• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Mengenai Konsep Sumber Daya Alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Peserta Didik Mengenai Konsep Sumber Daya Alam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 Antologi UPI Volume Edisi No. Juni 2015 1) Penulis 2) Penulis, Penanggungjawab 3) Penulis, Penanggungjawab

Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep Peserta Didik Mengenai Konsep Sumber

Daya Alam

Dede Lia

1)

, Umar

2)

, Novi Yanthi

3) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dedelia0692@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang dari penelitian ini adalah kurangnya kepekaan peserta didik kelas IV di SDN Ciporeat 2 terhadap masalah lingkungan yang sedang terjadi. Selain itu, meskipun 70% dari peserta didik telah mencapai nilai di atas standar KKM yang telah ditentukan, namun hasil tersebut belum dikatakan memuaskan karena peserta didik belum dapat menerapkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model sains teknologi masyaratakat (STM) yang terdiri dari empat tahap yakni tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap pengambilan tindakan dan solusi; dan tahap tindak lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep peserta didik. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan desain penelitian Jhon Elliot yang terdiri dari tiga siklus, di mana pada setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN Ciporeat 2 dengan jumlah peserta didik sebanyak 35 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari lembar penilaian proses, LKS dan lembar evaluasi akhir diketahui bahwa penguasaan konsep peserta didik dengan menggunakan model sains, teknologi, masyarakat mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Dilihat dari nilai evaluasi akhir peserta didik, nilai penguasaan konsep peserta didik adalah 61.06 pada siklus 1, 66.45 pada siklus 2 dan 70.24 pada siklus 3. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model sains, teknologi masyarakat dapat meningkatkan penguasaan konsep peserta didik mengenai konsep sumber daya alam di kelas IV SD. Oleh karena itu, peneliti memberi saran untuk menggunakan model sains teknologi masyarakat kepada guru dan peneliti selanjutnya.

Kata Kunci : Sains teknologi masyarakat (STM), penguasaan konsep, konsep sumber daya alam di SD

(2)

Dede Lia, Model STM Meningkatkan Penguasaan Konsep

CONCEPT

Dede Lia

1)

, Umar

2)

, Novi Yanthi

3)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

dedelia0692@yahoo.com ABSTRACT

The background of this study is the lack of the fourth grade students`sensitivity on the environmental problems that were happening. In addition, although 70% of students have got scores above KKM that has been determined, but that result was unsatisfied because the students have not been able to apply it in daily life. The model used in this study is a model of science technology society (STM), which consisted of four stages namely invitational stage, exploration stage, action and solutions stage; and the follow-up phase. It is aimed to improve the mastery of students concepts. The method used is classroom action research (PTK) by John Elliot research design consisted of three cycles, which each cycle consisted of three acts. Subjects in this study were the students of the four grade at SDN Ciporeat 2 with 35 students. Based on data from the assessment sheets, worksheets and final evaluation sheet and the mastery of the students` concept by using a model of science, technology, society has increased in each cycle. Improvement of the mastery of students` concept value is 61.06 in cycle 1, 66.45 in cycle 2 and 70.24 in cycle 3. the results showed that the use of models of science, technology, society could improve the mastery of students about the concept of natural resources at the fourth grade. Therefore, the researcher gives a recommendation to use a model of science technology society to the teachers and the next researchers.

Keywords: science technology society (STM), mastery of the concept, the concept of natural resources in elementary school.

(3)

3 Antologi UPI Volume Edisi No. Juni 2015

Menurut teori kognitif pembelajaran didefinisikan sebagai „proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran‟. (Abidin, 2014, hlm.1). Sejalan dengan pengertian tersebut maka tugas guru dalam pembelajaran adalah menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dengan pengetahuan baru yang didapatkan peserta didik saat pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pembelajaran dengan lingkungan di sekitar peserta didik sehingga peserta didik lebih memahami atau lebih memaknai pembelajaran yang telah didapatkannya. Peserta didik dapat belajar dimanapun tidak hanya dari guru saja tapi pada saat peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya, peserta didik dapat belajar.

Selain itu, tugas guru adalah merancang suatu pembelajaran yang bermakna sehingga permasalahan-permasalah yang timbul dalam pembelajaran tidak dapat terjadi lagi. Pembelajaran bermakna dapat dilakukan dengan mengikut sertakan peserta didik dalam menggali pengetahuannya sendiri. Pembelajaran akan lebih bermakna jika peserta didik terlibat langsung di dalamnya, khususnya dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas tempat peneliti melakukan observasi, ditemukan beberapa masalah seperti kurangnya kepekaaan peserta didik terhadap kejadian-kejadian alam yang yang sedang terjadi, baik itu bencana alam maupun kelestarian sumber daya alam. Hal tersebut disebabkan pembelajaran yang hanya mengajarkan konsep saja tanpa diiringi dengan penerapan sehingga kurang mengembangkan kepekaan peserta didik terhadap masalah yang terjadi di lingkungannya. Guru mengajarkan IPA berdasarkan buku yang disediakan sekolah yang masih bersifat umum dan tidak sesuai

dengan tempat peserta didik berada dan keadaan yang sedang terjadi.

Guru kurang memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik yang menyebabkan kurang berkembangnya pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik sebelumnya. Guru langsung menyampaikan materi yang diajarkan dan peserta didik hanya menghafal materi yang diajarkan sehingga peserta didik kurang diberikan kesempatan untuk menggali pengetahuaannya sendiri. Ditambah lagi jika proses yang dilakukan guru dalam „memberikan pengetahuan dengan cara ceramah atau hanya pembelajaran yang didapat dari pendengaran saja, kemungkinan pengetahuan yang diperoleh peserta didik hanya 13%‟ (Hernawan, A.H, dkk, 2007, Hlm. 6).

Selain itu, hasil belajar peserta didik pun belum dapat dikatakan memuaskan meskipun nilai yang didapatkan 70 persen di atas rata-rata karena peserta didik belum dapat menerapkan dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah dimilikinya. Hal itu disebabkan soal yang diberikan terlalu mudah karena hanya mencakup soal pengetahuan pada ranah C1 seperti menyebutkan, dan memberi nama saja. Pembelajaran yang diajarkan pun belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan, nilai LKS dan guru juga kurang memberikan penguatan kepada peserta didik yang salah. Guru hanya menanamkan konsep pada peserta didik untuk mempersiapkan peserta didik mengahadapi ujian nasional karena yang dinilai dalam UN adalah konsep.

Dari permasalahan yang sudah dijelaskan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan model STM (Sains, Teknologi, masyarakat).

Dari uraian permasalahan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

Bagaimana peningkatan penguasaan konsep peserta didik mengenai konsep sumber daya alam dengan menggunakan

(4)

Dede Lia, Model STM Meningkatkan Penguasaan Konsep maka tujuan penelitian ini yaitu:

Mengidentifikasi adanya peningkatan penguasaan konsep peserta didik pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model STM di kelas IV SDN Ciporeat 2.

Model sains, teknologi masyarakat (STM) merupakan suatu model pembelajaran yang materi ajarnya menggunakan isu-isu yang ada di masyarakat. Peserta didik diajak untuk lebih peka terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungannya sehingga akan timbul perasaan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut. Menurut Yuliariatiningsih dan Irianto (2009, Hlm.45) „aplikasi dari model STM terdiri dari empat tahap, yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap penjelasan dan solusi, dan tahap pengambilan tindakan‟.

1. Tahap invitasi

Pada tahap ini guru bisa memberikan stimulus dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai isu-isu yang ada di masyarakat.

