• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Universal Precaution Selama Belajar Praktik Klinik pada Mahasiswa Tahap Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Universal Precaution Selama Belajar Praktik Klinik pada Mahasiswa Tahap Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya Venbora Purba mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui penerapan universal precaution selama belajar praktik klinik pada mahasiswa tahap pendidikan profesi program ners Fakultas Keperawatan Unversitas Sumatera Utara.

Demi terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi Saudara/I sebagai responden dengan menjawab pertanyaan yang diberikan sesuai dengan pendapat tanpa dipengaruhi oleh orang lain, saya menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat Saudara/I. Informasi yang diberikan dipergunakan untuk pengembangan Ilmu Keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu.

Partisipasi Saudara/I dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Saudara/I bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun.

Jika Saudara/I bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini.

Tanda tangan :

Tanggal :

(4)

Petunjuk : Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kecenderungan sikap Anda terhadap pernyataan dibawah ini :

No Pernyataan SR SL KD TD

Cuci Tangan

1. Saya mencuci tangan dengan air mengalir

2. Saya mencuci tangan dengan menggunakan sabun antiseptik

3. Saya mencuci tangan sebelum melakukan tindakan 4. Saya mencuci tangan setelah melakukan tindakan 5. Saya mencuci tangan di wastafel atau bak

penampungan air mengalir

6. Saya mencuci tangan satu kali setelah melakukan berbagai tindakan

Alat Pelindung Diri

7. Saya menggunakan sarung tangan sebelum melakukan tindakan

8. Saya menggunakan masker bila terdapat resiko penularan sumber infeksi melalui pernafasan 9. Saya menggunakan respirator saat masuk ruangan

SARS

10. Saya menggunakan pelindung mata saat diruangan operasi

11. Saya menggunakamn tutup kepala/kap saat berada diruang operasi

12. Saya memakai gaun pelindung yang tersedia agar tidak kontak dengan darah atau cairan tubuh 13. Saya menggunakan jas bedah saat diruang operasi 14. Saya menggunakan apron/celemek saat mengambil

darah pasien

15. Saya menggunakan apron/celemek saat di ruang operasi

16. Saya menggunakan alas kaki saat berada diruang operasi

17. Saya menggunakan sarung tangan yang sama pada semua tindakan yang saya lakukan

18. Jika berbicara dengan pasien yang mengidap infeksi saluran nafas saya berbicara langsung menghadap pasien

Keselamatan Menggunakan Jarum Suntik 19. Saya melakukan injeksi dengan peralatan sekali

pakai

20. Saya menggunakan peralatan injeksi yang berbeda antara pasien

(5)

pada wadah khusus benda tajam yang tersedia diruangan pasien

22. Saya membuang limbah jarum suntik bekas pada wadah khusus benda tajam sementara sebelum dibuang ketempat akhirnya

23. Saya melepas jarum dari spuit setelah digunakan 24. Saya mematahkan, membengkokkan jarum sebelum

dibuang

25. Saya menggunakan spuit yang sama untuk beberapa pasien

Sterilisasi Alat

26. Saya melakukan desinfeksi alat kesehatan dengan larutan klorin sebelum dipergunakan kepada pasien lain

27. Saya melakukan sterilisasi terhadap instrumen peralatan sebelum digunakan

28. Saya segera mensterilkan alat-alat kesehatan setelah digunakan ke pasien lain

29. Saya segera mengganti peralatan pasien

(sprei,selimut) yang telah basah oleh darah, sekresi atau cairan tubuh

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

UJI RELIABILITAS PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTION

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.825 33

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

V1 2.63 .556 30

V2 2.17 .592 30

V3 2.23 .679 30

V4 2.27 .640 30

V5 2.17 .648 30

V6 2.37 .669 30

V7 2.13 .507 30

V8 2.33 .802 30

V9 2.20 .484 30

V10 2.27 .691 30

V11 2.43 .728 30

V12 2.23 .774 30

V13 2.30 .750 30

(12)

V15 2.30 .535 30

(13)

V10 72.37 70.516 .398 .818

V11 72.20 74.234 .068 .830

V12 72.40 71.972 .232 .824

V13 72.33 69.402 .453 .816

V14 72.40 72.110 .293 .822

V15 72.33 71.540 .419 .819

V16 72.03 69.206 .489 .815

V17 72.53 73.568 .186 .825

V18 72.17 72.006 .229 .824

V19 72.27 73.444 .171 .825

V20 72.37 70.102 .435 .817

V21 72.30 69.666 .372 .819

V22 72.37 73.068 .175 .826

V23 72.50 72.534 .251 .823

V24 72.43 64.944 .692 .805

V25 72.47 73.154 .165 .826

V26 72.33 70.575 .422 .818

V27 72.43 72.461 .240 .823

V28 72.53 68.120 .553 .812

V29 72.40 73.766 .119 .827

V30 72.60 72.110 .270 .823

V31 72.47 73.568 .194 .824

V32 72.30 70.769 .335 .820

V33 72.53 71.844 .331 .821

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

(14)

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATA DEMOGRAFI

Statistics

Jenis Kelamin

N Valid 164

Missing 0

Mean 1.81

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .393

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 31 18.9 18.9 18.9

Perempuan 133 81.1 81.1 100.0

(15)

Statistics

Jenis Kelamin Usia Program Studi

N Valid 164 164 164

Missing 0 0 0

Mean 1.81 24.63 1.64

Median 2.00 23.00 2.00

Mode 2 23 2

Std. Deviation .393 3.807 .481

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 31 18.9 18.9 18.9

Perempuan 133 81.1 81.1 100.0

(16)

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 21 1 .6 .6 .6

22 28 17.1 17.1 17.7

23 66 40.2 40.2 57.9

24 28 17.1 17.1 75.0

25 10 6.1 6.1 81.1

26 7 4.3 4.3 85.4

27 4 2.4 2.4 87.8

28 3 1.8 1.8 89.6

29 1 .6 .6 90.2

31 1 .6 .6 90.9

32 3 1.8 1.8 92.7

33 4 2.4 2.4 95.1

34 3 1.8 1.8 97.0

38 2 1.2 1.2 98.2

40 2 1.2 1.2 99.4

42 1 .6 .6 100.0

(17)

Program Studi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid A 59 36.0 36.0 36.0

B 105 64.0 64.0 100.0

(18)

TABEL DISTRIBUSI PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTION

Statistics

Penerapa UP

N Valid 164

Missing 0

Mean 1.01

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .078

Penerapan UP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 83-132 (Baik) 163 99.4 99.4 99.4

33-82 (Tidak Baik) 1 .6 .6 100.0

(19)

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KUESIONER

Frequencies

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-Kadang 8 4.9 4.9 4.9

Sering 57 34.8 34.8 39.6

Selalu 99 60.4 60.4 100.0

Total 164 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-kadang 14 8.5 8.5 8.5

Sering 63 38.4 38.4 47.0

Selalu 87 53.0 53.0 100.0

Total 164 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-kadang 8 4.9 4.9 4.9

