furqon selalu dilaksanakan secara rutin dalam kegiatan khusus
seperti upacara bendera setiap hari Senin. Tujuan pemberian asrama adalah untuk mengingatkan agar seluruh pihak asrama dapat bekerjasama melaksanakan konsep pendidikan Al-Furqon dan menjaga karkatersitiknya sebagai sekolah Islam Terpadu.
Pada proses implementasi konsep pendidikan pesantren dilakukan kegiatan bimbingan, komunikasi dan koordinasi antara pimpinan dan bawahan.
Bimbingan, komunikasi dan koordinasi berkaitan dengan semua pekerjaan yang berbentuk kegiatan asrama setiap hari.Pelaksanaan bimbingan dalam proses implementasi konsep pendidikan pesantren di asrama SIT Al-Furqon dilakukan pada guru baru dan peserta didik baru. Selain bimbingan, dilakukan pula komunikasi secara intens pada mereka.
Pimpinan dan bawahan di asrama Al-Furqon selalu berkomunikasi dalam proses implementasi konsep pendidikan pesantren pada guru dan peserta didik baru, begitu pula dengan guru dan peserta didik lama untuk selalu berkoordinasi.
Pengarahan di Asrama SIT Al-Furqon dilakukan secara berkala dengan berkoordinasi pada ketua asrama, pembimbing program dan ketua kelas dalam implementasi proses implementasi konsep pendidikan pesantren di asrama SIT Al-Furqon.Pengarahan implementasi konsep pendidikan pesantren dilakukan di asrama Al-Furqon Palembang dengan melakukan bimbingan, komunikasi, koordinasi dan juga motivasi.Pendidikan di asrama Al-Furqon selalu dilakukan pengarahan dalam implemetasinya pada proses pendidikan. Pengarahan dilakukan mellaui kegiatan bimbingan, koordinasi, komunikasi dan motivasi pada semua sumber daya asrama, secara khsusu dan secara umum.
C. Faktor-faktor Pelaksanaan Konsep Pendidikan Pesantren di SIT Al- Furqon Palembang
Secara umum pada beberapa pesantren, konsep pendidikan yang diterapkan memiliki karakter keagamaan yang khas dengan tarbiyah subuh, tabaruq, sistem pengajian yang rutin, praktik kegamaan, dan pembelajaran tiga bahasa. Sekolah Islam Terpadu mengadopsi konsep tersebut dan menerapkannya pada proses pendidikan sekolah yang memiliki konsep pendidikan nasional, sehingga dapat unggul pada kedua bidang tersebut secara seimbang. Kolaborasi
dua konsep ini pada sekolah umum, bukanlah suatu hal yang mudah tanpa dukungan dari sumber daya manusia dan fasilitas di dalamnya. Pelaksanaan konsep pendidikan pesantren di asrama SIT Al-Furqon Palembang dapat berhasil karena didukung oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Adanya Kinerja Pengurus yang Baik
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada 30 September 2021 yang lalu diketahui bahwa Asrama SIT Al-Furqon merupakan lembaga pendidikan yang berhasil menerapkan konsep pendidikan pesantren dalam proses belajar mengajar dan aktivitas santri sehari-hari. Implementasi ini berhasil terutama dalam mewujudkan visi dan misi yayasan Al-Furqon dan asrama SIT Al-Furqon.Keberhasilan Nampak karena dukungan kinerja pengurus asrama yang baik. Mayoritas pengurus merupakan orang yang tepat untuk melaksanakan bidang tugasnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan keilmuan pengurus(Hasil Observasi di SIT Al-Furqon, 30 Oktober 2021 n.d.).
Pengurus asrama SIT Al-Furqon Palembang bekerjasama satu dengan yang lain dalam menjalankan tugasnya membina dan membimbing santri agar melaksanakan tugasnya sebagai pembelajar dan melaksanakan kewajibannya sejak dini sebagai pemeluk Islam. Santri didik dan dimbimbing berbagai pengetahuan, wawasan, dan perilaku Islami agar terbiasa setiap hari.Pelaksanaan konsep pendidikan pesantren yang diterapkan oleh yayasan SIT pada asrama SIT Al-Furqon dapat berhasil karena dukungan kinerja kepengurusan yang baik.Kepengurusan yang memiliki budaya kerja organisasi yang terbimbing, demokratis pada pengembangan individu dan memiliki satu misi untuk memajukan asrama secara bersama-sama menjadi faktor pendukung keberhasilan implementasi konsep yang digunakan.Pengurus dan guru-gurunya bekerjasama sesuai kemampuan dan bidangnya masing-masing.Kesatuan visi ini yang memudahkan keberhasilan implementasi.
