PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK MENUNJANG LITERASI KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
RYAN ARDIANSYAH 1200884
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi
Tumbuhan Untuk Menunjang
Literasi Kuantitatif Mahasiswa
Biologi
Oleh Ryan Ardiansyah
S.Pd UPI Bandung, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Biologi Sekolah Pascasarjana UPI
© Ryan Ardiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
RYAN ARDIANSYAH
“ PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK
MENUNJANG LITERASI KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI “
disetujui dan disahkan oleh pembimbing
Pembimbing I
Dr. Rer. Nat. Adi Rahmat, M.Si NIP. 196512301992021001
Pembimbing II
Dr. Bambang Supriatno, M.Si NIP. 196305211088031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Biologi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK MENUNJANG LITERASI
KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI” ini dan seluruh isinya adalah benar
-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung risiko
yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap karya saya.
Bandung, Agustus 2014
Yang membuat pernyataan,
Ryan Ardiansyah
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena
atas segala nikmat dan karuania-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis
“Pengembangan Bahan Ajar Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa
Biologi”. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada suri tauladan
seluruh umat manusia Rosulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya,
shahabat-shahabatnya, para thabi’in dan juga para pengemban dakwah yang selalu
berjuang menegakan kebenaran hakiki dimuka bumi.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam tesis ini. Dalam
penyusunan tesis ini pula penulis sangat terbantu oleh berbagai pihak yang telah
dengan tulus membantu dan mendorong selalu penulis. Oleh karenanya, pada
kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Dr. rer nat. Adi Rahmat, M.Si selaku pembimbing pertama yang
dengan segala perhatian dan kesabran senantiasa membimbing da
mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa program studi
pendidikan biologi serta dalam penyusunan tesis ini.
2. Bapak Dr. Bambang Supriatno, M.Si selaku pembimbing kedua yang telah
kepada penulis, yang juga telah menjadi sosok seorang bapak yang
senantiasa selalu dapat penulis panut.
3. Dr. Topik Hidayat, S.Pd., M.Si. selaku penguji I yang turut memberikan
motivasi, kritik, dan saran dalam penelitian ini
4. Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.Si selaku penguji II yang turut memberikan
motivasi, kritik, dan saran dalam penelitian ini
5. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya satu persatu yang telah
memberikan andil baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyeelesaian tesis ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak terutama pada bagi para pengembang pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaan biologi di perkuliahan.
Bandung, Agustus 2014
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Batasan Masalah ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Literasi kuantitatif ... 8
1. Pengertian Literasi Kuantitatif ... 8
2. Dimensi Literasi Kuantitatif ... 11
3. Rubrik dan Indikator Penilaian Literasi Kuantitatif ... 14
4. Literasi Kuantitatif dalam Biologi ... 19
B. Analisis Potensi Materi ... 23
C. Bahan Ajar ... 25
1. Pengertian Bahan Ajar ... 25
2. Prinsip – Prinsip Bahan Ajar ... 26
3. Penentuan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar ... 27
4. Buku Ajar (Buku Teks Pelajaran) ... 29
a. Definisi Buku Teks Pelajaran ... 29
b. Fungsi Buku Teks Pelajaran ... 29
c. Kriteria Buku Teks Pelajaran ... 30
D. Penelitian yang Terkait Literasi Kuantitatif ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32
A. Metode Penelitian ... 32
B. Definisi Operasional ... 35
C. Prosedur Penelitian ... 35
D. Objek Penelitian ... 38
E. Subyek Penelitian ………38
F. Instrumen Penelitian ... 39
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Teknik Pengolahan Data ... 48
a) Korelasi Literasi Kuantitatif Pada Materi Anatomi Tumbuhan dengan Literasi Kuantitatif Terapan Mahasiswa Biologi ... 49
1) Uji Normalitas Data ... 49
2) Uji Linieritas Regresi ... 50
3) Uji Korelasi ... 52
b) Uji Signifikansi Nilai Koefisien Korelasi ... 53
c) Kontribusi Literasi Kuantitatif pada Materi Anatomi Tumbuhan dengan Literasi Kuantitatif Terapan Mahasiswa Biologi ... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
A. Hasil Penelitian ...56
1. Hasil Analisis Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ...56
a. Hasil Analisis Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan (Kondisi Awal) ...56
b. Hasil Analisis Uji Coba Bahan Ajar Tahap 1 ...56
c. Karakteristik Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Hasil Pengembangan ...60
d. Hasil Analisis Keterbacaan Menggunakan Formula Grafik Fry ...67
e. Hasil Analisis Kelayakan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ...67
f. Hasil Uji Coba Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Hasil Pengembangan ...70
1) Hasil Tes Literasi Kuantitatif Terapan ...70
2) Hasil Pencapaian Indikator Literasi Kuantitatif ...72
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A.03. Format validasi bahan ajar dari berbagai aspek kelayakan ... 96
A.04. Format uji keterbacaan grafik Fry ... 102
A.05. Instrumen soal parenkim ... 103
A.06. Instrumen soal batang ... 110
A.07. Instrumen soal materi terkait perkuliahan anatomi tumbuhan .... 116
A.08. Instrumen soal materi umum ... 121
B. Lampiran B ... 127
B.01. Hasil analisis uji coba soal parenkim ... 127
B.02. Hasil analisis uji coba soal batang ... 129
B.03. Hasil analisis uji coba soal terkait anatomi tumbuhan ... 131
B.04. Hasil analisis uji coba soal materi umum ... 133
B.05. Hasil uji keterbacaan bahan ajar ... 135
C. Lampiran C ... 136
C.01. Hasil angket observasi awal ... 136
C.02. Hasil analisis bahan ajar yang sudah ada ... 143
C.03. Hasil validasi representasi bahan ajar anatomi tumbuhan hasil pengembanagan ... 149
C.04. Hasil validasi representasi bahan ajar anatomi tumbuhan hasil pengembangan pada konsep parenkim ... 172
C.05. Hasil validasi representasi bahan ajar anatomi tumbuhan hasil pengembangan pada konsep batang ... 182
C.06. Format validasi buku teks dari berbagai aspek kelayakan ... 189
C.07. Format uji keterbacaan grafik Fry ... 191
C.08. Hasil analisis pretest dan posttest parenkim ... 193
C.09. Hasil analisis pretest dan posttest batang ... 195
C.10. Grafik persentasi N-gain konsep parenkim dan batang ... 197
C.11. Hasil analisis tes materi terkait perkuliahan anatomi tumbuhan .. 198
C.12. Hasil analisis tes materi umum ... 199
C.13. Grafik persentase pencapaian indikator literasi kuantitatif mahasiswa biologi ... 200
C.14. Uji normalitas ... 201
C.15. Uji linearitas regresi ... 204
C.16. Uji korelasi, signifikansi, dan determinasi ... 210
D. Lampiran D ... 216
D.01. Dokumentasi penelitian ... 216
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
2.1. Kerangka Dimensi Kompetensi Kuantitatif ... 11
2.2. Indikator Penilaian Literasi Kuantitatif ……… 15
3.1. Hasil Uji validitas Item Soal Parenkim ……… 41
3.2. Hasil Uji validitas Item Soal Batang ……… 41
3.3. Hasil Uji validitas Item Soal Terkait Perkuliahan Anatomi Tumbuhan .. 41
3.4. Hasil Uji validitas Item Soal Materi Umum ………. 42
3.5. Klasifikasi Reliabilitas ……….. 43
3.6. Hasil Uji Reliabilitas Item Soal ………. 43
3.7. Klasifikasi Daya Pembeda ………. 44
3.8. Nilai Daya Pembeda Item Tes Parenkim ……… 45
3.9. Nilai Daya Pembeda Item Tes Batang ……….. 45
3.10. Nilai Daya Pembeda Item Tes Terkait Perkuliahan Anatomi Tumbuhan. 45 3.11. Nilai Daya Pembeda Item Tes Materi Umum ………. 45
3.12. Tingkat Kesukaran Item Tes Parenkim ……… 46
3.13. Tingkat Kesukaran Item Tes Batang ……… 46
3.14. Tingkat Kesukaran Item Tes Terkait Perkuliahan Anatomi Tumbuhan .. 47
3.15. Tingkat Kesukaran Item Tes Materi Umum………. 47
3.16. Interpretasi Nilai Korelsi ………. 53
4.1. Hasil Analisis Kondisi Awal Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ………… 57
4.2. Hasil Analisis Uji Coba Bahan Ajar Tahap 1 ………... 59
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.3. Karakteristik Materi Pada Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ……… 62
4.4. Contoh Tabel Hasil Pengamatan yang Dapat Dicantumkan Pada LKM .. 66
4.5. Hasil Analsisi Kelayakan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan ……….. 67
4.6. Rekapitulasi Nilai Literasi Kuantitatif pada Materi Anatomi Tumbuhan dan
Nilai Literasi Kuantitatif Terapan ……… 70
4.7. Hasil Pencapaian Indikator pada Keseluruhan Tes ………... 70
4.8. Dimensi yang Terpenuhi pada Tiap Indikator Literasi Kuantitatif ……….. 76
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
3.1. Bagan Alur Penelitian ……… 46
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ANATOMI TUMBUHAN UNTUK MENUNJANG LITERASI KUANTITATIF MAHASISWA BIOLOGI
Ryan Ardiansyah NIM. 1200884
Pembimbing I : Dr. Rer. Nat. Adi Rahmat, M.Si Pembimbing II: Dr. Bambang Supriatno, M.Si
Prodi Pendidikan Biologi, Sekolah Pasca Sarjana UPI.
ABSTRAK
Biologi abad 21 diharapkan berkembang ke arah sains kuantitatif. Namun, literasi kuantitatif pada mata kuliah anatomi tumbuhan belum menonjol. Sebagai upaya memenuhi kebutuhan tersebut dilakukanlah pengembangan bahan ajar anatomi tumbuhan untuk menunjang literasi kuantitatif mahasiswa biologi dengan mengacu kepada indikator literasi kuantitatif. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan objek penelitiannya adalah buku petunjuk praktikum yang berisi teori dan LKM terintegrasi pada konsep parenkim dan batang. Uji coba dilakukan kepada 30 mahasiswa S1 yang sedang mengontrak anatomi tumbuhan. Hasil penelitian menyatakan bahan ajar ini dapat meningkatkan nilai literasi kuantitatif N-gain 0,60 (sedang) dengan kontribusi 24,21% yang diduga berasal dari bahan ajar hasil pengembangan.
Kata kunci: bahan ajar anatomi tumbuhan, literasi kuantitatif
ABSTRACT
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini biologi masih terkesan sebagai mata kuliah hafalan oleh beberapa
mahasiswa biologi. Hal ini dikarenakan pada umumnya biologi hanya menuntut
mahasiswa untuk mengingat ciri, bentuk, persamaan dan perbedaan, atau karakteristik
objek pengamatan lainnya (Lufri, 2007). Kemampuan mahasiswa biologi masih
terbatas dari kemampuan menghafal dan mendeskripsikan konsep yang diajarkan,
tidak pada kemampuan memahami literasi kuantitatif. Di lapangan ditemukan masih
banyak mahasiswa yang tidak bisa membaca tabel, menginterpretasikan data melalui
grafik, dan melakukan konversi satuan (Harrell, 1999). Speth et al (2010) juga
melakukan penelitian mengenai literasi kuantitatif dalam mata kuliah biologi, di mana
hasil penelitiannya menginformasikan bahwa sebagian besar mahasiswa biologi
mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan sederhana, mempresentasikan
data dalam grafik, dan mengartikulasikan data menjadi argumen. Di samping itu
mayoritas mahasiswa di Amerika Serikat lulus dengan keterampilan kuantitatif yang
rendah, padahal tuntutan ilmu biologi pada abad 21 diharapkan berkembang menjadi
sains kuantitatif (Speth, et al., 2010).
Pada abad ke 21 ini, literasi dan numerasi akan menjadi aspek yang tidak dapat
dipisahkan pada orang berpendidikan terutama mahasiswa (Hustings, 2002). Agar
menjadi efektif, keterampilan numerasi harus diajarkan dan dipelajari dalam situasi
nyata dan pada konsep apapun di dalam sains (Steen, 2001). Sehingga tidak menutup
kemungkinan bahwa mahasiswa biologi harus memiliki kemampuan pengoperasian
matematika, pengukuran, dan pemodelan ketika dihadapkan pada persoalan-persoalan
di situasi nyata ketika belajar biologi. Selain itu, terdapat beberapa elemen yang harus
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memecahkan masalah, dan kemampuan berkomunikasi dan terampil dalam mengolah
data kuantitatif (Hamzah, 2009).
Berdasarkan hasil angket pada observasi awal (lampiran C.01) sebanyak 43,7%
mahasiswa sepakat ada konsep biologi, yaitu genetika, yang digunakan sebagai
contoh untuk menjelaskan matematika, dan lainnya sebanyak 21,1%, 19,7%, dan
11,3% mahasiswa biologi juga masing-masing sepakat bahwa ada beberapa konsep
lainnya, yaitu ekosistem, keanekaragaman dan klasifikasi makhluk hidup, dan
bioteknologi juga dapat digunakan sebagai contoh untuk menjelaskan matematika.
Namun, hanya 1,4% mahasiswa biologi yang berpendapat bahwa anatomi tumbuhan
juga dapat digunakan sebagai contoh untuk menjelaskan matematika. Hal ini bisa
diakibatkan karena hasil angket lain menyatakan sebanyak 93% mahasiswa biologi
berpendapat bahwa konsep kualitatif adalah salah satu aspek yang paling sering
dinilai dalam perkuliahan anatomi tumbuhan. Mahasiswa biologi terbiasa dilatih
hanya untuk mengidentifikasi beberapa karakteristik tertentu ketika melakukan
praktikum anatomi tumbuhan, beberapa diantaranya adalah : 95,8% bentuk sel,
90,1% letaknya di dalam jaringan/organ, 78,9% bentuk penebalan, 63,4% fungsi,
62% komponen penyusun, dll. Sedangkan, aspek lainnya yang mengharuskan
mahasiswa memiliki keterampilan literasi kuantitatif pada perkuliahan anatomi
tumbuhan tidak pernah terukur, misalnya distribusi sel per satuan luas pengamatan,
frekuensi sel, diameter dan jumlah sel sebenarnya, dll. Bahkan, untuk menyelesaikan
soal-soal ujian praktikum anatomi tumbuhan pun, mahasiswa lebih banyak
menggunakan strategi sebagai berikut : a) 88,7% mengenali karakteristik utamanya,
83,1% menghapal gambar atau foto dari hasil praktikum, dan b) 69% menghapal ciri
khas suatu spesies. Dari uraian-uraian tersebut, maka sudah dipastikan bahwa
mahasiswa biologi memiliki kemampuan literasi kuantitatif yang rendah. Sehingga
mahasiswa akan banyak mengalami kesulitan/kendala ketika dihadapkan pada
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
data numerik. Hal ini terlihat dari angket, di mana sebanyak 59,2% siswa mengalami
kesulitan ketika menggambar secara proposional, 54,9% kesulitan untuk menentukan
ukuran sel dan jaringan sebenarnya, dll.
Hasil observasi menunjukkan bahwa meskipun objek biologi sangat luas, namun
literasi kuantitatif mahasiswa masih terfokus hanya pada beberapa konsep saja,
misalnya genetika. Sedangkan anatomi tumbuhan dianggap tidak dapat
dikembangkan ke arah keterampilan kuantitatif. Padahal tuntutan mahasiswa biologi
sebagai seorang calon saintis adalah terampil dalam menggunakan mikroskop,
mengukur ukuran sel, membuat model sel dengan ukuran yang sebenarnya sesuai
dengan perbandingan. Hal ini sejalan dengan penelitian Harrell (1999) yang
menyatakan bahwa pemahaman kuantitatif mahasiswa biologi masih lemah. Oleh
karena itu, mahasiswa biologi harus mulai diperkenalkan tentang literasi kuantitatif
sejak awal perkuliahan baik pada mata kuliah anatomi tumbuhan ataupun pada mata
kuliah biologi lainnya.
Biologi memiliki hubungan yang sinergis dengan matematika, biologi
menghasilkan masalah yang menarik, dan matematika menyediakan jalan untuk
memahami masalah di dalam biologi (Shonkwiler dan Herod, 2009). Hal ini sesuai
dengan pernyataan Ranganath (2003) yang menegaskan bahwa fenomena biologi itu
kompleks dan dapat dipecahkan dengan bantuan matematika seperti peluang dan
statistika. Lebih lanjut ditegaskan di dalam penelitian yang dilakukan oleh Sanz et al
(2012) yang menunjukkan bahwa matematika merupakan alat yang sangat esensial
dalam beberapa subjek sains dan pendekatan kuantitatif sangat krusial untuk
memahami permasalahan dalam sains. Oleh karena itu, pengajaran biologi terutama
pada konsep anatomi tumbuhan untuk mahasiswa sarjana perlu untuk memberikan
kesempatan terutama dalam mengembangkan keterampilannya dalam menggunakan
alat matematika dan bahasa dari disiplin kuantitatif, tidak hanya berupa hafalan
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maka perlu dimasukkan konsep-konsep kuantitatif pada seluruh mata kuliah biologi
dan salah satunya pada konsep anatomi tumbuhan.
Penerapan literasi kuantitatif dalam konsep anatomi tumbuhan dapat dilakukan
secara efektif melalui penyusunan bahan ajar berbasis literasi kuantitatif yang
terintegrasi dengan kegiatan praktikum. Bahan ajar merupakan komponen pendidikan
yang sangat penting di dalam proses pembelajaran (Adisendjaja, 2007). Bahan ajar
yang dikembangkan diharapkan menggalakkan kepada siswa untuk menggunakan
numerasi dalam situasi apapun yang mereka lakukan, seperti : pengukuran dalam
sains, memberikan penalaran yang logis dan rasional, dan juga dalam skoring. Agar
menjadi efektif, keterampilan literasi kuantitatif harus diajarkan dan dipelajari dalam
sebuah media yang bermakna dan mudah diingat (Steen, et al, 2001). Oleh karena itu,
penerapan literasi kuantitatif ini sangat cocok untuk dimasukkan ke dalam bahan ajar.
Bahan ajar juga merupakan salah satu yang sering digunakan oleh dosen maupun
mahasiswa dalam proses pembelajaran serta memiliki peranan penting dalam upaya
merealisasikan pembelajaran yang optimal. Hal ini dikarenakan seorang penulis dapat
menuangkan informasi secara terperinci dalam bahan ajar. Selain itu, bahan ajar juga
dapat dibaca berulang kali, direnungkan, dibedah, dan didiskusikan. Oleh karena itu,
bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan literasi kuantitatif mahasiswa biologi dalam konsep anatomi tumbuhan
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pada umumnya, di
lapangan isi bahan ajar konsep anatomi tumbuhan berorientasi kepada bahan
pelajaran yang formal yang menjejali mahasiswa dengan konsep-konsep yang harus
dihafal, dan mayoritas bahan ajar anatomi tumbuhan belum mengarah kepada
pengembangan literasi kuantitatif dan perolehan data kuantitatif, sehingga perlu
adanya pengembangan dan penyusunan bahan ajar berbasis literasi kuantitatif pada
konsep anatomi tumbuhan untuk meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pemaparan tentang konten bahan ajar yang seharusnya, fakta, dan
realita pengajaran biologi di lapangan serta hasil penelitian terkait, telah dilakukan
penelitian pengembangan berupa penyusunan bahan ajar anatomi tumbuhan untuk
menunjang literasi kuantitatif pada mahasiswa biologi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: “Bahan ajar anatomi tumbuhan seperti apakah yang sesuai diterapkan untuk
menunjang literasi kuantitatif mahasiswa biologi?”
Selanjutnya rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bahan ajar pada konsep anatomi tumbuhan untuk mahasiswa
biologi yang berlaku di jurusan pendidikan Biologi FPMIPA UPI saat ini?
2. Bahan ajar anatomi tumbuhan seperti apakah yang sesuai untuk menunjang
literasi kuantitatif mahasiswa biologi?
3. Bagaimana ketercapaian indikator literasi kuantitatif pada mahasiswa biologi?
4. Bagaimanakah hubungan antara nilai literasi kuantitatif pada materi anatomi
tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa biologi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu bahan ajar anatomi
tumbuhan untuk menunjang literasi kuantitatif mahasiswa.
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui bahan ajar pada konsep anatomi tumbuhan untuk mahasiswa
biologi yang berlaku di jurusan pendidikan Biologi FPMIPA UPI saat ini
sebagai acuan pengembangan bahan ajar yang baru
2. Untuk mengembangkan bahan ajar anatomi tumbuhan yang sesuai untuk
menunjang literasi kuantitatif mahasiswa biologi
3. Untuk mengetahui ketercapaian indikator literasi kuantitatif pada mahasiswa
biologi.
4. Untuk mengetahui hubungan antara nilai pada literasi kuantitatif pada materi
anatomi tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa biologi.
D. Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya pembahasan, maka pokok permasalahan yang
akan diteliti dibatasi ruang lingkupnya sebagai berikut :
1.Bahan ajar yang sudah ada dan dianalisis keterkaitannya dengan kuantitatif
literasi adalah bahan ajar anatomi tumbuhan yang digunakan di jurusan
pendidikan biologi FPMIPA UPI.
2.Produk bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa buku
petunjuk praktikum yang berisi teori dan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)
anatomi tumbuhan yang terintegrasi untuk menunjang literasi kuantitatif
mahasiswa.
3.Materi literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah materi parenkim dan batang dengan konten yang bersifat
literasi kuantitatif.
4.Materi literasi kuantitatif terapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
materi yang terkait dengan perkuliahan anatomi tumbuhan dan materi umum
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.Hubungan yang dimaksud adalah bagaimana nilai literasi kuantitatif terapan
jika seorang mahasiswa tersebut memiliki nilai anatomi tumbuhan yang baik
atau sebaliknya.
6.Literasi kuantitatif yang diteliti menyangkut indikator dan kompetensi
kuantitatif yang diadopsi dari Association of American Colleges and
Universities (AACU, 2010).
7.Penelitian pengembangan ini dilakukan pada mahasiswa biologi S1 yang
sedang mengontrak mata kuliah anatomi tumbuhan.
8.Penelitian pengembangan ini hanya sampai uji coba bahan ajar secara terbatas.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi mahasiswa,
pengajar, maupun institusi pendidikan lainnya.
1. Bagi mahasiswa, melalui penelitian ini diharapkan bahan ajar yang
dikembangkan dapat digunakan untuk menunjang kemampuan literasi
kuantitatif pada mata kuliah anatomi tumbuhan
2. Bagi pengajar, diharapkan penelitian ini dapat :
a) Memberikan suatu alternatif bentuk bahan ajar anatomi tumbuhan yang dapat
menunjang literasi kuantitatif mahasiswa biologi
b) Memotivasi pengajar untuk mengembangkan bahan ajar literasi kuantitatif
untuk materi perkuliahan biologi lainnya
3. Bagi peneliti pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya hasil
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa bahan ajar berbasis
literasi kuantitatif. Penelitian ini merupakan bagian dari Research and Development
(penelitian dan pengembangan). Metode penelitian ini digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu berdasarkan pada hasil analisis kekurangan produk sebelumnya, dan
kemudian menguji keefektifan produk baru tersebut (Sugiyono, 2012). Borg dan Gall
(1989) Memberikan batasan tentang penelitian dan pengembangan sebagai usaha
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan. Untuk menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian (research)
yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut
supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji
keefektifan produk tersebut dengan melalui berbagai pengembangan ke arah
perbaikan produk (development).
Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini menggunakan model Dick dan
Carey (1990), dengan kriteria-kriteria: (1) menarik, (2) isi sesuai dengan tujuan
khusus pembelajaran, (3) urutannya tepat, (4) ada petunjuk penggunaan bahan ajar,
(5) ada soal latihan, (6) ada jawaban latihan, (7) ada tes, (8) ada petunjuk kemajuan
siswa, dan (9) ada petunjuk bagi siswa menuju kegiatan berikutnya.
Selain penelitian ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan tapi juga di
dalamnya melihat ada tidaknya korelasi untuk mendeteksi sejauh mana suatu faktor
berkaitan dengan faktor lainnya berdasarkan koefisien korelasi. Dalam penelitian ini
korelasi yang dimaksud adalah sejauh mana korelasi atau kontribusi antara literasi
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(materi terkait perkuliahan anatomi tumbuhan dan materi umum) yang dimiliki oleh
mahasiswa Biologi.
Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar Dick dan Carey
Langkah-langkah pengembangan bahan ajar menurut model Dick dan Carey
(1990) adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran, (2)
melakukan analisis pembelajaran, (3) mengidentifikasi perilaku awal/garis entry
behavior, (4) merumuskan tujuan pembelajaran, (5) mengembangkan butir tes, (6)
mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan isi program
pembelajaran, (8) merancang dan melaksanakan evaluasi, dan (9) merevisi paket
pembelajaran. Kesembilan langkah pengembangan bahan ajar model Dick & Carey
tersebut digambarkan sebagai berikut:
(1) Identifikasi tujuan pembelajaran, dilakukan dengan memperhatikan dan
mengadakan penilaian terhadap kebutuhan siswa, melalui analisis kebutuhan
(need assesment) mahasiswa biologi sesuai dengan tuntutan kurikulum.
(2) Analisis pembelajaran, dilakukan dengan cara: (1) mengklasifikasikan
rumusan tujuan menurut jenis ranah belajar (keterampilan psikomotor,
keterampilan intelektual, informasi verbal, sikap), dan (2) mengenali teknik
analisis pembelajaran yang cocok untuk memeriksa secara tepat perbuatan
belajar yang sebaiknya dilakukan dalam mencapai tujuan sesuai dengan
karakteristik matakuliah yang menjadi objek penelitian, tujuan difokuskan
pada pencapaian keterampilan intelektual.
(3) Identifikasi perilaku awal, dilakukan dengan memberikan pretest kepada
sampel penelitian.
(4) Perumusan TIK, dilakukan dengan menjabarkan setiap tujuan umum
matakuliah dalam bentuk perilaku atau kompetensi yang harus dicapai oleh
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(5) Menyusun butir-butir tes untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam
mencapai apa yang telah dicantumkan dalam tujuan, sebagai proses dalam
pengumpulan data dan informasi yang dapat dipergunakan untuk merevisi
pembelajaran. Dalam pengembangan ini, pengukuran dilakukan melalui tes
teori tertulis, mengingat tujuan khusus pembelajaran yang ingin dicapai
sebagian besar termasuk ranah kognitif dan bernalar.
(6) Mengembangkan strategi pembelajaran, mendeskripsikan
komponen-komponen umum dari suatu perangkat isi pelajaran yang akan dipergunakan
untuk memperjelas isi pelajaran. Pengembangan strategi pembelajaran
mencakup: (a) kegiatan pengajaran, (b) penyajian informasi, (c) partisipasi
mahasiswa, (d) pertanyaan mahasiswa.
(7) Mengembangkan bahan ajar, mengacu pada tujuan khusus pembelajaran,
dan strategi pembelajaran. Bahan ajar yang dikembangkan berbentuk: (a)
buku panduan dosen sebagai penuntun penggunaan bahan ajar, dan (b) bahan
ajar mahasiswa, sebagai sumber dalam proses belajar mandiri mahasiswa
dan dalam tutorial. Dalam pengembangan bahan ajar ini, dilakukan evaluasi
oleh ahli bidang studi, ahli perancang, dan ahli media.
(8) Evaluasi untuk mengukur tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik
strategi pembelajaran berdasarkan masukan, tanggapan, saran, komentar dan
penilaian ahli. Hasil evaluasi para ahli ini kemudian diguna untuk keperluan
revisi atau penyempurnaan kualitas produk bahan ajar hasil pengembangan.
Dalam pengembang an ini, evaluasi yang dilakukan adalah: (a) evaluasi oleh
para ahli, dan teman sejawat, (b) evaluasi perorangan, evaluasi kelompok
kecil, dan (c) uji coba lapangan terbatas.
(9) Revisi produk berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan evaluasi.
Selanjutnya data tersebut diikhtisarkan dan ditafsirkan sebagai usaha untuk
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ajar. Pada dasarnya ada dua jenis revisi pembelajaran yang perlu
diperhitungkan: (a) revisi terhadap substansi seluruh komponen, dan (b)
revisi terhadap cara-cara atau prosedur dalam menggunakan bahan ajar
(Dick dan Carey, 1990). Dalam pengembangan ini, revisi produk
pengembang-an paket pembelajaran dilakukan pada setiap komponen bahan
ajar, yaitu: (a) petunjuk, (b) tujuan khusus pembelajaran, (c) isi bahan
pembelajaran, (d) gambar, (e) rangkuman, (f) evaluasi formatif, dan (g)
daftar bacaan. Hasil revisi produk berbentuk bahan ajar yang siap pakai.
B. Definisi Operasional
1. Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini adalah proses menganalisis
kekurangan bahan ajar yang sudah ada, mengevaluasi, dan merevisi bahan
ajar tersebut menjadi suatu bahan ajar yang baru dan diharapkan dapat lebih
baik dari bahan ajar sebelumnya untuk kemudian diuji keefektifitasannya
terhadap peningkatan N-gain mahasiswa melalui proses uji coba dan
perbaikan yang berulang.
2. Literasi kuantitatif dalam penelitian ini adalah score atau nilai yang dicapai
mahasiswa selama perkuliahan melalui tes uraian yang mengacu kepada
indikator literasi kuantitatif.
3. Hubungan antara nilai literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan
dengan nilai literasi kuantitatif terapan. Hubungan yang dimaksudkan adalah
apakah adanya keterkaitan (korelasi dan kontribusi) antara materi parenkim
dan batang dengan nilai literasi kuantitatif terapan (materi terkait
perkuliahan anatomi tumbuhan dan materi umum). Jika ternyata rata-rata
mahasiswa memiliki nilai literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan
dan nilai literasi kuantitatif terapan yang tinggi maka dapat dinyatakan
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Prosedur Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah, tujuan utama
penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar berbasis literasi kuantitatif
untuk meningkatkan kemampuan literasi kuantitatif mahasiswa biologi pada konsep
anatomi tumbuhan. Untuk memperjelas pengembangan bahan ajar yang dilakukan,
disajikan langkah-langkah utama yang ditempuh dalam bentuk alur penelitian yang
dapat dilihat pada gambar 3.1
Analisis bahan ajar yang Uji grafik Fry (dilakukan oleh
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
Berdasarkan alur penelitian pada gambar di atas, penelitian ini diawali dengan
menganalisis bahan ajar anatomi tumbuhan yang sudah ada dan biasa digunakan
dalam perkuliahan. Data yang diperoleh dijadikan sebagai acuan dalam
pengembangan bahan ajar agar diperoleh bahan ajar yang lebih baik. Bahan ajar yang
sudah ada ini dianalisis terkait dengan indikator literasi kuantitatif, salah satunya
adalah apakah bahan ajar yang biasa digunakan sudah dapat memenuhi indikator
literasi kuantitatif atau tidak. Jika bahan ajar yang sudah ada masih belum memenuhi
dan belum dapat meng-cover seluruh indikator literasi kuantitatif, maka akan
dilanjutkan dengan pengembangan bahan ajar yang baru melalui tahap awal yaitu
mengembangkan indikator literasi kuantitatif dan kemudian mengembangkan konsep
anatomi tumbuhan (parenkim dan batang) dengan cara mengkaji keterkaitan antara
indikator pada penelitian-penelitan yang terkait dengan literasi kuantitatif. Indikator
ini diturunkan berdasarkan kebutuhan dari konsep anatomi tumbuhan, sedangkan
konsep diturunkan berdasarkan indikator. Indikator dan konsep yang telah disusun
selanjutnya divalidasi kesesuaiannya oleh dosen ahli. Indikator dikaji kesesuaiannya
dengan kemampuan literasi kuantitatif, dan konsep dikaji kesesuaiannya dengan
indikator.
Uji coba 2
(perkuliahan anatomi tumbuhan) Uji coba 1 : uji keterbacaan
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam pengembangan bahan ajar dilakukan pula pengembangan representasi
konsep anatomi tumbuhan terutama pada materi jaringan parenkim dan organ batang
sebagai sampel konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam
pengembangan representasi konsep anatomi tumbuhan, dilakukan pengkajian
terhadap level representasi anatomi tumbuhan materi jaringan parenkim dan organ
batang dan analisis terhadap penelitian terkait sebagai dasar dalam mengembangkan
representasi materi terkait. Representasi materi yang dikembangkan ini selanjutnya
divalidasi kesesuaiannya oleh dosen ahli.
Langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan bahan ajar. Penyusunannya
mengacu pada indikator kemampuan literasi kuantitatif, dan teori belajar. Bahan ajar
yang telah disusun selanjutnya divalidasi oleh validator. Validasi yang dilakukan
mencakup aspek kelayakan isi, penyajian materi, aspek keterbacaan, aspek grafika
dan aspek representasi anatomi tumbuhan materi jaringan parenkim dan organ batang.
Saran dan komentar hasil validasi dijadikan revisi untuk memperbaiki bahan ajar
yang sebelumnya.
Bahan ajar yang telah direvisi selanjutnya diuji keterbacaaannya. Uji keterbacaan
dilakukan dua kali. Pertama, dilakukan di luar kelas penelitian yang terdiri dari 15
mahasiswa biologi dari dua angakatan (2008 dan 2009). Mahasiswa tersebut diminta
membaca bahan ajar anatomi tumbuhan hasil pengembangan dan mengerjakan
soal-soal evaluasi yang disajikan di dalam bahan ajar dengan bahasanya sendiri, sehingga
dapat dilihat sejauh mana bahan ajar mudah dipahami oleh pembaca (mahasiswa)
(lampiran B.05). Kedua, dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan grafik Fry
(lampiran C.07). Uji grafik Fry sangat efektif digunakan ketika peneliti ingin
melihat tingkat pendidikan pembaca yang tepat dalam menggunakan bahan ajar
tersebut (dalam penelitian ini diharapkan bahan ajar tepat untuk jenjang pendidikan
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menghasilkan data, yang selanjutnya dianalisis untuk dilakukan pembahasan
sehingga menghasilkan suatu kesimpulan penelitian.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah bahan ajar berupa buku petunjuk praktikum yang berisi
teori dan LKM anatomi tumbuhan terintegrasi yang dikembangkan khususnya pada
konsep jaringan parenkim dan organ batang.
E. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah satu kelas non-pendidikan yang terdiri dari 30
mahasiswa biologi S1 tingkat 2 yang sedang mengontrak mata kuliah anatomi
tumbuhan pada semester genap tahun 2014/2015.
F. Instrumen Penelitian
Arikunto (2006) menyebutkan bahwa instrumen berfungsi memperoleh data
tentang sesuatu dibandingkan dengan standar satu ukuran yang telah ditentukan.
Instrumen penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah :
1. Format kesuaian indikator dan konsep anatomi tumbuhan dengan literasi
kuantitatif.
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui apakah antara indikator dan
konsep yang digunakan telah sesuai atau belum dengan literasi kuantitatif.
Indkator dan konsep yang dikembangkan selanjutnya divalidasi agar lebih sesuai
dengan konsep anatomi tumbuhan pada materi jaringan parenkim dan organ
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Format validasi representatasi konsep anatomi tumbuhan materi jaringan
parenkim dan organ batang.
Format validasi representasi ini digunakan untuk menghimpun data mengenai
validitas level representasi pada konsep anatomi tumbuhan materi jaringan
parenkim dan organ batang (lampiran A.02).
3. Format analisis bahan ajar yang sudah ada
Format ini merupakan instrumen yang berfungsi untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan bahan ajar yang ada, khususnya pada aspek
representasi anatomi tumbuhannya terhadap kemampuan literasi kuantitatif
(lampiran A.01).
4. Lembar validasi bahan ajar yang dikembangkan
Lembar validasi ini merupakan lembar aspek kelayakan isi, penyajian materi,
grafika, bahasa, dan representasi anatomi tumbuhan pada bahan ajar yang
dikembangkan, di isi oleh validator dalam rangka mengevaluasi bahan ajar yang
telah dikembangkan (lampiran A.03).
5. Format uji keterbacaan
Format ini merupakan instrumen untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahan
ajar menggunakan grafik Fry. Tabel berisi kolom rata-rata jumlah kalimat dan
rata-rata jumlah kata dari seratus kata Edward Fry memperkenalkan formula
keterbacaan yang disebut dengan grafik fry. Grafik Fry pertama kali dipublikasikan di majalah “journal of reading” pada tahun 1977, dan grafik yang asli dibuat pada tahun 1968. Formula keterbacaan dalam grafik ini berdasarkan
dua faktor, yaitu panjang pendek kata dan tingkat kesulitan kata yang ditandai
oleh jumlah (banyak-sedikitnya) suku kata yang membentuk setiap kata dalam
wacana tersebut (Muchlisoh, 1996:170) (lampiran C.07).
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes yang digunakan merupakan tes literasi kuantitatif pada materi anatomi
tumbuhan dan tes literasi kuantitatif terapan. Tes literasi kuantitatif pada materi
anatomi tumbuhan terdiri dari konsep parenkim (7 butir soal uraian) dan konsep
batang (6 butir soal uraian), sedangkan tes literasi kuantitatif terapan terdiri dari
materi terkait perkuliahan anatomi tumbuhan (6 soal uraian) dan konsep materi
umum (5 soal uraian). Tes yang diinginkan adalah tes yang dapat mengukur
indikator literasi kuantitatif dari Association of American College and
Universities (2010). (lampirann A.05, A.06, A.07, dan A.08).
Layak atau tidaknya instrumen yang digunakan dalam penelitian, diukur
dengan melakukan pengujian terhadap instrumen tersebut. Pengujian yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Validitas item
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2011). Pengujian
validitas item tes pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi
product moment dengan angka kasar, yaitu:
� = �Σ −(Σ )(Σ )
�Σ 2− Σ 2 {�Σ 2− Σ 2}…………01)
(Arikunto, 2011)
Dengan:
rXY: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N: jumlah siswa
X: skor tiap item tes
Y: skor total semua item tes
Menurut Arikunto (2011), nilai validitas butir soal hasil dari
perhitungan, dapat di interpretasikan sebagai berikut.
Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Antara 0,400 sampai dengan 0,600: cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400: rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200: sangat rendah
Hasil pengolahan uji validitas, setiap item yang digunakan memiliki
validitas sebagai berikut (lampiran B)
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Item Soal Parenkim
Validitas Nomor item Sangat tinggi 1, 5
Tinggi 2, 3, 4, 6, 7
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Item Soal Batang
Validitas Nomor item
Sangat tinggi 1, 2, 5, 6
Tinggi 3, 4
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Item Soal Terkait Anatomi Tumbuhan
Validitas Nomor item Sangat tinggi 1, 5
Tinggi 2, 3
Cukup 4
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Item Soal Materi Umum
Validitas Nomor item Tinggi 2, 3, 4, 5
Cukup 1
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas tes menunjukan seberapa besar suatu instrumen tersebut
dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Lebih
lanjut Arikunto menjelaskan bahwa reliabilitas instrumen yang semakin
tinggi menunjukan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya
(reliabel). Semakin reliabel suatu instrumen, membuat instrumen tersebut
akan mendapatkan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali
mengukur pada obyek yang sama.
Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen tes
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Alpha
Cronbach (α). Menurut Azwar (Arikunto, 2011) koefisien Alpha
Cronbach menunjukan sejauh mana kekonsistenan responden dalam
menjawab instrumen yang dinilai. Persamaan Alpha Cronbach dapat
dituliskan sebagai berikut.
Yi = jumlah skor pada tiap kelompok
X = jumlah skor masing-masing pengisian item
N = jumlah sampel atau responden
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengukuran reliabilitas menggunakan metode ini akan menghasilkan
nilai alpha dalam skala 0-1 yang dapat dikelompokkan kedalam lima
kelas dengan tingkat reliabilitas berbeda yang masing-masing disajikan
pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5. Klasifikasi Reliabilitas
Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kurang reliabel
0,201 – 0,40 Agak reliabel
0,401 – 0,60 Cukup reliabel
0,601 – 0,80 Reliabel
0,801 – 1,00 Sangat reliabel
(Arikunto, 2011)
Hasil pengolahan uji reliabilitas, setiap item yang digunakan memiliki
reliabilitas sebagai berikut (data perhitungan terlampir pada lampiran B)
Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Parenkim
Jenis Tes Tingkat reliabilitas Soal parenkim 0.92 (sangat tinggi)
Soal batang 0.91 (sangat tinggi)
Soal pengembangan 0.71 (tinggi)
Soal materi umum 0.72tinggi)
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah (Arikunto, 2011). Daya pembeda atau indeks
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Arikunto (2011), butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang
mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0.7. Daya pembeda
diklasifikasikan menjadi kelas-kelas berikut.
Tabel 3.7. Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai D Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek (poor)
0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 Baik (good)
0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)
Negatif Tidak baik/ harus dibuang
(Arikunto, 2011)
Untuk menentuan nilai daya pembeda, persamaan yang digunakan
adalah persamaan berikut.
= − = � − � …….03)
Dengan
D = Daya pembeda
J = jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang
menjawab soal itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil pengolahan uji coba instrumen, daya pembeda yang dimiliki
setiap item disajikan dalam Tabel 3.8 (perhitungan pada lampiran B).
Tabel 3.8. Nilai Daya Pembeda Item Tes Parenkim
Kriteria DP No. item Cukup 3, 6, 7
Baik 1, 2, 4, 5
Tabel 3.9. Nilai Daya Pembeda Item Tes Batang
Kriteria DP No. item
Cukup 5
Baik 1, 2, 3, 4, 6
Tabel 3.10. Nilai Daya Pembeda Item Tes Materi Terkait Perkuliahan Antum
Kriteria DP No. item Sangat baik 1
Baik 2, 3, 4
Jelek 5
Tabel 3.11. Nilai Daya Pembeda Item Tes Materi Umum
Kriteria DP No. item Sangat baik 5
Baik 2, 3, 4
Cukup 1
4. Tingkat Kesukaran
Arikunto (2011) menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran dan kemudahan suatu
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0 (Arikunto, 2011).
Untuk menentukan indeks kesukaran suatu item, digunakan rumus berikut.
�= …………..04)
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar
JS= jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut.
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
(Arikunto, 2011)
Dari pengolahan data uji coba pada lampiran B, tingkat kesukaran
instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.12. Tingkat Kesukaran Item Tes Parenkim
Tingkat kesukaran Nomor item Sedang 1, 2, 3, 4, 5,
Sukar 6, 7
Tabel 3.13. Tingkat Kesukaran Item Tes Batang
Tingkat kesukaran Nomor item Sedang 1, 2, 3, 4, 5
Sukar 6
Tabel 3.14. Tingkat Kesukaran Item Tes Pengembangan
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat Sukar 5
Tabel 3.15. Tingkat Kesukaran Item Tes Materi umum
Tingkat kesukaran Nomor item Sedang 1, 2, ,4, 5
Mudah 3
Setelah melakukan pengolahan dan analisis data hasil uji coba instrumen dengan
uji validitas item, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran item,
maka semua item soal dalam instrumen penelitian ini digunakan seluruhnya dengan
beberapa revisi sesuai dengan hasil uji coba instrument.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Melakukan validasi indikator dan konsep anatomi tumbuhan materi jaringan
parenkim dan organ batang yang telah dikembangkan untuk melihat
kesesuaiannya. Indikator harus sesuai dengan kemampuan literasi kuantitatif
sedangkan konsep harus sesuai dengan indikator. Validasi tersebut
dilakukan oleh dosen ahli dengan mengisi instrumen lembar validasi
kesesuaian indikator terhadap kemampuan literasi sains dan konsep
terhadap indikator literasi kuantitatif.
2. Melakukan validasi level representasi konsep anatomi tumbuhan materi
jaringan parenkim dan organ batang yang telah dikembangkan untuk melihat
kesesuaian antara konsep dengan representasi anatomi tumbuhan materi
jaringan parenkim dan organ batang. Validasi tersebut dilakukan oleh dosen
ahli dengan mengisi instrumen lembar validasi representasi konsep anatomi
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menganalisis bahan ajar yang ada, berdasarkan aspek representasi anatomi
tumbuhan dan literasi kuantitatifnya. Analisis tersebut dilakukan oleh
peneliti yang dibuat dalam bentuk tabel.
4. Melakukan validitas bahan ajar hasil pengembangan. Validitas dilakukan
oleh tim dosen ahli dengan mengisi lembar validasi bahan ajar yang
dikembangkan. Validasi bahan ajar mencakup aspek kelayakan isi, penyajian
materi, grafika, kebahasaan, serta representasi anatomi tumbuhannya dengan
literasi kuantitatif.
5. Melakukan uji keterbacaan menggunakan grafik Fry. Uji ini dilakukan
dengan cara mengambil uraian bagian awal, tengah, dan akhir. Banyaknya
kata pada setiap uraian adalah 100 kata. Setiap uraian dihitung rata-rata
jumlah kalimatnya. Selanjutnya dilakukan penghitungan rata-rata jumlah
suku kata dari 100 kata tersebut dan dikalikan 0.6. Hasil perhitungan
kemudian dimasukkan kedalam grafik Fry.
H. Teknik Pengolahan Data
Berdasarkan instrumen yang digunakan, maka akan dilakukan pengolahan data
melalui analisis deskriptif pada :
1. Format kesesuaian antara indikator literasi kuantitatif dan konsep anatomi
tumbuhan (lampiran C.03)
2. Format validasi representasi konsep anatomi tumbuhan materi jaringan
parenkim dan organ batang (lampiran C.04 dan C.05)
3. Format analisis bahan ajar yang ada (lampiran C.02)
4. Lembar validasi aspek kelayakan isi, penyusunan materi, grafika,
kebahasaan, dan reprsentasi konsep anatomi tumbuhan berbasis literasi
kuantitatif pada bahan ajar yang dikembangkan. (lampiran C.06)
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Hasil tes untuk melihat keberhasilan bahan ajar yang dikembangkan untuk
menunjang literasi kuantitatif (lampiran C.08, C.09, C.11, dan C.12)
7. Hasil uji linearitas, uji korelasi, signifikansi, dan determinasi untuk melihat
hubungan dan kontribusi nilai kedua tes, yaitu tes literasi kuantitatif pada
materi anatomi tumbuhan dengan tes literasi kuantitatif terapan (lampiran
C.15 dan C.16).
a) Korelasi Literasi Kuantitatif Pada Materi Anatomi Tumbuhan Dengan Nilai
Literasi Kuantitatif Terapan Mahasiswa Biologi.
Korelasi menunjukan keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa
memperhatikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara variabel tersebut
(Arikunto, 2011). Korelasi ini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya derajat
hubungan literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan dengan nilai literasi
kuantitatif terapan mahasiswa biologi. Panggabean (1989) menjelaskan bahwa
pemilihan teknik untuk menghitung koefisien korelasi disesuaikan dengan data dari
variabel-variabel yang akan dikorelasikan.
Sebelum menentukan koefisien korelasi pada penelitian ini, terlebih dahulu
dilakukan pengujian terhadap data yang telah didapat, yaitu uji normalitas data dan
uji linearitas regresi. Berikut adalah langkah-langkah untuk menentukan koefisien
korelasi menurut Arikunto (2011).
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas distribusi data yang
didapatkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan
adalah uji normalitas dengan cara tes distribusi normal dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a) Menghitung nilai rata-rata (Mean = M)
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Membuat daftar Frekuensi Observasi (Fo) dan Frekuensi Harapan (Fh)
d) Menentukan derajat kebebasan: υ= k-3
e) Menentukan nilai χ2 pada tabel chi kuadrat
f) Penentuan normalitas
(Panggabean, 2001)
Jika nilai χ2 yang didapat dari pengolahan data lebih kecil dari nilai χ2 pada
tabel, maka data tersebut dikatakan terdistribusi normal. Jika sebaliknya, χ2
hitung lebih besar dibandingkan nilai χ2 pada tabel, maka data tersebut tidak
terdistribusi normal.
Uji normalitas ini digunakan untuk mengolah data yang didapatkan yaitu
literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif
terapan mahasiswa biologi. Jika kedua data terdistribusi normal, maka
pengolahan dilanjutkan dengan uji linieritas regresi kedua data tersebut. Tetapi,
jika salah satu dari data tersebut tidak terdistribusi normal pengolahan tidak
dilanjutkan dengan uji linearitas regresi tetapi langsung menghitung koefisien
korelasi dengan teknik Phi Coeficient (ϕ). Hasil dari perhitungan uji normalitas
dapat di lihat pada lampiran C.10.
2) Uji Linieritas Regresi
Pengujian linieritas regresi dilakukan jika kedua data penelitian diketahui
terdistribusi normal. Untuk menguji linieritas regresi, ditentukan terlebih dahulu
persamaan garis regresinya, menurut panggabean (2001) yaitu sebagai berikut.
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan nilai a dan b adalah seperti berikut ini.
= Σ 2 Σ − Σ Σ
� Σ 2 − Σ 2 ……….06)
=� Σ −(Σ )(Σ )
� Σ 2 −(Σ )2 ………07)
Dengan X adalah nilai konsep anatomi tumbuhan dan Y adalah nilai
pengembangan materi umum literasi kuantitatif
Setelah ditentukan persamaan garis regresinya, selanjutnya adalah menguji
linearitas regresi data-data tersebut dengan langkah-langkah seperti berikut ini.
(a) Menghitung jumlah kuadrat regresi a dengan persamaan =(ΣY)2
�
…08)
(b) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan persamaan
| = Σ −
(Σ )(Σ )
� ………09)
(c) Menghitung jumlah kuadrat residu dengan persamaan
� = 2 − − | ……10)
(d) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan dengan persamaan
�� = Σ −(Σ )(�Σ ) …….11)
(e) Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan dengan persamaan
JKtc=JKr– JKkk…….12)
(f) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan dengan dkkk= n-k
(g) Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan dengan persamaan
dktc =k-2 …….13)
(h) Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan dengan persamaan
RKkk = �����
(i) Menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan dengan persamaan
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (j) Menghitung nilai F ketidakcocokan dengan persamaan
Ftc = �
��
(k) Menentukan nilai F tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu pada
dktc/dkkk yang telah ditentukan.
(l) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel: apabila nilai Fhitung < Ftabel
berarti persamaan garis regresi tersebut linear. Apabila nilai Fhitung>Ftabel,
berarti persamaan garis regresi tersebut tidak linear.
(Panggabean,2001)
Jika setelah melakukan uji linieritas regresi menunjukan persamaan garis
regresi linear, maka teknik yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi
adalah teknik korelasi product moment. Namun, jika hasil uji regresi tidak
menunjukan persamaan garis regresi yang linear, maka teknik penentuan
koefisien korelasi menggunakan teknik Phi Coeficient. Hasil perhitungan uji
linearitas regresi dapat dilihat di lampiran C.15.
Jika perhitungan koefisien korelasi menggunakan korelasi Product moment,
maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
……..15)
(Panggabean, 2001: 170)
dengan :
= korelasi antara literasi kuantitatif pada materi anatomi tumbuhan
dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa biologi
= deviasi dari skor nilai literasi kuantitatif terapan
= deviasi dari skor tes literasi kuantitatif pada materi anatomi
tumbuhan
Jika teknik penentuan koefisien korelasi yang digunakan adalah teknik Phi
Ryan Ardiansyah, 2014
Pengembangan Bahan Ajar Anatomi Tumbuhan Untuk Menunjang Literasi Kuantitatif Mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bentuk variabel diskrit. Salah satu teknik untuk mengubah bentuk variabel
kedalam variabel diskrit adalah dengan menggunakan teknik mean (rata-rata).
Siswa dikatakan termasuk kedalam kelompok positif apabila nilai yang
diperolehnya lebih besar dari rata-rata nilai seluruh siswa, sedangkan siswa
termasuk kedalam kelompok negatif adalah siswa dengan perolehan nilai lebih
kecil dari nilai rata-rata.
Setelah dibuatkan tabel kontingensi, perhitungan koefisien korelasi dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan uji korelasi Phi Coeficient berikut
ini.
�� = ( + )( + )( + )( + )− …….16)
Dari pengolahan data korelasi antara literasi kuantitatif pada materi anatomi
tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa biologi, akan
didapatkan nilai rhitung baik dengan menggunakan persamaan product moment
atau dengan Phi Coficient. Setelah mendapatkan berapa besar nilai rhitung
bandingkan nilainya dengan nilai rtabel dengn taraf signifikansi tertentu. Jika rhitung
> rtabel maka terdapat hubungan positif (searah) antara literasi kuantitatif pada
materi anatomi tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan mahasiswa
biologi. Sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka hubungan antara literasi kuantitatif
pada materi anatomi tumbuhan dengan nilai literasi kuantitatif terapan
mahasiswa biologi adalah negatif atau terbalik. Hasil perhitungan korelasi dapat
dilihat pada lampiran C.12.
Untuk mengetahui tingkatan korelasi yang didapatkan, bandingkan dengan
interpretasi yang disajikan dalam Tabel 3.16 berikut.
Tabel 3.16. Interpretasi Nilai Korelasi