Sering 55 33.5 33.5 38.4

Selalu 101 61.6 61.6 100.0

Total 164 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 1 .6 .6 .6

Kadang-kadang 3 1.8 1.8 2.4

Sering 51 31.1 31.1 33.5

Selalu 109 66.5 66.5 100.0

(20)

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 3 1.8 1.8 1.8

Kadang-kadang 11 6.7 6.7 8.5

Sering 61 37.2 37.2 45.7

Selalu 89 54.3 54.3 100.0

Total 164 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 15 9.1 9.1 9.1

Sering 8 4.9 4.9 14.0

Kadang-kadang 46 28.0 28.0 42.1

Tidak Pernah 95 57.9 57.9 100.0

Total 164 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 18 11.0 11.0 11.0

Sering 21 12.8 12.8 23.8

Kadang-kadang 46 28.0 28.0 51.8

Tidak Pernah 79 48.2 48.2 100.0

Total 164 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 1.2 1.2 1.2

Kadang-kadang 21 12.8 12.8 14.0

Sering 72 43.9 43.9 57.9

Selalu 69 42.1 42.1 100.0

(21)

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 1.2 1.2 1.2

Kadang-kadang 18 11.0 11.0 12.2

Sering 53 32.3 32.3 44.5

Selalu 91 55.5 55.5 100.0

Total 164 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 38 23.2 23.2 23.2

Kadang-kadang 21 12.8 12.8 36.0

Sering 55 33.5 33.5 69.5

Selalu 50 30.5 30.5 100.0

Total 164 100.0 100.0

P11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 54 32.9 32.9 32.9

Kadang-kadang 30 18.3 18.3 51.2

Sering 37 22.6 22.6 73.8

Selalu 43 26.2 26.2 100.0

Total 164 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 4 2.4 2.4 2.4

Kadang-kadang 14 8.5 8.5 11.0

Sering 39 23.8 23.8 34.8

Selalu 107 65.2 65.2 100.0

(22)

P13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 22 13.4 13.4 13.4

Kadang-kadang 24 14.6 14.6 28.0

Sering 45 27.4 27.4 55.5

Selalu 73 44.5 44.5 100.0

Total 164 100.0 100.0

P14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 35 21.3 21.3 21.3

Kadang-kadang 11 6.7 6.7 28.0

Sering 51 31.1 31.1 59.1

Selalu 67 40.9 40.9 100.0

Total 164 100.0 100.0

P15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 53 32.3 32.3 32.3

Kadang-kadang 39 23.8 23.8 56.1

Sering 36 22.0 22.0 78.0

Selalu 36 22.0 22.0 100.0

Total 164 100.0 100.0

P16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 37 22.6 22.6 22.6

Kadang-kadang 35 21.3 21.3 43.9

Sering 54 32.9 32.9 76.8

Selalu 38 23.2 23.2 100.0

(23)

P17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 1.2 1.2 1.2

Kadang-kadang 11 6.7 6.7 7.9

Sering 58 35.4 35.4 43.3

Selalu 93 56.7 56.7 100.0

Total 164 100.0 100.0

P18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 22 13.4 13.4 13.4

Sering 25 15.2 15.2 28.7

Kadang-kadang 62 37.8 37.8 66.5

Tidak Pernah 55 33.5 33.5 100.0

Total 164 100.0 100.0

P19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 14 8.5 8.5 8.5

Sering 19 11.6 11.6 20.1

Kadang-kadang 75 45.7 45.7 65.9

Tidak Pernah 56 34.1 34.1 100.0

Total 164 100.0 100.0

P20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kadang-kadang 9 5.5 5.5 5.5

Sering 55 33.5 33.5 39.0

Selalu 100 61.0 61.0 100.0

(24)

P21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 2 1.2 1.2 1.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 1 .6 .6 .6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 3 1.8 1.8 1.8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 6 3.7 3.7 3.7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 36 22.0 22.0 22.0

Sering 25 15.2 15.2 37.2

Kadang-kadang 41 25.0 25.0 62.2

Tidak Pernah 62 37.8 37.8 100.0

(25)

P26

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 7 4.3 4.3 4.3

Kadang-kadang 35 21.3 21.3 25.6

Sering 57 34.8 34.8 60.4

Selalu 65 39.6 39.6 100.0

Total 164 100.0 100.0

P27

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 10 6.1 6.1 6.1

Kadang-kadang 22 13.4 13.4 19.5

Sering 70 42.7 42.7 62.2

Selalu 62 37.8 37.8 100.0

Total 164 100.0 100.0

P28

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Selalu 19 11.6 11.6 11.6

Sering 17 10.4 10.4 22.0

Kadang-kadang 22 13.4 13.4 35.4

Tidak Pernah 106 64.6 64.6 100.0

Total 164 100.0 100.0

P29

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 7 4.3 4.3 4.3

Kadang-kadang 22 13.4 13.4 17.7

Sering 71 43.3 43.3 61.0

Selalu 64 39.0 39.0 100.0

(26)

P30

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 13 7.9 7.9 7.9

Kadang-kadang 24 14.6 14.6 22.6

Sering 65 39.6 39.6 62.2

Selalu 62 37.8 37.8 100.0

Total 164 100.0 100.0

P31

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 14 8.5 8.5 8.5

Kadang-kadang 39 23.8 23.8 32.3

Sering 63 38.4 38.4 70.7

Selalu 48 29.3 29.3 100.0

Total 164 100.0 100.0

P32

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 3 1.8 1.8 1.8

Kadang-kadang 19 11.6 11.6 13.4

Sering 82 50.0 50.0 63.4

Selalu 60 36.6 36.6 100.0

Total 164 100.0 100.0

P33

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SL 17 10.4 10.4 10.4

SR 19 11.6 11.6 22.0

KD 34 20.7 20.7 42.7

TP 94 57.3 57.3 100.0

(27)

DISTRIBUSI FREKUENSI DAN PERSENTASE PENERAPAN

UNIVERSAL PRECAUTION SELAMA BELAJAR PRAKTIK KLINIK

PADA MAHASISWA TAHAP PENDIDIKAN PROFESI PROGRAM NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (N=164)

Saya mencuci tangan dengan air mengalir Saya mencuci tangan dengan sabun antiseptik

Saya mencuci tangan sebelum melakukan tindakan

Saya mencuci tangan setelah melakukan tindakan

Saya mencuci tangan di wastafel atau bak penampungan air mengalir

Saya tidak selalu mencuci tangan setelah melakukan berbagai tindakan

Saya mencuci tangan hanya pada saat saya datang dan pada saat menjelang pulang

Alat Pelindung Diri

Saya menggunakan sarung tangan sebelum melakukan tindakan

Saya menggunakan masker bila terdapat resiko penularan sumber infeksi melalui pernafasan

Saya menggunakan respirator saat masuk ruangan SARS (Sereve Acute Respiratory Syndrome)

Saya menggunakan pelindung mata saat diruangan operasi

Saya menggunakan tutup kepala/kap saat berada diruang operasi, ICU

Saya memakai gaun pelindung yang tersedia agar tidak kontak dengan darah atau cairan tubuh

Saya menggunakan jas bedah saat di ruang operasi

Saya menggunakan apron/celemek saat mengambil darah pasien, memandikan pasien

(28)

17

Saya menggunakan alas kaki saat berada diruang operasi

Saya menggunakan sarung tangan yang sama pada semua tindakan yang saya lakukan

Jika berbicara dengan pasien yang mengidap infeksi saluran nafas saya berbicara langsung berhadapan pasien

Keselamatan Menggunakan jarum suntik

Saya melakukan injeksi dengan peralatan sekali pakai

Saya menggunakan peralatan injeksi yang berbeda antara pasien

Saya meletakkan limbah jarum suntik bekas pakai pada wadah khusus benda tajam yang tersedia diruangan pasien

Saya membuang limbah jarum suntik bekas pakai pada wadah benda tajam sementara sebelum dibuang ketempat akhirnya

Saya melepas jarum dari spuit setelah digunakan

Saya mematahkan, membengkokkan, jarum sebelum dibuang

Saya menutup jarumtanpa memegang tutup jarum

Setelah menutup jarum saya memisahkan jarum dari spuit

Saya menggunakan spuit yang sama untuk beberapa pasien

Sterilisasi Alat

Saya melakukan desinfektan alat kesehatan dengan desinfektan sebelum dipergunakan kepada pasien lain

Saya melakukan sterilisasi terhadap instrumen peralatan sebelum digunakan Saya segera mensterilkan alat-alat kesehatan setelah digunakan ke pasien lain

Saya segera mengganti peralatan pasien (sprei,selimut) yang telah basah oleh darah, sekresi, atau cairan tubuh

Saya menggunakan alat kesehatan secara bergantian tanpa disterilkan

(29)

TAKSASI DANA PENELITIAN

No. Kegiatan Biaya

1. PROPOSAL

- Biaya rental dan penyelesaian proposal - Biaya internet

- Fotokopy sumber-sumber tinjauan pustaka - Fotokopy memperbanyak proposal

- Sidang proposal

- Fotokopi Kuesioner - Transportasi

- Cendera Mata - Reliabilitas

Rp. 50.000,- Rp. 100.000,- Rp. 200.000,- Rp. 300.000,- 3. ANALISA DATA DAN PENGUMPULAN

LAPORAN

- Biaya rental dan print - Penjilidan

(30)

Jadwal Penelitian

Kegiatan Sept’ 12 Okt’ 12 Nov’12 Des’ 12 Jan’ 13 Feb ‘13 Mar ‘13 Apr ‘13 Mei’ 13 Jun’13 Jul’13 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Mengajukan Judul

Menetapkan Judul

Menyiapkan Sidang Proposal Sidang Proposal

Revisi Proposal

Uji Validitas dan Realibilitas Pengumpulan Data Penelitian Analisa Data

Penyusunan laporan Skripsi Ujian Skripsi

Revisi

(31)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Venbora Purba

Tempat/Tanggal Lahir : Matapao, 04 Oktober 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Alamat : Jl.Harmonika No. 40, Padang Bulan, Medan

Pendidikan :

1. 1996 – 1997 TK SWASTA R.A KARTINI Sei Rampah

2. 1997 – 2003 SD SWASTA R.A KARTINI Sei Rampah

3. 2003 – 2006 SLTP SWASTA R.A KARTINI Sei Rampah

4. 2006 – 2009 SMA Negeri 1 Perbaungan

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Aulia Putri. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penerapan (Universal Precaution) Oleh Perawat Diinstalasi Gawat Darurat RSUP DR.M.DJAMIL Padang Tahun 2010. Fakultas Keperawatan Universitas Andalas; 2011

Brockopp,D.Y& Tolsma, M.T.H. (2000). Dasar - Dasar Riset Keperawatan (Fundamental of Nursing Research). Jakarta: EGC

Cadwel, E & Hegner, B R. (2003). Asisten Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Edisi 6. Jakarta: EGC

Darmadi. (2008). Infeksi Nosokomial. Jakarta: Salemba Medika

Dempsey, P.A., & Dempsey, A.D. (2002). Riset Keperawatan: Buku ajar dan Latihan. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Direktoral Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. (2005). Pedoman Bersama ILO/WHO tentang Pelayanan Kesehatan dan HIV/AIDS. (diakses 1 Juli 2013 dari

Djojosugito M. A, Roeshadi D, Pusponegoro A. D. (2001). Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI

Elfina. (2008). Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Keperawatan dalam Pencegahan Penularan Penyakit Melalui cairan Tubuh Selama Praktek Klinik di RSUP H. Adam Malik Medan. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2008

Fahmi, I. 2010. Gambaran Penerapan Universal Precaution Pada Perawat di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. FKIK

Nursalam dan ninuk. (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika

Notoadmojo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoadmojo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

(33)

Parsinahingsih SH. Gambaran Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi Surakarta.

(diakses pada 22

Oktober 2012).

Potter, P A & Perry, A G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudjana. (2001). Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Tietjen, dkk. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Yayasan Spiritia. Kewaspadaan Universal. http:

(34)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian ini mengetahui tentang penerapan

Universal Precaution selama praktik klinik pada mahasiswa tahap pendidikan profesi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kerangka penelitian dapat digambarkan pada skema 3.1. dibawah ini

Skema 3.1. Kerangka penelitian penerapan universal precaution selama praktik klinik pada mahasiswa profesi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Universal Precaution

mahasiswa program profesi ners :

• Cuci tangan • Alat pelindung diri • Penggunaan jarum

suntik • Sterilisasi

(35)

3.2. Defenisi Operasional

Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian N

o

Variabel Defenisi

Operasional

Suatu tindakan yang dilakukan oleh tenaga keseshatan untuk mencegah pemaparan infeksi baik dari petugas kesehatan ke pasien ataupun dari pasien ke petugas kesehatan, yang terdiri dari : Cuci Tangan : Menghilangkan kotoran atau debu secara mekanis dari permukaan kulit, menghambat pertumbuhan organisme pada kuku, tangan, lengan dan mencegah penyebaran ke area tidak terkontaminasi sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan dengan menggunakan sabun/antiseptik. Alat Pelindung Diri : Suatu tindakan untuk menggunakan alat pelindung untuk mencegah terjadinya infeksi pada saat melakukan tindakan keperawatan. Yang terdiri dari sarung tangan, masker, respirator, pelindung mata, tutup kepala/kap, gaun bedah, jas bedah, apron/celemek, alas kaki.

Penggunaan Jarum Suntik : Menggunakan jarum suntik sesuai dengan standar operasional penggunaan jarum suntik di rumah sakit dengan sikap hati-hati demi keselamatan petugas.

Sterilisasi : Suatu langkah yang dilakukan perawat setelah menggunakan alat kesehatan dengancara merendam alat-alat yang terkontaminasi dalam larutan desinfektan.

(36)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui penerapan universal precaution selama praktik klinik pada mahasiswa Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa program ners yang sedang melaksanakan kegiatan belajar praktik klinik selama waktu penelitian berlangsung dari bagian pendidikan fakultas keperawatan universitas sumatera utara diketahui jumlah mahasiswa program ners yang melaksanakan praktik belajar klinik di bulan juni 2013 adalah 164 orang, dimana terdiri dari jalur A sebanyak 59 orang dan jalur B sebanyak 105 orang.

4.2.2 Sampel

(37)

utara, dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel yaitu sebanyak 164 orang mahasiswa yang terdiri dari jalur A sebanyak 59 orang dan jalur B sebanyak 105 orang.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara di Medan. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena daerah ini adalah daerah kampus dimana peneliti berada sehingga memudahkan peneliti saat pengambilan data. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 dan membutuhkan waktu selama 1 bulan.

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

(38)

kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden tetapi lembar tersebut diberi kode (c) Confidentiality yaitu kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti.

4.5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data maka digunakan instrumen. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu pada bagian awal instrumen penelitian berisi data demografi klien yang meliputi umur, jenis kelamin, usia, bagian kedua berisi tentang bagaimana penerapan universal precaution yang dilakukan selama belajar praktik klinik. Instrumen tentang penerapan universal precaution terdiri dari 33 pertanyaan terdiri dari 7 pertanyaan untuk mencuci tangan, 12 pertanyaan untuk alat pelindung diri, 9 pertanyaan untuk penggunaan jarum suntik, 5 pertanyaan untuk sterilisasi alat. Beberapa pernyataan terdiri dari pernyataan positif dan negatif, pernyataan positif terdiri dari 26 pernyataan yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, dan pernyataan negatif terdiri dari 7 pernyataan yaitu nomor 6, 7 ,18, 19, 25, 28, 33.

Berdasarkan rumus statistika p = �������

������ ����� dimana p merupakan

(39)

sedangkan untuk pernyataan negatif selalu=1, sering=2, kadang-kadang=3, tidak pernah=4, maka penerapan universal precaution dimasukkan kedalam kategori baik bila skor berada diantara nilai 83-132, sedangkan untuk kategori tidak baik bila skor berada diantara nilai 33-82 dengan panjang kelas 49.

4.6 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen

Validitas mengacu kepada kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur (Dempsey&Dempsey, 2002). Uji validitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity) yaitu sampai sejauh mana instrumen dapat mewakili faktor yang diteliti (Dempsey&Dempsey, 2002). Uji validitas didalam penelitian ini telah dilakukan oleh 3 orang ahli yang berkompeten dibidangnya pada Departemen Keperawatan Dasar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(40)

4.7 Pengumpulan Data

Terdapat beberapa tahapan prosedur dalam pengumpulan data yaitu pengajuan permohonan izin pelaksanaan penelitian melalui bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan izin penelitian dari bagian pendidikan maka langkah selanjutnya adalah melakukan survey awal terhadap jumlah mahasiswa yang sedang mengikuti Program Pendidikan Profesi Ners.

Selanjutnya peneliti menjelaskan tentang tujuan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian kepada responden dan meminta kesediaan responden untuk ikut bekerjasama. Responden yang bersedia mengikuti penelitian diberikan lembaran informed consent (surat perjanjian) yang berisikan bahwa responden ikut bekerjasama dalam penelitian dengan keinginan sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

(41)

4.8 Analisa Data

(42)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan universal precaution selama belajar praktik klinik pada mahasiswa tahap Pendidikan Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di Fakultas Keperawatan dengan jumlah responden 164 orang mahasiswa.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dibagi dua bagian yaitu hasil mengenai karakteristik mahasiswa dan hasil mengenai penerapan universal precaution selama belajar praktik klinik pada mahasiswa tahap pendidikan program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang diidentifikasi melalui kuesioner. 5.1.1 Karakteristik responden

Pada penelitian ini, sebagian besar mahasiswa adalah perempuan (81,9%), sebanyak 148 orang mahasiswa berada dalam rentang usia 21-30 tahun (90,2%) dan mahasiswa tersebut terbagi atas 2 program, dimana sebanyak 105 orang mahasiswa pada jalur B/ekstensi (64%).

(43)

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden (N=164) Karakteristik

Demografi

Frekuensi (f) Persentase (%) Jenis kelamin

5.1.2 Penerapan universal precaution selama belajar praktik klinik pada mahasiswa tahap Pendidikan Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Penerapan universal precaution oleh mahasiswa praktik klinik dilihat dari hasil jawaban mahasiswa terhadap kuesioner kuesioner yang terdiri dari 4 komponen yaitu cuci tangan, penggunaan alat pelindung diri, keselamatan menggunakan jarum suntik, sterilisasi alat .

Berdasarkan identifikasi kategori penilaian penerapan universal precaution dapat dilihat pada Tabel 3.

Dari jawaban mahasiswa terhadap penerapan universal precaution,

(44)

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase kategori penerapan

universal precaution selama praktik belajar klinik pada mahasiswa tahap

pendidikan program profesi ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (N=164)

No Kategori Penerapan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik (83-132) 163 99,4

(45)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Penerapan Universal Precaution selama belajar praktik klinik pada Mahasiswa Tahap Pendidikan Profesi Ners

Berdasarkan hasil penelitian secara umum penerapan universal precaution oleh 163 orang mahasiswa (99,4%) ada dalam kategori baik. Sebanyak 1 orang mahasiswa (0,6%) berada dalam kategori tidak baik. Tietjen dkk (2004) menyatakan bahwa staf perawat kesehatan sebagai tenaga kesehatan yang secara langsung berhadapan dengan pasien harus mampu menerapkan universal precaution dalam lingkup pelayanannya.

Universal Precaution merupakan langkah untuk mengurangi resiko penularan infeksi tidak hanya antar pasien yang menggunakan pelayanan kesehatan, tetapi juga untuk petugas pelayanan kesehatan yang melakukan perawatan.

1. Cuci Tangan

(46)

bersama pada seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah air yang mengalir.

Menurut Boyce dan Pitet (2000 dalam Tietjen dkk, 2004), kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan dengan tepat dianggap sebagai penyebab utama penularan infeksi, terutama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan. Praktik kesehatan dan kebersihan tangan (cuci tangan) dimaksudkan untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan dan menyingkirkan kotoran dan debu serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Praktik cuci tangan dengan antiseptik dan teknik yang benar mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit serta meminimalisasi kontaminasi silang dari pasien ke petugas atau dari petugas ke pasien (Tietjen dkk, 2004).

2. Alat Pelindung Diri

(47)

bakterial dari pasien dan juga mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien (Tietjen dkk, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 91 orang mahasiswa (55,5%) selalu menggunakan masker ketika melakukan tindakan keperawatan. Namun masih ada sekitar 18 orang mahasiswa (11%) menggunakan masker. Menurut peneliti ini dikarenakan adanya penilaian beberapa mahasiswa masker tidak begitu perlu digunakan untuk tindakan sederhana seperti memberi obat.

Bila dicermati dari manfaat penggunaannya masker dipakai untuk menahan cipratan yang mungkin keluar sewaktu petugas kesehatan berbicara, batuk atau bersin. Pemakaian masker juga diindikasikan untuk melindungi pemakainya dari kemungkinan kecipratan cairan tubuh pasien yang terkontaminsi agar tidak masuk hidung dan mulut, Oleh karena itu masker diperlukan ketika kontak dengan pasien (Tietjen dkk, 2004).

Dalam hal ini ketersediaan alat juga tidak mendukung petugas untuk menggunakan alat pelindung diri secara baik dan rutin, dimana pendukung suatu kondisi yaitu fasilitas merupakan faktor mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan nyata (Soekidjo, 1993).

3. Keselamatan Menggunakan Jarum Suntik

(48)

mahasiswa (64%) yang selalu melakukan hal tersebut. Menurut Tietjen dkk (2004) yang menyebutkan bahwa tiap-tiap jarum dan spuit yang digunakan pada pasien adalah peralatan sekali pakai. Demikian pula menurut penelitian Drucker, Alcabes dan Mars (2001 dalam Tietjen dkk, 2004) membuktikan bahwa praktik injeksi yang tidak aman seperti penggunaan jarum atau spuit lebih dari sekali, atau penggunaan peralatan injeksi yang tidak tepat (bergantian dengan orang lain) menularkan HIV dan Hepatitis B.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 123 orang mahasiswa (75%) meletakkan jarum suntik bekas pada wadah khusus benda tajam. Hal ini cukup baik dan sesuai dengan teori yang menyatakan untuk keamanan, mencegah cidera dan mengurangi resiko penularan infeksi, jarum, spuit, dan instrumen tajam lainnya harus dibuang ke dalam wadah khusus yang anti tusuk dan anti bocor. Jarum dan spuit yang sudah digunakan tidak boleh dibuang ketempat sampah umum. Hal ini akan menimbulkan cedera atau terjadinya penularan penyakit pada petugas yang menangani sampah (Potter&Perry, 2005).

(49)

Diantara berbagai tindakan yang dilakukan petugas kesehatan penggunaan berulang jarum atau spuit tanpa sterilisasi menjadi keprihatinan yang khusus. WHO memperkirakan bahwa tiap tahunnya praktek injeksi yang tidak aman telah menyebabkan hampir 20 juta infeksi virus hepatitis B, 2 juta infeksi virus hepatitis C dan 260.000 infeksi HIV. Infeksi kronis yang didapat akibat injeksi yang tidak aman menyebabkan berbagai kecacatan yang terjadi pada pasien karena rute penularan penyakit sendiri paling sering berasal jarum suntik baik yang digunakan berulang-ulang serta yang dipakai bergantian (Depnakertrans, 2005). 4. Sterilisasi Alat

Berdasarkan hasil penelitian 64 orang mahaasiswa (39%) selalu melakukan pembersihan peralatan dan perlengkapan dalam ruang perawatan pasien dengan cairan desinfektan. Hegner dan Caldwel (2003) mengemukakan, kegiatan membersihkan dan melakukan desinfeksi terhadap peralatan di dalam ruangan perawatan pasien berperan dalam mempertahankan lingkungan aseptik secara medis. Tujuannya adalah mencegah kontaminasi silang antara peralatan pasien dengan pemberi asuhan keperawatan (Caldwel dan Hegner, 2003).

(50)

sekresi tubuh menjadi media kontak tidak langsung pemberi asuhan kesehatan dengan mikroba. Oleh karena itu linen yang telah kotor ini harus segera ditangani dengan hati-hati (Caldwel dan Hegner, 2003).

Menurut Fahmi (2010), bahwa Penerapan Universal Precaution yang meliputi kebersihan tangan, penggunaan sarung tangan, pemakaian masker, pemakaian gaun pelindung, pengelolaan jarum, kebersihan nafas dan etika batuk, kebersihan lingkungan, pengelolaan linen dan pembuangan limbah oleh perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta secara keseluruhan adalah baik dengan presentase 84,87 %. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penerapan

Universal Precaution telah dilakukan dengan baik oleh perawat, dan mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:

(51)

2. Adanya risiko bias, mungkin dalam hal ini tidak dapat dihindari, karena pengukuran data dalam penelitian ini berdasarkan apa yang diingat responden pada saat pengisian kuesioner.

(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengambilan data yang telah dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara terhadap 164 orang mahasiswa dan setelah membahas secara teorititis, maka peneliti mengemukakan beberapa hal yang menjadi kesimpulan, yaitu:

1. Berdasarkan usia sebagian besar mahasiswa berada dalam rentang usia produktif yaitu 21-30 tahun. Sebanyak 133 orang mahasiswa adalah perempuan, dan mahasiswa yang paling banyak terdapat pada program B/ekstensi (64%).

(53)

praktik injeksi sebanyak 100 orang mahasiswa (61%) melakukan injeksi dengan peralatan sekali pakai. Sebanyak 105 orang (64%) mahasiswa selalu menggunakan peralatan injeksi yang berbeda antara satu pasien dengan pasien lain. Sebanyak 123 orang mahasiswa (75%) meletakkan limbah jarum suntik pada wadah khusus benda tajam. Demikian pula 64 orang mahasiswa (39%) selalu melakukan pembersihan peralatan kesehatan dengan cairan desinfektan. Sebanyak 60 orang mahasiswa (36,6%) selalu mengganti peralatan pasien (seperti seprai, selimut) yang telah basah oleh sekresi atau cairan tubuh.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Praktek Keperawatan

Pihak rumah sakit bertanggung jawab memberikan fasilitas dan sarana yang memadai bagi tenaga keperawatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap infeksi yang akan terjadi dalam rangka memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

6.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Melalui institusi pendidikan keperawatan, hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai penerapan universal precaution dalam tindakan keperawatan di lahan praktek. Hal ini dapat menjadi salah satu informasi untuk melengkapi materi kuliah mengenai penerapan universal precaution untuk pencegahan penularan infeksi pada area kerja keperawatan.

(54)
(55)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kewaspadaan Umum/Universal Precaution

2.1.1. Defenisi

Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dengan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam & ninuk, 2007).

Kewaspadaan universal (Universal Precaution) merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk melindungi petugas pelayanan kesehatan dari infeksi lewat darah dan cairan tubuh dan mencegah penularan dari pasien ke pasien dan dari petugas ke pasien (Tietjen, dkk,2004).

(56)

sumber yang diketahui maupun tidak diketahui. Penerapan ini merupakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang harus rutin dilaksanakan terhadap semua pasien dan di semua fasilitas pelayanan kesehatan (Tietjen, dkk, 2004).

Kewaspadaan umum tersebut ditujukan untuk melindungi setiap orang (pasien, klien, dan petugas kesehatan) apakah mereka terinfeksi atau tidak. Kewaspadaan baku berlaku untuk darah, tubuh/semua cairan tubuh, sekresi dan ekskresi (kecuali keringat), luka pada kulit, dan selaput lender, kulit dan membran mukosa yang tidak utuh. Penerapan ini adalah untuk mengurangi risiko penularan mikroorganisme yang berasal dari sumber infeksi yang diketahui atau yang tidak diketahui (misalnya si pasien, benda yang terkontaminasi, jarum suntik bekas pakai, dan spuit) di dalam sistem pelayanan kesehatan (Tietjen, dkk, 2004).

2.1.2. Tujuan Kewaspadaan Umum

Nursalam (2007), menyatakan bahwa kewaspadaan umum perlu diterapkan dengan tujuan:

a. Mengendalikan infeksi secara konsisten.

b. Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak terdiagnosa atau tidak terlihat seperti risiko.

c. Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien. d. Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya.

2.1.3. Pelaksanaan Kewaspadaan Umum

(57)

masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya yaitu pimpinan termasuk staf administrasi, staf pelaksana pelayanan termasuk staf penunjangnya dan juga pengguna yaitu pasien dan pengunjung sarana kesehatan tersebut. Penerapan Kewaspadaan Umum didasarkan pada keyakinan bahwa darah dan cairan tubuh sangat potensial menularkan penyakit baik yang berasal dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).

Penerapan Kewaspadaan Universal (Universal Precaution) didasarkan pada keyakinan bahwa darah dan cairan tubuh sangat potensial menularkan penyakit, baik yang berasal dari pasien maupun petugas kesehatan. Prosedur Kewaspadaan Universal ini juga dapat dianggap sebagai pendukung program K3 bagi petugas kesehatan (Nursalam, 2007).

2.1.4. Komponen Utama Kewaspadaan Umum/Kewaspadaan Baku

Menurut Tietjen (2004) penggunaan pembatas fisik, mekanik, atau kimiawi antara mikroorganisme dan individu, misalnya ketika pemeriksaan kehamilan, pasien rawat inap merupakan alat yang sangat efektif untuk mencegah penularan infeksi. Adapun prinsip utama prosedur Kewaspadaan Universal dalam pelayanan kesehatan adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi beberapa kegiatan pokok seperti:

a. Cuci Tangan

(58)

adalah tindakan aktif, singkat dengan menggosok bersamaan semua permukaan tangan dengan memakai sabun, yang kemudian diikuti dengan membasuhnya dibawah air hangat yang mengalir. Tujuannya adalah untuk membuang kotoran dan organisme yang menempel dari tangan dan untuk mengurangi jumlah mikroba pada saat itu (Djojosugito, Roeshadi, Pusponegoro, 2001).

Cuci tangan harus selalu dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan atau alat pelindung lain untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada ditangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi. Tangan harus dicuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan. Cuci tangan tidak dapat digantikan oleh pemakaian sarung tangan. Aspek terpenting dari mencuci tangan adalah pergesekan yang ditimbulkan dengan menggosok tangan bersamaan mencuci tangan dengan sabun, dengan air mengalir dan pergesekan yang dilakukan secara rutin (Tietjen,dkk, 2004).

(59)

b. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri digunakan oleh petugas kesehatan untuk melindungi diri dari pemaparan patogen yang dapat meningkatkan resiko infeksi saat melakukan perawatan terhadap pasien. Jenis alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, respirator, pelindung mata, kap, gaun penutup, gaun bedah (Tietjen, dkk, 2004).

Perlengkapan pelindung diri yang dipakai oleh petugas kesehatan harus menutupi semua bagian tubuh petugas mulai dari kepala sampai telapak kaki. Perlengkapan ini tidak perlu digunakan/dipakai secara bersamaan, tergantung dari risiko saat melakukan prosedur perawatan dan tindakan medis (Darmadi, 2008).

b.1. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri

Alat-alat proteksi diri beraneka ragam bentuknya. Menurut Darmadi (2008) ada 9 jenis APD, dimana penggolongannya berdasarkan bagian-bagian tubuh yang dilindunginya:

1. Sarung tangan

Terbuat dari bahan-bahan lateks atau nitril dengan tujuan:

a. Mencegah penularan flora kulit petugas kepada penderita, terutama pada saat melakukan tindakan invasive.

(60)

2. Masker

Masker merupakan alat/perlengkapan yang menutup wajah bagian bawah. Harus cukup lebar karena harus menutup hidung, mulut, hingga rahang bawah. Masker terbuat dari berbagai bahan antara lain katun, kasa, kertas, atau bahan sintesis.

3. Respirator

Respirator adalah masker jenis khusus, terpasang pada wajah, lebih diutamakan untuk melindungi alat nafas petugas.

4. Pelindung Mata

Tujuan pemakaian alat ini adalah untuk melindungi mata petugas dari kemungkinan percikan darah atau cairan lainnya dari penderita. 5. Tutup Kepala/Kap

Digunakan untuk menutup rambut dan kepala agar guguran kulit kepala dan rambut tidak jatuh dan masuk ke dalam luka sayatan jaringan sewaktu tindakan pembedahan. Kap harus cukup besar agar semua rambut petugas tertutup, khususnya bagi petugas wanita.

6. Gaun Bedah (operasi)

(61)

7. Jas Bedah (operasi)

Berbentuk jubah panjang dengan ketinggian dari bawah 10 cm diatas mata kaki, disertai tali-tali pengikat yang ada di belakang. Digunakan/dipakai dengan cara menutupi/merangkap gaun bedah. Terbuat dari kain yang tahan cairan dan cukup ringan. Panjang lengan jas bedah melebihi pergelangan tangan sehingga ujung lengan yang terbuka dapat ditutup oleh pangkal sarung tangan.

8. Apron atau celemek

Merupakan alat pelindung pada posisi terluar dan dipasang pada tubuh petugas bagian depan. Terbuat dari bahan karet atau plastik dengan tali penggantung pada leher petugas, serta adanya tali yang diikat ke belakang setinggi pinggang petugas. Penggunaan apron atau celemek untuk mengantisipasi kemungkinan adanya percikan darah atau cairan lainnya dari penderita.

9. Alas kaki

Digunakan untuk melindungi kaki dari perlukaan, bersentuhan dengan cairan yang menetes atau benda yang jatuh. Alas kaki dapat berupa sepatu bot/sandal dari bahan kulit atau karet dengan catatan harus bersih dan telah melalui proses dekontaminasi.

c. Keselamatan Menggunakan Jarum suntik

(62)

digunakan tidak menyumbat, membengkokkan, atau mematahkan jarum sebelum dibuang dan membuang jarum dan spuit di wadah anti bocor (Tietjen,dkk, 2004).

Perlu diperhatikan dengan cermat ketika menggunakan jarum suntik atau benda tajam lainnya. Setiap petugas kesehatan bertanggung jawab atas jarum dan alat tajam yang digunakan sendiri, yaitu sejak pembukaan paking, penggunaan, dekontaminasi hingga kepenampungan sementara yang berupa wadah alat tusukan. Untuk menjamin ketaatan prosedur tersebut maka perlu menyediakan alat limbah tajam atau tempat pembuangan alat tajam di setiap ruangan, misalnya pada ruang tindakan atau perawatan yang mudah dijangkau oleh petugas.

Menurut Tietjen (2004) apabila jarum dan spuit sekali pakai tidak tersedia dan perlu memasang kembali penutup jarum, maka gunakan metode penutupan “satu tangan” dengan cara:

c.1. Tempatkan penutup jarum pada permukaan rata dan kokoh kemudian angkat tangan anda.

c.2. Kemudian dengan satu tangan memegang spuit, gunakan jarum untuk menyekop tutuo tersebut dengan penutup di ujung jarum, putar spuit tegak lurus sehingga jarum dan spuit mengarah ke atas.

(63)

d. Sterilisasi Alat

Pengelolaan alat kesehatan dapat mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan yang digunakan, atau menjamin alat tersebut selalu dalam kondisi steril dan siap pakai. Pemilihan pengelolaan alat tergantung pada kegunaan alat dan berhubungan dengan tingkat risiko penyebaran infeksi (Nursalam, 2007).

Menurut Nystrom (1981) yang dikutip Tietjen (2004), dekontaminasi adalah langkah pertama dalam mensterilkan instrumen bedah/tindakan, sarung tangan dan peralatan lainnya yang kotor (terkontaminasi), terutama jika akan dibersihkan dengan tangan misalnya, merendam barang-barang yang terkontaminasi dalam larutan klorin 0,5% atau disinfektan lainnya yang tersedia dengan cepat dapat membunuh HBV dan HIV. Dengan demikian, menjadikan instrumen lebih aman ditangani sewaktu pembersihan. Setelah instrumen barang-barang lain didekontaminasi, kemudian perlu dibersihkan, dan akhirnya dapat disterilisasi atau didisinfeksi tingkat tinggi. Proses yang dipilih untuk pemrosesan akhir bergantung pada apakah instrumen ini akan bersinggungan dengan darah atau duh tubuh, sekresi atau ekskresi pasien.

2.1.5. Kewaspadaan Berdasarkan Penularan

(64)
(65)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewaspadaan Universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dengan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam & Ninuk, 2007).

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan. Di negara maju seperti Amerika Serikat kejadian infeksi masih sangat tinggi, ada sekitar 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nosokomial. 10 persen pasien rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi yang baru selama dirawat – 1,4 juta infeksi setiap tahun di seluruh dunia. Penelitian yang dilakukan di Indonesia ada 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada 2004 menunjukkan bahwa 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat (Yayasan Spiritia).

(66)

Saat ini hampir diseluruh rumah sakit besar di Indonesia telah membentuk dan memiliki Panitia Medik Pengendalian Infeksi, dengan tugas utamanya untuk mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial tidak hanya dapat merugikan penderita, tetapi juga merugikan pihak rumah sakit serta perusahaan atau pemerintah dimana penderita bekerja (Darmadi, 2008).

Hasil survei tentang upaya pencegahan infeksi di puskesmas masih didapatkan beberapa tindakan petugas yang potensial meningkatkan penularan penyakit kepada tenaga kesehatan, pasien yang dilayani dan masyarakat luas, yakni cuci tangan yang kurang benar, penggunaan sarung tangan yang kurang tepat, penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman, pembuangan peralatan tajam secara tidak aman, teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat, dan praktik kebersihan ruangan yang belum memadai (Parsinahingsih SH, 2006).

Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang telah dikembangkan oleh Departemen Kesehatan sejak tahun 1980. Kewaspadaan umum merupakan upaya pencegahan infeksi sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi petugas kesehatan dan pasien (Depkes, 2003).

(67)

0,3% daripada risiko untuk luka dalam 15 kali lebih tinggi daripada luka super fisial (Tietjen, dkk, 2004).

Hasil penelitian Simon dkk (1999) yang dikutip Tietjen menyimpulkan bahwa lebih dari 50% suntikan dinegara berkembang tidak aman dan banyak suntikan yang tidak perlu. Sehingga berakibat terdapatnya 80.000 – 160.000 infeski HIV baru setiap tahun dikawasan sub Sahara Afrika (Tietjen, dkk, 2004).

Lingkungan rumah sakit dapat mengandung berbagai dampak negatif yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan manusia terutama petugas kesehatan. Salah satu cara pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya di lingkungan rumah sakit adalah meningkatkan kewaspadaan umum/ Universal Precaution. Penerapan Kewaspadaan umum diharapkan dapat menurunkan risiko penularan patogen melalui darah dan cairan tubuh lain dari sumber yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Penerapan ini merupakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang harus rutin dilaksanakan terhadap semua pasien dan di semua fasilitas pelayanan kesehatan (Darmadi, 2008, Tietjen, dkk, 2004).

Mahasiswa keperawatan dalam praktek pembelajaran klinik juga sering kali melaksanakan tindakan perawatan kepada pasien, oleh karena itu perlu kewaspadaan yang tepat demi keselamatan kerja terhadap penyakit menular (Elfina, 2008).

(68)

orang diantaranya adalah tertusuk jarum bekas pakai pasien HIV/AIDS, sehingga salah satu cara yang ditempuh RS untuk menyelamatkan perawat dan mahasiswa praktek tersebut adalah dengan memberikan profilaksis HIV secara kontiniu sehingga sampai sekarang mereka tetap didiagnosis HIV negatif (Tim Voluntary Consultationand Testing [VCT] RSUP Dr.M.Djamil Padang,2010 dalam Aulia Putri, 2011).

Dalam meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi diperlukan dorongan dan kesadaran penuh tenaga kesehatan, khususnya mahasiswa fakultas keperawatan program ners yang sebagai subyek penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang penerapan universal precaution selama praktik belajar klinik pada mahasiswa program ners fakultas keperawatan universitas sumatera utara.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan

universal precaution selama pratik klinik pada mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

1.3 Pertanyaan Penelitian

(69)

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak terkait tentang penerapan universal precaution

1.4.1 Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi yang dapat mendukung mahasiswa dalam mengenali praktek keperawatan terutama dalam hal penerapan universal precaution di rumah sakit.

1.4.2 Pendidikan Keperawatan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan yaitu memberikan pembekalan pembelajaran tentang penerapan universal precaution sebelum melaksanakan belajar praktik klinik di rumah sakit.

1.4.3 Peneliti Keperawatan

(70)

Judul : Penerapan Universal Precaution Selama Belajar Praktik Klinik pada Mahasiswa Tahap Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Nama : Venbora Purba

NIM : 091101071

Fakultas : Keperawatan Tahun Akademik : 2012-2013

ABSTRAK

Pencegahan infeksi merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk mahasiswa keperawatan sebagai tenaga kesehatan. Pada dasarnya upaya pengendalian yang dilakukan, dilihat dari praktik sehari-hari. Dimana sebagai mahasiswa keperawatan harus melaksanakan dengan baik mengingat telah dibekali ilmu dan pengetahuan dibangku perkuliahan. Oleh sebab itu, peneliti ingin menggali lebih lanjut mengenai bagaimana penerapan universal precaution mahasiswa keperawatan dalam praktik klinik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2013. Sampel penelitian sebanyak 164 mahasiswa fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalani praktik klinik. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Data dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil dari analisis yang didapat adalah 99,4% mahasiswa keperawatan telah menerapkan universal precaution secara baik. Saran kepada mahasiswa agar lebih meningkatkan kewaspadaan diri terhadap infeksi yang terjadi serta pihak rumah sakit juga dapat memfasilitasi sarana yang memadai.

(71)

Title : The Application of Universal Precaution during Learning Clinical Practice in Students of Nurse Professional Education at the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara

Name : Venbora Purba Std. ID Number : 0911010971

Faculty : Nursing

Academic Year : 2013

Abstract

The prevention of infection is one of the attempts to handle infection in a hospital which becomes the responsibility of all stakeholders, including nursing students as health workers. Basically, the handling of infection can be seen from daily activities in which nursing students should work seriously since they have been provided by science and knowledge during their study. Therefore, the writer wanted to know more about the application of universal precaution of nursing students in clinical practice.The study was a descriptive study with total sampling method. The study was conducted in June, 2013. The samples were 164 students of the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara, who were conducting clinical practice. The data were gathered by distributing questionnaires and described in the form of frequency distribution. The result of the analysis showed that 99.4% of nursing students had applied universal precaution properly. It is recommended that students increase their self-awareness in infection which occurs, and the management of the hospital facilitates proper equipment.

(72)

PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTION SELAMA BELAJAR PRAKTIK KLINIK PADA MAHASISWA TAHAP PENDIDIKAN

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OLEH :

VENBORA PURBA

091101071

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(73)

Judul : Penerapan Universal Precaution Selama Belajar Praktik Klinik pada Mahasiswa Tahap Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Nama : Venbora Purba

NIM : 091101071

Fakultas : Keperawatan Tahun Akademik : 2012-2013

ABSTRAK

Pencegahan infeksi merupakan salah satu upaya pengendalian infeksi di rumah sakit yang menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk mahasiswa keperawatan sebagai tenaga kesehatan. Pada dasarnya upaya pengendalian yang dilakukan, dilihat dari praktik sehari-hari. Dimana sebagai mahasiswa keperawatan harus melaksanakan dengan baik mengingat telah dibekali ilmu dan pengetahuan dibangku perkuliahan. Oleh sebab itu, peneliti ingin menggali lebih lanjut mengenai bagaimana penerapan universal precaution mahasiswa keperawatan dalam praktik klinik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2013. Sampel penelitian sebanyak 164 mahasiswa fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang menjalani praktik klinik. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Data dideskripsikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil dari analisis yang didapat adalah 99,4% mahasiswa keperawatan telah menerapkan universal precaution secara baik. Saran kepada mahasiswa agar lebih meningkatkan kewaspadaan diri terhadap infeksi yang terjadi serta pihak rumah sakit juga dapat memfasilitasi sarana yang memadai.

(74)

Title : The Application of Universal Precaution during Learning Clinical Practice in Students of Nurse Professional Education at the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara

Name : Venbora Purba Std. ID Number : 0911010971

Faculty : Nursing

Academic Year : 2013

Abstract

The prevention of infection is one of the attempts to handle infection in a hospital which becomes the responsibility of all stakeholders, including nursing students as health workers. Basically, the handling of infection can be seen from daily activities in which nursing students should work seriously since they have been provided by science and knowledge during their study. Therefore, the writer wanted to know more about the application of universal precaution of nursing students in clinical practice.The study was a descriptive study with total sampling method. The study was conducted in June, 2013. The samples were 164 students of the Faculty of Nursing, University of Sumatera Utara, who were conducting clinical practice. The data were gathered by distributing questionnaires and described in the form of frequency distribution. The result of the analysis showed that 99.4% of nursing students had applied universal precaution properly. It is recommended that students increase their self-awareness in infection which occurs, and the management of the hospital facilitates proper equipment.

(75)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan berkat rahmad-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan proposal ini, yang mana merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Dalam penyusunan proposal ini dengan judul Penerapan Universal Precaution Selama Belajar Praktik Klinik pada Mahasiswa Tahap Pendidikan Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, penulis banyak mendapat bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya berterima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kep, MNS, selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Mula Tarigan S.Kp, M.Kes., selaku Pembimbing Skripsi yang telah menyediakan waktu dan memberi masukan serta nasehat pada penyusunan Skripsi.

4. Ibu Rika Endah Nurhidayah S.Kp, M.Pd selaku Penguji I Skripsi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(76)

6. Seluruh staf dan dosen program regular Fakultas Keperawatan yang secara langsung banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan.

7. Kepada orang tua tercinta Bernat Purba dan Hotmaria Sitorus atas segala doa dan dukungannya dalam memberi materi, semangat, dan perhatiannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Rekan-rekan Mahasiswa mahasiswa S1 Stambuk 2009 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan semangat dan masukan dalam peyusunan skripsi ini.

9. Seluruh responden yang telah memberikan waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun penulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun sari pembaca demi kesempurnaan dan pengembangan penulisan ini dimasa yang akan datang.

Medan, Juli 2013

Penulis,

Venbora Purba

(77)

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.3 Pertanyaan Peneltian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewaspadaan umum/ Universal Precaution ... 6

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ... 16

3.2 Defenisi Operasional ... 17

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 19

BAB V. Hasil dan Pembahasan 5.1 Hasil Penelitian ... 25

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden ... 25

5.2.1 Penerapan Universal Precaution pada Mahasiswa ... 26

(78)

BAB VI. Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan ... 37 6.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuaan Menjadi Responden 2. Kuesioner Penelitian

3. Surat Izin Reliabilitas dari Fakultas Keperawatan USU 4. Surat Izin Reliabilitas dari STIKES Haji Medan 5. Hasil Validasi dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian 6. Data SPSS

(79)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Defenisi Operasional………. 17 Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden…… 26 Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase kategori penerapan universal

(80)

DAFTAR SKEMA

Gambar

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATA DEMOGRAFI
TABEL DISTRIBUSI PENERAPAN UNIVERSAL PRECAUTION
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KUESIONER
Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang “studi komparasi pendidikan kesehatan metode ceramah dan metode small group discussion terhadap minat dalam

GAMBARAN PE RUSAHAAN DAN PE RMASAL AHANNYA.. PEMECAHAN

[r]

M adiun yang ber sumber dana dar i Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) MTsN Tulung Tahun Anggaran 2012 dengan Har ga Per kir aan Sendir i (HPS) sebesar Rp.. Panitia

Adanya Strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak. Adanya Struktur dan budaya organisasi yang sudah

Demikian penetapan ini, dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan perubahan

Pada hari ini Selasa tanggal Enam bulan Maret tahun Dua ribu sepuluh, pada pukul 12.00 WIB yang merupakan batas akhir waktu penyampaian dokumen penawaran

karena memiliki keragaman data yang besar dimana pasien – pasien pada kelompok berat badan tersebut mendapatkan dosis 50,60,80,90,100 mg (hampir setiap dosis. ada) dan