FUNGSI KEUANGAN PADA EXCEL
Berikut ini adalah hal-hal yang umum dibahas di dalam manajemen keuangan: • Nilai Waktu Uang (Time Value of Money)
• Keputusan Investasi (Investment Decision) TIME VALUE OF MONEY
Konsep ini merupakan dasar bagi hampir semua keputusan dibidang Manajemen Keuangan. Keputusan investasi, pembelanjaan, & kebijakan deviden adalah beberapa contoh keputusan yang didasarkan pada konsep Time Value of Money.
Dalam praktek bisnis, penggunaan konsep Time Value of Money dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Future Value (Nilai yang akan datang)
Sejumlah nilai tertentu sekarang, akan dihitung sebagai kemungkinan nilai uang dimasa yang akan datang berdasarkan bunga & waktu.
2. Present Value (Nilai yang sekarang)
Jumlah uang pada masa sekarang pada berbagai tingkat bunga, akan dihitung nilai uang pada masa sekarang.
Konsep time value of money sebenarnya mudah untuk dipahami karena hanya membutuhkan logika sederhananya saja. Berikut ini adalah salah satu contoh kasus time value of money:
Sehubungan dengan prestasi kuliah Ayalla Rachman, ia mendapat tawaran bea siswa dari suatu perusahaan bonafid yang konsen terhadap dunia pendidikan. Pihak perusahaan memberikan dua metode pencairan dana bea siswa, yaitu : 1. Menerima uang kas sebesar Rp. 1.000.000,- sekarang juga
2. Menerima uang kas Rp. 1.250.000,- satu bulan kemudian dengan perkiraan bunga di Bank 30% per tahun.
Untuk kasus ini Ayalla tidak begitu saja mengambil keputusan, karena ia merupakan mahasiswa STIE Bank BPD Jateng ia harus menghitung terlebih dahulu berapa uang yang akan diterimanya sebulan lagi dengan tingkat bunga 30% per tahun. Kemudian membandingkan, apakah hasilnya lebih besar atau tidak dengan uang Rp. 1.000.000,- yang akan diterimanya langsung.
Kasus di atas menunjukan adanya penggunaan Nilai Waktu Uang, yaitu pengertian bahwa Nilai Uang dipengaruhi oleh :
1. Waktu (bulan, tahun, dan lainnya)
2. Suku Bunga (2%, 3%, dan lainnya)
FUNGSI FV (FUTURE VALUE)
Fungsi excel ini digunakan untuk mencari Nilai Uang pada masa yang akan datang.
Sintaks : FV (rate, nper, pmt, pv, type)
FV (tingkat bunga, periode, anuitas, nilai sekarang, tipe pembayaran)
Penerapan kasus di atas:
• Periode. Karena bea siswa akan diberikan pada bulan depan, maka periode yang ditulis adalah 1 bulan atau 1 periode.
• Anuitas. Karena pembayaran bea siswa hanya satu kali dalam satu periode, maka tidak ada anuitas atau 0.
• Nilai sekarang : karena Ayalla mengeluarkan uang Rp. 1.000.000,- , maka nilai sekarang adalah -1000000. • Tipe pembayaran : karena menabung pada tiap awal tahun, maka tipe pembayarannya adalah 1.
=FV(0.3/12,1,0,-1000000,1) maka akan menghasilkan 1.025.000
Jadi akan menguntungkan jika Ayalla menerima uang 1.250.000 bulan dari pada menerima 1.000.000 sekarang juga.
Kasus I :
Jika Ayalla pada tanggal 1 Januari 2000 menabung uangnya di sebuah Bank sebesar Rp. 5.000.000,- dengan tingkat bunga 35% per tahun, berapa besar tabungannya pada 1 Januari 2002?
Penerapan kasus di atas:
• Tingkat bunga (i). Tingkat bunga kasus di atas adalah 35% karena itu dapat ditulis 0.35.
• Periode. Karena dimulai pada tahun 2000 sampai 2002, maka ada 2000-2002 = 2 tahun atau 2 periode. • Anuitas. Karena pembayaran sebesar Rp. 5.000.000,- hanya satu kali dalam satu periode menabung,
maka tidak ada anuitas atau 0.
• Nilai sekarang : karena Ayalla mengeluarkan uang Rp. 5.000.000,- , maka nilai sekarang adalah -5000000. • Tipe pembayaran : karena menabung pada tiap awal periode, maka tipe pembayarannya adalah 1. Jika
menabung pada tiap akhir periode, maka tipe pembayarannya adalah 0.
