• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Minyak Jelantah dan Sosialisasi Pembuatan Sabun Dari Minyak Jelantah Pada Masyarakat Desa Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit- Mempawah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pemanfaatan Minyak Jelantah dan Sosialisasi Pembuatan Sabun Dari Minyak Jelantah Pada Masyarakat Desa Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit- Mempawah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Buletin Al-Ribaath 17 (2020) 26-30

Pemanfaatan Minyak Jelantah dan Sosialisasi Pembuatan Sabun Dari Minyak Jelantah Pada Masyarakat Desa Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit- Mempawah

Sumiati Hanjarveliantia, Dedeh Kurniasiha

aProdi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia E-mail: sumiatihanjarvelianti98@gmail.com , dedeh.kurnia9@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Katakunci:

Limbah;

Minyak goreng jelantah;

Asam lemak;

Sabun;

Pemberdayaan masyarakat.

Desa Sungai Limau, Kecamatan Sungai Kunyit memiliki pertumbuhan perkembangan usaha kuliner dan rumah makan karena terdapat sekolah serta perusahaan-perusahaan yang berada di desa tersebut. Hal ini memberikan dampak positif bagi masyarakat, namun juga menimbulkan dampak negatif dari sisi lingkungan. Dampak negatif dari usaha kuliner ini adalah volume limbah minyak goreng bekas (jelantah) yang tinggi. Ini terjadi karena masyarakat membuang minyak jelantah begitu saja. Limbah minyak jelantah apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadikan lingkungan kotor dan dapat mencemari air serta tanah. Untuk mengatasi masalah itu, perlu inovasi dalam pengelolaan minyak jelantah dengan melibatkan masyarakat sehingga limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah minyak jelantah dengan mengolahnya menjadi sabun. Pelatohan keterampilan pengolahan minyak jelantah menjadi sabun telah dilaksanakan bagi masyarakat di Desa Sungai Limau, dan memberikan manfaat.

1. Pendahuluan

Desa Sungai Limau, Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah merupakan salah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Sungai Kunyit memiliki Luas Wilayah 36.943.750 M² yang terdiri dari: daratan 3.283.750 M² (20% wilayah pemukiman, 40% dipergunakan untuk perkebunan kelapa, 30% dipergunakan untuk pertanian dan 2% hutan manghrove serta 8% dipergunakan peruntukan lainnya) lautan 33.660.000 M² wilayah fishing ground nelayan tradisional. Masyarakat di desa Sungai Limau memiliki mata pencaharian yang beragam, yaitu pedagang (wirausaha baik sandan, pangan maupun papan khususnya adalah usaha kuliner), bertani, berkebun serta berbagai profesi sebagai PNS, maupu karyawan swasta.

Desa Sungai Limau memiliki pertumbuhan penduduk, perkembangan industry dan perkembangan dunia usaha karena terdapat sekolah dan perusahan-perusahaan besar yang sedang didirikan dikawasan desa Sungai Limau. Dengan adanya perusahan yang sedang didirikan membuat adanya transimigrasi dimana jumlah penduduk semakin bertambah di Desa Sungai Limau. Salah satu bidang usaha yang terus berkembang adalah usaha kuliner dan rumah makan. Hal ini memberkan banyak dampak positif bagi masyarakat, namun di sisi lain juga menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan dari sisi lingkungan.

Salah satu dari Sembilan bahan pokok yang di konsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya di Desa Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit dan banyak digunakan dalam usaha kuliner dan rumah makan adalah minyak goreng. Masyarakat Indonesia secara umumnya menyukai makanan yang digoreng cukup tinggi (Anastasia, 2018). Konsumsi minyak goreng di Indonesia mencapai 290.000 ton/tahun. Minyak goreng merupakan yang yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan, berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minya goreng dari tumbuhan berasal dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacang kacangan, jagung dan kedelai (Ketaren, 1986). Pada dasarnya minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuhh yang lebih banyak dibandingkan dengan kandyngan asam lemak jenuhnya.

Minyak goreng dapat digunakan hingga 3-4 kali penggorengan (Kapitan, 2013). Akan tetapi, jika minyak goreng digunakan berulang kali, maka asam lemak yang terkandung akan semakin jenuh dan akan berubah warna. Minyak goreng bekas tersebut dikatakan telah rusak atau dapat disebut minyak jelantah dan kurang baik untuk dikomsumsi (Lipoeto, 2011). Penggorengan

(2)

S. Hanjarvelianti; D. Kurniasih. Buletin Al-Ribaath 17(2020) 26-30. E-ISSN:2579-9495, P-ISSN:1412-7156.

akan menghasilkan senyawa peroksida, senyawa peroksida ini merupakan radikal bebas yang bersifat racun bagi tubuh. Batas maksimal bilangan peroksida dalam minyak goreng yang layak dikonsumsi manusia adalah 10 meq/ kg minyak goreng.

Namun, umumnya minyak jelantah memiliki bilangan peroksida 20-40 meq/kg sehingga tidak memenuhi standar mutu bagi kesehatan (Thadeus, 2012). Minyak goreng bekas yang terserap oleh makanan yang digoreng dan termakan oleh manusia akan masuk dan dicerna di dalam tubuh manusia. Minyak goreng bekas yang masuk ke dalam tubuh manusia ini jika dibiarkan bertahun-tahun menumpuk di dalam tubuh akan menimbulkan penyakit bagi manusia, meskipun efeknya akan terlihat dalam jangka panjang (Asyiah, 2009). Beberapa potensi dampak buruk bagi kesehatan dapat terjadi akibat terlalu banyak mengkonsumsi minyak goreng bekas, misalnya adalah deposit lemak yang tidak normal, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat syaraf (Suryandari, 2014).

Di sisi lain, apabila limbah minyak jelantah dari usaha kuliner maupun rumah tangga ini langsung dibuang ke lingkungan, maka akan menjadikan lingkungan kotor dan menjadi bahan pencemar bagi air maupun tanah. Pembuangan limbah minyak goreng bekas secara terus menerus tidak berwawasan lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan kelangsungan kehidupan manusia. Minyak goreng bekas yang terserap ke tanah akan mencemari tanah sehingga tanah menjadi tidak subur. Selain itu, limbah minyak goreng yang dibuang ke lingkungan juga mempengaruhi kandungan mineral dalam air bersih. Akan tetapi karena kurangnya pengetahuan mengenai dampak terhadap lingkungan, masih banyak masyarakat umum maupun pedagang kuliner yang membuang limbah minyak goreng begitu. Untuk mengatasi masalah itu, perlu adanya inovasi dalam pengelolaan limbah minyak goreng dengan melibatkan masyarakat luas sehingga limbah minyak goreng dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis.

Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi. Oleh karena itu, limbah minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi sabun yang ramah lingkungan. Namun sejauh ini, masyarakat belum mengetahui potensi ekonomis limbah minyak goreng bekas tersebut. Selain itu, masyarakat juga belum mengetahui metode tepat guna pengolahan limbah minyak goreng sebagai bahan baku sabun serta belum memiliki pengetahuan tentang pengendalian pencemaran air dan tanah. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah volume limbah minyak goreng yang tinggi, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi limbah minyak goreng dengan jalan mengolah limbah minyak goreng menjadi sabun. Pelatihan ketrampilan mengenai pengolahan limbah minyak goreng menjadi sabun ramah lingkungan sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di desa Sungai Limau. Terlebih bagi masyarakat di desa Sungai Limau yang banyak berwirausaha sebagai pengusaha kuliner. Agar usaha kuliner lebih produktif, maka hasil inovasi limbah minyak goreng yang diolah menjadi sabun cuci dapat dimanfaatkan untuk penghematan pengeluaran dari segi bahan pencuci.

Masyarakat di desa Sungai Limau merupakan masyarakat yang kooperatif dan memiliki kesediaan untuk mempelajari hal- hal baru yang bermanfaat, serta mengikuti pelatihan ketrampilan yang memberdayakan ekonomi masyarakat. Berdasarkan kondisi tersebut, maka permasalahan prioritas mitra yang disepakati bersama untuk diatasi melalui kegiatan pengabdian ini adalah aspek produksi sabun cuci piring dari limbah minyak goreng bekas dan aspek wawasan kewirausahaan.

Berdasarkan analisa uraian diatas, maka penulis teratik untuk memberikan pelatihan pemanfaatan limbah minyak jelantah untuk pembuatan sabun organic alternatif.

2. Metode

Kegiatan Sosialisasi pembuatan sabun dari minyak jelantah ke masyarakat Sungai Limau dilakukan mulai tanggal 19 Agustus 2019 pada pukul 15.00-17.00 WIB berlokasi di Posko KKU Desa Sungai Limau.

Adapun alur pelaksanaan sosialisasi dan pembuatan sabun dari minyak jelantah dapat dijabarkan sebagai berikut:

Pelaksanaan mengenai sosialisasi dan surat menyurat

Proses pembuatan sabun dari minyak jelantah disosialisasikan kepada masyarakat Informasi kegiatan secara lisan kepada RT

Proses pengumpupulan minyak jelantah dan peralatan yang dibutuhkan

Memperlihatkan hasil olahan sabun dari minyak jelantah

Laporan akhir

(3)

S. Hanjarvelianti; D. Kurniasih. Buletin Al-Ribaath 17(2020) 26-30. E-ISSN:2579-9495, P-ISSN:1412-7156.

Prosedur yang pertama kali dilakukan adalah membuat perencanaan seperti melakukan survey lokasi dan potensi Sumber Daya Alam, dan juga mata pencaharian usaha di sekitar Sungai Kunyit. Setelah melakukan survey pendahuluan, diperoleh informasi bahwa SDA yang sangat melimpah adalah kelapa dan sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah membuka rumah makan ataupun bidang kuliner lainnya yang mengakibatkan banyaknya limbah minyak jelantah. Perencanaan awal sudah dilakukan seperti surat menyurat ke kantor desa, membuat proposal da menyampaikan ke kantor desa kemudian memberikan sedikit gambaran awal mengenai proses pembuatan sabun dari minyak jelantah tersebut kepada masyarakat Sungai Limau dan kepadaKepala Desa. Pembuatan sabun dari minyak jelantah tersebu direncanakan akan dibuat di posko KKU UM Pontianak.

Setelah menyampaikan secara resmi rencana kegiatan tersebut, kemudian disampaikan kembali ke ketua RT secara lisan.

Kegiatan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan percobaan dalam membuat sabun dari minyak jelantah dan barang jadinya akan dipajang ketika sosialisasi akan dilakukan. Sehingga pada saat sosialisasi hanya memberikan gambaran dan proses mengenai pembuatan sabun dari minyak jelantah tersebut dan memberikan peraga pembuatan tersebut kepada warga masyarakat. Pengumpulan bahan baku awal berupa minyak jelantah dibantu oleh beberapa warga agar memudahkan proses pengerjaan pemanfaatan minyak jelantah yang masih terbilang sangat jarang ini. Dengan sosialisasi hasil pembuatan sabun dari minyak jelantah ini juga diharapkan dapat menumbuhkembangkan minat masyarakat agar lebih sadar terhadap lingkungan di sekitar kita. yang pada awalnya tidak berminat untuk wirausaha ataupun yang bingung untuk berwirausaha dapat memberikan inspirasi ke mereka dan memperkenalkan pemanfaatan minyak jelantah dari limbah yang ada di sekitar dan dapat menciptakan citra bahwa Sungai Limau adalah produsen asli dari pembuatan sabun dari minyak jelantah. Kegiatan ini juga dapat mengurangi jumlah limbah yang ada di Desa Sungai Limau dan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan ekonomi pendapatannya.

Persiapan pembuatan sabun dari minyak jelantah dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2019 yaitu berupa pengumpulan bahan baku minyak jelantah dibantu oleh beberapa warga. Minyak jelantah yang sudah dikumpulkan tersebut diperoleh dari beberapa rumah makan yang ada di Desa Sungai Limau. Minyak jelantah tersebut terdapat sisa-sisa makanan dari hasil penggorengnya. Sisa-sia makanan tersebut kemudian disaring agar saat proses pembuatan sabun dapat menghasilkan produk yang diinginkan.

Proses tahapan awal, masyarakat yang hadir mengikuti pelatihan di Posko KKU UM Pontianak dijelaskan mengenai potensi pemanfaatan limbah khususnya minyak jelantah. Warga diberikan penjelasan tahapan-tahapan pembuatan sabun dari minyak jelantah, dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menyiapkan air 110ml di mangkok 2. Menambahkan 35gr soda api

3. Diaduk sampai larut, kemudian didiamkan 20 menit

4. Memasukkan minyak jelantah yang telah disaring kedalam campuran 5. Mengaduk secara perlahan hingga tercampur rata

6. Memasukkan parfum kedalam campuran, sambil diaduk hingga kental 7. Menambahkan pewarna bila perlu

8. Memasukkan campuran kedalam cetakan 9. Didiamkan hingga memadat

10. Sabun siap digunakan

Gambar 2. Proses Pencampuran Bahan

Pada tahap pelaksanaan pembuatan sabun dari minyak jelantah bisa berjalan lancar, namun terdapat beberapa catatan permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan praktik, yaitu :

1. Peserta kesulitan untuk menakar dalam ukuran yang pas

2. Komposisi campuran Soda api yang dirasakan belum tepat, karena sabun yang dihasilkan ketika dicoba untuk mencuci tangan terasa gatal di tangan. Solusi yang kami berikan adalah mengurangi takaran soda api agar tidak menyebabkan gatal. Dengan pengurangan dosis soda api menimbulkan dampak proses pemadatan sabun menjadi lebih lama.

(4)

S. Hanjarvelianti; D. Kurniasih. Buletin Al-Ribaath 17(2020) 26-30. E-ISSN:2579-9495, P-ISSN:1412-7156.

Gambar 3. Proses Pencetakan Sabun

Pada tahap evaluasi kegiatan yang kami lakukan kepada warga, kami menyimpulkan bahwa antusias warga dalam mengikuti pelatihan pemanfaatan limbah minyak jelantah untuk membuat sabun ini sangat bagus. Kami juga memberikan motivasi kembali kepada warga untuk mengalakkan pemanfaatan limbah menjadi produk barang alternatif yang bermanfaat serta mempunyai nilai ekonomis.

4. Kesimpulan

Program sosialisasi dan pembuatan sabun dari minyak jelantah ini cukup menarik dan juga masih sangat jarang ditemui.

Dari program sosialisasi dan pembuatan pembuatan sabun dari minyak jelantah yang sudah dilaksanakan, sebagian besar warga terutama Ketua RT 09 Dusun Tani sangat mengapresiasi dan kagum dengan hasil pembuatan sabun dari minyak jelantah. Selain dapat mengurangi jumlah limbah minyak jelantah, kegiatan ini juga dapat mengolah limbah yang tidak bermanfaat menjadi barang bernilai guna. Pembuatan sabun dari minyak jelantah ini juga diharapkan menjadi produk khas masyarakat Sungai Limau. Yang artinya bahwa jika berminat memiliki sabun dari minyak jelantah ini hanya dapat ditemui di Desa Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah dan tidak dapat ditemui di daerah lainnya.

Kegiatan pengabdian masyarakat melalui pelatihan pemanfaatan minyak jelantah untuk pembuatan sabun yang kami lakukan untuk warga masyarakat Desa Sungai Limau secara keseluruhan dapat terserap oleh masyarakat, sehingga dapat membuka wawasan masyarakat untuk bisa kreatif dalam mengelola limbah. Beberapa permasalahan yang dihadapi diantaranya belum terbiasanya warga untuk melakukan kegiatan sampingan untuk mengelola limbah, sehingga diperlukan motivasi dan edukasi yang lebih giat untuk membiasakan warga sadar akan kegiatan positif pemanfaatan limbah.

Gambar 4. Penyuluhan dan Diskusi Pembuatan Sabun Minyak Jelantah

Gambar 5. Produk Sabun dari Minyak Jelanta

(5)

S. Hanjarvelianti; D. Kurniasih. Buletin Al-Ribaath 17(2020) 26-30. E-ISSN:2579-9495, P-ISSN:1412-7156.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih diucapkan kepada Perangkat Desa Sungai Limau Kecamatan Sungai Kunyit-Mempawah terutama Kades dan Sekretaris Desa serta Ketua RT 09 Dusun Tani yang telah sepenuhnya memberikan dukungan, segala bantuan dan apresiasinya selama kegiatan ini berlangsung. Kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah memfasilitasi dan mendukung kegiatan ini, serta Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah mendiseminasikan artikel pengabdian ini.

Daftar Pustaka

Aisyah, N. 2009. Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas menjadi Sabun Mandi Padat. Pasca Sarjana Teknik Kimia. Universitas Sumatera Utara. Medan

Anastasia, F. 2018. Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga terhadap Penggunaan Minyak Goreng Berulang Kali di Desa Serbelawan Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun Tahun 2017. Medan: Skripsi diajukan kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.

Kapitan, B.O. 2013. Analisis Kandungan Asam Lemak Trans (Trans Fat) Dalam Minyak Bekas Penggorengan Jajanan Di Pinggir Jalan Kota Kupang, Jurnal Kimiaterapan 1 (1), 17-31.

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit UI Press. Jakarta. Lestari, P. P., 2010. Pemanfaatan Minyak Goreng Jelantah pada Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair. Medan: Thesis diajukan pada Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Lipoeto, E. 2011. Synthesis of Biodiesel via Acid Catalysis. Ind. Eng. Chem. Research, 44(14), 5353-5363.

Suryandari. 2014. Pelatihan Pemurnian Minyak Jelantah dengan Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiacal, Linn) untuk Pedagang Makanan di Pujasera Ngaliyan. Dimas, 14(1), 57 – 70

Thadeus, M. S. 2012. Dampak Konsumsi Minyak Jelantah terhadap Kerusakan Oksdatif DNA (Disertasi). Yogyakarta :Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Gadjah Mada.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai organisasi dipastikan bahwa ada perencanaan yang matang dalam pengembangan proses pembelajaran, ada pengorganisasian proses pembelajaran, ada koordinasi yang

by classifying the rival firms based on the cumulative abnormal return at event day and one day after the event day it is found that the vertical acquisition announcement affect

Berdasarkan pada pengertian diatas, terminal penumpang pelabuhan kapal pesiar merupakan bangunan yang digunakan sebagai masuk keluarnya penumpang kapal pesiar dan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran atau tindakan. Tujuan diadakannya pengamatan untuk mengenali, merekam, mendokumentasikan semua indikator baik

Maka kalaupun ada penghayat yang memberikan penjelasan mengenai ajaran, maka sifatnya hanya sekedar memberi gambaran apa yang sebaiknya dilakukan penghayat untuk

Setelah mendeteksi ritme jantung yang dapat diberi shock, AED akan menyarankan operator untuk menekan tombol SHOCK (hanya 9300E) untuk memberikan shock defibrilasi diikuti

Hakim tingkat pertama dengan sengaja mengesampingkan dan tidak pernah mempertimbangkan fakta hukum bahwa 53 surat sub bond telah dilunasi termohon pailit (pemohon

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis akan melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan dari tradisi Bulangekh dalam masa kehamilan dan