ANALISIS KERUSAKAN DAN PENGUJIAN MOTOR-MOTOR INDUKSI DI DIVISI SPUN YARNS PT. INDORAMA SYNTHETICS, TBK
JATILUHUR PURWAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Penyelesaian Program S-1 di Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh:
LUTFI JULIANTO NIM 0803136
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANALISIS KERUSAKAN DAN
PENGUJIAN MOTOR-MOTOR
INDUKSI DI DIVISI SPUN YARNS PT.
INDORAMA SYNTHETICS, TBK
JATILUHUR PURWAKARTA
Oleh Lutfi Julianto
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Lutfi Julianto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LUTFI JULIANTO
ANALISIS KERUSAKAN DAN PENGUJIAN MOTOR-MOTOR INDUKSI DI DIVISI SPUN YARNS PT. INDORAMA SYNTHETICS, TBK
JATILUHUR PURWAKARTA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs.Tasma Sucita, ST., MT NIP. 19641007 199101 1 001
Pembimbing II
Maman Somantri, S.Pd, MT NIP. 197201 200112 1 001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling banyak penggunaannya di industri, terutama motor induksi tiga fasa atau disebut juga motor asinkron, karena jenis motor ini mempunyai bentuk yang sederhana, kokoh, relatif rendah, mudah dirawat, sedikit terdapat gangguan. Dalam dunia industri motor listrik sangat dibutuhkan dan dalam penggunaannya berlangsung terus-menerus sehingga tidak lepas dari gangguan dan kerusakan. Untuk mengetahui gangguan dan kerusakan pada motor induksi maka diperlukan suatu pemeriksaan dan pengecekan. penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis dan pengujian, yaitu dengan melakukan pemeriksaan, perawatan, pengecekan kondisi motor listrik/motor yang mengalami kerusakan/bermasalah dilakukan perbaikan untuk memperoleh data-data yang akan dianalisis untuk mendapatkan data kerusakan dan cara memperbaiki. Data-data yang telah diambil, kemudian dibandingkan dengan data sebelumnya dan dianalisis. Dari hasil penelitian penulis menemukan beberapa kondisi motor tidak bagus/gangguan, diantaranya adalah motor berisik, motor bergetar dan motor pada suhu meningkat. Kondisi ini dikarenakan pada motor tersebut terjadi gangguan yang disebabkan oleh bearing rusak, poros rotor rusak, lilitan motor terbakar, dan saluran pendingin atau kipas motor tidak berfungsi. Hasil analisis kerusakan yang terjadi diperlukan perawatan dengan cara visual, pemeriksaan, pengujian dan penggantian suku cadang bagian motor induksi, dengan mengikuti jadwal perawatan yang dibuat mingguan, bulanan, dan tahunan. Perawatan sesuai jadwal agar motor tersebut bisa terdeteksi semua permasalahannya sebelum terjadi kerusakan fatal.
Kata kunci: Motor-Motor Induksi, Pengujian Motor Induksi, Perbaikan Motor Induksi, Perawatan Motor Induksi.
ABSTRACT
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
by following the maintenance schedule are made weekly, monthly, and yearly. Maintenance schedule aimed to avoid serious damage.