2. Peran Aktif Pendiri Pesantren
Suatu yayasan dengan lembaga-lembaga di dalamnya memiliki keterikatan satu sama lainnya. Hal ini sebagaimana diketahui bahwa asrama SIT Al-Furqon Palembang merupakan lembaga pendidikan yang berbasis Islam.Hasil observasi menunjukkan bahwa keberhasilan asrama dalam mengadopsi konsep pendidikan pesantren tidak terlepas dari peran serta aktif dari pondok pesantren.Implementasi konsep pendidikan pesantren yang diterapkan di SIT Al-Furqon didukung oleh peran pendiri (yayasan) yang perduli dengan kemajuan asrama.Pengembangan individu pengurus, ustadza/ustadz dan santri secara individu diperhatikan oleh yayasan.Kemajuan asrama dipantau secara terprogram dalam bimbingan, koordinasi dan komunikasi pada ketua asrama, guru-guru dan siswanya.
3. Adanya interaksi yang baik antar ustadz dan santri
Selain peran pendiri, implemntasi konsep pendidikan pesantren di Asrama SIT Al-Furqon Palembang berhasil karena dukungan ustadz dan ustadza yang berperan aktif dan loyal.Mereka bekerja dengan tulus dan produktif serta aktif dalam berbagai kegiatan asrama serta kreatif dalam mengembangkan kreavtivitasnya.Hasil pengamatan terhadap aktivitas di asrama yang berjalan secara kondusif dan imajinatif. Nampak, interaksi antar ustadza dan santri sangat akrab dan hangat dalam berbagai kegiatan di asrama(Hasil Observasi di SIT Al-Furqon, 30 Oktober 2021.).
Hasil pengamatan ini sejalan dengan pendapat AF yang menjelaskan, proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan santri di asrma ini berkualitas.
Interaksi antar ustadza dan santri di asarma ini hangat dan akrab sehingga mendukung keberhasilan penerapan konsep pendidikan pesantren.Mereka terlihat akrab namun tetap miliki batasan santri dan ustadza, sikap saling menghargai tetap diutamakan sebagaimana etika yang diajarkan sikap anak terhadap orang yang lebih tua.
4. Sarana dan prasarana memadai
Sarana dan prasarana sekolah merupakan hal yang penting dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran.Melalui sarana yang tersedia, kelancaran aktivitas asrama dapat terjamin dan pembelajaran lebih mudah
dan nyaman.Sarana dan prasarana dilakukan untuk kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar.
Hasil pengamatan di asrama ini, sarana yang tersedia telah mencukupi dan nyaman untuk kegiatan pembelajaran. Asrama dengan ruang yang full AC, tempat beriadah yang bersih dan luas, taman yang asri, ruang belajar yang luas dan lengkap memudahkan aktivitas santri. Santri tidak perlu ke luar untuk memenuhi kebutuhannya, karena tersedia di kantin dan juga koperasi sekolah.Selain itu, fasilitas olaharaga dan perpustakaan yang menyediakan buku-buku sesuai kebutuhan santri memudahkan santri dalam menimbah ilmu sebanyak-banyaknya.Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh asrama SIT Al-Furqon merupakan salah satu faktor yang membantu keberhasilan dari penerapan konsep pendidikan pesantren.Sarana dan prasarana yang dimiliki asrama ini sudah tergolong memadai dan layak.
Selain faktor pengdukung, keberhasilan konsep pendidikan pesantren ini diterapkan tidak terlepas dari hambatan.Faktor yang menjadi penghambat adalah sebagai berikut.
5. Pola perilaku santri dan siswa yang terkadang sulit diatur
Asrama SIT Al-Furqon Palembang menampung santri tingkat anak- anak dan remaja. Sesuai dengan tingkatan usianya, mereka merupakan anak- anak dan remaja yang berada pada masa perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Secara psikologis, karakter mereka memiliki perbedaan karena pengaruh latar belakang keluarga dan lingkungan sebelumnya mereka di asrama. Oleh karena itu, tidak semua santri dapat mengikuti proses pembelajaran yang sama dengan baik, menaati peraturan dengan mudah dan loyal. Selalu ada ditemukan kemungkinan yang bertolak belakang dengan peraturan yang ada, akan tetapi di asrama ini peneliti menemukan kuantitasnya realtif kecil atau sedikit. Pada kasus tertentu ini jelas terdapat siswa yang tidak dapat diatur dengan mudah, ini merupakan tantangan dari implemntasi pendidikan yang diterapkan di asrama.Akan tetapi, faktor ini tidak memberikan hambatan yang berarti karena kuantitasnya lebih sedikit.
