• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Tari

Oleh

NETTY MEGAWATY BR. SIMATUPANG

1000049

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Oleh

Netty Megawaty Br. Simatupang

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Netty Megawaty Br. Simatupang

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

NETTY MEGAWATY BR. SIMATUPANG 1000049

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA

WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I,

Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. NIP. 19650724 199302 1 001

Pembimbing II,

Ayo Sunaryo, M.Pd. NIP. 19770804 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

(4)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR . ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Metode Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Fungsi Seni Pertunjukan ... 14

C. Teori Simbol dan Makna ... 18

D. Gerak Tari Zapin Penyengat ... 20

E. Busana Tari Zapin Penyengat ... 21

F. Musik Tari Zapin Penyengat ... 23

(5)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian ... 26

C. Definisi Operasional ... 27

D. Fokus Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

a. Observasi... 29

b. Wawancara ... 29

c. Studi Pustaka ... 31

d. Studi Dokumentasi ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 33

a. Reduksi Data ... 33

b. Penyajian Data ... 33

c. Kesimpulan ... 34

H. Jadwal Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 36

1.1Sistem Mata Pencaharian Masyarakat Pulau Penyengat ... 40

1.2Sistem Organisasi Sosial Pada Masyarakat Pulau Penyengat... 41

1.3Kesenian yang Dimiliki Pulau Penyengat ... 41

1.4Bahasa yang Digunakan Dalam Kehidupan Masyarakat Pulau Penyengat ... 42

1.5Sistem Kepercayaan (agama) Pada Masyarakat Pulau Penyengat ... 42

1.6Ilmu Pengetahuan Pada Masyarakat Pulau Penyengat ... 42

1.7Perlengkapan Hidup yang Dimiliki Masyarakat Pulau Penyengat ... 43

B. Pembahasan... 47

1. Simbol dan Makna Gerak Tari Zapin Penyengat ... 47

1.1Deskripsi Gerak Tari Zapin Penyengat ... 47

(6)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Simbol dan Makna Busana Tari Zapin Penyengat ... 59

2.1Busana yang Digunakan Dalam Tari Zapin Penyengat ... 59

2.2Simbol dan Makna Busana Tari Zapin Penyengat ... 59

2.3Busana Penari Perempuan Dalam Tari Zapin Penyengat ... 68

2.4Busana Penari Laki-Laki Dalam Tari Zapin Penyengat ... 71

3. Simbol dan Makna Iringan Musik Tari Zapin Penyengat ... 73

3.1Bentuk Iringan Musik Tari Zapin Penyengat... 73

3.2Notasi Musik Pengiring Tari Zapin Penyengat ... 77

3.3Simbol dan Makna Iringan Musik Tari Zapin penyengat ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN... 89

GLOSARIUM ... 98

(7)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data ... 35

4.1 Lambang Daerah kepulauan Riau ... 37

4.2 Pulau Penyengat ... 40

4.3 Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat ... 48

4.4 Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat (tampak samping) ... 48

4.6 Gerak Alif ... 49

4.7 Gerak Langkah 2 ... 50

4.8Gerak Bunga ... 50

4.9 Gerak Meniti Batang ... 51

4.10 Gerak Ayak-Ayak ... 51

4.11 Gerak Pusak Belanak ... 52

4.12 Gerak Tahto ... 53

4.13 Baju Penari Laki-Laki dan Perempuan Pada Tari Zapin Penyengat ... 60

4.15 Baju kebaya Laboh dan Rok ... 63

4.16 Songket ... 63

4.17 Sanggul Siput ... 64

4.18 Gandik ... 64

4.19 Kembang Goyang ... 65

4.20 Bunga Tempel ... 65

4.21 Anting-Anting ... 66

4.22 Bros ... 66

4.24 Baju Kurung Cekak Musang ... 67

4.25 Celana Kurung ... 67

4.26 Songket ... 68

4.27 Ikat Pinggang ... 68

4.28 Peci ... 69

4.29 Bros ... 69

(8)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(9)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman 4.5 Nama Urutan Gerak 1 Sampai 7 Pada Tari Zapin Penyengat ... 49 4.14 Simbol dan Makna Busana yang Digunakan Oleh Penari Perempuan Dalam Tari Zapin

Penyengat ... 63 4.23 Simbol dan Makna Busana yang Digunakan Oleh Penari Laki-Laki Dalam Tari Zapin

(10)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ... 90

Lampiran 2 Profil Narasumber ... 92

Lampiran 3 Foto Dokumentasi ... 93

Lampiran 4 Foto Dokumentasi ... 94

Lampiran 5 Foto Dokumentasi ... 95

Lampiran 6 Foto Dokumentasi ... 96

Lampiran 7 Foto Dokumentasi ... 97

(11)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Simbol dan Makna Tari Zapin Penyengat Di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau”, membahas mengenai simbol dan makna yang terkandung dalam tari Zapin Penyengat, yang dibatasi dengan simbol dan makna gerak, busana dan iringan musik tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan simbol dan makna pada gerak, busana dan iringan musik tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka, digunakan untuk menghimpun data secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Lokasi penelitian ini berada di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau, sedangkan sumber datanya berasal dari keturunan pencipta tari Zapin Penyengat, koreografer tari Zapin Penyengat serta pemangku adat Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh analisis data, tari ini diciptakan oleh Encik Muhammad Ripin pada tahun 1811. Setelah beliau wafat tari Zapin Penyengat ini dikembangkan lagi oleh Raja Mahmud secara turun temurun. Zapin Penyengat adalah tarian yang mengutamakan gerak dan langkah kaki, karena sudah diikat oleh kata Zapin itu sendiri yang bermakna gerakan kaki. Awalnya tari Zapin Penyengat berfungsi sebagai pentabalan Sultan Penyengat dan hari-hari besar Islam. Pentabalan yang dimaksud di sini adalah pemilihan Sultan Penyengat yang baru. Dengan adanya perkembangan zaman dan pola pikir masyarakat yang semakin maju maka saat ini tari Zapin Penyengat berfungsi juga untuk acara-acara pesta pernikahan, dan tampil dalam acara hiburan seni budaya. Selain itu dalam gerak tari Zapin Penyengat, busana yang digunakan dan iringan musiknya memiliki simbol dan makna tertentu. Simbol dan makna itu memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan atau religi, pola pemukiman, kehidupan sosial serta adat istiadat masyarakat Melayu Kepulauan Riau khususnya pada masyarakat Pulau Penyengat. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, diharapkan ada upaya pendokumentasian simbol dan makna Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau oleh masyarakat maupun oleh lembaga pemerintahan, supaya nilai-nilai budaya tetap terjaga.

(12)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

(13)

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(14)

1

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbedaan kebudayaan di setiap pulau Indonesia merupakan hasil budaya yang lahir dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yaitu adat-istiadat, faktor alam dan geografis, bahasa, suku dan kepercayaan yang berbeda-beda di setiap pulaunya. Menurut Ekadjati dalam Kasmahidayat (2010:9) “kebudayaan itu lahir seiring dengan kelahiran kehidupan manusia secara normal, karena kebudayaan adalah ciptaan atau hasil kreasi manusia sebagai makhluk sosial”. Kebudayaan mencakup berbagai aspek kehidupan yang menunjuk pada pandangan hidup dan nilai-nilai dalam menanggapi lingkungan sekitarnya, bahkan kebudayaan itu mempengaruhi nilai-nilai yang dimiliki manusia, serta dapat mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Dengan kata lain, semua manusia merupakan aktor kebudayaan karena manusia bertindak dalam lingkup kebudayaan. Kebudayaan diterima dan diwariskan melalui proses belajar secara sadar ataupun tidak. Melalui proses pembelajaran kebudayaan itu ditransmisikan sebagai pengetahuan dan perilaku oleh generasi yang satu ke generasi yang lainnya.

(15)

2

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fungsinya berkaitan erat dengan masyarakat, dimana kesenian itu hidup dan berkembang. Menurut Sedyawati (1981:61) “kesenian sebagai salah satu aktivitas budaya masyarakat dalam hidupnya tidak pernah berdiri sendiri. Bentuk dan fungsinya berkaitan erat dimana kesenian itu hidup dan berkembang, peranan yang dimiliki kesenian dalam hidupnya ditentukan oleh masyarakat pendukungnya”. Kesenian yang ada di Indonesia sangat banyak dan beragam, khususnya seni tradisional. Kesenian yang berkembang di masyarakat Indonesia tidak terlepas dari fungsi seni tari tradisional yaitu untuk kebutuhan tertentu. Menurut Sumardjo, dkk (2001:1) “seni adalah bagian dari kehidupan manusia dan masyarakat”. Oleh karena itu seni merupakan suatu bentuk ungkapan perasaan yang dituangkan melalui aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesenian sangat tergantung pada kebudayaan dari masyarakat yang memiliki kebudayaan itu.

(16)

3

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Begitu halnya Pulau Penyengat adalah salah satu pulau yang memiliki seni budaya yang sangat kental yaitu Melayu. Pulau Penyengat adalah sebuah pulau kecil yang berjarak kurang lebih 3 km dari kota Tanjung Pinang, pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran kurang lebih 2.500 meter x 750 meter, dan berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam. Pulau ini dapat dituju dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong. Dengan menggunakan bot pompong (bahasa Melayu), memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit. Suku asli penduduk Pulau Penyengat adalah suku Melayu. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Melayu. Pada umumnya agama yang dianut oleh masyarakat yaitu agama Islam, selain itu ajaran agama lain yang dianut oleh masyarakat di Pulau Penyengat adalah agama Kristen, Hindu dan Budha. Sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama yang perlu tetap dijaga dan terjalin dengan baik dan saling bertoleransi. Budaya yang ramah dimiliki oleh masyarakat Pulau Penyengat membuat hati senang bagi setiap pengunjung yang datang. Apalagi Pulau Penyengat merupakan salah satu objek wisata di Kepulauan Riau. Salah satu objek yang bisa kita lihat adalah masjid raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks istana kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi Pulau Penyengat dan komplek istana di Pulau Penyengat telah didaftarkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs Warisan Dunia. Pulau Penyengat juga memiliki seni budaya yang terkenal di Pulau Penyengat yaitu seni tari Zapin Penyengat.

(17)

4

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daerah asalnya. Zapin yang telah berakar kukuh di kalangan masyarakatnya sebagai salah satu media dakwah Islam, penyampaian pesan bersifat edukatif dan hiburan. Keberadaan Zapin di tengah-tengah masyarakat berfungsi sebagai pengisi, penyelaras dan pendamping kehidupan, karena dalam berbagai perhelatan Zapin tak pernah ditinggalkan. Oleh karena itu, walaupun kerajaan-kerajaan Melayu di Riau dan kepulauan ini sudah berakhir, tetapi tari Zapin ini tetap dapat bertahan sampai saat ini. Menurut Berrein (Workshop & Seminar Nasional Seni dan Pendidikan Seni Ke – 6: Membangun Sikap Apresiatif Terhadap Seni Budaya (Tari, Musik, Rupa) Daerah Setempat dan Nusantara 20 Maret 2012:3) mengatakan bahwa “pengaruh ragam tari, gelitik Gambus, dogohnya Marwas dan ungkapan syair lagu memberi kesan dan pesan bahwa pengaruh Zapin terhadap jiwa seseorang cukup berarti, pengaruh Zapin terhadap alam memberi makna yang dalam dan pengaruh Zapin dalam dunia pendidikan berdampak positif karena ada pesan moral yang disampaikan”.

(18)

5

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mempengaruhi lahirnya Tari Zapin Penyengat adalah religi, karena penduduk asli Pulau Penyengat beragama Islam dan salah satu unsur kebudayaan Kepulauan Riau yang paling menonjol adalah keseniannya. Tari Zapin Penyengat ini memiliki tiga tahap dalam tarian yaitu tahap awal pembuka, tahap tengah isi dan tahap akhir adalah penutup. Tari Zapin Penyengat juga memiliki kekhasan yaitu volume gerak kaki yang ada dalam tari Zapin Penyengat sedikit lebar dibanding dengan tari Zapin yang lainnya, dan tari Zapin Penyengat terkesan lebih energik bahkan disertai dengan gerak meloncat dan tampak pula tekanan-tekanan gerakan. Awalnya Tari Zapin Penyengat berfungsi sebagai pentabalan Sultan Penyengat dan hari-hari besar Islam. Pentabalan yang dimaksud di sini adalah pemilihan Sultan Penyengat yang baru. Dengan adanya perkembangan zaman dan pola pikir masyarakat yang semakin maju maka saat ini tari Zapin Penyengat berfungsi juga untuk acara-acara pesta pernikahan, dan tampil dalam acara hiburan seni budaya. Tetapi hal ini tidak mengurangi ensensi pada fungsi Tari Zapin Penyengat yang utama yaitu sebagai pentabalan Sultan Penyengat dan hari-hari besar Islam. Sejak dari awal terciptanya tari Zapin Penyengat pada tahun 1811, tarian ini memiliki simbol dan makna untuk hiburan yang disajikan kepada raja-raja penyengat yang sedang menjabat dan tarian ini hanya boleh ditarikan oleh penari laki-laki saja, pada akhirnya seiring perkembangan zaman dan perubahan pola pikir masyarakat saat ini tari Zapin Penyengat memiliki simbol dan makna luas yang sangat dekat dengan simbol dan makna kehidupan sosial, pendidikan, adat istiadat melayu dan yang tidak lepas dengan simbol dan makna yang berkaitan dengan ketuhanan (religi). Tari Zapin Penyengat ini eksistensinya semakin hari semakin berkembang dan sudah semakin di kenal oleh masyarakat luas. (wawancara : Azmi Machmud, 05 Januari 2014).

(19)

6

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hanya saja para pelakon, pendukung, penikmat dan penciptanya saja yang sering mengubah-ubah struktur dan fungsi serta kegunaanya. Sebagai contoh dalam bentuk tariannya ragam alif, sembah dan tahto tidak berubah wujud dari bentuk aslinya. Demikian juga dalam hal musik yaitu gambus dan marwas tetap digunakan sebagai pengiring tari sekaligus mendendangkan lagunya. Seperti yang diungkapkan oleh pakar Zapin yaitu Berrein (Workshop & Seminar Nasional Seni dan Pendidikan Seni Ke – 6: Membangun Sikap Apresiatif Terhadap Seni Budaya (Tari, Musik, Rupa) Daerah Setempat dan Nusantara 20 Maret 2012:3) mengatakan bahwa “zaman teruslah berputar dan berganti-ganti namun Zapin tetap bersikukuh dengan akar tunggangnya sebagai sebuah kesenian”. Beberapa peneliti yang telah meneliti dan menulis tentang tari Zapin Penyengat diantaranya Sri Raudhah Basyar (1996) skripsinya yang berjudul: “Kehidupan Tari Zapin Siak Sri Indra Pura dan Penyengat” yang mengungkapkan perbedaan dan persamaan yang terdapat pada tari Zapin yang ada di kedua daerah tersebut (Siak Sri Indrapura dan Penyengat). Adapun rumusan masalah yang telah diteliti yaitu bagaimana latar belakang kehidupan tari Zapin Siak Sri Indrapura dan Penyengat.

Tari Zapin Penyengat memiliki simbol dan makna yang tidak terpisah dari adat istiadat, kebiasaan sehari-hari serta kepercayaan masyarakat Melayu Kepulauan Riau. Menurut Royce dalam Widaryanto (2007:171) mengatakan bahwa:

Seluruh ciri-ciri kompleks yang dipakai orang untuk menandai identitas mereka terdiri dari sesuatu yang telah saya sebut sebagai gaya. Gaya sebagaimana saya batasi, tersusun dari simbol, bentuk, dan orientasi nilai yang mendasarinya. Bentuk dan simbol terang-terangan memasukkan pakaian, bahasa, musik, tari, tipe rumah, dan agama.

(20)

7

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan simbol dari agama yang dianut oleh masyarakat Melayu Kepulauan Riau yaitu agama Islam. Busana yang digunakan adalah baju kurung, adapun makna busana yang dikaitkan dengan fungsinya sebagai penutup malu. Selain gerak dan busana, iringan musik tari Zapin Penyengat juga mempunyai simbol dan makna. Iringan musik yang diselingi dengan tembang (nyanyian) memiliki simbol agama yang dianut masyarakat yaitu agama Islam, karena lirik tembang yang terdapat dalam iringan musik tari Zapin Penyengat adalah yang bernafas kan Islam.

Penelitian ini penting dilakukan, karena Tari Zapin Penyengat yang ada di Kepulauan Riau merupakan ciri khas dari daerah Kepulauan Riau, sehingga perlu dipelajari mengenai simbol dan makna yang terkandung di dalamnya, agar dapat direalisasikan ke masyarakat Kepulauan Riau. Oleh karena itu peneliti ingin mengungkapkan beberapa hal tentang simbol dan makna yang terdapat pada gerak, busana dan iringan musik pada tari Zapin Penyengat. Dengan minimnya refensi atau catatan mengenai Tari Zapin Penyengat di Kepulauan Riau, lebih jauh lagi peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi serta dokumentasi yang lebih jelas mengenai penyajian Tari Zapin Penyengat di Kepulauan Riau. Dengan demikian peneliti mengambil judul “SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN

PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan simbol dan makna tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

C. Rumusan Masalah

(21)

8

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana Simbol dan Makna Gerak Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau?

2. Bagaimana Simbol dan Makna Busana Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau?

3. Bagaimana Simbol dan Makna Iringan Musik Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum :

Tujuan umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di lapangan, dan mencari jawaban dari berbagai sumber yang diterima berupa deskripsi dari permasalahan di rumusan masalah. Selain itu tujuan umum penelitian ini bertujuan sebagai upaya penggalian dan pelestarian budaya khususnya budaya di daerah Kepulauan Riau, serta sebagai bahan apresiasi bagi pelaku seni, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya.

2. Tujuan khusus :

a. Mendeskripsikan Simbol dan Makna Gerak Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

b. Mendeskripsikan Simbol dan Makna Busana Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

c. Mendeskripsikan Simbol dan Makna Iringan Musik Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

E. Metode Penelitian

(22)

9

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci”. Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat dan terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut.

Kegiatan analisis dilakukan sebagai salah satu rangka dalam memahami masalah yang diteliti untuk mengungkapkan kebenaran suatu permasalahan yang ada di lapangan. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara trianggulasi yang berarti gabungan beberapa teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Analisi data ini bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono 2008:9).

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat terutama bagi :

1. Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman dan pemahaman mengenai simbol dan makna gerak, busana dan iringan musik Tari Zapin Penyengat di Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

2. Lembaga Kebudayaan Rakyat Indonesia

Dapat memperoleh informasi tentang simbol dan makna gerak, busana dan iringan musik Tari Zapin Penyengat di Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

3. Pelaku Seni

(23)

10

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI

Menambah sumber kepustakaan yang dapat dijadikan bahan kajian, bacaan bagi para mahasiswa dan menambah wawasan keilmuan mengenai simbol dan makna gerak, busana dan iringan musik Tari Zapin Penyengat di Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

5. Peneliti Akademis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian sejenis dengan topik yang berbeda dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika / isi penulisan yang akan peneliti terapkan pada penulisan skripsi ini yaitu judul, lembar pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, kata pengantar, ucapan terima kasih, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran, BAB I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Pada BAB II kajian teoretis yang di dalamnya terdiri dari penelitian terdahulu, fungsi seni pertunjukan, teori simbol dan makna, gerak tari Zapin Penyengat, busana tari Zapin Penyengat dan musik tari Zapin Penyengat. Pada BAB III metode penelitian yang di dalamnya terdiri dari lokasi dan objek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, fokus penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengolahan data dan analisis data serta jadwal penelitian. Pada BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, BAB V kesimpulan dan saran, daftar pustaka, lampiran, glosarium dan daftar riwayat hidup peneliti.

(24)

11

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti. Lembar pengesahan ini, ditanda tangani oleh pembimbing skripsi I dan pembimbing skripsi II serta ketua jurusan yang berfungsi untuk memberikan pengesahan mengenai hasil penelitian. Halaman pernyataan berisi tentang penegasan peneliti bahwa hasil karya penelitian merupakan hasil sendiri oleh peneliti, tanpa menjiplak atau melakukan plagiarisme. Abstrak dalam penelitian simbol dan makna tari Zapin Penyengat berisi mengenai judul penelitian yaitu Simbol dan Makna Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Isi dalam abstrak penelitin ini menjelaskan mengenai tujuan melakukan penelitian ini yang bersangkutan dengan latar belakang penelitian. Dalam ucapan terima kasih peneliti mengemukakan ucapan terima kasih secara singkat, jelas dan padat kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian. Daftar isi merupakan sistematika penelitian secara berurutan, yang digunakan untuk mempermudah pembaca menemukan bagian dalam isi penelitian. Gambar-gambar yang digunakan peneliti untuk mendukung kejelasan dalam penelitian yang disajikan menggunakan nomor urut bab yang disertakan dengan nomor urut gambar. Pada penelitian ini terdapat lampiran-lampiran yang disajikan secara berurutan.

(25)

12

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(26)

26

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pulau Penyengat yaitu pulau kecil yang tidak jauh dari Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. Lebih tepatnya lagi penelitian ini dilakukan di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Adapun alasan memilih lokasi penelitian tersebut, yaitu Pulau Penyengat ini adalah pulau yang menyimpan kekayaan budaya dan peninggalan sejarah serta kekayaan alam seperti keindahan pantai dan bukit-bukitnya. Potensi budaya di Pulau Penyengat menjadi salah satu tujuan wisata sejarah dan budaya. Oleh karena itu, dengan melihat dan mempelajari seni dan budaya serta tata cara hidup masyarakat yang unik dan khas yang dimiliki Pulau Penyengat ini perlu dikembangkan dan dipertahankan yang nantinya akan berdambak dan berpengaruh positif bagi pendidikan budaya, penikmat seni serta eksistensi seni dan budaya yang ada di Pulau Penyengat khususnya budaya melayu menjadi daya tarik tersendiri sebagai kebanggaan dan jati diri Pulau Penyengat. Adapun objek yang digunakan pada penelitian ini adalah Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

B. Metode Penelitian

(27)

27

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber data yang ada, maka metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Peneliti beranggapan bahwa metode deskriptif analisis sangat tepat digunakan dalam penelitian ini karena metode ini dapat memberikan gambaran tentang objek yang diteliti sesuai dengan fakta yang tampak sebagaimana adanya, yaitu dengan pengumpulan data selanjutnya dengan menganalisis data tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mayer dan Greenwood dalam Silalahi (2009:27) mengatakan bahwa “deskripsi kualitatif semata-mata mengacu pada identifikasi sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok manusia, benda, atau peristiwa. Pada dasarnya, deskripsi kualitatif melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema-skema klasifikasi”. Penelitian deskriptif ini memusatkan pada masalah-masalah aktual pada saat pelaksanaan penelitian untuk dianalisis dan dipaparkan sebagaimana mestinya.

Penelitian yang peneliti lakukan ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan gambaran berbagai hal yang terdapat pada Simbol dan Makna Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Hal-hal yang ingin diketahui yaitu simbol dan makna gerak tari Zapin Penyengat, busana dan iringan musik yang mengiringi tari Zapin Penyengat di sanggar budaya warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Pemilihan metode deskriptif analisis yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan kepada alasan bahwa perlunya keterlibatan peneliti baik secara observer, maupun sebagai pewawancara. Untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat dari objek yang diteliti, maka dilakukan pengamatan yang berulang-ulang melalui rekaman gambar dari hasil observasi di lapangan.

C. Definisi Operasional

(28)

28

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tari Zapin Penyengat merupakan sebuah tari tradisional yang sangat digemari masyarakat Pulau Penyengat Kepulauan Riau di zaman pemerintahan Sultan Penyengat. Dalam tari Zapin Penyengat terdapat simbol dan makna yang terkandung didalamnya. Simbol merupakan identitas yang menandai kelompok tertentu baik dalam aspek bentuk, gerak, busana, musik yang memiliki makna yang berbeda (Widaryanto 2007:170-171). Makna merupakan arti dari simbol yang di dalamnya terdapat ekspresi, aspek komunikasi, perilaku, bahasa dan memiliki arti penting bagi orang-orang yang menggunakannya (Widaryanto 2007:209). Gerak dalam tari Zapin Penyengat terdiri dari gerak alif, langkah dua, bunga, titi batang, ayak-ayak, pusar belanak, tahto. Busana tari Zapin Penyengat untuk wanita adalah kebaya laboh, rok lipat depan, songket. Untuk pria adalah baju kurung cekak musang, celana kurung, songket, ikat pinggang, peci. Aksesoris yang dikenakan dalam tari Zapin tidaklah banyak, hanya sederhana saja. Aksesoris untuk perempuan menggunakan bros untuk di baju, bagian kepala menggunakan sanggul siput, gandik, kembang goyang, bunga tempel dan anting-anting. Adapun aksesoris yang digunakan penari laki-laki adalah bros yang ditempel di peci. Iringan musik tari Zapin Penyengat adalah 5 marwas dan 1 gambus. Jenis musik adalah Zapin.

Tari Zapin Penyengat yang berada di Sanggar Budaya Warisan pulau Penyengat Kepulauan Riau adalah sanggar tari yang berada di JL. Manunggal 3 Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjung Pinang Kota ini sudah cukup berkembang dan tari Zapin Penyengat adalah tarian khas melayu yang cukup terkenal di daerah kepulauan yang ada di Riau. Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat berdiri pada tanggal 10 Desember 2004, di bawah pimpinan Azmi Mahmud, yang dijadikan tempat untuk penelitian oleh peneliti.

(29)

29

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada masalah simbol dan makna tari Zapin Penyengat, yang dibatasi pada simbol dan makna gerak, busana dan iringan musik tari Zapin Penyengat. Simbol dan makna diperoleh dengan menggali informasi mengenai simbol dan makna gerak, busana serta iringan musik tari Zapin Penyengat yang mengetahui seluk beluk tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mencapai keberhasilan pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Observasi

Observasi adalah mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar, mencatat kejadian yang menjadi sarana penelitian. Teknik ini memungkinkan peneliti langsung turun kelapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan yang memang ingin diketahui peneliti. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini akan digunakan untuk mengamati berbagai kegiatan yang berkaitan dengan Simbol dan Makna Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Dengan melakukan pengamatan ini, diharapkan peniliti akan mendapatkan sejumlah data yang akan dianalisis. Objek yang akan diteliti yaitu Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

b. Wawancara

(30)

30

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan beberapa narasumber di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau antara lain:

1. Azmi Machmud

Selaku pendiri dan pimpinan Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Azmi Machmud nantinya akan diperoleh data mengenai latar belakang masalah serta simbol dan makna yang terkandung di dalam gerak, busana dan iringan musik tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat. Azmi Machmud adalah sebagai narasumber kunci, yang nantinya akan menghasilkan data primer yang peneliti butuhkan.

2. Heru Ikhsan

Selaku koreografer tari di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Heru Ikhsan nantinya akan diperoleh data mengenai bentuk penyajian tari Zapin Penyengat (tari dan busana) serta simbol dan makna yang terkandung didalam tari Zapin Penyengat. Heru Ikhsan juga merupakan narasumber kunci, yang nantinya akan menghasilkan data primer yang peneliti butuhkan.

3. Agus Zulkarnain, SE

Selaku Lurah Sei Lekop Bintan, Kepulauan Riau, dan beliau juga adalah seorang seniman Melayu. Berdasarkan hasil wawancara dengan Zulkarnain nantinya akan diperoleh data mengenai latar belakang masalah serta simbol dan makna yang terkandung dalam tari Zapin Penyengat. Agus Zulakarnain adalah sebagai narasumber pendukung, yang nantinya akan menjawab keperluan peneliti dalam bentuk data sekunder.

4. Tokoh Masyarakat Pulau Penyengat

(31)

31

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta memiliki dukungan yang kuat terhadap perkembangan tari Zapin yang sedang diteliti. Tokoh masyarakat pulau juga dilibatkan sebagai narasumber pendukung, yang nantinya akan menjawab segala kebutuhan peneliti untuk melengkapi dalam bentuk data sekunder.

Wawancara dilakukan secara langsung terhadap narasumber inti dan narasumber pendukung yang bertempat di Pulau Penyengat Kepulauan Riau. Untuk menempuh berbagai cara wawancara jarak jauh, peneliti beberapa kali melakukan wawancara melalui email, sms dan telepon. Dalam penelitian ini, peneliti penting menentukan siapa yang menjadi narasumber inti dan siapa yang menjadi narasumber pendukung, yang pada akhirnya nanti akan menghasilkan data-data primer dan sekunder. Narasumber inti merupakan orang yang akan memberikan jawaban mengenai data primer dan narasumber pendukung yang nantinya akan memberi jawaban yang gunanya sebagai data sekunder. Menurut Silalahi (2006:265-268) mengatakan bahwa:

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer ini adalah suatu objek ataupun dokumen asli yang berupa material mentah dari pelaku utamanya yang disebut sebagai first-hand information. Data-data yang dikumpulkan di sumber primer ini berasal dari situasi langsung yang aktual ketika suatu peristiwa itu terjadi . Sumber data yang kedua adalah sumber data sekunder dimana ini berarti data yang dikumpulkan ini berasal dari tangan kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Data sekunder ini bisa berupa komentar, interpretasi ataupun pembahasan tentang materi asli atau pembahasan tentang materi dari data primer. Menggunakan data primer memang terlihat sangatlah baik dan begitu akurat dalam penelitian, namun, jika hanya menggunakan data primer maka data tersebut belum tentu secara valid dapat digunakan untuk membuat solusi terhadap suatu masalah sehingga disini data sekunder juga perlu untuk dikumpulkan dan dianalisis bersama dengan data primer. c. Studi Pustaka

(32)

32

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ilmiah yang berkaitan dan mendekati pembahasan dengan topik penelitian yang sedang berlangsung. Penggunaan sumber-sumber tersebut sebagai landasan dalam mengembangkan dan menganalisis hasil penelitian.

Berdasarkan dari penelitian ini, peneliti memperoleh data dalam penelitian ini dari beberapa sumber dan perpustakaan dimana peneliti menjalani studi saat ini yaitu perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, peneliti menemukan buku dan beberapa referensi diantaranya mengenai metode penelitian kualitatif dan analisis simbol dan makna pertunjukan tari. Selain itu studi pustaka dilakukan di perpustakaan STSI Bandung, peneliti memperoleh beberapa buku diantaranya mengenai simbol dan makna tari, antropologi tari, buku Seni Pertunjukan Indonesia dan beberapa referensi yang berkaitan dengan simbol dan makna seni tari. Kemudian terakhir peneliti menemukan buku dan referensi lainnya di perpustakaan daerah yaitu di Kepulauan Riau. Data tersebut sangat membantu dalam menganalisis simbol dan makna dalam tari Zapin Penyengat.

d. Studi Dokumentasi

Untuk mewujudkan pengumpulan data dan analisis data yang akurat dari seluruh data yang diperoleh di lapangan, maka diperlukan alat yang dapat menyimpan dan mengabadikan data dalam waktu relatif lama agar dapat diamati secara berulang-ulang. Studi ini adalah suatu cara untuk melihat data-data dan dokumen-dokumen yang ada serta untuk mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dan berkaitan dengan penelitian ini. Data ini dapat berupa video dan foto mengenai Tari Zapin Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau.

F. Instrumen Penelitian

(33)

33

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini adalah peneliti sendiri. Namun setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapai data dan membandingkan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Selain peneliti sendiri yang menjadi instrumen atau alat penelitian, peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai acuan yang digunakan ketika melakukan wawancara, yang berisi pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan dan menetapkan pihak-pihak yang akan diwawancarai. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran.

G. Pengolahan Data dan Analisis Data

Untuk mengetahui bagaimana simbol dan makna tari Zapin Penyengat di sanggar budaya warisan Pulau Penyengat Kepulauan Riau, maka menganalisis berbagai data yang ada stelah data terkumpul, kemudian melakukan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode deskriptif. Melong (2010:29) mengatakan bahwa “analisis data adalah pengumpulan data dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan”.

Langkah-langkah yang diambil dalam menganalisis data diantaranya: a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak penting. Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data berikutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian Data

(34)

34

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Bila peneliti menggabungkan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data serta sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Terkait dengan penelitian yang dilakukan, menggaris bawahi pengujian kredibilitas, maka penelitian ini secara garis besar teknik yang digunakan untuk validasi data adalah triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini adalah data yang terkumpul dari berbagai metode akan divalidasi oleh beberapa pakar, dalam hal ini pakar yang dimaksud adalah pembimbing skripsi.

Teknik

Bagan 3.1 Triangulasi dengan Teknik Pengumpulan Data Sumber: Satori dan Komariah (2007:17)

c. Kesimpulan

Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dari data yang tersaji. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif harus dapat menjawab rumusan masalah yang rumuskan sejak awal.

Informan

Wawancara Observasi

(35)

35

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Jadwal Penelitian

(36)

36

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NO KEGIATAN Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

1 TAHAP AWAL

a. Observasi Awal

b. Pengajuan Judul  c. Penyusunan Proposal 

d. Seminar Proposal 

2 TAHAP PELAKSANAAN

PENELITIAN dan BIMBINGAN

a. Proses Bimbingan 

b. Proses Penelitian    

c. Penyusunan Skripsi     

3 TAHAP AKHIR

a. Pengumpulan Skripsi

b. Ujian Sidang Skripsi 

(37)

82

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pengolahan data, akhirnya peneliti dapat menarik

beberapa kesimpulan yang menyangkut tentang gerak tari Zapin Penyengat,

busana yang digunakan dalam tari Zapin Penyengat dan iringan musik tari Zapin

Penyengat di Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat yang memiliki simbol

dan makna tertentu. Tari Zapin Penyengat merupakan kesenian yang lahir dan

berkembang di masyarakat Melayu Kepulauan Riau tepatnya di Pulau Penyengat.

Dari bentuk penyajiannya dapat dikategorikan ke dalam bentuk seni pertunjukan

yang memiliki pengaruh besar dari budaya Melayu dan pengaruh ajaran agama

Islam. Hal ini dapat dilihat pada penyajian tari Zapin Penyengat mulai dari unsur

gerak, busana dan iringan musik yang digunakan.

Dalam penyajian tari Zapin Penyengat ada beberapa bagian dari gerak,

busana dan iringan musik yang memiliki simbol dan makna tersendiri yaitu, gerak

Alif merupakan simbol keagungan, yang berarti kita harus tunduk kepada-Nya, Alif juga mempunyai makna yaitu bila setiap akan memulai menari harus selalu

melakukan hormat kepada Allah, Baru kepada penonton. Gerak langkah 2 merupakan simbol keindahan yang maknanya adalah kekerabatan dan persaudaraan yang harmonis. Gerak bunga yang memiliki simbol ketabahan dan keikhlasan. Makna gerakan ini menggambarkan kehidupan manusia yang berputar sesuai dengan siklus kehidupan. Gerak meniti batang memiliki simbol ketekunan dalam menjalani jalan kehidupan untuk mencapai puncak kebahagian. Gerak ayak-ayak merupakan simbol ketekunan yang bermakna seorang pekerja keras.

(38)

83

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Simbol dan makna busana pada tari Zapin Penyengat yaitu, baju kebaya laboh yang digunakan penari perempuan memiliki simbol keberanian, kemegahan dan kemakmuran. Kain Songket melambangkan kejayaan. Sanggul siput memiliki nilai estetis yang merupakan simbol keindahan. Gandik menyimbolkan bulan sabit dan mengandung makna ketakwaan kepada Allah. Jurai menyimbolkan keseimbangan dan bermakna harmonisasi dalam pergaulan, keluarga, dan rumah tangga. Kembang goyang merupakan simbol dari sikap tertib yang bermakna jauh dari kesombongan, iri dan dengki. Bunga tempel berfungsi sebagai penambah nilai estetis bagian kepala. Anting-anting yang digunakan menyimbolkan kesucian dan kemegahan, yang bermakna keseimbangan berpikir, bertingkah laku dan hidup pada kebenaran seturut kehendak Allah. Bros berfungsi sebagai tambahan nilai estetis pada busana yang digunakan oleh penari perempuan. Busana yang digunakan penari laki-laki adalah baju kurung cekang musang beserta celananya yang memiliki simbol kerajaan, yang bermakna kerajaan. Songket melambangkan kejayaan. Ikat pinggang menyimbolkan kebenaran dan kesetiaan. Peci memiliki simbol kesopanan, yang bermakna ketaatan dalam menjalankan ibadah. Bros memiliki simbol kejayaan yang bermakna kemegahan. Fungsi bros yaitu sebagai penambah nilai estetis yang dipadu-padankan dengan peci.

Pada iringan musik simbol yang terkandung dalam syair lagu pada tari Zapin Penyengat adalah kesopanan dan kepedulian, yang bermakna ucapan rasa syukur kepada seluruh pengunjung Pulau Penyengat yang datang berkunjung dan berwisata rohani. Gambus dan marwas memiliki simbol religius, iringan musik pada zaman dahulu sering digunakan untuk pengiring tarian yang bernafaskan Islam dan sebagai pengiring syair Islam.

(39)

84

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Sebagai masyarakat berbudaya, kita perlu melestarikan, memelihara khasanah budaya yang telah diwariskan secara turun temurun, karena budaya merupakan cermin dari suatu bangsa dan kita perlu mengetahui, menggali, melestarikan dan memperkenalkan budaya Indonesia khususnya Kepulauan Riau, agar budaya tersebut tidak hilang dimakan zaman dan dicap menjadi hak milik budaya negara lain. Dengan berakhir penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran atau rekomendasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Peneliti berharap rekomendasi ini dapat member manfaat bagi pembaca kemudian hari. Adapun rekomendasi tersebut peneliti tujukan kepada:

1. Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepulauan Riau

Peneliti berharap, pemangku adat, orang tua kami, dan pemerintah daerah yang bertugas dan berada di Lembaga Adat Melayu di Provinsis Kepulauan Riau dapat mendukung dan memberi motivasi serta informasi yang dibutuhkan dalam hal seni dan budaya Melayu Kepulauan Riau kepada para generasi penerus budaya Melayu demi melestarikan budaya Melayu khususnya di Provinsi Kepulauan Riau.

2. Seniman dan Budayawan di Provinsi Kepulauan Riau

Peneliti mengharapkan kepada para seniman dan budayawan yang mengetahui dan memiliki informasi tentang seni budaya Melayu Kepulauan Riau, khususnya Pulau Penyengat, tentang informasi yang sangat dibutuhkan tetapi sudah jarang diketahui oleh masyarakat, dapat mendukung, membantu memberikan informasi dalam bentuk apapun demi melestarikan kesenian daerah Melayu, jika informasi itu tidak disampaikan, maka kesenian melayu akan mudah punah dikarenakan tidak ada yang mengetahui sejarah tersebut di kemudian hari.

3. Generasi Penerus Budaya Melayu

(40)

85

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan menjadi sesuatu yang sangat berharga dan bermanfaat dikemudian hari jika kita bersungguh-sungguh melakukannya, termasuk melestarikan tari Zapin Penyengat yang merupakan ciri khas dari Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.

4. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI

Kepada Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Seni Tari UPI, peneliti berharap dapat memberikan kesempatan dan selalu mendukung ide-ide kreatif mahasiwa / mahasiswi jurusan pendidikan seni tari yang memiliki bakat dan kemauan yang luar biasa, baik yang berasal dari kota Bandung, maupun dari beberapa kota di seluruh Indonesia. Semoga jurusan pendidikan seni tari UPI dapat mencetak calon pendidik yang benar-benar dapat mendidik dengan baik dikemudian hari.

5. Perlunya diadakan penelitian lanjutan mengenai iringan musik tari Zapin Penyengat yang lebih mendalam, penelitian lanjutan ini diperuntukkan bagi siapa yang mengerti tentang musik tari khususnya jurusan pendidikan seni musik UPI. Karena peneliti tidak begitu mengetahui detailnya tentang iringan musik.

Semoga apa yang peneliti harapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan

pertimbangan demi melestarikan seni budaya Indonesia khususnya tari Zapin

(41)

86

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

Agossa, Nuarisa. (2013). Tari Persembahan Sekapur Sirih Di Sanggar Karya Seni Kabupaten Belitung. (Skripsi). Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Tari, FPBS, UPI.

Beals dan Hoijer. (1956). An Introduction To Antropology. New York: The MacMillan Company.

Basyar, Sri Raudhah. (1996). Kehidupan Tari Zapin Siak Dan Zapin Penyengat. (Skripsi). Surakarta: Jurusan Tari, FSP, ISI.

Bungin, H. M Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada media Group.

Dibia, I Wayan, dkk. (2006). Tari Komunal. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Dewi, Kania Ratna. (2010). Tari Zapin Di Pesantren Asyrofuddin Dusun Cipicung Desa Conggeang Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang. (Skripsi). Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Tari, FPBS, UPI.

Effendi, M. A. (2004). Busana Melayu, Pakaian Tradisional Daerah Riau. Pekanbaru: Yayasann Pustaka Riau.

Hadi, Sumandiyono. (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta: Media Abadi.

Hadi, Sumandiyo. (2006). Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta: PUSTAKA Jamil, O. K Nizami. (1981). Tari Zapin Adalah Tari Tradisional. Makalah Dalam

Studi Perbandingan Tari Zapin Se-Daerah Riau. Pekanbaru: tidak diterbitkan.

Jamil, O. K Nizami. (2005). Pakaian Tradisional Melayu Riau. Pekanbaru: LPNU Press dan Lembaga Adat Melayu Riau.

Jamal, Syed Ahmad. (1992). Rupa dan Jiwa. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Kasmahidayat, Yuliawan. (2010). Agama Dalam Transformasi Budaya Nusantara. Bandung: C. V. Bintang Warli Atika.

(42)

87

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Liliweri, Alo. (2003). Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: PT. LkiS Pekangi Aksara.

Masunah, Juju dan Tati Narawati. (2003). Seni Dan Pendidikan Seni: Sebuah Bunga Rampai. Bandung: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Penelitian Seni Tari Tradisional (P4ST) UPI.

Morris, Desmond. (1977). Man Watching A Field Guide To Human Behavior. New York: Harry N. Abrams, INC.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosada karya. Parman, Said. (1998). Zapin Riau (Tinjauan Koreografi dan Ensamble Perkusi).

Johor Bahru: Yayasan Warisan Johor.

Purwanti, Suci. (2013). Simbol Dan Makna Tari Persembahan Di Provinsi Riau. (Skripsi). Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Tari, FPBS, UPI.

Rustiyanti, Sri. (2010). Menyikapi Seni Pertunjukan Etnik Di Indonesia. Bandung: Sunan Ambu STSI Press.

Riyanto, Arifah A. (2003). Teori Busana. Bandung: YAPEMDO.

Sumardjo, Jakob. (2001). Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung: STSI Press. Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Rafika Aditama. Silalahi, Ulber. (2006). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV ALFABETA.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV ALFABETA. Soedarsono, R. M. (1976). Pengantar Pengetahuan Tari. Yogyakarta: Akademi

Seni Indonesia.

Soedarsono, R. M. (1999). Seni Pertunjukan Di Indonesia Di Era Globalisasi. Jakarta: Direktorat Jendral pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Soedarsono, R. M. (1977). Tari- Tarian Indonesia I. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.

(43)

88

Netty Megawaty Br.Simatupang, 2014

SIMBOL DAN MAKNA TARI ZAPIN PENYENGAT DI SANGGAR BUDAYA WARISAN PULAU PENYENGAT KEPULAUAN RIAU

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suanda, Sumaryono Endo. (2006). Tari Tontonan. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Santori, M.A, Djam,an dan Komariah Aan. (2010). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

SR, Berrein. (2012). Zapin Kesenian yang Berzaman dan Berpengaruh. Bandung: Workshop dan Seminar Nasional Seni dan Pendidikan Seni Ke-6: Membangun Sikap Apresiatif Terhadap Seni Budaya (Tari, Musik, Rupa) Daerah Setempat dan Nusantara.

Widaryanto, F.X. (2007). Antropologi Tari. Bandung: Sunan Ambu PRESS STSI. Wahab, Abdul. (1995). Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga

University Press.

Yunus, R. Hamzah. (2003). Peninggalan-Peninggalan Sejarah Di Pulau Penyengat. Pekanbaru: Unri Press untuk Yayasan Kebudayaan Indera Sakti, Pulau Penyengat.

B. Sumber Lain:

Hidajat, Robby. (2006). [Online]

Tersedia: Menerobos Pembelajaran tari Pendidikan. (http://adi2012.wordpress.com/2012/11/09/interdependensi-antara-seni-tari-dan-musik-iringannya-sebuah-studi-analisis/). [05 maret 2014] http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Riau. [20 februari 2014]

http://www.kepriprov.go.id/home/index.php/tentang-kepri/peraturan-daerah. [30 Mei 2014]

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Keindahan karya seni tari dapat kita nikmati dengan cara melihat berbagai pertunjukan karya tari. Keindahan itu, antara lain, tampak dalam gerak, busana, dan musik iringan tari.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan makna Filosofi tari Guntur Segoro dan mengungkapkan makna yang terkandung dalam Gerak, Tata Busana, dan makna

Makna yang terdapat pada simbol gerak tari Sparkling Surabaya , merupakan bagian dalam mempresentasikan apa yang menjadi inspirasi koreografer dalam melihat tentang

Pada musik pengiring Tari Persembahan sekarang diperlambat agar sesuai dengan gerak lemah gemulai Tari Persembahan.. Lalu tata rias dan busana mengalami perkembangan, dahulu

Gerak sembah yang terlihat pada perubahan posisis tangan penari ini merupakan simbol yang memiliki makna sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih kepada

Makna Simbol yang terkandung dalam bentuk penyajian tari Likok Pulo Aceh di komunitas saleum adalah berupa gerak, sya’ir, kostum, properti, dan pola lantai ialah sebagai

Selain gerak Totokng Pangalima dan gerak Totokng Anak Kayo, gerak yang memiliki simbol dan makna juga diwujudkan lewat gerak Nyambah.Gerak tari ini dilakukan setelah kepala hasil

Makna yang terdapat pada simbol gerak tari Sparkling Surabaya, merupakan bagian dalam mempresentasikan apa yang menjadi inspirasi koreografer dalam melihat tentang