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian... 2
1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 3
2.1.5 Karakteristik Torsi Motor Induksi ... 11
2.2. Pengasutan Motor Induksi ... 13
2.2.1 Pengasutan Hubungan Langsung (DOL) ... 13
2.2.2 Pengasutan Saklar Bintang-Segitiga ... 16
2.2.3 Pengasutan Soft Starting ... 18
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.4. Perbaikan Motor Induksi ... 21
2.4.1 Perbaikan Dasar Motor Induksi ... 22
2.4.2 Memeriksa Kumparan Stator Motor ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 28
3.2. Metode Penelitian... 28
3.3. Pengumpulan Data Pada Motor Induksi ... 30
3.3.1 Data Motor Induksi ... 30
3.4. Metode Pengujian Dan Pengukuran Motor Induksi ... 31
3.4.1 Pengujian Dan Pengukuran Secara Mekanik ... 31
3.4.1.1 Pengujian Noise Motor Induksi ... 31
3.4.1.2 Pengujian Getaran Motor Induksi... 32
3.4.1.3 Pengujian Dan Penyetelan Kedudukan Bantalan Motor Induksi ... 33
3.4.1.4 Pengujian Penyetelan Kipas Motor Induksi ... 34
3.4.1.5 Pengujian Rotor Dan Stator ... 36
3.4.2 Pengujian Dan Pengukuran Secara Elektrik ... 37
3.4.2.1 Pengujian Suhu Motor Induksi ... 37
3.4.2.2 Pengujian Nilai Resistansi Motor Induksi ... 38
3.4.2.2.1 Pengukuran Nilai Resistansi Motor Setelah Perbaikan ... 38
3.4.2.3 Pengujian Tahanan Isolasi ... 39
3.4.2.3.1 Pengukuran Tahanan Isolasi Motor Setelah Perbaikan ... 39
3.5. Metode Pengujian Berbeban Dan Tanpa Beban Motor Induksi ... 40
3.5.1 Pengujian Motor Induksi 3 Fasa Tanpa Beban (Pengaruh Putaran Dan Frekuensi Motor) ... 40
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1. Pengujian Motor Induksi 3 Fasa ... 44
4.1.1 Hasil Pengujian Dan Pengukuran Secara Mekanik ... 44
4.1.1.1 Hasil Data Pengujian Noise Motor Induksi ... 45
4.1.1.2 Hasil Data Pengujian Getaran Motor Induksi ... 47
4.1.1.3 Hasil Data Pengujian Penyetelan Kedudukan Bearing Motor Induksi ... 48
4.1.1.4 Hasil Data Pengujian Penyetelan Kipas Motor Induksi .... 50
4.1.1.5 Hasil Data Pengujian Rotor Dan Stator ... 51
4.1.2 Hasil Data Pengujian Dan Pengukuran Secara Elektrikal ... 53
4.1.2.1 Hasil Data Pengujian Suhu Motor Induksi ... 53
4.1.2.2 Hasil Data Pengukuran Resistansi ... 55
4.1.2.2.1 Hasil Data Pengukuran Resistansi Motor Induksi Setelah Perbaikan ... 55
4.1.2.3 Hasil Data Pengukuran Tahanan Isolasi ... 55
4.1.2.3.1. Hasil Data Pengukuran Tahanan Isolasi Motor Induksi Setelah Perbaikan ... 56
4.1.2.4 Hasil Pengujian Motor Induksi 3 Fasa Tanpa Beban ... 56
4.1.2.5 Hasil Pengujian Motor Induksi 3 Fasa Berbeban ... 57
4.2. Proses Perawatan Dan Pencegahan Kerusakan Motor Induksi ... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1. Kesimpulan ... 61
5.2. Saran ... 61
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
1
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebutuhan dan penggunaan motor listrik untuk berbagai keperluan
semakin meningkat. Motor listrik digunakan sebagai salah satu alat penunjang
perkembangan industri yang semakin maju. Selain itu motor listrik juga
digunakan di segala bidang kehidupan manusia. Misalnya, motor listrik digunakan
menggerakan peralatan dan mesin yang membantu pekerjaan. Di dunia industri
banyak dijumpai motor-motor listrik sebagai alat penggerak untuk menggerakan
berbagai peralatan yang dibutuhkan di dunia industri.
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling
banyak penggunaannya di dunia industri (PT. Indorama Synthetics) dibanding
motor DC karena untuk menggerakan mesin-mesin industri sebagai penggerak
harus menggunakan motor AC. Hal tersebut karena sistem kelistrikan saat ini
memanfaatkan sistem listrik AC, tetapi motor DC juga tetap digunakan walaupun
hanya sebagian kecil. Motor induksi tiga fasa atau sering disebut motor asinkron
(tak serempak) banyak sekali digunakan karena jenis motor ini mempunyai bentuk
yang sederhana, kokoh, relatif rendah, mudah dirawat, sedikit terdapat gangguan.
