BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancang Bangun Penelitian
Untuk mengetahui hubungan derajat penyakit Parkinson terhadap kualitas tidur dengan menggunakan PDSS 2 pada pasien Parkinson di RSU UMM, peneliti menggunakan rancang bangun penelitian berupa Cross Sectional Study dengan jenis observasional analitik melihat hubungan antar variabel guna menilai hubungan beberapa variabel dari kejadian yang diamati dalam satu waktu.
4.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2022 di Poliklinik Saraf RSU UMM.
4.3 Populasi, Sampel, dan Besar Sampel 4.3.1 Populasi
Pada penelitian ini populasi yang dibutuhkan yaitu pasien Parkinson di Poliklinik Saraf RSU UMM.
4.3.2 Sampel
Pada penelitian ini sampel yang dibutuhkan yaitu pasien penyakit Parkinson di Poliklinik Saraf RSU UMM dengan kurun waktu Juni 2022 yang sesuai kriteria inklusi subjek penelitian.
4.3.3 Besar sampel
Pada penelitian ini diperlukan rumus perhitungan besar sampel sebagai dasar penentuan jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penelitian dengan menggunakan rumus korelatif dari Dahlan:
n = [ (𝑍𝛼+𝑍𝛽)
0,5 𝑙𝑛(1+𝑟1−𝑟)]
2
+ 3
Keterangan:
n: Jumlah sampel
Alpha (α): Kesalahan tipe satu ditetapkan 5%, hipotesis satu arah
Zα: Nilai standar alpha yaitu 1,64
Beta (β): Kesalahan tipe kedua ditetapkan 10%
Zβ : Nilai standar beta adalah 1,28
r: Koefisien korelasi minimal yang dianggap bermakna sesuai dengan kepustakaan
Berdasarkan rumus besar sampel diatas dapat dihitung minimal dari populasi dalam penelitian adalah sebagai berikut:
n = [ (𝑍𝛼+𝑍𝛽)
0,5 𝑙𝑛(1+𝑟 1−𝑟)]
2
+ 3
n = [(1,281 + 0,842) 0,5 𝑙𝑛(1+0,4
1−0,4) ]
2
+ 3 = 20
4.3.4 Teknik sampling
Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling berupa non probability sampling dengan metode purposive sampling yang berarti pemilihan subjek
didasarkan dari kriteria spesifik yang telah ditetapkan oleh peneliti (Chandra, 2007).
4.3.5 Karakteristik sampel penelitian 4.3.5.1 Kriteria inklusi
a. Telah didiagnosis penyakit Parkinson yang memiliki gejala motorik.
b. Kesanggupan untuk mengikuti penelitian dengan menandatangani formulir lembar persetujuan (informed consent).
4.3.5.2 Kriteria eksklusi
Menurut kriteria tahap kedua dari UKPDS Brain Bank untuk kriteria eksklusi yang akan digunakan oleh peneliti yaitu:
a. Riwayat penyakit penyerta seperti trauma kepala dan ensefalitis.
b. Adanya tumor otak pada CT-Scan.
c. Pasien Parkinson yang tengah dirawat inapkan oleh karena penyakit selain Parkinson.
4.3.5.3 Kriteria drop out
- Tidak menjawab kuesioner dengan benar atau lengkap.
4.3.6 Variabel penelitian 4.3.6.1 Variabel bebas
Pada penelitian ini didapatkan variabel bebas yang merujuk kepada pasien dengan derajat Parkinson.
4.3.6.2 Variabel terikat
Pada penelitian ini didapatkan variabel terikat yang merujuk ke kualitas tidur pasien penyakit Parkinson.
4.3.7 Definisi operasional Tabel 4.1 Definisi operasional
No. Variabel Definisi Alat Ukur Indikator Skala
Data
1. Derajat Parkinson
Menentukan derajat keparahan berupa ringan atau berat pada pasien dengan
Hoehn and Yahr Scale I. Gejala unilateral
ringan ditandai dengan satu
(1) I-II = ringan (2) III =
sedang
Ordinal
4.4 Alat dan Bahan
a. Hoehn and Yahr Scale guna menentukan derajat berat ringannya penyakit Parkinson stadium klinis melalui gejala yang tampak pada pasien lalu disesuaikan stadiumnya.
1) Stadium I: gejala unilateral ringan yang belum menimbulkan kecacatan, yang ditandai dengan satu ekstremitas yang tremor .
penyakit Parkinson sesuai gejala klinis yang ditemukan.
ekstremitas yang tremor
II. Gejala bilateral disertai gangguan sikap berjalan III. Perlambatan
gerakan,
ketidakseimbangan tubuh, tingkat sedang pada disfungsi umum IV. Gejala berat,
bradykinesia, rigiditas, dantidak mampu berdiri sendiri V. Gejala berat,
bradykinesia, rigiditas,
bradykinesia, tidak mampu berdiri serta berjalan walau dibantu atau kecacatan total
(3) IV-V = berat
2. Kualitas tidur
Tingkat kenikmatan seseorang pada tidurnya sehingga tidak menunjukkan tingkah laku atau perasaan lelah, lesu, gelisah, mengantuk dan apatis yang dapat
mempengaruhi kondisi fisiknya seperti kehitaman di sekitar kelopak mata, konjungtiva merah, mata perih, dan sakit kepala.
Parkinson’s Disease Sleep Scale 2 (PDSS 2)
Skor total PDSS 2 dinilai dari 0 (baik, tidak ada gangguan) hingga 60 (buruk, maksimum gangguan nokturnal).
Ordinal
2) Stadium II: gejala bilateral yang menimbulkan kecacatan minimal dan gangguan sikap berjalan.
3) Stadium III: perlambatan gerakan, ketidakseimbangan tubuh selama berjalan atau berdiri, tingkat sedang pada disfungsi umum.
4) Stadium IV: gejala berat dimana tremor semakin berkurang bila dibandingkan dengan stadium sebelumnya, bradykinesia, rigiditas, dan tidak mampu berdiri sendiri.
5) Stadium V : cacat total, cachactic stage, dan ketidakmampuan dalam berdiri serta berjalan meski dibantu.
b. Kuesioner PDSS 2 guna melakukan evaluasi kualitas tidur pasien penyakit Parkinson. Kuesioner ini memiliki 15 item pertanyaan yang urut sehingga didapatkan domain tiap 5 pertanyaan, dengan keterangan:
1) Kelompok Gejala Motorik di Malam hari: pada item pertanyaan 4, 5, 6, 12, dan 13.
2) Kelompok Gejala Parkinson di Malam hari: pada item pertanyaan 7, 9, 10, 11, dan 15.
3) Kelompok Gejala Gangguan Tidur: pada item pertanyaan 1, 2, 3, 8, dan 14.
4.5 Prosedur Penelitian
4.5.1 Teknik pengumpulan data
Penelitian dimulai dari pengumpulan jumlah data sampel pasien penyakit Parkinson di Poliklinik Saraf RS UMM periode Juni 2022 yang telah memenuhi kriteria inklusi subjek penelitian. Kemudian pemberian formulir lembar kuesioner
dilakukan peneliti kepada pasien yang telah bersedia. Alat pengumpulan data berupa formulir lembar kuesioner yang berisi variasi pertanyaan berskala sehingga responden hanya dapat menjawab salah satu diantaranya sesuai dengan gejala yang dialami.
Pengukuran pertama dengan menggunakan Hoehn and Yahr Scale untuk mengelompokkan derajat keparahan atau stadium penyakit Parkinson pasien baik dari stadium I hingga ke stadium V dengan melihat keadaan pasien dan atau menanyakan ke wali pasien berdasarkan gejala klinis motorik yang tampak pada pasien. Berikutnya, pengukuran kualitas tidur menggunakan alat kuesioner PDSS 2 yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dilakukan sebagai alat screening penilaian gangguan tidur dan mengukur tingkat keparahan gangguan tidur pasien PD. Durasi pemeriksaan sekitar 30 menit. Kuesioner terdiri dari 15 item pertanyaan yang mengevaluasi 3 domain kebiasaan tidur pasien sehingga diketahui kualitas tidur dalam seminggu terakhir dengan skala tipe Likert 5 poin, mulai dari poin 0 “Tidak pernah”, poin 1 “Jarang”, poin 2 “Kadang-kadang”, poin 3 “Sering”, dan poin 4 “Sangat sering” (kecuali untuk item pertanyaan 1 dibalik keterangan poinnya). Gejala yang merujuk pada 15 item pertanyaan memberikan skor total PDSS 2 dengan nilai maksimum 60 yang berarti kualitas tidur pasien buruk karena mengalami banyak gangguan tidur di malam hari. Data-data yang terkumpul akan dilakukan analisis sehingga mendapatkan kesimpulan akhir.
4.6 Alur Penelitian
Gambar 4.1 Alur penelitian 4.7 Analisis Data
Data diolah menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) agar dapat diproses dan diolah data-datanya sehingga menghasilkan data yang berbentuk tabel, grafik, serta mendapatkan pembahasan. Terkumpulnya data primer dari hasil wawancara kemudian dilakukan:
Populasi pasien Parkinson yang telah ditentukan akan dilakukan penelitian di Poliklinik Saraf RS UMM
Penyeleksian subjek sampel penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi
Informed consent dengan menandatangi lembar persetujuan bersedia mengikuti penelitian
Lembar kuesioner Parkinson’s Disease Sleep Scale 2 dikerjakan pasien sendiri atau bila pasien kesulitan bisa dibantu dengan metode wawancara
Data primer diolah dengan menjumlahkan skor PDSS 2
Analisis Data
Hasil penelitian
Kesimpulan
a. Terkumpulnya data-data dilakukan penyeleksian untuk menilai apakah sampel sudah sesuai ke dalam kriteria inklusi atau kriteria eksklusi.
b. Data-data yang terdapat pada kuesioner dijumlahkan skor total item PDSS 2 dan mengecek kembali data terkait derajat keparahan pasien Parkinson.
c. Data-data yang telah dikumpulkan dan dijumlahkan diolah untuk mengetahui analisis univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi kategorik Rank Spearman.
1) Pada analisis univariat untuk mendeskripsikan sifat dan distribusi pasien PD dalam kelompok jenis kelamin, usia pasien, dan jenis gangguan tidur yang dialami pada satu variabel penelitian.
2) Pada analisis bivariat untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan dan menilai kekuatan antar variabelnya dari derajat Parkinson terhadap kualitas tidur akan didapatkan arah korelasi yang kuat dan bermakna secara statistik. Dengan keterangan nilai koefisien r ((-1)) sampai 1) dikatakan hubungan searah bila mendapatkan nilai positif dan dikatakan hubungan tidak searah bila nilai yang didapatkan negatif. Serta signifikansi korelasi dikatakan hubungan signifikan bila Sig (2 tailed) kurang dari 0,05 atau 0,01 sedangkan dikatakan hubungan tidak signifikan bila Sig (2 tailed)
lebih dari 0,05 atau 0,01.