• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOFT SKILLS PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SOFT SKILLS PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Soft Skills Pada Pembelajaran di Kampus dan Pelaksanaan Program

Latihan Profesi Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Sekolah Lanjutan

Oleh :

Sri Rahayu

1302752

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Oleh Sri Rahayu

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2012

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Teknologi dan

Kejuruan

© Sri Rahayu 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SRI RAHAYU

SOFT SKILLS PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN

PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK

BANGUNAN

Tesis ini telah disahkan dan disetujui oleh pembimbing:

Pembimbing,

Dr. Nanang Dalil Herman, M.Pd NIP. 19620202 198803 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

SOFT SKILLS PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi antara soft skills

yang dihasilkan dari pembelajaran dikampus dan Program Latihan Profesi (PLP) pada mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Bangunan dengan soft skills yang dibutuhkan oleh guru SMK. Aspek – aspek soft skills yang diteliti diantaranya kemampuan berkomunikasi, keteladanan, disiplin, manajemen waktu, tanggung jawab, kemampuan bekerjasama, kejujuran, kemandirian, kedewasaan, inovatif, kemampuan memecahkan masalah, sopan/santun/beretika, dan kepedulian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel sebanyak 39 orang mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI angkatan 2011 sebagai responden yang telah mengikuti pembelajaran di kampus dan melaksanakan PLP untuk mengetahui soft skills yang terbentuk dan 15 orang responden mencakup dosen prodi Pendidikan Teknik Bangunan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru SMK sebagai responden untuk mengetahui aspek

soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner (angket) yang selanjutnya dianalisis menggunakan persentase data untuk mengetahui relevansi antara softskill yang terbentuk dari pembelajaran di kampus dan pelksanaan PLP dengan softskill yang dibutuhkan oleh guru kejuruan hasil penelitian menemukan bahwa soft skills yang terbentuk pada mahasiswa melalui pembelajaran di kampus dan pelaksanaan PLP meliputi kemampuan bekerjasama (84,08%), kemampuan berkomunikasi (82,18%), keteladanan (81,25%), kejujuran (80,13%), dan pelaksanaan PLP Prodi PTB meliputi: kemampuan bekerjasama (85,26%), kemampuan berkomunikasi (84,94%), keteladanan (84,78%), kejujuran (84,29%), manajemen waktu (83,65%), kemandirian (83,01%), kedewasaan (82,37%), inovatif (80,77%), sopan/ santun/beretika (80,45%), kepeduluan (80,29%). Hasil penelitian terhadap guru kejuruan menemukan bahwa atribut soft skills yang dibutuhkan/diutamakan oleh guru kejuruan yaitu; (1) kemampuan berkomunikasi, (2) keteladanan, (3) disiplin, (4) manajemen waktu, (5) tangung jawab, (6) kemampuan bekerjasama, (7) kejujuran, (8) kemandirian, (9) kedewasaan, (10) inovatif, (11) kemampuan memecahkan masalah, (12) sopan santun, dan (13) kepedulian. Relevansi soft

skills yang terbentuk dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan PLP dengan soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan berada pada persentase 46,15%

yang termasuk dalam kategori sangat relevan, serta persentase 15,38% yang termasuk dalam kategori sangat relevan.

(5)

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu SOFT SKILLS IN LEARNING ON CAMPUS AND

IMPLEMENTATION THE TRAINING PROGRAM PROFESSION STUDENT OF BUILDING ENGINEERING EDUCATION

Abstract - This study aims to determine the relevance of soft skills resulting from learning campus and Professional Training Program (PLP) on a student of Technical Education Building with soft skills needed by vocational school teachers. Aspects - the soft skills aspects examined include communication skills, exemplary, discipline, time management, responsibility, ability to cooperate, honesty, self-reliance, maturity, innovative, problem-solving skills, courteous / polite / ethical, and caring. This research uses descriptive method with a sample are 39 students of Technical Education Building Prodi FPTK UPI class of 2011 as respondents who have followed the on-campus learning and implementing the PLP to know soft skill formed and 15 respondents include lecturers from the Department of Education Building Engineering, principals, vice-principals, and teachers of SMK as respondents to identify aspects soft skill needed by vocational teachers. The techniques used were questionnaires were analyzed using the percentage of data to determine the relevance of soft skills that form of teaching on campus and implementation of PLP with soft skills required by teachers of vocational. The research show that soft skill formed on students through learning on campus and the implementation of the PLP includes the ability to cooperate (84.08%), the abbility to communicate (82.18%), modeling (81.25%), honesty (80.13%), and the implementation of the PLP Prodi PTB include: the ability to cooperate (85, 26%), the abbility to communicate (84.94%), modeling (84.78%), honesty (84.29%), time manegement (83.65%), independent (83.01%), maturity (82.7%), innovative (80.77%), police/ethical (80.45%), concert the ability to solve (80.29%). The study of vocational teachers find that the attributes of soft skills required / preferred by vocational teachers are (1) the ability to communicate, (2) model, (3) discipline, (4) management of time, (5) responsibility, (6 ) ability to cooperate, (7) honesty, (8) independence, (9) maturity, (10) an innovative, (11) the ability to solve problems, (12) manners, and (13) of concern. The relevance of soft skills that form of teaching on campus and the implementation of the PLP with the soft skills needed by vocational teachers are on the percentage of 46,17% as category of very relevant, as well as the percentage of 15,38% as category of very relevant.

(6)

Sri Rahayu, 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis pada program studi Pendidikan Teknologidan Kejuruan Sekolah Pasca Sarjana UPI. Melalui penelitian yang berjudul

Soft Skills Pada Pembelajaran di Kampus dan Pelaksanaan Program Latihan Profesi

Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan”.

Tesis ini berisi pemaparan hasil penelitian penulis yang dibagi dalam lima bab yaitu : Bab 1 memaparkan tentang latar belakang penelitian, Bab 2 memaparkan tentang kerangka teori atau kajian pustaka penelitian, Bab 3 memaparkan tentang metodologi penelitian, Bab 4 memaparkan tentang temuan dan pembahasan penelitian dan Bab 5 memaparkan tentang simpulan, implikasi dan rekomendasi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini, baik isi maupun kaidah penulisan masih banyak terdapat kekurangan, penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran konstruktif dari semua pihak guna memperbaiki berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada, sehingga tesis ini dapat memenuhi kualitas baik dari segi keilmuan dan metodologinya.

Bandung, Desember 2015

(7)

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan tesis ini penulis menghadapi berbagai hambatan dan rintangan. Namun penulis menyadari bahwa pembuatan tesis ini masih memiliki kekurangan, karenaya masukan dari berbagai pihak akan dapat membantu penulis

dalam melakukan perbaikan atas karya ini.

