• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN "

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

M. REZA FAHLEVI NIM. TM. 140724

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

(2)

PENERAPAN REGRESI DUMMY PADA ANGKA PERCERAIAN

DI KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

M. REZA FAHLEVI NIM. TM. 140724

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018

(3)

ii

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

NOTA DINAS

Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1

Hal : Nota Dinas

Lampiran : Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi di Jambi

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudara:

Nama : M. Reza Fahlevi

NIM : TM. 140724

Judul Skripsi : Penerapan Regresi Dummy Pada Angka Perceraian di Kota Jambi Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Prodi Tadris Matematika sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia Prodi Tadris Matematika.

Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Jambi, 06 Juli 2018 Mengetahui

Pembimbing I

Dr. Rusmini, M.Pd.I

NIP. 19780606 200501 2 008

(4)

iii

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

KEMENTRIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

NOTA DINAS

Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari1

Hal : Nota Dinas

Lampiran : Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi di Jambi

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudara:

Nama : M. Reza Fahlevi

NIM : TM. 140724

Judul Skripsi : Penerapan Regresi Dummy Pada Angka Perceraian di Kota Jambi Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Prodi Tadris Matematika sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia Prodi Tadris Matematika.

Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Jambi, 06 Juli 2018 Mengetahui

Pembimbing II

Rini Warti, S.Si, M.Si NIP. 19790906 200501 2 005

(5)

iv

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

(6)

v

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukaan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Jambi, 05 Juni 2018

M. Reza Fahlevi NIM. TM. 140724

(7)

vi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

haturkan do’a kepada Allah SWT, Rabb-ku Karena-Nya lah akhir karya kecil ini terselesaikan sebagai ungkapan rasa puji syukur dan ku untai shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW merangkai pengharapan bagi syafaatnya .

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Ayahanda Abdul Hamid Ansori dan Ibunda Juraidah untuk curahan do’a cinta dan kasih sayang yang tak terhingga, serta saudara kandungku M. Marbawi, sahabat-sahabat seperjuangan dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.

Terimakasih atas semua perhatian saran dan nasihat selama ini yang teramat sangat berharga.

(8)

vii

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

“MOTTO”

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir (Anonim, Terjamahan Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 287, Hal: 49).

(9)

viii

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Penelitian ini dengan baik. Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Prodi Tadris Matematika, di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul “Penerapan Regresi Dummy Pada Angka Perceraian di Kota Jambi”.

Penulisan Penelitian ini dapat terwujud berkat bantuan dan jasa dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Drs. Sunarto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Matematika dan Ibu Yusmarni, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Dr. Rusmini, M.Pd.I dan Ibu Rini Warti, S.Si, M.Si selaku pembimbing skripsi I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.

6. Ibu Raudah selaku kemitraan Pengadilan Agama Kelas IA Jambi yang membantu dalam pengambilan data penelitian serta seluruh Staf Pengadilan Agama Kelas IA Jambi.

7. Keluarga yang telah memberika nmotivasi yang tiada henti-hentinya hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti, semangat dan motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

(10)

ix

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk kiranya memberikan sumbang saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Jambi, 05 Juni 2018 Penulis

M. Reza Fahlevi NIM. TM. 140724

(11)

x

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Nama : M. Reza Fahlevi Prodi : Tadris Matematika

Judul : Penerapan Regresi Dummy Pada Angka Perceraian di Kota Jambi

Skripsi ini membahas tentang “Penerapan Regresi Dummy Pada Angka Perceraian di Kota Jambi”. Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Agama Kelas IA Jambi Jalan Jakarta Kota Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor perceraian khususnya jenis kelamin, umur dan pendidikan terhadap angka perceraian. Menggunakan pendekatan penelitian Mixed Methods dengan model Squential Explanatory. Jenis penelitian Terapan. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi. Sampelnya sebanyak 287 para pihak yang telah ditetapkan cerai dan rujuk oleh Pengadilan Agama Kelas IA Jambi. Sampel diambil dengan cara total sampling. Analisis data menggunakan Regresi Ganda dengan teknik diberi kode 0 dan 1 (dummy). Hasil penelitian ini menujukkan bahwa variabel pendidikan SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi yang signifikan, artinya hanya ada tiga variabel yang merupakan faktor yang paling besar hubungannya dengan angka perceraian di Kota Jambi. Untuk SLTP sebesar 5,5%, SLTA sebesar 8,8% dan Perguruan tinggi sebesar 3,9%. Dari hasil uji regresi dapat diambil kesimpulan bahwa Perguruan Tinggi memiliki hubungan yang lebih besar dengan angka perceraian di Kota Jambi.

Kata Kunci : regresi ganda, perceraian, jenis kelamin, umur, pendidikan

(12)

xi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

ABSTRACT

Name : M. Reza Fahlevi Study Program : Tadris Mathematics

Title : Application of Dummy Regression on Divorce Numbers in the City of Jambi

This thesis discusses "Application of Dummy Regression on Divorce Numbers in the City of Jambi". This research was conducted in the Religious Court Class IA Jambi on street Jakarta city of Jambi. The purpose of this study was to determine the relationship between the factors of divorce, especially gender, age and education on divorce rates. Using Mixed Methods research approach with the Squential Explanatory model. Applied type of research. Data collection techniques by means of documentation. The sample was 287 parties who had been divorced and referred to by the IA Class Religion Court Jambi. Samples were taken by total sampling. Data analysis using Multiple Regression with techniques given code 0 and 1 (dummy). The results of this study indicate that the variables of junior high school, high school and tertiary education are significant, meaning that there are only three variables which are the factors that have the greatest relationship with the divorce rate in the city of Jambi. For junior high schools is 5.5%, high school is 8.8% and universities are 3.9%. From the results of the regression test can be concluded that the College has a greater relationship with the number of divorces in the City of Jambi.

Keywords: multiple regression, divorce, gender, age, education

(13)

xii

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

NOTA DINAS... ii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ... v

PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Perceraian ... 5

2. Faktor-faktor Penyebab Perceraian ... 10

3. Regresi Ganda ... 16

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Rancangan dan Jenis Penelitian ... 26

C. Sumber Data ... 26

D. Langkah-Langkah Kerja ... 27

E. Analisis Data ... 28

F. Jadwal Penelitian ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel ... 30

B. Deskripsi Variabel Penelitian ... 32

C. HAsil Analisis Regresi Dummy Pada Angka Perceraian di Kota Jambi... 33

D. Hasil Analisis Regresi Dummy Terhadap Faktor Pendidikan ... 35

E. Pembahasan ... 37

(14)

xiii

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 39 B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

xiv

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 1. Laporan Tahunan 2017 Pengadilan Agama Kelas IA Jambi

Rincian Perkara Perceraian Menurut Tingkat Umur ... 2

Tabel 2. Laporan Tahunan 2017 Pengadilan Agama Kelas IA Jambi Rincian Perkara Perceraian Menurut Pendidikan ... 2

Tabel 3. Hasil Uji ANOVA ... 33

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Ganda ... 33

Tabel 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 34

Tabel 6. Hasil Uji ANOVA ... 35

Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Ganda ... 35

Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 36

(16)

xv

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Status Para Pihak Sesuai Keputusan Pengadilan Agama Kelas IA Jambi Bulan Januari-Maret 2018 ... 30 Gambar 4.2 Jenis Kelamin Para Pihak Sesuai Keputusan Pengadilan Agama

Kelas IA Jambi Bulan Januari-Maret 2018 ... 31 Gambar 4.3 Pendidikan Para Pihak Sesuai Keputusan Pengadilan Agama

Kelas IA Jambi Bulan Januari-Maret 2018 ... 31

(17)

xvi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran 1. Data Para Pihak Yang Telah Ditetapkan Cerai dan Rujuk Oleh

Pengadilan Agama Kelas IA Jambi Bulan Januari-Maret 2018 ... 44 Lampiran 2. Kategori Sampel Penerapan Regresi Dummy

Pada Angka Perceraian di Kota Jambi ... 52 Lampiran 3. Kategori Sampel Penerapan Regresi Dummy

Pada Faktor Pendidikan ... 59 Lampiran 4. Foto Dokumentasi Riset ... 66

(18)

1

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Maraknya fenomena perceraian akhir-akhir ini menjadi topik yang sering di perbincangkan. Seperti yang dilihat di media-media pertelevisian ataupun media lainnya selalu memberitakan tentang perceraian diberbagai kalangan. Seakan hal ini menjadi sebuah kebiasaan yang mudah dilakukan oleh pasangan suami isteri yang telah resmi menikah.

Perceraian merupakan putusnya suatu hubungan suami isteri, yang dikarenakan sudah tidak ada kecocokan satu sama lain. Putusnya perkawinan oleh suami isteri atau atas kesepakatan kedua-duanya apabila tidak memungkinkan tercapainya tujuan pernikahan. Pernikahan adalah melakukan suatu perjanjian (aqad) untuk mengikat dari antar seorang pria dan wanita untuk memperoleh legitimasi kehalalan hubungan seksual kedua belah pihak, dengan dasar sukarela dan keridhoan kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu mahligai rumah tangga yang bahagia, didasari rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang telah digariskan oleh syariat Islam.

Walaupun perceraian dianggap tidak terpuji, akan tetapi bila keadaan mereka menemukan jalan buntu untuk dapat memperbaki hubungan yang retak antara suami dan isteri, maka pemutusan pernikahan atau perceraian menjadi hal yang wajib.

Timbulnya perselisihan tidak hanya dikarenakan oleh pihak isteri atau pihak suami saja, akan tetapi dikarenakan oleh sikap egoisme masing-masing individu. Oleh karena itu, perceraian dapat dilakukan apabila dengan alasan yang kuat sesuai hukum perkawinan yang berlaku di Indonesia.

Tingginya angka perceraian bukan fenomena yang wajar dalam kehidupan masyarakat. Pada awalnya pereraian terjadi pada kalangan masyarakat menengah kebawah dikarenakan factor ekomomi. Tetapi, pada saat ini perceraian banyak terjadi pada lapisan masyarakat menengah atas yang sudah mapan secara ekonomi dan sosial.

Maraknya fenomena perceraian ini juga terjadi di Kota Jambi. Dimana di kota ini tingkat perceraiannya masih relatif tinggi walaupun terkadang masih mengalami fluktuasi. Tidak sedikit perceraian terjadi disebabkan oleh faktor jenis

(19)

kelamin, umur dan pendidikan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel Laporan Tahunan Pengadilan Kelas IA Jambi.

Tabel 1

Laporan Tahunan 2017 Pengadilan Agama Kelas IA Jambi Rincian Perkara Perceraian Menurut Tingkat Umur

NO TINGKAT UMUR JUMLAH

1 < 20 17

2 21 – 30 296

3 31 – 40 429

4 41 – 50 239

5 51 – 60 89

6 61 – 70 39

Jumlah 1109

Sumber : Dokumentasi Pengadilan Agama Kelas IA Jambi

Tabel 2

Laporan Tahunan 2017 Pengadilan Agama Kelas IA Jambi Rincian Perkara Perceraian Menurut Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1 SD 169

2 SMP 192

3 SMA 575

4 Diploma 62

5 Strata 180

Jumlah 1109

Sumber : Dokumentasi Pengadilan Agama Kelas IA Jambi Tahun 2017

Kini pada beberapa kalangan masyarakat perkawinan sudah tidak dianggap lagi sebagai pranata sosial yang sakral sehingga ketika terjadi masalah atau perselisihan, perceraian langsung menjadi pilihan utama. Padahal, ikatan perkawinan bukan semata-mata ikatan perdata. Banyak perceraian belakangan ini juga ditengarai sebagai dampak globalisasi arus informasi yang mengganggu psikologi masyarakat.

Untuk mengetahui penerapan regresi dummy pada angka perceraian di Kota Jambi di perlukan teknik statistika tentang bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih yang disebut teknik regresi. Variabel-variabel ini berhubungan dan dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis yang menyatakan hubungan fungsional antar variabel. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan sebuah analisis regresi.

Teknik regresi akan menjelaskan bagaimana suatu variabel dihubungkan dengan variabel lain. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan di mana nilai dari satu variabel yang diketahui dapat digunakan untuk menduga nilai variabel lain

(20)

3

yang tidak diketahui. Tujuan utama analisis regresi adalah untuk mendapatkan dugaan (ramalan/predisksi) dari satu variabel dengan mengggunakan variabel lain yang diketahui. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara satu variabel atau lebih dengan variabel lain. Peneliti menggunakan persamaan regresi bukan hanya dimaksudkan untuk mengetahui bentuk hubungan antarvariabel saja, tetapi lebih dari itu, yaitu juga memiliki kemampuan meramalkan skor suatu variabel berdasarkan skor dari variabel lain. Hasil ramalan suatu variabel terhadap variabel lain itu disajikan dalam bentuk nilai rata-rata sesuai dengan persamaan regresinya.

Penelitian ini memiliki lebih dari dua variabel, maka untuk menganalisisnya digunakan analisis regresi ganda (Yusri, 2013, hal.217-218).

Riduwan & Sunarto (2009) menyebutkan analisis regresi ganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih ( ) ( ) ( ) ( ) dengan satu variabel terikat.

Peneliti memberikan alasan bahwa ilmu matematika tidak hanya digunakan ketika mengajar, tetapi dalam kehidupan sehari-hari dijumpai banyak pemanfaatan ilmu matematika. Hal ini menunjukan bahwa ilmu matematika banyak ambil bagian dalam kehidupan. Cabang ilmu matematika yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu teknik statistika dengan hubungan lebih dari dua variabel, studi masalah ini dikenal dengan sebutan analisis regresi ganda.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka penulis menyusun proposal skripsi dengan judul “Penerapan Regresi Dummy Pada Angka Perceraian di Kota Jambi”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini hanya dibatasi pada faktor-faktor penyebab perceraian sebagai berikut:

1. Faktor-faktor penyebab perceraiannya yaitu pada jenis kelamin, umur dan pendidikan.

2. Pada pendidikan, tingkatan pendidikannya yaitu SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.

(21)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diuraikan dengan singkat apa sebenarnya menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Adapaun rumusan permasalahan yang akan diselesaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil penerapan regresi dummy pada angka perceraian di Kota Jambi?

2. Bagaimana hasil penerapan regresi dummy terhadap faktor pendidikan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan regresi dummy pada angka perceraian di Kota Jambi.

2. Untuk mengetahui hasil penerapan regresi dummy terhadap faktor pendidikan.

E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam memberikan sumbangan ilmiah berupa informasi tentang aplikasi analisis regresi dummy pada angka perceraian di Kota Jambi sehingga diharapkan bisa dijadikan kerangka acuan bagi Pengadilan Agama Kelas IA Jambi.

2. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan khususnya pendidikan matematika dalam pengaplikasian analisis regresi dummy.

3. Bagi peneliti bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

(22)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik 1. Perceraian

Pengertian perceraian dalam istilah “Fiqh” di sebut talak. Talak adalah membuka ikatan atau membatalkan perjanjian. Perceraian adalah pembubaran perkawinan ketika para pihak masih hidup dengan alasan yang dapat dibenarkan dan ditetapkan dengan suatu putusan pengadilan. Suatu perkara perdata, baru dapat diperiksa dan diselesaikan oleh pengadilan, apabila salah satu pihak yang berperkara mengajukan permintaan pemeriksaan perkara ke pengadilan. Tanpa adanya pengajuan kepada pengadilan oleh para pihak yang berperkara, pengadilan tidak bisa berbuat apa-apa, suatu perkara di pengadilan baru dapat diperiksa setelah adanya suatu “permohonan” dan atau “gugatan”. Cara mengajukan gugatan dan permohonan, keduanya mempunyai kesamaan, baik gugatan dan permohonan diajukan kepada ketua pengadilan yang berwenang, yang memuat tuntutan hak dan didalamnya mengandung suatu sengketa dan sekaligus merupakan dasar landasan pemeriksaan perkara dan pembuktian kebenaran suatu hak.

Perceraian adalah putusnya suatu perkawinan yang sah didepan hakim pengadilan berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan undang-undang.

Oleh karena itu perlu difahami jiwa dari peraturan mengenai perceraian itu serta akibat-akibat yang mungkin timbul setelah suami isteri itu perkawinannya putus. Kemudian tidak kalah urgensinya adalah alasan- alasan yang mendasari putusnya perkawinan itu serta sebab-sebab apa terjadi perceraian (Martiman Prodjohamidjojo, 2007, hal. 39).

Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam pertama, dalam banyak kesempatan selalu menyarankan agar suami isteri bergaul secara ma’ruf dan jangan menceraikan isteri dengan sebab-sebab yang tidak prinsip. Jika terjadi pertengkaran yang sangan memuncak diantara suami isteri dinjurkan bersabar dan berlaku baik untuk tetap rukun dalam rumah tangga, tidak langsung membubarkan perkawinan, tetapi hendaklah menempuh usaha perdamaian terlebih dahulu dengan mengirim seorang hakam dari keluarga pihak suami dan

(23)

seorang hakam dari keluarga pihak isteri untuk mengadakan perdamaian. Jika usaha ini tidak berhasil dilaksanakan, maka perceraian baru dapat dilakukan.

Dua orang yang mempunyai sifat dan kepribadian yang berbeda disatukan dalam suatu ikatan perkawinan, tentu bukan suatu hal yang akan terus berjalan mulus. Pasti ada masalah di antara suami isteri akan timbul masalah baik itu disebabkan oleh isteri maupun suami. Karena masalah yang ada di antara mereka tidak menemukan jalan keluar yang baik, maka salah satu pihak dapat mengajukan perceraian.

Bentuk dan jenis perceraian di Indonesia ditinjau dari segi tata cara dan beracara di Pengadilan Agama telah diatur dalam Peraturan Pemerintah, yang dibedakan menjadi 2 yaitu perceraian karena talak atau dengan berdasarkan gugatan perceraian.

a) Cerai berdasarkan talak

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia menjelaskan bahwa talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu penyebab putusnya perkawinan. Perceraian berdasarkan talak dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu talak raj‟i dan talak ba‟in yang secara khusus diatur dalam Kompilasi Hukum Islam, demikian dalam bangunan hukum Islam talak merupakan hak suami untuk menceraikan isterinya.

(1) Talak Raj‟i

Talak Raj‟i merupakan suatu talak yang mempunyai kemungkinan untuk dihapus oleh pihak suami atau pihak isteri dapat rujuk kembali dengan pihak isteri. Pada talak raj‟I ini seorang suami dapay melakukan talak sebanyak 3 kali apabila talak tersebut diucapkan lagi oleh pihak suami setelah 3 kali maka pihak suami tidak bisa lagi mengajak rujuk isterinya.

(2) Talak Ba‟in

Talak Ba‟in cenderung mengadopsi sebagian dari konsep fasakh nikah, yang pada dasarnya tidak merupakan talak (tidak mengurangi jumlah talak). Kompilasi Hukum Islam menganut paham keberadaan fasakh nikah sebagai talak (mengurangi jumlah talak). Pada talak ini pihak suami tidak mempunyai kemungkinan untuk melakukan rujuk setelah mengucapkan talak, sebagaimana ketentuan talak ba‟in yang teradopsi dari ketentuan hukum islam, dan tertuang dalam Kompilasi Hukum Islam dibedakan menjadi Talak Ba‟in Sughra,dan Talak Ba‟in Kubra.

(24)

7

(a) Talak Ba‟in Sughra yaitu talak yang menghilangkan hak-hak rujuk dari bekas suaminya, tetapi tidak menghilangkan hak nikah baru kepada bekas isterinya itu, yang termasuk talak ba‟in sughra adalah talak yang dijatuhkan suaminya pada isteri yang belum terjadi setubuh dan khulu’.

(b) Talak Ba‟in Kubra. Hukum talak ba‟in kubra sama dengan talak ba‟in sughra, yaitu memutuskan hubungan tali perkawinan antara suami dan isteri. Tetapi talak bai‟in kubra tidak menghalalkan bekas suami merujuk mantan isterinya, kecuali sesudah ia menikah dengan laki-laki lain dan telah bercerai sesudah dikumpulinya, tanpa ada niat tahlil. Talak ini mengakibatkan hilangnya hak rujuk pada bekas isteri, walaupun kedua bekas suami isteri itu ingin melakukannya, baik diwaktu iddah atau sesudahnya, yang termasuk talak ba‟in kubra adalah segala macam talak yang mengandung unsur-unsur sumpah. Talak juga tidak dapat dilakukan oleh seorang suami kepada isteri apabila pihak isteri sedang hamil.

