• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun 2012"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SOFT SKILLS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN

PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2012

SKRIPSI

OLEH

LUKAS SRI WIDODO 111121093

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan pertolongan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun 2012”. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat rintangan namun, berkat kasih Tuhan serta bantuan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga rintangan tersebut dapat teratasi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II, Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III.

3. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.kp, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun Proposal ini.

4. Ibu Rosina Tarigan, S.Kep, M.Kep Sp.KMB.CWCC. selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu penulis selama mengikuti pendidikan.

(4)

6. Teman-teman Fakultas Keperawatan khususnya Program Ekstensi 2011 yang telah banyak memberikan masukan dalam menjalani perkuliahan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kriktik demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Medan, 08 Februari 2013

(5)

DAFTAR ISI

2.1.2.Keterampilan Interpersonal dan Intrapersonal ... 9

2.1.3. Klaster utama pembentuk Soft Skills Mahasiswa ... 11

2.1.4. Indikator Soft Skills ... 12

2.2. Konsep Program pendidikan profesi ners ... 15

BAB 3. KERANGKAN PENELITIAN ... 19

5.1.1. Karakteristik Responden ... 31

5.1.2. Soft Skills Mahasiswa ... 33

5.2. Pembahasan ... 36

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

6.1. Kesimpulan ... 41

6.2. Saran ... 41

6.2.1. Untuk Pendidikan Keperawatan ... 41

6.2.2. Untuk Praktek Keperawatan ... 42

(6)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Lembaran Persetujuan Menjadi Responden 2. Kuesioner Penelitian

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU 4. Hasil Uji Validitas

5. Hasil Uji Reliabilitas

6. Hasil Tabulasi Data Hasil Penelitian 7. Jadwal Penelitian

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Karakteristik responden……... 32 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan

Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 33 Tabel 5.3. Distribusi frekuensi Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan

(8)

DAFTAR SKEMA

(9)

Judul : Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012.

Nama : Lukas Sri Widodo Fakultas : Keperawatan Tahun : 2013

Abstrak

Keberadaan perawat tidak terpisahkan dari proses pembangunan sistem pelayanan kesehatan yang keberadaannya memiliki tantangan sendiri terutama dengan semakin berubahnya kemajuan sosial ekonomi yang menuntut profesionalisme kerja yang dihasilkan dari serangkaian pemahaman terhadap teori dasar, pengalaman dalam praktek, mampu memenuhi etika kerja, mengasah komunikasi dan menjaga kecerdasan emosional. Sesuai dengan hakikatnya sebagai pendidikan profesi, maka kurikulum pendidikan tinggi keperawatan disusun berdasarkan pada kerangka konsep pendidikan yang kokoh, yang mencakup: penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan, menyelesaikan masalah secara ilmiah, sikap tingkah laku dan kemampuan profesional, belajar mandiri serta belajar dimasyarakat. Penelitian ini dilakukan di fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara, selama bulan November-Desember 2012 dengan menggunakan metode deskriptif. Cara pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 91 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki Soft Skills yang Baik yaitu sebanyak 62 orang (68,1%) dan memiliki Soft Skills Cukup sebanyak 29 orang (31,9%) Diharapkan mahasiswa ners dapat mempertahankan dan meningkatkan soft skills agar dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang komprehensif baik aspek bio, psiko, sosial dan spiritual dimana perawat merupakan first line layanan

(10)

Judul : Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012.

Nama : Lukas Sri Widodo Fakultas : Keperawatan Tahun : 2013

Abstrak

Keberadaan perawat tidak terpisahkan dari proses pembangunan sistem pelayanan kesehatan yang keberadaannya memiliki tantangan sendiri terutama dengan semakin berubahnya kemajuan sosial ekonomi yang menuntut profesionalisme kerja yang dihasilkan dari serangkaian pemahaman terhadap teori dasar, pengalaman dalam praktek, mampu memenuhi etika kerja, mengasah komunikasi dan menjaga kecerdasan emosional. Sesuai dengan hakikatnya sebagai pendidikan profesi, maka kurikulum pendidikan tinggi keperawatan disusun berdasarkan pada kerangka konsep pendidikan yang kokoh, yang mencakup: penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi keperawatan, menyelesaikan masalah secara ilmiah, sikap tingkah laku dan kemampuan profesional, belajar mandiri serta belajar dimasyarakat. Penelitian ini dilakukan di fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara, selama bulan November-Desember 2012 dengan menggunakan metode deskriptif. Cara pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 91 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi yang ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki Soft Skills yang Baik yaitu sebanyak 62 orang (68,1%) dan memiliki Soft Skills Cukup sebanyak 29 orang (31,9%) Diharapkan mahasiswa ners dapat mempertahankan dan meningkatkan soft skills agar dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang komprehensif baik aspek bio, psiko, sosial dan spiritual dimana perawat merupakan first line layanan

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Soft skill mahasiswa menurut pendapat Setditjend Dikti (2010) dikatakan bahwa Sarjana lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih sulit bersaing dengan lulusan luar negeri. Bukan dari sisi keilmuan atau kemampuan akademisnya, melainkan soft skill mereka yang kurang. Kelemahan mahasiswa kita justru dalam hal non teknis seperti kemampuan berbicara di depan umum, rasa percaya diri, interaksi terhadap perubahan yang cepat, inisiatif, kerjasama, etika, leadership dan hal lainnya. Pernyataan tersebut tentunya juga menggambarakan kemampuan lulusan sarjana di bidang keperawatan dimana para stakeholders mengakui kemampuan mereka secara akademis, akan tetapi masih belum memuaskan dari segi soft skillnya (psik-unand, 2012).

Salah satu hasil pendidikan dapat dilihat dari seberapa besar keterpakaian alumni pada pasar kerja. Angka pengangguran dapat juga dianggap sebagai salah satu aspek yang mencerminkan permintaan dan penawaran pasar kerja. Dalam proses pembangunan semakin menurun pengangguran maka semakin baik kondisi pasar kerja. Begitu sebaliknya, cara berfikir itu akan tetap berlaku untuk pasar kerja tenaga kesehatan, seperti dokter, bidan dan perawat, analis kesehatan dan sejenisnya (Elfrindi, 2009).

(12)

berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill (Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005).

Beberapa masalah yang terjadi di dalam perguruan tinggi di Indonesia dimana Soft skills kurang diperhatikan dan diberikan kepada para mahasiswa, Hal ini disebabkan oleh karena kurang pekanya pihak Universitas dalam mengembangkan minat dan bakat mahasiswa yang didiknya. tidak heran dalam berita di Kompas 19 Februari 2010 mengatakan bahwa 2 juta diploma dan Sarjana yang menganggur (Dikti.go.id, 2010)

Bagi generasi bidan dan perawat, atau tenaga kesehatan saat sekarang, tantangan akan semakin berat persoalan utama yang di hadapi oleh generasi yang akan terjun ke dunia pelayanan hospitality bussines sector. Mereka masih belum menyadari betapa pentingnya keterampilan dan soft skill. untuk konteks tenaga kesehatan, bidan dan perawat menjadi sangat penting mengingat jumlahnya yang ada saja di seantero nasional tidak kurang sekitar 650.000 orang. Oleh karenanya mesti ada cara lain agar anak didik, khususnya yang masuk bidang kebidanan dan keperawatan, pada masa depan semakin berani memasuki dunia kerja dan kemudian hidup di dunia yang semakin kompleks. Industry hospitality juga semakin kompleks dan bervariasi (Elfrindi, 2009).

(13)

Indonesia memang terpuruk. Dibanding rekannya di negara lain, bahkan sesama negara ASEAN, gaji perawat di Indonesia relatif rendah, rata-rata tingkat pendidikannya pun rendah, kebanyakan hanya lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Di sisi lain, pemerintah sendiri juga sedang terpuruk. Jangankan menyediakan anggaran untuk pendidikan, untuk mempekerjakan saja tidak mampu. Akibatnya, tiap tahun sekitar 13.000 orang dari 15.000 lulusan sekolah perawat menganggur karena tidak terserap pasar kerja domestik, meski rumah sakit kekurangan tenaga perawat, keterpurukan kondisi perawat ini menunjukkan bahwa ada ketidakberesan dan kekurangan dalam sumber daya manusia yang kita miliki (unpad.ac.id, 2007).

Pengetahuan soft skill tidak lain adalah kemampuan seseorang untuk bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik pada lingkungan dimana dia berada. Ini penting, karena banyak para lulusan penguruan tinggi ketika diminta berbicara, menyampaikan ide atau gagasan serta mempresentasikan karyanya, tidak siap. Dalam manajemen modern ditemukan bahwa suksesnya seseorang tidak hanya ditentukan dari kecerdasan semata, tapi juga soft skill yang dimiliki

Hard skills merupakan keterampilan spesifik, kemampuan mendidik yang mungkin diperlukan dalam konteks tertentu, seperti pekerjaan atau aplikasi universitas. Sementara soft skills adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan "EQ seseorang" (Emotional Intelligence Quotient), cluster sifat kepribadian, keterampilan sosial, komunikasi, bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme yang menjadi ciri hubungan dengan orang lain

(14)

Salah satu permasalahan terhadap pelayanan kesehatan adalah komunikasi yang kurang baik antara tenaga kesehatan dan pasien. perawat merupakan salah satu profesi yang berhubungan erat dengan penggunaan komunikasi sebagai salah satu bentuk sarana yang efektif dalam memudahkan peran dan fungsinya dengan baik. Komunikasi merupakan salah satu intervensi dalam pemberian pelayanan keperawatan yaitu dengan pendekatan komunikasi therapeutic. perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit (Bapelkes Batam, 2010).

Perawat dalam memberikan pelayanan akan berhadapan dengan beragam manusia secara langsung di tengah-tengah masyarakat, yang memiliki keunikan tersendiri, Untuk itu perawat di tuntut lebih menguasai keterampilan intelektual, emosional, spiritual serta berfikir positif dalam menghadapi permasalahan kesehatan masyarakat. Sangatlah perlu seorang calon perawat menguasai dan memiliki hard skill serta soft skill yang baik agar dapat di terima di tengah masyarakat dan dunia pekerjaan (Elfrindi, 2009).

2.Tujuan Penelitian

(15)

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ?

4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada berbagai pihak yang terkait tentang bagaimana Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 4. 1. Pendidikan keperawatan

Agar selama menjalani proses pendidikan keperawatan dapat ditanamkan hal-hal yang dapat meningkatkan Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners sehingga pada akhirnya setelah terjun ke masyarakat dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. 4.2. Praktek keperawatan

Sebagai bahan masukan kepada praktek keperawatan agar dapat meningkatkan Soft Skills perawat sehingga kinerja perawat dalam pemberian pelayanan standard asuhan keperawatan juga akan dapat meningkat.

4.3. Penelitian Keperawatan

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Softskill

2.1.1. Defenisi Softskill

Softskill Menurut Patrick S. O'brien dalam bukunya berjudul making college count dapat diartikan sebagai kemampuan non teknis yang tak terlihat wujudnya. Yang dapat di ketegorikan ke dalam tujuh area yang di sebut winning characteristics. Yaitu keahlian komunikasi, keahlian berorganisasi ,kepemimpinan, kemampuan berfikir logis, kemampuan semangat juang (effort), kemampuan berkelompok, etika (Kuntjoro, 2009).

Softskill menurut Peggy dalam bukunya berjudul The Hard Truth about Soft Skills yang terbit tahun 2007, dikatakan bahwa “soft skills encompass personal, social, communication, and self management

behaviours, they cover a wide spectrum: self awareness, trustworthiness,

conscientiousness, adaptability, critical thinking, organizational awareness,

attitude, innitiative, emphathy, confidence, integrity, self-control, leadership,

problem solving, risk taking and time management”.

(17)

pribadi yang dapat di pandang sebagai kemampuan (ability), yaitu kapasitas para individu untuk melaksanakan berbagai tugas dan aktivitas dalam suatu pekerjaan.

Soft skill Menurut Nasution dalam bukunya creative thinking, merupakan faktor yang menentukan kesukseksesan karir, pekerjaan dan kehidupan Diantaranya;

a. Kemandirian yaitu kemampuan untuk bekerja sendiri dan menyelesaikan masalah tanpa bantuan pihak lain.

b. Kerjasama tim merupakan kemamapuan untuk bekerja dengan peran seimbang bersama seluruh anggota tim dalam pencapaian tujuan bersama c. Kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mengajak dan menggerakkan

semua anggota organisasi untuk mencapai tujuan bersama organisasi tanpa paksaan.

d. Interpersonal merupakan kemampuan untuk berempati, peduli, menjalin relasi, dan teknik negosiasi lainnya dalam konteks dealing with people, Skill with people.

e. Menjual Gagasan merupakan kemampuan menjual gagasan dan pemikiran secara lisan dan tulis, kemudian mempersentasikan di depan orang banyak.

f. Kejujuran yaitu kemampuan menjaga diri untuk menjadi fit and proper yang profesional.

(18)

eksternal yang bisa di gunakan untuk merencanakan peningkatan potensi dirinya secara integratif dan optimal (Nasution, 2006).

Softskill adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang tidak bersifat kognitif, tetapi lebih bersifat afektif yang memudahkan seseorang untuk Mengerti kondisi psikologis diri sendiri, mengatur ucapan, pikiran dan sikap serta perbuatan yang sesuai dengan norma masyarakat, yang memudahkan seseorang untuk lebih dapat dengan mudah beradaptasi dan beriteraksi dengan lingkungan sekitarnya (Thalib, 2010).

Soelistiyowati ,2008 (Dalam thalib, 2010) menjelaskan bahwa Softskill terdiri atas tiga faktor utama yaitu :

a. Kemampuan psikologis, yakni kemampuan yang dapat membuat seseorang bertindak atas pertimbangan pemikiran sehingga tercipta prilaku yang sesuai dengan apa yang dipikirannya, termasuk kemampuan kontrol diri dan konsep diri. Kemampuan psikologis lebih pada apa yang ada di dalam diri manusia, yang dapat membantu seseorang tersebut untuk mengerti diri sendiri dan orang lain dalam hubungannya dengan orang lain dan lingkungannya.

b. Kemampuan sosial yaitu kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan membawa diri dalam pergaulan dalam kelompoknya.

(19)

softskill adalah segala sesuatu yang menyebabkan berfungsinya hardskill yang di peroleh. Oleh karena keterpakaian dari softskill itu tidak saja di tempat kerja, di masyarakat saja, namun untuk memantapkan sisi rumah tangga nantinya. Menurut Elfrindi dalam softskills yang menjadi fokus utama untuk tenaga kesehatan terbagi dua yaitu :

2.1.2. Keterampilan Interpersonal dan keterampilan Intrapersonal

2.1.2.1 Keterampilan Interpersonal

1. Kemampuan komunikasi.

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang disampaikan dengan intonasi dan dengan perasaan. Sehingga apa yang kita sampaikan tidak menyinggung perasaan orang lain dan dapat dengan mudah mengikuti alur pikiran kita. Komunikasi yang baik akan terbentuk ketika kita membiasakan diri untuk membaca dan mengingat.

2. Terlatih team working.

Kebiasaan untuk bekerja secara bersama mesti dilatih mengingat tidak mungkin kita akan mampu menyelesaikan pekerjaan secara individu. Kelemahan teman kita anggap sebagai sesuatu yang perlu kita jadikan sebagai keterbatasan manusia. Biasakan diri untuk tidak menyatakan super dalam menangani masalah dalam bekerja.

3. Kemampuan bekerja dengan orang lain.

(20)

orang lain maka biasakan dalam mencari kesepakatan dalam bekerja baik aturan waktu, sistem sampai hasil yang ingin dicapai.

4. Terlatih dalam etika kerja.

Memiliki talenta dalam merahasiakan apa yang tidak boleh diketahui oleh umum sesuai dengan ikrar dalam bekerja. Kemudian memiliki kesopanan dalam berkepribadian.

5. Fleksibel dalam melaksanakan pekerjaan.

Boleh saja dalam bekerja sesuai dengan urutannya namun perlu disadari bahwa kita juga memahami fleksibilitas kerja. Bisa melaksanakan pekerjaan yang sekalipun tidak disukai. Demikian juga memilih-milih pekerjaan apa yang disukai. karena suatu saat kita akan menghadapi berbagai soal dimana kita sendiri yang menyelesaikannya.

2.1.2.2. Keterampilan Intrapersonal

1. Berpenampilan sopan dan apa adanya.

Seorang tenaga kesehatan yang diperlukan adalah menjaga penampilan diri. Agar diterima oleh budaya setempat. Berpakaian, berpenampilan, dan diri sendiri terurus sehingga innerbeautynya muncul secara mempesona. Termasuk tata warna berpakaian dan pilihan model pakaian dan manik-manik yang mendukungnya.

2. Menyadari pentingnya menjaga kebersihan diri.

(21)

3. Terampil mengatur waktu dan uang.

Tepat waktu bekerja dan menepati janji adalah salah satu modal bagi kita untuk bekerja disamping juga mampu dan terampil dalam mengalokasikan uang. sikap boros akan menyebabkan kita jadi aneh nantiya dalam bekerja karena akan menyebabkan tidak stabilnya antara penerimaan dan pengeluaran.

4. Mengikuti perkembangan zaman.

Membaca bidang yang ditekuni akan dapat mempermudah anda melihat masa depan

5. Keterampilan mendengar dengan sabar.

Kita harus Terbiasa memahami maksud orang lain berbicara dan menyikapinya dengan arif, sesuai waktu tempat dan kondisi dengan tetap menjaga emosional dan menanggapinya. Bilamana tidak terjaga sering seseorang yang tidak terlatih pendengarannya bisa memberikan respon yang amarah termasuk berdemonstrasi yang ugal-ugalan bagi perawat dengan mendengar keluhan pasien dan keluarganya mesti mampu melayaninya sesuai dengan kondisi (Elfrindi , 2009).

2.1.3. Klaster utama pembentuk soft skill mahasiswa.

Menurut Thalib ada empat klaster pembentuk softskill mahasiswa yang menambah kualitas lulusan terutama dalam hal-hal non ilmu di dalam dunia kerja diantaranya :

(22)

perbedaan, etika, kemampuan bekerja dalam tim. Kemampuan berinteraksi ini disebut kemampuan sosial karena lebih tentang kaitannya dalam berhubungan dengan lingkungannya.

3.2. Manajemen pribadi (self-management) kemampuan membuat keputusan, kemauan untuk belajar, disiplin diri, kemampuan untuk intropeksi diri, kemampuan menanggulangi stress. Deskripsi ini di sebut juga kemampuan psikologi, yang berusaha untuk mengerti diri sendiri dan orang lain dalam rangka menjalin hubungan dengan orang lain dalam kehidupan dan dunia kerja.

3.3.Kemampuan berkomunikasi (communication skills), termasuk kemampuan mendelegasikan tugas, kemampuan mendengarkan, dan kemampuan melakukan persentasi.

3.4. Kemampuan mengorganisasikan segala sesuatu (organization), termasuk kemampuan mengatasi masalah berdasarkan pertimbangan nilai dan kepentingan, proses berfikir sistematis, dan kemampuan untuk mengenali sumber permasalahan.

2.1.4. Indikator Soft skill

Soft Skill didefinisikan sebagai “personal and interpersonal behaviors that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building,

decision making, initiative). Soft skills do not include technical skills, such as

(23)

NO SOFT SKILL KETERANGAN

01 Personal Effectiveness Kemampuan berinisiatif, kepercayaan-diri, ketangguhan, tanggung jawab personal dan gairah untuk berprestasi

02 Flexibility

Ketangkasan dalam beradaptasi dengan perubahan baru.

03 Management

Kemampuan mendapatkan hasil dengan menggunakan sumberdaya yang ada, sistem dan proses.

04 Creativity/ Innovation

Kemampuan memperbaiki hal-hal yang sudah lama, kemampuan menciptakan dan menggunakan hal-hal baru (sistem, pendekatan, konsep, metode, desain, tehnologi, dan lain-lain)

05 Futuristic thinking

Kemampuan memproyeksikan hal-hal yang perlu dicapai atau hal-hal yang berlum tercapai 06 Leadership Kemampuan mencapai hasil dengan

memberdayakan orang lain. 07 Persuasion

Kemampuan dalam meyakinkan orang lain agar berubah ke arah yang lebih baik

08 Goal orientation

Kemampuan dalam memfokuskan usaha untuk mencapai tujuan, misi, atau target

(24)

memperbaiki diri dari praktek, menjalankan konsep baru, tehnologi baru atau metode baru. 10 Decision-making

Kemampuan menempuh proses yang efektif dalam mengambil keputusan

11 Negotiation

Kemampuan memfasilitasi kesepakatan antara dua pihak atau lebih

12 Written communication

Kemampuan mengekspresikan pendapat atau perasaan dengan bahasa tulis yang jelas dan mudah dipahami orang lain

13 Employee development / Coaching

Kemampuan memfasilitasi dan mendukung kemajuan orang lain

14 Problem-solving

Kemampuan mengantisipasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah

15 Teamwork

Kemampuan dalam bekerjasama dengan orang lain secara efektif dan produktif

16 Presenting

Kemampuan mengkomunikasikan pesan di depan orang banyak secara efektif

17 Diplomacy

Kemampuan menangani kesulitan atau isu sensitif secara diplomatif, bijak, efektif, dengan pemahaman yang mendalam terhadap kultur, iklim dan politik yang berkembang di tempat kerja.

18 Conflict management

(25)

19 Empathy Kemampuan untuk bisa peduli pada orang lain 20 Customer service

Kemampuan mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan orang lain atau pelanggan

21 Planning / Organizing

Kemampuan menggunakan logika, prosedur atau sistem untuk mencapai sasaran

22 Interpersonal skills

Kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan bisa menjalin hubungan secara harmonis dengan orang lain.

23 Self-management Kemampuan mengontrol-diri atau mengelola potensi dan waktu untuk mencapai hasil yang lebih bagus

Berikut adalah beberapa indikator soft skill menurut Patrick O'Brien dalam bukunya “Making College Count” di kutip oleh Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005.

4.1. Commmunication Skills

Komunikasi Lisan dan Komunikasi Tulisan

(26)

kesehatan, tidak terlepas pelayanan yang diberikan oleh perawat. Keluhan bisa datang dari pasien, keluarga pasien, ataupun masyarakat. Keluhan dapat menyangkut prosedur, kualitas pelayanan dan yang paling sering dikeluhkan pasien adalah komunikasi antara perawat kepada pasien. Komunikasi dan sikap perawat ketika melayani pasien merupakan salah satu unsur yang membentuk citra kualitas pelayanan institusi secara keseluruhan.

Dalam dunia kerja seringkali komunikasi dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Padahal kita harus dapat menggali informasi penting dalam waktu terbatas tersebut. Untuk menyampaikan informasi dan gagasan yang baik adalah dengan cara menghilangkan ambiguitas atau dalam berbicara, gunakan kata-kata yang lugas dan tidak bermakana ganda. Sampaikan apa yang menjadi inti permasalahan dan kemudian bertanya untuk memastikan. dalam suatu hubungan kesalah pahaman dapat menjadi suata masalah. oleh karena itu bila ada sesuatu yang belum anda mengerti jangan ragu untuk bertanya.

(27)

4.2. Organization Skills

Manajemen Waktu

Kemampuan memanfaatkan waktu untuk mengelola pelaksanaan kegiatan sehingga dapat selesai dalam kurun waktu tertentu dengan kualitas maksimal dan stress yang minimal. Strategi yang dapat di pakai dalam manajemen waktu adalah seperti membuat daftar kegiatan, membuat skala prioritas, memperkirakan waktu yang di butuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan dan mengalokasikan waktu untuk tiap kegiatan.

Meningkatkan Motivasi

Salah satu keterampilan yang akan sangat berguna untuk meraih kesuksesan di dunia kerja atau usaha adalah motivasi yang tinggi. Karena motivasi yang tinggi dapat membantu seseorang bertahan melalui berbagai kesulitan. Dalam dunia kerja atau usaha tak jarang ditemui situasi yang sulit kadang kesulitan tersebut berlarut-larut. bila seseorang tidak memiliki motivasi tinggi dia akan menyerah menghadapi situasi yang sulit. Seseorang harus memiliki motivasi dan inisiatif untuk bekerja sehingga hasil yang di berikan dapat melebihi standar yang ditetapkan.

(28)

perlu di sadari bahwa motivasi yang sesungguhnya hanya bisa timbul dari diri sendiri (Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005). Menjaga Kesehatan dan Penampilan

Sebagai seorang perawat kita harus bisa menjaga kesehatan semaksimal mungkin karena dengan begitu berarti seseorang memiliki energi dan kesiagaan untuk bekerja selain sehat maka seseorang perlu juga untuk tampil baik karena akan meningkatkan citra anda sebagai seorang professional.

4.3. Leadership

Kepemimpinan Efektif

Setiap orang adalah pemimpin, setidaknya bagi dirinya sendiri, rumah tangga atau dalam suatu organisasi. Kepeimpinan yang berhasil adalah mampu menggunakan perangkatnya dalam mencapai tujuan pemimpin yang baik juga memiliki berbagai aspek dan kriteria yang menyebabkan organisasi jalan. Kepemimpinan dapat diperoleh melalui belajar di sekolah, organisasi maupun di tengah masyarakat aspek utamanya adalah bagaimana memadu berbagai anggota yang menyebabkan tujuan organisasi dapat tercapai tentunya dengan keterbatasan dana yang dimiliki.

(29)

memberikan layanan dengan system yang di bangun. Kemudian dengan system yang di bangun mampu pula mengembangkan organisasi yang baik (Elfrindi, 2009).

Karakteristik yang harus dimiliki pemimpin yang efektif adalah kepemimpinan yang di mulai dengan visi yang jelas. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas ke mana organisasinya akan menuju selain itu pemimpin juga harus memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu Dan seorang pemimpin yang baik harus memiliki kecakapan teknis yang berkaitan untuk mencapai tujuan (Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005).

4.4. Logic

Menyelesaikan Masalah

(30)

Berfikir Kreatif

Berfikir kreatif adalah proses penciptaan jalan keluar dari suatu masalah dengan berani mencoba gagasan-gagasan baru dan mencari alternatif baru. Berfikir kreatif sangat diperlukan dalam menyelesaikan suatu masalah, kalaupun permasalahan yang di hadapi adalah permasalahan yang umum senantiasa ada kemungkinan untuk mencari solusi yang lebih efisien untuk itu di perlukan pula cara berfikir kreatif (Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005).

4.5. Effort

Ketahanan Menghadapi Tekanan

Kemampuan bekerja di bawah tekanan sangat penting dalam dunia kerja karena perubahan yang sangat cepat rencana yang sudah dibuat matang pun bisa saja berubah ketika terjadi sesuatu di luar perkiraan hal inilah yang mengakibatkan sesorang menjadi stress.

