BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kateterisasi urine adalah tindakan memasukan selang atau “tube”
melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih (bladder) untuk
mengeluarkan cairan urine. Tindakan kateterisasi urine ini dilakukan untuk
membantu pasien yang tidak mampu berkemih secara mandiri di kamar kecil,
sehingga harus memenuhi kebutuhan eliminasi urine atau berkemih dengan
dilakukan kateterisasi urine. Kateterisasi dapat menyebabkan hal-hal yang
mengganggu kesehatan seperti nyeri sehingga hanya dilakukan bila
benar-benar diperlukan serta harus dilakukan dengan hati-hati (Brockop & Marrie,
2009).
Kateterisasi dilakukan khususnya bila traktus urinarius tersumbat atau
pasien tidak mampu melakukan urinasi. Kateterisasi juga dapat di lakukan
dengan indikasi lain, yaitu : untuk menentukan perubahan jumlah urine, sisa
dalam kandung kemih setelah pasien buang air kecil, untuk memintas suatu
obstruksi yang menyumbat aliran urine, untuk menghasilkan drainase
pascaoperatif pada kandung kemih daerah vagina atau prostat, atau
menyediakan cara-cara untuk memantau pengeluaran urine setiap jam pada
pasien sakit berat (Smeltzer & Bare, 2013).
Menurut data dari WHO (2006), 200 juta penduduk dunia mengalami
mencapai 13, dari data WHO tersebut berapa banyak Kateterisasi yang akan
dilakukan petugas medis Dokter / Perawat. Diperkirakan sekitar 4 juta pasien
per tahun di Amerika Serikat menggunakan kateterisasi urine. Kurang lebih
25% pasien yang dirawat di rumah sakit terpasang kateter indwelling dalam
beberapa hari pada hari-hari perawatanya (Gokula RR et all ,2009).
Di Indonesia sekitar 5,8 persen penduduk Indonesia menderita
inkontinensia urine. Jika di bandingkan dengan negara-negara Eropa, angka
ini termasuk kecil. Hasil survey yang dilakukan di rumah sakit-rumah sakit
menunjukan, penderita inkontinensia di seluruh Indonesia mencapai 4,7
persen atau sekitar 5-7 juta penduduk dan enam puluh persen diantaranya
wanita (PDPERSI, 2006). Sedangkan dari data Studi Pendahuluan yang
dilakukan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo, jumlah tindakan
pemasangan kateter di Instalasi Gawat Darurat selama bulan Januari sampai
dengan bulan November 2017 diketahui tercatat 537 pasien, dengan jumlah
pasien laki-laki sebanyak 294 orang dan pasien wanita sebanyak 243 orang.
Tindakan pemasangan folley chateter merupakan tindakan yang sangat urgen
dan memerlukan ketrampilan yang baik agar tindakan tersebut tidak
mengakibatkan komplikasi dan mengurangi rasa tidak nyaman/ nyeri bagi
pasien.
Proses pemasangan folley catheter berpotensi menyebabkan nyeri,
Nyeri apabila tidak di atasi membuat pasien cenderung merasa tidak nyaman.
Nyeri yang timbul dikarenakan adanya peran dari reseptor yaitu organ tubuh
mengurangi rasa nyeri dapat dilakukan dengan dua cara yaitu farmakologi
dengan obat-obatan dan non farmakologi seperti distraksi, stimulus kulit,
teknik pernaafasan, pergerakan atau perubahan posisi, massage, akupressur,
terapi panas atau dingin, hypnobirthing, musik, dan TENS (Transcutaneous
Electrical Nerve Stimulation). Salah satu tindakan non farmakologi untuk
mengurangi atau mengatasi nyeri adalah dengan menggunakan teknik
relaksasi. Teknik ini didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon
pada ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya
(Firmansyah, 2016).
Salah satu teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri yaitu teknik
relaksasi genggam jari. Sebuah teknik relaksasi yang sangat sederhana dan
mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan jari tangan serta
aliran energi didalam tubuh kita. Teknik genggam jari disebut juga finger
hold (Liana, 2008). yaitu menggenggam jari sambil menarik nafas
dalam-dalam (relaksasi). Teknik Genggam jari adalah cara yang sangat mudah untuk
mengendalikan emosi. Emosi dan perasaan adalah seperti ombak energi yang
bergerak melalui badan, pikiran dan jiwa kita. Di setiap ujung jari kita
merupakan saluran masuk dan keluarnya energi atau dalam istilah ilmu
Akupunktur disebut miridian (energy chanel) yang berhubungan dengan
organ-organ di dalam tubuh kita serta dan emosi yang berkaitan. Perasaan
yang tidak seimbang, misal sedih, takut, marah yang berlebihan bisa
menyumbat atau menghambat aliran energi, yang mengakibatkan rasa nyeri
atau perasaan sesak serta tidak nyaman di tubuh kita. Menggenggam jari
ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman pada jari akan
menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi pada meredian yang
terletak pada jari tangan kita, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi
lancar (Brunner & Suddart, 2011).
Teknik relaksasi genggam jari membantu tubuh, pikiran dan jiwa
untuk mencapai relaksasi. Dalam keadaan relaksasi secara alamiah akan
memicu pengeluaran hormon endofrin, hormon ini merupakan analgetik
alami dari tubuh sehingga nyeri akan berkurang. ketika sedang menggenggam
jari, akan merasakan denyutan yang cukup kesar di setiap jari-jarinya. Hal ini
menunjukan keadaan emosi yang sedang kurang seimbang sehingga jalur
energi terhambat dan kurang lancar. Ketika energi yang tersumbat menjadi
lebih lancar, maka denyutan disetiap jari akan melembut dan perasaan akan
menjadi lebih tenang dan seimbang. Setelah denyutan menjadi lebih ringan,
Anda bisa memindahkan genggaman pada jari selanjutnya secara berurutan
(Liana, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Riadiono, dkk
(2008), di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Banyumas
menyimpulkan bahwa pasien yang mendapatkan perlakuan pemasangan
kateter dengan jelly yang di masukan kedalam uretra dapat di ketahui bahwa
tingkat nyeri pasien sebagian besar mengalami nyeri sedang (86,7%) dan
jelly yang dioleskan pada kateter sebagian besar mengalami nyeri pada
tingkat berat (66,7%) dan sisanya pada kategori sangat berat.
Untuk mengurangi nyeri selama ini perawat menggunakan teknik
relaksasi nafas dalam dan untuk teknik relaksasi genggam jari belum pernah
dilakukan di IGD. Berdasarkan pengalaman peneliti praktek di Rumah sakit
teknik relaksasi yang dilakukan masih sederhana. Penelitian ini sebelumnya
sudah pernah dilakukan tetapi peneliti ingin meneliti kembali dengan variabel
yang berbeda dengan teknik yang sama yaitu teknik relaksasi genggam jari
karena teknik ini sangat sederhana dan mudah dilakukan untuk mengatasi
nyeri. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar
"Pengaruh teknik relaksasi genggam jari untuk menurunkan nyeri saat
pemasangan Folley Chateter pada pasien di ruang IGD RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo ".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang dan pengalaman praktek
klinik di Rumah Sakit, hampir semua pasien yang dirawat di ruang IGD
mengalami nyeri saat mendapatkan tindakan pemasangan folley chateter
,namun pengalaman nyeri yang dirasakan setiap pasien berbeda-beda
tingkatanya mulai dari ringan, sedang maupun berat. Oleh karena itu peneliti
terhadap penurunan nyeri saat pemasangan Folley Chateter pada pasien di
ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo "
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan
nyeri saat pemasangan Folley Chateter pada pasien di ruang IGD RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui karakteristik responden penelitian
b. Untuk mengetahui gambaran nyeri pada saat pemasangan Folley
Chateter yang diberikan teknik genggam jari pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol terhadap penurunan nyeri pada
pasien di ruang IGD RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
c. Untuk mengetahui perbandingan antara kelompok intervensi, dan
kelompok kontrol terhadap penurunan nyeri pada saat pemasangan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai
pengetahuan bagi responden bagaimana cara mengatasi nyeri pemasangan
FolleyCchateter dengan cara non farmakologi.
2. Bagi Instansi Terkait
a. Bahan masukan kepada pihak RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dalam upaya penanganan nyeri pada saat pasien mendapatkan tindakan
pemasangan Folley Chateter.
b. Bahan masukan bagi perawat dalam memberikan intervensi mandiri
pada pasien dalam penanganan rasa nyeri saat pemasangan Folley
Chateter
3. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan khususnya tentang penanganan nyeri secara non
farmakologi saat tindakan pemasangan Folley Chateter.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk
melaksanaakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan persepsi
nyeri dengan menggunakan metode non farmakologi lainya saat tindakan
E. Penelitian terkait
1. Bambang Riadiono, Handoyo, Diana Indrianti.D.S (2008). Tentang
“Efektifitas Pemasangan Kateter Dengan Menggunakan Jelly Yang
Dimasukkan Uretra dan Jelly Yang Dioleskan Di Kateter Terhadap
Respon Nyeri Pasien DI IGD RSUD Banyumas”. Jenis p enelitian ini
menggunakan Quasi experiment (eksperimen semu) dengan pendekatan
Post Test Only Control Group Design menyimpulkan bahwa Tingkat nyeri
pasien yang dimasukkan uretra di IGD RSUD Banyumas sebagian besar
mengalami nyeri sedang (86,7%) dan sisanya pada kategori berat (13,3%),
sedangkan Tingkat nyeri pasien yang dipasang kateter dengan jelly
dioleskan pada kateter di IGD RSUD Banyumas sebagian besar
mengalami nyeri pada tingkat berat (66,7%) dan sisanya sangat berat
(33,3%).
2. Farizal (2015). Tentang "Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Nyeri Saat Insersi Intravena Pada Pasien IGD Di
RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. jenis penelitian ini
menggunakan metode true eksperimen design dengan Rancangan
penelitian post - Control Design sedangkan teknik pengambilan datanya
menggunakan teknik Random sampling. Perbedaan penelitian dari
penelitian sebelumnya adalah penelitian ini meneliti tentang pengaruh dari
teknik relaksasi Nafas Dalam terhadap penurunan nyeri saat Insersi
Intravena.
Di RSUD dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga” Jenis penelitian ini
menggunakan metode quasyeksperimen menyimpulkan bahwa Ada
perbedaan nyeri pada saat insersi intravena yang diberikan kepada pasien
yang akan diberikan teknik relaksasi genggam jari dengan pasien yang
tidak diberikan teknik relaksasi genggam jari dengan nilai p-value sebesar
0,0001.
4. Pinandita, Purwati, Utoyo (2011). Tentang "Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada pasien Post
Operasi Laparatomi. Penelitian ini menggunakan metode Quasi -
Experiment dengan rancangan pretest-posttest withcontrol group design.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien post operasi
Laparatomi di RS PKU Muhammadiyah Gombong terhitung mulai
tanggal 14 Januari sampai tanggal 14 April 2011 didapatkan hasil berupa:
a). Pada kelompok eksperimen, intensitas nyeri pre tes memiliki mean
6.64 dan intensitas nyeri post test memiliki mean 6.47. b) Perbedaan
rata-rata intensitas nyeri pre testpost test pada kelompok eksperimen adalah
1.764 dan perbedaan rata-rata intensitas nyeri pre testpost test pada
kelompok kontrol adalah 0.117. c). Berdasarkan harga signifikan (p),
dimana nilai p=0.000, dimana nilai tersebut (p < 0.05), artinya terdapat
pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan intensitas
nyeri pada pasien post operasi Laparatomi di RS PKU Muhammadiyah
Gombong. Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian ini
meneliti kepada pasien yang mendapat terapi intravena.
Sectio Caesarea di Rsud Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.
Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen Design dengan
rancangan non randomized pre - posstest with control group. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Data
hasil penelitian ini adalah Skala nyeri post sectio caesarea sebelum teknik
relaksasi genggam jari pada kelompok eksperimen sebagian besar
menyatakan nyeri sedang yaitu 9 responden (56,2%) dan sesudah teknik
relaksasi genggam jari pada kelompok eksperimen sebagian besar
menyatakan nyeri ringan yaitu 8 responden (50%).Skala nyeri post operasi
sectio caesarea sebelum pada kelompok kontrol sebagian besar
menyatakan nyeri sedang dan berat yaitu 8 responden (50%) dan sesudah
pada kelompok kontrol sebagian besar menyatakan nyeri berat yaitu 10
responden (62%). Ada pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap
perubahan skala yeri pada pasien post operasi sectio caesarean di RSUD
Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto dengan nilai p value sebesar
0.000 (p <a). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitan