Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE GICK PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN KESADAHAN AIR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh Evi Setianingsih
0905876
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE GICK PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN KESADAHAN AIR
Oleh
Evi Setianingsih
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Evi Setianingsih 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu EVI SETIANINGSIH
0905876
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE GICK PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN KESADAHAN AIR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Dosen Pembimbing I
Dr. Momo Rosbiono, M.Pd., M.Si. NIP. 195712111982031006
Dosen Pembimbing II
Dr. Hernani, M.Si. NIP. 196711091991012001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
FPMIPA UPI
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pembelajaran yang umumnya masih banyak menerapkan metode ceramah sehingga konsep-konsep kimia kurang disentuh kebermanfaatannya dalam menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari. Permasalahan kesadahan air sangat dekat dengan siswa, namun sebagian besar siswa tidak mengetahuinya terlebih lagi dalam penanganannya. Oleh karena itu sangat penting untuk diterapkan sebagai topik pembelajaran di Sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif yang melibatkan 40 siswa kelas XII IPA pada salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Instrumen penelitian yang digunakan berupa format penilaian performa guru, format penilaian performa siswa dan butir soal tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving tipe Gick dilihat dari performa guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tergolong kategori sangat baik. Dilihat dari performa siswa selama pembelajaran yang ditinjau dari aspek kemampuan pemecahan masalah (kognitif) tergolong kategori baik, sikap selama pembelajaran tergolong sangat baik dan kinerja saat melakukan eksperimen tergolong kurang. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sebelum dan setelah dilakukan pembelajaran problem solving dilihat dari peningkatannya pada setiap tahap, yaitu mengidentifikasi, mencari penyelesaian dan menerapkan penyelesaian masalah bagian eksperimen serta evaluasi tergolong kategori sedang. Melihat proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air dari performa guru dan siswa dapat terlaksana dengan baik, layak diterapkan sebagai pembelajaran di Sekolah baik dari segi waktu maupun untuk meningkatkan performa guru dan siswa.
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Abstract
This research is depended on the problem of learning that generally is still applying the lecture method, so that the chemical concepts touchless the advantage in solving problems at daily life. Problems water hardness is very close to the students, but a lot of students do not know what's more to handle. Therefore it is very important to apply as a topic of learning in school. This research aimed to get information on the process of problem solving and learning outcomes of gick type of problem solving in context of handling water hardness. This research is an evaluative study involving 40 students of class XII science on one of high schools in Bandung. The research instrument that used teacher's performance appraisal form, students performance appraisal form and test items. The results showed that the Gick type of learning problem solving looked by the performance of teachers in planning and implementing learning very well classified category. Judging from the performance of the students during the learning aspect in terms of problem-solving abilities (cognitive) belong to either category, the attitude for learning and performance as very good while doing experiments relatively less. The ability of students to solve problems before and after the learning problem solving views of improvement at each stage of identifying, finding a solution and apply problem-solving part of the experiment and evaluation were classified category. Seeing the process of problem solving and learning outcomes in the context of type Gick handling water hardness of the performance of teachers and students can be done well, worth learning in school is applied as well in terms of time as well as to improve the performance of teachers and students.
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick ... 8
B.Perencanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick ... 12
C.Pelaksanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick ... 14
D.Penilaian Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick ... 17
E. Tinjuan Konteks Masalah Penanganan Kesadahan Air ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 24
B.Desain Penelitian ... 24
C.Prosedur Penelitian ... 27
D.Definisi Operasional ... 29
E. Instrumen Penelitian ... 30
F. Validasi Instrumen ... 33
G.Teknik Pengumpulan Data ... 33
H.Pengolahan dan Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Performa Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Konteks Penanganan Kesadahan Air ... 38
1. Performa Guru ... 38
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
b. Pelaksanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick dalam Konteks
Penanganan Kesadahan Air ... 42
2. Performa Siswa ... 49
B.Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah ... 77
1. Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 78
2. Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 83
3. Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah ... 87
a. Eksperimen ... 87
b. Evaluasi ... 90
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 95
B.Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 100
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat Kesadahan ... 21