(31)

milikilah rencana positif, hati-hati dengan dramatisasi, semangat mencari solusi dan jangan ambil pusing pada hal remeh (Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005).

Asertif

Asertif adalah ketegasan dan keberanian menyatakan pendapat sekaligus tetap menghormati dan peka terhadap kebutuhan orang lain untuk menemukan kompromi yang sama-sama menguntungkan (win-win solution). Sikap asertif itu sendiri meliputi tiga komponen dasar yaitu kemampuan mengungkapkan perasaan, kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka dan kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi.

Kemampuan Dan Kemauan Belajar

(32)

4.6. Group Skills

Kerjasama Tim dan Meningkatakan Kemampuan Interpersonal

Dalam dunia kerja Tenaga kesehatan memerlukan kerjasama karena kita tidak mungkin dapat bekerja sendiri. Untuk mencapai kerjasama yang harmonis dan penyatuan yang solid maka setiap individu harus memiliki keterampilan dasara yang diperlukan untuk bekerja secara tim secara garis besar, keterampilan yang mutlak harus dimiliki anggota tim yaitu: kemampuan mengelola (Managerial Skills) yaitu kemampuan mengatur dan mengelola potensi diri sendiri, serta kemampuan untuk melakukan koordinasi dengan sesama anggota tim. Termasuk di dalamnya kemampuan dalam membuat rencana kerja, menentukan tujuan, memantau kerja, memonitor perkembangan dan memastikan pekerjaan telah dilakukan secara benar selain itu perlu juga kemampuan Interpersonal (Interpersonal Skills) keterampilan ini merupakan keterampilan melakukan kontak sosial dengan seluruh individu termasuk kemampuan berkomunikasi, saling menghargai pendapat otrang lain dan kemampuan menjaga kekompakan (Direktorat Pendidikan Insitut Teknologi Bandung, 2005).

4.7. Ethics

Etika Kerja

(33)

yang akan membimbing individu berinteraksi dalam kaitannya dengan pekerjaan dan tanggung jawab akan suatu tugas

Keperawatan merupakan suatu profesi yang menuntut hubungan langsung antar sesama manusia sebagai seorang perawat yang baik serta professional, maka menjadi suatu tuntutan untuk dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap pasien khususnya dan orang lain pada umumnya. Untuk memberikan pelayanan tersebut ada etika dan sopan santun yang menuntun seorang perawat untuk memberikan pelayanan kepada pasiennya.

Seorang perawat selalu dijadikan role model atau panutan oleh setiap pasiennya. Oleh sebab itu seorang perawat dalam memberikan pelayanan kepada klien harus bersikap: ihklas, ramah, sopan santun, belas kasih, sabar, bersikap tenang, cepat dalam bertindak, berikan sentuhan, berpenampilan rapi dan menghargai pasien (Elfrindi, 2009).

2.2. Program pendidikan profesi ners

(34)

masalah secara ilmiah, sikap tingkah laku dan kemampuan profesional, belajar mandiri serta belajar dimasyarakat.

Program pendidikan Ners menghasilkan Sarjana keperawatan dan profesional (Ners= First Professional Degree) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan profesional, serta akuntabel untuk melaksanakan asuhan/praktik keperawatan dasar secara mandiri. Program pendidikan Ners memiliki landasan keilmuan yang kokoh dan landasan keprofesian yang mantap sesuai dengan sifatnya sebagai pendidikan profesi (Nursalam, 2008).

Program pendidikan profesi ners disebut juga proses pembelajaran klinik.terkait dengan pelaksanaan pendidikan profesi ners yang sepenuhnya dilaksanakan di lahan praktik seperti rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin, panti wherda, dan keluarga serta masyarakat atau komunitas. Pendidikan profesi hanya akan dapat dilingkungan klinik atau lahan praktik karena lingkungan klinik merupakan lingkungan multiguna yang dinamik sebagai tempat pencapaian berbagai kompetensi praktik klinik di dalam kurikulum professional.

(35)

yang utuh, unik dan mandiri dengan hak-haknya yang tidak dapat dipisahkan (Nurhidayah, 2011).

Tujuan dari pembelajaran profesi adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap klien sehat dan sakit sesuai tujuan, mengaplikasikan bentuk asuhan keperawatan dengan critical thinking yang sesuai dengan sumber daya, sarana dan prasarana yang ada dilahan praktek sesuai dengan tujuan mata ajar, dan mengaplikasikan tampilan sosok dan sikap perawat profesional.

(36)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Konseptual

Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan kepustakaan maka, kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema 1. Kerangka konseptual Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Soft Skills Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan

Profesi Ners.

Communication Skills -Written communication -Presenting

Organization Skills -Personal Effectiveness -Management

-Planning / Organizing -Self-management Effort -Futuristic thinking

(37)

3.2 Defenisi operasional No Variabel

penelitian

(38)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012.

4.2 Populasi dan sampel

2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dari penelitian ini adalah semua Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners yang ada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara tahun 2012. Berdasarkan data dari pendidikan jumlah mahasiswa Profesi Ners Reguler 61 orang dan Ekstensi 103 orang, maka keseluruhan mahasiswa profesi pada tahun 2012 berjumlah 164 orang.

2.2. Sampel

(39)

Penentuan besar sampel menggunakan rumus Slovin (1960):

Maka didapat jumlah sampel adalah : 91 orang

Jumlah sampel di ambil berdasarkan proporsional random sampling, adapun proporsi sampel adalah sebagai berikut :

Profesi Ners Kelas Populasi Jumlah sampel

Reguler 61 37,2 % × 91= 34 orang.

Ekstensi 103 62,8 % × 91= 57 orang.

Reguler dan Ekstensi 164 Jumlah sampel = 91 orang

4.3 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. karena daerah yang mudah dijangkau, mengingat peneliti sedang melaksanakan pendidikan di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November - Desember 2012.

4.4 Pertimbangan etik

(40)

4.5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep dan tinjauan pustaka. yang terdiri dari sejumlah pernyataan dan jawaban tertentu sebagai pilihan yang diajukan kepada responden. Kuesioner terdiri dari dua bagian, bagian pertama yaitu data demografi responden yang terdiri dari: umur, jenis kelamin, suku. Bagian kedua yaitu kuesioner yang terdiri dari pernyataan mengenai Soft Skills.

Untuk kuesioner Soft Skills terdiri dari 46 pernyataan. Dari 46 pernyataan tersebut terdiri dari 18 pernyataan negatif nomor 2, 3, 5, 6, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 25, 31, 32, 34, 37, 38, 42, 45 dan 28 pernyataan positif nomor 1, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 33, 35, 36, 39, 40, 41, 43, 44, 46.

Kuesioner Soft Skills menggunakan skala likert dimana responden diminta pendapatnya selalu, sering, jarang dan tidak pernah. Adapun pilihan jawaban yang diberikan adalah selalu, sering, jarang dan tidak pernah. Skor disesuaikan dengan sifat item yaitu pernyataan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-) dengan ketentuan seperti berikut:

No Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1 Tidak Pernah 1 4

2 Jarang 2 3

3 Sering 3 2

4 Selalu 4 1

(41)

Rentang adalah selisih nilai tertinggi dan terendah. Untuk Soft Skills nilai tertinggi adalah 184 dan nilai terendah 46. Maka rentang untuk Soft Skills adalah 138, dengan banyak kelas Tiga kategori, yaitu Soft Skills Buruk, Soft Skills Cukup dan Soft Skills Baik. Maka didapat panjang kelas adalah 46 dengan nilai terendah 46 sebagai batas bawah kelas interval pertama. Maka Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dapat dikategorikan Soft Skills Buruk dengan interval 46-92, Cukup 92-138 dan Baik 138-184.

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi (Arikunto, 2006). Uji validitas dilakukan terhadap tiga puluh orang responden yang memenuhi kriteria yang sama dengan sampel. Responden yang digunakan adalah mahasiswa Profesi Fakultas Keperawatan USU tahun 2012 yang diambil dari populasi dan tidak termasuk dalam sampel. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan uji validitas Content (isi) yaitu dengan instrumen dibuat mengacu pada isi yang sesuai dengan variabel yang diteliti.

(42)

signifikan 5% adalah 0,361. Hasil r hitung dari 46 pernyataan yang divalidasi didapatkan r hitungnya lebih besar dari 0,361 (lampiran), maka pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 46 pernyataan.

(43)

4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Sebelum membagikan kuesioner kepada responden, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanan penelitian di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat izin, peneliti mengumpulkan data dengan mendapatkan calon responden. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat penelitian serta cara pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta untuk mendatatangani informed consent (surat persetujuan menjadi responden). Responden yang menolak tidak dipaksakan untuk mengisi kuesioner.

Peneliti melakukan pengumpulan data secara mandiri dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada setiap responden yang bersedia menjadi responden kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dengan cermat dan responden diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada pertanyaan yang tidak mengerti. Pengisian kuesioner diisi sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan oleh responden, selanjutnya peneliti terlebih dahulu memeriksa kelengkapan jawaban responden sesuai dengan pernyataan kuesioner dan kemudian data dikumpulkan untuk dianalisa, pengambilan data ini dilakukan pada tanggal 26 November sampai dengan 9 Desember 2012 di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama 13 hari.

4.8 Analisis Data

(44)

diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kueisoner ke dalam program komputer, tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

(45)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 91 responden di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara selama bulan November sampai Januari 2013. Hasil Penelitian ini menguraikan bagaimana soft skills mahasiswa program pendidikan profesi ners di fakultas keperawatan universitas sumatera utara.

5.1 Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian ini menguraikan gambaran data demografi responden dan gambaran Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5.1.1 Karakteristik responden

(46)

Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara berdasarkan karakteristik responden (n=91)

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) 1 Usia

4 Program Profesi Ners

Reguler 34 37,4

Ekstensi 57 62,6

5.1.2 Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki Soft Skills yang Baik yaitu sebanyak 62 orang (68,1%). Hasil penelitian tentang Soft Skills responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (n=91)

No Soft Skills Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 62 68,1

2 Cukup 29 31,9

(47)

Tabel 5.3. menunjukkan hasil Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara berdasarkan indikator Communication Skills mayoritas Baik sebanyak 49 orang (53,8%), Organization Skill mayoritas Baik 62 orang (68,1%), Leadership mayoritas Baik 50 orang (54,9%), Logic mayoritas Baik 58 orang (63,7%), Effort mayoritas Baik 68 orang (74,7%), Group Skills mayoritas Baik 75 orang (82,4%), Ethics mayoritas Baik 72 orang (82,4%). Hasil penelitian berdasarkan indikator Soft Skills responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara berdasarkan indikator Soft Skills (n=91).

No Sub variabel Soft Skills Frekuensi Persentase (%) 1 Communication Skills

(48)

5.2 Pembahasan

Desain deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Soft Skills mahasiswa program pendidikan profesi ners fakultas keperawatan Universitas Sumatera utara dimana responden pada penelitian ini berjumlah 91 orang.

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil tentang karakteristik responden yaitu usia responden rata-rata adalah 21-25 tahun dimana pada usia tersebut biasanya seorang mahasiswa keperawatan sedang menjalani pendidikan profesi. Pada saat menjalani pendidikan profesi maka seorang mahasiswa akan terjun langsung ke masyarakat untuk itulah seorang mahasiswa ners diharuskan memiliki Soft Skills sehingga setiap pelayanan keperawatan yang dilakukan akan memberikan kontribusi untuk peningkatan status kesehatan baik individu, kelompok ataupun masyarakat secara luas.

Menurut Widhiarso (2009) pengukuran soft skills dapat dilakukan menggunakan pelaporan diri (self report) yang akan menghasilkan sejumlah respon dari individu yang menunjukkan tingkat soft skills yang dimiliki dan kemudian respon dapat di evaluasi menjadi baik, cukup dan buruk.

(49)

pada tujuan akhir, dahulukan yang utama, paradigma saling ketergantungan, berusaha untuk mengerti terlebih dahulu, wujudkan sinergi atau kerjasama, asah kemampuan terus menerus akan menghasilkan kemampuan dan kompetensi siap untuk menunjang daya saing di dunia kerja.

National Association Of College and Employers (NACE) pada tahun 2005 melakukan survey dan menemukan bahwa pada umumnya para pengguna tenaga kerja membutuhkan keahlian kerja berupa Soft skills 82 persen dan Hard skills 18 persen. Dari persentase soft skills responden tersebut kita dapat mendefenisikan bahwa responden memiliki Soft skills yang baik, sehingga mahasiswa nantinya akan mampu bersaing dalam dunia kerja yang menuntut seorang calon pekerja memiliki kompetensi-kompetensi khusus yang diinginkan oleh dunia kerja. Hal ini dapat kita lihat satu tahun terakhir ini dimana banyak lulusan sarjana keperawatan USU khususnya program Ekstensi maupun yang sedang menjalani studi sarjana keperawatan khususnya program Ekstensi yang lulus CPNS yaitu angkatan 2012 sebanyak 10 orang.

Nursalam (2006) mengemukakan bahwa Soft skills sangat penting untuk dimiliki dan diaplikasikan oleh perawat karena perawat berhubugan atau kontak dengan klien secara langsung, sikap, etika dan karakter sangat penting dalam menjalankan tugas sebagai ners dan perawat wajib membangun hubungan trust, baik interpersonal maupun intrapersonal. dengan soft skills itulah para perawat bisa menjalankan peran dan fungsinya sebagai caregiver, advocate, teacher, communicator, counselor, scholar, collaborator, ethicist, researcher, manager,

(50)

United Nations for Education, Science and Culture Organization

(UNESCO) mengungkapkan bahwa kecakapan dasar yang wajib dimiliki oleh manusia harus dilandaskan pada 4 pilar yaitu belajar mengetahui atau memahami (learning to know), belajar untuk mengerjakan sesuatu (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be), belajar hidup bersama atau bermasyarakat (learning to live together). Dua landasan pertama mengandung kompetensi Hard skills sedangkan dua landasan terakhir mengandung kompetensi Soft Skills yang mengacu pada kemampuan mengaktualkan dan mengorganisir berbagai kemampuan yang ada pada masing-masing individu dalam suatu keteraturan sistemik menuju suatu tujuan bersama. Maksudnya bahwa untuk menjadi seseorang yang diinginkan dan bisa hidup berdampingan bersama orang lain baik di tempat kerja maupun di masyarakat maka harus mengembangkan sikap toleran, simpati, empati, emosi, etika dan unsur psikologis lainnya.

(51)

Hasil penelitian dilihat dari indikator Organizational Skills adalah baik yaitu 62 orang (68,1%) harus disadari bahwa organisasi dalam meraih tujuannya selalu melibatkan banyak orang. suatu pekerjaan adalah merupakan kelanjutan dari pekerjaan sebelumnya dan selalu terkait dengan bagian lain dalam organisasi sehingga membentuk sebuah proses. Elfrindi (2009) Sebagian besar dari tenaga kesehatan seperti perawat akan bekerja dengan pemerintah diantaranya adalah rumah sakit yang sudah pasti memiliki organisasi. Untuk itu seorang perawat mesti dibekali oleh kemampuan berorganisasi yang nantinya akan dapat memberikan kontribusi dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian dilihat dari indikator Leadership adalah yang cukup baik yaitu 50 orang (54,9%) kepemimpinan yang berhasil adalah mampu menggunakan perangkatnya dalam mencapai tujuan. mengingat tenaga kesehatan seperti perawat bekerja pada suatu kelompok organisasi, seperti puskesmas atau rumah sakit maka aspek kepemimpinan sangatlah penting dimiliki oleh seorang perawat agar mereka mampu memberikan dan membangun system pelayanan kesehatan yang baik Elfrindi (2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2012) kepemimpinan berpengaruh besar terhadap kinerja perawat pelaksana. Keadaan ini menunjukkan bahwa kemampuan Leadership yang dimiliki oleh seorang perawat akan dapat meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

(52)

memberikan pelayanan keperawatan Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat bekerja oleh karenanya sangatlah perlu seorang perawat berfikir kreatif dalam setiap penyelesaian masalah.

Hasil penelitian dilihat dari indikator Effort adalah baik yaitu 68 orang (74,7%) Insitut Tekhnologi Bandung mengungkapkan bahwa Effort berarti kemampuan menghadapi tekanan, asertif dan memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar. AIPNI (2008) kompetensi utama sarjana keperawatan di antaranya harus mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat.

Hasil penelitian dilihat dari indikator Group skills adalah baik yaitu 75 orang (82,4%) kinerja yang optimal dan bersinergi dalam sebuah tim akan menghasilkan kesuksesan bersama. dalam sebuah tim sesorang harus mampu bekerjasama sekaligus mengaktualisasikan diri dan dapat membina hubungan baik dengan semua orang. Robert Bolton dalam buku people skills mengungkapkan bahwa 80% orang yang gagal di tempat kerja, mengalami kegagalan karena mereka tidak mempunyai hubungan baik dengan orang lain

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Sayuni (2012) bahwa kerja tim sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang perawat. Dan dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan kerja tim berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana.

(53)

oleh pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral. Penerapan etika sebagai bentuk sikap perawatan yang professional menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati Masirfan (2007).

Dalam penelitian ini terdapat juga beberapa keterbatasan diantaranya penyebaran data yang tidak seimbang antara mahasiswa profesi pria dan wanita hal ini disebakan karena jenis kelamin mahasiswa profesi ners yang ada di fakultas keperawatan universitas sumatera utara di dominasi oleh wanita 81,3% dan pria 18,7%. Ini menunjukkan bahwa sampai sekarang, profesi sebagai perawat masih identik berjender wanita.

(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 2 November sampai dengan 20 desember 2012 di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara kepada 91 orang mahasiswa yang bersedia menjadi responden dan setelah membahas secara teoritis, maka penelitian mengemukakan beberapa hal yang menjadi kesimpulan:

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners dikategorikan Baik yaitu 68,1%.

(55)

6.2 Saran

6.2.1 Pendidikan keperawatan

Bahan masukan bagi pendidikan untuk mengintegrasikan soft skills ke dalam kurikulum pembelajaran agar dapat meningkatkan soft skill mahasiswa tanpa meninggalkan unsur-unsur hard skill sehingga kelak lulusan ners dapat berkompetisi secara global.

6.2.2 Praktek keperawatan

Diharapkan perawat dapat mempertahankan dan meningkatkan soft skills agar dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang komprehensif baik aspek bio, psiko, sosial dan spiritual dimana perawat merupakan first line layanan. 6.2.3 Penelitian selanjutnya

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chatab, Nevizond. (2007). Diagnostic Management. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Direktorat Pendidikan ITB. 2005. Sukses Dengan Softskill, (Available at

Elfrindi, dkk. (2009). Soft Skills Panduan bagi Bidan dan Perawat. Jakarta: Baduose Media.

Elfrindi, dkk. (2010). Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media.

Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Klaus, Peggy. (2007). The Hard Truth about Soft Skills. (Di akses 3 maret 2012 dalam ProQuest).

Kuntjoro, Lisa. (2009). Super Champion. Jakarta: Gramedia.

Marsirfan, 2007. Etika dan moral dalam praktek keperawatan atau kebidanan

Nasution, A. H. (2006). Creative Thinking: How to Succes in Your Future Career. Diakses 28 November 2012

Yogyakarta: Andi Offset.

Nurhidayah, R. E. (2011). Pendidikan Keperawatan. Medan: USU Press. Nursalam, & Effendi, F. (2009). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Notoadmojo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta :PT.Rhineka Cipta.

Psik-unand, (2012). Pentingnya Soft Skills. Di akses 05 Jan 2012 dalam http:// www.psik-unand.com/index.php?limitstart=4.

Santoso, S. (2008). Integrasi Soft Skill Mahasiwa di Perkuliahan. Di akses

15 april 2012 dalam http://slametsantoso.multiply.com /journal/ item/6?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem.

Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia Lhokseumawe. Medan: Universitas Sumatera Utara.

(57)

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suarli, S. & Yayan Bahtiar. (2009 ). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Erlangga. Tambunan, L. A. (2011). Dampak Soft Skills di dalam Pendidikan Perguruan

Tinggi dalam Menunjang Pengembangan SDM di Indonesia. Di akses 3 maret 2012 dalam

Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Unpad Webblog, (2007). Nasib Perawat: Pendidikan Rendah, Gaji Rendah. Di akses 16 april 2012 dalam Widhiarso, Wahyu. (2009). Evaluasi Soft Skills Dalam Pembelajaran.

(58)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

SOFT SKILLS MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2012

Saya bernama Lukas Sri Widodo/111121093 mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Penelitian ini akan bermanfaat untuk mengetahui Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan saudara/I untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya memohon kesediaan saudara/i memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara/i.

Terima kasih atas partisipasi saudara/i dalam penelitian ini.

Medan, 2012

Peneliti, Responden,

(59)

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun 2012

Petunjuk Umum Pengisian:

a) Mahasiswa diharapkan bersedia menjawab, semua pertanyaan yang diajukan peneliti berdasarkan uraian yang tertulis di lembar kuesioner ini.

b) Gunakan tanda checklist (√) pada kolom untuk jawaban yang dianggap sesuai dengan kondisi mahasiswa.

c) Jika kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti.

I. Data Demografi

1. Nomor Responden :

2. Usia :…….. Tahun

3. Jenis Kelamin

( ) Laki-laki ( ) Perempuan

4. Suku :

II. Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

Keterangan : SL : Selalu

SR : Sering

(60)

No Pernyataan SL SR JR TP 1 Saya merasa catatan itu penting walaupun ada buku teks.

2 Saya lebih suka menggandakan daripada mencatat sendiri.

3 Saya memotong pembicaraan orang lain bila dirasa tidak penting.

4 Saya dapat menyampaikan ide dengan baik.

5 Saya menunda pekerjaan hingga saat-saat terakhir.

6 Saya terburu buru jika mengerjakan sesuatu.

7 Saya tidak keberatan jika waktu istirahat saya dipakai untuk mengerjakan pekerjaan.

8 Saya mampu mendapatkan hasil yang baik dalam apapun yang saya kerjakan.

9 Saya berusaha mewujudkan setiap rencana yang mendukung kemajuan profesi keperawatan.

10 Saya ingin memberikan hasil yang terbaik dalam setiap pelajaran.

11 Saya mampu mengontrol diri untuk mencapai hasil yang lebih baik.

12 Saya berusaha mengembangkan bakat yang ada dalam diri saya.

13 Saya mampu mengarahkan orang lain untuk meraih suatu tujuan.

14 Saya cenderung menolak untuk memimpin dalam hal sekecil apapun.

15 Saya berinisiatif untuk mengarahkan tim untuk mencapai tujuan Jika aktifitas tim tidak Efektif.

16 Saya memberikan dukungan kepada pasien agar lekas sembuh.

17 Saya merasa ragu bila harus mengambil keputusan yang sulit.

18 Saya membuat keputusan yang tepat pada saat menyelesaikan masalah.

19 Saya tidak bisa menangani masalah karena saya tidak kompeten.

20 Saya tidak mampu menangani kesulitan dengan bijak.

21 Saya sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

22 Saya tidak suka dengan lingkungan tempat praktek.

23 Saya melihat suatu permasalahan dengan sudut pandang yang baru.

24 Saya berfikir kreatif dalam mengambil keputusan.

(61)

26 Saya berusaha memecahkan masalah yang muncul.

27 Saya selalu memikirkan solusi yang terbaik Ketika menghadapi masalah.

28 Saya berkonsentrasi untuk menyelesaikannya jika ada suatu masalah.

29 Saya harus mengembangkan diri jika ingin menjadi perawat yang profesional.

30 Saya memiliki cita-cita yang tinggi dan berusaha mewujudkannya.

31 Saya merasa kesal Ketika rencana yang telah disusun matang ternyata tidak berjalan dengan baik

32 Saya tidak siap menerima tugas yang sulit.

33 Saya bersedia belajar dari orang lain.

34 Saya lebih suka melakukan hal yang biasa saya lakukan.

35 Saya kompromi untuk mencari jalan keluar Jika terjadi perdebatan.

36 Saya suka beradu pendapat dengan orang lain.

37 Saya lebih suka bekerja sendiri.

38 Saya merasa tidak nyaman jika bekerja dengan orang yang tidak saya kenal.

39 Saya senang berada di tengah banyak orang.

40 Saya suka terlibat dalam kegiatan sosial.

41 Saya bersedia membantu teman saya jika membutuhkan bantuan.

42 Saya tidak suka jika melihat orang lain berhasil.

43 Saya memberikan perhatian kepada pasien yang sedang sakit.

44 Saya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pasien.

45 Saya kesal jika menghadapi pasien yang cerewet.

(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

Reliability

a. Listwise deletion based on all variables in the

(69)
(70)
(71)

Kategori Soft Skills

Kategori Communication Skills

Frequency Percent

Kategori Organization Skills

(72)

Kategori Effort

Kategori Group Skills

(73)
(74)

Lampiran

ANGGARAN BIAYA

A. Pembuatan Proposal

1. Biaya Mencari bahan dari Internet Rp 100.000 2. Pembelian 1 buah flashdisk Rp 80.000 3. Rental komputer dan print Rp 100.000

4. Transportasi Rp 200.000

5. Fotocopy Rp 50.000 B. Pengumpulan Data

1. Fotocopy kuesioner Rp 100.000

2. Transportasi Rp 100.000

C. Pembuatan Skripsi

1. Rental dan print Rp 200.000

2. Jilid dan fotocopy

Jumlah Rp 1.700.000

Rp 150.000

Biaya tak terduga 10%

Total Rp 1.230.000

(75)

Lampiran

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Lukas Sri Widodo

Tempat/tanggal Lahir : Kuala-Kilan, 28 November 1988 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Katholik

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Desa Pematang Duku Kec. Batang Cenaku Kab. Indra Giri Hulu Riau

No. Hp : 081268618186

RIWAYAT PENDIDIKAN

(76)
(77)
(78)
(79)

Gambar

Tabel 5.1 : Distribusi frekuensi Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara berdasarkan karakteristik responden (n=91)
Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi Soft Skills Mahasiswa Program Pendidikan Profesi       Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara berdasarkan      indikator Soft Skills (n=91)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ibu Dan Anak Pemerintah Aceh.. Medan: Universitas

Judul Penelitian : Pengalaman Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dalam Menerapkan Perilaku Caring pada Pasien di Rumah

Akhirnya tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman- teman seperjuangan angkatan 2011 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terkhusus untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman mahasiswa profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dalam menerapkan perilaku caring pada pasien

Adapun judul skripsi saya adalah : “ Manajemen Stres Mahasiswa Program Ekstensi 2014 dalam Penyusunan Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara”.. Dalam

Saya Desi Riau Faska Harianja adalah mahasiswa Program Ekstensi 2014 di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan judul “Manajemen

Saya adalah Anisa Sri Utami mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU yang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Spiritualitas Mahasiswa

Hasil analisis univariate menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara memiliki tingkat perilaku asertif