6. Sarana dan prasarana yang tidak terjaga
Karakteristik sarana dan prasarana menurut masanya memiliki sifat kedaluarsa, sehingga ada pada masa tertentu (3 atau 5 tahun) terjadi penyusutan dan kerusakan.Hal ini yang disebut dalam penelitian ini sebagai sarana yang tidak terjaga dan berfungsi dengan baik.Selain ada beberapa siswa yang sulit diatur, terdapat pula kendala dalam hal sarana dan prasarana yang tidak terjaga dengan baik.Sarana yang kurang terjaga menjadi pemborosan dan kurang dari kebermanfaatan.Akan tetapi, penulis mengamati sarana yang tidak terjaga hanya sedikit jumlahnya.
7. Kurangnya Pendanaan
Pendanaan secara swadaya sudah dilakukan di asrama.Akan tetapi, untuk kemajuan lebih maju lagi perlu pendanaan yang semakin tinggi lagi terutama untuk pengembangan.Dari aspek minat masyarakat, Alhamdulillah di asrama Al-Furqon minat masyarakat masih tergolong tinggi, karena programnya yang unggul.
KESIMPULAN
Berdasarkanhasil penelitian dan pembahasan dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut. Pertama, konsep pendidikan yang diterapkandi asrma SIT Al- Furqon Palembang meliputi kurikulum, proses pendidikan dan sarana dan misi dan visinya. Kurikulum pesantren dapat diketahui dari kegiatan asrama dan mata pelajaran. Proses pendidikan terlihat dari aspekkegiatan belajar mengajar, metode dan suasana asrama. Kedua, implementasi konsep pendidikan pesantren dilakukan pada asrama Al-Furqon dapat dilihat dari setiap asktivitas asrama, melalui kegiatan pengarahan, bimbingan, komunikasi, koordinasi dan motivasi untuk menjaga keraktersitik asrama sebagai sekolah Islam terpadu berbasis pesantren. Ketiga, faktor yang mendukung implementasi konsep pendidikan pesantren meliputi, kurikulum, peran pendiri, dukungan sumber daya manusia, dan sarana prasarana yang memadai. Faktor menghambat terdapat beberapa peserta didik yang tidak disiplin, sarana yang tidak terjaga dan dana yang kurang untuk pendanaan. Namun faktor penghambat tidak menjadi kendala yang berarti.
DAFTAR PUSTAKA
Aly, Abdullah. 2017. “Studi Deskriptif Tentang Nilai-Nilai Multikultural Dalam Pendidikan Di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam.” Jurnal Ilmiah Pesantren 1.
Anon. n.d. Hasil Observasi di SIT Al-Furqon, 10 Oktober 2021.
Anon. n.d. Hasil Observasi yang Peneliti Lakukan pada 29 September 2021 di Asrama SIT Al-Furqon Palembang.
Anon. n.d. “Observasi Dilakukan Di Asrama SIT Al-Furqon Palembang Pada Tanggal 30 Januari 2021.”
Arifin, Gus. 2016. Keutamaan Zakat, Infak, Sedekah. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Herawati, Nety. 2020. “Karakteristik Sekolah Berbasis Pondok Pesantren.” UIN Raden Fatah Palembang.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.
Muhammad, Alfi. 2020. Wawancara Kepada Kepala Asrama SIT Al-Furqon.
Palembang.
Muri Yusuf. 2014. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitan Gabungan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Nazaruddin. 2020. “Pendidikan Islam Masa Umayyah Dan Indonesia.” Jurnal Studi Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga 16.
Penyusun, Tim. 2015. Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Ke-IV. Indonesia:
Direktorat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syarnubi, Dkk. 2019. “Proses Pembelajaran Di Program Studi Pendidikan Agama Islamfitk Uin Raden Fatah Palembang.” Jurnal PAI Raden Fatah 3(1):52–
74.
Syarnubi, Syarnubi, Firman Mansir, Mulyadi Eko Purnomo, Kasinyo Harto, dan Akmal Hawi. 2021. “Implementing Character Education in Madrasah.”
Jurnal Pendidikan Islam 7(1):77–94.