• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK MENUNJANG LITERASI KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK MENUNJANG LITERASI KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK MENUNJANG LITERASI KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

RYAN ARDIANSYAH 1200884

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi

Tumbuhan Untuk Menunjang

Literasi Kuantitatif Mahasiswa

Biologi

Oleh Ryan Ardiansyah

S.Pd UPI Bandung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana UPI

© Ryan Ardiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

RYAN ARDIANSYAH

“ PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK

MENUNJANG LITERASI KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI “

disetujui dan disahkan oleh pembimbing

Pembimbing I

Dr. Rer. Nat. Adi Rahmat, M.Si NIP. 196512301992021001

Pembimbing II

Dr. Bambang Supriatno, M.Si NIP. 196305211088031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Biologi

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK MENUNJANG LITERASI

KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI” ini dan seluruh isinya adalah benar

-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko

yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak

lain terhadap karya saya.

Bandung, Agustus 2014

Yang membuat pernyataan,

Ryan Ardiansyah

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena

atas segala nikmat dan karuania-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis

Pengembangan Bahan Ajar Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa

Biologi”. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada suri tauladan

seluruh umat manusia Rosulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya,

shahabat-shahabatnya, para thabi’in dan juga para pengemban dakwah yang selalu

berjuang menegakan kebenaran hakiki dimuka bumi.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam tesis ini. Dalam

penyusunan tesis ini pula penulis sangat terbantu oleh berbagai pihak yang telah

dengan tulus membantu dan mendorong selalu penulis. Oleh karenanya, pada

kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. rer nat. Adi Rahmat, M.Si selaku pembimbing pertama yang

dengan segala perhatian dan kesabran senantiasa membimbing da

mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa program studi

pendidikan biologi serta dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Dr. Bambang Supriatno, M.Si selaku pembimbing kedua yang telah

(6)

kepada penulis, yang juga telah menjadi sosok seorang bapak yang

senantiasa selalu dapat penulis panut.

3. Dr. Topik Hidayat, S.Pd., M.Si. selaku penguji I yang turut memberikan

motivasi, kritik, dan saran dalam penelitian ini

4. Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.Si selaku penguji II yang turut memberikan

motivasi, kritik, dan saran dalam penelitian ini

5. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu yang telah

memberikan andil baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyeelesaian tesis ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak terutama pada bagi para pengembang pendidikan dalam rangka

meningkatkan kualitas pembelajaan biologi di perkuliahan.

Bandung, Agustus 2014

(7)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Batasan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Literasi kuantitatif ... 8

1. Pengertian Literasi Kuantitatif ... 8

2. Dimensi Literasi Kuantitatif ... 11

3. Rubrik dan Indikator Penilaian Literasi Kuantitatif ... 14

4. Literasi Kuantitatif dalam Biologi ... 19

B. Analisis Potensi Materi ... 23

C. Bahan Ajar ... 25

1. Pengertian Bahan Ajar ... 25

2. Prinsip – Prinsip Bahan Ajar ... 26

3. Penentuan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar ... 27

4. Buku Ajar (Buku Teks Pelajaran) ... 29

a. Definisi Buku Teks Pelajaran ... 29

b. Fungsi Buku Teks Pelajaran ... 29

c. Kriteria Buku Teks Pelajaran ... 30

D. Penelitian yang Terkait Literasi Kuantitatif ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Metode Penelitian ... 32

B. Definisi Operasional ... 35

C. Prosedur Penelitian ... 35

D. Objek Penelitian ... 38

E. Subyek Penelitian ………38

F. Instrumen Penelitian ... 39

(8)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Teknik Pengolahan Data ... 48

a) Korelasi Literasi Kuantitatif Pada Materi Anatomi Tumbuhan dengan Literasi Kuantitatif Terapan Mahasiswa Biologi ... 49

1) Uji Normalitas Data ... 49

2) Uji Linieritas Regresi ... 50

3) Uji Korelasi ... 52

b) Uji Signifikansi Nilai Koefisien Korelasi ... 53

c) Kontribusi Literasi Kuantitatif pada Materi Anatomi Tumbuhan dengan Literasi Kuantitatif Terapan Mahasiswa Biologi ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Hasil Penelitian ...56

1. Hasil Analisis Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ...56

a. Hasil Analisis Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan (Kondisi Awal) ...56

b. Hasil Analisis Uji Coba Bahan Ajar Tahap 1 ...56

c. Karakteristik Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Hasil Pengembangan ...60

d. Hasil Analisis Keterbacaan Menggunakan Formula Grafik Fry ...67

e. Hasil Analisis Kelayakan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ...67

f. Hasil Uji Coba Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Hasil Pengembangan ...70

1) Hasil Tes Literasi Kuantitatif Terapan ...70

2) Hasil Pencapaian Indikator Literasi Kuantitatif ...72

(9)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.03. Format validasi bahan ajar dari berbagai aspek kelayakan ... 96

A.04. Format uji keterbacaan grafik Fry ... 102

A.05. Instrumen soal parenkim ... 103

A.06. Instrumen soal batang ... 110

A.07. Instrumen soal materi terkait perkuliahan anatomi tumbuhan .... 116

A.08. Instrumen soal materi umum ... 121

B. Lampiran B ... 127

B.01. Hasil analisis uji coba soal parenkim ... 127

B.02. Hasil analisis uji coba soal batang ... 129

B.03. Hasil analisis uji coba soal terkait anatomi tumbuhan ... 131

B.04. Hasil analisis uji coba soal materi umum ... 133

B.05. Hasil uji keterbacaan bahan ajar ... 135

C. Lampiran C ... 136

C.01. Hasil angket observasi awal ... 136

C.02. Hasil analisis bahan ajar yang sudah ada ... 143

C.03. Hasil validasi representasi bahan ajar anatomi tumbuhan hasil pengembanagan ... 149

C.04. Hasil validasi representasi bahan ajar anatomi tumbuhan hasil pengembangan pada konsep parenkim ... 172

C.05. Hasil validasi representasi bahan ajar anatomi tumbuhan hasil pengembangan pada konsep batang ... 182

C.06. Format validasi buku teks dari berbagai aspek kelayakan ... 189

C.07. Format uji keterbacaan grafik Fry ... 191

C.08. Hasil analisis pretest dan posttest parenkim ... 193

C.09. Hasil analisis pretest dan posttest batang ... 195

C.10. Grafik persentasi N-gain konsep parenkim dan batang ... 197

C.11. Hasil analisis tes materi terkait perkuliahan anatomi tumbuhan .. 198

C.12. Hasil analisis tes materi umum ... 199

C.13. Grafik persentase pencapaian indikator literasi kuantitatif mahasiswa biologi ... 200

C.14. Uji normalitas ... 201

C.15. Uji linearitas regresi ... 204

C.16. Uji korelasi, signifikansi, dan determinasi ... 210

D. Lampiran D ... 216

D.01. Dokumentasi penelitian ... 216

(10)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

2.1. Kerangka Dimensi Kompetensi Kuantitatif ... 11

2.2. Indikator Penilaian Literasi Kuantitatif ……… 15

3.1. Hasil Uji validitas Item Soal Parenkim ……… 41

3.2. Hasil Uji validitas Item Soal Batang ……… 41

3.3. Hasil Uji validitas Item Soal Terkait Perkuliahan Anatomi Tumbuhan .. 41

3.4. Hasil Uji validitas Item Soal Materi Umum ………. 42

3.5. Klasifikasi Reliabilitas ……….. 43

3.6. Hasil Uji Reliabilitas Item Soal ………. 43

3.7. Klasifikasi Daya Pembeda ………. 44

3.8. Nilai Daya Pembeda Item Tes Parenkim ……… 45

3.9. Nilai Daya Pembeda Item Tes Batang ……….. 45

3.10. Nilai Daya Pembeda Item Tes Terkait Perkuliahan Anatomi Tumbuhan. 45 3.11. Nilai Daya Pembeda Item Tes Materi Umum ………. 45

3.12. Tingkat Kesukaran Item Tes Parenkim ……… 46

3.13. Tingkat Kesukaran Item Tes Batang ……… 46

3.14. Tingkat Kesukaran Item Tes Terkait Perkuliahan Anatomi Tumbuhan .. 47

3.15. Tingkat Kesukaran Item Tes Materi Umum………. 47

3.16. Interpretasi Nilai Korelsi ………. 53

4.1. Hasil Analisis Kondisi Awal Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ………… 57

4.2. Hasil Analisis Uji Coba Bahan Ajar Tahap 1 ………... 59

(11)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3. Karakteristik Materi Pada Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ……… 62

4.4. Contoh Tabel Hasil Pengamatan yang Dapat Dicantumkan Pada LKM .. 66

4.5. Hasil Analsisi Kelayakan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ……….. 67

4.6. Rekapitulasi Nilai Literasi Kuantitatif pada Materi Anatomi Tumbuhan dan

Nilai Literasi Kuantitatif Terapan ……… 70

4.7. Hasil Pencapaian Indikator pada Keseluruhan Tes ………... 70

4.8. Dimensi yang Terpenuhi pada Tiap Indikator Literasi Kuantitatif ……….. 76

(12)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

3.1. Bagan Alur Penelitian ……… 46

(13)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK MENUNJANG LITERASI KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI

Ryan Ardiansyah NIM. 1200884

Pembimbing I : Dr. Rer. Nat. Adi Rahmat, M.Si Pembimbing II: Dr. Bambang Supriatno, M.Si

Prodi Pendidikan Biologi, Sekolah Pasca Sarjana UPI.

ABSTRAK

Biologi abad 21 diharapkan berkembang ke arah sains kuantitatif. Namun, literasi kuantitatif pada mata kuliah anatomi tumbuhan belum menonjol. Sebagai upaya memenuhi kebutuhan tersebut dilakukanlah pengembangan bahan ajar anatomi tumbuhan untuk menunjang literasi kuantitatif mahasiswa biologi dengan mengacu kepada indikator literasi kuantitatif. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan objek penelitiannya adalah buku petunjuk praktikum yang berisi teori dan LKM terintegrasi pada konsep parenkim dan batang. Uji coba dilakukan kepada 30 mahasiswa S1 yang sedang mengontrak anatomi tumbuhan. Hasil penelitian menyatakan bahan ajar ini dapat meningkatkan nilai literasi kuantitatif N-gain 0,60 (sedang) dengan kontribusi 24,21% yang diduga berasal dari bahan ajar hasil pengembangan.

Kata kunci: bahan ajar anatomi tumbuhan, literasi kuantitatif

ABSTRACT

(14)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(15)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampai saat ini biologi masih terkesan sebagai mata kuliah hafalan oleh beberapa

mahasiswa biologi. Hal ini dikarenakan pada umumnya biologi hanya menuntut

mahasiswa untuk mengingat ciri, bentuk, persamaan dan perbedaan, atau karakteristik

objek pengamatan lainnya (Lufri, 2007). Kemampuan mahasiswa biologi masih

terbatas dari kemampuan menghafal dan mendeskripsikan konsep yang diajarkan,

tidak pada kemampuan memahami literasi kuantitatif. Di lapangan ditemukan masih

banyak mahasiswa yang tidak bisa membaca tabel, menginterpretasikan data melalui

grafik, dan melakukan konversi satuan (Harrell, 1999). Speth et al (2010) juga

melakukan penelitian mengenai literasi kuantitatif dalam mata kuliah biologi, di mana

hasil penelitiannya menginformasikan bahwa sebagian besar mahasiswa biologi

mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan sederhana, mempresentasikan

data dalam grafik, dan mengartikulasikan data menjadi argumen. Di samping itu

mayoritas mahasiswa di Amerika Serikat lulus dengan keterampilan kuantitatif yang

rendah, padahal tuntutan ilmu biologi pada abad 21 diharapkan berkembang menjadi

sains kuantitatif (Speth, et al., 2010).

Pada abad ke 21 ini, literasi dan numerasi akan menjadi aspek yang tidak dapat

dipisahkan pada orang berpendidikan terutama mahasiswa (Hustings, 2002). Agar

menjadi efektif, keterampilan numerasi harus diajarkan dan dipelajari dalam situasi

nyata dan pada konsep apapun di dalam sains (Steen, 2001). Sehingga tidak menutup

kemungkinan bahwa mahasiswa biologi harus memiliki kemampuan pengoperasian

matematika, pengukuran, dan pemodelan ketika dihadapkan pada persoalan-persoalan

di situasi nyata ketika belajar biologi. Selain itu, terdapat beberapa elemen yang harus

(16)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memecahkan masalah, dan kemampuan berkomunikasi dan terampil dalam mengolah

data kuantitatif (Hamzah, 2009).

Berdasarkan hasil angket pada observasi awal (lampiran C.01) sebanyak 43,7%

mahasiswa sepakat ada konsep biologi, yaitu genetika, yang digunakan sebagai

contoh untuk menjelaskan matematika, dan lainnya sebanyak 21,1%, 19,7%, dan

11,3% mahasiswa biologi juga masing-masing sepakat bahwa ada beberapa konsep

lainnya, yaitu ekosistem, keanekaragaman dan klasifikasi makhluk hidup, dan

bioteknologi juga dapat digunakan sebagai contoh untuk menjelaskan matematika.

