ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Kajian Struktur, Konteks, Fungsi, dan Nilai-nilai dalam Nyanyian Rakyat Subang serta Pemanfaatan Hasilnya bagi Program
Ekstrakurikuler Di SMK Darul Ma’arif Pamanukan”. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh keberadaan nyanyian rakyat yang langka dan
memungkinkan akan punah. Padahal, nyanyian rakyat Subang itu sendiri mempunyai banyak manfaat dan nilai-nilai yang dapat dipelajari dan dipahami.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan struktur pembangun nyanyian rakyat di Subang; 2) mendeskripsikan konteks penuturan nyanyian rakyat pada masyarakat Subang; 3) mendeskripsikan fungsi nyanyian rakyat pada masyarakat Subang; 4) mendeskripsikan nilai-nilai yang terdapat dalam Nyayian Rakyat Subang; 5) mendeskripsikan upaya pelestarian nyanyian rakyat Subang dalam bentuk program ekstrakurikuler.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriftif. Metode tersebut dimaksudkan untuk memahami fenomena serta mendeskripsikan mengenai data yang dikumpulkan secara alamiah tentang nyanyian rakyat Subang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, serta studi dokumen. Intrumen yang digunakan adalah peneliti itu sendiri diantaranya 1) pedoman wawancara 2) catatan lapangan; 3) alat perekam. Sumber data yang digunakan yaitu teks dan konteks nyanyian rakyat Subang.
Hasil penelitian menujukan bahwa, struktur teks nyanyian rakyat Subang sebagian besar memiliki struktur yang tidak lengkap dalam setiap kalimatnya, yang merupakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk; formula bunyi terdiri dari pengulangan bunyi vokal dan aliterasi dengan irama antar baris yang monoton; gaya bahasanya menggunakan larik nyanyian bermakna denotasi dan konotasi dengan beberapa majas (metafora, repetisi, dan personifikasi).
ABSTRACT
The research is titled “A Study of the Structure, Context, Function, and Values of Subang Folk Songs and Their Uses through an Extracurricular Program in SMK1Darul Ma’arif Pamanukan.” It is prompted by the fact that folk songs are endangered and on the verge of extinction. Meanwhile, in fact, Subang folk songs provide various benefits and values to be learned and comprehended.
Thus, the research aims to 1) describe the structure building folk songs in Subang; 2) describe the narrative context of folk songs in Subang communities; 3) describe the function of folk songs in Subang communities; 4) describe the values contained in Subang folk songs; 5) describe the efforts of sustaining Subang folk songs in the form of extracurricular program.
The research adopted qualitative design with descriptive-analytical method. The method was intended to comprehend the phenomenon under research as well as describing the data collected naturally pertaining to Subang folk songs. The data were collected by means of observation, interview, and documentary analysis. The instrument used consisted of the researcher aided by 1) interview guidelines; 2) field notes; 3) recording equipment. Data sources were taken from the texts and contexts of Subang folk songs.
Research results reveal that structurally the texts of Subang folk songs are composed of incomplete/unfinished sentence, just one sentence and complex sentence; the sound formulas consist of repetition of vowels and alliteration with monotonous rhymes across lines; the style of the language adopts song lyrics with denotative and connotative meanings employing several tropes (metaphors, repetition, and personification).
Contextually, Subang folk songs can be sung by anyone, and the time and place for the narration of the folk songs are suited to the song types. Process creation folk songs at situation off the cuff and structure and also endowment its in vertical and horizontal. Subang folk songs serve the functions of entertainment, means of education, means of supplication, means of mutual advising, philosophical means, social means, and means of environmental concern as well as preservation of the community culture. The values contained in the songs are religious, educative, social, cultural, aesthetic, and moral values. Finally, one the efforts of sustaining the songs is by taking advantage of the folk songs for an extracurricular program in a vocational high school.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...i
LEMBAR PENGESAHAN………...ii
LEMBAR PERNYATAAN...iii
KATA PENGANTAR...iv
UCAPAN TERIMA KASIH………...v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...viii
ABSTRAK ………...ix
DAFTAR ISI………xi
DAFTAR SINGKATAN………...xv
DAFTAR GAMBAR………xvi
DAFTAR TABEL………...xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Penelitian...1
1.2Identifikasi Masalah……….……….6
1.3Rumusan Masalah Penelitian...6
1.4Tujuan Penelitian...7
1.5Manfaat Penelitian...7
1.6Stuktur Penelitian ...8
BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1Nyanyian Rakyat Subang sebagai Bagian dari Sastra Lisan...9
2.1.1 Jenis-jenis Nyanyian Rakyat ………...11
2.1.2 Fungsi Nyanyian Rakyat ...14
2.2Struktur Teks………...15
2.2.1 Formula Formulaik...16
2.2.2 Formula Sintaksis...17
2.2.3.1Asonansi dan Aliterasi……...20
2.2.3.2Rima………...20
2.2.3.3Irama...21
2.3Gaya Bahasa...22
2.3.1 Pilihan Kata (Diksi)...22
2.3.2 Paralelisme...23
2.3.3 Majas...23
2.4Konteks Penuturan...26
2.5Proses Penciptaan……….………...27
2.6Fungsi………...………...28
2.7Nilai dan Klasifikasi Nilai...30
2.7.1 Hakikat Nilai……….……….30
2.7.2 Klasifikasi Nilai-nilai……….……...32
2.8Upaya Pelestarian Nyanyian sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler di SMK ...37
2.8.1 Pengertian Ekstrakurikuler………37
2.8.2 Tujuan Ekstrakurikuler………..39
2.8.3 Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler………..40
2.9Penelitian yang Relevan……….42
2.10 Posisi Teoretis Peneliti....………..…...……44
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian...46
3.2Partisipan dan Tempat Penelitian...47
3.3Pengumpulan Data……….……..49
3.3.1 Observasi….………...51
3.3.2 Wawancara…….………....51
3.3.3 Studi Dokumen……….…….………54
3.3.4 Teknik Analisis Data……….……….………56
3.4Isu Etik………57
BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4.1Letak Geografis dan Deskripsi Nyanyian Rakyat Subang……….……59
4.1.1 Letak Geografis.. ………..59
4.1.2 Deskripsi Nyanyian Rakyat Subang………..60
4.1.3 Teks Nyanyian Rakyat Subang...………...60
4.2Analisis Teks Nyanyian Rakyat “Bedug jeung Layung (NBL)”………65
4.2.1 Aspek Sintaksis………...66
4.2.2 Aspek Bunyi ………..…...70
4.2.3 Gaya Bahasa …………...76
4.3Analisis Teks Nyanyian “Paré”...78
4.3.1 Aspek Sintaksis ...79
4.3.2 Aspek Bunyi ...84
4.3.3 Gaya Bahasa ...90
4.4Analisis Teks Nyanyian “Tangkal Buah”...92
4.4.1 Aspek Sintaksis ...92
4.4.2 Aspek Bunyi …………...96
4.4.3 Gaya Bahasa …………...102
4.5Hasil Analisis Teks Nyanyian “Sampurasun”...103
4.5.1 Aspek Sintaksis ...104
4.5.2 Aspek Bunyi ...110
4.5.3 Gaya Bahasa ...116
4.6Analisis Konteks Penuturan ...118
4.7Analisis Proses Penciptaan………...132
4.8Analisis Fungsi ...133
4.9Analisis Nilai-nilai………...……….141
4.10 Rangkuman Hasil Analisis………..151 4.10.1 Rangkuman Hasil Analisis Struktur……….151
4.10.2 Rangkuman Hasil Analisis Konteks Penuturan………160
4.10.3 Rangkuman Hasil Analisis Proses Penciptaan………..161
4.10.4 Rangkuman Hasil Analisis Fungsi………162
4.11 Pembahasan Hasil Analisis...164
4.11.1 Pembahasan Hasil Analisis Struktur……….………...164
4.11.2 Pembahasan Hasil Analisis Konteks...176
4.11.3 Pembahasan Hasil Analisis Proses Penciptaan………177
4.11.4 Pembahasan Hasil Analisis Fungsi...178
4.11.5 Pembahasan Hasil Analisis Nilai-nilai………181
BAB 5. PEMANFAATAN NYANYIAN RAKYAT UNTUK PROGRAM EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN…….….186
5.1Program Ekstrakurikuler Di Sekolah Menengah Kejuruan……….186
5.1.1 Latar Belakang………186
5.1.2 Landasan Hukum………188
5.1.3 Pelaksanaan Ekstrakurikuler………...188
5.1.4 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler………189
5.1.5 Rancangan Program Kerja Ekstrakurikuler di SMK………...190
5.2 Penutup………...200
BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 6.1Simpulan...201
6.1.1 Struktur Teks Nyanyian Rakyat Subang………...201
6.1.2 Konteks Penuturan…..……….………...202
6.1.3 Proses Penuturan………..203
6.1.4 Fungsi Nyanyian Rakyat Subang……….203
6.1.5 Nilai-Nilai Nyanyian Rakyat Subang...204
6.1.6 Pemanfaatannya untuk Program Ekstrakurikuler…….……….……204
6.2Implikasi dan Rekomendaasi………...205
DAFTAR PUSTAKA………..206
LAMPIRAN………210
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Secara umum, metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang
menjadi gambaran penelitian. Sekaitan dengan metodologi penelitian sastra,
Endraswara (2013, hlm. 8) mengemukakan bahwa metode penelitian sastra adalah
cara yang dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat
sastra sebagai subjek kajian. Berdasarkan hal itu, pembahasan pada bab 3
mencakup: desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, teknik
pengumpulan data, analisi data, isu etik, dan alur penelitian yang berkaitan dengan
penelitian.
3.1Desain Penelitian
Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Format desain penelitian kualitatif secara
teoretis berbeda dengan format penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menafsirkan fenomena yang terjadi dengan menggunakan latar
belakang ilmiah dalam bentuk kata-kata dan bahasa melalui berbagai metode
ilmiah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis
deskriptif. Hal itu sesuai dengan beberapa pendapat tentang penelitian kualitatif.
