• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi perkalian pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi perkalian pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar"

Copied!
230
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG

CAMPURAN UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Septri Anggreani Timaria

NIM: 131134180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tua ku, Papa Pimpinan Rikardo Panjaitan yang ada di surga dan

mama Nurli Tampubolon yang selalu memberikan doa, semangat dan materi

Kakak ku Desy Viviyearty Christin yang selalu mendukungku

Abang ku Yonatan Febrico Hamonangan yang selalu menyemangatiku

Sahabatku yang selalu ada disaat suka maupun duka, Dewi, Anjut dan Windha

Yoannes Catur Juniarto yang sabar menghadapi ku dalam senang maupun susah

Penghuni Kosan Pak Dukuh yang selalu memberikanku semangat ketika lelah

Teman-temanku mahasiswa angkatan 2013

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(5)

v MOTTO

 Masa depanku indah bersama Tuhan Yesus Kristus

 1 Korintus 15:58 “Karena itu saudara ku yang kekasih , berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu

tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia

 Hidup yang tak diperjuangkan, tak dapat dimenangkan – Sutan Syahrir

 Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha

 Akan ada pelangi sehabis hujan

 Aku tidak takut sendiri karena Tuhan Yesus selalu ada bersamaku

 Lukas 1:37 “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”

 Tidak usah banyak tanya “Kenapa Tuhan”, nikmati saja proses-Nya karena rencana Tuhan jauh lebih indah dari rencana kita

 The best way to find love is to find God

 Filipi 4:6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Februari 2017

Penulis,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Septri Anggreani Timaria

Nomor Mahasiswa : 131134180

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas

Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk

media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan

akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 8 Februari 2017

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Septri Anggreani Timaria

Universitas Sanata Dharma 2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang dihadapi guru terkait dengan pembuatan tes hasil belajar serta kebutuhan guru pada soal yang telah memiliki kualitas butir soal yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran siswa kelas IV SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran siswa kelas IV SD.

Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Borg and Gall yang telah dimodifikasi menjadi 7 langkah dari 10 langkah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri Caturtunggal 4.

Hasil dari penelitian dan pengembangan ini menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian dan pengembangan melalui 7 langkah-langkah yaitu langkah-langkah (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk dan (g) revisi produk. (2) hasil analisis butir soal 60 butir soal diperoleh (a) 35 soal valid atau 58%, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya pembeda dengan kategori “sangat memuaskan” sebanyak 32 soal (91%) dan 3 soal (9%) dengan kategori “memuaskan” (d) tingkat kesukaran butir soal yaitu 7 soal (20%) termasuk dalam kategori mudah, 25 soal (71,4%) termasuk dalam kategori sedang dan 3 soal (8,6%) termasuk kedalam kategori sukar, (e) terdapat 13 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik kualitas butir soal yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam sebuah prototype.

(9)

ix

ABSTRACT

MATHEMATICS ASSESMENT DEVELOPMENT RELATED TO THE MATERIAL OF MULTIPLICATION, DIVISION, AND THE OPERATION

OF MIXED-CALCULATION FOR FOURTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Septri Anggreani Timaria Sanata Dharma University

2017

The background of study is the existence of potentials and problems faced by the teachers in making the assesment and the teachers’ needs for the questions which have a good quality and characteristics. This objectives of the study are: (1) decribing the steps of mathematics assesment development related to the material of multiplication, division, and the operation of mixed-calculation for fourth grade students of elementary school. (2) describing the product quality of mathematics assesment development related to the material of multiplication, division, and the operation of mixed-calculation for fourth grade elementary students.

This research uses research and development method (R&D) by Borg and Gall which have 7 out of 10 steps. The subject of the research are the fourth students of class IVA and IVB SD Negeri Caturtunggal 4.

The research and development result shows (1) there are 7 steps of research and development, which are (a) potential problems, (b) data collection, (c) product design, (d) design validation, (e) design revision, (f) testing product, (g) product revision (2) the analysis of 60 questions shows (a) there are 35 valid questions or 58% valid questions, (b) the questions are reliable, (c) the analysis of different level will be given “very good” category for 32 questions (91%) and “good” category for 3 questions (9%) (d) the level of difficult questions are 7 easy questions (20%), 25 moderate questions (71,4%) and 3 difficult questions (8,6%). (e) there are 13 options which are not functional and revised. The qualified questions will be arrange as one part of prototype.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat, rahmat Nya yang berlimpah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN UNTUK

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

syarat kelulusan program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata

Dharma dan persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat dibuat dengan baik karena doa

dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang membantu dan memberikan doa serta

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku pembimbing I yang telah membimbing

secara aktif dan menyeluruh dari awal hingga terselesainya skripsi ini.

5. Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu

memberi pengarahan, kritik dan saran sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Para validator yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini.

7. Kepala Sekolah SD Negeri Caturtunggal 4 Yogyakarta yang dengan

tangan terbuka telah bekerja sama dan memberikan izin penelitian di

sekolah.

8. Guru kelas IV SD Negeri Caturtunggal 4 Yogyakarta yang telah

mengizinkan kami selama proses penelitian.

9. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Caturtunggal 4 Yogyakarta yang dengan

(11)

xi

10. Para dosen Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata

Dharma yang telah membimbing dan memberikan ilmu kepada peneliti

dari semester satu hingga peneliti dapat menyelesaikan gelar S1.

11. Papa yang sudah bahagia di surga.

12. Mama Nurli yang selalu dengan senangtiasa mencurahkan kasih sayang,

doa, dukungan dan materi.

13. Kakak Desy dan Abang Yonatan yang selalu memberikan doa dan

dukungan.

14. Keluarga dan saudara yang selalu memberikan semangat.

15. Sehabat yang selalu ada Dewi, Windha dan Anjut yang dengan sabar

mengerti dan memberi semangat serta dukungan.

16. Yoannes Catur Juniarto yang selalu memberi doa dan dukungan.

17. Teman-teman kosan Pak Dukuh, Vita, Itrek, Adul, Bulbul, Maria yang

selalu memberikan dukungan dan menemani saat susah maupun senang.

18. Teman-teman PGSD angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan.

19. Semua pihak yang telah berjasa yang membantu peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari dalam skripsi ini ada banyak

kekurangan. Maka dengan berbesar hati penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaiki

kekurangan dan kesalahan dari skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Yogyakarta, 8 Februari 2017

(12)

xii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian pustaka ... 10

1. Tes Hasil Belajar ... 10

a. Definisi Tes ... 10

b. Defisini Tes Hasil Belajar ... 11

c. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 11

d. Macam-Macam Tes Hasil Belajar ... 13

e. Tes Pilihan Ganda ... 14

(13)

xiii

g. Kelebihan Tes Hasil Belajar Pilihan ganda ... 17

h. Kekurangan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda ... 19

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 20

a. Validitas... 20

b. Reliabilitas ... 22

c. Karakteristik Butir Soal ... 23

1) Daya Pembeda ... 23

2) Tingkat Kesukaran ... 24

3) Analisis Pengecoh ... 25

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 26

4. Matematika ... 29

5. Kompetensi dasar ... 29

a. Operasi perkalian dan pembagian ... 30

b. Operasi hitung campuran ... 30

6. Taksonomi Bloom... 31

B. Penelitian yang Relevan... 33

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Pertanyaan Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Setting Penelitian ... 45

1. Tempat Penelitian ... 45

2. Waktu Penelitian ... 45

3. Subjek Penelitian ... 45

4. Objek Penelitian ... 46

C. Prosedur Pengembangan ... 46

1. Potensi dan Masalah ... 48

(14)

xiv

1. Wawancara... 50

2. Kuesioner ... 51

3. Tes ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 52

1. Pedoman wawancara... 53

2. Kuesioner ... 54

3. Tes ... 55

F. Teknik Analisis Data ... 56

1. Data Kualitatif... 56

2. Data Kuantitatif... 57

a. Kuesioner... 57

b. Analisis Validitas ... 58

c. Analisis Reliabilitas ... 59

d. Analisis Daya Pembeda... 61

e. Analisis Tingkat Kesukaran ... 62

f. Analsisis Pengecoh ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Hasil Penelitian ... 65

1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 65

a. Potensi dan Masalah ... 65

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 69

a. Hasil Uji Validitas ... 69

b. Hasil Uji Reliabilitas ... 72

c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 72

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 74

e. Hasil Uji Pengecoh ... 76

B. Pembahasan ... 79

(15)

xv

a. Potensi dan Masalah ... 79

b. Pengumpulan Data ... 81

c. Desain Produk ... 81

d. Validasi Desain ... 82

e. Revisi Desain ... 83

f. Uji Coba Produk ... 84

g. Revisi Produk ... 85

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 87

a. Hasil Uji Analisis Validitas ... 87

b. Hasil Uji Analisis Reliabilitas ... 88

c. Hasil Uji Analisis Daya Pembeda ... 88

d. Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran ... 89

e. Hasil Uji Analisis Pegecoh ... 92

1) Soal Tipe A ... 93

2) Soal Tipe B ... 95

f. Hasil Soal Berkualitas Baik ... 96

BAB V PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Keterbatasan Penelitian... 100

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA... 102

LAMPIRAN...105

(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 38

Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 43

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 53

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Praktisi ... 54

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes hasil Belajar Matematika ... 56

Tabel 3.4 Kategori Skor Kuesioner ... 57

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas ... 61

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda ... 62

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran ... 63

Tabel 4.1 Daftar Peneilaian Validator ... 67

Tabel 4.2 Saran Validator ... 68

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 69

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... 71

Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 72

Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 73

Tabel 4.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 74

Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 75

Tabel 4.9 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe B ... 78

Tabel 4.11 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi Soal Tipe A ... 85

Tabel 4.12 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi Soal Tipe A ... 86

Tabel 4.13 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 93

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Melakukan Penelitian... 106

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 107

Lampiran 3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 108

Lampiran 4. Tabel Spesifikasi... 125

Lampiran 5. Soal Uji Coba Tipe A ... 161

Lampiran 6. Soal Uji Coba Tipe B ... 168

Lampiran 7. Surat Izin Validasi Produk ... 175

Lampiran 8. Hasil Validasi ... 178

Lampiran 9. Rekapan Jawaban Siswa Soal Tipe A... 187

Lampiran 10. Rekapan Jawaban Siswa Soal Tipe B ... 189

Lampiran 11. Daftar Presensi Siswa ... 191

Lampiran 12. Hasil Analisis Menggunakan TAP soal tipe A ... 193

Lampiran 13. Hasil Analisis Menggunakan TAP soal tipe B ... 199

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab I, peneliti membahas tujuh hal yaitu latar belakang masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan istilah serta spesifikasi produk.

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 (dalam

Ahmadi, 2014: 38) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara. Sementara itu Triwiyanto (2014: 23) mengemukakan bahwa

pendidikan adalah usaha menarik sesuatu di dalam manusia sebagai upaya

memberikan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk

pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang

berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi

kemampuan-kemampuan individu agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup

secara tepat. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

(20)

No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dalam proses

pendidikan tentu harus ada komponen-komponen yang diperlukan untuk tujuan

pendidikan. Salah satunya adalah pendidik. Di sekolah, guru adalah pendidik

yang bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik. Guru tentu harus

menguasai 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Dalam kompetensi pedagodik

salah satu tugas guru adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Menurut

Mulyasa (dalam Taniredja, 2011: 14) kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang salah

satunya adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan

tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran

yang didalamnya termasuk melaksanakan penialaian proses dan hasil belajar.

Guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya,

yakni mengevaluasi hasil belajar siswa karena dengan mengevaluasi hasil belajar

siswa guru dapat mengukur apakah siswa sudah memahami pembelajaran yang

telah diberikan oleh guru. Kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran

merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki setiap guru. Guru

bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh

siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Sementara itu

Purwanto (2014: 1) menjelaskan bahwa evaluasi adalah pengambilan keputusan

berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan oleh seorang ahli dan sesuai

dengan standar kriteria. Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan

(21)

sering mendengar bahwa di sekolah guru sering memberikan tes, baik ulangan

harian, ulangan di akhir materi, ujian akhir semester dan sebagainya. Hal ini

pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.

Selanjutnya, Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes merupakan

salah satu cara untuk memperkirakan besarnya tingkat kemampuan manusia

secara tidak langsung melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus yang

berupa pertanyaan. Tes hasil belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu tes objektif

dan tes subjektif. Tes yang memiliki kualitas yang baik adalah tes yang valid,

reliabel, memiliki karateristik butir soal yang memiliki daya pembeda, tingkat

kesukaran dan analisis pengecoh. Tes yang disusun berdasarkan pedoman

penyusunan tes akan memberikan gambaran yang jelas mengenai pemahaman

siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV di SD Kanisius

Jetisdepok, guru kelas IV A dan guru kelas IV B di SD Negeri Caturtunggal 4.

Dari wawancara kepada 3 guru tersebut didapatkan informasi bahwa dalam

proses pembuatan soal guru jarang membuat soal sendiri melainkan mengambil

soal dan kunci jawaban dari internet atau LKS. Guru jarang membuat soal atau

memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda karena membutuhkan waktu yang

lama dan bingung dalam membuat pilihan jawaban sehingga guru lebih memilih

untuk membuat soal uraian atau soal essai. Guru membuat soal pilihan ganda

tanpa memperhatikan langkah-langkah serta tingkat kesukaran, daya pembeda

dan pengecoh karena menurut beliau itu membutuhkan waktu yang lama. Guru

(22)

belajar bentuk pilihan ganda terutama materi perkalian, pembagian dan operasi

hitung campuran karena dalam proses pembuatan soal membutuhkan waktu

yang lama dan guru lebih memilih membuat soal dalam bentuk isian atau uraian

dimana guru tidak perlu membuat pilihan jawaban. Padahal di Indonesia, bentuk

tes pilihan ganda sering digunakan dalam evaluasi pembelajaran seperti ujian

sekolah maupun ujian nasional. Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, guru

mengatakan bahwa guru membutuhkan contoh soal matematika materi

perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran yang telah dianalisis butir

soalnya serta diketahui kualitas analisis butir soalnya. Dari keterangan hasil

wawancara tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang

berkaitan dengan mengembangkan tes hasil belajar siswa yang berjudul

“Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian, Pembagian dan

Operasi Hitung Campuran untuk Siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Hasil dari penelitian dan pengembangan tes ini diharapkan dapat membantu

guru untuk mendapatkan contoh soal yang sudah dianalisis butir soal serta

diketahui kualitas butir soal. Tes ini dikembangkan dengan berpedoman pada

ranah kognitif Taksonomi Bloom yang sudah direvisi yaitu ranah kognitif

mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan

(23)

B. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Alat ukur yang dikembangkan mengukur ranah kognitif dari Taksonomi

Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai dan

mencipta.

2. Alat ukur yang dikembangkan berupa prototype tes hasil belajar matematika

berbentuk pilihan ganda pada Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan operasi

perkalian, pembagian dan Kompetensi Dasar 1.4 Melakukan operasi hitung

campuran pada siswa kelas IV sekolah dasar.

3. Materi yang digunakan adalah perkalian, pembagian dan operasi hitung

campuran.

4. Tes yang dilakukan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban

pada setiap butir soal.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan tes hasil belajar pada mata

pelajaran matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung

campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar?

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika

materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas

(24)

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar pada mata

pelajaran matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung

campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran

matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk

siswa kelas IV sekolah dasar.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

menggali kemampuan siswa berdasarkan materi perkalian, pembagian dan

operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar serta

pengetahuan tingkat kemampuan siswa sampai ranah kognitif mencipta.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan baru mengenai

sistematika pembuatan soal dan menganalisis butir soal untuk mengetahui

kualitas butir soal serta menjadi bekal peneliti ketika menjadi guru dalam

membuat soal.

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat memberikan contoh soal yang sudah teruji dan

diketahui kualitas soal pada materi perkalian, pembagian dan operasi

(25)

c. Bagi siswa

Siswa mendapatkan pengalaman mengerjakan soal pengembangan tes

hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung

campuran dari ranah kognitif mengingat sampai mencipta.

d. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi contoh pembuatan soal dan menambah

bahan bacaan mengenai pengembangan tes hasil belajar matematika materi

perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran.

F. Definisi Operasional

1. Tes adalah sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban untuk

mengukur tingkat kemampuan seseorang pada materi yang sudah diajarkan

oleh guru.

2. Tes hasil belajar adalah merupakan tes yang digunakan untuk mengukur

hasil belajar yang dicapai oleh para siswa.

3. Tes pilihan ganda adalah jenis tes objektif yang berupa pertanyaan dan

untuk melengkapi pertanyaan tersebut disediakan beberapa pilihan jawaban

dan salah satu pilihan adalah kunci jawaban.

4. Validitas adalah alat ukur yang berkaitan dengan sejauh mana tes mengukur

apa yang seharusnya diukur.

5. Reliabilitas adalah suatu tes yang berhubungan dengan konsistensi atau

(26)

6. Daya pembeda adalah analisis yang berfungsi untuk menentukan

kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang tergolong

berprestasi dan siswa yang tidak berprestasi.

7. Tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan peserta didik dalam

menjawab soal. Jika dari 50 peserta didik, semua dapat menjawab soal

dengan benar maka soal dapat dikatakan mudah, namun jika dari 50 peserta

didik, hanya satu yang menjawab benar maka dapat dikatan bahwa soal

tersebut masuk kedalam kategori sukar.

8. Pengecoh adalah pilihan jawaban yang dibuat agar siswa yang kurang

memahami materi terkecoh oleh pilihan jawaban yang bukan merupakan

kunci jawaban. Pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila

paling tidak ada siswa yang memilih pengecoh sebagai kunci jawaban.

9. Matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan bilangan dan hubungan

antar bilangan.

10. Kompetensi dasar adalah tujuan untuk melihat kemampuan siswa dari

indikator mata pelajaran.

G. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen tes hasil belajar kognitif materi perkalian, pembagian dan operasi

hitung campuran.

2. Instrumen pilihan ganda dilengkapi dengan Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, indikator, soal, option jawaban, kunci jawaban, ranah

(27)

3. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas isi melalui validasi ahli (expert

judgment).

4. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas atas dasar taraf signifikan 5%.

5. Instrumen pilihan ganda sudah diuji reliabilitasnya.

6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembeda, instrumen tes memiliki

daya pembeda dengan kategori memuaskan (rentang 0,30-0,39) dan sangat

memuaskan (rentang 0,40-1,00).

7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji tingkat kesukarannya. Instrumen tes

memiliki tingkat kesukaran mudah dengan rentang 0,71-1,00, sedang

dengan rentang 0,30-0,70 dan sukar dengan rentang 0,00-0,30. Tingkat

kesukaran instrumen pilihan ganda dibuat berdasarkan kurva normal, mudah

25%, sedang 50% dan sukar 25%.

8. Tingkat kesukaran instrumen pilihan ganda sudah diuji analisis pengecoh.

Pengecoh dapat dikatakan berfungsi jika dipilih oleh 5% peserta tes.

9. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baku

dan sesuai EYD (penggunaan tanda baca, huruf kapital, kata depan dan

(28)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II, peneliti membahas empat hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang

relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian pustaka

Kajian pustaka pada penelitian ini berisi teori-teori yang mendukung penelitian

yaitu, tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan tes hasil

belajar, taksonomi bloom, matematika dan kompetensi dasar.

1. Tes Hasil Belajar a. Definisi Tes

Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu

cara untuk memperkirakan besarnya tingkat kemampuan manusia secara

tidak langsung melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus

yang berupa pertanyaan. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan

yang membutuhkan jawaban dengan tujuan untuk mengukur tingkat

kemampuan seseorang. Menurut Bukhori (dalam Sulistyorini, 2009:86)

tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau

kelompok murid. Masidjo (1995: 38) berpendapat bahwa tes adalah suatu

alat ukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab untuk

mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok.

(29)

sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan

untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek

tertentu dari orang yang dikenai tes. Menurut para ahli tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa tes adalah sebuah pertanyaan yang

membutuhkan jawaban untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang

pada materi yang sudah diajarkan oleh guru.

b. Definisi Tes Hasil Belajar

Masidjo (1995: 40) mengemukakan bahwa tes hasil belajar adalah

suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai

hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam

bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai.

Sementara itu, Purwanto (2014: 66) berpendapat bahwa tes hasil belajar

merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa

terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.

Menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar

merupakan tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang

dicapai oleh para siswa.

c. Bentuk Tes Hasil Belajar

Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dapat dikategorikan

menjadi 2 yaitu :

1) Tes Objektif

Arikunto (2012: 179) mengemukakan bahwa tes obyektif adalah

(30)

ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari bentuk

test esai. Menurut Purwanto (2014: 72) tes objektif adalah tes yang

keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes yang telah

tersedia. Maka dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya dilakukan

secara objektif.

2) Tes Subjektif

Mardapi (2008: 70) mengemukakan tes subjektif adalah yang

sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Tes subjektif

dapat dikatakan juga tes uraian. Sementara itu, Suwarto (2013: 47)

berpendapat bahwa tes uraian adalah tes yang butir-butirnya berupa

suatu pertanyaan atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang

berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Menurut Depdiknas (dalam

Suwarto 2013: 47) tes uraian dapat menilai berbagai jenis

kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis dan

menyimpulkan. Dari pendapat para ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa tes subjektif adalah tes yang sistem penskorannya

(31)

d. Macam-Macam Tes Hasil Belajar Objektif

Arikunto (2012: 181) mengemukakan bahwa macam-macam tes objektif

yaitu:

a) Tes Benar-Salah (True-False)

Dalam tes benar-salah soal soalnya berupa pernyataan. Pernyataan

tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Peserta tes bertugas untuk

menandai masing-masing pernyataan dengan melingkari huruf B jika

pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika

pernyataannya salah.

b) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan

tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan untuk

melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan

jawaban yang telah disediakan.

c) Menjodohkan (Matching Test)

Matching test dapat diganti dengan istilah mempertandingkan,

mencocokkan, memasangkan atau menjodohkan. Matching test terdiri

atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing

pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban.

Tugas peserta tes adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban

(32)

d) Tes Isian (Completion Test)

Completion test biasa disebut dengan istilah tes isian, tes

menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas

kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan.

e. Tes Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak

digunakan oleh para guru (Sukardi, 2008: 125). Tes pilhan ganda dapat

digunakan untuk mengevaluasi pengetahuan hasil belajar siswa.

Sementara itu, Mardapi ( 2008: 71) menyatakan bahwa tes bentuk pilihan

ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan memilih

alternatif jawaban yang telah disediakan. Sedangkan Sulistyorini (2009:

105) berpendapat bahwa tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan

atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan

untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan

jawaban yang telah disediakan. Suwarto (2013: 37) menyatakan bahwa

pilihan ganda merupakan suatu butir yang terdiri dari suatu statmen yang

belum lengkap. Untuk melengkapi statment tersebut disediakan beberapa

statmen sambungan. Satu diantaranya merupakan sambungan yang benar,

sedang yang lain adalah sambungan yang tidak benar. Menurut pendapat

para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian tes pilihan ganda

adalah jenis tes objektif yang berupa pertanyaan dan untuk melengkapi

pertanyaan tersebut disediakan beberapa pilihan jawaban dan salah satu

(33)

f. Pedoman Pembuatan Soal Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda

Mardapi (2008: 72) menyatakan bahwa terdapat beberapa pedoman

utama dalam pembuatan butir soal bentuk pilhan ganda antara lain:

1) Setiap pokok soal harus jelas.

2) Pilihan jawaban memiliki jenis yang sama (homogen).

3) Panjang kalimat dalam pilihan jawaban relatif sama.

4) Dalam pilihan jawaban tidak ada petunjuk jawaban yang benar.

5) Pilihan jawaban harus menghindari pernyataan semua benar atau

semua salah.

6) Pilihan jawaban angka diurutkan.

7) Semua pilihan jawaban logis.

8) Dilarang menggunakan negatif ganda.

9) Kalimat yang digunakan dalam pembuatan soal tes hasil belajar

pilihan ganda sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes.

10) Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia yang baku.

11) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

Selain itu, Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa ada beberapa

kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun bermutu.

Kaidah-kaidah tersebut ditinjau dari 3 aspek:

1) Aspek materi

a) Soal yang dibuat harus sesuai dengan indikator.

b) Semua pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi

(34)

c) Dalam setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau

yang paling benar.

2) Aspek konstruksi

a) Dalam membuat soal, pokok soal harus dirumuskan secara jelas

dan tegas.

b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan

pernyataan yang diperlukan saja.

c) Pokok soal jangan memberikan petunjuk ke arah jawaban yang

benar.

d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

ganda.

e) Dalam pilihan jawaban panjang rumusan harus relatif sama.

f) Hindari menggunakan pilihan jawaban semua benar atau semua

salah.

g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya nilai angka.

h) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada

soal harus jelas dan berfungsi.

i) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal

sebelumnya.

3) Aspek bahasa

a) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah

(35)

b) Dilarang menggunakan bahasa yang berlaku disatu tempat saja

jika ingin digunakan untuk daerah lain dan nasional.

c) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan

merupakan satu kesatuan pengertian.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan, bahwa ada

beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai pedoman dalam

pembuatan soal tes hasil belajar pilhan ganda:

a) Setiap soal yang dibuat harus jelas dan sesuai dengan indikator.

b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis.

c) Panjang kalimat dalam pilihan jawaban relatif sama.

d) Dalam Soal ataupun pilihan jawaban hindari memberikan

petunjuk jawaban yang benar.

e) Hindari pernyataan semua benar atau semua salah.

f) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus diurutkan

berdasarkan besar kecilnya angka.

g) Dilarang menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda.

h) Bahasa Indonesia digunakan merupakan bahasa baku.

g. Kelebihan Tes Hasil Belajar Pilihan ganda

Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa soal bentuk pilihan ganda

memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a) Mampu mengukur berbagai tingkatan kognitif (dari ingatan sampai

(36)

b) Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang

lingkup bahan atau materi yang luas dalam suatu tes.

c) Tepat untuk ujian yang pesertanya masal.

Sama halnya dengan Suprananto, Widoyoko (2016: 74-77) juga

menyatakan kelebihan tes pilihan ganda sebagai berikut:

a) Butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur segala

level tujuan pembelajaran, mulai dari yang paling sederhana sampai

yang paling kompleks, kecuali tujuan yang berupa kemampuan

mendemonstrasikan dan keterampilan menyatakan sesuatu secara

ekspresif.

b) Setiap perangkat tes yang menggunakan butir soal pilihan ganda

sebagai alat ukur dapat menggunakan jumlah butir soal yang relatif

banyak dan karena itu penarikan sampel pokok bahasan yang akan

diujikan dapat lebih luas.

c) Penskoran hasil tes dapat dilakukan secara objektif, sehingga tidak

ada unsur subjektivitas pemeriksaan.

d) Tipe butir soal dapat disusun sedemikian rupa sehingga menuntut

kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan

kebenaran sekaligus.

e) Tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan analisis butir

soal secara baik. Butir-butir dapat disusun dengan dilakukan uji coba

terlebih dahulu. Bila dalam uji coba butir soal tersebut ternyata ada

(37)

f) Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur, dengan mengubah tingkat

homogenitas alternatif jawaban.

g) Informasi yang diberikan lebih kaya.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa soal bentuk tes

pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a) Item tes pilihan ganda dapat mencakup seluruh bahan pelajaran yang

akan diujikan.

b) Tes pilihan ganda penskorannya lebih cepat dan dilakukan secara

objektif.

c) Tipe butir soal pada tes pilihan ganda memungkinkan untuk

dianalisis dan dapat dilakukan uji coba terlebih dahulu.

d) Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur dengan mengubah tingkat

homogenitas alternatif jawaban.

e) Tepat bila ingin diujikan untuk peserta yang banyak.

h. Kekurangan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda

Selain memiliki kelebihan, tes pilihan ganda juga memiliki kekurangan.

Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa tes hasil belajar pilihan

ganda memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

a) Memerlukan waktu yang relatif lama untuk menulis soal.

b) Sulit untuk membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi dengan

baik.

(38)

Menurut Widoyoko (2012: 70) kekurangan tes pilihan ganda adalah

sebagai berikut:

a) Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal. kesulitan

menemukan butir soal tipe pilihan ganda ini terutama untuk

menemukan alternatif jawaban yang homogen.

b) Ada kecenderungan bahwa penyusun tes menyusun butir soal tipe ini

dengan hanya menguji atau mengukur aspek ingatan atau aspek yang

paling rendah dalam ranah kognitif.

c) Adanya pengaruh kebiasaan peserta tes terhadap tes bentuk pilihan

ganda terhadap hasil tes peserta.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa soal bentuk tes

pilihan ganda memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

a) Dalam membuat soal membutuhkan waktu yang lama dan relatif

sulit dalam menyusun butir soal

b) Ada kecenderungan siswa menebak pilihan jawaban

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar a. Validitas

Mardapi (2008: 16) mengemukakan bahwa validitas merupakan

dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan

tujuan penggunaan tes. Sudjana (2009: 12) mengungkapkan validitas

berkaitan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai

sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Sementara itu,

(39)

hasilnya sesuai dengan kriterium yaitu jika tes tersebut memiliki

kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Sedangkan Surapranata

(2004: 50) menyatakan validitas adalah suatu konsep yang berkaitan

dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam

kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur. Menurut para

ahli diatas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah alat ukur yang

berkaitan dengan sejauh mana tes mengukur apa yang seharusnya diukur.

Selanjutnya, Widoyoko (2014: 172) mengemukakan bahwa validitas

instrumen dibagi menjadi 5 jenis, antara lain:

a) Validitas isi

Instrumen yang harus mempunyai validitas isi adalah instrumen yang

berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar. Sebuah tes dikatakan

mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur kompetensi yang

dikembangkan beserta indikator dan materi pembelajarannya.

b) Validitas konstruk

Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen

mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar

penyusunan instrumen.

c) Validitas butir

Validitas butir soal didapat melalui uji coba lapangan.

d) Validitas kesejajaran

(40)

hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada, dalam arti memiliki

kesejajaran dengan kriteria yang sudah ada.

e) Validitas prediksi

Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas prediksi atau vailiditas

ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang

akan terjadi pada masa yang akan dapat mengenai hal yang sama.

Validitas prediktif ini biasanya digunakan untuk menguji validitas

instrumen bentuk tes.

b. Reliabilitas

Suprananto (2012: 82) menyatakan bahwa reliabilitas mengacu pada

konsistensi dari suatu pengukuran. Menurut Sudjana (2009: 16)

reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat penilaian dalam menilai

apa yang dinilainya. Sementara itu, Sulistyorini (2009: 166) berpendapat

bahwa reliabilitas adalah tes yang dapat dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap. Sedangkan Widoyoko (2012: 157) mengemukakan bahwa

instrumen tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang

tetap atau ajeg apabila diteskan berkali-kali. Dari pendapat para ahli

diatas dapat dirumuskan bahwa reliabilitas merupakan suatu tes yang

(41)

c. Karakteristik Butir Soal

1) Daya Pembeda

Suwarto (2013: 108) mengatakan bahwa daya pembeda suatu

butir tes berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal

membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan

perbedaan yang ada pada kelompok itu. Indeks daya pembeda

dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu

kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang

berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok

peserta tes yang berkemampuan rendah. Menurut Arikunto (2012:

226) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Sementara itu,

Sudjana (2009: 141) menyatakan bahwa analisis daya pembeda

mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui

kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu

(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah

prestasinya. Artinya, bila soal tersebut diberikan kepada anak yang

mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi, dan bila diberikan

kepada siswa yang lemah, hasilnya rendah. Dari pendapat para ahli

diatas maka dapat disimpulkan bahwa analisis daya pembeda adalah

(42)

untuk membedakan siswa yang tergolong berprestasi dan siswa yang

tidak berprestasi.

2) Tingkat Kesukaran

Arikunto (2012: 222) berpendapat bahwa soal yang baik adalah

soal yang tidak terlalu mudah atau tidak teralalu sulit. Besarnya indeks

kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini

menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0

menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0

menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Sementara itu,

Surapranata (2004: 11) juga menyatakan bahwa sangat penting untuk

melihat tingkat kesukaran soal untuk menyediakan berbagai macam

alat diagnostik kesulitan peserta didik atau meningkatkan penilaian

berbasis kelas. Tingkat kesukaran soal bisa saja ditentukan oleh

kedalaman soal, kompleksitas atau hal-hal yang berkaitan dengan

kemampuan yang akan diukur. Menurut Sudjana (2009: 135) tingkat

kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa

dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut pandang pembuat soal.

Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran

soal adalah penentuan proporsi dan kategori soal yang termasuk

mudah, sedang dan sukar. Perbandingan proporsi jumlah soal untuk

tiga kategori tersebut didasarkan atas kurva normal. Sebagian besar

soal berada pada kategori sedang, sebagian lagi berada pada kategori

(43)

antara soal yang mudah-sedang-sukar dapat dibuat 3-4-3, 30% soal

dengan kategori mudah, 40% soal dengan kategori sedang dan 30%

soal dengan kategori sukar.

Widoyoko (2014: 165) menyatakan bahwa tingkat kesukaran

yang baik pada suatu tes adalah 25% mudah, 50% sedang, dan 25%

sukar. Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan peserta didik dalam

menjawab soal. Jika dari 50 peserta didik, semua dapat menjawab soal

dengan benar maka soal dapat dikatakan mudah, namun jika dari 50

peserta didik, hanya satu yang menjawab benar maka dapat dikatan

bahwa soal tersebut masuk kedalam kategori sukar.

3) Analisis Pengecoh

Purwanto (2009: 108) mengemukakan bahwa pengecoh adalah

pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh

diadakan untuk menyesatkan siswa agar tidak memilih kunci jawaban.

Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak ada siswa

yang terkecoh memilih. Pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan

baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi

peserta tes yang kurang memahami materi (Arikunto 2011: 233).

Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengecoh

adalah pilihan jawaban yang dibuat agar siswa yang kurang

memahami materi terkecoh oleh pilihan jawaban yang bukan

(44)

dengan baik apabila paling tidak ada siswa yang memilih pengecoh

sebagai kunci jawaban.

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Purwanto (2014: 83-94) menyatakan bahwa terdapat prosedur

pengembangan tes hasil belajar, antara lain:

1. Identifikasi hasil belajar

Hasil belajar harus diidentifikasi bidang studi yang akan diukur dan

aspek mana yang diukur ranah kognitif, afektif atau psikomotornya.

2. Deskripsi materi

Materi sangat menentukan dalam pengembangan tes hasil belajar.

Materi menjadi acuan dalam memahami hasil belajar, maka materi yang

dikembangkan adalah yang berhubungan dengan hasil belajar.

3. Pengembangan spesifikasi

Spesifikasi dikembangkan agar dua atau lebih pengembangan tes hasil

belajar menghasilkan tes hasil belajar yang sama kualitasnya. Dengan

demikian pengembangan tes hasil belajar oleh dua orang atau lebih

akan memberikan hasil yang sama.

4. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban

Butir tes ditulis untuk mengukur variabel dengan berpedoman pada

kisi-kisi. Kisi-kisi tes adalah rancangan sebagai dasar penulisan butir

(45)

5. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar

Instrumen uji coba tes hasil belajar ditulis berdasarkan kisi-kisi.

Jawaban siswa peserta uji coba diubah menjadi skor. Skor-skor

selanjutnya menjadi data uji coba hasil belajar.

6. Uji kualitas tes hasil belajar

Uji kualitas dilakukan untuk menjamin bahwa tes hasil belajar layak

sebagai sebuah alat ukur. Jika uji kualitas menunjukkan bahwa tes hasil

belajar memenuhi syarat, maka tes hasil belajar dapat digunakan untuk

mengukur atau mengumpulkan data hasil belajar.

7. Kompilasi tes

Setelah uji coba, butir yang jelek akan dibuang dan menata butir yang

baik. Butir kompilasi adalah butir yang siap digunakan untuk

mengumpulkan data hasil belajar.

Selain itu Mardapi (2008: 88) juga mengemukakan bahwa ada 8 langkah

yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi belajar,

yaitu:

1. Menyusun spesifikasi tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan

spesifikasi tes, yaitu berisi tentang uraian yang menunjukkan

keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes.

2. Menulis soal tes

Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi

(46)

pada kisi-kisi yang telah dibuat. Langkah ini perlu dilakukan secara

hati-hati agar keseluruhan tes dapat berkualitas baik.

3. Menelaah soal tes

Setelah soal dibuat, perlu dilakukan telaah atas soal tersebut. Hal ini

perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam

pembuatannya masih ditemukan kekurangan atau kesalahan.

4. Melakukan uji coba tes

Sebelum soal digunakan dalam tes yang sesungguhnya, uji coba perlu

dilakukan untuk semakin memperbaiki kualitas soal.

5. Menganalisis butir soal

Melalui analisis butir soal ini dapat diketahui antara lain: tingkat

kesukaran butir soal, daya pembeda dan juga efektivitas pengecoh.

6. Memperbaiki tes

Setelah uji coba dilakukan dan kemudian dianalisis, perlu dilakukan

perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai

dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan atas butir

soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih

belum baik.

7. Merakit tes

Merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan tes. Keseluruhan butir

perlu disusun secara hati-hati menjadi kesatuan soal tes yang terpadu.

8. Melaksanakan tes

(47)

9. Menafsirkan hasil tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini

kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah

dan tinggi.

4. Matematika

Kline (dalam Runtukahu, 2014: 28) mengatakan bahwa matematika

adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu

manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi

dan alam. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

(2008: 888) matematika adalah ilmu tentang bilangan atau hubungan antar

bilangan-bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan. Dari pendapat

para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu

yang berkaitan dengan bilangan dan hubungan antar bilangan.

5. Kompetensi dasar

Menurut Dikmenun (dalam Taniredja, 2010: 94) standar

kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika

yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya

dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam komponen

kompetensi dasar serta hasil belajarnya, indikator, dan materi pokok untuk

setiap aspeknya. Kusaeri (2014: 30) mendefinisikan bahwa kompetensi

dasar adalah tujuan pembelajaran yang mempunyai cakupan yang luas.

(48)

adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam

mata pelajaran sebagai keterangan lebih lanjut dari indikator mata

pelajaran tersebut. Dari beberapa definisi ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa kompetensi dasar adalah tujuan untuk melihat kemampuan siswa

dari indikator mata pelajaran.

a. Operasi perkalian dan pembagian

Menurut Purwanto, dkk (2003) perkalian adalah penjumlahan

berulang dari bilangan yang sama. Contohnya 4 x 5= 5+5+5+5+5= 20.

Pembagian merupakan pengurangan berulang. Pembagian dapat dihitung

dengan cara pengurangan berulang. Contohnya 15:3= 15-3-3-3-3-3= 0.

Ada 5 pengurangan berulang agar bilangan tersebut habis atau sisa 0.

b. Operasi hitung campuran

Menurut Gunanto (2010: 38) operasi hitung campuran adalah

operasi hitung yang mengandung paling sedikit 2 operasi hitung yang

berbeda. Tim Bina Matematika (2011: 19) mengemukakan bahwa

terdapat beberapa langkah pengerjaan operasi hitung campuran yaitu 1)

operasi di dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu, 2) perkalian

dan pembagian dikerjakan urut dari kiri, 3) penjumlahan dan

(49)

6. Taksonomi Bloom

Anderson & Kratwohl (2010: 99) mengatakan bahwa proses kognitif

menurut Benyamin Bloom yang telah direvisi yaitu mengingat,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

a. Mengingat

Mengingat adalah proses seseorang mengambil pengetahuan yang

dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat

penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan

masalah karena pengetahuan dipakai dalam tugas-tugas yang lebih

kompleks. Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam proses

mengingat diantaranya menyebutkan, mengidentifikasi, menunjukkan,

memberi label, memberi kode, menyatakan, menjelaskan.

b. Memahami

Proses memahami adalah proses ketika seseorang dapat mengkontruksi

makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan

ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar

komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami meliputi

menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Kata kerja

operasional yang dapat digunakan dalam proses memahami diantaranya

memperkirakan, mengkategorikan, merinci, membandingkan,

menguraikan, membedakan, mencontohkan, mengemukakan,

(50)

c. Mengaplikasikan

Proses mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu

untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.

Mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif yakni mengeksekusi

dan mengimplementasikan. Kata kerja operasional yang dapat

digunakan dalam proses kognitif mengaplikasikan diantaranya

mengurutkan, menentukan, menyesuaikan, memodifikasi,

mengklasifikasi, mengurutkan, menggunakan, mengemukakan,

menyusun, melakukan.

d. Menganalisis

Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi

bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian

dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses

menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan,

mengorganisasi dan mengatribusikan. Kata kerja operasional yang

dapat digunakan dalam proses menganalisis diantaranya memecahkan,

menganalisis, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, menyimpulkan,

menelaah, mengaitkan, mengukur.

e. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi membuat keputusan atau memberikan penilaian

berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditentukan atau berlaku.

Kriteria yang sering digunakan adalah kualitas, efektifitas, efisiensi dan

(51)

mengevaluasi diantaranya membandingkan, menyimpulkan, menilai,

mengarahkan, mengkritik, memutuskan, merangkum, memilih,

memperjelas, memprediksi.

f. Mencipta

Proses mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi

sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan dalam

mencipta adalah untuk meminta siswa membuat sebuah produk baru

dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola

yang tidak pernah ada sebelumnya. Kata kerja operasional yang dapat

digunakan dalam proses mencipta diantaranya mengumpulkan,

mengkategorikan, mengkombinasikan, menyusun, menghubungkan,

menciptakan, mengkreasikan, merencanakan, menggabungkan,

merumuskan.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut adalah hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan

pengembangan tes.

Penelitian pertama adalah Pengembangan Buku Prototype Tes Hasil

Belajar Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan

Bulat Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar yang ditulis oleh Hutagaol,

Theresia Eva Nanda (2016). Penelitian pengembangan tes hasil belajar

bentuk pilihan ganda ini menggunakan metode penelitian dan

pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

(52)

dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD dan

mendeskripsikan kualitas prodik tes hasil belajar pada mata pelajaran

matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa

kelas V SD. Hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh 38% soal

valid, soal termasuk reliabel, daya beda butir tes yaitu kategori baik 75%

dan kategori baik sekali 25%, tingkat kesukaran butir tes diperoleh hasil

yaitu kategori mudah 0%, kategori sedang 50% dan kategori sukar 50%,

terdapat 3 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

Penelitian kedua dilakukan oleh Mardhiyanti, dkk (2013) yang

meneliti tentang pengembangan soal matematika model PISA untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan soal matematika model PISA

untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar

yang valid dan praktis dan mengetahui efek potensial soal matematika

model PISA terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD.

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat dismpulkan bahwa (1) penelitian

ini telah menghasilkan suatu produk soal matematika model PISA untuk

mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa SD yang valid dan

praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator yang menyatakan

bahwa soal sudah baik secara konten (sesuai dengan ciri PISA dan indikator

kemampuan komunikasi sistematis), konstruk (mengembangkan

kemampuan komunikasi matematis, kaya dengan konsep, sesuai dengan

(53)

dan bahasa (sesuai dengan EYD, soal tidak berbelit-belit, soal tidak

mengandung penafsiran ganda, batasan pertanyaan dan jawaban jelas).

Selain itu kevalidan soal juga tergambar dari hasil analisis butir soal pada

siswa non subjek penelitian. Praktis tergambar dari hasil uji coba pada small

group dimana sebagian besar siswa dapat memahami soal dengan baik (2)

prototipe soal matematika model PISA yang dikembangkan memiliki efek

potensial yang positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa

SD, hal ini terlihat dari skor rata-rata siswa yang mencapai 47,89 dari skor

maksimal 82 (termasuk kategori kemampuan komunikasi matematis baik)

pada indikator komunikasi matematis yaitu menghubungkan benda nyata,

gambar, atau diagram ke dalam ide matematika; menjelaskan ide, situasi,

atau relasi matematika dengan benda nyata, gambar, atau diagram;

kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi atau simbol

matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menarik

kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap solusi.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Hayati, Nila (2013) yang meneliti

tentang pengembangan butir soal matematika SD di Kabupaten Lombok

Timur sebagai upaya dalam pengadaan bank soal. Penelitian ini bertujuan

untuk menghasilkan butir-butir soal yang berkriteria baik dan melakukan

penyetaraan butir soal perangkat tes mata pelajaran matematika SD yang

disiapkan untuk bank soal. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan dari 40

butir soal perangkat tes MAT_1 diperoleh 28 butir soal, sedangkan

(54)

dimasukkan ke dalam bank soal. Ke 52 butir soal dari perangkat tes MAT_

dan MAT_2 diarsip secara digitas dengan aplikasi komputer.

Dalam penelitian relevan yang pertama membahas mengenai

pengembangan tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung

campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar dimana

penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dalam

hal pengembangan tes hasil belajar matematika. Kebaruan dalam penelitian

yang dilakukan peneliti adalah tes matematika yang dikembangkan dengan

menggunakan subjek penelitian siswa kelas IV SD dan materi yang dipilih

adalah perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran. Dalam penelitian

relevan kedua membahas mengenai pengembangan soal matematika model

PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah

dasar dimana hal tersebut juga relevan dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti yaitu pengembangan tes matematika. Kebaruan yang dilakukan

peneliti dalam penelitian ini adalah mengembangkan tes hasil belajar

menggunakan taraf kognitif Taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Pada

penelitian relevan ketiga membahas mengenai pengembangan butir soal

matematika SD di Kabupaten Lombok Timur sebagai upaya dalam

pengadaan bank soal, hal tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan

peneliti yaitu pengembangan tes hasil belajar matematika. Kebaruan yang

dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan analisis

(55)

Berdasarkan ketiga penelitian di atas, peneliti ingin membuat produk

tes hasil belajar matematika untuk kelas IV. Salah satu kelebihan dalam

penelitian ini adalah pengembangan produk tes hasil belajar untuk kelas IV

yang memiliki karakteristik tes yang baik serta belum ada yang melakukan

penelitian yang sama dengan peneliti dalam melakukan penelitian

pengembangan dengan judul” Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika

Materi Perkalian, Pembagian dan Operasi Hitung Campuran untuk siswa

kelas IV Sekolah Dasar, peneliti akan mengacu pada ketiga penelitian di

atas. Literatur map dari ketiga penelitian relevan tersebut dapat dilihat pada

bagan 2.1

(56)

Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan

adalah tes yang valid, reliabel, memiliki karateristik butir soal yang memiliki

daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh. Namun, pada Hutagaol,Theresia

Yang akan diteliti (2017):

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran

Gambar

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran
Tabel 4.1 Daftar Penilaian Validator
Tabel 4.2 Saran Validator
Tabel 4.3 terdiri dari empat kolom nomor soal, kolom
+7

Referensi

Dokumen terkait

pembentukan akhlak kepada diri sendiri, dengan cara membina dan memberikan pengertian tentang menghargai diri sendiri menyanyangi diri sendiri dan harus mampu mengintrospeksi

rasra.abt 3ebaeai

Judul : TUNNELING SEBAGAI INSENTIF DARI MANAJEMEN LABA MELALUI TRANSAKSI PIHAK BERELASI DI SEKITAR PENAWARAN SAHAM PERDANA.. Pembimbing : MI Mitha Dwi Restuti, SE., MSi

Faktor penghambat yang ditemukan dilapangan adalah (1) faktor internal yaitu BPBD masih belum memiliki Standard Operation Procedure (SOP), Belum optimalnya Penggunaan

belum pernah diadakan tes passing atas menggunakan metode latihan sentuhan ganda pada siswa putri peserta ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 1 Mandiraja. Dengan

Untuk menanalisis pengaruh keluhan kesehatan yang mengganggu terhadap pengeluaran kesehatan rumah tangga miskin di koto

[r]

[r]