• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

PERATURAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU

NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU

TAHUN 2016 - 2021

INSPEKTORAT

KABUPATEN ROKAN HULU

TAHUN 2016

(2)

PERATURAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU NOMOR 1 TAHUN 2017

TENTANG

RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016-2021

INSPEKTUR INSPEKTORAT,

Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Republik Nomor 25 Tahun dengan Pasal 19 ayat (4) Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Renstra- SKPD ditetapkan dengan peraturan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah setelah sesuai dengan RPJM Daerah;

b. bahwa sebagai penjabaran lebih lanjut dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016-2021, disusun dokumen Renstra-SKPD untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien dan bersasaran;

c. bahwa Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah;

d. bahwa seiring dengan diterapkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rokan Hulu 2016-2021, serta Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Rokan Hulu, dirasa perlu untuk menyusun Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016-2021;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c dan d diatas, perlu membentuk Peraturan Inspektur Inspektorat Kabupaten tentang Rencana Strategis Inspektorat Tahun 2016-2021.

INSPEKTORAT KABUPATEN

KOMPLEK BINA PRAJA PEMDA KABUPATEN ROKAN HULU TELP. (0762) 91473 FAX. (0762) 91288 PASIR PENGARAIAN

KODE POS 28557

(3)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten RokanHilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 (Lembaran Negara Rupublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4880);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

(4)

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun

2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan

(5)

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2005-2025;

25. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

26. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016-2021;

27. Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 31 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata

Kerja Inspektorat.

(6)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016-2021

BAB 1

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Inspektur Inspektorat ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Rokan Hulu.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hulu.

3. Kepala Daerah adalah Bupati Rokan Hulu.

4. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu.

5. Kepala Inspektorat adalah Inspektur Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu.

6. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

7. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah salah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Rokan Hulu, yang selanjutnya disebut dengan RPJPD Kabupaten Rokan Hulu adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

9. Rencana Pembangunan Jangka Mengengah Kabupaten Rokan Hulu, yang selanjutnya disebut RPJMD Kabupaten Rokan Hulu adalah dokumen perencanan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan 2016, yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah serta memperhatikan RPJM nasional.

10. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah yang bertanggungjawab atas pelaksanaan urusan pemerintahan di Daerah.

11. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat Renstra- SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

12. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

13. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya

disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) adalah

dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu)

tahun.

(7)

15. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

16. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

17. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.

18. Musyawarah Perencanaan Pembangunan selanjutnya disingkat Musrembang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah.

19. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah.

20. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Bappeda.

21. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program.

22. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

23. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

24. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.

BAB II

PENGERTIAN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENSTRA-SKPD)

Pasal 2

(1). Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Kabupaten Rokan Hulu merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan daerah sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan mengacu kepada RPJMD Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016-2021 dan RPJPD Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2005-2025 serta memperhatikan RPJM Nasional dan PRJMD Provinsi Riau.

(2) Renstra Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) menjadi

pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-

SKPD).

(8)

BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3

(1). Maksud penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu adalah untuk melakukan sinkronisasi terhadap dokumen perencanaan daerah Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016-2021.

(2) Tujuan penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016-2021 adalah untuk dijabarkan dalam Renja Inspektorat dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan tahunan yang memuat uraian rencana program, kegiatan dan pagu indikatif kegiatan setiap bidang kewenangan dan atau urusan pada satuan kerja untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

BAB IV RUANG LINGKUP

Pasal 4

Ruang lingkup dari Renstra-SKPD mencakup seluruh rencana program dan kegiatan Inspektorat sampai tahun 2021. Yang akan dijabarkan kedalam rencana program dan kegiatan tahunan Renja-SKPD sebagaimana tercantum pada lampiran peraturan ini.

BAB V

PROSES PENYUSUNAN Pasal 5

Sebelum penyusunan Renstra Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016-2021 ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan terlebih dahulu, seperti :

a. SKPD menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra- SKPD) yang memuat visi, misi, strategis, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi fungsi masing-masing.

b. Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pada BAB III pasal 12, dinyatakan bahwa Kepala SKPD menyusun Rancangan Renstra-SKPD sesuai dengan rancangan awal RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1).

c. Rancangan Renstra-SKPD disampaikan oleh Kepala SKPD kepada Bappeda.

(9)

rancangan RPJMD dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD sebagai masukan.

BAB VI PENUTUP

Pasal 6

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Inspektur Inspektorat.

Pasal 7

Peraturan Inspektur Inspektorat ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, agar setiap yang berkepentingan dapat mengetahuinya untuk dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Inspektorat Tahun 2016-2021.

Ditetapkan di Pasir Pengaraian Pada Tanggal, Desember 2017 INSPEKTUR,

Drs. M. MUNIF, M.Si Penata Utama Muda

NIP. 19581126 198303 1 004

(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu tahun 2016-2021.

Dokumen Rencana Strategis disusun berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dinyatakan bahwa Renstra SKPD ditetapkan dengan peraturan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah setelah disesuaikan dengan RPJM Daerah.