Moleong (2014, hlm. 5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan, secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sejalan dengan yang
dikemukakan Moleong, Sugiyono (2013, hlm. 15) berpendapat bahwa metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Dengan demikian, penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang memahami fenomena dalam berbagai hal
47
ilmian dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Selanjutnya, dalam penelitian ini akan
mendeskripsikan mengenai data yang dikumpulkan secara alamiah mengenai
nyanyian rakyat Subang.
3.2Partisipan dan Tempat Penelitian
Sasaran penelitian tak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi
secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah penelitian. Sedangkan
informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian
sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Partisipan
atau informan dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat kecamatan
Pamanukan dan kecamatan Purwadadi. Jumlah yang terlibat adalah 5 orang.
Mereka berstatus sebagai tokoh budaya, masyarakat biasa, tokoh agama, dan
beberapa guru. Partisipan ini dipilih atas dasar pertimbangan bahwa merekalah
memungkinkan mengetahui informasi lebih dalam tentang nyanyian rakyat yang
ada di masyarakat, serta dapat membantu mengungkap teks dan memahami isi
nyanyian tersebut. Selanjutnya, keterlibatan guru sebagai partisipan dimaksudkan
agar peneliti mengetahui informasi tentang keberadaan nyanyian rakyat dalam
dunia pendidikan, dan kebermanfaatan untuk dunia pendidikan.
Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa penelitian ini dilakukan di
desa Mulyasari kecamatan Pamanukan dan desa Pagon kecamatan Purwadadi,
Kabupaten Subang, Jawa Barat. Letak geografis kecamatan Pamanukan dalam
Kabupaten Subang yakni berada di wilayah utara, namun kecamatan Purwadadi
berada di barat daya. Alasan memilih tempat penelitian tersebut, karena kedua
wilayah memiliki kultur yang sama, salah satunya nyanyian rakyat yang terdapat
di daerah masing-masing. Walaupun, nyanyian-nyanyian ini terdapat di kedua
daerah tersebut, namun masyarakat sekitar sudah merasa asing dengan nyanyian
yang akan diteliti. Sehingga perlu adanya upaya pelestarian agar dapat eksis
kembali seperti zaman dahulu. Bahkan nyanyian-nyanyian itu pada tahun 60an
sempat dipentaskan mengisi hiburan kesenian. Berikut ini merupakan peta
Gambar 3.1
Peta Kab. Subang
Selain peta kab. Subang yang telah kita lihat di atas, berikut ini peta
Pamanukan dan Purwadadi.
Gambar 3.2
[image:9.595.121.485.457.608.2]49
Gambar 3.3
Peta Kecamatan Purwadadi
3.3Pengumpulan Data
Data peneltian ini berupa kata, kalimat, dan bait yang menunjukan rima,
irama serta ragam bunyi yang terdapat di dalam nyanyian rakyat Kabupaten
Subang. Nyanyian rakyat tersebut merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang
ada di Subang. Data terdiri atas sumber data lisan dan tulisan yang mengacu pada
unsur-unsur nilai. Data lisan diperoleh dari informan yang mendendangkan
nyanyian rakyat, sedangkan sumber data tulis berupa hasil transkripsi data lisan
informan yang dilakukan oleh peneliti. Sedangkan sumber data penelitian ini di
antaranya, Bedug jeung Layung, Paré, Tangkal Buah, dan Sampurasun. Akan
tetapi, sebelum menentukan jenis nyanyian rakyat yang akan diteliti, peneliti
mencari kebenaran fakta tentang nyanyian-nyanyian tersebut ke masyarakat yang
dianggap kompeten.
Metode yang biasa dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif adalah
observasi, wawancara, dan pemanfaatan dokumen. Kegiatan pengumpulan data ini
disebut juga dengan kegiatan lapangan. Selain mempunyai ciri kegiatan yang
khusus, penelitian kualitatif juga memiliki teknik analisis data yang berbeda
dengan penelitian lain.
Pengumpulan data sastra lisan dapat diawali dengan langkah perekaman.
Perekaman sejauh mungkin harus dilaksanakan dalam konteks sastra lisan asli.
langsung. (Endraswara, 2013, hlm. 152). Rekaman sastra lisan dapat
menggunakan foto, handphone, dan VCD. Hasil rekaman masih perlu ditambah
dengan pengumpulan data lain berupa wawancara dan pengamatan. Melakukan
cara mengobservasi atau mengamati ke lapangan untuk memperoleh informasi
dari informan. Untuk mengetahui nyanyian rakyat apa saja yang sampai saat ini
masih bertahan di Kabupaten Subang, serta untuk mendapatkan informasi yang
terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, dilakukan wawancara
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan sesuai dengan
kepentingan penelitian. Peneliti juga harus merekam apa yang diucapkan oleh
informan. Mencatat semua informasi yang telah didapatkan dari hasil
wawancara dan rekaman.
