• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Millenium Ratanindo Perkasa di Menganti - Gresik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Millenium Ratanindo Perkasa di Menganti - Gresik."

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UPN

“Veteran” Jawa Timur

Oleh :

IBNU JATMIKO 0742010047

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Atas berkat rahmat Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, serta puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan segala karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : Faktor – Faktor yang berpengaruh terhadap

Kinerja Karyawan bagian produksi PT. Millennium Ratanindo Perkasa

Menganti - Gresik.

Skripsi yang merupakan salah satu syarat wajib bagi mahasiswa bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada Bapak Drs. Sadjudi, S.E., M.Si. (Alm) selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Di samping itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Suparwati, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(3)

4. Bapak Wartono selaku Kepala Personalia PT. Millenium Ratanindo Perkasa 5. Ibu Santy selaku Sekretaris PT. Millenium Ratanindo Perkasa.

6. Kedua Orang Tuaku yang tidak tiada hentinya memberikan dorongan baik moril maupun materiil sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih kurang dalam segi teknis maupun segi materi penyusunannya, untuk itu penulis senantiasa bersedia dan terbuka menerima saran maupun kritik yang tentunya bersifat membangun demi kesempurnaan dari skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih, serta besar harapan dari penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Juni 2011

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR………... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAKSI... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB II LANDASAN TEORI... 5

2.1 Landasan Teori... 5

2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia.. 5

2.1.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia... 6

2.1.3 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia... 8

(5)

2.2.5 Perbedaan dan Persamaan Pendidikan dan

Pelatihan... 14

2.2.6 Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan bagi Sumber Daya Manusia... 15

2.2.7 Faktor – Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan... 16

2.3 Disiplin Kerja... 18

2.3.1 Pengertian Disiplin Kerja... 18

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Disiplin Kerja... 19

2.3.3 Macam – Macam Disiplin... 20

2.3.4 Tingkat dan Jenis Sanksi Terhadap Pelanggaran Disiplin Kerja... 21

2.4 Kinerja... 22

2.4.1 Pengertian Kinerja... 22

2.4.2 Ciri – Ciri Kinerja yang Berhasil... 23

2.4.3 Unsur Penilaian Kinerja... 24

2.4.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan... 25

(6)

3.1.1 Variabel Bebas ( X )... 32

3.1.2 Variabel Terikat ( Y )... 34

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 35

3.2.1 Populasi…………...……….. 35

3.2.2 Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel … 35 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... …… 36

3.3.1 Jenis Data ………. 36

3.3.2 Sumber Data ……… 37

3.4 Pengujian Kualitas Data………. 37

3.5 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 38

3.5.1 Uji Asumsi Klasik……… 38

3.5.2 Persamaan Regresi Linear Berganda……….. 41

3.5.3 Uji Hipotesis ………... 42

3.5.3.1 Uji F ………. 42

3.5.3.2 Uji t ………. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 46

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data 46 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ……….. 46

4.1.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan ……… 46

(7)

4.2.2 Deskripsi Variabel – Variabel Penelitian …… 52

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 58

4.3.1 Uji Validitas ……… 58

4.3.2 Uji Reliabilitas ……… 59

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ……….... 59

4.4.1 Uji Normalitas ……….... 59

4.4.2 Multikolinieritas ………. 61

4.4.3 Heterokedastisitas ………... 61

4.4.4 Uji Autokorelasi ... 62

4.5 Analisi Data ……….. 63

4.5.1 Analisis Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi 65 4.5.2 Pengujian Hipotesis ………. 66

4.5.3 Koefisien Korelasi Parsial ………... 70

4.6 Pembahasan ……….. 71

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1 Kesimpulan ………... 74

5.2 Saran ………. 75 DAFTAR PUSTAKA ………...

(8)

Gambar 4.1 Uji Heterokedastisitas ... 62

Gambar 4.2 Daerah Penerimaan H0 dan Penolakan H0 Uji F ... 67

Gambar 4.3 Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan Variabel X1 ... 69

(9)

Tabel 4.2 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pendidikan dan

Pelatihan (X1) ………..53

Tabel 4.3 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Disiplin kerja (X2) . 55 Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan (X3) ... 57

Tabel 4.5 Uji Validitas ... 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Model ... 60

Tabel 4.8 Nilai Variance Inflation Variabel Bebas ... 61

Tabel 4.9 Nilai Durbin Watson ... 63

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 64

Tabel 4.11 Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi ... 65

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji F ... 66

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji t ... 68

(10)

Lampiran 2. Jawaban Responden

Lampiran 3. Deskriptif Karakteristik Responden Lampiran 4. Uji Validitas

(11)

Ibnu jatmiko

ABSTRAKSI

Perkembangan dunia industri di Indonesia yang semakin pesat ini sangat mempengaruhi gerakan usaha perusahaan untuk tetap bertahan didalam persaingan industri. Salah satu usaha yang dilakukan PT. Millennium Ratanindo Perkasa Menganti – Gresik dalam menghadapi persaingan ini adalah dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Namun tidak semua karyawan yang berkualitas dapat memberikan kontribusi yang maksimal kepada perusahaan. Hal ini dikarenakan karyawan yang bersangkutan belum menunjukkan kinerja yang maksimal. Setiap karyawan akan dapat mencapai kinerja yang diharapkan bilamana terpenuhi keinginan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan dan secara parsial antara pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Millenium Ratanindo Perkasa Menganti - Gresik. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari 92 karyawan yang bekerja di PT. Millenium Ratanindo Perkasa Menganti - Gresik. Variabel penelitian yang digunakan adalah Pendidikan dan Pelatihan (X1), Disiplin Kerja (X2), Kinerja Karyawan (Y)dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil uji F dan uji t, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah variabel pendidikan dan pelatihan dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sehingga hipotesis ke-1 “Terdapat pengaruh secara simultan pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Millenium Ratanindo Perkasa Menganti – Gresik” teruji kebenarannya. Variabel pendidikan dan pelatihan dan disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, sehingga hipotesis ke-2 “Terdapat pengaruh secara parsial pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Millenium Ratanindo Perkasa Menganti – Gresik” teruji kebenarannya.

(12)

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan salah satu asset yang sangat penting bagi

kemajuan dan perkembangan perusahaan. Oleh karena itu agar sumber daya

manusia dapat menjadi masukan yang akan member hasil yang optimal bagi

organisasi atau perusahaan, maka diperlukan suatu pengelolaan dan setiap tugas

akan dapat berhasil dengan baik tergantung dari sumber daya manusia itu sendiri

sebagai pelaksanaan kegiatan didalam suatu perusahaan. Menyadari akan

pentingnya sumber daya manusia maka suatu perusahaan harus memperhatikan

kebutuhan karyawan yang berbeda–beda antara individu satu dengan yang

lainnya. Karena pada dasarnya karyawan merupakan penggerak utama dalam

segala kegiatan perusahaan. Perusahaan yang semakin berkembang akan selalu

memikirkan pekerjaan yang efektif dan efisien agar mudah dikendalikan dan

dinilai pelaksanaannya sehingga mudah dalam menetapkan kinerja karyawan.

Suatu organisasi sangat bergantung pada baik buruknya pengembangan dari

sumber daya manusia organisasi itu sendiri. Dalam perusahaan yang bertujuan

mencari laba, tujuan ini dapat dicapai dengan baik kalau karyawan-karyawan

mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai. Pendidikan dan pelatihan

diperlukan setiap saat bagi karyawan – karyawan baru dan yang telah lama berada

(13)

perusahaan membutuhkan pendidikan dan pelatihan sebelum mereka menjalankan

tugas – tugas yang menjadi kewajiban. Sedangkan untuk karyawan lama mereka

membutuhkan pendidikan dan pelatihan karena adanya tuntutan dari tugas – tugas

yang sekarang ataupun untuk mempersiapkan dirinya berhubun akan ditransfer

atau dipromosikan pada jabatan yang lain.

Selain pemberian pendidikan dan pelatihan, peusahaan juga harus

memperhatikan tingkat disiplin kerja, karena disiplin kerja merupakan disiplin

yang diterapkan didalam lingkungan organisasi, dimana pengertian disiplin kerja

merupakan ketaatan seseorang atau kelompok orang dalam bertingkah laku sesuai

dengan peraturan - peraturan yang ada dan berlaku di lingkungan organisasi,

untuk itu tingkat disiplin kerja ini harus benar – benar diperhatikan oleh

perusahaan karena dengan disiplin kerja yang tinggi akan mempunyai peran

didalam meningkatkan suatu kinerja perusahaan.

Kinerja karyawan merupakan faktor penting didalam suatu perusahaan,

mengenai hal yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah pemberian pendidikan

dan pelatihan yang ditujukan untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan

keahlian dan kemampuan para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi

supaya menjadi kompeten dalam pekerjaan serta membantu operasional

perusahaan. Untuk menetapkan kinerja yang optimal diperlukan adanya

pemberian pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja yang baik dimana

kegiatan tersebut diberikan karena pada dasarnya karyawan yang bekerja terdiri

(14)

dan sebagainya yang akhirnya akan bekerja sama pada satu lingkungan kerja yang

sama.

Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting dalam organisasi,

oleh sebab itu perusahaan sangat memperhatikan aktifitas – aktifitas yang

berkaitan dengan sumber daya manusia sebagai pihak yang menjadikan

perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan. Kompetensi sumber daya manusia

di PT. Millennium Ratanindo Perkasa Menganti - Gresik yang meliputi aspek –

aspek pendidikan, pengalaman dan keterampilan dituntut untuk tidak hanya

sekedar terlatih secara teknis namun juga mampu menganalisis dan memecahkan

permasalahan – permasalahan yang terkait dengan pekerjaan, bekerja secara

produktif secara team dan mampu dalam berbagai bidang pekerjaan sesuai dengan

disiplin ilmu dan profesi.

Pentingnya pemberian pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja yang

dilakukan bukanlah semata–mata bagi karyawan atau pegawai yang bersangkutan

tetapi juga untuk kepentingan perusahaan, karena dengan meningkatnya

kemampuan dan keterampilan para karyawan akan dapat meningkatkan kinerja

dari karyawan tersebut. Mengingat pentingnya pemberian pendidikan dan

pelatihan untuk karyawan yang baru direkrut maupun karyawan yang lama dan

juga untuk kelancaran dalam mengerjakan pekerjaan sehingga dapat menciptakan

kinerja yang tinggi maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Faktor – Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Millennium Ratanindo Perkasa Menganti - Gresik”.

(15)

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Apakah pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja karyawan?

b. Apakah pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja berpengaruh secara

parsial terhadap kinerja karyawan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas maka penelitian ini mempunyai tujuan :

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan

pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja terhadap kinerja karyawan

pada PT. Millennium Ratanindo Perkasa Menganti - Gresik.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial pendidikan

dan pelatihan serta disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.

Millennium Ratanindo Perkasa Menganti - Gresik.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi pihak perusahaan dalam memperbaiki kinerja

karyawan melalui pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja sehingga

tujuan perusahaan dapat tercapai.

2 Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik

(16)

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1.Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut sumber

daya manusia, dimana merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu

sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas

dan efisiensi perusahaan sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal

dengan manajemen sumber daya manusia.

Menurut Handoko (2001:4) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah

pengakuan terhadap pentingnya satuan organisasi sebagai sumber daya vital bagi

pencapaian tujuan organisasi dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan

personalia untuk menjamin bahwa mereka digunakan secara efektif dan bijak agar

bermanfaat bagi individu dalam dunia kerja, organisasi dan masyarakat.

Menurut Mangkunegoro (2005:2) Manajemen Sumber Daya Manusia

adalah suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada

individu dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan.

Menurut Hasibuan (2001:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah

ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

(17)

Menurut Panggabean (2002:15) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah

suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian –

pengendalian kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan,

evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi, dan

pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sehingga berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

manajemen sumber daya manusia merupakan seni untuk merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi kegiatan – kegiatan sumber

daya manusia dalam pencapaian tujuan perusahaan.

2.1.2 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Apabila diperhatikan dengan seksama pengaturan personil suatu perusahaan

akan mempunyai dua aspek, yaitu aspek manajerial dan operasional.

Menurut Notoatmodjo ( 2003:121) mengemukakan bahwa fungsi manajerial

adalah semua fungsi yang dilakukan oleh manajerial kepegawaian meliputi

perencanan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

a. Perencanaan

Perencanaan berarti menentukan lebih dulu program personalia yang akan

membantu mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

b. Pengorganisasian

Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Manajemen

personalia haruslah membentuk organisasi dengan merancang susunan

(18)

c. Pengarahan

Pengarahan adalah melaksanakan pekerjaan tersebut. Fungsi ini berarti

mengusahakan agar karyawan mau bekerjasama secara efektif.

d. Pengendalian

Yaitu mengamati, membandingkan pelaksanaan dengan rencana dan

mengoreksi terjadinya penyimpangan, atau jika perlu menyesuaikan

kembali rencana yang telah di buat.

Sedangkan pada aspek fungsional disini meliputi pengadaan,

pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemisahan. Fungsi

diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pengadaan

Adalah memperoleh jumlah dengan jenis karyawan yang tepat untuk

mencapai tujuan organisasi. Terutama menyangkut tentang penentuan,

tentang kebutuhan tenaga kerja dan penarikannya, seleksi dan

penempatannya.

b. Pengembangan

Pengembangan dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan melalui latihan,

yang diperlukan untuk dapat menjalankan tugas dengan baik.

c. kompensasi

Sebagai pemberian penghargaan yang adil dan layak terhadap karyawan

(19)

d. Integrasian

Menyangkut penyesuaian keinginan dari para individu dengan keinginan

organisasi dan masyarakat. Untuk itu perlu memahami perasaan dan sikap

para karyawan untuk dipertimbangkan dalam pembuatan berbagai

kebijakan organisasi.

e. Pemeliharaan

Fungsi ini dititikberatkan pada pemeliharaan kondisi fisik para karyawan

dan pemeliharaan sikap yang menyenangkan.

f. Pemisahan

Organisasi harus bertanggung jawab dalam memutuskan hubungan kerja ini

sesuai ketentuan yang berlaku dan menjamin karyawan tersebut dalam

keadaan sebaik mungkin.

2.1.3 Tujuan Managemen Sumber Daya Manusia

Tujuan utama manajemen Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan

kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi dalam pencapaian

produktifitas. Dalam pencapaian misi dan tujuan sangat tergantung kepada

manusia yang mengelola organisasi tersebut. Oleh karena itu sumber daya

manusia dapat dikelola sedemikian rupa sehingga berkembang dan berdaya guna.

Menurut Notoatmodjo (2003:118) tujuan dapat dijabarkan dalam empat

tujuan sebagai berikut :

a. Tujuan Masyarakat

Untuk bertanggung jawab secara social dalam hal kebutuhan dan tantangan

(20)

masyarakat diharapkan membawa manfaat atau keuntungan, oleh sebab itu

suatu organisasi mempunyai tanggung jawab dalam mengelola sumber daya

manusia.

b. Tujuan Organisasi

Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusia perlu

memberikan kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara

keseluruhan. Manajemen sumber daya manusia bukanlah tujuan akhir suatu

proses melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya

tujuan organisasi.

c. Tujuan Fungsi

Untuk memelihara kontribusi bagian agar sumber daya manusia

melaksanakan tugasnya secara optimal. Dengan kata lain setiap karyawan

dalam organisasi harus melaksanakan fungsinya sebaik mungkin.

d. Tujuan Personal

Untuk membantu karyawan mencapai tujuan pribadinya dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi. Tujuan pribadi karyawan seharusnya

dipenuhi dan ini sudah merupakan motivasi dan pemeliharaan terhadap

karyawan.

2.2 Pendidikan dan Pelatihan

2.2.1 Pengertian Pendidikan dan Latihan

Setiap perusahaan selalu menginginkan agar karyawan dapat bekerja secara

lebih efisien dan efektif. Maka perusahaan sama sekali tidak boleh mengabaikan

(21)

memotivasi sendiri dirinya untuk dapat meningkatkan kemampuan tanpa ada

campur tangan dari perusahaan. Tetapi dalam praktek jumlah karyawan yang

mampu memotivasi dirinya sangat kecil disamping itu keungkinan keahlian yang

dimiliki oleh individu – individu tersebut tidak sesuai dengan kenginan atau

kondisi perusahaan.

Untuk mengetahui pengertian dan arti penting pendidikan dan pelatihan

maka perlu dijelaskan menurut Notoatmodjo ( 2003 : 82 ) pendidikan dan

pelatihan adalah upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia terutama

yang berhubungan dengan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.

Menurut Mangkunegoro ( 2005 : 43 ) pendidikan dan pelatihan adalah usaha

berencana yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan

dan sikap – sikap pegawai.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan

pelatihan adalah merupakan usaha yang penting dalam organisasi dimana pegawai

yang bermutu adalah mereka yang mempunyai kemampuan dan keterampilan

untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya serta dapat

memelihara dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan.

2.2.2 Tujuan Pendidikan dan Latihan

Setiap perusahaan berada pada lingkungan yang berlangsung secara terus

menerus. Kompetisi tersebut mendorong perusahaan untuk selalu memperbaiki

kinerja agar tetap bertahan dan bahkan berkembang, disisi lain teknologi terus

(22)

Seiring dengan berkembangnya pasar maka beban kerja perusahaan akan

bertambah dalam memenuhi permintaan kebutuhan pasar.

Menurut Mangkunegoro ( 2005 : 45 ), mengemukakan tujuan dari

pendidikan dan pelatihan:

a. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi.

b. Meningkatkan kualitas kerja.

c. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara

maksimal.

d. Meningkatkan perkembangan pegawai.

e. Meningkatkan produktifitas kerja.

f. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia.

g. Menghindarkan keusangan.

h. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.

i. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

Tujuan tersebut diatas tidak dapat tercapai apabila pimpinan tertinggi

menyadari akan pentingnya pendidikan dan pelatihan yang sistematis dan

karyawan sendiri percaya bahwa mereka akan memperoleh keuntungan.

2.2.3 Manfaat Pendidikan dan Latihan

Menurut Notoatmodjo ( 2003 : 30 )Setelah tujuan dari diadakannya

pendidikan dan latihan tercapai, maka perusahaan akan banyak memperoleh

manfaat antara lain :

a. Meningkatkan stabilitas pegawai.

(23)

c. Dapat membantu pegawai bekerja lebih efisien.

d. Dapat meningkatkan semangat kerja sehingga mempengaruhi kinerja

karyawan.

Sedangkan menurut Nitisemito ( 2001:94 ) manfaat yang didapat dari

pendidikan dan pelatihan baik bagi karyawan maupun perusahaan, antara lain :

a. Mengurangi pengawasan

Karena karyawan telah mampu bekerja sesuai dengan keinginan

perusahaan, maka secara tidak langsung hal ini akan mengakibatkan

terhadap karyawan tersebut berkurang.

b. Memudahkan pelaksanaan pendelegasian wewenang

Dengan semakin kompleksnya tugas yang harus dilakukan oleh perusahaan,

maka perlu ada pendelegasian wewenang untuk suatu tanggung jawab

tertentu. Untuk itu harus dipilih karyawan yang benar – benar mampu

melaksanakan tanggung jawab tersebut, dalam hal ini pendidikan dan

latihan memberikan sumbangan yang tidak sedikit sebab dengan adanya

diklat tersebut diharapkan karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan

tepat.

2.2.4 Metode Pendidikan dan Latihan

Menurut Hiedjrachman ( 2001 : 77 ) Metode pendidikan dan pelatihan

dibedakan menjadi dua kelompok yaitu metode untuk karyawan operasional dan

manajerial, secara umum bentuk pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

(24)

a. Pelatihan ditempat kerja

Merupakan metode yang sangat efektif, Karen ini disebabkan mudahnya

dalam mempelajari disamping dapat secara langsung diterapkan dalam

praktek.

b. Vestibule school

Metode yang diberikan secara khusus, karena materi yang diberikan

disesuaikan dengan pekerjaan yang dihadapi dengan kata lain secara

spesialisasi karena instruktur yang memberikan bimbingan lebih terampil

dalam bidangnya.

c. Apprenticeship

Dipergunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan. Bisa

mengkombinasikan pelatihan ditempat kerja dan pengalaman dengan

petunujk – petunjuk dikelas dalam pengetahuan tertentu.

d. Kursus – kursus khusus

Metode ini dilaksanakan perusahaan untuk memperdalam pengetahuan dari

pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga oleh beberapa orang

system latihan operasional ini lebih mungkin digolongkan sebagai

pendidikan dari pada latihan.

Sedangkan secara umum metode pendidikan dan pelatihan manajerial dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Ketrampilan dalam pengambilan keputusan

Merupakan ketrampilan yang dapat didekati dengan berbagai macam cara

(25)

namun ada kecenderungan untuk menggunakan metode – metode yang

memerlukan simulasi dari lingkungan eksekutif. Metode – metode ini

adalah metode kotak surat, permainan perusahaan dan telaah – telaah kasus.

b. Ketrampilan antar pribadi

Para manajer yang berorientasi pada perilaku berpendapat bahwa

penerimaan keputusan itu sama pentingnya dengan mutunya, karena itu

mereka menekankan perlunya pengembangan kemampuan antar pribadi.

c. Pengetahuan tentang pekerjaan

Para manajer harus memperoleh pengetahuan yang berhubungan dengan

pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Sehingga diharapkan para manajer

tersebut dapat melaksanakan pekerjaannya dengan lebih baik dan

mengalami hambatan – hambatan yang dapat mengganggu kelancaran

pekerjaannya.

2.2.5 Perbedaan dan Persamaan Pendidikan dan Pelatihan

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa antara pendidikan dan

pelatihan terdapat beberapa perbedaan dan persamaan seperti yang dikemukakan

oleh Mangkunegoro ( 2005 : 44 ) bahwa pendidikan adalah suatu proses

pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematika dan

teroganisir dimana pegawai mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis

guna mencapai tujuan umum, sedangkan pelatihan adalah suatu pendidikan jangka

pendek yang mempergunakan sistem procedural dan teroganisir dimana pegawai

(26)

Dengan demikian pendidikan dan pelatihan ditujukan kepada pegawai

dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan teknis, kemampuan

konseptual dan kemampuan dalam mengambil keputusan.

