i
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG
CAMPURAN UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Septri Anggreani Timaria
NIM: 131134180
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus Kristus
Kedua orang tua ku, Papa Pimpinan Rikardo Panjaitan yang ada di surga dan
mama Nurli Tampubolon yang selalu memberikan doa, semangat dan materi
Kakak ku Desy Viviyearty Christin yang selalu mendukungku
Abang ku Yonatan Febrico Hamonangan yang selalu menyemangatiku
Sahabatku yang selalu ada disaat suka maupun duka, Dewi, Anjut dan Windha
Yoannes Catur Juniarto yang sabar menghadapi ku dalam senang maupun susah
Penghuni Kosan Pak Dukuh yang selalu memberikanku semangat ketika lelah
Teman-temanku mahasiswa angkatan 2013
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
v MOTTO
Masa depanku indah bersama Tuhan Yesus Kristus
1 Korintus 15:58 “Karena itu saudara ku yang kekasih , berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu
tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia
Hidup yang tak diperjuangkan, tak dapat dimenangkan – Sutan Syahrir
Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha
Akan ada pelangi sehabis hujan
Aku tidak takut sendiri karena Tuhan Yesus selalu ada bersamaku
Lukas 1:37 “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”
Tidak usah banyak tanya “Kenapa Tuhan”, nikmati saja proses-Nya karena rencana Tuhan jauh lebih indah dari rencana kita
The best way to find love is to find God
Filipi 4:6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Februari 2017
Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Septri Anggreani Timaria
Nomor Mahasiswa : 131134180
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas
Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan
akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 8 Februari 2017
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Septri Anggreani Timaria
Universitas Sanata Dharma 2017
Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang dihadapi guru terkait dengan pembuatan tes hasil belajar serta kebutuhan guru pada soal yang telah memiliki kualitas butir soal yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran siswa kelas IV SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran siswa kelas IV SD.
Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Borg and Gall yang telah dimodifikasi menjadi 7 langkah dari 10 langkah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri Caturtunggal 4.
Hasil dari penelitian dan pengembangan ini menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian dan pengembangan melalui 7 langkah-langkah yaitu langkah-langkah (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk dan (g) revisi produk. (2) hasil analisis butir soal 60 butir soal diperoleh (a) 35 soal valid atau 58%, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya pembeda dengan kategori “sangat memuaskan” sebanyak 32 soal (91%) dan 3 soal (9%) dengan kategori “memuaskan” (d) tingkat kesukaran butir soal yaitu 7 soal (20%) termasuk dalam kategori mudah, 25 soal (71,4%) termasuk dalam kategori sedang dan 3 soal (8,6%) termasuk kedalam kategori sukar, (e) terdapat 13 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik kualitas butir soal yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam sebuah prototype.
ix
ABSTRACT
MATHEMATICS ASSESMENT DEVELOPMENT RELATED TO THE MATERIAL OF MULTIPLICATION, DIVISION, AND THE OPERATION
OF MIXED-CALCULATION FOR FOURTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL
Septri Anggreani Timaria Sanata Dharma University
2017
The background of study is the existence of potentials and problems faced by the teachers in making the assesment and the teachers’ needs for the questions which have a good quality and characteristics. This objectives of the study are: (1) decribing the steps of mathematics assesment development related to the material of multiplication, division, and the operation of mixed-calculation for fourth grade students of elementary school. (2) describing the product quality of mathematics assesment development related to the material of multiplication, division, and the operation of mixed-calculation for fourth grade elementary students.
This research uses research and development method (R&D) by Borg and Gall which have 7 out of 10 steps. The subject of the research are the fourth students of class IVA and IVB SD Negeri Caturtunggal 4.
The research and development result shows (1) there are 7 steps of research and development, which are (a) potential problems, (b) data collection, (c) product design, (d) design validation, (e) design revision, (f) testing product, (g) product revision (2) the analysis of 60 questions shows (a) there are 35 valid questions or 58% valid questions, (b) the questions are reliable, (c) the analysis of different level will be given “very good” category for 32 questions (91%) and “good” category for 3 questions (9%) (d) the level of difficult questions are 7 easy questions (20%), 25 moderate questions (71,4%) and 3 difficult questions (8,6%). (e) there are 13 options which are not functional and revised. The qualified questions will be arrange as one part of prototype.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat Nya yang berlimpah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN UNTUK
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
syarat kelulusan program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma dan persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat dibuat dengan baik karena doa
dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang membantu dan memberikan doa serta
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku pembimbing I yang telah membimbing
secara aktif dan menyeluruh dari awal hingga terselesainya skripsi ini.
5. Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu
memberi pengarahan, kritik dan saran sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Para validator yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini.
7. Kepala Sekolah SD Negeri Caturtunggal 4 Yogyakarta yang dengan
tangan terbuka telah bekerja sama dan memberikan izin penelitian di
sekolah.
8. Guru kelas IV SD Negeri Caturtunggal 4 Yogyakarta yang telah
mengizinkan kami selama proses penelitian.
9. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Caturtunggal 4 Yogyakarta yang dengan
xi
10. Para dosen Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata
Dharma yang telah membimbing dan memberikan ilmu kepada peneliti
dari semester satu hingga peneliti dapat menyelesaikan gelar S1.
11. Papa yang sudah bahagia di surga.
12. Mama Nurli yang selalu dengan senangtiasa mencurahkan kasih sayang,
doa, dukungan dan materi.
13. Kakak Desy dan Abang Yonatan yang selalu memberikan doa dan
dukungan.
14. Keluarga dan saudara yang selalu memberikan semangat.
15. Sehabat yang selalu ada Dewi, Windha dan Anjut yang dengan sabar
mengerti dan memberi semangat serta dukungan.
16. Yoannes Catur Juniarto yang selalu memberi doa dan dukungan.
17. Teman-teman kosan Pak Dukuh, Vita, Itrek, Adul, Bulbul, Maria yang
selalu memberikan dukungan dan menemani saat susah maupun senang.
18. Teman-teman PGSD angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan.
19. Semua pihak yang telah berjasa yang membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat menyadari dalam skripsi ini ada banyak
kekurangan. Maka dengan berbesar hati penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaiki
kekurangan dan kesalahan dari skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Yogyakarta, 8 Februari 2017
xii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
B. Pembatasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
G. Spesifikasi Produk ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Kajian pustaka ... 10
1. Tes Hasil Belajar ... 10
a. Definisi Tes ... 10
b. Defisini Tes Hasil Belajar ... 11
c. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 11
d. Macam-Macam Tes Hasil Belajar ... 13
e. Tes Pilihan Ganda ... 14
xiii
g. Kelebihan Tes Hasil Belajar Pilihan ganda ... 17
h. Kekurangan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda ... 19
2. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 20
a. Validitas... 20
b. Reliabilitas ... 22
c. Karakteristik Butir Soal ... 23
1) Daya Pembeda ... 23
2) Tingkat Kesukaran ... 24
3) Analisis Pengecoh ... 25
3. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 26
4. Matematika ... 29
5. Kompetensi dasar ... 29
a. Operasi perkalian dan pembagian ... 30
b. Operasi hitung campuran ... 30
6. Taksonomi Bloom... 31
B. Penelitian yang Relevan... 33
C. Kerangka Berpikir ... 38
D. Pertanyaan Penelitian ... 40
BAB III METODE PENELITIAN... 42
A. Jenis Penelitian ... 42
B. Setting Penelitian ... 45
1. Tempat Penelitian ... 45
2. Waktu Penelitian ... 45
3. Subjek Penelitian ... 45
4. Objek Penelitian ... 46
C. Prosedur Pengembangan ... 46
1. Potensi dan Masalah ... 48
xiv
1. Wawancara... 50
2. Kuesioner ... 51
3. Tes ... 52
E. Instrumen Penelitian ... 52
1. Pedoman wawancara... 53
2. Kuesioner ... 54
3. Tes ... 55
F. Teknik Analisis Data ... 56
1. Data Kualitatif... 56
2. Data Kuantitatif... 57
a. Kuesioner... 57
b. Analisis Validitas ... 58
c. Analisis Reliabilitas ... 59
d. Analisis Daya Pembeda... 61
e. Analisis Tingkat Kesukaran ... 62
f. Analsisis Pengecoh ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
A. Hasil Penelitian ... 65
1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 65
a. Potensi dan Masalah ... 65
2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 69
a. Hasil Uji Validitas ... 69
b. Hasil Uji Reliabilitas ... 72
c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 72
d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 74
e. Hasil Uji Pengecoh ... 76
B. Pembahasan ... 79
xv
a. Potensi dan Masalah ... 79
b. Pengumpulan Data ... 81
c. Desain Produk ... 81
d. Validasi Desain ... 82
e. Revisi Desain ... 83
f. Uji Coba Produk ... 84
g. Revisi Produk ... 85
2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 87
a. Hasil Uji Analisis Validitas ... 87
b. Hasil Uji Analisis Reliabilitas ... 88
c. Hasil Uji Analisis Daya Pembeda ... 88
d. Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran ... 89
e. Hasil Uji Analisis Pegecoh ... 92
1) Soal Tipe A ... 93
2) Soal Tipe B ... 95
f. Hasil Soal Berkualitas Baik ... 96
BAB V PENUTUP ... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Keterbatasan Penelitian... 100
C. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA... 102
LAMPIRAN...105
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 38
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 43
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 53
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Praktisi ... 54
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes hasil Belajar Matematika ... 56
Tabel 3.4 Kategori Skor Kuesioner ... 57
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas ... 61
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda ... 62
Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran ... 63
Tabel 4.1 Daftar Peneilaian Validator ... 67
Tabel 4.2 Saran Validator ... 68
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 69
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... 71
Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 72
Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 73
Tabel 4.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 74
Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 75
Tabel 4.9 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 76
Tabel 4.10 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe B ... 78
Tabel 4.11 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi Soal Tipe A ... 85
Tabel 4.12 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi Soal Tipe A ... 86
Tabel 4.13 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 93
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Melakukan Penelitian... 106
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 107
Lampiran 3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 108
Lampiran 4. Tabel Spesifikasi... 125
Lampiran 5. Soal Uji Coba Tipe A ... 161
Lampiran 6. Soal Uji Coba Tipe B ... 168
Lampiran 7. Surat Izin Validasi Produk ... 175
Lampiran 8. Hasil Validasi ... 178
Lampiran 9. Rekapan Jawaban Siswa Soal Tipe A... 187
Lampiran 10. Rekapan Jawaban Siswa Soal Tipe B ... 189
Lampiran 11. Daftar Presensi Siswa ... 191
Lampiran 12. Hasil Analisis Menggunakan TAP soal tipe A ... 193
Lampiran 13. Hasil Analisis Menggunakan TAP soal tipe B ... 199
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Bab I, peneliti membahas tujuh hal yaitu latar belakang masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
batasan istilah serta spesifikasi produk.
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 (dalam
Ahmadi, 2014: 38) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Sementara itu Triwiyanto (2014: 23) mengemukakan bahwa
pendidikan adalah usaha menarik sesuatu di dalam manusia sebagai upaya
memberikan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk
pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang
berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi
kemampuan-kemampuan individu agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup
secara tepat. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dalam proses
pendidikan tentu harus ada komponen-komponen yang diperlukan untuk tujuan
pendidikan. Salah satunya adalah pendidik. Di sekolah, guru adalah pendidik
yang bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik. Guru tentu harus
menguasai 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Dalam kompetensi pedagodik
salah satu tugas guru adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Menurut
Mulyasa (dalam Taniredja, 2011: 14) kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang salah
satunya adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan
tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran
yang didalamnya termasuk melaksanakan penialaian proses dan hasil belajar.
Guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya,
yakni mengevaluasi hasil belajar siswa karena dengan mengevaluasi hasil belajar
siswa guru dapat mengukur apakah siswa sudah memahami pembelajaran yang
telah diberikan oleh guru. Kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran
merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki setiap guru. Guru
bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh
siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Sementara itu
Purwanto (2014: 1) menjelaskan bahwa evaluasi adalah pengambilan keputusan
berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan oleh seorang ahli dan sesuai
dengan standar kriteria. Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan
sering mendengar bahwa di sekolah guru sering memberikan tes, baik ulangan
harian, ulangan di akhir materi, ujian akhir semester dan sebagainya. Hal ini
pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.
Selanjutnya, Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes merupakan
salah satu cara untuk memperkirakan besarnya tingkat kemampuan manusia
secara tidak langsung melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus yang
berupa pertanyaan. Tes hasil belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu tes objektif
dan tes subjektif. Tes yang memiliki kualitas yang baik adalah tes yang valid,
reliabel, memiliki karateristik butir soal yang memiliki daya pembeda, tingkat
kesukaran dan analisis pengecoh. Tes yang disusun berdasarkan pedoman
penyusunan tes akan memberikan gambaran yang jelas mengenai pemahaman
siswa mengenai materi yang telah dipelajari.
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV di SD Kanisius
Jetisdepok, guru kelas IV A dan guru kelas IV B di SD Negeri Caturtunggal 4.
Dari wawancara kepada 3 guru tersebut didapatkan informasi bahwa dalam
proses pembuatan soal guru jarang membuat soal sendiri melainkan mengambil
soal dan kunci jawaban dari internet atau LKS. Guru jarang membuat soal atau
memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda karena membutuhkan waktu yang
lama dan bingung dalam membuat pilihan jawaban sehingga guru lebih memilih
untuk membuat soal uraian atau soal essai. Guru membuat soal pilihan ganda
tanpa memperhatikan langkah-langkah serta tingkat kesukaran, daya pembeda
dan pengecoh karena menurut beliau itu membutuhkan waktu yang lama. Guru
belajar bentuk pilihan ganda terutama materi perkalian, pembagian dan operasi
hitung campuran karena dalam proses pembuatan soal membutuhkan waktu
yang lama dan guru lebih memilih membuat soal dalam bentuk isian atau uraian
dimana guru tidak perlu membuat pilihan jawaban. Padahal di Indonesia, bentuk
tes pilihan ganda sering digunakan dalam evaluasi pembelajaran seperti ujian
sekolah maupun ujian nasional. Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, guru
mengatakan bahwa guru membutuhkan contoh soal matematika materi
perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran yang telah dianalisis butir
soalnya serta diketahui kualitas analisis butir soalnya. Dari keterangan hasil
wawancara tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan mengembangkan tes hasil belajar siswa yang berjudul
“Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian, Pembagian dan
Operasi Hitung Campuran untuk Siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Hasil dari penelitian dan pengembangan tes ini diharapkan dapat membantu
guru untuk mendapatkan contoh soal yang sudah dianalisis butir soal serta
diketahui kualitas butir soal. Tes ini dikembangkan dengan berpedoman pada
ranah kognitif Taksonomi Bloom yang sudah direvisi yaitu ranah kognitif
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan
B. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Alat ukur yang dikembangkan mengukur ranah kognitif dari Taksonomi
Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai dan
mencipta.
2. Alat ukur yang dikembangkan berupa prototype tes hasil belajar matematika
berbentuk pilihan ganda pada Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan operasi
perkalian, pembagian dan Kompetensi Dasar 1.4 Melakukan operasi hitung
campuran pada siswa kelas IV sekolah dasar.
3. Materi yang digunakan adalah perkalian, pembagian dan operasi hitung
campuran.
4. Tes yang dilakukan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban
pada setiap butir soal.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan tes hasil belajar pada mata
pelajaran matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung
campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar?
2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika
materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas
D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar pada mata
pelajaran matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung
campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran
matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk
siswa kelas IV sekolah dasar.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
menggali kemampuan siswa berdasarkan materi perkalian, pembagian dan
operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar serta
pengetahuan tingkat kemampuan siswa sampai ranah kognitif mencipta.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan baru mengenai
sistematika pembuatan soal dan menganalisis butir soal untuk mengetahui
kualitas butir soal serta menjadi bekal peneliti ketika menjadi guru dalam
membuat soal.
b. Bagi guru
Penelitian ini dapat memberikan contoh soal yang sudah teruji dan
diketahui kualitas soal pada materi perkalian, pembagian dan operasi
c. Bagi siswa
Siswa mendapatkan pengalaman mengerjakan soal pengembangan tes
hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung
campuran dari ranah kognitif mengingat sampai mencipta.
d. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi contoh pembuatan soal dan menambah
bahan bacaan mengenai pengembangan tes hasil belajar matematika materi
perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran.
F. Definisi Operasional
1. Tes adalah sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban untuk
mengukur tingkat kemampuan seseorang pada materi yang sudah diajarkan
oleh guru.
2. Tes hasil belajar adalah merupakan tes yang digunakan untuk mengukur
hasil belajar yang dicapai oleh para siswa.
3. Tes pilihan ganda adalah jenis tes objektif yang berupa pertanyaan dan
untuk melengkapi pertanyaan tersebut disediakan beberapa pilihan jawaban
dan salah satu pilihan adalah kunci jawaban.
4. Validitas adalah alat ukur yang berkaitan dengan sejauh mana tes mengukur
apa yang seharusnya diukur.
5. Reliabilitas adalah suatu tes yang berhubungan dengan konsistensi atau
6. Daya pembeda adalah analisis yang berfungsi untuk menentukan
kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang tergolong
berprestasi dan siswa yang tidak berprestasi.
7. Tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan peserta didik dalam
menjawab soal. Jika dari 50 peserta didik, semua dapat menjawab soal
dengan benar maka soal dapat dikatakan mudah, namun jika dari 50 peserta
didik, hanya satu yang menjawab benar maka dapat dikatan bahwa soal
tersebut masuk kedalam kategori sukar.