Namun, hanya 1,4% mahasiswa biologi yang berpendapat bahwa anatomi tumbuhan

juga dapat digunakan sebagai contoh untuk menjelaskan matematika. Hal ini bisa

diakibatkan karena hasil angket lain menyatakan sebanyak 93% mahasiswa biologi

berpendapat bahwa konsep kualitatif adalah salah satu aspek yang paling sering

dinilai dalam perkuliahan anatomi tumbuhan. Mahasiswa biologi terbiasa dilatih

hanya untuk mengidentifikasi beberapa karakteristik tertentu ketika melakukan

praktikum anatomi tumbuhan, beberapa diantaranya adalah : 95,8% bentuk sel,

90,1% letaknya di dalam jaringan/organ, 78,9% bentuk penebalan, 63,4% fungsi,

62% komponen penyusun, dll. Sedangkan, aspek lainnya yang mengharuskan

mahasiswa memiliki keterampilan literasi kuantitatif pada perkuliahan anatomi

tumbuhan tidak pernah terukur, misalnya distribusi sel per satuan luas pengamatan,

frekuensi sel, diameter dan jumlah sel sebenarnya, dll. Bahkan, untuk menyelesaikan

soal-soal ujian praktikum anatomi tumbuhan pun, mahasiswa lebih banyak

menggunakan strategi sebagai berikut : a) 88,7% mengenali karakteristik utamanya,

83,1% menghapal gambar atau foto dari hasil praktikum, dan b) 69% menghapal ciri

khas suatu spesies. Dari uraian-uraian tersebut, maka sudah dipastikan bahwa

mahasiswa biologi memiliki kemampuan literasi kuantitatif yang rendah. Sehingga

mahasiswa akan banyak mengalami kesulitan/kendala ketika dihadapkan pada

(17)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data numerik. Hal ini terlihat dari angket, di mana sebanyak 59,2% siswa mengalami

kesulitan ketika menggambar secara proposional, 54,9% kesulitan untuk menentukan

ukuran sel dan jaringan sebenarnya, dll.

Hasil observasi menunjukkan bahwa meskipun objek biologi sangat luas, namun

literasi kuantitatif mahasiswa masih terfokus hanya pada beberapa konsep saja,

misalnya genetika. Sedangkan anatomi tumbuhan dianggap tidak dapat

dikembangkan ke arah keterampilan kuantitatif. Padahal tuntutan mahasiswa biologi

sebagai seorang calon saintis adalah terampil dalam menggunakan mikroskop,

mengukur ukuran sel, membuat model sel dengan ukuran yang sebenarnya sesuai

dengan perbandingan. Hal ini sejalan dengan penelitian Harrell (1999) yang

menyatakan bahwa pemahaman kuantitatif mahasiswa biologi masih lemah. Oleh

karena itu, mahasiswa biologi harus mulai diperkenalkan tentang literasi kuantitatif

sejak awal perkuliahan baik pada mata kuliah anatomi tumbuhan ataupun pada mata

kuliah biologi lainnya.

Biologi memiliki hubungan yang sinergis dengan matematika, biologi

menghasilkan masalah yang menarik, dan matematika menyediakan jalan untuk

memahami masalah di dalam biologi (Shonkwiler dan Herod, 2009). Hal ini sesuai

dengan pernyataan Ranganath (2003) yang menegaskan bahwa fenomena biologi itu

kompleks dan dapat dipecahkan dengan bantuan matematika seperti peluang dan

statistika. Lebih lanjut ditegaskan di dalam penelitian yang dilakukan oleh Sanz et al

(2012) yang menunjukkan bahwa matematika merupakan alat yang sangat esensial

dalam beberapa subjek sains dan pendekatan kuantitatif sangat krusial untuk

memahami permasalahan dalam sains. Oleh karena itu, pengajaran biologi terutama

pada konsep anatomi tumbuhan untuk mahasiswa sarjana perlu untuk memberikan

kesempatan terutama dalam mengembangkan keterampilannya dalam menggunakan

alat matematika dan bahasa dari disiplin kuantitatif, tidak hanya berupa hafalan

(18)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka perlu dimasukkan konsep-konsep kuantitatif pada seluruh mata kuliah biologi

dan salah satunya pada konsep anatomi tumbuhan.

Penerapan literasi kuantitatif dalam konsep anatomi tumbuhan dapat dilakukan

secara efektif melalui penyusunan bahan ajar berbasis literasi kuantitatif yang

terintegrasi dengan kegiatan praktikum. Bahan ajar merupakan komponen pendidikan

yang sangat penting di dalam proses pembelajaran (Adisendjaja, 2007). Bahan ajar

yang dikembangkan diharapkan menggalakkan kepada siswa untuk menggunakan

numerasi dalam situasi apapun yang mereka lakukan, seperti : pengukuran dalam

sains, memberikan penalaran yang logis dan rasional, dan juga dalam skoring. Agar

menjadi efektif, keterampilan literasi kuantitatif harus diajarkan dan dipelajari dalam

sebuah media yang bermakna dan mudah diingat (Steen, et al, 2001). Oleh karena itu,

penerapan literasi kuantitatif ini sangat cocok untuk dimasukkan ke dalam bahan ajar.

Bahan ajar juga merupakan salah satu yang sering digunakan oleh dosen maupun

mahasiswa dalam proses pembelajaran serta memiliki peranan penting dalam upaya

merealisasikan pembelajaran yang optimal. Hal ini dikarenakan seorang penulis dapat

menuangkan informasi secara terperinci dalam bahan ajar. Selain itu, bahan ajar juga

dapat dibaca berulang kali, direnungkan, dibedah, dan didiskusikan. Oleh karena itu,

bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan literasi kuantitatif mahasiswa biologi dalam konsep anatomi tumbuhan

sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pada umumnya, di

lapangan isi bahan ajar konsep anatomi tumbuhan berorientasi kepada bahan

pelajaran yang formal yang menjejali mahasiswa dengan konsep-konsep yang harus

dihafal, dan mayoritas bahan ajar anatomi tumbuhan belum mengarah kepada

pengembangan literasi kuantitatif dan perolehan data kuantitatif, sehingga perlu

adanya pengembangan dan penyusunan bahan ajar berbasis literasi kuantitatif pada

konsep anatomi tumbuhan untuk meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif

(19)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pemaparan tentang konten bahan ajar yang seharusnya, fakta, dan

realita pengajaran biologi di lapangan serta hasil penelitian terkait, telah dilakukan

penelitian pengembangan berupa penyusunan bahan ajar anatomi tumbuhan untuk

menunjang literasi kuantitatif pada mahasiswa biologi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai

berikut: “Bahan ajar anatomi tumbuhan seperti apakah yang sesuai diterapkan untuk

menunjang literasi kuantitatif mahasiswa biologi?”

Selanjutnya rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bahan ajar pada konsep anatomi tumbuhan untuk mahasiswa

biologi yang berlaku di jurusan pendidikan Biologi FPMIPA UPI saat ini?

2. Bahan ajar anatomi tumbuhan seperti apakah yang sesuai untuk menunjang

literasi kuantitatif mahasiswa biologi?

3. Bagaimana ketercapaian indikator literasi kuantitatif pada mahasiswa biologi?

4. Bagaimanakah hubungan antara nilai literasi kuantitatif pada materi anatomi

tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa biologi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu bahan ajar anatomi

tumbuhan untuk menunjang literasi kuantitatif mahasiswa.

