KEGIATAN BERMAIN MUSIK BAGI ANAK AUTIS DI TAMAN MUSIK
DIAN INDONESIA CILANDAK BARAT JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Seni Musik
Oleh
Nurwinda Anggraeni
0901452
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KEGIATAN BERMAIN MUSIK BAGI ANAK AUTIS DI
TAMAN MUSIK DIAN INDONESIA CILANDAK BARAT
JAKARTA SELATAN
Oleh
Nurwinda Anggraeni
0901452
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Musik
© Nurwinda Anggraeni 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
NURWINDA ANGGRAENI
KEGIATAN BERMAIN MUSIK BAGI ANAK AUTIS DI TAMAN MUSIK
DIAN INDONESIA CILANDAK BARAT JAKARTA SELATAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Rita Milyartini, M.Si.
NIP. 196406231988032001
Pembimbing II
Sandie Gunara, M. Pd.
NIP. 198105042005021001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik
Dr. Phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “KEGIATAN
BERMAIN MUSIK BAGI ANAK AUTIS DI TAMAN MUSIK DIAN
INDONESIA CILANDAK BARAT JAKARTA SELATAN” ini seluruh isinya
adalah benar- benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara- cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung
resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap karya saya.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
Nurwinda Anggraeni
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ...
1. Etiologi (Penyebab) Autism ... 2. Karakteristik Anak yang Memiliki Gejala Autism ... 3. Penanganan bagi Anak yang Memiliki Gejala Autism ... B. Kegiatan Bermain ... C. Konsep Dasar Musik ... 1. Unsur- Unsur Pokok Musik ... 2. Unsur- Unsur Ekspresi Musik ... D. Kegiatan Bermain Musik ... 1. Kegiatan Bernyanyi ... 2. Kegiatan Pengenalan Ritme ... 3. Bergerak atau Menari ... E. Manfaat Musik bagi Anak Autis ...
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Hasil Penelitian Mengenai Musik bagi Anak Autis ...
BAB III METODE PENELITIAN ... A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... B. Desain Penelitian ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Hasil Penelitian ...
1. Observasi 1 (12 September 2013) ... 2. Observasi 2 (19 September 2013) ... 3. Observasi 3 (26 September 2013) ... 4. Observasi 4 (3 Oktober 2013) ... 5. Observasi 5 (10 Oktober 2013) ... 6. Observasi 6 (17 Oktober 2013) ... 7. Observasi 7 (24 Oktober 2013) ... B. Pembahasan Penelitian ... 1. Proses Pengenalan Ritme melalui Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi... 2. Proses Kegiatan Bernyanyi melalui Kegiatan Bermain ... 3. Respon Anak Autis saat Kegiatan Bermain Musik ...
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
Tabel 4. 1
Tabel 4. 2
Tabel 4. 3
Tabel 4. 4
Tabel 4. 5
Rincian Data Observasi ...
Rincian Data Wawancara ...
Data Murid Kelas Pengenalan Musik Khusus Anak Autis ...
Respon Clara saat Kegiatan Bermain Musik ...
Respon Istianti (Ifa) saat Kegiatan Bermain Musik ...
Respon Rasya saat Kegiatan Bermain Musik ...
Respon Faisal saat Kegiatan Bermain Musik ... 58
60
67
230
231
231
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2. 1
Bagan 3. 1
Bagan 3. 2
Bagan 4. 1
Bagan 4. 2
Keterkaitan Tiga Gangguan pada Anak Autis
Model Desain Penelitian
Analisis Data Interaktive Model dari Miler dan Huberman
Proses Kegiatan Bermain Musik di Taman Musik Dian Indonesia
Tahapan Kegiatan Pengenalan Ritme
14
52
64
206
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Cara Memegang dan Memainkan Kerincing ...
Clara Memainkan Kerincing didampingi oleh Dua Orang ...
Pengajar Cara Pengajar Mengalihkan Perhatian Anak ...
Clara Menaruh Tamborin pada Kotak Penyimpanan Tamborin ...
Pengajar Membiasakan Clara untuk Membantu Merapihkan Kelas ...
Kak Rizma Mengajak Ifa untuk Berkenalan ...
Ifa pada saat Berusaha Menyanyikan Lagu “Twinkle
Twinkle Little Star” ...
Kak Netthy Memberikan Contoh Mengucapkan Kata- Kata
yang Terdapat pada Lirik Lagu “Twinkle Twinkle Little Star” dan Ifa Memperhatikan Gerakan Mulut Kak Netthy ..
Ifa Memainkan Tamborin Berkreasi Sendiri dan Bernyanyi
Lagu “Twinkle Twinkle Little Star” ......
Kak Netthy Membantu Ifa untuk Mengambil Kastanyet dan Marakas dari kotak Penyimpanan ...
Kak Netthy Memberikan Contoh Cara Memainkan Kastanyet dan Marakas ...
Rasya Menolak untuk Melihat dan Memperhatikan Para Pengajar ...
Kak Rizma Berusaha Membuat Rasya Tenang dan Melarang Rasya untuk Tidak Berteriak atau Mengeluarkan Suara yang Tidak Jelas ...
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4. 15
Clara Bermain Jimbe didampingi Kak Netthy ...
Clara merapihkan Bangku dan Meletakannya pada Tempat Semula ...
Clara Memainkan Kastanyet dengan Cara
Menggoyangkannya ...
Clara Bermain Tamborin Tanpa Bantuan dan Kak Netthy Membimbing Clara ...
Clara Mewarnai Gambar Cup Cake ...
Ifa Benyanyi sambil Menceritakan Makna Lirik Lagu Melalui Bahasa Tubuhnya ...
Peneliti Berusaha Membantu Kak Netthy untuk Mengarahkan dan Membimbing Ifa Memukul Tamborin ....
Kak Netthy dan Ifa Bernyanyi Bersama sambil Menari ...
Kak Netthy Mengajak dan Mengajarkan Ifa untuk Bernyanyi ...
Kak Netthy Menangani Rasya dengan Cara Mengarahkan Rasya untuk Duduk Menghadap Tembok ...
Rasya Mengelilingi Ruang Kelas diiringi Lagu “Hijrah ke
London” ...
Clara Menduduki Tamborin ...
Kak Netthy Menepuk Tangan Clara Memberikan Isyarat bahwa Giliran Clara untuk Memainkan Tamborin ...
Ifa Bersama Kak Rizma Bermain Jimbe sambil Bernyanyi..
Ifa dan Para Pengajar Bernyanyi sambil Bermain Marakas..
Posisi Bermain Jimbe Ukuran Kecil ...