8. Pengecoh adalah pilihan jawaban yang dibuat agar siswa yang kurang
memahami materi terkecoh oleh pilihan jawaban yang bukan merupakan
kunci jawaban. Pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila
paling tidak ada siswa yang memilih pengecoh sebagai kunci jawaban.
9. Matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan bilangan dan hubungan
antar bilangan.
10. Kompetensi dasar adalah tujuan untuk melihat kemampuan siswa dari
indikator mata pelajaran.
G. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Instrumen tes hasil belajar kognitif materi perkalian, pembagian dan operasi
hitung campuran.
2. Instrumen pilihan ganda dilengkapi dengan Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, indikator, soal, option jawaban, kunci jawaban, ranah
3. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas isi melalui validasi ahli (expert
judgment).
4. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas atas dasar taraf signifikan 5%.
5. Instrumen pilihan ganda sudah diuji reliabilitasnya.
6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembeda, instrumen tes memiliki
daya pembeda dengan kategori memuaskan (rentang 0,30-0,39) dan sangat
memuaskan (rentang 0,40-1,00).
7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji tingkat kesukarannya. Instrumen tes
memiliki tingkat kesukaran mudah dengan rentang 0,71-1,00, sedang
dengan rentang 0,30-0,70 dan sukar dengan rentang 0,00-0,30. Tingkat
kesukaran instrumen pilihan ganda dibuat berdasarkan kurva normal, mudah
25%, sedang 50% dan sukar 25%.
8. Tingkat kesukaran instrumen pilihan ganda sudah diuji analisis pengecoh.
Pengecoh dapat dikatakan berfungsi jika dipilih oleh 5% peserta tes.
9. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baku
dan sesuai EYD (penggunaan tanda baca, huruf kapital, kata depan dan
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab II, peneliti membahas empat hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian pustaka
Kajian pustaka pada penelitian ini berisi teori-teori yang mendukung penelitian
yaitu, tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan tes hasil
belajar, taksonomi bloom, matematika dan kompetensi dasar.
1. Tes Hasil Belajar a. Definisi Tes
Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu
cara untuk memperkirakan besarnya tingkat kemampuan manusia secara
tidak langsung melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus
yang berupa pertanyaan. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan
yang membutuhkan jawaban dengan tujuan untuk mengukur tingkat
kemampuan seseorang. Menurut Bukhori (dalam Sulistyorini, 2009:86)
tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau
kelompok murid. Masidjo (1995: 38) berpendapat bahwa tes adalah suatu
alat ukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab untuk
mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok.
sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan
untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek
tertentu dari orang yang dikenai tes. Menurut para ahli tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa tes adalah sebuah pertanyaan yang
membutuhkan jawaban untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang
pada materi yang sudah diajarkan oleh guru.
b. Definisi Tes Hasil Belajar
Masidjo (1995: 40) mengemukakan bahwa tes hasil belajar adalah
suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai
hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam
bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai.
Sementara itu, Purwanto (2014: 66) berpendapat bahwa tes hasil belajar
merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa
terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa.
Menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar
merupakan tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang
dicapai oleh para siswa.
c. Bentuk Tes Hasil Belajar
Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dapat dikategorikan
menjadi 2 yaitu :
1) Tes Objektif
Arikunto (2012: 179) mengemukakan bahwa tes obyektif adalah
ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari bentuk
test esai. Menurut Purwanto (2014: 72) tes objektif adalah tes yang
keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes yang telah
tersedia. Maka dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya dilakukan
secara objektif.
2) Tes Subjektif
Mardapi (2008: 70) mengemukakan tes subjektif adalah yang
sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Tes subjektif
dapat dikatakan juga tes uraian. Sementara itu, Suwarto (2013: 47)
berpendapat bahwa tes uraian adalah tes yang butir-butirnya berupa
suatu pertanyaan atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang
berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Menurut Depdiknas (dalam
Suwarto 2013: 47) tes uraian dapat menilai berbagai jenis
kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis dan
menyimpulkan. Dari pendapat para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa tes subjektif adalah tes yang sistem penskorannya
d. Macam-Macam Tes Hasil Belajar Objektif
Arikunto (2012: 181) mengemukakan bahwa macam-macam tes objektif
yaitu:
a) Tes Benar-Salah (True-False)
Dalam tes benar-salah soal soalnya berupa pernyataan. Pernyataan
tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Peserta tes bertugas untuk
menandai masing-masing pernyataan dengan melingkari huruf B jika
pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika
pernyataannya salah.
b) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)
Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan
tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan untuk
melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan.
c) Menjodohkan (Matching Test)
Matching test dapat diganti dengan istilah mempertandingkan,
mencocokkan, memasangkan atau menjodohkan. Matching test terdiri
atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing
pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban.
Tugas peserta tes adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban
d) Tes Isian (Completion Test)
Completion test biasa disebut dengan istilah tes isian, tes
menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas
kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan.
e. Tes Pilihan Ganda
Tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak
digunakan oleh para guru (Sukardi, 2008: 125). Tes pilhan ganda dapat
digunakan untuk mengevaluasi pengetahuan hasil belajar siswa.
Sementara itu, Mardapi ( 2008: 71) menyatakan bahwa tes bentuk pilihan
ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan memilih
alternatif jawaban yang telah disediakan. Sedangkan Sulistyorini (2009:
105) berpendapat bahwa tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan
atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan
untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan. Suwarto (2013: 37) menyatakan bahwa
pilihan ganda merupakan suatu butir yang terdiri dari suatu statmen yang
belum lengkap. Untuk melengkapi statment tersebut disediakan beberapa
statmen sambungan. Satu diantaranya merupakan sambungan yang benar,
sedang yang lain adalah sambungan yang tidak benar. Menurut pendapat
para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian tes pilihan ganda
adalah jenis tes objektif yang berupa pertanyaan dan untuk melengkapi
pertanyaan tersebut disediakan beberapa pilihan jawaban dan salah satu
f. Pedoman Pembuatan Soal Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda
Mardapi (2008: 72) menyatakan bahwa terdapat beberapa pedoman
utama dalam pembuatan butir soal bentuk pilhan ganda antara lain:
1) Setiap pokok soal harus jelas.
2) Pilihan jawaban memiliki jenis yang sama (homogen).
3) Panjang kalimat dalam pilihan jawaban relatif sama.
4) Dalam pilihan jawaban tidak ada petunjuk jawaban yang benar.
5) Pilihan jawaban harus menghindari pernyataan semua benar atau
semua salah.
6) Pilihan jawaban angka diurutkan.
7) Semua pilihan jawaban logis.
8) Dilarang menggunakan negatif ganda.
9) Kalimat yang digunakan dalam pembuatan soal tes hasil belajar
pilihan ganda sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes.
10) Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia yang baku.
11) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
Selain itu, Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa ada beberapa
kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun bermutu.
Kaidah-kaidah tersebut ditinjau dari 3 aspek:
1) Aspek materi
a) Soal yang dibuat harus sesuai dengan indikator.
b) Semua pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi
c) Dalam setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau
yang paling benar.
2) Aspek konstruksi
a) Dalam membuat soal, pokok soal harus dirumuskan secara jelas
dan tegas.
b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan
pernyataan yang diperlukan saja.
c) Pokok soal jangan memberikan petunjuk ke arah jawaban yang
benar.
d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
e) Dalam pilihan jawaban panjang rumusan harus relatif sama.
f) Hindari menggunakan pilihan jawaban semua benar atau semua
salah.
g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka.
h) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada
soal harus jelas dan berfungsi.
i) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal
sebelumnya.
3) Aspek bahasa
a) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
b) Dilarang menggunakan bahasa yang berlaku disatu tempat saja
jika ingin digunakan untuk daerah lain dan nasional.
c) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan, bahwa ada
beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai pedoman dalam
pembuatan soal tes hasil belajar pilhan ganda:
a) Setiap soal yang dibuat harus jelas dan sesuai dengan indikator.
b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis.
c) Panjang kalimat dalam pilihan jawaban relatif sama.
d) Dalam Soal ataupun pilihan jawaban hindari memberikan
petunjuk jawaban yang benar.
e) Hindari pernyataan semua benar atau semua salah.
f) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus diurutkan
berdasarkan besar kecilnya angka.
g) Dilarang menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda.
h) Bahasa Indonesia digunakan merupakan bahasa baku.
g. Kelebihan Tes Hasil Belajar Pilihan ganda
Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa soal bentuk pilihan ganda
memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a) Mampu mengukur berbagai tingkatan kognitif (dari ingatan sampai
b) Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang
lingkup bahan atau materi yang luas dalam suatu tes.
c) Tepat untuk ujian yang pesertanya masal.
Sama halnya dengan Suprananto, Widoyoko (2016: 74-77) juga
menyatakan kelebihan tes pilihan ganda sebagai berikut:
a) Butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur segala
level tujuan pembelajaran, mulai dari yang paling sederhana sampai
yang paling kompleks, kecuali tujuan yang berupa kemampuan
mendemonstrasikan dan keterampilan menyatakan sesuatu secara
ekspresif.
b) Setiap perangkat tes yang menggunakan butir soal pilihan ganda
sebagai alat ukur dapat menggunakan jumlah butir soal yang relatif
banyak dan karena itu penarikan sampel pokok bahasan yang akan
diujikan dapat lebih luas.
c) Penskoran hasil tes dapat dilakukan secara objektif, sehingga tidak
ada unsur subjektivitas pemeriksaan.
d) Tipe butir soal dapat disusun sedemikian rupa sehingga menuntut
kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan
kebenaran sekaligus.
e) Tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan analisis butir
soal secara baik. Butir-butir dapat disusun dengan dilakukan uji coba
terlebih dahulu. Bila dalam uji coba butir soal tersebut ternyata ada
f) Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur, dengan mengubah tingkat
homogenitas alternatif jawaban.
g) Informasi yang diberikan lebih kaya.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa soal bentuk tes
pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
a) Item tes pilihan ganda dapat mencakup seluruh bahan pelajaran yang
akan diujikan.
b) Tes pilihan ganda penskorannya lebih cepat dan dilakukan secara
objektif.
c) Tipe butir soal pada tes pilihan ganda memungkinkan untuk
dianalisis dan dapat dilakukan uji coba terlebih dahulu.
d) Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur dengan mengubah tingkat
homogenitas alternatif jawaban.
e) Tepat bila ingin diujikan untuk peserta yang banyak.
h. Kekurangan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda
Selain memiliki kelebihan, tes pilihan ganda juga memiliki kekurangan.
Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa tes hasil belajar pilihan
ganda memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
a) Memerlukan waktu yang relatif lama untuk menulis soal.
b) Sulit untuk membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi dengan
baik.
Menurut Widoyoko (2012: 70) kekurangan tes pilihan ganda adalah
sebagai berikut:
a) Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal. kesulitan
menemukan butir soal tipe pilihan ganda ini terutama untuk
menemukan alternatif jawaban yang homogen.
b) Ada kecenderungan bahwa penyusun tes menyusun butir soal tipe ini
dengan hanya menguji atau mengukur aspek ingatan atau aspek yang
paling rendah dalam ranah kognitif.
c) Adanya pengaruh kebiasaan peserta tes terhadap tes bentuk pilihan
ganda terhadap hasil tes peserta.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa soal bentuk tes
pilihan ganda memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a) Dalam membuat soal membutuhkan waktu yang lama dan relatif
sulit dalam menyusun butir soal
b) Ada kecenderungan siswa menebak pilihan jawaban
2. Konstruksi Tes Hasil Belajar a. Validitas
Mardapi (2008: 16) mengemukakan bahwa validitas merupakan
dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan
tujuan penggunaan tes. Sudjana (2009: 12) mengungkapkan validitas
berkaitan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Sementara itu,
hasilnya sesuai dengan kriterium yaitu jika tes tersebut memiliki
kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Sedangkan Surapranata
(2004: 50) menyatakan validitas adalah suatu konsep yang berkaitan
dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam
kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur. Menurut para
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah alat ukur yang
berkaitan dengan sejauh mana tes mengukur apa yang seharusnya diukur.
Selanjutnya, Widoyoko (2014: 172) mengemukakan bahwa validitas
instrumen dibagi menjadi 5 jenis, antara lain:
a) Validitas isi
Instrumen yang harus mempunyai validitas isi adalah instrumen yang
berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar. Sebuah tes dikatakan
mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur kompetensi yang
dikembangkan beserta indikator dan materi pembelajarannya.
b) Validitas konstruk
Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen
mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar
penyusunan instrumen.
c) Validitas butir
Validitas butir soal didapat melalui uji coba lapangan.
d) Validitas kesejajaran
hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada, dalam arti memiliki
kesejajaran dengan kriteria yang sudah ada.
e) Validitas prediksi
Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas prediksi atau vailiditas
ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang
akan terjadi pada masa yang akan dapat mengenai hal yang sama.
Validitas prediktif ini biasanya digunakan untuk menguji validitas
instrumen bentuk tes.
b. Reliabilitas
Suprananto (2012: 82) menyatakan bahwa reliabilitas mengacu pada
konsistensi dari suatu pengukuran. Menurut Sudjana (2009: 16)
reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat penilaian dalam menilai
apa yang dinilainya. Sementara itu, Sulistyorini (2009: 166) berpendapat
bahwa reliabilitas adalah tes yang dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Sedangkan Widoyoko (2012: 157) mengemukakan bahwa
instrumen tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang
tetap atau ajeg apabila diteskan berkali-kali. Dari pendapat para ahli
diatas dapat dirumuskan bahwa reliabilitas merupakan suatu tes yang
c. Karakteristik Butir Soal
1) Daya Pembeda
Suwarto (2013: 108) mengatakan bahwa daya pembeda suatu
butir tes berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal
membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan
perbedaan yang ada pada kelompok itu. Indeks daya pembeda
dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu
kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang
berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok
peserta tes yang berkemampuan rendah. Menurut Arikunto (2012:
226) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Sementara itu,
Sudjana (2009: 141) menyatakan bahwa analisis daya pembeda
mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui
kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu
(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah
prestasinya. Artinya, bila soal tersebut diberikan kepada anak yang
mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi, dan bila diberikan
kepada siswa yang lemah, hasilnya rendah. Dari pendapat para ahli
diatas maka dapat disimpulkan bahwa analisis daya pembeda adalah
untuk membedakan siswa yang tergolong berprestasi dan siswa yang
tidak berprestasi.
2) Tingkat Kesukaran
Arikunto (2012: 222) berpendapat bahwa soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah atau tidak teralalu sulit. Besarnya indeks
kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini
menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0
menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0
menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Sementara itu,
Surapranata (2004: 11) juga menyatakan bahwa sangat penting untuk
melihat tingkat kesukaran soal untuk menyediakan berbagai macam
alat diagnostik kesulitan peserta didik atau meningkatkan penilaian
berbasis kelas. Tingkat kesukaran soal bisa saja ditentukan oleh
kedalaman soal, kompleksitas atau hal-hal yang berkaitan dengan
kemampuan yang akan diukur. Menurut Sudjana (2009: 135) tingkat
kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa
dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut pandang pembuat soal.
Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran
soal adalah penentuan proporsi dan kategori soal yang termasuk
mudah, sedang dan sukar. Perbandingan proporsi jumlah soal untuk
tiga kategori tersebut didasarkan atas kurva normal. Sebagian besar
soal berada pada kategori sedang, sebagian lagi berada pada kategori
antara soal yang mudah-sedang-sukar dapat dibuat 3-4-3, 30% soal
dengan kategori mudah, 40% soal dengan kategori sedang dan 30%
soal dengan kategori sukar.
Widoyoko (2014: 165) menyatakan bahwa tingkat kesukaran
yang baik pada suatu tes adalah 25% mudah, 50% sedang, dan 25%
sukar. Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan peserta didik dalam
menjawab soal. Jika dari 50 peserta didik, semua dapat menjawab soal
dengan benar maka soal dapat dikatakan mudah, namun jika dari 50
peserta didik, hanya satu yang menjawab benar maka dapat dikatan
bahwa soal tersebut masuk kedalam kategori sukar.
3) Analisis Pengecoh
Purwanto (2009: 108) mengemukakan bahwa pengecoh adalah
pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh
diadakan untuk menyesatkan siswa agar tidak memilih kunci jawaban.
Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak ada siswa
yang terkecoh memilih. Pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan
baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi
peserta tes yang kurang memahami materi (Arikunto 2011: 233).
Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengecoh
adalah pilihan jawaban yang dibuat agar siswa yang kurang
memahami materi terkecoh oleh pilihan jawaban yang bukan
dengan baik apabila paling tidak ada siswa yang memilih pengecoh
sebagai kunci jawaban.
3. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Purwanto (2014: 83-94) menyatakan bahwa terdapat prosedur
pengembangan tes hasil belajar, antara lain:
1. Identifikasi hasil belajar
Hasil belajar harus diidentifikasi bidang studi yang akan diukur dan
aspek mana yang diukur ranah kognitif, afektif atau psikomotornya.
2. Deskripsi materi
Materi sangat menentukan dalam pengembangan tes hasil belajar.
Materi menjadi acuan dalam memahami hasil belajar, maka materi yang
dikembangkan adalah yang berhubungan dengan hasil belajar.
3. Pengembangan spesifikasi
Spesifikasi dikembangkan agar dua atau lebih pengembangan tes hasil
belajar menghasilkan tes hasil belajar yang sama kualitasnya. Dengan
demikian pengembangan tes hasil belajar oleh dua orang atau lebih
akan memberikan hasil yang sama.
4. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban
Butir tes ditulis untuk mengukur variabel dengan berpedoman pada
kisi-kisi. Kisi-kisi tes adalah rancangan sebagai dasar penulisan butir
5. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar
Instrumen uji coba tes hasil belajar ditulis berdasarkan kisi-kisi.
Jawaban siswa peserta uji coba diubah menjadi skor. Skor-skor
selanjutnya menjadi data uji coba hasil belajar.
6. Uji kualitas tes hasil belajar
Uji kualitas dilakukan untuk menjamin bahwa tes hasil belajar layak
sebagai sebuah alat ukur. Jika uji kualitas menunjukkan bahwa tes hasil
belajar memenuhi syarat, maka tes hasil belajar dapat digunakan untuk
mengukur atau mengumpulkan data hasil belajar.
7. Kompilasi tes
Setelah uji coba, butir yang jelek akan dibuang dan menata butir yang
baik. Butir kompilasi adalah butir yang siap digunakan untuk
mengumpulkan data hasil belajar.
Selain itu Mardapi (2008: 88) juga mengemukakan bahwa ada 8 langkah
yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi belajar,
yaitu:
1. Menyusun spesifikasi tes
Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan
spesifikasi tes, yaitu berisi tentang uraian yang menunjukkan
keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes.
2. Menulis soal tes
Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi
pada kisi-kisi yang telah dibuat. Langkah ini perlu dilakukan secara
hati-hati agar keseluruhan tes dapat berkualitas baik.
3. Menelaah soal tes
Setelah soal dibuat, perlu dilakukan telaah atas soal tersebut. Hal ini
perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam
pembuatannya masih ditemukan kekurangan atau kesalahan.
4. Melakukan uji coba tes
Sebelum soal digunakan dalam tes yang sesungguhnya, uji coba perlu
dilakukan untuk semakin memperbaiki kualitas soal.
5. Menganalisis butir soal
Melalui analisis butir soal ini dapat diketahui antara lain: tingkat
kesukaran butir soal, daya pembeda dan juga efektivitas pengecoh.
6. Memperbaiki tes
Setelah uji coba dilakukan dan kemudian dianalisis, perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai
dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan atas butir
soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih
belum baik.
7. Merakit tes
Merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan tes. Keseluruhan butir
perlu disusun secara hati-hati menjadi kesatuan soal tes yang terpadu.
8. Melaksanakan tes
9. Menafsirkan hasil tes
Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini
kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah
dan tinggi.
4. Matematika
Kline (dalam Runtukahu, 2014: 28) mengatakan bahwa matematika
adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu
manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi
dan alam. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
(2008: 888) matematika adalah ilmu tentang bilangan atau hubungan antar
bilangan-bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan. Dari pendapat
para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu
yang berkaitan dengan bilangan dan hubungan antar bilangan.
5. Kompetensi dasar
Menurut Dikmenun (dalam Taniredja, 2010: 94) standar
kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika
yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya
dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam komponen
kompetensi dasar serta hasil belajarnya, indikator, dan materi pokok untuk
setiap aspeknya. Kusaeri (2014: 30) mendefinisikan bahwa kompetensi
dasar adalah tujuan pembelajaran yang mempunyai cakupan yang luas.
adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam
mata pelajaran sebagai keterangan lebih lanjut dari indikator mata
pelajaran tersebut. Dari beberapa definisi ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa kompetensi dasar adalah tujuan untuk melihat kemampuan siswa
dari indikator mata pelajaran.
a. Operasi perkalian dan pembagian
Menurut Purwanto, dkk (2003) perkalian adalah penjumlahan
berulang dari bilangan yang sama. Contohnya 4 x 5= 5+5+5+5+5= 20.
Pembagian merupakan pengurangan berulang. Pembagian dapat dihitung
dengan cara pengurangan berulang. Contohnya 15:3= 15-3-3-3-3-3= 0.
Ada 5 pengurangan berulang agar bilangan tersebut habis atau sisa 0.
b. Operasi hitung campuran
Menurut Gunanto (2010: 38) operasi hitung campuran adalah
operasi hitung yang mengandung paling sedikit 2 operasi hitung yang
berbeda. Tim Bina Matematika (2011: 19) mengemukakan bahwa
terdapat beberapa langkah pengerjaan operasi hitung campuran yaitu 1)
operasi di dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu, 2) perkalian
dan pembagian dikerjakan urut dari kiri, 3) penjumlahan dan
6. Taksonomi Bloom
Anderson & Kratwohl (2010: 99) mengatakan bahwa proses kognitif
menurut Benyamin Bloom yang telah direvisi yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
a. Mengingat
Mengingat adalah proses seseorang mengambil pengetahuan yang
dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat
penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan
masalah karena pengetahuan dipakai dalam tugas-tugas yang lebih
kompleks. Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam proses
mengingat diantaranya menyebutkan, mengidentifikasi, menunjukkan,
memberi label, memberi kode, menyatakan, menjelaskan.
b. Memahami
Proses memahami adalah proses ketika seseorang dapat mengkontruksi
makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan
ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar
komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami meliputi
menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum,
menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan dalam proses memahami diantaranya
memperkirakan, mengkategorikan, merinci, membandingkan,
menguraikan, membedakan, mencontohkan, mengemukakan,
c. Mengaplikasikan
Proses mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu
untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.
Mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif yakni mengeksekusi
dan mengimplementasikan. Kata kerja operasional yang dapat
digunakan dalam proses kognitif mengaplikasikan diantaranya
mengurutkan, menentukan, menyesuaikan, memodifikasi,
mengklasifikasi, mengurutkan, menggunakan, mengemukakan,
menyusun, melakukan.
d. Menganalisis
Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi
bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian
dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses
menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan,
mengorganisasi dan mengatribusikan. Kata kerja operasional yang
dapat digunakan dalam proses menganalisis diantaranya memecahkan,
menganalisis, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, menyimpulkan,
menelaah, mengaitkan, mengukur.
e. Mengevaluasi
Proses mengevaluasi membuat keputusan atau memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditentukan atau berlaku.
Kriteria yang sering digunakan adalah kualitas, efektifitas, efisiensi dan
mengevaluasi diantaranya membandingkan, menyimpulkan, menilai,
mengarahkan, mengkritik, memutuskan, merangkum, memilih,
memperjelas, memprediksi.
f. Mencipta
Proses mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi
sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan dalam
mencipta adalah untuk meminta siswa membuat sebuah produk baru
dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola
yang tidak pernah ada sebelumnya. Kata kerja operasional yang dapat
digunakan dalam proses mencipta diantaranya mengumpulkan,
mengkategorikan, mengkombinasikan, menyusun, menghubungkan,
menciptakan, mengkreasikan, merencanakan, menggabungkan,
merumuskan.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut adalah hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan
pengembangan tes.
Penelitian pertama adalah Pengembangan Buku Prototype Tes Hasil
Belajar Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan
Bulat Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar yang ditulis oleh Hutagaol,
Theresia Eva Nanda (2016). Penelitian pengembangan tes hasil belajar
bentuk pilihan ganda ini menggunakan metode penelitian dan
pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD dan
mendeskripsikan kualitas prodik tes hasil belajar pada mata pelajaran
matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa
kelas V SD. Hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh 38% soal
valid, soal termasuk reliabel, daya beda butir tes yaitu kategori baik 75%
dan kategori baik sekali 25%, tingkat kesukaran butir tes diperoleh hasil
yaitu kategori mudah 0%, kategori sedang 50% dan kategori sukar 50%,
terdapat 3 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.
Penelitian kedua dilakukan oleh Mardhiyanti, dkk (2013) yang
meneliti tentang pengembangan soal matematika model PISA untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan soal matematika model PISA
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar
yang valid dan praktis dan mengetahui efek potensial soal matematika
model PISA terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD.
Berdasarkan hasil analisis data maka dapat dismpulkan bahwa (1) penelitian
ini telah menghasilkan suatu produk soal matematika model PISA untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa SD yang valid dan
praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator yang menyatakan
bahwa soal sudah baik secara konten (sesuai dengan ciri PISA dan indikator
kemampuan komunikasi sistematis), konstruk (mengembangkan
kemampuan komunikasi matematis, kaya dengan konsep, sesuai dengan
dan bahasa (sesuai dengan EYD, soal tidak berbelit-belit, soal tidak
mengandung penafsiran ganda, batasan pertanyaan dan jawaban jelas).
Selain itu kevalidan soal juga tergambar dari hasil analisis butir soal pada
siswa non subjek penelitian. Praktis tergambar dari hasil uji coba pada small
group dimana sebagian besar siswa dapat memahami soal dengan baik (2)
prototipe soal matematika model PISA yang dikembangkan memiliki efek
potensial yang positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa
SD, hal ini terlihat dari skor rata-rata siswa yang mencapai 47,89 dari skor
maksimal 82 (termasuk kategori kemampuan komunikasi matematis baik)
pada indikator komunikasi matematis yaitu menghubungkan benda nyata,
gambar, atau diagram ke dalam ide matematika; menjelaskan ide, situasi,
atau relasi matematika dengan benda nyata, gambar, atau diagram;
kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi atau simbol
matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menarik
kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap solusi.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Hayati, Nila (2013) yang meneliti
tentang pengembangan butir soal matematika SD di Kabupaten Lombok
Timur sebagai upaya dalam pengadaan bank soal. Penelitian ini bertujuan
untuk menghasilkan butir-butir soal yang berkriteria baik dan melakukan
penyetaraan butir soal perangkat tes mata pelajaran matematika SD yang
disiapkan untuk bank soal. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan dari 40
butir soal perangkat tes MAT_1 diperoleh 28 butir soal, sedangkan
dimasukkan ke dalam bank soal. Ke 52 butir soal dari perangkat tes MAT_
dan MAT_2 diarsip secara digitas dengan aplikasi komputer.
Dalam penelitian relevan yang pertama membahas mengenai
pengembangan tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung
campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar dimana
penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dalam
hal pengembangan tes hasil belajar matematika. Kebaruan dalam penelitian
yang dilakukan peneliti adalah tes matematika yang dikembangkan dengan
menggunakan subjek penelitian siswa kelas IV SD dan materi yang dipilih
adalah perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran. Dalam penelitian
relevan kedua membahas mengenai pengembangan soal matematika model
PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah
dasar dimana hal tersebut juga relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yaitu pengembangan tes matematika. Kebaruan yang dilakukan
peneliti dalam penelitian ini adalah mengembangkan tes hasil belajar
menggunakan taraf kognitif Taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Pada
penelitian relevan ketiga membahas mengenai pengembangan butir soal
matematika SD di Kabupaten Lombok Timur sebagai upaya dalam
pengadaan bank soal, hal tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu pengembangan tes hasil belajar matematika. Kebaruan yang
dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan analisis
Berdasarkan ketiga penelitian di atas, peneliti ingin membuat produk
tes hasil belajar matematika untuk kelas IV. Salah satu kelebihan dalam
penelitian ini adalah pengembangan produk tes hasil belajar untuk kelas IV
yang memiliki karakteristik tes yang baik serta belum ada yang melakukan
penelitian yang sama dengan peneliti dalam melakukan penelitian
pengembangan dengan judul” Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika
Materi Perkalian, Pembagian dan Operasi Hitung Campuran untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar, peneliti akan mengacu pada ketiga penelitian di
atas. Literatur map dari ketiga penelitian relevan tersebut dapat dilihat pada
bagan 2.1
Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan
adalah tes yang valid, reliabel, memiliki karateristik butir soal yang memiliki
daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh. Namun, pada Hutagaol,Theresia
Yang akan diteliti (2017):
Pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran