SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMILIHAN RUMAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Komputer
Oleh :
Agnes Angger Lowa Putri
013124075
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
Ketika aku memiliki tuj uan untuk dipenuhi & mimpi untuk digenapi Tuhan sudah membuka mataku & memanggil namaku
Ketika segala sesuatu berj alan lancar & aku merasa ingin mengucap syukur Tuhan telah memberkatiku
Aku berkata, “Itu tidak mungkin“
Yesus berkata, “Tidak ada hal yang tidak mungkin“
Aku berkata, “Aku terlalu capai“
Yesus berkata, “Aku akan memberikan kelegaan padamu“
Aku berkata, “Aku tidak mengerti“
Yesus berkata, “Aku akan menuntun langkah-langkahmu“
Aku berkata, “Aku tidak bisa melakukannya“ Yesus berkata, “Kamu bisa melakukan semuanya“
Aku berkata, “Aku tidak pandai“
Yesus berkata, “Aku memberikan padamu hikmat“
Aku berkata, “Tidak ada seorangpun yang mencintaiku“ Yesus berkata, “Aku mencintaimu“
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
<
My Savior, Yesus Kristus
Engkau adalah sumber kekuatanku, tak akan kekurangan aku
<
Papa Ir. Anton Lowa
Terimakasih atas kasih sayang, doa, dukungan moril, materiil maupun spirituil darimu,Papa..
<
Mama AC. Sri Rahayu, SE
Terimakasih atas belaian sayang, semangat, perhatian, serta doa. Apa jadinya hidupku tanpa kasih sayangmu,Mama..
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH
ABSTRAK
Banyaknya tipe rumah yang disediakan oleh berbagai pengembang seringkali membuat konsumen menjadi kesulitan untuk menentukan pilihannya. Sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis komputer menjadi sebuah alternatif yang dapat membantu konsumen menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sistem ini diberi nama Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Rumah. Sistem ini diharapkan dapat membantu konsumen dalam melakukan proses pemilihan rumah sesuai dengan keinginannya. Selain itu sistem ini juga dapat membantu pengembang agar dengan mudah menawarkan berbagai tipe rumah yang dikelolanya.
Sistem berbasis web ini dibuat menggunakan software Macromedia Dreamweaver MX 2004 untuk desain antarmuka, sedangkan untuk database-nya menggunakan PHP dan MySQL. Sumber data untuk sistem diambil dari brosur maupun booklet pada acara pameran perumahan. Selain itu data juga diperoleh dari pihak yang terkait dalam perencanaan pembangunan rumah, seperti arsitek ataupun pengembang.
Proses pemilihan di dalam sistem ini berdasarkan beberapa kriteria, yaitu : harga rumah, lokasi rumah, luas tanah dan luas bangunan, spesifikasi teknik bangunan dan fasilitas. Setelah pengguna memasukkan nilai dari kriteria-kriteria tersebut, sistem ini akan menghasilkan solusi rumah yang sesuai dengan nilai kriteria-kriteria tersebut.
DECISION SUPPORT SYSTEM FOR HOUSE SELECTION
ABSTRACT
Various types of house provided by many developers often make consumers feel difficult in determining their choice or decision. A computer-based decision support system is an alternative solution that can help consumers to solve their problem. This system is called The Decision Support System for House Selection. This system is designed to help consumers in choosing the type of house they want. In addition, this system also helps the developer to offer various types of house to consumers.
This web-based system was designed using the Macromedia Dreamwaver MX 2004 for user interface design, while the database was developed using PHP and MySQL. The data source for this system was taken from the brochure and booklet on the property exhibition. The data was also taken from the parties involved in the house-construction planning, such as architects and developers.
The selection process in this system was based on several criteria, such as house price, house location, land-and-building acreage, specification of the building and facilities. After the user enters the value of each criteria, the system would give the solution of house according to the criteria.
Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas segala berkat
yang dicurahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Rumah” dengan
baik.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
• Ibu P.H Prima Rosa S.Si., M.Sc. selaku dosen pembimbing dalam penulisan
tugas akhir ini, terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan yang telah
saya terima.
• Tim Penguji pada saat penulis mengikuti ujian sarjana, terima kasih atas
segala masukan yang diberikan kepada penulis.
• Seluruh dosen MIPA (Bp.Eka, Ibu Maria(Alm.), Bp.Haris, Bp.Aris, Bp.Pras,
Ibu Any, Ibu Enny, Ibu Lusia, Ibu Tatik, Ibu Rita, Bp.Eko, Bp.Joko, Bp.Iwan,
Bp.Riyad, dll) serta karyawan Sekretariat FMIPA, terima kasih buat ilmu,
bimbingan dan kerjasama yang penulis terima selama menjadi mahasiswa di
Fakultas MIPA.
• Mama dan Papa tercinta yang dengan kesabarannya selalu memberi semangat
dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini. I Love You, Mama Papa…
• Teman curhat & Psikolog pribadiku, Enggar Anita Sari, makasih banyak buat
suka duka yang dah kita jalani bareng. Sorry ya aku sering manja ke kamu.
• Adik Ani-ku , Primatia Romana Wulandari, makasih ya buat doa, semangat &
persahabatan yang udah kita jalani dari kecil ampe sekarang.
• Sahabat & sodaraku Hartanto, makasih udah dukung aku slama ini. Thanks for
Ur support, Ur pray, Ur luv & everything that given for me..
• Sahabatku Usmardin, makasih buat kerjasamanya slama ini ya Coy..
• My Beloved Friends ( Fany, Melia, Janner, Sakti & Berto ), makasih buat
dukungan kalian, cinta kasih kalian, keceriaan dan kebersamaan kita.
• Sahabat BODA-ku, Yunita & Istianingsih terima kasih telah membantuku.
• Teman-teman Ilmu Komputer 2001, terima kasih atas segala dukungan.
• Teman-teman LIA Community, juga buat staf pengajar untuk ilmunya.
• Opa (Alm.) & Oma di Bangka. Eyang Kakung (Alm.) & Eyang Putri (Alm.).
Cucumu telah berhasil menjadi sarjana.
• Seluruh keluarga besar yang ada di Bangka & Jogja.
• Om Paskalis, Egen, Kak Berto, Ita, Marlin, Mercy & keluarga besar Avontur.
• Bapak Anwar yang telah memberikan ilmunya tentang PHP & MySQL.
• Pimpinan PT. SDM beserta staff, Bapak Joko Anggoro dkk, terima kasih telah
memberi tanggapan atas program saya.
• Seluruh teman-teman FMIPA dan di fakultas lain USD.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna karena
keterbatasan yang dimiliki penulis, maka penulis sangat mengharapkan segala
saran yang dapat berguna untuk pengembangan selanjutnya.
Yogyakarta, Maret 2007
Agnes Angger Lowa Putri
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………..……... HALAMAN PERSETUJUAN ……….…….. HALAMAN PENGESAHAN ……….……… HALAMAN PERSEMBAHAN ……….…….... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….….... ABSTRAK ………...….... ABSTRACT ………. KATA PENGANTAR ……….………... DAFTAR ISI ……….………...……...…... DAFTAR GAMBAR ………...…... DAFTAR TABEL ………...…….……….…..
BAB I PENDAHULUAN ………...…... 1.1 Latar Belakang Masalah ………...
1.2 Rumusan Masalah ………..………...
1.3 Tujuan Masalah ………...…...
1.4 Batasan Penulisan ………...
1.5 Metodologi ………...
1.6 Sistematika Penulisan ………...
BAB II LANDASAN TEORI ………..………..…... 2.1 Sistem Informasi .….……...…………..………...
2.2 Pengambilan Keputusan ………...…...
2.2.1 Proses Pengambilan Keputusan ...
2.2.2 Tahapan Proses Pengambilan Keputusan ...
2.3.1 Karakteristik, Kelebihan dan Keterbatasan SPPK …...
2.3.2 Struktur SPPK ...
2.3.3 Komponen–komponen SPPK ...
2.3.3.1 Subsistem Basis Data ………...……
2.3.3.2 Subsistem Model ……...………..…….
2.3.3.3 Subsistem Dialog ……...………..……
2.3.3.4 Subsistem Pengetahuan ……...…………...
2.3.4 Fleksibilitas Pengembangan SPPK ...
2.3.5 Pembangunan SPPK ...
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ………...…………...…...….. 3.1 Perencanaan Sistem ...
3.2 Penelitian ………..……...
3.3 Analisa Sistem ………..……...
3.4 Perancangan ………..………..
3.4.1 Perancangan Subsistem Basis Data ...
3.4.2 Perancangan Subsistem Model ...
3.4.3 Perancangan Subsistem Dialog ...
BAB IV IMPLEMENTASI ………...….. 4.1 Implementasi Basis Data ………..………
4.1.1 Tabel-tabel utama dalam SPPK Pemilihan
Rumah………..………...
4.1.2 Tabel-tabel tambahan dalam SPPK Pemilihan
Rumah………..………..…..…..
4.2 Implementasi Antarmuka ………...………..……
4.2.1 Implementasi Rancangan Antarmuka Untuk
Pemakai………..………..…..
4.2.2 Implementasi Rancangan Antarmuka Untuk
4.2.3 Implementasi Rancangan Antarmuka Untuk
Administrator………..……..…….
4.3 Implementasi Model ………..………….……….
4.4 Ujicoba Sistem ………..………...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...….. 5.1 Kesimpulan ..………..…….…….
5.2 Saran ..………...………….….……….
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
77
78
80
81
81
83
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Input Output ………...……..……..……..… 10
Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan .…………...………..….... 12
Gambar 2.3 Sistem dan Lingkungan …...………...…..… 17
Gambar 2.4 Komponen Utama SPPK ………...…... 18
Gambar 2.5 Tahap-Tahap SPPK ………...…... 28
Gambar 3.1 Diagram Konteks SPPK Pemilihan Rumah …...…... 35
Gambar 3.2 DAD Level 1 SPPK Pemilihan Rumah ………...…... 36
Gambar 3.3 DAD Level 2 Sisi Konsumen ……...………..…….... 37
Gambar 3.4 DAD Level 2 Sisi Pengembang …...….………... 38
Gambar 3.5 DAD Level 2 Sisi Administrator …...….………... 39
Gambar 3.6 Diagram Relasi Entitas …………...………... 44
Gambar 3.7 Rancangan Form Otentifikasi Login Administrator ………... 54
Gambar 3.8 Rancangan Form Menu Utama Administrator ………….…... 55
Gambar 3.9 Rancangan Form Otentifikasi Login Pengembang ……...……... 56
Gambar 3.10 Rancangan Form Registrasi Login Pengembang ……...…... 57
Gambar 3.11 Rancangan Form Menu Utama Pengembang ……... 58
Gambar 3.12 Rancangan Form Data Rumah ………..…... 59
Gambar 3.13 Rancangan Form Data Perumahan ……….…... 60
Gambar 3.14 Rancangan Form Data Spesifikasi ... 61
Gambar 3.15 Rancangan Form Data Pengembang……….…... 62
Gambar 3.16 Rancangan Form Pemilihan Kriteria ………... 63
Gambar 3.17 Rancangan Form Pemilihan Rumah ………... 64
Gambar 4.1 Gambar Implementasi Kriteria Pemilihan Rumah …... 70
Gambar 4.2 Gambar Implementasi Proses Pemilihan Rumah Bagian 1 ... 71
Gambar 4.3 Gambar Implementasi Proses Pemilihan Rumah Bagian 2 ... 72
Gambar 4.4 Gambar Implementasi Proses Pemilihan Rumah Bagian 3 ... 72
Gambar 4.5 Gambar Implementasi Hasil Pemilihan Rumah …... 73
Gambar 4.6 Gambar Implementasi Otentifikasi Login Pengembang ... 74
Gambar 4.7 Gambar Implementasi Menu Utama Pengembang ... 74
Gambar 4.8 Gambar Implementasi Data Pengembang ... 75
Gambar 4.9 Gambar Implementasi Data Perumahan ... 75
Gambar 4.10 Gambar Implementasi Data Rumah ... 76
Gambar 4.11 Gambar Implementasi Data Spesifikasi Bangunan ... 76
Gambar 4.12 Gambar Implementasi Otentifikasi Login Administrator ……. 77
Gambar 4.13 Gambar Implementasi Menu Utama Administator …………... 77
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Tabel Data Pengembang ………...……..……..……...… 67
Tabel 4.2 Tabel Data Spesifikasi ………..…...…..…...……...… 67
Tabel 4.3 Tabel Data Rumah ……..………...…...…..……..… 67
Tabel 4.4 Tabel Data Perumahan ……….…...…..……..… 68
Tabel 4.5 Tabel Data Punya………..…...……….…...……...… 68
Tabel 4.6 Tabel Data Login Pengembang ………..…....………...… 68
Tabel 4.7 Tabel Data Fasilitas ………..…...…………...………...… 69
Tabel 4.8 Tabel Data Lokasi ………...…...…………...……...… 69
Tabel 4.9 Tabel Data Keterangan Spesifikasi ………..…...…...… 69
Tabel 4.10 Tabel Data Administrator ………...…... 69
Tabel 4.11 Tabel Data Polling ………..…...… 69
Tabel 4.12 Tabel Data News ………...…...… 70
Tabel 4.13 Tabel Data Guestbook ………..……...…...… 70
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah merupakan hasil peradaban manusia yang sudah berabad–abad
dikenal dan digunakan orang, sehingga kadang–kadang sudah tidak dapat
dipisahkan dari individunya. Demikian eratnya hubungan antara rumah dan
manusia, sehingga manusia merasa perlu mengembangkan keadaan rumahnya
seperti mengembangkan dirinya sendiri.
Rumah adalah bangunan dimana manusia tinggal untuk beristirahat serta
melakukan kegiatan lain yang sifatnya pribadi. Secara garis besar, sifat penghuni
suatu rumah akan tercermin dalam penampilan wajah rumahnya. Istilah
“Rumahku adalah Idamanku” kini menjadi tak asing lagi bagi pihak yang akan
membeli rumah (konsumen). Rumah yang menjadi dambaan adalah rumah yang
benar–benar sesuai dengan keinginannya. Kesesuaian yang dimaksud membuat
konsumen menjadi puas atas pilihannya. Oleh karena itu, pertimbangan untuk
pemilihan tipe rumah yang sesuai harus dilakukan sebaik–baiknya.
Tipe rumah adalah ukuran atau jenis yang digunakan sebagai acuan untuk
menilai bentuk atau spesifikasi rumah. Dengan berkembangnya zaman, tipe
rumah saat ini sangat variatif dan inovatif. Mulai dari tipe yang paling sederhana
hingga tipe yang sangat kompleks sekalipun dapat ditemukan.
Dengan beragamnya rumah saat ini, konsumen memiliki banyak pilihan
yang beragam pula. Tidaklah mudah untuk menentukan pilihan yang tepat dalam
pemilihan rumah yang dikehendaki. Berbagai faktor yang ada menjadi
pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihannya. Para pengembang
(developer) maupun arsitek mulai bersaing untuk membantu memberikan solusi
dengan menyediakan berbagai macam tipe rumah.
Banyaknya tipe rumah yang tersedia tentu saja membuat konsumen
menjadi kesulitan untuk menentukan pilihannya. Sebuah sistem berbasis
komputer menjadi alat bantu alternatif yang dapat membantu konsumen
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Keberadaan komputer pada sistem
informasi pada dasarnya tidak mutlak. Akan tetapi komputer dengan segenap
kemampuannya dalam memproses data, akan meningkatkan efektifitas,
produktifitas, serta efisiensi suatu sistem informasi.
Karena alasan inilah, penulis mencoba membangun sebuah “Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) Pemilihan Rumah” sehingga dapat
mengakomodasikan kebutuhan akan masalah pemilihan rumah untuk
mendapatkan hasil pemilihan yang benar–benar sesuai atau setidaknya mendekati
1.2
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka penulis dapat
mengangkat suatu permasalahan yang perlu dilakukan penyelesaian. Masalah
yang diangkat adalah bagaimana membangun sebuah Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan (SPPK) yang dapat membantu konsumen dalam
pemilihan rumah untuk mendapatkan hasil pemilihan yang benar–benar sesuai
atau setidaknya mendekati keinginan konsumen ?
1.3
Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan yang dapat membantu konsumen
dalam pemilihan rumah untuk mendapatkan hasil pemilihan yang benar–benar
sesuai atau setidaknya mendekati keinginan konsumen.
1.4
Batasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah menjadi sebagai
berikut :
) Jenis rumah hanya untuk rumah tinggal, bukan untuk usaha.
) Rumah yang dipilih adalah rumah yang lokasinya berada di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta.
) Harga rumah yang digunakan pada sistem ini bukanlah harga yang
) SPPK ini akan menghasilkan beberapa pilihan rumah berdasarkan
kriteria yang dimasukkan oleh konsumen.
) SPPK ini memiliki variabel atau faktor yang diperlukan dalam
memutuskan memilih rumah, yaitu :
• Harga
• Lokasi rumah
• Luas Tanah dan Luas Bangunan
• Spesifikasi Bangunan
• Fasilitas
) SPPK ini memiliki fitur (features), yaitu :
► Bagi Administrator :
Menghapus daftar pelanggan sistem,
mengaktifkan/me-nonaktifkan pelanggan sistem dan mengelola sistem.
► Bagi Pengembang :
Menambah, menghapus dan mengedit data rumah dan
data perumahan.
► Bagi Konsumen :
1. Memilih kriteria pemilihan rumah sebelum melakukan
proses pemilihan.
2.Melakukan pemilihan rumah dan mendapatkan
) SPPK ini hanya akan dibangun sampai pada tahap Testing. Yaitu
untuk mencari kesalahan dengan mengeksekusi program. Jadi, tidak
akan sampai pada perawatan program lebih lanjut
1.5
Metodologi
Dalam membangun sistem ini penulis memakai metode pembangunan
SPPK dengan langkah–langkah sebagai berikut :
1.Fase Perencanaan
Fase perencanaan dilakukan penguraian tentang perkiraan kebutuhan dan
perumusan masalah. Langkah ini merupakan langkah awal yang penting
karena akan menentukan pemilihan jenis SPPK yang akan dirancang serta
metode pendekatan yang akan digunakan.
2.Fase Penelitian
Fase penelitian menguraikan tentang identifikasi suatu pendekatan yang
relevan untuk mengakomodasikan kebutuhan user dan sumber daya yang tersedia. Sumber daya ini meliputi spesifikasi hardware, software, pengalaman organisasi dan keahlian sumber daya manusia yang tersedia.
3.Fase Analisa
Fase ini termasuk penentuan teknik pendekatan terbaik yang dilakukan
dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikannya.
4.Fase Perancangan
a.Perancangan Subsistem Dialog (User Interface)
b.Perancangan Subsistem Model (Model Subsystem)
c.Perancangan Subsistem Basis Data (Data Subsystem)
5.Fase Konstruksi
Fase ini merupakan kelanjutan dari perancangan dimana ketiga subsistem
yang dirancang digabungkan menjadi suatu kesatuan. Jika konstruksi
sistem sudah dilakukan, maka sistem harus dilakukan pengujian dan secara
terus menerus dilakukan perbaikan.
6.Fase Implementasi
Fase ini terdiri dari kegiatan–kegiatan sebagai berikut :
a.Testing (Pengujian)
Fase ini melakukan uji sistem yang telah dibuat.
b.Evaluasi
Dalam fase ini, sistem dievaluasi untuk melihat sejauh mana sistem
tersebut telah memenuhi kebutuhan user. Fase ini dapat berputar dan berulang beberapa kali hingga diperoleh hasil yang
diharapkan.
c.Demonstrasi
Fase ini memperlihatkan kemampuan sistem kepada user. d.Pelatihan
e.Penyebaran
Pada fase ini, sistem dioperasikan dan diperkenalkan secara penuh
untuk semua user.
7.Fase Pemeliharaan
Fase ini harus dilakukan secara terus menerus untuk mempertahankan
sistem yang telah dibangun.
8.Fase Adaptasi
Fase ini dilakukan pengulangan terhadap tahapan–tahapan di atas sebagai
tanggapan terhadap perubahan kebutuhan user.
1.6
Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, batasan masalah, metode pengerjaan dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan
sebagai acuan dalam penulisan ini yang meliputi : penjelasan mengenai
sistem informasi, pengambilan keputusan, sistem pendukung pengambilan
keterbatasan SPPK, struktur SPPK, komponen-komponen SPPK, fleksibilitas
pengembangan SPPK dan pembangunan SPPK.
Bab III Analisa dan Perancangan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengembangan sistem yang meliputi :
perencanaan sistem, penelitian, analisa sistem dan perancangan. Perancangan
itu sendiri terdiri dari perancangan basis data, perancangan model dan
perancangan antarmuka pemakai / dialog (User Interface).
Bab IV Implementasi
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi sistem dari hasil
analisis dan perancangan yang telah dibahas pada Bab III, meliputi :
implementasi rancangan basis data, implementasi rancangan antarmuka,
implementasi rancangan model dan ujicoba sistem. Implementasi rancangan
antarmuka terdiri dari implementasi rancangan antarmuka untuk pemakai,
implementasi rancangan antarmuka untuk pengembang dan implementasi
rancangan antarmuka untuk administrator.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diperoleh oleh
penulis tentang sistem yang dibangun serta saran–saran untuk
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan berbagai
komponen yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan dan menyebarluaskan informasi demi lancarnya proses pengendalian
dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Daihani (2003),
mendefinisikan sistem informasi sebagai berikut :
Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang bekerja secara bersama–sama baik secara manual ataupun berbasis komputer dalam melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan berguna bagi proses pengambilan keputusan.
Keberadaan komputer pada sistem informasi pada dasarnya tidak mutlak.
Tetapi komputer dengan segenap kemampuannya dalam memproses data, akan
meningkatkan efektifitas, produktifitas, serta efisiensi suatu sistem informasi.
Informasi sendiri didefinisikan sebagai data yang sudah terolah
sedemikian rupa mempunyai arti atau makna bagi pihak tertentu. Sedangkan data
adalah serangkaian fakta yang menyatakan kejadian atau keadaan tertentu
sebelum diolah sehingga belum dapat dimengerti maknanya.
Tiga kegiatan utama dalam sebuah sistem informasi adalah pemasukan
data, pemrosesan data dan pengeluaran data. Pemasukan data berisi kegiatan
pengumpulan data dari dalam organisasi atau dari lingkungan organisasi.
Sementara pemrosesan bertugas mengolah data sehingga menjadi sesuatu yang
bermakna. Sedangkan pengeluaran berfungsi memberikan hasil olahan kepada
pihak–pihak yang membutuhkan.
Kegiatan dalam sistem informasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.1. Model Input Output Data, Fakta
INPUT
Pencatatan Klasifikasi Penyusunan Peringkasan Penyimpanan
Pengambilan Pelaporan Penyebaran
Informasi
PROSES KELUARAN
2.2Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih antar alternatif
tindakan untuk kepentingan pencapaian suatu tujuan.
Selengkapnya Churman merumuskan definisi pengambilan keputusan
sebagai berikut (Daihani,2001) :
Sebenarnya, perbedaan utama antara pengertian pengambilan keputusan
dengan pemecahan masalah hanya terletak pada bidang cakupnya. Pengambilan
keputusan lebih bersifat umum sedangkan pemecahan masalah adalah prosedur
pengambilan keputusan yang tujuan dan bidang cakupnya lebih spesifik.
2.2.1 Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
(1) tahap identifikasi masalah dan (2) tahap pemecahan masalah. Tahap–tahap
proses pengambilan keputusan ini dilakukan agar keputusan yang diambil cocok
dengan masalah yang dihadapi.
Walaupun masalah yang diambil telah melewati tahap–tahap dalam
pemecahan masalah, bisa saja terjadi hasil dari keputusan yang diambil gagal.
gagal artinya tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh atau tidak sesuai dengan
masalah yang diperoleh.
Gambar 2.2 adalah suatu arus aktivitas yang berlanjut dari fase
penelusuran untuk mendesain hingga ke fase pemilihan, tetapi pada tahap
Fase Perancangan
Merumuskan suatu model Menetapkan ukuran untuk pilhan Mencari alternatif
Meramalkan dan mengukur hasil
Fase Penelusuran
Mencari dan membaca sekilas prosedur Mengumpulkan data
Identifikasi masalah Klasifikasi masalah Menyatakan masalah
Fase Pemilihan
Solusi untuk model Analisis kepekaan
Pemilihan terbaik dari alternatif yang baik Merencanakan untuk implementasi Perancangan suatu sistem kendali
Implementasi solusi Penyederhanaan
Asumsi
Pengesahan model
Verifikasi, uji coba solusi yang diusulkan
SUKSES
GAGAL
2.2.2 Tahapan Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Herbert A. Simon, ada 4 tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan keputusan, yaitu (Turban,1995) :
1.Tahap Penelusuran
Merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi informasi
yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi.
Persoalan yang dihadapi harus dirumuskan terlebih dahulu secara
jelas.
2.Tahap Perancangan
Merupakan tahap analisa dalam mencari atau merumuskan alternatif–
alternatif pemecahan masalah. Setelah dirumuskan dengan baik,
tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model
pemecahan masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecahan
masalah.
3.Tahap Pemilihan
Berdasarkan rumusan tujuan serta tujuan yang diharapkan, kemudian
dilakukan pemilihan alternatif solusi yang diperkirakan paling sesuai.
