• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN InklusifTanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dariSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Departemen Pendidikan Khusus

Oleh :

ASEP ZUHAIRI SAPUTRA

NIM : 1004967

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN InklusifTanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)

Oleh

AsepZuhairiSaputra

SebuahSkripsi Yang DiajukanUntukMemenuhi Salah

SatuSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikanPadaFakultasIlmuPendidik an

© AsepZuhairiSaputra2014 UniversitasPendidikan Indonesia

Agustus 2014

HakCiptadilindungiundang-undang

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhatausebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ASEP ZUHAIRI SAPUTRA 1004967

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDNTanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)

DISETUJUI

Pembimbing I,

Dr. Hidayat, Dilp. S.Ed.M.Si. Nip. 195707111985031003

Pembimbing II,

Drs. Ahmad Mulyadiprana, M.Pd. Nip. 196209061986011001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan khusus FakultasIlmuPendidikan UniversitasPendidikanIndoneesia

(4)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA

BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD INKLUSIF

(Asep Zuhairi Saputra, 1004967, Departemen Pendidikan Khusus FIP UPI 2010)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih rendahnya pembelajaran matematika tentang penjumlahan dua angka dengan dua angka pada siswa berkesulitan belajar berhitung. Berdasarkan pada rendahnya kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pembelajaran operasi hitung bilangan dua angka dengan dua angka, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan dua angka dengan dua angka dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas III SDN Tanjung 2 (Inklusif) Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya?” tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kemampuan menggunakan metode demonstrasi. Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun model PTK yang dipilih adalah model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian dilakukan berkolaborasi dengan peneliti mitra sebagai observer serta mengambil subjek penelitian siswa kelas III SDN Tanjung 2 (Inklusif) Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Tindakan penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes. Untuk pengolahan data menggunakan analisisa deskripsi kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung pada topik operasi hitung penjumlahan bilangan dua angka dengan dua angka di kelas III SDN 2 Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan guru dan siswa pada tiap-tiap siklus. Penilaian perencanaan di siklus pertama nilai rata-rata mencapai 73,14% meningkat di siklus II menjadi 80% dan meningkat lagi di siklus III menjadi 93,75%, kinerja guru di siklus pertama nilai rata-rata mencapai 75% meningkat di siklus II menjadi 88,47% dan meningkat lagi di siklus III menjadi 98,68, hasil belajar siswa di siklus pertama nilai rata-rata mencapai 56% meningkat di siklus II menjadi 64,7 dan meningkat lagi di siklus III menjadi 67.

Maka kesimpulannya kemampuan siswa berkesulitan belajar tentang penjumlahan dua angka dengan dua angka dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi.

(5)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Batasan Masalah... 3

D. Rumusan Masalah ... 3

E. Tujuan dan Kegunaan ... 3

BAB II PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG NILAI DALAM PEMBELAJARAN BERHITUNG PENGURANGAN ... 5

A. Konsep Dasar Media Kantung Nilai ... 5

B. Konsep Dasar Berhitung Pengurangan ... 9

1. Pengertian Matematika ... 9

2. Konsep Dasar Penguranga ... 11

3. Kekeliruan Yang Sering Dilakukan Anak Dalam Mempelajari Matematika... 11

C. KONSEP DASAR KETUNARUNGUAN ... 13

1. Pengertian Anak Tunarungu ... 13

2. Klasifikasi Anak Tunarungu ... 14

3. Dampak Ketunarunguan ... 15

(6)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

E. Kerangka berpikir ...18

F. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Variabel Penelitian ... 20

1. Definisi Konsep Variabel ... 20

2. Definisi Operasional Variabel ... 21

B. Metode Penelitian ... 22

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 25

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 26

1. Uji Validasi ... 27

2. Uji Reliabilitasi ... 28

G. Teknik Pengolahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Hasil Baseline1 ... 33

2. Hasil Intervensi ... 34

3. Hasil Baseline2 ... 36

B. Analisis Data ... 37

1. Analisis Dalam Kondisi ... 37

2. Analisis Antar Kondisi ... 47

C. Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Rekomendasi ... 54

(7)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi Lampiran 1 Surat-Surat Penelitian

Lampiran 2 Media Kantung Nilai

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen dan Butir Soal

Lampiran 4 Expert Judgement

Lampiran 5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 PPI

Lampiran 7 Hasil Baseline1 Intervensi Baseline2

Lampiran 8 Dokumentasi

(8)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kantung Nilai ... 8 Gambar 2.2 Stik ... 8

(9)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Alat dan Bahan Kantung Nilai ... 6

Tabel 3.1 Derajat Reliabilitas Guilford ... 29

Tabel 4.1 Hasil Baseline1 (A1) ... 33

Tabel 4.2 Hasil Intervensi ... 35

Tabel 4.3 Hasil Baseline2 (A2) ... 36

Tabel 4.4 Panjang Kondisi Penelitian ... 38

Tabel 4.5 Estimasi Kecenderungan Arah ... 39

Tabel 4.6 Persentase Trend Stabilitas Fase Baseline1 ... 41

Tabel 4.7 Persentase Trend Stabilitas Fase Intervensi ... 42

Tabel 4.8 Persentase Trend Stabilitas Fase Baseline2 ... 44

Tabel 4.9 Kecenderungan Stabilitas Dalam Kondisi A-B-A'... 44

Tabel 4.10 Kecenderungan Jejek Data dalam Kondisi Desain A-B-A' ... 44

Tabel 4.11 Level Stabilitas dan Rentang dalam Kondisi Desain A-B-A' ... 45

Tabel 4.12 Level Perubahan dalam Kondisi Desain A-B-A' ... 45

Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Analisa Visual dalam Kondisi ... 46

Tabel 4.14 Jumlah Variabel yang Diubah ... 47

Tabel 4.15 Variabel Perubahan Kecenderungan arah dan Efeknya ... 48

Tabel 4.16 Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 48

Tabel 4.17 Perubahan Level Data ... 48

Tabel 4.18 Perbandingan Kondisi Data Overlap ... 50

(10)

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Tampilan Desain A-B-A' ... 22

Grafik 4.1 Hasil Kemampuan Berhitung Pengurangan Fase Baseline1 ... 34

Grafik 4.2 Hasil Kemampuan Berhitung Pengurangan Fase Intervensi ... 35

Grafik 4.3 Hasil Kemampuan Berhitung Pengurangan Fase Baseline2 ... 37

Grafik 4.4 Kecenderungan Arah Kondisi Baseline1, Intervensi, dan Baseline2 .. 39

Grafik 4.5 Trend Stabilitas Fase Baseline1 ... 40

Grafik 4.6 Trend Stabilitas Fase Intervensi ... 42

Grafik 4.7 Trend Stabilitas Fase Baseline2 ... 43

Grafik 4.8 Data Overlap Kondisi Baseline1 ke Intervensi ... 49

(11)

1

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak yang berprestasi rendah (underachievers) umumnya banyak ditemukan di sekolah,umum karena mereka pada umumnya tidak mampu menguasai bidang studi tertentu yang diprogramkan oleh guru berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sebagian besar dari mereka memiliki intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, dalam Weiner, 2003, hlm. 13). Anak yang memiliki hambatan tersebut dikenal dengan istilah anak berkesulitan belajar (Learning Disability).

Anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehinnga prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut berisiko tinggi tinggal kelas (Yusuf, 2008, hlm. 11). Kesulitan belajar diklafikasikan menjadi tiga yaitu kesulitan belajar menulis, kesulitan belajar membaca, dan kesulitan belajar berhitung. Kemampuan berhitung merupakan bagian dari matematika. Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculia). Istilah diskalkulia memiliki konotasi medis yang memandang adanya keterkaitan dengan gangguan sistem syaraf pusat.

(12)

2

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir (Abdurrahman, 2005, hlm. 252).

Kesulitan belajar lebih didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual, memori maupun ekspresif di dalam proses belajar. Gangguan ini dapat terjadi di berbagai tingkatan kecerdasan, namun learning disability lebih terkait dengan tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas normal. Anak-anak yang berkesulitan belajar memiliki ketidakteraturan dalam proses fungsi mental dan fisik yang bisa yang bisa menghambat alur belajar yang normal, menyebabkan keterlambatan dalam kemampuan perseptual motorik tertentu atau kemapuan berbahasa. Umumnya masalah ini tampak ketika anak mulai mempelajari mata-mata pelajaran dasar seperti menulis, membaca, menghitung dan mengeja. Kesulitan yang mereka dapatkan pada bidang akademik antara lain membaca, menulis dalam menyampaikan ide, mengeja suatu tulisan atau surat – menyurat, dan matematika (Berry dan Kirk, dalam Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus 2006, hlm. 25). Terutama pemahaman terhadap konsep – konsep dan cara melakukan perhitungan angka – angka (Bourke dan Reevers, dalam Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, 2006, hlm. 25). Jenis kesulitan belajar yaitu kesulitan belajar membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), dan kesulitan belajar berhitung (diskalkulia).

(13)

3

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Contoh hasil pekerjaan siswa pada awal pembelajaran dapat dilihat berikut ini :

Gambar 1.1 Contoh hasil pekerjaan anak

Hasil pekerjaan siswa tampak jelas adanya ketidakmampuan siswa dalam menentukan nilai tempat, hal ini dapat terlihat dari cara menjumlahkan 8 dan 4 dengan hasil 12, penempatan hasil ditulis secara berdampingan, padahal 12 terdiri dari 2 satuan yang artinya satuan ditulis sejajar dengan satuan dan 1 termasuk puluhan, maka puluhan lurus ditulis sejajar dengan puluhan. Namun pada kenyataannya siswa masih merasa kebingungan. Untuk itu diperlukan suatu upaya guru agar pembelajaran berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Maka guru perlu merubah metode pengajaran yang selama ini dilaksanakan dengan metode yang tepat dan ditunjang dengan media yang efektif.

Metode yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah metode demonstrasi. Menurut Sagala (2008, hlm. 210) Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata melalui benda – benda

(14)

4

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konkret. Adapun salah satu keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode demonstrasi adalah dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret.

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, metode demonstrasi perlu didukung oleh media yang tepat untuk mengantarkan pada pemahaman materi. Seperti yang diutarakan oleh Suherman, dkk (2001, hlm. 203) bahwa :

“…untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda – benda konkret (riil) sebagai perantara atau visualisasinya…”. Pendapat tersebut sesuai pula dengan tahapan perkembangan kognitif siswa usia Sekolah Dasar (7 – 12 tahun) yang masih berada pada tahap berpikir operasional konkret (concrete operational).

Menurut Brunner (dalam Landasan Pendidikan, 2010, hlm. 109), tahapan kognitif dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan (Enactive)

Yaitu tahapan perkembangan kognisi anak dalam memahami lingkungan melalui respon – respon motorik. Tahap pertama belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam gerak refleksi dan coba-coba, belum harmonis, ia memanipulasikan, menyusun, menjejerkan, mengutakatik, dan bentu-bentuk gerak lainnya (serupa dengan tahap sensori motor dari Piaget).

2. Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayangan (Iconic)

(15)

5

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau peristiwa yang dialami atau dikenalnya pada tahap enaktif, walaupun peristiwa itu telah berlalu atau benda real itu tidak lagi berada di hadapannya (tahap operasional dari Piaget)

3. Tahap Simbolik (Symbolic)

Yaitu tahap berpikir anak yang tidak terbatas pada hal-hal konkrit, anak mampu berpikir abstrak atas dasar simbol bahasa, menggunakan bahasa sebagai alat berpikir, hingga dapat diketahui tingkat struktur pengetahuan seseorang atau sebaliknya. Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbol dan bahasa. Apabila ia berjumpa dengan suatu simbol, maka bayangan mental yang ditandai oleh simbol itu akan dapat dikenalinya kembali. Pada tahap ini anak sudah mampu memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya. (serupa dengan tahap operasi konkret dan formal dari Piaget).

Berdasarkan karakteristik psikologi tersebut, sudah seharusnya guru berupaya membimbing siswa yang berkesulitan belajar berhitung dalam memahami konsep matematika dengan menggunakan media yang tepat. Adapun media yang digunakan dalam menjelaskan penjumlahan dua angka dengan dua angka adalah benda konkret seperti manik-manik. Media ini sebagai upaya mengingat tentang sistem nilai tempat, dengan sistem nilai tempat ini diperlukan media metode yang tepat seperti demonstrasi. Media pembelajaran yang digunakan mudah didapatkan di lingkungan tempat tinggal untuk memudahkan siswa berpikir pada tahap konkret sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh siswa usia Sekolah Dasar dan mempertimbangkan karakteristik ilmu matematika dan siswa yang belajar.

(16)

6

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

benang menjadi satu ronce artinya satu puluhan manik memiliki ukurang panjang dan setiap satu ratusan terdiri dari 10 ronce puluhan. Sehingga pemahaman konsep satun, puluhan dan ratusan menjadi jelas dalam hal menentukan nilai tempat. Jika siswa sudah memahami tentang cara menentukan nilai tempat pada operasi hitung penjumlahan, ini berarti akan mempermudah siswa dalam menggunakan operasi hitung lainya seperti pengurangan, perkalian dan pembagian.

Berdasarkan kenyataan di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul adalah “PENGGUNAAN METODE

DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN

BELAJAR BERHITUNG DI KELAS III SD”. (Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Berkesulitan belajar berhitung Kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya).

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

(17)

7

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut adalah 65. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat membantu pemahaman siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang operasi hitung pada pembelajaran Matematika.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah secara khususnya adalah sebagai berikut :

a.Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika dengan penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kota Tasikmalaya?

b.Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kota Tasikmalaya?

c.Bagaimana kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan bilangan dua angka melalui penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kota Tasikmalaya.

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum Penelitian

Secara umum penelitian ini, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan bilangan dua angka dengan penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Inklusif Kota Tasikmalaya. 2.Tujuan Khusus Penelitian

(18)

8

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Meningkatkan kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan dua angka untuk penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

b. Meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan dua angka untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung dengan penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa di kelas III SDN Tanjung 2 Kawalu Kota Tasikmalaya.

c. Meningkatkan kemampuan siswa tentang penjumlahan dua angka dengan penggunaan metode demonstrasi melalui media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung di kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dari kegiatan penelitian ini adalah dapat mengembangkan ilmu pendidikan tentang penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran Matematika di kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

(19)

9

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahaman siswa pada pembelajaran Matematika tentang penjumlahan bilangan dua angka khususnya siswa berkesulitan belajar berhitung dapat meningkat.

b.Untuk Guru

1)Memberikan gambaran kepada guru tentang manfaat penelitian tindakan kelas dalam upaya mengatasi masalah-masalah yang dijumpai dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan.

2)Sebagai masukan khususnya bagi peneliti sendiri, umumnya bagi guru lain tentang alternatif metode pembelajaran Matematika di SD khususnya pada anak berkesulitan belajar berhitung pada topik penjumlahan bilangan dua angka.

c.Untuk Sekolah

Secara kelembagaan adalah mengembangkan fungsi Sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang dimodifikasi untuk penyesuaian terhadap kemampuan anak berkesulitan belajar berhitung maupun anak regular tanpa hambatan.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

(20)

26

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Model penelitian tindakan kelas yang penulis pilih adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Model ini penulis pilih karena sederhana, mudah dipahami dan tidak terlalu rumit pelaksanaannya. Pelaksanaan penelitian dengan model Kemmis dan Mc Taggart memungkinkan satu siklus tindakan berisi satu kali pembelajaran yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan dan obervasi dijadikan sebagai satu kesatuan. Hal ini dikarenakan kegiatan observasi dan tindakan merupakan dua buah tindakan yang tidak bisa dipisahkan. Di dalam tindakan tersebut berisi tentang peningkatan hasil belajar siswa dan kemampuan guru dalam merencanakan serta melaksanakan pembelajaran.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Tanjung 2 (Sekolah penyelenggara pendidikan Inklusif) Kelurahan Tanjung Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya dan waktu pelaksanaan dilakukan pada jam pembelajaran matematika. Alasan tempat tersebut dijadikan tempat penelitian adalah Penulis bekerja sebagai guru di SD tersebut, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian.

2.Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa berkesulitan belajar berhitung (ABB Diskalkulia) kelas III SDN Tanjung 2 Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya sebanyak 49 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 24 orang dan perempuan sebanyak 25 orang, dari jumlah keselurahan siswa

(21)

27

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang teridentifikasi sebagai anak berkesulitan belajar berhitung (ABB Diskalkulia) sebagai subjek penelitian sebanyak 2 orang.

C. Definisi Operasional

Beberapa definisi dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul akan diuraikan agar tidak timbul berbagai penafsiran makna. Adapun istilah-istilah yang akan didefinisikan adalah sebagai berikut :

1.Pembelajaran adalah proses interaksi anatara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

2.Metode Demonstrasi dalam penelitian ini adalah metode mengajar dengan cara mempertunjukan cara kerja tentang operasi hitung dengan menggunakan barang ataupun tiruanya yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa.

D. Variabel Penelitian 1)Variabel Input

Variabel input dalam penelitian ini adalah pemahaman dasar siswa berkesulitan belajar berhitung (ABB Diskalkulia) tentang penjumlahan dua angka dan dua angka serta kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran penjumlahan dua angka dan dua angka dengan langkah-langkah dan metode yang biasa digunakan.

2)Variable Proses

Variabel proses dalam penelitian ini adalah kinerja guru mulai dari perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa berkesulitan belajar berhitung tentang penjumlahan dua angka dan dua angka.

3)Variabel Output

(22)

28

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam melaksanakan pembelajaran penjumlahan dua angka dengan dua angka melalui metode demonstrasi.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri atas 3 siklus, tiap siklus terdiri atas empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu : pertama, tahap perencanaan (planning); kedua, pelaksanaan tindakan (action); ketiga, pengamatan (observation), dan keempat, refleksi (reflection). Tahap penelitian ini dilaksanakan dalam alur siklus (proses pengkajian berdaur) dan tindakan yang direncanakan sampai berhasil atau tindakan dihentikan pada siklus ke tiga.

Berikut alur umum pelaksanaan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1

Desain PTK model Kemmis dan Mc. Taggart

Adapun rencana penelitian yang penulis lakukan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Dan seterusnya sampai berhasil

Rencana Umum

Refleksi 1 Pembelajaran 1

dan

Observasi 1 Perbaikan Rencana Refleksi 2

Pembelajaran 2 dan

(23)

29

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a)Perencanaan

Perencanaan dalam penelitian ini adalah persiapan yang telah dilakukan penulis untuk melaksanakan PTK. Adapun beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam mempersiapkan PTK adalah sebagai berikut : (1) menetapkan metode demonstrasi untuk membantu mengatasi kesulitan siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pembelajaran penjumlahan dua angka dan dua angka, (2) membuat perangkat pembelajaran antara lain rencana pembelajaran, instrument kinerja guru, instrument kinerja siswa, instrument penilaian rencana pembelajaran, instrument penilaian kinerja guru, membuat alat evaluasi/ tes tertulis. b)Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindak merupakan langkah dalam melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Pelaksanaan dalam penelitian ini yaitu deskripsi tindakan yang dilakukan oleh penulis sebagai peneliti dan praktisi dalam melaksanakan pembelajaran operasi penjumlahan melalui metode demonstrasi berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat atau disusun pada tahap perencanaan. Untuk pelaksanaan tindakan yaitu tindakan memperdalam hasil belajar siswa berkesulitan belajar berhitung tentang operasi hitung penjumlahan melalui metode demonstrasi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah dirumuskan dengan menggunakan metode demonstrasi.

c)Observasi

(24)

30

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua angka dan dua angka, (3) Kinerja siswa dalam pelaksanaan pembelajaran penjumlahan dua angka dan dua angka.

d)Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan untuk menganalisa data dari hasil observasi pembelajaran pada setiap tindakan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menjawab hipotesis tindakan dan rumusan masalah. Selain itu digunakan sebagai bahan acuan dalam merancang dan melaksanakan tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil observasi maka didapat analisis data sehingga dapat direfleksi dengan sasaran sebagai berikut : 1) Menganalisis pengetahuan siswa berkesulitan belajar terhadap materi penjumlahan dua angka dan dua angka untuk dijadikan perbaikan pembelajaran. 2) Menganalisis kinerja siswa berkesulitan belajar berhitung dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang difasilitasi dengan lembar kerja siswa. 3) Menganalisis kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil belajar sehingga mengetahui hal apa saja yang telah dicapai dan hal apa saja yang belum dicapai saat kegiatan PBM. 4) Membandingkan hasil yang didapat dari hasil pembelajaran sebelum menggunakan metode demonstrasi dengan pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi dan mengamati hal apa saja yang menjadi kendala ataupun keberhasilan dari masing-masing jawaban siswa dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan.

F. Teknik Pengumpulan Data

(25)

31

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan siswa dalam memahami materi penjumlahan dengan menggunakan metode demonstrasi.

Tabel 3.1 Jenis dan Alat Pengumpulan Data

NO Jenis Data Alat Pengumpul Data

1. Perencanaan pembelajaran operasi hitung penjumlahan

Format Penilaian RPP

Tiap Siklus

2.

Pengetahuan siswa berkesulitan belajar berhitung

tentang penjumlahan dua angka dan dua angka

selama kegiatan pembelajaran

LKS

3.

Kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran

penjumlahan dua angka dan dua angka melalui

metode demonstrasi

Observasi Proses

Pembelajaran

4.

Pengetahuan siswa berkesulitan belajar berhitung

tentang penjumlahan dua angka dan dua angka

setelah menggunakan metode demonstrasi

Tes Tertulis

G. Analisis Data

1)Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Selanjutnya dari hasil analisis tersebut dideskripsikan dalam tindakan yaitu :Analisis dataAnalisis data yang dipergunakan adalah teknik deskritif dengan prosentase. Focus analisis dilakukan terhadap data pengetahuan awal siswa, kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan pembelajaran dan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran serta data hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran. 2)Pengelompokan data

(26)

32

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi data dilakukan terhadap hasil pengelompokan data di atas pada setiap putaran siklus kegiatan pembelajaran.

4) Tindak lanjut (rekomendasi)

Hasil refleksi penelitian pada siklus pertama, merupakan dasar untuk merancang dan merekomendasikan tindakan untuk kegiatan pembelajaran siklus kedua, siklus pertama dan kedua menjadi dasar perumusan hipotesis tindakan baru atau rekomendasi tindakan pembelajaran siklus ketiga, sampai pada akhirnya permasalahan dapat teratasi.

H. Indikator Kerja

Patokan keberhasilan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi ditetapkan dengan KKM 65 serta target 75%. Hal ini sesuai dengan KKM SDN Tanjung 2 dalam pembelajaran Matematika pada topik penjumlahan dua angka dan dua angka adalah 65. Rambu – rambu analisis perencanaan, pelaksanaan, dan hasil belajar siswa tentang penjumlahan dua angka dan dua angka melalui metode demonstrasi ditetapkan berdasarkan lembar observasi.

I. Tim Peneliti dan Tugasnya

(27)

78

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada BAB IV, diperoleh temuan data bahwa perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pelajaran matematika tentang penjumlahan dapat meningkat melalui metode demonstrasi.

Adapun perincian dari peningkatan tersebut adalah sebagai berikut : Perencanaan pembelajaran tentang operasi hitung penjumlahan dua angka dengan 2 angka sangat baik dan berhasil meningkat melalui metode demonstrasi. Hampir seluruh aspek-aspek yang harus ada dalam perencanaan pembelajaran dicantumkan sehingga perencanaan pembelajaran sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi siklus I yang nilainya 73,14 meningkat di siklus II menjadi 80 dan meningkat lagi di siklus III menjadi 93,75.

Pelaksanaan pembelajaran tentang operasi hitung penjumlahan berhasil ditingkatkan malalui metode demonstrasi. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi, dan karena guru melaksanakannya dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil observasi siklus I yang nilainya 75 meningkat di siklus II menjadi 88 dan meningkat lagidi siklus III menjadi 98.

Kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung tentang operasi hitung penjumlahan berhasil ditingkatkan melalui metode demonstrasi. Siswa sangat tertarik serta mereka dapat menerima dan melaksanakan pembelajaran dengan baik dan mereka sangat senang karena pembelajaran menarik sehingga kemampuan siswa pun meningkat. Hal ini terlihat dari hasil observasi siklus I yang nilainya 59 meningkat di siklus II menjadi 62 dan meningkat lagi di siklus III menjadi 67.

(28)

79

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung berhasil meningkat melalui metode demonstrasi.

B. Saran

Telah terbuktinya metode demonstrasi dapat meningkatnya kemampuan siswa berkesulitan belajar berhitung dalam pembelajaran Matematika, maka penulis sarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru kelas dan guru pendamping khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif diharapkan selalu kreatif untuk memecahkan permasalahan pembelajaran siswa berkebutuhan khusus. Penentuan metode sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai untuk siswa dengan berbagai hambatan dan untuk proses pembelajaran yang terencana. Metode demonstrasi diharapkan menjadikan alternatif metode dalam pembelajaran matematika khususnya pada operasi hitung penjumlahan agar kemampuan siswa meningkat.

2. Kegiatan metode demonstrasi merupakan suatu metode yang sesuai dengan tuntutan KTSP 2006, maka penulis harapkan peneliti selanjutnya agar lebih mengembangkan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika di sekolah dasar.

(29)

80

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendididkan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Andrian. (2004).Pembelajaran Matematika SD.Jakarta : Universitas Terbuka

Bruner.(1998).Belajar Matematika Kelas IV B Sekolah Dasar.Jakarta Sarana Panca Karya Nusa.

Delphie, Bandi. (2009).Matematika untuk Anak Kebutuhan Khusus.Klaten : PT. Intan Sejati.

Delphie, Bandi.(2006)Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.Bandung : PT. Refika Aditama.

Depdiknas.(2004). Standar Isi Mata Pelajaran Matematika SD. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional RI.

Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta : Depdiknas.

Djamarah.(2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara.

Huda, Nuril. (1997). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rosdakarya.

Kusnandar.((2008). Lanngkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Propesi Guru.Jakarta : Rajasali Pers.

Nasution.(1986). Teori-teori Belajar. Jakarta. PT. Erlangga.

Rahmat.(2004). Pendidikan Matematika I. Jakarta. Universitas Terbuka.

Reys.(1984). Algebra for Dummies (Edisi Bahasa Indonesia).Bandung. PT. Pakar Karya.

Sagala, Saiful.(2008). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : Alfabeta.

(30)

81

Asep Zuhairi Saputra, 2014

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERKESULITAN BELAJAR BERHITUNG

DI KELAS III SD INKLUSIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana.(2004). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung. Rosdakarya.

Suharsimi, Arikunto. (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Suherman, E. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : UPI-JICA.

Suryani.(2001). Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran.Bandung : PT. Rineka.

Tardif.(1989). Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar.Bandung : CV. Siregar Tengah.

Tim Dosen MKDP Landasan Pendidikan.(2007). Landasan Pendidikan UPI. Bandung.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung. UPI.

Winkel.(2007). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Yusuf, Munawir, dkk. 2003. Pendidikan Bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: PT Tiga Srangkai Pustaka Mandiri.

Gambar

Gambar 3.1 Desain PTK model Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.1 Jenis dan Alat Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan penelitian dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, sesuai dengan apa yang telah direncanakan,yaitu pembelajaran disajikan dalam dua kali pertemuan (4x35 menit).Dalam suatu

Guru melaksanakan proses pembelajaran untuk peningkatan kemampuan berhitung anak dengan membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah direncanakan. Tingkat pencapaian

Tahapan pelaksanaan ini mengacu pada langkah- langkah pembelajaran yang sudah dibuat dalam kegiatan inti antara lain:.. 1) Mengenalkan media sempoa kepada anak dengan

Penggunaan media uang yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa adalah dengan cara melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media uang sesuai

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus.Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain

(2) Kemampuan guru menerapkan metode jarimatika pada siklus II sudah sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP dan aktifitas guru sudah mencapai target yang

Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK), terdiri dari 4 kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus dalam PTK direncanakan secara