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah
peneliti sendiri atau anggota tim peneliti (Sugiyono, 2013, hlm. 400). Hal ini
sesuai dengan pendapat Moleong (2014, hlm. 168) bahwa kedudukan peneliti
dalam penelitian kualitatif merupakan perencana, pelaksana pengumpul data,
analisis data, dan pada akhirnya ian menjadi pelapor hasil peneliannya. Intrumen
penelitian yang dimaksudkan sebagai alat pengumpul data. Oleh karena itu,
peneliti sebagai kunci penelitian kualitatif yang tentunya ditunjang oleh alat-alat
pendukung penelitian kualitatif. Untuk pengumpulan data digunakan instrumen
atau alat berupa foto, handphone, VCD, serta alat tulis lainnya. Lebih jelasnya
berikut merupakan rincian alat dukung instrument utama, diantaranya 1)
pedoman wawancara (interview guide), yaitu pertanyaan yang mengkhususkan
pada hal yang akan diteliti, sehingga dapat di uraikan lebih dalam, dan menjadi
pegangan di lapangan untuk mengumpulkan data; 2) catatan lapangan (fieled
notes) yang berfungsi untuk mencatat sesuatu yang didengar, dilihat, dan dipikirkan dalam kaitannya dengan pengumpulan data di lapangan; 3) Alat
perekam (recorder) yang digunakan untuk alat bantu merekam hasil wawancara;
Seperti yang telah dikemukan di atas bahwasannya salah satu instrumen
penelitian yaitu pedoman wawancara. Peneliti membuat dua pedoman
wawancara berdasarkan tujuan yang berbeda. Pedoman wawancara yang
pertama untuk penyaji nyanyian rakyat Subang, dan penggiat Seni dan Sastra,
51
pedoman wawancara yang peneliti buat untuk dijadikan pegangan dalam
mendapatkan data tentang yang diteliti.
3.3.1 Observasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengobservasi ke
lapangan untuk memperoleh informasi dari informan. Untuk mengetahui nyanyian
rakyat apa saja yang sampai saat ini masih bertahan di Kabupaten Subang, serta
untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan kepentingan penelitian. Yang
dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-gejala sosial dalam
kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan mencatat segera dan memakai
alat bantu seperti alat pencatat, formulir, dan alat mekanik (Djojosuroto dan
Sumiyati, 2010, hlm. 46). Akan tetapi, sebelum kerja lapangan dilakukan
penelitian kepustakaan, mengumpulkan informasi mengenai objek yang akan
diteliti, membaca penelitian yang sudah ada, memahami tentang yang akan diteliti
serta nilai dalam masyarakat.
3.3.2 Wawancara
Wawancara mendalam merupakan suatu cara untuk memperoleh
keterangan secara lisan, yakni berinteraksi dengan seorang informan sesuai
dengan permasalahan penelitian, kemudian dilakukan pencatatan secara
sistematik. Wawancara terbagi menjadi dua, yakni wawancara terarah dan
wawancara tidak terarah. Wawancara yang terarah dilakukan dengan
mempersiapkan fokus pertanyaan. Cara semacam ini mempermudah peneliti
meskipun kadang-kadang menjadi sebuah belenggu (Endraswasra, 2013, hlm.
153). Sedangkan wawancara tidak terarah, biasanya lebih natural dan dapat
dilakukan di mana saja.
Wawancara mendalam dalam penelitian ini dilakukan dalam rangka
menggali, memahami, dan mengkaji nyanyian rakyat Subang. Peneliti mempunyai
beberapa alasan pokok yang melatarbelakangi untuk melakukan wawancara
mendalam pada saat mengumpulkan data. Pertama, wawancara mendalam
memungkinkan peneliti untuk menggali fenomena keberadaan nyanyian rakyat,
mendalam peneliti dapat menanyakan kepada informan hal-hal yang bersifat lintas
waktu yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan harapan masa
mendatang. Ketiga, melihat keberadaan nyanyian dalam dunia pendidikan.
Sekaitan dengan hal itu, peneliti membuat instrumen wawancara mendalam
mengunakan pedoman wawancara (interview guide). Menurut Patilima (2007,
hlm. 70) format transkrip wawancara dianjurkan mengikuti kaidah yang ada di
Nvivo, yaitu, tanggal wawancara, nama informan, pertanyaan, dan jawaban
informan.
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara untuk Penggiat Seni, Sastra, Budayawan
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk penyaji nyanyian rakyat Subang
Untuk penggiat Seni dan Sastra, serta Budayawan
Identitas informan
1) Nama lengkap : _____________________________________
2) Umur : _____________________________________
3) Jenis kelamin : _____________________________________
4) Pendidikan terakhir : _____________________________________
5) Pekerjaan : _____________________________________
Pertanyaan :
1) Apakah Bapak/Ibu/Saudara mempunyai pengalaman menyanyikan
nyanyian rakyat Subang? Jelaskan!
2) Usia berapa saja yang dianggap bisa menjadi penutur dalam nyanyian
rakyat Subang?
3) Kapankah nyanyian rakyat tersebut dilantunkan?
4) Bagaimana latar/tempat yang digunakan oleh penutur dalam melantunkan
53
5) Apakah yang melatarbelakangi nyanyian rakyat Subang tercipta dan
berkembang di masyarakat?
6) Adakah seseorang yang menciptakan nyanyian rakyat tersebut? Jelaskan!
7) Apakah nyanyian rakyat itu memiliki fungsi bagi perkembangan
anak-anak?
8) Jika ada, fungsi apa saja yang terdapat dalam nyanyian rakyat tersebut?
9) Adakah nilai-nilai yang terkandung di dalam nyanyian rakyat tersbut?
10)Jika ada, nilai-nilai apa yang terkandung dalam nyanyian rakyat itu?
Jelasakan!
11)Menurut Bapak/Ibu/Saudara, bagaimanakah keberadaan nyanyian rakyat
Subang sekarang ini?
12)Menurut Bapak/Ibu/Saudara, apakah perlu adanya upaya pelestarian guna
tetap bertahannya nyanyian rakyat Subang?
13)Siapa yang paling bertanggung jawab dalam melestarikan nyanyian
tersebut?
14)Apa saja bentuk atau model pelestarian yang dilakukan pemerintah untuk
mempertahankan nyanyian rakyat Subang?
15)Seberapa besar peran pemerintah dalam melestarikan nyanyian ini? Serta
bagaimana hasil upayanya?
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara untuk Pendidik
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk pendidik
Data Informan
1) Nama lengkap : _____________________________________
2) Umur : _____________________________________
3) Jenis kelamin : _____________________________________
4) Pendidikan terakhir : _____________________________________
Pertanyaan
1) Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang nyanyian rakyat Subang pada
masyarakat pantura?
2) Dapatkah nyanyian rakyat ini dimasukan dalam progam pendidikan di
sekolah?
3) Apakah nyanyian rakyat mendapat tempat dalam kurikulum sekarang ini?
4) Menurut Bapak/Ibu, bagaimana keberadaan nyanyian rakyat pada saat ini?
5) Menurut Bapak/Ibu, perlukah upaya pelestarian untuk keberlangsungan
nyanyian rakyat Subang?
6) Menurut Bapak/Ibu, apakah program ekstrakuler dapat dijadikan alternatif
agar nyanyian rakyat ini bisa tetap bertahan?
7) Apa alasannya Bapak/Ibu menyetujui/tidak menyetujui bahwa program
ektrakulikuler sebagai alternatif upaya pelestarian nyanyian rakyat
Subang?
3.3.3 Studi Dokumen
Menurut Moleong (2014, hlm. 216) dokumen ialah setiap bahan tertulis
ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
penyidik. Sedangkan menurut Sugiyono (2013, hlm. 329) dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu yang dapat berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Pembahasan dokumen di sini diarahkan
pada dokumen dala arti peneliti menemukan record, tentu saja perlu
dimanfaatkan. Dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untukk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.
Dokumen dapat dikategorikan sebagai dokumen pribadi, dokumen resmi,
dan dokumen budaya popular. Dokumen yang ditulis sendiri oleh peneliti dapat
berupa autobiografi, surat pribadi, buku harian, memo, catatan rapat, surat kabar,
dokumen kebijakan, proposal, kode etik, pernyataan filosofi, buku tahunan,
55
catatan kasus siswa, dan folder yang dimasukan ke dalam data (Emzir, 2011, hlm.
75-76).
Pada penelitian ini, dokumen yang dimaksud, diantaranya adalah video
rekaman nyanyian dari narasumber, foto sebagai bukti adanya kegiatan
wawancara, serta catatan kecil dari hasil wawancara dengan informan,
karya-karya ilmiah berkenaan dengan analisis sastra dengan pendekatan struktural,
analisis konteks, fungsi, dan analisis nilai-nilai yang terkandung dalam karya
sastra, serta karya dokumen mengenai pembuatan program kegiatan
ekstrakurikuler.
Tabel 3.3. Pedoman Analisis Data
No. Aspek Indikator Tujuan Teori
1. Analisis Struktur teks nyanyian rakyat Subang Struktur linguistik nyanyian rakyat Subang yang meliputi formula sintaksis, bunyi, dan gaya bahasa.
Untuk mengetahui unsur pembangun masing-masing nyanyian rakyat Subang Luxembrug (1992) Alwi (2003) Keraf (1998)
2. Konteks
nyanyian rakyat Subang Konteks situasi Konteks budaya Untuk mengetahui unsur-unsur selain teks nyanyian rakyat Subang, akan tetapi masih berkenaan dengan teks nyanyian rakyat Subang.
Badrun (2003)
3. Proses
penciptaan
Penciptaan dan pewarisan
Untuk mengetahui proses penciptaan nyanyian rakyat
Badrun (2003)
3. Analisis fungsi nyanyian rakyat. Fungsi nyanyian rakyat Subang berdasarkan analisis struktur teks, dan konteks.
4. Analisis nilai-nilai yang terkandung dalam nyanyian rakyat Subang
Hal-hal di dalam kaya sastra yang dijadikan rujukan untuk menentukan pilihan dalam bertindak. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam nyanyian rakyat Subang.
Mulyana (2011)
3.3.4 Teknik Analisis Data
Semua teknis analisis data kualitatif berkaitan erat dengan metode
pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara ataupun focus group
discussion. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan teknik analisis deskripsi dan analisis isi. Teknik analisis deskriptif digunakan
untuk mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh di lapangan. Selanjutnya,
data tersebut dianalisis dan ditafsirkan, sehingga pembaca dapat memahaminya.
Sedangkan, teknik analisis isi digunakan untuk menentukan makna isi cerita yang
terdapat dalam objek penelitian. Sesuai dengan pendapat Guba dan Lincoln
(Moleong, 2014, hlm. 220) bahwa analisis isi yaitu teknik apapun yang digunakan
untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, yang
dilakukan secara objektif dan sistematis. Adapun langkah-langkah analisis dan
interpretasi data, sebagai berikut.
1) Nyanyian rakyat ditrasnkrip dengan cara menyimaak yang tuturkan pada
rekaman video, secara berulang-ulang.
2) Teks nyanyian rakyat yang sudah ditrasnkip dan diterjemahkan dari video
selanjutnya dikonfirmasikan kepada penutur nyanyian.
3) Menentukan aspek-aspek struktur.
4) Mendeskripsikan struktur, konteks, dan fungsi.
5) Mengelompokan data berdasarkan kategori struktur, konteks, fungsi,
6) Menganalisis nilai-nilai yang terdapat dalam nyanyian rakyat.
7) Menginterprestasi data sesuai teori.
8) Membuat media pemanfaatan.
57
3.4Isu Etik
Nyanyian rakyat Subang merupakan objek yang akan diteliti. Kepedulian
peneliti terhadap keberadaan nyanyanyian rakyat di daerah yang menjadi salah
satu faktor penelelitian ini perlu dilakukan. Ada empat nyanyian rakyat yang
dapat dimunculkan kepermukaan. Diantaranya, Bedug jeung Layung, Paré,
Tangkal Buah, dan Sampurasun. Teks nyanyian ini secara tertulis sudah tidak ada lagi. Keberadaannya hanya melalui dari mulut ke mulut. Selain itu, para penutur
umumnya dari kalangan orang tua.
Nyanyian-nyanyian rakyat tersebut ada, namun sangat jarang terdengar
dituturkan. Perkembangan zaman membuat nyanyian yang hidup di
masyarakatnya menjadi kurang diminati lagi. Kecenderungan yang demikian
membuat peneliti akan mampu mengungkap hal-hal yang berkaitan dengan objek
yang akan diteliti.
Respon dan dukungan dari tokoh masyarakat, seni, dan budaya sangat
positif ketika peneliti mencari tahu keberlangsungan nyanyian rakyat Subang ini.
Harapan besar untuk tetap lestarinya sastra lisan ini tersurat dari masyarakat yang
pernah merasakan kentalnya hidup dengan keadaerahan. Hal tersebut berdampak
terhadap diberikannya kemudahan dalam proses pengambilan data. Izin untuk
melakukan penelitian pun tidak mengalami hambatan yang berarti. Tidak ada
syarat apapun yang harus dipenuhi jika peneliti melakukan penelitian.
Teks nyanyian-nyanyian yang akan dianalis diperoleh dari masyarakat
yang pernah mendengar dan menuturkannya. Tentunya masyarakat yang dianggap
kredibel dari proses beberapa perimbangan, sehingga dapat mempengaruhi
kualitas hasil penelitian. Masyarakat beranggapan bahwa nyanyian rakyat
mempunyai pelajaran yang sangat berharga, sehingga dapat dijadikan alat untuk
membantu dalam mewujudkan masyarakat yang berpendidikan, dan berakhlak.
Dengan demikian, penelitian akan sangat bermanfaat, sehingga data yang
diperoleh merupakan data yang harus dikaji lebih dalam, serta bermanfaat bagi
dunia pendidikan, dan mampu menjawab pertanyaan dan tidak memberikan
3.5Alur Penelitian
Nyanyian rakyat Subang
Analisis
Data
Struktur Teks Konteks Proses Penciptaan
Fungsi dan Nilai-nilai
Upaya Pemanfaatan
201
BAB 6
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Pada bab 6 ini akan diuraikan mengenai simpulan dari hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumny serta saran untuk penelitian selanjutnya. Adapun
pembagiannya sebagai berikut, 1) simpulan; 2) implikasi dan rekomendasi.
6.1Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
diambil beberapa simpulan sebagai berikut.
6.1.1 Struktur Teks Nyanyian Rakyat Subang
Nyanyuian yang diteliti umumnya memiliki struktur kalimat yang tidak
lengkap. Sebagian besar berbentuk frasa dan klausa. Terdapat pula struktur yang
berpola kalimat inversi. Hal ini dikarenakan oleh struktur bahasa yang digunakan
dalam sastra lisan berbeda dengan bahasa tulisan. Selanjutnya, nyanyian-nyanyian
tersebut memiliki peran dan kategori dalam sintaksis yang beraneka ragam. Selain
itu, pergantian larik ke larik ataupun bait ke bait lebih menekankan kohesi antar
larik, serta permainan bunyi daripada struktur sintaksinya. Penekanan hubungan
antar larik atau bait tersebut agar memudahkan pendengar memahami pesan yang
terdapat dalam nyanyian rakyat yang telah diteliti, sehingga struktur sintaksis
tidak diperhatian.