Pembagian cerai berdasarkan talak ini memang sengaka disebut sedemikian rumit oleh pemerintah, dengan tujuan agar pihak suami tidak menganggap talak sebagai permainan (lelucon).

b) Cerai berdasarkan gugatan

Gugatan perceraian adalah perceraian karena ada sesuatu gugatan lebih dahulu dari salah satu pihak kepada Pengadilan Agama dan dengan suatu putusan Pengadilan. Adapun dalam hukum Islam cerai gugat disebut dengan istilah khulu‟, yang berasal dari kata khal‟u al-saub, artinya melepas pakaian, karena wanita adalah pakain laki-laki dan sebaliknya laki-laki adalah pelindung wanita. Para ahli fikih memberikan pengertian khulu‟ yaitu perceraian dari pihak perempuan dengan tebusan yang diberikan ilah isteri kepada suami. Adapun yang termasuk dalam cerai gugat dalam lingkungan Pengadilan Agama itu ada beberapa macam, yaitu:

(1) Fasakh, atau batal yaitu rusaknya hukum yang ditetapkan terhadap suatu amalan seseorang, Karena tidak memenuhi syara’. Selain itu tidak memenuhi syarat dan rukun, juga perbuatan itu dilarang atau diharamkan oleh agama. Jadi secara umum, batalnya perkawinan yaitu “rusak atau tidak sahnya perkawinan karena tidak memenuhi salah satu syarat atau

(25)

salah satu rukunnya, atau sebab lain yang dilarang atau diharamkan oleh agama”. Pisahnya suami isteri akibat fasakh berbeda dengan yang diakibatkan oleh talak. Sebab talak ada talak ba‟in dan ada talak raj‟i.

Talak raj‟i tidak mengakhiri ikatan suami isteri dengan seketika sedangkan talak ba‟in mengakhirinya seketika itu juga. Adapun fasakh, baik karena hal-hal yang dating tidak terpenuhi, maka ia mengakhiri ikatan pernikahan seketika itu juga.

(2) Syiqaq, menurut bahasa berarti perselisihan atau retak. Sedangkan menurut istilah syiqaq berarti krisis memuncak yang terjadi antara suami-isteri sedemikian rupa, sehingga antara suami isteri terjadi pertentangan pendapat dan pertengkaran, menjadi dua pihak yang tidak mungkin dipertemukan dan kedua belah pihak tidak dapat mengatasinya.

Menurut istilah fiqih, syiqaq merupakan perselisihan antara suami isteri yang diselesaikan oleh dua orang hakim yaitu seorang hakim dari pihak suami dan seorang hakim dari pihak isteri. Dimana kedua hakim tersebut bertugas untuk mendamaikannya.

(3) Khulu‟, pengertian khulu‟ menurut bahasa, kata khulu‟ dibaca dhomah huruf kha yang bertititik dan sukun lam dari kata khulu‟ dengan dibaca fathah artinya naza‟ (mencabut), karena masih-masing dari suami isteri mencabut pakaian. Pengertian Khulu‟ secara umum adalah perceraian dengan disertai sejumlah harta sebagai „iwadh yang diberikan oleh isteri kepada suaminya untuk menebus diri agar terlepas dari ikatan perkawinan. Perceraian antara suami dan isteri akibat khulu‟, suami tidak bias meruju’ isterinya pada masa „iddah.

Sedangkan menurut Prof. Dr. Amir Syarifuddin khulu‟ merupakan suatu bentuk dari putusan perkawinan, namun beda dengan bentuk lain dari putusnya perkawinan itu dalam khulu‟ terdapat uang tembusan atau ganti rugi atau „iwadh. Sedangkan menurut Moh. Rifa’I, khulu‟ ialah perceraian yang timbul atas kemauan isteri dengan membayar „iwadh kepada suami. Perceraian yang dilakukan secara khulu‟ berakibat bekas suami tidak dapat rujuk lagi dan tidak boleh menambah talak sewaktu

„iddah, hanya dibolehkan kawin lagi atau kembali dengan akad baru.

(4) Ta‟liq Talaq, menurut bahasa adalah “penggantungan talaq”. Talaq dalam bahasa Arab “syarat atau janji”. Sedangkan menurut istilah fiqh

(26)

9

mengartikan ta‟liq talaq sebagai talaq yang diucapkan dikaitkan dengan waktu tertentu sebagai syarat yang dijatuhkannya talaq. Ta’liq ialah lafaz yang diucapkan sebagai syarat untuk membatalkan pernikahan jika berlakunya sesuatu yang bertentangan dengan ta’liq tersebut (Ahmad Azhar Basyir, 2007, hal. 70-87).

Martiman Prodjohamidjojo (2007) menyampaikan, istilah alasan-alasan perceraian tidak sama dengan istilah sebab-sebab perceraian. Kata

“alasan” berasal dari kata “alas” yang berarti dasar atau foundamen, sedang “sebab-sebab” perceraian, berarti “lantaran” /lantaran apa yang menyebabkan sesuatu terjadi, “apa asal muasalnya”; “apa permulaannya”. Alasan perceraian disebutkan dalam undang-undang secara limitatife, artinya selaian alasan-alasan yang disebut dalam undang-undang bukan merupakan alasan perceraian. Dengan demikian alasan lain tidak bisa diajukan sebagai dasar gugatan. Alasan perceraian itu ditentukan sebagai berikut:

a. Salah satu pihak, suami atau isteri, berbuat zinah, pemabuk pemadat, penjudi dan lain sebagainya, sehingga perbuatan itu sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihat meninggalkan pihak yang lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah, karena hal lain di luar kemampuannya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun, atau hukuman yang lebih berat.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain.

e. Salah satu pihak mebdapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai suami/isteri.

f. Antara suami isteri, terus menurus terjadi perselisihan atau pertengkaran yang tidak ada harapan akan hidup rukun kembali dalam rumah tangga.

Hukum Islam maupun peraturan Perundang-Undangan di Indonesia menyatakan bahwa peceraian yang terjadi antara seorang suami dan isteri bukan hanya memutuskan ikatan perkawinan saja, lebih lanjut perceraian juga melahirkan beberapa akibat seperti timbulnya pembagian harta bersama (gemenshap) dan hak pengurusan anak (hadlonah) (Satria Effendi, 2004. Hal. 60- 61).

a) Harta Bersama

Perceraian yang timbul antara suami dan isteri melahirkan akibat, diantaranya adalah pembagian harta bersama. Dalam bahasa Belanda disebut gemenshap. Sebenarnya konsep harta bersama dalam hukum Islam tidak ditemukan nash yang secara tegas menyebutkan hukum harta bersama baik

(27)

dalam Al-Qur’an maupun hadist. Karenanya hal ini merupakan ranah ijtihad bagi ulama yang memiliki kafasitas untuk melakukan ijtihad atau yang dikenal dengan istilah mujtahid.

Harta bersama bubar atau berakhir demi hukum disebabkan; kematian salah satu pihak, perceraian, pisah meja dan ranjang dan karena pemisahan harta yang dituangkan dalam perjanjian sebelum terjadinya perkawinan.

b) Perceraian disamping menimbulkan adanya pembagian harta bersama seperti yang diterangkan diatas, juga menimbulkan masalah pengurusan anak.