Rasya Berontak Menolak untuk Bermain Musik ...
xii
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4. 32
Pengajar dan Ifa Bermain Kerincing Bersama ...
Ifa Bersama Pengajar Menari Bersama ...
Ifa dan Para Pengajar Bergerak (Menari) Bersama ...
Kak Netthy Membantu Clara Memainkan Kerincing di Kaki ...
Pengajar Membimbing Ifa untuk Menyanyikan Lirik
“Lalala..Lalalala..” ...
Pengajar Memperlihatkan Jari Tangan, Menunjukan Angka
Satu Dua dan Tiga ketika Bernyanyi Lagu Berjudul “Satu Dua Tiga” ...
Pengajar Memberikan Reward Berupa Stiker kepada Ifa ....
Pengajar Membimbing Ifa untuk Berpamitan ...
Faisal Memainkan Tamborin tanpa dibantu Pengajar ...
Cara Pengajar Melatih Anak untuk Berkomunikasi Dua Arah dan Melatih Anak Melakukan Kontak Mata ...
Pengajar Mengarahkan Anak untuk Mengambil Alat Musik yang akan dipergunakan dalan Kegiatan ...
Pengajar Mengajarkan Anak Bermain Marakas dan Kastanyet secara Bergantian ...
Pengajar Membimbing dan Membantu Anak memainkan Kerincing Kaki dan Kerincing Tangan ...
Pengajar Membimbing Anak pada saat Giliran Anak Memainkan Alat Musik ...
Pengajar Memberikan Reward Berupa Barang atau Aktivitas yang disukai Anak ...
Anak Memainkan Alat Musik sambil Memperhatikan Pengajar yang sedang Bernyanyi ...
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4. 48
Gambar 4. 49
Gambar 4. 50
Anak Menari Berekspresi dan Menceritakan Lirik Lagu yang Pengajar Nyanyikan ...
Pengajar Bernyanyi sambil Mengajak Anak Menari Bersama ...
Pengajar Membimbing Anak untuk Ikut Menyanyikan Lirik Lagu ...
222
113
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PARTITUR
Twingkle Little Star” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu
“Angklung” ...
Memainkan Pola Ritme Bergantian antara Tangan Kanan dan Kiri diiringi Lagu “I Love You (Barney Theme
Song)” ...
Memainkan Pola Ritme Bergantian antara Tangan
Kanan dan Kiri diiringi Lagu “Cicak di Dinding” ...
Mengenal Pola Ritme diiringi Lagu “I Love You
(Barney Theme Song)”...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Twingkle
Twingkle Little Star” ...
Memainkan Pola Ritme Menggunakan Marakas dan Kastanyet yang dimainkan Bergantian diiringi Lagu
“Angklung” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Cicak di
Dinding” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Bim
Bom” ...
Memainkan Pola Ritme Menggunakan Marakas dan Kastanyet yang dimainkan Bergantian diiringi Lagu
“Naik Delman”...
Memainkan Pola Ritme , Bergantian Tangan
Kiri1 Ketuk dan Kanan 1 Ketuk diiringi Lagu “Awan” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Bim
Bom” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Awan” ....
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Partitur 4. 14
Lagu Berjudul “Potong Bebek Angsa” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Naik
Delman” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Twingkle
Twinkle Little Star”...
Bersaut- Sautan Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “I Love You (Barney Theme Song)”...
Bersaut- Sautan Memainkan Pola Ritme diiringi
Lagu “Angklung” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Pelangi” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu
“Angklung” ...
Lagu Berjudul “Balonku” ...
Memainkan Pola Ritme dan Tanda Istirahat diiringi ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Twinkle Twinkle Little Star” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Cicak di
Dinding” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Cicak di
Dinding” ...
Materi Hearring ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Cicak di
xvi
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Partitur 4. 31
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Balonku” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “I Love You
(Barney Theme Song)”...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Cicak di Dinding...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “I Love
You (Barney Theme Song)”...
Menggunakan Marakas dan Kastanyet yang dimainkan Bergantian dengan Pola Ritme diiringi Lagu
“Angklung”
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Twinkle
Twinkle Little Star”...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Balonku” ...
Memainkan Pola Ritme pada Kaki dan Bersaut- Sautan dengan Tangan Memainkan Pola Ritme
diiringi Lagu “Potong Bebek Angsa”...
Lagu Berjudul “Dansa” ...
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Balonku”
Memainkan Pola Ritme pada Kaki dan Memainkan
Pola Ritme pada Tangan dengan, Bersaut-
Sautan (Bergantian) diiringi Lagu “I Love You” (Barney Theme Song)”
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu”I Love You
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Partitur 4. 46
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Potong
Bebek Angsa”
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Balonku”
Lagu Berjudul “Aku Anak Gembala”
Memainkan Pola Ritme diringi Lagu “I Love
You (Barney Theme Song)”
Memainkan Pola Ritme diiringi Lagu “Balonku”
Pola Ritme yang dimainkan pada Lagu “Satu Dua Tiga”
Materi Hearring Ritme
Interval Nada pada Lagu “Balonku”
Interval Nada pada Lagu “Bintang Kecil”
Interval Nada pada Lagu “Pelangi”
Interval Nada pada Lagu “Satu dua Tiga”
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Data Subjek Penelitian
Pedoman Wawancara
Partitur Lagu- Lagu
Dokumentasi Visual
Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi
Surat Permohonan Izin Penelitian
243
244
246
253
257
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak semua anak dilahirkan dengan sempurna, ada beberapa anak yang
memiliki keterbatasan baik secara fisik, mental maupun keterbatasan dalam
kemampuan interaksi sosial atau emosi, misalnya saja anak yang memiliki gejala
autism, yang biasa disebut autis. Secara fisik anak autis tidak memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak normal, tetapi saat kita ajak berinteraksi
akan terlihat karakteristik yang berbeda. Menurut The Association for Autistic
Children in WA (1991) (Yuwono, 2009):
Autism dipahami sebagai gangguan perkembangan neurobiologis yang berat
sehingga gangguan tersebut mempengaruhi bagaimana anak belajar, berkomunikasi, keberadaan dalam lingkungan dan hubungan dengan orang lain (hubungan sosial).
Pernyataan di atas mengidentifikasikan bahwa, anak autis biasanya lebih suka
menyendiri, memiliki gangguan interaksi sosial, gangguan komunikasi, gangguan
dalam pola bermain, gangguan sensorik dan motorik, sulit mengendalikan emosi,
sulit berkonsentrasi dan perkembangannya lambat atau tidak normal.
