• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL

DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI (Kuasi Eksperimen terhadap Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

di Universitas Galuh Ciamis 2014/2015)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh Aji Septiaji NIM 1302542

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

AJI SEPTIAJI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL

DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing

Dr. E. Kosasih, M.Pd.

NIP 1973042620021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Dr. Sumiyadi, M.Hum.

(3)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA

PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS

ARGUMENTASI” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

(4)

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Swt karena atas berkah, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis mengambil topik tentang penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital dalam keterampilan menulis teks argumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media pembelajaran peta pikiran digital dalam keterampilan menulis teks argumentasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Namun, penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak lainnya. Semoga segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian tesis ini mendapat balasan dan keberkahan dari Allah Swt.

Bandung, Juni 2015

(5)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Tiada henti rasa syukur penulis ucapkan atas semua limpahan karunia, nikmat, dan berkah yang diberikan Allah Swt kepada penulis. Setelah melalui perjalanan panjang dan pengorbanan tiada henti, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan. Penyelesaian tesis ini melibatkan beberapa pihak, terutama Mama dan Bapa yang telah “sabar setia selalu” dalam berjuang dan berkorban demi terselesaikannya studi S-2 ini, dan terima kasih untuk doa-doa mujarab selama ini. Selanjutnya, pihak-pihak yang telah berkenan memberikan bantuan moril maupun materil. Maka, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga. Untuk itu, sudah selayaknya penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak berikut.

1) Dr. E. Kosasih, M.Pd., selaku pembimbing tesis yang telah memotivasi dan memberi arahan selama penyelesaian tesis ini;

2) Dr. Sumiyadi, M.Hum., selaku ketua program studi pendidikan bahasa Indonesia, Sekolah Pascasarjana UPI;

3) Prof. Dr. H. Ahmadslamet H, M.A., M.Sc., selaku penguji sidang tesis yang telah memberikan kritik dan saran bermanfaat kepada penulis;

4) Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M.Pd., selaku penguji sidang tesis yang telah memberikan kritik dan saran bermakna kepada penulis, serta sebagai penilai pakar pada instrumen penelitian tesis ini;

(6)

7) Prof. Dr. H. Suherli Kusmana, M.Pd. (Guru Besar FKIP UNSWAGATI Cirebon – Ketua Umum Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia) yang telah memberi bimbingan, ilmu, dan motivasi dengan tulus ikhlas kepada penulis serta memberi kesempatan kepada penulis untuk bisa melanjutkan studi ke Sekolah Pascasarjana UPI. Di antara banyaknya kebaikan yang telah diberikan dan dengan keterbatasan yang penulis miliki, penulis hanya bisa membalas dengan limpahan doa dan tidak akan pernah melupakannya terutama ketika memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengajarkan mata kuliah di Universitas Galuh Ciamis;

8) Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Pd. (Guru Besar FKIP UNSWAGATI Cirebon) yang telah memberikan kritikan bermakna kepada penulis terhadap penyusunan tesis ini;

9) Prof. Dr. H. Dudih A. Zuhud, M.A. (Guru Besar Linguistik UNPAD Bandung) yang telah memberi nasihat, bimbingan, motivasi, dan kebaikan kepada penulis. Penulis tidak akan pernah melupakannya. Semoga tetap berada dalam kondisi sehat;

10)Teti Gumiati, Dra., M.Pd., selaku ketua program studi pendidikan bahasa Indonesia Universitas Galuh Ciamis yang telah memberi ilmu dan kebaikan selama penulis mengajar;

11)Sri Mulyani, Dra., M.Pd., selaku sekretaris program studi pendidikan bahasa Indonesia Universitas Galuh Ciamis yang telah memberi ilmu dan kebaikan selama penulis mengajar;

(7)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Supriatna, S.Sen.;

13)rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana UPI (kelas A). Terima kasih sudah menjadi bagian penyemangat hidup. Semoga setiap harapan yang kita miliki dapat terwujud. 14)keluarga di rumah susun Sarijadi Bandung yang telah berkenan memberi

kebaikan dan motivasi;

15)Safitri Damayanti, perempuan penyabar dan baik hati yang selalu memberi motivasi tiada henti;

16)pihak-pihak yang telah membantu dengan keikhlasan dan kesabaran yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga kebaikan yang telah diberikan menjadi catatan amal yang tidak akan pernah putus sampai akhir hayat dan mendapat balasan lebih baik dari Allah Swt.

Bandung, Juni 2015

(8)

Aji Septiaji, 2015

menulis; mahasiswa merasa bosan dalam menulis karena kurang menyerap dan memahami informasi yang diperoleh baik dari simakan atau bacaan, dan sulit dalam mengembangkan ide yang dituangkan dalam bentuk kalimat/paragraf atau ke dalam bentuk teks yang utuh. Guna mengatasi faktor permasalahan tersebut, maka peneliti mengujicobakan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital sebagai penawarnya.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi (1) bagaimanakah keterampilan menulis teks argumentasi mahasiswa sebelum diterapkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital?; (2) bagaimanakah penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital terhadap keterampilan menulis teks argumentasi?; dan (3) apakah penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital efektif dalam keterampilan menulis teks argumentasi?. Instrumen penelitian yang digunakan ialah (1) penilaian proyek yang mencakup tiga kegiatan yaitu kegiatan berdiskusi, keterampilan menulis kerangka teks melalui media peta pikiran digital, dan keterampilan menulis teks argumentasi; (2) observasi, dilaksanakan dengan tujuan mengamati aktivitas atau keterlaksanaan model pembelajaran saling silang gagasan dan media peta pikiran digital dalam keterampilan menulis teks argumentasi; dan (3) tes, bertujuan untuk menilai dan mengukur hasil belajar mahasiswa, memperoleh data dan informasi tentang prestasi hasil belajar mahasiswa pada pokok bahasan tertentu dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan angka sebagai sistem penilaiannya. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi, maka desain yang digunakan adalah metode eksperimen dengan tipe pretest, posttest control group design, yaitu pemberian pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol serta pemberian perlakuan pada kelas eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah enam kelas yang berjumlah 150 mahasiswa, kemudian ditetapkan sampelnya teknik purposive sampling yaitu kelas 1E dan 1F yang berjumlah 48 mahasiswa.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bukti bahwa penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis teks argumentasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan yang dilakukan secara komputerisasi dengan bantuan program Microsoft Excel 2013 dan progam SPSS 20. Hasil uji-t dari keterampilan menulis teks argumentasi adalah 0,642 > taraf signifikan 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak (Ha diterima), sehingga terdapat perbedaan yang signifikan untuk keterampilan menulis teks argumentasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran saling silang gagasan dan media peta pikiran digital.

Kemudian, pada tes awal diketahui nilai rata-rata di kelas eksperimen yaitu 58.58 dan di kelas kontrol 51.29. Setelah diberi perlakuan kelas eksperimen menjadi sebesar 65.88 dan perlakuan di kelas kontrol menjadi sebesar 57.88. Nilai rata-rata pascates kelas eksperimen meliputi model saling silang gagasan 72.29, media peta pikiran digital 51.29, dan teks argumentasi 72.17.

(9)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

silang gagasan dengan media peta pikiran digital dapat diterapkan pada keterampilan menulis khususnya menulis teks argumentasi.

ABSTRACT

This research is motivated by several factors, namely students less sensitive to the phenomenon that occurs so difficult to find basic problems in writing; students feel bored in writing because less absorb and understand information obtained either from gathering or reading, and it is difficult to develop ideas that poured in the form of a sentence / paragraph or into text form intact. To overcome these problems factors, the researchers tested the idea of learning model crisscrossed with digital mind map as an antidote.

The formulation of the problem in this study include (1) how the argument text writing skills of students before being applied learning model crisscrossed ideas with mind maps digital media?; (2) how the application of learning models crisscrossed with the idea of digital mind map text argument against writing skills ?; and (3) whether the application of learning models crisscrossed ideas with digital mind maps effectively in the argument text writing skills?. The research instrument used is (1) assessment of the project which includes three activities, namely activities discussing, writing skills through the medium of text frame digital mind maps, text and writing skills of argument; (2) observations, carried out with the purpose of observing the activity or feasibility study model crisscrossing ideas and media in a digital mind maps argument text writing skills; and (3) tests, aiming to assess and measure student learning outcomes, obtain data and information on the achievement of learning outcomes of students in certain subject in the teaching and learning activities using the numbers as the assessment system. The method used is a quasi experiment, the design used is experimental method with the type of pretest, posttest control group design, namely the provision of pretest and posttest in the experimental class and control as well as the provision of treatment in the experimental class. The population in this study are six classes totaling 150 students, then set the sample is purposive sampling techniques 1E and 1F class of 48 students.

Based on the results obtained evidence that the application of learning models crisscrossed ideas with mind maps digital media effective in improving the writing skills of argumentation text. This can be evidenced by computerized calculations performed with the help of Microsoft Excel 2013 program and the program SPSS 20. The results of the t-test of the skill of writing a text argument is 0.642 > 0.05 significance level. Thus, Ho is rejected (Ha accepted), so that there is a significant difference to the argument text writing skills between the experimental class and control class using learning model crisscrossing ideas and digital media mind map.

Then, on initial tests known to the average value in the experimental class are 58.58 and 51.29 in the control class. Once treated experimental class was increased to 65.88 and treatment in the control group amounted to 57.88. The average value of post-test experimental class includes model crisscrossed notion 72.29, 51.29 digital media mind map, and a text argument 72.17.

(10)
(11)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis sebagai salah satu keterampilan dan penunjang kebutuhan ilmu pengetahuan merupakan hal vital bagi keberlangsungan hidup masyarakat. Demi tercipta masyarakat berpendidikan dan maju, semua perlu memberikan kontribusi yang direalisasikan melalui kegiatan menulis, sebab dunia kepenulisan mendorong seseorang untuk bertransformasi ke dalam dunia tersebut. Keterampilan menulis menduduki tahapan tertinggi dalam empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis juga dinyatakan sebagai suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulisan. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan memengaruhi pembaca. Abbas (2006, hlm. 125) menyatakan bahwa

keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal, dan penggunaan ejaan.

Sependapat dengan hal di atas, Suparno dan Yunus (2008, hlm. 1.3) menyatakan bahwa

(12)

Sementara itu, Gie (2002, hlm. 3) mengungkapkan bahwa “keterampilan adalah keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu halaman tertentu”.

Berdasarkan pendapat di atas, keterampilan menulis merupakan hal kompleks yang melibatkan pikiran dan perasaan sehingga mampu memunculkan gagasan dalam memproyeksikan permasalahan dan wawasan pengetahuan melalui bentuk tulisan yang memiliki makna dan tujuan.

Dengan adanya keterampilan menulis, mahasiswa dapat menuangkan gagasan, pikiran dan perasaan yang dimiliki. Penguasaan tersebut menegaskan bahwa menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang paling kompleks. Pada umumnya menulis dianggap sebagai keterampilan yang paling sulit diantara keterampilan lainnya (menyimak, berbicara, dan membaca). Menulis erat kaitannya dengan keterampilan membaca. Jika membaca memerlukan daya fokus mata sebagai pemahaman informasi dan fokus pikiran sebagai pengolahan informasi. Menulis lebih dari membaca, yaitu melibatkan seluruh kefokusan dari pancaindra yang dimiliki sebagai langkah dalam memperoleh keterampilan menulis yang baik. Dengan demikian kegiatan menulis akan melibatkan dan menghasilkan daya intelektualitas, spiritualitas, dan emosionalitas.

Keterlibatan menulis dalam pembelajaran ialah turut serta dalam mengembangkan sumber daya manusia baik siswa, mahasiswa, guru, dosen, serta masyarakat ke arah peningkatan mutu pendidikan. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya tentang cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar bergairah dan berkembang sepenuhnya dalam proses belajar berlangsung.

(13)

menyerap dan memahami informasi yang diperoleh baik dari menyimak maupun membaca, dan mahasiswa sulit dalam mengembangkan ide/gagasan yang dituangkan dalam bentuk kalimat/paragraf ataupun ke dalam bentuk teks yang utuh, itu disebabkan kurangnya intensitas latihan dalam menulis gagasan ke dalam tulisan. Namun, permasalahan di atas menuntut pula para praktisi pendidikan dalam hal ini guru atau dosen dalam merencanakan dan mengaplikasikan sebuah model pembelajaran ataupun menggunakan media pembelajaran sebagai sarana dalam menunjang pembelajaran dan keterampilan menulis baik di sekolah ataupun di perguruan tinggi.

Selain itu, berdasarkan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan keterampilan menulis teks argumentasi ialah yang diteliti oleh Pertiyani (2014) dengan judul “Penerapan Metode Pemecahan Masalah Melalui Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentatif dan Keterampilan Berpikir Kritis.” Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa penyebab faktor lemahnya kemampuan menulis argumentasi ialah kurangnya motivasi baik dari siswa maupun faktor pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam mengatasi kelemahan tersebut diujicobakan kombinasi metode pembelajaran dengan media pembelajaran yaitu metode pembelajaran berbasis masalah dan media gambar. Penggunaan metode dan media pembelajaran tersebut efektif digunakan dalam meningkatkan keterampilan menulis argumentasi. Hal tersebut dibuktikan dengan pengujian hipotesis yaitu thitung (15,49) > ttabel (2,00) bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara perlakuan berupa metode pemecahan masalah melalui media gambar yang diberikan sebanyak empat kali pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang menggunakan media konvensional.

Sementara itu, pada penelitian berikutnya yang diteliti oleh Rosdiana (2014) berjudul “Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Think-Pair-Share (TPS) yang Berorientasi pada Kecerdasan Verbal (Eksperimen Kuasi

(14)

dosen dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi kurang bervariasi sehingga hasilnya pun kurang optimal.

Berdasarkan fenomena yang terdapat dalam penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa keterampilan menulis masih menjadi permasalahan yang tak kunjung usai terutama jenis tulisan argumentasi. Pada hakikatnya, keterampilan menulis ditentukan melalui suatu proses, proses berkesinambungan penguasaan keterampilan berbahasa. Menyimak, berbicara, dan membaca adalah faktor penunjang dalam menguasai pengalaman keterampilan menulis yang teraplikasikan dalam bentuk tulisan. Menulis secara aktif turut melibatkan beberapa unsur, yaitu penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca. Hasil tulisan bisa dalam bentuk teks ilmiah dan nonilmiah. Penulis menelaah teks ilmiah yang dispesifikasikan ke dalam jenis teks argumentasi guna menuntut mahasiswa terampil dalam mengelola informasi berdasarkan fakta, mampu memiliki argumen, dan berpikir kritis terhadap fenomena yang ada.

Teks argumentasi bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Penulis mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Teks sebagai media penyampaian bahasa tulisan yang menuntut mahasiswa mampu berkomunikasi perlu dibina secara sungguh-sungguh.

Pembinaan tersebut akan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif, namun dalam prosesnya membutuhkan dua unsur yang amat penting yaitu model dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu model pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Media apabila dipahami secara garis besar adalah materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

(15)

kegiatan belajar. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran di kelas tidak akan monoton.

Berlandaskan permasalahan di atas penulis perlu untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Saling Silang Gagasan dengan Media Peta Pikiran Digital dalam Keterampilan Menulis Teks Argumentasi (Studi Eksperimen Kuasi terhadap Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Galuh Ciamis 2014/2015). Dengan demikian, melalui penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia pengajaran terutama pembelajaran menulis teks argumentasi di jenjang universitas. Selain itu, penelitian ini dapat membantu mahasiswa dan dosen untuk menciptakan suasana pembelajaran menulis yang lebih inovatif dan kreatif.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah keterampilan menulis teks argumentasi mahasiswa sebelum diterapkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital?

2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital terhadap keterampilan menulis teks argumentasi? 3. Apakah penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media

peta pikiran digital efektif dalam keterampilan menulis teks argumentasi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu:

1. untuk mendeskripsikan keterampilan menulis teks argumentasi mahasiswa sebelum diterapkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital;

(16)

3. untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital dalam keterampilan menulis teks argumentasi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini terbagi menjadi dua aspek, di antaranya sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat dari segi teoretis yaitu memperoleh keefektifan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital dalam keterampilan menulis teks argumentasi. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Penguasaan keterampilan menulis memandu mahasiswa dalam berpikir kritis, logis, dan sistematis. Dengan penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital, peneliti ingin mengetahui keefektifan model dan media tersebut dalam meningkatkan kemampuan menulis teks argumentasi. Hasil yang didapatkan diharapkan mampu memberikan teori baru mengenai model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital dalam keterampilan menulis teks argumentasi. 2. Manfaat Praktis

(17)

khususnya teks argumentasi diperlukan model dan media pembelajaran yang aplikatif. Model pembelajaran saling silang gagasan menjadi sarana dalam pemerolehan masalah yang belum dikuasai mahasiswa, menemukan apa yang belum dipahami dan mengeluarkan pendapat yang disertai fakta dan data yang ada. Pengembangan lebih lanjut dibantu dengan media peta pikiran digital, diharapkan dapat membantu dalam mengembangkan keterampilan menulis yang berawal dari sebuah ide kemudian dirangkaikan hingga akhirnya menjadi teks yang utuh. Salah satu fungsi media pembelajaran ialah sebagai wahana penyalur pesan dan informasi belajar.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Bab I dalam penelitian ini memuat lima aspek, yaitu latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Latar belakang masalah pada penelitian ini berkaitan dengan penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital dalam keterampilan menulis teks argumentasi. Rumusan masalah pada penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang yang dipaparkan oleh peneliti. Tujuan penelitian terdapat dua aspek, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Struktur organisasi pada penelitian ini memberikan pemaparan isi, sistematika penulisan, dan keterkaitan antarbab mengenai keefektifan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital dalam keterampilan menulis teks argumentasi.

(18)

yaitu, model pembelajaran saling silang gagasan, media peta pikiran digital, dan menulis teks argumentasi.

Bab III dalam penelitian ini memuat beberapa aspek, yaitu desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu desain kuasi eksperimen karena objek yang diteliti merupakan manusia sehingga harus ada beberapa variabel yang diabaikan walaupun tidak mengurangi hasil dari penelitian ini. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat 1 dari kelas A sampai F sebanyak 150 mahasiswa. Sampel pada penelitian ini dipilih berdasarkan purposive sampling sehingga peneliti menentukan kelas 1E sebagai kelas eksperimen sebanyak 24 mahasiswa dan IF sebagai kelas kontrol sebanyak 24 mahasiswa.. Instrumen penelitian pada penelitian ini terdapat tiga jenis, yaitu lembar observasi, lembar penilaian proyek, dan tes. Semua instrumen penelitian ini akan membantu peneliti untuk mengumpulkan data berupa hasil tes terhadap kemampuan menulis teks arguentasi melalui model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital. Prosedur penelitian untuk penelitian mengenai keefektifan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital dalam keterampilan menulis teks argumentasi adalah mengumpulkan data awal berupa teks argumentasi yang diproduksi mahasiswa tanpa adanya perlakuan baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Setelah memperoleh hasil tersebut, peneliti melakukan perlakuan di kelas eksperimen sesuai dengan rancangan yang dibuat sebelumnya. Setelah perlakuan diberikan terhadap kelas eksperimen, tes akhir diberikan di kedua kelas untuk mengetahui hasil akhir dari kemampuan menulis teks argumentasi melalui model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital. Analisis data hasil tes menulis teks argumentasi menggunakan analisis statistika dengan menggunakan uji-t.

(19)

mengenai kemampuan menulis teks argumentasi berdasarkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital. Pembahasan yang dimaksud pada bab ini yaitu membahas hasil-hasil temuan di lapangan mengenai kemampuan menulis teks argumentasi berdasarkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital sebagai jawaban dari rumusan masalah yang disesuaikan berdasarkan teori yang ada.

(20)

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen “pretest, posttest control group design” (Sugiyono, 2010, hlm. 112). Subjek penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eskperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, diberikan perlakuan khusus yaitu pembelajaran teks argumentasi berdasarkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital yang telah diberikan penilaian awal (pretest) sebelumnya, dan menguji keberhasilan perlakuan dengan memberikan penilaian akhir (posttest) terhadap kelompok tersebut. Sementara itu, kelas kontrol diberikan pembelajaran menulis teks argumentasi dengan metode ceramah.

Perlakuan yang diberikan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model dan media yang diterapkan dalam pembelajaran menulis teks argumentasi berdasarkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital yang akan ditampilkan pada kelas eksperimen ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas terhadap peningkatan kemampuan menulis teks argumentasi. Hasil tersebut dapat diperoleh melalui tes kemampuan menulis teks argumentasi yang diberikan kepada mahasiswa

Adapun desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

(21)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

R1 : Rondom kelompok eksperimen R2 : Rondom kelompok kontrol

O1 : Tes awal (pretest) kelas eksperimen O2 : Tes akhir (posttest) kelas eksperimen O3 : Tes awal (pretest) kelas kontrol O4 : Tes akhir (posttest) kelas kontrol

X1 : Perlakuan mengajarkan menulis teks argumentasi menggunakan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital. X2 : Perlakuan mengajarkan menulis teks argumentasi dengan menggunakan

metode ceramah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Universitas Galuh Ciamis yang berlokasi di Jl. R.E. Martadinata, No. 150, Ciamis. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei tahun 2015. Pemilihan tempat penilitian disesuaikan dengan materi atau sasaran penelitian.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

(22)

Adapun alasan pemilihan mahasiswa tingkat 1 jurusan pendidikan bahasa Indonesia karena masih kurangnya mahasiswa dalam memahami keterampilan menulis berbagai jenis teks terutama argumentasi dan kurang meratanya kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan. Sedangkan, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011, hlm. 81). Berdasarkan keadaan mahasiswa tingkat 1 kelas 1A s.d. 1F tahun akademik 2014/2015 memiliki kriteria sebagai berikut. (1) semua kelas mendapatkan perencanaan pembelajaran yang sama karena tidak terdapat kelas unggulan pada setiap kelas dan angkatan, (2) alokasi waktu mata kuliah menulis masing-masing kelas sama setiap minggu yaitu 200 Menit. Berdasarkan fakta tersebut, kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang relatif sama, maka diambil sampel dengan teknik purposive sampling. Penentuan sebanyak dua kelas yaitu sampel untuk kelas eksperimen (kelas 1E) berjumlah 24 mahasiswa dan sampel untuk kelas kontrol (kelas 1F) berjumlah 24 mahasiswa.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010, hlm. 85). Adapun pertimbangan tersebut meliputi waktu dan karakteristik mahasiswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Observasi

“Teknik observasi digunakan oleh peneliti dalam mengamati, meneliti secara langsung tentang makna, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati”

(23)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

argumentasi berlangsung di kelas eksperimen. Instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap. Tahap tersebut meliputi tahap pembuatan instrumen, tahap penyaringan, tahap judgement, dan uji coba.

(2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dalam waktu periode tertentu. Tugas tersebut dapat berupa investigasi terhadap suatu proses atau kejadian yang dimulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data, dan penyajian data.

Kosasih (2014, hlm. 96) menyebutkan bahwa

pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai tujuannya. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada aktivitas mahasiswa yang berupa pengumpulan informasi dan pemanfaatannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan mahasiswa itu sendiri ataupun orang lain, namun tetap terkait dengan kurikulum.

Adapun penilaian proyek pada penelitian ini meliputi tiga bentuk kegiatan, di antaranya sebagai berikut.

a. Kegiatan berargumen/diskusi sebagai kegiatan model pembelajaran saling silang gagasan;

b. Membuat kerangka teks argumentasi melalui media pembelajaran peta pikiran digital; dan

c. Keterampilan menulis teks argumentasi

(3) Tes

Tes digunakan untuk mendapat data dari sumber data. Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah (prates dan pascates).

(24)

media peta pikiran digital, dan sesudah (akhir) yaitu dengan menggunakan model pembelajaran saling silang gagasan dan media peta pikiran digital dalam bentuk lembar soal.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sutadi (2005, hlm. 36) instrumen penelitian adalah

alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Pemilihan instrumen sangat dibutuhkan oleh beberapa hal, yakni objek penelitian, sumber data, waktu, dan teknik yang digunakan peneliti untuk mengolah data bila sudah terkumpul.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

[image:24.595.140.536.632.725.2]

(1) Pedoman Observasi

Tabel 3.1

Pedoman Observasi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Teks Argumentasi Berdasarkan Model Pembelajaran

Saling Silang Gagasan dengan Media Peta Pikiran Digital

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data hasil pengamatan tentang proses pembelajaran menulis teks argumentasi berdasarkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital.

Hari/tanggal : Pukul : Pertemuan ke- :

No Aspek yang diamati Kategori*

T BT TT

(25)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Mahasiswa termotivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran.

b. Mahasiswa memiliki gambaran awal tentang pembelajaran yang akan dilakukan.

2

Tahapan penerapan model pembelajaran

saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital a. Mahasiswa membentuk kelompok sesuai dengan

jumlah perspektif (sudut pandang) dari topik yang telah ditetapkan.

b. Mahasiswa berhadapan dengan salah satu

anggota dari kelompok lain yang mendapat topik yang sama melalui kegiatan berargumen.

c. Mahasiswa menuliskan konsep diskusi dari topik yang telah didapat berdasarkan perspektif yang berbeda.

d. Masing-masing kelompok mengungkapkan dan mendiskusikan alasan-alasan yang melandasi sudut pandang dari topik yang didapat. Setelah berhadapan dan berargumen dengan anggota kelompok lain, masing-masing mahasiswa menuliskan argumen terhadap isu yang telah didiskusikan.

e. Mahasiswa mampu menuliskan argumen dari hasil perdebatan sebagai kerangka awal tulisan teks argumentasi.

f. Mahasiswa memiliki dan mampu

mengoperasikan program perangkat lunak peta pikiran digital.

g. Mahasiswa mampu membuat peta konsep dari hasil perdebatan berdasarkan program peta pikiran digital.

h. Mahasiswa mampu mengembangkan peta konsep yang telah dibuat dari program peta pikiran digital ke dalam bentuk teks argumentasi utuh.

3

Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan materi

(26)

*Kategori

T = Terlaksana

BT = Belum Terlaksana TT = Tidak Terlaksana

[image:26.595.143.505.441.547.2]

(2) Pedoman Penilaian Proyek

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Keterampilan Berargumentasi

(Model Pembelajaran Saling Silang Gagasan/Point Counter Point)

No Aspek yang Dinilai Skor

Maksimal

Skor Mahasiswa

1 Penguasaan Masalah 30

2 Keruntutan berargumentasi 25

3 Kejelasan/kelengkapan fakta 25

4 Kesantunan berbahasa 20

Jumlah Skor 100

Keterangan:

Nilai akhir =

RUBRIK

PENJELASAN BUTIR INSTRUMEN

PENILAIAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI

Butir 1:

Penguasaan masalah terhadap topik yang diargumentasikan Penjelasan:

(27)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karya imajinatif, dan kemampuan menulis di sekolah. Topik-topik tersebut dikuasai permasalahannya secara secara luas dan detail

Skor = 1-5 jika tidak menguasai permasalahan, tidak relevam, dan tidak layak dinilai

Skor = 6-10 jika penguasaan masalah terbatas, pengembangan topik tidak memadai, cukup relevan dengan topik.

Skor = 11-20 jika cukup menguasai topik permasalahan, pengembangan topik terbatas, relevan dengan topik namun kurang rinci Skor = 21-30 jika menguasai topik perasalahan, pengembangan topik

lengkap, dan relevan dengan topik yang dibahas

Butir 2:

Keruntutan berargumentasi Penjelasan:

Keruntutan berargumentasi yakni kesesuaian pemyampaian permasalahan dengan topik yang diargumentasikan dengan memperhatikan urutan/kronologis permasalahan

Skor = 1-5 jika tidak memahami topik permasalahan; topik dengan isi tidak relevan; penyampaian urutan permasalahan tidak logis Skor = 6-10 jika kurang memahami topik permasalahan; topik dengan isi kurang relevan; penyampaian urutan permasalahan kurang logis

Skor = 11-19 jika memahami topik permasalahan; topik dengan isi relevan; penyampaian urutan permasalahan logis meskipun ada sedikit kesalahan

Skor = 20-25 jika sangat memahami topik permasalahan; topik dengan isi relevan; penyampaian urutan permasalahan logis

Butir 3:

Kejelasan/kelengkapan fakta Penjelasan:

Fakta yang disampaikan memiliki kejelasan/kelengkapan berdasarkan permasalahan terhadap topik yang dikembangkan

(28)

Skor = 6-10 jika fakta yang disampaikan kurang sesuai dengan topik dan isi; penyampaian fakta kurang memiliki kejelasan; permasalahan kurang lengkap

Skor = 11-19 jika fakta yang disampaikan sesuai dengan topik dan isi; penyampaian fakta kurang memiliki kejelasan; permasalahan kurang lengkap

Skor = 20-25 jika fakta yang disampaikan sesuai dengan topik dan isi; penyampaian fakta memiliki kejelasan; permasalahan disampaikan secara lengkap

Butir 4:

Kesantunan berbahasa Penjelasan:

Bahasa yang digunakan dalam argumentasi memiliki kesantunan yaitu tidak sarkasme dan tidak arogansi.

Skor = 1-4 jika penggunaan bahasa tidak logis dan teratur; argumen tidak dapat dipertanggungjawabkan; tidak memiliki sikap santun

Skor = 5-8 jika penggunaan bahasa kurang logis dan teratur; argumen kurang dapat dipertanggungjawabkan; kurang memiliki sikap santun

Skor = 9-13 jika penggunaan bahasa logis dan teratur; argumen kurang dapat dipertanggungjawabkan; kurang memiliki sikap santun

[image:28.595.143.516.568.753.2]

Skor = 14-20 jika penggunaan bahasa logis dan teratur; argumen dapat dipertanggungjawabkan; memiliki sikap santun

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Media Peta Pikiran Digital (iMindMap)

No Aspek yang Dinilai Skor

Maksimal

Skor Mahasiswa 1 Penggunaan gambar dan simbol

sebagai ide sentral 10

2 Penggunaan warna-warna yang

menarik 25

3

Penggunaan kata kunci yang tepat, mudah dimengerti, dan mudah diingat.

30

4 Keterkaitan cabang dengan ide

(29)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

Nilai akhir =

Rubrik

Penjelasan Butir Instrumen Penilaian Media Peta Pikiran Digital

Butir 1:

Penggunaan gambar dan simbol sebagai ide sentral Penjelasan:

Ide sentral merupakan pusat segala gagasan yang mewakili berbagai ide lain. Langkah awal penggunaan peta pikiran digital ialah dengan adanya pemberian gambar dan simbol, posisinya tepat di tengah-tengah.

Skor = 1 jika penempatan ide bukan berada di tengah; pemberian simbol atau gambar tidak menarik

Skor = 2-4 jika penempatan ide bukan berada di tengah; pemberian simbol atau gambar kurang menarik

Skor = 5-7 jika penempatan ide berada di tengah-tengah; pemberian simbol atau gambar cukup menarik

Skor = 8-10 jika penempatan ide tepat berada di tengah-tangah; pemberian simbol atau gambar sangat menarik

Butir 2:

Penggunaan warna-warna yang menarik Penjelasan:

Pemberian warna-warna disetiap ide sentral maupun di tiap cabang ide merupakan hal menarik dalam tampilan peta pikiran digital. Warna-warna tersebut bisa berupa warna merah, biru, hijau, kuning, dan lain-lain.

Skor = 1-5 jika tidak ada warna pada ide sentral; warna pada cabang-cabang ide tidak beragam

Skor = 6-10 jika pemberian warna pada ide sentral kurang menarik; ragam warna pada cabang-cabang ide kurang beragam Skor = 11-19 jika pemberian warna pada ide sentral menarik; ragam

warna cukup banyak pada cabang-cabang ide

Skor = 20-25 jika pemberian warna pada ide sentral sangat menarik; memiliki banyak ragam warna pada cabang-cabang ide

(30)

Penggunaan kata kunci yang tepat, mudah dimengerti, dan mudah diingat.

Penjelasan:

Kata kunci merupakan hal ihwal yang harus ada dalam peta pikiran digital sebagai gambaran untuk mendeskripsikan hal yang kompleks.

Skor = 1-5 jika kata kunci tidak jelas dan tidak dapat dipahami; kata kunci terlalu panjang dan tidak mendeskripsikan cabang-cabang ide

Skor = 6-10 jika kata kunci kurang jelas dan kurang dipahami; kata kunci kurang mendeskripsikan cabang-cabang ide

Skor = 11-20 jika pemberian kata kunci jelas dan dapat dipahami; kata kunci mendeskripsikan cabang-cabang ide meskipun terlalu panjang

Skor = 21-30 jika pemberian kata kunci sangat jelas dan mudah dipahami; kata kunci mendeskripsikan cabang-cabang ide

Butir 4:

Keterkaitan cabang dengan ide utama (ide sentral) Penjelasan:

Cabang-cabang ide dalam peta pikiran digital merupakan langkah utama sebelum mendeskripsikan suatu hal. Cabang-cabang ide tersebut bisa berjumlah banyak. Namun, harus memiliki keterkaitan makna dengan ide utama (ide sentral)

Skor = 1-4 jika cabang-cabang ide sangat sedikit sehingga tidak dapat menjelaskan secara rinci; tidak memiliki makna dengan ide utama

Skor = 5-8 jika cabang-cabang ide sedikit sehingga kurang dapat menjelaskan secara rinci; makna dengan ide utama kurang memiliki kejelasan

Skor = 9-13 jika cabang-cabang ide cukup banyak sehingga dapat menjelaskan secara rinci; Memiliki makna dengan ide utama

Skor = 14-20 jika cabang-cabang ide sangat banyak sehingga dapat menjelaskan secara rinci; Memiliki makna dengan ide utama

Butir 5:

(31)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreativitas dan ide yang menarik dalam peta pikiran digital ialah berupa penyajian berdasarkan keseluruhan. Pemberian warna, keterkaitan cabang-cabang ide, dan penggunaan kata kunci.

Skor = 1-3 jika penggunaan kata kunci tidak memiliki keterkaitan dengan cabang-cabang ide; pemberian warna tidak menarik dan tidak beragam

Skor = 4-6 jika penggunaan kata kunci kurang memiliki keterkaitan dengan cabang-cabang ide; pemberian warna kurang menarik dan kurang beragam

Skor = 7-10 jika penggunaan kata kunci memiliki keterkaitan dengan cabang-cabang ide; pemberian warna menarik tetapi kurang beragam

[image:31.595.135.517.482.750.2]

Skor = 11-15 jika penggunaan kata kunci memiliki keterkaitan dengan cabang-cabang ide; pemberian warna sangat menarik dan beragam

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Teks Argumentasi

No Aspek yang Dinilai Skor

Maksimal

Skor Mahasiswa

1 Isi

Kesesuaian topik yang

dikembangkan dengan

permasalahan dan kenyataan di lapangan 25 Kemendalaman pembahasan yang disajikan 25

2 Struktur

Kelengkapan antarkalimat (ide di tiap kalimat memiliki benang merah)

(32)

Kepaduan antarparagraf (tidak keluar dari topik sebagai bentuk konsistensi)

15

3 Kebahasaan

Pilihan Kata 10

Keefektifan

Kalimat 5

Ejaan/tanda baca 5

Jumlah Skor 100

Keterangan:

Nilai akhir =

Rubrik

Penjelasan Butir Instrumen Penilaian Teks Argumentasi

A. Komponen Isi Butir 1:

Kesesuain topik yang dikembangkan dengan permasalahan dan kenyataan di lapangan

Penjelasan:

Topik yang dikembangkan dalam teks argumentasi di antaranya pendidikan berkarakter, diskriminasi sosial, bencana alam di sekitar kita, fenomena berbahasa di kalangan remaja, sastra sebagai karya imajinatif, dan kemampuan menulis di sekolah. Topik-topik tersebut dikembangkan secara secara luas, detal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.

(33)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skor = 6-10 jika kurang menguasai/memahami topik permasalahan; pengembangan isi kurang luas; dan judul kurang relevan dengan topik

Skor = 11-19 jika menguasai/memahami topik permasalahan; pengembangan isi cukup luas; judul cukup relevan dengan topik

Skor = 20-25 jika sangat menguasai/memahami topik permasalahan; pengembangan isi sangat luas; judul relevan dengan topik

Butir 2:

Kemendalaman pembahasan yang disajikan Penjelasan:

Pembahasan masalah yang disajikan harus memiliki kejelasan dan kedalaman isi sesuai topik, meliputi pendeskripsian masalah, pengungkapan masalah yang logis, dan keruntutan pembahasan.

Skor = 1-5 jika pembahasan topik tidak memiliki kejelasan; isi tidak sesuai dengan topik; dan pendeskripsian tidak runtut

Skor = 6-10 jika pembahasan topik cukup jelas; isi kurang sesuai dengan topik, dan pendeskripsian masalah kurang runtut

Skor = 11-19 jika pembahasan topik jelas; isi sesuai dengan topik; pendeskripsian cukup runtut

Skor = 20-25 jika pembahasan topik sangat jelas; isi sesuai dengan topik; pendeskripsian masalah sangat runtut.

B. Komponen Struktur Butir 1:

Kelengkapan antarkalimat (ide di tiap kalimat memiliki benar merah)

Penjelasan:

Kelengkapan antarkalimat dapat terwujud apabila terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap menunjukkan pokok pikiran atau kalimat utama sehingga akan membentuk benang merah.

Skor = 1-3 jika pola kalimat tidak efektif; gagasan tidak ternyatakan dengan jelas; topik dan isi tidak logis Skor = 4-6 jika pola kalimat kurang efektif; gagasan ternyatakan

(34)

Skor = 7-10 jika pola kalimat efektif; gagasan ternyatakan cukup jelas meskipun terdapat sedikit kesalahan; topik dan isi logis

Skor = 11-15 jika pola kalimat efektif; gagasan ternyatakan dengan jelas; topik dan isi sangat logis

Butir 2:

Kepaduan antarparagraf (tidak keluar dari topik sebagai bentuk konsistensi)

Penjelasan:

Kepaduan antarparagraf bergantung dari penyusunan detail-detail gagasan sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah hubungan antarbagian-bagian tersebut, Kemudian, sebagai bentuk konsistensi dalam berargumentasi ialah mempertahankan pendapat berdasarkan kenyataan di lapangan.

Skor = 1-3 jika tidak ada gagasan; tidak kohesif; dan urutan tidak logis

Skor = 4-6 jika kurang gagasan/kurang kreatif; kurang kohesif; dan urutan kurang logis

Skor = 7-10 jika kaya akan gagasan/kreatif; kohesif; urutan logis Skor = 11-15 jika kaya akan gagasan/kreatif; kohesif sangat tinggi;

urutan sangat logis

C. Komponen Kebahasaan Butir 1:

Pilihan kata Penjelasan:

Pilihan kata dalam sebuah teks ialah sebagai pengungkapan gagasan penulis untuk menyatakan atau menceritakan peristiwa. Pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat, dan penguasaan perbendaharaan kata.

Skor = 1 jika tidak efektif; tidak memahai pembentukan kata; dan tidak menguasai kata-kata

Skor = 2-4 jika terbatas dalam diksi; penggunaan pilihan kata kurang efektif; dan kurang menguasai pembentukan kata

Skor = 5-7 jika penggunaan pilihan kata efektif; cukup bervariasi; dan menguasai pembentukan kata

(35)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penjelasan:

Kalimat dikatakan efektif apabila penyampaian pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud pembicara atau penulis.

Skor = 1 jika tidak menguasai pola kalimat efektif, rancu, dan tidak layak dinilai

Skor = 2-3 jika kurang menguasai pola kalimat efektif; penulisan kalimat sedikit rancu, dan kurang dapat dimengerti Skor = 4 jika menguasai pola kalimat efektif; penulisan

kalimat tidak rancu tetapi kurang dapat dimengerti Skor = 5 jika menguasai pola kalimat efektif; penulisan

kalimat tidak rancu, dan dapat dimengerti.

Butir 3:

Ejaan/tanda baca Penjelasan:

Ejaan dan tanda baca sangat perlu diperhatikan pada kegiatan menulis. Berkaitan dengan pemakaian ejaan, yang perlu dicermati adalah penulisan huruf dalam kata atau kalimat, sedangkan yang terkait dengan tanda baca misalnya penggunaan huruf kapital, penulisan angka, pemakaian tanda titik, dan lain-lain.

Skor = 1 jika tidak menguasai kaidah penulisan kata; tidak menguasai ejaan dan tanda baca, serta tidak layak dinilai

Skor = 2-3 jika kurang menguasai dalam kaidah penulisan kata; kurang menguasai ejaan dan tanda baca dengan banyak kesalahan

Skor = 4 jika menguasai kaidah penulisan kata; menguasai ejaan dan tanda baca dengan sedikit menggunakan kesalahan

Skor = 5 jika sangat menguasai kaidah penulisan kata; sangat menguasai ejaan dan tanda baca

(3) Lembar Soal

Adapun lembar soal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Perhatikanlah dengan saksama instruksi di bawah ini!

1. Bentuklah kelas menjadi 12 kelompok yang beranggotakan 2 orang! 2. Setiap anggota kelompok mendapatkan suatu topik untuk didiskusikan

dengan anggota kelompok lain. Topik tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Pendidikan Berkarakter b. Diskriminasi Sosial

c. Bencana Alam di Sekitar Kita

d. Fenomena Berbahasa di Kalangan Remaja e. Sastra sebagai Karya Imajinatif

f. Kemampuan Menulis di Sekolah

3. Buatlah kerangka teks argumentasi dengan aplikasi peta pikiran digital (iMindMap) dari topik yang telah didiskusikan

(36)

E. Teknik Pengolahan Data

Adapun teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Identifikasi Data

Penulis mengidentifikasi dan mengelompokkan data agar dalam pengolahannya tidak mengalami kesulitan. Setelah data penelitian terkumpul, langkah berikutnya adalah mengelompokkan data tersebut berdasarkan hasil kemampuan mahasiswa dari pretest dan postest.

(2) Analisis Data

Analisis data hasil kemampuan menulis teks argumentasi diolah dengan menggunakan teknik statistik. Statistik diperlukan sebagai alat bantu dalam memahami data penelitian, bukan sebagai pengganti kemampuan dalam kearifan peneliti. Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest, dihitung perbedaan rata-ratanya. Skor pretest tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan sebelum pembelajaran dilakukan. Skor posttest bertujuan untuk mengetahui kemampuan setelah pembelajaran. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan digunakan uji rata-rata, dan sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas dengan bantuan program SPSS 20 for windows pada tarif signifikan 5%. Berikut adalah langkah-langkah

pengolahan data.

(37)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti memperoleh hasil mutlak dari nilai memproduksi teks argumentasi

b) Uji normalitas data menggunakan SPSS dengan langkah klik analyze lalu descriptive statistics lalu explore. Dengan menguji menggunakan langkah tersebut akan memperoleh hasil uji normalitas dan uji homogenitas dari data yang peneliti miliki. Ketentuan yang berlaku ketika menggunakan uji statistik yaitu penerapan hipotesis, baik berupa Ho maupun Ha. Ketentuan tersebut jika nilai Sig data ≥ α (α = 0,05), maka Ho diterima. Begitu pula sebaliknya, jika nilai Sig data ˂ α (α = 0,05), maka Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. Hasil yang diperoleh dari uji normalitas dan uji homogenitas akan memengaruhi ke langkah perhitungan selanjutnya. Perhitungan tersebut dapat berupa perhitungan parametrik (jika data berdistribusi normal) maupun nonparametrik (jika data tidak berdistribusi normal).

c) Data berdistribusi normal maka perhitungan selanjutnya menggunakan uji-t. Uji-t dilakukan dengan langkah klik analyze lalu compare mean lalu independent-sample T test. Data tidak berdistribusi normal maka perhitungan selanjutnya menggunakan uji-t’. Uji-t’ dilakukan dengan langkah klik analyze lalu nonparametric tests lalu legacy dialogs lalu pilih 2 Independent Samples Test. Dari hasil perhitungan ini akan diperoleh Sig data. Sesuai dengan ketentuan statistika, nilai Sig data ≥ α (α = 0,05), maka Ho diterima. Begitu pula sebaliknya, jika nilai Sig data ˂ α (α = 0,05), maka Ho ditolak atau dengan kata lain Ha diterima. d) Perhitungan pada uji-t maupun uji-t’ pada prates akan memberikan hasil

(38)

keterampilan menulis menulis teks argumentasi terkait dengan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital yang digunakan. Hal ini akan menunjukkan ada atau tidaknya kenaikan keterampilan dari sebelum menggunakan model pembelajaran pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital dan setelah menggunkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital.

e) Uji hipotesis.

Pengujian hipotesis dibuktikan dari data-data dan juga hasil perhitungan yang sudah terkumpul. Hipotesis dalam penenlitian ini akan menunjukkan ada atau tidaknya kenaikan/taraf signifikansi keterampilan menulis teks argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital terhadap kemampuan menulis teks argumentasi dengan tanpa menerapkan model pembelajaran saling silang gagasan dan tanpa media peta pikiran digital.

Ha: terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil penerapan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media peta pikiran digital terhadap kemampuan menulis teks argumentasi dengan hasil penerapan tanpa menerapkan model pembelajaran saling silang gagasan dan tanpa media peta pikiran digital.

F. Prosedur Penelitian

(39)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini, diawali dengan studi literatur dan studi pendahuluan mengenai model pembelajaran saling silang gagasan, media pembelajaran peta pikiran digital, dan keterampilan menulis teks argumentasi. Kemudian, dilanjutkan dengan menyusun instrumen penelitian, menguji coba instrumen penelitian, dan mengolah data hasil uji coba.

(2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, kegiatan diawali dengan memberikan pretest dan pottest pada kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa dalam menulis teks argumentasi. Setelah itu, pretest dan postest dilanjutkan dengan melaksanakan pembelajaran menulis teks argumentasi berdasarkan model pembelajaran saling silang gagasan dengan media pembelajaran peta pikiran digital pada kelas eksperimen.

(3) Tahap Pengolahan Data

(40)

Aji Septiaji, 2015 A. Simpulan

Deskripsi dan pembahasan pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa secara umum dapat disimpulkan model pembelajaran point counter point dengan media pembelajaran iMindMap efektif bagi peningkatan keterampilan menulis teks argumentasi. Model pembelajaran point counter point lebih memfokuskan mahasiswa dalam proses berpikir logis dan sistematis. Pelaksanaan model point counter point yaitu melalui kegiatan diskusi antarindividu dalam sebuah

kelompok. Setiap kelompok yang berjumlah minimal 2 orang diberikan isu atau permasalahan (dalam hal ini tema). Berdasarakan tema yang telah didapat, masing-masing mahasiswa memiliki perspektif yang berbeda dalam satu tema. Penerapan model pembelajaran point counter point dapat mengarahkan mahasiswa menuangkan pemikirannya ke dalam bentuk tulisan argumentasi dari kegiatan diskusi.

Kemudian, penggunaan media pembelajaran iMindMap lebih memfokuskan mahasiswa dalam memproyeksikan hasil kegiatan diskusi dari model pembelajaran point counter point dengan bantuan software atau perangkat lunak berupa aplikasi program.

Secara khusus, beberapa hal yang dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah adalah sebagai berikut.

(41)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangkan. Kebiasaan mahasiswa yang cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran dan mengakibatkan timbulnya rasa kurang percaya diri, serta sulit untuk mengemukakan gagasannya ke dalam tulisan. Hal tersebut terjadi pada kelas eksperimen dan kontrol. Pada saat tes awal, kesalahan mahasiswa yang sering dilakukan adalah pengembangan permasalahan, struktur kalimat dan paragraf, dan pemilihan kata. Faktor-faktor tersebut mungkin disebabkan oleh kurang terbiasanya mahasiswa dalam melakukan kegiatan membaca dan menulis sehingga masih banyak yang terbatas pada tema tertentu dan penggunaan kata yang tidak baku. Faktor lainnya ialah kurangnya wawasan dalam bertukar pikiran antarmahasiswa lainnya.

2. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan akhir (pascates) mahasiswa di kelas eksperimen, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 65.88. Pada nilai rata-rara pascates menunjukkan hasil baik yaitu terdapatnya huruf mutu (B) sebanyak 2 mahasiswa, (B-) sebanyak 7 mahasiswa, (C+) sebanyak 5 mahasiswa, (C) sebanyak 5 mahasiswa, (C-) sebanyak 4 mahasiswa, dan (E) sebanyak 1 mahasiswa. Dengan demikian, membuktikan bahwa model pembelajaran point counter point menjadi sarana dalam pemerolehan masalah yang belum dikuasai mahasiswa, menemukan apa yang belum dipahami dan mengeluarkan pendapat yang disertai fakta dan data yang ada. 3. Setelah dilakukan uji coba penggunaan dan uji efektivitas berdasarkan tiga

tahap yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis, bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan menulis teks argumentasi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini telah dibuktikan dari hasil perhitungan analisis data penelitian.

B. Saran

(42)

kemampuan menulis teks argumenatasi, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran point counter point dengan media pembelajaran iMindMap terbukti efektif meningkatkan kemampuan menulis teks argumentais. Peneliti memberikan rekomendasi untuk menggunakan model pembelajaran point counter point dengan media pembelajaran iMindMap sebagai model dan media pembelajaran yang digunakan dalam keterampilan menulis khususnya menulis teks argumentasi.

2. Model pembelajaran point counter point dengan media pembelajaran iMindMap berpengaruh terhadap keterampilan menulis teks argumentasi.

(43)

Aji Septiaji, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SALING SILANG GAGASAN DENGAN MEDIA PETA PIKIRAN DIGITAL DALAM KETERAMPILAN MENULIS TEKS ARGUMENTASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

142

Achmadi, M. (1988). Materi dasar pengajaran komposisi bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi PLPTK.

Abbas, S. (2006). Pembelajaran yang efektif di sekolah dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Akhadiah, S, dkk. (1998). Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia. IKIP Jakarta: Erlangga.

Alwi, Hasan, et. al. (2002). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas dan Balai Bahasa.

Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Aryani. (2007). Strategi pembelajaran aktif. Yogyakarta: CTSD.

Buzan, T. (2008). Buku pintar mind map untuk anak. Jakarta: Gramedia.

Buzan, T. (2011). Buku pintar mind map. Jakarta: Gramedia.

Criticos. (1996). Media selection. Plomp, T., & Ely, D.P. (Eds): International Encyclopedia of educational technology, 2nd edition. New York: Elsevier Science, Inc.

Dalman. (2014). Keterampilan menulis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Darmadi, K. (1996). Meningkatkan kemampuan menulis panduan untuk mahasiswa dan calon guru. Yogyakarta: Andi.

DePorter, B. & Hernacki. (2006). Quantum learning. Bandung: Kaifa.

Dahar, R. W. (1988). Teori-teori belajar. Jakarta: Depdikbud.

Djuharie, O.S. & Suherli. (2001). Panduan membuat karya tulis. Bandung: Yrama Widya.

(44)

Gie, T.L. (2002). Terampil mengarang. Yogyakarta: Andi.

Gulo, W. (2008). Strategi belajar-mengajar. Jakarta: Grasindo.

Halliday, M.A.K. & Ruqaiya H. (1994). Bahasa, konteks, dan teks: aspek-aspek bahasa dalam pandangan semiotic sosial. (Terjemahan: Asruddin Barori Tou dari judul asli: Language, context, and text: aspect of language in a social-semiotic perspective). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hamalik, O. (1986). Media pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hamruni. (2011). Strategi pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Hartoko, Dick & Rahmanto. (1986). Pemandu di dunia sastra. Yogyakarta: Kanisius.

Heinich, dkk. (1982). Instructional media and the new technologies of instruction. New York: John Wiley & Son.

Hernowo. (2007). Menjadi guru yang mau dan mampu mengajar secara menyenangkan. Bandung: Mizan Learning Center.

Kemendikbud. (2013). Buku guru: bahasa Indonesia wahana pengetahuan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kempt, J.E. & Dayton, D.K. (1995). Planning and producing instructional media. New York: Harper and Row Publisher.

Keraf, G. (2004). Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, G. (2007). Argumentasi dan narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Komaidi, D. (2007). Aku bisa menulis: panduan praktis menulis kreatif lengkap. Yogyakarta: Sabda Media.

Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis teks: analisis fungsi, struktur, dan kaidah serta langkah penulisannya. Bandung: Yrama Widya.

Kosasih, E. (2010). Menjadi penulis remaja. Jakarta: Nobel Edumedia.

Kosasih, E. (2010). Pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran bahasa Indonesia. Bandung: Genesindo.

(45)

Levie, W.H. & Lentz, R. (1982). “Effect of text illustrations: a review of research. Educational Communication and Technology” Journal. 30, 195-232.

Mahsun. (2003). “Pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan teks”. Kompas Edu. Diakses pada tanggal 15 Maret 2015.

Melvin L. Silberman. (2007). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Media

Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE.

Pertiyani. (2014). Penerapan metode pemecahan masalah melalui media gambar untuk meningkatkan keterampilan menulis argumentative dan keterampilan berpikir kritis: studi eksperimen pada siswa kelas X SMAN 1 Serang Baru Cikarang. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Pranoto, N. (2004). Creative writing: 72 jurus seni mengarang. Jakarta: Gramedia.

Roestijah. (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rosdiana, L. A. (2014). Pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan teknik think-pair-share (TPS) yang berorientasi pada kecerdasan verbal: eksperimen kuasi pada mahasiswa semester 1 program studi agribisnis fakultas pertanian Universitas Winaya Mukti. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sagala, S. (2010). Supervisi pembelajaran dalam profesi pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Semi, A. 2007. Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa.

Septiaji, A. (2013). Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran berpikir. Kabar Priangan, 1 Mei, hlm. 13.

Septiaji, A. (2013). Bahasa dan budaya literat. Kabar Priangan, 23 Oktober, hlm. 13.

(46)

Sofyan, A. (2006). Jangan takut menulis: tip-tip cerdas dan terapi mengolah diri menjadi penulis produktif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sudjana, N. & Rivai, A. (1992). Media pembelajaran. Bandung: CV. Sinar Baru Bandung.

Sugiyono. (2010). Statistik untuk pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherli. (2014). Kreativitas menulis. Yogyakarta: Ombak.

Suparno & Yunus. (2008). Keterampilan dasar menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suprijono, A. (2011). Cooperative learning: teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutedi, D. (2005). Pengantar penelitian pendidikan bahasa Jepang. Bandung: PPBJ UPI.

Sutari, I. (1997). Dasar-dasar kemampuan menulis. Bandung: FPBS IKIP.

Tarigan, H. G. (1983). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (1986). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Observasi dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterampilan Berargumentasi
Tabel 3.3
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Teks Argumentasi

Referensi

Dokumen terkait

ةلك نم فاد ااف , :ىلي ام ثحبلا اذ.. ةقيرط مادختسا لبق ديوجتلا ملع ديماتلا ميلعش ةجيتن ةفرع.

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang. pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor pribadi, dan faktor sosial terhadap keputusan pembelian produk Buavita pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

(2) PPID menyampaikan permohonan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pejabat Informasi dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja, sejak diterimanya

Analisis data dilakukan dengan melihat produktivitas karyawan dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan, yaitu pekerjaan perakitan kayu, pekerjaan pemasangan karet,

Dalam Penulisan Ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program Aplikasi Penjualan Built Up Motor Sport pada Hendras Corp dengan menggunakan program Microsoft Visual

5.06.04 Angkutan Multimoda & Logistics Services Provider 5.06.09 Jasa Pengepakan Ekspedisi dan Pengurusan Kepabeanan 5.06.10 Jasa Bongkar Muat

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu Fakultas yang mempunyai mahasiswi yang cukup banyak yaitu sebanyak 1.211 mahasiswi dari 1.386