Di PT.INDORAMA SYNTHETICS khususnya di Spun Yarns Division,
motor induksi yang digunakan jumlah sangat banyak hampir kurang lebih 5758
unit motor untuk unit 1 sampai 7 yaitu spinning 1-7 dengan daya mulai ukuran
0,25 kW hingga 250 kW. Motor tersebut digunakan sebagai penggerak mesin
produksi benang dan digunakan juga sebagai penggerak Equipment Utility block
yang berfungsi untuk mendukung proses pada Air Humididity Unit (AHU),
Chiller & Accesoris Chiller, Compressor dan lainnya. Penggunaan motor induksi
di PT. INDORAMA SYNTHETICS berlangsung 24 jam/hari secara terus
2
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menerus, sehingga sangat penting untuk memperhatikan sistem perawatan
motor-motor tersebut dengan program “preventive maintenance atau condition
monitoring” agar motor tetap berfungsi dengan baik.
Kasus kerusakan pada motor induksi relatif tidak sulit apabila
dibandingkan dengan motor DC dan biasanya untuk kerusakan pada motor
induksi lebih banyak pada bagian mekanis dan gangguan dari motor itu sendiri.
Untuk gangguan mekanisnya seperti vibrasi dan noise diakibatkan oleh bearing
rusak ataupun ausing shaft/bracket yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
rotor unbalance (karena ketidakseimbangan statis maupun dinamis
ketidakseimbangan gaya magnet antara stator dan rotor (yang disebabkan karena
celah udara/air gap yang tidak simetris) & kerusakan di sisi bearing motor yang
berakibat rusaknya bracket motor.
Mengingat sering terjadinya kerusakan pada motor listrik dalam suatu
proses produksi yang sangat mengganggu pekerjaan, maka dari pembahasan ini
penulis akan melakukan penelitian bagaimana cara melakukan analisis dan
pengujian terhadap data dilapangan sehingga mengetahui rusak atau tidaknya
suatu motor induksi. Kemudian mencari cara memperbaiki jika pada saat motor
terjadi kerusakan serta cara perawatan supaya motor induksi tidak kembali rusak
dan memperpanjang umur motor listrik.
Mengingat sangat penting dan besarnya manfaat dari pembahasan ini,
maka penulis tertarik membahas tentang, “ANALISIS DAN PENGUJIAN
MOTOR – MOTOR INDUKSI DI DIVISI SPUN YARNS PT. INDORAMA
SYNTHETICS, TBK JATILUHUR PURWAKARTA”.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Merujuk pada latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi
beberapa masalah yang berkaitan dengan kerusakan apa saja yang menimbulkan
3
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
induksi maka diperlukan suatu pemeriksaan dan pengecekan dengan
menggunakan metode analisis dan pengujian. Permasalahan yang akan
diselesaikan pada skripsi ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
diselesaikan pada skripsi ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. perbaikan dilakukan pada motor induksi 55 kW jenis laksmi rieter
yang mengalami gangguan.
2. Pengujian dan analisis yang dilakukan terhadap motor induksi
55 kW jenis laksmi rieter yang sudah diperbaiki.
3. Perawatan setelah motor induksi 55 kW jenis laksmi rieter diperbaiki
pada saat motor mengalami gangguan dan kerusakan.
1.3 Rumusan MasalahPenelitian
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini atau skripsi ini adalah :
1. Bagaimana cara meperbaiki motor induksi?
2. Bagaimana cara analisis kerusakan dan pengujian motor induksi?
3. Bagaimana cara mengetahui sistem perawatan dan pencegahan kondisi
motor induksi dengan sistem condition monitoring/preventive maintenance
motor induksi?
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1. Mengetahui perbaikan motor listrik induksi pada saat terjadi
gangguan.
2. Mengetahui cara menganalisis kerusakan dan cara-cara pengujian
motor induksi.
3. Mengetahui system perawatan dan pencegahan kerusakan motor
4
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
induksi hasil perbaikan di divisi spun yarns PT. Indorama Synthetics,
tbk Jatiluhur Purwakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian/penyusunan skripsi ini adalah :
1. Mempermudah perbaikan motor induksi yang mengalami gangguan.
2. Mempermudah analisis kerusakan dengan cara pengujian motor induksi.
3. Mempermudah system perawatan/pencegahan kerusakan motor induksi
serta perbaikan yang ada di PT. Indorama.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan penelitian di industri, sistematika dalam
penyusunan yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari; alasan pemilihan judul, penegasan judul,
permasalahan, tujuan penulisan skripsi, metode penulisan skripsi dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan landasan teori yang akan sangat membantu dalam
pembahasan berikutnya terutama pada bab IV. Untuk itu mengawali
pembahasan ini penulisan mencoba mengemukakan tentang: pengertian
motor listrik, prinsip kerja motor listrik, fungsi motor listrik,
5
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III : METODE PENELITIAN
Membahas tentang lokasi dan subjek penelitian, instrument penelitian,
metode penelitian dengan cara analisis dan pengujian untuk mendapatkan
data, Pengujian dan analisis yang dilakukan terhadap motor yang sudah
diperbaiki. Dari hasil temuan dan kumpulan data yang diperoleh maka
dapat dilakukan analisis sebab dan akibat kerusakan motor induksi. Dari
hasil pengukuran dan pengujian dibuatkan suatu bahan panduan untuk
mengetahui apakah kondisi motor induksi layak atau tidak untuk
dipergunakan.
BAB IV : BAHASANAN PERMASALAHAN DAN PENELITIAN
Berisi tentang hasil pengujian dari hasil penelitian, kemudian
dibandingkan dengan perencanaan awal serta teori – teori penunjang yang
menjadi landasan dari skripsi ini.
BAB V:SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini sebagai bab terakhir, akan penulis simpulkan dari keseluruhan
pembahasan, kemudian dilanjutkan dengan saran-saran secukupnya serta
28
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. INDORAMA SYNTHETICS, Tbk Jatiluhur
Purwakarta. Yang akan dijadikan subjek skripsi adalah motor induksi 3 fasa yang
berfungsi sebagai motor penggerak produksi benang dan penelitian akan
mengambil motor induksi dengan daya 55 kW untuk dianalisis. Adapun data yang
diperoleh mengenai motor tersebut adalah data yang berasal dari Nameplate motor
tersebut dan proses pengujian motor induksi selama proses pengukuran dari hasil
motor perbaikan dan perawatan condition monitoring.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis dan
pengujian. Dan yang dalam pelaksanaannya peneliti menerapkan pengujian
tingkat frekuensi dan putaran pada motor listrik tanpa beban dan berbeban. Dari
penelitian penulis akan melakukan pengujian dengan menggunakan pengujian
tingkat frekuensi dan putaran dari tingkat terendah sampai tertinggi/optimal untuk
mengetahui kondisi pada motor induksi. Metode yang digunakan di dalam
penelitian ini meliputi:
a) Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan observasi ke
lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dan mencari
permasalahan yang bisa dikaji sebagai bahan skripsi.
b) Dari hasil temuan dan kumpulan data yang diperoleh maka dapat
dilakukan analisa sebab dan akibat kerusakan motor induksi.
c) Langkah berikutnya dibuatkan suatu simulasi pengukuran melalui
serangkaian pengujian dan mendapatkan hasil pengukuran yang kemudian
29
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d) Dari hasil pengukuran dan pengujian dibuatkan suatu bahan panduan
untuk mengetahui apakah kondisi motor induksi masih layak atau tidak
untuk dipergunakan.
Pengembangan Data dan Pengolahan Data
Lakukan Analisis
Pembahasan: Penyusunan Hasil Analisis
Kesimpulan Dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian
Tidak
30
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.3. Pengumpulan Data Pada Motor Induksi
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode experimen. Pada
penelitian data yang diambil yaitu berupa data kecepatan putaran motor, arus,
tegangan, frequensi dan daya. Data tersebut diperoleh dengan cara mengatur
frequensi dan putaran motor.
3.3.1 Data Motor Induksi
Untuk memudahkan proses perawatan dan pengukuran pada motor induksi
maka kita perlu mencatat data motor induksi dan nameplate motor induksi karena
sangat penting sebagai informasi yang diperlukan untuk mengetahui batas kapasitas
pada motor induksi.
Tabel 3.1 Nameplate Motor Induksi
3 PH. AC INDUCTION MOTOR INSULATION CLASS – F
kW 55 FRAME 22
Volts 380 10 % FREQ 50 HZ
AMPS 98 RPM 1480/4POLE
EFF 94 PF 0, 90
CONNECTION DELTA IP 55
Kenaikan suhu maksimal yang diperbolehkan untuk masing-masing kelas
isolasi ditabulasikan pada tabel di bawah ini. perawatan harus dilakukan untuk
31
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2 Batas Kenaikan Temperature
Insulation Class Thermometer method Resistance Method
B 70 OC 80 OC
BEARING NE NU316/C3, DNE 6314/CE SKF.
BEARING ROTATIONAL SPEED 1500 r/min.
BEARING LIFE, L10h (ISO) 10000000 hours.
Diameter Motor Induksi
DIAMETER ENAME WIRE : 2, 15mm & 1,05 mm
Beban Motor Induksi
BEBAN MOTOR 325KG DAN BEBAN LOAD/TENION=16KN
3.4 Metode Pengujian Dan Pengukuran Motor Induksi
Pengukuran untuk tujuan pemeriksaan sebelum perbaikan. Meliputi
pengujian mekanik dan secara elektrik.
3.4.1 Pengujian Dan Pengukuran Secara Mekanik.
Pengujian mekanik tersebut dilakukan secara manual dan digerakan oleh
tangan dengan tujuan untuk mengetahui bagian mekanik apakah sudah bekerja atau
bisa dipergunakan dengan baik.
3.4.1.1 Pengujian Noise Motor Induksi
Stetoscop adalah alat untuk mengetahui kondisi bearing (Sound Bearing),
dengan bantuan pendengaran atau suara dengan menggunakan kedua telinga,
32
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
stetoscop ini mampu mengindikasikan apakah motor keadaan normal atau
abnormal.
Gambar 3.2 Stetoscop
Stetoscop dirancang khusus untuk membandingkan atau memonitor suara,
stetoscop tersebut ditempatkan langsung pada lokasi motor listrik yang diperiksa,
untuk membedakan suara bernada rendah atau suara bernada tinggi/berisik, jika
kondisi suara bernada tinggi/berisik maka kondisi bearing rusak, jika sebaliknya
maka kondisi bearing keadaan baik. Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali dan
hasil dari pengujian dituliskan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.4 Pengujian Noise Motor Induksi
No Pengujian Ke -
Hasil Pengujian Noise Spesifikasi
A-A Keterangan
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
33
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Vibrasi meter adalah alat untuk mengukur getaran motor listrik, pada alat
ini terdapat switch selector untuk menentukan parameter pada getaran yang akan
diukur. Vibrasi meter ini akan memberikan batas-batas besarnya nilai getaran.
Gambar 3.3 Vibrasi Meter
ini digunakan untuk memonitor getaran dari suatu motor listrik. untuk
menunjukkan kondisi suatu motor listrik, apakah motor listrik tersebut masih baik
(layak beroperasi) ataukah motor tersebut sudah mengalami suatu masalah
sehingga memerlukan perbaikan. Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali dan hasil
dari pengujian dituliskan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.5 Pengujian Getaran Motor Induksi
No Pengujian Hasil Pengujian Getaran
Spesifikasi < 3DB Keterangan
1
2
3
4
34
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.4.1.3 Pengujian Dan Penyetelan Kedudukan Bantalan Motor Induksi
Pengujian penyetelan kedudukan bantalan dilakukan dengan cara memutar
poros motor kekanan dan ke kekiri dengan tangan apakah terasa agak berat atau
lancar seperti gambar 3.4, pengujian tersebut untuk tujuan mengetahui posisi
kedudukan sudah tepat atau belum. Untuk menyetel kedudukan bantalan tersebut
dapat dilakukan dengan cara memukul ujung poros dengan palu plastik. Seperti
diperlihatkan pada gambar 3.5.