4.Tahap Implementasi
2.3 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Konsep Decision Support System (DSS) atau yang lebih dikenal dengan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) pertama kali dikemukakan
pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah
Management Decision System (Turban,1995). Dari hasil penelitian dan pembangunan SPPK yang dilakukan oleh sejumlah lembaga penelitian, dapat
ditarik kesimpulan bahwa sistem ini merupakan sistem yang memanfaatkan
dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Maryan Alavi dan H.
Albert Napier memberikan definisi sebagai berikut :
Suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif.
Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa SPPK merupakan sistem
informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur atau
tidak terstruktur.
2.3.1 Karakteristik, Kelebihan dan Keterbatasan SPPK
Beberapa karakteristik yang membedakan SPPK berbeda dengan sistem
informasi lainnya adalah (Turban,1995) :
1.SPPK dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam
memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak
2.SPPK mengkombinasikan penggunaan model–model analisis
dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi pencari
informasi.
3.SPPK dirancang sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh
orang–orang yang tidak memiliki kemampuan pengoperasian
komputer yang tinggi.
4.SPPK dirancang dengan menekankan aspek fleksibilitas dan
kemampuan adaptasi yang tinggi.
SPPK memberikan berbagai manfaat atau keuntungan bagi pemakainya.
Keuntungan SPPK antara lain :
1. SPPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam
memproses data atau informasi bagi pemakainya.
2. SPPK membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan
waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama
berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. SPPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya
dapat diandalkan.
4. SPPK dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan
pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambilan
keputusan.
Disamping berbagai keuntungan dan manfaat diatas, SPPK juga
1. Kemampuan suatu SPPK terbatas pada pembendaharaan
pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model
dasar).
2. Proses–proses yang dapat dilakukan oleh SPPK biasanya tergantung
juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
2.3.2 Struktur SPPK
Sebuah sistem dapat dibagi menjadi tiga bagian : masukan, proses, dan
keluaran. Sistem dikelilingi oleh lingkungan dan sering diliputi suatu mekanisme
umpan balik. Masukan meliputi unsur yang masuk ke sistem. Semua
unsur-unsur dikonversikan atau diubah dari bentuk masukan ke dalam keluaran yang
dinamakan dengan proses. Keluaran menggambarkan produk jadi atau yang akan
dihasilkan oleh sistem itu.
Ada suatu aliran informasi dari komponen keluaran kepada pembuat
keputusan mengenai hasil atau keluaran dari sistem. Berdasarkan informasi ini,
pembuat keputusan yang bertindak sebagai kendali, boleh memutuskan untuk
memodifikasi masukan atau proses atau kedua-duanya. Lingkungan dari sistem
terdiri atas beberapa unsur yang berada diluar pengertian yang bukan masukan,
keluaran, atau proses. Suatu sistem terpisah dari lingkungannya karena suatu
Masukan Bahan Material Biaya Sumber Daya Proses Prosedur Program Alat Bantu Kegiatan Keputusan Keluaran Hasil Konsekuensi Produk Akhir Penyampaian Jasa Pengambil Keputusan Feedback
Pelanggan Pemerintah
Pemegang
Saham Bank
Penjual
Batas Sistem
Lingkungan
Gambar 2.3. Sistem dan Lingkungan
2.3.3 Komponen - komponen SPPK
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan terdiri atas 4 komponen utama
atau subsistem, yaitu (Turban,1995) :
1.Subsistem Basis Data (Data Subsystem) 2.Subsistem Model (Model Subsystem)
3.Subsistem Dialog (User Interface)
4.Subsistem Pengetahuan (Knowledge Subsystem)
DATABASE MODEL BASE
SOFTWARE
Tugas Lingkungan
USER
DBMS DGMS
MBMS
Gambar 2.4. Komponen Utama SPPK
2.3.3.1 Subsistem Basis Data
Subsistem data merupakan komponen SPPK yang menyediakan data bagi
sistem. Data tersebut disimpan dalam suatu pangkalan data (data base) yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen
pangkalan data (Data Base Management System / DBMS). Melalui manajemen pangkalan data inilah data dapat diambil dan diekstraksi dengan cepat. Subsistem
basis data tersusun atas elemen :
1. Basis Data (Database)
Basis Data adalah suatu kumpulan data yang saling berhubungan
dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang untuk lebih dari satu
aplikasi. Data yang terdapat dalam Basis Data meliputi sumber data
internal (internal data), data eksternal (external data) dan data pribadi (private data) yang dimiliki satu atau lebih pemakai. Internal data
berasal dari proses transaksi sistem organisasi. External data meliputi data industri, data riset pemasaran, data sensus, data ketenagakerjaan
regional, peraturan pemerintah, jadwal tarif pajak atau data ekonomi
negara. Private data dapat berupa peraturan dari pengalaman yang digunakan oleh pembuat keputusan dan data penilaian spesifik.
2. Sistem Manajemen Basis Data
DBMS bertukar dalam bentuk data tersimpan. Sistem
mainframe menyimpan banyak file besar, masing-masing file yang berisi banyak arsip, masing-masing record yang berisi banyak data
item, dan data item yang berisi banyak karakter. Sistem untuk
komputer mikro menawarkan kapasitas yang terbatas karena
membatasi ruang penyimpanan utama dan sekunder.
Ciri dari DBMS yang paling mencolok bagi pemakai (user)
adalah pencarian data. DBMS menawarkan fleksibilitas besar dalam
kaitan bagaimana informasi didapat kembali dan ditampilkan. Dengan
kecanggihan DBMS, pemakai dapat menetapkan pengolahan data
tertentu dan mengatur keluaran dalam bagian depan dan pemberian
Sebagian besar kegiatan ini tak terlihat oleh pemakai. Para
pemakai meminta beberapa informasi dan menerimanya tanpa
mengetahui proses DBMS telah dilakukan. DBMS dirancang untuk
melindungi setiap permintaan informasi dan menentukan bahwa (1)
orang membuat permintaan tentu saja seorang pemakai diberi hak (2)
orang mempunyai akses kepada file yang diminta dan (3) orang
mempunyai akses kepada data item yang diminta dalam file itu.
Direktori data adalah suatu katalog dari semua data dalam
database itu. Berisi definisi data, dan fungsi utamanya akan menjawab
pertanyaan tentang ketersediaan data item, sumber mereka, atau
maksud mereka. Direktori secara utama sesuai untuk mendukung tahap
kecerdasan dari proses pengambilan keputusan dengan membantu
meneliti data dan mengidentifikasi lingkup masalah atau peluang.
Direktori, seperti halnya katalog lain, mendukung penambahan
masukan baru, penghapusan masukan, dan pencarian informasi pada
objek yang spesifik.
Unsur fasilitas query menyediakan basis untuk mengakses data. Fasilitas ini menerima permintaan data, menentukan bagaimana
permintaan ini dapat diisi, merumuskan permintaan yang terperinci
dan mengembalikan hasil kepada permintaan pokok. Fasilitas query
2.3.3.2 Subsistem Model
Keunikan dari SPPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data
dengan model–model keputusan. Model merupakan suatu peniruan dari alam
nyata. Kendala yang kadang dihadapi dalam merancang suatu model adalah
bahwa model yang disusun ternyata tidak mampu mencerminkan seluruh variabel
alam nyata. Sehingga keputusan yang diambil yang didasarkan pada model
tersebut menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu,
dalam menyimpan berbagai model pada subsistem model harus tetap dijaga
fleksibilitasnya. Artinya harus ada fasilitas yang mampu membantu pengguna
untuk memodifikasi atau menyempurnakan model, seiring dengan perkembangan
pengetahuan.
Aspek lain tentang pemodelan yang harus dipertimbangkan seperti
identifikasi masalah dan analisa lingkungan, identifikasi variabel, meramalkan,
model dan manajemen model. Model dalam SPPK terdiri dari tujuh kelompok,
meliputi :
1. Optimisasi masalah dengan beberapa alternatif
Melibatkan batas dan biasanya bukan sejumlah besar alternatif yang
dimodelkan oleh satu pendekatan dimana alternatif-alternatif
didaftarkan dengan kontribusi peramalan untuk mendapatkan hasil.
Teknik yang digunakan meliputi tabel keputusan dan alur keputusan.
2. Optimisasi dengan algoritma
Mencari solusi terbaik dari satu bilangan takhingga dari
digunakan antara lain dengan model pemrograman matematika lain
dan linear, juga dengan model jaringan.
3. Optimisasi dengan menganalisa rumus
Mencari solusi terbaik dalam satu langkah menggunakan sebuah
rumus.
4. Simulasi
Mencari solusi yang cukup baik atau terbaik dari alternatif-alternatif
yang diperiksa dengan menggunakan percobaan.
