• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 17/PJ/2003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Surat Edaran Dirjen Pajak, SE - 17/PJ/2003"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT EDARAN SE

9 Juni 2003

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 17/PJ/2003

TENTANG

TATA CARA PENANGANAN PENINJAUAN KEMBALI ATAS PUTUSAN PENGADILAN PAJAK KE MAHKAMAH AGUNG

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Sehubungan dengan telah diundangkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak yang memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak untuk mengajukan peninjauan kembali (PK) atas putusan Pengadilan Pajak ke Mahkamah Agung dan mengingat terbatasnya jangka waktu pengajuan Memori/Kontra Memori PK atas putusan pengadilan Pajak ke Mahkamah Agung tersebut, serta dengan mempertimbangkan telah dibentuknya Tim Banding dan Gugatan Direktorat Jenderal Pajak, maka dalam rangka mempercepat proses penyusunan dan pengajuan Memori/Kontra Memori PK, perlu diberikan penjelasan dan petunjuk sebagai berikut :

1.

Berdasarkan Pasal 77 ayat (3) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak diatur bahwa pihak- pihak yang bersengketa baik Wajib Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak dapat mengajukan permohonan peninjauan kembali atas putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung.

2.

Dalam Pasal 91 Jo. Pasal 92 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak diatur mengenai alasan- alasan yang dapat diajukan untuk permohonan peninjauan kembali dan jangka waktu pengajuan peninjauan kembali sebagai berikut :

a. Apabila putusan Pengadilan Pajak didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu, maka pengajuan permohonan peninjauan kembali dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak diketahuinya kebohongan atau tipu muslihat atau sejak putusan Hakim pengadilan pidana memperoleh kekuatan hukum tetap.

b. Apabila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, yang apabila diketahui pada tahap persidangan di Pengadilan Pajak akan menghasilkan putusan yang berbeda, maka pengajuan permohonan peninjauan kembali dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak diternukan surat- surat bukti yang hari dan tanggal ditemukannya harus dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang dituntut, kecuali yang diputus berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan huruf c, maka pengajuan permohonan peninjauan kembali dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim.

d. Apabila mengenai suatu bagian dan tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya, maka pengajuan permohonan peninjauan kembali dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim.

e.

Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pengajuan permohonan peninjauan kembali dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim.

3. Dalam rangka penanganan permohonan PK atas putusan Pengadilan Pajak, hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(2)

1)Direktorat yang menerima salinan putusan Pengadilan Pajak (Direktorat PBB dan BPHTB, Direktorat PPN dan PPnBM, Direktorat PPh, dan Direktorat Pemeriksaan,

Penyidikan dan Penagihan Pajak) menyampaikan salinan putusan tersebut kepada Tim Banding dan Gugatan Direktorat Jenderal Pajak yang dilengkapi dengan foto copy tanda terima salinan putusan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal diterima salinan putusan tersebut.

2)Tim Banding dan Gugatan mempelajari dan menelaah putusan Pengadilan Pajak yang diterimanya dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari untuk menentukan atas putusan tersebut diajukan peninjauan kembali atau tidak dan membuat laporan hasil penelaahan

sebagaimana tercantum dalam lampiran I.

(Untuk sengketa pajak yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 dapat dipertimbangkan untuk tidak diajukan peninjauan kembali) 3)Dalam hal atas putusan

Pengadilan Pajak tersebut akan diajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung, maka :

a) Tim Banding dan Gugatan

membuat surat kuasa khusus dari Direktur Jenderal Pajak kepada :

(3)

- Direktur terkait - Kasubdit

dan Direktorat terkait - Kepala

Seksi dan Direktorat terkait - Koordinator

Pelaksana dan Direktorat terkait - Anggota

Tim Banding dan Gugatan dari Subdit Dokban, Dit.

PP (Bentuk surat kuasa khusus sebagaimana terlampir dalam lampiran II) b)Tim

Banding dan Gugatan cq. Tim Teknis terkait menyusun Memori PK dalam jangka waktu paling lama 40 (empat puluh) hari sejak diterimanya Putusan Pengadilan Pajak.

(4)

c)Dalam hal putusan tersebut mengenai gugatan atau banding yang proses gugatan atau bandingnya ditangani oleh Kanwil, maka Tim Banding dan Gugatan cq Tim Teknis dapat meminta konsep Memori PK atas putusan tersebut kepada Kanwil yang

bersangkutan dan

mengirimkan permintaan konsep Memori PK tersebut dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari sejak diterimanya putusan Pengadilan Pajak.

(5)

d)Kanwil yang

bersangkutan setelah menerima surat permintaan konsep Memori PK harus sudah

menyampaikan konsep

memori dimaksud kepada Tim Banding dan Gugatan cq. Tim Teknis dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal surat permintaan tersebut dilengkapi dengan foto copy dokumen pendukung.

(6)

e)Konsep Memori PK yang telah disusun oleh Tim Teknis atau Kanwil diperiksa dan diteliti kembali bersama- sama dengan Tim

Pendamping dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari, untuk kemudian diajukan ke Direktur penerima kuasa untuk

ditandatangani.

f) Memori PK yang telah

ditandatangani dikirim ke Pengadilan Pajak oleh penerima kuasa dengan membawa surat kuasa khusus dari Direktur Jenderal Pajak.

g)Tembusan Memori PK agar dikirimkan ke

Direktur Peraturan Perpajakan.

(7)

4)Apabila atas putusan tersebut tidak diajukan Peninjauan Kembali maka putusan tersebut diadministrasikan di Direktorat terkait.

5)Apabila terdapat bukti- bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan atau terdapat suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau terdapat bukti- bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu, yang dapat diajukan sebagai alasan permohonan PK maka pejabat pajak atau unit organisasi DJP yang menemukan bukti-bukti atau kebohongan tersebut segera

menyampaikannya kepada Tim Banding dan Gugatan Direktorat Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak ditemukannya

kebohongan atau bukti- bukti tersebut. Tim Banding dan Gugatan cq Tim Teknis mempelajari bukti- bukti tersebut dan menyusun Memori PK dengan tetap memperhatikan

prosedur dan jangka waktu sebagaimana diatur dalam butir 2 dan butir 3 di atas.

B. Penyusunan Dan Pengajuan Kontra Memori Peninjauan Kembali

(8)

1)Direktur Jendenal Pajak setelah menerima Memori PK Wajib Pajak dan Pengadilan Pajak

menyampaikan Memori PK bersama foto copy tanda terima Memori PK tersebut kepada Tim Banding dan Gugatan pada hari berikutnya.

2)Tim Banding dan Gugatan

menyiapkan surat kuasa khusus dari Direktur Jenderal Pajak kepada : - Direktur

terkait - Kasubdit

dan Direktorat terkait - Kepala

Seksi dan Direktorat terkait - Koordinator

Pelaksana dan Direktorat terkait - Anggota

Tim Banding dan Gugatan dari Subdit Dokban, Dit. PP (Bentuk surat kuasa khusus sebagaimana terlampir dalam lampiran III)

(9)

3)Tim Banding dan Gugatan cq. Tim Teknis terkait harus sudah menyusun konsep Kontra Memori PK dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya Memori PK.

4)Dalam hal putusan tersebut mengenai gugatan atau banding yang proses gugatan atau bandingnya

ditangani oleh Kanwil, maka Tim Banding &

Gugatan cq. Tim Teknis dapat meminta kepada Kanwil yang bersangkutan untuk membuat konsep kontra Memori PK dan mengirimkan permintaan konsep kontra Memori PK dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari sejak diterimanya

Memori PK.

5)Kanwil yang bersangkutan setelah menerima surat permintaan konsep Kontra Memori PK harus sudah

menyampaikan konsep Kontra Memori dimaksud kepada Tim Banding dan Gugatan cq. Tim Teknis dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal

diterimanya surat permintaan

tersebut.

(10)

6)Konsep Kontra Memori PK yang telah disusun oleh Tim Teknis atau Kanwil diperiksa dan diteliti kembali bersama-sama, dengan Tim Pendamping dalam jangka waktu 5 (lima) hari, untuk kemudian diajukan ke Direktur penerima kuasa untuk

ditandatangani.

7)Memori PK yang telah

ditandatangani dikirim ke Pengadilan Pajak oleh penerima kuasa dengan membawa surat kuasa khusus dari Direktur Jenderal Pajak.

8)Tembusan Kontra Memori PK agar dikirimkan ke Direktur Peraturan Perpajakan.

C. Salinan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung 1)Direktur

Jenderal Pajak setelah

menerima Surat

Pemberitahuan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung dari Pengadilan Pajak

menyampaikan surat

pemberitahuan tersebut kepada Tim Banding dan Gugatan pada hari berikutnya.

(11)

2)Anggota Tim Banding dan Gugatan yang menerima kuasa atas perkara

tersebut mengambil salinan Putusan Peninjauan Kembali dimaksud ke Pengadilan Pajak dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) minggu sejak

diterimanya pemberitahuan tersebut dengan membawa surat kuasa khusus.

3)Salinan Putusan Peninjauan Kembali yang telah diterima oleh Tim Banding dan Gugatan di administrasikan di Direktorat Terkait,

kemudian salinan Putusan Peninjauan Kembali tersebut dikirim kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak terkait untuk

ditindaklanjuti dengan tembusan kepada Kepala Kantor

Wilayah yang bersangkutan dan Direktur Peraturan

(12)

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaik-baiknya.

DIREKTUR JENDERAL ttd

HADI POERNOMO

Referensi

Dokumen terkait

1.Surat Pemberitahuan Objek Pajak PBB Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) yangselanjutnya disebut SPOP adalah surat yang digunakan oleh subjek pajak atau Wajib

Maksud ditetapkannya Surat Edaran Direktur Jenderal ini adalah memberikan pedoman penerapan prosedur penilaian untuk menganalisis kewajaran peredaran usaha dan/atau biaya pada

2) ayat 4 Konvensi berlaku untuk Pasal 5 ayat 4 P3B Indonesia-India (yang dimodifikasi dengan Pasal 13 ayat 2 Konvensi) sehingga Pasal 5 ayat 4 P3B Indonesia-India (yang

Atas pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 huruf a, atau penyampaian surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

12 (dua belas) bulan yang dihitung sejak Putusan Gugatan diterima oleh Kepala Lembaga. c) Dalam hal Kepala Lembaga menerima putusan gugatan atas Surat Ketetapan

Prosedur Penanganan Data SPT Suspend di KPDDP sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal ini;a.

Jangka waktu proses penyelesaian permohonan restitusi atas sisa kelebihan Pajak Masukan pada Masa Pajak terakhir dari tahun buku setelah dikurangi dengan jumlah kelebihan Pajak

2.1.Atas kelebihan pemotongan PPh Pasal 21 bagi karyawan- karyawan tertentu dalam suatu bulan takwim dari suatu tahun pajak, kelebihan pemotongan tersebut diperhitungkan dengan