• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPINI PEMIRSA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TELEVISI REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPINI PEMIRSA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TELEVISI REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

DI TRANS 7.

SKRIPSI

Oleh :

MAYA RETNASARI

0543310446

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWATIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

OPINI PEMIRSA SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TELEVISI

REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7

Disusun Oleh : Maya Retnasar i NPM . 0543310446

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi Menyetujui,

Pembimbing

Dr a. Her lina Suksmawati, M.SI NIP.196412251993092001

Dekan

(3)

J udul Skr ipsi :

OPINI

PEMIRSA

SURABAYA

TERHADAP

TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7

Nama Mahasiswa : Maya Retnasar i

NPM : 0543310446

Pr ogr am Studi : Ilmu Komunikasi

Fak ultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal : 20 Apr il 2012

Pembimbing Tim Penguji

1. Ketua

Dr a.Her lina Suksmawati, MSi J uwito, S.Sos M.Si NIP. 196412251993092001 NPT.367049500361

2. Sekr etar is

Dr s.Kusnar to, M.Si NIP.195808011984021001

3. Anggota

Dr a.Her lina Suksmawati, M.Si NIP. 196412251993092001 Mengetahui,

DEKAN

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pemberi nafas hidup pada seluruh mahluk. Hanya kepadaNya-lah syukur dipanjatkan atas terselesaikannya Skripsi ini. Sejujurnya penulis akui bahwa pendapat memang sulit adanya, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri, karena itu kebanggaan penulis bukan hanya sampai di sini, tetapi penulis bangga telah berusaha untuk menundukkan diri sendiri.

Hal ini bertujuan untuk dijadikan bahan acuan penulis dalam penyelesaian Skripsi nantinya. Selama melakukan penulisan ini, tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penulisan dan pengajuan skripsi ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, Selaku Rektor UPN ”Veteran” Jawa Timur

2. Ibu Dra. Hj. Suparwati. M. Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si., Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi 4. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, S.Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi.

(5)

6. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibuku tercinta di rumah dan seluruh keluargaku

Serta tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada : 1. Terima kasih buat adikku tersayang dan saudara penulis yang memberi

semangat dan masukan selama Skripsi.

2. Terima kasih kepada orang-orang terdekat yang aku sayangi dan cintai minto jais, teguh, dan indah yang selalu mendampingi dan memberikan semangat kepada penulis.

3. Teman-teman kost-kost ku yang memberikan masukan kepada penulis selama bimbingan proposal maupun saat kuliah, dan terima kasih buat sahabat-sahabat terbaik yang telah membantu dan memberi semangat guna kelancaran proses praktek maupun penulisan skripsi.

4. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis. Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam penyusunan ini. Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Terima Kasih.

Sungguh penulis menyadari bahwa ini belum sempurna dan penuh keterbatasan. Dengan harapan bahwa ini Insya Allah berguna bagi rekan-rekan di Program Studi Ilmu Komunikasi, maka saran serta kritik yang membangun sangatlah dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

(6)

ABSTRAK

Maya Retnasari 0543310446, Opini Pemirsa Surabaya Terhadap Tayangan Televisi Reality Show “ (Masih) Dunia Lain” Di Trans 7

Penelitian ini didasarkan pada fenomena munculnya acara reality show

yang berjudul “(Masih) Dunia Lain”. Acara ini mengundang kontroversi di masyarakat karena mengangkat hal-hal ghaib dan tentang makhluk halus. Dalam acara ini seseorang diuji keberaniannya untuk tinggal di suatu tempat yang dianggap angker, dan melihat hal mistik apa yang terjadi disana.

Dalam acara ini, hal tersebut diberi nama “Uji Nyali”. Sebagian pemirsa setuju terhadap hal ini karena acara ini seru dan hanya dianggap sebagai hiburan semata. Sebagian lagi berpendapat tidak setuju karena tidak semua masyarakat kita percaya terhadap makhlk ghaib.

Populasi penelitian ini adalah semua penduduk surabaya yang telah berusia 17 tahun keatas yang berjumlah 2.929.528 jiwa yang tersebar di 5 wilayah surabaya.

Sampel diperoleh melalui metode multi stage cluster sampling. Teori yang digunakan adalah teori S-O-R (Stimulus – Organism – Response). Metode yang digunakan adalah analisis data yang dilakukan dengan menggunakan tabel frekuensi dan data yang telah diklasifikasikan dihitung untuk ditampilkan dalam presentase yaitu presentase dan masing-masing data yang ada dengan kategori tertentu dan selanjutnya diinterpretasikan agar bisa memberikan suatu kesimpulan dari data yang diperoleh.

Dan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa opini penonton terhadap acara “(Masih) Dunia Lain” mendapatkan respon netral karena masyarakat sudah menganggap biasa dan tidak mempermasalahkan dengan adanya acara yang membahas tentang penampakan makhluk ghaib. Mereka tidak menentang tapi juga tidak terlalu mendukung.

(7)

ABSTRACT

Maya Retnasari 0543310446, Audience Opinion Surabaya Society About Reality Show “ (Masih) Dunia Lain” in Trans 7.

This research is based on a television program called “(Masih) Dunia Lain”. This reality show is so controversial because this reality show discuss about a mysterious and invisible things. In this reality show, a person must have a bravery to stay in a terrible place and to see the mysterious thing happen in there. Not all of our people believe about invisible things.

A part of our people said that they are not believe in mysterious and invisisble thisngs, and the other said that they like this reality show because the program is exciting and fun. Some people said that the crew used a camera trick to show the mysterious things. On this research is to know how the public respons about this reality show.

The population on this research is al people who live in Surabaya and attain the age of 17 years old and more. The total number of population is 2.929.528 person and spread in 5 region in Surabaya. The sampling method that used in this research is random sampling. S-O-R theory is used on this research.

Frequency tabel is used to analyze data and the result shows in precentage of each category and we give a comment of each category so we can get the conclusion. The result of this research is people have a netral respons about this reality show. They don’t refuse this reality show, but they are not like this reality show too much. They said that this reality show was only a fun. They don’t like to debate the hollow and invisible thing that show in this reality show.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI……..

ii

HALAMAN PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI………

iii

KATA PENGANTAR ...

iv

DAFTAR ISI ...

vi

DAFTAR GAMBAR ...

viii

DAFTAR TABEL ...

ix

DAFTAR LAMPIRAN ...

xii

ABSTRAKSI ...

xiii

BAB I

PENDAHULUAN ...

1

1.1

Latar Belakang Masalah ...

1

1.2

Perumusan Masalah ...

9

1.3

Tujuan Penelitian ...

9

1.4

Kegunaan Penelitian ...

9

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA ...

11

2.1

Landasan Teori ...

11

2.1.1 Komunikasi Massa ...

11

2.1.2 Media Televisi ...

16

2.1.3 Televisi Sebagai Penyampaian Informasi ...

20

2.2

Pengertian Masyarakat ...

23

2.2.1 Definisi/Pengertian Masyarakat ...

23

2.3

Pemirsa Sebagai Khalayak Media Massa ...

24

2.4

Opini ...

25

2.5

Teori S-O-R ...

28

2.6

Reality Show ...

31

(9)

vii

2.6.2 Reality Show “Masih Dunia Lain” ...

32

2.7

Pengertian Dunia Lain dalam Reality Show “Masih Dunia Lain” ...

34

2.8

Kerangka Berpikir ...

35

BAB III

METODE PENELITIAN ...

37

3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...

37

3.1.1 Opini ...

37

3.1.2 Pengukuran Variabel ...

40

3.2

Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...

43

3.2.1 Populasi ...

43

3.2.2 Sampel dan Penarikan Sampel ...

44

3.3

Teknik Pengumpulan Data ...

49

3.4

Metode Analisis Data ...

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN ...

51

4.1

Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data ...

51

4.1.1 Gambaran Umum Trans7 ...

51

4.2.2 Program Masih Dunia Lain ...

52

4.2

Penyajian Data dan Analisis Data ...

52

4.2.1 Identitas Responden ...

52

4.2.2 Deskripsi Subyek ...

56

4.2.3 Opini Responden Mengenai Acara Reality Show (Masih) Dunia

Lain di Trans7 ...

58

4.3

Arah Opini Pemirsa (Positif, Netral, Negatif) Tentang Acara Reality

Show (Masih) Dunia Lain ...

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ...

74

DAFTAR PUSTAKA ...

75

(10)

1.1. Latar Belakang Masalah

Di jaman yang modern ini manusia saling melakukan komunikasi, antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi di jaman modern ini banyak dikembangkan dengan adanya sarana peralatan yang canggih sehingga dapat menunjang cara berkomunikasi dengan baik. Sarana atau media berkomunikasi tersebut, misalnya media massa pers, televisi, radio, dan lain-lainnya. Dalam hal ini proses komunikasi massa (peran yang dimainkan) semakin banyak dijadikan sebagai objek studi. Gejala ini seiring dengan kian meningkatnya peran media massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat. Hal ini bertitik tolak dari asumsi dasar bahwa media memiliki fungsi penting. Misalnya media televisi yang pada mulanya dipandang sebagai barang mainan atau sesuatu yang baru, dari pada sebagai penemuan yang serius atau sesuatu yang memberikan sumbangan terhadap kehidupan sosial. Keduanya lahir dengan memanfaatkan semua media yang sudah ada sebelumnya. (Mc Quil, 1991 : 16).

(11)

informasi juga menayangkan acara-acara hiburan yang pada umumnya dapat mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi yang menontonnya (Effendy, 1997 : 41).

(12)

Indonesia. (Kuswandi 1996 : 35).

Pada dasarnya, siaran bukanlah sekedar tontonan, tetapi juga suatu kenyataan yang sering di uji secara ideologis dan normatif. Oleh karenanya pengelola televisi tidak hanya melayani motif-motif psikologis yang lazim bagi dunia tontonan, tetapi juga harus memperhitungkan ideologi dan norma yang dianut sebagian besar dalam masyarakat, walaupun persaingan didunia pertelevisian semakin ketat. Semakin banyaknya stasiun televisi baru menambah ketatnya persaingan terutama di segmen hiburan, dari situlah banyak televisi swasta nasional kita yang melakukan terobosan-terobosan baru agar dapat tetap eksis di pertelevisian dan meraih acara rating tertinggi.

(13)

ceritanya menjadi sendu.

Sudah ada beberapa stasiun TV yang juga menayangkan progam

reality show yang berasal dari negara lain. Indosiar pernah menayangkan Survivor

yaitu persaingan sekelompok orang yang dikumpulkan dipulau terpencil,

Apprentice yaitu seorang penguasaha kaya yang sedang mencari satu orang untuk dipekerjakan diperusahaannya. TV 7 dengan Simple Life sebuah kisah persahabatan dua orang selebritis yaitu Paris Hilton dan Nicole Richie yang dihadapkan pada dunia nyata dimana mereka harus mencari uang dengan bekerja. Trans TV juga pernah menayangkan produk reality dari luar seperti Bachelerote

yaitu seorang lelaki kaya yang mencari seorang perempuan untuk menjadi pasangan hidupnya.

(14)

man(Global TV), Aku Ingin Menjadi (Trans TV), Masihkah Kau Mencintaiku (RCTI), Mata Lelaki (Trans 7), Scary Job (Trans 7), dan lain-lain.

Tema reality show di Indonesia masih sederhana namun tidak dipungkiri banyaknya reality show yang ditayangkan di stasiun-stasiun televisi Indonesia sudah cukup banyak, hal ini terbukti dari banyaknya jumlah acara reality show yang tayang di seluruh stasiun televisi swasta setiap harinya, sehingga dapat diartikan bahwa banyak pula peminat tayangan reality show, dan para stasiun televisi berlomba menayangkan acara yang bertema reality show. Tema yang diangkat dalam program tayangan reality show televisi salah satunya adalah segala sesuatu yang berbau mistis, yaitu Masih Dunia Lain Trans 7. Program acara (Masih) Dunia Lain merupakan format baru dari program acara yang pernah menjadi fenomena di dunia pertelevisian Indonesia yaitu, "Dunia Lain". Masih mengedepankan segmen "Uji Nyali" dengan perbedaan menjadi selama 2 hari berturut-turut dan menggunakan alat yang dapat mendeteksi langsung keberadaan makhluk gaib. Syuting diadakan selama dua hari di tempat yang sama, dan peserta uji nyali juga akan menempati tempat uji nyali yang sama pula. Yang diharapkan oleh tim (Masih) Dunia Lain adalah meningkatnya aktifitas gaib di tempat tersebut di hari yang kedua, apabila peserta menyerah sebelum hari kedua atau tidak bisa melanjutkan hingga acara berakhir, maka peserta akan di gantikan oleh peserta selanjutnya. (www.trans7.co.id)

(15)

alasan, kehadiran televisi sebagai sebuah jarum suntik, Hypodermilk needle

maupun peluru ajaib (magic bullet)-mempunyai peran penting dalam mengubah perilaku masyarakat secara luas dalam satu waktu penayangan.

Dalam Pasal 36 UU No 32 Ayat 1 Tahun 2002 tentang penyiaran disebutkan, dalam setiap isi siaran di media massa wajib mengandung informasi, pendidikan dan hiburan. Selain itu juga disebutkan isi siaran harus bermanfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak dan moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia. Juga dalam Ayat 3 disebutkan, isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja. Masih dalam ayat ini disebutkan dalam menyiarkan mata acara diwajibkan oleh stasiun televisi agar menyiarkan tayangan pada waktu yang tepat serta lembaga penyiaran wajib mencantumkan atau menyebutkan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran.

(16)

mencerna setiap informasi yang diterimanya.

Namun di lain sisi, reality show ini mengandung banyak polemik ditengah-tengah masyarakat antara pro dan kontra terhadap acaranya, yaitu karena melanggar norma-norma agama dan norma-norma dalam bermasyarakat, hal tersebut akan menimbulkan suatu opini masyarakat. Opini masyarakat bersifat kontroversial karena setiap individu mempunyai pandangan yang tidak sama antara satu dengan yang lain. Adapun pengertian opini itu adalah suatu pernyataan atau sikap terhadap rangsangan (stimuli) yang diberikan, kemudian timbul respon dari komunikan dan setelah itu mengalami proses yang dinamakan dengan opini. Fenomena-fenomena yang terjadi diatas disebabkan karena pemirsa (television watcher, television viewer) adalah sasaran komunikasi melalui televisi siaran yang heterogin dan masing-masing mempunyai kerangka acuan (frame of reference) yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda dalam latar belakang sosial dan kebudayaan, sehingga pada gilirannya berbeda pula dalam pekerjaan, pandangan hidup, agama, dan kepercayaan, pendidikan, cita-cita, keinginan, kesenangan, dan lain sebagainya. (Effendy, 1993:85)

Berikut adalah beberapa aduan dari masyarakat sebagai pemirsa televisi mengenai acara Masih Dunia Lain kepada KPI Pusat:

1. Nanda, Surabaya :

(17)

“KPID Jatim meminta klarifikasi ke Trans 7 perihal tayangan program acara Masih Dunia Lain. Klarifikasi ini diminta karena didasarkan pemantauan dan juga adanya aduan dari masyarakat yang menilai tayangan tersebut direkayasa. ”

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana sebenarnya opini pemirsa Surabaya terhadap Reality Show “Masih Dunia Lain” di TRANS 7. Opini merupakan ekspresi tentang sikap (kecenderungan untuk memberikan respon), terhadap suatu masalah atau situasi tertentu dan dapat berupa pernyataan yang diucapkan atau tulisan sebagai jawaban yang diucapkan atau diberi individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pernyataan yang dipermasalahkan.