5. Heuristics
Mencari solusi yang cukup baik dengan memakai aturan-aturan.
Misalnya teknik dalam sistem pakar.
6. Model deskriptif lain
Menemukan hasil dengan rumus “what-if”. Teknik yang mendukung model ini adalah pemodelan keuangan.
7. Model prediksi
Memprediksikan masa depan sistem untuk skenario yang diberikan.
Contoh model ini antara lain analisa Markov dan model forecasting
atau peramalan model.
Model merupakan representasi sederhana dari keadaan yang sesungguhnya
atau realitas. Dengan adanya model sangatlah membantu user, karena user dapat melakukan coba-coba dengan segala macam kombinasi dan keadaan yang
2.3.3.3 Subsistem Dialog
Keunikan lainnya dari SPPK adalah adanya fasilitas yang mampu
mengintegrasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Fasilitas
ini dikenal dengan sebutan subsistem dialog. Sistem ini diimplementasikan
sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibangun.
Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem ini dibagi menjadi 3 komponen, yaitu :
1.Bahasa aksi (Action Language), yaitu suatu perangkat lunak yang digunakan pengguna untuk berkomunikasi dengan sistem. Contoh
media yang dapat melakukan bahasa aksi tersebut antara lain :
keyboard, joystick atau key function lainnya.
2.Bahasa tampilan (Display atau Presentation Language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu.
Contoh media yang dapat merealisasikan tampilan tersebut antara lain :
printer, grafik monitor atau plotter dan lain–lain.
3.Basis Pengetahuan (Knowledge Base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat
berfungsi secara efektif.
Kombinasi dari berbagai kemampuan diatas dikenal sebagai Gaya Dialog (Dialog Style). Gaya Dialog ini terdiri dari :
1. Dialog Tanya Jawab
Dalam dialog ini, sistem bertanya kepada pengguna, dan pengguna
menjawab, kemudian dari hasil dialog ini sistem akan menawarkan
2. Dialog Perintah
Dalam dialog ini, pengguna memberikan perintah–perintah yang
tersedia pada sistem untuk menjalankan fungsi yang ada pada SPPK.
3. Dialog Menu
Model dialog ini merupakan gaya dialog yang paling populer dalam
SPPK. Dalam hal ini pengguna dihadapkan pada berbagai alternatif
menu yang telah disediakan sistem. Menu ini akan ditampilkan pada
monitor. Pengguna sistem cukup menekan tombol–tombol tertentu, dan
setiap pilihan akan menghasilkan respon atau jawaban tertentu.
4. Dialog Masukan / Keluaran
Model dialog ini menggunakan form input atau masukan. Disamping form input, juga disediakan form keluaran yang merupakan respon dari
sistem.
2.3.3.4 Subsistem Pengetahuan
Subsistem ini diperlukan ketika subsistem lainnya yang mendukung
kemampuan dari suatu DSS, tidak mampu lagi untuk memecahkan suatu
permasalahan yang tidak terstruktur dan semi terstruktur. Dalam subsistem ini
telah disediakan beberapa keahlian khusus oleh sistem pakar. Manajemen
pengetahuan merupakan gabungan beberapa komponen yang berupa satu atau
lebih sistem–sistem pakar. Karena berkaitan dengan sistem pakar maka
kemampuan dan manfaat dari subsistem ini tidak dijelaskan dalam pembahasan
2.3.4 Fleksibilitas Pengembangan SPPK
Salah satu sifat dari SPPK ialah fleksibilitas. Hal ini untuk menyesuaikan
dirinya dengan perubahan yang terjadi pada lingkungannya seperti adanya
perubahan kebutuhan, adanya perluasan tugas pemakai. Secara umum ada 2
alasan utama mengapa SPPK harus fleksibel yaitu :
1. SPPK harus tumbuh dan berkembang hingga mencapai suatu
rancangan akhir, karena tidak seorang pun yang dapat
mengantisipasi kebutuhan masa datang.
2. Sistem tidak akan pernah memiliki bentuk final, dirinya harus sering
berubah. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengikuti perubahan
kebutuhan user dan perubahan kondisi lingkungan sistem.
Kedua alasan tersebut diatas menjadi keharusan SPPK untuk memiliki sifat
fleksibilitas yang tinggi. Hal ini dapat dipenuhi melalui proses perancangan yang
bersifat iteratif.
2.3.5 Pembangunan SPPK
Karena adanya masalah yang tidak terstruktur atau yang semi terstruktur
yang ditujukan kepada sistem pendukung pengambilan keputusan, kebutuhan
pengelola informasi akan berubah dan DSS harus berubah pula. Oleh karena itu,
DSS dikembangkan melalui proses prototyping yang berbeda dari sistem informasi proses pengembangan Classic Life-Cycle atau yang sering disebut
Pembangunan SPPK dilakukan dalam 8 fase atau tahapan, yaitu :
1. Fase Perencanaan
Fase perencanaan dilakukan penguraian tentang perkiraan kebutuhan dan
perumusan masalah. Langkah ini merupakan langkah awal yang penting
karena akan menentukan pemilihan jenis SPPK yang akan dirancang
serta metode pendekatan yang akan digunakan.
2. Fase Penelitian
Fase penelitian menguraikan tentang identifikasi suatu pendekatan yang
relevan untuk mengakomodasikan kebutuhan user dan sumber daya yang
tersedia. Sumber daya ini meliputi spesifikasi hardware, software, pengalaman organisasi dan keahlian sumber daya manusia yang tersedia.
3. Fase Analisa
Fase ini termasuk penentuan teknik pendekatan yang dilakukan dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikannya.
4. Fase Perancangan
Perancangan SPPK ini akan dipisahkan menjadi 3 subsistem, yaitu :
a. Perancangan Subsistem Dialog (User Interface)
b. Perancangan Subsistem Model (Model Subsystem)
c. Perancangan Subsistem Basis Data (Data Subsystem)
5. Fase Konstruksi
Fase ini merupakan kelanjutan dari perancangan dimana ketiga
6. Fase Implementasi
Pada fase ini terdiri dari kegiatan–kegiatan sebagai berikut :
a. Testing (Pengujian)
Fase ini melakukan uji sistem yang telah dibuat.
b. Evaluasi
Dalam fase ini, sistem dievaluasi untuk melihat sejauh mana
sistem tersebut telah memenuhi kebutuhan user. Fase ini dapat
berputar dan berulang beberapa kali hingga diperoleh hasil
yang diharapkan.
c. Demonstrasi
Fase ini memperlihatkan kemampuan sistem kepada user. d. Pelatihan
Fase ini, user dilatih dalam penggunaan sistem dan perawatannya.
e. Penyebaran
Pada fase ini, sistem dioperasikan secara penuh untuk semua
user.
7. Fase Pemeliharaan
Fase ini harus dilakukan secara terus menerus untuk mempertahankan
sistem yang telah dibangun.
8. Fase Adaptasi
Fase ini dilakukan pengulangan terhadap tahapan–tahapan diatas sebagai
Gambar 2.5. Tahap-Tahap Pengembangan SPPK
Perencanaan : penilaian kebutuhan, hasil diagnosa masalah, obyektivitas SPPK
Penelitian : bagaimana cara menunjukkan kebutuhan pemakai ? Sumber daya apa yang tersedia ?
Analisis : apa yang merupakan pengembangan yang terbaik ? Sumber daya apa yang diperlukan ?
Desain antarmuka, Dialog Desain sistem pemrosesan masalah Desain Basisdata SPPK Desain komponen pengetahuan
Konstruksi : penggabungan komponen SPPK, uji coba
Implementasi : pengujian dan evaluasi, demonstrasi, orientasi, pengembangan dan pelatihan
Pemeliharaan
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN
3.1 Perencanaan Sistem
Fase perencanaan ini berkaitan dengan diagnosa permasalahan sehingga
dapat ditentukan sasaran dan faktor dari permasalahan yang ada. Seperti yang
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa permasalahan yang dihadapi
oleh konsumen adalah kesulitan untuk menentukan pilihannya atas beragam tipe
rumah yang tersedia saat ini. Untuk proses pemilihan rumah ini dibutuhkan
beberapa hal :
1. Data harga rumah
2. Data lokasi rumah
3. Data luas tanah dan luas bangunan
4. Data spesifikasi teknik bangunan
5. Data fasilitas atau sarana dan prasarana
Dalam hal ini, lokasi merupakan letaknya rumah yang dikehendaki oleh
konsumen. Setiap konsumen pastilah memiliki pertimbangan yang berbeda
untuk memutuskan lokasi mana yang dipilih sebagai kriterianya. Harga rumah
berpengaruh dalam proses pemilihan karena konsumen mempertimbangkan dana
yang tersedia atau kemampuan ekonomi dari konsumen tersebut.
Luas tanah dan luas bangunan juga berpengaruh karena berhubungan
dengan ukuran besar kecilnya hunian yang dipilih. Jika konsumen akan
merenovasi rumahnya, misalnya ingin membangun sebuah kamar lagi di bagian
belakang rumah, maka konsumen dapat mempertimbangkannya dengan melihat
luas tanah dan luas bangunan yang ada.
Spesifikasi teknik bangunan berpengaruh karena konsumen perlu
mempertimbangkan bahan-bahan ataupun material bangunan yang digunakan
oleh rumah yang diinginkan. Sedangkan fasilitas atau sarana dan prasarana
berpengaruh juga karena dengan adanya fasilitas yang ada di perumahan
tersebut, konsumen diberikan kemudahan dalam memanfaatkan sarana dan
prasarana yang ada. Seperti kolam renang, lampu taman, pagar dan lain-lainnya.
Untuk mengatasi masalah di atas maka SPPK yang dirancang harus
memenuhi berbagai harapan sebagai berikut : membantu pengambil keputusan
(konsumen) untuk mendapatkan rumah yang sesuai dengan keinginannya atau
setidaknya mendekati keinginannya tersebut. Bagi pengembang, SPPK ini
membantu pengembang dalam memasarkan perumahan yang dimilikinya.
Pengembang dapat memasukkan data perumahan yang dikelolanya berupa
gambar dengan fasilitas yang disediakan sehingga lebih efektif dan efisien. Bagi
Administrator, sistem ini merupakan tanggungjawabnya untuk dipelihara dan
dikelola agar selalu terjaga keakuratan datanya. Administrator berhak
menambah, menghapus dan mengedit data. Administrator juga memiliki
Seiring dengan laju perkembangan perumahan dan semakin luasnya
daerah penyebaran informasi, serta meningkatnya kompleksitas permasalahan
yang timbul, menuntut penyajian informasi yang semakin cepat, on-line, up-to-date, mudah sekaligus murah dalam memperoleh informasi tersebut. Internet
dengan berbagai kelebihannya saat ini, menjadi salah satu solusi pemecahan
dalam menyajikan informasi, dan tidak lagi terbatas pada suatu instansi atau
organisasi, tetapi semakin meluas sampai pada perorangan. Sejalan dengan hal
tersebut, maka SPPK Pemilihan Rumah dibuat dengan berbasis web. SPPK ini memberikan keuntungan bagi pihak pengembang antara lain dapat menurunkan
biaya operasional, memperpendek peredaran produk (product cycle) dan manajemen pemasok (management supplier). Sedangkan bagi pihak konsumen (pemakai) keuntungan yang dapat diperoleh antara lain home shopping, tidak terbatasinya waktu, sehingga konsumen akan lebih leluasa mempertimbangkan
rumah yang menjadi keinginannya. Alasan inilah yang mendasari pembuatan
SPPK ini berbasis web.
3.2 Penelitian
Tahap ini dilakukan untuk mencari data yang diperlukan dalam
membangun sistem tersebut. Untuk keperluan tersebut, penulis melakukan
pencarian data berupa brosur maupun booklet pada acara pameran perumahan
yang diadakan di Lantai Dasar Malioboro Mall Yogyakarta. Selain itu, penulis
juga mencari data melalui pihak yang terkait dalam perencanaan pembangunan
yang ada saat ini masih dilakukan secara manual. Yaitu konsumen menentukan
sendiri dengan memperkirakan rumah yang diinginkan tanpa adanya bantuan
komputerisasi dalam penentuan pemilihan.
Proses pemilihan rumah dilakukan dengan melihat beberapa faktor,
yaitu :
1. Harga
2. Lokasi
3. Luas Tanah dan Luas Bangunan
4. Spesifikasi Bangunan
5. Fasilitas
3.3 Analisa Sistem
Pada tahap ini dianalisa keterkaitan dan hubungan yang terjadi antara
entitas pembentuk SPPK ini. SPPK yang dibuat ini memiliki variabel atau faktor
yang diperlukan dalam memutuskan memilih rumah, yaitu :
1. Lokasi Rumah
Setiap konsumen pasti memiliki pertimbangan juga dalam hal lokasi
rumah yang diinginkan. Lokasi rumah dalam sistem ini disesuaikan
dengan lokasi perumahan yang dikembangkan oleh pengembang.
2. Harga Rumah
Harga yang dimaksudkan disini adalah harga rumah. Harga rumah dalam
sistem ini diterapkan dengan kurs Rupiah.
Setiap rumah memiliki luas tanah dan luas bangunan. Ukuran luas tanah
dan luas bangunan dalam sistem ini memakai satuan meter persegi.
Konsumen menentukan ukuran luas tanah dan luas bangunan yang
menjadi keinginannya.
4. Spesifikasi Teknik Bangunan
Spesifikasi teknik bangunan merupakan rincian bahan bangunan dari
rumah yang dipilih. Spesifikasi ini meliputi plafond, lantai, daun pintu,
daun jendela, dinding dan lain-lain. Spesifikasi ini dapat bertambah lagi
sesuai dengan kesepakatan antara pengembang dengan administrator.
5. Fasilitas atau Sarana dan Prasarana
Setiap perumahan yang dikembangkan oleh pengembang memiliki
fasilitas maupun sarana dan prasarana yang diberikan. Fasilitas atau
sarana dan prasarana ini dapat berupa kolam renang, lampu taman, pagar,
pos jaga dan lain-lain. Fasilitas ini dapat bertambah lagi sesuai dengan
kesepakatan antara pengembang dengan administrator.
SPPK yang dirancang diupayakan untuk disesuaikan dengan sumber daya yang
nantinya akan ditempatkan sehingga perlu dilakukan identifikasi terhadap
sumber daya yang ada. Spesifikasi hardware dan software yang digunakan untuk membuat SPPK ini adalah sebagai berikut :
Hardware : Pentium(R) 4 1.70 GHz, 256 MB
Software : Microsoft Windows XP Professional, Microsoft Office 2003, Macromedia Dreamweaver MX 2004, PHP, MySQL, Apache,
Sumber Daya Manusia : kemampuan mengoperasikan PHP, MySQL,
Apache, Macromedia Dreamweaver MX 2004,
Internet Explorer
Selain hal–hal yang berpengaruh pada pemilihan rumah, penulis menuangkan
analisa terhadap proses yang akan terjadi dalam sistem ke dalam Diagram
Konteks dan Diagram Arus Data (Data Flow Diagram). DAD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan
dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana
data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan.
Di bawah ini akan digambarkan proses yang mewakili proses dari
seluruh sistem, yakni Diagram Konteks yang terdapat pada Gambar 3.1 berikut
Konsumen SPPK Pemilihan Rumah Administrator Sistem Data Permintaan Kriteria Hasil Pilihan Rumah,
Informasi Rumah
Login Administrator, Pengembang yang akan
dihapus, Aktivasi Pengembang, Update
Data Spesifikasi, Update Data Fasilitas,
Update Data Lokasi Info Hasil Validasi Administrator,
Info Hasil Penghapusan Pengembang, Informasi Detail Pengembang, Info Hasil Update
Data Spesifikasi, Info Hasil Update Fasilitas, Info Hasil
Update Lokasi Pengembang Registrasi Login Pengembang, Data Pengembang, Data Perumahan, Data Spesifikasi, Data Rumah, Update Data
Info Hasil Validasi Pengembang, Info Semua Rumah, Info
Hasil Aktivasi, Info Hasil Update
Gambar 3.1. Diagram Konteks
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Rumah
Gambar Diagram Konteks di atas dapat dijabarkan lebih jelas lagi pada
Konsumen Pengembang Administrator Sistem Data Permintaan Kriteria Hasil Pilihan Rumah,
Informasi Rumah Subsistem Pengembang 2 Subsistem Konsumen 1 Subsistem Administrator 3 Registrasi Login Pengembang, Data Pengembang, Data Perumahan, Data Spesifikasi, Data Rumah, Update Data
Info Hasil Validasi Pengembang, Info Semua Rumah, Info
Hasil Aktivasi, Info Hasil Update
Info Hasil Validasi Administrator, Info Hasil Penghapusan Pengembang, Informasi Detail Pengembang, Info Hasil Update
Data Spesifikasi, Info Hasil Update Fasilitas, Info Hasil
Update Lokasi
Login Administrator, Pengembang yang akan
dihapus, Aktivasi Pengembang, Update
Data Spesifikasi, Update Data Fasilitas,
Update Data Lokasi
Gambar 3.2. DAD Level 1
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Rumah
Proses-proses dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu sisi Administrator Sistem dan sisi Pengguna.
Penggunadisini ada 2 jenis yaitu Konsumen dan Pengembang.
Gambar 3.3 dibawah ini akan menjelaskan DAD level 2 untuk
Konsumen.
Gambar 3.3. DAD Level 2 Sisi Konsumen
Konsumen
F1 Data Developer
F2 Data Perumahan
F3 Data Rumah proses
input data permintaan
1.1
F4 Data Spesifikasi Data Developer Data Permintaan Kriteria Data Perumahan Data Rumah Data Spesifikasi proses pencarian solusi 1.2 Data Pilihan Permintaan
Hasil Pilihan Rumah dan Informasi Rumah
Pada Gambar 3.3 di atas, konsumen melakukan proses input data
permintaan dengan memasukkan data sesuai yang dikehendaki. Dari data
permintaan yang telah dimasukkan, nantinya akan diproses sehingga
ke layar monitor dan dapat dicetak ke alat keluaran (printer). Gambar 3.4 berikut ini menggambarkan DAD level 2 sisi Pengembang.
F1 Data Developer F2 Data Perumahan F3 Data Rumah Pendaftaran
2.1
Username, password
Data yang ditambah
Username, password, status
F4 Data Spesifikasi F6 LoginDev Username, password_lama, password_baru Username, password Username, password_baru Login & validasi Pengembang 2.2
Info Hasil Validasi Pengembang
Update
2.3
Data yang diedit Data yang dihapus
Data Pengembang baru Data Perumahan lama Data Rumah baru
Data Spesifikasi lama Data Pengembang lama Data Perumahan baru Data Rumah lama Data Spesifikasi baru
Lihat data Semua rumah 2.4 Data Pengembang Data Perumahan Data Rumah Data Spesifikasi
Data Semua Rumah
Pengembang
Identitas Pengembang yang valid
Administrator Sistem Ubah password 3.1 Nama, password Pengembang yang akan dihapus
Nama, password F5 Admin Nama, password_lama, password_baru Nama, password Nama, password_baru Login & validasi Administrator 3.2
Info Hasil Validasi Administrator
Hapus Pengembang
3.3
Info hasil hapus Pengembang
Pengembang yang dihapus Aktivasi
Pengembang 3.4
Identitas Administrator yang valid
F6 LoginDev
Update Data Spesifikasi
3.5
Pengembang
yang akan diaktifkan/di-nonaktif
Pengembang
yang diaktifkan/di-nonaktif
Info hasil aktivasi Pengembang
Update Data Fasilitas
3.6
F4 Data Spesifikasi
F7 Data Fasilitas Data Spesifikasi
yang akan ditambah,hapus&edit
Data Fasilitas
yang akan ditambah,hapus&edit Info hasil update Data Spesifikasi
Info hasil update Data Fasilitas
Data Spesifikasi lama Data Spesifikasi baru Data Fasilitas lama
Data Fasilitas baru
Update Data Lokasi
3.7
F8 Data Lokasi
Data Lokasi lama Data Lokasi baru
Data Lokasi
yang akan ditambah,hapus&edit
Info hasil update Data Lokasi
Dalam DAD yang dibuat, data–data yang mengalir dapat dijabarkan
dalam sebuah kamus data (data dictionary) sebagai berikut :
1) DataRumah = Kode_Rmh + Tipe + Harga + Luas_Bangunan
+ Luas_Tanah + Gambar
Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]
Kode_Rmh = {Numeric}10 Tipe = {Varchar}4 Harga = {Numeric}10 Luas_Tanah = {Numeric}
Luas_Bangunan = {Numeric}
Gambar = (Varchar)100
2) DataPerumahan = Kode_Perum + Nama_Perum + Alamat_Perum
+ Lokasi + Fasilitas + Denah
Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]
Kode_Perum = {Numeric}3 Nama_Perum = {Varchar}30 Alamat_Perum = {Varchar}40 Lokasi = {Varchar}30 Fasilitas = {Varchar}
Denah = {Varchar}100
No_Telp
Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]
Kode_Dev = {Numeric}10 Nama_Dev = {Varchar}30 Alamat_Dev = {Varchar}40 No_Telp = {Varchar}20 4) DataAdmin = Nama + Password
Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]
Nama = {Varchar}30 Password = {Varchar}10
5) DataLoginDev = Id + Username + Password + Nama + Email +
Alamat + No_Telp + Status
Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]
Id = {Numeric}3
Username = {Varchar}50 Password = {Varchar}50 Nama = {Varchar}100 Email = {Varchar}200 No_Telp = {Varchar}20 Status = {Varchar}1
6) DataSpesifikasi = Kode_Spes + Nama_Spes + Ket_Spes
Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]
Nama_Spes = { Varchar }
Ket_Spes = {Varchar}40
7) DataFasilitas = Kode_Fas + Nama_Fas
Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]
Kode_Fas = {Varchar}4 Nama_Fas = { Varchar }25
8) DataLokasi = Id_Lokasi + Nama_Lokasi
Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]
Id_Lokasi = {Varchar}20 Nama_Lokasi = { Varchar }40
3.4 Perancangan
Pengguna atau user pada sistem yang akan dibangun ini ada 3 macam yaitu konsumen, pengembang dan administrator sistem.
Konsumen merupakan user yang memanfaatkan sistem ini untuk melakukan proses pemilihan rumah. Data yang dimasukkan oleh konsumen ke
sistem tersebut nantinya akan diproses dan menghasilkan suatu keputusan
mengenai rumah yang dikehendaki. Konsumen juga dapat mendapatkan
informasi tentang perumahan dengan adanya beberapa fasilitas sistem yang telah
tersedia. Jika konsumen telah mendapatkan rumah yang sesuai, maka hasil
pemilihan tersebut dapat ditampilkan di layar monitor dan dapat dicetak ke alat
Pengembang merupakan user yang memanfaatkan featureupload untuk meng-upload file ke dalam sistem. Agar dapat melakukan upload file, pengembang harus melakukan pendaftaran ke sistem terlebih dulu. Setelah
proses pendaftaran, pengembang tersebut resmi menjadi pelanggan dan dapat
meng-upload file ke dalam sistem. Pengembang memiliki kata kunci (password) untuk memasukkan data, mengedit data dan menghapus data.
Administrator sistem adalah pihak yang bertanggungjawab atas
pemeliharaan dan pengelolaan sistem. Administrator berhak memberikan
kekuasaan kepada user untuk mengakses data, misalnya konsumen boleh mengakses data apa saja. Administrator memiliki kata kunci (password) untuk dapat mengakses sistem.
Perancangan SPPK ini akan dipisahkan menjadi 3 subsistem yaitu :
1. Perancangan Subsistem Basis Data (Data Subsystem) 2. Perancangan Subsistem Model (Model Subsystem)
3. Perancangan Subsistem Dialog (User Interface)
3.4.1 Perancangan Subsistem Basis Data
Data yang dipakai dalam SPPK ini disimpan dalam suatu pangkalan
rumah ini dapat terorganisir dan tersimpan dengan baik agar memudahkan dalam
pencarian dan manipulasi data.
Komponen basis data dalam SPPK ini terdiri dari beberapa buah entitas,
yaitu spesifikasi, pengembang (developer), perumahan, fasilitas dan rumah.
Keterkaitan dan hubungan yang terjadi di antara entitas pembentuk SPPK ini
dapat digambarkan dengan diagram relasi entitas (E-R Diagram) seperti pada
Gambar 3.6 dibawah ini :
Rumah kode_rmh tipe harga Spesifikasi luas_bangunan luas_tanah kelola Developer kode_dev nama_dev alamat_dev 1 M 1 M no_telp Perumahan kode_perum lokasi nama_perum alamat_perum milik kode_spes 1 M gambar denah ket_spes nama_spes id Jenis Spesifikasi punya M M ada sedia Fasilitas M M kode_fas nama_fas
Gambar 3.6. Diagram Relasi Entitas
Jenis Spesifikasi ini merupakan weak entity dari entitas
Spesifikasi.
Relasi Ternormalisasi
Normalisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversikan struktur
data kompleks ke struktur data yang lebih sederhana. Konversi dari diagram
relasi entitas (E-R Diagram) pada Gambar 3.6 di atas, diperoleh tabel-tabel
sebagai berikut :
a) Tabel Rumah ( Kode_Rmh, Tipe, Harga, Luas_Tanah, Luas_Bangunan,
Gambar , Kode_Perum )
b) Tabel Perumahan ( Kode_Perum, Nama_Perum, Alamat_Perum, Lokasi,
Denah, Kode_Fas, Kode_Dev )
c) Tabel Spesifikasi ( Kode_Spes, Nama_Spes )
d) Tabel Developer ( Kode_Dev, Nama_Dev, Alamat_Dev, No_Telp )
e) Tabel Jenis_Spesifikasi ( Id, Kode_Rumah, Kode_Spes, Ket_Spes )
f) Tabel Sedia ( Kode_Perum, Kode_Fas )
g) Tabel Fasilitas ( Kode_Fas, Nama_Fas )
Bentuk tabel di atas sudah merupakan bentuk normal ketiga karena telah
memenuhi syarat sebagai berikut :
- Relasinya tidak memuat grup berulang (repeating group) sehingga untuk setiap baris dan kolom hanya terdapat sebuah nilai tunggal.
- Setiap atribut bukan kunci harus tergantung secara penuh pada kunci
- Relasi tidak terdapat ketergantungan transitif. Ketergantungan transitif
pada relasi merupakan ketergantungan fungsional antara dua atau lebih
atribut bukan kunci.
Hubungan antara entitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : (atribut yang
digaris bawahi adalah sebagai primary key atau kunci primer)
¾ Hubungan antara entitas Rumah dengan entitas Jenis Spesifikasi
adalah many to many karena setiap rumah digunakan paling sedikit satu jenis spesifikasi atau paling banyak adalah lebih dari satu jenis
spesifikasi. Sedangkan satu jenis spesifikasi dapat digunakan minimal
oleh satu rumah atau sebanyak-banyaknya lebih dari satu rumah.
¾ Hubungan antara entitas Spesifikasi dengan entitas Jenis Spesifikasi
adalah one to many karena setiap spesifikasi memiliki sedikitnya satu jenis spesifikasi atau paling banyak tidak terbatas jenis spesifikasi.
Setiap jenis spesifikasi dapat dimiliki oleh sedikitnya satu spesifikasi
atau sebanyak-banyaknya sejumlah spesifikasi.
¾ Hubungan antara entitas Perumahan dengan entitas Rumah adalah one to many karena setiap nama perumahan memiliki sedikitnya satu rumah atau paling banyak tidak terbatas rumah. Setiap rumah dapat
dimiliki oleh sedikitnya satu nama perumahan atau
sebanyak-banyaknya sejumlah nama perumahan.
¾ Hubungan antara entitas Developer dengan entitas Perumahan adalah
nama perumahan dapat dimiliki oleh sedikitnya satu developer atau
sebanyak-banyaknya sejumlah developer.
¾ Hubungan antara entitas Perumahan dengan entitas Fasilitas adalah
many to many karena setiap jenis fasilitas dimiliki paling sedikit satu perumahan atau paling banyak adalah lebih dari satu perumahan.
Sedangkan satu perumahan memiliki minimal oleh satu fasilitas atau
sebanyak-banyaknya lebih dari satu fasilitas.
Berdasarkan diagram relasi entitas (E-R Diagram) pada Gambar 3.6 di atas,
didapatkan integritas dalam SPPK Pemilihan Rumah.
1. Entity Integrity Constraints ( aturan integritas entitas )
Aturan ini diterapkan dengan cara mendeklarasikan kunci primer (primary key) untuk setiap entitas agar dijamin tidak ada baris-baris dalam tabel relasi yang memiliki nilai yang sama (duplikat baris). Dalam sistem ini,
Entity Integrity Constraints meliputi :
¾ Entitas Rumah ( Kode_Rmh, Tipe, Harga, Luas_Tanah,
Luas_Bangunan, Gambar )
¾ Entitas Perumahan ( Kode_Perum, Nama_Perum, Alamat_Perum,
Lokasi, Denah )
¾ Entitas Spesifikasi ( Kode_Spes, Nama_Spes )
¾ Entitas Developer ( Kode_Dev, Nama_Dev, Alamat_Dev, No_Telp )
¾ Entitas Fasilitas ( Kode_Fas, Nama_Fas )
Aturan ini merupakan kumpulan tipe data dan jangkauan nilai yang
diperbolehkan pada atribut sebuah relasi. Domain dari sebuah atribut akan
mencakup : tipe data, panjang, format, jangkauan, nilai yang
memungkinkan, keunikan dan kemungkinan data null. Untuk sistem ini,
Domain Constraints dapat dilihat pada Bab IV Implementasi yang telah diwujudkan dalam bentuk tabel.
3. Referential Integrity Constraints ( aturan integritas referensial )
Merupakan aturan yang mengatur kebenaran referensi dari satu obyek ke
obyek lain dalam database.
Dalam sistem ini Referential Integrity Constraints meliputi :
¾ Referential Integrity Constraints tabel Rumah dengan tabel
Perumahan
Tabel Rumah
Kode_Rmh Tipe Harga Luas_Tanah Luas_Bangunan Gambar Kode_Perum
1 36 99000000 95 36 Rmh1.jpg 1 2 54 135000000 120 54 Rmh2.jpg 1 3 60 148000000 131 60 Rmh3.jpg 2
Tabel Perumahan
Kode_Perum Nama_Perum Alamat_Perum Lokasi Denah
1 Citra Kedaton Jl. Arumsari 33 Kaliurang Dnh1.jpg 2 Tiara Permai Jl. Melon 4 Godean Dnh2.jpg 3 Griya Yassa Jl. Teratai 66 Seturan Dnh3.jpg
Setiap rumah dalam tabel Rumah dimiliki oleh satu perumahan dan
setiap perumahan dapat memiliki lebih dari satu rumah. Dalam tabel
Rumah, field Kode_Perum adalah kunci tamu. Dalam kasus tersebut,
tabel yang dirujuk. Jadi setiap nilai dalam kolom Kode_Perum pada tabel
Rumah memiliki nilai yang tepat sama dalam kolom Kode_Perum pada
tabel Perumahan. Dengan demikian, tidak boleh ada suatu nilai
Kode_Perum yang bukan null dalam tabel Rumah, yang tidak ditemukan
nilainya pada tabel Perumahan.
¾ Referential Integrity Constraints tabel Perumahan dengan tabel
Developer
Tabel Perumahan
Kode_Perum Nama_Perum Alamat_Perum Lokasi Denah Kode_Dev
1 Citra Kedaton Jl. Arumsari 33 Kaliurang Dnh1.jpg 3 2 Tiara Permai Jl. Melon 4 Godean Dnh2.jpg 5 3 Griya Yassa Jl. Teratai 66 Seturan Dnh3.jpg 6
Tabel Developer
Kode_Dev Nama_Dev Alamat_Dev No_Telp
3 Kaliurang Daya Mandiri Jl. Arumsari 33, Yogyakarta 515284 5 PT. Sili Wangi Realty Jl. Sumatra 49, Yogyakarta 888789 6 PT. Citra Nusa Berlian Jl. Kenari 11, Yogyakarta 625316
Setiap perumahan dalam tabel Perumahan dimiliki oleh satu
pengembang dan setiap pengembang dapat memiliki lebih dari satu
perumahan. Dalam tabel Perumahan, field Kode_Dev adalah kunci tamu. Dalam kasus tersebut, tabel Perumahan adalah tabel yang merujuk
dan tabel Developer adalah tabel yang dirujuk. Jadi setiap nilai dalam
kolom Kode_Dev pada tabel Perumahan memiliki nilai yang tepat sama
boleh ada suatu nilai Kode_Dev yang bukan null dalam tabel
Perumahan, yang tidak ditemukan nilainya pada tabel Developer.
¾ Referential Integrity Constraints tabel Rumah dengan tabel
Spesifikasi
Tabel Rumah
Kode_Rmh Tipe Harga Luas_Tanah Luas_Bangunan Gambar
1 36 99000000 95 36 Rmh1.jpg 2 54 135000000 120 54 Rmh2.jpg 3 60 148000000 131 60 Rmh3.jpg
Tabel Spesifikasi
Kode_Spes Nama_Spes
S1 Pintu S2 Atap S3 Fondasi
Tabel Jenis Spesifikasi
Id Kode_Rmh Kode_Spes Ket_Spes
20 1 S1 Kayu Jati 21 2 S1 Kayu Jati 22 3 S2 Genteng Beton
Setiap rumah dalam tabel Rumah memiliki paling sedikit satu jenis
spesifikasi atau paling banyak adalah lebih dari satu jenis spesifikasi dan
setiap spesifikasi dapat dimiliki lebih dari satu rumah. Karena hubungan
antara tabel Rumah dengan tabel Spesifikasi adalah many to many,
maka perlu sebuah tabel la