Berdasarkan studi pendahuluan, pada saat mengikuti salah satu seminar
mengenai anak autis dalam acara ART FOR AUTISM (5 April 2013) dalam rangka
memperingati hari autism sedunia yang melibatkan orang tua penyandang autism,
ditemukan fakta bahwa kebanyakan orang tua penyandang autism ternyata merasa
malu atas keadaan buah hatinya, bahkan ada orang tua yang menganggap anak
autis merupakan musibah dan beban bagi mereka. Tidak sedikit dari mereka
menyembunyikan anaknya dari masyarakat luas, sehingga akhirnya anak pun
menjadi terasingkan dari dunia luar. Anak autis memang sulit untuk diatur dan
diarahkan terkadang bisa saja secara tiba- tiba anak mengalami temper tantrum
2
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengakibatkan anak akan menyakiti atau melukai dirinya sendiri atau orang-
orang yang ada disekitarnya. Oleh sebab itu, orang tua merasa anak autis itu
merepotkan dan membebani mereka, karena dianggap mengganggu kenyamanan
orang lain.
Anak autis memang sering dipandang sebelah mata di lingkungan masyarakat,
namun pada dasarnya setiap anak spesial, mereka memiliki kekurangan dan
kelebihan yang berbeda- beda dalam dirinya. Anak berkebutuhan khusus (ABK)
seperti anak autis memiliki kelebihan dalam diri mereka yang dapat kita
kembangkan, seperti contoh nyata yang peneliti saksikan langsung dalam acara
ART FOR AUTISM, ternyata banyak anak autis yang memiliki kemampuan dan
bakat dalam bidang seni. Didalam rangkaian acara tersebut dipamerkan hasil
karya seni rupa berupa lukisan dan kerajinan tangan yang dibuat oleh anak- anak
autis, diantara mereka pun ada yang mahir dalam bermain alat musik dan
bernyanyi. Melalui kegiatan- kegiatan atau pelatihan positif yang diberikan
kepada anak autis dapat membantu perkembangan anak tersebut.
Banyak upaya yang dapat kita lakukan untuk membantu perkembangan anak,
autis misalnya dengan memberikan terapi atau memberikan pelatihan bagi
mereka, salah satunya melalui musik. Musik adalah bahasa universal, musik
merupakan bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia, selalu ada
dalam kehidupan setiap individu. Musik tidak mengenal perbedaan jenis kelamin,
warna kulit, kasta, budaya, pendidikan, dan tak terkecuali mereka yang memiliki
keterbelakan mental atau fisik, maupun gangguan intelegensi, sehingga musik
dapat dijadikan salah satu sarana yang dapat membantu meningkatkan
perkembangan kemampuan kognitif, interaksi sosial, bakat, potensi dan
komunikasi anak autis.
Mengenalkan musik khususnya kepada anak berkebutuhan khusus (ABK),
seperti anak autis diperlukan, untuk dapat membantu mengatasi gangguan-
gangguan perkembangan pada anak. Anak- anak biasanya senang dengan
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui kegiatan memainkan alat musik dapat mengembangkan kordinasi motorik
dan melatih konsentrasi. Mendengarkan musik atau membuat komposisi dapat
mengembangkan kemampuan kognitif, seperti daya ingat dan konsentrasi. Musik
dapat menjadi ruang yang aman untuk mengeksplorasi perasaan dan emosi.
Melalui ritme musik yang diperdengarkan atau pun yang dimainkan dapat
berfungsi untuk membantu penyandang autism untuk mengungkapkan ekspresi
mereka, dengan bergerak bebas mengikuti irama dan membantu mereka untuk
belajar berkonsentrasi. Musik pun dapat membantu perkembangan bahasa verbal
atau non- verbal anak, dapat dilakukan dengan mengikuti lirik lagu yang ada saat
musik diperdengarkan. Stimulasi musik sangat mempengaruhi fungsi otak dan
mampu menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan, yang secara tidak
langsung menyeimbangkan perkembangan aspek intelektual dan emosional.
Selama ini Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) seperti penyandang autism,
bersekolah di SLB- C atau di sekolah inklusi. Dengan sekolah di tempat tersebut
anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti anak autis, akan membantu
mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan dapat melatih anak dalam
bekerjasama dengan orang lain. Namun, kebanyakan anak autis sulit untuk
mengikuti pelajaran di sekolah umum karena mereka kesulitan dalam
berkonsentrasi, sehingga mereka pun tidak menguasai pelajaran dengan baik dan
tertinggal dengan anak lainnya. Pengajar atau guru di sekolah umum pun kurang
menguasain metode untuk menangani mereka di kelas, sehingga mereka pun
sering terabaikan. Pada tanggal 4 April 2013 sampai dengan 6 April 2013 peneliti
sempat mengikuti proses pembelajaran musik bagi anak autis di kota Surabaya,
ternyata dalam menangani dan memberikan pelayanan kepada mereka yang
memiliki kesulitan dalam berkomunikasi diperlukan kehati- hatian, bila keliru
dalam memberikan pendekatan dan perlakuan akan sangat beresiko menghambat
perkembangan intelegensi anak. Oleh sebab itu, untuk menangani anak autis,
peneliti berasumsi bahwa anak autis akan lebih baik ditangani secara individu. Hal
4
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hendaknya program pengajaran harus memenuhi tuntutan akan kemampuan kognitif si anak yang dikatagorikan autism, misalnya melalui IEP (Individual
Education Program) karena banyak anak autis tidak dapat mengikuti pelajaran
dalam kelas yang umum.
Berdasarkan survei di lapangan, peneliti pun berasumsi bahwa di Indonesia,
khususnya di Jawa Barat lembaga non- formal seperti sanggar seni atau tempat
kursus musik bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) belum banyak dijumpai,
bahkan kurang berkembang di masyarakat. Orang tua yang memiliki anak
berkebutuhan pun sulit untuk menyalurkan hobi, bakat atau potensi anak dibidang
seni, khususnya seni musik. Hal tersebut, mungkin disebabkan oleh kurangnya
sumber daya manusia yang mampu untuk menangani, melatih atau menjadi
pengajar bagi mereka.
Salah satu lembaga non- formal atau tempat kursus yang menyediakan kelas
khusus bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), yaitu Taman Musik Dian
Indonesia (TMDI). Taman Musik Dian Indonesia ini selain menyediakan kelas-
kelas privat untuk kelas kursus piano, drum, biola, perkusi dan vokal, juga
mempunyai kelas pengenalan musik (KPM) bukan hanya bagi anak normal, tetapi
juga kelas bagi anak- anak kebutuhan khusus (ABK), seperti down syndrom dan
autis. Ketika mengetahui ada sebuah lembaga non- formal atau tempat kursus
musik yang membuka kelas khusus untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
seperti autis yang jarang sekali di temukan ditempat kursus musik lainnya, peneliti
sangat tertarik untuk mengetahui bagaimana proses atau penanganan yang
dilakukan dalam kelas pengenalan musik tersebut.