2.2.6 Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan bagi Sumber Daya Manusia

Menurut Notoatmodjo ( 2002 : 30 ) pendidikan dan pelatihan dapat

dipandang sebagai salah satu bentuk investasi. Oleh karena itu setiap organisasi

atau instansi yang ingin berkembang maka peran dari pendidikan dan pelatihan

bagi karyawan harus memperoleh perhatian yang besar. Pentingnya program

pendidikan dan pelatihan bagi suatu organisasi antara lain sebagai berikut :

a. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan

tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai

dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut.

b. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jelas akan mempengaruhi

suatu organisasi atau instansi. Oleh sebab itu jabatan – jabatan yang dulu

belum diperlukan, sekarang diperlukan. Kemampuan orang yang akan

menempati jabatan tersebut kadang – kadang tidak ada. Dengan demikian,

maka diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang

diperlukan oleh jabatan tersebut.

c. Promosi dalam suatu organisasi atau instansi adalah suatu keharusan,

apabila organisasi itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang

adalah sebagai salah satu reward atau insentive (ganjaran dan perangsang).

Adanya ganjaran dan perangsang yang berupa promosi dapat meningkatkan

(27)

seorang karyawan yang akan dipromosikan untuk menduduki jabatan

tertentu masih belum cukup. Untuk itu maka diperlukan pendidikan dan

pelatihan tambahan.

d. Didalam masa pembangunan ini organisasi – organisasi atau instansi –

instansi, baik pemerintah ataupun swasta merasa terpanggil untuk

menyelenggarakan pelatihan – pelatihan bagi para karyawan agar diperoleh

efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa pembangunan.

Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan seperti diuraikan diatas, bukanlah

semata – mata bagi karyawan atau pegawai yang bersangkutan, tetapi juga

keuntungan bagi organisasinya. Karena dengan meningkatnya kemampuan dan

keterampilan para karyawan, maka akan dapat meningkatkan produktivitas kerja

karyawan. Produktivitas kerja para karyawan meningkat, berarti organisasi yang

bersangkutan akan memperoleh keuntungan.

2.2.7 Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan Pendidikan dan Latihan

Faktor – faktor ini memberikan pengaruh terhadap berhasil tidaknya

pelaksanaan pendidikan dan latihan yaitu :

a. Motivasi

Semakin tinggi motivasi karyawan semakin cepat dia dalam melakukan

pekerjaan atau semakin mudah dan cepat menyerap dan menerima

(28)

b. Laporan Kemajuan

Laporan untuk mengetahui seberapa jauh seseorang karyawan telah

memahami pengetahuan baru tersebut.

c. Reinforcement

Apabila suatu keterampilan sedang dipelajari maka perlu proses belajar ini

diperkuat dengan hasiah atau hukuman sehingga diharapkan akan timbul

keinginan yang tinggi dan sungguh – sungguh dalam menjalani keinginan

program pendidikan dan pelatihan.

d. Praktek

Sedapat mungkin para karyawan dilatih bisa mempraktekkan ketrampilan

tersebut dalam suasana pekerjaan yang sebenarnya.

e. Perbedaan individu

Latihan yang efektif adalah dapat menyesuaikan kecepatan dan kerumitan

dengan kemampuan dari masing – masing individu sehingga jurang

perbedaan antar karyawan yang mengikuti pendidikan dan latihan tersebut

dapat diperkecil.

Sehingga dapat disimpulkan apabila kedua pendapat tersebut dipadukan

terdapat dua variabel yang sama yaitu motivasi dan perbedaan individu variabel

lainnya merupakan teknis untuk mengembangkan motivasi dan perbedaan

(29)

2.3 Disiplin Kerja

2.3.1 Pengertian Disiplin Kerja

Walaupun seorang pegawai bekerja dengan sebaik – baiknya masih juga

terdapat kesalahan – kesalahan dalam pekerjaannya akan tetapi dalam hal seperti

ini juga hendaknya mencari sebab – sebab kesulitan pegawai dan sedapat mungkin

berbuat sesuatu untuk menolong pegawai itu memperbaiki perilaku dan hasil

kerjanya. Dengan diberlakukannya pembinaan disiplin kerja yang diterapkan oleh

para manajer secara terus – menerus diharapkan karyawan dapat melakukan

disiplin. Bukan karena lasan maupun sanksi yang diterapkan oleh perusahaan,

tetapi karena kesadaran dalam melakukan atau melaksanakan tugas sesuai dengan

peraturan yang berlaku diperusahaan.

Menurut Siswanto ( 2003 : 291 ) berpendapat bahwa “Disiplin kerja adalah

suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan –

peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta

sangggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi – sanksinya

apabila ia melanggar tugas dan wewenangnya yang diberikan kepadanya”.

Menurut Hasibuan ( 2003 : 193 ) berpendapat “Disiplin kerja adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan

norma – norma sosial yang berlaku”.

Menurut Sydam ( 2000 : 291 ) Disiplin kerja adalah suatu kesediaan dan

kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala norma peraturan yang

(30)

Pada intinya disiplin kerja merupakan suatu ketaatan karyawan terhadap

peraturan – peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Disiplin Kerja

Menurut Siswanto ( 2003 : 291 ) tujuan disiplin kerja adalah demi

kelangsungan perusahaan diantaranya :

a. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan

ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku,

baik tertulis serta melaksanakan perintah manajemen.

b. Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik – baiknya serta mampu

memberikan service yang maksimal kepada pihak tertentu yang

berkepentingan dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.

c. Dapat menggunakan dan memelihara saran dan prasarana, barang dan jasa

perusahaan dengan sebaik – baiknya.

d. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku pada

perusahaan.

e. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang sesuai dengan

harapan perusahaan baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

Keuntungan pembinaan disiplin kerja adalah :

1. Tingkat kepatuhan terhadap jam kerja selalu tepat

2. Tingkat absensi dalam masuk kerja baik

3. Bertanggung jawab terhadap tugas dan tujuan perusahaan, sehingga

(31)

Dengan demikian peraturan – peraturan disiplin kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan mempunyai tujuan dan fungsi sebagai penciptaan peningkatan rasa

tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan yang dibebankan kepada masing –

masing karyawan, sehingga para karyawan dapat menyadari kewajibannya untuk

mengutamakan hasil karya yang baik dan sesuai dengan standart yang diingikan

perusahaan.

2.3.3 Macam – macam Disiplin

Menurut Ahmad ( 2002:349 ) disiplin dapat dibedakan menjadi dua macam

diantaranya :

a. Disiplin terhadap waktu

Dalam hal ini yang menjadi acuan adalah ketepatan penggunaan waktu.

Disiplin terhadap waktu misalnya masuk kerja tepat waktu, bila jadwal

kerja mulai pukul 08.00 WIB maka orang disiplin tersebut akan masuk

tepat waktu atau lebih awal.

b. Disiplin terhadap peraturan atau prosedur kerja

Sementara disiplin terhadap peraturan atau prosedur kerja yang ada dapat

diberikan contoh seorang buruh bangunan yang diwajibkan menggunakan

helm pengaman kepala, jika buruh tersebut menggunakan helm kepala

maka yang bersangkutan telah disiplin.

Menurut Mangkunegoro ( 2005:129 ) disiplin dapat dibedakan menjadi dua

(32)

a. Disiplin preventif

Suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi

pedoman kerja, aturan – aturan yang telah digariskan oleh perusahaan.

b. Disiplin korektif

Suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan

dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman

yang berlaku pada perusahaan.

2.3.4 Tingkat dan Jenis Sanksi Terhadap Pelanggaran Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan ( 2003:195 ) tingkat dan jenis sanksi adalah :

1. Sanksi Disiplin Berat

a. Pembebasan dari jabatan atau pekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga

kerja biasa bagi yang memegang jabatan

b. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri

karyawan yang bersangkutan

c. Pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat sebagai karyawan

perusahaan

2. Sanksi Disiplin Sedang

a. Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dicanangkan

sebagaimana tenaga kerja yang lain

b. Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan harian,

mingguan atau bulanan

c. Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada

(33)

3. Sanksi Disiplin Ringan

a. Teguran tenaga kerja yang bersangkutan

b. Teguran tertulis

c. Pernyataan tidak puas secara tidak tertulis

Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan

sanksi – sanksi merupakan peringatan bagi para karyawan yang melanggar

disiplin kerja. Seperti yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Hal ini dapat mendorng dan meningkatkan disiplin kerja karyawan dalam rangka

meningkatkan semangat dan gairah kerja yang tinggi.

2.4 Kinerja

2.4.1 Pengertian kinerja

Menurut Prawirosentono ( 2000:25 ) kinerja adalah suatu performance yang

artinya adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok

dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing –

masing dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Mangkunegara ( 2005:67 ) kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Cushway ( 2000:87 ) kinerja adalah suatu proses tingkat yang

dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu

sedemikian rupa, sehingga baik tujuan individu maupun tujuan koorporasi dapat

(34)

Dalam hal ini kinerja merupakan suatu proses atau cara yang dirancang

untuk mencapai tujuan organisasi agar anggota organisasi dapat bekerja dan

bekerja sama lebih efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

2.4.2 Ciri – ciri Kinerja Yang Berhasil

Menurut Cushway ( 2000:88 ) adalah proses kinerja yang beroperasi secara

efektif sebagai berikut :

1. Tujuan yang jelas bagi organisasi dan proses yang benar untuk

mengidentifikasi, mengembangkan, mengukur dan membahas tujuan

tersebut.

2. Integrasi antara tujuan secara luas yang dibuat oleh manajemen dengan

tujuan pekerja.

3. Kejelasan yang lebih baik tentang aspirasi dan tujuan organisasi.

4. Pengembangan budaya kinerja dimana prioritas utama terletak pada hasil

daripada hanya pada aspek fungsi organisasi, seperti penyesuaian terhadap

prosedur standar.

5. Pelaksanaan dialog secara berkelanjutan antara manajemen dengan pekerja

dan dengan sendirinya penekanan lebih besar pada kebutuhan individu.

6. Pengembangan lingkungan yang lebih terbuka dan terpelajar, dimana ide

dan kesimpulan diletakkan di garis depan dan didiskusikan dalam situasi

yang tidak menghakimi dengan konsekuensi pengembangan dalam budaya

belajar.

(35)

8. Mendorong pengembangan pribadi.

Sepertinya hasil diatas sangat sempurna dan tidak mungkin dapat dicapai

semuanya sampai tingkat optimal, tetapi inilah area dimana perbaikan nyata dapat

dilakukan jika proses dilaksanakan dengan benar.

2.4.3 Unsur Penilaian Kinerja

Unsur – unsur dalam penilaian kinerja karyawan antara lain :

1. Kualitas hasil kerja

Seorang karyawan dituntut dapat memenuhi kualitas kerja yang ditentukan

oleh perusahaan. Kinerja karyawan dapat dilihat dari kualitas hasil kerja

yang dicapai.

2. Kuantitas hasil kerja

Karyawan dituntut untuk mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan,

kinerja karyawan yang dicapai dapat dilihat dari kuantitas hasil kerjanya.

3. Pengetahuan tentang pekerjaan

Pengetahuan yang dimiliki akan membantu pelaksanaan pekerjaan,

sehingga orang yang memiliki pengetahuan tersebut seringkali memiliki

kinerja yang baik.

4. ketergantungan

karyawan diharapkan untuk memiliki kemandirian kalau bekerja, tidak

menggantungkan diri pada lingkungan kerjanya. Seorang yang

produktifitasnya baik seringkali ditemukan tidak tergantung pada

lingkungan sekitar, orang yang tergantung sangat sulit untuk mencapai

(36)

5. Kehadiran

Orang yang produktifitasnya baik dapat dilihat dari kehadirannya setiap

hari kerja. Karyawan yang jarang terlambat atau absen dan memiliki

keterlibatan kerja yang tinggi akan mengarah pada kinerja yang baik.

6. Kerjasama

Karyawan dituntut untuk melakukan kerjasama dalam bekerja dengan

karyawan yang lain sehingga akan tercipta suasana kerja yang dinamis.

7. Adaptasi atau penyesuaian diri

Seseorang karyawan dapat cepat melakukan penyesuaian diri terhadap

pekerjaan dan karyawan yang lain supaya tidak menghambat suasana kerja

karyawan yang lain.

8. Pemeliharaan

Karyawan diharapkan dapat secara langsung ikut berperan serta menjaga

alat – alat pekerjaan dan kebersihan tempat bekerja sehingga tercipta

suasana kerja yang nyaman.

2.4.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja karyawan

Menurut Mahmudi ( 2005:21 ) banyak faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan antara lain :

1. Faktor personal / individual, meliputi : pengetahuan, keterampilan,

kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh

(37)

2. Faktor kepemimpinan, meliputi : kualitas dalam memberikan dorongan,

semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan oleh manager dan tim

leader.

3. Faktor tim, meliputi : kepercayaan terhadap sesame anggota tim,

kekompakkan dan keeratan anggota tim.

4. Faktor sistem : sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan

oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam organisasi.

5. Faktor konteksual (situasional) : tekanan dan perubahan lingkungan

eksternal dan internal.

Menurut Soesilo (2000 : 22) ada lima faktor yang mempengaruhi kinerja,

antara lain :

1 Struktur organisasi sebagai hubungan internal yan berkaitan dengan fungsi

yang menjalankan aktifitas organisasi.

2 Kebijakan pengelolahan berupa visi dan misi organisasi.

3 Sumber daya manusia yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk

bekerja dan berkarya secara optimal.

4 Sistem informasi manajemen yang berhubungan dengan pengelolahan data

base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.

5 Sarana dan prasarana yang dimiliki yang berhubungan dengan penggunaan

teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas organisasi.

Menurut Ruky (2001 : 7) faktor – faktor yang berpengaruh langsung

terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi adalah :

(38)

2 Kualitas lingkungan yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruangan

dan kebersihan.

3 Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam

organisasi yang bersangkutan.

4 Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi

untuk bekerja sesuai dengan standart dan tujuan organisasi.

5 Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi,

imbalan, promosi dan lainnya.

Menurut Atmosoeprapto ( 2001:1 ) kinerja suatu organisasi akan

dipengaruhi faktor internal dan eksternal, antara lain :

1 Faktor internal yang terdiri dari :

a. Tujuan organisasi yaitu apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi.

b. Struktur organisasi sebagai hasil desain antara fungsi yang akan

dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.

c. Sumber daya manusia yaitu kualitas dan pengelolaan organisasi

sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan.

d. Budaya organisasi yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam

pola kerja yang baku menjadi citra organisasi yang bersangkutan.

2 Faktor eksternal yang terdiri dari :

a. Faktor politik yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan

kekuasaan negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban

yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya

(39)

b. Faktor ekonomi yaitu tingkat pengembangan ekonomi yang

berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli

untuk menggerakkan sektor – sektor lainnya sebagai suatu sistem

ekonomi yang lebih besar.

Adapun indikator – indikator untuk suatu kinerja diantaranya adalah

sebagai berikut :

1 Hasil kerja individu ( Individual task outcomes )

Yang dimaksud hasil tugas individu ini adalah hasil tugas individu yang

sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan pada karyawan.

2 Perilaku ( Behavior )

Yang dimaksud dengan perilaku adalah mengenai perilaku karyawan yang

mengarahkan tindakan dalam bekerja untuk menghasilkan kinerja yang

diharapkan.

3 Ciri ( Traits )

Ciri atau sifat karyawan pada umumnya berlangsung lama dan tetap

sepanjang waktu, tetapi dengan adanya perubahan – perubahan dan campur

tangan dari pihak luar seperti diadakannya pelatihan yang dapat

menimbulkan rasa percaya diri dan kerjasama yang akan mempengaruhi

kinerja karyawan dalam perusahaan.

Sedangkan menurut Suyadi ( 1999 : 27 ) faktor – factor yang akan

(40)

1 Efektifitas dan Efisiensi

Efektifitas dari usaha kerjasama berhubungan dengan pelaksanaan yang

dapat mencapai suatu tujuan dalam suatu sistem. Dalam hal ini ditentukan

dengan sudut pandang yang dapat memenuhi kebutuhan sistem itu sendiri,

sedangkan Efektifitas dari usaha kelompok adalah bila tujuan kelompok

tersebut dapat dicapai sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan.

2 Otoritas dan Tanggung jawab

Secara umum organisasi dapat dikatakan sebagai wadah untuk mencapai

tujuan dan untuk mengatur apakah tujuan organisasi tercapai atau tidak

digunakan kriteria aktifitas dan efisiensi dan dalam hubungannya dengan

kinerja organisasi maka baik buruknya kinerja diukur oleh efisiensi dan

efektifitas. Masalahnya bagaimana proses terjadinya efisiensi dan

efektifitas organisasi, oleh karena itu salah satu hal yang diperlukan

mendapat perhatian adalah hal yang berkaitan dengan wewenang dan

tanggung jawab setiap peserta dalam suatu organisasi akan mendukung

kinerja organisasi tersebut.

3 Disiplin Kerja

Secara umum disiplin adalah taat kepada hokum dan peraturan yang

berlaku sedangkan disiplin kerja adalah ketaatan karyawan yang

bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan perusahaan

(41)

Dalam hal ini seorang karyawan melanggar peraturan yang berlaku dalam

organisasi perusahaan maka karyawan yang bersangkutan harus sanggup

menerima hukuman yang telah disepakati.

4 Pendidikan dan Pelatihan

Secara umum pendidikan dan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan

dan mengembangkan kemampuan dan keahlian karyawan. Didalam suatu

organisasi perusahaan, seorang pimpinan haruslah memahami benar

karyawannya mengingat kemampuan dan keahlian.

2.5 Kerangka Berpikir

Dalam suatu perusahaan manajemen sumber daya manusia merupakan suatu

manajemen yang memiliki peranan penting dimana manajemen sumber daya

manusia mempunyai tujuan untuk meningkatkan potensi karyawan dalam

organisasi. Oleh sebab itu pembinaan sumber daya manusia dibutuhkan dan dapat

dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan dan disiplin kerja. Dengan

dikelolanya sumber daya manusia dengan baik diharapkan terwujudnya kerja

karyawan meningkat dan potensi karyawan dapat berkembang.

Hubungan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja karyawan sangat

erat, hal ini dimaksudkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang atau kelompok dan jika dalam pendidikan dan pelatihan diberikan

secara maksimal dan disiplin kerja dalam menjaga ketertiban dan kelancaran

dalam melaksanakan tugas, maka kualitas kerja dari karyawan akan meningkat.

Dengan demikian bahwa pelaksanaan dari pendidikan dan pelatihan serta

(42)

hal ini kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat dijelaskan dengan

melihat pengaruh pendidikan dan pelatihan serta disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan.

2.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Secara simultan pendidikan dan pelatihan ( X1 ) serta disiplin kerja (X2)

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan ( Y ) pada PT.

Millennium Ratanindo Perkasa Menganti - Gresik.

b. Secara parsial pendidikan dan pelatihan ( X1 ) serta disiplin kerja (X2)

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan ( Y ) pada PT.

Millennium Ratanindo Perkasa Menganti - Gresik.

Pendidikan dan Pelatihan ( X1 )

Disiplin Kerja ( X2 )

(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran ditujukan agar konsep yang digunakan

dapat diukur secara empiris serta menghindari kesalahan penafsiran dan

pengertian makna yang berbeda. Definisi operasional dan pengukuran variabel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1.1 Variabel Bebas

a.Pendidikan dan Pelatihan ( X1 )

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu upaya untuk mengembangkan

sumber daya manusia terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual

dan kepribadian.

Variabel ini mempunyai empat indikator yaitu :

a. Ketrampilan kerja karyawan, maksudnya program pendidikan dan pelatihan

diberikan guna meningkatkan kemampuan dan keahlian serta ketrampilan

yang sesuai dalam melaksanakan pekerjaan, seperti diklat.

b. Partisipasi karyawan.

c. Implementasi pelatihan ke pekerjaan.

d. Materi pendidikan dan pelatihan ( diklat ) yang diberikan dapat

(44)

Untuk mengukur indikator dari variabel pendidikan dan pelatihan dengan

menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat kurang : 1

Kurang : 2

Biasa Saja : 3

Baik : 4

Sangat baik : 5

b. Disiplin kerja ( X2 )

Ketaatan dan kemampuan yang bersangkutan dalam menghormati

perjanjian kerja dengan perusahaan dimana karyawan bekerja. Pada variabel ini

memiliki empat indikator yaitu :

a. Penggunaan peralatan sesuai prosedur.

b. Kehadiran tepat waktu.

c. Tingkat absensi dari karyawan.

d. Sanksi untuk pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan terhadap

peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam perusahaan.

Untuk mengukur indikator dari variabel disiplin kerja dengan menggunakan

skala likert dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat kurang : 1

Kurang : 2

Biasa Saja : 3

(45)

Sangat baik : 5

3.1.2 Variabel Terikat

Kinerja karyawan ( Y )

Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing – masing. Variabel ini mempunyai empat indikator :

a. Kualitas pekerjaan yaitu salah satu cara untuk mengetahui tinggi rendahnya

kinerja karyawan dapat dilihat dari sejauh mana karyawan dapat

menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas yang baik.

b. Ketepatan waktu yaitu penyelesaian pekerjaan oleh karyawan yang tepat

waktu.

c. Inisiatif yaitu dimana karyawan mempunyai ide dalam penyelesaian

masalah dalam pekerjaannya.

d. Kuantitas yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan karyawan.

Untuk mengukur indikator dari variabel kinerja karyawan dengan

menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat kurang : 1

Kurang : 2

Biasa Saja : 3

Baik : 4

Sangat baik : 5

(46)

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan fakta dari hal yang diteliti yang terdiri dari

objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dengan demikian populasi merupakan keseluruhan atas objek penelitian yang

akan diteliti. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian

produksi pada PT. Millenium Ratanindo Perkasa Menganti, Gresik yang

berjumlah 120 karyawan.

3.2.2.Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasimaka ukuran sampel yang ditentukan dalam penelitian ini berjumlah 92

karyawan pada PT. Millenium Ratanindo Perkasa Menganti, Gresik.

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel penelitian ini adalah

menggunakan teknik sample random sampling, dimana teknik pengambilan

sampling ini memberi peluang yang sama pada anggota bagian populasi untuk

dipilih secara acak menjadi anggota sampel, sehingga dalam penelitian ini sampel

dapat mewakili keseluruhan populasi.

N n =

(47)

n = ukuran sampel ( 92 )

N = Ukuran populasi ( 120 )

e = standart error ( 5% = 0.05 )

Maka :

120 n =

1 + 120 ( 0,05 )2

120 =

1 + 120 ( 0,0025)

120 =

1 + 0,3

= 92

3.3. Teknik Pengumpulan Data.

3.3.1. Jenis Data.

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer. Data primer

adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian dengan

menyebarkan kuesioner (daftar pertanyaan) untuk mendapatkan informasi yang

dapat digunakan sebagai penunjang keberhasilan dari suatu penelitian.

(48)

Semua data penelitian ini diperoleh dari data internal yaitu data yang

diperoleh dari dalam perusahaan PT. Millennium Ratanindo Perkasa Menganti -

Gresik

3.4 Pengujian Kualitas Data

3.4.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Jadi validitas ingin mengukur apakah butir – butir pertanyaan dalam kuesioner

yang sudah kita buat betul – betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment

sebagai berikut :

n ∑ XiYi - ( ∑ Xi ) ( Yi ) r =

√{n ∑ Xi2 – ( ∑Xi )2 } { n ∑ Yi2– ( ∑ Yi )2 }

Keterangan :

r : Koefisien korelasi

x : Skor tanggap responden setiap pernyataan

y : Skor total tanggapan responden seluruh pernyataan

n : Banyaknya subyek / jumlah responden

(49)

- Jika tingkat signifikan ≥5% maka item pertanyaan tersebut tidak valid

- Jika tingkat signifikan < 5% maka item pertanyaan tersebut valid

3.4.2.Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indicator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika seorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Cara mencari

reliabilitas untuk keseluruhan item adalah dengan mengkoreksi angka korelasi

yang diperoleh dengan memasukkan ke dalam rumus cronbach, yaitu :

Dasar pengambilan keputusan :

- Jika nilai alpha > 0,60, berarti pernyataan reliable

- Jika nilai alpha ≤ 0,60, berarti pernyataan tidak reliabel

3.5 Teknik Analisis

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Menurut Sulaiman (2004 : 88) pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi

ada tidaknya multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autolorelasi dalam hal

estimasi. Karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji

F dan uji T yang dilakukan sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistik

dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh untuk itu dilakukan uji asumsinya.

(50)

regresi yang terbaik linear dan tidak bias ( BLUE : Best Linear Unbiased

Estimator ).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti

sebaran normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini tidak dilakukan

karena menurut central limit theorem (teori batas memusat) yang menyatakan

bahwa biasanya untuk rata-rata dengan n ≥ 30 maka akan mengikuti distribusi

normal, apapun distribusi dari random variabel populasinya (Suparman,

2003:228). Sampel penelitian ini sebanyak 92 responden sehingga regresi linier

berganda tetap dilanjutkan, karena variabel pendidikan dan pelatihan (X1),disiplin

kerja (X2) dan kinerja karyawan (Y) dianggap berdistribusi normal.

2. Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti ada hubungan yang pasti diantara beberapa atau

semua variabel independen dari model regresi. Adapun cara pendekatannya

adalah jika multikolinearitas tinggi, seseorang mungin memperoleh R2 yang tinggi

tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir yang signifikan

atau penting secara statistik. Untuk mengetahui tidak ada gejala multikolinearitas

dapat dilihat dari nilai VIF (Vrian Infaction Factor) < 10.

3. Heteroskedastisitas

Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel independen

(51)

Pada regresi linear berganda, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan

variabel independen.

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan menghitung korelasi Rank Spearman ( Gujarati, 1995:188)

Keterangan :

d i = Perbedaan dalam rank spearman antara rasidual dengan variabel bebas

N = Banyaknya data

Jika nilai signifikan koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel

bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih besar 5 %, maka tidak terdapat

gejala heteroskedastisitas. ( Anonim, 2005 : 60 ).

3.5.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk

menganalisis data didalam melakukan suatu penelitian. Dengan menentukan dan

menggunakan teknik analisis data secara tepat didalam suatu penelitian maka

kemungkinan besar opengaruhnya terhadap keberhasilan dari penelitian tersebut.

Dari keterangan diatas maka data yang telah diperoleh penulis dianalisis dengan

menggunakan teknik kuantitatif. Teknik kuantitatif adalah teknik pengolahan data

yang berbentuk angka – angka dan dapat dihitung berdasarkan rumus yang

(52)

penulis menggunakan teknik analisis Regresi Linier Berganda dan dengan bantuan

komputer program SPSS. Teknik analisis Regresi Linier Berganda ini berguna

untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen yaitu

pendidikan dan pelatihan, disiplin kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja

karyawan. Dari analisis Regresi Linier Berganda ini dapat dinyatakan dengan

persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ei………( Sugiyono, 2004 : 211)

Keterangan :

Y : Kinerja karyawan

X1 : Pendidikan dan Pelatihan X2 : Disiplin kerja

a : Konstanta

b1 , b2 : Koefisien regresi yang dicari ei : Standart error

Kemudian untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan variabel – variabel

independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan dalam teknik regresi

linier berganda dengan menggunakan koefisien determinasi ( R2 ). Koefisien

determinasi ( R2 ) digunakan untuk mengetahui besarnya proporsi variasi dari

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel – variabel independen

dengan melihat nilai koefisien determinasi ( R2).

Adapun rumus dari koefisien determinasi ( R2) sebagai berikut :

(53)

JKtotal

Keterangan :

R2 : Koefisien determinasi

JK regresi : Jumlah kuadrat regresi

JK total : Jumlah kuadrat tota

3.5.3 Uji Hipotesis

3.5.3.1Uji F

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara

keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan

membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Adapun langkah – langkah di dalam

uji F sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis yang akan diuji :

Ho : β1 =……βn = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata dari

variabel independen ( X1 dan X2 ) secara

simultan terhadap variabel dependen (Y).

Hi : β1 ≠……βn = 0 artinya terdapat pengaruh yang nyata dari variabel

independen ( X1 dan X2 ) secara simultan

terdapat variabel dependen (Y).

(54)

c. Untuk memperoleh nilai Fhitung dipakai rumus sebagai berikut menurut (

Sulaiman 2004 : 87 ):

( y* – ŷ )2 / k rata – rata kuadrat regresi Fhitung = =

∑ ( y – ŷ )2 / ( n- k – l ) rata – rata kuadrat residual Keterangan :

Y = Nilai pengamatan

Y* = Nilai Y yang ditaksir dengan model regresi

Ŷ = Nilai rata – rata pengamatan

k = Jumlah variabel independent

n = Jumlah pengamatan / sample

d. Kriteria pengujian dalam Uji F adalah :

1. Apabila F hitung ≤ F tabel maka hipotesis nol (Ho) diterima dan

hipotesis alternatif (Hi) ditolak.

2. Apabila F hitung > F tabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (Hi) diterima.

3.5.3.2Uji t

Uji t digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen dengan menganggap

variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung

dengan ttabel. Adapun langkah – langkah didalam uji t sebagai berikut :

(55)

Ho : β1 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata dari variabel

independen ( X1 dan X2 ) secara parsial terhadap variabel

dependen ( Y ).

H1 : β1 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang nyata dari variabel

independen ( X1 dan X2 ) secara parsial terhadap variabel

dependen ( Y ).

b. Menghitung level of significance α sebesar 5 % = 0,05.

c. Mencari nilai thitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

bi - ( βi ) thitung =

se (bi )

Keterangan :

thitung : t hasil hitung

βi : parameter ke – I yang dihipotesiskan

se (bi) : kesalahan standar bi

bi : koefisien variabel ke-

d. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

1. H0 diterima dan H1 ditolak apabila –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

(56)

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.1Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Millennium Ratanindo Perkasa berdiri pada tanggal 21 februari 2000

di Jalan Raya Kepatihan No 101 Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, tepat

pada abad millennium ketiga. Oleh karena itulah nama perusahaan diambil dari

moment tersebut. Karyawan diperusahaan kebanyakan berasal dari warga sekitar

yang direkrut secara langsung. PT Millennium Ratindo Perkasa dibangun diatas

tanah seluas 16.000m2, dengan luas bangunan 14.000m2. Bangunan paling depan

adalah kantor utama, tempat para pengelola manajemen perusahaan. Di belakang

bangunan tersebut adalah ruangan packing, dimana semua produk mencapai tahap

akhir yaitu pengemasan. Kemudian disebelah barat ruangan packing adalah

ruangan produksi, dimana semua proses dilakukan diruangan ini, mulai dari

bahan-bahan baku, penggosokan, pengecetan hingga tahap akhir, Sedangkan

disebelah timur ruangan packing adalah gudang tempat penyimpanan

barang-barang yang sudah dipacking yang kemudian diambil untuk ekspor keluar negeri.

PT. Millennium Ratanindo Perkasa adalah perusahaan yang bergerak

dibidang furniture, yang sebagian besar produknya adalah interior rumah tangga.

Produk yang dihasilkan seperti Kursi, Sofa, Meja makan, Buffed kecil, Buffed

(57)

PT. Millennium Ratanindo Perkasa merupakan produsen furniture yang

mengandalkan pada teknologi yang modern serta diikuti dengan system penerapan

Quality Control ( Standar kualitas) sehingga setiap produknya terjamin mutu dan

kualitasnya. Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh PT. Millenium

Ratanindo Perkasa dalam hal trendsetter, kualitas produk yang tinggi, brand image

yang kuat, teknologi yang baik, keahlian IT( information technology ), bisnis yang

terfokus, karyawan yang loyal dan posisi keuangan yang baik. PT. Millenium

Ratanindo Perkasa sendiri berkomitmen dalam mewujudkan visinya yaitu menjadi

perusahaan mebel rotan dan kayu yang terkemuka sedangkan misinya yaitu

membangun reputasi industri yang baik dalam kualitas, keaslian, fungsi desain

dan kehandalan yang teruji.

Produk – produk PT. Millennium Ratanindo Perkasa adalah produk

eksport, yang telah dieksport ke beberapa negara seperti Negara Amerika Serikat,

Jepang dan Negara-negara Eropa. Negara-negara tersebut menjadi tujuan

pemasaran karena negara – negara tersebut menyukai produk – produk intril yang

terbuat dari bahan dasar rotan. Meskipun daerah pemasaran cukup luas, tetapi

banyak negara – negara kompetitor yang bergerak dibidang yang sama, seperti

negara China dan Taiwan.

Banyak pesaing menjadi tantangan PT. Millennium Ratanindo Perkasa

untuk dapat melakukan strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Meskipun

harga bahan baku rotan mengalami kenaikan sebesar 50% PT. Millennium

Ratanindo Perkasa menjual barang jadi dengan harga yang sama. Hal ini

(58)

mepertahankan pelanggan adalah salah satu hal yang sangat penting agar

produk-produk tetap diakui oleh konsumen.

4.1.1.2Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan

PT. Millenium Ratanindo Perkasa berusaha Menjadi perusahaan mebel rotan dan

kayu yang terkemuka.

Misi Perusahaan

PT. Millenium Ratanindo Perkasa berusaha membangun reputasi industri yang

baik dalam kualitas, keaslian, fungsi desain dan kehandalan yang teruji.

4.1.1.3Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan

Organisasi merupakan wadah kerja sama sehubungan dengan usaha untuk

mencapai tujuan perusahaan. Rencana dan tujuan tersebut akan terealisir dengan

baik apabila ditunjang oleh personil – personil yang benar-benar ahli dalam

bidangnya, serta mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang

dipikulnya.

Didalam perumusan organisasi-organisasi bagi suatu perusahaan sangatlah

diperlukan adanya kelancaran dengan wewenang dan tanggung jawab serta

pengetahuan tentang tugas masing-masing.

Adapun bentuk struktur organisasi yang terdapat pada perusahaan PT.

Millennium Ratanindo Perkasa dapat dikemukakan bahwa struktur organisasi

memakai system garis atau lini. Tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

(59)

Struktur organisasi PT. Millennium Ratanindo Perkasa dapat di lihat

dalam bagan organisasi dibawah ini :

Secara garis besar deskripsi pekerjaan untuk setiap jabatan pada perusahaan

PT. Millennium Ratanindo Perkasa adalah sebagai berikut :

1 Direktur

a. Menentukan kebijakan perusahaan

b. Mewakili hubungan denga pihak luar

c. Menyediakan dan mengurusi bahan baku perusahaan

2 General Manager

a. General manager berupaya dengan segala kemampuan untuk memajukan

perusahaan termasuk didalamnya :

1) Menyusun rencana kerja dan menciptakan laba perusahaaan semakin besar

dan berkesinambungan.

2) Menyusun business plan dan progam kerja tahunan.

3) Mengusahakan perusahaaan tumbuh dan berkembang walaupun berangkat

dari hal yang kecil.

4) Menciptakan suasana kerja yang harmonis.

5) Meningkatkan kesejahteraan para karyawan secara layak sejalan dengan

pertumbuhan perusahaan.

6) Mengusahakan meningkatkan deviden bagi pemegang saham.

b. Membina dan memotivasi karyawan untuk meningkatkan kemampuannya

Gambar

Gambar 4.4 Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan Variabel X2  ...................
Tabel 4.1 Deskripsi Jenis Kelamin responden
Tabel 4.2 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pendidikan  dan
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel gaji, kepemimpinan dan sikap rekan kerja berpengaruh signifikan positif

Hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 14,327 dengan F tabel sebesar 2,45 sehingga F hitung &gt; F tabel variabel umur, pendidikan, pengalaman kerja,

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen (disiplin kerja, lingkungan kerja, pemberian kompensasi) terhadap

Berdasarkan uji F, hasil F hitung menunjukkan nilai 13,532 &gt; F tabel yaitu 3,32 maka terdapat pengaruh secara simultan variabel motivasi kerja dan disiplin kerja

Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel gaji, kepemimpinan dan sikap rekan kerja berpengaruh signifikan positif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara simultan dengan uji F variabel kesejahteraan, usia, tingkat pendidikan dan lingkungan kerja fisik secara

Hasil penelitian dan hipotesis menunjukkan bahwa disiplin kerja, pengalaman kerja dan gaji berpengaruh secara simultan dengan hasil regresi linear berganda dalam uji F diperoleh Fhitung

Berdasarkan berdasarkan uji F menunjukan bahwa varaibel disiplin kerja, reward, punishment secara simultan berpengaruh berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan F-hitung sebesar