1. Disiplin Pegawai
adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
2. Pelanggaran Disiplin
adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak mentaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yg dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja
3. Hukuman Disiplin
Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil karena melanggar
peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil
tentang Disiplin PNS
Ada 17 kewajiban yg harus dipatuhi, sesuai pasal 3 PP 53/2010
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA
1. mengucapkan sumpah/janji PNS; 2. mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
4. menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;
9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;
10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan,keuangan, dan materiil;
11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja; 12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;
14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; 15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
1. menyalahgunakan wewenang;
2. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3. tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4. bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing;
5. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7. memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8. menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
12. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS; c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
13. memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
14. memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai
peraturan perundangundangan; dan
15. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara: a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah;
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
Lanjutan, Larangan ….
.
HUKUMAN DISIPLIN
RINGAN
HUKUMAN DISIPLIN SEDANG
HUKUMAN DISIPLIN
BERAT
a. TEGURAN LISAN
b. TEGURAN TERTULIS
c. PERNYATAAN TIDAK PUAS SECARA TERTULIS
a. PENUNDAAN KGB ( 1 TH)
b. PENUNDAAN KENAIKAN PANGKAT ( 1 TH)
c. PENURUNAN PANGKAT < 1 TINGKAT ( 1 TH )
a. PENURUNAN PANGKAT < 1 TINGKAT ( 3 TH )
b. PEMINDAHAN DLM RANGKA
PENURUNAN JABATAN SETINGKAT LEBIH RENDAH
.
HUKUMAN DISIPLIN
RINGAN SEDANG
BERAT
HUKUMAN DISIPLIN
RINGAN
HUKUMAN DISIPLIN
BERAT
Melanggar ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam PP 53 Thn 2010
a. Terbukti paling sedikit 3 kali dalam setahun tidak mengikuti upacara hari-hari besar nasional/ daerah tanpa keterangan yg sah b. Terbukti melakukan pelanggaran
berdasarkan hasil inspeksi mendadak
Melakukan perceraian atau
Perkawinan tidak sesuai dengan Ketentuan perundang-undangan BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA
Kriteria sebagai berikut :
a. Dilihat dari jumlah ketidakhadirannya ;
b. Dilihat dari sifat dilakukannya pelanggaran ;
- Ringan : dilakukan secara tidak sengaja
- Sedang : dilakukan secara sengaja
c. Dilihat dari dampak negatif yang timbul akibat
pelanggaran :
Ringan : dampak negatif ke unit kerja ybs
Sedang : dampak negatif ke instansi ybs
Berat : dampak negatif ke pemerintah/
negara
Ket : PP=Pelaksanan Pemula, P=Pelaksana, PL=Pelaksana Lanjtan, Pt=Pertama, Py=Penyelia, Md=Muda, Py=Penyelia, My=Madya, U=Utama = Presiden = Gubernur
Pasa l 1
8-20
PP 5 3/20
HUKDIS RINGAN HUKDIS SEDANG HUKDIS BERAT
a. TEGURAN LISAN Alpa 5 hari kerja
b. TEGURAN TERTULIS Alpa 6-10 hari kerja
c. PERNYATAAN TIDAK PUAS SECARA TERTULIS Alpa 11-15 hari kerja
a. PENUNDAAN KGB ( 1 TH) Alpa 16-20 hari kerja
b. PENUNDAAN KENAIKAN PANGKAT ( 1 TH) Alpa 21-25 hari kerja
c. PENURUNAN PANGKAT < 1 TINGKAT ( 1 TH ) Alpa 26-30 hari kerja
a. PENURUNAN PANGKAT < 1 TINGKAT ( 3 TH ) Alpa 31-35 hari kerja
b. PEMINDAHAN DLM RANGKA
PENURUNAN JABATAN SETINGKAT LEBIH RENDAH Alpa 36-40 hari kerja
c. PEMBEBASAN DARI JABATAN Alpa 41-45 hk
d. PEMBERHENTIAN DGN HORMAT
TDK ATAS PERMINTAAN SENDIRI Alpa >46 hk
e. PEMBERHENTIAN TDK DGN HORMAT Alpa >46 hk
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA
Nilai kinerja 25%-50%
Nilai kinerja < 25%
TIDAK MENTAATI KETENTUAN JAM KERJA
PERCERAIAN TANPA IZIN PEJABAT
HIDUP BERSAMA/ PERSELINGKUHAN
PERKAWINAN KEDUA/LEBIH TANPA IZIN PEJABAT
PUNGUTAN LIAR
A SUSILA
JUDI
MINUMAN KERAS/MABUK-MABUKAN
NARKOBA DAN SEJENISNYA
MENGGUNAKAN IJAZAH PALSU/ASPAL
PENGANIAYAAN
PENCURIAN
PEMALSUAN SURAT
PNS WANITA MENJADI ISTRI KEDUA/KETIGA/KEEMPAT
Pasal 21 PP 53/2010
1. Pejabat yang berwenang menghukum wajib
menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
2. Apabila Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin oleh atasannya.
3. Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sama dengan jenis hukuman disiplin yang
seharusnya dijatuhkan kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
4. Atasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), juga menjatuhkan hukuman disiplin terhadap PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
dipanggil secara tertulis oleh atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan.
2.Pemanggilan kepada PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal pemeriksaan.
3. Apabila pada tanggal yang seharusnya yang
bersangkutan diperiksa tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal seharusnya yang bersangkutan
diperiksa pada pemanggilan pertama.
4.Apabila pada tanggal pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) PNS yang bersangkutan tidak hadir juga maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan
Pasal 24 PP 53/2010
1.
Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin setiap
atasan langsung wajib memeriksa terlebih
dahulu PNS yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin
2.
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan secara tertutup dan hasilnya
dituangkan dalam bentuk berita acara
pemeriksaan (BAP).
3.
Apabila menurut hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kewenangan untuk menjatuhkan hukuman
disiplin kepada PNS tersebut merupakan
kewenangan:
a.
atasan langsung, maka atasan langsung
wajib menjatuhkan hukuman disiplin.
b.
pejabat yg lebih tinggi, maka atasan langsung
tsb wajib melaporkan secara hirarki disertai
berita acara pemeriksaan.
pemeriksaan terhadap PNS yang diduga
melakukan
pelanggaran
disiplin
yang
penjatuhan hukuman disiplinnya menjadi
wewenang
Gubernur
sebagai
atasan
langsungnya.
b. Pejabat yang diperintahkan untuk melakukan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak boleh memiliki pangkat atau
jabatan yang lebih rendah dari PNS yang
diperiksa.
c. Format surat perintah untuk melakukan
pemeriksaan adalah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf b Peraturan Gubernur
ini.
melakukan
pelanggaran
disiplin
yang
penjatuhan hukuman disiplinnya menjadi
wewenang
Gubernur
sebagai
atasan
langsungnya.
b. Pejabat yang diperintahkan untuk melakukan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak boleh memiliki pangkat atau
jabatan yang lebih rendah dari PNS yang
diperiksa.
1) Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin setiap atasan langsung wajib memeriksa terlebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.
2) Pada saat melakukan pemeriksaan, atasan langsung dapat didampingi oleh pejabat lain di lingkungannya. 3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diketahui adanya dugaan pelanggaran disiplin PNS.
4) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertutup dan bersifat rahasia, serta hasilnya harus dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh pemeriksa
dan PNS yang diperiksa.
5) Format Berita Acara Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf c Peraturan Gubernur ini.
1) Sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin setiap atasan langsung wajib memeriksa terlebih dahulu PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin.
2) Pada saat melakukan pemeriksaan, atasan langsung dapat didampingi oleh pejabat lain di lingkungannya. 3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan untuk paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diketahui adanya dugaan pelanggaran disiplin PNS.
4) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertutup dan bersifat rahasia, serta hasilnya harus dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh pemeriksa
dan PNS yang diperiksa.
5) Format Berita Acara Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf c Peraturan Gubernur ini.
a. atasan langsung yang bersangkutan, maka atasan langsung PNS Daerah yang bersangkutan wajib menjatuhkan hukuman disiplin; dan
b. pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsung PNS yang bersangkutan wajib melaporkan secara hierarki disertai Berita Acara Pemeriksaan dengan tembusan disampaikan kepada Inspektur dan Kepala BKD,
dengan surat yang bersifat rahasia.
7) Format laporan kewenangan penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf d Peraturan Gubernur ini.
8) Pejabat yang lebih tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b dapat melakukan pemeriksaan ulang
1) Setiap atasan langsung yang berwenang
menghukum wajib menjatuhkan hukuman disiplin paling lama 20 (dua puluh) hari kerja setelah
berakhirnya pemeriksaan.
2) Pejabat yang lebih tinggi yang berwenang
menghukum wajib menjatuhkan hukuman disiplin paling lama 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak diterimanya Berita Acara Pemeriksaan dari atasan langsung PNS yang bersangkutan atau sejak
berakhirnya pemeriksaan ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (8).
3) Gubernur dan/atau Sekretaris Daerah dapat
meminta masukan dan saran kepada Dewan
Pertimbangan Kepegawaian dalam penjatuhan hukuman disiplin yang menjadi kewenangannya.
4) Dewan Pertimbangan Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Gubernur tersendiri.
2) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh Gubernur atau Pejabat lain yang ditunjuk. 3) Gubernur dapat membentuk Tim Pemeriksa untuk
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pejabat Eselon I atau Pejabat Eselon II meskipun ancaman hukumannya ringan.
4) Pejabat lain yang ditunjuk untuk membentuk Tim
Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut:
a. Sekretaris Daerah apabila PNS yang diduga
melakukan pelanggaran disiplin adalah Pejabat Eselon III; dan
b. Kepala SKPD apabila PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin adalah Pejabat Eselon IV, Pejabat Eselon V, dan Staf.
B
A
P
• Memuat, keadaan kesehatan jasmani dan rohani serta kesediaan PNS yang bersangkutan untuk diperiksa
• Rumusan pertanyaan BAP menggambarkan : 5 W + 1 H
Who (Siapa yang melakukan pelanggaran disiplin)
What (Apa pelanggaran disiplin yang dilakukan)
When (Kapan dilakukannya pelanggaran disiplin)
Where (Dimana terjadinya pelanggaran disiplin)
Why (Mengapa melakukan pelanggaran disiplin)
How (Bagaimana cara melakukan pelanggaran disiplin) • Setiap jawaban atas pertanyaan, dapat dikembangkan
• Di dalam BAP PNS yang diperiksa harus diberi kesempatan untuk mengemukakan hal-hal lain yang tidak dipertanyakan oleh pemeriksa tetapi berkaitan dengan masalah yang
diperiksa
• Sebagai penutup BAP, harus dicantumkan pernyataan dari pemeriksa bahwa BAP tersebut dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani
• Setiap halaman BAP setelah dibaca dan disetujui isinya oleh PNS yang diperiksa, maka tiap-tiap halaman diparaf dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh PNS yang diperiksa dan pemeriksa.
L
H
P
•
Identitas PNS yang melanggar
•
Jenis pelanggaran yang
dilakukan
•
Pasal yang dilanggar
PNS LANGSUNGATASAN PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM ATASAN DARI PEJABAT YG BERWENANG MENGHUKUM TIM PEMERIKSA KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN Diduga melakukan pelanggaran memanggil secara tertulis, memeriksa,BAP berdasarkan BAP,LHP dan apabila diperlukan dapat meminta keterangan dr orang lain
Banding Admintrasi
Membatalkan/ menguatkan
berdasarkan BAP & LHP menjatuhkan hukdis SK Hukdis,Fin al & Mengikat Memeriksa BAP LHP Keberatan
ALUR PROSES PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
Memberikan tanggapan atas keberatan Mengajukan Keberatan secara tertulis
Jangka waktu 14 hari setelah Ybs
menerima keputusan disiplin Wajib mengambil keputusan atas keberatan PNS / CPNS PEJABAT YANG BERWENANG
MENGHUKUM
ATASAN PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
Jangka waktu 6 hari kerja setelah
Ybs menerima surat keberatan
PNS / CPNS BADAN
PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
Mengajukan Banding Administratif
Mengambil keputusan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang Badan Pertimbangan
Kepegawaian
Jakarta, ………..
Atasan Langsung/Ketua Tim Pemeriksa *)
Nama ……….. NIP. ………..
1. Bersama ini diminta dengan hormat kehadiran Saudara :
Nama : ………. NIP/NRK : ………. Pangkat/Gol : ………. Jabatan : ………. Unit Kerja : ……….
Untuk menghadap kepada :
Nama : ………. NIP/NRK : ………. Pangkat/Gol : ………. Jabatan : ………. Unit Kerja : ……….
Pada :
Hari : ………. Tanggal : ………. Jam : ………. Tempat : ……….
Untuk diperiksa / dimintai keterangan *) sehubungan dengan dugaan pelanggaran disiplin ………. **)
2. Demikian untuk dilaksanakan.
Tembusan :
1. ……… 2. ………
1. Bersama ini diminta dengan hormat kehadiran Saudara :
Nama : ……….
NIP/NRK : ……….
Pangkat/Gol : ……….
Jabatan : ………. Unit Kerja : ……….
Untuk menghadap kepada :
Nama : ……….
NIP/NRK : ……….
Pangkat/Gol : ……….
Jabatan : ………. Unit Kerja : ……….
Pada :
Hari : ………. Tanggal : ………. Jam : ………. Tempat : ……….
Untuk diperiksa / dimintai keterangan *) sehubungan dengan dugaan pelanggaran disiplin ………. **)
2. Demikian untuk dilaksanakan.
Tembusan :
Contoh BAP
Jakarta, ……….. PPK/Pejabat yang ditunjuk
Nama ... NIP. ………..
SURAT PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSAAN NOMOR : ……….
1.Berdasarkan dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh saudara ... NIP : ... Pangkat : ... Jabatan : ... Maka perlu dilakukan pemeriksaan
2.Mengingat ancaman hukumannya berupa hukuman disiplin sedang atau berat, maka perlu membentuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari :
a. Atasan langsung
Nama : ………. NIP : ………. Pangkat/Gol : ………. Jabatan : ……….
b. Unsur Pengawas
Nama : ………. NIP : ………. Pangkat/Gol : ………. Jabatan : ……….
c. Unsur Kepegawaian
Nama : ………. NIP : ………. Pangkat/Gol : ………. Jabatan : ……….
d. Pejabat lain yang ditunjuk
Nama : ………. NIP : ………. Pangkat/Gol : ………. Jabatan : ……….
d. Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya
SURAT PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSAAN NOMOR : ……….
1.Berdasarkan dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh saudara ... NIP : ... Pangkat : ... Jabatan : ... Maka perlu dilakukan pemeriksaan
2.Mengingat ancaman hukumannya berupa hukuman disiplin sedang atau berat, maka perlu membentuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari :
a. Atasan langsung
Nama : ……….
NIP : ……….
Pangkat/Gol : ……….
Jabatan : ……….
b. Unsur Pengawas
Nama : ……….
NIP : ……….
Pangkat/Gol : ……….
Jabatan : ……….
c. Unsur Kepegawaian
Nama : ……….
NIP : ……….
Pangkat/Gol : ……….
Jabatan : ……….
d. Pejabat lain yang ditunjuk
Nama : ……….
NIP : ……….
Pangkat/Gol : ……….
Jabatan : ……….
d. Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya
Lamp. VII Pergub 140 Thn 2011