Di Taman Musik Dian Indonesia ini terdapat kelas khusus pengenalan musik
yang merupakan kelas dasar yang harus ditempuh untuk mempersiapkan dan
memperkenalkan musik kepada anak sebelum mereka melanjutkan kelas piano,
drum, biola, gitar, perkusi maupun vokal. Pada kelas pengenalan musik (KPM) ini
anak diajak berekspresi dan berimajinasi dengan bernyanyi, bergerak (menari) dan
bermain musik agar anak mengenal ritmik, nada, irama, dinamika dan mengenal
alat- alat musik dengan pendekatan kegiatan bermain. Mereka dikenalkan dengan
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenal ritme melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dengan mengikuti
tempo atau beat musik. Kelas pengenalan musik (KPM) bagi anak berkebutuhan
khusus, terutama bagi anak autis dipisahkan dengan kelas pengenalan musik bagi
anak normal. Kelas pengenalan musik bagi anak normal dan anak down syndrom,
dilaksanakan secara berkelompok, namun untuk kelas pengenalan musik bagi
anak autis dilaksanakan secara individu atau privat.
Peneliti pada dasarnya pun disiapkan untuk terjun menjadi seorang pengajar
atau guru, dan pada akhirnya akan terjun pada dunia pendidikan khususnya musik
di masyarakat. Di masyarakat mungkin saja peneliti harus mengajar, mengatasi
atau berinteraksi langsung dengan anak- anak berkebutuhan khusus (ABK),
misalnya anak penyandang autis. Menangani atau berinteraksi dengan anak
berkebutuhan khusus (ABK) tentu berbeda dengan menangani anak normal yang
sering kita jumpai. Mungkin kita akan kesulitan untuk mengatur dan
mengarahkan, mengalihkan perhatian dan konsentrasi mereka, karena pada
dasarnya anak autis akan asyik dengan dunianya sendiri. Hambatan saat
bekomunikasi dan berinteraksi dengan mereka kita akan sulit untuk mendapatkan
respon dari mereka, anak autis pun mengalami kesulitan dalam belajar yang
membuat anak sulit menerima pelajaran yang diberikan.
Taman Musik Dian Indonesia ini, memperkenalkan musik kepada anak
dengan pendekatan bermain. Melalui bermain biasanya anak akan lebih senang
mengikuti sebuah kegiatan yang secara tidak langsung memberikan pengalaman
atau pembelajaran bagi mereka. Maka dari itu, peneliti mengambil judul skripsi
Kegiatan Bermain Musik bagi Anak Autis di Taman Musik Dian Indonesia
Cilandak Barat Jakarta Selatan, dalam hal ini peneliti ingin mengetahui dan
melihat langsung bagaimana proses atau penanganan yang dilakukan untuk
memperkenalkan musik kepada anak- anak autis melalui kegiatan bermain musik
dalam kelas pengenalan musik, yang secara tidak langsung dapat melatih
6
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses pengenalan musik melalui
kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan?”. Karena dalam proses pengenalan musik melalui kegiatan bermain memiliki beberapa kegiatan didalamnya, seperti kegiatan bernyanyi dan
bermain alat musik, maka permasalahan- permasalahan ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Bagaiman proses pengenalan ritme melalui kegiatan bermain alat musik
perkusi bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat,
Jakarta Selatan?
2. Bagaimana proses kegiatan bernyanyi melalui kegiatan bermain bagi anak
autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat, Jakarta Selatan?
3. Bagaimana respon anak autis pada saat melakukan kegiatan bermain musik
bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat, Jakarta
Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya suatu kegiatan yang didasari dan direncanakan mempunyai
tujuan- tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian
Indonesia Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Secara khusus tujuan dari penelitian
ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh gambaran mengenai proses pengenalan ritme melalui
kegiatan bermain alat musik perkusi bagi anak autis di Taman Musik Dian
Indonesia Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
2. Untuk memperoleh gambaran mengenai proses kegiatan bernyanyi melalui
kegiatan bermain bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak,
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Untuk memperoleh gambaran mengenai respon yang terjadi pada anak autis
pada saat kegiatan bermain musik dalam program kelas pengenalan musik
bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat, Jakarta
Selatan.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang tepat untuk diterapkan dalam proses penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pelaksanaan
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pengenalan musik melalui
kegiatan bermain bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat,
Jakarta Selatan, dan yang sesuai dengan kenyataan di lapangan dan peneliti pun
tidak mengujicobakan sesuatu.
Dalam proses penelitian, untuk mendapatkan data- data yang diperlukan
secara sistematis, faktual dan akurat dan bertujuan untuk memperoleh hasil
penelitian yang sesuai, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif
dimana pengumpulan data yang dilakukan pada kondisi yang alamiah. Maka ada
beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, sebagai berikut:
1. Observasi
Melalui kegiatan observasi peneliti dapat menggali informasi secara langsung,
tentang masalah yang akan diteliti dengan melakukan pengamatan secara
langsung dalam proses kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik
Dian Indonesia Cilandak Barat, Jakarta Selatan, yang dilaksanakan pada tahap
kelas pengenalan musik (KPM).
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tentang bagaimana proses
pengenalan musik melalui kegiatan bermain musik bagi anak autis, juga mengenai
anak yang memiliki gejala autism itu sendiri. Melalui wawancara peneliti akan
mengetahui hal- hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
8
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ditemukan melalui observasi. Peneliti melakukan wawancara kepada pengajar
kelas pengenalan musik yang menangani anak autis, orang tua anak autis yang
mengikuti kegiatan tersebut dan humas Taman Musik Dian Indonesia.
3. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data dokumentasi catatan perkembangan anak autis di
kelas pengenalan musik, yang kemudian dianalisis untuk memperoleh data
tentang perkembangan anak, manfaat serta dampak kegiatan bermain musik bagi
anak autis. Pengambilan gambar oleh peneliti berupa foto dan audio visual pun
diambil pada saat proses kegiatan bermain musik dalam program kelas
pengenalan musik berlangsung serta merekam hasil wawancara dengan
menggunakan audio dan mencatat beberapa hasil wawancara. Serta ada pula
beberapa dokumentasi hasil perekaman audio- visual beberapa kegiatan yang telah
dilaksanakan Taman Musik Dian Indonesia, sebagai salah satu contoh hasil atau
apresiasi anak yang mengikuti kegiatan pembelajaran musik yang dilakukan di
Taman Musik Dian Indonesia.
4. Studi Literatur
Studi literatur pun diperlukan untuk memperjelas keterkaitan antara hasil
penelitian dengan teori – teori mengenai permasalahan yang diteliti. Buku yang
digunakan dalam penelitian ini bersangkutan dengan anak autis dan manfaat
musik bagi anak berkebutuhan khusus. Selain itu peneliti menggunakan artikel,
tabloid dan jurnal yang didapatkan dari media internet untuk menunjang
penelitian ini.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak
yang terkait dan mannfaat yang didapatkan dapat ditinjau dari beberapa aspek,
antara lain:
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi dasar mengenai kegiatan
pengenalan musik bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), terutama bagi anak
penyandang autism dan dapat dijadikan acuan wawasan, ilmu pengetahuan dan
bahan masukan untuk peningkatan kualitas pendidikan bagi perkembangan
pembelajaran musik bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), terutama anak
penyandang autism. Sehingga berbagai pihak dapat mengetahui bahwa melalui
kegiatan bermain sambil mengenal musik dapat dijadikan salah satu kegiatan
alternatif bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), terutama bagi anak penyandang
autism dalam membantu mengasah dan meningkatkan kemampuan kognitif,
seperti daya ingat dan konsentrasi, bahasa verbal atau non- verbal anak, fungsi
otak kiri dan otak kanan, yang secara tidak langsung menyeimbangkan
perkembangan aspek intelektual dan emosional. Bahkan mungkin menyalurkan
bakat anak sehingga perkembangan musikalitas anak dapat berkembang, anak pun
dapat memainkan bahkan mahir memainkan instrumen musik.
2. Manfaat dari Segi Kebijakan
Memberikan arahan kebijakan untuk pengembangan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus (ABK), terutama anak penyandang autism dalam proses
pembelajaran pengenalan musik yang baik dan efektif diterapkan dan diajarkan,
melalui kegiatan bermain musik dengan anak, yang akan bermanfaat dalam
perkembangan anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut.
3. Manfaat dari Segi Praktik
Menambah pengalaman berharga bagi peneliti dalam mengolah suatu
penelitian mulai dari awal sampai pada kesimpulan yang diperoleh. Penelitian ini
pun memberikan pengalaman nyata, menambah ilmu dan wawasan bagi peneliti,
mengenai proses belajar dan cara menangani atau cara berinteraksi dengan anak
berkebutuhan khusus (ABK), terutama bagi anak autis, sehingga jika peneliti
10
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
khusus (ABK) atau ingin membuat tempat kursus musik bagi anak berkebutuhan
khusus (ABK) bisa menjadi bekal tambahan ilmu.
4. Manfaat dari Segi Aksi Sosial
Memberikan informasi kepada semua pihak mengenai kegiatan bermain
musik sebenarnya dapat kita terapkan kepada anak berkebutuhan khusus (ABK),
sehingga mereka pun dapat berekspresi dengan bebas melalui musik. Anak
berkebutuhan khusus (ABK), terutama anak autis di Taman Musik Dian Indonesia
pun, dapat menjadi inspirasi bagi semua pihak. Dibalik kekurangan yang mereka
miliki sebenarnya ada potensi, bakat dan kemampuan yang dapat digali dan
dilatih dari diri mereka. Sehingga diharapkan berkembangnya lembaga non-
formal seperti sanggar seni atau tempat kursus musik bagi Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) di kota- kota lain di Indonesia.
F. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN; bagian yang berisi uraian tentang pendahuluan atau
bagian awal dari skripsi, yang didalamnya berisi sub bab, seperti berikut:
1. Latar Belakang; sub bab yang memaparkan mengenai penjelas alasan
kertarikan peneliti untuk mengangkat judul skripsi “Kegiatan Bermain Musik
bagi Anak Autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan”.
2. Identifikasi dan Perumusan Masalah; sub bab yang berisi rumusan masalah
beserta identifikasi atau pemaparan mengenai variabel- variabel penelitian
yang memfokuskan mengenai bagaimana proses pengenalan musik melalui
kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia
Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
3. Tujuan Penelitian; sub bab yang mengungkapkan hasil- hasil apa yang ingin
dicapai setelah penelitian mengenai kegiatan bermain sambil mengenal musik
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Metode Penelitian; berisi sekilas mengenai metode dan pendekatan yang
digunakan dalam penelitian mengenai kegiatan bermain sambil mengenal
musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia. Namun, metode
penelitian akan dipaparkan secara rinci pada bagian BAB III.
5. Manfaat Penelitian; sub bab yang berisi pemaparan manfaat penelitian
mengenai kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian
Indonesia dari berbagai aspek, yaitu: manfaat dari segi teori, manfaat dari segi
kebijakan, manfaat dari segi praktik bagi peneliti dan manfaat dari segi aksi
sosial.
6. Struktur Organisasi Skripsi; sub bab yang berisi rincian tentang urutan
penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari Bab I
hingga Bab V.
BAB II KAJIAN PUSTAKA; bagian yang berfungsi sebagai landasan teoritik
dari masalah yang sedang dikaji yaitu mengenai kegiatan bermain sambil
mengenalan musik bagi anak autis dan kedudukan masalah tersebut dalam bidang
ilmu yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan konsep- konsep atau
teori- teori yang akan dijabarkan terkait dengan autism dan karakteristik anak
yang memiliki gejala autism, kegiatan bermain, bergerak (menari), unsur musik,
kegiatan bernyanyi, kegiatan mengenal ritme, serta mengenai musik dan anak
autis, yang menyangkut manfaat- manfaat musik.
BAB III METODE PENELITIAN; berisi penjabaran yang rinci mengenai
metode penelitian, yang terdiri dari komponen- komponen berikut:
1. Lokasi dan Subjek Penelitian; sub bab yang berisikan pemilihan lokasi serta
penggunaan sample dalam penelitian ini.
2. Desain Penelitian; sub bab yang berisi pemaparan mengenai prosedur
penelitian yang dilakukan,yaitu mengenai tahapan- tahapan yang dilakukan
12
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Metode Penelitian; sub bab yang berisikan penjabaran mengenai metode yang
dilakukan dalam penelitan mengenai kegiatan bermain musik bagi anak autis
di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan.
4. Definisi Operasional; sub bab yang memaparkan mengenai rumusan variabel-
variabel di lapangan dari fokus penelitian, yaitu mengenai kegiatan bermain,
mengenal musik dan anak autis.
5. Instrumen Penelitian; sub bab yang memaparkan mengenai instrumen atau
perangkat penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian
Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan.
6. Teknik Pengumpulan Data; memaparkan mengenai teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini, seperti wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
7. Analisis Data; sub bab yang berisi paparan tahapan- tahapan analisi data dari
data yang telah didapat dilapangan untuk menarik kesimpilan hasil penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; terdiri dari
pengolahan data hasil penelitian di lapangan dan analisis dari deskripsi hasil
penelitian dilapangan. Dalam bab ini,peneliti memaparkan hasil dari observasi
yang telah peneliti lakukan dilapangan dan pembahasan hasil penelitian pun
dianalisis kaitannya dengan teori yang digunakan dalam Bab Kajian Pustaka. Bab
IV menjawab pertanyaan- pertanyaan penelitian, sehingga bab ini membahas
tentang proses pengenalanl ritme melalui kegiatan bermain alat musik perkusi
bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat, Jakarta Selatan,
proses kegiatan bernyanyi melalui kegiatan bermain bagi anak autis di Taman
Musik Dian Indonesia Cilandak Barat, Jakarta Selatan, dan respon anak autis
pada saat kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia
Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN; bagian yang menyajikan hasil
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini pun menyajikan saran atau rekomendasi yang ditulis setelah hasil penelitian,
yang ditujukan kepada semua pihak, atau pun peneliti berikutnya yang berminat
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Musik Dian Indonesia (TMDI), yang
berlokasyikan di Jalan Deplu 3 Kav 8A Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Taman
Musik Dian Indonesia (TMDI) ini merupakan lembaga kursus musik yang
menyediakan kelas untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) dan anak normal.
Lembaga kursus musik ini menyediakan kelas pengenalan musik yang merupakan
kelas dasar yang harus ditempuh untuk memperkenalkan musik kepada Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) sebelum mereka diperkenalkan kepada kelas piano,
drum, biola, perkusi maupun vokal. Peneliti melakukan penelitian di kelas
pengenalan musik (KPM) yang dilaksanakan di ruang khusus kelas pengenalan
musik (KPM).
Taman Musik Dian Indonesia (TMDI), bukanlah merupakan lembaga taman
bermain atau sekolah luar biasa yang didirikan khusus bagi anak berkebutuhan
khusus (ABK). Taman Musik Dian Indonesia (TMDI) ini, merupakan salah satu
lembaga sekolah atau kursus musik yang didirikan tepatnya pada tanggal 6 April
2003. Lembaga ini dijadikan sebagai tempat atau wadah untuk memperkenalkan
musik, mengarahkan, mengasah kepekaan dan merangsang kecerdasan musikal
pada anak- anak, serta tempat untuk mengapresiasyikan minat, bakat dan potensi
anak sejak usia dini, selain itu Taman Musik Dian Indonesia (TMDI) pun
memberikan kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk mengenal
dan belajar musik dengan menyediakan “kelas khusus” bagi anak- anak
berkebutuhan khusus (ABK), seperti down syndrome dan autis. Anak normal
maupun anak khusus menunjukkan reaksi yang sama terhadap musik, baik reaksi
secara fisik, inderawi, intelektual mau pun emosional yang mereka tunjukan. Oleh
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bagi anak- anak yang memiliki kebutuhan khusus, seperti anak autis dan down
syndrome untuk ikut bermain musik dalam “Kelas Khusus”.
Taman Musik Dian Indonesia (TMDI) menyediakan program pembelajaran
kelas- kelas privat maupun kelas dalam kelompok untuk kelas kursus piano, drum,
biola, perkusi dan vokal, yang merupakan kelas lanjutan dari program
pembelajaran kelas pengenalan musik (KPM), bagi anak normal maupun anak
berkebutuhan khusus (ABK). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil fokus
penelitian pada program kelas pengenalan musik (KPM) khusus anak autis, yang
merupakan salah satu dari program yang terdapat di Taman Dian Indonesia
(TMDI). Kelas pengenalan musik (KPM) bagi anak autis dilaksanakan secara
individu (privat), setiap anak didampingi oleh dua orang pengajar yang
merngarahkan anak di dalam kegiatan, satu pengajar memberikan contoh dan
pengajar lainnya mendampingi atau memegang tubuh anak.
Subjek dalam penelitian ini yaitu dua orang guru di kelas pengenalan musik
bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti anak autis, beserta anak autis yang
sedang belajar musik pada tahap kelas pengenalan musik. Anak autis pada kelas
pengenalan musik berjumlah empat orang, yang terdiri dari dua anak perempuan
dan dua anak laki- laki. Anak autis di dalam kelas pengenalan musik ini, berusian
lima- sepuluh tahun dan masing- masing anak memiliki karakteristik, bakat, daya
tangkap dan tingkat autis yang berbeda, waktu atau lama masing- masing anak
bergabung di kelas pengenalan musik Taman Musik Dian Indonesia pun berbeda-
beda.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian dipersiapkan sebaik mungkin, agar proses penelitian ini
dapat berjalan dengan baik, teratur dan sistematis. Model desain penelitian yang
dirancang oleh peneliti, diadaptasi dari tahapan penelitian yang dikemukanan
Bogdan (1972) (Moleong, 2010: 126) yaitu: „(1) pra- lapangan, (2) kegiatan
52
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model desain penelitian yang dipergunakan, peneliti menyesuaikan dengan
keadaan pada saat proses penelitian dilaksanakan dari tahap persiapan, tahap
penelitian dan sampai tahap penyusunan laporan. Adapun langkah- langkah yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagan 3. 1
Model Desain Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tanggal 4 April 2013 sampai dengan 6 April 2013 peneliti melakukan
observasi awal dengan mengikuti proses pembelajaran musik bagi anak autis di
kota Surabaya. Setelah melihat proses pembelajaran musik tersebut, peneliti mulai
menyusun rancangan penelitian yang dibuat sebelum melakukan penelitian. Pada
tahap persiapan ini peneliti melakukan survey terhadap beberapa tempat kursus
musik, hal ini dilakukan untuk mencari tempat kursus musik atau sanggar seni
yang menyediakan pembelajaran musik bagi anak autis. Pada akhirnya peneliti
menentukan tempat penelitian di Taman Musik Dian Indonesia (TMDI). Sebelum TAHAP PERSIAPAN
Merumuskan Masalah Observasi Awal
• Pemilihan Lokasi Penelitian
• Orientasi dengan Subjek Penelitian
Merumuskan Asumsi
TAHAP PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian
•Observasi Lanjutan
•Wawancara
• Pendokumentasian
• Studi Literatur
Analisis Data
•Reduksi Data
•Penyajian data
•
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan penelitian, peneliti pun pada tanggal 6 Juli 2013 melakukan survey
awal ke Taman Musik Dian Indonesia (TMDI), kemudian peneliti meminta izin
melakukan penelitian kepada pihak Taman Musik Dian Indonesia (TMDI).
Setelah melakukan pemilihan tempat yang diteliti, peneliti mulai menyusun
rumusan masalah berkaitan dengan masalah penelitian yang akan diteliti, memilih
metode penelitian yang akan dilaksanakan dan menyusun proposal penelitian. Hal
ini dimaksud agar penelitian berjalan dengan sistematis dan peneliti akan lebih
fokus dan mudah dalam membuat laporan hasil penelitian. Namun, dalam
penelitian kualitatif ini, rumusan masalah dan rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki tahap pelaksanaan
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan peneliti untuk mengumpulkan data- data
yang akurat di lapangan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik
observasi yang dilakukan secara langsung di tempat penelitian dan melakukan
wawancara dengan beberapa narasumber berkaitan dengan permasalahan yang
ada di lapangan. Selain melakukan observasi dan wawancara, peneliti pun
mengumpulkan dokumentasi yang didapatkan dari lapangan, peneliti melakukan
pengambilan gambar dan merekam beberapa kegiatan secara audio maupun audio-
visual. Peneliti dalam pelaksanaan penelitian berperan sebagai pengamat pada
proses kegiatan bermain sambil mengenal musik bagi anak autis dalam program
kelas pengenalan musik.
Pada pelaksanaan penelitian, setelah peneliti mengumpulkan data- data dari
lapangan, peneliti pun mengolah data- data yang diperoleh dan menganalisis data-
data hasil penelitian. Data hasil wawancara, observasi dan studi literatur yang
didapatkan peneliti dalam penelitian, dianalisi dan dilakukan pemilihan data,
disesuaikan dengan rumusan masalah dalam penelitian.
54
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, tahapan yang terakhir ditempuh
yaitu penulisan laporan. Dari hasil penelitian yang telah didapatkan di lapangan,
peneliti terlebih dahulu membuat laporan atau catatan hasil penelitian yang
diperoleh dari lapangan, lalu kemudian data hasil penelitian tersebut dianalisis
dengan berbagai teknik analisis data. Setelah menganalisis data, hasil penelitian
tersebut kemudian disusun dengan mengagambarkan dan memaparkan atau
mendeskripsikannya ke dalam bentuk tulisan yang dibuat secara sistematis dan
akurat, sesuai dengan data yang diperoleh dilapangan.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam proses penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dianggap tepat untuk
menggambarkan, mengungkapkan dan menginterpretasikan fakta- fakta, data-
data dan karakteristik masalah yang ditemukan di dalam hasil dan proses
penelitian di Taman Musik Dian Indonesia, secara sistematis, faktual dan akut.
Dengan metode deskriptif, peneliti dapat menggambarkan fenomena-fenomena
kegiatan bermain sambil mengenal musik dengan apa adanya, secara natural dan
tanpa manipulasi. Metode ini digunakan karena peneliti bertujuan
mendeskripsikan dengan jelas tentang proses kegiatan bermain musik yang
dilaksanakan bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010: 6).
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan
suatu data yang mengandung makna dan pasti atau data yang sebenarnya terjadi
sebagaimana adanya. Penelitian kualitatif dilakukan dengan cara alamiah,
situasinya benar- benar bertumpu pada apa yang nyata dan sesuai dengan fakta
yang dialami oleh subjek penelitian.
Dengan menggunakan metode deskriptif, peneliti mengumpulkan data- data
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Musik Dian Indonesia, dan bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pengenalan musik melalui kegiatan bermain bagi anak autis yang dilakukan,
keterkaitannya dengan proses pengenalan ritme melalui kegiatan bermain alat
musik perkusi dan proses kegiatan bernyanyi melalui kegiatan bermain, serta
respon anak autis pada saat mengikuti kegiatan bermain sambil mengenal musik
di Taman Musik Dian Indonesia. Dengan menggunakan metode ini, data- data
yang telah terkumpul tersebut kemudian diolah dan dianalisis. Proses analisis
data- data ini diperkuat oleh studi literatur dan hasil wawancara dengan para
pengajar yang menangani kegiatan bermain musik dalam program kelas
pengenalan musik bagi anak autis. Kemudian diinterpretasikan dan dideskripsikan
dengan jelas dalam bentuk tulisan oleh peneliti.
Gejala sosial dan permasalahan yang ditemukan oleh peneliti di lapangan,
merupakan subjek penelitian yang dapat dikaji dengan pendekatan kualitatif,
karena subjek penelitian berupa kegiatan pembelajaran, yaitu proses kegiatan
bermain musik yang merupakan sebuah proses dari kegiatan manusia yang tidak
dapat diukur dengan angka- angka, namun dengan pendalaman obsevasi.
Sehingga hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa peneliti menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif di dalam penelitian ini.
D. Definisi Operasional
1. Autis
Autis adalah seorang anak yang memiliki gejala autism. Autism itu sendiri
merupakan gangguan perkembangan khususnya pada anak, yaitu gangguan
perkembangan baik dalam perkembangan komunikasi maupun interaksi sosial,
perkembangan motorik yang berdampak pada gangguan pada perilaku dan pola
bermain, gangguan pada kestabilan emosi, dan gangguan respon terhadap
stimulus sensorik. Anak autis memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi, mereka
sering asyik dengan dunia mereka sendiri, sehingga tidak dapat fokus dalam
56
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
emosi mereka, terkadang tertawa sendiri atau pun marah- marah atau
tempertantrum (mengamuk), sehingga mereka menyakiti diri sendiri atau orang
yang ada di sekitar mereka.
2. Kegiatan Bermain Musik
Kegiatan bermain musik merupakan suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh
anak, yaitu seperti menyanyi, mengikuti irama seperti mengikuti ritme dan tempo
lewat tepuk tangan atau memukul alat musik perkusi, serta melakukan gerakan-
gerakan. Melalui kegitan bermain musik secara tidak langsung dirangsang untuk
belajar mengenalkan unsur- unsur musik dan kepekaan musikalitas anak pun
terasah, seperti lebih mengenal tinggi- rendahnya nada, mengenal ritme, irama,
dan dinamika dalam musik. Melalui bermain dengan aktivitas musik manfaat
yang dapat diperoleh adalah untuk meningkatkan kemampuannya dan
mengembangkan dirinya, ekspresi diri dan memupuk rasa percaya diri pada anak
dan ketika melakukan kegiatan bersama teman, anak belajar bekerjasama dan
bersosialisasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang dipergunakan dalam
mengumpulkan data. “Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau
alat penelitian adalah peneliti itu sendiri” (Sugiyono, 2012: 59). Peneliti sebagai
instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Peneliti dalam hal ini terjun ke lapangan, untuk menentukan fokus penelitian,
melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. Oleh karena itu,
peneliti sebagai instrumen berupaya untuk memahami metode penelitian yang
dipakai, dan menguasai teori serta wawasan terhadap bidang yang diteliti.
Meskipun instrumen utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri, namun
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pedoman wawancara, dan pengambilan dokumentasi, yang akan menggunakan
alat bantu berupa buku catatan, camera, dan dokumen lainnya, yang diharapkan
dapat melengkapi data dan membandingkan hasil penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu dari prosedur penelitian dan
persyaratan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data- data yang diperlukan secara akurat dan bertujuan untuk
memperoleh hasil penelitian tentang kegiatan bermain musik bagi anak autis
Taman Musik Dian Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data kualitatif dimana pengumpulan data yang dilakukan pada
kondisi yang alamiah. Sugiyono (2012: 63), menggambarkan empat macam
teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Observasi
Dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dari responden adalah observasi. Observasi
dilakukan pada awal penelitian dan pada saat proses penelitian, sampai penelitian
selesai. Melalui observasi peneliti memeperoleh data berdasarkan fakta yang
berhubungan dengan objek penelitian. Peneliti pun menggali informasi secara
langsung, tentang masalah yang akan diteliti yaitu mengenai kegiatan bermain
musik dalam program kelas pengenalan musik bagi anak autis di Taman Musik
Dian Indonesia. Melalui penelitian ini peneliti melakukan pengamatan secara
langsung pada proses pengenalan ritme melalui kegiatan bermain alat musik
perkusi dan proses kegiatan bernyanyi melalui kegiatan bermain, serta respon dari
anak autis pada saat melakukan kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman
Musik Dian Indonesia, yang dilaksanakan pada tahap kelas pengenalan musik
58
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proses pengenalan musik yang dilaksanakan melalui kegiatan bermain musik bagi
anak autis.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, peneliti melakukan
pengamatan dan melihat secara langsung fenomena dan proses kegiatan bermain
sambil mengenal musik dalam program kelas pengenalan musik khusus anak autis
yang terjadi dilapangan. Peneliti mengumpulkan data- data tersebut yang akan
diolah kemudian dijadikan sebagai laporan. Observasi dilakukan secara observasi
`partisipasi moderat (moderate participation): means the researcher maintains a
balance between being insider and being outsider’ (Stainback (1988) dalam Sugiyono, 2012: 66). Dalam penelitian ini, peneliti mengamati kegiatan bermain
sambil mengenal musik dalam program kelas pengenalan musik bagi anak autis,
namun sesekali peneliti mencoba ikut serta terlibat dalam kegiatan tetapi tidak
terlibat dalam semua kegiatan tersebut. Kegiatan observasi yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Rincian Data Observasi
Tanggal Kegiatan Observasi
12 September
2013
Pada observasi ini merupakan awal peneliti masuk kelas langsung
dan melakukan perkenalan dengan masing- masing siswa autis dan
mengamati langsung karakteristik mereka, serta melakukan
pengamatan mengenai keadaan kelas dan kegiatan- kegiatan apa
saja yang dilakukan oleh anak autis di kelas pengenalan musik.
19 September
2013
Pada kesempatan ini, peneliti terlibat langsung untuk membantu
pengajar dalam kegiatan- kegiatan di dalam kelas, sekaligus
menangani anak autis. Dalam proses kegiatan, peneliti pun
merasakan secara langsung kesulitan yang dihadapi dalam
menangani anak autis. Pada observasi ini peneliti tetap mengamati
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilaksanakan di ruang kelas pengenalan musik Taman Musik Dian
Indonesia dan mengamati secara langsung perilaku anak pada saat
kegiatan berlangsung. Kegiatan pengenalan musik yang dilakukan
oleh masing- masing anak berbeda- beda, ada yang belajar
mengenal ritme dengan memainkan alat perkusi, ada pun anak
yang melakukan kegiatan mengenal ritme dan bernyanyi sambil
bergerak (menari).
26 September
2013
Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan
bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada
saat kegiatan bermain musik berlangsung.
3 Oktober
2013
Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan
bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada
saat kegiatan bermain musik didalam kelas berlangsung.
10 Oktober
2013
Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan
bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada
saat kegiatan bermain musik berlangsung.
Tanggal Kegiatan Observasi
17 Oktober
2013
Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan
bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada
saat kegiatan bermain musik berlangsung.
24 Oktober
2013
Melakukan observasi secara langsung mengenai proses kegiatan
bermain musik dan mengamati perilaku masing- masing anak pada
saat kegiatan bermain musik berlangsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh data keterangan dengan cara tanya
jawab secara langsung dengan sumber data. Stainback (1988) (Sugiyono, 2012:
72) mengemukakan bahwa, “interviewing provide the researcher a means to gain
60
Nurwinda Anggraeni, 2014
Kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik Dian Indonesia Cilandak Barat Jakarta Selatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
phenomenon than can be gained through observation alon”. Melalui wawancara
peneliti akan mengetahui hal- hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterpretasyikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa
ditemukan melalui observasi. Wawancara merupakan proses interaksi dengan
melakukan tanya jawab mengenai data- data yang dibutuhkan dalam topik
penelitian. Interaksi tersebut melibatkan, antara pencari informasi dengan
narasumber yang mengetahui topik penelitian.
Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur. Pada saat
akan melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan pertanyaan- pertanyaan
yang berkaitan dengan kegiatan bermain musik bagi anak autis di Taman Musik
Dian Indonesia yang telah disusun untuk kemudian di rumuskan dalam pedoman
wawancara. Dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara
pertama kali dengan pengajar yang menangani anak autis, dalam hal ini
wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dengan cepat dan efektif. Peneliti
melakukannya dengan bertemu langsung, lalu hasil wawancara tersebut
didokumentasyikan dengan recording yang terdapat pada sebuah perangkat
telepon genggam. Wawancara ini dilakukan dengan menyampaikan beberapa
pertanyaan pokok yang telah disusun oleh peneliti, kemudian diajukan oleh
narasumber secara acak dan diolah sesuai dengan kebutuhan namun tetap
mengacu kepada bentuk pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Setelah
kegiatan di kelas selesai, biasanya pengajar, orang tua atau pengasuh yang
mengantar dan peneliti selalu berdiskusi atau mengobrol mengenai perkembangan
anak, kegiatan dan kebiasaan- kebiasan yang anak lakukan didalam kelas maupun
sehari- hari.
Tabel 3. 2
Rincian Data Wawancara
Tanggal Kegiatan Observasi
12 September
2013
Melakukan wawancara kepada sejumlah orang tua atau