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini, Peserta didik dituntut untuk mencari sendiri pengetahuannya melalui pengamatan dan observasi 3. Tahap penjelasan dan solusi

Hasil dari eksplorasi didiskusikan secara kelompok. Disini peserta didik harus menghubungkan antara hasil yang diperoleh peserta didik saat eksplorasi dengan pengetahuan awal peserta didik. Konsep yang sudah dibangun peserta didik digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sudah dibahas di awal pembelajaran

4. Tahap pengambilan tindakan

Peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperolehnya mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Seperti membuat poster, kampanye, atau membuat laporan lisan maupun tulisan.

hasil belajar dalam bentuk ranah kognitif. Pada penelitian ini fokus penilaian berupa penguasaan konsep pada ranah mengetahui (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3). Maka dari itu cara untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan penguasaan konsep atau tidak, dapat diperoleh dari nilai evaluasi di akhir setiap tindakan.

METODE

Penelitian yang dilakukan peneliti berupa penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyelesaikan masalah yang ada di kelas IV SDN Ciporeat 2. Adapun masalah yang diteliti berupa kurangnya penguasaan konsep dalam pembelajaran IPA di kelas tersebut.

Desain PTK yang dilakukan oleh peneliti didasarkan pada desain PTK model John Elliott yang menunjukan bahwa satu siklus terdiri beberapa langkah tindakan, yakni langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3, Karena pada satu materi terdapat beberapa sub materi yang tidak akan selesai dalam satu kali tindakan atau satu kali pertemuan.

Subyek dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas IV di SDN Ciporeat 2, Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung. Pada kelas ini terdapat 35 orang peserta didik yang terdiri dari 21 orang perempuan dan 14 orang laki-laki.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi, lembar wawancara, kamera foto, lembar evaluasi. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, evaluasi (Tes).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif, teknik analisis kuatitatif data dan teknik triangulasi.

(5)

5 Antologi UPI Volume Edisi No. Juni 2015 1) Penulis 2) Penulis, Penanggungjawab 3) Penulis, Penanggungjawab

1. Teknik analisis data kualitatif

Teknik pengolahan data kualitatif merupakan pengolahan data dengan cara mendeskripsikan gambaran dari pembelajaraan yang dilakukan kemudian dianalisis sesuai dengan data yang diperoleh untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan di refleksikan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.

2. Teknik analisis data kuantitatif

Teknik analisis data kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk menghitung rata-rata dari setiap penilaian penguasaan konsep peserta didik yang kemudian hasilnya dianalisis dan ditarik kesimpulan.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari rata-rata menurut Sudjana (2014 Hlm. 109) adalah:

X= Dengan : X = Rata- rata

= jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek Selain mencari rata-rata, pada penelitian ini peneliti menggunakan rumus untuk mengubah skor mentah menjadi nilai persentasi. Menurut Arikunto (dalam Anisah, n, 2013, Hlm.42) rumus yang digunakan untuk adalah mengubah skor mentah menjadi nilai persentasi adalah: Nilai persentase =

Setelah mendapatkan nilai persentase, peneliti menentukan kategori kemampuan peserta didik berdasarkan skala kriteria kemampuan yang dikemukakan oleh Arikunto (dalam Anisah, n, 2013, Hlm.42). Adapun skala kriteria kemampuan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Skala Kriteria Kemampuan Peserta Didik Nilai (%) Kategori Kemampuan 81-100 60-80 41-60 21-40 0-20 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang 3. Teknik Triangulasi

Teknik triangulasi yang digunakan berupa triangulasi metode, dimana peneliti mencari hubungan antara data kualitatif dan kuantitatif untuk dijadikan penguatan terhadap hasil yang didapatkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini terdiri dari tiga siklus yang pada setiap siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Jadi secara keseluruhan penelitian ini dilakukan dalam sembilan tindakan. Dalam penelitian ini setiap tindakan pada satu siklus terdiri dari tahap perencanaan, deskripsi, analisis, dan refleksi

Materi yang diajarkan pada penelitian ini mengenai konsep sumber daya alam yang di dalamnya terbagi ke dalam tiga subpembahasan. Sub yang pertama membahas mengenai hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan yang dilaksanakan dalam siklus pertama, sub kedua membahas tentang dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan yang dilaksanakan pada siklus kedua, dan sub ketiga membahas tentang hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang dilaksanakan pada siklus ketiga. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Sains, Teknologi, Masyarakat.

Media yang digunakan pada penelitian ini adalah maket, gelas plastik, sarung tangan kecil, kayu kecil, air sungai dan air kran gambar kelangkaan BBM, gambar kemacetan dan gambar penggalian minyak yang disiapkan untuk siklus 1, lingkungan sekitar, karton putih dan crayon

untuk siklus 2 dan lingkungan di sekitar peserta didik, gambar kursi, laptop, speaker

dan infokus untuk siklus 3. Siklus 1

Pada siklus ini materi yang di ajarkan adalah mengenai hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan. Dari materi tersebut peneliti mengembangkan menjadi

(6)

Dede Lia, Model STM Meningkatkan Penguasaan Konsep membahas tentang sumber daya alam yang

dapat diperbaharui dan pokok bahasan yang ke tiga membahas tentang sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Pada tahap invitasi, kelas sedikit tidak kondusif karena peserta didik selalu menjawab serentak pertanyaan yang diajukan guru. Oleh karena itu, guru selalu menginstruksikan peserta didik untuk mengacungkan tangan terlebih dahulu jika ingin bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Hal ini dilakukan dalam upaya pengelolaan kelas agar kelas dapat kembali kondusif. Menurut Rachman (1997, Hlm. 8) “manajerial kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien”.

Pada tahap eksplorasi, peserta didik sulit untuk dikondisikan karena pengamatan dilakukan di luar kelas. Untuk kegiatan selanjutnya guru harus memberikan arahan terlebih dahulu sebelum melakukan pengamatan sehingga semua peserta didik ikut membantu mengerjakan tugas yang diberikan dan tidak ada lagi peserta didik yang main-main ketika sedang melakukan pengamatan.

Pada tahap penjelasan dan solusi, peserta didik masih terlihat kurang percaya diri dalam menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Hal itu terlihat dari suaranya yang terlalu kecil sehingga peserta didik yang berada di belakang tidak mendengar hasil yang disampaikan dan akhirnya memilih untuk mengobrol dengan teman sebangkunya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk membacakan hasil pengamatannya dengan lebih percaya diri dengan suara lantang dan meminta peserta didik dari kelompok lain untuk mendengarkan, menanggapi, serta mengeluarkan pendapat sehingga peserta didik yang lain termotivasi untuk

tangan Hal ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2009, Hlm. 72) yang menyatakan bahwa “untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dapat dilakukan dengan memberikan pujian, ganjaran, dan hadiah”.

Pada kegiatan akhir peserta didik kesulitan menjawab soal evaluasi karena peserta didik belum terbiasa mengerjakan soal non rutin. Guru harus memberikan arahan terlebih dahulu agar peserta didik mampu menjawab soal yang diberikan. Arahan yang diberikan berupa instruksi agar peserta didik lebih teliti dalam memahami maksud dari pertanyaan yang diberikan. Selain itu, guru membiasakan peserta didik dengan memberikan soal non rutin pada setiap tindakannya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Thorndike (Suprijono, 2012, Hlm.17) yang menyatakan bahwa “semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan, maka asosiasi tersebut semakin kuat”. Dengan latihan yang diberikan diharapkan peserta didik terbiasa mengerjakan soal non rutin baik soal keterampilan proses sains maupun soal penguasaaan konsep pada siklus selanjutnya.

Siklus 2

Materi yang diajarkan adalah dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan. Dari materi tersebut peneliti mengembangkan menjadi tiga sub pokok bahasan. Pokok bahasan yang pertama membahas tentang manfaat sumber daya alam bagi kehidupan. Pokok bahasan ini dilaksanakan pada tindakan 1. Kemudian pada pokok bahasan ke dua, peneliti membahas tentang dampak kerusakan lingkungan terhadap sumber daya alam dan pokok bahasan yang ke tiga membahas tentang cara menjaga kelestarian lingkungan. Ke dua pokok bahasan terakhir diajarkan pada tindakan II dan III.

(7)

7 Antologi UPI Volume Edisi No. Juni 2015 1) Penulis 2) Penulis, Penanggungjawab 3) Penulis, Penanggungjawab

Pada tahap invitasi, peserta didik selalu terlihat antusias saat menjawab pertanyaan yang diajukan guru sehingga kelas menjadi ribut dan tidak kondusif. Oleh karena sebelum pembelajaran dimulai guru membuat kesepakatan dengan peserta didik dan mengingatkan peserta didik untuk mengacungkan tangan terlebih dahulu, peserta didik yang ditunjuk gurulah yang boleh bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Rachman, M (1999, Hlm. 95) yang menyatakan bahwa ada dua tindakan dalam kegiatan manajemen kelas yaitu tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan perbaikan (kuratif). Dari pengertian tersebut upaya yang dilakukan guru dengan mengingatkan dan membuat kesepakatan di awal pembelajaran termasuk ke dalam salah satu tindakan preventif dan kuratif dalam manajemen kelas. Tindakan preventif dilakukan dalam upaya mencegah peserta didik menjawab serentak dan tindakan kuratif dilakukan dalam upaya perbaikan dari permasalahan tersebut.

Pada tahap eksplorasi, peserta didik ingin memilih kelompoknya sendiri. Guru memberikan arahan kepada peserta didik agar bekerja sama dengan siapa saja tanpa pilih-pilih teman. Karena upaya tersebut tidak berhasil, maka guru membimbing peserta didik untuk memilih kelompoknya sendiri namun guru juga tetap ikut membantu menentukan anggota kelompok supaya setiap kelompok terbagi secara heterogen tingkatan kognitifnya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Rachman (1997, Hlm. 215) “perpindahan situasi harus diiringi oleh kesiapan akan alternatif dan inisiatif lain, serta pengawasan”. Pengawasan dalam hal ini adalah arahan guru dalam mengelompokkan.

Pada tahap eksplorasi ini peserta didik selalu terlihat antusias melakukan pengamatan di luar kelas. Namun, guru masih harus membimbing peserta didik saat melakukan pengamatan agar peserta didik

melakukan pengamatan dengan baik. Pada saat melakukan pengamatan, masih ada beberapa peserta didik yang tidak membantu temannya. Untuk mengatasi hal tersebut, guru memberikan motivasi kepada peserta didik tersebut agar membantu temannya saat pengamatan.

Pada saat mengisi LKS, terdapat kelompok yang keliru dalam mengisi hasil pengamatan karena tidak membaca dengan baik langkah-langkah yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, guru menginstruksikan setiap kelompok untuk lebih memahami isi LKS dan guru meluruskan pemahaman peserta didik sebelum melakukan pengamatan.

Pada tahap pengambilan tindakan, terdapat beberapa peserta didik yang tidak serius dalam membacakan janji untuk memanfaatkan sumber daya alam sebijak mungkin. Guru menginstruksikan peserta didik tersebut untuk lebih sungguh-sungguh saat membacakan janji. Ketika membuat poster waktu yang dibutuhkan peserta didik cukup lama. Untuk kegiatan selanjutnya guru akan menginstruksikan membuat

pamflet yang ukurannya lebih kecil sehingga waktu yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan membuat poster.

Pada kegiatan akhir, peserta didik kesulitan dalam mengisi soal penguasaan konsep. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru sebaiknya menginstruksikan peserta didik untuk membaca teks yang ada pada soal evaluasi terlebih dahulu dengan cermat dan menjelaskan maksud dari pertanyaan yang ada pada soal evaluasi. Penyebab lain adalah peserta didik terbiasa diberikan soal rutin sehingga ketika diberikan soal non rutin terdapat beberapa kendala yang dialami peserta didik. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melatih peserta didik dengan memberikan soal penguasaan konsep pada akhir setiap tindakan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Vygotsky (dalam Wardoyo, 2013, Hlm. 30) yang menyatakan bahwa “potensi untuk

(8)

Dede Lia, Model STM Meningkatkan Penguasaan Konsep teoritis mengenai pemahaman atau

perkembangan kognitif yang dekat tapi berada di luar level pemahaman saat ini”. Teori tersebut artinya untuk membuat peningkatan kemampuan kognitif, peserta didik harus dibantu untuk bisa berpindah dari zona aman ke zona yang lebih tinggi. Salah satu cara untuk keluar dari zona ini adalah dengan memberikan soal non rutin, tapi dengan bimbingan dari guru.

Siklus 3

Pada siklus 3, materi yang diajarkan adalah hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi. Peneliti mengembangkan materi tersebut menjadi beberapa sub pokok bahasan. Pada tindakan I pokok bahasan yang diajarkan adalah penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam, tindakan II membahas tentang dampak pemanfaatan teknologi terhadap sumber daya alam, dan tindakan III membahas tentang cara menjaga kelestarian sumber daya alam dengan mengolah sisa pemanfaatan sumber daya alam.

Pada tahap invitasi, agar peserta didik tidak selalu menjawab serentak pertanyaan yang diajukan guru, sebelum pembelajaran dimulai guru membuat kesepakatan terlebih dahulu agar peserta didik mengacungkan tangan ketika akan bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan. Pada tahap eksplorasi, ada peserta didik yang tidak membantu temannya mengerjakan LKS, guru mengingatkan peserta didik tersebut untuk membantu temannya mengerjakan tugas yang diberikan.

Pada tahap penjelasan dan solusi perlu dipertahankan rasa percaya diri siswa saat membacakan hasil pengamatan di depan kelas. Upaya yang dilakukan guru untuk mewujudkannya adalah dengan memberikan motivasi dan penguatan verbal. Kegiatan tersebut sesuai tujuan penguatan yang dikemukakan Halimah, lely (2013, Hlm. 54) yang menyatakan bahwa

Pada kegiatan akhir, peserta didik mengalami kesulitan dalam mengisi soal penguasaan konsep maka guru perlu menginstruksikan peserta didik untuk membaca soal yang ada pada lembar evaluasi dengan lebih teliti dan membimbing peserta didik dengan menjelaskan maksud dari pertanyaan yang diajukan jika diperlukan.

Pada penelitian ini, guru memberikan soal evaluasi berbentuk essay pada setiap tindakannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bundu, p (2006, Hlm. 36) yang menyatakan bahwa “kelebihan tes uraian atau essay adalah dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi”. Soal evaluasi diberikan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan penguasaan konsep peserta didik setelah pembelajaran berlangsung. Adapun nilai penguasaan konsep peserta didik dari siklus 1 sampai siklus 3 dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Diagram Hasil Penilaian Total Penguasaan Konsep Peserta Didik

Dilihat dari diagram di atas, Nilai pengetahuan peserta didik mengalami penurunan setiap siklusnya. Namun, penurunan yang signifikan teramati pada siklus ketiga. Pada siklus yang pertama, nilai pengetahuan peserta didik turun 3,41 poin dan pada siklus tiga turun 11,57 poin.

83.81 79.8 50.61 48.38 55.56 70.9 50.61 64 71.99 0 20 40 60 80 100

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi

Siklus

(9)

9 Antologi UPI Volume Edisi No. Juni 2015 1) Penulis 2) Penulis, Penanggungjawab 3) Penulis, Penanggungjawab

Hal ini bisa disebabkan soal pada ranah C1 siklus 1 terlalu mudah dibandingkan siklus 2 dan 3. Meskipun begitu, nilai pemahaman dan aplikasi peserta didik selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus 2 pemahaman peserta didik meningkat sebesar 7,18 poin dan meningkat 15,34 poin pada siklus ke tiga. Sedangkan nilai aplikasi peserta didik mengalami peningkatan sebesar 13,39 poin pada siklus dua dan meningkat sebesar 7,99 poin pada siklus ke tiga.

Dilihat dari proses dan lembar kerja siswa, pada siklus 1, 2 dan 3 penguasaan konsep peserta didik mengalami peningkatan. Adapun peningkatan penguasaan konsep peserta didik dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Diagram Nilai Penguasaan Konsep Peserta Didik

Berdasarkan diagram di atas, penguasaan konsep peserta didik terlihat mengalami peningkatan setiap siklusnya. Pada siklus kedua nilai penguasaan konsep peserta didik meningkat 5,39 poin dibandingkan siklus pertama dan sebesar 3,79 poin pada siklus ke tiga.

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas mengenai konsep sumber daya alam dengan menggunakan model Sains, Teknologi, Masyarakat (STM) untuk meningkatkan

penguasaan konsep peserta didik peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah pada bab sebelumnya. Kesimpulan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

Penguasaan konsep peserta didik di kelas IV SDN Ciporeat 2 pada konsep sumber daya alam dengan menggunakan model sains, teknologi, masyarakat mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata penguasaan konsep peserta didik adalah 61,06 pada siklus I, 66,45 pada siklus II dan 70,24 pada siklus III. Pada siklus I peserta didik yang telah mencapai standar KKM sebesar 60,95% sedangkan pada siklus II sebesar 63,09% dan pada siklus III sebesar 41,33%. Meskipun jumlah persentase peserta didik menurun. Akan tetapi, secara kesuluruhan nilai rata-rata penguasaan konsep peserta didik mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Dengan model sains teknologi masyarakat peneliti mengajak peserta didik ikut berperan aktif selama pembelajaran karena peserta didik harus mencari pengetahuannya sendiri dan membiasakan peserta didik untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga masalah yang terjadi dapat berkurang atau dapat teratasi dengan baik DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.

Anisah, N. (2013). Profil Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pelajaran

Pembuatan Sistem Koloid

Menggunakan Metode Dicovery-Inquiry. Bandung: UPI.

Bundu, Patta (2006). Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains- SD. : Depdiknas. 61.06 66.45 70.24 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Siklus

N

il

(10)

Dede Lia, Model STM Meningkatkan Penguasaan Konsep Hernawan, A. H, (2007). Media

pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Rachman, M. (1997). Manajemen Kelas. Semarang: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru SD.

Sudjana, Nana. (2014). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Roskarya.

Sukmadinata, N. S (2009). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: Rosda.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAILKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wardoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Konstruktivis Teori dan aplikasi pembelajaran dalam pembentukan karakter. Bandung: Alfabeta.

Yuliariatiningsih. M. S & Dede, M, I. (2009). Pendidikan IPA di sekolah dasar. Bandung: UPI Kampus Cibiru.

Gambar

Diagram Hasil Penilaian Total Penguasaan  Konsep Peserta Didik

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi pembelajaran mengenai uji kualitas kertas seni dari pelepah salak melalui proses biokraft dengan menggunakan

Selain  plot,  bentuk  representasi  grafis  lainnya  yang  paling  mudah  digunakan  untuk  menggambarkan  sebaran  data  adalah  histogram.  R  menyediakan 

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian,

Ini akan menghasilkan perubahan tegangan yang merupakan masukan analog bagi mikrokontroler Arduino yang selanjutnya diolah untuk ditampilkan berupa ketinggian air

Perolehan data tersebut menunjukkan bahwa penguasaan konsep fisika pada kelas yang melakukan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan multimedia

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menjelaskan dan mendeskripsikan struktur syair Arab anak karya Achmad Syauqi> serta pemaknaannya berdasarkan semiotika

school, regarding “the silent Chinese learners”. This did not catch my attention until I was asked to reflect on what I had not noticed before by Fiona English, a lecturer of

Kelompok ini mencakup usaha atau kegiatan penangkapan jenis ikan taksa ikan bersirip (Pisces) yang dilindungi dan/atau Appendiks CITES sesuai ketentuan perlindungannya, yang hidup