Jumlah larik satu bait nyanyian-nyanyian rakyat yang diteliti bervariasi.
Pun dengan jumlah bait dalam nyanyian. Dua diantaranya tiap bait berjumlah
empat larik. Nyanyian yang dimaksud yakni, Tangkal Buah dan Paré, sedangkan
dua nyanyian lagi, yakni Bedug jeung Layung dan Sampurasun memiliki jumlah
yang tidak sama. Di samping itu, dalam jumlah bait umumnya menggunakan
untaian yang sama. Dengan demikian, formula sintaksis nyanyian rakyat tersebut
merupakan gabungan dari beberapa bait yang membentuk ide pikiran yang
Pengulangan bunyi, terdiri dari pengulangan bunyi vokal (asonansi) dan
pengulangan bunyi konsonan (aliterasi) yang mempengaruhi keindahan nyanyian.
Sebagian besar larik yang terdapat dalam nyanyian rakyat mempunyai
pengulangan vokal, sedangkan untuk pengulangan konsonan hanya beberapa larik
saja. Asonansi yang sering muncul adalah vokal /a/, sedangkan aliterasi cukup
berimbang.
Nyanyian rakyat Subang memiliki rima terdapat bentuk intern pola bunyi,
repetisi bunyi, dan persamaan bunyi. Hal itu dapat menciptakan tatanan bunyi
yang artistik, sehingga pada saat dinyanyikan terasa indah, dan dapat pula sebagai
pengikat ide-ide dalam suatu bait. Walaupun demikian, irama yang terdapat dalam
nyanyian tersebut bersifat monoton. Irama dengan nada-nada pendek
mendominasi nyanyian. Karena itulah nyanyian mempunyai tempo yang
cenderung cepat.
Pemilihan kata dalam larik nyanyian bermakna denotasi dan konotasi,
yang memiliki keterkaitan maksud antar larik. Kata-kata yang muncul dalam
nyanyian selaras dengan kehidupan masyarakat sekitar. Selain itu, larik-larik
nyanyian mengandung majas. Majas yang terkadung dalam nyanyian rakyat
yakni, majas metafora, majas repetisi, dan majas personifikasi.
6.1.2 Konteks Penuturan
Konteks penuturan nyanyian rakyat Subang mempengaruhi pemahaman
terhadap maksud nyanyian. Baik konteks situasi, maupun konteks budaya
keterkaitan dengan isi nyanyian tersebut. Berdasarkan konteks situasi, bahwa
nyanyian rakyat Subang dapat dinyanyikan oleh siapapun, tidak memandang batas
usia dan jenis kelamin. Selain itu, tidak ada kekhususan status sosial dan strata
pendidikan. Waktu dan tempat dituturkan nyanyian rakyat tersebut, sesuai dengan
jenis nyanyiannya. Maksudnya, setiap nyanyian mempunyai durasi waktu dan
mempunyai tempat tuturan masing-masing.
Nyanyian ini dapat dinyanyikan tanpa alat musik tradisional ataupun
modern. Alat musik hanya dijadikan iringan yang tidak harus disertakan, atau
tidak ada keharusan untuk menuturknnya dengan musik. Musik hanya salah satu
203
materil dalam menuturkannya, apabila mau menuturkannya cukup dari mulut ke
telinga saja.
Untuk nyanyaian-nyanyian ini bahasa yang digunakan adalah bahasa
Sunda. Bahasa Sundanya pun menggunakan bahasa Sunda Loma.
Nyanyian-nyanyian rakyat Subang mempunyai tujuan yang sama, yakni untuk menghibur
dan memperkenalkan budaya. Tujuan lain yang terkandung dalam nyanyian
rakyat Subang yaitu, untuk menujukan kecirikhasan daerah yang bersangkutan.
6.1.3 Proses Penciptaan
Proses penciptaan nyanyian rakyat terjadi dari mulut kemulut antara
penutur dengan audience. Proses penciptaan nyanyian terjadi dua kemungkinan,
yakni, dilakukan secara spontan dan secara terstruktur. Penciptaan spontan,
artinya proses penciptaan secara mendadak menuturkan teks yang diingat.
Sedangkan, secara terstruktur artinya, proses penciprtaan dengan cara
direncanakan dan ada waktu persiapan sebelum menuturkan. Teks yang akan
dituturkan ditulis dahulu.
Pewarisan nyanyian bersifat vertikal dan horizontal. Penyebaran yang
dilakukan oleh orang tua kepada anak-anak, guru kepada murid, atau dari kakek
ke cucu. Peranan orang tua, guru, dan kakek menjadi kunci utama dalam
pewarisan nyanyian. Selain itu, dapat pula secara horizontal, yakni dilakukan oleh
teman sebaya. Cara pemindahannya dari mulut ke mulut dengan bahasa
kedaerahan Proses penciptaan nyanyian ini dapat dituturkan oleh siapapun tidak
melihat golongan, status sosial, ataupun strata pendidikan. Siapapun dapat
menuturkannya.
6.1.4 Fungsi Nyanyian Rakyat Subang
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa pada kenyataannya
nyanyian-nyanyian tersebut memiliki beberapa fungsi. Fungsi yang dimaksud
yakni sebagai fungsi hiburan, sebagai alat pendidikan, sebagai alat permohonan,
sebagai alat menasihati, sebagai alat filosofis, fungsi sosial, sebagai alat untuk
mencintai alam sekitar, dan sebagai alat pelestarian kebudayaan masyarakat
6.1.5 Nilai-Nilai Nyanyian Rakyat Subang
Nyanyian rakyat sarat dengan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kehidupan
bermasyarakat. Berdasarkan hasil analisis nilai-nilai dalam nyanyian rakyat
ditemukan beberapa nilai-nilai. Nilai-nilai yang terkandung dalam nyanyian
Subang diantaranya, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai budaya, nilai
estetika, dan nilai moral. Nilai agama terdapat dalam nyanyian Bedug jeung
Layung dan Sampurasun. Sedangkan, nilai-nilai yang lainnya (pendidikan, sosial, budaya, estetika, dan moral) terdapat dalam semua nyanyian. Nilai-nilai yang
terkandung dalam nyanyian rakyat Subang mencerminkan nilai-nilai leluhur yang
ingin terus dipahami dan diimplementasikan oleh masyarakat pemilik dan
penikmat nyanyian tersebut, khususnya masyarakat Pamanukan dan Purwadadi.
6.1.6 Pemanfaatanya untuk Program Ekstrakurikuler
Hasil analisis nyanyian-nyanyian Subang dapat digunakan dan
dimanfaatkan untuk program ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Kejuruan. Hal
ini atas dasar ektrakulikuler tidak terlepas dari pendidikan di sekolah.
Keterbatasan jam pelajaran tentang Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah,
membuat program ekstrakurikuler dijadikan alternatif untuk membantu
tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu, sebagai bentuk nyata mempertahankan
keberdaan sastra lisan di daerah. Oleh karena itu, nyanyian tersebut dimanaafkan
secara konkret dalam dunia pendidikan dalam menyusun Rencana Program Kerja
Ekstrakurikuler kesenian dan Sanggar Bahasa. Selain itu, hasil analisis
nyanyian-nyanyian tersebut dapat dimanfaatkan untuk ice breaking kegiatan belajar
mengajar.
6.2Implikasi dan Rekomendasi
Adanya penelitian ilmiah tentang sastra lisan merupakan suatu cara yang
tepat untuk mempertahankan dan melestarikan budaya Nusantara. Oleh karena itu,
ada beberapa hal yang peneliti harapkan untuk keberlangsungan penelitian yang
lebih variatif, sekaligus sebuah rekomendasi untuk berbagai kalangan. Melihat
205
apresiasi kepada para peneliti sastra lisan tersebut. Selanjutnya, kepada para
peneliti agar dapat mengembangkan lagi penelitian yang sudah ada menjadi
penelitian yang lebih baru dengan cara meneliti sesuatu yang belum diteliti dari
hasil penelitian. Selain itu, dapat pula meneliti jenis sastra lisan yang baru
ditemukan sehingga dapat menambah khazanah budaya Nusantara.
Penelitian ini diharapkan berimplikasi kepada masyarakat sekitar dan para
pelajar dalam meningkatkan animo untuk mempelajari nilai-nilai yang terkandung
dalam kebudayaan nusantara dan melestarikan nyanyian daerahnya yang memuat
banyak pelajaran serta amanat-amanat nenek moyang di dalamnya, sehingga tidak
hilang ditelan zaman. Khusus kepada peserta didik yang notabene manusia
berpendidikan harus mempunyai keinginan untuk mengenal, mempelajari, dan
memahami kebudayaan setempat, sehingga dapat menjadi generasi intelektual
yang dapat menerima, mempertahankan, dan melestarikan warisan budaya.
Penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi dalam pendidikan formal.
Disarankan kepada para pendidik untuk menggunakan kebudayaan lokal sebagai
sela pemebelajaran, khususnya guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
ataupun Daerah, untuk memanfaatkan hasil analisis nyanyian rakyat. Penerapan
dalam pembelajaranya disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik.
Penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi kepada pemerintah terutama
Dinas Pendidikan dan Kebudayan ataupun Dinas Budaya dan Pariwisata untuk
lebih memperhatikan kebudayaan setempat yang penuh dengan nilai-nilai
kehidupan. Semoga dapat membuat kebijakan-kebijakan konkret bukan lagi
sebuah wacana guna lestarinya nyanyian rakyat di masa yang akan datang.
Selain itu, tidak lupa dukungan moril maupun materil untuk keberlangsungan
penelitian atau upaya pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat peduli sastra