Rencana Strategis Inspektorat disusun untuk menjamin agar kegiatan yang ada pada Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu berjalan efektif, efisien, dan bersasaran yang merupakan sarana dan langkah awal untuk mengukur kinerja Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu yang akan dipertanggungjawabkan sebagai salah satu instrument dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Renstra ini disusun dalam upaya memenuhi Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana setiap instansi pemerintah setingkat eselon II harus memiliki Perencanaan Strategis tentang program-program utama yang akan dicapai selama 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan.

Dokumen Rencana Strategis ini berfungsi sebagai rujukan program tahunan Inspektorat

Kabupaten Rokan Hulu. Pelaksanaan program dan kegiatan yang dicantumkan dalam

Renstra ini tergantung kepada ketersediaan anggaran atau kemampuan keuangan

daerah dalam APBD, dengan demikian Rencana Strategis ini hanya menetapkan koridor

yang pelaksanaan tahunannya akan disesuaikan dengan ketersediaan dan kemampuan

keuangan daerah yang dialokasikan untuk pembangunan di bidang pengawasan.

(11)

Rencana Strategis memuat informasi yang telah disusun secara sistematis untuk kemudian diukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis pula.

Sebagai salah satu instrument Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), maka Renstra merupakan saran dan langkah awal yang memuat pengukuran Kinerja Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu yang pelaksanaan kinerja nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada Bupati Rokan Hulu dan masyarakat mengenai keberhasilan dan kegagalannya.

Dokumen Renstra ini bersifat terbuka, dalam artian bahwa perubahan-perubahan yang terjadi selama rentang waktu perencanaan yang menyangkut dengan kondisi eksternal yang tidak dapat dikendalikan organisasi, maka tidak menutup kemungkinan untuk merubah isi dokumen ini sesuai tuntutan/kondisi masa yang akan datang.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam menyusun Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu atas kerja keras yang dilaksanakan selama ini dan dapat menjadikan Renstra ini sebagai petunjuk dan fokus strategis dalam menyelenggarakan tugas dan kewenangan daerah di bidang pengawasan

Semoga Allah S.W.T. selalu meridhoi segala upaya kita dalam mengabdi bagi kepentingan masyarakat dan negara.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pasir Pengaraian, Desember 2017 INSPEKTUR,

Drs. M. MUNIF, M.Si Penata Utama Muda

NIP. 19581126 198303 1 004

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan ... 5

1.4. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT ... 8

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Inspektorat ... 9

2.2 Sumber Daya Inspektorat ... 20

a. Sumber Daya Manusia ... 20

b. Sarana dan Prasarana ... 21

2.3 Kinerja Pelayanan Inspektorat ... 25

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat ... 42

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS INSPEKTORAT ... 43

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Inspektorat ... 43

3.2. Telahaan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ... 44

1. Pengawasan yang berkualitas dan professional ... 45

2. Tata Kelola Pemerintahan yang baik ... 45

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Provinsi ... 46

a. Rencana Strategis Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia . 46 b. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Riau ... 47

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis ... 51

(13)

2. Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 52

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ... 53

1. Lemahnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur ... 54

2. Permasalahan Sosial ... 55

3. Lemahnya Penegakan Hukum ... 56

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN ... 58

BAB V STARTEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ... 60

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN ... 61

6.1. Program dan Kegiatan ... 63

6.2. Indikator Kinerja Inspektorat ... 65

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ... 66

BAB VIII PENUTUP ... 68

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi seperti infrastruktur jalan perdesaan, jalan perkotaan, infrastruktur kesehatan, infrastruktur pendidikan, namun tidak dapat dipungkiri masih ada kekurangan-kekurangan ataupun ketertinggalan yang harus dicapai, jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang ada di Kabupaten Rokan Hulu, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh karena Rokan Hulu merupakan Kabupaten baru yang dimekarkan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Sengingi dan Kota Batam sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2008, tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999.

Selain sebagai Kabupaten baru juga dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Pembangunan daerah Kabupaten Rokan Hulu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diberbagai aspek kehidupan, untuk mencapai tujuan dimaksud Pemerintah Daerah telah menetapkan landasan, arah dan kebijakan yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2016-2021 yang telah disahkan, sebagai acuan Pemerintah Daerah untuk menetapkan kebijakan tahunan/Rencana Kerja Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah yang berkesinambungan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Rokan Hulu bertujuan pada pencapaian agenda pembangunan daerah yaitu “STRATEGI PEMBANGUNAN DALAM KAWASAN dengan motto MEMBANGUN DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKANHULU”. Sebagaimana yang akan dituangkan di dalam Rencana Strategis dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hulu.

Hal lain yang tidak kalah penting dalam pembangunan adalah selain ketersediaan sumber daya, dana juga merupakan faktor penting dalam pembangunan. Dana yang besar, sumber daya alam dan manusia yang memadai dan mendukung tidak akan dapat menghasilkan suatu dampak atau hasil pembangunan yang berarti, bila tidak didukung oleh suatu pengaturan, pengelolaan, pembatasan dan ketepatan atas pengalokasian sumber- sumber serta pengontrolan/pengawasan yang terukur dan terarah. Untuk itu perencanaan memegang peranan penting dalam proses awal pelaksanaan pembangunan.