(20)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui bahan ajar pada konsep anatomi tumbuhan untuk mahasiswa

biologi yang berlaku di jurusan pendidikan Biologi FPMIPA UPI saat ini

sebagai acuan pengembangan bahan ajar yang baru

2. Untuk mengembangkan bahan ajar anatomi tumbuhan yang sesuai untuk

menunjang literasi kuantitatif mahasiswa biologi

3. Untuk mengetahui ketercapaian indikator literasi kuantitatif pada mahasiswa

biologi.

4. Untuk mengetahui hubungan antara nilai pada literasi kuantitatif pada materi

anatomi tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa biologi.

D. Batasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan, maka pokok permasalahan yang

akan diteliti dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut :

1.Bahan ajar yang sudah ada dan dianalisis keterkaitannya dengan kuantitatif

literasi adalah bahan ajar anatomi tumbuhan yang digunakan di jurusan

pendidikan biologi FPMIPA UPI.

2.Produk bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa buku

petunjuk praktikum yang berisi teori dan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)

anatomi tumbuhan yang terintegrasi untuk menunjang literasi kuantitatif

mahasiswa.

3.Materi literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah materi parenkim dan batang dengan konten yang bersifat

literasi kuantitatif.

4.Materi literasi kuantitatif terapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

materi yang terkait dengan perkuliahan anatomi tumbuhan dan materi umum

(21)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.Hubungan yang dimaksud adalah bagaimana nilai literasi kuantitatif terapan

jika seorang mahasiswa tersebut memiliki nilai anatomi tumbuhan yang baik

atau sebaliknya.

6.Literasi kuantitatif yang diteliti menyangkut indikator dan kompetensi

kuantitatif yang diadopsi dari Association of American Colleges and

Universities (AACU, 2010).

7.Penelitian pengembangan ini dilakukan pada mahasiswa biologi S1 yang

sedang mengontrak mata kuliah anatomi tumbuhan.

8.Penelitian pengembangan ini hanya sampai uji coba bahan ajar secara terbatas.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi mahasiswa,

pengajar, maupun institusi pendidikan lainnya.

1. Bagi mahasiswa, melalui penelitian ini diharapkan bahan ajar yang

dikembangkan dapat digunakan untuk menunjang kemampuan literasi

kuantitatif pada mata kuliah anatomi tumbuhan

2. Bagi pengajar, diharapkan penelitian ini dapat :

a) Memberikan suatu alternatif bentuk bahan ajar anatomi tumbuhan yang dapat

menunjang literasi kuantitatif mahasiswa biologi

b) Memotivasi pengajar untuk mengembangkan bahan ajar literasi kuantitatif

untuk materi perkuliahan biologi lainnya

3. Bagi peneliti pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya hasil

(22)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa bahan ajar berbasis

literasi kuantitatif. Penelitian ini merupakan bagian dari Research and Development

(penelitian dan pengembangan). Metode penelitian ini digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu berdasarkan pada hasil analisis kekurangan produk sebelumnya, dan

kemudian menguji keefektifan produk baru tersebut (Sugiyono, 2012). Borg dan Gall

(1989) Memberikan batasan tentang penelitian dan pengembangan sebagai usaha

untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam

pendidikan. Untuk menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian (research)

yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut

supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji

keefektifan produk tersebut dengan melalui berbagai pengembangan ke arah

perbaikan produk (development).

Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini menggunakan model Dick dan

Carey (1990), dengan kriteria-kriteria: (1) menarik, (2) isi sesuai dengan tujuan

khusus pembelajaran, (3) urutannya tepat, (4) ada petunjuk penggunaan bahan ajar,

(5) ada soal latihan, (6) ada jawaban latihan, (7) ada tes, (8) ada petunjuk kemajuan

siswa, dan (9) ada petunjuk bagi siswa menuju kegiatan berikutnya.

Selain penelitian ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan tapi juga di

dalamnya melihat ada tidaknya korelasi untuk mendeteksi sejauh mana suatu faktor

berkaitan dengan faktor lainnya berdasarkan koefisien korelasi. Dalam penelitian ini

korelasi yang dimaksud adalah sejauh mana korelasi atau kontribusi antara literasi

(23)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(materi terkait perkuliahan anatomi tumbuhan dan materi umum) yang dimiliki oleh

mahasiswa Biologi.

Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar Dick dan Carey

Langkah-langkah pengembangan bahan ajar menurut model Dick dan Carey

(1990) adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2)

melakukan analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi perilaku awal/garis entry

behavior, (4) merumuskan tujuan pembelajaran, (5) mengembangkan butir tes, (6)

mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan isi program

pembelajaran, (8) merancang dan melaksanakan evaluasi, dan (9) merevisi paket

pembelajaran. Kesembilan langkah pengembangan bahan ajar model Dick & Carey

tersebut digambarkan sebagai berikut:

(1) Identifikasi tujuan pembelajaran, dilakukan dengan memperhatikan dan

mengadakan penilaian terhadap kebutuhan siswa, melalui analisis kebutuhan

(need assesment) mahasiswa biologi sesuai dengan tuntutan kurikulum.

(2) Analisis pembelajaran, dilakukan dengan cara: (1) mengklasifikasikan

rumusan tujuan menurut jenis ranah belajar (keterampilan psikomotor,

keterampilan intelektual, informasi verbal, sikap), dan (2) mengenali teknik

analisis pembelajaran yang cocok untuk memeriksa secara tepat perbuatan

belajar yang sebaiknya dilakukan dalam mencapai tujuan sesuai dengan

karakteristik matakuliah yang menjadi objek penelitian, tujuan difokuskan

pada pencapaian keterampilan intelektual.

(3) Identifikasi perilaku awal, dilakukan dengan memberikan pretest kepada

sampel penelitian.

(4) Perumusan TIK, dilakukan dengan menjabarkan setiap tujuan umum

matakuliah dalam bentuk perilaku atau kompetensi yang harus dicapai oleh

(24)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5) Menyusun butir-butir tes untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam

mencapai apa yang telah dicantumkan dalam tujuan, sebagai proses dalam

pengumpulan data dan informasi yang dapat dipergunakan untuk merevisi

pembelajaran. Dalam pengembangan ini, pengukuran dilakukan melalui tes

teori tertulis, mengingat tujuan khusus pembelajaran yang ingin dicapai

sebagian besar termasuk ranah kognitif dan bernalar.

(6) Mengembangkan strategi pembelajaran, mendeskripsikan

komponen-komponen umum dari suatu perangkat isi pelajaran yang akan dipergunakan

untuk memperjelas isi pelajaran. Pengembangan strategi pembelajaran

mencakup: (a) kegiatan pengajaran, (b) penyajian informasi, (c) partisipasi

mahasiswa, (d) pertanyaan mahasiswa.

(7) Mengembangkan bahan ajar, mengacu pada tujuan khusus pembelajaran,

dan strategi pembelajaran. Bahan ajar yang dikembangkan berbentuk: (a)

buku panduan dosen sebagai penuntun penggunaan bahan ajar, dan (b) bahan

ajar mahasiswa, sebagai sumber dalam proses belajar mandiri mahasiswa

dan dalam tutorial. Dalam pengembangan bahan ajar ini, dilakukan evaluasi

oleh ahli bidang studi, ahli perancang, dan ahli media.

(8) Evaluasi untuk mengukur tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik

strategi pembelajaran berdasarkan masukan, tanggapan, saran, komentar dan

penilaian ahli. Hasil evaluasi para ahli ini kemudian diguna untuk keperluan

revisi atau penyempurnaan kualitas produk bahan ajar hasil pengembangan.

Dalam pengembang an ini, evaluasi yang dilakukan adalah: (a) evaluasi oleh

para ahli, dan teman sejawat, (b) evaluasi perorangan, evaluasi kelompok

kecil, dan (c) uji coba lapangan terbatas.

(9) Revisi produk berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan evaluasi.

Selanjutnya data tersebut diikhtisarkan dan ditafsirkan sebagai usaha untuk

(25)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ajar. Pada dasarnya ada dua jenis revisi pembelajaran yang perlu

diperhitungkan: (a) revisi terhadap substansi seluruh komponen, dan (b)

revisi terhadap cara-cara atau prosedur dalam menggunakan bahan ajar

(Dick dan Carey, 1990). Dalam pengembangan ini, revisi produk

pengembang-an paket pembelajaran dilakukan pada setiap komponen bahan

ajar, yaitu: (a) petunjuk, (b) tujuan khusus pembelajaran, (c) isi bahan

pembelajaran, (d) gambar, (e) rangkuman, (f) evaluasi formatif, dan (g)

daftar bacaan. Hasil revisi produk berbentuk bahan ajar yang siap pakai.

B. Definisi Operasional

1. Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini adalah proses menganalisis

kekurangan bahan ajar yang sudah ada, mengevaluasi, dan merevisi bahan

ajar tersebut menjadi suatu bahan ajar yang baru dan diharapkan dapat lebih

baik dari bahan ajar sebelumnya untuk kemudian diuji keefektifitasannya

terhadap peningkatan N-gain mahasiswa melalui proses uji coba dan

perbaikan yang berulang.

2. Literasi kuantitatif dalam penelitian ini adalah score atau nilai yang dicapai

mahasiswa selama perkuliahan melalui tes uraian yang mengacu kepada

indikator literasi kuantitatif.

3. Hubungan antara nilai literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan

dengan nilai literasi kuantitatif terapan. Hubungan yang dimaksudkan adalah

apakah adanya keterkaitan (korelasi dan kontribusi) antara materi parenkim

dan batang dengan nilai literasi kuantitatif terapan (materi terkait

perkuliahan anatomi tumbuhan dan materi umum). Jika ternyata rata-rata

mahasiswa memiliki nilai literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan

dan nilai literasi kuantitatif terapan yang tinggi maka dapat dinyatakan

(26)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Prosedur Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah, tujuan utama

penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar berbasis literasi kuantitatif

untuk meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif mahasiswa biologi pada konsep

anatomi tumbuhan. Untuk memperjelas pengembangan bahan ajar yang dilakukan,

disajikan langkah-langkah utama yang ditempuh dalam bentuk alur penelitian yang

dapat dilihat pada gambar 3.1

Analisis bahan ajar yang Uji grafik Fry (dilakukan oleh

(27)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

Berdasarkan alur penelitian pada gambar di atas, penelitian ini diawali dengan

menganalisis bahan ajar anatomi tumbuhan yang sudah ada dan biasa digunakan

dalam perkuliahan. Data yang diperoleh dijadikan sebagai acuan dalam

pengembangan bahan ajar agar diperoleh bahan ajar yang lebih baik. Bahan ajar yang

sudah ada ini dianalisis terkait dengan indikator literasi kuantitatif, salah satunya

adalah apakah bahan ajar yang biasa digunakan sudah dapat memenuhi indikator

literasi kuantitatif atau tidak. Jika bahan ajar yang sudah ada masih belum memenuhi

dan belum dapat meng-cover seluruh indikator literasi kuantitatif, maka akan

dilanjutkan dengan pengembangan bahan ajar yang baru melalui tahap awal yaitu

mengembangkan indikator literasi kuantitatif dan kemudian mengembangkan konsep

anatomi tumbuhan (parenkim dan batang) dengan cara mengkaji keterkaitan antara

indikator pada penelitian-penelitan yang terkait dengan literasi kuantitatif. Indikator

ini diturunkan berdasarkan kebutuhan dari konsep anatomi tumbuhan, sedangkan

konsep diturunkan berdasarkan indikator. Indikator dan konsep yang telah disusun

selanjutnya divalidasi kesesuaiannya oleh dosen ahli. Indikator dikaji kesesuaiannya

dengan kemampuan literasi kuantitatif, dan konsep dikaji kesesuaiannya dengan

indikator.

Uji coba 2

(perkuliahan anatomi tumbuhan) Uji coba 1 : uji keterbacaan

(28)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam pengembangan bahan ajar dilakukan pula pengembangan representasi

konsep anatomi tumbuhan terutama pada materi jaringan parenkim dan organ batang

sebagai sampel konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam

pengembangan representasi konsep anatomi tumbuhan, dilakukan pengkajian

terhadap level representasi anatomi tumbuhan materi jaringan parenkim dan organ

batang dan analisis terhadap penelitian terkait sebagai dasar dalam mengembangkan

representasi materi terkait. Representasi materi yang dikembangkan ini selanjutnya

divalidasi kesesuaiannya oleh dosen ahli.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan bahan ajar. Penyusunannya

mengacu pada indikator kemampuan literasi kuantitatif, dan teori belajar. Bahan ajar

yang telah disusun selanjutnya divalidasi oleh validator. Validasi yang dilakukan

mencakup aspek kelayakan isi, penyajian materi, aspek keterbacaan, aspek grafika

dan aspek representasi anatomi tumbuhan materi jaringan parenkim dan organ batang.

Saran dan komentar hasil validasi dijadikan revisi untuk memperbaiki bahan ajar

yang sebelumnya.

Bahan ajar yang telah direvisi selanjutnya diuji keterbacaaannya. Uji keterbacaan

dilakukan dua kali. Pertama, dilakukan di luar kelas penelitian yang terdiri dari 15

mahasiswa biologi dari dua angakatan (2008 dan 2009). Mahasiswa tersebut diminta

membaca bahan ajar anatomi tumbuhan hasil pengembangan dan mengerjakan

soal-soal evaluasi yang disajikan di dalam bahan ajar dengan bahasanya sendiri, sehingga

dapat dilihat sejauh mana bahan ajar mudah dipahami oleh pembaca (mahasiswa)

(lampiran B.05). Kedua, dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan grafik Fry

(lampiran C.07). Uji grafik Fry sangat efektif digunakan ketika peneliti ingin

melihat tingkat pendidikan pembaca yang tepat dalam menggunakan bahan ajar

tersebut (dalam penelitian ini diharapkan bahan ajar tepat untuk jenjang pendidikan

(29)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghasilkan data, yang selanjutnya dianalisis untuk dilakukan pembahasan

sehingga menghasilkan suatu kesimpulan penelitian.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah bahan ajar berupa buku petunjuk praktikum yang berisi

teori dan LKM anatomi tumbuhan terintegrasi yang dikembangkan khususnya pada

konsep jaringan parenkim dan organ batang.

E. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah satu kelas non-pendidikan yang terdiri dari 30

mahasiswa biologi S1 tingkat 2 yang sedang mengontrak mata kuliah anatomi

tumbuhan pada semester genap tahun 2014/2015.

F. Instrumen Penelitian

Arikunto (2006) menyebutkan bahwa instrumen berfungsi memperoleh data

tentang sesuatu dibandingkan dengan standar satu ukuran yang telah ditentukan.

Instrumen penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah :

1. Format kesuaian indikator dan konsep anatomi tumbuhan dengan literasi

kuantitatif.

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui apakah antara indikator dan

konsep yang digunakan telah sesuai atau belum dengan literasi kuantitatif.

Indkator dan konsep yang dikembangkan selanjutnya divalidasi agar lebih sesuai

dengan konsep anatomi tumbuhan pada materi jaringan parenkim dan organ

(30)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Format validasi representatasi konsep anatomi tumbuhan materi jaringan

parenkim dan organ batang.

Format validasi representasi ini digunakan untuk menghimpun data mengenai

validitas level representasi pada konsep anatomi tumbuhan materi jaringan

parenkim dan organ batang (lampiran A.02).

3. Format analisis bahan ajar yang sudah ada

Format ini merupakan instrumen yang berfungsi untuk mengetahui

kekurangan dan kelebihan bahan ajar yang ada, khususnya pada aspek

representasi anatomi tumbuhannya terhadap kemampuan literasi kuantitatif

(lampiran A.01).

4. Lembar validasi bahan ajar yang dikembangkan

Lembar validasi ini merupakan lembar aspek kelayakan isi, penyajian materi,

grafika, bahasa, dan representasi anatomi tumbuhan pada bahan ajar yang

dikembangkan, di isi oleh validator dalam rangka mengevaluasi bahan ajar yang

telah dikembangkan (lampiran A.03).

5. Format uji keterbacaan

Format ini merupakan instrumen untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahan

ajar menggunakan grafik Fry. Tabel berisi kolom rata-rata jumlah kalimat dan

rata-rata jumlah kata dari seratus kata Edward Fry memperkenalkan formula

keterbacaan yang disebut dengan grafik fry. Grafik Fry pertama kali dipublikasikan di majalah “journal of reading” pada tahun 1977, dan grafik yang asli dibuat pada tahun 1968. Formula keterbacaan dalam grafik ini berdasarkan

dua faktor, yaitu panjang pendek kata dan tingkat kesulitan kata yang ditandai

oleh jumlah (banyak-sedikitnya) suku kata yang membentuk setiap kata dalam

wacana tersebut (Muchlisoh, 1996:170) (lampiran C.07).

(31)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes yang digunakan merupakan tes literasi kuantitatif pada materi anatomi

tumbuhan dan tes literasi kuantitatif terapan. Tes literasi kuantitatif pada materi

anatomi tumbuhan terdiri dari konsep parenkim (7 butir soal uraian) dan konsep

batang (6 butir soal uraian), sedangkan tes literasi kuantitatif terapan terdiri dari

materi terkait perkuliahan anatomi tumbuhan (6 soal uraian) dan konsep materi

umum (5 soal uraian). Tes yang diinginkan adalah tes yang dapat mengukur

indikator literasi kuantitatif dari Association of American College and

Universities (2010). (lampirann A.05, A.06, A.07, dan A.08).

Layak atau tidaknya instrumen yang digunakan dalam penelitian, diukur

dengan melakukan pengujian terhadap instrumen tersebut. Pengujian yang

dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Validitas item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2011). Pengujian

validitas item tes pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi

product moment dengan angka kasar, yaitu:

� = �Σ −(Σ )(Σ )

�Σ 2− Σ 2 {�Σ 2− Σ 2}…………01)

(Arikunto, 2011)

Dengan:

rXY: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N: jumlah siswa

X: skor tiap item tes

Y: skor total semua item tes

Menurut Arikunto (2011), nilai validitas butir soal hasil dari

perhitungan, dapat di interpretasikan sebagai berikut.

Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi

(32)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah

Hasil pengolahan uji validitas, setiap item yang digunakan memiliki

validitas sebagai berikut (lampiran B)

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Item Soal Parenkim

Validitas Nomor item Sangat tinggi 1, 5

Tinggi 2, 3, 4, 6, 7

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Item Soal Batang

Validitas Nomor item

Sangat tinggi 1, 2, 5, 6

Tinggi 3, 4

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Item Soal Terkait Anatomi Tumbuhan

Validitas Nomor item Sangat tinggi 1, 5

Tinggi 2, 3

Cukup 4

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Item Soal Materi Umum

Validitas Nomor item Tinggi 2, 3, 4, 5

Cukup 1

(33)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas tes menunjukan seberapa besar suatu instrumen tersebut

dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Lebih

lanjut Arikunto menjelaskan bahwa reliabilitas instrumen yang semakin

tinggi menunjukan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya

(reliabel). Semakin reliabel suatu instrumen, membuat instrumen tersebut

akan mendapatkan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali

mengukur pada obyek yang sama.

Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen tes

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Alpha

Cronbach (α). Menurut Azwar (Arikunto, 2011) koefisien Alpha

Cronbach menunjukan sejauh mana kekonsistenan responden dalam

menjawab instrumen yang dinilai. Persamaan Alpha Cronbach dapat

dituliskan sebagai berikut.

Yi = jumlah skor pada tiap kelompok

X = jumlah skor masing-masing pengisian item

N = jumlah sampel atau responden

(34)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengukuran reliabilitas menggunakan metode ini akan menghasilkan

nilai alpha dalam skala 0-1 yang dapat dikelompokkan kedalam lima

kelas dengan tingkat reliabilitas berbeda yang masing-masing disajikan

pada tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5. Klasifikasi Reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kurang reliabel

0,201 – 0,40 Agak reliabel

0,401 – 0,60 Cukup reliabel

0,601 – 0,80 Reliabel

0,801 – 1,00 Sangat reliabel

(Arikunto, 2011)

Hasil pengolahan uji reliabilitas, setiap item yang digunakan memiliki

reliabilitas sebagai berikut (data perhitungan terlampir pada lampiran B)

Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Parenkim

Jenis Tes Tingkat reliabilitas Soal parenkim 0.92 (sangat tinggi)

Soal batang 0.91 (sangat tinggi)

Soal pengembangan 0.71 (tinggi)

Soal materi umum 0.72tinggi)

3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (Arikunto, 2011). Daya pembeda atau indeks

(35)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arikunto (2011), butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang

mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0.7. Daya pembeda

diklasifikasikan menjadi kelas-kelas berikut.

Tabel 3.7. Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai D Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

Negatif Tidak baik/ harus dibuang

(Arikunto, 2011)

Untuk menentuan nilai daya pembeda, persamaan yang digunakan

adalah persamaan berikut.

= − = � − � …….03)

Dengan

D = Daya pembeda

J = jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang

menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(36)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil pengolahan uji coba instrumen, daya pembeda yang dimiliki

setiap item disajikan dalam Tabel 3.8 (perhitungan pada lampiran B).

Tabel 3.8. Nilai Daya Pembeda Item Tes Parenkim

Kriteria DP No. item Cukup 3, 6, 7

Baik 1, 2, 4, 5

Tabel 3.9. Nilai Daya Pembeda Item Tes Batang

Kriteria DP No. item

Cukup 5

Baik 1, 2, 3, 4, 6

Tabel 3.10. Nilai Daya Pembeda Item Tes Materi Terkait Perkuliahan Antum

Kriteria DP No. item Sangat baik 1

Baik 2, 3, 4

Jelek 5

Tabel 3.11. Nilai Daya Pembeda Item Tes Materi Umum

Kriteria DP No. item Sangat baik 5

Baik 2, 3, 4

Cukup 1

4. Tingkat Kesukaran

Arikunto (2011) menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak

terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran dan kemudahan suatu

(37)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0 (Arikunto, 2011).

Untuk menentukan indeks kesukaran suatu item, digunakan rumus berikut.

�= …………..04)

P = indeks kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar

JS= jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut.

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto, 2011)

Dari pengolahan data uji coba pada lampiran B, tingkat kesukaran

instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.12. Tingkat Kesukaran Item Tes Parenkim

Tingkat kesukaran Nomor item Sedang 1, 2, 3, 4, 5,

Sukar 6, 7

Tabel 3.13. Tingkat Kesukaran Item Tes Batang

Tingkat kesukaran Nomor item Sedang 1, 2, 3, 4, 5

Sukar 6

Tabel 3.14. Tingkat Kesukaran Item Tes Pengembangan

(38)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat Sukar 5

Tabel 3.15. Tingkat Kesukaran Item Tes Materi umum

Tingkat kesukaran Nomor item Sedang 1, 2, ,4, 5

Mudah 3

Setelah melakukan pengolahan dan analisis data hasil uji coba instrumen dengan

uji validitas item, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran item,

maka semua item soal dalam instrumen penelitian ini digunakan seluruhnya dengan

beberapa revisi sesuai dengan hasil uji coba instrument.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:

1. Melakukan validasi indikator dan konsep anatomi tumbuhan materi jaringan

parenkim dan organ batang yang telah dikembangkan untuk melihat

kesesuaiannya. Indikator harus sesuai dengan kemampuan literasi kuantitatif

sedangkan konsep harus sesuai dengan indikator. Validasi tersebut

dilakukan oleh dosen ahli dengan mengisi instrumen lembar validasi

kesesuaian indikator terhadap kemampuan literasi sains dan konsep

terhadap indikator literasi kuantitatif.

2. Melakukan validasi level representasi konsep anatomi tumbuhan materi

jaringan parenkim dan organ batang yang telah dikembangkan untuk melihat

kesesuaian antara konsep dengan representasi anatomi tumbuhan materi

jaringan parenkim dan organ batang. Validasi tersebut dilakukan oleh dosen

ahli dengan mengisi instrumen lembar validasi representasi konsep anatomi

(39)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menganalisis bahan ajar yang ada, berdasarkan aspek representasi anatomi

tumbuhan dan literasi kuantitatifnya. Analisis tersebut dilakukan oleh

peneliti yang dibuat dalam bentuk tabel.

4. Melakukan validitas bahan ajar hasil pengembangan. Validitas dilakukan

oleh tim dosen ahli dengan mengisi lembar validasi bahan ajar yang

dikembangkan. Validasi bahan ajar mencakup aspek kelayakan isi, penyajian

materi, grafika, kebahasaan, serta representasi anatomi tumbuhannya dengan

literasi kuantitatif.

5. Melakukan uji keterbacaan menggunakan grafik Fry. Uji ini dilakukan

dengan cara mengambil uraian bagian awal, tengah, dan akhir. Banyaknya

kata pada setiap uraian adalah 100 kata. Setiap uraian dihitung rata-rata

jumlah kalimatnya. Selanjutnya dilakukan penghitungan rata-rata jumlah

suku kata dari 100 kata tersebut dan dikalikan 0.6. Hasil perhitungan

kemudian dimasukkan kedalam grafik Fry.

H. Teknik Pengolahan Data

Berdasarkan instrumen yang digunakan, maka akan dilakukan pengolahan data

melalui analisis deskriptif pada :

1. Format kesesuaian antara indikator literasi kuantitatif dan konsep anatomi

tumbuhan (lampiran C.03)

2. Format validasi representasi konsep anatomi tumbuhan materi jaringan

parenkim dan organ batang (lampiran C.04 dan C.05)

3. Format analisis bahan ajar yang ada (lampiran C.02)

4. Lembar validasi aspek kelayakan isi, penyusunan materi, grafika,

kebahasaan, dan reprsentasi konsep anatomi tumbuhan berbasis literasi

kuantitatif pada bahan ajar yang dikembangkan. (lampiran C.06)

(40)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Hasil tes untuk melihat keberhasilan bahan ajar yang dikembangkan untuk

menunjang literasi kuantitatif (lampiran C.08, C.09, C.11, dan C.12)

7. Hasil uji linearitas, uji korelasi, signifikansi, dan determinasi untuk melihat

hubungan dan kontribusi nilai kedua tes, yaitu tes literasi kuantitatif pada

materi anatomi tumbuhan dengan tes literasi kuantitatif terapan (lampiran

C.15 dan C.16).

a) Korelasi Literasi Kuantitatif Pada Materi Anatomi Tumbuhan Dengan Nilai

Literasi Kuantitatif Terapan Mahasiswa Biologi.

Korelasi menunjukan keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa

memperhatikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara variabel tersebut

(Arikunto, 2011). Korelasi ini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya derajat

hubungan literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan dengan nilai literasi

kuantitatif terapan mahasiswa biologi. Panggabean (1989) menjelaskan bahwa

pemilihan teknik untuk menghitung koefisien korelasi disesuaikan dengan data dari

variabel-variabel yang akan dikorelasikan.

Sebelum menentukan koefisien korelasi pada penelitian ini, terlebih dahulu

dilakukan pengujian terhadap data yang telah didapat, yaitu uji normalitas data dan

uji linearitas regresi. Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan koefisien

korelasi menurut Arikunto (2011).

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas distribusi data yang

didapatkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan

adalah uji normalitas dengan cara tes distribusi normal dengan langkah-langkah

sebagai berikut.

a) Menghitung nilai rata-rata (Mean = M)

(41)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Membuat daftar Frekuensi Observasi (Fo) dan Frekuensi Harapan (Fh)

d) Menentukan derajat kebebasan: υ= k-3

e) Menentukan nilai χ2 pada tabel chi kuadrat

f) Penentuan normalitas

(Panggabean, 2001)

Jika nilai χ2 yang didapat dari pengolahan data lebih kecil dari nilai χ2 pada

tabel, maka data tersebut dikatakan terdistribusi normal. Jika sebaliknya, χ2

hitung lebih besar dibandingkan nilai χ2 pada tabel, maka data tersebut tidak

terdistribusi normal.

Uji normalitas ini digunakan untuk mengolah data yang didapatkan yaitu

literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif

terapan mahasiswa biologi. Jika kedua data terdistribusi normal, maka

pengolahan dilanjutkan dengan uji linieritas regresi kedua data tersebut. Tetapi,

jika salah satu dari data tersebut tidak terdistribusi normal pengolahan tidak

dilanjutkan dengan uji linearitas regresi tetapi langsung menghitung koefisien

korelasi dengan teknik Phi Coeficient (ϕ). Hasil dari perhitungan uji normalitas

dapat di lihat pada lampiran C.10.

2) Uji Linieritas Regresi

Pengujian linieritas regresi dilakukan jika kedua data penelitian diketahui

terdistribusi normal. Untuk menguji linieritas regresi, ditentukan terlebih dahulu

persamaan garis regresinya, menurut panggabean (2001) yaitu sebagai berikut.

(42)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan nilai a dan b adalah seperti berikut ini.

= Σ 2 Σ − Σ Σ

� Σ 2 − Σ 2 ……….06)

=� Σ −(Σ )(Σ )

� Σ 2 −(Σ )2 ………07)

Dengan X adalah nilai konsep anatomi tumbuhan dan Y adalah nilai

pengembangan materi umum literasi kuantitatif

Setelah ditentukan persamaan garis regresinya, selanjutnya adalah menguji

linearitas regresi data-data tersebut dengan langkah-langkah seperti berikut ini.

(a) Menghitung jumlah kuadrat regresi a dengan persamaan =(ΣY)2

…08)

(b) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan persamaan

| = Σ −

(Σ )(Σ )

� ………09)

(c) Menghitung jumlah kuadrat residu dengan persamaan

� = 2 − − | ……10)

(d) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan dengan persamaan

�� = Σ −(Σ )(Σ ) …….11)

(e) Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan dengan persamaan

JKtc=JKr– JKkk…….12)

(f) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan dengan dkkk= n-k

(g) Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan dengan persamaan

dktc =k-2 …….13)

(h) Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan dengan persamaan

RKkk = �����

(i) Menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan dengan persamaan

(43)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (j) Menghitung nilai F ketidakcocokan dengan persamaan

Ftc = �

��

(k) Menentukan nilai F tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu pada

dktc/dkkk yang telah ditentukan.

(l) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel: apabila nilai Fhitung < Ftabel

berarti persamaan garis regresi tersebut linear. Apabila nilai Fhitung>Ftabel,

berarti persamaan garis regresi tersebut tidak linear.

(Panggabean,2001)

Jika setelah melakukan uji linieritas regresi menunjukan persamaan garis

regresi linear, maka teknik yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi

adalah teknik korelasi product moment. Namun, jika hasil uji regresi tidak

menunjukan persamaan garis regresi yang linear, maka teknik penentuan

koefisien korelasi menggunakan teknik Phi Coeficient. Hasil perhitungan uji

linearitas regresi dapat dilihat di lampiran C.15.

Jika perhitungan koefisien korelasi menggunakan korelasi Product moment,

maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

……..15)

(Panggabean, 2001: 170)

dengan :

= korelasi antara literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan

dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa biologi

= deviasi dari skor nilai literasi kuantitatif terapan

= deviasi dari skor tes literasi kuantitatif pada materi anatomi

tumbuhan

Jika teknik penentuan koefisien korelasi yang digunakan adalah teknik Phi

(44)

Ryan Ardiansyah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuk variabel diskrit. Salah satu teknik untuk mengubah bentuk variabel

kedalam variabel diskrit adalah dengan menggunakan teknik mean (rata-rata).

Siswa dikatakan termasuk kedalam kelompok positif apabila nilai yang

diperolehnya lebih besar dari rata-rata nilai seluruh siswa, sedangkan siswa

termasuk kedalam kelompok negatif adalah siswa dengan perolehan nilai lebih

kecil dari nilai rata-rata.

Setelah dibuatkan tabel kontingensi, perhitungan koefisien korelasi dapat

dilakukan dengan menggunakan persamaan uji korelasi Phi Coeficient berikut

ini.

�� = ( + )( + )( + )( + )− …….16)

Dari pengolahan data korelasi antara literasi kuantitatif pada materi anatomi

tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa biologi, akan

didapatkan nilai rhitung baik dengan menggunakan persamaan product moment

atau dengan Phi Coficient. Setelah mendapatkan berapa besar nilai rhitung

bandingkan nilainya dengan nilai rtabel dengn taraf signifikansi tertentu. Jika rhitung

> rtabel maka terdapat hubungan positif (searah) antara literasi kuantitatif pada

materi anatomi tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa

biologi. Sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka hubungan antara literasi kuantitatif

pada materi anatomi tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan

mahasiswa biologi adalah negatif atau terbalik. Hasil perhitungan korelasi dapat

dilihat pada lampiran C.12.

Untuk mengetahui tingkatan korelasi yang didapatkan, bandingkan dengan

interpretasi yang disajikan dalam Tabel 3.16 berikut.

Tabel 3.16. Interpretasi Nilai Korelasi

Gambar

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Item Soal Terkait Anatomi Tumbuhan
Tabel 3.5. Klasifikasi Reliabilitas
Tabel 3.7. Klasifikasi Daya Pembeda
Tabel 3.9. Nilai Daya Pembeda Item Tes Batang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat enam tahapan pembentukan identitas lesbian, yaitu; identity confusion, mempertanyakan siapa sebenarnya dirinya dan ia mulai menerima informasi berkaitan

Gambaran kebutuhan informasi karir peserta didik merupakan gambaran kebutuhan peserta didik kelas X SMAN 1 Cileunyi Tahun Ajaran 2013/2014 dilihat dari kelas

Pada abad ke 13 kesultanan Islam telah mengokoh, maju, dan kuat seperti yang nampak pada kesultanan Samudera Pasai. Kesultanan Islam membentang mulai Aceh hingga

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang telah

[r]

Logikanya, jika tujuan pengembangan ilmu pengetahuan adalah membentuk muhsin sejati, tentunya sumber daya manusia pembentuk ilmu pengetahuan pun perlu memenuhi

Penelitian ini menghasilkan data bahwa proses Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Dzikir Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Bagi Seorang Tahanan Kasus Pencurian Di

Asia markets were sluggish on Friday as the steel and automotive producers led after the announcement of steel and aluminium import tariff by the U.S... Cut Loss If