Pengurusan anak atau dikenal dengan sebutan hadlonah. Hukum Islam menyebutkan bahwa apabila terjadi perceraian antara suami dan isteri, maka isterilah yang berhak mengasuh mendidik dan memelihara anak-anaknya selama anak-nya belum mumayyiz.

Dapat disimpulkan bahwa perceraian hukumnya halal, tetapi sangat dibenci oleh Allah ASW. Oleh karena itu jangan menjadikan perceraian sebuah jalan keluar untuk sebuah masalah dalam keluarga. Karena bukan hanya suami dan isteri yang menderita. Tetapi juga anak hasil pernikahan tersebut.

2. Faktor-Faktor Penyebab Perceraian

Banyak hal yang dapat menyebabkan suami isteri bercerai, diantaranya ada beberapa pendapat yang menyampaikan faktor-faktor perceraian. Pada dasarnya faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian sangan unik dan kompleks dan masing-masing keluarga berbeda satu dengan lainnya. Faktor- faktot penyebab perceraian ini dibatasi yakni pada jenis kelamin, umur dan pendidikan.

a) Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah karakteristik-anatomis (khususnya system reproduksi dan hormonal), diikuti dengan karakteristik fisikologi tubuh, yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau perempuan (Depkes RI, 2002).

Hilary M. Lips (dalam Mufidah, 2003) mengartikan gender sebagai harapan- harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya perempuan dikenal sebagai sosok orang yang lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa.

(28)

11

Menurut Hungu (2007) jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memproduksi sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan antara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi.

Heddy Shrii Ahimsha Putra (dalam Mufidah, 2003) memaparkan bahwa istilah gender (jenis kelamin) dapat dibedakan ke dalam beberapa pengertian. Pertama, gender sebagai suatu istilah asing dengan makna tertentu. Gender berasal dari kata asing, gender yang memiliki makna tidak banyak diketahui orang secara baik, maka sangat wajar jika istilah ini menimbulkan kecurigaan tertentu pada sebagian orang. pada umumnya masyarakat memiliki pandangan bahwa perbedaan gender disamakan dengan perbedaan seks sehingga menimbulkan pengertian yang keliru.

Kedua, gender sebagai suatu fenomena social budaya. Berbeda seks adalah alami dan kodrati dengan ciri-ciri fisik yang jelas, dan tidak dapat dipertukarkan. Ketiga, gender sebagai suatu kesadaran sosial. Pemahaman gender dalam wacana akademik perlu diperhatikan pemaknaannya sebagai suatu kesadaran sosial. Perbedaan sexual dimasyarakat merupakan konstruk sosial. Mereka sadar akan adanya jenis kelamin tertentu yang lebih unggul dan terjadi dominasi jenis kelamin tertentu dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya.

Keempat, gender sebagai suatu persoalan sosial budaya. Fenomena perbedaan antara laki-laki dengan perempuan sesungguhnya bukan menjadi masalah bagi mayoritas orang. perbedaan tersebut menjadi bermasalah apabila menghasilkan teridakadilan, dimana jenis kelamin tertentu memperoleh kedudukan yang lebih unggul dari jenis kelamin lainnya. Guna menghapus perbedaan yang menciptakan ketidakadilan itu, tidak akan berarti tanpa membongkar akar permasalahan yang ada, yaitu atas dasar jenis kelamin.

Kelima, gender sebagai sebuah konsep untuk analisis. Dalam ilmu sosial, definisi gender tidak lepas dari asumsi-asumsi dasar yang ada pada

(29)

sebuah padigma, di mana konsep analisis merupakan salah satu komponennya. Asumsi-asumsi itu umumnya merupakan pandangan- pandangan filosifi dan juga ideology. Yang menjadi persoalan, definisi mana yang akan digunakan.

Keenam, gender sebagai sebuah perspektif untuk memandang suatu kenyataan lengkap dengan asumsi dasar, model, dan konsep-konsepnya.

Dalam term ini, gender menjadi sebuah paradigm atau kerangka teori lengkap dengan asumsi dasar, model, konsep-konsepnya.

Dari beberapa pemaparan dapat disimpulkan bahwa anta laki-laki dan perempuan pada ummnya terdapat perbedaan, seperti dari emosionalnya, pemikiran dan pemahamannya. Missal, perempuan dikenal sebagai sosok orang yang lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki- laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Perbedaan ini sebaiknya dijadikan sebuah anugrah untuk saling melengkapi, memahami, menerima dan bertukarfikiran.

b) Umur

Pengertian umur ada dua, yaitu umur kronologis dan umur biologis.

Umur kronologis ditentukan berdasarkan perhitumgan kalender, sehingga tidak dapat dicegah maupun dikurangi. Sedangkan umur biologis adalah umur yang dilihat dari jaringan tubuh seseorang dan tergantung pada faktor nutrisi dan lingkungan, sehingga umur biologis ini dapat dipengaruhi (Lestiani, 2010).

Menurut Depkes RI (2009) umur digolongkan menjadi:

(a) Masa balita 0-5 tahun

(b) Masa kanak-kanak 5-11 tahun (c) Masa remaja awal 12-16 tahun (d) Masa remaja akhir 17-25 tahun (e) Masa dewasa awal 26-35 tahun (f) Masa dewasa akhir 36-45 tahun (g) Masa lansia awal 46-55 tahun (h) Masa lansia akhir 56-65 tahun (i) Masa manula 65 ketas

(30)

13

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menggolongkan lanjut umur menjadi 4 yaitu: Umur pertengahan (middle Age) 45-59 tahun, lanjut usia (Elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (Old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (Very Old) di atas 90 tahun (Wahyudi Nugroho, 2009).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia membuat pengelompokan umur lanjut sebagi berikut:

(a) Kelompok pertengahan umur, ialah kelompok umur dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan umur lanjut, yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45-54 tahun).

(b) Kelompok umur lanjut dini, ialah kelompok dalam masa prasenium, kelompok yang mulai memasuki umur lanjut (55-64 tahun).

(c) Kelompok umur lanjut dengan resiko tinggi, ialah kelompok umur lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti, menderita penyakit berat, atau cacat (Erma Mutiara 2009)

Dari beberapa pemaparan dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya umur, maka seseorang akan mengalami beberapa perubahan baik berupa perubahan fisik, kesehatan, mental, kecerdasan dan sebagainya.

Perubahan umur menjadi pertimbangan besar dalam mengambil keputusan, karena ada sebab akibat dari keputusan yang diambil.

c) Pendidikan

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh sseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah, 2006, hal. 1).

Menurut Zakiah Daradjat dalam buku Martinis Yamin & Maisah (2012) istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti

“perbuatan”. Istilah pendidikan ini semulanya berasal dari bahasa

“Yunani”, “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau

(31)

bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan. Dengan demikian, pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembagan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia dengan lingkungannya yang berlangsung secara sadar dan terencara dalam rangka mengembangkan segala potensinya, baik jasmani (kesehatan fisik) dan rohani (piker, rasa, karsa, cipta, dan budi nurani) yang menimbulkan perubahan positif dan kemajuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung secara terus-menerus guna mencapai tujuan hidupnya. Pendidikan bisa dipahami sebagai proses dan hasil. Sebagai proses, pendidikan merupakan serangkaian kegiatan interaksi manusia dengan lingkungannya yang dilakukan secara sengaja dan terus-menerus. Sementara sebagai hasil, pendidikan menunjukan pada hasil interaksi manusia dengan lingkungannya berupa perubahan dan peningkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 Ayat 1 disebutkan pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar: kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Selanjutnya pasal yang sama, Ayat 2, disebutkan pendidikan menengah umum bertujuan untuk: kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri, mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah umum atau SMA ini sama dengan tujuan pendidikan dasar, hanya dalam pendidikan dasar dinyatakan sebagai peletak dasar, maka dalam pendidikan menengah umum disebutkan untuk meningkatkan apa yang telah dicapai di pendidikan dasar (Made Pidarta, 2007, hal. 12-13).

Menurut Martinis Yamin & Maisah (2012) menyebutkan kesuksesan memiliki banyak defenisi dan variasi tolok ukur.

Beberapa dari kita menyakini bahwa kesuksesan atau orang yang sukses berarti orang mencapai posisi tertinggi di kantor. Persepsi lainnya yaitu orang yang memiliki kecukupan finansial. Ada sebagian lagi mengatakan kesuksesan sebagai sebuah prediksi penghargaan dari kolega dan khalayak atas prestasinya. Bermacam tolok ukur itu, satu hal yang dapat disimpulkan bahwa kesuksesan

(32)

15

merupakan pencapaian impian melalui sebuah proses terstruktur dan terencana. Sepuluh kunci kesuksesan pendidikan manusia yaitu:

(1) Keberanian untuk berinisiatif (2) Tepat waktu

(3) Senang melayani dan memberi (4) Membuka diri terlebih dahulu

(5) Senang bekerja sama dan membina hubungan baik (6) Senang mempelajari hal-hal baru

(7) Jarang mengeluh

(8) Berani menanggung resiko (9) Berfikir positif

(10) Percaya diri

Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.

Dibawah ini dikemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya:

a) Pendidikan sebagai proses transformasi budaya

Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu ke generasi yang lain.

b) Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.

c) Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara

Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.

d) Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja

Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, danketerampilan kerja pada calon luaran.

Ini mis penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Bekerja menjadi penopang hidup seseorang dan keluarga sehingga tidak bergantung dan mengganggu orang lain (Umar Tirtarahardja &

S.L La Sulo, 2010, hal. 33-36).

(33)

Dari uraian dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan pekerjaan, kedudukan dan ekonomi individu. Karena pada hakikatnya dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang diselesaikan, maka seharusnya lebih baik pekerjaan, kedudukan dan ekonominya. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan adalah untuk melekatkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri.

. 3. Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variable ( ) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih (Riduwan & Sunarto, 2013, hal.108).

Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar (2008) regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriteriumnya, atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.

Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih ( ) ( ) ( ) ( ) dengan satu variabel terikat. Asumsi dan arti persamaan regresi sederhana berlaku pada regresi ganda, tetapi bedanya terletak pada rumusnya, sedangka analisis regresi ganda dapat dihitung dengan cara computer dengan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 7.5; 9.01;10.0; 11.05. versi 12.0; 13; 14; dan ada juga dengan menggunakan kalkulator atau manual (Riduwan & Sunarto, 2013, hal.

108).

Persamaan regresi ganda dirumuskan:

a) Dua variabel bebas :

b) Tiga variabel bebas :

c) Empat variabel bebas : d) Ke-n variabel bebas :

Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar (2008) langkah-langkah menjawab Regresi Ganda:

a) Tuliskan dan dalam benuk kalimat

(34)

17

: Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel dan dengan variabel .

: Tidak terdapat hubungan fungusional yang signifikan antara variabel dan dengan variabel .

b) Tulis dan dalam bentuk statistik:

c) Buatlah tabel penolong untuk regresi ganda, bentuk seperti berikut:

Tabel Penolong Untuk Regresi Ganda No.

Res

1 2 3 4 n

d) Masukkan nilai-nilai itu ke dalam persamaan:

Jika 2 prediktor Jika 3 prediktor:

Hitung dahulu nilai-nilia berikut ini:

( )

( )

( )

( )( )

( )( )

(35)

( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )

1

2

3

e) Hilangkan nilai , sehingga timbul persamaan baru ( ).

f) Hilangkan nilia , sehingga timbul persamaan baru ( ).

g) Hilangkan nilai sehingga diperoleh h) Hitung dan seterusnya untuk tiga prediktor.

i) Hitung .

j) Tuliskan persamaan garis regresi gandanya, dengan memasukkan nilai-nilai , dan seterusnya ke dalam bentuk umum persamaan garis regresi.

k) Uji signifikansi persamaan garis regresi tersebut dengan langkah-langkah:

Jika dua prediktor:

(1) ( )( ) (2) ( )( ) (3) ( )

Jika tiga prediktor tambahkan :

( )( ) Jika prediktor tambahkan:

( )( ) (4) Cari dengan rumus

(36)

19

( ) jika 2 prediktor

(5) Kuadratkan nilai R tersebut menjadi

(6) Hitung dengan menggunakan rumus:

( ) ( ) Dimana: = banyak anggota sampel (respon)

= banyak predictor (7) Tentukan taraf signifikansinya ( )

(8) Hitung dengan menggunakan rumus:

( )( )

Kemudian lihat table F sehingga diperoleh (9) Tentukan kriteria pengujian yaitu:

tidak signifikan signifikan

Jika maka diterima atau signifikan l) Buatlah kesimpulan.

(37)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penjelasan lebih lanjut mengenai deskripsi teoritik diatas akan dijabarkan pada pembahasan sub bab ini, guna memberikan penguatan terkait deskripsi teoritik diatas.

Hasil penelitian Armansyah Matondang (2014) denga judul “faktor-faktor yang mengakibatkan perceraian dalam perkawinan” menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mengakibatkan terjadinya perceraian di Desa Harapan Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang beragama Islam telah bercerai maupun kawin lagi yang berjumlah 120 KK. Sampel penelitian berjumlah 30 orang kepala keluarga yang beragama Islam dan telah bercerai maupun kawin lagi untuk menjadi sampel dalam penelitian ini secara acak (random sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mengakibatkan perceraian dalam rumah tangga di desa Harapan Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi antara lain yakni : Fakor usia muda, faktor ekonomi, faktor belum memiliki keturunan dan faktor suami sering berlaku kasar menjadi penyebab terjadinya perceraian di Desa Harapan. Akibat yang Terjadi dari Perceraian di Desa Harapan Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi adalah hilangnya kasih sayang anak dan renggangnya hubungan keluarga antara pihak istri dan suami.

Persamaannya yaitu terletak pada fokus faktor perceraian. Perbedaannya yaitu, penelitian ini untuk mencari faktor perceraiannya tidak difokuskan sebelumnya, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis, faktor perceraiannya dibatasi oleh tiga variabel yaitu jenis kelamin, umur dan pendidikan.

Hasil penelitian Asniar Khumas (2015) dengan judul “model penjelasan intensi cerai perempuan muslin di Sulawesi Selatan” dijelaskan bahawa penelitian ini menguji model eksplanatori intensi cerai berdasarkan teori pertukaran sosial (social exchange theory), teori perilaku terencana dan model perceraian dari Amato dan Rogers. Sebanyak 197 partisipan dalam penelitian ini adalah istri yang mengajukan gugatan cerai di pengadilan agama (PA) di beberapa Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan. Alat ukur penelitian terdiri dari skala intensi cerai dan hubungan perkawinan yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan konstruk teoritis masing-masing faktor yang diuji. Model teoritis yang dikembangkan diuji dengan analisis Structural Equation Model (SEM). Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa intensi cerai dapat dijelaskan oleh kuatnya daya tarik hubungan negatif dalam perkawinan,

(38)

21

misalnya adanya kekerasan dalam rumah tangga, ketidaksetiaan, dan ketiadaan tanggungjawab. Juga ditemukan bahwa ada hambatan bercerai yang lemah dan keyakinan hidup lebih baik setelah bercerai yaitu ada harapan mendapatkan pasangan baru yang mencintai mereka. Faktor tidak langsung yang turut berkontribusi pada intensi cerai adalah tingkat pendidikan. Hasil temuan ini mengukuhkan model penjelasan intensi cerai berdasarkan teori pertukaran sosial, teori perilaku terencana dan model perceraian Amato dan Rogers yang diajukan. Persamaannya yaitu, faktor penyebab perceraian adalah salah satunya pendidikan. Perbedaanya yaitu, penelitian ini menjelaskan model intensi perceraian sedangkan penelitian penulis fokus pada pengaruh perceraian.

Hasil penelitian Budhy Prianto, dkk (2013) dengan judul “rendahnya komitmen dalam perkawinan sebagai sebab perceraian” dijelaskan bahwa belakangan ini angka perceraian baik tingkat nasional, regional Jawa Timur, maupun lokal Kota Malang sangat tinggi. Di wilayah Kota Malang, angka perceraian tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Kedungkandang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman akan makna dan tujuan perkawinan, sebab-sebab terjadinya perceraian, dan komitmen pasangan suami istri dalam mencapai tujuan perkawinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistic dengan wawancara (depth interview) sebagai metode pengumpulan data. Informan penelitian ditentukan secara snowball di antara para janda dan duda di wilayah Kecamatan Kedungkandang yang bercerai pada sepanjang tahun 2012. Analisis dan intepretasi data merujuk pada enam langkah analisis sebagaimana dikemukakan Creswell. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar informan penelitian kurang memahami makna dan tujuan perkawinan.

Berbagai hal yang dikemukakan sebagai penyebab perceraian seperti ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, dan sebagainya, sejatinya hanya merupakan pemicu, namun yang paling mendasar sebagai penyebab perceraian adalah tidak adanya komitmen antar masing-masing pasangan dalam mencapai tujuan perkawinan. Persamaannya yaitu, faktor perceraian didominasi oleh pendidikan, usia nikah dan pekerjaan. Perbedaannya yaitu, penelian ini menitik pada faktor rendahnya komitmen, sedengkan penelitian penulis menitik pada faktor jenis kelamin, umur dan pendidikan.

Hasil penelitian Wulandari & Sarwitti Sarwoprasodjo (2014) dengan judul pengaruh status ekonomi keluarga terhadap motif menikah dini di perdesaan dijelakan pernikahan di bawah umur bagi wanita berhubungan dengan kondisi fisik sebagai

(39)

tingkatan kesiapan mental yang belum mencapai kematangan termasuk pembentukan identitas diri dan identitas sosial sebagai remaja yang notabene dalam masa pencarian identitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi motif dan faktor-faktor yang mempengaruhi aspek pernikahan dini yang terjadi, serta menganalisis hubungan kearah pembentukan identitas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan 30 responden. Pengujian pengaruh antara variabel faktor awal menikah terhadap motif awal menikah dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda sedangkan pembentukan identitas diuji melalui pendekatan deskripsi atau kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernikahan dini terjadi dengan motif remaja untuk memenuhi keamanan, sosial, dan harga diri. Pembentukan identitas terkait pada masa remaja yang menikah dini adalah identitas pembentukan diri yang kuat dan identitas sosial formasi yang lemah. Persamaan penelitian diatas dengan yang penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu, pengumpulan datanya sama-sama menggunakan purposive sampling. Perbedaannya yaitu, penelitian diatas mengarah pada pengaruh status ekonomi keluarga terhadap motif menikah dini sedangkan yang akan diteliti penulis memiliki dua variabel, yaitu jenis kelamin, umur dan pendidikan.

Hasil penelitian Sri Hartini (2014) dengan judul hubungan tingkat pendidikan wanita dengan usia perkawinan dijelaskan latar belakang masalah dari penelitian ini adalah rendahnya tingkat pendidikan wanita.Hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan, pengalaman, dan banyaknya perkawinan usia muda.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Hubungan antara tingkat pendidikan wanita dengan usia perkawinan (2) Faktor – faktor yang mempengaruhi usia perkawinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi usia perkawinan adalah tingkat pendidikan seseorang. Melihat pemahaman tersebut peneliti tertarik untuk meneliti hubungan tingkat pendidikan wanita dengan usia perkawinan di Desa Sidomukti Kecamatan Jaken Kabupaten Pati dengan alasan peneliti melihat banyak tingkat pendidikan rendah dan tingginya persentase perkawinan usia muda yang tinggal di desa Sidomukti Kecamatan Jaken Kabupaten Pati tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan wanita dengan usia berlangsungnya perkawinan (2) Untuk menjelaskan faktor – faktor penyebab usia perkawinan wanita. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif korelasi dua variabel yakni tingkat pendidikan wanita dan usia perkawinan. Objek penelitian adalah 456 wanita yang pernah melangsungkan perkawinan, dengan 57 sampel wanita yang

(40)

23

diambil secara acak merupakan masyarakat Desa Sidomukti Kecamatan Jaken Kabupaten Pati. Instrumen kuesioner divaliditasi dengan uji coba product moment dengan analisis regresi dua varibel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Jumlah usia perkawinan muda dari tahun 2010-2013 adalah 17 orang perempuan. Ini menunjukkan perempuan lebih cepat melangsungkan perkawinan dari pada laki – laki. Hal ini tercermin pada kurangnya pengalaman atau pengetahuan dalam kehidupannya; (2) Banyaknya wanita berpendidikan rendah sebesar 42,7%. Ini artinya kurangnya pengetahuan dan pengalaman seseorang. Dengan demikian seseorang mengambil keputusan untuk melangsungkan perkawinan sebagai solusi. (3) Tingkat pendidikan wanita mempengaruhi usia berlangsungnya perkawinan. Hal ini dibuktikan dengan hasil Uji keberartian diperoleh F hitung sebesar 5,529. (5,529 >

0,05 (4,02). Dan hasil uji linieritas menunjukkan bahwa hasilnya linier antara Tingkat pendidikan wanita dengan usia perkawinan. Ini menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat pendidikan seorang wanita maka semakin cepat seorang tersebut melangsungkan perkawinan muda. Hal ini berarti wanita yang berpendidikan tinggi banyak kemungkinan akan menunda perkawinan hingga mencapai usia ideal.

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu sama-sama membahan tentang pendidikan . Perbedaannya, pada penelitian diatas menentukan hubungan pendidikan wanita dengan usia perkawinan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan berhubungan dengan umur pendaftar.

Hasil penelitian Novie Oktary, dkk (2014) dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat cerai gugat di Kota Pekanbaru dijelaskan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan perceraian di Kota Pekanbaru yang terdiri dari faktor pendidikan, pendapatan, status pekerjaan dan usia perkawinan pertama. Populasi penelitian ini adalah wanita yang bercerai (diperebutkan perceraian) pada tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling untuk mendapatkan 89 responden Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif menggunakan observasi dan kuesioner diberikan kepada masing-masing responden.

Dari hasil kuesioner dan analisis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa faktor pendidikan dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap persaingan perceraian.

Sedangkan faktor status ketenagakerjaan dan umur faktor pernikahan pertama memang tidak mempengaruhi perceraian yang diperebutkan. Persamaannya yaitu, penelitian sama membahas faktor yang mendominasi perceraian. Perbedaanya yaitu,

(41)

penelitian ini dilakukan di Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi, sedangkan yang dilakukan penulis, penelitian dilakukan di Pengadilan Agama.

Hasil penelitian Sitti Nikmah Marzuki (2016) dengan judul relevansi kesejahteraan ekonomi keluarga dengan peningkatan perceraian di Kabupaten Bone dijelaskan ada banyak kasus orang dewasa yang mengakhiri hidupnya karena ekonomi tekanan. Bahkan kehidupan keluarga biasanya menjadi tenang saat suami tidak mampu memenuhi kewajibannya untuk menyediakan untuk keluarga, menyebabkan konflik berkepanjangan itu akan berakhir dengan perceraian. Perceraian Tingkat di Kabupaten Bone sangat tinggi, berpaling, faktor ekonomi. Ini situasi memicu konflik di keluarga. Masalah yang kemudian muncul adalah kesejahteraan keluarga, jika suami tidak bisa melakukan tanggung jawab untuk membuat hidup.

Sang istri tidak bisa menolongnya suami untuk mencari nafkah. Tapi jika memang begitu terus dalam proses, dan istri merasa sangat berperan ganda maka ini masalahnya bisa lebih runcing dan timbal konflik dalam rumah tangga dan dorong istri atau suami memutuskan untuk bercerai. Oleh karena itu, kesejahteraan keluarga memiliki relevansi dengan banyaknya perceraian di Kabupaten Bone dengan alasan untuk pergi alasan ekonomi. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan diteliti penulis yaitu sama-sama meneliti tentan peceraian. Perbedaanya pada penelitian diatas fokusnya pada relevansi kesejahteraan keluarga dengan peningkatan perceraian sedangkan penelitian yang akan diteliti penulis fokusnya pada jenis kelamin, umur dan pendidikan.

Hasil penelitian Nurhasanah (2014) dengan judul persepsi perempuan terhadap perceraian: studi analisis terhadap meningkatnya angka gugatan cerai di Pengadilan Agama Padang dijelaskan perceraian yang diajukan oleh perempuan ke Pengadilan Agama Padang memiliki kenaikan signifikan sekitar 62% - 67% dari semua kasus perceraian wanita. Persepsi perceraian tidak tabu dan memalukan.

Perceraian sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah atau konflik berkepanjangan dalam keluarga. Bukan sesuatu yang menyeramkan, dan tuntutan untuk mengajukan cerai adalah urusan wanita hak yang diberikan oleh hukum. Perubahan persepsi wanita terhadap perceraian disebabkan oleh kemajuan pendidikan wanita, legal kesadaran, peluang pembawa dan sebagainya. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis teliti yaitu sama-sama meneliti tentang perceraian.

Perbedaannya penelitian diatas fokus pada analisis meningkatnya angka gugatan

(42)

25

cerai, sedangkan penelitian yang akan dilakukan penulis akan fokus pada jenis kelamin, umur dan pendidikan.

(43)

26

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang pengaruh pendidikan dan pekerjaan pada angka perceraian dilaksanakan di Pengadilan Agama Jambi Kelas IA Jalan Jakarka, Kota Jambi. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2018 sampai dengan 10 April 2018.

B. Rancangan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (mixed methods), yaitu suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk pendekatan dalam penelitian, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif.

Menurut Sugiyono (2013, hal 404) mixed methods adalah metode penelitian dengan mengkobinasikan antara dua metode penelitian sekaligus, kuantitatif dan kualitatif dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga akan diperoleh data yang lebih komprehensif, valid dan objektif. Model penelitian kombinasi (mixed methods) pada penelitian ini Squential Explanatory. Model ini dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama. Jenis penelitian ini adalah penelitian terapan.

C. Sumber Data 1. Populasi

Populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang yang terdiri atas;

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hal. 215). Populasi pada penelitian adalah para pihak yang telah ditetapkan cerai dan rujuk atas putusan Pengadilan Agama Kelas IA jambi, yaitu sebanyak 287 para pihak.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (Sugiyono, 2013, hal. 215). Sampel pada penelitian adalah para pihak yang telah ditetapkan bercerai dan rujuk atas

Referensi

Dokumen terkait

Kendala yang dihadapi Badan Kepegawaian Daerah dalam penerapan sanksi bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang melanggar aturan mengenai disiplin kerja yaitu

Implemetesi yaitu upaya atau realisasi suatu kegiatan dalam mencapai terget atau sasaran yangtelah ditetapkan secara efektif dan efisien.Dalam kaitannya dengan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: (1) Telah berhasil dibuat kit percobaan penentuan percepatan gravitasi dengan menggunakan neraca pegas braille

petani sekaligus menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi daerah. Memasuki tahun ke empat yaitu Tahun 2005-2006 pemerintah Provinsi Gorontalo mulai mengembangkan komoditi

Berkaitan dengan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan representasi matematis mahasiswa dalam pembelajaran dengan model PBL

Varietas yang tahan terhadap serangan penyakit karat daun jagung ( Puccinia polysora ) yaitu Bisi 13 dengan jarak tanam yang optimal 70 x 25 cm dengan produksi 7,54 ton/ha.

• Disparitas harga antar wilayah pada bulan Mei 2017 cukup tinggi dengan KK harga bulanan antar wilayah untuk cabai merah mencapai 29,08 % dan cabai rawit mencapai 21,10 % • Harga