• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

5

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sajak

Sajak merupakan suatu puisi yang berdiri sendiri, dimana tidak terikat oleh peraturan menulis seperti larik serta bait. Sehingga jatuhnya lebih santai. (Bahtiar, 2016). Sajak sebenarnya terhitung berbeda dengan puisi, sajak Merupakan puisi yang berdiri sendiri atau bersifat individual yang memiliki kesatuan makna dalam kalimatnya, sedangkan puisi masih memiliki peraturan dalam penulisannya. sajak tidak terkait dengan peraturan yang ketat, sajak juga memiliki makna yang luas dibandingkan dengan puisi. (“Sajak dan Puisi itu beda. Ini Pengertian dan Manfaat dari Membacanya”, 2019, Maret, 19)

2.1.1 Sitor situmorang

Sitor Situmorang merupakan penyair Angkatan 1945 yang memiliki hasil karya terbanyak dikalangan angkatannya, dikarenakan umurnya yang panjang, beliau masih berkarya hingga tutup usia, tepatnya pada bulan Desember 2014. Beliau membuat sajak dengan gaya bahasa seperti Chairil, biasanya berfokus pada budaya, keindahan Indonesia, serta catatan harian kehidupan beliau. Beliau memenangkan dua penghargaan pada tahun 2006 dengan sajak yang berbeda. Ia berperan banyak di bidang literasi Indonesia, beliau pernah menjadi seorang jurnalistik yang mewartakan kabar Indonesia, serta berperan di politik.

Sitor Situmorang merupakan sastrawan Angkatan 1945 yang memiliki gaya sajak modern sehingga lebih lues, mirip Chairil Anwar, namun hasil karya yang

(2)

6

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

diciptakan Sitor Situmorang jauh lebih banyak, dikarenakannya ia merupakan salah satu sastrawan yang memiliki umur yang cukup Panjang, ia terus berkarya mulai dari 1945-2014. Beliau merupakan seorang satrawan yang menyaksikan dari dekade ke dekade sehingga memiliki karya dari bebrbagai periode, bukan hanya di periode 1945 saja, ia juga pernah meraih penghargaan sastra badan bahasa pada tahun 2006 dengan judul karya “Biksu tak berjubah” serta penerima penghargaan karya sastra asia tenggara (south east asia write award recipients) pada tahun 2006, sajaknya yang berjudul "jalan menuju rumahmu"

Sitor situmorang memiliki budaya Indonesia yang kental dalam sajaknya. Ia banyak menceritakan kondisi serta keindahan alam di Indonesia salah satu contoh sajaknya yang berjudul danau toba, hal ini juga bsa menjadi dukungan bagi oemerintah untuk mempromosikan wisata danau Toba, di mana sandiaga uno juga sedang merencanakan untuk memajukan pariwisata danau Indonesia.

Menurut buku data statistik pariwisata Indonesia pula, tertera bahwa media yang dapat menarik masyarakat itu penting, baik itu teknologi maupun film yang menceritakan keindahan alam Indonesia.

Selain itu Sitor Situmorang juga tidak terbatas dari pembuatan sajak memakai bahasa nasional saja, beliau juga membuat banyak sajak menggunakan bahasa asig seperti bahasa belanda dan perancis, ia pernah mendapat penghargaan nominasi sajak terbaik di Belanda, sehingga beliau tidak tenar di Indonesia saja.

(3)

7

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.1.2. Sejarah Sastra Indonesia

Bahtiar dan Erowati mengutip Luxemburg untuk mengemukakan bahwa sejarah sastra ialah ilmu yang membahas periode, aliran-aliran, serta jenis-jenis dari kesusastraan, begitu juga pengarang serta reaksi dari pembaca dari masanya.

(Bahtiar & Erowati, 2011, hlm.7)

Sementara menurut Zulfanur Z.F. dan Sayuti Kurnia, sejarah sastra merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan sejarah dari suatu bangsa daerah selain dari kebudayaan dan karya sastranya. (Bahtiar & Erowati, 2011, hlm.8)

Dari kedua teori di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah sastra di Indonesia sudah mencakup fungsi, periode, tren, kritik, gaya, serta perbandingan gaya berdasarkan perkembangan kesusastraan dari periodenya masing-masing.

2.1.3. Fungsi Sejarah sastra

Sastra memiliki fungsi yang cukup penting, karena Sastra yang ditulis oleh penyajak Indonesia tertulis bedasarkan keadaan politik yang terjadi pada jamannya, sehingga yang mempengaruhi gaya penulisan sajak bergantung dari keadaan sosial pada era tersebut juga, dimana ini juga mampu menjadi alternatif melihat sejarah dalam bentuk karya sastra. Hal ini dijelaskan dari buku Bahtiar & Erowati (2011) (Bahtiar & Erowati, 2011, hlm.9)

2.1.4 Periodisasi

Pradopo mengutip dari Rene Welek untuk menyatakan pembabakan merupakan bagian waktu yang dikuasai oleh sistem norma-norma sastra, dan konvensi-

(4)

8

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

konvensi sastra, yang muncul serta meluasnya ditentukan dari pembagian masanya, dimana pada masa tersebut memiliki peristiwa yang berbeda-beda pula, berhubungan penulisan sastra di masa itu sangat terkait dengan keadaan politik dari suatu negara. (Pradopo, 1991, hlm.132)

2.1.4.1 Pujangga lama

Sastra pujangga lama merupakan karya sastra yang dirilis sebelum tahun 1928, dimana di atas tahun tersebut sudah termasuk sastra diperiode pujangga baru. Pujangga lama masih memakai karya sastra dengan kaidah lama. Pada masa itu belum ada puisi modern, yang mendominasi ialah Syair, pantun, gurindam serta hikayat. Gaya Bahasa yang digunakan perumpamaan klise dan peribahsa namun menggunakan percakapan sehari-hari. Karena yang di bahas merupakan perkembangan dari kesusastraan, Bahtiar Erowati langsung membahas ke Pujangga Baru (Bahtiar Erowati, 2011, hlm.16)

2.1.4.2 Pujangga baru

Pujangga baru merupakan era dimana gaya Bahasa sudah cukup berkembang dan tidak hanya terikat kepada topik-topik serius negara seperti politik. Tercatat gaya pada umumnya yang ada diperiode ini menggunakan kata-kata puitis yang indah. Ada yang mengambil persoalan kehidupan dimasa era modern seperti emansipasi, ada juga yang menyangkut dengan pekerjaan. (Bahtiar & Erowati, 2011, hlm.17)

(5)

9

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.2 Buku digital

Buku digital merupakan sebuah media informasi yang berbentuk buku namun dibuka melalui perangkat dijital seperti komputer maupun mobile. Di era modern, semakin banyak buku digital yang dirilis melalui app store maupun iBooks , maupun website. Buku digital tersebut sering juga disebut sebagai Ebook. Ebook mampu diakses melalui internet, ada beberapa yang region lock, tergantung dari keperluan buku tersebut, ada yang berfungsi sebagai pelajaran, ada buku cerita, ada juga yang berbentuk buku interaktif sehingga pembaca mampu berinteraksi dengan file buku digital tersebut. Maley dan Holley mengutip teori Hawkins (2000) yang menyatakan bahwa Ebook merupakan teks apapun yang dibuat ke dalam format elektronik dan dibuka melalui ebook Reader. (Manley & Holley, 2012, hlm.4)

2.2.1 Ilustrasi dalam buku digital

Ilustrasi merupakan sebuah gambaran atau lukisan yang dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan sebuah informasi sesuai dengan tujuan awal pesan yang ingin disampaikan, sehingga perancangan dalam ilustrasi juga harus sesuai dengan konteks. Ilustrasi dapat dimasukan ke dalam buku digital sebagai hiasan atau pemberian informasi lebih terhadap konten teks yang diberikan melalui buku digital.

2.2.2 Bahasa Visual

Bahasa Visual merupakan apa yang diintrepetasikan saat membuat sebuah ilustrasi, Bahasa visual yang baik ialah dimana sebuah ilustrasi mampu memberikan

(6)

10

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

pesan kepada orang yang melihat ilustrasi tersebut. Bahasa visual diperlukan untuk menjadi pembeda antara ilustrasi dengan ilustrasi lainnya, seperti gaya hyperrealism dimana ilustrasi mampu memberi informasi dengan objek yang mendetail. Ilustrasi mampu memberikan informasi, komentari, serta fiksi naratif, tergantung dari apa yang perancang ilustrasi tunjukan dalam gambarnya, oleh karena itu gaya dalam Bahasa visual sangat penting. (Male, 2007, hlm.51)

2.2.3 Prinsip Desain dalam ilustrasi

Prinsip desain pada dasarnya merupakan aspek dasar yang perlu diterapkan dalam melakukan perancangan, prinsip desain juga dapat diterapkan dalam ilustrasi, seperti penentuan ruang kosong, serta kontinuiti dari sebuah buku, karena jika terlihat tidak nyambung, maka kesatuan suatu buku meskipun sesuai alur text, akan terlihat patah atau tidak nyambung, oleh karena itu moodboard serta penentuan warna sangat diperlukan dalam membuat konsep ilustrasi.

Gambar 2.1. Si pitung referensi layout untuk ilustrasi di buku digital Sumber: Edo Putra (https://www.behance.net/gallery/6234559/Illustration-Si-Pitung)

Dapat dilihat dari ilustrasi berikut, halaman buku memainkan ruang kosong yang dijadikan tempat untuk teks dari cerita. Sementara ilustrasi menggunakan berbagai

(7)

11

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

macam shape, shape dapat dilihat dikarakter yang digambarkan pada gambar.

Shape bisa oval sepeti wajah bapak Si Pitung, Lingkaran pada kepala anak kecil, serta persegi untuk badan karakter. Pada ilustrasi di atas kebanyakn menggunakan bentuk yang organik.

Gambar 2.2. Shapes Sumber: Landa, (2011, hlm,.18)

2.2.4 Warna dan Ilustrasi

Warna sangat berperan penting dalam menghidupkan sebuah ilustrasi, karena dengan bantuan warna, skenario ilustrasi akan berbeda sesuai situasi dan atmosfir yang diciptakan oleh warna.

Gambar 2.3. Google Arts and Culture Sumber: Google

(8)

12

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

Seperti warna biru yang membuat kesan warna yang dingin, warna merah yang biasanya hangat ditemani oleh biru dingin membuat kesan yang dingin serta suram.

Untuk detail psikologi warna akan dijelaskan di subab berikutnya.

2.2.4.1 psikologi warna

Warna memberikan perspektif yang berbeda, menurut riset warna memicu kesan psikis.

2.2.4.2 Sains dibalik psikologi warna

Menurut buku Contour (2019) Psikologi warna berperan besar dalam pemasaran perancangan. Baik itu untuk efektifitas brand dari sebuah produk maupun membuat ruang buat pengguna servis. Psikologi warna relevan dalam perancangan dalam aspek apapun. (hlm.3)

Berdasarkan riset, dari warna saja seseorang dapat tertarik ataupun malah sebaliknya menjauh dari sebuah produk hanya dengan melihatw arna dari suatu objek. Pada masa kini, masyarakat menilai suatu produk 90%

dipengaruhi oleh warna, yang merupakan sebuah impresi pertama dari usatu prduk. (hlm.4)

Warna memiliki impresi yang berbeda-beda dari berbagai sudut pandang masing-masing individu, hal ini juga di pengaruhi oleh pengalaman individu.

Ada 3 faktor yang memberi kita persepsi terhadap warna: hue, value, dan chroma. Hue yang merupakan warna general atau keseluruhan, value tingkat kepekatan serta gelap terang warna, dan chroma yang merupakan saturasi dari sebuah warna. (hlm.4)

(9)

13

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

Ketiga faktor tersebut dikembangkan untuk mengembangkan preferensi warna. Hal ini di pengaruhi dari 3 hal, biologi atau evolusi, teori skema gender, ecological valence theory. (hlm.5)

2.2.4.3 Biology and evolution

Evolusi membuat mekanisme biologis individu berubah, hingga mempengaruhi preferensi warna dari seseorang. Pemikiran seorang wanita diduga mengembangkan sebuah preferensi yang lebih mengarah ke merah yang dipercayai karena dulunya manusia terutama wanita sering berburu buah- buahan di alam liar. Sejarah ini di percayai oleh psikolog dimana dimulainya warna merah muda yang menjadi ciri khas warna feminim. (contour, hlm.5)

2.2.4.4 Teori skema gender

Sealur jalannya waktu, manusia memiliki ekspektasi serta stereotip seperti melabel warna sesuai gender ideal. Walau anak-anak tumbuh dewasa dengan ekspektasi gender ideal, pada kahirnya lingkungan sosiallah yang menentukan dan menetralkan stereotip warna. (contour, hlm.5)

(10)

14

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.2.4.5 Ecological valence theory

Selain dari ekologi dan stereotip sepanjang berjalannya waktu, manusia menyukai warna juga di pengaruhi oleh pengalaman emosional yang menciotakan preferensi sekrang individu. (contour, hlm.5)

2.2.4.6 Asosiasi warna

Warna pada umumnya memiliki asosiasi terhadap suatu objek,sifat, maupun kesan. Hal ini sama seperti penjelasan di poin sebelumnya, setiap masyarakat memiliki pengalaman yang berbeda-beda terhadap warna, sehingga cerminannya terhadap warna tertentu akan berbeda-beda pula, hal ini juga dipengaruhi oleh usia serta jenis kelamin. Namun warna memiliki asosiasi umum, seperti warna hangat yang cenderung bersifat ceria, membara, serta semangat. Dan kebalikan dari keluarga warna hangat, warna dingin cenderung memberi kesan tenang, santai, terkadang menyedihkan. (Contour, hlm.6)

2.2.4.7 Warna hangat dan warna dingin

Warna hangat berada di spektrum merah, ungu, orens, serta kuning. Menurut Contour (2019) mulanya warna hangat dan dingin bermula dipengaruhi dari perpindahan musim, Ketika musim gugur tiba, maka cuaca akan terasa lebih dingin dari musim sebelumnya, warna dedaunan pada musim gugur menandakan kehangatan di mana makhluk hidup membutuhkan kehangatan.

Oleh karena itu pada musim dingin banyak pakaian yang berwarna hangat dijual

(11)

15

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

di toko. Sementara itu sebaliknya dnegan warna dingin, warna dingin memberi ketenangan. (hlm.8)

2.2.4.8 Teori Warna

Sebelum mengaplikasikan warna, tentunya harus didasari pengetahuan dasar mengenai warna, karena warna merupakan elemen yang sangat penting dalam desain, setiap warna memberi kesan yang berbeda. Ada warna yang provokatif dimata pengamat, ada warna yang memberi kesan aman, serta ada warna yang memberi rasa waspada. Oleh karena itu pemilihan warna sangat penting dan esensial di dalam sebuah desain. (Landa, 2011, hlm.19)

Gambar 2.4 Diagram Sistem Warna Aditif, Sumber: Landa, (2011 - hlm.20)

2.2.4.9 Elemen Warna

Elemen warna dibagi menjadi tiga, hal ini berdasarkan Landa (2011) dimana elemen tersebut dibagi menjadi sebagai berikut (Landa, 2011, hlm.22)

(12)

16

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.2.4.10 Hue

Kelompok spektrum pigmen warna seperti merah, biru, kuning dan warna lainnya. Hue yang disusun berdasarkan kadar warna primer. Hue membedakan warna hangat dan warna dingin, hue juga menentukan kadar pigmen warna primer dan campuran. (Landa, 2011, hlm.22)

Gambar 2.5 Hue Sumber: Adams (2017, hlm.13)

2.2.4.11 Value

tingkatan dari pekat dan tidak pekatnya suatu warna, yang biasanya menentukan intensitas dari warna. Semakin gelap sebuah warna, maka semakin pekat value dari warna tersebut. Value ditentukan dari gelap maupun terangnya suatu warna.

(Landa, 2011, hlm.22)

(13)

17

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.6 Value Brightness, Sumber: Adams (2017, hlm.13)

2.2.4.12 Saturation

Saturasi merupakan kadar dari suatu warna, semakin abu-abu sebuah warna, semakin lemah pula kadar warna tersebut. (Landa, 2011, hlm.22)

Gambar 2.7 Saturation, Sumber: Adams (2017, hlm. 13)

(14)

18

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.2.4.13 Pemilihan Warna

Warna dapat dipilih dengan menggunakan beberapa teknik pengambilan warna dari color wheel. teori yang di ambil dari Adams (2017) sebagai berikut;

1. Komplementer: merupakan paduan warna yang bertolak belakang dari color wheel. warna komplementer berperan penting untuk menciptakan kontras warna yang kuat namun enak dipandang oleh mata.

Gambar 2.8 Warna Komplementer Sumber: Adams (2017)

2. Split Complementary: warna yang digunakan masih menggunakan konsep warna komplementer, namun ada penarikan warna lain lagi yang mendekati dari salah satu warna komplementer.

Gambar 2.9 Warna Split Complementary Sumber: Adams (2017)

(15)

19

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

3. Double Complementary: warna komplementer yang digunakan merupakan gabungan dari dua warna yang saling berseberangan, jadi ada empat warna yang saling bertolah belakang.

Gambar 2.10 Warna Double Complementary Sumber: Adams (2017)

4. Analogus: warna analogus menggunakan kombinasi dari dua atau lebih warna yang secara hue berdekatan, biasanya analogus menciptakan gradasi pada warna, dan lebih mudah diproses oleh mata.

Gambar 2.11 Warna Analogus Sumber: Adams (2017)

(16)

20

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

5. Triadic: merupakan kombinasi dari 3 warna yang berjarak sama pada color wheel. pada pemilihan warna triad, pada umumnya ada 2 warna yang berbagi warna primer yang sama, seperti warna hijau dan ungu berbagi warna biru dalam campurannya.

Gambar 2.12 warna Triadic Sumber: Adams (2017)

6. Monochromatic: monochromatic hanya menggunakan satu warna, namun memainkan shade dari warna, Value sangat penting dalam mengaplikasikan warna Monochromatic.

Gambar 2.13 3warna Monochromatic Sumber: Adams (2017)

(17)

21

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.3 Ilustrasi dan Buku digital

Ilustrasi selayaknya digunakan sebagai media informasi dalam bentuk sebuah gambaran (Male, 2007) , dapat menjadi media informasi dalam buku digital pula.

Untuk menyampaikan informasi sebuah buku digital dengan efektif, maka perlu pula di perhatikannya Layout dan Grid dari sebuah halaman buku digital yang akan dirancang.karena rasio ukuran buku digital berbeda dengan buku cetakan. Resolusi layer digital sebuah perangkat pada umumnya 16:9 jika dalam ukuran pixel ialah 1920x1080px. Contoh layout dengan ilustrasi berasio 16:9 di media digital seperti ilustrasi Good Nights oleh Chaos Ego.

Gambar 2.14 Good Nights Book Sumber: Chaos Ego

2.3.1 Ilustrasi

Ilustrasi itu sendiri merupakan sebuah karya seni yang memiliki tujuan untuk menyampaikan sebuah situasi atau informasi dalam bentuk gambaran yang bertujuan agar pembaca dapat mudah dalam memahami pesan yang ingin disampaikan. Teori ini berdasarkan dari Male (2007)

(18)

22

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.3.2 Visual Inteligence

Selain Bahasa visual yang dilihat dari gaya, aestetik, dan simbolisme. ada juga yang menjadi faktor suksesnya suatu ilustrasi, yaitu untuk menggambarkan pesan agar pesan tersampaikan jika pembaca melihat langsung ilustrasi tersebut. Visual Inteligence ini merupakan kemampuan seorang illustrator untuk menempatkan atau mengarahkan pengamat agar memahami maksud dari ilustrasi yang ditampilkan di media, karena gambar tanpa konteks bukanlah ilustrasi. (Male, 2007, hlm.52)

2.3.3 Visual Metaphor

Diambil dari kata metafora sendiri, visual metaphor merupakan sebuah ilustrasi yang dibuat menggunakan pengandaian, yang biasanya sangat imajinatif, dan bersifat surealis. Metaphor menambah unsur puitis dari suatu gambar, sehingga cocok di terapkan ke visualisasi sajak. (Male, 2007, hlm.54)

2.3.4 Diagram

Sementara Ilustrasi diagram biasanya ditemukan di dalam buku ilmiah, karena menyangkut ke bahan atau lapisan dari lahan atau lingkungan nyata seperti lapisan tanah, serta tekstur bumi. Biasanya diagram tidak menggunakan gaya surealisme karena diagram menyangkut ke data nyata serta tekstur yang cukup akurat dengan yang aslinya. (Male, 2007, hlm.59)

(19)

23

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.4 Layout dan grid

Layout menurut Ambrose dan Harris (2011) merupakan sebuah penyusunan elemen-elemen desain yang memiliki kaitan dengan tata ruang yang disediakan atau ingin dirancang. Fungsi utama sebuah layout ialah untuk mempresentasikan elemen visual dan textual yang ingin disampaikan dalam sebuah perancangan untuk memermudah pembaca menavigasi bacaannya.

(Ambrose Haris, 2011, hlm.10)

Layout tidak terlepas dari Grid, grid merupakan alat bantu yang mempermudah perancang memuat urutan konten dan menjadi panduan agar penyususnan layout terlihat rapi, grid memiliki ukuran tertentu tergantung dari perancang, grid biasanya dibagi menjadi beberapa Column serta Rows.

2.4.1 Anatomi grid

Seperti yang dijelaskan di atas grid terdiri dari kumpulan Column serta Rows, jumlah column serta Rows yang digunakan ini tergantung dari jenis grid yang digunakan oleh perancang, menurut Ambrose dan Harris (2011)

2.4.2 Column

Column merupakan ruang petak memanjang secara vertical yang biasanya sudah terbagi sesuai perencanaan Grid sang perancang. Column membantu posisi peletakan agar desain tidak keluar dari batas template yang sudah direncanakan. (Ambrose & Harris, 2011, hlm.67)

(20)

24

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.4.3 Gutter

Gutter merupakan jarak antar column yang pembagiannya juga tergantung dari berapa column yang ingin dibuat oleh perancang. Terkadang juga ada desain layout yang tidak memiliki gutter karena penyusunan konten sengaja dibuat mepet. Gutter biasanya digunakan menjadi pembatas peletakan teks serta gambar dalam layout. (Amborse & Harris, 2011, hlm.67)

Gambar 2.15 Anatomi Grid (Ambrose & Harris 2011 - Hlm.67)

2.4.4 Rows

Rows merupakan garis yang mengarah secara vertikal yang membantu membentuk column.

(21)

25

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.5 Tipografi

Typhography sangat berperan penting dalam perancangan suatu buku baik itu buku cetak maupun buku cetak. Selain bertujuan untuk memasukan konten teks, typography juga berperan untuk memberikan karakter pada suatu buku agar kesan serta tema dari buku itu tersampaikan. Seperti buku medieval yang menggunakan huruf yang cenderung mewah serta memakai jenis huruf serif.

Gambar 2.16 Advertisement sheet for script – c.1450

Atau media yang sering di temukan sekarang menggunakan font sederhana yang memang tujuan =nya agar lebih mudah dibaca serta tidak memberatkan pandangan

Gambar 2.17 Design Tutsplus – Megazine Layouts

(22)

26

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

Tipografi menurut Sihombing (2017) merupakan sebuah ilmu mengenai gaya serta teori mengenai penulisan huruf yang memiliki peran penting dalam setiap karya desain grafis serta berlangsung dari masa ke masa yang merekat pada peradaban manusia. Karya tipografi yang muncul mewakili kebutuhan tulisan pada masanya dalam memenuhi kebutuhan komunikasi visual.

2.5.1 Jenis huruf 1. Serif

Serif merupakan jenis huruf yang memiliki ekor atau tagar disetiap ujung hurufnya, biasanya huruf jenis ini dipergunakan untuk textbook. (Sihombing, 2017, hlm.118)

Gambar 2.18 Font Serif – Google Font

(23)

27

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2. Sans serif

Kata ‘sans’ dalam Bahasa perancis berarti ‘tanpa’. Secara sederhana, huruf sans serif merupakan huruf tanpa serif atau kait. (Sihombing, 2017, hlm.118)

2.5.2 Tipografi dan Sajak

Tipografi dapat membantu mengekspresikan emosi penulis dalam sajak. Baik itu dari jenis serta bentuk dari tipografi, maupun peletakan serta susunan hirarki tulisan. Dapat dilihat dari buku Puisi sebagai referensi.

Gambar 2.19 Air Kata-Kata Sumber: Sindhunata (2012)

2.5.3 Anatomi huruf 2.6.3.1 Baseline

Garis horizontal tak terlihat yang berfungsi untuk menempatkan huruf dalam posisi sejajar, baseline berfungsi sebagai pembatas huruf.

(24)

28

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.20 Anatomi huruf Sumber: Sihombing (2017 – hlm.128)

2.5.3.1 Cap Height

Garis horizontal di perbabatasan atas yang juga merupakan Batasan huruf kapital ialah Cap Height, seperti artian Indonesianya yang harafiah yang berarti batas tinggi. Desain huruf umumnya memiliki tinggi ascender sedikit di atas cap height.

Gambar 2.21 Cap height Sumber: Sihombing (2017)

(25)

29

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.5.3.2 Meanline

Garis tak terlihat horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan huruf kecil, kebalikan dari baseline.

Gambar 2.22 Meanline Sumber: Sihombing (2017 )

2.5.3.3 X-Height

X-height biasanya menjadi penentu tinggi rata-rata atau umum dari suatu font. Karena tinggi huruf x pas dibatasan meanline serta baseline. Sehingga X-height bisa menjadi pengukur tinggi dari badan huruf kecil, tanpa dihitung ascender dan descender. Cara yang termudah melihat ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan huruf kecil ‘x’

Gambar 2.23 X-height.

Sumber: Sihombing (2017 - hlm.128)

(26)

30

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.5.3.4 Ascender

Ascender terletak di bagian yang mengarah ke atas dari huruf kecil dan berada di atas baseline posisinya.

Gambar 2.24 Ascender & Desecender Sumber: Sihombing (2017 - hlm.128)

2.5.3.5 Descender

Bagian dari anatomi huruf kecil yang mengarah ke bawah dari baseline.

2.5.3.6 Legability dan readability

Legability merupakan kejelasan dari suatu gaya huruf, apakah sekali membaca orang langsung dapat membacanya dengan lancar atau tidak, sementara readability merupakan tingkat tinggi rendahnya taraf baca, apakah mudah dibaca atau tidak.

(27)

31

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.6 Visualisasi Sajak

Visualisasi sajak merupakan sebuah proses yang menerjemahkan sajak tekstual menjadi sebuah gambar ilustrasi, sehingga pesan yang disampaikan di dalam sajak dapat diintrepretasikan dalam bentuk gambaran. Visualisasi dilakukan dengan tujuan memberi informasi atau mengutarakan teks sajak serta puisi yang merupakan susunan kalimat-kalimat indah yang pada umumnya mengungkapkan perasaan penulis melalui media ilustrasi. Perasaan dapat disampaikan melalui komposisi, suasana, serta skema warna yang digunakan dalam teknik pembuatan ilustrasi.

Salah satu contoh penulis terkenal yang menerapkan ini ialah Paulo Coelho, bukunya yang berjudul Love Selected Quotations merupakan buku yang berisikan puisi cinta yang dipadukan ilustrasi pada setiap halaman, gaya ilustrasi yang digunakan untuk menceritakan sajaknya bergaya dekoratif.

2.6.1 Ilustrasi yang bisa diterapkan pada kalimat sajak

Menurut buku Belajar dari Puisi, puisi memiliki bermacam-macam makna.

Di mana poin tersebut dapat dijadikan suatu informasi yang dapat diintrepetasikan dalam bentuk ilustrasi. Baik ilustrasi itu bersifat edukatif, atau sebagai sarana story telling.

(28)

32

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.25 Air Kata-kata Sumber: Sindhunata (2012)

Salah satu contohnya ialah ilustrasi yang dipakai dibuku Air Kata Kata yang berisikan kumpulan puisi Sindhunata. Sebelum membuat buku digital, penulis juga harus mengetahui teori dasar dari buku.

2.7 Buku

Jika dilihat dari teori Haslam (2006), dapat dijabarkan bahwa buku merupakan kumpulan informasi tertulis tertua yang didokumentasikan dalam bentuk cetakan dan berfungsi sebagai sumber ilmu pengetahuan, baik itu menginformasikan sesuatu ataupun menyimpan suatu dokumen informasi agar dapat dibaca kapan saja (Haslam, 2006, hlm.6). Sementara menurut Landa (2011) buku merupakan salah satu bentuk media perancangan penyelesaian masalah,

2.7.1 Anatomi buku

Buku memiliki nama teknis yang cukup kompleks secara anatomi, jika dilihat baik-baik. Setiap bagian buku memiliki nama dibagiannya (Haslam, 2011, hlm.20)

(29)

33

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.26 Anatomi Buku Sumber: Haslam (2006, hlm.20)

Komponen-komponennya bernama:

1. Spine: spine merupakan komponen yang menyegel bagian lipatan dari buku.

2. Headband: Headband merupakan komponen yang mengikat halaman buku.

3. Hinge: lipatan atau engsel dari halaman pertama dan terakhir dari suatu buku yang biasanya berada di antara cover buku dan halaman tambahan di awal buku sebelum isi dari buku.

4. Headsquare: merupakan bagian pinggiran buku yang berfungsi sebagai penghubung serta melindungi halaman kertas bagian dalam dari smapul yang lebih lebar dari halaman dalam.

5. Front pastedown: bagian ini yang merupakan halaman yang merekat dengan sampul luar buku, biasanya halaman ini dipakai untuk menutupi bagian dalam sampul yang kasar, atau sebagai penyocok warna dengan warna

(30)

34

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

halaman buku lainnya. Warna sesuai tema dan desain cetakan buku.

Terkadang di pastedown juga ada tulisan.

6. Cover: Cover merupakan sampul dari buku yang melindungi bagian dalam buku serta yang memperlihatkan identitas dari buku. sampul biasanya memiliki bahan yang berbeda-beda. Buku yang perlu dicetak tipis biasanya memiliki soft cover atau bahan sampul yang tipis , jika buku terlalu tipis, jika di beri hard cover, dapat menarik isi buku dan cenderung merusak halaman. Sementara buku tebal cocok untuk menggunakan hardcover. Tips hard cover dan soft cover berdasarkan pengalaman perancang sendiri Ketika sedang mencetak buku.

7. Foredge Square: juga merupakan pinggiran protektif yang berada dipinggiran buku yang terbentuk dari cover depan dan cover belakang.

8. Front Board: sampul kerdus yang berada di awal buku.

9. Tail Square: pinggiran bawah kecil protektif yang melindungi buku, terbentuk dari back cover.

10. Endpaper: kertas terakhir yang menempel pada sampul buku.

11. Head: secara harafiah merupakan bagian atas dari buku atau kepala buku.

12. Leaves: lembaran kertas buku.

13. Back pastedown: lembaran halaman terakhir yang diletakan di akhir tepat sebelum sampul belakang.

14. Back Cover: sampul belakang buku, biasanya desainnya berbeda dengan sampul depan dan menjadi tempat rangkuman bagi buku.

15. Foredge: bagian depan dari pinggiran buku.

(31)

35

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

16. Turn in: kertas hasil dari kertas luar berlebih yang dilipat kedalam buku.

17. Tail: bagian paling bawah dari buku.

18. Flyleaf: halaman kosong setelah halaman terakhir buku.

19. Foot: bagian bawah buku atau bisa disebut sebagai kaki buku.

2.8 Kreativitas 1. buku fiksi

Buku fiksi ialah jenis buku yang berisikan karya tulis tidak nyata serta tidak memiliki relasi dengan data nyata yang ada. Buku berjenis ini biasanya berbentuk novel serta cerita dongeng.

2. buku non fiksi

Sementara buku non fiksi ialah jenis buku yang memiliki data asli atau informasi nyata, informasi di dalam buku tidak sembarang ditulis. Biasanya merupakan buku documenter, biografi, autobiografi, dan lain sebagainya.

2.9 Interaktif

Selain itu ilustrasi dapat didukung lebih lanjut dengan menambahkan Interaktifitas pada buku Digital yang dirancang. Interantif merupakan sesuatu yang bisa diinteraksikan baik itu antara individu dengan sebuah media maupun individu dengan individu. Interaktif dalam desain interaktif merupakan (Landa, hlm.4) perancangan yang berfokus kepada media yang memakai layer monitor. Seperti website, mobile, serta widget, sehingga pengguna berinteraksi dengan aplikasi.

(32)

36

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.9.1 Prinsip desain yang berhubungan dengan interactivity

Prinsip desain seperti garis, titik, serta bentuk berpengaruh ke interaktifitas suatu aplikasi, karena dengan bentuk yang simpel seperti panah, orang dapat menegtahui fungsi dari icon tersebut apa, dan pada icon tersebut berartikan bahwa memencet tombol tersebut akan mengarah pada next page.

Prinsip desain itu sendiri merupakan sebuah dasar teori dan teknik yang diterapkan dalam sebuah perancangan sesuai dengan tujuan info yang disampaikan dalam perancangan.

2.9.1.1 Figure/ground

Menurut Landa (2011) Figure/Ground merupakan pengaturan atau penyesuaian keruangan yang memiliki dua ruang, yaitu ruang negatif serta positif, yang biasanya diilustrasikan dengan hitam putih. Ruang negatif dan positif tersebut menentukan persepsi bentuk objek yang dilihat oleh pengamat yang melihat objek bersangkutan. Ruang negatif dan positif berguna untuk menentukan komposisi dari suatu desain. (Landa, 2011, hlm.18)

(33)

37

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

Gambar 2.27 Gambar Figure/Ground Sumber: Landa (2011)

2.9.1.2 Keseimbangan

Keseimbangan mampu dipengaruhi oleh peletakan suatu objek dalam suatu desain, dimana hal ini juga dipengaruhi oleh bentuk positif dan negatif yang dibahas pada poin sebelumnya. Keseimbangan dapat diatur dengan memainkan ruang kosong.

2.9.1.3 Hirarki Visual

Desain memiliki tujuan untuk mengkomunikasikan pesan dalam bentuk visual, oleh karena itu desain harus memiliki Hirarki agar pesan yang ingin disampaikan tercapai ke target yang mengamati desain tersebut. Hirarki menjadi panduan urutan penglihatan visual bagi target. (Landa, 2011, hlm.28)

(34)

38

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.9.1.4 Emphasis

Emphasis menentukan titik fokus utama dari suatu desain, yang bertujuan menjadi fokus utama Ketika seseorang melihat sebuah komposisi desain emphasis juga dapat disebut sebagai Focal Point. (Landa, 2011, hlm.29)

2.9.1.5 Ritme

Ritme merupakan sebuah pola yang diaplikasikan dalam desain, serta mampu menciptakan kesan repetisi yang stabil dari sebuah desain. Ritme juga dapat menentukan bentuk emphasis dari sebuah perancangan. Segala elemen yang memiliki repetisi yang kuat dalam desain mampu menciptakan sebuah ritme desain. (Landa, 2011, hlm.30)

2.9.1.6 Kesatuan

Kesatuan merupakan dimana sebuah desain jika dilihat dari sisi komposisi, semuanya Bersatu menjadi satu gambaran besar yang tidak terpisah. Hal ini terkait dengan teori Gestalt di mana suatu bentuk dapat memberi emphasis dalam suatu persepsi bentuk yang memiliki kesatuan serta memberi gambaran terhadap pandangan, untuk mempersatukan dan menyesuaikan persepsi pengamat yang melihat suatu desain, sebuah bentuk dapat dikenali dari silhouette serta jarak jauh sekalipun. (Landa, 2011, hlm.31)

(35)

39

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.9.1.7 Proximity

Elemen yang yang kedekatannya memiliki jarak tertentu merupakan sebuah kesatuan.

Gambar 2.28 Proximity Sumber: Landa (2011 – hlm.31)

2.9.1.8 Continuity

Elemen yang memiliki kesamaan, atau terlihat sebagai kelanjutan dari elemen selanjutnya akan diimpretasikan sebagai kesatuan yang saling menyambung.

Gambar 2.29 Continuity Sumber: Landa (2011 – hlm.31)

(36)

40

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.9.1.9 Closure

Pemikiran Ketika melihat sebuah objek cenderung menciptakan gambaran bentuk tertentu yang menjadikannya suatu pola.

Gambar 2.30 Closure Sumber: Landa (2011 – hlm.31)

2.9.1.10 Common Fate

Elemen yang mengarah kea rah yang sama, atau membuat barisan tertentu, pasti akan di anggap sebagai menjadi suatu kesatuan.

Gambar 2.31 Common Fate Sumber: Landa (2011 - hlm.31)

(37)

41

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.10 Sitor Situmorang

Sitor Situmorang merupakan salah satu penyari puisi modern yang terkenal di masanya. Salah satu sajak terkenalnya berjudul “Malam Lebaran” dimana di dalam sajak tersebut hanya memiliki 1 kalimat, namun dapat memberi beragam banyak penafsiran dari banyak orang yang membacanya. Puisi pertamanya terbit pada tahun 1953 yang mulanya diterbitkan Poestaka Rakjat. Pada saat ini penulis ingin membahas salah satu buku lengkap yang memuat sajak-sajaknya, yaitu buku Kumpulan Sajak 1948-2008 Sitor Situmorang. Buku Sitor Situmorang memiliki ketebalan 6,5 cm. tinggi buku 21,6 cm serta lebar buku 14,3 cm. Buku tersebut disusun oleh J.J. Rizal, yang merupakan salah satu kenalan Sitor Situmorang. Buku tersebut pertama kali diterbitkan di tahun 2006 serta diterbitkan terakhir kali di tahun 2016. Buku tersebut memiliki jumlah halaman sebanyak 997. Penulis atau penyusun membuat buku tersebut dalam upaya mereservasi karyanya yang sudah banyak ditulis dan dirilis dari tahun ke tahunnya. Buku ini juga bertujuan untuk mendokumentasikan karyanya secara kronologis. Gaya Bahasa yang dipakai di buku tersebut Sebagian besar menggunakan metafora serta hiperbola, serta sajak yang dibuat olehnya memiliki multitafsir. Setiap pembaca yang membacanya dapat memberikan intrepertasi yang berbeda-beda pula.

2.10.1 Konten 2.10.1.1 Biografi

Di awal buku, diceritakan biografi singkat dari penyair Sitor Situmorang, menurut buku, Sitor Situmorang merupakan seseorang yang berpendidikan.

Akan diceritakannya secara singkat mengenai Bapak Sitor Situmorang, namun

(38)

42

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

tidak sampai Detail, karena maksud dari sajak yang ia buat ialah untuk memberikan pandangan lain kepada pembaca dengan kisah sajaknya ketimbang dikenali oleh pembacanya.

2.10.1.2 Antalogi

Antalogi merupakan sebuah rangkaian cerita yang memiliki alur, biasanya merupakan cerita lepas dimana cerita yang diceritakan merupakan penggalan kisah yang berbeda-beda. Antalogi ini akan dibuat dalam bentukan cerita bergambar. Sajak perhalaman akan digambarkan menggunakan ilustrasi, ilustrasi yang akan dibuat merupakan gambaran dari persepsi yang berbeda-beda dari setiap orang.

2.10.1.3 Voice over

di buku digital tersebut, akan diberikan suara voice over yang akan membacakan sajak selayaknya seperti seorang penyair. Voice over itu sendiri merupakan sebuah suara yang menarasikan naskah, untuk hal ini, yang dibacakan ialah sajak, diambil dari website Purdue (“Voice Over Narration”

2007) sehingga pembaca juga dapat merasakan seperti dibacakan seseornag atau merasakan performance dari seorang penyair, atau bisa menjadi bentuk pembelajaran cara mengeja sajak.

(39)

43

Perancangan Buku Ilustrasi Digital Kumpulan Sajak Pilihan dari Penyair Sitor Situmorang, Basilisa Debian Retno Linuwih, Universitas Multimedia Nusantara

2.10.1.4 Dimensi buku Sitor Situmorang

Buku akan dibuat dalam bentuk layout buku digital, sehingga resolusi yang digunakan mengikuti standar ukuran screen pada umumnya, yaitu 16:9. Untuk resolusi PC 1920 x 1080px.

2.10.1.5 Sajak Pilihan

Sajak pilihan yang akan dipilih ialah sajak-sajaknya yang terkenal ataupun iconic, salah satunya ialah sajak yang berjudul “Malam Lebaran” dimana sajak tersebut dapat menimbulkan beragam macam persepsi dari pembaca yang membaca, setiap pembaca memiliki pendapat yang berbeda terhadap sajak tersebut, sehingga menimbulkan beragam gambaran pada satu sajak. Sajak lain yang dipilih juga akan memiliki sifat yang sama, sajak multitafsir. Untuk tema sajak yang diambil ialah sajak-sajak yang mencerminkan kehidupan sehari-hari.

Gambar

Gambar 2.1. Si pitung referensi layout untuk ilustrasi di buku digital  Sumber: Edo Putra (https://www.behance.net/gallery/6234559/Illustration-Si-Pitung)
Gambar 2.2. Shapes  Sumber:  Landa, (2011, hlm,.18)
Gambar 2.4 Diagram Sistem Warna Aditif,   Sumber: Landa, (2011 - hlm.20)
Gambar 2.5 Hue  Sumber: Adams (2017, hlm.13)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan PPL mahasiswa pada Fakultas Teknik,

Perancangan Adaptasi Komik Interaktif Srikandi untuk Remaja Usia 15-18 Tahum, Timothy Raphael Tumewu, Universitas Multimedia Nusantara5.

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

Bab II Tinjauan Pustaka, dalam bab ini akan dikemukakan hasil tinjauan kepustakaan yang berhubungan rumusan permasalahan, yakni bagaimana kondisi geografis suatu

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini mencakup lima bab yaitu, bab I pendahuluan, bab II tinjauan pustaka, bab III karakteristik fisik jalan, sistem aktivitas,

Perancangan Media Informasi Mengenal dan Mengatasi Panic attack, Goldy Dravian Cahya, Universitas Multimedia Nusantara5.

Perancangan UI/UX Aplikasi untuk Membangun Self-Esteem Perempuan Usia Dewasa Muda Akibat Budaya Patriarki, Monica Claudia, Universitas Multimedia Nusantara5.