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 33
Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan ... 34
Tabel 3.3 Interpretasi Skor n-gain ... 36
Tabel 4.1 Penilaian Performa Guru (RPP) ... 38
Tabel 4.2 Penilaian Performa Guru (Pelaksanaan Pembelajaran) ... 43
Tabel 4.3 Jawaban Setiap Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 1 LKS 1 ... 52
Tabel 4.4 Jawaban Semua Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 2 dan 3 LKS 1 ... 53
Tabel 4.5 Jawaban Semua Kelompok pada Pertanyaan Nomor 4 LKS 1 ... 54
Tabel 4.6 Jawaban Setiap Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 5 LKS 1 ... 56
Tabel 4.7 Jawaban Setiap Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 6 LKS 1 ... 60
Tabel 4.8 Jawaban Setiap Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 7 LKS 1 ... 61
Tabel 4.9 Alat dan Bahan yang Dirancang oleh Kelompok 1 ... 65
Tabel 4.10 Alat dan Bahan yang Dirancang oleh Guru ... 66
Tabel 4.11 Langkah Kerja yang Dirancang Siswa dan Guru ... 67
Tabel 4.12 Rancangan Tabel Pengamatan yang Dibuat Guru ... 68
Tabel 4.13 Jawaban Semua Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 1 sampai Nomor 4 LKS 2 ... 72
Tabel 4.14 Jawaban Semua Kelompok Pada Pertanyaan Nomor 5 LKS 2 dan Jawaban yang Seharusnya ... 73
Tabel 4.15 Kelebihan, Kekurangan dan Saran yang Diungkapkan Setiap Kelompok ... 74
Tabel 4.16 Jawaban Siswa S14 pada Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 80
Tabel 4.17 Jawaban yang Diungkapkan Siswa S14 Pada Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 84
Tabel 4.18 Rancangan Percobaan untuk Wacana Permasalahan I ... 88
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Problem Solving Tipe Gick ... 10 Gambar 2.2 Langkah-langkah dalam proses problem solving ... 11 Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 26 Gambar 4.1 Kemampuan Rata-rata Setiap Kelompok Pada Tahap Mengidentifikasi
Masalah ... 51 Gambar 4.2 Kemampuan Rata-rata Setiap Kelompok Pada Tahap Mencari
Penyelesaian Masalah ... 58 Gambar 4.3 Kemampuan Rata-rata Setiap Kelompok Pada Tahap Menerapkan
Penyelesaian Masalah (Eksperimen) ... 64 Gambar 4.4 Kemampuan Rata-rata Setiap Kelompok Pada Tahap Menerapkan
Penyelesaian Masalah (Evaluasi) ... 71 Gambar 4.5 Kemampuan Siswa Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 79 Gambar 4.6 Kemampuan Siswa Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 83 Gambar 4.7 Kemampuan Siswa Tahap Menerapkan Penyelesain Masalah
(Eksperimen) ... 87 Gambar 4.8 Kemampuan Siswa Tahap Menerapkan Penyelesain Masalah
(Evaluasi) ... 90 Gambar 4.9 Rata-rata Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 100
Lampiran A.2 Naskah Bahan Ajar ... 121
Lampiran A.3 Lembar Kerja Siswa ... 125
Lampiran B.1 Format Penilaian Performa Guru (RPP) ... 135
Lampiran B.2 Format Penilaian Performa Guru (Pelaksanaan Pembelajaran) ... 137
Lampiran B.3 Format Penilaian LKS ... 140
Lampiran B.4 Kriteria Penilaian LKS ... 146
Lampiran B.5 Lembar Observasi Sikap Siswa ... 157
Lampiran B.6 Lembar Observasi Kinerja Siswa ... 159
Lampiran B.7 Soal Tes ... 162
Lampiran B.8 Kriteria Penilaian Soal Tes ... 168
Lampiran C.1 Hasil Penilaian LKS Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 180
Lampiran C.2 Hasil Penilaian LKS Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 182
Lampiran C.3 Hasil Penilaian LKS Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah (Eksperimen) ... 184
Lampiran C.4 Hasil Penilaian LKS Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah (Evaluasi) ... 186
Lampiran C.5 Hasil Observasi Sikap Siswa ... 188
Lampiran C.6 Hasil Observasi Kinerja Siswa ... 190
Lampiran C.7 Hasil Penilaian Soal Tes Tahap Mengidentifikasi Masalah ... 194
Lampiran C.8 Hasil Penilaian Soal Tes Tahap Mencari Penyelesaian Masalah ... 196
Lampiran C.9 Hasil Penilaian Soal Tes Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah (Eksperimen) ... 198
Lampiran C.10 Hasil Penilaian Soal Tes Tahap Menerapkan Penyelesaian Masalah (Evaluasi) ... 200
Lampiran D.1 Bukti Validasi ... 202
Lampiran D.2 Surat Izin Penelitian ... 218
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah (Depdiknas, 2007: 459).
Pendidikan kimia sebagai bagian dari pendidikan IPA memiliki karakteristik
yang sama. Terlebih lagi jika dilihat berdasarkan standar isi mata pelajaran kimia,
materi yang diajarkan banyak yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu, pembelajaran di sekolah menjadi sorotan penting untuk
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan kimia diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Hal tersebut dapat terwujud dengan suatu pembelajaran yang
terstruktur dan diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat
suatu karya melalui penerapan konsep-konsep kimia serta dapat menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah.
Pada pembelajaran di sekolah, guru dan siswa memegang peranan penting yang
mengharuskan semuanya dapat bersinergi satu sama lain. Guru dalam hal ini, dituntut
2
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
belajar serta kemampuan siswa. Namun, yang ada di lapangan pembelajaran lebih
terpusat pada guru (teacher centered), sehingga banyak siswa yang kurang dapat
memahami esensi dari materi yang disampaikan. Sebagian besar siswa hanya
menghafal rumus dan materi tanpa mengetahui dari mana diperolehnya dan
kegunaannya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator keberhasilan belajar siswa salah satunya dapat dilihat dari
kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Namun sebagian besar siswa hanya
dapat menyelesaikan permasalahan dalam bentuk soal dengan menggunakan rumus
yang tersedia tanpa mengetahui maknanya. Seperti yang diungkapkan oleh Stice
(1987) bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih sangat rendah
atau dengan kata lain siswa masih kesulitan dalam mewujudkan proses pemecahan
masalah.
Hal serupa pun terjadi pada pelajaran kimia. Siswa hanya mengetahui konsep
dan prinsip tersebut dengan cara diberikan langsung oleh guru, tanpa mengetahui dari
mana dan untuk apa konsep tersebut diberikan. Akibat cara pembelajaran seperti itu
menyebabkan siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan secara
hafalan tanpa makna. Pembelajaran kimia seperti ini membuat siswa beranggapan
bahwa kimia merupakan pelajaran yang terpisah dari dunia tempat mereka berada
(Firman, 2007: 2). Oleh karena itu, ketika dihadapkan dengan permasalahan yang ada
di kehidupan nyata, siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Melihat tuntutan kurikulum mata pelajaran kimia yang terdapat dalam Standar
Isi Mata Pelajaran Kimia (Depdiknas, 2007: 460) salah satunya memiliki kemampuan
untuk memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya
dalam penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
teknologi. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan suatu pembaharuan dalam
pembelajaran kimia di kelas, salah satunya dengan menerapkan pembelajaran yang
3
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Pemecahan masalah merupakan suatu keterampilan yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu masalah. Pembelajaran problem solving merupakan bentuk
pembelajaran yang berlandaskan paradigma konstruktivisme yang aktivitasnya
bertumpu kepada masalah dengan penyelesaian dilandaskan atas konsep dasar bidang
ilmu tertentu (Rosbiono, 2007: 9). Pembelajaran pemecahan masalah menekankan
agar pembelajaran memberikan kemampuan bagaimana cara memecahkan masalah
yang objektif dan tahu benar apa yang dihadapi. Pemecahan masalah merupakan
suatu kegiatan yang melibatkan pembentukan aturan-aturan tingkat tinggi. Oleh
karena itu, siswa harus memiliki berbagai prasyarat seperti konsep-konsep dasar,
prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan tertentu.
Pembelajaran pemecahan masalah memiliki beberapa tipe dengan kelebihannya
masing-masing. Pembelajaran pemecahan masalah yang digunakan, yaitu
pembelajaran pemecahan masalah tipe Gick. Pembelajaran pemecahan masalah yang
diungkapkan oleh Gick merupakan penyempurnaan dari model yang diungkapkan
oleh Bransford. Tipe ini dipilih karena merupakan pembelajaran yang cukup
sederhana untuk diterapkan di kelas dan terdapat siklus pada setiap tahapnya. Adanya
siklus pada setiap tahap ini membuat siswa selalu berpikir apakah hal yang telah
mereka lakukan dan tentukan sudah sesuai dengan yang seharusnya. Selain itu, tipe
Gick ini cocok diterapkan untuk masalah yang diselesaikan dengan eksperimen. Pada
saat pembelajaran siswa sendiri yang menyusun dan melakukan eksperimen guna
menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Siklus yang terdapat pada tipe ini,
sangat berguna ketika eksperimen yang dilakukan siswa gagal, maka dapat diulangi
dengan kembali menganalisis pemecahan masalah yang sesuai (Kirkley, 2003: 4).
Pembelajaran pemecahan masalah benar-benar berangkat dari masalah yang ada
di kehidupan siswa, kemudian siswa sendiri yang harus menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Guru dalam pembelajaran problem solving bertindak sebagai
pembimbing, fasilitator, pengelola kelas dan evaluator. Pembelajaran pemecahan
masalah dapat membuat siswa lebih aktif baik dalam hal intelektual, kreativitas,
4
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
memiliki sisi positif, yaitu konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya akan
digunakan kembali untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Dengan begitu
siswa dituntut untuk memaknai setiap konsep yang telah dipelajari dan bisa
mengkaitkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Oleh karena itu,
setiap konsep akan lebih mudah untuk diingat karena sering digunakan dalam
memecahkan permasalahan yang diberikan.
Telah banyak dilakukan penelitian mengenai penerapan pembelajaran problem
solving. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Gok dan Silay (2010: 16) bahwa
terjadi peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam mengidentifikasi masalah,
memberi solusi, dan mengevaluasi hasil. Selain kemampuan kognitif, sikap siswa
selama pembelajaran juga menjadi lebih baik terutama dari motivasi yang
ditunjukkan untuk menyelesaikan suatu masalah. Begitu pula dengan penelitian yang
dilakukan Damayanti (2008: 89), menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model
problem solving pada materi penerapan Ksp dalam reaksi pengendapan diperoleh
kemampuan pemecahan masalah siswa berada dalam kategori baik. Penelitian Ni’matul (2012: 98) juga menunjukkan penerapan pembelajaran model problem
solving pada subpokok materi reaksi pengendapan menghasilkan kemampuan
berpikir kritis siswa pada kategori baik.
Pembelajaran poblem solving digunakan untuk memecahkan masalah yang
dekat dengan kehidupan siswa. Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah
masalah air sadah yang cukup meresahkan masyarakat bahkan siswa pun dapat
mengalaminya. Salah satu dampak dari air sadah yang dirasakan oleh siswa adalah
berkurangnya busa pada saat penggunaan sabun, sehingga diperlukan sabun dengan
jumlah yang cukup banyak dan mengakibatkan pemborosan. Selain itu, air sadah
dapat menimbulkan kerak pada pipa saluran air, pada alat-alat masak dan mencemari
lingkungan akibat terbentuknya limbah sabun yang tidak berbusa. Seperti yang
diungkapkan oleh Derlismawan (2008: 19) kelebihan ion kalsium dapat
mengakibatkan pembentukan kerak pada pipa saluran air yang disebabkan oleh
5
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Kesadahan di sini merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion atau
kation logam bervalensi dua, kation tersebut difokuskan pada ion Ca2+ dan ion Mg2+.
Masalah air sadah ini dapat diselesaikan oleh siswa sendiri dengan menerapkan
konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Dalam hal ini siswa sendiri yang akan
menentukan rangkaian eksperimen yang harus dilakukan untuk memecahkkan
masalah tersebut, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator yang akan
mengarahkan siswa agar diperoleh penyelesaian yang sesuai. Siswa akan diberikan
kesempatan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang paling optimal
diantara beberapa penyelesaian yang diperoleh. Oleh karena itu siswa harus memiliki
konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori yang berkaitan dengan cara
menghilangkan kesadahan air.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE GICK PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN KESADAHAN
AIR”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini adalah pembelajaran di sekolah masih banyak
yang menggunakan metode ceramah, latihan soal, tanya jawab dan diskusi biasa
untuk menjelaskan suatu konsep tertentu. Pembelajaran tersebut kurang bisa
meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir, bertindak dan bersikap. Melihat
tuntutan kurikulum mata pelajaran kimia yang terdapat dalam Standar Isi Mata
Pelajaran Kimia (Depdiknas, 2007: 460) salah satunya memiliki kemampuan untuk
memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dalam
penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
teknologi. Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat menjawab
tuntutan kurikulum tersebut. Salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu
6
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran problem solving merupakan pembelajaran yang menuntut siswa
dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah dengan
menerapkan metode ilmiah yang telah dipelajari sebelumnya. Selain itu diperlukan
konsep-konsep tertentu sebagai prasyarat untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Pembelajaran problem solving dapat membuat konsep-konsep yang telah
dipelajari menjadi lebih bermakna.
Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses
dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan
kesadahan air pada siswa SMA?”
Uraian permasalahan umum di atas, dinyatakan menjadi pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana performa guru dan performa siswa pada pembelajaran problem
solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air?
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real life terkait
konteks penghilangan ion-ion penyebab kesadahan air?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka tujuan dari penelitian ini
diuraikan sebagai berikut.
1. Memperoleh informasi mengenai performa guru (perencanaan dan pelaksanaan)
pada pembelajaran problem solving tipe Gick dalam konteks penanganan
kesadahan air.
2. Memperoleh informasi mengenai performa siswa pada pembelajaran problem
solving tipe Gick dalam konteks penanganan kesadahan air.
3. Memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
7
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru
Memberikan masukan dan inspirasi kepada guru mengenai proses pembelajaran
problem solving.
2. Bagi siswa
Membentuk karakter siswa dalam hal meningkatkan kemampuan intelektual, rasa
ingin tahu, kemandirian, percaya diri, kemampuan mengambil keputusan dan
motivasi belajar agar dapatdiaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi peneliti
Menambah kompetensi dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
menggunakan pembelajaran problem solving.
4. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai salah satu referensi untuk
penelitian selanjutnya yang akan meneliti mengenai penerapan problem solving
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di salah satu sekolah menengah atas negeri yang ada di
kota Bandung. Subyek penelitian adalah 40 siswa SMA kelas XII IPA. Subyek yang
dipilih kelas XII karena pada penelitian ini diharapkan siswa telah mendapatkan dan
mempelajari materi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluatif. Penelitian
evaluatif adalah suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan
menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu
praktik (pendidikan). Nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan didasarkan atas
hasil pengukuran atau pengumpulan data dengan menggunakan standar atau kriteria
tertentu yang digunakan secara absolut atau relatif (Sukmadinata, 2012: 120).
Pada penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan pembelajaran problem
solving tipe Gick dalam bentuk perencanaan dan pelaksanaan ditinjau dari performa
guru dan siswa sesuai dengan situasi sebenarnya, kemudian mengevaluasi
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real life terkait konteks penanganan
kesadahan air sesuai tahapan problem solving tipe Gick.
Performa guru yang diamati dilihat dari kemampuannya dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahapan problem solving tipe Gick.
Performa siswayang diamati dilihat dari tigas aspek, yaitu kognitif (kemampuannya
dalam memecahkan masalah saat pembelajaran), sikap selama pembelajaran dan
25
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada rumusan masalah kedua
merupakan hasil belajar dari pembelajaran problem solving yang telah dilakukan.
Dalam hal ini dilihat sejauh mana siswa dapat menyelesaikan masalah real life terkait
penghilangan ion-ion penyebab kesadahan dengan menerapkan tahapan-tahapan
pemecahan masalah yang digunakan saat pembelajaran. Kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah diperoleh dari hasil pretes dan postes yang dilihat
peningkatannya.
Desain penelitian yang dilakukan dibuat lebih rinci pada alur penelitian. Alur
penelitian disusun agar penelitian dapat berlangsung secara terarah, sistematis dan
26
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Identifikasi Permasalahan Pembelajaran Kimia
Identifikasi materi kimia terkait dalam Standar Isi Mata Pelajaran Kimia
Identifikasi alternatif pemecahan masalah
kesadahan air Studi Pustaka mengenai
Pembelajaran Problem
Solving Tipe Gick
Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP, Naskah Bahan
Ajar dan LKS) Pembuatan Instrumen Penelitian
(format penilaian performa guru, format penilaian performa
siswa dan soal tes)
Validasi Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran Perbaikan Instrumen Perbaikan Perangkat Pembelajaran Pelaksanaan Pretes Pelaksanaan Pembelajaran
problem solving tipe Gick
Pelaksanaan observasi performa guru (pelaksanaan)
Pelaksanaan Postes (Soal Tes)
Pengolahan data
Analisis dan Interpretasi data Penarikan Simpulan Penilaian RPP Pelaksanaan observasi performa siswa Tahap Pelaksanaan Tahap Pengolahan Data dan Penarikan
Simpulan Tahap Persiapan
27
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi ke dalam empat tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan,
pengolahan dan analisis data serta penarikan simpulan. Keempat tahapan tersebut
diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Mengidentifikasi masalah penelitian.
b. Melakukan studi pustaka berkaitan dengan pembelajaran problem solving tipe
Gick.
c. Melakukan studi pustaka mengenai permasalahan yang cocok diberikan sebagai
masalah dalam pembelajaran kimia di kelas.
d. Mengkonsultasikan beberapa permasalahan yang diperoleh kepada dosen
pembimbing
e. Memilih masalah kesadahan air yang dijadikan permasalahan dalam
pembelajaran kimia di kelas.
f. Melakukan studi pustaka mengenai permasalahan kesadahan air mulai dari
penyebab dan beberapa alternatif penyelesaiannya.
g. Analisis standar isi mata pelajaran kimia terkait materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan sebagai prasyarat untuk menyelesaikan masalah kesadahan air.
h. Menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang mengikuti pola problem solving tipe Gick, naskah bahan ajar dan
Lembar Kerja Siswa.
i. Menyusun instrumen berupa Format Penilaian LKS, soal tes, lembar penilaian
sikap dan kinerja siswa mengikuti pola problem solving yang dikembangkan oleh
Gick.
j. Menyusun format penilaian performa guru (perencanaan dan pelaksanaan).
k. Mengkonsultasikan perangkat pembelajaran dan memvalidasi istrumen.
l. Melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran dan instrumen yang telah
melalui tahap validasi.
28
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu 2. Tahap Pelaksanaan
a. Meminta evaluator untuk memberikan penilaian terhadap RPP menggunakan
format penilaian performa guru (perencanaan).
b. Pelaksanaan pretes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa
terhadap masalah-masalah real life.
c. Melakukan pembelajaran problem solving tipe Gick.
d. Saat pembelajaran melakukan penilaian terhadap:
1) Penampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan format
penilaian performa guru (pelaksanaan) .
2) Sikap siswa selama pembelajaran problem solving tipe Gick.
3) Kinerja siswa dalam melakukan eksperimen untuk menerapkan penyelesaian
masalah yang telah dipilih.
e. Melakukan postes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa
setelah melakukan pembelajaran problem solving tipe Gick terhadap
masalah-masalah real life.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
a. Mengkategorikan hasil dari format penilaian performa guru untuk melihat
keterlaksanaan pembelajaran problem solving tipe Gick dari sisi guru.
b. Mengolah jawaban siswa terhadap LKS, pretes dan postes menggunakan kriteria
yang disiapkan.
c. Mengkategorikan skor LKS untuk setiap tahap kemampuan pemecahan masalah
dan hasil penilaian sikap serta kinerja siswa untuk melihat keterlaksanaan
pembelajaran problem solving tipe Gick dari sisi siswa.
d. Mengkategorikan skor pretes dan postes untuk setiap tahap kemampuan
pemecahan masalah untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan suatu
masalah.
29
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu 4. Tahap Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah seluruh data yang diperoleh dianalisis
dan kesimpulan tersebut disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian
yang telah diajukan.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dalam menterjemahkan
beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mencantumkan
beberapa definisi terkait istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut.
1. Pembelajaran Problem solving
Problem solving merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
berlandaskan paradigma konstruktivisme yang aktivitasnya bertumpu kepada masalah
dengan penyelesaian dilandaskan atas konsep dasar bidang ilmu tertentu (Rosbiono,
2007: 9). Problem solving yang diterapkan dalam penelitian ini adalah problem
solving tipe Gick yang terdiri dari tiga tahap, yaitu mengidentifikasi masalah, mencari
penyelesaian masalah dan menerapkan penyelesaian masalah.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah
Pada pembelajaran problem solving hal yang ingin dikembangkan dari siswa
adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah menggunakan
konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan pemecahan masalah yang
dilihat mengikuti tahap-tahap yang dikembangkan oleh Gick. Pertama, kemampuan
siswa dalam mengidentifikasi masalah mencakup mengungkapkan masalah, konsep
dasar dan rumusan masalah yang ingin diselesaikan. Kedua, kemampuan siswa dalam
mencari penyelesaian masalah mencakup mencari berbagai alternatif untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi, memilih alternatif yang paling efektif dan
menjelaskan alasan pemilihan alternatif tersebut. Ketiga, kemampuan siswa dalam
menerapkan penyelesaian masalah mencakup menyusun prosedur eksperimen yang
30
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
dipilih serta kemungkinan keberhasilannya dilihat dari kelebihan dan kekurangannya.
Pada tahap ketiga, saat pelaksanaan pembelajaran selain menyusun prosedur
eksperimen juga melaksanakan prosedur tersebut, sehingga dapat dilihat kinerja siswa
saat melakukan eksperimen.
3. Kesadahan
Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan adanya ion-ion atau kation-kation
bervalensi dua seperti Fe2+, Cr2+, Mn2+, Ca2+ dan Mg2+, tetapi kation utama penyebab
kesadahan adalah ion kalsium (Ca2+) dan ion magnesium (Mg2+) (Idaman dan
Ruliasih, 2008: 387-388). Air sadah yang digunakan sebagai sumber masalah saat
pembelajaran hanya mengandung ion magnesium (Mg2+).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini disebutkan dan dijelaskan
berdasarkan rumusan masalah yang telah dirancang. Terdapat dua rumusan masalah,
yaitu keterlaksanaan pembelajaran problem solving dan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah real life. Adapun Instrumen yang digunakan sebagai berikut.
1. Format Penilaian Performa Guru
Format penilaian perfoma guru digunakan untuk menjawab rumusan masalah
pertama, yaitu memperoleh informasi mengenai performa guru selama pembelajaran
problem solving dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan. Format penilaian performa
guru mengikuti format penilaian kinerja guru seperti yang terdapat dalam Depdiknas
(2008) dengan menyisipkan tahap-tahap problem solving tipe Gick. Forrmat penilaian
performa guru dalam perencanaan pembelajaran (Lampiran B.1) digunakan untuk
memberikan penilaian terhadap RPP problem solving tipe Gick. Penilaian terhadap
RPP dilakukan oleh lima orang penilai untuk menghindari subyektifitas. Forrmat
penilaian performa guru dalam pelaksanaan pembelajaran (Lampiran B.2) digunakan
untuk memberikan penilaian terhadap guru dalam menerapkan pembelajaran problem
31
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer, yaitu guru kelas yang kelasnya
digunakan untuk penelitian.
2. Format Penilaian Performa Siswa
Format penilaian performa siswa yang digunakan terdiri dari format penilaian
Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi sikap siswa dan lembar observasi
kinerja.
a. Format Penilaian LKS
Format Penilaian LKS digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama,
yaitu untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran problem solving pada
pelaksanaan dilihat dari sisi siswa. Format Penilaian LKS (Lampiran B.3) berupa
format penilaian yang digunakan untuk menilai jawaban siswa pada LKS yang
diberikan saat pembelajaran. LKS digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah (kognitif) saat pembelajaran berlangsung.
LKS yang diberikan berfungsi sebagai penuntun saat pembelajaran untuk
menyelesaikan masalah kesadahan air. LKS yang digunakan menerapkan tahap-tahap
problem solving yang dikembangkan oleh Gick. Terdapat dua LKS yang diberikan,
yaitu LKS pertemuan 1 dan LKS pertemuan 2. LKS pertemuan 1 berisi tahap
mengidentifikasi masalah, mencari penyelesaian masalah dan menerapkan
penyelesaian masalah bagian merancang prosedur eksperimen. LKS pertemuan 2
berisi tahap menerapkan penyelesaian masalah bagian melaksanakan prosedur
eksperimen dan evaluasi terhadap hasil eksperimen. Adapun penilaian terhadap LKS
mengacu pada kriteria penilaian yang dibuat oleh peneliti.
b. Lembar Observasi Sikap Siswa
Lembar observasi sikap digunakan untuk menjawab rumusan masalah
pertama, yaitu untuk memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran
problem solving pada pelaksanaan dilihat dari sikap siswa. Lembar observasi sikap
32
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
selama melakukan pembelajaran problem solving. Penilaian terhadap sikap siswa
dilakukan dengan mengobservasi setiap tahap problem solving tipe Gick.
c. Lembar Observasi Kinerja Siswa
Lembar observasi kinerja digunakan untuk menjawab rumusan masalah
pertama, yaitu untuk memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran
problem solving pada pelaksanaan dilihat dari kinerja siswa. Lembar observasi
kinerja siswa (Lampiran B.6) merupakan alat yang digunakan untuk melihat kinerja
siswa saat melakukan eksperimen penyelesaian masalah kesadahan air. Penilaian
kinerja siswa dilakukan dengan mengobservasi keterampilan melakukan eksperimen
pada tahap problem solving menerapkan penyelesaian masalah bagian eksperimen.
3. Butir Soal Tes
Butir soal tes (Lampiran B.7) digunakan untuk menjawab rumusan masalah
kedua, yaitu untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
Butir soal yang diujikan berupa soal keterampilan pemecahan masalah yang
mengikuti pola problem solving tipe Gick. Soal yang diberikan berupan tiga set
pemecahan masalah dengan kasus real life, di mana penyelesaiannya menggunakan
konsep-konsep yang diterapkan dalam masalah penanganan kesadahan air. Setiap set
soal terdiri dari 5 pertanyaan penuntun untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.
Tahap mengidentifikasi masalah tertuang pada butir soal nomor 1 dan 2 untuk setiap
set. Tahap mencari penyelesaian masalah tertuang pada butir soal nomor 3 untuk
setiap set. Tahap menerapkan penyelesaian masalah tertuang pada butir soal nomor 4
dan 5 untuk setiap set. Pada penilaian terhadap jawaban dari setiap butir soal tes
digunakan kriteria penilaian butir soal tes (Lampiran B.8). Kriteria penilaian butir
soal tes ini berfungsi sebagai standar atas jawaban siswa sehingga dapat
meminimalisasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penilaian saat mengoreksi
33
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu F. Validasi Instrumen
Validitas suatu alat ukur menunjukan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa
yang seharusnya diukur (Firman, 2000: 106). Validitas yang digunakan pada
penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Firman (2000: 107) validitas isi
merupakan validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (content) bahan pelajaran
yang dicakup oleh alat ukur tersebut. Validitas isi terhadap instrumen ini dilakukan
berdasarkan pertimbangan dosen ahli. Adapun bukti validasi instrumen yang telah
dilakukan dapat dilihat pada lampiran D.1.
G. Teknik Pengumpulan Data
Format Penilaian Performa Guru, Format Penilaian LKS, lembar observasi
sikap dan kinerja siswa, serta butir soal tes digunakan untuk mengumpulkan data
terkait penelitian. Adapun teknik pengumpulan data disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan data
No Pengumpulan
Data Jenis Data
Sumber
Data Keterangan
1. Analisis RPP Skor analisis RPP Guru Dilakukan sebelum pembelajaran
2. Observasi Skor observasi pelaksanaan
pembelajaran Guru
Dilakukan selama pembelajaran
3. Analisis Lembar Kerja Siswa
Skor siswa dalam mengisi
LKS Siswa
Dilakukan saat pembelajaran
4. Observasi Skor sikap siswa Siswa Dilakukan selama pembelajaran
5. Observasi Skor kinerja siswa Siswa
Dilakukan saat pembelajaran (eksperimen)
6. Tes Tertulis Skor siswa dalam
menjawab butir soal tes Siswa
34
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu H. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan dan Analisis Data dari Format Penilaian Performa Guru
Langkah-langkah pengolahan format penilaian performa guru sebagai berikut.
a. Menghitung skor yang diperoleh untuk setiap komponen penilaian pada format
penilaian performa guru (perencanaan dan pelaksanaan).
b. Menghitung skor rata-rata dari setiap komponen penilaian pada format penilaian
performa guru (perencanaan dan pelaksanaan).
c. Menentukan nilai setiap komponen penilaian menggunakan persamaan berikut.
Nilai =
× 100%
d. Mengkategorikan nilai yang diperoleh dari format penilaian performa guru
(perencanaan dan pelaksanaan) menggunakan skala kategori yang diungkapkan
pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan
Skor (%) Kategori
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang
(Arikunto, 2010)
e. Menganalisis kekurangan terhadap RPP dan pelaksanaan pembelajaran dari hasil
penilaian menggunakan format penilaian performa guru (perencanaan dan
pelaksanaan).
2. Pengolahan dan Analisis Data dari Format Penilaian LKS
Hasil jawaban siswa pada Lembar Kerja Siswa dianalisis variasi jawaban yang
dikerjakan siswa. Selanjutnya dilakukan penilaian untuk mendapatkan skor. Penilaian
35
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
oleh Gick, yaitu mengidentifikasi masalah, mencari penyelesaian masalah dan
menerapkan penyelesaian masalah. Skoring ini didasarkan atas kriteria penilaian yang
telah dibuat oleh peneliti.
Adapun langkah-langkah dalam mengolah datanya sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada setiap jawaban siswa sesuai kriteria penilaian yang telah
dibuat (Lampiran B.4).
b. Skor yang diperoleh kemudian diubah ke dalam bentuk nilai persentase untuk
setiap tahap kemampuan pemecahan masalah. Adapun perhitungannya sebagai
berikut.
Nilai =
× 100%
c. Menentukan nilai rata-rata untuk keseluruhan siswa pada setiap tahap
kemampuan pemecahan masalah dengan rumus berikut.
Nilai rata-rata =
d. Menentukan kategori kemampuan siswa berdasarkan skala kategori kemampuan
untuk seluruh siswa dengan acuan Tabel 3.2.
e. Menganalisis kekurangan terhadap jawaban siswa dalam menjawab LKS.
3. Pengolahan dan Analisis Data dari Lembar Observasi Sikap dan Kinerja Siswa)
Langkah-langkah pengolahan lembar observasi sikap dan kinerja dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a. Menghitung skor pada setiap aspek yang dinilai untuk setiap kelompok.
b. Menjumlahkan setiap skor yang diperoleh sehingga diperoleh skor total untuk
setiap kelompok
c. Menentukan nilai setiap aspek yang diobservasi dengan menggunakan persamaan
berikut.
Nilai =
36
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
d. Mengkategorikan nilai yang diperoleh dari hasil penilaian sikap dan kinerja
siswa menggunakan skala kategori yang diungkapkan Arikunto (2010) Tabel 3.2.
e. Menganalisis kekurangan terhadap sikap dan kinerja siswa selama pembelajaran
berdasarkan hasil observasi.
4. Pengolahan dan Analisis Data Tes Tertulis
Hasil jawaban siswa pada pretes dan postes diperiksa untuk mendapatkan
skoring. Penilaian dilakukan berdasarkan tahap-tahap kemampuan pemecahan
masalah yang diungkapkan oleh Gick, yaitu mengidentifikasi masalah, mencari
penyelesaian masalah dan menerapkan penyelesaian masalah. Skoring ini didasarkan
atas kriteria penilaian yang telah dibuat oleh peneliti.
Langkah-langkah dalam mengolah datanya sebagai berikut:
1) Memberi skor pada setiap jawaban siswa sesuai dengan kriteria penilaian yang
telah dibuat (Lampiran B.8).
2) Manghitung skor mentah dari setiap jawaban pretes dan postes siswa
3) Menentukan peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah untuk
setiap tahap digunakan data gain ternormalisasi (n-gain) dengan menggunakan
rumus berikut.
N-gain =
4) Menginterpretasikan nilai N-gain setiap siswa berdasarkan kriteria yang terdapat
[image:30.612.103.532.276.709.2]pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Interpretasi skor gain ternormalisasi
N-gain Kriteria Peningkatan
G ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ G < 0,7 Sedang
G < 0,3 Rendah
(Hake, 1998: 65)
5) Menentukan nilai rata-rata pretes dan postes untuk keseluruhan siswa pada setiap
37
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu Nilai rata-rata =
6) Menghitung nilai N-gain rata-rata untuk seluruh siswa pada setiap tahap
kemampuan pemecahan masalah. Selanjutnya nilai N-gain rata-rata yang
diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria yang terdapat pada Tabel 3.3.
7) Menganalisis kekurangan terhadap jawaban siswa sehingga diperoleh informasi
mengenai tahap problem solving yang masih kurang dan perlu diberi latihan lagi
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang telah
dilakukan mengenai proses dan hasil pembelajaran problem solving tipe Gick
dalam konteks penanganan kesadahan air pada siswa SMA, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Performa guru dan siswa pada pembelajaran problem solving tipe Gick secara
keseluruhan dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari, (a)
performa guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
tergolong kategori sangat baik, (b) performa siswa selama pembelajaran yang
ditinjau dari tiga aspek, yaitu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
(kognitif) tergolong kategori baik, sikap selama pembelajaran tergolong
sangat baik dan kinerja saat melakukan eksperimen tergolong kurang.
2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sebelum dan setelah
dilakukan pembelajaran problem solving dilihat dari peningkatannya pada
tahap mengidentifikasi masalah tergolong kategori sedang (n-gain = 0,4),
tahap mencari penyelesaian masalah tergolong sedang (n-gain = 0,4), tahap
menerapkan penyelesaian masalah bagian eksperimen tergolong sedang
(n-gain = 0,5) dan menerapkan penyelesaian masalah bagian evaluasi tergolong
sedang (n-gain = 0,3). Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah tergolong kategori sedang dengan peningkatan rata-rata
96
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi guru
Pembelajaran problem solving diharapkan dapat diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah sebagai bentuk evaluasi terhadap konsep-konsep kimia
yang telah dipelajari oleh siswa selama satu semester. Sebab pembelajaran
problem solving menuntut siswa untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang
telah dipelajari tersebut dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah ril.
2. Bagi siswa
Diharapkan dapat rutin melatih diri untuk menerapkan setiap tahap
pemecahan masalah yang telah dipelajari dalam rangka menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi. Tahap pemecahan masalah-masalah yang memerlukan perhatian
khusus adalah tahap mengidentifikasi masalah karena merupakan tahap yang
paling krusial dan menentukan untuk pengerjaan tahap selanjutnya.
3. Bagi peneliti lain
Penelitian serupa dapat diterapkan pada masalah dengan topik kimia
pendukung yang lainnya. Penelitian serupa juga dapat dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian lainnya. Selain itu sebaiknya subyek penelitian
diklasifikasikan menjadi kelompok tinggi, sedang dan rendah agar terlihat
pembelajaran problem solving dapat diterapkan pada salah satu kelompok atau
97
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 42 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta: BSNP.
Birdi. (1979). Water Supply and Sanitary Engineering.
Damayanti, R. (2008). Pembelajaran Model Pemecahan Masalah Berbasis Eksperimen Pada Materi Penerapan Ksp Dalam Pengendapan. Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Davis, M. (2010). Water and Wastewater Engineering Desain Principle and
Practice. New York: Mc Graw Hill.
Depdiknas. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2007). Standar Isi Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas.
Derlismawan, C. (2008). Kesadahan: Analisa dan Permasalahannya untuk Air Industri. Skripsi. Medan: Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Eggen dan Kauchak. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran (Edisi 6). Jakarta: PT. Indika.
Firman, H. (2007). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Gok dan Silay. (2010). “The Effects of Problem Solving Strategies on Students’
Achievement, Attitude and Motivation”. Lat. Am. J. Phys. Educ. 4, (1),
7-21.
98
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Idaman dan Ruliasih. (2008). Penghilangan Kesadahan di dalam Air Minum. [online]. Tersedia di:
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB9SADAH.pdf [28 Desember 2012]
Johari dan Rachmawati. (2009). Kimia 2 SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis.
Kirkley, J. (2003). Principles for Teaching Problem Solving. USA: Indiana University.
Krathwohl, D. R. (2002). “A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview”.
Theory Into Practice. 41, (4), 212-218.
Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mifbakhudin. 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter
Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. [online]. Tersedia di:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/52106978.pdf [5 Januari 2013]
Ni’matul, L. (2012). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada
Pembelajaran Reaksi Pengendapan Menggunakan Model Problem solving.
Skripsi. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Nitko, A.J and Brookhart, S.M. (2011). Educational Assesment of Students (Fifth
Ed). Boston: Pearson Education, Inc.
Peraturan Pemerintah. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Proses. Jakarta:
Peraturan Pemerintah.
Rachmawati dan Daryanto. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka
Kreditnya. Yogyakarta: Gava Media.
Rosbiono, M. (2007). “Teori Problem solving Untuk Sains”. Materi Diklat TOT
Bidang Olimpiade Matematika dan Sains, Jakarta.
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sternberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif (Fourth ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
99
Evi Setianingsih, 2014
Pembelajaran Problem Solving Tipe Gick Pada Siswa Sma Dalam Konteks Penanganan Kesadahan Air
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N. (2012). Metode Penelitian Penddikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.