=FV(0.35,2,0,-5000000,1) maka akan menghasilkan 9,112,500.00
FUNGSI PV (PRESENT VALUE)
Fungsi excel ini digunakan untuk mencari Nilai Uang pada masa sekarang.
Sintaks : PV (rate, nper, pmt, fv, type)
PV (tingkat bunga, periode, anuitas, nilai mendatang, tipe pembayaran)
Kasus :
Budi berharap mendapatkan uang sejumlah 10 juta pada tanggal 1 Januari 2005 untuk biaya kuliah anaknya. Jika bunga deposito Bank saat ini adalah 30% per tahun, berapa jumlah uang yang harus didepositokan pada saat ini (Januari 2000)?
Penerapan kasus di atas:
• Tingkat bunga (i). Tingkat bunga kasus di atas adalah 30% per tahun, maka 0,3.
• Periode. Karena dimulai pada tahun 2000 sampai 2005, maka ada 5 tahun atau 5 periode.
• Anuitas. Karena penerimaan uang sebesar 10 juta hanya satu kali dalam akhir periode, maka tidak ada anuitas 0.
• Nilai mendatang : karena akhir periode Budi akan menerima 10 juta, maka ditulis 10000000.
KASUS KOMPLEKS
1. Pada 1 Januari 1998 Anik mempunyai tabungan sebesar Rp. 1.250.000,- di Bank. Karena ingin membeli sepeda motor, Anik setiap akhir bulan menyisihkan sebagian gajinya sebesar Rp. 500.000,- untuk ditambahkan pada tabungannya. Dengan tingkat bunga tabungan 30% setahun, berapa nilai tabungan Anik pada awal 1999?
2. Cecep pada awal tahun pertama menabung Rp. 1.000.000,- awal tahun ketiga menabung lagi Rp. 2.000.000,- dan pada awal tahun keempat menabung lagi sejumliah Rp. 3.000.000,- . Jika suku bunga dianggap konstan sebesar 30% per tahun dan Cecep bermaksud mengambil seluruh tabungannya berikut bunga pada awal tahun ke sepuluh, berapakah uang yang diterima Cecep?
3. Pak Budi bermaksud membiayai sekolah anaknya yang diperkirakan selama 4 tahun dengan menyimpan sejumiah tertentu uang pada Bank, kemudian tiap akhir bulan Pak Budi mengambil Rp. 300.000,- untuk dikirim kepada anaknya. Jika suku bunga tabungan sekarang 40% per tahun, berapakah uang yang harus disediakan saat ini (Juni 2000) untuk memenuhi rencana di atas?
FUNGSI PMT (PAYMENT)
Fungsi excel ini digunakan untuk mencari Jumlah atau Nilai Anuitas dalam suatu periode pembayaran atau penerimaan uang.
Sintaks: PMT (rate, nper, fv, pv, type)
PMT (tingkat bunga, periode, nilai mendatang, nilai sekarang, tipe
pembayaran)
Kasus:
lbu Desi ingin menyisihkan bonus tahunannya selama 4 tahun untuk membeli sepeda motor. Jika bonus tahunan tersebut mulai ditabung 1 Maret 2000 pada sebuah Bank yang memberi bunga sebesar 30% per tahun, dan harga sepeda motor 4 tahun kemudian adalah Rp. 8.000.000,- . Berapakah Bonus yang harus disisihkan lbu Desi selama 4 tahun?
FUNGSI RATE (BUNGA)
Fungsi excel ini digunakan untuk mencari Tingkat Suku Bunga dalam suatu periode pembayaran atau penerimaan uang.
Sintaks: RATE(nper, pmt, pv, fv, type, guest)
RATE(periode, nilai sekarang, nilai mendatang, tipe pembayaran,
perkiraan tingkat bunga)
Kasus :
FUNGSI NPER (PERIODE)
Fungsi Excel ini digunakan untuk mencari nilai dalam suatu periode pembayaran atau penerimaan uang.
Sintaks: NPER(rate, pmt, pv, fv, type)
NPER(bunga, anuitas, nilai sekarang, nilai mendatang, tipe pembayaran)
Kasus :
Eni ingin melipatgandakan uangnya sebesar Rp. 1.000.000,- menjadi Rp. 2.000.000,-. Untuk itu ia menabungkan uangnya dengan suku bunga 30% per tahun. Berapakah lama / periode yang dibutuhkan untuk melipatgandakan uang tersebut?
IPMT DAN PPMT
Kedua fungsi tersebut digunakan untuk mengetahui Pembayaran Bunga (IPMT atau Interest Payment) dan pembayaran Pokok/Angsuran (PPMT atu Principal Payment) dari suatu periode Investasi/Hutang tertentu.
IPMT(tingkat bunga, periods bunga, periods, nilai sekarang, nilai mendatang)
PPMT(tingkat bunga, periods bunga, periods, nilai sekarang, nilai mendatang)
Kasus I
Indra meminjam uang pada Bank sebanyak Rp. 10.000.000,- dengan bunga 35% per tahun. Pinjaman tersebut akan dilunasi dalam jangka 15 tahun. Indra ingin mengetahui :
1. Berapa Bunga dan Pokok Pinjaman yang harus dibayar pada bulan pertama? -291.666,67 (-1.659,29) 2. Berapa Bunga dan Pokok Pinjaman yang harus dibayar pada bulan ke-160? -132.945,83 (-160.380,13) 3. Berapa Bunga dan Pokok Pinjaman yang harus dibayar pada bulan ke-100?
Catatan : 15 tahun ada 180 bulan
Penerapan kasus di atas :
Tingkat Bunga. Karena suku bunga 35 % per tahun dan kasus ada pada hitungan bulan, maka tingkat
bunga adalah 0.35/12
Periode Bunga. Karena yang ditanya adalah pada bulan pertama, maka ditulis 1. Periode. Karena 15 tahun angsuran sama dengan 180 bulan, maka ditulis 180. Nilai sekarang. 10.000.000,-
Nilai mendatang. Karena berhutang maka nilai pada 15 tahun kemudian 0 (terlunasi), tulis 0.
Kasus II
Santi mengajukan kredit untuk usaha pada Bank sebesar Rp. 25.000.000,- dengan bunga 29% per tahun. Pinjaman tersebut akan dilunasi dalam jangka 5 tahun. Santi ingin mengetahui :
1. Berapa Bunga dan Pokok Pinjaman yang harus dibayar pada bulan pertama? 2. BerapaBungadanPokokPinjamanyangharusdibayarpadabulanke-10?
3. Berapa Bunga dan Pokok Pinjaman yang harus dibayar pada bulan ke-20?
ISPMT
Sintaks
ISPMT(rate, per, nper, pv)
Sintaks fungsi ISPMT memiliki argumen berikut:
Bunga : Diperlukan. Suku bunga untuk investasi.
Per : Diperlukan. Periode yang ingin Anda cari bunganya, dan harus berada dalam rentang 1 sampai nper.
Nper : Diperlukan. Total jumlah periode pembayaran untuk investasi.
Pv : Diperlukan. Nilai investasi saat ini. Untuk pinjaman, pv adalah jumlah pinjaman.
Pastikan Anda konsisten tentang unit yang Anda gunakan untuk menentukan suku bunga dan nper. Jika Anda melakukan pembayaran bulanan pada pinjaman empat tahun dengan bunga tahunan 12 persen, gunakan 12%/12 untuk suku bunga dan 4*12 untuk nper.
Jika Anda melakukan pembayaran tahunan untuk pinjaman yang sama, gunakan 12% untuk suku bunga dan 4 untuk nper.
Untuk semua argumen, kas yang Anda bayarkan, seperti setoran ke tabungan, dinyatakan dengan bilangan negatif; kas yang Anda terima, seperti cek dividen dan setoran lainnya, dinyatakan dengan bilangan positif.
Contoh
Satu hal yang perlu diingat oleh para pengguna fungsi ISPMT adalah nilai dari pembayaran yang diberikan tanda negatif sementara nilai pemasukan diberikan tanda positif, seperti yang ada di dalam contoh berikut ini:
Sebuah pinjaman sebesar Rp 500.000 harus dibayarkan dalam jangka waktu 5 tahun. Bunga pembayaran untuk setiap tahunnya adalah 5%. Untuk mengetahui pembayaran bunga untuk pinjaman tersebut pada bulan 1 dan bulan 2, maka data tersebut bisa dimasukkan dalam sintaks fungsi ini menjadi:
=ISPMT( 5%/12, 1, 60, 500000 ) dan hasilnya adalah -Rp. 2.048,6 untuk bulan pertama
=ISPMT( 5%/12, 1, 60, 500000 ) dan hasilnya adalah -Rp. 2.013,9 untuk bulan kedua
MENGHITUNG PENYUSUTAN
Dalam PSAK no 17 terdapat beberapa cara dalam melakukan penyusutan aktiva, yaitu :
▪ Metode Garis Lurus
▪ Metode Jumlah Angka Tahun
▪ Metode Saldo Menurun
▪ Metode Jam Jasa, dan
▪ Metode Jumlah Unit Produksi
Sebagian besar perusahaan di indonesia menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun dalam melakukan penyusutan aktivanya.
FUNGSI PENYUSUTAN SLN (Straight Line Depreciation)
SLN (Straight Line Depreciation). Fungsi SLN adalah sebuah fungsi yang berguna untuk meliha penyusutan sepanjang tahun dan juga sepanjang periode depresiasi.
Maka dari itu kehadiran dari fungsi SLN ini bisa menghasilkan sebuah nilai penyusutan pada suatu aset seseorang secara garis lurus dalam satu periode. Untuk penulisan rumusnya berbeda dengan SYD, yakni:
=SLN(Cost Salvage, Life)
Pengertiannya adalah :
Cost : adalah harga beli aset yang nantinya akan disusutkan nilainya
Salvage : adalah hasil akhir atau nilai akhir dari penyusutan
Life : adalah jumlah periode selama aset tersebut disusutkan nilainya nanti, bisa juga dinamakan sebagai usia pakai sebuah aset
Untuk mengetahui cara penggunaan fungsi SLN, anda bisa menyimaknya dibawah ini :
▪ sebelum kita mulai menghitung dengan menggunakan fungsi SLN silahkan anda membuat tabel terlebih
dahulu seperti gambar berikut ini
▪ Pada bagian sel C3 silahkan anda isikan harga pembelian aset awal yang akan kita hitung nanti nilai
depresiasinya, untuk nilai aset bisa anda menggunakan angka bebas seuai keinginan anda
▪ Lalu pada bagian sel C4, anda masukan banyaknya periode depresiasi yang akan kita hitung nantinya.
▪ Lalu untuk sel C5 anda bisa mengisinya sebagi nilai akhir, anda bebas menentukan nilainya setelah
selesai melakukan periode depresiasi
▪ Selanjutnya untuk sel C7, disini kita akan mulai menghitung untuk nilai aset setelah dilakukan depresiasi
hingga tahun ke -5, untuk menghitungnya anda bisa memanfaatkan rumus berikut ini :
=SLN($C$3,$C$5,$C$4)
▪ Jika sudah silahkan tekan enter.
▪ Silahkan anda membuat sebuah kolom mulai dari sel A9:A17 seperti gambar di atas ini
▪ Untuk sel A9 kita gunakan untuk mengisi periode depresiasi,untuk lebih jelasnya anda bisa menyimak
gambar diatas
▪ Jika sudah selesai, silahkan anda blok sel A10:A17 dan isikan angka 1 hingga 8, ingat ya untuk pengisian
tabel ini hanya numerik saja, tidak perlu diberikan tulisan seperti ‘tahun 1, tahun 2 …’
▪ Lalu pada bagian sel B10 silahkan anda isi nilai awal aset seperti di gambar pertama, yakni isi kolom C3.
▪ Jika sudah, silahkan anda blok B11:B17 dan silahkan masukan rumus berikut ini =B10-C10 dan tekan
CTRL+ENTER
▪ Selanjutnya, untuk sel C10:C17 silahkan anda blok, dan masukan rumusan berikut ini :
=SLN($C$3,$C$5,$C$4)
▪ Lalu tekan CTRL+ENTER
▪ Lalu anda blok pada bagian D10:D17, silahkan anda masukkan rumus =B10-C10 dan silahkan tekan
Enter.
▪ Selesai.
FUNGSI PENYUSUTAN SYD (Straight Line Depreciation)
Fungsi SYD berguna untuk mengembalikan nilai depresiasi aset dalam jumlah digit tahun untuk sebuah periode tertentu. Jika kita ingin menghitung sebuah nilai depresiasi pada suatu investasi, maka yang kita perlukan pada Ms.Excel adalah menggunakan fungsi finansial SYD ini.
Maksud dari istilah Depresiasi disini adalah sebuah penyusutan aset. Untuk cara penulisan fungsi SYD ini cukup sederhana, yakni ũ=SYD(cost,salvage,life,per)Ū.
Pengertian :
▪ Cost : adalah sebuah harga beli aset yang nilainya akan disusutkan nanti
▪ Salvage : adalah sebuah nilai akhir (nilai sisa) setelah dilakukan penyusutan tadi
▪ Life : adalah sebuah jumlah periode selama aset tadi disusutkan nilainya. Dan biasanya disebut juga dengan istilah lain usia pakai aset
▪ Per : adalah sebuah periode penyusutan aset, diaman satuan waktu yang telah dipakai hasilnya harus sama dengan argumen life tadi.
▪ Pada bagian sel C3 silahkan di isi nilai aset yang akan anda hitung nilai depresiasinya
▪ Lalu untuk sel C4, silahkan anda isi berapa lama atau waktu aset tersebut akan didpresiasi
▪ Lalu pada sel C5 silahkan anda isi dengan nilai yang anda kehendaki setelah selesai periode depresiasi
▪ Selanjutnya untuk kolom C7 itu kita gunakan untuk menghitung berapakah nilai aset setelah dilakukan
depresiasi pada tahun yang ke-5, untuk itu silahkan anda gunakan formula berikut ini :
=SYD($C$3,$C$5,$C$4,5)
▪ Jika sudah, silahkan anda tekan enter
▪ Pada sel A10 hingga A17 silahkan anda isi nilai 1hingga 8, nilai itu dimaksudkan untuk mengetahui
tahun-tahun pada periode depresiasi. Pada kolom tersebut silahkan anda isi dengan beberapa nilai numerik, jadi cukup isikan nilai saja seperti contoh diatas.
▪ Selanjutnya, pada bagian B10, silahkan anda isi nilai awal aset yang nilainya sama dengan nilai sel C3
tadi.
▪ Lalu silahkan anda blok sel B11 hingga B17 dan isikan formula berikut ini =B10-C10, lalu anda tekan
Ctrl+Enter
▪ Langkah selanjutnya anda blok pada sel C10 hingga sel C17, lalu silahkan anda masukkan fofmula ini
kedalamnya :
=SYD($C$3,$C$5,$C$4,A10)
▪ Jika sudah silahkan anda tekan Ctrl+Enter,lalu selanjutnya, dilahkan anda blok pada bagian D10 hingga
D17, lalu ketikkan formula berikut ini didalamnnya : =B10-C10
DB (Declining Balance)
Fungsi ini digunakan untuk menghitung penyusutan dengan menggunakan metode Saldo Menurun. Fungsi ini merupakan fungsi yang dipergunakan untuk menghitung atau mengkalkulasi depresiasi dari sebuah aset dengan menggunakan metode neraca menurun tetap, untuk setiap periode dalam masa hidup aset itu sendiri.
Formula : DB(cost,salvage,life,period,month) Cost : Nilai Aktiva
Salvage : Nilai sisa
Life : Masa manfaat aktiva.
Periode : Periode penyustan yang dicari
Month : Jumlah bulan pada penyusutan tahun pertama jika tidak di isi dinggap tahun pertama 12 bulan Contoh 1
Contoh 2:
Latihan
Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan fungsi DB dalam Excel yang akan memudahkan dalam proses memahami cara penggunaannya.
▪ Data yang dipergunakan untuk contoh ini adalah sebuah aset yang memiliki biaya awal atau cost sebesar 10.000 pada awal tahun pertama dan nilai yang tersisa setelah masa depresiasi selama 5 tahun adalah 1.000
=DB( 10000, 1000, 5, 1, 6)
▪ Fungsi ini dipergunakan untuk menghitung depresiasi dari aset tersebut pada 6 bulan terakhir pada periode 1 atau tahun 1 dan hasilnya adalah 1845
=DB( 10000, 1000, 5, 2, 6)
▪ Fungsi ini dipergunakan untuk menghitung depresiasi dari aset tersebut pada akhir tahun ke dua dan hasilnya adalah 3009,20
=DB( 10000, 1000, 5, 3, 6)
DDB (Double Declining Balance)
Fungsi ini digunakan untuk menghitung penyusutan dengan menggunakan metode Saldo Menurun Ganda. Bila pada fungsi DB yang dipergunakan adalah metode neraca menurun tetap, maka pada fungsi ini yang dipergunakan adalah metode neraca menurun ganda atau bisa juga dengan menggunakan metode penghitungan nilai rata-rata depresiasi yang lainnya.
Formula : DDB(cost,salvage,life,period,factor) Cost : Nilai Aktiva
Salvage : Nilai sisa
Life : Masa manfaat aktiva.
Periode : Periode penyustan yang dicari
Factor : adalah tingkat di mana saldo menurun. Jika faktor ini dihilangkan, diasumsikan menjadi 2 (metode saldo menurun ganda)
factor disini menunjukkan dikali berapa rate pertahunnya.
Contoh 1:
Aktiva masa manfaat 4 tahun jika didalam formula;
▪ factor dimasukkan angka 1 berarti rate penyusutannya adalah (1/4*100%) * 1 = 25%
▪ factor dimasukkan angka 2 berarti rate penyusutannya adalah (1/4*100%) * 2 = 50% dan seterusnya
Contoh 2
Latihan
▪ Data yang dipergunakan dalam contoh ini adalah sebuah aset yang memiliki nilai awal sebesar 10000 pada awal tahun pertama dan setelah mengalami depresiasi selama 5 tahun, nilai yang tersisa adalah sebesar 1000
=DDB( 10000, 1000, 5, 1)
▪ Dimana hasilnya menunjukkan angka 4000, artinya jumlah depresiasi pada akhir tahun pertama adalah 4000 dan nilai dari aset tersebut pada akhir tahun pertama adalah 10000 – 4000 = 6000
KEPUTUSAN INVESTASI (INVESTMENT DECISION)
Keputusan Investasi pada prinsipnya adalah memutuskan apakah suatu proyek/ usulan investasi bisa dilaksanakan atau tidak. Pada umumnya, langkah-langkah dalam pemgambilan keputusan pada usulan investasi adalah sebagai berikut :
▪ Adanya usulan investasi
▪ Memperkirakan aliran kas (Cash Flow) dari usulan investasi tersebut
▪ Menguji Profitabilitas dengan beberapa kriteria investasi
▪ Memutuskan diterima atau tidak usulan investasi tersebut.
Di dalam hal ini Excel dapat membatu kita dalam membuat Cash flow dan analisa profitibilitas baik dengan perhitungan matematika biasa maupun dengan menggunakan fungsi-fungsi yang telah disediakan oleh Excel itu sendiri.
IRR
Fungsi IRR dalam rumus Excel berfungsi untuk mengembalikan nilai dari Internal Rate of Return (tingkat pengembalian internal) untuk sejumlah seri periode aliran kas. Aliran kas ini sendiri harus memiliki interval yang jelas misalnya saja setiap bulan atau setiap tahun. Laba ini sendiri merupakan suku bunga yang diterima selama periode tertentu yang mencakup proses pembayaran (negatif) dan penerimaan (positif).
Sintaks yang dipergunakan untuk fungsi ini adalah:
IRR( value, [guess] )
Sedangkan argumen untuk sintaks tersebut adalah sebagai berikut:
▪ Value. Value adalah referensi ke rangkaian sel yang berisikan data aliran kas (berisikan data dari nilai investasi dan juga nilai bersih pendapatan). Untuk nilai Value ini sendiri setidaknya memiliki satu nilai negatif dan satu nilai positif. Argumen ini wajib ada dalam penggunaan fungsi ini.
▪ Guess. Guess merupakan argumen opsional yang boleh tidak dipergunakan dalam fungsi ini. Guess adalah nilai perkiraan dari IRR itu sendiri. Bila nilai dari Guess ini tidak dimasukkan, maka secara otomatis nilai yang dipergunakan adalah 10% (0,1)
Contoh
Misalkan saja, data investasi awal dan pemasukan dari sebuah perusahaan adalah sebagai berikut:
=IRR( B1:B4) dan hasilnya adalah -14%
Hal ini menunjukkan bahwa besaran tingkat internal pengembalian investasi setelah jangka waktu 3 tahun ternyata masih negatif.
Fungsi ini bisa dimanfaatkan oleh hampir semua jenis usaha yang ingin melakukan evaluasi mengenai investasi mereka setelah jangka waktu tertentu. Fungsi IRR sendiri cukup sederhana dan mudah dimengerti serta dapat dengan mudah dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam pelaksanaan kegiatan bisnis baik skala kecil, menengah ataupun kelas besar.
KASUS KEPUTUSAN INVESTASI
Anda sedang mempertimbangkan penawaran dua buah proyek CYBER KAFE (KAFE WARNET) perincian sebagai berikut:
Proyek A:
▪ Diperlukan investasi berupa pembelian sejumlah komputer server dan workstation beserta perlengkapan jaringan senilai Rp. 200.000.000,-
▪ Komputer beserta perlengkapan jaringan tersebut diperkirakan berusia produktif 4 tahun dengan Nilai Jual kembali Rp. 20.000.000,- pada akhir tahun ke empat
▪ Selama 4 tahun kafe tersebut beroperasi, perlengkapan komputer internet tersebut diperkirakan bisa menghasilkan per tahun Rp. 85.000.000,-
▪ Selama 4 tahun beroperasi, biaya untuk peralatan komputer internet tersebut diperkirakan Rp. 30.000.000,- per tahun.
Proyek B:
▪ Diperlukan investasi berupa pembelian sejumlah komputer server dan workstation beserta perlengkapan jaringan senilai Rp. 110.000.000,-
▪ Komputer beserta perlengkapan jaringan tersebut diperkirakan berusia produktif 4 tahun dengan Nilai Jual kembali Rp. 50.000.000,- pada akhir tahun ke empat
▪ Selama 4 tahun kafe tersebut beroperasi, perlengkapan komputer internet tersebut diperkirakan dapat memberikan penghasilan :
▪ Selama 4 tahun beroperasi, biaya untuk peralatan komputer internet tersebut diperkirakan Rp. 25.000.000,- per tahun.
Catatan:
Tingkat pajak untuk kedua proyek tersebut adalah 25%
Tingkat keuntungan yang diharapkan (disyaratkan) adalah 30% per tahun Metode penyusutan untuk kedua proyek tersebut adalah Metode Garis Lurus
Perhitungan kelayakan kedua proyek tersebut dengan metode Payback Period, IRR, NPV, dan PI.
CASH FLOW
Untuk membuat daftar tabel Cash Flow ada beberapa langkah yang perlu dilakukan perhitungan , yaitu : a. Menghitung aliran kas keluar (Cash OutFlow)
b. Menghitung Incremental Cash Inflow dan Terminated CashFlow
Sedangkan pada bagian ini terdapat beberapa bagian yang perlu anda ketahui (dihitung), yaitu : Menghitung penghasilan
Biaya, di mana terdiri dari Biaya Tunai dan Biaya Depresiasi
Menghitung biaya sebelum maupun sesudah pajak, untuk itu kita perlu menghitung besarnya pajak yang dikenai.
11 LABA SETELAH PAJAK 12
13 NILAI SISA 14 CASH FLOW Penyelesaian:
1. Karena investasi awal adalah Rp. 200.000.000,-, maka Cash Outflow-nya (B2) sebesar itu. 2. Menghitung Incremental Cash Inflow dan Terminated CashFlow yang terdiri dari :
3. PENGHASILAN, penghasilan operasional proyek A adalah Rp. 85.000.000,- per tahun selama 4 tahun. Untuk itu sel B5, C5, D5, dan E5 di isi 85000000.
BIAYA, komponen ini ada dua yang perlu dihitung, yaitu:
• Biaya Tunai, biaya tunai sebesar Rp. 30.000.000,- per tahun selam 4 tahun. Untuk itu sel B7, C7, D7, dan E7 di isi 3000000.
• Depresiasi (Biaya Penyusutan), karena metode perhitungan menggunakan Garis Lurus (Straight Line), maka dipakai fungsi:
SLN(200000000,20000000,4) hasilnya adalah 45000000 Untuk itu isi sel B8, C8, D8, dan E8 dengan 45000000
• BIAYA dapat di isi dengan menjumlahkan Biaya Tunai dengan Biaya Depresiasi . LABA SEBELUM PAJAK, mengurangkan Penghasilan dan Biaya
PAJAK, mengalikan tingkat pajak (25%) dengan Laba Sebelum Pajak. LABA SETELAH PAJAK, mengurangkan Laba Sebelum Pajak dengan Pajak. 4. CASH FLOW = LABA SETELAH PAJAK + DEPRESIASI
5. NILAI SISA, Nilai Sisa hanya berlaku untuk tahun akhir (tahun ke-4) dengan di isi 20000000. Terminated Cash Flow = LABA SETELAH PAJAK + DEPRESIASI + NILAI SISA
ANALISIS PROFITIBILTAS
Setelah anda memiliki tabel cash flow, maka langkah selanjutnya adalah membuat tabel Analisa Profitibilitas yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
a. Menghitung Payback Periode (PP)
b. Menghitung Average Rate of Return (ARR) c. Menghitung Internal Rate of Return (IRR) d. Menghitung Net Present Value (NPV) e. Menghitung Profitabilitas Index (PI)
Kelima proses perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan Excel dengan proses perhitungan biasa (PP dan ARR ) maupun dengan menggunakan fungsi yang tersedia (IRR, NPV, dan PI).
A B
1 PROFITIBILITAS INVESTASI 2
3 PAYBACK PERIOD (PP)
4 AVERAGE RATE OF RETURN (ARR) 5 INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) 6 NET PRESENT VALUE (NPV) 7 PROFITABILITY INDEX (PI) 8
Satua PP adalah waktu (bisa tahun, bulan dan lainnya)
PP Awal
Io = Rp. 200.000.000,-
Terlihat pada tahun ke-4 hasil pengurangan sudah negatif, berarti PP awal adalah tahun terakhir yang menghasilkan angka positif adalah CF3 atau tahun ke-3, sehingga PP awal adalah 3 tahun.
Maka sesuai dengan rumus di atas, maka Payback Period :
=3+(Cash OutFlow ( CF1 + CF2 + CF3)) / CF4
2. AVERAGE RATE OF RETURN (ARR)
Rumus untuk ARR adalah :
Di mana:
EAT = Laba Setelah Pajak
Io = Investasi awal / Cash OutFlow n = periode investasi
Satuan ARR adalah %
Penerapan di Excel: = (total Laba Setelah Pajak)/ (Cash OutFlow * Periode Investasi)
▪ PENGHASILAN, penghasilan operasional proyek A adalah Rp. 85.000.000,- per tahun selama 4 tahun.
Untuk itu sel B5, C5, D5, dan E5 di isi 85000000.
▪ BIAYA, komponen ini ada dua yang perlu dihitung, yaitu:
▪ Biaya Tunai, biaya tunai sebesar Rp. 30.000.000,- per tahun selam 4 tahun. Untuk itu sel B7, C7, D7, dan E7 di isi 3000000.
SOAL KASUS
Buatlah suatu analisa proyek yang digunakan untuk mengambil keputusan proyek mana yang menguntungkan dari 2 proyek pilihan yang ada. Perusahaan Group Salim sedang mempertimbangkan penawaran dua buah proyek, Anda sebagai manajer diminta untuk memberikan informasi analisa proyek untuk menentukan proyek mana yang akan dijalankan atau keduanya tidak layak untuk dijalankan. Adapun perincian dua proyek tersebut adalah sebagai berikut:
Proyek A:
• Diperlukan investasi berupa pembelian mesin senilai Rp. 180.000.000,-
• Selama 4 tahun beroperasi, mesin tersebut diperkirakan bisa berproduksi dan memberi penghasilan sebagai berikut:
- Tahun 1 : Rp. 80.000.000,-
- Tahun 2 : Rp. 85.000.000,-
- Tahun 3 : Rp. 70.000.000,-
- Tahun 4 : Rp. 85.000.000,-
• Selama 4 tahun berproduksi, biaya untuk mesin tersebut diperkirakan tetap, yaitu sebesar Rp. 20.000.000,- per tahun.
Proyek B :
• Diperlukan investasi berupa pembelian mesin senilai Rp. 150.000.000,-
• Mesin tersebut diperkirakan berusia produktif 4 tahun dengan Nilai jual kembali Rp. 20.000.000,- pada tahun akhir keempat
• Selama 4 tahun beroperasi, mesin itu diperkirakan bisa berpoduksi dan memberi kontribusi penghasilan sebagai berikut:
- Tahun 1 : Rp. 85.000.000,-
- Tahun 2 : Rp. 90.000.000,-
- Tahun 3 : Rp. 85.000.000,-
- Tahun 4 : Rp. 90.000.000,-
• Selama 4 tahun berproduksi, biaya untuk mesin tersebut diperkirakan Rp. 45.000.000 per tahun. NB : - Tingkat pajak untuk kedua proyek tersebut adalah 25%
- Tingkat keuntungan yang diharapkan adalah 30% per tahun
- Metode penyusutan untuk kedua proyek tersebut adalah Metode Garis Lurus