• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

32 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 20 Jambi yang beralamat di Jalan Abdul Muis, Talang Bakung, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi.

Ada beberapa pertimbangan yang mendasari SMP Negeri 20 Jambi sebagai pemilihan lokasi penelitian, yaitu belum pernah dilakukan penelitian terkait kemampuan koneksi matematis siswa di SMP Negeri 20 Jambi, lokasi yang cukup dijangkau sehingga tidak menyulitkan untuk dilakukan penelitian di Sekolah tersebut, sebagian besar rumah siswa mudah dijangkau sehingga memudahkan penelitian, dan kemudahan yang diberikan pihak sekolah untuk melakukan penelitian di masa pandemi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari beberapa tahap. Penelitian diawali dengan melakukan penyusunan proposal sampai penyusunan laporan. Berikut rincian pelaksanaan penelitian disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Penelitian Tahun dan Bulan

2020 2021

Ju Ag Se Ok No De Ja Fe Ma Ap Penyusunan

Proposal Penyusunan Instrumen Uji Coba dan Penelitian Analisis DataPenyusunan Laporan

(2)

3. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Kota Jambi. Pemilihan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Tujuannya karena pada penelitian ini menekankan kriteria khusus agar dapat tercapai tujuan penelitian dalam mengatasi permasalahan penelitian untuk memberikan nilai yang representatif artinya memberikan hasil yang sesuai dengan mewakili kondisi yang terjadi dilapangan. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa purposive sampling merupakan suatu jenis teknik pengambilan sampel dengan syarat-syarat atau pertimbangan tertentu, sehingga dapat memberikan hasil sampel secara logis dan diharapkan dapat mewakili populasi.

Langkah-langkah dalam pemilihan subjek penelitian yaitu: (1) menggolongkan siswa ke dalam siswa reflektif, siswa lambat-tidak akurat, siswa impulsif, dan siswa cepat-akurat (2) menentukan kriteria-kriteria atau batasan-batasan subjek penelitian yang akan dipilih (3) menetapkan subjek penelitian terpilih dari siswa reflektif dan impulsif. Terpilih 3 subjek gaya kognitif reflektif dan 3 subjek gaya kognitif impulsif. Setelah penetapan subjek, subjek terpilih diberikan tes kemampuan koneksi matematis.

Selanjutnya melakukan wawancara untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa dengan menanyakan setiap pengerjaan siswa. Wawancara dilakukan dengan semi terstruktur untuk mengetahui kemampuan siswa dengan mendalam, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang baik.

Adapun pertimbangan atau kriteria-kriteria dalam pemilihan subjek penelitian ini yaitu: (1) siswa yang telah mendapatkan materi sistem persamaan linear dua variabel sehingga diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal atau masalah matematika yang diberikan, (2) siswa yang dekat dengan sekolah, sehingga tidak memiliki hambatan dalam masalah jarak, (3) siswa yang mendapatkan izin orang tua, (4) pemilihan subjek juga melibatkan guru mata pelajaran matematika yang bersangkutan untuk memilih siswa yang dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga dapat memudahkan pada tahap wawancara dan berdasarkan kemampuan siswa yang heterogen.

(3)

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan fenomena atau keadaan yang nyata atau bersifat apa adanya dengan lebih mementingkan pada makna atau proses dibandingkan generalisasi sesuai dengan fokus dan bersesuaian dengan aturan penelitian kualitatif. Moleong (2009) mengatakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata–kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Metode kualitatif merujuk pada proses penelitian berupa data kualitatif seperti ungkapan dan catatan yang dihasilkan. Pendekatan metode kualitatif mengarah kepada individu secara utuh. Proses pengumpulan data dilakukan langsung dengan subjek penelitian, sehingga dapat mengamati secara langsung kemampuan subjek penelitian. Proses yang dilihat berdasarkan kemampuan koneksi matematis yang dimiliki siswa ketika menyelesaikan permasalahan matematika materi sistem persamaan linear dua variabel dan faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi kemampuan koneksi matematis siswa. Data-data yang telah diperoleh kemudian di deskripsikan dengan menggunakan kata-kata untuk menjelaskan gambaran hasil seluruh penelitian.

C. Data dan Sumber Data Penelitian

Data merupakan bahan mentah yang perlu diolah sehingga diperoleh informasi atau keterangan berupa kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta (Riduwan, 2013). Data pada penelitian ini berupa informasi data kemampuan koneksi matematis dalam menyelesaikan soal-soal uraian materi sistem persamaan linear dua variabel dan hasil rekaman wawancara untuk mengkonfirmasi pengerjaan siswa pada tes kemampuan koneksi matematis secara lisan.

(4)

Sumber data pada penelitian ini berupa informan, informan adalah orang yang memberikan informasi. Informan dapat dikatakan sama dengan responden, apabila keterangannya karena dipancing oleh peneliti (Arikunto, 2006). Informan pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Jambi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting pada saat melakukan penelitian karena tujuan utama melakukan penelitian yaitu untuk memperoleh data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan tes dan wawancara.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu.

1. Tes

Tes pada penelitian ini terdiri dari tes gaya kognitif dan tes kemampuan koneksi matematis. Berikut tahap-tahap pengumpulan data dari masing-masing tes gaya kognitif dan tes kemampuan koneksi matematis.

a. Tes Gaya Kognitif

Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh data gaya kognitif yang dimiliki siswa yaitu gaya kognitif reflektif dan gaya kognitif impulsif.

Instrumen penggolongan gaya kognitif ini meliputi Matching Familiar Figures Test (MFFT) yang dikembangkan oleh Warli (2010). Matching Familiar Figures Test merupakan tes gambar yang mana siswa dihadapkan pada gambar-gambar yang terdiri dari 1 gambar baku dan 8 gambar variasi.

Setiap siswa harus memilih salah satu gambar dari 8 gambar variasi yang sama persis dengan gambar baku. Gambar baku dan gambar variasi berada pada lembar yang berbeda sehingga memudahkan siswa dalam mengamati gambar tersebut. Terdapat 13 butir tes gambar dengan 2 contoh tes gambar diawal. Siswa terlebih dahulu menebak gambar pada 2 contoh tes gambar kemudian menebak 13 butir tes utama. Oleh karena setiap gambar variasi memiliki gambar yang mirip-mirip maka siswa harus lebih teliti dalam mengamati gambar. Instrument Matching Familiar Figures Test tidak dilakukan validasi karena sudah teruji oleh ahlinya. Matching Familiar

(5)

Figures Test, format lembar jawaban MFFT, dan kunci jawaban MFFT dapat dilihat pada Lampiran 1, Lampiran 2, dan Lampiran 3.

Pengukuran gaya kognitif reflektif impulsif siswa berdasarkan pada perolehan waktu siswa dalam menjawab dan frekuensi banyaknya siswa menjawab sampai menemukan jawaban yang benar. Setelah diperoleh data waktu dan frekuensi siswa, kemudian menghitung nilai maksimum, minimum, dan median untuk masing-masing waktu dan frekuensi siswa. Selanjutnya, menggolongkan siswa ke dalam siswa reflektif, siswa lambat-tidak akurat, siswa impulsif, dan siswa cepat-akurat. Penggolongan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tertentu. Untuk kriteria siswa reflektif yaitu siswa yang memiliki rata-rata waktu lebih dari median rata-rata waktu dan memiliki rata-rata frekuensi kurang dari atau sama dengan median rata-rata frekuensi. Untuk siswa lambat-tidak akurat yaitu siswa yang memiliki rata-rata waktu lebih dari median rata-rata waktu dan memiliki rata-rata frekuensi lebih dari median rata-rata frekuensi. Untuk kriteria siswa impulsif yaitu siswa yang memiliki rata-rata waktu kurang dari atau sama dengan median rata-rata waktu dan memiliki rata-rata frekuensi lebih dari median rata-rata frekuensi. Untuk kriteria siswa cepat-akurat yaitu siswa yang memiliki rata-rata waktu kurang dari atau sama dengan median rata-rata waktu dan siswa yang memiliki rata-rata frekuensi kurang dari atau sama dengan median rata-rata frekuensi. Waktu menebak tiap item Matching Familiar Figures Test dan frekuensi menebak tiap item Matching Familiar Figures Test dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6, sedangkan hasil rata-rata waktu dan frekuensi Matching Familiar Figures Test dapat dilihat pada Lampiran 7.

b. Tes Kemampuan Koneksi Matematis

Tes merupakan instrumen pada pengumpulan data berupa pertanyaan atau latihan untuk mengukur pengetahuan, proses, atau bakat seseorang (Sudaryono, 2013). Bentuk tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes bentuk uraian untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis pada materi sistem persamaan linear dua variabel.

(6)

Langkah-langkah penyusunan instrumen pada penelitian ini (Morgan, 1997) yaitu: (1) menganalisis variabel penelitian yaitu dengan mengkaji variabel sejelas-jelasnya sehingga indikator dapat diukur dan menghasilkan data yang dinginkan (2) menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk dapat mengukur variabel dan indikator (3) menyusun kisi-kisi instrumen (4) menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi (5) melakukan uji coba instrumen.

Mengkaji variabel penelitian dengan jelas yaitu dengan menetapkan definisi variabel kemampuan koneksi matematis kemudian menetapkan indikator yang akan diteliti. Indikator kemampuan koneksi matematis pada penelitian ini yaitu (1) menghubungkan konsep antar topik matematika yang sama (2) menghubungkan antara topik tertentu dengan topik lainnya (3) menghubungkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Instrumen pada penelitian ini meliputi tes uraian kemampuan koneksi matematis materi sistem persamaan linear dua variabel. Tes dilakukan untuk memperoleh data tertulis tentang kemampuan koneksi matematis siswa. Kemudian menyusun kisi-kisi instrumen, adapun kisi-kisi instrumen pada penelitian ini meliputi kompetensi dasar, indikator kemampuan koneksi matematis, indikator soal, dan pertanyaan yang diharapkan dapat mengukur kemampuan koneksi matematis pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Menetapkan jumlah butir soal penelitian yang mana tes kemampuan koneksi matematis pada penelitian ini terdiri dari 3 soal. Kisi-kisi soal kemampuan koneksi matematis, alternatif jawaban, dan soal kemampuan koneksi matematis dapat dilihat pada Lampiran 7, Lampiran 8, dan Lampiran 9.

Selanjutnya melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, setelah memperoleh saran dan perbaikan dari dosen pembimbing, kemudian melakukan validasi instrumen. Tahap validasi dilakukan untuk memperoleh penilaian oleh validator. Penilaian bertujuan untuk menilai kesesuaian kisi-kisi tes kemampuan koneksi matematis agar mewakili isi yang akan diukur dan memiliki kesesuaian antar butir soal dengan indikator tes kemampuan koneksi matematis. Terdapat 3 validator dan validator yang

(7)

terpilih merupakan validator yang berkompeten di bidang matematika. Ketiga validator memberikan saran dan masukan melalui lisan maupun tulisan.

Setelah melalui proses validasi yang cukup lama yaitu sekitar 4 minggu, hasil validasi menunjukkan bahwa keseluruhan validator menyetujui soal tersebut dan layak digunakan dengan syarat perbaikan. Secara keseluruhan instrumen tes kemampuan koneksi matematis dinyatakan valid. Hasil validasi para ahli untuk instrumen tes kemampuan koneksi matematis dapat dilihat pada Lampiran 10.

Setelah instrumen dinyatakan valid oleh validator, kemudian dilakukan uji coba instrumen di kelas yang berbeda dengan kelas penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kelayakan soal yang akan digunakan, standar kelayakan yang dimaksud pada penelitian ini sejauh mana soal dapat dipahami oleh siswa sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda dan soal yang terpilih merupakan soal yang lebih banyak siswa menjawab benar dibandingkan siswa menjawab salah, sedangkan soal yang lebih banyak siswa menjawab salah dibandingkan siswa menjawab benar maka soal tersebut tidak layak atau tidak dapat digunakan sebagai data penelitian. Uji coba instrumen dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 20 Jambi. Setelah didapat hasil uji coba instrumen, kemudian dapat diketahui layak atau tidak soal tersebut.

Apabila keseluruhan soal dinyatakan layak kemudian soal tersebut dapat digunakan kelas penelitian.

2. Wawancara

Pedoman wawancara merupakan alat bantu untuk pengambilan data di lapangan. Pedoman wawancara bertujuan untuk menggali kemampuan koneksi matematis siswa dalam menyelesaikan permasalahan sistem persamaan linear dua variabel. Esterberg mengungkapkan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2013). Penelitian ini melakukan wawancara untuk memperoleh informasi lebih mendalam tentang kemampuan koneksi matematis siswa.

(8)

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, artinya melakukan wawancara dengan mendalam dan menetapkan garis besar pertanyaan yang diberikan secara langsung kepada subjek penelitian sesuai dengan pedoman wawancara, tetapi tidak menutup kemungkinan wawancara tersebut berkembang sesuai dengan jawaban subjek penelitian sebagai informan wawancara tergantung dengan kondisi dilapangan. Wawancara dilakukan setelah subjek penelitian diberikan tes kemampuan koneksi matematis. Kemudian masing-masing subjek penelitian melakukan wawancara terkait hasil pengerjaan. Subjek penelitian memberikan penjelasan dan mengungkapkan ide-ide pemikiran setiap pengerjaan tes kemampuan koneksi matematis yang telah dilakukan.

Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan wawancara adalah dengan mempersiapkan pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan dalam wawancara, hal yang dilakukan adalah mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan. Daftar pertanyaan mewakili masing-masig indikator kemampuan koneksi matematis. Setelah membuat daftar pertanyaan, langkah selanjutnya yaitu melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing, kemudian melakukan validasi pedoman wawancara.

Validasi dilakukan agar pedoman wawancara layak digunakan, dapat memenuhi setiap indikator kemampuan koneksi matematis, dan dapat menjawab kemampuan koneksi matematis yang dimiliki oleh siswa. Validator pedoman wawancara sama dengan 3 validator yang memvalidasi soal tes kemampuan koneksi matematis.

Validator memberikan saran melalui lisan maupun tulisan. Setelah melalui proses validasi yang cukup lama yaitu sekitar 4 minggu, hasil validasi menunjukkan bahwa keseluruhan validator menyetujui soal tersebut dan layak digunakan dengan syarat perbaikan. Secara keseluruhan instrumen pedoman wawancara dinyatakan valid. Hasil validasi dari para ahli untuk instrumen pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran 13. Setelah memperoleh pedoman wawancara yang valid, langkah selanjutnya melangsungkan wawancara, mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya,

(9)

menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan, dan mengidentifikasi lebih mendalam sebagai tindak lanjut hasil wawancara.

E. Validitas Data

Data yang diperoleh disahkan dengan triangulasi untuk menguatkan data dan konsisten dengan yang disampaikan informan. Moleong (2009) mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi adalah metode untuk mengecek kebenaran suatu data atau informasi yang diperoleh untuk mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi. Teknik triangulasi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu triangulasi metode. Triangulasi metode digunakan untuk membandingkan hasil tes tertulis dan hasil wawancara dengan subjek terpilih. Data dikatakan valid apabila dapat mengukur sesuai apa yang ingin diukur dan adanya kesinambungan antara tes tertulis siswa dan hasil wawancara, sehingga data yang digunakan merupakan data yang konsisten. Berikut bagan triangulasi metode disajikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Bagan Triangulasi Metode

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan bahan-bahan lainnya, sehingga mudah dipahami dan hasil temuan dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model dari Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data

(10)

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga diperoleh data jenuh. Aktivitas model Miles dan Huberman terdiri dari reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penariakan kesimpulan.

Dijelaskan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah mencatat data dengan apa adanya sesuai hasil tes dan wawancara di lapangan. Data pada penelitian ini adalah data hasil tes dan wawancara yang berkaitan dengan kemampuan koneksi matematis.

2. Reduksi Data

Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Langkah reduksi dalam penelitian ini meliputi menganalisis kemampuan koneksi matematis dari hasil tes siswa yang menjadi subjek terpilih, hasil tes merupakan data mentah yang diubah pada catatan, hasil wawancara disusun dan disederhanakan menjadi bahasa yang baik.

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya untuk lebih mudah dipahami apa yang terjadi kemudian menentukan kerja selanjutnya atas apa yang telah dipahami. Pada penelitian ini, data disajikan dalam bentuk teks naratif. Tahap penyajian data terdiri dari menyajikan hasil pengerjaan siswa dan menyajikan hasil wawancara. Hasil penyajian data kemudian dilakukan analisis data sesuai dengan indikator kemampuan koneksi matematis sehingga menjawa permasalahan dalam penelitian.

(11)

4. Penarikan Simpulan

Penarikan simpulan dalam penelitian kualitatif merupakan rangkaian analisis data kualitatif sehingga dapat lebih mempermudah alur analisis yang saling terkait satu sama lain mulai dari awal hingga akhir. Dalam penelitian ini, penarikan simpulan dilakukan dengan melihat atau memperhatikan transkrip hasil wawancara untuk menjelaskan bagaimanakah kemampuan koneksi matematis siswa, apabila transkrip wawancara berkesesuaian dengan hipotesis awal dan didukung bukti-bukti yang valid, maka penarikan simpulan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya (kredibel). Berikut model analisis interaktif Miles dan Huberman disajikan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

Gambar

Tabel 3.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian
Gambar 3.1 Bagan Triangulasi Metode
Gambar 3.2 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

Referensi

Dokumen terkait

siswa terhadap materi sistem persamaan linear pada submateri menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear tiga variabel yang tuntas sebanyak 33 siswa dan yang

 Menggunakan sistem persamaan linear dua variabel untuk menyelesaikan permasalahan 1 2 3,4 7,8, 9,10 1 2 3 4,5.. Kisi-kisi pada tabel 3.2 di atas digunakan untuk

Dalam pemilihan subjek, peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan cara melakukan pertimbangan terhadap pengumpulan sumber data, contohnya

Subjek penelitian menurut Arikunto (2009) adalah orang atau benda atau hal yang melekat pada variabel penelitian.untuk mendapatkan data dari subjek penelitian penulis akan

Juga berdasarkan pada tabel 4.2 ada 58 orang siswa atau 87,87% yang tidak mampu dalam menyelesaikan soal cerita pada materi sistem persamaan linear dua variabel

Melalui pengembangan media pembelajaran matematika berbasis video animasi pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), diharapkan pembelajaran matematika akan

Untuk menentukan himpunan penyelesaian pada sistem persamaan linear dua variabel, dapat

Uji Regresi Linear Berganda Analisis Regresi Linear Berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen variabel bebas , tiga variabel bebas yaitu