• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

48 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan desain kausal. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian dengan tujuan penelitian yakni untuk menguji hubungan sebab akibat antara variabel sistem pengendalian mutu KAP (variabel independen) dan variabel efektivitas perencanaan audit (variabel dependen). Menurut Sugiyono (2011, hlm. 57) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).

Desain penelitian merupakan framework dari suatu penelitian. Desain penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan serta kualitas dari sebuah penelitian ilmiah. Secara umum ada dua pendekatan dalam penelitian ilmiah yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan data primer yang langsung diperoleh dari responden yang diteliti dengan menggunakan metode survei/kuisioner. Sebelumnya melakukan pengujian terhadap kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Analisis data dan pengujian hipotesis menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman. Skala data yang digunakan adalah skala ordinal. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan koefisien determinasi.

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah kantor akuntan publik wilayah Bandung dan Cimahi, karena mengingat jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung dan Cimahi lebih banyak dibandingkan dengan daerah Jawa Barat lainnya, sehingga dianggap dapat memenuhi dan mewakili penelitian ini. Selain itu juga KAP telah memiliki banyak klien, baik dari perusahaan besar maupun kecil, sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana sistem

(2)

pengendalian mutu, dan efektivitas perencanaan audit di Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi.

3.2.2 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm.13), objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Berdasarkan pendapat tersebut maka objek penelitian atau variabel pada penelitian ini adalah sistem pengendalian mutu, dan efektivitas perencanaan audit. Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Bandung. Pemilihan objek penelitian tersebut didasari pada kenyataan bahwa Sistem Pengendalian Mutu merupakan salah satu faktor penentu penilaian pekerjaan atas suatu KAP, apakah telah beroperasi sesuai dengan standar. Sedangkan efektivitas perencanaan audit adalah awal untuk melaksanakan tugas-tugas dalam perencanaan audit ke tahap selanjutnya, karena perencanaan yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan audit yang baik.

3.3 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 58) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel-variabel yang dipelajari pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni variable bebas dan variable terikat.

3.3.1 Variabel Bebas (Independen)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 59) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas atau variabel independen (X) pada penelitian ini adalah Sistem Pengendalian Mutu KAP, diukur dengan menjabarkannya dalam dimensi dan indikator yang merupakan elemen sistem pengendalian mutu, sistem pengendalian mutu bagi KAP mensyaratkan bahwa suatu KAP diharuskan untuk mentaati peraturan dan standar yang berlaku serta harus menggunakan kemahiran profesinya secara sungguh-sungguh dalam

(3)

memberikan jasanya sehingga KAP tersebut dapat memenuhi tanggung jawab profesinya, dimensinya dan indikator sebagai berikut.

SA 220. IAPI menyatakan bahwa:

“Standar Pengendalian Mutu merupakan sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu yang merupakan tanggung jawab KAP untuk memberikan keyakinan memadai bahwa audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, dan laporan audit yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya”

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Bebas

Variabel Dimensi Indikator Skala Item

Variabel Independen: Sistem Pengendalian Mutu KAP (X) Sumber: Arens. et. al.

Auditing and Assurance Services An Integrated approach 14th Edition (2012, hlm.38) Tanggung jawab pimpinan KAP atas pengendalian mutu

Pelaksanaan pekerjaan yang mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku

Ordinal

1

Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP yang berlaku

2 Penerbitan laporan auditor

yang sesuai dengan kondisinya

3 Kemampuan tim perikatan

untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatiannya tanpa rasa takut terhadap hal hal yang dapat merugikan dirinya

4

Fakta bahwa mutu

merupakan hal yang esensial dalam melaksanakan

perikatan audit

5

Ketentuan etika yang relevan

Memperoleh informasi yang relevan dari KAP dan KAP jejaring, untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan ancaman terhadap

indepedensi

Ordinal

6

Mengevaluasi informasi tentang pelenggaran yang teridentifikasi terhadap kebijakan dan prosedur

(4)

indepedensi KAP

Melakukan tindakan yang tepat untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman terhadap indepedensi