Gambar 3.4 Pengujian Letak Gambar 3.5 Menyetel Kedudukan Bantalan Bantalan
(Sumber: www.bahanajar.com) (sumber: Teknik Pemanfaatan Tenaga
Listrik Jilid 3)
Tujuan pemukulan ujung poros tersebut adalah untuk menggeser
kedudukan antara bantalan poros kearah yang tepat. Caranya, pukul dengan
pelan-pelan pada poros dan hindari tutup motor jangan sampai terpukul. Sambil
memukul, putar poros dengan tangan. Setelah putaran poros lancar, berarti
kedudukan bantalan pada poros sudah tepat. Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali
dan hasil dari pengujian dituliskan dalam tabel dibawah ini
Tabel 3.6 Pengujian Kedudukan Bantalan
No Pengujian Hasil Pengujian Keterangan
1
35
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3
4
5
3.4.1.4 Pengujian Penyetelan Kipas Motor Induksi
Pada saat pemasangan kipas perhatikan posisinya harus pada bagian ujung
poros yang tepat, untuk menghindari kesalahan posisinya dapat diperiksa melalui
posisi baut pengikat tutup kipas motor.
Gambar 3.6 Pengujian Kipas Motor Induksi
Setelah diketahui posisinya pada poros, pasangkan kipas ke poros secara
tegak lurus dengan memukul bagian tengah kipas secara perlahan-lahan, sampai
tepat pada kedudukannya. Kemudian setel kedudukan kipas. Periksa kedudukan
poros apakah baling, menyentuh tutup motor sambil memutar porosnya, kalau
belum rapat, setel kembali.
Setelah kipas telah tepat pada kedudukannya, kencangkan baut
pengikatnya. Pastikan bahwa kipas telah terikat dengan poros, sebab apabila tidak,
saat motor berputar dapat terjadi slip antara kipas dan poros. Maka timbul panas
dan pendinginan motor terganggu, akibatnya motor menjadi panas dan menjadi
36
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah itu pasangkan tutup kipas dan ikat baut pengikatnya dan setel
kedudukannya bahwa kipas tidak menyentuh tutupnya apabila motor berputar.
Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali dan hasil dari Pengujian dituliskan dalam
tabel dibawah ini.
Tabel 3.7 Pengujian Kedudukan Kipas Motor
No Pengujian Hasil Pengujian Keterangan
1
2
3
4
5
3.4.1.5Pengujian Rotor Dan Stator
Gambar 3.7 Posisi Rotor Dan Stator Motor Induksi
Pada saat pengujian posisi rotor di dalam stator yang tepat secara mekanik
dilihat pada gambar 3.7. Pengujian pada posisi rotor dilakukan secara teliti dan
jangan salah, sehingga kedua ujung poros rotor terhindar dari sentuhan kumparan
stator. Untuk menentukan supaya motor terjadi kerusakan atau tidak yaitu dengan
cara memutar poros motor dengan tangan, apabila pada poros diputar terasa
37
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.8 Menguji Poros Motor Induksi
(sumber: Teknik Pemanfaatan Tenaga Elektrik Jilid 3)
Tabel 3.8 Pengujian Rotor Dan Stator
No Pengujian Hasil Pengujian Keterangan kondisi
1
2
3
4
5
3.4.2 Pengujian Dan Pengukuran Secara Elektrik. 3.4.2.1 Pengujian Suhu Motor Induksi
Untuk mengukur suhu atau temperatur motor listrik dengan bantuan sinar
infra merah menggunakan alat infar red, dimana radiasi energi sinar infra merah
38
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.9 Infra Merah/Infra Red
Pengecekan infra red ditentukan dengan batasan nilai temperature atau
suhu yang ditentukan, dengan jangan melebihi batas tersebut, karena jika melebihi
batas maka motor ada masalah.
Tabel 3.9 Pengujian Suhu Motor Induksi
No Pengujian Hasil Pengujian Suhu
Spesifikasi < 50-65 oC Keterangan
1
2
3
4
5
3.4.2.2 Pengukuran Nilai Resistansi Motor Induksi
3.4.2.2.1 Pengukuran Nilai Resistance Motor Setelah Perbaikan
Pada tabel 3.10 adalah format hasil catatan hasil pengukuran untuk
39
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.10 Pengukuran Resistance Motor
No Fasa Tahanan
1 I U– X
2 II V – Y
3 III W – Z
4 Fasa Tanah (Body)
Pengukuran tersebut dilakukan sesudah perbaikan, dengan menggunakan
alat ukur AVO meter atau multitester. Jika nilai tahanan masing-masing besar
berarti baik dari segi pengukuran tahanan (resistance). Tetapi jika nilai tahanan
kumparan fasa tidak sama besar berarti kondisi kumparan fasa berarti kondisi
kumparan tidak baik (tidak seimbang). Berikut adalah gambar menunjukan cara
pengukuran resistansi motor induksi.
Gambar 3.10 Pengukuran Resistansi
3.4.2.3 Pengukuran Tahanan Isolasi
3.4.2.3.1 Pengukuran Tahanan Isolasi Motor Setelah Perbaikan
U V W
40
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bagian yang diukur pada tabel dibawah ini menjelaskan tentang pengukuran
tahanan isolasi antara kumparan fasa ke fasa. Dan antara kumparan fasa dengan
Grounding (body), hasil pengukuran dicatat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11 Pengukuran Tahanan Isolasi Sesudah Perbaikan
No Tahanan Isolasi
1 Fasa 1- Fasa 2 (U-V)
2 Fasa 1 - Fasa 3 (U-W)
3 Fasa 2 - Fasa 3 (V-W)
4 Fasa 1- Grounding (Body)
5 Fasa 2 - Grounding (Body)
6 Fasa 3 - Grounding (Body)
Gambar 3.11 Pengukuran Tahanan Isolasi (Fasa Ke Fasa)
U V W
41
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.12 Pengukuran Tahanan Isolasi (Fasa Ke Body)
Dari tabel 3.11 adalah format dari hasil nilai tahanan isolasi, untuk
menentukan hasil dari kondisi motor apakah pada kondisi bagus atau adanya
kerusakan. Pengukuran tersebut ada batasan-batasan, motor dikatakan rusak atau
ada masalah apabila angka pada megger menunjukan angka kurang dari 10 ohm
atau angka 0. Jika motor pada kondisi bagus maka angka akan menunjukan batas
dari 200 sampai tak terhingga.
3.5 Metode Pengujian Berbeban Dan Tanpa Beban Motor Induksi
Perancangan dilakukan terbagi dalam 2 kelompok pengujian motor
induksi, yaitu dengan pengujian motor induksi berbeban dan pengujian motor
induksi tidak berbeban.
3.5.1 Pengujian Motor Induksi 3 Fasa Tanpa Beban ( Pengaruh Putaran Dan Frekuensi Motor )
Pengujian ini di rancang sebagai acuan bagi penulis dalam melakukan
proses pengujian motor induksi tanpa beban dengan melihat pengaruh perubahan
tingkat frekuensi dan putaran motor induksi. Dalam perancangan ini tingkat
U V W
42
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
frekuensi difungsikan oleh inverter sehingga perubahan putaran motor induksi
bisa diatur.
Gambar 3.13 Pengujian Motor Induksi 3 Fasa Tanpa beban
Dari pengujian ini dilakukan dari beberapa perubahan pada tingkat
frekuensi dari yang terendah hingga yang tertinggi sehingga kecepatan putaran
motor induksi bisa diatur dari kecepatan rendah sampai kecepatan optimal.
sehingga penulis bisa menganalisis sampai berapa jauh motor bisa digunakan.
Tabel 3.12 Hasil Data Pengujian Tanpa Beban Tingkat Frequensi Dan Putaran
No Freq
(HZ)
Putaran Rotor
(Rpm)-Tacho V-in I-In PF KW
1
2
3
43
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5
6
7
8
Hasil pengujian ini diharapkan diperoleh data analisis yang dihasilkan
motor induksi akibat perubahan frekuensi dan putaran dari motor tersebut.
Pelaksanaan pengujian maka dilakukan dan dibuatkan tabel hasil data yang akan
dikaji oleh penulis. Sehingga menunjukkan bahwa alat tersebut sudah bekerja
sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diperoleh dari pengujian ini akan
memperlihatkan kondisi motor dan penulis akan menganalisis sampai berapa jauh
motor bisa dipergunakan. Dan juga mengetahui daya ketahanan motor sebelum
dipasang ke beban.
3.5.2 Pengujian Motor Induksi 3 Fasa Berbeban ( Pengaruh Putaran Dan Frekuensi Motor )
Pada pengujian ini dirancang untuk menguji motor induksi yang
dihubungkan pada beban, sehingga penulis mengetahui dan menganalisis
perbedaan motor induksi antara yang berbeban dan tanpa beban. Sedangkan
pemasukan input pada motor induksi diberikan secara konstan. Rangkaian
44
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.14 Pengujian Motor Induksi 3 Fasa Berbeban
Pada pengujian ini motor induksi dipasang pada tempat mesin produksi
benang untuk sebagai penggerak dan juga sebagai beban. Hasil dari pengujian ini
adalah penulis dapat melihat perubahan tingkat frekuensi dan putaran akibat
adanya beban. Dalam pelaksanaan pengujian maka dibuat tabel sebagai berikut.
45
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6
7
66
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas yang telah dilakukan maka didapat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Perbaikan yang ada di PT.Indorama Syntetics dilakukan dengan cara
membongkar motor dan mengganti suku cadang bagian motor yang
telah rusak, perbaikan dilakukan karena mengalami gangguan seperti
motor berisik, bergetar, dan suhu meningkat.
2. Setelah dilakukan analisis dan pengujian yang dilakukan di
PT.Indorama Synthetics diketahui bahwa gangguan tersebut
disebabkan oleh adanya bagian motor yang rusak dan ditemukan
adanya kerusakan pada bearing yang rusak atau aus, poros rotor yang
berkarat/aus, lilitan stator terbakar, dan kipas motor tidak berfungsi
atau slip.
3. Perawatan dan pencegahan kerusakan motor listrik yang ada di
PT.Indorama Synthetics dilakukan dengan cara melakukan perawatan
dengan cara visual, pemeriksaan, pengujian, dan penggantian suku
cadang bagian motor induksi, dengan mengikuti jadwal perawatan
yang dibuat mingguan. bulanan, dan tahunan.
5.2 Saran
Untuk mencegah kerusakan pada motor induksi lakukan perawatan
sesuai jadwal dan lakukan perbaikan jika terjadi kerusakan, lakukan
penggantian bagian-bagian motor yang rusak dengan yang baru, karena
kerusakan tersebut kalau tidak cepat diganti maka akan menjalar pada
bagian yang lainnya, maka lakukan perawatan sesuai jadwal.
Lutfi Julianto,2014
Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, S. dkk. (2009) Penjadwalan Preventive Maintenance Mesin B.Flute
Pada PT AMW. Jurnal, Jurusan Teknik Industri, Universitas Bina
Nusantara.
Berayan, M. (2000) Bongkar & Pasang Dan Pengujian Motor. Bandung: Electrical Departement-TEDC Bandung.
Electrical Departement TEDC Bandung (2000). Modul Technical development
programme .
Handayani. P. dkk. (2008) Teknik Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem
Elektronika Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia. Peralatan Energi Listrik:
Motor Listrik. UNEP.
Siswoyo. (2008) Teknik Listrik Industri Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Somantri, M. (2010) Pembuatan Model Uji Karakteristik Motor Generator Set
Sebagai Kelengkapan Praktikum Mesin Listrik Program Studi Teknik Elektro Fptk Upi. Laporan Penelitian, Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Spm. (2010). Condition Monitoring With Vibration Analysis & Shock
Pulse. [Online]. Tersedia di: http://conmon-spm dhp. Blogspot. com
/2010/12/condition-monitoring-with-vibration.html. Diakses 02 Juli 2014.
Sumardjati, P. dkk. (2008) Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Suroso. dkk. (2007) Pengujian Sistem Mekanik Level Gauging. Jurnal seminar nasional III, hlm. 431- 440.
__________________. Pemeliharaan Mesin Ac (Motor). [Online]. Tersedia di:http://118.96.137.51:888/bahanajar/download/keterampilan/listrik/