• Tidak ada hasil yang ditemukan

DONWLOAD RPP DAN SILABUS KTSP BERKARAKTER UNTUK SMK SEMUA MATA PELAJARAN KUNCI JAWABAN RITEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DONWLOAD RPP DAN SILABUS KTSP BERKARAKTER UNTUK SMK SEMUA MATA PELAJARAN KUNCI JAWABAN RITEL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KUNCI JAWABAN

MODUL MEMBUKA USAHA ECERAN/RITEL

Bab 1 (Hal 16 sd 18)

a. Pilihan ganda

1. a 6. b 11. d

2. d 7. d 12. c

3. c 8. e 13. e

4. b 9. a 14. d

5. c 10. b 15. e

b. Isian

1. Memotong atau memecah sesuatu. 2. Eceran/ritel non-toko.

3. Produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenai produknya. 4. Sistem manajemen pengelolaannya.

5. Sebagai pihak akhir (final link) dalam suatu rantai produksi. 6. Lokasi usaha, harga yang tepat, dan suasana toko.

7. Membeli, dan menyewa.

8. Melakukan kegiatan usahanya di lokasi yang nyaman dan mudah diakses pelanggan, seperti di sekitar rumah-rumah penduduk.

9. Memberikan jaminan produk. 10. Notaris.

c. Esai

1. Pentingnya usaha ritel bagi produsen:

Melalui usaha ritel, produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenai produknya. Produsen dapat mewawancarai pengecer mengenai pendapat konsumen mengenai bentuk, rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya

2. Perbedaan antara ritel tradisional dan ritel modern:

(2)

Sederhana, tempatnya tidak terlalu luas, barang yang dijual tidak terlalu banyak jenisnya, sistem pengelolaan/manajemennya masih sederhana, tidak menawarkan kenyamanan berbelanja dan masih ada proses tawar-menawar harga dengan pedagang, serta produk yang dijual tidak dipajang secara terbuka sehingga pelanggan tidak mengetahui apakah pengecer memiliki barang yang dicari atau tidak.

 Ritel modern:

Menawarkan tempat yang luas, barang yang dijual banyak jenisnya, sistem manajemen terkelola dengan baik, menawarkan kenyamanan berbelanja, harga jual sudah tetap (fixed price) sehingga tidak ada proses tawar-menawar dan adanya sistem swalayan/pelayanan mandiri, serta pemajangan produk pada rak terbuka sehingga pelanggan bisa melihat, memilih, bahkan mencoba produk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.

3. Peran kegiatan usaha ritel bagi pelanggan:

a. Memberikan suplai/pasokan barang dan jasa pada saat dan ketika dibutuhkan konsumen/pelanggan dengan sedikit atau tanpa penundaan.

b. Mempermudah konsumen/pelanggan dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang serta jasa yang ditawarkan.

c. Menjaga harga jual tetap rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan.

d. Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat.

e. Memungkinkan dilakukannya produksi besar-besaran (produksi massal).

4. Koperasi:

Iya. Koperasi menjual produknya kepada konsumen akhir untuk keperluan konsumsi, bukan untuk keperluan bisnis.

5. Hal-hal yang diatur dalam Perpres No. 112 Thun 2007:

 penataan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dn toko modern,

(3)

 perizinan,

 pembinaan dan pengawasan,

 sanksi.

Bab 2 (Hal 29 sd 31)

a. Pilihan ganda

1. c 6. e

2. a 7. a

3. b 8. c

4. e 9. d

5. d 10. e

b. Isian

1. Superstores. 2. 20% - 40%.

3. Catalog showroom. 4. 400 m2 sd 5.000 m2.

5. Discount stores (toko diskon). 6. Penjualan tidak langsung. 7. Strategis dan ramai. 8. Diferensiasi.

9. Gaya. 10. Lokasi.

c. Esai

1. Klasifikasi jenis usaha ritel menurut Cox: a. Bentuk hukum,

Kepemilikan tunggal (sole proprietorship), kemitraan (partnership), atau perusahaan terbatas, baik privat ataupun publik.

b. Struktur operasional,

Terdiri dari satu outlet/ toko ritel (independent trader), banyak outlet ritel (multiple/chain store), ataupun consumer co-operative.

(4)

Luas lantai penjualan toko modern yaitu minimarket kurang dari 400 m2. supermarket 400 m2 sd 5.000 m2. hypermarket diatas 5.000 m2.

department store diatas 400 m2. serta perkulakan diatas 5.000 m2.

d. Lokasi.

Salah satunya usaha ritel yang terletak di pusat perbelanjaan (shopping center).

2. Contoh produk jasa yang dijual dalam usaha ritel:

Asuransi, reparasi motor/mobil, dan jasa layanan kecantikan.

3. Media yang dapat digunakan pelanggan jika ingin berbelanja di rumah: Surat, katalog, telepon, televisi, dan internet.

4. Keuntungan bagi pelanggan dalam berbelanja non-toko: Pelanggan tidak perlu pergi ke luar rumah untuk berbelanja. 5. Kelebihan dan kekurangan penggunaan mesin penjual otomatis:

a. Kelebihan:

 Mengoperasikannya mudah.

 Pelanggan mendapatkan kualitas produk yang sama dengan harga yang tetap.

 Tidak adanya resiko kecurangan yang dilakukan oleh penjual.

 Menghemat waktu dan tenaga penjual.

 Tidak memerlukan iklan/promosi penjualan.

 Tidak ada resiko gagal bayar bagi pembeli yang membeli secara kredit karena pembelian dilakukan dengan uang tunai.

b. Kekurangan:

 Memerlukan modal awal yang tinggi.

 Membutuhkan perbaikan dna perawatan mesin.

 kapasitas mesin terbatas sehingga penjual harus memastikan barang dagangan selalu terisi.

 Uang koin yang digunakan harus diambil secera periodik.

Bab 3 (Hal 40 sd 43)

(5)

1. d 6. b 11. d

2. e 7. d 12. c

3. e 8. a 13. d

4. e 9. c 14. d

5. c 10. c 15. a

b. Isian

1. Pedagang besar/distributor/agen tunggal, pedagang

menengah/agen/grosir, pedangan eceran/pengecer/peritel, importir, dan eksportir.

2. Pedagang besar/distributor/agen tunggal. 3. Negosiasi.

4. Alex S. Nitisemitro.

5. Saluran distribusi langsung. 6. Company consideration.

7. Sumber pembelanjaan, pengalaman dan kemampuan manajemen, pengawasan saluran, dan pelayanan yang diberikan oleh penjual. 8. Eksklusif.

9. Intensif. 10. Eksklusif.

c. Esai

1. Pengertian saluran distribusi menurut Philip Kotler:

Saluran distribusi merupakan sekelompok organisasi saling tergantung yang membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

2. Pentingnya fungsi distribusi:

Untuk menempatkan suatu barang dan jasa pada tempat yang tepat, kualitas yang tepat jumlah yang tepat, harga yang tepat dan waktu yang tepat.

3. Perbedaan yang mendasari pengertian distribusi menurut Philip Kotler dan Alex Nitisemitro:

(6)

4. Dua macam jenis saluran distribusi:

a. Saluran distribusi langsung (tanpa perantara), dimana produsen menjual secara langsung produknya kepada konsumen/pelanggan tanpa menggunakan perantara.

b. Saluran distribusi tidak langsung, merupakan saluran pemasaran tidak langsung yang memiliki satu atau beberapa perantara.

5. Dalam memilih saluran distribusi harus memerhatikan sifat atau karakteristik produk:

Setiap barang memiliki karakteristik yang berbeda, sesuai dengan sifat yang dimiliki, yaitu nilai unit, besar dan berat barang, mudah rusaknya barang, sifat teknis, barang jadi dan pesanan, serta luasnya lini produk. 6. Pertimbangan pasar merupakan faktor yang berpengaruh dalam

memilih saluran distribusi:

Keadaan pasar selalu berubah-ubah, meliputi jumlah pelanggan, pola pembelian pelanggan, kebiasaan berbelanja, dan reaksi pelanggan terhadap berbagai metode penjualan.

7. Empat faktor yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam memilih saluran distribusi:

a. pertimbangan pasar (market consideration), b. pertimbangan barang (product consideration),

c. pertimbangan perusahaan (company consideration), dan d. pertimbangan perantara (middle consideration).

8. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih saluran distribusi dari sisi perusahaan:

a. Sumber pembelanjaan.

Penggunaan saluran distribusi langsung biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar. Perusahaan yang kurang kuat kondisi keuangannya akan cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebih panjang.

b. Pengalaman dan kemampuan manajemen.

Biasanya pengusaha yang menjual barang baru, ataupun ingin memulai usaha baru, lebih suka menggunakan perantara.

(7)

Pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika saluran distribusinya pendek, walaupun biaya yang harus dikeluarkan lebih tinggi.

d. Pelayanan yang diberikan oleh penjual.

Jika produsen ingin memberikan pelayanan yang lebih baik, maka akan banyak perantara yang bersedia menjadi penyalurnya.

9. Jenis-jenis perantara dan contohnya:

a. Pedagang besar/distributor/agen tunggal, contohnya agen tunggal pemegang merek (ATPM) untuk produk mobil.

b. Pedagang menengah/agen/grosir, contohnya pedagang grosir beras di pasar induk Kramat Jati.

c. Pedangan eceran/pengecer/peritel, contohnya Alfamart dan Indomart.

d. Importir/pengimpor, contohnya impor jeruk lokam dari Cina ke Indonesia.

e. Eksportir/pengekspor, contohnya ekspor produk kerajinan ukiran dan pasir laut ke luar negeri.

10. Strategi distribusi intensif, selektif, dan eksklusif: a. Strategi distribusi intensif,

adalah strategi distribusi yang menempatkan produk dagangannya pada banyak peritel serta distributor di berbagai tempat.

b. Strategi distribusi selektif,

adalah strategi distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada suatu daerah.

c. Strategi distribusi eksklusif

Adalah strategi distribusi dengan memberikan hak distribusi suatu produk pada satu atau dua distributor atau peritel saja pada suatu area tertentu.

Bab 4 (Hal 58 sd 62)

a. Pilihan ganda

(8)

2. a 7. d 12. e

3. a 8. c 13. d

4. c 9. b 14. d

5. c 10. a 15. c

b. Isian

1. Informasi.

2. Loyalitas pelanggan. 3. Philip Kotler.

4. Produk khusus (specialty product). 5. Jasa.

6. Modal intern dan modal ekstern. 7. Credere.

8. Capability (kemampuan dan kesanggupan). 9. Pengajuan kredit.

10. Limited partnership.

c. Esai

1. Informasi sangat penting dibutuhkan dalam kegiatan usaha:

Informasi digunakan untuk mengambil keputusan, dan untuk membantu menjawab pertanyaan seperti siapa yang merupakan kelompok pelanggan sasaran untuk usaha ini? dimanakah sebaiknya lokasi usaha ritel?, dan pada jam berapa/kapan toko atau tempat usaha lain beroperasi?.

2. Hal-hal yang harus dilakukan dalam memperoleh informasi: a. Mendefinisikan masalah dan tujuan riset

Pernyataan masalah dan tujuan riset akan memandu keseluruhan riset.

b. Mengembangkan rencana riset

Rencana riset memuat segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan riset.

c. Mengimplementasikan rencana riset

(9)

d. Menerjemahkan dan melaporkan penemuan

Data yang disajikan haruslah apa adanya, tidak dilebih-lebihkan apalagi dikurangi untuk menyenangkan hati manajer.

3. Riset pemasaran yang dapat dilakukan oleh usaha kecil dengan biaya murah:

Meneliti lingkungan sekitar pelanggan, dan perilaku berbelanja pelanggan seperti produk apa saja yang sering dibeli.

4. Peluang pemasaran:

Peluang bagi peritel untuk meningkatkan penjualan sekaligus laba dengan cara-cara yang secara umum memuaskan konsumen

5. Jenis-jenis produk konsumen:

a. produk kebutuhan sehari-hari (convenience product), b. produk belanja (shopping product).

c. produk khusus (specialty product), dan d. produk yang tak dicari (unsought product).

6. Perbedaan antara produk barang dan jasa:

Barang Jasa

 Berwujud  Tak berwujud

 Menghasilkan kepemilikan  Tidak menghasilkan kepemilikan 7. Macam-macam kredit:

a. Kredit Investasi Kecil (KIK),

b. Kredit Modak Kerja Permanen (KMKP), c. Kredit kelayakan.

8. Prosedur pengajuan kredit di bank:

a. Pengajuan permohonan kredit, hendaknya diajukan kepada kantor cabang benk pelaksana.

b. Melengkapi dokumen, antara lain

 Akta pendirian perusahaan

 Izin usaha (SIUP)

 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

 Fotokopi KTP pemohon kredit

 Fotokopi rekening (kalau ada)

(10)

 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

 Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

9. Dua bentuk kerja sama yang dapat dilakukan untuk memperluas usaha:

a. General partnership, dimana semua anggota ikut aktif mengelola usaha dan setiap anggota memiliki tanggung jawab yang sama terhadap perkembangan usaha.

b. Limited partnership, dimana tidak semua anggota aktif dalam mengelola usaha dan tanggung jawab setiap anggota tidak sama besar.

10. Poin-poin yang terdapat dalam persetujuan kerja sama: a. Nama-nama pihak

b. Jumlah penyertaan modal c. Masa berlakunya persetujuan

d. Pembagian keuntungan dan kerugian e. Prosedur penambahan partner

f. Prosedur pemberhentian partner g. Penambahan karyawan

h. Tanggung jawab dan wewenang

Bab 5 Pengayaan (Hal 72 sd 74)

a. Pilihan ganda

1. b 6. c

2. d 7. e

3. d 8. c

4. b 9. e

5. d 10. d

b. Isian

1. Isaac Singer.

(11)

4. Rp10 juta hingga Rp1 milyar. 5. 5%-15%.

c. Esai

1. Awal mula usaha waralaba:

Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya. Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.

2. Kelebihan dan kekurangan sistem usaha waralaba: a. Kelebihan

1) Keuntungan bagi pewaralaba:

 adanya kemudahan dalam pengembangan usaha,

 mendapatkan pendapatan tambahan dari penjualan hak waralaba dan royalti,

 secara cepat membangun citra perusahaan yang akan menggerakkan pelanggan ke semua lokasi yang diwaralabakan.

2) Keuntungan bagi terwaralaba:

 membuka suatu usaha baru tanpa adanya biaya kesalahan dengan meniru secara sah, cara dan pengalaman dari pewaralaba,

 selalu mendapatkan barang dan atau jasa terbaru dari pewaralaba karena penelitian dan pengembangan yang terus-menerus,

 mendapatkan konsumen baru di daerah sendiri karena pengalaman dari konsumen yang didapat dari terwaralaba lain atau pewaralaba,

(12)

 secara langsung mendapat keuntungan dari promosi pewaralaba dan/atau terwaralaba lain, khususnya dalam hal identitas perusahaan.

3) Keuntungan bagi pelanggan:

 kenyamanan membeli melalui organisasi besar dan sudah terpercaya,

 kualitas barang dan atau jasa yang diterima sama mutunya,

 selalu mendapatkan barang dan/atau jasa yang terbaru,

 mudah ditemui di lokasi-lokasi yang strategis,

 selalu mendapatkan pelayanan yang sama dari karyawan-karyawan yang terlatih,

 selalu mendapatkan barang dan atau jasa yang sama mutunya.

b. Kekurangan

 Sistem waralaba tidak memberikan kebebasan penuh kepada terwaralaba.

 Sistem waralaba bukanlah suatu jaminan akan keberhasilan.

 Terwaralaba harus bisa bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam hubungannya dengan pewaralaba.

 Tidak semua janji pewaralaba diterima oleh terwaralaba.

 Masih adanya ketidakamanan dalam suatu waralaba, karena pewaralaba dapat memutuskan atau tidak memperbaharui perjanjian.

3. Kewajiban-kewajiban dalam waralaba: a. kewajiban pewaralaba

 melakukan riset dan perencanaan

dalam pemasaran produk,

 membuat produk-produk yang

khusus/unik,

 membuat sistem keuangan dan

(13)

 membuat standar kriteria kompetensi pegawai/pekerja, termask diantaranya memberikan pelatihan pegawai.

 membuat standar kriteria sistem

operasi dan prosedur pelaksanaan usaha. b. kewajiban terwalaba

 melakukan pelaksanaan usaha pemasaran,

 melaksanaan sistem keuangan yang telah ditetapkan,

 merekrut dan melaksanaan manajemen sumber daya manusia,

 menerapkan sistem dan prosedur usaha.

4. Tiga contoh usaha waralaba yang termasuk ke dalam kategori manufacturing franchise:

Jawaban siswa

5. Kondisi usaha waralaba di Indonesia: Jawaban Siswa

EVALUASI (Hal 80 sd 87)

a. Pilihan ganda

1. a 11. d 21. c 31. c 41. e

2. d 12. c 22. a 32. d 42. b

3. b 13. c 23. c 33. b 43. c

4. c 14. b 24. d 34. c 44. a

5. e 15. c 25. a 35. c 45. c

6. d 16. b 26. d 36. a 46. a

7. a 17. d 27. c 37. d 47. c

8. d 18. c 28. d 38. d 48. d

9. b 19. e 29. a 39. b 49. c

10. e 20 d 30 e 40. c 50. d

b. Isian

1. Ritel tradisional dan ritel modern. 2. Wholesaler

3. Satu.

(14)

5. Satu outlet/ toko ritel (independent trader), banyak outlet ritel (multiple/chain store), dan consumer co-operative.

6. Jaringan toko korporasi.

7. Pertimbangan pasar (market consideration). 8. Strategi distribusi intensif.

9. Kredit jangka pendek (short-term loan), kredit jangka menengah (medium-term loan), dan kredit jangka panjang (long-term loan).

10. Kemampuan dan kesanggupan untuk membayar kembali kredit.

c. Esai

1. Pentingnya usaha ritel dalam perdagangan:

Melalui usaha eceran/ritel, produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenai produknya. Produsen dapat mewawancarai pengecer mengenai pendapat konsumen mengenai bentuk, rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya. Selain itu juga dapat diketahui mengenai kondisi perusahaan pesaing.

2. Peran usaha ritel bagi pelanggan:

a. Memberikan suplai/pasokan barang dan jasa pada saat dan ketika dibutuhkan konsumen/pelanggan dengan sedikit atau tanpa penundaan.

b. Mempermudah konsumen/pelanggan dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang serta jasa yang ditawarkan.

c. Menjaga harga jual tetap rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan.

d. Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat.

e. Adanya usaha ritel juga memungkinkan dilakukannya produksi besar-besaran (produksi massal).

3. Pentingnya faktor lokasi usaha bagi ritel:

(15)

Kesalahan dalam menentukan lokasi usaha ritel dapat memiliki dampak jangka panjang. Peritel harus mempertimbangkan biaya yang sudah dikeluarkan ketika menjalankan usaha ritel seperti pemasangan listrik, jaringan sistem komputer, dan dekorasi bangunan.

5. Empat klasifikasi usaha ritel menurut Kotler:

Jumlah pelayanan yang ditawarkan, lebar dan kedalaman lini produk, harga relatif yang dikenakan, dan cara pengaturan ritel.

6. Perbedaan department store dan convenience store:

Department store menjual ragam lini produk yang luas, sedangkan convenience store (toko kelontong) menjual lini terbatas barang-barang kebutuhan sehari-hari.

7. Pentingnya saluran distribusi dalam kegiatan pemasaran:

Untuk menempatkan suatu barang dan jasa pada tempat yang tepat, kualitas yang tepat jumlah yang tepat, harga yang tepat dan waktu yang tepat.

8. Dalam mendistribusikan barang harus menentukan saluran distribusi yang tepat:

Bila perusahaan salah dalam memilih saluran distribusi maka akan dapat mengganggu kelancaran arus barang atau juga dari perusahaan ke tangan konsumen.

9. Usaha yang dapat dilakukan peritel berskala kecil jika ingin mendapat data pemasaran:

Meneliti lingkungan sekitar pelanggan, dan perilaku berbelanja pelanggan seperti produk apa saja yang sering dibeli.

10. Empat produk konsumen beserta contohnya:

a. Produk kebutuhan sehari-hari (convenience product)

Merupakan produk yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, contohnya sabun, permen, dan koran.

b. Produk belanja (shopping product)

(16)

c. Produk khusus (specialty product)

Merupakan produk yang memiliki karakteristik unik dimana hanya sekelompok pembeli tertentu yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus, contohnya mobil mewah, pakaian rancangan desainer dan jasa ahli hukum.

d. Produk yang tak dicari (unsought product)

Referensi

Dokumen terkait

Nama-nama yang tercantum pada Lampiran I dan II pengumuman ini dinyatakan lulus sebagai peserta pelatihan intensif bahasa asing bagi Dosen PTKI, Tenaga

One of the byproduct is date fruit waste (DFW). Up to 56% of date fruit weights are left as DFW after date fruit processing to produce date oil. Our in vitro preliminary study

KETUA RAPAT (LASARUS. Saya menambahkan sedikit. Ini Pak Wakil Ketua DPR tadi minta kasih kesempatan tapi beliau sepertinya menyerahkan sepenuhnya kepada kita. Pak

Karena pukulan smash merupakan suatu teknik pukulan yang bertujuan untuk mematikan pertahanan lawan, dan juga pada saat bermain lawan sering melakukan kesalahan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan mengenai pengaruh Ukuran KAP dan Opini Audit terhadap Audit Delay pada Kantor Akuntan Publik di

Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang sangat penting bagi daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. untuk itu

Dari uraian di atas, pendidikan karakter yang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah memberikan keuntungan kepada siswa, karena memberikan perlakuan yang positif sehingga

1) Berdasarkan hasil analisis bahwa variabel Return on Investment, Return on Equity dan Debt to Equity Ratio secara simultan berpengaruh tidak signifikan return