(15)

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, terdapat 5 (lima) tujuan pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan nasional, yaitu: a) untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dan daerah; c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; d) mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan e) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Untuk mencapai kelima tujuan tersebut, maka Inspektorat harus melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) secara optimal dan akuntabel.

Perencanaan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sedangkan Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa dalam mencapai tujuan bernegara. Untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien dan bersasaran dalam rangka pencapaian tujuan negara maka diperlukan suatu Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan suatu dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun, yang merupakan turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Salah satu instrumen untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan prima terhadap masyarakat adalah perumusan rencana strategis yang merupakan serangkaian rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat secara partisipatif antara pimpinan dan seluruh komponen organisasi untuk di implementasikan oleh seluruh jajarannya dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaranInspektorat.

Dengan perencanaan strategis Inspektorat diharapkan dapat dikomunikasikan kepada seluruh jajaran dan lembaga/dinas instansi yang berkaitan. Semangat kompetitif dan inovatif ini dan penguasaan ilmu serta teknologi oleh seluruh aparatur perlu dibina dan dikembangkan serta diberdayakan melalui penciptaan iklim kerja yang kondusif dan organisasi yang terus belajar guna untuk memajukan Kabupaten Rokan Hulu.

(16)

1.2. Landasan Hukum

Dalam penyusunan rencana strategis Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu ini dibuat dengan mengacu pada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang tertera pada Undang- undang Nomor 25 Tahun 2004, dimana undang-undang tersebut adalah salah satu pendekatan penting untuk menunjang kesinambungan pembangunan nasional serta dapat mendorong efektifitas dan efesiensi melalui sinkronisasi dan peningkatan sinergi program antara pusat dengan daerah serta pembangunan lintas sektor di daerah. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 juga dapat dipandang sebagai instrumen bagi kelembagaan perencanaan partisifatif.

Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis Inspektorat adalah:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Sengingi dan Kota Batam sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2008, tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999;

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

(17)

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelanggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2005-2025;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Pembentukan dan Penyusunan Perangkat Daerah;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016- 2021;

24. Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 31 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Sususun Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat;

(18)

25. Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 67 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu;

26. Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 71 Tahun 2017 tentang Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016-2021.

1.3. Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu ini disusun sebagai sarana untuk mencapai dan mendukung penuh visi dan misi Kabupaten Rokan Hulu dan sebagai satu pedoman yang mencerminkan arah, langkah dan kegiatan yang akan dilakukan Inspektorat dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Fokus utama yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan menangani isu-isu strategis yang berkembang dengan sasaran yang dinamis dan berkelanjutan berdasarkan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai sebelumnya. Kemudian titik beratnya berorientasi pada tindakan yang nyata, sistematik dan akuntabel untuk merespon isu-isu strategis yang berkembang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.

Secara umum esensi dari penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu adalah mengidentifikasi kondisi yang ada pada saat ini, kemudian memprediksi dan memproyeksikan kondisi yang diinginkan di masa yang akan datang dalam rangka peningkatan kinerja, sekaligus memenuhi amanat yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dimana pada pelaksanaan kinerjanya nanti akan dipertanggung jawabkan kepada Bupati Rokan Hulu atas keberhasilan ataupun kegagalannya.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan Renstra Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu adalah:

1. Menjabarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah Kabupaten Rokan Hulu dan mendukung sepenuhnya visi dan misi tersebut ke dalam bentuk program yang lebih terarah dan terukur;

2. Sebagai dokumen perencanaan komprehensif yang menjamin konsistensi perumusan kondisi dan masalah daerah yang ada saat ini, perencanaan arah kebijakan, pembuatan strategi, sampai kepada pemilihan program strategis yang sesuai guna mengatasi isu yang berkembang sesuai kebutuhan daerah atas program-program dan kegiatan pembangunan;

3. Sebagai acuan utama dalam melaksanakan program-program pembangunan selama lima tahun ke depan yang dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2017 sampai dengan 2021;

(19)

4. Sebagai dasar bagi Bupati Rokan Hulu dalam mengukur dan menilai kinerja Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu pada setiap akhir pelaksanaan tahun anggaran.

1.4. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan rencana strategis Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu ini dibuat dengan mengacu pada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang tertera pada Undang- undang Nomor 25 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, dimana peraturan perundang-undangan tersebut adalah salah satu pendekatan penting untuk menunjang kesinambungan pembangunan nasional serta dapat mendorong efektifitas dan efesiensi melalui sinkronisasi dan peningkatan sinergi program antara pusat dengan daerah serta pembangunan lintas sektor di daerah. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 juga dapat dipandang sebagai instrumen bagi kelembagaan perencanaan partisifatif.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah maka sistematika penyusunan dokumen rencana strategisInspektorat Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Inspektorat 2.2. Sumber Daya Inspektorat

2.3. Kinerja Pelayanan Inspektorat

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS INSPEKTORAT

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Inspektorat

3.2. Telaahan visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi

(20)

3.4. Penentuan Isu-Isu Strategis BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

Mengemukakan tujuan dan sasaran jangka menengah Inspektorat dalam lima tahun mendatang.

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Mengemukakan strategi dan arah kebijakan Inspektorat dalam lima tahun mendatang.

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATA SERTA PENDANAAN

Mengemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif didalam matrik.

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Mengemukakan indikator kinerja Inspektorat yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Inspektorat dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VIII PENUTUP

Menjelaskan program transisi untuk kurun waktu satu tahun dan membahas kaidah-kaidah pelaksanaan Rencana Strategis Inspektorat sebagai pedoman bagi tersusunnya dokumen perencanaan tahunan.

(21)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT

Secara umum daerah menyadari bahwa untuk mempercepat proses pembangunan dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Pemerintah Daerah dihadapkan pada dilema yang cukup rumit. Disatu sisi terdapat keinginan untuk membangun dengan menggunakan kemampuan sendiri tanpa bergantung pada pihak lain. Dilain sisi, sebagian besar daerah mengalami keterbatasan dana untuk melaksanakan kegiatan pembangunannya. sumber pendanaan yang secara kasat mata bisa menjadi alternatif untuk mewujudkan visi dan misi daerah adalah dengan menarik investasi baik domestik maupun asing.

Otonomi Daerah di satu sisi telah memberikan peluang yang cukup besar kepada daerah untuk menarik investasi swasta sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Namun demikian, peluang tersebut telah pula menciptakan persaingan antar daerah dalam menarik investasi ke daerah masing-masing. Persaingan yang sehat mengharuskan pemerintah daerah untuk menyiapkan segala kebutuhan publik yang terbaik sehingga mampu menarik investasi orang dan industri untuk masuk ke wilayah masing-masing.

Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu dibentuk Seiring dengan berdirinya Kabupaten Rokan Hulu pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan kepada UU Nomor 53 tahun 1999, setelah berlakunya Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, Sejalan dengan itu, Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu berubah nomenklatur menjadi Badan Pengawasan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan/Kantor Daerah Kabupaten Rokan Hulu. Dalam kedudukannya Badan Pengawasan Daerah merupakan unsur penunjang Pemerintahan Kabupaten di bidang pengawasan, yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Perubahan paradigma penyelenggaraan otonomi daerah, sebagaimana dimaksud dalam perubahan Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 yaitu dengan Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka nomenklatur Badan Pengawasan Daerah dikembalikan lagi menjadi Inspektorat. Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat Kabupaten Rokan Hulu, agar terwujud masyarakat Kabupaten Rokan Hulu yang sejahtera lahir dan batin berlandaskan Iman dan Taqwa.

Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah menetapkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) perangkat pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu dan

(22)

telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor5 Tahun 2016 yang ditetapkan pada tanggal 10Oktober 2016 tentang Perangkat Daerah.

Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu merupakan unsur pengawas penyelenggara Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Inspektorat a. Tugas Pokok

Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan Pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. perencanaan program pengawasan;

b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.

c. Struktur organisasi

Adapun susunan organisasi Inspektorat (Inspektorat) Kabupaten Rokan Hulu adalah sebagai berikut:

1. Inspektur;

2. Sekretaris, terdiri dari:

a. Sub Bagian Administrasi dan Kepegawaian;

b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;

c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

3. Inspektur Pembantu Wilayah I Bidang Pembangunan 4. Inspektur Pembantu Wilayah II Bidang Keuangan:

5. Inspektur Pembantu Wilayah III Bidang Pemerintahan:

6. Inspektur Pembantu Wilayah IV Bidang Sosial dan Perekonomian;

7. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri dari:

a. Jabatan Fungsional Auditor;

b. Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah.

(23)

Selanjutnya, tugas dan fungsi Kepala Inspektorat berserta jajarannya berdasarkan Peraturan Bupati Rokan Hulu Nomor 31 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Sususun Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat adalah sebagai berikut:

1. Inspektur, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan tugas Membantu Bupati di dalam pelaksanakan tugas di bidang pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di Daerah, dijabarkan ke dalam 8 (delapan) fungsi, yaitu:

1) Membuat program kerja pengawasan dalam rangka pelaksanaan tugas;

2) Melaksanakan koordinasi dengan semua Badan/Dinas/Kantor/Instansi Pemerintah maupun Swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas Inspektorat;

3) Mengevaluasi/mengkaji dan merumuskan hasil pelaksanaan pengawasan sebagai bahan penetapan kebijaksanaan Bupati;

4) Membina, mengawasi, dan menilai kemampuan dan prestasi kerja personalia Inspektorat;

5) Membimbing, mengendalikan, dan memonitoring pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di Daerah;

6) Menyampaikan rekomendasi atau memberikan saran dan pendapat yang berhubungan dengan kebijakan yang akan ditetapkan oleh Bupati;

7) Mempertanggungjawabkan tugas Inspektorat kepada Bupati; dan 8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

2. Sekretaris, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur dengan tugas melaksanakan pengelolaan kesekretariatan, yang dijabarkan ke dalam 17 (tujuh belas) fungsi, yaitu:

1) Memimpin pelaksanaan tugas Sekretariat yang meliputi Sub Bagian Administrasi dan Kepegawaian; Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan; serta Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan;

2) Mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja Inspektorat;

3) Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugaskepada bawahan;

4) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan;

5) Membimbing kerja bawahan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja dan bekerja secara efektif dan efisien;

6) Mengontrol pengisian daftar hadir pegawai dan kedisiplinan pegawai, selanjutnya dilaporkan kepada lnspektur;

(24)

7) Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan di lingkungan Inspektorat yang meliputipengelolaan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, kearsipan serta kerumahtanggaan;

8) Memfasilitasi pelayanan di bidang ketatausahaan lingkup Inspektorat;

9) Meneliti setiap surat/naskah dinas yang akandisampaikan kepada pimpinan baikuntuk ditandatangani atau sebagai bahan laporan/masukan/permintaan petunjuk, kecualinaskah yang bersifat rahasia/khusus /pribadi;

10) Menghimpun data, informasi dan dokumentasi sebagai bahan pelaksanaan evaluasi danpelaporan;

11) Mempersiapkan dan membuat konsep naskah dinas dan naskah rancangan produk hukum daerah dibidang pengawasan daerah sesuai kewenangannya dan/atas instruksi/disposisi Inspektur;

12) Mengkoordinasikan penyusunan laporan kegiatan secara periodik dan insidentil;

13) Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan mengendalikan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);

14) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;

15) Memberikan saran, pertimbangan, masukan, dan informasi kepada Inspektur;

16) Menyusun laporan dan pertanggungjawabanpelaksanaan kegiatanSekretariat; dan 17) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

Didalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretaris dibantu oleh Kepala Sub Bagian Administrasi dan Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapandan Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

Kepala Sub Bagian Administrasi dan Kepegawaian, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris dengan tugas membantu sebagian tugas Sekretaris dibidang pengelolaan administrasi dan kepegawaian, yang dijabarkan ke dalam 20 (dua puluh) fungsi, yaitu:

1) Pengelolaan urusan tata usaha, surat menyurat, dan kearsipan;

2) Pengelolaan administrasi, inventarisasi, pengkajian, dan analisis pelaporan Inspektorat;

3) Pengelolaan urusan kepegawaian;

4) Pengelolaan ketertiban dan keamanan di lingkungan Inspektorat:

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan;

6) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Administrasi danKepegawaian;

7) Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaantugas kepada

(25)

8) Membimbing, mengendalikan danmengevaluasibasilkerja bawahan dalam upayameningkatkan produktivitas kerja;

9) Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan Sub Bagian Administrasi dan Kepegawaian;

10) Melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan dan administrasi perjalanan dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

11) Mengatur administrasi dan pelaksanaan surat masukdan surat keluar sesuai denganketentuan Tata Naskah Dinas (TND) yang berlaku;

12) Menyelenggarakan kegiatan kerumahtanggaan yang meliputimempersiapkan rapat, menerima tamu, pelayanan telepon, kebersihan dan keamanan serta kegiatan lain yang berkaitan dengan urusan rumah tangga;

13) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi: penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK), Daftar Nominatif Pegawai, menyiapkan DP-3, Surat KeteranganUntuk Mendapatkan Pembayaran TunjanganKeluarga (SKUM-PTK), Usulan KenaikanPangkat, Usulan Kenaikan Gaji Berkala, Usulan Pembuatan Kartu lstri/Suami (KARIS/KARSU), Kartu Pegawai (Karpeg), Asuransi Kesehatan (Askes), dan administrasi kepegawaian lainnya;

14) Mengusulkan dan merencanakan peningkatan sumber daya manusia melalui tugas belajar, izin belajar, pendidikan dan pelatihan fungsional, pelatihan keterampilan, dan lain-lain;

15) Menghimpun data Pegawai Negeri Sipil dan pegawai lain dalam lingkup Inspektorat sebagai bahan dokumentasi kepegawaian;

16) Membimbing dan mengendalikan kegiatan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, dan kerumahtanggaan;

17) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;

18) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

19) Menyusunlaporandan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Sub BagianAdministrasi dan Kepegawaian; dan

20) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris dengan tugas membantu Sekretaris di bidang keuangan dan perlengkapan Inspektorat, yang dijabarkan ke dalam 21 (dua puluh satu) fungsi, yaitu:

1) Penyusunan perencanaan program Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;

2) Pengelolaan urusan keuangan;

3) Pengelolaan urusan perlengkapan lnspektorat;

(26)

4) Menyelenggarakan verifikasi SPJ dari Kuasa Pengguna Anggaran;

5) Melaksanakan pembukuan penerimaan dan pengeluaran gaji pegawai;

6) Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan Inspektorat;

7) mengkoordinasikan bendahara pengeluaran dan bendahara pengeluaran pembantu dalam mengelola administrasi keuangan yang meliputi:

 Memproses Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar Uang (SPMU);

 Menyelenggarakan pengelolaan kas Inspektorat;

 Melaksanakan verifikasi SPJ dari Kuasa Pengguna Anggaran;

 Melaksanakan pembuatan daftar gaji dan pembayaran gaji pegawai;

 Menyusun perencanaan pendapatan dan belanja Inspektorat;

 melaksanakan pembukuan penerimaan setoran pendapatan dan menyetor ke Kas Daerah;

 Melaksanakan perhitungan realisasi anggaran; dan

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan anggaran/keuangan.

8) Melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan pemeliharaan asset lingkup Inspektorat;

9) Membimbing dan mengendalikan pengelolaan perlengkapan dan pemeliharaan asset lingkup Inspektorat;

10) Menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU), Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU), dan pengadaan barang lingkup Inspektorat;

11) Melaksanakan pemeliharaan bangunan, pekarangan, kebersihan, ketertiban, dan keamanan kantor;

12) Merencanakan kebutuhan barang inventaris;

13) Menyediakan dan mendistribusikan kebutuhan perlengkapan lingkup Inspektorat;

14) Melaksanakan pengelolaan barang inventaris lingkup Inspektorat yang meliputi:

 Menginventarisasi, mengatur penggunaan, pemeliharaan dan pengurusanbarang inventaris;

 Melaksanakan perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan usul penghapusan sarana dan prasarana dinas; dan

 Menyusun laporan pengelolaan barang.

15) Melaksanakan penyusunan/pengusulankebutuhanperlengkapanlingkupInspektorat kepada pimpinan;

16) Melaksanakan pengadaan perlengkapan lingkup Inspektorat;

(27)

18) Melaksanakan pengamanan/ penyimpanan perlengkapan lingkup Inspektorat yang rusak;

19) Membuat berita acara barang rusak/hilang untuk keperluan proses administrasi tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR);

20) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan, sesuai ketentuan yangberlaku; dan

21) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris dengan tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugas di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan pengawasan, yang dijabarkan ke dalam 32 (tiga puluh dua) fungsi, yaitu:

1) Pengkoordinasian penyiapan rencana/program kerja pengawasan danfasilitasi lingkup Inspektorat;

2) Penyusunan anggaran Inspektorat;

3) Penyiapan dokumentasi dan pengolahan data pengawasan;

4) Penyiapan bahan, pengadministrasian, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan/

pengawasan dan tindak lanjut basil pengawasan;

5) Penghimpunan/pengolahan, penilaian, dan penyimpanan laporan basil pemeriksaan/ pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan;

6) Pengelolaan pemutakhiran data/ tindak lanjut hasil pengawasan;

7) Memimpin pelaksanaan tugas Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan:

8) Menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

9) Menyusun rencana dan program kerja Inspektorat;

10) Mendistribusikan pekerjaan dan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan;

11) Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

12) Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

13) Menyusun pedoman dan petunjuk teknis perencanaan pelaksanaan audit;

14) Menyiapkan, menyusun bahan rencana program kerja dan kegiatan Inspektorat berasarkan data bahan dari Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional Auitor dan Sub Bagian lain yang ada di lingkungan Inspektorat serta penerbitkan surat perintah pelaksanaan audit;

(28)

15) Melaksanakan koordinasi dengan Inspektur Pembantu dan Pejabat Fungsional Auditor dalam menyusun jadwal pelaksanaan audit pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

16) Melaksanakan koordinasi dengan Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional Auditor, dan Sub Bagian lain dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja (Renja) Inspektorat;

17) Melaksanakan koordinasi dengan Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional Auditor dan SubBagian lain dalam menyusun ProgramKerja Pengawasan Tahunan (PKPI), Audit Khusus (Non PKPI) dan PemutakhiranData;

18) Menyusun konsep surat perintah dan produk hukum dalam rangka pelaksanaan audit reguler, audit khusus dan atau audit insidentil lainnya;

19) Mempersiapkan rencana audit reguler, audit khusus dan audit insidentil lainnya;

20) Melakukan koordinasi dengan Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional Auditor dan Sub Bagian lain dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) serta melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);

21) Melaksanakan koordinasi dengan tim audit dalam mengevaluasi tindak lanjut basil audit;

22) Menginventarisasi basil pengawasan;

23) Melaksanakan pemantauan tindak lanjut atas temuan basil pembinaan dan/atau pemeriksaan, pengujian, penilaian dan pengusutan;

24) Melaksanakan pemutakhiran dan validasi data basil audit APFP Internal maupun ekstemal;

25) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan unsur terkait di lingkungan Inspektorat;

26) Menyusun laporan kegiatan pengawasan serta merekap/menyimpulkan dan menyelesaikan hasil tindak lanjut laporan basil audit;

27) Membuat laporan bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil lingkup Inspektorat;

28) Mengbimpun Rencana Kerja Anggaran (RKA) lnspektorat;

29) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;

30) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

31) Menyusunlaporandanpertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan SubBagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; dan

32) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

3. Inspektur Pembantu Wilayah I Bidang Pembangunan, berkedudukan dibawahdan

(29)

meliputi perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan, statistik, perbubungan, pekerjaan umum, budaya dan pariwisata, yang dijabarkan ke dalam 16 (enam belas) fungsi, yaitu:

1) Menyusun rencana dan program kerja Inspektur Pembantu Wilayah IBidangPembangunan;

2) Merumuskan kebijakan pimpinan dibidang pembangunan;

3) Merumuskan pedomandanpetunjukteknispembinaandanpengawasan dibidang pembangunan yang meliputi perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan, statistik, perhubungan, pekerjaan umum, budaya dan pariwisata;

4) Mengevaluasi pelaksanaan audit dan pengawasan lingkup bidang pembangunan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

5) Mengkaji dan meneliti usulan programkerjapengawasan tahunan untuk diproses lebih lanjut;

6) Melaksanakan koordinasi dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam pelaksanaan audit dan pengawasan;

7) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan, statistik, perhubungan, komunikasi dan impormatika, pekerjaan umum (binamarga, pengairan, cipta karya dan tata ruang), budaya dan pariwisata;

8) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang berlaku;

9) Mengendalikanteknispelaksanaanauditdanpengawasan terhadap pengadaan barangdan jasa sesuai ketentuan peraturan perundangundangan;

10) Mengarahkan penyusunan laporan hasil audit baik audit regular (PKPI'), Non PKPI', maupun audit khusus dalam lingkup bidang Pembangunan;

11) Mengendalikan teknis pelaksanaan tindak lanjut atas hasil audit baik audit reguler (PKPI'), Non PKPT, maupun audit khusus dalam lingkup bidang Pembangunan;

12) Mengendalikan teknis pelaksanaanpenyelesaian kerugian Negara padalingkup bidang Pembangunan;

13) Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Inspektur Pembantu Wilayah I Bidang Pembangunan;

14) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;

15) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan; dan 16) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

4.

Inspektur Pembantu Wilayah II Bidang Keuangan, berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Inspektur dengan tugas membantu melaksanakan tugas

(30)

lnspektur di bidangpengawasan, keuangan, pendapatan daerah dan belanja daerah, serta perlengkapan dan asset.yang dijabarkan ke dalam 18 (delapan belas) fungsi, yaitu:

1) Menyusun rencana dan program kerja Inspektur Pembantu Wilayah II Bidang Keuangan;

2) Merumuskan kebijakan pimpinan di bidang keuangan;

3) Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan dibidang keuangan yang meliputi bidang keuangan, pendapatan daerah dan belanja daerah, perlengkapan dan asset;

4) Mengevaluasi pelaksanaan audit dan pengawasan lingkup bidang keuangan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

5) Mengkaji dan meneliti usulan program kerja pengawasan tahunan untuk diproses lebih lanjut;

6) Melaksanakan koordinasi dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam pelaksanaan audit dan pengawasan;

7) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan bidang keuangan yang meliputi audit keuangan, pendapatan daerah dan belanja daerah, perlengkapan dan asset yang berlaku pada Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk diproses lebih lanjut;

8) Mengendalikanteknis pelaksanaan auditdan pengawasan administrasi, pengelolaan anggaran, kegiatan, administrasi keuangan, penggalian PAD, pelayanan perizinan, serta anggaran yang diperoleh melalui dana perimbangan;

9) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan terhadappendapatan daerah yang meliputi hasil pajak daerah, hasil retribusidaerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain­lain Pendapatan Asli Daerah yang sah;

10) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan terhadap belanja daerah yang meliputi Belanja Tidak Langsung, Belanja Langsung, dan Belanja Modal (BM);

11) Melaksanakan koordinasi dengan Dewan Pengawas BUMD dalam hal pelaksanaan pengawasan pengelolaan BUMD serta keuangan BUMD;

12) Mengarahkan penyusunan laporan hasil audit reguler (PKPT), audit khusus (Non PKPT) dan audit insidentil lainnya serta hasil pengawasan di bidang keuangan untuk diproses lebih lanjut sebagai bahan kebijakan pimpinan;

13) Mengendalikan pelaksanaan tindak lanjut atas hasil audit baik auditreguler (PKPT), Non PKPT, maupun audit khusus dalam lingkupbidang keuangan;

14) Mengendalikan pelaksanaan penyelesaian kerugian negara pada lingkup bidang keuangan;

(31)

17) Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Inspektur Pembantu Wilayah II Bidang Keuangan; dan

18) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

5. Inspektur Pembantu Wilayah IV Bidang Sosial dan Perekonomian, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada lnspektur dengan tugas membantu melaksanakan tugas Inspektur dibidang Sosial dan pengawasan ekonomi yang meliputi transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, kesbang dan politik, serta pemberdayaan masyarakat, yang dijabarkan ke dalam 17 (tujuh belas) fungsi, yaitu:

1) Menyusun rencana dan program kerja Inspektur Pembantu Wilayah IV Bidang Sosial dan Ekonomi;

2) Merumuskan kebijakan pimpinan dibidang sosial dan ekonomi;

3) Merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan dibidang Pembangunanyang meliputi transmigrasi, pemberdayaan perempuan,keluarga berencana, kesbang dan politik, serta pemberdayaan masyarakat;

4) Mengevaluasi pelaksanaan audit dan pengawasan lingkup bidang sosial dan ekonomi dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

5) Mengkaji dan meneliti usulan program kerja pengawasan tahunan untuk diproses lebih lanjut;

6) Melaksanakan koordinasi dengan Pejabat Fungsional Audit dalam pelaksanaan audit dan pengawasan;

7) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan kesejahteraan rakyat yang meliputi kesehatan, sosial, tenaga kerja, transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana, dan agama;

8) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan dibidang kemasyarakatan meliputi kesatuan bangsa dan politik, pemuda dan olah raga serta pemberdayaan masyarakat;

9) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan dibidang ekonomi yang meliputi perindustrian, perdagangan, koperasi dan ukm, penanaman modal serta badan usaha milik daerah (BUMD);

10) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan dibidang sumber daya alam yang meliputi pertanian, peternakan, perikanan dan lingkungan hidup;

11) Mengarahkan penyusunan laporan hasil audit baik audit regular (PKPI'), Non PKPI', maupun audit khusus dalam lingkup bidang Sosial dan Ekonomi;

12) Mengendalikan teknis pelaksanaan tindak lanjut atas hasil audit baik audit reguler (PKPI'), Non PKPT, maupun audit khusus dalam lingkup bidang sosial dan ekonomi;

(32)

13) Mengendalikan teknis pelaksanaan penyelesaian kerugian Negara pada lingkup bidang sosial dan ekonomi;

14) Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Inspektur Pembantu Wilayah IV Bidang sosial dan ekonomi;

15) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;

16) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

17) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

6. Inspektur Pembantu Wilayah III Bidang Pemerintahan, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur dengan tugas membantu melaksanakan tugas Inspektur di bidang pengawasan, pembantuan ketentraman dan ketertiban, serta perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana, kependudukan, pertanahan, dan kerjasama, yang dijabarkan ke dalam 17 (tujuh belas) fungsi, yaitu:

1) Menyusun rencana dan program kerja Inspektorat Pembantu Wilayah III bidang Pemerintahan;

2) Merumuskan kebijakan pimpinan dibidang Inspektur Pembantu Wilayah II Bidang Pemerintahan;

3) Merumuskan pembinaan dan petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan di bidang pemerintahan yang meliputi bidang penyelenggaraan urusan otonomi kota, dekonsentrasi dan tugas pembantuan ketentraman dan ketertiban, serta perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana, kependudukan, pertanahan, kerjasama dan perbatasan;

4) Mengevaluasi pelaksanaan audit dan pengawasan linglrup bidang pemerintahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

5) Mengkaji dan meneliti usulan program kerja pengawasan tahunan untuk diproses lebih lanjut;

6) Melaksanakan koordinasi dengan Pejabat Fungsional Auditor dalam pelaksanaan audit dan pengawasan;

7) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan bidang pemerintahan yang meliputi bidang tugas pembantuan ketentraman dan ketertiban, serta perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana, kependudukan, pertanahan, dan kerjasama;

8) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan otonomi daerah, Kecamatan, dan Kelurahan;

9) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan pengelolaan administrasi

(33)

10) Mengendalikan teknis pelaksanaan audit dan pengawasan dibidang aparatur pada perangkat daerah yang meliputi pelayanan perizinan;

11) Mengarahkan penyusunan laporan hasil audit reguler (PKPT), audit khusus (Non PKPr) dan audit insidentil lainnya serta hasil pengawasan dibidang pemerintahan untuk diproses lebih lanjut sebagai bahan kebijakan pimpinan;

12) Mengendalikan pelaksanaan tindak lanjut atas hasil audit baik audit reguler (PKPr), audit khusus (Non PKPT) dan audit insidentil lainnya di bidang pemerintahan;

13) Memantau pelaksanaan penyelesaian kerugian negara pada lingkup bidang Pemerintahan;

14) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;

15) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

16) Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Inspektur Pembantu Wilayah III Bidang Pemerintahan;

17) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

2.2 Sumber Daya Inspektorat a. Sumber Daya Manusia

Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.

Peningkatan sumber daya manusia dalam jumlah yang cukup memadai merupakan salah satu kebijakan manajemen untuk mewujudkan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Rokan Hulu dan sekitarnya. Jumlah sumber daya manusia disesuaikan dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang ada sehingga operasional Inspektorat dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

Sumber daya Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu terlihat pada jumlah pegawai, latar belakang pendidikan dan pangkat dan golongan pegawai. Pegawai Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu berjumlah 62 orang, yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil 37 orang dan Pegawai Honorer 25 orang.

Gambar

52  Gambar presiden/wakil presiden  1unit

Referensi

Dokumen terkait

Adapun dua pasal terakhir dari bab ketentuan peralihan Qanun Nomor 6 Tahun 2014 menegaskan bahwa qanun jinayat tersebut merupakan manifestasi dari hukum khusus yang

Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten

Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten

Parfum Laundry Cikampek Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI JENIS PRODUK NYA:.. Chemical Untuk Laundry Kiloan/Satuan

Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,

Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,

Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,

Undang - Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten