• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Komputer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Komputer"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PEMILIHAN RUMAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Komputer

Oleh :

Agnes Angger Lowa Putri

013124075

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

(2)
(3)
(4)

Ketika aku memiliki tuj uan untuk dipenuhi & mimpi untuk digenapi Tuhan sudah membuka mataku & memanggil namaku

Ketika segala sesuatu berj alan lancar & aku merasa ingin mengucap syukur Tuhan telah memberkatiku

Aku berkata, “Itu tidak mungkin“

Yesus berkata, “Tidak ada hal yang tidak mungkin“

Aku berkata, “Aku terlalu capai“

Yesus berkata, “Aku akan memberikan kelegaan padamu“

Aku berkata, “Aku tidak mengerti“

Yesus berkata, “Aku akan menuntun langkah-langkahmu“

Aku berkata, “Aku tidak bisa melakukannya“ Yesus berkata, “Kamu bisa melakukan semuanya“

Aku berkata, “Aku tidak pandai“

Yesus berkata, “Aku memberikan padamu hikmat“

Aku berkata, “Tidak ada seorangpun yang mencintaiku“ Yesus berkata, “Aku mencintaimu“

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

<

My Savior, Yesus Kristus

Engkau adalah sumber kekuatanku, tak akan kekurangan aku

<

Papa Ir. Anton Lowa

Terimakasih atas kasih sayang, doa, dukungan moril, materiil maupun spirituil darimu,Papa..

<

Mama AC. Sri Rahayu, SE

Terimakasih atas belaian sayang, semangat, perhatian, serta doa. Apa jadinya hidupku tanpa kasih sayangmu,Mama..

(5)
(6)

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH

ABSTRAK

Banyaknya tipe rumah yang disediakan oleh berbagai pengembang seringkali membuat konsumen menjadi kesulitan untuk menentukan pilihannya. Sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis komputer menjadi sebuah alternatif yang dapat membantu konsumen menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sistem ini diberi nama Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Rumah. Sistem ini diharapkan dapat membantu konsumen dalam melakukan proses pemilihan rumah sesuai dengan keinginannya. Selain itu sistem ini juga dapat membantu pengembang agar dengan mudah menawarkan berbagai tipe rumah yang dikelolanya.

Sistem berbasis web ini dibuat menggunakan software Macromedia Dreamweaver MX 2004 untuk desain antarmuka, sedangkan untuk database-nya menggunakan PHP dan MySQL. Sumber data untuk sistem diambil dari brosur maupun booklet pada acara pameran perumahan. Selain itu data juga diperoleh dari pihak yang terkait dalam perencanaan pembangunan rumah, seperti arsitek ataupun pengembang.

Proses pemilihan di dalam sistem ini berdasarkan beberapa kriteria, yaitu : harga rumah, lokasi rumah, luas tanah dan luas bangunan, spesifikasi teknik bangunan dan fasilitas. Setelah pengguna memasukkan nilai dari kriteria-kriteria tersebut, sistem ini akan menghasilkan solusi rumah yang sesuai dengan nilai kriteria-kriteria tersebut.

(7)

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR HOUSE SELECTION

ABSTRACT

Various types of house provided by many developers often make consumers feel difficult in determining their choice or decision. A computer-based decision support system is an alternative solution that can help consumers to solve their problem. This system is called The Decision Support System for House Selection. This system is designed to help consumers in choosing the type of house they want. In addition, this system also helps the developer to offer various types of house to consumers.

This web-based system was designed using the Macromedia Dreamwaver MX 2004 for user interface design, while the database was developed using PHP and MySQL. The data source for this system was taken from the brochure and booklet on the property exhibition. The data was also taken from the parties involved in the house-construction planning, such as architects and developers.

The selection process in this system was based on several criteria, such as house price, house location, land-and-building acreage, specification of the building and facilities. After the user enters the value of each criteria, the system would give the solution of house according to the criteria.

(8)

Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas segala berkat

yang dicurahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang

berjudul “Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Rumah” dengan

baik.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

• Ibu P.H Prima Rosa S.Si., M.Sc. selaku dosen pembimbing dalam penulisan

tugas akhir ini, terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan yang telah

saya terima.

• Tim Penguji pada saat penulis mengikuti ujian sarjana, terima kasih atas

segala masukan yang diberikan kepada penulis.

• Seluruh dosen MIPA (Bp.Eka, Ibu Maria(Alm.), Bp.Haris, Bp.Aris, Bp.Pras,

Ibu Any, Ibu Enny, Ibu Lusia, Ibu Tatik, Ibu Rita, Bp.Eko, Bp.Joko, Bp.Iwan,

Bp.Riyad, dll) serta karyawan Sekretariat FMIPA, terima kasih buat ilmu,

bimbingan dan kerjasama yang penulis terima selama menjadi mahasiswa di

Fakultas MIPA.

• Mama dan Papa tercinta yang dengan kesabarannya selalu memberi semangat

dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini. I Love You, Mama Papa…

• Teman curhat & Psikolog pribadiku, Enggar Anita Sari, makasih banyak buat

suka duka yang dah kita jalani bareng. Sorry ya aku sering manja ke kamu.

• Adik Ani-ku , Primatia Romana Wulandari, makasih ya buat doa, semangat &

persahabatan yang udah kita jalani dari kecil ampe sekarang.

(9)

• Sahabat & sodaraku Hartanto, makasih udah dukung aku slama ini. Thanks for

Ur support, Ur pray, Ur luv & everything that given for me..

• Sahabatku Usmardin, makasih buat kerjasamanya slama ini ya Coy..

• My Beloved Friends ( Fany, Melia, Janner, Sakti & Berto ), makasih buat

dukungan kalian, cinta kasih kalian, keceriaan dan kebersamaan kita.

• Sahabat BODA-ku, Yunita & Istianingsih terima kasih telah membantuku.

• Teman-teman Ilmu Komputer 2001, terima kasih atas segala dukungan.

• Teman-teman LIA Community, juga buat staf pengajar untuk ilmunya.

• Opa (Alm.) & Oma di Bangka. Eyang Kakung (Alm.) & Eyang Putri (Alm.).

Cucumu telah berhasil menjadi sarjana.

• Seluruh keluarga besar yang ada di Bangka & Jogja.

• Om Paskalis, Egen, Kak Berto, Ita, Marlin, Mercy & keluarga besar Avontur.

• Bapak Anwar yang telah memberikan ilmunya tentang PHP & MySQL.

• Pimpinan PT. SDM beserta staff, Bapak Joko Anggoro dkk, terima kasih telah

memberi tanggapan atas program saya.

• Seluruh teman-teman FMIPA dan di fakultas lain USD.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna karena

keterbatasan yang dimiliki penulis, maka penulis sangat mengharapkan segala

saran yang dapat berguna untuk pengembangan selanjutnya.

Yogyakarta, Maret 2007

Agnes Angger Lowa Putri

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………..……... HALAMAN PERSETUJUAN ……….…….. HALAMAN PENGESAHAN ……….……… HALAMAN PERSEMBAHAN ……….…….... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….….... ABSTRAK ………...….... ABSTRACT ………. KATA PENGANTAR ……….………... DAFTAR ISI ……….………...……...…... DAFTAR GAMBAR ………...…... DAFTAR TABEL ………...…….……….…..

BAB I PENDAHULUAN ………...…... 1.1 Latar Belakang Masalah ………...

1.2 Rumusan Masalah ………..………...

1.3 Tujuan Masalah ………...…...

1.4 Batasan Penulisan ………...

1.5 Metodologi ………...

1.6 Sistematika Penulisan ………...

BAB II LANDASAN TEORI ………..………..…... 2.1 Sistem Informasi .….……...…………..………...

2.2 Pengambilan Keputusan ………...…...

2.2.1 Proses Pengambilan Keputusan ...

2.2.2 Tahapan Proses Pengambilan Keputusan ...

(11)

2.3.1 Karakteristik, Kelebihan dan Keterbatasan SPPK …...

2.3.2 Struktur SPPK ...

2.3.3 Komponen–komponen SPPK ...

2.3.3.1 Subsistem Basis Data ………...……

2.3.3.2 Subsistem Model ……...………..…….

2.3.3.3 Subsistem Dialog ……...………..……

2.3.3.4 Subsistem Pengetahuan ……...…………...

2.3.4 Fleksibilitas Pengembangan SPPK ...

2.3.5 Pembangunan SPPK ...

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ………...…………...…...….. 3.1 Perencanaan Sistem ...

3.2 Penelitian ………..……...

3.3 Analisa Sistem ………..……...

3.4 Perancangan ………..………..

3.4.1 Perancangan Subsistem Basis Data ...

3.4.2 Perancangan Subsistem Model ...

3.4.3 Perancangan Subsistem Dialog ...

BAB IV IMPLEMENTASI ………...….. 4.1 Implementasi Basis Data ………..………

4.1.1 Tabel-tabel utama dalam SPPK Pemilihan

Rumah………..………...

4.1.2 Tabel-tabel tambahan dalam SPPK Pemilihan

Rumah………..………..…..…..

4.2 Implementasi Antarmuka ………...………..……

4.2.1 Implementasi Rancangan Antarmuka Untuk

Pemakai………..………..…..

4.2.2 Implementasi Rancangan Antarmuka Untuk

(12)

4.2.3 Implementasi Rancangan Antarmuka Untuk

Administrator………..……..…….

4.3 Implementasi Model ………..………….……….

4.4 Ujicoba Sistem ………..………...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...….. 5.1 Kesimpulan ..………..…….…….

5.2 Saran ..………...………….….……….

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

77

78

80

81

81

83

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Input Output ………...……..……..……..… 10

Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan .…………...………..….... 12

Gambar 2.3 Sistem dan Lingkungan …...………...…..… 17

Gambar 2.4 Komponen Utama SPPK ………...…... 18

Gambar 2.5 Tahap-Tahap SPPK ………...…... 28

Gambar 3.1 Diagram Konteks SPPK Pemilihan Rumah …...…... 35

Gambar 3.2 DAD Level 1 SPPK Pemilihan Rumah ………...…... 36

Gambar 3.3 DAD Level 2 Sisi Konsumen ……...………..…….... 37

Gambar 3.4 DAD Level 2 Sisi Pengembang …...….………... 38

Gambar 3.5 DAD Level 2 Sisi Administrator …...….………... 39

Gambar 3.6 Diagram Relasi Entitas …………...………... 44

Gambar 3.7 Rancangan Form Otentifikasi Login Administrator ………... 54

Gambar 3.8 Rancangan Form Menu Utama Administrator ………….…... 55

Gambar 3.9 Rancangan Form Otentifikasi Login Pengembang ……...……... 56

Gambar 3.10 Rancangan Form Registrasi Login Pengembang ……...…... 57

Gambar 3.11 Rancangan Form Menu Utama Pengembang ……... 58

Gambar 3.12 Rancangan Form Data Rumah ………..…... 59

Gambar 3.13 Rancangan Form Data Perumahan ……….…... 60

Gambar 3.14 Rancangan Form Data Spesifikasi ... 61

Gambar 3.15 Rancangan Form Data Pengembang……….…... 62

Gambar 3.16 Rancangan Form Pemilihan Kriteria ………... 63

Gambar 3.17 Rancangan Form Pemilihan Rumah ………... 64

Gambar 4.1 Gambar Implementasi Kriteria Pemilihan Rumah …... 70

Gambar 4.2 Gambar Implementasi Proses Pemilihan Rumah Bagian 1 ... 71

(14)

Gambar 4.3 Gambar Implementasi Proses Pemilihan Rumah Bagian 2 ... 72

Gambar 4.4 Gambar Implementasi Proses Pemilihan Rumah Bagian 3 ... 72

Gambar 4.5 Gambar Implementasi Hasil Pemilihan Rumah …... 73

Gambar 4.6 Gambar Implementasi Otentifikasi Login Pengembang ... 74

Gambar 4.7 Gambar Implementasi Menu Utama Pengembang ... 74

Gambar 4.8 Gambar Implementasi Data Pengembang ... 75

Gambar 4.9 Gambar Implementasi Data Perumahan ... 75

Gambar 4.10 Gambar Implementasi Data Rumah ... 76

Gambar 4.11 Gambar Implementasi Data Spesifikasi Bangunan ... 76

Gambar 4.12 Gambar Implementasi Otentifikasi Login Administrator ……. 77

Gambar 4.13 Gambar Implementasi Menu Utama Administator …………... 77

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Tabel Data Pengembang ………...……..……..……...… 67

Tabel 4.2 Tabel Data Spesifikasi ………..…...…..…...……...… 67

Tabel 4.3 Tabel Data Rumah ……..………...…...…..……..… 67

Tabel 4.4 Tabel Data Perumahan ……….…...…..……..… 68

Tabel 4.5 Tabel Data Punya………..…...……….…...……...… 68

Tabel 4.6 Tabel Data Login Pengembang ………..…....………...… 68

Tabel 4.7 Tabel Data Fasilitas ………..…...…………...………...… 69

Tabel 4.8 Tabel Data Lokasi ………...…...…………...……...… 69

Tabel 4.9 Tabel Data Keterangan Spesifikasi ………..…...…...… 69

Tabel 4.10 Tabel Data Administrator ………...…... 69

Tabel 4.11 Tabel Data Polling ………..…...… 69

Tabel 4.12 Tabel Data News ………...…...… 70

Tabel 4.13 Tabel Data Guestbook ………..……...…...… 70

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah merupakan hasil peradaban manusia yang sudah berabad–abad

dikenal dan digunakan orang, sehingga kadang–kadang sudah tidak dapat

dipisahkan dari individunya. Demikian eratnya hubungan antara rumah dan

manusia, sehingga manusia merasa perlu mengembangkan keadaan rumahnya

seperti mengembangkan dirinya sendiri.

Rumah adalah bangunan dimana manusia tinggal untuk beristirahat serta

melakukan kegiatan lain yang sifatnya pribadi. Secara garis besar, sifat penghuni

suatu rumah akan tercermin dalam penampilan wajah rumahnya. Istilah

“Rumahku adalah Idamanku” kini menjadi tak asing lagi bagi pihak yang akan

membeli rumah (konsumen). Rumah yang menjadi dambaan adalah rumah yang

benar–benar sesuai dengan keinginannya. Kesesuaian yang dimaksud membuat

konsumen menjadi puas atas pilihannya. Oleh karena itu, pertimbangan untuk

pemilihan tipe rumah yang sesuai harus dilakukan sebaik–baiknya.

Tipe rumah adalah ukuran atau jenis yang digunakan sebagai acuan untuk

menilai bentuk atau spesifikasi rumah. Dengan berkembangnya zaman, tipe

rumah saat ini sangat variatif dan inovatif. Mulai dari tipe yang paling sederhana

hingga tipe yang sangat kompleks sekalipun dapat ditemukan.

(17)

Dengan beragamnya rumah saat ini, konsumen memiliki banyak pilihan

yang beragam pula. Tidaklah mudah untuk menentukan pilihan yang tepat dalam

pemilihan rumah yang dikehendaki. Berbagai faktor yang ada menjadi

pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihannya. Para pengembang

(developer) maupun arsitek mulai bersaing untuk membantu memberikan solusi

dengan menyediakan berbagai macam tipe rumah.

Banyaknya tipe rumah yang tersedia tentu saja membuat konsumen

menjadi kesulitan untuk menentukan pilihannya. Sebuah sistem berbasis

komputer menjadi alat bantu alternatif yang dapat membantu konsumen

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Keberadaan komputer pada sistem

informasi pada dasarnya tidak mutlak. Akan tetapi komputer dengan segenap

kemampuannya dalam memproses data, akan meningkatkan efektifitas,

produktifitas, serta efisiensi suatu sistem informasi.

Karena alasan inilah, penulis mencoba membangun sebuah “Sistem

Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) Pemilihan Rumah” sehingga dapat

mengakomodasikan kebutuhan akan masalah pemilihan rumah untuk

mendapatkan hasil pemilihan yang benar–benar sesuai atau setidaknya mendekati

(18)

1.2

Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka penulis dapat

mengangkat suatu permasalahan yang perlu dilakukan penyelesaian. Masalah

yang diangkat adalah bagaimana membangun sebuah Sistem Pendukung

Pengambilan Keputusan (SPPK) yang dapat membantu konsumen dalam

pemilihan rumah untuk mendapatkan hasil pemilihan yang benar–benar sesuai

atau setidaknya mendekati keinginan konsumen ?

1.3

Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan yang dapat membantu konsumen

dalam pemilihan rumah untuk mendapatkan hasil pemilihan yang benar–benar

sesuai atau setidaknya mendekati keinginan konsumen.

1.4

Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi masalah menjadi sebagai

berikut :

) Jenis rumah hanya untuk rumah tinggal, bukan untuk usaha.

) Rumah yang dipilih adalah rumah yang lokasinya berada di wilayah

Daerah Istimewa Yogyakarta.

) Harga rumah yang digunakan pada sistem ini bukanlah harga yang

(19)

) SPPK ini akan menghasilkan beberapa pilihan rumah berdasarkan

kriteria yang dimasukkan oleh konsumen.

) SPPK ini memiliki variabel atau faktor yang diperlukan dalam

memutuskan memilih rumah, yaitu :

• Harga

• Lokasi rumah

• Luas Tanah dan Luas Bangunan

• Spesifikasi Bangunan

• Fasilitas

) SPPK ini memiliki fitur (features), yaitu :

► Bagi Administrator :

Menghapus daftar pelanggan sistem,

mengaktifkan/me-nonaktifkan pelanggan sistem dan mengelola sistem.

► Bagi Pengembang :

Menambah, menghapus dan mengedit data rumah dan

data perumahan.

► Bagi Konsumen :

1. Memilih kriteria pemilihan rumah sebelum melakukan

proses pemilihan.

2.Melakukan pemilihan rumah dan mendapatkan

(20)

) SPPK ini hanya akan dibangun sampai pada tahap Testing. Yaitu

untuk mencari kesalahan dengan mengeksekusi program. Jadi, tidak

akan sampai pada perawatan program lebih lanjut

1.5

Metodologi

Dalam membangun sistem ini penulis memakai metode pembangunan

SPPK dengan langkah–langkah sebagai berikut :

1.Fase Perencanaan

Fase perencanaan dilakukan penguraian tentang perkiraan kebutuhan dan

perumusan masalah. Langkah ini merupakan langkah awal yang penting

karena akan menentukan pemilihan jenis SPPK yang akan dirancang serta

metode pendekatan yang akan digunakan.

2.Fase Penelitian

Fase penelitian menguraikan tentang identifikasi suatu pendekatan yang

relevan untuk mengakomodasikan kebutuhan user dan sumber daya yang tersedia. Sumber daya ini meliputi spesifikasi hardware, software, pengalaman organisasi dan keahlian sumber daya manusia yang tersedia.

3.Fase Analisa

Fase ini termasuk penentuan teknik pendekatan terbaik yang dilakukan

dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikannya.

4.Fase Perancangan

(21)

a.Perancangan Subsistem Dialog (User Interface)

b.Perancangan Subsistem Model (Model Subsystem)

c.Perancangan Subsistem Basis Data (Data Subsystem)

5.Fase Konstruksi

Fase ini merupakan kelanjutan dari perancangan dimana ketiga subsistem

yang dirancang digabungkan menjadi suatu kesatuan. Jika konstruksi

sistem sudah dilakukan, maka sistem harus dilakukan pengujian dan secara

terus menerus dilakukan perbaikan.

6.Fase Implementasi

Fase ini terdiri dari kegiatan–kegiatan sebagai berikut :

a.Testing (Pengujian)

Fase ini melakukan uji sistem yang telah dibuat.

b.Evaluasi

Dalam fase ini, sistem dievaluasi untuk melihat sejauh mana sistem

tersebut telah memenuhi kebutuhan user. Fase ini dapat berputar dan berulang beberapa kali hingga diperoleh hasil yang

diharapkan.

c.Demonstrasi

Fase ini memperlihatkan kemampuan sistem kepada user. d.Pelatihan

(22)

e.Penyebaran

Pada fase ini, sistem dioperasikan dan diperkenalkan secara penuh

untuk semua user.

7.Fase Pemeliharaan

Fase ini harus dilakukan secara terus menerus untuk mempertahankan

sistem yang telah dibangun.

8.Fase Adaptasi

Fase ini dilakukan pengulangan terhadap tahapan–tahapan di atas sebagai

tanggapan terhadap perubahan kebutuhan user.

1.6

Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

tujuan, batasan masalah, metode pengerjaan dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan

sebagai acuan dalam penulisan ini yang meliputi : penjelasan mengenai

sistem informasi, pengambilan keputusan, sistem pendukung pengambilan

(23)

keterbatasan SPPK, struktur SPPK, komponen-komponen SPPK, fleksibilitas

pengembangan SPPK dan pembangunan SPPK.

Bab III Analisa dan Perancangan

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengembangan sistem yang meliputi :

perencanaan sistem, penelitian, analisa sistem dan perancangan. Perancangan

itu sendiri terdiri dari perancangan basis data, perancangan model dan

perancangan antarmuka pemakai / dialog (User Interface).

Bab IV Implementasi

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi sistem dari hasil

analisis dan perancangan yang telah dibahas pada Bab III, meliputi :

implementasi rancangan basis data, implementasi rancangan antarmuka,

implementasi rancangan model dan ujicoba sistem. Implementasi rancangan

antarmuka terdiri dari implementasi rancangan antarmuka untuk pemakai,

implementasi rancangan antarmuka untuk pengembang dan implementasi

rancangan antarmuka untuk administrator.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang diperoleh oleh

penulis tentang sistem yang dibangun serta saran–saran untuk

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan berbagai

komponen yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses,

menyimpan dan menyebarluaskan informasi demi lancarnya proses pengendalian

dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Daihani (2003),

mendefinisikan sistem informasi sebagai berikut :

Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang bekerja secara bersama–sama baik secara manual ataupun berbasis komputer dalam melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan berguna bagi proses pengambilan keputusan.

Keberadaan komputer pada sistem informasi pada dasarnya tidak mutlak.

Tetapi komputer dengan segenap kemampuannya dalam memproses data, akan

meningkatkan efektifitas, produktifitas, serta efisiensi suatu sistem informasi.

Informasi sendiri didefinisikan sebagai data yang sudah terolah

sedemikian rupa mempunyai arti atau makna bagi pihak tertentu. Sedangkan data

adalah serangkaian fakta yang menyatakan kejadian atau keadaan tertentu

sebelum diolah sehingga belum dapat dimengerti maknanya.

Tiga kegiatan utama dalam sebuah sistem informasi adalah pemasukan

data, pemrosesan data dan pengeluaran data. Pemasukan data berisi kegiatan

(25)

pengumpulan data dari dalam organisasi atau dari lingkungan organisasi.

Sementara pemrosesan bertugas mengolah data sehingga menjadi sesuatu yang

bermakna. Sedangkan pengeluaran berfungsi memberikan hasil olahan kepada

pihak–pihak yang membutuhkan.

Kegiatan dalam sistem informasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1. Model Input Output Data, Fakta

INPUT

Pencatatan Klasifikasi Penyusunan Peringkasan Penyimpanan

Pengambilan Pelaporan Penyebaran

Informasi

PROSES KELUARAN

2.2Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih antar alternatif

tindakan untuk kepentingan pencapaian suatu tujuan.

Selengkapnya Churman merumuskan definisi pengambilan keputusan

sebagai berikut (Daihani,2001) :

(26)

Sebenarnya, perbedaan utama antara pengertian pengambilan keputusan

dengan pemecahan masalah hanya terletak pada bidang cakupnya. Pengambilan

keputusan lebih bersifat umum sedangkan pemecahan masalah adalah prosedur

pengambilan keputusan yang tujuan dan bidang cakupnya lebih spesifik.

2.2.1 Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

(1) tahap identifikasi masalah dan (2) tahap pemecahan masalah. Tahap–tahap

proses pengambilan keputusan ini dilakukan agar keputusan yang diambil cocok

dengan masalah yang dihadapi.

Walaupun masalah yang diambil telah melewati tahap–tahap dalam

pemecahan masalah, bisa saja terjadi hasil dari keputusan yang diambil gagal.

gagal artinya tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh atau tidak sesuai dengan

masalah yang diperoleh.

Gambar 2.2 adalah suatu arus aktivitas yang berlanjut dari fase

penelusuran untuk mendesain hingga ke fase pemilihan, tetapi pada tahap

(27)

Fase Perancangan

Merumuskan suatu model Menetapkan ukuran untuk pilhan Mencari alternatif

Meramalkan dan mengukur hasil

Fase Penelusuran

Mencari dan membaca sekilas prosedur Mengumpulkan data

Identifikasi masalah Klasifikasi masalah Menyatakan masalah

Fase Pemilihan

Solusi untuk model Analisis kepekaan

Pemilihan terbaik dari alternatif yang baik Merencanakan untuk implementasi Perancangan suatu sistem kendali

Implementasi solusi Penyederhanaan

Asumsi

Pengesahan model

Verifikasi, uji coba solusi yang diusulkan

SUKSES

GAGAL

(28)

2.2.2 Tahapan Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Herbert A. Simon, ada 4 tahap yang harus dilalui dalam proses

pengambilan keputusan, yaitu (Turban,1995) :

1.Tahap Penelusuran

Merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi informasi

yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi.

Persoalan yang dihadapi harus dirumuskan terlebih dahulu secara

jelas.

2.Tahap Perancangan

Merupakan tahap analisa dalam mencari atau merumuskan alternatif–

alternatif pemecahan masalah. Setelah dirumuskan dengan baik,

tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model

pemecahan masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecahan

masalah.

3.Tahap Pemilihan

Berdasarkan rumusan tujuan serta tujuan yang diharapkan, kemudian

dilakukan pemilihan alternatif solusi yang diperkirakan paling sesuai.

4.Tahap Implementasi

(29)

2.3 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

Konsep Decision Support System (DSS) atau yang lebih dikenal dengan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) pertama kali dikemukakan

pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah

Management Decision System (Turban,1995). Dari hasil penelitian dan pembangunan SPPK yang dilakukan oleh sejumlah lembaga penelitian, dapat

ditarik kesimpulan bahwa sistem ini merupakan sistem yang memanfaatkan

dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Maryan Alavi dan H.

Albert Napier memberikan definisi sebagai berikut :

Suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa SPPK merupakan sistem

informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil

keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur atau

tidak terstruktur.

2.3.1 Karakteristik, Kelebihan dan Keterbatasan SPPK

Beberapa karakteristik yang membedakan SPPK berbeda dengan sistem

informasi lainnya adalah (Turban,1995) :

1.SPPK dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam

memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak

(30)

2.SPPK mengkombinasikan penggunaan model–model analisis

dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi pencari

informasi.

3.SPPK dirancang sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh

orang–orang yang tidak memiliki kemampuan pengoperasian

komputer yang tinggi.

4.SPPK dirancang dengan menekankan aspek fleksibilitas dan

kemampuan adaptasi yang tinggi.

SPPK memberikan berbagai manfaat atau keuntungan bagi pemakainya.

Keuntungan SPPK antara lain :

1. SPPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam

memproses data atau informasi bagi pemakainya.

2. SPPK membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan

waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama

berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3. SPPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya

dapat diandalkan.

4. SPPK dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan

pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambilan

keputusan.

Disamping berbagai keuntungan dan manfaat diatas, SPPK juga

(31)

1. Kemampuan suatu SPPK terbatas pada pembendaharaan

pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model

dasar).

2. Proses–proses yang dapat dilakukan oleh SPPK biasanya tergantung

juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.

2.3.2 Struktur SPPK

Sebuah sistem dapat dibagi menjadi tiga bagian : masukan, proses, dan

keluaran. Sistem dikelilingi oleh lingkungan dan sering diliputi suatu mekanisme

umpan balik. Masukan meliputi unsur yang masuk ke sistem. Semua

unsur-unsur dikonversikan atau diubah dari bentuk masukan ke dalam keluaran yang

dinamakan dengan proses. Keluaran menggambarkan produk jadi atau yang akan

dihasilkan oleh sistem itu.

Ada suatu aliran informasi dari komponen keluaran kepada pembuat

keputusan mengenai hasil atau keluaran dari sistem. Berdasarkan informasi ini,

pembuat keputusan yang bertindak sebagai kendali, boleh memutuskan untuk

memodifikasi masukan atau proses atau kedua-duanya. Lingkungan dari sistem

terdiri atas beberapa unsur yang berada diluar pengertian yang bukan masukan,

keluaran, atau proses. Suatu sistem terpisah dari lingkungannya karena suatu

(32)

Masukan Bahan Material Biaya Sumber Daya Proses Prosedur Program Alat Bantu Kegiatan Keputusan Keluaran Hasil Konsekuensi Produk Akhir Penyampaian Jasa Pengambil Keputusan Feedback

Pelanggan Pemerintah

Pemegang

Saham Bank

Penjual

Batas Sistem

Lingkungan

Gambar 2.3. Sistem dan Lingkungan

2.3.3 Komponen - komponen SPPK

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan terdiri atas 4 komponen utama

atau subsistem, yaitu (Turban,1995) :

1.Subsistem Basis Data (Data Subsystem) 2.Subsistem Model (Model Subsystem)

3.Subsistem Dialog (User Interface)

4.Subsistem Pengetahuan (Knowledge Subsystem)

(33)

DATABASE MODEL BASE

SOFTWARE

Tugas Lingkungan

USER

DBMS DGMS

MBMS

Gambar 2.4. Komponen Utama SPPK

2.3.3.1 Subsistem Basis Data

Subsistem data merupakan komponen SPPK yang menyediakan data bagi

sistem. Data tersebut disimpan dalam suatu pangkalan data (data base) yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen

pangkalan data (Data Base Management System / DBMS). Melalui manajemen pangkalan data inilah data dapat diambil dan diekstraksi dengan cepat. Subsistem

basis data tersusun atas elemen :

1. Basis Data (Database)

Basis Data adalah suatu kumpulan data yang saling berhubungan

(34)

dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang untuk lebih dari satu

aplikasi. Data yang terdapat dalam Basis Data meliputi sumber data

internal (internal data), data eksternal (external data) dan data pribadi (private data) yang dimiliki satu atau lebih pemakai. Internal data

berasal dari proses transaksi sistem organisasi. External data meliputi data industri, data riset pemasaran, data sensus, data ketenagakerjaan

regional, peraturan pemerintah, jadwal tarif pajak atau data ekonomi

negara. Private data dapat berupa peraturan dari pengalaman yang digunakan oleh pembuat keputusan dan data penilaian spesifik.

2. Sistem Manajemen Basis Data

DBMS bertukar dalam bentuk data tersimpan. Sistem

mainframe menyimpan banyak file besar, masing-masing file yang berisi banyak arsip, masing-masing record yang berisi banyak data

item, dan data item yang berisi banyak karakter. Sistem untuk

komputer mikro menawarkan kapasitas yang terbatas karena

membatasi ruang penyimpanan utama dan sekunder.

Ciri dari DBMS yang paling mencolok bagi pemakai (user)

adalah pencarian data. DBMS menawarkan fleksibilitas besar dalam

kaitan bagaimana informasi didapat kembali dan ditampilkan. Dengan

kecanggihan DBMS, pemakai dapat menetapkan pengolahan data

tertentu dan mengatur keluaran dalam bagian depan dan pemberian

(35)

Sebagian besar kegiatan ini tak terlihat oleh pemakai. Para

pemakai meminta beberapa informasi dan menerimanya tanpa

mengetahui proses DBMS telah dilakukan. DBMS dirancang untuk

melindungi setiap permintaan informasi dan menentukan bahwa (1)

orang membuat permintaan tentu saja seorang pemakai diberi hak (2)

orang mempunyai akses kepada file yang diminta dan (3) orang

mempunyai akses kepada data item yang diminta dalam file itu.

Direktori data adalah suatu katalog dari semua data dalam

database itu. Berisi definisi data, dan fungsi utamanya akan menjawab

pertanyaan tentang ketersediaan data item, sumber mereka, atau

maksud mereka. Direktori secara utama sesuai untuk mendukung tahap

kecerdasan dari proses pengambilan keputusan dengan membantu

meneliti data dan mengidentifikasi lingkup masalah atau peluang.

Direktori, seperti halnya katalog lain, mendukung penambahan

masukan baru, penghapusan masukan, dan pencarian informasi pada

objek yang spesifik.

Unsur fasilitas query menyediakan basis untuk mengakses data. Fasilitas ini menerima permintaan data, menentukan bagaimana

permintaan ini dapat diisi, merumuskan permintaan yang terperinci

dan mengembalikan hasil kepada permintaan pokok. Fasilitas query

(36)

2.3.3.2 Subsistem Model

Keunikan dari SPPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data

dengan model–model keputusan. Model merupakan suatu peniruan dari alam

nyata. Kendala yang kadang dihadapi dalam merancang suatu model adalah

bahwa model yang disusun ternyata tidak mampu mencerminkan seluruh variabel

alam nyata. Sehingga keputusan yang diambil yang didasarkan pada model

tersebut menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu,

dalam menyimpan berbagai model pada subsistem model harus tetap dijaga

fleksibilitasnya. Artinya harus ada fasilitas yang mampu membantu pengguna

untuk memodifikasi atau menyempurnakan model, seiring dengan perkembangan

pengetahuan.

Aspek lain tentang pemodelan yang harus dipertimbangkan seperti

identifikasi masalah dan analisa lingkungan, identifikasi variabel, meramalkan,

model dan manajemen model. Model dalam SPPK terdiri dari tujuh kelompok,

meliputi :

1. Optimisasi masalah dengan beberapa alternatif

Melibatkan batas dan biasanya bukan sejumlah besar alternatif yang

dimodelkan oleh satu pendekatan dimana alternatif-alternatif

didaftarkan dengan kontribusi peramalan untuk mendapatkan hasil.

Teknik yang digunakan meliputi tabel keputusan dan alur keputusan.

2. Optimisasi dengan algoritma

Mencari solusi terbaik dari satu bilangan takhingga dari

(37)

digunakan antara lain dengan model pemrograman matematika lain

dan linear, juga dengan model jaringan.

3. Optimisasi dengan menganalisa rumus

Mencari solusi terbaik dalam satu langkah menggunakan sebuah

rumus.

4. Simulasi

Mencari solusi yang cukup baik atau terbaik dari alternatif-alternatif

yang diperiksa dengan menggunakan percobaan.

5. Heuristics

Mencari solusi yang cukup baik dengan memakai aturan-aturan.

Misalnya teknik dalam sistem pakar.

6. Model deskriptif lain

Menemukan hasil dengan rumus “what-if”. Teknik yang mendukung model ini adalah pemodelan keuangan.

7. Model prediksi

Memprediksikan masa depan sistem untuk skenario yang diberikan.

Contoh model ini antara lain analisa Markov dan model forecasting

atau peramalan model.

Model merupakan representasi sederhana dari keadaan yang sesungguhnya

atau realitas. Dengan adanya model sangatlah membantu user, karena user dapat melakukan coba-coba dengan segala macam kombinasi dan keadaan yang

(38)

2.3.3.3 Subsistem Dialog

Keunikan lainnya dari SPPK adalah adanya fasilitas yang mampu

mengintegrasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Fasilitas

ini dikenal dengan sebutan subsistem dialog. Sistem ini diimplementasikan

sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibangun.

Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem ini dibagi menjadi 3 komponen, yaitu :

1.Bahasa aksi (Action Language), yaitu suatu perangkat lunak yang digunakan pengguna untuk berkomunikasi dengan sistem. Contoh

media yang dapat melakukan bahasa aksi tersebut antara lain :

keyboard, joystick atau key function lainnya.

2.Bahasa tampilan (Display atau Presentation Language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu.

Contoh media yang dapat merealisasikan tampilan tersebut antara lain :

printer, grafik monitor atau plotter dan lain–lain.

3.Basis Pengetahuan (Knowledge Base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat

berfungsi secara efektif.

Kombinasi dari berbagai kemampuan diatas dikenal sebagai Gaya Dialog (Dialog Style). Gaya Dialog ini terdiri dari :

1. Dialog Tanya Jawab

Dalam dialog ini, sistem bertanya kepada pengguna, dan pengguna

menjawab, kemudian dari hasil dialog ini sistem akan menawarkan

(39)

2. Dialog Perintah

Dalam dialog ini, pengguna memberikan perintah–perintah yang

tersedia pada sistem untuk menjalankan fungsi yang ada pada SPPK.

3. Dialog Menu

Model dialog ini merupakan gaya dialog yang paling populer dalam

SPPK. Dalam hal ini pengguna dihadapkan pada berbagai alternatif

menu yang telah disediakan sistem. Menu ini akan ditampilkan pada

monitor. Pengguna sistem cukup menekan tombol–tombol tertentu, dan

setiap pilihan akan menghasilkan respon atau jawaban tertentu.

4. Dialog Masukan / Keluaran

Model dialog ini menggunakan form input atau masukan. Disamping form input, juga disediakan form keluaran yang merupakan respon dari

sistem.

2.3.3.4 Subsistem Pengetahuan

Subsistem ini diperlukan ketika subsistem lainnya yang mendukung

kemampuan dari suatu DSS, tidak mampu lagi untuk memecahkan suatu

permasalahan yang tidak terstruktur dan semi terstruktur. Dalam subsistem ini

telah disediakan beberapa keahlian khusus oleh sistem pakar. Manajemen

pengetahuan merupakan gabungan beberapa komponen yang berupa satu atau

lebih sistem–sistem pakar. Karena berkaitan dengan sistem pakar maka

kemampuan dan manfaat dari subsistem ini tidak dijelaskan dalam pembahasan

(40)

2.3.4 Fleksibilitas Pengembangan SPPK

Salah satu sifat dari SPPK ialah fleksibilitas. Hal ini untuk menyesuaikan

dirinya dengan perubahan yang terjadi pada lingkungannya seperti adanya

perubahan kebutuhan, adanya perluasan tugas pemakai. Secara umum ada 2

alasan utama mengapa SPPK harus fleksibel yaitu :

1. SPPK harus tumbuh dan berkembang hingga mencapai suatu

rancangan akhir, karena tidak seorang pun yang dapat

mengantisipasi kebutuhan masa datang.

2. Sistem tidak akan pernah memiliki bentuk final, dirinya harus sering

berubah. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengikuti perubahan

kebutuhan user dan perubahan kondisi lingkungan sistem.

Kedua alasan tersebut diatas menjadi keharusan SPPK untuk memiliki sifat

fleksibilitas yang tinggi. Hal ini dapat dipenuhi melalui proses perancangan yang

bersifat iteratif.

2.3.5 Pembangunan SPPK

Karena adanya masalah yang tidak terstruktur atau yang semi terstruktur

yang ditujukan kepada sistem pendukung pengambilan keputusan, kebutuhan

pengelola informasi akan berubah dan DSS harus berubah pula. Oleh karena itu,

DSS dikembangkan melalui proses prototyping yang berbeda dari sistem informasi proses pengembangan Classic Life-Cycle atau yang sering disebut

(41)

Pembangunan SPPK dilakukan dalam 8 fase atau tahapan, yaitu :

1. Fase Perencanaan

Fase perencanaan dilakukan penguraian tentang perkiraan kebutuhan dan

perumusan masalah. Langkah ini merupakan langkah awal yang penting

karena akan menentukan pemilihan jenis SPPK yang akan dirancang

serta metode pendekatan yang akan digunakan.

2. Fase Penelitian

Fase penelitian menguraikan tentang identifikasi suatu pendekatan yang

relevan untuk mengakomodasikan kebutuhan user dan sumber daya yang

tersedia. Sumber daya ini meliputi spesifikasi hardware, software, pengalaman organisasi dan keahlian sumber daya manusia yang tersedia.

3. Fase Analisa

Fase ini termasuk penentuan teknik pendekatan yang dilakukan dan

sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikannya.

4. Fase Perancangan

Perancangan SPPK ini akan dipisahkan menjadi 3 subsistem, yaitu :

a. Perancangan Subsistem Dialog (User Interface)

b. Perancangan Subsistem Model (Model Subsystem)

c. Perancangan Subsistem Basis Data (Data Subsystem)

5. Fase Konstruksi

Fase ini merupakan kelanjutan dari perancangan dimana ketiga

(42)

6. Fase Implementasi

Pada fase ini terdiri dari kegiatan–kegiatan sebagai berikut :

a. Testing (Pengujian)

Fase ini melakukan uji sistem yang telah dibuat.

b. Evaluasi

Dalam fase ini, sistem dievaluasi untuk melihat sejauh mana

sistem tersebut telah memenuhi kebutuhan user. Fase ini dapat

berputar dan berulang beberapa kali hingga diperoleh hasil

yang diharapkan.

c. Demonstrasi

Fase ini memperlihatkan kemampuan sistem kepada user. d. Pelatihan

Fase ini, user dilatih dalam penggunaan sistem dan perawatannya.

e. Penyebaran

Pada fase ini, sistem dioperasikan secara penuh untuk semua

user.

7. Fase Pemeliharaan

Fase ini harus dilakukan secara terus menerus untuk mempertahankan

sistem yang telah dibangun.

8. Fase Adaptasi

Fase ini dilakukan pengulangan terhadap tahapan–tahapan diatas sebagai

(43)

Gambar 2.5. Tahap-Tahap Pengembangan SPPK

Perencanaan : penilaian kebutuhan, hasil diagnosa masalah, obyektivitas SPPK

Penelitian : bagaimana cara menunjukkan kebutuhan pemakai ? Sumber daya apa yang tersedia ?

Analisis : apa yang merupakan pengembangan yang terbaik ? Sumber daya apa yang diperlukan ?

Desain antarmuka, Dialog Desain sistem pemrosesan masalah Desain Basisdata SPPK Desain komponen pengetahuan

Konstruksi : penggabungan komponen SPPK, uji coba

Implementasi : pengujian dan evaluasi, demonstrasi, orientasi, pengembangan dan pelatihan

Pemeliharaan

(44)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN

3.1 Perencanaan Sistem

Fase perencanaan ini berkaitan dengan diagnosa permasalahan sehingga

dapat ditentukan sasaran dan faktor dari permasalahan yang ada. Seperti yang

telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa permasalahan yang dihadapi

oleh konsumen adalah kesulitan untuk menentukan pilihannya atas beragam tipe

rumah yang tersedia saat ini. Untuk proses pemilihan rumah ini dibutuhkan

beberapa hal :

1. Data harga rumah

2. Data lokasi rumah

3. Data luas tanah dan luas bangunan

4. Data spesifikasi teknik bangunan

5. Data fasilitas atau sarana dan prasarana

Dalam hal ini, lokasi merupakan letaknya rumah yang dikehendaki oleh

konsumen. Setiap konsumen pastilah memiliki pertimbangan yang berbeda

untuk memutuskan lokasi mana yang dipilih sebagai kriterianya. Harga rumah

berpengaruh dalam proses pemilihan karena konsumen mempertimbangkan dana

yang tersedia atau kemampuan ekonomi dari konsumen tersebut.

(45)

Luas tanah dan luas bangunan juga berpengaruh karena berhubungan

dengan ukuran besar kecilnya hunian yang dipilih. Jika konsumen akan

merenovasi rumahnya, misalnya ingin membangun sebuah kamar lagi di bagian

belakang rumah, maka konsumen dapat mempertimbangkannya dengan melihat

luas tanah dan luas bangunan yang ada.

Spesifikasi teknik bangunan berpengaruh karena konsumen perlu

mempertimbangkan bahan-bahan ataupun material bangunan yang digunakan

oleh rumah yang diinginkan. Sedangkan fasilitas atau sarana dan prasarana

berpengaruh juga karena dengan adanya fasilitas yang ada di perumahan

tersebut, konsumen diberikan kemudahan dalam memanfaatkan sarana dan

prasarana yang ada. Seperti kolam renang, lampu taman, pagar dan lain-lainnya.

Untuk mengatasi masalah di atas maka SPPK yang dirancang harus

memenuhi berbagai harapan sebagai berikut : membantu pengambil keputusan

(konsumen) untuk mendapatkan rumah yang sesuai dengan keinginannya atau

setidaknya mendekati keinginannya tersebut. Bagi pengembang, SPPK ini

membantu pengembang dalam memasarkan perumahan yang dimilikinya.

Pengembang dapat memasukkan data perumahan yang dikelolanya berupa

gambar dengan fasilitas yang disediakan sehingga lebih efektif dan efisien. Bagi

Administrator, sistem ini merupakan tanggungjawabnya untuk dipelihara dan

dikelola agar selalu terjaga keakuratan datanya. Administrator berhak

menambah, menghapus dan mengedit data. Administrator juga memiliki

(46)

Seiring dengan laju perkembangan perumahan dan semakin luasnya

daerah penyebaran informasi, serta meningkatnya kompleksitas permasalahan

yang timbul, menuntut penyajian informasi yang semakin cepat, on-line, up-to-date, mudah sekaligus murah dalam memperoleh informasi tersebut. Internet

dengan berbagai kelebihannya saat ini, menjadi salah satu solusi pemecahan

dalam menyajikan informasi, dan tidak lagi terbatas pada suatu instansi atau

organisasi, tetapi semakin meluas sampai pada perorangan. Sejalan dengan hal

tersebut, maka SPPK Pemilihan Rumah dibuat dengan berbasis web. SPPK ini memberikan keuntungan bagi pihak pengembang antara lain dapat menurunkan

biaya operasional, memperpendek peredaran produk (product cycle) dan manajemen pemasok (management supplier). Sedangkan bagi pihak konsumen (pemakai) keuntungan yang dapat diperoleh antara lain home shopping, tidak terbatasinya waktu, sehingga konsumen akan lebih leluasa mempertimbangkan

rumah yang menjadi keinginannya. Alasan inilah yang mendasari pembuatan

SPPK ini berbasis web.

3.2 Penelitian

Tahap ini dilakukan untuk mencari data yang diperlukan dalam

membangun sistem tersebut. Untuk keperluan tersebut, penulis melakukan

pencarian data berupa brosur maupun booklet pada acara pameran perumahan

yang diadakan di Lantai Dasar Malioboro Mall Yogyakarta. Selain itu, penulis

juga mencari data melalui pihak yang terkait dalam perencanaan pembangunan

(47)

yang ada saat ini masih dilakukan secara manual. Yaitu konsumen menentukan

sendiri dengan memperkirakan rumah yang diinginkan tanpa adanya bantuan

komputerisasi dalam penentuan pemilihan.

Proses pemilihan rumah dilakukan dengan melihat beberapa faktor,

yaitu :

1. Harga

2. Lokasi

3. Luas Tanah dan Luas Bangunan

4. Spesifikasi Bangunan

5. Fasilitas

3.3 Analisa Sistem

Pada tahap ini dianalisa keterkaitan dan hubungan yang terjadi antara

entitas pembentuk SPPK ini. SPPK yang dibuat ini memiliki variabel atau faktor

yang diperlukan dalam memutuskan memilih rumah, yaitu :

1. Lokasi Rumah

Setiap konsumen pasti memiliki pertimbangan juga dalam hal lokasi

rumah yang diinginkan. Lokasi rumah dalam sistem ini disesuaikan

dengan lokasi perumahan yang dikembangkan oleh pengembang.

2. Harga Rumah

Harga yang dimaksudkan disini adalah harga rumah. Harga rumah dalam

sistem ini diterapkan dengan kurs Rupiah.

(48)

Setiap rumah memiliki luas tanah dan luas bangunan. Ukuran luas tanah

dan luas bangunan dalam sistem ini memakai satuan meter persegi.

Konsumen menentukan ukuran luas tanah dan luas bangunan yang

menjadi keinginannya.

4. Spesifikasi Teknik Bangunan

Spesifikasi teknik bangunan merupakan rincian bahan bangunan dari

rumah yang dipilih. Spesifikasi ini meliputi plafond, lantai, daun pintu,

daun jendela, dinding dan lain-lain. Spesifikasi ini dapat bertambah lagi

sesuai dengan kesepakatan antara pengembang dengan administrator.

5. Fasilitas atau Sarana dan Prasarana

Setiap perumahan yang dikembangkan oleh pengembang memiliki

fasilitas maupun sarana dan prasarana yang diberikan. Fasilitas atau

sarana dan prasarana ini dapat berupa kolam renang, lampu taman, pagar,

pos jaga dan lain-lain. Fasilitas ini dapat bertambah lagi sesuai dengan

kesepakatan antara pengembang dengan administrator.

SPPK yang dirancang diupayakan untuk disesuaikan dengan sumber daya yang

nantinya akan ditempatkan sehingga perlu dilakukan identifikasi terhadap

sumber daya yang ada. Spesifikasi hardware dan software yang digunakan untuk membuat SPPK ini adalah sebagai berikut :

Hardware : Pentium(R) 4 1.70 GHz, 256 MB

Software : Microsoft Windows XP Professional, Microsoft Office 2003, Macromedia Dreamweaver MX 2004, PHP, MySQL, Apache,

(49)

Sumber Daya Manusia : kemampuan mengoperasikan PHP, MySQL,

Apache, Macromedia Dreamweaver MX 2004,

Internet Explorer

Selain hal–hal yang berpengaruh pada pemilihan rumah, penulis menuangkan

analisa terhadap proses yang akan terjadi dalam sistem ke dalam Diagram

Konteks dan Diagram Arus Data (Data Flow Diagram). DAD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan

dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana

data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan.

Di bawah ini akan digambarkan proses yang mewakili proses dari

seluruh sistem, yakni Diagram Konteks yang terdapat pada Gambar 3.1 berikut

(50)

Konsumen SPPK Pemilihan Rumah Administrator Sistem Data Permintaan Kriteria Hasil Pilihan Rumah,

Informasi Rumah

Login Administrator, Pengembang yang akan

dihapus, Aktivasi Pengembang, Update

Data Spesifikasi, Update Data Fasilitas,

Update Data Lokasi Info Hasil Validasi Administrator,

Info Hasil Penghapusan Pengembang, Informasi Detail Pengembang, Info Hasil Update

Data Spesifikasi, Info Hasil Update Fasilitas, Info Hasil

Update Lokasi Pengembang Registrasi Login Pengembang, Data Pengembang, Data Perumahan, Data Spesifikasi, Data Rumah, Update Data

Info Hasil Validasi Pengembang, Info Semua Rumah, Info

Hasil Aktivasi, Info Hasil Update

Gambar 3.1. Diagram Konteks

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Rumah

Gambar Diagram Konteks di atas dapat dijabarkan lebih jelas lagi pada

(51)

Konsumen Pengembang Administrator Sistem Data Permintaan Kriteria Hasil Pilihan Rumah,

Informasi Rumah Subsistem Pengembang 2 Subsistem Konsumen 1 Subsistem Administrator 3 Registrasi Login Pengembang, Data Pengembang, Data Perumahan, Data Spesifikasi, Data Rumah, Update Data

Info Hasil Validasi Pengembang, Info Semua Rumah, Info

Hasil Aktivasi, Info Hasil Update

Info Hasil Validasi Administrator, Info Hasil Penghapusan Pengembang, Informasi Detail Pengembang, Info Hasil Update

Data Spesifikasi, Info Hasil Update Fasilitas, Info Hasil

Update Lokasi

Login Administrator, Pengembang yang akan

dihapus, Aktivasi Pengembang, Update

Data Spesifikasi, Update Data Fasilitas,

Update Data Lokasi

Gambar 3.2. DAD Level 1

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Rumah

Proses-proses dalam Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

(52)

dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu sisi Administrator Sistem dan sisi Pengguna.

Penggunadisini ada 2 jenis yaitu Konsumen dan Pengembang.

Gambar 3.3 dibawah ini akan menjelaskan DAD level 2 untuk

Konsumen.

Gambar 3.3. DAD Level 2 Sisi Konsumen

Konsumen

F1 Data Developer

F2 Data Perumahan

F3 Data Rumah proses

input data permintaan

1.1

F4 Data Spesifikasi Data Developer Data Permintaan Kriteria Data Perumahan Data Rumah Data Spesifikasi proses pencarian solusi 1.2 Data Pilihan Permintaan

Hasil Pilihan Rumah dan Informasi Rumah

Pada Gambar 3.3 di atas, konsumen melakukan proses input data

permintaan dengan memasukkan data sesuai yang dikehendaki. Dari data

permintaan yang telah dimasukkan, nantinya akan diproses sehingga

(53)

ke layar monitor dan dapat dicetak ke alat keluaran (printer). Gambar 3.4 berikut ini menggambarkan DAD level 2 sisi Pengembang.

F1 Data Developer F2 Data Perumahan F3 Data Rumah Pendaftaran

2.1

Username, password

Data yang ditambah

Username, password, status

F4 Data Spesifikasi F6 LoginDev Username, password_lama, password_baru Username, password Username, password_baru Login & validasi Pengembang 2.2

Info Hasil Validasi Pengembang

Update

2.3

Data yang diedit Data yang dihapus

Data Pengembang baru Data Perumahan lama Data Rumah baru

Data Spesifikasi lama Data Pengembang lama Data Perumahan baru Data Rumah lama Data Spesifikasi baru

Lihat data Semua rumah 2.4 Data Pengembang Data Perumahan Data Rumah Data Spesifikasi

Data Semua Rumah

Pengembang

Identitas Pengembang yang valid

(54)

Administrator Sistem Ubah password 3.1 Nama, password Pengembang yang akan dihapus

Nama, password F5 Admin Nama, password_lama, password_baru Nama, password Nama, password_baru Login & validasi Administrator 3.2

Info Hasil Validasi Administrator

Hapus Pengembang

3.3

Info hasil hapus Pengembang

Pengembang yang dihapus Aktivasi

Pengembang 3.4

Identitas Administrator yang valid

F6 LoginDev

Update Data Spesifikasi

3.5

Pengembang

yang akan diaktifkan/di-nonaktif

Pengembang

yang diaktifkan/di-nonaktif

Info hasil aktivasi Pengembang

Update Data Fasilitas

3.6

F4 Data Spesifikasi

F7 Data Fasilitas Data Spesifikasi

yang akan ditambah,hapus&edit

Data Fasilitas

yang akan ditambah,hapus&edit Info hasil update Data Spesifikasi

Info hasil update Data Fasilitas

Data Spesifikasi lama Data Spesifikasi baru Data Fasilitas lama

Data Fasilitas baru

Update Data Lokasi

3.7

F8 Data Lokasi

Data Lokasi lama Data Lokasi baru

Data Lokasi

yang akan ditambah,hapus&edit

Info hasil update Data Lokasi

(55)

Dalam DAD yang dibuat, data–data yang mengalir dapat dijabarkan

dalam sebuah kamus data (data dictionary) sebagai berikut :

1) DataRumah = Kode_Rmh + Tipe + Harga + Luas_Bangunan

+ Luas_Tanah + Gambar

Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]

Kode_Rmh = {Numeric}10 Tipe = {Varchar}4 Harga = {Numeric}10 Luas_Tanah = {Numeric}

Luas_Bangunan = {Numeric}

Gambar = (Varchar)100

2) DataPerumahan = Kode_Perum + Nama_Perum + Alamat_Perum

+ Lokasi + Fasilitas + Denah

Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]

Kode_Perum = {Numeric}3 Nama_Perum = {Varchar}30 Alamat_Perum = {Varchar}40 Lokasi = {Varchar}30 Fasilitas = {Varchar}

Denah = {Varchar}100

(56)

No_Telp

Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]

Kode_Dev = {Numeric}10 Nama_Dev = {Varchar}30 Alamat_Dev = {Varchar}40 No_Telp = {Varchar}20 4) DataAdmin = Nama + Password

Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]

Nama = {Varchar}30 Password = {Varchar}10

5) DataLoginDev = Id + Username + Password + Nama + Email +

Alamat + No_Telp + Status

Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]

Id = {Numeric}3

Username = {Varchar}50 Password = {Varchar}50 Nama = {Varchar}100 Email = {Varchar}200 No_Telp = {Varchar}20 Status = {Varchar}1

6) DataSpesifikasi = Kode_Spes + Nama_Spes + Ket_Spes

Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]

(57)

Nama_Spes = { Varchar }

Ket_Spes = {Varchar}40

7) DataFasilitas = Kode_Fas + Nama_Fas

Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]

Kode_Fas = {Varchar}4 Nama_Fas = { Varchar }25

8) DataLokasi = Id_Lokasi + Nama_Lokasi

Varchar = [ A-Z | a-z | , | ‘ ‘ | 0-9 ]

Id_Lokasi = {Varchar}20 Nama_Lokasi = { Varchar }40

3.4 Perancangan

Pengguna atau user pada sistem yang akan dibangun ini ada 3 macam yaitu konsumen, pengembang dan administrator sistem.

Konsumen merupakan user yang memanfaatkan sistem ini untuk melakukan proses pemilihan rumah. Data yang dimasukkan oleh konsumen ke

sistem tersebut nantinya akan diproses dan menghasilkan suatu keputusan

mengenai rumah yang dikehendaki. Konsumen juga dapat mendapatkan

informasi tentang perumahan dengan adanya beberapa fasilitas sistem yang telah

tersedia. Jika konsumen telah mendapatkan rumah yang sesuai, maka hasil

pemilihan tersebut dapat ditampilkan di layar monitor dan dapat dicetak ke alat

(58)

Pengembang merupakan user yang memanfaatkan featureupload untuk meng-upload file ke dalam sistem. Agar dapat melakukan upload file, pengembang harus melakukan pendaftaran ke sistem terlebih dulu. Setelah

proses pendaftaran, pengembang tersebut resmi menjadi pelanggan dan dapat

meng-upload file ke dalam sistem. Pengembang memiliki kata kunci (password) untuk memasukkan data, mengedit data dan menghapus data.

Administrator sistem adalah pihak yang bertanggungjawab atas

pemeliharaan dan pengelolaan sistem. Administrator berhak memberikan

kekuasaan kepada user untuk mengakses data, misalnya konsumen boleh mengakses data apa saja. Administrator memiliki kata kunci (password) untuk dapat mengakses sistem.

Perancangan SPPK ini akan dipisahkan menjadi 3 subsistem yaitu :

1. Perancangan Subsistem Basis Data (Data Subsystem) 2. Perancangan Subsistem Model (Model Subsystem)

3. Perancangan Subsistem Dialog (User Interface)

3.4.1 Perancangan Subsistem Basis Data

Data yang dipakai dalam SPPK ini disimpan dalam suatu pangkalan

(59)

rumah ini dapat terorganisir dan tersimpan dengan baik agar memudahkan dalam

pencarian dan manipulasi data.

Komponen basis data dalam SPPK ini terdiri dari beberapa buah entitas,

yaitu spesifikasi, pengembang (developer), perumahan, fasilitas dan rumah.

Keterkaitan dan hubungan yang terjadi di antara entitas pembentuk SPPK ini

dapat digambarkan dengan diagram relasi entitas (E-R Diagram) seperti pada

Gambar 3.6 dibawah ini :

Rumah kode_rmh tipe harga Spesifikasi luas_bangunan luas_tanah kelola Developer kode_dev nama_dev alamat_dev 1 M 1 M no_telp Perumahan kode_perum lokasi nama_perum alamat_perum milik kode_spes 1 M gambar denah ket_spes nama_spes id Jenis Spesifikasi punya M M ada sedia Fasilitas M M kode_fas nama_fas

Gambar 3.6. Diagram Relasi Entitas

(60)

Jenis Spesifikasi ini merupakan weak entity dari entitas

Spesifikasi.

Relasi Ternormalisasi

Normalisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversikan struktur

data kompleks ke struktur data yang lebih sederhana. Konversi dari diagram

relasi entitas (E-R Diagram) pada Gambar 3.6 di atas, diperoleh tabel-tabel

sebagai berikut :

a) Tabel Rumah ( Kode_Rmh, Tipe, Harga, Luas_Tanah, Luas_Bangunan,

Gambar , Kode_Perum )

b) Tabel Perumahan ( Kode_Perum, Nama_Perum, Alamat_Perum, Lokasi,

Denah, Kode_Fas, Kode_Dev )

c) Tabel Spesifikasi ( Kode_Spes, Nama_Spes )

d) Tabel Developer ( Kode_Dev, Nama_Dev, Alamat_Dev, No_Telp )

e) Tabel Jenis_Spesifikasi ( Id, Kode_Rumah, Kode_Spes, Ket_Spes )

f) Tabel Sedia ( Kode_Perum, Kode_Fas )

g) Tabel Fasilitas ( Kode_Fas, Nama_Fas )

Bentuk tabel di atas sudah merupakan bentuk normal ketiga karena telah

memenuhi syarat sebagai berikut :

- Relasinya tidak memuat grup berulang (repeating group) sehingga untuk setiap baris dan kolom hanya terdapat sebuah nilai tunggal.

- Setiap atribut bukan kunci harus tergantung secara penuh pada kunci

(61)

- Relasi tidak terdapat ketergantungan transitif. Ketergantungan transitif

pada relasi merupakan ketergantungan fungsional antara dua atau lebih

atribut bukan kunci.

Hubungan antara entitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : (atribut yang

digaris bawahi adalah sebagai primary key atau kunci primer)

¾ Hubungan antara entitas Rumah dengan entitas Jenis Spesifikasi

adalah many to many karena setiap rumah digunakan paling sedikit satu jenis spesifikasi atau paling banyak adalah lebih dari satu jenis

spesifikasi. Sedangkan satu jenis spesifikasi dapat digunakan minimal

oleh satu rumah atau sebanyak-banyaknya lebih dari satu rumah.

¾ Hubungan antara entitas Spesifikasi dengan entitas Jenis Spesifikasi

adalah one to many karena setiap spesifikasi memiliki sedikitnya satu jenis spesifikasi atau paling banyak tidak terbatas jenis spesifikasi.

Setiap jenis spesifikasi dapat dimiliki oleh sedikitnya satu spesifikasi

atau sebanyak-banyaknya sejumlah spesifikasi.

¾ Hubungan antara entitas Perumahan dengan entitas Rumah adalah one to many karena setiap nama perumahan memiliki sedikitnya satu rumah atau paling banyak tidak terbatas rumah. Setiap rumah dapat

dimiliki oleh sedikitnya satu nama perumahan atau

sebanyak-banyaknya sejumlah nama perumahan.

¾ Hubungan antara entitas Developer dengan entitas Perumahan adalah

(62)

nama perumahan dapat dimiliki oleh sedikitnya satu developer atau

sebanyak-banyaknya sejumlah developer.

¾ Hubungan antara entitas Perumahan dengan entitas Fasilitas adalah

many to many karena setiap jenis fasilitas dimiliki paling sedikit satu perumahan atau paling banyak adalah lebih dari satu perumahan.

Sedangkan satu perumahan memiliki minimal oleh satu fasilitas atau

sebanyak-banyaknya lebih dari satu fasilitas.

Berdasarkan diagram relasi entitas (E-R Diagram) pada Gambar 3.6 di atas,

didapatkan integritas dalam SPPK Pemilihan Rumah.

1. Entity Integrity Constraints ( aturan integritas entitas )

Aturan ini diterapkan dengan cara mendeklarasikan kunci primer (primary key) untuk setiap entitas agar dijamin tidak ada baris-baris dalam tabel relasi yang memiliki nilai yang sama (duplikat baris). Dalam sistem ini,

Entity Integrity Constraints meliputi :

¾ Entitas Rumah ( Kode_Rmh, Tipe, Harga, Luas_Tanah,

Luas_Bangunan, Gambar )

¾ Entitas Perumahan ( Kode_Perum, Nama_Perum, Alamat_Perum,

Lokasi, Denah )

¾ Entitas Spesifikasi ( Kode_Spes, Nama_Spes )

¾ Entitas Developer ( Kode_Dev, Nama_Dev, Alamat_Dev, No_Telp )

¾ Entitas Fasilitas ( Kode_Fas, Nama_Fas )

(63)

Aturan ini merupakan kumpulan tipe data dan jangkauan nilai yang

diperbolehkan pada atribut sebuah relasi. Domain dari sebuah atribut akan

mencakup : tipe data, panjang, format, jangkauan, nilai yang

memungkinkan, keunikan dan kemungkinan data null. Untuk sistem ini,

Domain Constraints dapat dilihat pada Bab IV Implementasi yang telah diwujudkan dalam bentuk tabel.

3. Referential Integrity Constraints ( aturan integritas referensial )

Merupakan aturan yang mengatur kebenaran referensi dari satu obyek ke

obyek lain dalam database.

Dalam sistem ini Referential Integrity Constraints meliputi :

¾ Referential Integrity Constraints tabel Rumah dengan tabel

Perumahan

Tabel Rumah

Kode_Rmh Tipe Harga Luas_Tanah Luas_Bangunan Gambar Kode_Perum

1 36 99000000 95 36 Rmh1.jpg 1 2 54 135000000 120 54 Rmh2.jpg 1 3 60 148000000 131 60 Rmh3.jpg 2

Tabel Perumahan

Kode_Perum Nama_Perum Alamat_Perum Lokasi Denah

1 Citra Kedaton Jl. Arumsari 33 Kaliurang Dnh1.jpg 2 Tiara Permai Jl. Melon 4 Godean Dnh2.jpg 3 Griya Yassa Jl. Teratai 66 Seturan Dnh3.jpg

Setiap rumah dalam tabel Rumah dimiliki oleh satu perumahan dan

setiap perumahan dapat memiliki lebih dari satu rumah. Dalam tabel

Rumah, field Kode_Perum adalah kunci tamu. Dalam kasus tersebut,

(64)

tabel yang dirujuk. Jadi setiap nilai dalam kolom Kode_Perum pada tabel

Rumah memiliki nilai yang tepat sama dalam kolom Kode_Perum pada

tabel Perumahan. Dengan demikian, tidak boleh ada suatu nilai

Kode_Perum yang bukan null dalam tabel Rumah, yang tidak ditemukan

nilainya pada tabel Perumahan.

¾ Referential Integrity Constraints tabel Perumahan dengan tabel

Developer

Tabel Perumahan

Kode_Perum Nama_Perum Alamat_Perum Lokasi Denah Kode_Dev

1 Citra Kedaton Jl. Arumsari 33 Kaliurang Dnh1.jpg 3 2 Tiara Permai Jl. Melon 4 Godean Dnh2.jpg 5 3 Griya Yassa Jl. Teratai 66 Seturan Dnh3.jpg 6

Tabel Developer

Kode_Dev Nama_Dev Alamat_Dev No_Telp

3 Kaliurang Daya Mandiri Jl. Arumsari 33, Yogyakarta 515284 5 PT. Sili Wangi Realty Jl. Sumatra 49, Yogyakarta 888789 6 PT. Citra Nusa Berlian Jl. Kenari 11, Yogyakarta 625316

Setiap perumahan dalam tabel Perumahan dimiliki oleh satu

pengembang dan setiap pengembang dapat memiliki lebih dari satu

perumahan. Dalam tabel Perumahan, field Kode_Dev adalah kunci tamu. Dalam kasus tersebut, tabel Perumahan adalah tabel yang merujuk

dan tabel Developer adalah tabel yang dirujuk. Jadi setiap nilai dalam

kolom Kode_Dev pada tabel Perumahan memiliki nilai yang tepat sama

(65)

boleh ada suatu nilai Kode_Dev yang bukan null dalam tabel

Perumahan, yang tidak ditemukan nilainya pada tabel Developer.

¾ Referential Integrity Constraints tabel Rumah dengan tabel

Spesifikasi

Tabel Rumah

Kode_Rmh Tipe Harga Luas_Tanah Luas_Bangunan Gambar

1 36 99000000 95 36 Rmh1.jpg 2 54 135000000 120 54 Rmh2.jpg 3 60 148000000 131 60 Rmh3.jpg

Tabel Spesifikasi

Kode_Spes Nama_Spes

S1 Pintu S2 Atap S3 Fondasi

Tabel Jenis Spesifikasi

Id Kode_Rmh Kode_Spes Ket_Spes

20 1 S1 Kayu Jati 21 2 S1 Kayu Jati 22 3 S2 Genteng Beton

Setiap rumah dalam tabel Rumah memiliki paling sedikit satu jenis

spesifikasi atau paling banyak adalah lebih dari satu jenis spesifikasi dan

setiap spesifikasi dapat dimiliki lebih dari satu rumah. Karena hubungan

antara tabel Rumah dengan tabel Spesifikasi adalah many to many,

maka perlu sebuah tabel la

Gambar

Gambar 2.1. Model Input Output
Gambar 2.2 adalah suatu arus aktivitas yang berlanjut dari fase
Gambar 2.2. Proses Pengambilan Keputusan
Gambar 2.3. Sistem dan Lingkungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis dinamis dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu harga kedelai, jumlah penduduk, pendapatan perkapita, dan harga jagung

Pewarna alami dengan uji kelunturan sinar matahari dengan pencucian sabun mendapatkan nilai 4 (baik) dan nilai 5 (baik sekali), sedangkan pewarna sintetis menunjukan nilai

Permasalahan ini terutama bisa dipecahkan dengan mengurangi waktu tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk segera diproses. 7) Proses manufacturing yang lebih

Setelah alat refraktometer dikembangkan dan model persamaan matematis diturunkan, kemudian dilakukan kalibrasi dengan alat kaca planparalel dan diujicobakan pada air. Hasil

(1) Bagi Perum, Persero, dan Perseroan Terbatas yang tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara, Keputusan Pemegang Saham di luar RUPS atau Keputusan Pemilik Modal dilakukan

Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan sistem yang dapat mendiagnosa lebih dari 9 penyakit kandungan pada wanita disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan

Berdasarkan grafik yang diperoleh maupun uji statistik yang telah dilakukan maka dapat dikatakan bahwa pemberian ekstrak etanol daun Tapak Dara dapat

Berbeda dengan metode Brinell dan Vickers dimana kekerasan suatu bahan dinilai dari diameter/diagonal jejak yang dihasilkan maka metode Rockwell merupakan uji