48 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan desain kausal. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian dengan tujuan penelitian yakni untuk menguji hubungan sebab akibat antara variabel sistem pengendalian mutu KAP (variabel independen) dan variabel efektivitas perencanaan audit (variabel dependen). Menurut Sugiyono (2011, hlm. 57) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).
Desain penelitian merupakan framework dari suatu penelitian. Desain penelitian yang baik akan menentukan keberhasilan serta kualitas dari sebuah penelitian ilmiah. Secara umum ada dua pendekatan dalam penelitian ilmiah yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan data primer yang langsung diperoleh dari responden yang diteliti dengan menggunakan metode survei/kuisioner. Sebelumnya melakukan pengujian terhadap kuisioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Analisis data dan pengujian hipotesis menggunakan koefisien korelasi Rank Spearman. Skala data yang digunakan adalah skala ordinal. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dengan koefisien determinasi.
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah kantor akuntan publik wilayah Bandung dan Cimahi, karena mengingat jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung dan Cimahi lebih banyak dibandingkan dengan daerah Jawa Barat lainnya, sehingga dianggap dapat memenuhi dan mewakili penelitian ini. Selain itu juga KAP telah memiliki banyak klien, baik dari perusahaan besar maupun kecil, sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana sistem
pengendalian mutu, dan efektivitas perencanaan audit di Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi.
3.2.2 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm.13), objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Berdasarkan pendapat tersebut maka objek penelitian atau variabel pada penelitian ini adalah sistem pengendalian mutu, dan efektivitas perencanaan audit. Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah Bandung. Pemilihan objek penelitian tersebut didasari pada kenyataan bahwa Sistem Pengendalian Mutu merupakan salah satu faktor penentu penilaian pekerjaan atas suatu KAP, apakah telah beroperasi sesuai dengan standar. Sedangkan efektivitas perencanaan audit adalah awal untuk melaksanakan tugas-tugas dalam perencanaan audit ke tahap selanjutnya, karena perencanaan yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan audit yang baik.
3.3 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 58) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel-variabel yang dipelajari pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni variable bebas dan variable terikat.
3.3.1 Variabel Bebas (Independen)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 59) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas atau variabel independen (X) pada penelitian ini adalah Sistem Pengendalian Mutu KAP, diukur dengan menjabarkannya dalam dimensi dan indikator yang merupakan elemen sistem pengendalian mutu, sistem pengendalian mutu bagi KAP mensyaratkan bahwa suatu KAP diharuskan untuk mentaati peraturan dan standar yang berlaku serta harus menggunakan kemahiran profesinya secara sungguh-sungguh dalam
memberikan jasanya sehingga KAP tersebut dapat memenuhi tanggung jawab profesinya, dimensinya dan indikator sebagai berikut.
SA 220. IAPI menyatakan bahwa:
“Standar Pengendalian Mutu merupakan sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu yang merupakan tanggung jawab KAP untuk memberikan keyakinan memadai bahwa audit telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, dan laporan audit yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya”
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Bebas
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Variabel Independen: Sistem Pengendalian Mutu KAP (X) Sumber: Arens. et. al.
Auditing and Assurance Services An Integrated approach 14th Edition (2012, hlm.38) Tanggung jawab pimpinan KAP atas pengendalian mutu
Pelaksanaan pekerjaan yang mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
Ordinal
1
Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP yang berlaku
2 Penerbitan laporan auditor
yang sesuai dengan kondisinya
3 Kemampuan tim perikatan
untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatiannya tanpa rasa takut terhadap hal hal yang dapat merugikan dirinya
4
Fakta bahwa mutu
merupakan hal yang esensial dalam melaksanakan
perikatan audit
5
Ketentuan etika yang relevan
Memperoleh informasi yang relevan dari KAP dan KAP jejaring, untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan ancaman terhadap
indepedensi
Ordinal
6
Mengevaluasi informasi tentang pelenggaran yang teridentifikasi terhadap kebijakan dan prosedur
indepedensi KAP
Melakukan tindakan yang tepat untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman terhadap indepedensi
8
Penerimaan dan berkelanjutan dengan klien dan perikatan audit
Integritas pemilik utama, manajemen inti, dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas
Ordinal
9
Kompetensi tim perikatan untuk melaksanakan perikatan audit dan
kapabilitas yang diperlukan, termasuk waktu dan sumber daya
10
Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan
11 Hal signifikan yang timbul
selama perikatan audit periode kini atau periode lalu
12
Sumber daya manusia
Pemahaman dan pengalaman praktik atas perikatan audit dengan sifat dan
kompleksitas serupa melalui pelatihan dan partisipasi yang tepat
Ordinal
13
Pemahaman standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
14 Keahlian teknis, termasuk
keahlian dalam bidang teknologi informasi yang relevan
15 Keahlian tertentu dalam
bidang akuntansi atau audit 16 Pengetahuan industri yang
relevan dengan bidang usaha klien
17 Kemampuan menggunakan
pertimbangan professional 18
Pelaksanaan perikatan
Melakukan komunikasi yang tepat dengan anggota tim perikatan yang lebih berpengalaman
Ordinal
19
penelaahan yang sedang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur penelaahan KAP
Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan yang ditarik telah
didkumentasikan dan diterapkan
21, 22, 23 Melaksanakan penelaahan
pengendalian mutu audit 24
Pemantauan
pengevaluasian secara terus menerus terhadap sistem pengendalian mutu KAP
Ordinal
25 inspeksi periodik terhadap
sejumlah perikatan yang telah selesai dirancang
26
3.3.2 Variabel terikat (dependen)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 59) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat variabel independen. Variabel terikat atau variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah Efektivitas Perencanaan Audit.
Menurut Husein Umar (2003, hlm. 73) Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat. Manajer yang efektif memilih pekerjaan yang benar untuk dilaksanakan. Efektivitas berarti melakukan pekerjaan yang benar. Efektivas perencanaan audit merupakan kemampuan auditor dalam melakukan suatu perancanaan audit untuk memperoleh hasil perencanaan unuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Efektivitas perencanaan audit diukur dengan menjabarkannya dalam dimensi dan indikator, perencanaan awal merupakan langkah penting dalam melakukan pengauditan.
Agar lebih memudahkan untuk meneliti setiap variabel penelitian, maka penulis menjabarkannya dalam bentuk operasionalisasi variabel sebagai berikut.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Terikat
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Variabel Dependen: Efektivitas Perencanaan Audit (Y) Sumber: Messier et.al, Auditing and Assurance Sevice A Systematic Approach Sixth Edition (2008, hlm:145 Penerimaan klien baru dan keberlanjuan klien yang sudah ada
Perusahaan akuntan publik harus menyelidiki calon klien sebelum menerima perjanjian dengan klien.
Ordinal
1 Perusahaan akuntan publik harus
mengevaluasi secara berkala apakah akan mempertahankan klien mereka saat ini. 2 Membangun pemahaman mengenai perjanjian dengan klien
Auditor harus membuat perjanjian tertulis dengan klien.
Ordinal
3 Auditor meminta bantuan auditor
internal dari klien (bagi klien yang memiliki auditor internal) dalam melakukan audit.
4
Komite audit bertanggung jawab dalam pelaporan keuangan dan proses pengungkapan laporan tersebut.
5
Aktivitas pada perjanjian awal
Perusahaan akuntan publik
menentukan persyaratan yang harus dimiliki oleh anggota tim auditor untuk sebuah perjanjian audit.
Ordinal
6
Auditor bersifat independen dalam
mengeluarkan pendapat terhadap klien 7 Menilai risiko bisnis
klien dan membangun materialitas
Auditor membatasi risiko audit pada tingkat neraca transaksi
Ordinal
8 Auditor mengevaluasi respon klien
terhadap risiko bisnis dan memastikan bahwa respon mereka telah
dilaksanakan secara memadai
9
Merencanakan Audit
Menilai kebutuhan spesialis Ordinal 10 Menilai kemungkinan adanya
tindakan illegal 11
Melakukan identifikasi pada pihak
terkait 12
Melakukan prosedur analisis awal 13 Mempertimbangkan penambahan
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Merujuk pada pengertian tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah semua Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung dan Cimahi.
Berdasarkan data yang terdapat pada Direktor KAP IAPI terdaftar sebanyak 27 KAP yang ada di wilayah Bandung dan 3 KAP yang ada di wilayah Cimahi periode 2015. Adapun daftar KAP yang berada di Bandung dan Cimahi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung dan Cimahi BANDUNG
No. Nama KAP No. Nama KAP
1. KAP Abubakar Usman & Rekan (Cabang)
16 KAP Drs. Karel, Widyarta
2. KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (Cabang)
17 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
3. KAP AF. Rachman & Soetjipto WS 18 KAP Drs. La Midjan & Rekan 4. KAP Asep Rianita Manshur &
Suharyono (Cabang)
19 KAP Jojo Sunarjo & Rekan (Cabang)
5. KAP Drs. Joseph Munthe, MS 20 KAP Peddy HF Dasuki 6. KAP Dra. Yati Ruhiyati 21 KAP Drs. R. Hidayat Effendy 7. KAP Djoemarma, Wahyudin &
Rekan
22 KAP Risman & Arifin
8. KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali (Cabang)
23 KAP Roebiandini & Rekan
9. KAP Ekamasni, Bustaman & Rekan (Cabang)
24 KAP Drs. Ronald Haryanto
11. KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata & Rekan
26 KAP Drs. Sanusi & Rekan
12. KAP Heliantono & Rekan (Cabang) 27 KAP Sugiono Poulus, S.E., Ak., MBA 13 KAP Drs. Jajat Marjat 28 KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin,
M.Sc. & Rekan CIMAHI
14 KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi & Rekan
29 KAP Drs. Dadi Muchidin
15 KAP Drs. Atang Djaelani 30 KAP Drs. Dani Sudarsono
Sumber: www.iapi.or.id
3.4.2 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sample. Untuk menentukan sample yang digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam menentukan sample yang digunakan peneliti yaitu nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample (Nazir, 2013, hlm 120). Teknik sample yang digunakan dengan teknik convenience sampling. Menurut Sekaran (2009, hlm. 230) “Convenience sampling adalah desain pengambilan sample nonprobabilitas dimana sample penelitian diperoleh dari anggota populasi yang dapat dengan mudah diakses oleh peneliti”
Berdasarkan pengertian di atas, maka sample yang penulis ambil adalah 13 KAP di Bandung dan 2 KAP di Cimahi.
Tabel 3.4
Daftar Sampel Penelitian BANDUNG
No. Nama KAP No. Nama KAP
3 KAP Asep Rianita Manshur & Suharyono (Cabang)
4 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
5 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan
6 KAP Risman & Arifin
7 KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali (Cabang)
8 KAP Dr. H.E.R. Suhardjadinata & Rekan
9 KAP Roebiandini & Rekan 10 KAP Drs. Ronald Haryanto 11 KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin,
M.Sc. & Rekan
12 KAP Drs. Sanusi & Rekan
13 KAP Sabar & Rekan
CIMAHI 14 KAP Moch. Zainuddin, Sukmadi &
Rekan
15 KAP Drs. Atang Djaelani
Penulis mengambil 13 KAP di Bandung dan 2 di Cimahi sebagai sample karena KAP tersebut mudah diakses oleh peneliti dalam hal perizinan penelitian maupun dalam perizinan penyebaran kuisioner.
Responden penelitian ini adalah manajer atau supervisor yang mewakili masing-masing KAP yang berada di Bandung dan Cimahi. Dengan pertimbangan mereka umumnya mewakili kondisi yang memiliki pengalaman dalam profesinya yang dikaitkan dengan sistem pengendalian mutu KAP dan efektivitas perencanaan audit.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan data primer. Husein Umar (2003, hlm. 60) menyatakan bahwa data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara, pengisian kuisioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan karcis parkir. Data ini semua merupakan data mentah yang kelak akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai kebutuhan”.
Adapun cara – cara untuk mendapat memperoleh data dan informasi dalam skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dan dilengkapi oleh berbagai keterangan melalui Penelitian Lapangan (Field Research).
Penelitian lapangan merupakan cara untuk memperoleh data primer yang secara langsung melibatkan pihak responden yang dijadikan sampel dalam penelitian. Metode penelitian lapangan ini dapat dilaksanakan dengan cara:
1. Penyebaran angket / kuisioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
2. Dokumentasi
Penulis melakukan pengumpulan data dengan mempelajari dan menganalisa dokumen yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu KAP dan perencanaan audit.
3. Studi Kepustakaan
Mempelajari literatur-literatur serta laporan-laporan yang menyajikan informasi mengenai topik permasalahan yang diteliti.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Sugiyono (2012, hlm. 146) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Maka instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sejumlah kuisioner yang disebarkan kepada responden. Kuisioner yang dihasilkan akan diolah dengan menghitung skor dari setiap pertanyaan sehingga dapat diambil kesimpulan mengenai objek yang diteliti.
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh antar variabel maka perlu dilakukan Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen penelitian. Pengujian validitas dan reliabilitas kuisioner pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution)
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2009, hlm. 49) uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner, suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaannya pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Pada penelitian ini uji validitas menggunakan korelasi Rank Spearman, dengan rumus sebagai berikut:
𝑟𝑠 = 1 − 6 ∑ 𝐷𝑖2
𝑛 (𝑛2−1) (Sudjana, 2004, hlm. 252)
Ket: 𝑟𝑠 = koefisien korelasi Spearman
Di = selisih peringkat untuk setiap data n = jumlah sampel atau data
Skor setiap item pertanyaan yang diuji tingkat validitasnya, dikorelasikan dengan skor total seluruh item. Jika korelasi antara skor item dengan skor total adalah 0,3 keatas, maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jika kurang dari 0,3 maka faktor itu dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2010, hlm. 126).
3.7.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2009, hlm. 19) uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data pertanyaan seseorang adalah konsisten dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan setelah alat ukur dinyatakan valid. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik dari Cronbach Alpha. Cronbach Alpha
merupakan salah satu koefisien relibilitas yang paling sering digunakan. Berikut rumus yang digunakan:
𝑟11 = ( 𝑘 𝑘 − 1) ( 1 − ∑ 𝜎𝑏2 𝜎𝑡2 ) Suharsimi Arikunto (2010, hlm. 239) Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen
∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = varians total
Setelah nilai koefisien realibitas diperoleh, maka ditetapkan suatu nilai koefisien paling kecil yang dianggap reliabel. Keandalan dikatakan baik jika mempunyai nilai > dari 0,60 (Santosa, 2005, hlm. 251).
3.8 Analisis Data atas Tanggapan Responden
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dengan memberikan penilaian kepada jawaban kuesioner yang telah di isi responden. Skala pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini adalah skala Likert. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa “Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Semua jawaban dari pertanyaan diukur dengan skala likert dengan nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 5.
Dengan skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Dengan menggunakan model skala pengukuran likert, maka data yang dihasilkan merupakan data dengan skala pengukuran berjenis ordinal. Menurut Riduan dan Akdon (2007) skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.
Jawaban setiap instrumen akan dimulai dengan memberikan skor sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pemberian Skor Jawaban
Pernyataan Skor
Selalu 5
Sering 4
Kadang – Kadang 3 Hampir Tidak Pernah 2
Tidak Pernah 1
Menurut Sugiyono (2012:133) kriteria interpretasi skor berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut, :skor maksimum setiap kuisioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai 100%,
Kemudian jika digunakan persamaan: Jarak antar skor= 100%−20%5 =16% Maka, jarak antara skor yang berdekatan adalah 16%, sehingga dapat diperoleh kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Skor Hasil Kategori 20% - 35,99% Tidak Efektif 36% - 51,99% Kurang Efektif 52% - 67,99% Cukup Efektif 68% - 83,99% Efektif 84% - 100% Sangat Efektif
Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor maksimal jawaban kemudian dikalikan 100%.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑡𝑒𝑚
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100%
Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara skala pertanyaan dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan dengan jumlah responden secara keseluruhan.
3.9 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan apakah terdapat hubungan yang positif diantara kedua variable di atas. Dengan demikina dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
Ho : Sistem Pengendalian Mutu KAP tidak berpengaruh positif terhadap Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi
Ha : Sistem Pengendalian Mutu KAP berpengaruh positif terhadap Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi 3.9.1 Analisis Koefisien Korelasi
Untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi. Menurut Suharyadi (2009, hlm. 158), analisis korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel. Dengan kata lain, koefisien korelasi ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hubungan yang terjadi diantara variabel bebas dan variabel terikat.
Hipotesis yang diajukan diuji dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman karena data berskala ordinal. Menurut Sarwono dan Suhayati, (2010, hlm. 80) Korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Adapun rumus dari korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:
𝑟𝑠 = 1 −
6 ∑ 𝐷𝑖2
𝑛 (𝑛2− 1)
Ket: 𝑟𝑠 = koefisien korelasi Spearman
Di = selisih peringkat untuk setiap data n = jumlah sampel atau data
Untuk dapat memberikan interprestasi terhadap kuatnya pengaruh tersebut, maka digunakan pedoman seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Bisnis” (2012, hlm. 184) yang terdapat pada tabel berikut:
Tabel 3.7
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Setelah nilai koefisien determinasi diperoleh, maka akan didapatkan hipotesis sebagai berikut:
Ho : 𝑟𝑠< 0 , Sistem Pengendalian Mutu KAP tidak berpengaruh positif terhadap Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi
Ha : 𝑟𝑠≥ 0 , Sistem Pengendalian Mutu KAP berpengaruh positif terhadap Efektivitas Perencanaan Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung dan Cimahi
Hipotesis ini ditolak atau diterima dilihat dari nilai koefisien korelasi yang dihasilkan setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS. Jika nilai koefisien yang didapat lebih kecil daripada 0 maka Ho diterima. Tetapi jika nilai koefisien yang dihasilkan lebih besar sama dengan 0 maka Ho ditolak.
3.9.2 Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 216), koefisien determinasi adalah koefisien penentu, karena varian yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui variabel yang terjadi pada variabel independen. Analisis ini digunakan untuk menilai seberapa besar variabel X dapat memberikan pengaruh terhadap Variabel Y dengan rumus sebagai berikut:
𝐾𝑑 = 𝑟𝑠2 𝑥 100%
(Sugiyono, 2012, hlm. 217) Ket:
Kd = Koefisien Determinasi