Dipilihnya pemirsa Surabaya sebagai obyek penelitian ini dikarenakan banyaknya pengaduan pemirsa Surabaya mengenai acara masih dunia lain (www.kpi.go.id/index.php?option=com_aspirasi...id...). Sedangkan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya usia 17 tahun sampai usia 60 tahun karena dengan alasan pada usia ini seseorang telah memiliki kemampuan berfikir yang lebih sempurna dan ditunjang oleh sikap dan pandangan yang lebih realitas terhadap lingkungan. (Mappiare, 2004 : 9)

(18)

opini pemirsa Surabaya terhadap program acara. 1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan masalah dalam upaya penelitian adalah :

“Bagaimana opini pemirsa Surabaya terhadap tayangan Reality Show “Masih Dunia Lain” di TRANS 7.

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui opini pemirsa Surabaya terhadap tayangan Reality Show “Masih Dunia Lain” di TRANS 7.

1.4. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

(19)

a. Penulis

Penulis memberikan bahan masukan bagi masyarakat, khususnya kepada pemirsa Surabaya terhadap tayangan Reality Show “Masih Dunia Lain”. b. Televisi

(20)

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak ramai). Massa disini dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya proses komunikasi massa tidak menghasilkan

feedback (umpan balik) yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu relatif. Ciri-ciri massa yaitu, jumlahnya besar, antara individu tidak ada hubungan atau organisatoris dan memiliki latar belakang sosial berbeda.

Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah media yaitu televisi. Komunikasi massa televisi bersifat periodic. Dalam komunikasi massa media tersebut, lembaga penyelenggara media komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dalam organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Karena media televisi bersifat

(21)

Perkembangan komunikasi media televisi cukup mambawa pengaruh yang besar dalam kehidupan sistem komunikasi massa internasional, khususnya terhadap sistem komunikasi massa media cetak dan radio.

Sejak tahun 1948, arah kecenderungan para pemasang iklan semakin berubah, dari siaran yang semula sifatnya hanya bersuara, menjadi siaran yang berisi gambar bergerak dan bersuara. Ini berarti kerugian besar bagi media komunikasi radio.

Komunikasi massa media televisi, pada prakteknya menekankan para reporter, penulis, dan penganalisis untuk menampilkan bagian-bagian terpenting dari beritanya. Berita-berita terkenal dari CBS yang ditampilkan, “Dauglas dengan berita” dapat dijadikan contoh yang baik dari kelompok kerja itu.

Memasukkan paradigma Lasswell dalam komunikasi massa media televisi, secara tegas memperlihatkan, bahwa dalam setiap pesan yang disampaikan televisi, tentu saja mempunyai tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(22)

Josep A. Devito dalam bukunya “Communicology: An Introduction To The Study Of Communication” menyatakan komunikasi massa sebagai berikut:

1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umum yang agak sukar didefinisikan.

2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dipancarkan oleh pemancar-pemancar audio dan visual. Komunikasi akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, film dan pita.

Komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa. Maka ciri-ciri komunikasi media massa adalah:

(23)

2. Pesan yang disampaikan media massa bersifat public (umum). Karena ditujukan kepada umum yang mengenal kepentingan umum.

3. Proses komunikasi massa bersifat satu arah yang berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan terhadap komunikator. Dengan kata lain perkataan penyiar televisi atau wartawan tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud tidak mengetahui disini ialah tidak mngetahui saat proses komunikasi itu berlangsung.

4. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, beragam dalam jenis usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, status sosial, status ekonomi, hobbi dan sebagainya. Selain itu komunikan komunikasi massa juga bersifat anonim, tidak dikenal oleh komukatornya. 5. Media komunikasi massa menimbulakn keserempakan berarti

pendengar radio atau pemirsa televisi scara serempak bersama-sama dan serentak pada saat yang bersama-sama memperhatikan acara yang sama. (Effendy,1990:23)

(24)

yang ditawarkan dalam rangka mencapai salah satu tujuan yaitu dikonsumsi khalayak.

Selanjutnya Mc Quail (1991:53) mengatakan bahwa media massa berperan sebagai:

1. Pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi disekitar diri kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak.

2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas.

3. Pembawa atau penghantar informasi atau pendapat.

4. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dengan penerima melalui berbagai macam umpan balik.

5. Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah, memberikan bimbingan atau instruksi.

6. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberikan perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya. 7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat itu sendiri.

(25)

2.1.2 Media Televisi

Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia, memang menghadirkan suatu peradaban, khusunya dalam proses komunikasi dan informasi. Setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik media televisi sedemikian besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi berubah total sama sekali. Pengaruh dari televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi menyentuh segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis. (Kuswandi, 1996: 21-23)

Televisi meruapak bagian media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya meskipun demikian televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas karena perkembangan teknologinya yang begitu pesat. Dengan modal audio visual yang dimiliki, siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesannya. Karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku dan sekaligus perubahan pola pikir.

(26)

mampu memberikan kesan yang mendalam kepada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio juga melebihi film bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati dirumah dengan aman dan nyaman dan juga pesawat yang kecil itu selain dapat menayangkan film, juga dapat menayangkan acara menarik lainnya. (Effendy, 1993:177).

Televisi secara umum adalah melihat jauh, hal ini sesuai dengan kenyataannya bahwa saat sekarang kita dapat melihat siaran langsung dari kota-kota yang jauh dari rumah masing-masing. Dengan demikian televisi adalah salah satu media massa yang memancarkan suara dan gambar sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkannya melalui gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh penerima dirumah. (Effendy, 1993:180)

Televisi meruapak paduan audio dari segi penyiaran (broadcast) dan video dari segi gambar bergeraknya (moving image). Para pemirsa tidak akan menangkap siaran televisi jika tidak prinsip radio yang mentransmisikan, dan juga tidak dapat melihat gambar jika tidak ada unsur film yang memvisualisasikan. (Effendy, 1993:21).

(27)

lagi dalam siaran langsung (life broadcast) dan dapat menjangkau wilayah yang sangat luas.

Menurut Onong Uchjana, fungsi televisi sebagai media massa adalah :

1. Fungsi penerangan (information function), yaitu memberikan informasi acara televisi, seperti acara kuis, pilihan sinetron, di setiap stasiun televisi.

2. Fungsi pendidikan (education function) yaitu memberikan informasi pendidikan yakni untuk meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.

3. Fungsi hiburan (entertainment function) yaitu acara yang ditayangkan di televisi dapat meberikan hiburan kepada khalayak luas seperti acara sinetron atau parodi komedi.

Khalayak media massa tersebut mempunyai kecenderungan untuk memilih pesan mana yang diinginkan. Dalam buku “Taksonomi Konsep Komunikasi” yang disusun oleh Blake dan Haroldsen, kecenderungan memilih pesan dalam media massa diistilahkan sebagai selective perception

yang meliputi:

(28)

2. Selective Attention: kecenderungan manusia memperhatikan pesan yang sesuai dengan kebutuhan serta minatnya.

3. Selective Retention: Kecenderungan manusia untuk mengingat isi pesan yang menarik serta sesuai dengan kebutuhan serta minatnya. (Blake dan Haroldsen, 2005: 84)

Berdasarkan teori tersebut, khalayak akan memilih pertemuan khalayak dengan media berdasarkan tiga kerangka teoritis perspektif perbedaan individual, perspektif kategori sosial, dan perspektif hubungan sosial. Dalam perspektif perbedaan individual (individual differencetheory), memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan dan bagaimana individu memberi makna pada stimuli tersebut. Atas dasar pengakuan bahwa tiap individu tidak sama perhatiannya, kepentingannya, kepercayaanya maupun nilai-nilainya, maka dengan sendirinya selectivitas merka terhadap komunikasi massa juga berbeda. (Liliweri, 1991:106).

Mengacu pada penyataan tersebut individu memiliki kepribadian masing-masing yang akan mempengaruhi juga pada preferensi mereka dalam menanggapi sesuatu. Khalayak lebih menyukai suatu program televisi tertentu dibandingkan dengan yang lain jika dirasa program tersebut dapat mendukung berbagai kepentingan, kepercayaan, dan nilai-nilai yang dianut tersebut.

(29)

sosial, yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan memberi respon kepadanya dengan cara yang hampir sama pula.(Rakhmat, 2003: 203-204). Penggolongan kelompok sosial umumnya didasarkan pada ciri-ciri usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pemukiman, atau pertalian yang bersifat religius. Persamaan gaya, orientasi dan perilaku yang seragam. (Effendy, 2003 :267). Berdasarkan theory tersebut, terdapat golongan tertentu dalam masyarakat yang memiliki perilaku samadalam menanggapi suatu bentuk komuniaksi. Dan hal ini mempengaruhi pendengar dalam memilih serta menyimak suatu program acara televisi.

2.1.3 Televisi Sebagai Media Penyampaian Infor masi

Dalam komunikasi massa media televisi, secara tegas memperlihatkan bahwa dalam setiap pesan yang disampaikan media televisi, tentu saja mempunyai tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Kuswandi, 1996:17)

Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi adalah: 1. Untuk menghibur

2. Untuk mendidik 3. Sebagai kontrol sosial 4. Sebagai bahan informasi

(30)

barang. Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi. Pada akhirnya, televisi menjadikan pemirsa “hamba-hamba kecil” yang pola pikirnya siap diprogram oleh materi isi media tersebut. (Kuswandi, 1996:30)

Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan karakterisitknya, yaitu televisi publik, televisi komersial, dan televisi pendidikan. Tipologi ini biasa digunakan dalam menilai pola siaran media televisi. Masing-masing tipe media ini memberikan penekanan spesifik atas fungsi tertentu. Secara umum, setiap media audiovisual dituntut mampu memberikan hiburan, tetapi televisi publik memberikan penekanan pada penyebaran ide-ide dan realitas sosial, televisi komersial pada fungsi hiburan, dan televisi pendidikan pada materi faktual-idealistis (pendidikan dan pengajaran). (Siregar, 2001:15)

a. Daya Tarik Televisi

(31)

b. Isi Pesan Televisi

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan ditafsirkan scara berbeda-beda menurut visi pemirsa. Sehingga dampak yang ditimbulkan berbeda-beda pula. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi. Dengan demikian apa yang disampaikan televisi sebagai suatu acara yang penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu tergantung dari situasi dan kondisi pemirsa dan lingkungan sosialnya. Berdasarkan hal itu, timbul pendapat pro dan kontra terhadap acara televisi, yaitu:

1. Acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada didalam masyarakat.

2. Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat

3. Acara televisi dapat membentuk nilai-nilai baru yang ada dalam masyarakat. (Kuswandi, 1996:99)

(32)

2.2 Penger tian Masyar akat

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan disekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan, dsb. Manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. 2.2.1 Definisi / Penger tian Masyar akat

Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.

1. Menurut Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

2. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. 3. Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan kenyataan objektif

pribadi-pribadi yang merupakan angotanya.

(33)

MenurutSoerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur-unsur sebagai berikut:

1. Minimal beranggotakan dua orang 2. Anggotanya sadar sebagai suatu kesatuan

3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.

4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat. (sumber:

http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia.html, 2009.) 2.3 Pemir sa Sebagai Khalayak Media Massa

Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Menurut Nasution (1993:20) dalam sosiologi komunikasi massa penerima adalah mereka yang menjadi khalayak tersebut diatas bersifat luas, heterogen dan anonim.

(34)

sasaran adalah warta berita, sandiwara, film seri, musik dan lain-lain. Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah acara untuk anak-anak, remaja, mahasiswa, dewasa, petani, ABRI, pemeluk agama Islam, dan lain-lain. (Effendy,1993:20). Pemirsa yang berusia 17 tahun keatas merupakan khalayak sasaran (target audience).

2.4 Opini

Opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkandan turut membentuk citra. Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks dan terdiri atas tiga komponen. Kepercayaan, nilai dan penghargaan. (Rahmat, 2006:10)

Menurut Kasali (2003:19) opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditakdirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan (konotatif). Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain yang tidak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilai-nilai, pandangan, sikap, dan kesetiaan.

(35)

Asal mula opini tentang kebanyakan masalah terletak dalam perselisihan atau perbantahan yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi isu yang akan menangkap perhatian banyak orang.

Opini adalah cara individu menginterpretasikan informasi yang diperoleh berdasarkan pada pemahaman individu itu sendiri sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, individu menyadari adanya kehadiran suatu stimulus, namun individu itu menginterpretasikan stimulus tersebut, dalam definisi ini mengandung makna yaitu :

1. Opini itu tergantung pada sensasi-sensasi yang didasarkan pada informasi sensori dasar. Yang dimaksud dengan informasi dasar adalah informasi yang sesungguhnya terjadi sampai pada alat indra kita. Untuk membuat sesuatu agar lebih bermakna diperlukan adanaya keterlibatan aktif dan aktifitas indrawi yang berhubungan pengamatan interpretasi

2. Sensori-sensori itu membutuhkan interpretasi agar persepsi dapat terjadi.

Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:171), pada dasarnya opini atau cara pandang atau opini manusia terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Opini terhadap objek

(36)

a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuaca yang membuat orang melihat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan kedalam air terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut lurus. Hal inilah yang disebut dengan ilusi.

b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang lain

c. Budaya yang berbeda

d. Suasana psikologis yang berbeda juga membuat perbedaan persepsi seseorang dengan orang lain dalam mempersepsi suatu objek. 2. Opini terhadap manusia atau persepsi sosial.

Opini sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang dialami seseorang dalam lingkungan orang tersebut. Menurut Brehm dan Kassin opini sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia memahami orang lain. Opini sosial merupakan sumber penting dalam pola interaksi antar manusia, karena opini sosial seseorang menentukan hubungan seseorang dengan orang lain.