8

Penerimaan dan berkelanjutan dengan klien dan perikatan audit

Integritas pemilik utama, manajemen inti, dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas

Ordinal

9

Kompetensi tim perikatan untuk melaksanakan perikatan audit dan

kapabilitas yang diperlukan, termasuk waktu dan sumber daya

10

Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan

11 Hal signifikan yang timbul

selama perikatan audit periode kini atau periode lalu

12

Sumber daya manusia

Pemahaman dan pengalaman praktik atas perikatan audit dengan sifat dan

kompleksitas serupa melalui pelatihan dan partisipasi yang tepat

Ordinal

13

Pemahaman standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku

14 Keahlian teknis, termasuk

keahlian dalam bidang teknologi informasi yang relevan

15 Keahlian tertentu dalam

bidang akuntansi atau audit 16 Pengetahuan industri yang

relevan dengan bidang usaha klien

17 Kemampuan menggunakan

pertimbangan professional 18

Pelaksanaan perikatan

Melakukan komunikasi yang tepat dengan anggota tim perikatan yang lebih berpengalaman

Ordinal

19

(5)

penelaahan yang sedang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur penelaahan KAP

Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan yang ditarik telah

didkumentasikan dan diterapkan

21, 22, 23 Melaksanakan penelaahan

pengendalian mutu audit 24

Pemantauan

pengevaluasian secara terus menerus terhadap sistem pengendalian mutu KAP

Ordinal

25 inspeksi periodik terhadap

sejumlah perikatan yang telah selesai dirancang

26

3.3.2 Variabel terikat (dependen)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 59) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat variabel independen. Variabel terikat atau variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah Efektivitas Perencanaan Audit.

Menurut Husein Umar (2003, hlm. 73) Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat. Manajer yang efektif memilih pekerjaan yang benar untuk dilaksanakan. Efektivitas berarti melakukan pekerjaan yang benar. Efektivas perencanaan audit merupakan kemampuan auditor dalam melakukan suatu perancanaan audit untuk memperoleh hasil perencanaan unuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Efektivitas perencanaan audit diukur dengan menjabarkannya dalam dimensi dan indikator, perencanaan awal merupakan langkah penting dalam melakukan pengauditan.

Agar lebih memudahkan untuk meneliti setiap variabel penelitian, maka penulis menjabarkannya dalam bentuk operasionalisasi variabel sebagai berikut.

(6)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Terikat

Variabel Dimensi Indikator Skala Item

Variabel Dependen: Efektivitas Perencanaan Audit (Y) Sumber: Messier et.al, Auditing and Assurance Sevice A Systematic Approach Sixth Edition (2008, hlm:145 Penerimaan klien baru dan keberlanjuan klien yang sudah ada

Perusahaan akuntan publik harus menyelidiki calon klien sebelum menerima perjanjian dengan klien.

Ordinal

1 Perusahaan akuntan publik harus

mengevaluasi secara berkala apakah akan mempertahankan klien mereka saat ini. 2 Membangun pemahaman mengenai perjanjian dengan klien

Auditor harus membuat perjanjian tertulis dengan klien.

Ordinal

3 Auditor meminta bantuan auditor

internal dari klien (bagi klien yang memiliki auditor internal) dalam melakukan audit.

4

Komite audit bertanggung jawab dalam pelaporan keuangan dan proses pengungkapan laporan tersebut.

5

Aktivitas pada perjanjian awal

Perusahaan akuntan publik

menentukan persyaratan yang harus dimiliki oleh anggota tim auditor untuk sebuah perjanjian audit.

Ordinal

6

Auditor bersifat independen dalam

mengeluarkan pendapat terhadap klien 7 Menilai risiko bisnis

klien dan membangun materialitas

Auditor membatasi risiko audit pada tingkat neraca transaksi

Ordinal

8 Auditor mengevaluasi respon klien

terhadap risiko bisnis dan memastikan bahwa respon mereka telah

dilaksanakan secara memadai

9

Merencanakan Audit

Menilai kebutuhan spesialis Ordinal 10 Menilai kemungkinan adanya

tindakan illegal 11

Melakukan identifikasi pada pihak

terkait 12

Melakukan prosedur analisis awal 13 Mempertimbangkan penambahan

(7)

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Merujuk pada pengertian tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah semua Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung dan Cimahi.

Berdasarkan data yang terdapat pada Direktor KAP IAPI terdaftar sebanyak 27 KAP yang ada di wilayah Bandung dan 3 KAP yang ada di wilayah Cimahi periode 2015. Adapun daftar KAP yang berada di Bandung dan Cimahi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung dan Cimahi BANDUNG

No. Nama KAP No. Nama KAP

1. KAP Abubakar Usman & Rekan (Cabang)

16 KAP Drs. Karel, Widyarta

2. KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (Cabang)

17 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih

3. KAP AF. Rachman & Soetjipto WS 18 KAP Drs. La Midjan & Rekan 4. KAP Asep Rianita Manshur &

Suharyono (Cabang)

19 KAP Jojo Sunarjo & Rekan (Cabang)

5. KAP Drs. Joseph Munthe, MS 20 KAP Peddy HF Dasuki 6. KAP Dra. Yati Ruhiyati 21 KAP Drs. R. Hidayat Effendy 7. KAP Djoemarma, Wahyudin &

Rekan

22 KAP Risman & Arifin

8. KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali (Cabang)

23 KAP Roebiandini & Rekan

9. KAP Ekamasni, Bustaman & Rekan (Cabang)

24 KAP Drs. Ronald Haryanto

(8)

11. KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata & Rekan

26 KAP Drs. Sanusi & Rekan

12. KAP Heliantono & Rekan (Cabang) 27 KAP Sugiono Poulus, S.E., Ak., MBA 13 KAP Drs. Jajat Marjat 28 KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin,

M.Sc. & Rekan CIMAHI

14 KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi & Rekan

29 KAP Drs. Dadi Muchidin

15 KAP Drs. Atang Djaelani 30 KAP Drs. Dani Sudarsono

Sumber: www.iapi.or.id

3.4.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sample. Untuk menentukan sample yang digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam menentukan sample yang digunakan peneliti yaitu nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample (Nazir, 2013, hlm 120). Teknik sample yang digunakan dengan teknik convenience sampling. Menurut Sekaran (2009, hlm. 230) “Convenience sampling adalah desain pengambilan sample nonprobabilitas dimana sample penelitian diperoleh dari anggota populasi yang dapat dengan mudah diakses oleh peneliti”

Berdasarkan pengertian di atas, maka sample yang penulis ambil adalah 13 KAP di Bandung dan 2 KAP di Cimahi.

Tabel 3.4

Daftar Sampel Penelitian BANDUNG

No. Nama KAP No. Nama KAP

(9)

3 KAP Asep Rianita Manshur & Suharyono (Cabang)

4 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih

5 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan

6 KAP Risman & Arifin

7 KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali (Cabang)

8 KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata & Rekan

9 KAP Roebiandini & Rekan 10 KAP Drs. Ronald Haryanto 11 KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin,

M.Sc. & Rekan

12 KAP Drs. Sanusi & Rekan

13 KAP Sabar & Rekan

CIMAHI 14 KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi &

Rekan

15 KAP Drs. Atang Djaelani

Penulis mengambil 13 KAP di Bandung dan 2 di Cimahi sebagai sample karena KAP tersebut mudah diakses oleh peneliti dalam hal perizinan penelitian maupun dalam perizinan penyebaran kuisioner.

Responden penelitian ini adalah manajer atau supervisor yang mewakili masing-masing KAP yang berada di Bandung dan Cimahi. Dengan pertimbangan mereka umumnya mewakili kondisi yang memiliki pengalaman dalam profesinya yang dikaitkan dengan sistem pengendalian mutu KAP dan efektivitas perencanaan audit.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan data primer. Husein Umar (2003, hlm. 60) menyatakan bahwa data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara, pengisian kuisioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan karcis parkir. Data ini semua merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai kebutuhan”.

