• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai landasan teori untuk membandingkan hasil kajian penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Adapun berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang digunakan penulis, yaitu:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu No Nama dan Judul

Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

1. (Kurniawan &

Kusumawardhani, 2017) dengan judul

“Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Kinerja UMKM Batik Di Pekalongan

Kuantitatif dengan metode analisis regresi linier berganda.

Seluruh variabel independen dalam penelitian ini yaitu berbagi informasi,

kepercayaan, hubungan jangka panjang, dan kolaborasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan

2. Anisa Aprilia dkk (2021) dengan judul

“Pengaruh

Ketangkasan Rantai Pasok Terhadap Kinerja Bisnis Kedai Kopi di Kota Malang”

Kuantitatif dengan metode analisis Wrap PLS

Temuan penelitian ini adalah ketangkasan rantai pasok memberikan pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis kedai kopi sehingga berperan untuk mencapai keunggulan kompetitif kedai kopi.

(2)

3. (Latifah & Syam, 2020) dengan judul

“Pengembangan Indikator Penilaian Kinerja Penerapan Faktor Lingkungan Supply Chain UMKM”

Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif

Hasilnya menunjukkan terdapat empat faktor yang dapat digunakan untuk menentukan kinerja UKM indikator: faktor sumber daya, faktor keuangan, faktor pelanggan dan SCM (Supply Manajemen Rantai).

4. (Barata, 2016) dengan judul “Pengaruh Rantai Pasokan Kolaboratif Terhadap Kinerja Operasional Perusahaan di Yogyakarta”

Regresi berganda akan menjadi metode dalam penelitian ini.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rantai pasokan kolaboratif yang terdiri dari variabel kualitas informasi, berbagi informasi, keselarasan insentif dan pengambilan keputusan bersama secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan atau usaha kecil menengah di Yogyakarta.

5. (Nugroho et al., 2017) dengan judul “ Analisis Faktor Penerapan Manajemen Rantai Pasokan Ukm Kripik Tempe

Menggunakan Metode SEM”

metode Structural Equation Modeling (SEM).

Berdasarkan hasil penelitian, dalam rangka mengoptimalkan kinerja manajemen rantai

pasokan, pengelola UKM keripik tempe wajib memberikan

perhatian terhadap kelancaran arus pasokan bahan baku demi kelancaran bisnis. Peningkatan arus pasokan mampu diatasi melalui kerjasama yang baik dengan pemasok dan bergabung dengan koperasi usaha keripik tempe Sanan

6. (Latuconsina &

Sariwating, 2020) dengan judul

“Pengaruh Dimensi Dari Supply Chain Management Terhadap Kinerja Operasional Toko Komputer di Kota Ambon”

Kuantitatif dengan analisis PLS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dimensi Dari Supply Chain Management berpengaruh Terhadap Kinerja Operasional.

(3)

7. (Anatan, 2010) dengan judul “Pengaruh Implementasi Praktik- Praktik Manajemen Rantai Pasokan terhadap Kinerja Rantai Pasok dan Keunggulan Kompetitif”

Kuantitatif dengan analisis regresi

sederhana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik manajemen rantai pasok memiliki pengaruh yang signifikan pada keunggulan kompetitif dan kinerja rantai pasokan, sementara keunggulan kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajemen rantai pasokan.

8. (Huda et al., 2018) dengan judul

“Pengaruh Information Sharing, Long Term Relationship, Cooperation, Integration Dalam Supply Chain

Management Terhadap Kinerja Perusahaan (Survei Pada IKM Pengolahan Makanan di Kabupaten

Pasuruan)

Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Linier Berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Information Sharing berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan, Long Term Relationship tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan, Cooperation tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan, Integration berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan.

9. (i Nurdiant et al., 2017)dengan judul

“Analisa Pengaruh Praktek Manajemen Rantai Pasok

Terhadap Keunggulan Kompetitif Dan Kinerja Organisasi Pada Umkm

Handycraft dan Tas di Semarang”

Kuantitatif dengan menggunakan SEM-PLS (Structural Equation Modeling- Partial Least Square) dengan software SmartPLS 3

Dari pengolahan data diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh signifikan positif antara praktek Supply Chain Management terhadap kinerja organisasi.

Terdapat hubungan signifikan positif pula antara praktek Supply Chain Management terhadap keunggulan bersaing. Dan terdapat pula hubungan signifikan positif antara keunggulan bersaing dengan kinerja organisasi

10. (Ilmiyati &

Munawaroh, 2016) dengan judul

“Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Keunggulan Kompetitif dan Kinerja Perusahaan (Studi pada Usaha

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dan Regresi sederhana yang menggunakan

Hasilnya menunjukkan penawaran manajemen rantai berpengaruh signifikan terhadap keunggulan kompetitif dan kinerja organisasi, dan

keunggulan bersaing berpengaruh signifikan terhadap penampilan organisasi. Keunggulan

kompetitif dapat memediasi

(4)

Kecil dan Menengah di Kabupaten Bantul)”

software SPSS versi 15

dampak manajemen rantai pasokan pada kinerja organisasi

Sumber : Data Penelitian diolah, 2021.

B. Rantai Pasok (Supply Chain) 1. Definisi Rantai Pasok

Dalam memproduksi dan mendistribusikan produk, pelaku usaha tentunya membutuhkan pihak lain. Menurut Pujawan dan Mahendrawati seluruh pihak mulai dari pemasok, manufaktur, distributor, retailer, hingga konsumen masing-masing mempunyai peranan penting dalam penciptaan suatu produk yang berkualitas, murah, dan cepat. Sehingga muncul suatu konsep baru yaitu Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management).

Manajemen rantai pasokan tidak hanya dapat diterapkan oleh perusahaan besar saja, tetapi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) juga dapat menerapkannya (Ariani & Dwiyanto, 2013).

Supply Chain Management sebagai istilah bagi pengelolaan rantai pemasok dan pembeli, yang mencakup semua tahap pemrosesan dari pembelian bahan baku sampai pendistribusian barang jadi kepada konsumen akhir. Supply Chain Management (manajemen rantai pasokan) adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan.

Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi manajemen rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok sebagai “mitra” dalam strategi perusahaan untuk memenuhi pasar yang selalu berubah (Barata, 2016). Supply Chain Management merupakan kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang dalam proses atau barang setengah

(5)

jadi dan barang jadi kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Kegiatan ini mencakup fungsi pembelian yang berhubungan antara pemasok dan distributor (Huda et al., 2018).

Manajemen rantai pasokan adalah perencanaan strategis dari peranan masing-masing organisasi yang terlibat di sepanjang aktivitas rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen rantai pasokan dan permintaan. Menciptakan sistem manajemen rantai pasokan yang efektif akan bermanfaat pada perusahaan diantara manfaat tersebut yaitu, persediaan dan biaya yang lebih efisien, meningkatnya produktivitas, pemrosesan dan pengiriman yang lebih cepat, laba yang lebih besar, dan kesetiaan pelanggan yang meningkat. Pada dasarnya manajemen rantai pasokan sebagai fokus ilmu yang mengintegrasikan dan mengelola pergerakan barang dan jasa serta informasi dalam rantai pasokan supaya responsif terhadap kebutuhan pelanggan sambil menurunkan total biaya (Anggraeni et al., 2013).

2. Dimensi Rantai Pasok

Supply Chain Management (SCM) merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan barang jadi dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Jadi, Supply Chain Management (SCM) tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal perusahaan yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Adapun dimensi pada rantai pasok ini mengacu pada penelitian (Kurniawan & Kusumawardhani, 2017) meliputi :

a) Berbagi Informasi

Berbagi informasi dapat didefinisikan sebagai ketersediaan database bagi seluruh mitra dalam rantai pasokan untuk memantau arus produk dan pesanan mulai dari pihak manufaktur hingga kepada pihak konsumen.

Pembagian informasi adalah intensitas dan kapasitas perusahaan dalam interaksinya untuk saling berbagi informasi kepada partner berkaitan

(6)

dengan strategi-strategi bisnis bersama. Information sharing juga memungkinkan anggota rantai pasok untuk mendapatkan, menjaga, dan menyampaikan informasi yang dibutuhkan untuk memastikan pengambilan keputusan menjadi efektif, dan merupakan faktor yang mampu mempererat elemen elemen kolaborasi secara keseluruhan oleh karena itu kemacetan industri dapat dikurangi dengan adanya information sharing (Kurniawan & Kusumawardhani, 2017)

Berbagi informasi yang relevan dan akurat, dapat membantu anggota rantai pasokan dalam membuat keputusan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara efektif dan efisien. Karena mengacu pada proses pembagian teknologi, pemasaran, produksi, dan informasi persediaan dengan pemasok dan konsumen. Berbagi informasi juga dapat membantu perusahaan untuk memahami keinginan pasar, kebutuhan konsumen, mendapatkan ide-ide baru dalam menciptakan produk, dan mengembangkan serta memperbaiki proses bisnis perusahaan (Kurniawan

& Kusumawardhani, 2017)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa berbagi informasi perlu dilakukan oleh perusahaan karena dapat membantu dalam pengambilan suatu keputusan atau tindakan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Dengan informasi yang berkualitas, jelas, dan transparan, maka perusahaan dapat menghindari bullwhip effect.

b) Kepercayaan

Kepercayaan merupakan sebuah keputusan yang dibuat perusahaan untuk mengandalkan mitra dengan harapan mitra tersebut akan bertindak sesuai dengan tujuan yang disepakati. Kepercayaan antara mitra menciptakan hubungan yang dapat saling menguntungkan. Kepercayaan juga berpengaruh penting dalam menurunkan biaya transaksi dan kesedian untuk berbagi resiko. Pada dasarnya orang dengan kepercayaan yang tinggi tidak ragu untuk membagi seluruh informasi dan percaya dengan isi dari informasi yang diterima. Kepercayaan mengacu pada salah satu pihak

(7)

percaya akan keandalan dan integrasi yang dimiliki oleh pihak lain Kepercayaan dapat membantu keselarasan kepentingan mitra, meningkatkan kepuasan pemangku kepentingan, dan mendukung tercapainya tujuan bersama (Maurer, 2010).

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan merupakan suatu keyakinan dan sikap untuk mau berbagi informasi dan resiko antara mitra yang bekerjasama, dimana pihak di dalamnya saling percaya terhadap informasi yang diberikan, sehingga menciptakan kemitraan yang strategis dan mendukung tercapainya tujuan bersama.

c) Hubungan Jangka Panjang

Hubungan jangka panjang adalah persepsi mengenai saling ketergantungan pembeli terhadap pemasok baik dalam konteks produk atau hubungan yang diharapkan akan membawa manfaat bagi pembeli dalam jangka panjang. Hubungan antara supplier, customer, dan perusahaan, harus dikelola dengan baik dan selalu ditingkatkan agar terjalin hubungan yang berkelanjutan dan supplier ikut bertanggungjawab terhadap kualitas produk serta agar distribusi produk dari hulu ke hilir tepat pada waktunya sampai ke pengguna akhir.

Maka peningkatan hubungan yang baik dalam jangka panjang serta saling adanya kepercayaan antara perusahaan, supplier dan customers angat diperlukan agar mencapai efisiensi dalam kinerja perusahaan maka prinsip dari pengelolaan hubungan jangka panjang dengan tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu profitabilitas perusahaan yang diperoleh secara terus menerus melalui hubungan yang saling menguntungkan sehingga diharapkan tercipta hubungan jangka panjang yang konsisten dan berkesinambungan. Hubungan jangka panjang merupakan suatu persepsi mengenai kebutuhan perusahaan akan bahan baku, informasi, dan hubungan dengan pemasok, sehingga diharapkan membawa keuntungan bersama dalam jangka waktu yang panjang.

(8)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan jangka panjang merupakan suatu persepsi untuk mau menjalin hubungan dan kerjasama jangka panjang dalam menyediakan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah. Oleh karena itu, manajemen rantai pasokan merupakan suatu pendekatan yang tepat bagi perusahaan dalam membangun kemitraan jangka panjang.

d) Kolaborasi

Kolaborasi dapat diartikan sebagai kerjasama antara dua perusahaan dalam menyelaraskan proses rantai pasokan keduanya, sehingga dapat menciptakan nilai yang unggul kepada konsumen. Menurut Spekman, perusahaan harus bekerja sama dengan seluruh mitra dalam rantai pasokan untuk menciptakan keunggulan bersaing. Adanya kolaborasi pada manajemen rantai pasokan diharapkan dapat menurunkan total biaya dan meningkatkan pelayanan kepada konsumen sehingga kolaborasi dapat membantu perusahaan memasuki pasar baru, lebih fleksibel, dan memanfaatkan sumber daya dan teknologi yang belum pernah digunakan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kolaborasi merupakan perpaduan pandangan dan ide dari seluruh mitra dalam rantai pasokan untuk bekerjasama dalam menciptakan nilai tambah dan mencapai tujuan bersama yaitu memenuhi kebutuhan konsumen.

C. Kinerja UMKM

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi visi organisasi tersebut. Adalah sebuah kinerja operasional organisasi dikonseptualisasikan sepanjang dimensi biaya, kualitas, fleksibilitas dan pengiriman. Menurut Zelbst et al. (2009), kinerja manajemen rantai pasokan merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen baik dari segi kualitas produk maupun biaya. Fawcett dan Clinton (dalam Ibrahim dan Ogunyemi, 2012:447) mengatakan bahwa kinerja manajemen rantai pasokan harus membantu

(9)

perusahaan dalam memahami sistem dan memberikan informasi kepada seluruh mitra dalam rantai pasokan. Keberhasilan kinerja manajemen rantai pasokan didasarkan pada tingkat kepercayaan dan komitmen seluruh pihak dalam rantai pasokan (Tanaka, 2018). Dalam menerapkan rantai pasokan yang efektif, perusahaan harus menjadikan pemasok sebagai bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang beragam, kualitas produk yang tinggi, penurunan biaya, dan kecepatan merespon pasar (Heizer & Render, 2011:453).

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja manajemen rantai pasokan dapat membantu untuk mengetahui daya saing perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar secara efektif dan efisien. Salah satu alat yang digunakan untuk menilai kinerja rantai pasokan adalah dengan model SCOR (Supply Chain Operations Reference). Heizer dan Render (2011:472) mengatakan bahwa model SCOR merupakan proses, cara, dan praktik terbaik yang digunakan dan dikembangkan oleh anggota rantai pasokan untuk diterapkan dalam keunggulan bersaing.

D. Perumusan Hipotesis

1. Hubungan Berbagi Informasi dengan Kinerja rantai pasokan UMKM Pembagian informasi adalah sejauh mana informasi penting dikomunikasikan terhadap mitra usaha perusahaan.Tingkat pembagian informasi berkaitan dengan tingkat kepentingan dan ketepatan informasi yang dikomunikasikan ke mitra bisnis dalam rantai pasokan.Pembagian informasi merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi manajemen rantai pasokan. Pembagian informasi merupakan salah satu dari building blocks yang menunjukkan hubungan yang solid antar mitra bisnis yang tergabung dalam rantai pasokan.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, menyatakan bahwa berbagi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan.

(10)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chang et al. (2013) mengenai procurement and supply chain performance, menyatakan bahwa berbagi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan.Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim dan Ogunyemi (2012) mengenai the effect of linkages and information sharing on supply chain and export performance in Egyptian T&C manufacturers juga menyatakan bahwa berbagi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan. Menurut Yuet al. (2001), dengan adanya pertukaran informasi dalam rantai pasokan, membantu perusahaan untuk memperbaiki tingkat persediaan dan melakukan penghematan biaya. Lin et al. (2002) juga menyatakan bahwa berbagi informasi dengan mitra dalam rantai pasokan dapat mengurangi ketidakpastian dan memperbaiki layanan dalam memenuhi pesanan konsumen.

Sehingga intensitas berbagi informasi yang tinggi dapat meningkatkan kinerja manajemen rantai pasokan perusahaan. Dengan demikian dirumuskan hipotesis:

H1 : Berbagi Informasi berpengaruh positif terhadap Kinerja rantai pasokan UMKM di Kota Malang

2. Hubungan Kepercayaan dengan Kinerja rantai pasokan UMKM

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Munizu, 2017) mengenai pengaruh kepercayaan, komitmen, dan teknologi informasi terhadap kinerja rantai pasokan pada IKM pengolah buah Markisa di Kota Makassar, menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan.

Kepercayaan merupakan sebuah keputusan yang dibuat perusahaan untuk mengandalkan mitra dengan harapan mitra tersebut akan bertindak sesuai dengan tujuan yang disepakati (Kurniawan dan Kusumawardhani, 2017). Lebih lanjut, Panayides dan Lun (2009) mengatakan bahwa

(11)

kepercayaan antara mitra menciptakan hubungan yang dapat saling menguntungkan. Kepercayaan juga berpengaruh penting dalam menurunkan biaya transaksi dan kesedian untuk berbagi resiko (Kwon dan Suh, 2004).

Lebih lanjut, orang dengan kepercayaan yang tinggi tidak ragu untuk membagi seluruh informasi dan percaya dengan isi dari informasi yang diterima (Kwon dan Suh, 2004).

Kepercayaan mengacu pada salah satu pihak percaya akan keandalan dan integrasi yang dimiliki oleh pihak lain (Abdullah dan Musa, 2014). Lebih lanjut, kepercayaan mempunyai peranan penting dalam kemitraan strategis dan memandang satu pihak dengan pihak yang lain dapat dipercaya (Abdullah dan Musa, 2014).

Kepercayaan dapat membantu keselarasan kepentingan mitra, meningkatkan kepuasan pemangku kepentingan, dan mendukung tercapainya tujuan bersama (Maurer, 2010). Lebih lanjut,kepercayaan membantu adanya peluang yang muncul dari kerjasama antara mitra (Maurer, 2010).

Dalam menumbuhkan kepercayaan, perusahaan tidak hanya melihat hubungan dengan pemasok sebagai transaksi bisnis saja, tetapi lebih menganggap pemasok sebagai bagian dari perusahaan. Sehingga dengan tingkat kepercayaan yang tinggi antara perusahaan dengan pemasok dapat meningkatkan kinerja manajemen rantai pasokan perusahaan. Dengan demikian dirumuskan hipotesis:

H2 : Kepercayaan berpengaruh positif terhadap Kinerja rantai pasokan UMKM di Kota Malang

3. Hubungan Jangka Panjang dengan Kinerja rantai pasokan UMKM Berdasarkan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, menyatakan bahwa hubungan jangka panjang berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan penelitian yang dilakukan oleh (Ariani & Dwiyanto, 2013) mengenai analisis pengaruh supply chain management terhadap kinerja UMKM makanan olahan khas Kota Padang,

(12)

menyatakan bahwa hubungan jangka panjang berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan.

Menurut Zineldin dalam (Latuconsina & Sariwating, 2020)) kualitas sebuah hubungan merupakan fungsi dari beberapa elemen atau faktor-faktor tertentu di antaranya:kooperasi, kemampuan dan kinerja karyawan termasuk manajer, sumber daya fisik, kualitas, distribusi dan penentuan harga produk, pembagian informasi, pengalaman, harapan konsumen dan kepuasan.

Hubungan antara supplier, customer, dan perusahaan, harus dikelola dengan baik dan selalu ditingkatkan agar terjalin hubungan yang berkelanjutan dan supplier ikut bertanggungjawab terhadap kualitas produk serta agar distribusi produk dari hulu ke hilir tepat pada waktunya sampai ke pengguna akhir.Maka peningkatan hubungan yang baik dalam jangka panjang serta saling adanya kepercayaan antara perusahaan, supplier dan customer sangat diperlukan agar mencapai efisiensi dalam kinerja operasional.

Pada prinsipnya tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pengelolaan hubungan jangka panjang adalah profitabilitas perusahaaan yang diperoleh melalui hubungan terus menerus serta saling menguntungkan sehingga terciptanya hubungan jangka panjang yang konsisten dan berkesinambungan.

Dari uraian di atas dapat ditarik hipotesis yaitu:

H3 : Hubungan Jangka Panjang berpengaruh positif terhadap Kinerja rantai pasokan UMKM di Kota Malang

4. Hubungan Kolaborasi dengan Kinerja rantai pasokan UMKM

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, menyatakan bahwa kolaborasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Gallear et al. (2012) mengenai corporate responsibility, supply chain partnership and performance: an empirical examination, menyatakan bahwa kolaborasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Wu et al. (2014) mengenai information sharing and collaborative behaviors in enabling supply chain

(13)

performance: a social exchange perspective juga menyatakan bahwa kolaborasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajemen rantai pasokan.

Lebih lanjut, Wu et al. (2014) menyatakan bahwa kolaborasi dengan mitra membantu perusahaan dalam membuat strategi rantai pasokan yang lebih baik. Salah satu cara membangun perilaku kolaboratif adalah dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi anggota rantai pasokan untuk bersedia berkolaborasi dan mengintegrasikan seluruh sumber daya yang ada. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pengurangan biaya dan meningkatkan layanan konsumen. Sehingga tingkat kolaborasi yang tinggi dapat mendorong peningkatan kinerja manajemen rantai pasokan perusahaan. Dengan demikian dirumuskan hipotesis:

H4: Kolaborasi berpengaruh positif terhadap Kinerja rantai pasokan UMKM di Kota Malang

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Rusyan (200:65) dalam bukunya pendekatan dalam proses belajar mengajar berpendapat : "Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia

Salah satu metode untuk mencegah terbentuknya scale adalah dengan menggunakan metode Scale Inhibitor. Scale Inhibitor merupakan suatu chemical yang diinjeksikan ke

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses pembelajaran lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” (Studi Pada Perusahaan

(2005), menunjukkan bahwa dari ekstrak air rimpang lempuyang wangi yang digunakan untuk pengobatan tradisional, telah diisolasi dan diidentifikasi 16 senyawa dan

setiap hari meliputi lama kopulasi; periode prapeneluran, yaitu periode saat imago jantan dan betina telah berkopulasi, tetapi imago betina belum meletakkan telur; periode

Pada pasien ditemukan adanya gejala simptomatik berupa muntah yang terjadi terus menerus ketika minum ASI sejak bayi lahir dan bayi merupakan NCB-KMK dengan BBLR sehingga

Kedua klon yang ditargetkan sebagai kentang sayur ini memiliki potensi menghasilkan rata-rata jumlah umbi yang cukup tinggi antara 10.27-10.53 umbi per tanaman dan