(37)

1. Apabila kategori jawaban menyatakan setuju atau sangat setuju terhadap acara “Masih Dunia Lain” di Trans 7. Maka dapat disimpulkan bahwa opini pemirsa adalah “opini positif”

2. Apabila kategori jawaban menyatakan antara setuju dan tidak (ragu-ragu) terhadap acara “Masih Dunia Lain” di Trans 7, maka dapat disimpulkan bahwa opini pemirsa adalah “opini netral”

3. Apabila kategori jawaban menyatakan tidak setuju terhadap acara “Masih Dunia Lain” di Trans 7, maka dapat disimpulkan bahwa opini pemirsa adalah “opini negative

2.5 Teor i S – O - R

(38)

tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambang.

b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan di saat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator di terima sebagai informasi, dan komunikan akan memeperhatikan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambing. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek (Response), merupakan dampak dari pada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu: sikap afektif (perasaan/emosional), kognitif (kepercayaan), dan konatif (perilaku). Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan (Effendy, 2003:118)

(39)

perantara stimulus dan respon merupakan konsep kotak hitam yang hanya diamati dalam artian perilaku yang dihasilkan. Karena itu kita hanya mengamati perilaku eksternal dan menganggapnya sebagai manifestasi dari keadaan internal organism tersebut. Sedangkan R merupakan response

tertentu terhadap peristiwa atau stimulus. Menurut Stimusus-Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1: Teori S - O – R

Dari teori diatas, maka masyarakat surabaya memperoleh pesan dari media massa elektronik, yang dimana disini adalah televisi yang menayangkan acara reality show “Masih Dunia Lain” merupakan stimulus atau pesan, dan pemirsa surabaya memberikan perhatian, pengertian penerimaan dari pesan yang disampaikan tersebut, sehingga akan menghasilkan opini yang merupakan respon dari pemirsa Surabaya setelah melihat acara reality show “Masih Dunia Lain” di televisi.

(40)

isi pesan apa yang ada pada tayangan reality show “Masih Dunia Lain di Trans 7. Setelah melihat kemudian dimengerti oleh pemirsa, maka kemampuan dari pemirsa sebagai komunikan akan melanjutkan prosesnya yaitu masyarakat akan mengolahnya sehingga terjadilah ketersediaan untuk merubah respon atau disebut efek.

2.6 Reality Show

2.6.1 Penger tian Reality Show

Beberapa pengertian reality show adalah:

1. Reality show adalah suatu acara yang menampilkan realitas kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam), lalu disiarkan melalui jaringan TV, sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show tak sekedar mengekspose kehidupan seseorang, tetapi juga menjadi ajang kompetisi, bahkan menjahili orang. (Widyaningrum dan Cristiastuti, Agustus, 2004)

2. Reality Show secara istilah berarti pertunjukan yang asli (real), tidak direkayasa, dan tidak dibuat-buat. Kejadiannya diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat apa adanya, yaitu realita dari masyarakat. (Motulz Media Center, Mei, 2005)

(41)

Dalam penyajiannya reality show terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. Dacusuap (Dokumenter dan soap opera) yaitu gabungan dari rekaman asli dan plot. Disini penonton dan kamera menjadi pengamat pasif dalam mengikuti orang-orang yang sedang menjalani kegiatan sehari-hari mereka, baik yang profesional maupun yang pribadi. Dalam hal ini produser menciptakan plot sehingga enak ditonton oleh pemirsa. Para kru menggabungkan setiap kejadian sesuai dengan yang mereka inginkan sehingga akhirnya terbentuk cerita berdurasi 30 menit tiap episode. Contohnya: MTV’s Real World, The Tempetation Island, dll. 2. Hidden Camera yaitu sebuah kamera tersembunyi merekam

orang-orang dalam situasi yang sudah di-set. Contohnya: Spontan, Ngacir, dll.

3. Reality Game Show yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam suatu lingkungan khusus guna memperebutkan hadiah. Contohnya: Survivor, American Idol,dll.

2.6.2 Reality Show “Masih Dunia Lain”

Reality Show adalah program acara yang dibintangi oleh orang-orang yang bukan aktor dan aktris, tetapi walaupun demikian program tersebut masih diatur skenario yang ditulis oleh produser. (John Vivian, 2005:203).

(42)

Program acara “Masih Dunia Lain” merupakan format baru dari program acara yang pernah menjadi fenomena di dunia pertelevisian Indonesia, yaitu “Dunia Lain”. Masih mengedepankan segmen “Uji Nyali” dengan perbedaan menjadi selama dua hari berturut-turut dan menggunakan alat yang dapat mendeteksi langsung keberadaan makhluk ghaib.

Syuting akan diadakan selama dua hari ditempat yang sama, dan peserta uji nyali juga akan menempati tempat uji nyali yang sama pula. Yang diharapkan oleh tim “Masih Dunia Lain” adalah meningkatnya aktifitas ghaib di tempat tersebut di hari yang kedua, apabila peserta menyerah sebelum hari kedua atau tidak bisa melanjutkan hingga acara berakhir, maka peserta akan digantikan oleh peserta lainnya.

Acara reality show " (Masih) Dunia Lain" ditayangkan pada hari Kamis 15 April 2010 mulai pukul 23.30 WIB, hanya di TRANS7. Dan acara ini ditayangkan selama 1 jam.

Dalam acara reality show ini, terdapat beberapa unsur, yaitu: a. Peserta

Adalah orang yang akan mengikuti acara reality show ini, dimana pemilihan peserta dilakukan melalui jejaring sosial facebook. b. Uji Nyali

(43)

c. Penampakan

Adalah makhluk halus yang tertangkap dari kamera kru “Masih Dunia Lain”

d. Setting

Adalah tempat berlangsungnya acara “Masih Dunia Lain” yang mengambil tempat keramat dan angker.

e. Paranormal

Adalah pendukung acara “Masih Dunia Lain” yang mengawal dari awal sampai akhir acara, paranormal bertugas mengomentari dan mengawal peserta uji nyali.

2.7 Penger tian Dunia Lain dalam reality show “Masih Dunia Lain”

Dalam pengertian sederhana, Dunia Lain adalah hal-hal berbau klenik. Yang mana kami lebih memberi pendidikan kepada masyarakat, keberadaan jin dan sebangsanya itu dapat dibuktikan secara ilmiah. Selain itu juga, Dunia Lain adalah dunia yang menghubungkan antara dua dunia yaitu dunia nyata dan dunia tidak nyata. Dunia nyata adalah dunia yang benar-benar nyata keberadaannya, sedangkan dunia tidak nyata adalah dunia semu atau dunia yang tidak benar-benar nyata keberadaannya dan tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Contoh dunia tidak nyata : Munculnya keberadaan alam ghaib, misalnya keberadaan jin dan sebangsanya. (

(44)

2.8 Ker angka Ber pikir

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang mempunyai pengaruh paling besar dalam kehidupan manusia. Televisi dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dibanding media massa yang lain yaitu dapat disajikan dalam bentuk audio dan visual. Dimana dapat menggambarkan suatu peristiwa secara langsung dan tidak mengenal jarak. Perisitwa di suatu kota di suatu negara dapat ditonton dengan baik di negara lain, tanpa mengenal rintangan lain seperti laut maupun jurang. (Effendy,2000:176-177)

Melalui media televisi, masyarakat dapat menyaksikan program-program acara mulai hiburan sampai berita yang disuguhkan oleh stasiun televisi. Apalagi sekarang semakin banyak stasiun televisi yang bermunculan dan berlomba-lomba menyuguhkan banyak sekali ragam acara yang dikemas semenarik mungkin, sehingga membuat masyarakat untuk lebih aktif memilih program acara yang sesuai dengan selera dan kebutuhannya.

(45)
(46)

3.1 Definisi Oper asional dan Pengukuran Var iabel

Dalam penelitian kali ini, akan digunakan satu variabel yaitu opini. Sehingga hubungan antar variabel tidak akan dibicarakan. Karena menggunakan variabel opini, maka akan digunakan metode deskriptif untuk menjelaskan opini pemirsa terhadap reality show “Masih Dunia Lain” di Trans 7.

3.1.1 Opini

Dalam acara reality show ini, terdapat beberapa unsur, yaitu: a. Peserta

(47)

b. Uji Nyali

Adalah inti dari acara “Masih Dunia Lain”. Istilah “Uji Nyali” ini dipopulerkan oleh “Masih Dunia Lain” dan lama-lama menjadi

brand atau image dari acara ini. Sehingga setiap kita mendengar istilah “Uji Nyali” maka kita akan teringat kepada acara reality show ini. Maksud dari Uji Nyali ini adalah untuk menguji seberapa jauh peserta mampu menahan rasa takutnya dalam menghadapi gangguan makhluk ghaib selama dia berada ditempat angker yang ditentukan oleh tim dari “Masih Dunia Lain”.

c. Penampakan

Adalah istilah makhluk halus yang tertangkap dari kamera kru “Masih Dunia Lain”. Penampakan itu sendiri banyak macamnya. Bisa berupa benda yang bergerak dengan sendirinya, berupa suara, atau berupa bayangan bergerak. Penampakan ini direkam dengan

hidden camera sehingga keberadaan kamera tidak diketahui oleh peserta.

d. Setting

(48)

e. Paranormal

Adalah pendukung acara “Masih Dunia Lain” yang mengawal dari awal sampai akhir acara, paranormal bertugas mengomentari dan mengawal peserta uji nyali. Paranormal biasanya berasal dari pemuka agama, seperti Kyai atau Ustad, dimana memiliki pengetahuan agama dan ilmu tentang hal ghaib yang lebih tinggi dari orang awam. Paranormal juga bisa berasal dari orang yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan makhluk ghaib, seperti bisa melihat atau berkomunikasi dengan makhluk ghaib. f. Tayangan Dunia Lain

(49)

Dalam hal ini stimulus dari objek penelitian adalah acara reality show

“Masih Dunia Lain” di Trans 7. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode survei dalam melakukan pengumpulan data dengan kuisioner sebagai instrumen. Jenis survei dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan populasi yang sedang diteliti dalam penelitian ini. Dalam survei, pengumpulan data dan analisis sangat terstruktur dengan menggunakan kuisisoner sebagai instrumen dan sejumlah responden yang diasumsikan dapat mewakili populasi secara spesifik.

3.1.2 Pengukur an Var iabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan model skala Likert dimana dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan titik tolak penyusunan instrumen. Bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab oleh pemirsa. (Hasan, 2002:72). Pengukuran ini menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dalam kategorisasi ini, alternatif jawaban “ragu-ragu” (undecided) ditiadakan, alasannya, menurut (Hadi, 1986:20) adalah sebagai berikut:

(50)

b. Tersedianya jawaban tengah memberikan multi interpretable ini tidak diharapkan dalam kecenderungan menjawab ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.

c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian, sehingga mengurangi banyak informasi yang dapat dijaring pemirsa.

Pada tahap selanjutnya, 4 kategori jawaban diatas akan diberi skor sesuai dengan jawaban yang harus dipilih oleh pemirsa. Sedangkan pemberian bobot skor sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) : skor 4

2. Setuju (S) : skor 3

3. Tidak Setuju (TS) : skor 2 4. Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

(51)

( ) = −

Keterangan:

Range : Jarak nilai skor dari tiap tingkatan.

Skor Tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan.

Skor Terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item

Pertanyaan.

Jenjang : 3

Jumlah item dalam kuisioner adalah 13, sehingga nilai skor tertinggi diperoleh dari nilai bobot tertinggi yaitu 4, dikalikan dengan jumlah pertanyaan yaitu 13, sehingga jumlah nilai skor tertinggi, yaitu 13 x 4 = 52. Sedangkan untuk nilai total skor terendah yaitu nilai bobot terendah yaitu 1, dikalikan dengan jumlah item pertanyaan yaitu 13, sehingga jumlah nilai skor terendah , yaitu: 13 x 1 = 13. Dengan demikian nilai Range adalah:

( ) = 52− 13

3 = 13

Sehingga berdasarkan Range tersebut, didapatkan tingkatan:

Opini Negatif : dengan skor antara 13 – 25

(52)

Opini Positif : dengan skor antara 39 – 52

Sehingga setelah kita mengetahui tingkatan interval dari tiap-tiap kategori dan mengetahui jumlah nilai skor, maka hasil yang diperoleh dapat diinterpretasikan dan dianalisis.

Opini ini didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau sikap terhadap rangsangan (stimulus) yang diberikan, kemudian timbul respon dari komunikasi dan setelah itu mengalami proses yang dinamakan dengan opini. Secara operasional, dalam penelitian ini opini terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Positif : adalah opini yang setuju atau memberikan pernyataan mendukung terhadap acara reality show “Masih Dunia Lain” di Trans 7. b. Netral: adalah opini yang tidak mendukung tapi juga tidak menolak atau

tidak memberikan pendapat terhadap acara reality show “Masih Dunia Lain” di Trans 7.

c. Negatif: adalah opini yang tidak mendukung atau memberikan pernyataan tidak setuju terhadap acara reality show “Masih Dunia Lain” di Trans 7.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel.

3.2.1 Populasi

(53)

tahun sudah mulai tertarik dengan fenomena-fenomena sosial dan dianggap sudah dapat menganalisa fenomena-fenomena tersebut (Hapsari, 2002:12).Pemirsa Surabaya yanag berusia 17 tahun sampai 60 tahun berjumlah 2.929.528 juta jiwa tersebar di 5 wilayah: Surabaya Pusat, Surabaya Barat, Surabaya Selatan, dan Surabaya Timur. (Badan Pusat Statistik, 2010)

3.2.2 Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Multistage Cluster Sampling. Pada penelitian ini dipilih multi stage cluster sampling dikarenakan mempermudah pembagian penyebaran kuisioner mengingat wilayah kota Surabaya yang sangat luas dan terbagi menjadi 5 bagian. Sampel dalam penelitian ini adalah penonton yang pernah menonton Masih Dunia Lain yang bertempat tinggal di wilayah Surabaya dan berusia 17 tahun sampai 60 tahun. Untuk mengambil jumlah sampel, terlebih dahulu peneliti menggunakan metode Multistage Cluster Sampling dengan melakukan sebanyak tiga tahap:

(54)

dan Surabaya Barat. Setelah dilakukan pengundian secara random (acak) maka terpilihlah wilayah Surabaya Barat dan Surabaya Timur.

b. Tahap kedua, dilakukan pemilihan pada daerah kecamatan wilayah kecamatan Surabaya Timur yang memiliki tujuh kecamatan. Pemilihan dilakukan secara acak. Untuk Surabaya Selatan terpilih kecamatan Gunung Anyar dan kecamatan Rungkut. Sedangkan untuk Surabaya Timur, terpillih kecamatan Sukolilo dan kecamatan Mulyorejo.

(55)

Secara sistematis sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1 Bagan Penarikan Sampel

Keterangan :

N = Surabaya

Na = Surabaya Selatan

Nb = Surabaya Timur

Na1 = Kecamatan Gunung Anyar

Na2 = Kecamatan Rungkut

Nb1 = Kecamatan Sukolilo

Nb2 = Kecamatan Mulyorejo Na

Na1

n2

Na2

n3 n4

n1

Nb

Nb1

n6

Nb2

n7 n5

N

(56)

n1 = Kelurahan Rungkut Tengah

n2 = Kelurahan Gunung Anyar

n3 = Kelurahan Medokan Ayu

n4 = Kelurahan Kali Rungkut

n5 = Kelurahan Gebang

n6 = Kelurahan Keputih

n7 = Kelurahan Kejawen Putih Tambak

n8 = Kelurahan Kalijudan

Berdasarkan data yang diperoleh dari masing–masing kantor kecamatan di Surabaya bahwa jumlah penduduk usia 17 tahun sampai 60 tahun untuk masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut :

1. Kelurahan Rungkut Tengah : 9.721 orang

2. Kelurahan Gunung Anyar : 10.490 orang

3. Kelurahan Medokan Ayu : 11.218 orang

4. Kelurahan Kali Rungkut : 18.156 orang

5. Kelurahan Gebang : 22.517 orang

6. Kelurahan Keputih : 23.256 orang

(57)

8. Kelurahan Kalijudan : 19.280 orang +

Jumlah : 136.459 orang

Untuk menentukan jumlah sampel akan ditentukan dengan rumus Yamane sebagai berikut:

=

+ 1

Keterangan:

N = Ukuran Populasi (Jumlah Penduduk Surabaya)

n = Ukuran Sampel

d = Presisi (derajat ketelitian)

Sehingga:

= 2.929 .528 2.929 .528( 0,1 ) + 1

= 2 .92 9.5 28

29 296,28 = 100

(58)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini, menurut cara memperolehnya dilakukan dengan dua pendekatan. Pertama dengan melakukan pengumpulan data primer, kedua dengan pengumpulan data sekunder.

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan wawancara pada pemirsa melalui kuisioner.

Data sekunder adalah data yang didapat dengan cara tidak langsung. Data diperoleh melalui sumber-sumber informasi kedua seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, internet, dan lain sebagainya.

3.4 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, kemudian dimasukkan dalam tabulasi data yang selanjutnya dimasukkan kedalam tabel frekuensi. Berdasarkan tabel frekuensi tersebut, data kemudian dianalisis secara deskriptif, sehingga didapatkan suatu hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan analisis.

Dalam penelitian ini data yang akan diolah dengan tahap-tahap:

(59)

2. Coding yaitu pemberian tanda atau kode agar mudah memberikan jawaban

3. Tabulating yaitu menggolongkan data dalam tabel, data-data yang ada dapat dihubungkan dengan pengurangan terhadap variabel-variabel yang ada. (Rakhmat, 2002:134)

Adapun rumus yang digunakan adalah:

= × 1 00%

Keterangan:

P = Prosentase Responden F = Frekuensi Responden N = Jumlah Responden

(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar an Umum objek Penelitian dan Penyajian Data 4.1.1. Gambar an Umum Trans7

Trans TV atau Televisi Transformasi Indonesia adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia yang dimiliki oleh Chairul Tanjung dengan grup Para-nya. Stasiun ini melakukan siaran pertama kali pada tahun 2001. Dengan motto “Milik Kita Bersama”, konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun televisi kebanyakan. Trans TV adalah anak perusahaan PT. Trans Corpora. Kantor pusat stasiun ini berada di Studio Trans TV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan. Direktur Utama Trans TV saat ini adalah Wishnu Utama.

(61)

4.2.2 Pr ogr am Masih Dunia Lain

Program acara (Masih) Dunia Lain merupakan format baru dari program acara yang pernah menjadi fenomena di dunia pertelevisian Indonesia yaitu, “Dunia Lain”. Masih mengedepankan segmen “Uji Nyali” dengan perbedaan menjadi selama 2 hari berturut-turut dan menggunakan alat yang dapat mendeteksi langsung keberadaan makhluk ghaib.

Syuting akan dilakukan selama dua hari ditempat yang sama, dan peserta uji nyali juga akan menempati tempat uji nyali yang sama pula. Yang diharapkan dari tim (Masih) Dunia Lain adalah meningkatnya aktivitas ghaib di hari kedua, apabila peserta menyerah sebelum hari kedua atau tidak dapat melanjutkan hingga batas waktu yang ditentukan maka peserta dianggap gugur.

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data 4.2.1. Identitas Pemir sa

(62)

a. Usia Pemirsa

TABEL 1

USIA PEMIRSA

Usia F %

17-30 58 58

31-43 20 20

44-57 22 22

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 1

Sumber : Kuesioner Identitas Usia Pemirsa

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan pemirsa berada pada usia 17-30 tahun yaitu sebesar 58 orang (58%). Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut rasa ingin tahu masih tinggi dan masih gemar menonton televisi. Rasa ingin tahu tersebut meliputi berbagai hal, termasuk hal yang berbau mistis dan tentang reality show

(63)

b. Jenis Kelamin Pemirsa

TABEL 2

JENIS KELAMIN PEMIRSA

Jenis Kelamin Jumlah

(orang)

Persentase (%)

Laki – laki 53 53

Perempuan 47 47

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 2

(64)

c. Tingkat Pendidikan

Identitas pemirsa berdasarkan pendidikan terakhir, dapat dilihat pada penjabaran tabel berikut :

TABEL 3

PENDIDIKAN TERAKHIR PEMIRSA

Pendidikan Terakhir Jumlah (orang)

Persentase (%)

SMU / Sederajat 81 81

Akademi / Diploma 5 5

Sarjana / Pascasarjana 14 14

Jumlah 100 100

Sumber Kuesioner nomer 3

(65)

4.2.2. Deskripsi Subyek

1. Fr ekuensi Menonton Reality Show (Masih) Dunia Lain TABEL 5

Fr ekuensi Menonton (Masih) Dunia Lain Frekuensi

Menonton

F %

≤ 2 kali 62 62

3-4 kali 38 38

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 4

(66)

3. Dur asi Menonton Acar a (Masih) Dunia Lain

TABEL 6

Dur asi Selama 1 J am Menonton Rea lity Show Masih Dunia Lain

No Durasi Menonton F %

1 ≤ 30 menit 20 20

2 >30 menit 80 80

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 5

Durasi dalam menonton acara ini, tampak dari tabel, sebanyak 20

pemirsa atau 20% menyatakan menonton acara hanya kurang dari 30 menit.

Sedangkan 80 pemirsa atau 80% menyatakan menonton lebih dari 30 menit.

Besarnya jumlah pemirsa yang menonton reality show Masih Dunia Lain

dari awal hingga akhir ( 23.30 wib – 00.30 wib), menunjukkan bahwa

serunya acara tersebut, sehingga harus dilihat sampai selesai, sedangkan

pemirsa yang hanya menonton kurang dari 30 menit, hal ini dikarenakan

penanyangan reality show Masih Dunia Lain yang larut malam, sehingga

kebanyakan mereka tidak melihat acara sampai selesai, karena besok pagi

(67)

4.2.3 Opini pemir sa mengenai acar a reality show (Masih) Dunia Lain di Tr ans 7.

Berikut adalah data yang menunjukkan opini responden terhadap

acara reality show (Masih) Dunia Lain di Trans 7.

A. Opini Pemir sa Ter hadap Peser ta

Opini ini berkaitan dengan peserta “(Masih) Dunia Lain”

a. Opini tentang Peserta yang Mengikuti Uji Nyali dalam acara reality show “(Masih) Dunia Lain” dipilih berdasarkan suara terbanyak di facebook sehingga menunjukkan acara ini tidak direkayasa?

TABEL 7

Opini Pemir sa Tentang Peser ta Uji Nyali ber dasar kan suar a

ter banyak di facebook.

No Kategori Jawaban F %

1 Sangat Setuju 29 29

2 Setuju 57 57

3 Tidak Setuju 13 13

4 Sangat Tidak Setuju 1 1

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 6

Sebanyak 29 orang (29%) dari pemirsa yang menyatakan

sangat setuju dengan pertanyaan tentang peserta mengikuti uji nyali

(68)

terbanyak di facebook sudah sangat bagus, hal ini dikarenakan

pemirsa merasa cukup adil jika ditentukan berdasarkan suara

terbanyak lewati media facebook. Karena dengan lewat facebook

pemirsa merasa bisa melihat siapa saja yang mendaftar ikut uji nyali,

dan pemirsa merasa pihak “ Masih Dunia Lain “ benar-benar tidak

melakukan rekayasa. Sedangkan 57 orang (57%) responden

menyatakan setuju, jika peserta diambil dari suara terbanyak di

facebook. Hal ini bertujuan agar tidak ada rekayasa dalam acara ini. Selain itu pemirsa juga dapat melihat latar belakang dari peserta dan

melihat siapa saja yang mendaftar untuk mengikuti acara ini. Untuk

sisanya yaitu sekitar 13 orang (13%) pemirsa menyatakan tidak

setuju terhadap pemilihan peserta lewat facebook, karena bisa

menggunakan jejaring social lain misalnya lewat twitter atau yang

lainnya.dan ada juga yang menjawab sangat tidak setuju 1 orang

(1%), karena mungkin pemirsa menginginkan pemilihan peserta uji

nyali tersebut diambil langsung dari masyarakat sekitar yang berada

(69)

b. Opini tentang Peserta uji nyali juga bisa diambil dari masyarakat

atau mahasiswa yang tinggal disekitar lokasi dilakukannya Uji

Nyali?

TABEL 8

Opini Pemir sa Tentang Peser ta Uji Nyali dar i Masyr akat Atau

Mahasiswa Yang Tinggal Di Sek itar Loka si Dilakukannya

Uji Nyali

No Kategori Jawaban F %

1 Sangat Setuju 22 22

2 Setuju 57 57

3 Tidak Setuju 17 17

4 Sangat Tidak Setuju 4 4

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 7

Dari tabel 22 orang (22%) pemirsa sangat setuju dan 57

orang (57%) setuju jika peserta diambil dari masyarakat atau

mahasiswa yang tinggal disekitar lokasi dilakukanya uji nyali.

Dengan alasan mereka lebih mengenal tempat mana saja yang dirasa

seram. Sedangkan 17 orang (17%) pemirsa tidak setuju dan 4 orang

(4%) sangat tidak setuju jika peserta diambil dari masyarakat sekitar,

(70)

facebook, karena mereka masyarakat sekitar, bisa jadi makhluk ghaib tidak akan muncul karena merasa sudah mengenal mereka.

B. Opini Pemir sa Ter hadap Uji Nyali

Opini ini berkaitan dengan ini dari acara (Masih) Dunia Lain yaitu

“Uji Nyali”.

a. Opini tentang Tempat dilakukannya Uji Nyali ditentukan oleh Tim

Kreatif “(Masih) Dunia Lain”.

TABEL 9

Opini Pemir sa Tentang Tempat Dilakukannya Uji Nyali

ditentukan oleh Tim Kr eatif “(Masih) Dunia Lain”

No Kategori Jawaban F %

1 Sangat Setuju 13 13

2 Setuju 44 44

3 Tidak Setuju 40 40

4 Sangat Tidak Setuju 3 3

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 8

Dari tabel diketahui 13 orang (13%) pemirsa sangat setuju

dan 44 orang (44%) setuju jika tempat dilakukannya Uji Nyali

ditentukan oleh Tim Kreatif, sedangkan 40 orang (40%) tidak setuju

dan 3 orang (3%) sangat tidak setuju jika ditentukan oleh Tim

Kreatif. Menurut mereka yang setuju, Tim Kreatif sebaiknya

(71)

yang seram, baru mereka memilih tempat itu sebagai tempat

dilakukannya Uji Nyali.

b. Opini tentang Uji Nyali dalam setiap episode yang ditayangkan

berbeda-beda hal ini membuat pemirsa tidak bosan dalam menonton

“(Maish) Dunia Lain”.

TABEL 10

Opini Pemir sa Tentang Uji Nyali Dalam Setiap Episode

Ber beda-Beda.

No Kategori Jawaban F %

1 Sangat Setuju 37 37

2 Setuju 60 60

3 Tidak Setuju 2 2

4 Sangat Tidak Setuju 1 1

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 9

Dari tabel ternyata sebanyak 37 orang (37%) sangat setuju

dan 60 orang (60%) setuju jika tempat dilakukannya Uji Nyali dalam

setiap episode berbeda-beda dalam hal menentukan tempat untuk

melakukan uji nyali. Karena jika tidak berubah-ubah tempat

dilakukannya uji nyali, memang dapat membuat pemirsa bosan

(72)

C. Opini Pemir sa Ter hadap Penampakan

Opini ini berkaitan tentang penampakan yang terekam kamera saat

acara berlangsung. Pertanyaan tentang opini ini ada 3. Data dan analisanya

terdapat pada tabel berikut:

a. Opini tentang Penampakan dalam setiap episode “(Masih) Dunia

Lain” membuat anda percaya adanya makhluk ghaib?

TABEL 11

Opini Pemir sa Tentang Penampakan Dalam “(Masih) Dunia

Lain” Membuat Per caya Adanya Mak hluk Ghaib

No Kategori Jawaban F %

1 Sangat Setuju 21 21

2 Setuju 60 60

3 Tidak Setuju 18 18

4 Sangat Tidak Setuju 1 1

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 10

Dari tabel nampak 21 orang (21%) sangat setuju dan 60

orang (60%) setuju jika penampakan yang muncul membuat mereka

percaya dengan adanya makhluk ghaib. Sebagian besar dari mereka

baru percaya setelah melihat dari televisi bahwa ada penampakan.

Namun sisanya 18 orang (18%) tidak setuju dan 1 orang (1%) sangat

(73)

karena mereka menganggap bisa saja itu obyek lain yang tertangkap

kamera. Sehingga mereka tetap tidak percaya bahwa penampakan

yang tertangkap kamera saat syuting itu adalah makhluk ghaib.

b. Opini tentang Penampakan selalu ada dalam setiap episode (Masih)

Dunia Lain?

TABEL 12

Opini Pemir sa Tentang Penampakan Selalu Ada Dalam setia p

Episode (Masih) Dunia Lain

No Kategori Jawaban F %

1 Sangat Setuju 5 5

2 Setuju 45 45

3 Tidak Setuju 38 38

4 Sangat Tidak Setuju 12 12

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner nomer 11

Sebanyak 45 orang (45%) pemirsa menyatakan setuju dan 5

orang (5%) menyatakan sangat setuju tentang opini tentang adanya

penampakan pada setiap penayangan (Masih) Dunia lain. Mereka

berpendapat yang terekam kamera saat disiarkan adalah makhluk

ghaib. Namun sebanyak 38 orang (38%) pemirsa menya

Gambar

gambar sebagai berikut :
Gambar 2.2: Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Opini Pemirsa
Gambar 3.1 Bagan Penarikan Sampel
TABEL 2 JENIS KELAMIN PEMIRSA
+7

Referensi

Dokumen terkait

karir sebab mereka telah memilih sekolah dengan bidang keilmuan tertentu. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang tidak yakin dengan pilihan.. karirya. Hal tersebut

(Studi Kasus Pada Pt Telkomsel Cabang Pangkalpinang) menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Gaji, Insentif, Dan Jaminan

sikap apatis siswa dapat tereduksi dengan baik, pada saat inilah reactive teaching perlu diterapkan. Ada empat ciri guru yang reaktif : 1) guru menjadikan siswa

Penduduk yang bekerja pada Februari 2012 bertambah sebesar 3,1 juta orang dibanding keadaan Agustus 2011 dan bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan setahun yang lalu..

Hasil penghitungan statistik menunjukan bahwa dimensi perilaku individu telah memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai sebesar 13,0 %. Hasil ini mengisyaratkan bahwa hipotesis

Statistika deskriptif adalah teknik statistik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik inferensi

[r]

The texture distortion features such as the slant, tilt and the curvature parameters are calculated from the 2D image by means of affine transformation measured between the