i
MOTIF WISATAWAN DOMESTIK BERKUNJUNG KE
CANDI RATU BOKO
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Remsy Saputri
NIM : 132214059
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa
kemenangan Yesaya 41:10
“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya di pukul ombak, ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang itu”
(Jalinus At Thabib)
Skipsi ini saya persembahkan kepada :
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sumber Kekuatanku
Papaku tercinta dan sumber motivasiku (Edy Pasila)
Mamaku tercinta dan sumber motivasiku (Mariana Bandaso’)
Prima Saputra adiku tersayang
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya, penulis
dapat menyelesaikan skripsi berjudul, “Motif Wisatawan Domestik Berkunjung ke
Candi Ratu Boko”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen, Jurusan
Manajemen, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan,
motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis melalui berkat
dan kasih-Nya
2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A sekau Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M. Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A selaku Dosen Pembimbing I,
yang dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk
memberikan arahan, kritik, saran yang sangat bermanfaat bagi penulis
vii
5. Bapak Drs. Hendra G. Poerwanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang
dengan sabar dan rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan
arahan, kritik, saran yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga Skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
6. Ibu dan Bapak Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
telah banyak berbagi ilmu dan pengalaman hidup
7. Kedua orang tuaku, Papa dan Mama, yang selalu memberikan dukungan
melalui doa, nasihat, motivasi, perhatian, cinta yang tak terhingga sehingga
memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis hingga sekarang ini.
Trimkasih sudah menjadi orang tua yang luar biasa “Ini untuk kalian Pa,Ma..”
8. Adik-adikku Prima dan Robi yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi. “Kakak sayang kalian berdua…”
9. Para kesayangan Gita Prima Andriani, Eunike, Falmita Sari, Yulianti Tandi
Limbong, Katarina Sari, Afra Avelina Ulan, Friskha Dwita Eda terimakasih
untuk pertemanan kita, kalian semua telah memberikan kenangan dan
pengalaman-pengalaman yang terindah yang tidak akan pernah aku lupakan.
Trimakasih juga karena kalian tak henti-hentinya memberikan semangat,
bantuan, doa serta kasih saying kalian. “Love you so much my girls”
10. “EABS” (Everything About Us) Alvin, Riki, Rian, Lio, Geo, Andrian, Mita,
Rina, Afra terimakasih untuk kebersamaan kita selama 4 tahun ini, suka duka
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii
HALAMAN PENGESAHAN……..……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………. v
HALAMAN KATA PENGANTAR……… vi
HALAMAN DAFTAR ISI………...……… ix
HALAMAN DAFTAR TABEL…….………...………...……… xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR………...……….…..… xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN…...……… xiv
HALAMAN ABSTRAK...………...……… xv
HALAMAN DAFTAR ISI………...……… vi
BAB I PENDAHULUAN………...……… 1
A. Latar Belakang Masalah…..……...…..……… 1
B. Rumusan Masalah………..………...……… 4
C. Batasan Masalah………...……… 4
D. Tujuan Penelitian……...…………...……… 5
x
BAB IIKAJIAN PUSTAKA…...……… 7
A. Landasan Teori….……….………...……… 7
B. Penelitian-penelitian Terdahulu……….………...……… 33
C. Kerangka Konseptual….……….………...………...……… 36
D. Hipotesis……..….……….………...……… 36
BAB III METODE PENELITIAN…...………..……… 38
A. Jenis Penelitian…….………....……… 38
B. Subjek dan Objek Penelitian….……….…………...……… 38
C. Waktu dan Lokasi Penelitian……....……… 39
D. Variabel Penelitian….………...……… 39
E. Definisi Oprasional Variabel….…...……… 40
F. Populasi dan Sampel….…………...……….……… 41
G. Teknik Pengambilan Sampel….……….………...……… 42
H. Sumber Data…….……….………...……… 43
I. Teknik Pengumpulan Data….…...……… 43
J. Teknik Pengujian Instrumen….…...……….……… 44
K. Teknik Analisis Data….…………..……….……… 47
BAB IV GAMBARAN UMUM CANDI RATU BOKO.…...…………... 51
A. Lokasi dan Sejarah Candi Ratu Boko…….……….…….…...…….… 51
xi
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……..…...…………... 59
A. Penjelasan Penelitian…..…….……….….……...……… 59
B. Pengujian Instrumen…..…….……….…..……...……… 60
C. Analisis Data………….…….……….…..……...……… 62
D. Pembahasan…………...…….……….,,………...……… 71
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan…………..…….………….………...……… 76
B. Saran………...…..…….…...…….………...……… 77
C. Keterbatasan Penelitian…..…….……….……...….……… 79
DAFTAR PUSTAKA………...………...…………... 80
xii
DAFTAR TABEL
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas…....……….……….……… 61
Tabel V.2 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian……… 62
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…...… 63
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah…….… 64
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV.1 Gerbang Utama Candi Ratu Boko………...……… 54
Gambar IV.2 Candi Pembakaran………...……… 55
Gambar IV.3 Sumur Suci………...……… 55
Gambar IV.4 Pendopo………...……… 56
Gambar IV.5 Keputren/Kolam………...……… 57
Gambar IV.6 Keputren/Kolam………...……… 57
Gambar IV.7 Gua………...……… 58
Gambar V.1 Rekreasi……….………...……… 72
Gambar V.2 Berfoto di Area Candi……….………...……… 73
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian…….……….……… 84
Lampiran 2 Hasil Kuesioner Penelitian…….……...….……… 86
Lampiran 3 Hasil Uj iValiditas………..…….…...… 89
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas.…………...………..…….…...… 91
xv ABSTRAK
MOTIF WISATAWAN DOMESTIK BERKUNJUNG KE CANDI RATU
BOKO
Remsy Saputri
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta,2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui motif wisatawan dosmestik berkunjung ke Candi Ratu Boko. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang lokasi penelitiannya diadakan di Candi Ratu Boko. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran kuisioner dan studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan domestik yang sedang berada di Candi Ratu Boko. Sampel yang diteliti sebanyak 100 orang dan teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling. Uji Validitas menggunakan
teknik Korelasi Product Momentdan Uji Reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Cochran Q-Test untuk mengetahui motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko. Dari hasil analisis responden diperoleh hasil yaitu wisatawan domestik yang berkunjung ke Candi Ratu Boko kebanyakan perempuan (61%) dan berasal dari luar D.I Yogyakarta (58%). Dari hasil analisis Cochran Q-Test menunjukkan bahwa motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko adalah ingin rekreasi, ingin berfoto diarea Candi, ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman dan melihat informasi di media cetak atau media elektronik.
xvi ABSTRACT
THE MOTIVE OF DOMESTIC TOURISTS VISIT THE RATU BOKO’S
TEMPLE
Remsy Saputri
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2017
The research aims to determine the motive of domestic tourists visit the Ratu Boko’s Temple. This research ia a descriptive research, located in the Ratu Boko’s Temple. Data collection method in this research are by spreading the questioner and literature. The research subjects are domestic tourists who are visiting the Ratu Boko’s Temple. There are 100 people who be studied with Accidental Sampling techniques. Validity test using Product Moment correlation technique and reability test using Cronbach Alpha. Data analysis technique using Cochran Q-Test to determine the motive of domestic tourists visited the Ratu Boko’s Temple.The results of analysis of the respondent shows that domestic tourists who visited the Ratu Boko’s Temple mostly women (61%) and come from outside D.I Yogyakarta (58%).The results from Cochran Q-Test shows that the motives of domestic tourists visited the Ratu Boko’s Temple are for recreation, enjoy the scenery of the temple, take a picture around the temple’s area, invited by friends, and get information from media (print and electronic).
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam beberapa tahun terakhir ini sektor industri pariwisata semakin
berkembang, dimana saat ini sektor pariwisata menempati urutan ketiga
setelah industri automotif dan perbankan, hal ini disebabkan sektor pariwisata
mempunyai peran sebagai penghasil Devisa Negara. Disamping itu
perkembangan pariwisata juga bertujuan untuk memperkenalkan keindahan
alam dan keberagaman budaya. Pada tahun 2015 sektor pariwisata
berkontribusi sekitar 4% dari total perekonomian Indonesia
(www.indonesia-investments.com). Dengan Presiden menerbitkan Peraturan Presiden No.21
Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan yang mulai berlaku pada tanggal
10 Maret 2016 untuk 90 Negara, hal ini diperkirakan akan menambah daftar
kunjungan wisatawan mancanegara. Dari data pada tahun 2013 wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Indonesia adalah 8,802,129 orang, pada
tahun 2014 adalah 9,435,411 orang, dan pada tahun 2015 adalah 9,727,350
orang. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara yang berkunjung
setiap tahunnya semakin meningkat. Dengan semakin banyaknya wisatawan
daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Hal ini tentunya dapat mendatangkan
efek positif bagi Indonesia.
Daerah Istimewa Yogyakarta atau sering kita dengar dengan sebutan
kota Jogja merupakan salah satu kota tujuan wisata. Hal ini tidak terlepas dari
kemunculan berbagai obyek wisata yang ada pada kota ini, yang meliputi
obyek wisata alam, obyek wisata budaya, obyek wisata buatan, dan desa atau
kampung wisata yang semuanya terdapat sebanyak 132 obyek wisata.
Yogyakarta merupakan salah satu kota yang ada di Indonesia dengan
berbagai peninggalan bersejarah. Saat ini peninggalan-peninggalan purbakala
tersebut telah dikelola menjadi obyek wisata. Selain banyaknya obyek wisata,
kota Jogja juga dikenal dengan keramah-tamahan masyarakatnya yang
menjadikan kota Jogja juga banyak diminti oleh wisatawan. Tidak
mengherankan apabila setiap tahunnya wisatawan yang berkunjung ke Jogja
semakin meningkat. Berdasarkan data statistik kepariwisataan DIY 2015
(www.visitingjogja.com) menunjukkan bahwa wisatawan domestik yang
berkunjung ke Jogja semakin meningkat, pada tahun 2011 adalah 1.438.129
orang, pada tahun 2012 adalah 2.162.422 orang, pada tahun 2013 adalah
2.602.074 orang, pada tahun 2014 adalah 3.091.967 orang dan pada tahun
2015 mencapai 3.813.720 orang. Dilansir dari (jogja.tribunnews.com) bahwa
kontribusi pendapatan dari wistawan domestik luar DIY mencapai Rp. 7,2
triliun, untuk wisatawan domestik dari wilayah DIY hanya sekitar Rp. 3,2
domestik untuk mengunjungi kota Yogyakarta. Disamping kota Jogja
mempunyai banyak obyek wisata, kota Jogja juga didukung oleh akomodasi
hotel untuk para wisatawan menginap, untuk hotel berbintang yang
bersertifikat ada sebanyak 64 hotel sedangkan hotel non bintang sebanyak 561
hotel. Jumlah wistawan domestik yang menginap di hotel berbintang dan non
bintang di DIY tahun 2015 sebanyak 308.485 orang yang itu artinya
mengalami kenaikan sebesar 21,35% dibanding tahun sebelumnya sebanyak
254.231 orang (www.visitingjogja.com).
Candi merupakan salah satu peninggalan purbakala yang banyak
dikunjungi oleh wisatawan. Candi adalah bangunan kuno yang terbuat dari
batu, yang pada umumnya akan berfungsi sebagai tempat beribadah maupun
sebagai makam bagi raja-raja yang hidup di zaman Hindu Budha. Candi
Borobudur dan Candi Prambanan adalah dua dari banyak Candi yang
memiliki peranan penting di dalam perkembangan budaya Hindu Budha.
Selain Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Candi Ratu Boko juga
merupakan peninggalan purbakala yang merupakan bekas kompleks istana
yang terdiri atas beberapa bagian bangunan yaitu bagian tengah, barat,
tenggara, dan timur. Sebagai bangunan peninggalan sejarah, Candi Ratu Boko
ini menunjukkan ciri-ciri sebagai tempat tinggal, seperti adanya gerbang
masuk, pendopo, kolam pemandian dan pagar perlindungan. Berdasarkan data
Ratu Boko meningkat dari 141.066 orang (2014) menjadi 230,126 orang
(2015).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Motif Wisatawan Domestik Berkunjung ke Candi
Ratu Boko”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
diambil suatu rumusan masalah yaitu:
Apa motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko?
C. Batasan Masalah
Motif berkunjung ke Candi Ratu Boko.
Banyak yang menjadi motif seseorang memilih untuk berkunjung ke Candi
Ratu Boko. Berdasarkan survei pendahuluan pada pengunjung Candi Ratu
Boko pada tanggal 24 Februari 2017, motif konsumen berkunjung ke Candi
Ratu Boko yaitu :
1. Ingin rekreasi
2. Ingin menambah pengetahuan/wawasan
3. Ingin berfoto di area Candi
4. Ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja)
6. Diajak oleh teman
7. Harga tiket yang terjangkau
8. Lokasinya mudah dijangkau
9. Melihat informasi di media cetak atau media elektronik
10. Ingin mendapatkan pengalam baru
11. Diajak oleh keluarga
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui motif wisatawan
domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi koleksi kepustakaan dan
dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian
yang sejenis maupun untuk bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak
perusahaan agar dapat memahami pengunjung dengan lebih baik dan juga
dapat menyediakan fasilitas dan pelayanan yang lebih menarik perhatian
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan teori-teori yang telah
dipelajari di bangku perkuliahan ke dalam praktek sehingga dapat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
a. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2003:7) pemasaran adalah
proses sosial dan majerial dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.
Menurut Stanton (dalam Usmara 2008:7) pemasaran
merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial.
b. Konsep Pemasaran
Menurut Stanton (dalam Usmara 2008:17) konsep
pemasaran merupakan suatu filsafat bisnis yang bertujuan
memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan
konsumen atau berorientasi pada konsumen.
Menurut Kotler (dalam Usmara 2008:17-18) Berikut ini
konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran
suatu organisasi :
1) Konsep Produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai
produk yang tersedia di mana-mana dan harganya murah. Para
manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produksi
memusatkan upayanya untuk mencapai efisiensi produksi yang
tinggi dan liputan distribusi yang luas.
2) Konsep Produk
Konsep produk menjelaskan bahwa kosumen akan menyukai
produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang
terbaik. Para manajer dalam organisasi yang berorientasi pada
produk ini memusatkan usaha untuk menghasilkan produk yang
baik dan terus menerus menyempurnakannya.
3) Konsep Penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen jangan
dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya
4) Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para
pesaing.
Menurut Usmara 2008:18-19 konsep pemasaran
bersandar pada empat tiang utama :
1) Fokus Pasar
Perusahaan akan berhasil baik jika mereka menetapkan
batas pasarnya secara cermat. Perusahaan akan berhasil
baik bilamana mereka mempersiapkan program pemasaran
yang sesuai untuk masing-masing pasar sasaran.
2) Orientasi Kepada Pelanggan
Pemikiran yang berorientasi pelanggan mengharuskan
perusahaan untuk secara cermat menentukan kebutuhan
pelanggan dari sudut pandang pelanggan bukan dari sudut
3) Pemasaran yang Terkoordinasi, yang bermakna dua hal:
a.) Berbagai fungsi pemasaran-armada penjualan,
periklanan,riset pemasaran dan lain-lain harus
terkoordinasi.
b.) Pemasaran harus terkoordinasi secara baik dengan
bagian-bagian lain perusahaan. Pemasaran akan
berhasil bila seluruh karyawan menyadari bagaimana
dampak terhadap kepuasan pelanggan.
4) Kemampulabaan
Untuk perusahaan swasta tujuan utama adalah laba, bagi
organisasi nirlaba atau organisasi masyarakat tujuannya
adalah mempertahankan dan menarik cukup dana guna
menyelenggarakan kegiatannya. Perusahaan menghasilkan
uang dengan memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik
daripada yang dapat dilakukan pesaing.
c. Tujuan Pemasaran
Menurut Berry (dalam Usmara 2008:21) tujuan pemasaran
adalah mempertemukan kesamaan antara apa yang ingin dibeli
pelanggan berprospek dan apa yang dijual organisasi, potensi
untuk menyesuaikan jasa agar sejauh mungkin memenuhi
Menurut Usmara (2008:25) tujuan pemasaran merupakan
suatu keadaan yang diinginkan, yang diupayakan untuk
diwujudkan oleh suatu perusahaan. Ini menunjukkan bahwa tujuan
pemasaran merupakan sesuatu yang mendasaruntuk menjamin
konsistensi kegiatan pemasaran di perusahaan tersebut dan
merupakan pemenuhan atas kebutuhan konsumen. Pemimpin
perusahaan tidak dapat membantah lagi bahwa di dalam pasar
sekarang ini, kesuksesan perusahaan berawal dari konsumen.
Namun tampaknya banyak perusahaan yang melupakan
perhatiannya pada kepercayaan konsumen. Mengingat semakin
pandainya konsumen memilih produk yang ada di pasar, maka
organisasi harus lebih responsif terhadap keinginan dan kebutuhan
pelanggan dengan demikian tujuan pemasaram adalah
mengutamakan konsumen.
d. Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2003:54) strategi
pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan dengan
harapan bahwa unit bisnis akan mencapai sasaran pemasaran.
Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesifik untuk pasar
sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat
pengeluaran pemasaran. Strategi pemasaran harus merinci segmen
Menurut Usmara (2008:33), satu fungsi pokok dari strategi
pemasaran adalah menciptakan suatu hubungan bagi seluruh
kegiatan di perusahaan. Dengan adanya strategi pemasaran yang
jelas dan konseptual maka dapat mendukung iklim koordinasi yang
tepat yang lebih efisien dibandingkan dengan proses administrasi
yang ada saat ini. Semua tugas atau pekerjaan yang harus
dilakukan sebagai tuntutan pokok dalam mengimplementasikan
strategi tersebut dilaksanakan dan diserahkan sepenuhnya kepada
semua anggota organisasi. Tujuan suatu strategi adalah untuk
menyebarkan secara efektif sumber-sumber khas dan unggulan
suatu perusahaan.
2. Jasa
a. Pengertian Jasa
Menurut Lovelock dan Wright (2007:5) “Jasa adalah
tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak
lainnya.Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik,
kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak
menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi.”
Menurut Kotler (lupiyoadi dan hamdani 2006:6)
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun.
b. Karakteristik Jasa
Menurut Kotler (dalam Adam 2015:10-11) jasa memiliki
empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program
pemasaran, yaitu:
1. Tidak Berwujud (Intangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat,
dirasakan, diraba, didengar atau dicium sebelum ada transaksi
tanda atau bukti dari mutu jasa tersebut. Pembeli akan
mengambil kesimpulan mengenai mutu jasa dari tempat
(place), manusia (people), peralatan (equipment), alat
komunikasi (communication material), simbol-simbol
(symbols), dan harga (price) yang mereka lihat. 2. Tidak Dapat Dipisahkan (Inseparability)
Jasa-jasa umumnya diproduksi secara khusus dan dikonsumsi
pada waktu yang bersamaan. Jika jasa diberikan oleh seseorang
maka orang tersebut merupakan bagian dari jasa tersebut.
penyedia client merupakan ciri khusus dari pemasaran jasa. Baik penyedia maupun clientakan mempengaruhi hasil jasa tersebut.
3. Beraneka Ragam (Variability)
Jasa itu sangat beraneka ragam, karena tergantung kepada yang
menyediakannya dan kapan serta dimana disediakan. Seringkali
pembeli jasa menyadari akan keanekaragaman ini dan
membicarakannya dengan yang lain sebelum memilih seorang
penyedia jasa.
4. Tidak Tahan Lama (Perishability)
Jasa-jasa tidak dapat disimpan. Keadaan tidak tahan dari
jasa-jasa bukanlah masalah jika permintaannya stabil, karena mudah
untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Jika
permintaan terhadapnya berfluktuasi maka perusahaan jasa
menghadapi masalah yang sulit.
c. Kualitas Jasa
Menurut Wyckof (dalam Tjiptono 2004:59) kualitas jasa
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Menurut Parasuraman (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:
1. Kehandalan (realibility), yaitu kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan
kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama memberikan
jasa secara tepat waktu (on time), dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan, dan tanpa melakukan
kesalahan.
2. Daya Tanggap (responsiveness), yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu memberikan jasa yang
dibutuhkan kosunumen
3. Jaminan (assurance), meliputi pengetahuan, kemampuan,
keramahan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya dari kontak
personal untuk menghilangkan sifat keragu-raguan kosumen dan
membuat mereka merasa terbebas dari bahaya dan risiko.
4. Empati, yang meliputi sikap kontak personal atau perusahaan
untuk memahami kebutuhan dan kesulitan, konsumen, komunikasi
yang baik, perhatian pribadi, dan kemudahan untuk melakukan
komunikasi atau hubungan.
5. Produk-produk fisik (tangibels), tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang bisa dan
3. Perilaku Konsumen
a. Definisi Perilaku
Menurut Engel et al (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:7) perilaku
konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalampemerolehan,
pengonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang
mendahului dan menyusul tindakan ini.
Menurut Griffin (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:8) perilaku
konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang
mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan, produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di
atas atau kegiatan mengevaluasi.
Menurut Ariely dan Zauberman (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:8)
perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan untuk mendapatkan, menggunakan barang-barang,
atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.
Dari pengertian perilaku konsumen di atas dapat di simpulkan bahwa
perilaku konsumen adalah (1) disiplin ilmu yang mempelajari perilaku
individu, kelompok, atau organisasi dan proses-proses yang digunakan
konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman
dari proses-proses tersebut pada konsumen dan masyarakat, (2) tindakan
yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhannya
baik dalam penggunaan, pengonsumsian, maupun penghabisan barang dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul, (3)
tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan
merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha
mendapatkan produk yang diinginkan, mengonsumsi produk tersebut, dan
berakhir dengan tindakan-tindakan pembelian, yaitu perasaan puas atau tidak
puas. (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:9).
b. Pengambilan Keputusan Konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1994:31) perspektif
pemecahan masalah pun mencakupi semua jenis perilaku pemenuhan
kebutuhan dan jajaran luas dari faktor yang memotivasi dan
mempengaruhi. Berbicara secara umum, keputusan konsumen mengambil
bentuk yang diperhatikan dan mempunyai langkah-langkah berikut ini:
1) Pengenalan kebutuhan
Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang
diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk membangkitkan dan
2) Pencarian informasi
Konsumen mencari informasi yang disimpan di dalam ingatan
(pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan
keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
3) Evaluasi Alternatif
Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang
diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih.
4) Pembelian
Konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang
dapat diterima bila perlu.
5) Hasil
Mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan
harapan segera sesudah digunakan.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:24-25) ada tigafaktor
utama yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan
yaitu:
1. Faktor Psikologis
Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran,
sikap dan kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor
psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
terhadap penawaran produk dalam situasi dan kondisi tertentu
secara konsisten. Sikap mempengaruhi kepercayaan, dan
kepercayaan mempengaruhi sikap. Kepribadian merupakan faktor
psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen. Kepribadian
adalah pola individu untuk merespon stimulus yang muncul dari
lingkungannya. Termasuk di dalam kepribadian adalah opini,
minat, dan prakarsa. Pembelajaran berdampak pada adanya
perubahan. Seorang individu/konsumen dikatakan belajar jika ada
perubahan kearah yang lebih baik dalam tiga aspek (kognitif,
afektif, dan psikomotor) yang bersifat relatif permanen.
Konsumen akan belajar setelah mendapat pengalaman, baik
pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Setelah
membeli dan mengonsumsi produk, konsumen akan merasa puas
atau tidak puas. Jika puas, konsumen akan melakukan pembelian
ulang di lain waktu. Sebaliknya, jika tidak puas, kosumen tidak
akan melakukan pembelian di lain waktu.
2. Pengaruh Faktor Situasional
Faktor situasional mencakup keadaan sarana dan prasarana tempat
belanja, penggunaan produk, dan kondisi saat pembelian. Keadaan
sarana dan prasarana tempat belanja mencakup tempat parkir,
gedung, eksterior, dan interior toko, pendingin udara,
berbelanja bisa pagi, siang, sore, atau malam hari. Waktu yang
tepat untuk berbelanja setiap orang tentu berbeda. Orang yang
sibuk bekerja pada malam hari akan memilih waktu belanja pada
sore atau malam hari. Kondisi saat pembelian produk adalah sehat,
senang, sedih, kecewa, atau sakit hati. Kondisi kosumen saat
melakukan pembelian akan mempengaruhi pembuatan keputusan
kosumen.
3. Pengaruh faktor sosial
Faktor sosial mencakup undang-undang/peraturan, keluarga,
kelompok refrensi, kelas sosial, dan budaya.
a. Sebelum memutuskan untuk membeli produk, konsumen akan
mempertimbangkan apakah pembelian produk tersebut
diperbolehkan atau tidak oleh aturan/undang-undang yang
berlaku. Jika diperbolehkan, kosumen akan melakukan
pembelian. Namun jika dilarang oleh undang-undang atau
peraturan (daerah, nasional, bahkan internasional), konsumen
tidak akan melakukan pembelian.
b. Keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak. Anak yang baik tentu
akan melakukan pembelian produk jika ayah atau ibunya
menyetujui.
c. Untuk kelompok refrensi, contohnya kelompok refrensi
(kelompok boyband, girlband, tim basket idola, dan tim bola
terkenal) dan bapak-bapak (kelompok pengajian, kelompok
penggemar motor besar, kelompok penggila bola, dan
kelompok pecinta ikan dan burung.)
d. Untuk kelas sosial yang ada di masyarakat, contohnya kelas
atas, menengah, dan bawah.
e. Untuk budaya dan sub budaya, contohnya suku Sunda, Jawa,
Batak, Madura. Tiap suku/etnis mempunyai budaya/sub
budaya yang berbeda.
4. Motif
Menurut Kotler dan Amstong (2003:215) motif (dorongan) adalah
kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas
kebutuhan tersebut.
Menurut Setiadi (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:162) bahwa motif
didasarkan pada pikiran yang sehat, patut dan layak.Motif merupakan
sebab-sebab yang menjadi dorongan.
Menurut Sardiman (2006:85-86) motif adalah dorongan yang
menggerakan seseorang bertingkah laku dikarenakan adanya
sebagai daya penggerak diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu,
demi mencapai suatu tujuan.
Motif dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
1. Motif Instrinsik
Motif instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi,
tidak perlu dirangsang dari luar karena dari dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar (faktor luar) yang kemudian rangsangan
tersebut akan menggerakkan individual untuk berbuat atau melakukan
sesuatu(faktor dalam).
Menurut Sardiman (2006:89), fungsi motivasi ada tiga yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat
2) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:165) ada beberapa teori motivasi
yang dibuat untuk menjelaskan perilaku sebagian besar manusia secara
kebutuhan mengikuti teori jamak, yaitu seseorang berperilaku karena adanya
dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Menurut Maslow,
kebutuhan manusia itu berjenjang. Artinya, seseorang baru memenuhi
kebutuhan kedua setelah kebutuhan pertamanya terpenuhi. Dasar teori
kebutuhan Maslow, seperti yang di sebutkan Setiadi (dalam Sangadji dan
Sopiah, 2013:165) adalah sebagai berikut:
a) Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan.
b) Suatu kebutuhan yang terpuaskan tidak menjadi alat motivator bagi
pelakunya, hanya kebutuhan yang belum pernah terpenuhi yang akan
menjadi motivator.
c) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang
Berdasarkan survei pendahuluan pada pengunjung Candi Ratu Boko
pada tanggal 24 Februari 2017, ditemukan bahwa motif wisatawan domestik
berkunjung ke Candi Ratu Boko adalah:
1. Ingin rekreasi
Rekreasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang secara
sengaja sebagai kesenangan atau untuk kepuasan.Rekreasi memiliki banyak
bentuk aktivitas dimanapun tergantung pada pilihan
bermain, melakukan hobi, dll.Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada
akhir pekan.
2. Ingin menambah pengetahuan/wawasan
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan di peroleh manusia
melalui pengamatan.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (http://id.wikipedia.org/).
3. Ingin Berfoto di area Candi
Di Candi Ratu Boko terdapat banyak pemandangan menarik yang bisa
dijadikan tempat untuk wisatawan dapat berfoto. Foto adalah gambar yang
dihasilkan oleh camera yang merekam suatu objek atau suatu kejadian.
4. Ingin melihat Candi yang merupakan bekas keraton (Istana Raja)
Candi Ratu Boko ini tergolong sebagai bekas istana raja, dimana terdapat
beberapa bagian bangunan yaitu bagian tengah, barat, tenggara dan
timur.Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi
pembakaran, kolam, batu berumpak, dan paseban.Sementara bagian
tenggara meliputi pendopo, balai-balai, 3 Candi, kolam dan kompleks
keputren.Kompleks gua, stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian
timur.Sedangkan bagian barat hanya terdiri dari perbukitan.
5. Ingin menikmati suasana Candi
Suasana yang sejuk dan nyaman membuat para wisatawan betah untuk
berlama-lama di tempat tersebut.Candi Ratu Boko ini memberikan suasana
yang sejuk dan nyaman bagi para wisatawan yang mengunjunginya, di
tambah lagi dengan lingkungan Candi Ratu Boko yang bersih.
6. Diajak oleh teman
Ajakan oleh seorang teman akan mendorong seseorang untuk datang
berkunjung ke suatu tempat misalnya obyek wisata, tempat makan, dll.
7. Harga tiket yang terjangkau
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:245) harga adalah sejumlah uang
yang harus ditagihkan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari yang
ditukarkan konsumen untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa.
Sedangkan tiket adalah kartu atau slip kertas yang digunakan agar bisa
memasuki suatu lokasi atau event(http://idwkipedia.org/).
Harga tiket yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah harga yang
harus dibayar oleh wisatawan agar bisa memasuki lokasi Candi Ratu
Boko.Harga merupakan salah satu elemen terpenting yang mempengaruhi
perilaku pembelian konsumen baik untuk barang ataupun jasa. Adapun
harga tiket masuk lokasi Candi Ratu Boko untuk wisatawan domestik
8. Lokasinya mudah dijangkau
Lokasi merupakan tempat pemasaran yang melibatkan aktivitas untuk
menciptakan, memelihara atau mengubah sikap dan perilaku terhadap
tempat tertentu (Kotler dan Amstrong, 2001:353). Pada umumnya
konsumen menyukai tempat yang mudah dicapai oleh kendaraan umum
dan strategis untuk memberikan kemudahan baginya.
Menurut Tjiptono (2000:42), pemilihan tempat atau lokasi memerlukan
pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut ini:
a. Akses, misalnya lokasi mudah dijangkau oleh sarana transportasi
umum
b. Visibilitas, misalnya lokasi yang mudah dilihat dengan jelas dari tepi
jalan
c. Tempat parkir yang luas dan aman
d. Ekspansi, yaitu tersedia tempat untuk perluasan usaha di kemudian
hari
e. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa ditawarkan
f. Persaingan, yaitu lokasi pesaing apakah berdekatan atau tidak
9. Melihat informasi di media cetak atau media elektronik
Dengan mendengar ataupun melihat informasi di media cetak atau media
elektronik, seorang wisatawan akan terdorong untuk datang berkunjung ke
10. Ingin mendapatkan pengalaman baru
Pengalaman baru adalah kejadian yang belum pernah dirasakan
sebelumnya. Pengalaman baru tersebut dapat berupa hal yang
menggembirakan, menyedihkan, membanggakan, dll.
11. Diajak oleh keluarga
Ajakan oleh keluarga akan sangat berpengraruh untuk mendorong
seseorang berkunjung ke suatu tempat misalnya obyek wisata, salon, dll.
5. Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Menurut Badruddin (2000:34) mendefinisikan pariwisata sebagai
kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, mencari
sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat,
menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
Menurut Spillane (2001 : 87-88) ada beberapa sifat yang khusus
mengenai industri pariwisata yaitu:
1. Produk wisata tidak dapat dipindahkan.Orang tidak dapat membawa
produk wisata pada langganan, tetapi langganan itu sendiri harus
mengunjungi, mengalami dan datang untuk menikmati produk wisata
2. Dalam pariwisata produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang sama.
Tanpa langganan yang sedang mempergunakan jasa-jasa itu tidak akan
terjadi produksi.
3. Sebagai suatu jasa, maka pariwisata memiliki berbagai ragam bentuk.
Oleh karena itu, dalam bidang pariwisata tidak ada standar ukuran yang
objektif, sebagaimana produk lain yang nyata misalnya ada panjang,
lebar, isi, kapasitas, dan sebagainya seperti pada sebuah mobil.
4. Langganan tidak dapat mencicipi produk itu sebelumnya bahkan
tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya.Yang dapat
dilihat hanya brosur-brosur, gambar-gambar.
5. Dari segi usaha, produk wisata merupakan usaha yang mengandung
risiko besar.Industri wisata memerlukan penanaman modal yang besar,
sedang permintaan sangat peka terhadap perubahan situasi ekonomi,
politik, sikap masyarakat atau kesenangan wisatawan dan sebagainya.
Perubahan perubahan tersebut dapat menggoyahkan sendi-sendi
penanaman modal usaha kepariwisataan karena bisa mengakibatkan
kemunduran usaha yang deras, sedangkan sifat produksi itu relatif
b. Jenis-jenis Pariwisata
Menurut James J.Spillane (2001:89-91), Berikut adalah
jenis-jenis pariwisatayang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik
customer untuk mengunjunginya sehingga dapat pula di ketahui jenis
pariwisata yang mungkin layak untuk dikembangkan dan
mengembangkan jenis sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan
pariwisata tersebut, adalah :
1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism).
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan
tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru,
untuk mengendorkan ketegangan syarafnya, untuk menikmati
keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah,
untuk menikmati hiburan, dan sebagainya.
2) Pariwisata untuk Rekreasi (recreation sites)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki
pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan
kembali kesegaran jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan
keletihan dan kelelahannya.
3) Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism)
Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi
untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain
dan sebagainya.
4) Pariwisata untuk Olahgara (Sports Tourism)
Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya
untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri
serta ditujukan bagi mereka yang ingin mempraktikkannya sendiri.
5) Pariwisata untuk Urusan Dagang Besar (Business Tourism)
Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah
kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang
menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menikmati dirinya
sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan
jenis pariwisata lain.
6) Pariwisata untuk Konveksi (Convention Tourism)
Banyak negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini
dengan banyaknya hotel atau bangunan yang khusus dilengkapi
untuk menunjang convention tourism.
Sedangkan menurut Ir. Henky Hermantoro (2011:54-56) membedakan
pariwisata menurut objeknya menjadi 8 jenis yaitu:
a) Cultural tourism, adalah jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang yang melakukan perjalanan karena adanya daya tarik dari
kunjungannya adalah warisan nenek moyang berupa benda-benda
kuno atau situs-situs kuno yang memiliki nilai sejarah. Contoh:
Candi Borobudur.
b) Natural tourism, adalah kegiatan pariwisata yang menjual keindahan alam untuk menarik wisatawan untuk datang
berkunjung menikmati alamnya, udaranya dan segala fasilitas yang
ada didalamnya. Objek wisata ini biasanya mempunyai daerah
penyangga, contohnya : Gunung Ungaran dengan Gedong
Songo-nya yang memiliki wisata Bandungan sebagai daerah wisata
penyangga.
c) Technological tourism, adalah jenis pariwisata yang menyajikan teknologi-teknologi yang ada namun langka atau tidak
mudahmendapatkannya baik berupa teknologi modern maupun
teknologi yang telah kuno. Misalnya: Museum Kereta Api Kuno di
Ambarawa.
d) Historical tourism, adalah jenis pariwisata yang biasanya merupakan monumen atau tugu untuk mengingat suatu peristiwa
heroik yang pernah terjadi di daerah tersebut. Contoh: Monumen
Palagan Ambarawa, Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya
Jakarta
e) Agro wisata, adalah perjalanan wisata yang dilakukan ke
Untuk jenis pariwisata ini, wisatawan dapat mengadakan
kunjungan dan peninjauan untuk studi atau menikmati segarnya
daerah pertanian, tanaman yang beraneka ragam jenis dan
warnanya, proses pembibitan berbagai macam tanaman dan
sebagainya. Misalnya: Agro Tlogo di Kabupaten Semarang.
f) Recuperational tourism, jenis pariwisata ini sama dengan pariwisata kesehatan. Tujuan orang-orang tersebut berwisata
adalah untuk menyembuhkan penyakit. Contoh: Pemandian air
panas di Ciater.
g) Religion tourism, perjalanan wisata yang dilakukan bertujuan untuk melihat atau menyaksikan dan mengikuti upacara-upacara
keagamaan atau juga untuk mendatangi tempat-tempat tertentu
yang dianggap memiliki nuansa agamis yang begitu kental.
Contoh: Ziarah Walisongo.
h) Shopping tourism, adalah jenis pariwisata yang menonjolkan sisi penjualan produk tertentu khas dari wilayah tersebut. Misalnya:
PKL (Pedagang Kaki Lima) di Jalan Malioboro Yogyakarta
B. Penelitian-Penelitian Terdahulu
1. Angelina Putri Setya Riyadi (2014). Melakukan penelitian
mengenai motif orang tua murid memilih sebuah sekolah dasar
sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sebuah
sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua
murid SD Don Bosco II, Pulomas kelas 1 sampai dengan 6.
Sampel yang diteliti sebanyak 235 orang tua murid dan teknik
sampling yang digunakan quota sampling. Uji validitas
menggunakan Product Moment Correlation dan uji realibilitas
menggunakan Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 1) analisis prosentase untuk
mengetahui identitas responden 2) analisis Cochran Q-test untuk mengetahui motif orangtua murid memilih sebuah sekolah dasar
sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Dari motif
Cochran Q-test menunjukkan bahwa motif gedung sekolah bagus, alat-alat laboratorium lengkap, sarana olahraga memadai, akreditas
baik, kegiatan ekstrakulikuler beragam, memiliki jaringan sosial
motif yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motif
orang tua memilih sebuah sekolah dasar Don Bosco II.
2. Agustina Amba (2015), melakukan penelitian mengenai motif
orang tua memilih sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat
pendidikan putra-putrinya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui motif orang tua memilih sekolah dasar Maria
Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya. Populasi
dalam penelitian ini adalah orang tua murid kelas satu sampai
dengan kelas enam pada Tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah
223 orang. Dengan sampel sebanyak 143 responden. Pengambilan
sampel menggunakan teknik quota sampling dan teknik
pengumpulan data menggunakan kuisioner. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis Cochran
Q-test. Analisis deskriptif di gunakan untuk menguraikan karakteristik responden dengan pendekatan prosentase terkait
umur, status pekerjaan, pendidikan penghasilan perbulan dan jarak
rumah dengan sekolah. Sedangkan analisis Cochran Q-test
digunakan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih
sekolah dasar Maria Purworejo sebagai tempat pendidikan
putra-putrinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Secara
umum karakteristik orang tua murid sekolah dasar Maria
sampai 40 tahun(32,9%), berpendidikan SLTA (44,1%), sebagai
pegawai swasta (23,1%), berpenghasilan antaraRp. 1.000.000,- -
Rp. 2.000.000,- (42,7%) dan bertempat tinggal antata 1 km sampai
2 km dari SD Maria. 2.Hasil analisis Cochran Q-test menunjukkan
bahwa motif yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
keputusan orang tua murid memilih sekolah dasar Maria
Purworejo sebagai tempat pendidikan putra-putrinya adalah: mutu
sekolah, gedung sekolah yang bersih dan bagus, lokasi sekolah
yang strategis, pelayanan ramah, akreditasi A, sekolah
terkenal/dikenal disiplin.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut penulis
berencana untuk melakukan penelitian dengan obyek dan subyek yang
berbeda. Peneliti akan melakukan penelitian mengenai motif wisatawan
C. Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual Penelitian
Motif yang di maksudkan terdiri dari :
1. Ingin rekreasi
2. Ingin menambah pengetahuan/wawasan
3. Ingin Berfoto di area Candi
4. Ingin melihat Candi yang merupakan bekas keraton (Istana Raja)
5. Ingin menikmati suasana Candi
6. Diajak oleh teman
7. Harga tiket yang terjangkau
8. Lokasinya mudah dijangkau
9. Melihat informasi di media cetak atau media elektronik
10. Ingin mendapatkan pengalaman baru
11. Diajak oleh keluarga
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011:84), dalam penelitian hipotesis diartikan sebagai jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian.Berdasarkan pokok permasalahan
yang ada dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan hipotesis yang KEPUTUSAN KONSUMEN
merupakan anggapan sementara sebagai pedoman mempermudah jalannya
penelitian. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
tanggal 24 Februari 2017 pada pengunjung Candi Ratu Boko, maka penulis
mengambil H0 yang bunyinya sebagai berikut bahwa yang menjadi motif
wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko antara lain adalah Ingin
rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan, ingin berfoto di area Candi ,
ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja), ingin
menikmati suasana Candi, diajak oleh teman, harga tiket yang terjangkau,
lokasinya mudah dijangkau, melihat informasi di media cetak atau media
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dimana penelitian ini berusaha
menggambarkan kondisi sebenarnya untuk mengungkapkan motif wisatawan
dosmestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang bertindak sebagai pemberi
informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek penelitian adalah wisatawan domestik yang
berkunjung ketempat wisata Candi Ratu Boko
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian peneliti untuk
diamati. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah motif
wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko yang meliputi Ingin
rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan, ingin berfoto di area
Candi , ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja),
ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman, harga tiket yang
terjangkau, lokasinya mudah dijangkau, melihat informasi di media cetak atau
media elektronik, ingin mendapatkan pengalaman baru, diajak oleh keluarga.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian : Februari-Maret 2017
Lokasi Penelitian : Candi Ratu Boko
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan
penelitian.
1. Identifikasi Variabel
Variabel dari penelitian ini adalah motif wisatawan domestik berkunjung
ke Candi Ratu Boko.
2. Definisi Variabel
Motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko adalah
sesuatu yang mendorong wisatawan domestik untuk mengunjungi Candi
Ratu Boko .
Indikator dari variabel motif adalah:
1 Ingin rekreasi
2 Ingin menambah pengetahuan/wawasan
3 Ingin berfoto di area Candi
4 Ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana Raja)
6 Diajak oleh teman
7 Harga tiket yang terjangkau
8 Lokasinya mudah dijangkau
9 Melihat informasi di media cetak atau media elektronik
10 Ingin mendapatkan pengalaman baru
11 Diajak oleh keluarga.
3. Pengukuran
Pengukuran variabel dari motif berkunjung ke Candi Ratu Boko
menggunakan skala guttman. Dimana skala guttman adalah skala yang memiliki jawaban yang tegas, dengan jawaban seperti benar atau salah, ya
atau tidak, pernah atau tidak pernah, positif atau negatif, tinggi atau
rendah, baik atau buruk dan sebagainya. Dalam penelitian ini digunakan
respon yang tegas, yaitu dengan jawaban “YA” dan “TIDAK”. Dimana
jawaban tersebut akan diberi skor yaitu :
Jawaban “YA” memperoleh nilai 1
Jawaban “TIDAK” memperoleh nilai 0
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.
Motif wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko adalah
sesuatu yang mendorong wisatawan domestik untuk mengunjungi Candi Ratu
Boko yang terdiri dari ingin rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan,
Keraton (Istana Raja), ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman,
harga tiket yang terjangkau, lokasinya mudah dijangkau dan melihat informasi
di media cetak atau media elektronik, ingin mendapatkan pengalaman baru,
diajak oleh keluarga yang akan diberi respon oleh konsumen dengan
pernyataan YA atau TIDAK.
F. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2011:61), Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wisatawan domestik
yang sedang berada di Candi Ratu Boko.
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:62), Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian wisatawan domestik
yang sedang berada di Candi Ratu Boko.
Oleh karena populasi dalam penelitian ini berukuran besar dan jumlahnya
tidak diketahui, maka jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan
n =
n =
n = 96,04
dimana :
n = jumlah sampel
z = tingkat keyakinan yang di butuhkan dalam penentuan sampel
95%
Moe = margin of error yaitu tingkat kesalahan maksimum yang
dapat ditoleransi, ditentukan sebesar 10%
Dari hasil perhitungan sampel diatas, maka jumlah sampel dalam
penelitian ini dibulatkan sebanyak 100 responden karena jumah populasi
yang terwakili semakin banyak sehingga kekuatan statistika semakin baik.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan
H. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Menurut Supranto (2012:20), data primer (primary data) yaitu data yang
dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melaui
objeknya. Data primer yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah motif
wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko yang akan
diperoleh melalui penyebaran kuesioner.
2. Menurut Supranto (2012:21), data sekunder (secondary data) yaitu data
yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Data
tersebut sudah dikumpulkan oleh pihak instansi lain. Data sekunder
dalam penelitian ini bersumber dari studi pustaka dan situs internet
I. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner dari penelitian ini merupakan sejumlah pertanyaan yang akan
di ajukan kepada responden untuk memperoleh informasi yang sesuai
dengan kebutuhan penulis yaitu data tentang motif wisatawan domestik
yang berkunjung ke Candi Ratu Boko. Dalam penulisan kuesioner,
penulis menggunakan skala Guttman, terdiri atas jawaban “YA” atau
“TIDAK”. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap jawaban pernyataan:
Jawaban Ya mendapat nilai 1
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari dan mengutip
teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik buku, jurnal, atau
karya tulis lainnya sesuai dengan topik dan variabel penelitian.
3. Akses Internet
Akses internet berguna untuk membantu penulis memperoleh informasi
tambahan selain data dari studi pustaka, sehingga data yang diperoleh
menjadi lebih akurat dan lengkap.
J. Teknik Pengujian Instrumen
Sebelum menganalisis kuesioner, perlu adanya uji validitas, dan
reabilitas sebagai alat ukur untuk mengetahui apakah pertanyaan yang
disebarkan sudah layak digunakan atau belum.
1. Pengujian Validitas
Menurut Azwar (2009:5-6) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur
dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran
Untuk mengetahui apakah motif wisatawan dapat mempengaruhi
keputusan dalam berkunjung ke Candi Ratu Boko, maka perlu
menggunakan rumus Product Moment :
=
√ –Dimana :
= koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
X = skor item bernomor ganjil
Y = skor item bernomor genap
n = banyaknya sampel uji coba
Untuk menentukan instrument tersebut valid atau tidak, maka
ketentuannya adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrument
atau butir pertanyaan yang dimasudkan di katakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrument
atau butir pertanyaan yang dimaksud dikatakan tidak valid. Butir
pertanyaan yang tidak valid dalam penelitiannya selanjutnya dianggap
2. Pengujian Reliabilitas
Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data
karena instrument tersebut sudah baik. Apabila datanya benar sesuai
dengan kenyataan maka berapa kali pun diambil, tetapakan sama
hasilnya. Menurut Umar (2013:86), Reabilitas adalah suatu nilai yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala
yang sama. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Instrument
yang sudah dapat dipercaya (reliabel) akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas
menggunakan teknik Cronbach Alpha, yaitu dengan menggunakan
koefisien alpha (α).
Rumus dapat di tulis sebagai berikut :
Dimana :
= reliabititas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
= varian total
Tujuan dari pengujian reliabilitas ini adalah untuk menguji apakah
kuisioner yang dibagikan kepada responden dan benar-benar dapat
diandalkan sebagai alat pengukur, atau jika diberikan secara berulang
akan didapatkan hasil yang konsisten. Pengujian ini hanya dilakukan
pada butir-butir pertanyaan yang sudah diuji validitasnya dan telah
dinyatakan sebagai butir yang valid. Uji realibilitas dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer program SPSS dengan fasilitas
Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0,06.
K. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif responden digunakan untuk mendapatkan gambaran
tentang responden yang akan diteliti. Responden dari penelitian ini adalah
wisatawan domestik yang berada di Candi Ratu Boko. Deskriptif
responden terkait dengan identitas responden meliputi jenis kelamin dan
asal daerah. Adapun pertanyaan yang terdapat didalam kuisioner mengenai
motif wisatawan berkunjung ke Candi Ratu Boko.
2. Uji Cochran Q-test
Uji Cochran tujuannya menguji K sampel berhubungan mempunyai mean
yang sama atau berbeda, serta datanya berbentuk nominal atau ordinal
(Sunyoto, 2012:120). Uji Cochran memberikan metode untuk menguji
Uji berpasangan dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata antara satu
sampel dengan sampel yang lain berbeda secara signifikan atau tidak.
Jawaban dari penelitian ini berbentuk “YA” dan “TIDAK”, akan menyebar
secara random dalam tabel dua arah.Selanjutnya diberi skor 0 untuk
“GAGAL” dan skor 1 untuk “SUKSES”. Rumusnya yang digunakan :
Di mana :
k = jumlah variabel
Cj = Total respon pada j variabel (kolom)
Ri = Total respon pada i pengataman (baris)
Dengan data yang ada, selanjutnya dilakukan perhitungan statistik
menggunakan Cochran Q-Test dengan menggunakan SPSS. Bunyi H0 dan Ha
adalah sebagai berikut :
H0 :ingin rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan, ingin berfoto di
area Candi, ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana
Raja), ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman, harga tiket yang
terjangkau, lokasinya mudah dijangkau, melihat informasi di media cetak
atau media elektronik, ingin mendapatkan pengalaman baru, diajak oleh
Ha :Salah satu dari sebelas motif wisatawan domestik tidak menjadi motif
wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.
Langkah-langkah atau prosedur perhitungan Cochran Q-Test adalah sebagai berikut ini :
1. Perumusan Hipotesis
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu menentukan hipotesis,
hipotesis dirumuskan kedalam dua bentuk yaitu H0 dan Ha.
H0 : ingin rekreasi, ingin menambah pengetahuan/wawasan, ingin berfoto di
area Candi, ingin melihat Candi yang merupakan bekas Keraton (Istana
Raja), ingin menikmati suasana Candi, diajak oleh teman, harga tiket yang
terjangkau, lokasinya mudah dijangkau, dan melihat informasi di media
cetak atau media elektronik, ingin mendapatkan pengalaman baru, diajakan
oleh keluarga
Ha : Salah satu dari sebelas motif wisatawan domestik tidak menjadi motif
wisatawan domestik berkunjung ke Candi Ratu Boko.
2. Melakukan pengujian
Menguji semua motif yang dirumuskan dalam Ho.
3. Bila hasil perhitungan menolak H0
Maka langkah sekanjutnya adalah menghilangkan nilai Cj terendah
kemudian melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus
Cochran Q-test
4. Apabila hasil perhitungan tersebut masih menolak Ho maka selanjutnya
harus menghilangkan Cj terendah kedua. Kemudian dilakukan kembali
perhitungan statistik dengan rumus Cochran Q-test.
Langkah-langkah diatas harus dilakukan sampai pada perhitungan statistik
memperoleh hasil menerima H0 dan dapat disimpulkan motif apa saja yang