Pada kesempatan ini dengan segala hormat penulis menyampaikan terima kasi kepada:

1. Dr. Nanang Dalil Herman, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dan menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. Danny Meirawan, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing maupun memotivasi dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. Mokhamad Syaom Barliana, M.Pd. MT selaku ketua program studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan SPS-UPI.

4. Prof. Furqon, Ph.D selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di UPI. 5. Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed selaku Direktur SPs UPI yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di SPs UPI.

6. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A selaku Asisten Direktur I SPs UPI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di SPs UPI.

7. Prof. Dr. Agus Rahayu M.P selaku Asisten Direktur II SPs UPI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di SPs

(8)

Sri Rahayu, 2015

8. Dr. Dedi Suryadi, M.Pd selaku Kepala Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, yang memberikan ijin melakukan penelitian di Prodi Pendidikan Teknik Bangunan UPI.

9. Bapak dan Ibu Dosen pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan UPI yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis menempuh perkuliahan, semoga amal baik Bapak dan Ibu mendapat balasan dari Allah SWT.

10.Bapak dan Ibu Guru pada Program Keahlian TGB di SMK N 5 dan 6 Kota Bandung, atas partisipasinya dan telah memberikan ijin melakukan penelitian. 11.Mahasiswa Angkatan 2009, 2010, dan 2011 Prodi Pendidikan Teknik Bangunan,

atas bantuan yang diberikan kepada penulis selama penelitian.

12.Orang tua penulis, serta kakak dan adik terima kasih atas doa yang tak pernah putus, kasih sayang yang tak pernah habis, serta segala dukungan baik moril maupun materil yang tak pernah lelah bapak dan ibu berikan.

13.Seluruh rekan-rekan mahasiswa S2 PTK UPI angkatan 2013 yang telah memberikan dorongan dan bantuannya sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan S2 di SPs UPI.

(9)

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 5

1.3. Pembatasan Masalah ... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Soft Skills ... 8

2.2. Dimensi Soft Skills ... 8

2.3. Pembelajaran di Perguruan Tinggi ... 20

2.4. Pembelajaran Teori ... 21

2.5. Pembelajaran Praktik ... 22

2.6. Profesi Guru ... 25

2.7. Urgensi Soft Skills Terhadap Profesi Guru ... 26

2.8. Kerangka Pemikiran ... 28

(10)

Sri Rahayu, 2015

2.10. Asumsi ... 34

2.11. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 35

3.2. Partisipan ... 35

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

3.4. Definisi Operasional ... 37

3.5. Instrumen Penelitian ... 38

3.6. Prosedur Penelitian ... 42

3.7. Analisis Data ... 43

3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.9. Teknik Analisis Data ... 48

3.10 Teknik Pengolahan Data ... 48

3.11 Uji Hipotesis ... 50

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Temuan & Pembahasan Berdasarkan Analisis Data Variabel Penelitian ... 55

4.2 Temuan & Pembahasan Pengujian Hipotesis Penelitian ... 70

4.3. Keterbatasan Penelitian ... 73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan ... 75

5.2. Implikasi ... 77

5.3. Rekomendasi ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(11)

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Hasil Survey NACE USA Mengenai Kualitas

Lulusan Perguruan Tinggi yang Diharapkan Dunia Kerja ... 9

Tabel 2.2. Kajian Hasil Penelitian Empirik ... 33

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Mahasiswa ... 39

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Dosen, Kepsek, Wakasek dan Guru ... 41

Tabel 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45

Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas ... 46

Tabel 3.5. Kriteria Pedoman Penafsiran Persentase... 49

Tabel 3.6. Kriteria Kecenderungan ... 49

Tabel 3.7. Kriteria Pedoman Interpretasi Relevansi ... 50

Tabel 4.1. Soft Skills pada Pembelajaran di Kampus ... 55

Tabel 4.2. Gambaran Umum Soft Skills Pada Pembelajaran di Kampus ... 57

Tabel 4.3. Soft Skills pada Pelaksanaan PLP... 59

Tabel 4.4. Gambaran Umum Soft Skills Pada Pelaksanaan PLP... 61

Tabel 4.5. Soft Skills yang Dibutuhkan Oleh Guru Kejuruan ... 63

Tabel 4.6. Relevansi Soft Skills yang dihasilkan dari Hasil Pembelajaran di Kampus Dengan Soft Skills yang Dibutuhkan Oleh Guru Kejuruan ... 65

Tabel 4.7. Relevansi Soft Skills yang dihasilkan dari Hasil Pelaksanaan PLP Dengan Soft Skills yang Dibutuhkan Oleh Guru Kejuruan ... 66

(12)

Sri Rahayu, 2015

Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas Varians ... 71 Tabel 4.10. Hasil Uji Hipotesis ... 72

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Persentase Soft Skills Sebagai Komponen Sukses... 2 Gambar 1.2. Porsi Soft Skills yang Diberikan Dalam Sistem Pendidikan

di Perguruan Tinggi ... 2 Gambar 2.1. Diagram Kerangka Berpikir Penelitian ... 30 Gambar 4.1. Persentase Uji Kecenderungan Soft Skills

Pada Pembelajaran di Kampus ... 57 Gambar 4.2. Persentase Uji Kecenderungan Soft Skills

(13)

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Uji Coba ...85

Lampiran 2. Hasil Pengujian Validitas Uji Coba Instrument Penelitian ...97

Lampiran 3. Hasil Pengujian Reliabilitas Uji Coba Instrument Penelitian ...99

Lampiran 4. Instrument Penelitian ...101

Lampiran 5. Hasil Deskripsi Data Penelitian ...115

Lampiran 6. Hasil Uji Kecenderungan...119

Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ...121

Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t ...123

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam perguruan

tinggi berperan dalam membekali para mahasiswa dengan kemampuan dan

keterampilan yang dibutuhkan oleh lapangan kerja serta dituntut untuk mampu

mempersiapkan tenaga pendidik/guru pendidikan vokasi yang profesional dan

memiliki kompetensi.

Lembaga-lembaga pendidikan saat ini lebih memusatkan perhatian pada

pengembangan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

berdampak rendah kepada kualitas pembelajaran soft skills bagi lulusan (Tim

Yayasan Jati Diri Bangsa, 2011: hlm.54). Soft skills yang dimiliki calon guru paling

tidak akan tercermin dari kinerja mahasiswa saat praktik Program Latihan Profesi

(PLP) di sekolah mitra. Tetapi pada kenyataannya, masih ada keluhan dari beberapa

pengelola dan guru SMK tentang menurunnya kualitas mahasiswa calon guru, terutama dalam hal inisiatif, keberanian bertindak, disiplin, dan keakraban dengan guru. Hal ini menunjukkan bahwa soft skills maupun karakter yang dimiliki calon guru masih rendah (Wagiran, 2013:hlm.2). Oleh karena itu, kompetensi yang sangat dibutuhkan oleh guru ialah lebih menekankan pada kualitas soft skills yang baik.

Secara umum kesiapan lulusan untuk memasuki dunia kerja melibatkan tiga faktor, yaitu: (1) faktor fisiologis yang menyangkut kematangan usia, kondisi fisik, dan organ-organ tubuh, (2) faktor pengalaman yang meliputi pengalaman belajar dan bekerja menyangkut pengetahuan dan keterampilan (hard skills), dan (3) faktor psikologis yaitu keadaan mental, emosi, dan sosial (soft skills).

Hubungan soft skills dan hard skills antara dunia kerja dengan pembelajaran dapat dilihat dari rasio kebutuhan hard skills dan soft skills, yakni berbanding

(15)

2

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara akademis sebagai akibat dari sistem pendidikan berbasis ujian, di samping kurangnya sentuhan dari pihak pendidik dan percaya bahwa model pembelajaran yang hanya menekankan pada capaian nilai akademik, kurang memberikan kontribusi terhadap pembentukan sikap peserta didik pada umumnya. Hal ini terlihat dari hasil penelitian oleh Neff dan Citrin (Sailah, 2008: hlm.9), menunjukan bahwa yang membawa atau mempertahankan orang di dalam sebuah

kesuksesan di lapangan kerja yaitu 80% ditentukan oleh soft skills yang dimilikinya dan 20% ditentukan oleh technical skills.

Gambar 1.1. Persentase Soft Skills Sebagai Komponen Sukses

Sistem pendidikan di perguruan tinggi saat ini, soft skills hanya diberikan rata-rata 10% saja dalam kurikulumnya, hal ini dapat dilihat dari gambar 1.2.

Gambar 1.2. Porsi Soft Skills yang Diberikan Dalam Sistem Pendidikan di Perguruan Tinggi

Sumber:http://isailah.50webs.com/BUKU%20PENGEMBANGAN%20SOFTSKILLS%202008.pdf

(16)

dengan sistem pendidikan khususnya perguruan tinggi, soft skills hanya diberikan rata-rata 10% dalam kurikulumnya. Dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia lebih memfokuskan pada hard skills saja dan seringkali tidak berjalan seiring dengan kualitas soft skills yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Finch & Crunkilton (1984: hlm 34), menyatakan bahwa lulusan harus

diberikan kapasitas kompetensi yang interdisiplin yaitu hard skills dan soft skills.

Tetapi sayangnya selama ini pendidikan soft skills tidak secara eksplisit

dicantumkan dalam kurikulum yang ada di perguruan tinggi, sehingga

seringkali banyak pendidik dan bahkan perguruan tinggi tidak secara

langsung dapat merencanakan dan mengajarkan pendidikan soft skills.

Soft skills sendiri diartikan sebagai kemampuan di luar kemampuan teknis

dan akademis. Secara garis besar Soft skills merupakan atribut kepribadian yang meningkatkan interaksi tampilan kerja dan prospek karir individu. Soft skill dalam hal ini dapat diuraikan dalam atribut kepribadian seperti harapan baik (optimis), pertanggungjawaban (responsibility), rasa humor (sense of humor), ketulusan (integrity), pengolahan waktu (time management), dorongan (motivation). Dan juga dalam soft skill dalam kemampuan antar pribadi seperti, empati (emphaty), kepemimpinan (leadership), komunikasi (communication), sikap yang baik (good

manner), suka bergaul (sociability), kemampuan mengajar (the ability to teach)

(Cormier & Cormier, 1998:hlm. 34).

Berdasarkan publikasi Career Opportunities News, disebutkan bahwa soft skills meliputi keterampilan yang positif untuk mendukung kepribadian. Soft

skills dapat berupa: motivasi, menghormati orang lain, bekerja dalam tim, disiplin

diri, percaya diri, penyesuaian terhadap norma-norma yang berlaku umum, dan

kecakapan berbahasa atau berkomunikasi baik lisan maupun tertulis. Guru yang mempunyai soft skills positif diharapkan dapat menguasai komunikasi secara

(17)

4

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tuntutan relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia kerja mengisyaratkan perlu penguasaan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Dalam konteks Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) diselenggarakan untuk menyiapkan calon guru yang terampil dan kompeten serta guru yang profesional dalam pendidikan memiliki peran strategis dalam upaya menghasilkan lulusan dan guru kejuruan profesional. Lulusan LPTK sebagai

penghasil calon guru tidak hanya menguasai hard skills saja, tetapi juga harus menguasai soft skills sebagai pendukung hard skills agar lebih berkualitas dan berkompetensi.

Dilihat dari capaian pembelajaran (learning outcomes) dari profil lulusan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan DPTS UPI, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan DPTS UPI yaitu membekali mahasiswa sebagai calon guru kejuruan dengan hard skills dan soft skills. Lulusan Prodi PTB diharapkan tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi memiliki sikap, mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan, memiliki jiwa kepemimpinan (leadership), logika, ketahanan menghadapi tekanan, kerja sama tim, dan bertanggung jawab sehingga menghasilkan lulusan calon guru/pendidik yang profesional, memiliki kompetensi dan kualitas soft skills yang baik, serta mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lainnya.

Sejalan dengan di atas, untuk menghasilkan lulusan calon guru yang memiliki kualitas soft skills yang baik, menurut Syam (2008: hlm.7-8), mengemukakan soft skills dapat dibentuk dan dikembangkan dengan beberapa cara di antaranya dikembangkan sendiri melalui proses learning by doing, mengikuti pelatihan-pelatihan maupun seminar-seminar yang ditawarkan oleh

banyak lembaga serta pelatihan dan pembelajaran di perguruan tinggi. Meskipun demikian, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skills adalah dengan cara

berinteraksi secara langsung dan melakukan aktivitas dengan orang lain yang biasa disebut dengan learning by doing.

(18)

praktik adalah Program Latihan Profesi (PLP) yang dirancang untuk melatih mahasiswa kependidikan sehingga memiliki kesiapan sebagai calon guru yang profesional dan berkompeten dilakukan secara learning by doing di luar kampus yaitu di SMK

Penelitian ini lebih menitikberatkan kepada soft skills apa saja yang dihasilkan saat pembelajaran di kampus, di Pelaksanaan Program Latihan Profesi,

dan adakah relevansi soft skills yang dihasilkan pada pembelajaran di kampus, pelaksanaan PLP di lapangan dengan soft skills yang dibutuhkan para calon guru kejuruan, mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Masih kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap pentingnya soft skills padahal kesuksesan seseorang ditentukan oleh soft skills sebesar 80% dan 20% ditentukan oleh technical skills.

2. Soft skills maupun karakter yang dimiliki calon guru masih rendah dapat dilihat pada saat mahasiswa melakukan PLP, menurunnya kualitas mahasiswa calon

guru, terutama dalam hal inisiatif, keberanian bertindak, disiplin, dan keakraban

dengan guru.

3. Rasio kebutuhan hard skills dan soft skills di dunia kerja berbanding terbalik dengan pengembangan di dunia pendidikan, soft skills hanya diberikan rata-rata 10% saja dalam kurikulumnya.

1.3. Pembatasan Masalah

Adapun soft skills yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu soft skills yang harus dimiliki/dibutuhkan oleh guru kejuruan.

(19)

6

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Soft skills yang dihasilkan mahasiswa dibatasi pada pembelajaran teori dan

pembelajaran praktik.

3. Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan relevansi soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan dengan hasil soft skills dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian dilihat dari latar belakang masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi atribut soft skills yang dihasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi?

2. Bagaimana deskripsi atribut soft skills yang dibutuhkan/diutamakan oleh guru kejuruan?

3. Bagaimana deskripsi relevansi soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan dengan yang dihasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam melakukan penelitian ini yaitu :

1. Untuk memperoleh deskripsi atribut soft skills yang dihasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi pada mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan.

2. Untuk memperoleh deskripsi atribut soft skills yang dibutuhkan/diutamakan oleh guru kejuruan.

3. Untuk memperoleh deskripsi relevansi soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan dengan hasil dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program

Latihan Profesi.

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

(20)

Teknik Sipil untuk soft skills mahasiswa yang dibutuhkan di dunia kerja/usaha nantinya. Selain itu, bisa dijadikan informasi dalam memperbaiki dan menyempurnakan pembelajaran Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Departemen Pendidikan Teknik Sipil. Hasil penelitian dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang berkenan untuk melanjutkan pernelitian yang terkait dengan topik penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk

pengembangan soft skills calon guru kejuruan di hari yang akan datang.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi mengembangkan pemahaman atau cara berpikir untuk meningkatkan kemampuan soft skills yang dimiliki oleh mahasiswa

2. Departemen Pendidikan Teknik Sipil,

Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan dalam memperbaiki dan mengambil kebijakan untuk menyempurnakan pengembangan soft skills mahasiswa dalam penyusunan program pembelajaran yang bermuatan soft

skills.

3. Pengajar Prodi Pendidikan Teknik Bangunan

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan untuk menyusun perangkat pembelajaran dan media bermuatan soft skills sehingga tidak hanya berfokus

pada hard skills-nya saja, tetapi juga mengoptimalkan kualitas soft skills dengan perangkat pembelajaran yang bermuatan soft skills pada pembelajaran

di kampus dan praktik di lapangan untuk menunjang di dunia kerja nantinya. 4. Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan SPs UPI

(21)

8

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran di kampus dan pelaksanaan PLP mahasiswa dan semoga bisa menjadi pijakan untuk penelitian lebih lanjut dengan kajian yang sama.

5. Peneliti

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai dasar dalam kajian lanjutan mengenai

soft skills karena kemampuan soft skills di dunia kerja lebih diutamakan

walaupun demikian kemampuan hard skills juga tetap dianggap sama

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan soft skills yang dihasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan

Profesi, mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan serta relevansi soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan dengan pendekatan kuantitatif. Sugiono (2012:hlm.143), menjelaskan penelitian deskriptif dapat disebut sebagai penelitian yang berupaya mengumpulkan data, menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta pada masa penelitian berlangsung. Dalam metode deskriptif peneliti bisa membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif.

Sugiyono (2012: hlm 167), menjelaskan penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.

Jenis desain deskriptif komparatif adalah jenis penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, setelah data diperoleh hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif, kemudian membandingkan keberadaan satu variabel tersebut. Dari penggunaan desain penelitian ini, diharapkan dapat memeroleh gambaran soft skills yang dihasilkan pada pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi di

lapangan dan menjelaskan relevansi soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan.

3.2. Partisipan

(23)

36

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(TGB) terdiri dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan yang telah melaksanakan Program Latihan Profesi, dosen program studi Pendidikan Teknik Bangunan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru SMK program keahlian Teknik Gambar Bangunan sebagai guru produktif dan pamong PLP.

Lokasi penelitian yang dipilih adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan yang berlokasi di Jalan

Setiabudhi No. 207 Bandung. SMK N 5 Bandung yang berlokasi di Jalan Bojongkoneng No.37A Bandung dan SMK N 6 Bandung yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta (Riung Bandung) Bandung. Alasan pemilihan karena di UPI terdapat mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan yang sesuai dengan desain penelitian serta karakeristik mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI ini sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian serta di SMK N 5 dan 6 Bandung termasuk sekolah mitra yang menjadi lokasi mahasiswa praktikan pada pelaksanaan Program Latihan Profesi Program Studi Teknik Bangunan dan terdapat program studi Teknik Gambar Bangunan yaitu sebagai sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Sugiyono (2012:117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan penjelasan di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI, dosen program studi Pendidikan Teknik Bangunan, kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru SMK program keahlian Teknik Gambar Bangunan.

3.3.2. Sampel Penelitian.

(24)

peneliti. Sudjana (2005:hlm.161), teknik sampling ini digunakan dari responden yang akan diteliti yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2011 yang telah melaksanakan Program Latihan Profesi sebanyak 39 mahasiswa, kemudian dosen program studi Pendidikan Teknik Bangunan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru SMK program keahlian Teknik Gambar Bangunan sebanyak 15 orang responden terdiri dari 10 orang responden meliputi

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru SMK program studi Teknik Gambar Bangunan, dan 5 orang responden terdiri dari dosen program studi Pendidikan Teknik Bangunan.

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul tesis.

Sesuai dengan judul penelitian, yaitu “ Soft skills terhadap Pembelajaran di

Kampus dan Pelaksanaan Program Latihan Profesi Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan”.

Maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu: 1. Soft skills

Soft skills adalah keterampilan hidup yang dimiliki seseorang, gabungan dari

kemampuan dalam mengatur dirinya (intrapersonal) dan kemampuan berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Sehingga seseorang yang memiliki soft skills tinggi dapat dikatakan orang yang mampu mengatur dirinya sendiri serta mampu memahami dan berkomunikasi dengan orang lain. Soft skills dalam penelitian ini meliputi soft skills apa saja yang telah dihasilkan mahasiswa Prodi PTB sebagai calon guru kejuruan.

2. Pembelajaran di kampus

Pembelajaran di kampus dibatasi hanya pada mata kuliah teori. Pembelajaran

(25)

38

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Pelaksanaan Program Latihan Profesi (PLP)

Pada mata kuliah praktik difokuskan pada pelaksanaan internship yaitu pelaksanaan Program Latihan Profesi (PLP) yang dirancang untuk melatih mahasiswa kependidikan untuk memiliki kesiapan sebagai calon guru yang profesional dan berkompeten di mana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di luar kampus, yaitu kegiatan belajar mengajar yang didesain

untuk mengasah aktivitas fisik dan kreativitas mahasiswa yang lebih menekankan pada pengalaman mahasiswa yang diperoleh dari aktivitas langsung di sekolah mitra.

3.5. Instrumen Penelitian

Penelitian tentang soft skills yang dihasilkan pada pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi menggunakan instrumen yaitu angket. Instrumen penelitian dirancang disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu dengan angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi berbagai pihak tentang soft skills pada pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi dan relevansinya dengan kebutuhan soft skills pada guru kejuruan.

Pengumpulan data dengan teknik angket ini digunakan untuk mengukur soft

skills yang di hasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan PLP oleh

mahasiswa. Menggunakan angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga reponden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya. Penyusunan skala pengukuran angket untuk mahasiswa digunakan metode Likert Sunmated Rating (LSR) yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok pada variabel tentang soft skills yang dihasilkan pada pembelajaran di

kampus dan variabel soft skills yang dihasilkan pada pelaksanaan PLP. Skala Likert disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh empat persepsi yang

menunjukan tingkatan, misalnya: SL = selalu;

(26)

KD = kadang-kadang; TP = tidak pernah;

Berdasarkan definisi operasional dari masing-masing variabel maka dapat disusun indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel tersebut sehingga dapat ditentukan kisi-kisi yang akan diwujudkan dalam butir-butir pertanyaan. Kisi-kisi instrumen penelitian untuk mahasiswa dapat dilihat

pada tabel 3.1. Adapun item-item pertanyaan angket dirancang dalam kisi-kisi angket pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Mahasiswa

VARIABEL ASPEK INDIKATOR NO.ITEM INST RESP

Soft skills Pada

1.Sesuai dengan kenyataan. 1,2

Kue

Disiplin 1.Disiplin waktu. 5,6

2.Disiplin tindakan. 7,8

Kemandirian

1. memiliki kepercayaan diri 9,10 2. ketidak tergantungan

terhadap orang lain 11,12

Inovatif

1.Mewujudkan ide menjadi

(27)

40

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.Dapat memberikan motivasi. 33,34

Kemampuan

dari permasalah yang ada. 41,42 2.Memberikan saran lain untuk

menjawab. 43,44

3.Dapat mengajukan pertanyaan bila ada sesuatu yang belum dapat dimengerti.

45,46

Sopan /santun/beretika

1.Tidak menyela pembicaraan

pada waktu yang tidak tepat. 47,48 2.Meminta izin ketika akan

memasuki/memakai ruangan. 49,50

Jumlah keseluruhan dari pernyataan penelitian pada tabel 3.1 untuk angket mahasiswa adalah 124 item terbagi menjadi 62 butir pernyataan untuk soft skills pada Pembelajaran dikampus dan 62 butir pernyataan untuk soft skills pada Pelaksanaan Program Latihan Profesi (PLP). Jawaban dari pernyataan soft skills pada pembelajaran di kampus dan pelaksanaan PLP dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk skala Likert dengan empat kategori jawaban, yaitu ungkapan Selalu

(28)

dikembangkan dalam skala likert, tiap alternatif jawaban skor yang terentang dari 4-1 untuk butir pernyataan positif dan 1-4 untuk butir pernyataan negatif.

Sedangkan untuk angket berikutnya dalam penelitian ini dengan merangking prioritas soft skills, pihak-pihak yang menjadi target angket selanjutnya adalah sebagai berikut:

a. Dosen Program Studi Pendidikan Teknik.

b. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dari pihak sekolah mitra (kerjasama) yaitu SMK N 5 dan 6 Kota Bandung.

c. Guru program keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) dari pihak sekolah mitra (kerjasama) di SMK N 5 dan 6 Kota Bandung meliputi guru produktif dan pamong PLP.

Pengumpulan data dengan teknik angket ini digunakan untuk mengetahui

soft skills yang dibutuhkan/diutamakan oleh guru kejuruan. Penyusunan skala

pengukuran angket untuk dosen, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru program keahlian TGB digunakan urutan rangking yang digunakan untuk mengukur pendapat dan persepsi variabel mengenai soft skills yang diutamakan/dibutuhkan guru kejuruan. Urutan rangking disusun dalam bentuk point-point dari urutan nomor 1 hingga nomor 13.

Instrumen selanjutnya yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket untuk dosen, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru program keahlian TGB sehingga dari kedua instrumen inilah diharapkan data utama yang berhubungan dengan masalah penelitian dapat terpecahkan.

Kisi-kisi instrumen penelitian untuk dosen, guru program keahlian TGB, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2. Adapun

item-item pertanyaan angket dirancang dalam kisi-kisi angket pada tabel di bawah ini:

(29)

42

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kampus dan

Proses yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan

Tahapan ini dilakukan dengan menggunakan metode survey digunakan untuk mengenali dengan baik lingkungan penelitian yang akan dilakukan, kemudian dilakukan pengumpulan sumber masalah serta latar belakang dari permasalahan yang timbul, dilanjutkan dengan identifikasi masalah dan merumuskan masalah yang menjadi dasar pelaksanaan penelitian. Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumusan masalah deskriptif. Selanjutnya, dilakukan penyusunan instrument penelitian. Adapun instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk kuesioner.

Sebelum kuesioner mahasiswa digunakan untuk mengumpulkan data, maka instrument penelitian diuji cobakan terlebih dahulu kepada mahasiswa angkatan sebelumnya sebanyak 20 mahasiswa dan diuji validitas serta reliabilitasnya.

b. Tahap pelaksanaan

(30)

sebanyak 39 mahasiswa dan dosen prodi Pendidikan Teknik Bangunan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru program keahlian TGB sebanyak 15 responden di sekolah mitra terkait sebagai data pendukung dilapangan, kemudian melakukan pengisian angket. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis. Selanjutnya, dilakukan penyusunan kesimpulan berupa jawaban terhadap rumusan masalah

yang telah disusun.

c. Tahap penyusunan laporan penelitian

Penyusunan laporan dilakukan melalui pendokumentasi semua kegiatan penelitian yang dilakukan dalam bentuk laporan penelitian dengan format dan isi yang telah ditentukan.

3.7. Analisis Data

3.7.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data, angket terlebih dahulu diuji kelayakannya sebagai alat pengumpul data yang baik. Kelayakan instrument tersebut akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Pengujian kelayakan instrument ini dilakukan melalui analisis validitas dan reliabilitas. Instrumen pengumpulan data dikatakan layak jika telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa tingkat pemahaman atas butir-butir pernyataan dalam angket berkaitan dengan persepsi soft skills, sehingga instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004: hlm.109). Uji validitas instrument

menggunakan analisis item, yakni dengan mengorelasikan skor tiap item dengan skor total. Rumus koefisien korelasi Pearson Produk Moment adalah:

(31)

44

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah responden ujicoba

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi dengan kriteria

sebagai berikut :

rxy < 0,199 : Validitas sangat rendah

0,20 – 0,399 : Validitas rendah 0,40 – 0,699 : Validitas sedang/cukup 0,70 – 0,899 : Validitas tinggi

0,90 – 1,00 : Validitas sangat tinggi

(Sudjana, 2005 : hlm. 374) Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment kemudian disubtitusikan ke dalam rumus uji t, dengan rumus sebagai berikut :

(Sudjana, 2005 : hlm.377)

Keterangan :

t = uji signifikan korelasi

r = koefisien korelasi n = jumlah reponden

Hasil t hitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga distribusi t

tabel dengan taraf signifikasi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan

5% setiap item akan terbukti bila harga t hitung > t tabel dengan taraf kepercayaan

95% serta derajat kebebasannya (dk) = n-1. Kriteria pengujian item adalah jika t

hitung lebih besar dari harga t tabel maka item tersebut valid.

(32)

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen yang digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang

sama (Sugiyono, 2012: hlm. 215). Untuk menguji instrumen penelitian ini dapat

digunakan rumus Spearman Brown, dengan rumus :

yx

Dalam menguji reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan teknik belah dua (split halve method). Metode belah dua digunakan pada penelitian ini karena butir pernyataan genap sehingga dapat dibelah.

Langkah-langkah yang dilalui oleh peneliti dalam menggunakan teknik belah dua adalah: (Arikunto, 2010:hlm.172).

1. Mengujicobakan instrumen kepada responden.

2. Memberikan skor kepada setiap responden untuk semua butir soal atau butir pertanyaan.

3. Mengelompokan skor untuk butir-butir belahan pertama dan belahan kedua (bisa dengan belah dua ganjil genap, awal akhir atau dengan undian).

4. Memberikan kode X untuk skor belahan pertama awal dan kode Y untuk skor belahan kedua akhir.

5. Mencari korelasi antara skor belahan pertama awal (X) dengan skor-skor belahan kedua akhir (Y) yang dimiliki oleh setiap individu. Rumus yang digunakan yaitu Pearson Product Moment , sebagai berikut :

  

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

X = jumlah skor yang diperoleh dari responden uji coba.

(33)

46

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan korelasi Pearson ini baru merupakan reliabilitas sebagian tes.

6. Untuk memperoleh indeks reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman-Brown yaitu:

Kriteria rhitung > rtabel sebagai pedoman untuk penafsirannya adalah :

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi

Besarnya nilai r Interpretasi

0,800 ≤ r ≤ 1,000 Sangat Tinggi

3. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas merujuk pada instrumen penelitian yang diujicobakan. Instrumen penelitian tersebut adalah instrumen soft

skills yang dihasilkan pada pembelajaran di kampus, soft skills yang dihasilkan

pada pelaksanaan Program Latihan Profesi.

(34)

Dari hasil perhitungan uji validitas angket untuk mahasiswa pada soft skills yang dihasilkan pada Pembelajaran di Kampus dari 62 item soal terdapat enam item yang tidak valid, yaitu nomor 15,18,19,46,50 dan 54. Item soal yang tidak valid tidak digunakan dalam instrumen penelitian sehingga hanya 56 item soal yang digunakan untuk Soft skills yang dihasilkan pada Pembelajaran di Kampus. (Lampiran 2.1).

Setelah item soal yang tidak valid dihilangkan kemudian dihitung reliabilitasnya menggunakan teknik belah dua dengan taraf kesalahan yang ditetapkan 5% (taraf kepercayaan 95%) dan n = 20, jadi dk = n – 2= 20 – 2 = 18 maka harga r tabel = 0,468 dan didapatkan:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Data yang diuji r hitung

r tabel

(95%)(18) Interpretasi

Soft skills pada Pembelajaran di Kampus 0,9083 0,468 Reliabel

Soft skills pada Pelaksanaan PLP 0,876 0,468 Reliabel Uji reliabilitas instrument, Soft skills pada Pembelajaran di Kampus menyatakan besarnya r hitung = 0,9083 > r tabel = 0,468 (Lampiran 3.1), maka

instrumen variabel Soft skills pada pembelajaran di kampus dinyatakan reliabel. Selanjutnya nilai r hitung dikonsultasikan dengan pedoman kriteria penafsiran

menurut Sugiyono (2012: hlm.216). Setelah dikonsultasikan ternyata diketahui bahwa nilai r hitung= 0,9083 berada pada indeks korelasi antara 0,80 – 1,00

termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.

Untuk uji coba, soft skills pada pelaksanaan Program Latihan Profesi dari 62 item soal terdapat delapan item soal yang tidak valid, yaitu nomor 4, 9, 18, 20, 38, 44, 48, dan 54 . Sama halnya dengan variabel soft skills pada pembelajaran di kampus item soal yang tidak valid dalam variabel soft skills pada pelaksanaan Program Latihan Profesi tidak digunakan dalam penelitian sehingga hanya 54 item soal yang digunakan untuk variabel Soft skills pada pelaksanaan Program Latihan Profesi (Lampiran 2.2).

(35)

48

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsultasikan dengan pedoman kriteria penafsiran menurut Sugiyono (2010:hlm.216). Setelah dikonsultasikan ternyata diketahui bahwa nilai r hitung =

0,876 berada pada indeks korelasi antara 0,80 – 1,00 termasuk dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.

Selanjutnya hasil instrumen penelitian untuk angket dosen dan guru SMK oleh ahli menyatakan bahwa atribut soft skills yang digunakan sebagai atribut soft

skills yang diutamakan/diperlukan oleh guru kejuruan sudah memenuhi kriteria

sehingga keseluruhan instrumen dapat digunakan tanpa revisi dapat dilihat pada lampiran 4.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Studi literatur dilakukan dengan mengkaji berbagai dokumen terkait dengan dokumen yaitu jumlah mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI yang telah melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) untuk menentukan jumlah populasi dan sampel penelitian. Sumber data dari instrumen ini adalah Staf Tenaga Usaha di FPTK UPI.

2. Kuesioner diberikan secara langsung ke mahasiswa, dosen prodi PTB, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru program keahlian TGB untuk mengumpulkan informasi tentang persepsi berbagai pihak tentang soft skills yang dihasilkan di kampus dan pelaksanaan PLP serta soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan. Kuesioner dirancang untuk responden sebagai berikut:

a.Kuesioner untuk memperoleh data tentang soft skills yang dihasilkan pada pembelajaran di kampus. Sumber data dari instrumen ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2011

b.Kuesioner untuk memperoleh data tentang soft skills yang dihasilkan pada pelaksanaan Program Latihan Profesi. Sumber data dari instrumen ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan angkatan 2011. c.Kuesioner untuk memperoleh data tentang soft skills yang dibutuhkan

(36)

dosen prodi Pendidikan Teknik Bangunan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru SMK Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Data yang bersifat kualitatif seperti hasil studi dokumentasi dilakukan dengan cara mendeskripsikan data tersebut berdasarkan masalah dan tujuan penelitian.

2. Data yang bersifat kuantitatif yang diperoleh dari pengolahan data angket dilakukan dengan menggunakan program excel yaitu mencari rata-rata persepsi responden tentang soft skills yang dihasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan PLP dan relevansi kebutuhan soft skills guru kejuruan. Selanjutnya rata-rata setiap jawaban responden diubah menjadi persentase.

3.10 Teknik Pengolahan Data

Data yang bersifat kuantitatif pada penelitian deskriptif dianalisa dengan menggunakan statistik. Statistik deskriptif digunakan menganalisa data yang bersifat deskriptif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data apa adanya. Statistik deskriptif berupa rata-rata hitung (mean, median, modus atau pun presentase).

Data yang diperoleh dari data angket dilakukan dengan menggunakan program excel yaitu untuk mencari rata-rata dari setiap indikator. Selanjutnya rata-rata setiap jawaban responden diubah menjadi persentase menggunakan rumus sebagai berikut:

%

(Sugiyono, 2012: hlm 117)

Keterangan :

Pr : Persentase capaian

SC : Jumlah skor capaian

(37)

50

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang telah dianalisis selanjutnya ditafsirkan dengan berpedoman pada batasan yang dikembangkan dengan bahasa penafsiran sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Pedoman Penafsiran Persentase

No Persentase Kriteria 1 81%-100% Sangat Tinggi

Selanjutnya menggunakan rumus uji kecenderungan untuk mengetahui kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah ditetapkam sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan sebagai berikut:

a. Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari variabel b. Menentukan skala skor mentah (Suprian, 2005:hlm.82);

Tabel 3.6 Kriteria Kecenderungan

c. Menentukan frekuensi dan membuat presentase untuk menafsirkan data kecenderungan variabel secara umum.

Kemudian untuk mencari relevansi dari keduanya, analisis hasil data mahasiswa diubah menjadi rangking untuk mencari selisih dengan berpatokan

pada kriteria pedoman interpretasi relevansi sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Pedoman Interpretasi Relevansi

(38)

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statitik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata soft skills antara pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians

sebagai syarat untuk menggunakan statitik parametrik, yakni dengan menggunakan uji-t.

Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data yang perlu diuji normalitas distribusi frekuensi dalam penelitian ini adalah kelompok data untuk “soft skills pada

pembelajaran di kampus” dan data untuk “soft skills pada pelaksanaan Program

Latihan Profesi”.

Perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi ini menggunakan rumus Chi-kuadrat ( dengan langkah-langkah sebagai berikut. (Riduwan,

2008:hlm.121)

a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Menentukan rentang skor (R) yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

R = Skor terbesar – Skor terkecil

c. Menentukan banyaknya kelas (BK) interval dengan rumus : BK = 1 + 3,3 log n , di mana n = banyaknya item

d. Menentukan panjang kelas interval (P) dengan rumus :

BK

e. Membuat daftar distribusi frekuensi variabel X dan Y f. Menghitung rata-rata skor ( mean ) dengan rumus :

n X F x

(39)

52

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu g. Menentukan simpangan baku ( SD ) dengan rumus :

 

1

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

a)Menentukan batas kelas (K), yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

b)Menentukan nilai baku untuk batas kelas interval dengan rumus :

SD x Z  BatasKelas

c)Menghitung luas 0 – z dari tabel kurve normal dari 0 – z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

d)Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

e)Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n)

i. Menghitung Chi Kuadrat (χ2hitung), dengan rumus :

fo = Frekuensi dari hasil pengamatan

fe = Frekuensi yang diharapkan

j. Membandingkan χ2hitungdengan χ2tabeluntuk ά = 0,05 dan derajat kebebasan

(dk) = bk – 1 dengan kriteria pengujian sebagai berikut ini. Jika χ2

(40)

Jika χ2

hitung ≤ χ2tabel , artinya distribusi data normal

k. Langkah-langkah selanjutnya, jika datanya berdistribusi normal, maka uji yang dilakukan yaitu uji statitik parametrik yang tepat. Maka perlu dilakukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas.

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel

yang diambil mempunyai varians yang homogen atau tidak. Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varians.

(Sugiyono, 2012: hlm. 59) Keterangan:

s2 = Varians sampel

S = Simpangan baku sampel n = Jumlah sampel

1. Menentukan derajat kebebasan (dk) dk1 = n1-1 dan dk2 = n2-1

2. Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)

(Sugiyono, 2012: hlm. 279) Keterangan :

S2b = varian terbesar

S2k = varian terkecil

3. Menentukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi. Jika Fhitung < Ftabel, maka data berdistribusi homogen.

(41)

54

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah normalitas dan homogenitas data diketahui, digunakan uji-t dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut (Sugiyono, 2012:hlm 272-274) yaitu:

1. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22) maka

dapat digunakan rumus uji-t baik untuk separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.

2. Bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2, dan varian homogen (σ12 = σ22) maka

dapat digunakan rumus uji-t pooled varian, dengan derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2.

3. Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22)

maka dapat digunakan rumus uji-t separated maupun pooled varian, dengan derajat kebebeasannya (dk) = n1– 1 atau n2 -1.

4. Bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2, dan varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22)

maka dapat digunakan rumus uji-t separated varian, dengan dk (n1– 1) dan dk

( n2– 1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

Rumus-rumus uji-t (t-test) adalah sebagai berikut:  Rumus Separated Varian

Rumus Pooled Varian

Keterangan: t = thitung

= nilai rata-rata1

= nilai rata-rata 2

= varian sampel 1

= varian sampel 2

(42)

= jumlah responden 2

Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan

dengan ttabel dengan kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan

hipotesis adalah sebagai berikut:

Tolak Ho, dan Terima Ha, jika: thitung > t tabel

(43)

75

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Simpulan, implikasi dan rekomendasi yang diuraikan pada bab ini

berdasarkan keseluruhan kegiatan penelitian mengenai “Soft skills pada

Pembelajaran di kampus dan Pelaksanaan Program Latihan Profesi Mahasiswa

Pendidikan Teknik Bangunan”. Sesuai rumusan masalah penelitian yang ingin ditemukan melalui penelitian, yaitu (1) Bagaimana deskripsi atribut soft skills yang dihasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi, (2) Bagaimana deskripsi atribut soft skills yang dibutuhkan/diutamakan oleh guru kejuruan, (3) Bagaimana deskripsi relevansi soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan dengan yang dihasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi.

4.1. Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini berdasarkan dari pembahasan hasil penelitian

mengenai “Soft skills pada Pembelajaran di kampus dan Pelaksanaan Program

Latihan Profesi Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan” dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Atribut soft skills yang dihasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan yaitu sebagai berikut:

a)Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan soft skills pada pembelajaran di kampus menurut mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, yaitu: (1) kemampuan bekerjasama, (2) kemampuan

berkomunikasi, (3) keteladanan, (4) kejujuran, (5) manajemen waktu, (6) kemandirian, (7) kedewasaan, (8) inovatif, (9) sopan/santun/beretika,

(44)

bekerjasama untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan saling membantu bila ada kesulitan. Atribut soft skills yang paling rendah yang dimiliki oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan adalah atribut disiplin dapat tergambarkan dari sikap mahasiswa yang tidak tepat waktu pada saat penyerahan dan penyelesaian tugas serta pada saat kehadiran di perkuliahan.

b)Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan soft skills pada pelaksanaan Program Latihan Profesi menurut mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, yaitu: (1) manajemen waktu, (2) kemampuan berkomunikasi, (3) keteladanan, (4) disiplin, (5) kejujuran, (6) kedewasaan, (7) kemampuan bekerjasamaan, (8) inovatif, (9) sopan/santun/beretika, (10) tanggung jawab, (11) kemampuan memecahkan masalah, (12) kepedulian, dan (13) kemandirian. Penilaian tertinggi dapat dilihat dari soft skills: manajemen waktu, dan kemampuan berkomunikasi. Hal ini dapat tergambarkan dari kemampuan berkomunikasi pada saat berinteraksi dengan siswa dan kemampuan memotivasi/ menstimulasi siswa, kemudian dalam manajemen waktu mahasiswa mampu mengelola waktu pada proses pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan waktu yang singkat selama PLP dengan hasil yang optimal. Atribut soft skills yang paling rendah yang dimiliki oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan adalah atribut kemandirian dapat tergambarkan dari sikap mahasiswa yang tidak mandiri dalam hal melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah. 2. Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan atribut soft skills yang

dibutuhkan/diutamakan oleh guru kejuruan yaitu; (1) keteladanan, (2) disiplin, (3) inovatif, (4) kejujuran, (5) tanggung jawab, (6) kemampuan

(45)

77

Sri Rahayu, 2015

SOFT SKILL PADA PEMBELAJARAN DI KAMPUS DAN PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Relevansi soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan dengan yang dihasilkan dari pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi yaitu

a) Bahwa relevansi soft skills pada pembelajaran dikampus dengan kebutuhan

soft skills guru kejuruan yang berada pada kriteria sangat relevan (23,08%)

yaitu kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berkomunikasi, dan

keteladanan. Hal ini dikarenakan menurut guru, dosen dan mahasiswa kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berkomunikasi, dan keteladanan sangat penting dimiliki untuk melaksanakan profesi guru yang harus menghadapi berbagai situasi diantaranya menghadapi masalah dalam motivasi belajar siswa, melakukan komunikasi yang baik dalam kegiatan belajar mengajar, dan memberikan keteladanan yang baik kepada anak didiknya. Masih terdapat dua atribut soft skills yang berada pada kriteria tidak relevan (15,38%) yaitu tanggung jawab dan disiplin. Hal ini disebabkan tanggung jawab dan disiplin pada mahasiswa belum berhasil terbentuk melalui pembelajaran di kampus.

b) Bahwa relevansi soft skills pada pelaksanaan PLP yang berada pada kriteria sangat relevan (46,15%) yaitu kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berkomunikasi, keteladanan, disiplin, kemampuan bekerjasama, dan kepedulian. Hal ini karena mahasiswa telah memiliki keenam atribut tersebut selama mahasiswa melaksanakan PLP. Adapun atribut soft skills yang masih ada pada kriteria kriteria kurang relevan (15,38%) yaitu tanggung jawab, dan kemandirian. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan tugas-tugas dalam kegiatan PLP masih dilakukan

secara berkelompok, sehingga tanggung jawab dan kemandiriannya kurang berkembang.

4. Dari hasil temuan dan uji hipotesis yaitu terdapat perbedaan secara siginifikan

soft skills yang dihasilkan antara pembelajaran di kampus dan di pelaksanaan

Program Latihan Profesi.

(46)

Beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan hasil penelitian adalah: a. Upaya meningkatkan atribut disiplin mahasiswa dalam pembelajaran di

kampus, apabila dibiarkan menyebabkan atribut tersebut tidak relevan dengan soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan. Upaya-upaya meningkatkan kedisiplinan yaitu dengan (a) motivasi, (b) keteladanan dari pimpinan, (c) penegakan disiplin biasanya dikaitkan penerapan aturan

(rule enforcement), (d) reward and punishment, dan (e) membiasakan diri. b. Upaya meningkatkan atribut kemandirian yang masih rendah pada pelaksanaan Program Latihan Profesi, apabila dibiarkan menyebabkan atribut tersebut tidak relevan dengan soft skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan. Upaya-upaya meningkatkan kemandirian yaitu dengan (a) mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan dalam berbagai kegiatan di sekolah, (b) memberi kebebasan kepada mahasiswa untuk mengeksplorasi lingkungan, mendorong rasa ingin tahu mereka, dan (c) penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan mahasiswa, tidak membeda-bedakan mahasiswa yang satu dengan lainnya.

c. Upaya meningkatkan atribut tanggung jawab yang masih rendah pada pembelajaran di kampus dan pelaksanaan Program Latihan Profesi, apabila dibiarkan menyebabkan atribut tersebut tidak relevan dengan soft

skills yang dibutuhkan oleh guru kejuruan. Upaya-upaya meningkatkan

tanggung jawab yaitu dengan (a) kesadaran diri bahwa tanggung jawab itu penting untuk meningkatkan manajemen diri, bekerja dalam tim maupun orientasi selalu belajar, (b) keteladanan karena pada dasarnya tanggung

jawab tidak lahir dengan sendirinya dalam diri mahasiswa, namun didapatkan dari keteladan (ditularkan),(c) berkomitmen untuk

Gambar

Gambar 1.1. Persentase Soft Skills Sebagai Komponen Sukses
Tabel 3.1.  Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Mahasiswa
Tabel 3.2.  Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Dosen, Kepsek,Wakasek, dan Guru
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada Bab IV, simpulan penelitian ini adalah hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui

Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas.Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil).Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti, keterangan Penggugat dan dua orang saksi yang diajukan oleh Penggugat sebagaimana diuraikan di atas, jika dihubungkan

Berdasarkan total bobot prioritas yang diperoleh tersebut, maka dapat di ambil keputusan bahwa TPU Semper merupakan TPU TERBAIK di wilayah Jakarta Utara di

Syah (2010:151) menyampaikan bahwa terhambatnya minat belajar akan menghambat pertumbuhan cita-cita. Siswa yang tidak didukung oleh minat belajar, cendrung pasif

Terdapat beberapa perbedaan urutan hasil perangkingan dari metode SAW dan metode WP dengan menggunakan 20 alternatif karyawan yang disebabkan karena pengaruh nilai kinerja

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas nutrisi silase pucuk tebu dengan penambahan effective microorganisms-4 (EM-4).. Pucuk tebu difermentasi dengan

The result of this research shows that: (1) there are some conditions which should be met in order to implement WMG effectively in improving students’ vocabulary mastery