(10)

Adapun cara – cara untuk mendapat memperoleh data dan informasi dalam skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dan dilengkapi oleh berbagai keterangan melalui Penelitian Lapangan (Field Research).

Penelitian lapangan merupakan cara untuk memperoleh data primer yang secara langsung melibatkan pihak responden yang dijadikan sampel dalam penelitian. Metode penelitian lapangan ini dapat dilaksanakan dengan cara:

1. Penyebaran angket / kuisioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

2. Dokumentasi

Penulis melakukan pengumpulan data dengan mempelajari dan menganalisa dokumen yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu KAP dan perencanaan audit.

3. Studi Kepustakaan

Mempelajari literatur-literatur serta laporan-laporan yang menyajikan informasi mengenai topik permasalahan yang diteliti.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Sugiyono (2012, hlm. 146) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Maka instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah kuisioner yang disebarkan kepada responden. Kuisioner yang dihasilkan akan diolah dengan menghitung skor dari setiap pertanyaan sehingga dapat diambil kesimpulan mengenai objek yang diteliti.

3.7 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh antar variabel maka perlu dilakukan Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian. Pengujian validitas dan reliabilitas kuisioner pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution)

(11)

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Ghozali (2009, hlm. 49) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner, suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaannya pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.

Pada penelitian ini uji validitas menggunakan korelasi Rank Spearman, dengan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑠 = 1 − 6 ∑ 𝐷𝑖2

𝑛 (𝑛2−1) (Sudjana, 2004, hlm. 252)

Ket: 𝑟𝑠 = koefisien korelasi Spearman

Di = selisih peringkat untuk setiap data n = jumlah sampel atau data

Skor setiap item pertanyaan yang diuji tingkat validitasnya, dikorelasikan dengan skor total seluruh item. Jika korelasi antara skor item dengan skor total adalah 0,3 keatas, maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jika kurang dari 0,3 maka faktor itu dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2010, hlm. 126).

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2009, hlm. 19) uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data pertanyaan seseorang adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan setelah alat ukur dinyatakan valid. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik dari Cronbach Alpha. Cronbach Alpha

merupakan salah satu koefisien relibilitas yang paling sering digunakan. Berikut rumus yang digunakan:

𝑟11 = ( 𝑘 𝑘 − 1) ( 1 − ∑ 𝜎𝑏2 𝜎𝑡2 ) Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 239) Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen

(12)

∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varians butir

𝜎𝑡2 = varians total

Setelah nilai koefisien realibitas diperoleh, maka ditetapkan suatu nilai koefisien paling kecil yang dianggap reliabel. Keandalan dikatakan baik jika mempunyai nilai > dari 0,60 (Santosa, 2005, hlm. 251).

3.8 Analisis Data atas Tanggapan Responden

Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dengan memberikan penilaian kepada jawaban kuesioner yang telah di isi responden. Skala pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini adalah skala Likert. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa “Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Semua jawaban dari pertanyaan diukur dengan skala likert dengan nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 5.

Dengan skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Dengan menggunakan model skala pengukuran likert, maka data yang dihasilkan merupakan data dengan skala pengukuran berjenis ordinal. Menurut Riduan dan Akdon (2007) skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.

Jawaban setiap instrumen akan dimulai dengan memberikan skor sebagai berikut:

Tabel 3.5

Pemberian Skor Jawaban

Pernyataan Skor

Selalu 5

Sering 4

Kadang – Kadang 3 Hampir Tidak Pernah 2

Tidak Pernah 1

(13)

Menurut Sugiyono (2012:133) kriteria interpretasi skor berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut, :skor maksimum setiap kuisioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai 100%,

Kemudian jika digunakan persamaan: Jarak antar skor= 100%−20%5 =16% Maka, jarak antara skor yang berdekatan adalah 16%, sehingga dapat diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6 Interpretasi Skor Hasil Kategori 20% - 35,99% Tidak Efektif 36% - 51,99% Kurang Efektif 52% - 67,99% Cukup Efektif 68% - 83,99% Efektif 84% - 100% Sangat Efektif

Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor maksimal jawaban kemudian dikalikan 100%.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑡𝑒𝑚

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100%

Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara skala pertanyaan dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan dengan jumlah responden secara keseluruhan.

3.9 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan apakah terdapat hubungan yang positif diantara kedua variable di atas. Dengan demikina dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

(14)

Ho : Sistem Pengendalian Mutu KAP tidak berpengaruh positif terhadap Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi

Ha : Sistem Pengendalian Mutu KAP berpengaruh positif terhadap Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi 3.9.1 Analisis Koefisien Korelasi

Untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi. Menurut Suharyadi (2009, hlm. 158), analisis korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel. Dengan kata lain, koefisien korelasi ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hubungan yang terjadi diantara variabel bebas dan variabel terikat.

Hipotesis yang diajukan diuji dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman karena data berskala ordinal. Menurut Sarwono dan Suhayati, (2010, hlm. 80) Korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Adapun rumus dari korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:

𝑟𝑠 = 1 −

6 ∑ 𝐷𝑖2

𝑛 (𝑛2− 1)

Ket: 𝑟𝑠 = koefisien korelasi Spearman

Di = selisih peringkat untuk setiap data n = jumlah sampel atau data

Untuk dapat memberikan interprestasi terhadap kuatnya pengaruh tersebut, maka digunakan pedoman seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis” (2012, hlm. 184) yang terdapat pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

(15)

0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Setelah nilai koefisien determinasi diperoleh, maka akan didapatkan hipotesis sebagai berikut:

Ho : 𝑟𝑠< 0 , Sistem Pengendalian Mutu KAP tidak berpengaruh positif terhadap Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi

Ha : 𝑟𝑠 0 , Sistem Pengendalian Mutu KAP berpengaruh positif terhadap Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi

Hipotesis ini ditolak atau diterima dilihat dari nilai koefisien korelasi yang dihasilkan setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS. Jika nilai koefisien yang didapat lebih kecil daripada 0 maka Ho diterima. Tetapi jika nilai koefisien yang dihasilkan lebih besar sama dengan 0 maka Ho ditolak.

3.9.2 Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 216), koefisien determinasi adalah koefisien penentu, karena varian yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui variabel yang terjadi pada variabel independen. Analisis ini digunakan untuk menilai seberapa besar variabel X dapat memberikan pengaruh terhadap Variabel Y dengan rumus sebagai berikut:

𝐾𝑑 = 𝑟𝑠2 𝑥 100%

(Sugiyono, 2012, hlm. 217) Ket:

Kd = Koefisien Determinasi

Gambar

Tabel 3.6  Interpretasi Skor  Hasil  Kategori  20% - 35,99%  Tidak Efektif  36% - 51,99%  Kurang Efektif  52% - 67,99%  Cukup Efektif  68% - 83,99%  Efektif  84% - 100%  Sangat Efektif

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan limbah ternak sebagai sumber tenaga listrik adalah sebuah langkah dalam penerapan energi terbaharukan (renewable energy) dalam penghematan penggunaan

Menurut asumsi peneliti hal ini karena pada kelompok peer education penyampaian informasi adalah teman sebaya, yang mampu berkomunikasi, mampu mempengaruhi teman sebaya,

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, adapun beberapa saran yang diberikan oleh peneliti yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak

Pasien, anak laki-laki usia 2 tahun, datang diantar orangtuanya dengan keluhan utama berupa badan bengkak atau sembab, lokasi sembab pada daerah kelopak mata (puffy

Oleh karena itu, efek signifikan natrium diklofenak terhadap licking time terjadi pada fase kedua (fase inflamasi), meskipun berdasarkan hasil penelitian yang

Untuk maksud tersebut, bersama ini kami kirimkan daftar isian terlampir untuk diisi dan mohon segera dikirim kembali melalui email kreativitas.belmawa@qmait.com paling

TNC secara khusus diatur dalam perjanjian kerjasama yang disepakati bahwa apabila terjadi cidera janji atau wanprestasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengadakan