i
BUKU BAHAN AJAR
KOMPUTER GRAFIS 2
Disusun oleh :
Andreas Slamet Widodo
NIP. 19751201 200112 1002
PROGRAM DIPLOMA III DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
ii
KATA PENGANTAR
Desain Komunikasi Visual memang kaya akan perspektif, premis, maupun paradigma. Penulis mencoba memaparkan khasanah desain khususnya komputer grafis dari kacamata pragmatis yang objektif mengenai peran dan kompetensi. Materi bahan ajar ini menjadi media dan pembuka wacana bagi mahasiswa mengenai definisi/ruang lingkup komputer grafis, fungsinya sebagai media penunjang dalam desain, apa yang perlu dipelajari. Dengan menyimak materi yang ada didalam buku ini, mahasiswa akan menyadari bahwa komputer grafis 2 menjadi kebutuhan bagi siapa saja, untuk keperluan apa saja, melalui media apa saja, dan bisa berubah kapan saja, dalam konteks wilayah dunia kesenirupaan maupun desain.
Pembahasan materi bahan ajar buku ini diawali dengan mengidentifikasi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah grafis, dilanjutkan dengan menjelaskan fungsi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah grafis, dan penggunaan menu serta ikon pokok perangkat lunak grafis dan diakhiri dengan merancang karya grafis sederhana. Mahasiswa dipandu menggunakan skill dan knowledge agar bisa membuat desain yang proporsional. Bagian-bagian selanjutnya merupakan contoh implementasi berbagai karya grafis sederhana.
Semoga materi dalam buku ini mampu membuka wawasan kita mengenai komputer grafis 2 yang ternyata memiliki khasanah yang sangat luas. Demikian juga semoga materi dalam buku ini bukan hanya mampu berperan sebagai pengetahuan tentang teknis penguasaan software komputer semata, tetapi juga bisa sebagai pembangkit adrenalin bagi para mahasiswa untuk selalu kreatif dalam menciptakan karya-karya lanjutan yang berguna bagi dunia desain komunikasi visual di Indonesia.
Surakarta, Agustus 2010 Penulis
iii DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
TINJAUAN MATAKULIAH 1
BAB I TERMINOLOGI FORMAT GAMBAR BITMAP ... 3
BAB II SOFTWARE ADOBE PHOTOSHOP ... 12
BAB III INTERFACE ADOBE PHOTOSHOP ... 17
BAB IV KOREKSI WARNA DAN TONAL ... 26
BAB V TEKNIK SELEKSI ... 36
BAB VI TRANSFORMASI DAN RETOUCHING IMAGE ... 43
BAB VII BEKERJA DENGAN LAYER ... 57
BAB VIII PAINTING, DRAWING DAN TYPING ... 69
BAB IX DIGITAL COLORING ... 78
BAB X FILTER ... 105 DAFTAR PUSTAKA
1 TINJAUAN MATAKULIAH
A. Deskripsi Singkat Mata kuliah
Mata kuliah Komputer Grafis 2 adalah mata kuliah dasar implementatif, yang lebih menitik beratkan pada kompetensi skill penguasaan software grafis untuk menciptakan karakter maupun layout desain yang berfungsi untuk penerapan berbagai media, dengan penggunaan media komputer dan software grafis yaitu Photoshop. Kuliah Komputer Grafis 2 dilakukan didalam kelas dan penyelesaian pekerjaan lain dalam bentuk tugas dirumah, hasil yang dikerjakan berupa rancangan karya yang berbasis bitmap dimulai dari kemampuan penguasaan perangkat path hingga coloring dan penggunaan spesial efek. B. Kegunaan Mata kuliah
Mata kuliah Komputer Grafis 2 ini memiliki kegunaan bagi mahasiswa untuk memberikan dasar dalam penciptaan karakter maupun layout desain yang berfungsi untuk penerapan berbagai media, hal ini bertujuan agar dapat memberikan kemampuan kepada mahasiswa dalam menciptakan desain lanjutan secara implementatif dalam mata kuliah lain yang membutuhkan perancangan grafis melalui media komputer grafis, selain teknis penguasaan perangkat keras dan lunak komputer juga dapat membantu mahasiswa dalam berkreasi untuk menciptakan pra desain yang memiliki fungsi terapan bagi media.
C. Standar Kompetensi Mata kuliah
Mahasiswa mampu mengoperasikan perangkat lunak komputer grafis, khususnya software grafis Photoshop dalam pengolahan image bitmap.
D. Susunan Urutan Bahan Ajar
Terminologi Format Gambar Bitmap Software Adobe Photoshop
Interface Adobe Photoshop Koreksi Warna dan Tonal Teknik Seleksi
Transformasi dan Retouching Image Bekerja dengan Layer
Painting, Drawing dan Typing Digital coloring
Filter
E. Petunjuk bagi Mahasiswa untuk Mempelajari Bahan Ajar
Mahasiswa terlebih dahulu membaca Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang ingin dicapai pada mata kuliah ini.
Mahasiswa mempelajari secara seksama materi kuliah dan buku-buku yang menjadi acuan dari materi bahan ajar pada mata kuliah ini.
Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas mandiri, berdasarkan instruksional dari dosen pengampu mata kuliah ini, dengan menggunakan bahan pada materi buku ajar ini.
2 Mahasiswa yang mendapatkan kesulitan dalam mempelajari materi bahan ajar ini, dapat mendiskusikan kepada teman atau dosen yang bersangkutan pada saat kuliah atau tatap muka saat konsultasi. Apabila mahasiswa tidak mendapat kesulitan, diharapkan mempelajari materi-materi baru pada bab berikutnya.
Mahasiswa setelah selesai mempelajari materi pada buku ajar ini, diwajibkan untuk menempuh uji kompetensi, sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah direncanakan agar tercapai standar kompetensi sesuai dengan mata kuliah ini.
3 BAB I
TERMINOLOGI FORMAT GAMBAR BITMAP
A. Pengertian gambar bitmap
Gambar bitmap adalah sebuah image yang dihasilkan melalui susunan titik-titik warna yang disebut dengan pixel (picture elemen). Titik-titik-titik warna tersebut mempunyai tingkat kerapatan yang dinyatakan dalam resolusi. Besarnya resolusi dinyatakan dalam jumlah titik-titik warna (pixel) tiap satuan panjang. Semakin besar resolusi pada suatu dimensi ukuran gambar yang sama maka semakin halus tampilan suatu image. Hal tersebut terjadi karena gambar bitmap merupakan resolution dependent image. Satuan besaran resolusi adalah dpi (dots per inch) atau ppi (pixels per inch).
Selain memiliki besaran resolusi, gambar bitmap juga memiliki mode dan kedalaman warna. Mode warna yang dipakai adalah bitmap, grayscale, RGB (Red Green Blue), CMYK (Cyan Magenta Yellow Black) dan Lab. Mode warna bitmap 1 bit hanya mempunyai struktur warna hitam dan putih saja. Mode warna ini biasanya untuk menampilkan image agar terlihat lebih detail pada line art misalnya pada hasil scanning gambar untuk keperluan ilustrasi gambar pada komik atau untuk membuat halftone screen pada saat anda mencetak gambar. Mode warna grayscale memiliki tingkatan warna abu-abu dari hitam 100% hingga putih 100% sehingga lebih halus dalam tingkatan shading daripada mode bitmap. Mode warna grayscale biasanya digunakan untuk tampilan image foto hitam putih.
Mode warna RGB atau biasa disebut warna additive memiliki tingkatan warna yang lebih lengkap dikarenakan warna disusun dari kombinasi warna merah, hijau dan biru. Format-format warna pada layar monitor dan gambar digital dari hasil jepretan kamera digital biasanya menggunakan mode warna RGB. Mode warna CMYK atau biasa disebut dengan warna subctractive memiliki tingkatan warna yang lebih rendah daripada additive karena warna tersusun dari warna-warna pigmen cyan, magenta, yellow dan black. Mode warna-warna ini biasanya dipakai untuk keperluan separasi cetak offset dimana warna dipisahkan berdasarkan raster dari masing-masing channel CMYK.
Gambar 1.1. Susunan pencampuran warna additive RGB menghasilkan warna CMYK.
4 Warna Lab memiliki tingkatan warna yang jauh lebih lengkap dikarenakan warna-warna dipisahkan berdasarkan tingkatan lightness atau luminance dari radial kromatik warna dari channel a (kromatik warna hijau hingga merah) dan b (kromatik warna biru hingga kuning). Skala nilai lightness adalah 0 – 100 dan kromatik dari -120 hingga +120.
Gambar 1.2. Mode wana CIE Lab
Gambar 1.3. CIE Lab Color gamut.
Masing-masing mode warna tersebut memiliki tingkat kedalaman warna (color depth) yang dinyatakan dalam satuan bit. Dari yang terkecil adalah 1 bit dimana gambar bitmap hanya memiliki 21 kombinasi warna yaitu hitam dan putih. Kombinasi warna yang lebih lengkap lagi adalah 8 bit (28 = 256 warna) atau kombinasi dari jumlah 8 bit seperti 16 bit (2 x 8 bit), 24 bit (3 x 8 bit) atau 32 bit (4 x 8 bit). Warna-warna pada mode grayscale biasanya memiliki color depth 8 bit dimana 256 variasi warna hanya direpresentasikan dalam tingkatan warna abu-abu saja. Mode warna RGB memiliki color depth 24 bit dan CMYK memiliki color depth 32 bit. Semakin besar color depth maka semakin besar pula ukuran file dimana juga akan berpengaruh pada kecepatan proses kerja komputer yang berkurang pula karena terlalu berat.
5 B. Format Gambar Bitmap
Dalam pengerjaan suatu project desain, desainer tidak hanya dihadapkan pada satu jenis software dan satu jenis platform saja. Melainkan dihadapkan berbagai jenis software sesuai kebutuhan pengerjaan. Misalnya dalam pengeditan gambar bitmap dikerjakan pada software Adobe Photoshop akan tetapi bila ingin dijadikan sebuah movie maka harus dikerjakan di software Adobe Premiere. Maka dari itu desainer harus mengetahui format-format gambar yang nantinya data gambar yang dibuat bisa dibuka di software yang lain dan pada platform yang berbeda pula. Berikut ini adalah macam-macam format file gambar :
1. PSD (Photoshop Document)
Format file ini merupakan format asli dokumen Adobe Photoshop. Format ini mampu menyimpan informasi layer dan alpha channel yang terdapat pada sebuah gambar, sehingga suatu saat dapat dibuka dan diedit kembali. Format ini juga mampu menyimpan gambar dalam beberapa mode warna yang disediakan Photoshop. Anda dapat menyimpan dengan format file ini jika ingin mengeditnya kembali.
2. BMP (Bitmap Image)
Format file ini merupakan format grafis yang fleksibel untuk platform Windows sehingga dapat dibaca oleh program grafis manapun. Format ini mampu menyimpan informasi dengan kualitas tingkat 1 bit sampai 24 bit. Kelemahan format file ini adalah tidak mampu menyimpan alpha channel serta ada kendala dalam pertukaran platform. Untuk membuat sebuah objek sebagai desktop wallpaper, simpanlah dokumen Anda dengan format file ini. Anda dapat mengkompres format file ini dengan kompresi RLE. Format file ini mampu menyimpan gambar dalam mode warna RGB, Grayscale, Indexed Color, dan Bitmap.
3. EPS (Encapsuled Postcript)
Format file ini merupakan format yang sering digunakan untuk keperluan pertukaran dokumen antar program grafis. Selain itu, format file ini sering pula digunakan ketika ingin mencetak gambar. Keunggulan format file ini menggunakan bahasa postscript sehingga format file ini dikenali oleh hampir semua program persiapan cetak. Kelemahan format file ini adalah tidak mampu menyimpan alpha channel, sehingga banyak pengguna Adobe Photoshop menggunakan format file ini ketika gambar yang dikerjakan sudah final. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, Lab, Duotone, Grayscale, Indexed Color, serta Bitmap. Selain itu format file ini juga mampu menyimpan clipping path.
4. JPG/JPEG (Joint Photographic Expert Group)
Format file ini mampu mengkompres objek dengan tingkat kualitas sesuai dengan pilihan yang disediakan. Format file sering dimanfaatkan
6 untuk menyimpan gambar yang akan digunakan untuk keperluan halaman web, multimedia, dan publikasi elektronik lainnya. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, dan Grayscale. Format file ini juga mampu menyimpan alpha channel, namun karena orientasinya ke publikasi elektronik maka format ini berukuran relatif lebih kecil dibandingkan dengan format file lainnya.
5. GIF (Graphic Interchange Format)
Format file ini hanya mampu menyimpan dalam 8 bit (hanya mendukung mode warna Grayscale, Bitmap dan Indexed Color). Format file ini merupakan format standar untuk publikasi elektronik dan internet. Format file mampu menyimpan animasi dua dimensi yang akan dipublikasikan pada internet, desain halaman web dan publikasi elektronik. Format file ini mampu mengkompres dengan ukuran kecil menggunakan kompresi LZW.
6. TIFF (Tagged Image Format File)
Format file ini mampu menyimpan gambar dengan kualitas hingga 32 bit. Format file ini juga dapat digunakan untuk keperluan pertukaran antar platform (PC, Macintosh, dan Silicon Graphic). Format file ini merupakan salah satu format yang dipilih dan sangat disukai oleh para pengguna komputer grafis terutama yang berorientasi pada publikasi (cetak). Hampir semua program yang mampu membaca format file bitmap juga mampu membaca format file TIFF.
7. PCX
Format file ini dikembangkan oleh perusahaan bernama Zoft Cooperation. Format file ini merupakan format yang fleksibel karena hampir semua program dalam PC mampu membaca gambar dengan format file ini. Format file ini mampu menyimpan informasi bit depth sebesar 1 hingga 24 bit namun tidak mampu menyimpan alpha channel. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, Grayscale, Bitmap dan Indexed Color.
8. PDF (Portable Document Format)
Format file ini digunakan oleh Adobe Acrobat, dan dapat digunakan oleh grafik berbasis pixel maupun vektor. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, Indexed Color, Lab Color, Grayscale dan Bitmap. Format file ini tidak mampu menyimpan alpha channel. Format file ini sering menggunakan kompresi JPG dan ZIP, kecuali untuk mode warna Bitmap yaitu menggunakan CCIT.
7 9. PNG (Portable Network Graphic)
Format file ini berfungsi sebagai alternatif lain dari format file GIF. Format file ini digunakan untuk menampilkan objek dalam halaman web. Kelebihan dari format file ini dibandingkan dengan GIF adalah kemampuannya menyimpan file dalam bit depth hingga 24 bit serta mampu menghasilkan latar belakang (background) yang transparan dengan pinggiran yang halus. Format file ini mampu menyimpan alpha channel. 10.PIC (Pict)
Format file ini merupakan standar dalam aplikasi grafis dalam Macintosh dan program pengolah teks dengan kualitas menengah untuk transfer dokumen antar aplikasi. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB dengan 1 alpha channel serta Indexed Color, Grayscale dan Bitmap tanpa alpha channel. Format file ini juga menyediakan pilihan bit antara 16 dan 32 bit dalam mode warna RGB.
11. TGA (Targa)
Format file ini didesain untuk platform yang menggunakan Targa True Vision Video Board. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB dalam 32 bit serta 1 alpha channel, juga Grayscale, Indexed Color, dan RGB dalam 16 atau 24 bit tanpa alpha channel. Format file ini berguna untuk menyimpan dokumen dari hasil render dari program animasi dengan hasil output berupa sequence seperti 3D Studio Max. 12.IFF (Interchange File Format)
Format file ini umumnya digunakan untuk bekerja dengan Video Toaster dan proses pertukaran dokumentasi dari dan ke Comodore Amiga System. Format file ini dikenali hampir semua program grafis yang terdapat dalam PC serta mampu menyimpan gambar dengan mode warna Bitmap. Format file ini tidak mampu menyimpan alpha channel.
13.SCT (Scitex Continuos Tone)
Format file ini digunakan untuk menyimpan dokumen dengan kualitas tinggi pada komputer Scitex. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, dan Grayscale namun tidak mampu menyimpan alpha channel.
14.PXR (Pixar)
Format file ini khusus untuk pertukaran dokumen dengan Pixar Image Computer. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB dan Grayscale dengan 1 alpha channel.
8 15. RAW
Format file ini merupakan format file yang fleksibel untuk pertukaran dokumen antar aplikasi dan platform. Format file ini mampu menyimpan mode warna RGB, CMYK, dan Grayscale dengan 1 alpha channel serta mode warna Multichannel, Lab Color dan Duotone tanpa alpha channel.
16.DCS (Dekstop Color Separation)
Format file ini dikembangkan oleh Quark dan merupakan format standar untuk .eps format ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna Multichannel dan CMYK dengan 1 alpha channel dan banyak spot channel. Format file ini mampu menyimpan clipping path dan sering digunakan untuk proses percetakan (publishing). Ketika menyimpan file dalam format ini maka yang akan tersimpan adalah 4 channel dari gambar tersebut dan 1 channel preview.
C. Format Kompresi
Beberapa program terutama yang berorientasi pada publikasi elektronik dan multimedia selalu memerlukan format file yang berukuran kecil agar ketika dibuka tidak akan lambat. Untuk keperluan tersebut diperlukan kompresi. Berikut ini format file yang berorientasi publikasi elektronik dan multimedia dengan kompresinya masing-masing :
1. RLE (Run Length Encoding)
Kompresi ini mampu mengkompres file tanpa menghilangkan detail. Digunakan oleh Adobe Photoshop, TIFF dan sebagian besar program yang terdapat dalam Windows.
2. LZW (Lemple-Zif-Welf)
Sama seperti kompresi RLE, kompresi ini juga mampu mengkompres file tanpa menghilangkan detail. Kompresi ini digunakan oleh TIFF, PDF, GIF, dan format yang mendukung bahasa postscript. Kompresi ini sangat baik untuk mengkompres gambar dengan area besar yang menggunakan 1 warna.
3. JPEG (Joint Photographic Experts Group)
Format ini mengkompres file dengan menghilangkan detail. Format file ini sering digunakan oleh JPG, PDF, dan format yang menggunakan bahasa postscript. Kompresi ini sangat baik digunakan untuk gambar dengan continuos tone seperti foto.
4. CCIT
CCIT merupakan singkatan dari bahasa Perancis yang dalam bahasa Inggris disebut International Telegraph and Telekeyed Consultive Commitee.
9 Kompresi ini digunakan untuk mengkompres gambar hitam putih, dan mampu mengkompres file tanpa menghilangkan detailnya. Kompresi ini sering digunakan oleh PDF dan format lain yang menggunakan bahasa postscript.
CATATAN :
Ketika menyimpan dokumen pada format file yang tidak dapat menyimpan informasi layer, maka Anda harus mengubah gambar tersebut menjadi flaten image terlebih dulu.
Format file yang dapat menyimpan mode warna Duotone hanyalah EPS, RAW, dan PSD. Oleh karena itu, ketika ingin menyimpan dalam format lain maka Anda harus mengubah mode warnanya terlebih dulu, menjadi RGB bila dokumen tidak ingin dicetak, karena informasi Duotone-nya akan diuraikan menjadi RGB.
Format file yan dapat menyimpan mode warna Lab Color hanyalah PSD, RAW, TIFF, PDF, dan EPS. Format file yang dapat menyimpan mode warna CMYK hanyalah PSD, RAW, EPS, TIFF, JPG, PDF, dam SCT.
Mode warna Indexed Color dapat menyimpan beberapa format file sesuai seting indexed colornya. Mode warna RGB dapat disimpan pada semua format file yang ada di Adobe Photoshop.
Format yang direkomendasikan adalah
o PSD untuk dokumen yang masih ingin diedit kembali.
o EPS untuk dokumen yang sudah final untuk persiapan cetak. o JPG untuk cetak dengan kompresi di atas 8 bit dan untuk foto
dalam web dengan kompresi di bawah 5.
o GIF untuk ilustrasi dan animasi pada halaman web.
o TIFF untuk cetak, pertukaran dokumen antar platform serta sequence animasi.
D. Source Gambar Digital
Dalam membuat suatu project desain kadang-kadang anda memerlukan gambar atau image foto untuk dijadikan bahan yang akan diolah dalam suatu komposisi desain dengan peralatan komputer grafis. Apabila project yang anda kerjakan nantinya akan dipublikasikan maka sebaiknya jangan pernah menggunakan gambar dari majalah, koran atau foto dari orang lain tanpa seijin pembuatnya karena gambar-gambar tersebut mungkin memiliki hak cipta dimana bila anda memakainya tanpa ijin dapat dijerat dengan pasal-pasal perlindungan hak cipta. Sebaiknya gunakan gambar-gambar bebas yang memang sengaja diperbolehkan untuk digunakan atau setidaknya anda tidak perlu ribet dalam mengurus ijin pemakaian hak ciptanya.
Meskipun telah mendapatkan gambar yang secara resmi dapat dipakai akan tetapi masih timbul permasalahan yang lain yaitu bagaimana cara mencari dan memilih kualitas gambar yang akan dipakai dalam komposisi desain. Anda harus
10 mempunyai gambar dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dengan aslinya atau bahkan sama atau lebih baik. Kualitas yang dimaksud disini adalah kualitas dari segi detail dan teknik pembuatan gambar yang dibuat. Maka dari itu untuk dapat mencari dan memilih gambar yang berkualitas baik dapat melalui :
1. Clip Art Photo CD
Sumber gambar berkualitas baik dapat anda dapatkan melalui kompilasi gambar kualitas foto sesuai dengan tema tertentu dalam suatu paket CD yang dijual bebas di pasaran. Kompilasi clip art photo seperti ini misalnya Adobe Photo Deluxe, Image Bank atau album-album foto dari Canon, Kodak, Nikon dan lain sebagainya yang memang untuk digunakan secara bebas oleh pemiliknya.
2. Kamera Digital
Sekarang ini sudah cukup banyak peralatan kamera digital yang ada di pasaran baik berupa kamera digital ukuran pocket hingga DSLR. Dengan peralatan yang cukup memadai disertai dengan teknik fotografi yang baik maka akan didapatkan gambar digital yang berkualitas baik. Kualitas gambar digital yang dihasilkan oleh kamera digital tergantung dari resolusi kamera tersebut yang dinyatakan dalam megapixels (mp). Semakin besar megapixelnya maka ukuran gambar digital yang dihasilkan juga semakin besar dan detail gambar juga semakin tajam. Untuk mendapatkan kualitas gambar yang cukup baik disarankan menggunakan kamera digital dengan ukuran minimal 3,5 mp. 3. Video/Movie Capture
Terkadang gambar yang bagus juga bisa didapatkan dari sebuah file video atau movie. Saat ini banyak sekali kualitas gambar video yang sangat tajam dari format VCD hingga format HDTV atau DVD. Untuk mendapatkan suatu gambar dari sebuah file movie anda harus melakukan proses frame capture melalui software pemutar movie seperti VCD atau DVD movie player dimana gambar frame yang telah dicapture disimpan dalam harddisk. Selain gambar yang didapat dari file movie bisa juga gambar berasal dari hasil rekaman handycam atau kamera video.
4. Scanner
Gambar yang berupa non digital seperti gambar hasil coretan tangan atau hasil cetak gambar foto dari media penyimpanan rol film kamera manual juga dapat dijadikan gambar digital dengan melalui proses scanning dengan alat scanner. Banyak sekali merk-merk scanner yang ada di pasaran yang dapat anda gunakan. Kebanyakan dari tipe flatbed karena dengan harga yang cukup terjangkau mampu menghasilkan gambar dengan kualitas tinggi. Yang perlu diingat dalam melakukan scanning gambar adalah penentuan resolusi, ukuran gambar dan mode warna yang akan dipakai. Tentukanlah besarnya sesuai kebutuhan karena apabila anda menentukan besarannya overneeded maka
11 ukuran file gambar akan membengkak dan terlalu berat untuk diproses olah dalam komputer.
5. Situs Web Penyedia Gambar
Gambar-gambar yang berkualitas baik juga bisa didapatkan melalui situs-situs web layanan penyedia gambar. Yang harus anda butuhkan adalah seperangkat hardware yang tersambung dengan layanan internet seperti CPU, Notebook atau handphone yang mendukung browser internet. Dalam proses pengunduhannya ada yang harus membayar tetapi ada pula yang secara gratis. Anda dapat mencari dan memilih sendiri gambar-gambar yang ada sesuai tema dan kebutuhan anda. Kebanyakan gambar yang dihasilkan melalui teknik fotografi hingga hasil render 3D computer modelling.
Daftar Bacaan Tambahan
MADCOMS. 2006. Seri Panduan Lengkap: Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
MADCOMS. 2010. Manipulasi dan Memperbaiki Foto Digital dengan Adobe Photoshop, Andi Publisher, Yogyakarta
Puguh Raharjo. 2004. Step by Step Digital Coloring, Nexx Media Inc., Jakarta
Rachmad Saleh. 2009. Pengenalan Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
Soal
Apa yang dimaksud tentang pengertian gambar bitmap? Apa yang dimaksud tentang pengertian warna Lab?
Apa yang dimaksud tentang format gambar bitmap? Sebutkan format gambar bitmap!
Apa yang dimaksud tentang format gambar kompresi? Sebutkan format gambar kompresi!
Tugas
12 BAB II
SOFTWARE ADOBE PHOTOSHOP
A. Software Bitmap Editor
Dalam pengolahan gambar bitmap, anda harus menggunakan software grafis berbasis bitmap seperti Adobe Photoshop, JASC Photopainter, Corel Photopaint, GIMP dan lain sebagainya. Tetapi dalam hal ini akan dibahas penggunaan software Adobe Photoshop dimana software ini paling populer penggunaannya di dunia industri desain grafis. Format data yang dihasilkan dan yang digunakan juga sangat kompatibel dengan yang lain.
Dalam penggunaan software bitmap editor biasanya desainer tidak membuat objek seperti halnya pada desain vektor pada sofware CorelDraw atau sejenisnya. Melainkan hanya melakukan teknik retouching dan kolase antar layer dari gambar-gambar yang didapat dari source material. Meskipun demikian anda harus mengetahui teknik-teknik yang biasa dipakai untuk menghasilkan gambar yang memiliki kualitas yang baik dan terlebih lagi adalah orisinil.
Data gambar dari software bitmap editor seperti Adobe Photoshop berupa gambar yang memiliki layer yang memisahkan susunan warna pada pixel dan channel yang menyimpan informasi warna pada pixel. Susunan layer pada pixel tak terbatas. Semakin banyak layer yang digunakan semakin besar pula ukuran file gambar. Sedangkan jumlah channel yang dipakai tergantung dari mode warna yang digunakan. Selain itu anda dapat pula menambahkan channel alpha yang berfungsi untuk menyimpan data seleksi pixel.
B. Membuka Software Adobe Photoshop
Untuk membuka software Adobe Photoshop pada komputer anda dapat dengan cara menjalankan perintah dari Start All Programs Adobe Adobe Photoshop CS2. Selain itu bisa juga melalui double klik icon shortcut Adobe Photoshop CS2 pada layar desktop komputer anda.
13 Gambar 2.2. Tampilan Welcome Screen setelah jendela Adobe Photoshop terbuka.
C. Memulai Adobe Photoshop
Setelah layar jendela Adobe Photoshop terbuka dan Welcome Screen telah ditutup, maka hanya terlihat sebuah area kerja yang masih kosong. Sebelum memulai pekerjaan, beberapa hal yang harus anda lakukan adalah :
1. Persiapan Dokumen Kerja
Menyiapkan dokumen kerja anda secara benar dari awal akan mempermudah pekerjaan anda. Dibutuhkan beberapa perencanaan ke depan diantara adalah apabila hasil output akhir berupa brosur, anda harus menyiapkan dokumen secara horisontal dan memiliki 2 sisi (double sided). Untuk membuat dokumen baru, klik kiri pada menu File New (Ctrl + N). Perintah ini akan membuka kotak dialog document setup.
Gambar 2.3 Jendela dialog document setup.
Disini anda dapat memberikan nama file pekerjaan anda, menyiapkan ukuran kertas yang tepat dan orientasi untuk dokumen anda. Beberapa pilihan opsi termasuk :
14 a) Ukuran Kertas dan Orientasi
Atur ukuran kertas dengan mengisikan ukuran pada lebar dan tinggi kertas. Ukuran kertas mewakili ukuran final yang anda inginkan setelah area bleeds atau tanda potong yang lain diluar halaman. Pada menu drop down preset anda dapat mencari ukuran-ukuran umum seperti letter, legal tabloid dan lain-lain.
b) Resolusi
Resolusi adalah ukuran jumlah pixel pada area tercetak pada sebuah gambar. Semakin tinggi maka semakin banyak jumlahnya pada halaman dan semakin baik kualitas gambar. Akan tetapi semakin tinggi juga menyebabkan ukuran file membesar. Ukuran yang direkomendasikan adalah 150 – 300 dpi untuk gambar cetak dan 72 – 96 dpi untuk gambar web.
c) Mode Warna
Pilih mode warna yang sesuai dengan project anda. Misalnya untuk membuat gambar web pilihlah RGB atau membuat gambar cetak pilihlah CMYK. Akan tetapi apabila anda ingin melakukan retouching dan editing, pilihlah RGB dan lakukan konversi CMYK setelah proses pekerjaan siap dicetak. Mode warna CMYK lebih berat untuk diproses daripada mode RGB. Lagipula mode CMYK tidak semua fitur filter atau perintah tersedia. d) Background Content
Pilih background pada halaman pekerjaan anda apakah putih, berwarna foreground atau transparan. Apabila anda memilih putih dan warna foreground maka akan muncul layer background yang mempunyai warna putih atau warna yang ditentukan. Apabila memilih transparan maka akan muncul satu buah layer kosong sebagai layer 1.
Setelah semua opsi telah ditentukan, klik kiri pada tombol OK untuk memunculkan area halaman dokumen kerja.
2. Membuka Gambar Source Material
Seperti yang dikemukakan didepan bahwa anda membutuhkan gambar dari sebuah source material yang nantinya akan anda gunakan dalam sebuah komposisi. Untuk membuka gambar gunakan perintah File Open (Ctrl + O) atau doble klik pada area diluar dokumen kerja untuk membuka jendela dialog open file. Cari file yang akan anda gunakan melalui file location dan pilih file yang akan dibuka. Setelah file yang akan dibuka telah terpilih klik kiri pada tombol Open.
15 Gambar 2.4. Jendela dialog open file.
3. Menyimpan Pekerjaan
Dokumen pekerjaan yang telah disiapkan harus disimpan terlebih dahulu agar nantinya dalam bekerja tidak lupa untuk menyimpan. Begitu pula gambar-gambar source material yang dibuka agar disimpan dengan nama dan lokasi penyimpanan yang baru agar file gambar source material tetap terlindungi dari kesalahan editing. Jalankan perintah penyimpanan melalui menu File Save as (Ctrl + Shift + S). Selanjutnya akan terbuka jendela dialog Save As, isikan lokasi penyimpanan dan beri nama file yang akan disimpan. Setelah itu kita dapat menyimpan secara berkala dengan menekan tombol Ctrl + S untuk menyimpan file dengan nama dan lokasi yang sama.
16
Daftar Bacaan Tambahan
MADCOMS. 2006. Seri Panduan Lengkap: Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
MADCOMS. 2010. Manipulasi dan Memperbaiki Foto Digital dengan Adobe Photoshop, Andi Publisher, Yogyakarta
Puguh Raharjo. 2004. Step by Step Digital Coloring, Nexx Media Inc., Jakarta
Rachmad Saleh. 2009. Pengenalan Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
Soal
Apa yang dimaksud tentang pengertian resolusi gambar? Apa yang dimaksud tentang pengertian warna CMYK dan RGB?
17 BAB III
INTERFACE ADOBE PHOTOSHOP
A. Lay Out Area Kerja
Sebelum memulai bekerja dengan Adobe Photoshop ada baiknya mengenal seluk beluk area kerja pada jendela software Adobe Photoshop. Berikut ini adalah susunan lay out default Adobe Photoshop :
Gambar 3.1. Lay out interface jendela area kerja default Adobe Photoshop.
1. Menu Bar
Jika anda lihat pada bagian atas maka akan terlihat menu bar dimana berisi seleuruh perintah dan fungsi utama dari Adobe Photoshop seperti File, Edit, Image, Layer, Select, Filter, View, Window dan Help.
2. Toolbox
Kebanyakan dari alat-alat utama berada pada toolbar untuk kemudahan akses. 3. Image
Gambar akan tampak terlihat pada jendelanya sendiri-sendiri pada saat anda membuka suatu file gambar.
4. Judul Dokumen Gambar
Judul dari semua dokumen gambar yang dibuka akan berada diatas jendela software Adobe Photoshop atau pada titlebar windows.
18 5. Palettes
Palettes berisi fungsi-fungsi yang dapat membantu anda dalam memonitor dan memodifikasi sebuah gambar. Secara default, palettes saling terhubung dalam satu grup. Biasanya palettes yang ada pada layar kerja adalah Color, Navigator, History dan Layer. Jika salah satu palette tidak terlihat maka bisa diakses melalui meu Window (pilih salah satu palette yang dibutuhkan).
6. Option Bar
Bagian ini berisi pengaturan peralatan yang ada pada toolbar. Setiap peralatan memiliki option bar yang berbeda-beda.
B. Palettes
Berikut ini adalah fungsi dari palettes yang biasa digunakan dalam Adobe Photoshop secara default.
1. COLOR, SWATCHES, STYLE
Palette color menampilkan warna foreground dan background yang digunakan dan komposisi nilai warna RGB dari foreground dan background. Anda dapat menggunakan slider untuk merubah warna foreground dan background dalam mode warna yang berbeda-beda. Anda dapat juga memilih suatu warna dari spektrum warna yang ditampilkan pada color ramp pada bagian bawah palette.
Gambar 3.2. Palette Color.
Pada palette swatches anda dapat memilih warna foreground dan background dan menambahkan warna yang telah ditentukan pada library.
19 Palette style mengijinkan anda untuk melihat, memilih dan mengaplikasikan preser dari layer style. Secara default, suatu layer style menggantikan layer style yang digunakan. Anda dapat menggunakan style pada palette atau menambahkan style kreasi anda sendiri dengan menggunakan perintah Create New Style icon.
Gambar 3.4. Palette Style.
2. HISTORY
Palette history menyimpan dan menampilkan masing-masing langkah yang telah dijalankan yang mengijinkan anda untuk melompat ke tahapan alterasi gambar pada tahap manapun. Alterasi yang dilakukan harus dibuat selama sesi pekerjaan yang dikerjakan. Setelah melakukan penyimpanan atau menutup dokumen gambar secara otomatis palette history akan membersihkan seluruh isinya. Tiap kali anda membuat perubahan pada sebuag gambar maka tahapan status terbaru akan ditambahkan pada palette ini. Palette history mampu menyimpan hingga 20 tahapan. Akan tetapi, anda selalu dapat kembali ke tahapan pertama misalnya ketika membuka dokumen gambar. Sangat penting sekali mengetahui bahwa sekali anda klik pada tahapan-tahapan sebelumnya, seluruh perubahan yang telah dibuat setelah tahapan tersebut akan hilang.
Gambar 3.5. Palette History.
3. LAYERS
Layer membuat anda menata pekerjaan anda dalam tingkatan-tingkatan yang rumit dan dapat diedit dan dilihat sebagai kesatuan unit. Setiap dokumen Adobe Photoshop berisi minimal satu layer. Membuat multi layer dapat mempermudah anda mengkontrol bagaimana dokumen dicetak, ditampilkan dan diedit. Anda akan sering menggunakan layer ketika membuat sebuah
20 dokumen, jadi sangat krusial untuk memahami apa kegunaan dan bagaimana menggunakannya.
Gambar 3.6. Palette Layer. a) Layer Visibility
Gambar mata menunjukkan bahwa layer yang dipilih terlihat. Klik on atau off untuk melihat atau menyembunyikan sebuah layer.
b) Layer Locking Options
Klik pada checkered square icon untuk mengunci transparansi, klik pada brush icon untuk mengunci image, klik pada arrow icon untuk mengunci posisi image dan klik pada lock icon untuk semua opsi.
c) Layer Blending Mode
Tentukan bagaimana pixel-pixel pada layer saling bercampur dengan saling menumpuk pixel pada image. Dengan memilih blending mode dari drop down menu, anda dapat membuat variasi dari sebuah spesial efek.
d) Fill
Dengan mengisikan nilai atau menggeser slider, anda bisa menentukan transparansi layer dari warna suatu image atau objek.
e) Opacity
Dengan mengisikan nilai atau menggeser slider, anda bisa menentukan transparansi dari seluruh layer.
f) Layer Lock
Icon ini terlihat ketika layer terkunci dan hilang ketika layer tidak terkunci. Double klik pada icon untuk membuka layer.
21 g) Layer Options Menu
Klik pada segitiga hitam untuk melihat opsi-opso berikut ini : New Layer, Duplicate Layer, Delete Layer, Layer Properties dan lain-lain. Beberapa opsi ditunjukkan dengan icon pada bagian bawah dari palette layer.
h) Link Layers
Dapat digunakan untuk menghubungkan layer secara bersama-sama. i) Layer Styles
Jika sebuah layer memiliki style, sebuah “f” icon muncul pada bagian bawah palette layer. Klik pada segitiga hitam untuk melihat opsi dari style.
j) Layer Mask
Sebuah image grayscale dengan pada bagian tergambar hitam adalah tersembunyi, tergambar dengan putih adalah terlihat dan pada bagian abu-abu adalah terlihat dengan berbagai tingkatan transparansi yang bervariasi. k) Layer Set
Opsi ini membantu anda menata image dengan multi layer. Klik pada ikon untuk membuat folder untuk beberapa layer.
l) Create New Fill or Adjustment Layer
Memiliki opacity dan opsi blending mode yang sama pada layer image dan dapat diatur kembali, dihapus, disembunyikan dan diduplikasi dalam perlakuan yang sama pada layer image. Klik pada ikon dan pilih sebuah opsi untuk membuat fill atau adjusment layer yang baru.
m) Create New Layer
Klik ikon ini untuk membuat suatu layer baru. n) Delete Layer
Untuk menghapus sebuah layer, pilih sebuah layer pada palette layer dan geser ke ikon delete layer atau pilih sebuah layer dan klik pada ikon tersebut.
C. Toolbox
Seperti halnya software komputer grafis lainnya seperti Adobe Ilustrator atau CorelDraw, alat-alat gambar diletakkan pada sebuah toolbox untuk memudahkan akses dari alat-alat tersebut. Biasanya alat-alat tersebut dikelompokkan pada toolbox sesuai dengan fungsinya. Juga pada beberapa tool pada toolbox juga ada tool yang tersembunyi pada satu tombol tool pada toolbox. Ditunjukkan dengan adanya segitiga hitam pada bagian pojok kanan bawah tool
22 yang bersangkutan. Berikut ini adalah isi dari toolbox Adobe Photoshop yang biasa digunakan berdasarkan fungsinya :
1. Selection Tools
a) Marquee Selection
Seleksi sebuah objek dengan menggambar suatu rectangle atau ellips disekitarnya. Klik pada alat, pilih rectangular atau elliptical marquee. Drag marquee diatas area gambar yang ingin anda seleksi.
b) Move
Digunakan untuk menyeleksi dan memindah objek pada halaman kerja. Klik pada alat kemudian klik pada sembarang objek yang ingin anda pindah pada halaman kerja
c) Lasso
Menyeleksi sebuah objek dengan menggambarkan border secara freehand disekitar objek. Klik pada alat dan drag untuk menggambar sebuah border freehand disekitar image yang ingin anda seleksi.
d) Polygonal Lasso
Menyeleksi sebuah objek dengan menggambar border secara garis lurus disekitar objek. Klik pada alat dan klik titik awal pada gambar dan drag untuk menggambar border secara garis lurus. Klik dan drag kembali untuk menyeleksi area gambar yang ingin anda seleksi. Double klik untuk mengakhiri seleksi.
e) Magnetic Lasso
Menyeleksi sebuah objek dengan menggambar sebuah border yang menempel tepiannya pada area tertentu pada objek. Klik pada titik awal pada image, drag mengelilingi area image. Alat ini akan membuat titik-titik terdekat pada tepian image. Untuk menyelesaikan proses seleksi dengan drag border pada posisi titik awal dan klik secara tepat pada titik tersebut.
f) Magic Wand
Menyeleksi semua objek pada dokumen dengan warna fill yang sama atau mirip, lebar stroke, warna stroke, opacity atau blending mode. Dengan menentukan color range atau tolerance, anda dapat mengkontrol apa yang diseleksi alat ini. Klik pada alat kemudian klik pada area image yang ingin anda seleksi.
g) Crop Tool
Menyeleksi dan memotong bagian dari sebuah image. Klik pada alat kemudian drag melintasi bagian image yang ingin anda pakai. Atur ukuran area seleksi dengan menggeser kotak-kotak pada bagian sisi dan pojok. Tekan Enter ketika kotak crop telah sesuai ukurannya.
23 h) Slice Tool
Digunakan untuk memotong image dalam beberapa potongan dimana dapat diekspor ke dalam halaman web.
2. Alteration Tool a) Healing Brushes
Mengkoreksi noda-noda kecil pada hasil foto yang discan. Klik pada alat, tekan tombol Alt dan klik pada warna dasar yang anda butuhkan untuk menyembuhkannya. Kemudian klik pada noda-noda gambar.
b) Brush Tools
Menggambarkan garis dengan ketebalan dan warna yang berbeda. Klik pada alat kemudian klik dan drag pada area yang diseleksi. Gunakan option bar untuk merubah brush, mode, opacity dan flow.
c) Clone Stamp
Mengambil sebuah sampel pada sebuah image dan mengaplikasikan pada image yang lain atau pada bagian image yang sama. Klik pada alat kemudian tekan tombol Alt dan klik pada titik tertentu dari dokumen dimana anda ingin memulai titik awal pengkopian, letakkan pointer mouse diatas bagian dari dokumen baru atau dokumen yang sama dimana anda ingin gambar berpindah. Tekan klik kiri dan drag melintasi halaman untuk mengkopi gambar.
d) Art History Brush
Melukiskan pada sebuah image menggunakan data source dari tahapan history tertentu atau pada snapshot. Klik pada alat dan tentukan brush, blending mode, opacity, style, area dan tolerance pada option bar.
e) Erase Tool
Menghapus bagian dari sebuah path atau stroke. Anda dapar menggunakan erase tool pada path tapi tidak pada teks. Klik pada alat, klik pada bagian dari image yang ingin anda hapus. Drag untuk menghapus pixel.
f) Paint Bucket Tool
Mengisi pada seluru area dengan warna yang telah anda pilih. Klik pada alat dan pilih warna foreground pada color box. Seleksi area yang ingin anda berikan warna. Klik pada alat kemudian klik pada area yang terseleksi. g) Gradient Tool
Memberikan suatu isian gradasi pada bagian terseleksi dari sebuah image atau ke seluruh bagian layer. Seleksi area yang ingin anda berikan gradient, klik pada alat dan pilih suatu fill pada option bar, klik pada titik awal dan drag ke arah titik akhir.
24 h) Blur Tool
Mengkaburkan bagian dari sebuah image. Seleksi area yang ingin anda kaburkan. Klik pada alat kemudian pilih brush, mode, dan strength pada option bar. Drag brush sepanjang tepian.
3. Drawing and Selection Tools a) Direct Selection Tool
Menyeleksi path dan segment path. Klik pada alat dan klik pada sembarang area pada path.
b) Type Tool
Menuliskan teks pada halaman. Setiap kali anda klik alat pada sebuah bagian baru pada sebuah halaman, sebuah layer akan muncul. Klik pada alat dan klik pada halaman. Mulailah menulis. Anda dapat menentukan font dan ukuran font pada option bar. Anda juga dapat mentransform teks dengan menggeser titik kotak dengan menggunakan move tool.
c) Pen Tool
Menggambar path dengan tepian yang halus. Klik pada alat, klik pada halaman, drag untuk menggambar path. Klik dan drag anchor point untuk memodifikasi path.
d) Rectangle Tool
Menggambar sebuah bentuk rectangle. Bentuk lain yang tersembunyi adalah rounded rectangle tool, ellipse tool, polygon tool, line tool dan custom shape tool. Klik pada alat, klik dan drag pada halaman untuk menggambar sebuah bentuk. Bentuk akan secara otomatis tersisi dengan warna foreground.
4. Assisting Tools a) Eyedropper Tool
Mengambil sampel warna dari warna-warna pada halaman dan menampilkannya pada color boxes. Klik pada alat, klik pada warna pada image yang ingin anda ambil sampelnya. Color box akan menampilkan warna tersebut.
b) Hand Tool
Membuat anda mampu berpindah disekitar image. Klik pada alat dan klik pada spot pada halaman. Tekan tombol mouse dan drag untuk berpindah area pada halaman.
c) Magnifiying Tool
Memperbesar atau memperkecil tampilan dari semua image. Klik pada alat dan pilih zoom in atau zoom out pada option bar, klik pada area image yang ingin anda perbesar atau perkecil.
25 5. Color Boxes and Modes
a) Color Boxes
Warna foreground tampak pada bagian atas kotak seleksi warna dan menampilkan sebuah warna yang sedang aktif. Warna background tampak pada bagian bawah dan menampilkan sebuah warna yang tidak aktif. Untuk merubah warna foreground, klik pada bagian atas kotak seleksi warna pada toolbox. Untuk merubah warna background, klik pada bagian bawah kotak seleksi warna pada toolbox. To membalikkan warna foreground ke warna background klik pada ikon switch colors (tanda Panah) pada toolbox. Untuk mengembalikan ke warna default, klik pada ikon default colors (kotak hitam putih kecil) pada toolbox. Apabila anda menggunakan gradient tool, warna foreground dan background akan menjadi warna default dari warna gradient.
b) Modes
Edit in standard mode dan edit in quick mask mode digunakan untuk memodifikasi image dalam unmasked atau masked area.
Daftar Bacaan Tambahan
MADCOMS. 2006. Seri Panduan Lengkap: Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
MADCOMS. 2010. Manipulasi dan Memperbaiki Foto Digital dengan Adobe Photoshop, Andi Publisher, Yogyakarta
Puguh Raharjo. 2004. Step by Step Digital Coloring, Nexx Media Inc., Jakarta
Rachmad Saleh. 2009. Pengenalan Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
Soal
Jelaskan masing-masing fungsi tab palette pada software adobe photoshop? Jelaskan masing-masing fungsi toolbox pada software adobe photoshop?
26 BAB IV
KOREKSI WARNA DAN TONAL
A. Pengertian Warna dan Tonal
Tonal berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti nada atau karakter sebuah sumber. Dalam dunia desain grafis, tonal digunakan sebagai istilah untuk menyatakan karakter dari suatu gambar. Yang dimaksud di sini adalah karakter yang berhubungan dengan tingkat pencahayaan. Gelap terang dan tingkat kontras pada sebuah gambar. Gambar yang kekurangan cahaya kurang menarik untuk dilihat, namun jika kelebihan cahaya juga kurang bagus.
Foto yang kekurangan cahaya akan terlihat gelap. Bagian gelap dan terang dalam gambar tersebut yang sering disebut sebagai brightness dalam dunia desain grafis. Sedangkan jarak tingkat kesamaan (density range) dari titik terang ke titik gelap disebut contrast. Brightness dan Contrast merupakan elemen dari tonal. Jadi, ketika anda melakukan koreksi tonal maka yang anda koreksi adalah yang berhubungan dengan brightness dan contrast.
Dalam sebuah kasus, mungkin anda pernah mencetak foto yang warnanya kurang cerah, maksudnya adalah terdapat beberapa warna yang tidak muncul sebagaimana mestinya. Kesalahan hasil warna tersebut dapat dibuktikan dengan membandingkan antara hasil foto dengan objek aslinya. Sebagai contoh, ketika anda memfoto sebuah bunga coba bandingkan hasilnya dengan objek aslinya, apakah warnanya sama? Jika tidak, berarti warna tersebut mengalami distorsi.
Untuk memperbaiki warna tersebut diperlukan sebuah alat koreksi. Dalam dunia desain grafis terdapat beberapa alat koreksi bergantung pada aplikasi yang digunakan. Adobe Photoshop memiliki beberapa alat koreksi yang sangat fleksibel dan komprehensif untuk memperbaiki warna yang pudar, pucat, gelap, dan kesalahan lain yang berhubungan dengan warna.
B. Koreksi Warna dan Tonal
Keserasian warna dan tonal menjadi hal yang sangat penting dalam dunia desain grafis karena menentukan indah atau tidaknya sebuah gambar yang dibuat. Bukan saja untuk dunia desain grafis, namun mencakup segala aspek kehidupan manusia. Jika tidak ada keserasian antara warna dan tonal, segala sesuatu akan nampak aneh dan kurang menarik. Mungkin tidak semua pengguna komputer grafis memahami arti koreksi warna dan koreksi tonal.
Koreksi warna adalah penyesuaian warna dalam sebuah gambar yang diolah menggunakan komputer sehingga nampak serasi dan menarik namun tidak memiliki kesan aneh. Sebagai contoh, ketika Anda mengambil gambar menggunakan kamera digital dengan kemampuan resolusi yang rendah mungkin hasilnya terlalu banyak warna merahnya. Dengan alat koreksi warna yang disediakan masing-masing aplikasi komputer grafis dapat disesuaikan warna agar menghasilkan keserasian warna.
27 Koreksi tonal adalah hal-hal yang berhubungan dengan brightness dan contrast serta beberapa efek akibat adanya pencahayaan. Dalam bidang desain grafis, koreksi tonal memerlukan perhatian khusus terutama ketika melakukan penggabungan beberapa gambar (kolase/montase).
Aplikasi pengolah gambar seperti Adobe Photoshop menyediakan fasilitas yang lengkap untuk koreksi tonal yang menyangkut tingkat pencahayaan (brightness) dan kontras (contrast) dari tiga sisi yaitu sisi terang (highlight), sisi tengah (midtones), dan sisi gelap (shadows). Dalam melakukan koreksi warna perlu diperhatikan bahwa dengan melakukan perubahan nilai variabel sebuah warna maka secara otomatis mempengaruhi keseimbangan warna dalam gambar tersebut karena dalam spektrum warna, semua warna saling mempengaruhi. Sebagai contoh, warna hijau berseberangan dengan warna magenta sehingga ketika anda meningkatkan persentase warna hijau maka nilai persentase warna magenta akan berkurang.
C. Perintah Koreksi Warna dan Tonal
Perintah-perintah koreksi warna dan tonal dapat diakses melalui menu Image Adjustment (pilih perintah adjustment). Berikut ini adalah penjelasan perintah-perintah adjustment :
1. Levels (Ctrl + L)
Fasilitas ini disediakan untuk mengatur brightness, contrast, serta dan interval (posisi highlight, midtones, shadows).
28 2. Auto Levels (Shift + Ctrl + L)
Fasilitas ini berguna untuk mengatur menu Levels secara otomatis. Anda dapat pula menggunakan Autolevels dengan cara mengklik ikon Auto pada kotak dialog Levels.
3. Auto Contrast (Alt + Shift + Ctrl + L)
Fasilitas ini berguna untuk mengatur Contrast (kontras) secara otomatis. 4. Auto Color (Shift + Ctrl + B)
Fasilitas ini berguna untuk mengatur Colors (warna) secara otomatis. 5. Curves (Ctrl + M)
Fasilitas ini tidak jauh berbeda dengan fasiltas Levels yaitu untuk mengatur brightness dan contrast pada highlight, midtones, dan shadows. Perbedaannya pada pengaturan Curves digambarkan dengan kurva sedangkan pada Levels digambarkan dengan nilai nominal dan histogram.
Gambar 4.2. Image sebelum dan sesudah adjustment curves. 6. Color Balance (Ctrl + B)
Fasilitas ini berguna untuk meningkatkan suatu warna atau beberapa warna dengan cara menggeser slider yang telah disediakan. Pengaturan yang dimaksud adalah untuk mengatur sisi gelap (shadows), sisi tengah (midtones), dan sisi terang (highlight). Terdapat pula ikon Preserve Luminosity secara otomatis, nilai brightness dalam gambar tersebut akan menyesuaikan perubahan warnanya.
29 Gambar 4.3. Image sebelum dan sesudah adjustment color balance. 7. Brightness/Contrast
Fasilitas ini berguna untuk mengatur tingkat pencahayaan (brightness) dan kontras (contrast). Bentuk fasilitas ini sangat sederhana karena hanya menyediakan dua buah sisi saja.
8. Hue/Saturation (Ctrl + U)
Fasilitas ini berguna untuk mengatur Hue Saturation dan Lightness dari warna-warna utama spektrum warna-warna dalam Adobe Photoshop. Fasilitas ini sering digunakan untuk mengubah foto hitam putih menjadi berwarna, yang telah diubah mode warnanya dari grayscale menjadi RGB atau CMYK.
Gambar 4.4. Image sebelum dan sesudah adjustmeet hue/saturation. 9. Desaturate (Shift + Ctrl + U)
Fasilitas ini berguna untuk membuat gambar berwarna menjadi hitam putih tanpa harus mengubah mode warnanya.
10. Match Color
Perintah Match Color dapat menyesuaikan warna terang, warna jenuh (saturasi), dan menyeimbangkan warna dalam sebuah image. Mengedepankan perintah Match Color akan memberikan keleluasaan mengatur lebih banyak luminance dan komponen warna dalam sebuah image. Oleh karena itu anda
30 dapat mengatur warna dalam gambar tunggal dibandingkan mencocokkan antar warna dalam dua gambar, kedua gambar akan terkoreksi secara tepat. Hal ini sangat berguna ketika ingin menggabungkan kedua gambar yang memiliki warna yang agak berbeda.
11. Replace Color
Fasilitas ini berguna untuk membuat virtual seleksi pada gambar berdasarkan tingkat kemiripan warna kemudian mengedit dengan Hue saturation dan Lightness.
12. Selective Color
Fasilitas ini berguna untuk mengoreksi warna utama dalam sebuah gambar. Ketika mencetak, alat cetak yang digunakan akan mencetak berdasarkan tabel proses pembentukan warna-warna primer baik aditif maupun substraktif. 13. Channel Mixer
Channel Mixer memberikan anda keleluasaan untuk mengatur sebuah image dengan kualitas grayscale yang tinggi dengan cara memilih persentase pada masing-masing channel warna. Anda dapat pula membuat keseimbangan sephia berkualitas tinggi atau gambar lain yang diwarnai. Dengan menggunakan Channel Mixer, anda juga dapat menyesuaikan warna secara kreatif yang mudah dilakukan dibandingkan alat koreksi warna lain. Channel Mixer memodifikasi target keluaran (output) warna channel yang menggunakan campuran warna channel yang ada (source) dalam sebuah gambar. Ketika anda menggunakan alat koreksi warna dengan Channel Mixer, anda sebenarnya sedang menambahkan atau mengurangi data grayscale dari suatu channel sumber ke target channel.
Gambar 4.5. Image sebelum dan sesudah adjustment channel mixer. 14. Gradient Map
Alat koreksi warna ini akan memetakan cakupan batas grayscale dalam sebuah image pada warna yang telah ditetapkan warna gradasinya. Sebagai contoh, jika anda mengatur gradasi dua warna, maka bayangan akan dipetakan ke titik
31 angka salah satu warna gradasi sedangkan warna terang (highlight) akan dipetakan ke titik angka salah satu warna gradasi yang lainnya
Gambar 4.6. Image sebelum dan sesudah adjustment gradient map. 15. Photo Filter
Alat koreksi warna ini menggunakan teknik meniru pengambilan filter yang diwarnai dalam lensa kamera bagian depan untuk menyesuaikan keseimbangan warna dan temperature warna yang memancar melalui lensa dan membuka film tersebut. Perintah ini juga mengijinkan anda untuk memilih warna yang ditetapkan untuk digunakan pengaturan Hue dalam sebuah gambar.
16. Shadow/Highlight
Fasilitas ini berguna untuk mengoreksi foto yang memiliki efek siluet menjadi pencahayaan latar belakang (backlighting) yang kuat atau mengoreksi subyek yang terlalu dekat dengan cahaya kamera. Penyesuaian ini juga berguna untuk menerangi daerah bayangan (shadow) menjadi kebalikannya.
32 17. Exposure
Alat koreksi warna ini memang dirancang untuk membuat penyesuaian pada gambar HDR (format file untuk program Radiance), namun bekerja dengan gambar 8-bit dan 16-bit. Exposure bekerja dengan cara mengkalkulasikan dalam ruang warna linier (gamma 1.) bukan pada ruang warna gambar saat itu.
Gambar 4.8. Image sebelum dan sesudah adjustment exposure. 18. Invert (Ctrl + I)
Fasilitasi ini berguna untuk membuat efek negatif film dari image yang aktif. Ketika menggunakan fasilitas ini, Adobe Photoshop secara otomatis akan membalik posisi batas maksimal sisi gelap menjadi batas sisi terang.
Gambar 4.9. Image sebelum dan sesudah adjustment invert. 19. Equalize
Fasilitas ini berguna untuk mendatarkan brightness dari gambar ke posisi terdekat rata-rata. Fasilitas ini berguna ketika ingin meningkatkan nilai brightness suatu gambar.
33 Gambar 4.10. image sebelum dan sesudah adjustment equalize.
20. Threshold
Fasilitas ini berguna untuk mengubah gambar hitam putih (B/W) atau gambar berwarna secara normal menjadi hitam putih atau berwarna dengan nilai contrast tinggi.
Gambar 4.11. Image sebelum dan sesudah adjustment threshold. 21. Posterize
Fasilitas ini berguna untuk mengelompokkan pixel yang berdekatan dan nilai brightness-nya.
34 Gambar 4.12. Image sebelum dan sesudah adjustment posterize. 22. Variatons
Fasilitas ini berguna untuk mengatur tonal dan warna secara mudah karena hanya mengklik elemen yang akan dikoreksi.
35
Daftar Bacaan Tambahan
MADCOMS. 2006. Seri Panduan Lengkap: Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
MADCOMS. 2010. Manipulasi dan Memperbaiki Foto Digital dengan Adobe Photoshop, Andi Publisher, Yogyakarta
Puguh Raharjo. 2004. Step by Step Digital Coloring, Nexx Media Inc., Jakarta
Rachmad Saleh. 2009. Pengenalan Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
Soal
Apa yang dimaksud tentang pengertian koreksi warna? Apa yang dimaksud tentang pengertian koreksi tonal?
Tugas
Carilah foto yang memiliki masalah karena hasil pengambilan gambar foto yang kurang optimal, lalu koreksilah warna dan tonal-nya!
36 BAB V
TEKNIK SELEKSI
A. Teknik Seleksi Gambar Bitmap
Ketika anda ingin mengambil salah satu objek dalam sebuah foto/gambar tentu merasa kesulitan. Objek yang diambil sebesar objek tersebut.
Gambar 5.1. Contoh gambar foto yang akan diganti latar belakangnya. Dari contoh gambar di atas, anda tentu merasa kesulitan ketika hendak mengambil objek image tersebut sebesar objek tanpa ada objek lain (background). Adobe Photoshop memiliki dua teknik untuk membuat seleksi ketika mengedit (mengkopi, menghapus, dan memodifikasi) sebuah gambar. Yang pertama adalah teknik seleksi bitmap dan vektor.
Untuk gambar bitmap, anda dapat menggunakan alat seleksi yang telah disediakan (Rectangle Marquee tool, Marquee tool, Magic Wand tool , Lasso tool, Polygon tool, dan Magnetic tool). Sedangkan teknik vector adalah menggunakan Pen tool dan Shape tool kemudian diubah menjadi seleksi.
B. Seleksi Marquee
Marquee tool menyediakan beberapa tipe yang dapat digunakan untuk membuat seleksi, menambah seleksi, dan mengurangi seleksi yang sudah ada.
1. Pilihlah salah satu alat seleksi pada Marqee tool.
37 2. Buatlah seleksi pada gambar yang dimaksud.
Gambar 5.2. Membuat seleksi marquee rectangular sambil dengan dan tanpa menekan tombol Alt.
3. Untuk Rectangle tool, Rounded Rectangle tool, atau Elliptical Marquee tool, pilihlah jenis seleksi.
Normal berguna untuk membuat seleksi secara normal
Fixed Aspect Ration untuk mengatur nilai panjang dan lebar seleksi secara rasio, sehingga panjang dan lebar akan proporsional sesuai nilai panjang dan lebar.
Fixed Size untuk mengatur nilai panjang dan tinggi seleksi dalam bentuk pixel, sehingga akan membuat seleksi secara otomatis sesuai panjang dan tinggi seleksi.
4. Tentukan salah satu pilihan pada Option bar (add) untuk menambah seleksi, (subtract) untuk mengurangi seleksi dan (intersect) untuk memotong irisan seleksi.
5. Tentukan pengaturan Feather, yang berfungsi untuk memperhalus batas tepi dengan gambar. Semakin besar nilai feather, maka semakin halus bagian tepinya.
Gambar 5.3. Isian untuk menentukan besar feather pada option bar seleksi marquee.
C. Seleksi Lasso
Lasso tool menyediakan beberapa tipe alat yang dapat digunakan untuk membuat seleksi, menambah seleksi, dan mengurangi seleksi yang sudah ada. Beberapa tipe Lasso tool tersebut adalah: Lasso tool, Polygonal Lasso tool, dan Magnetic Lasso tool.
Lasso Tool
Berfungsi untuk membuat seleksi secara bebas (freeform). 1. Pertama kali, aktifkan Lasso tool.
38 2. Klik dan Drag pada daerah yang ingin dibuat seleksi. Klik pada titik awal seleksi
atau double klik untuk mengakhiri seleksi.
Gambar 5.4. Seleksi lasso pada area image secara bebas. Polygonal Lasso Tool
Berfungsi untuk membuat seleksi berbentuk polygon (segi banyak). Teknik ini biasa digunakan untuk membuat seleksi pada objek yang berbentuk kotak (meja, kursi, almari, buku, dll).
1. Pertama kali, aktifkan Polygon Lasso tool.
2. Klik pada objek yang akan dibuat seleksi. Buatlah seleksi disekitar batas area iamge dengan klik untuk membuat titik seleksi lainnya. Klik pada titik awal seleksi atau double klik untuk mengakhiri seleksi.
Gambar 5.5. Seleksi polygonal lasso pada area image. Magnetic Lasso Tool
Berfungsi untuk membuat seleksi yang berorientasi pada kedekatan kesamaan warna. Warna yang dipilih sesuai dengan warna yang berdekatan pada radius warna yang telah ditentukan. Pada Option bar, aturlah Feather (memperhalus bagian tepi) dan Frequency (tingkat kesamaan warna).
39 2. Klik pada objek yang akan dibuat seleksi. Gerakkan mouse mengelilingi area tepian pada image yang akan diseleksi atau klik pada posisi-posisi titik pada area tertentu. Klik pada titik awal seleksi atau double klik untuk mengakhiri seleksi
Gambar 5.6. Seleksi magnetic lasso pada area image. D. Seleksi Magic Wand
Teknik seleksi secara cepat dengan cara mengambil sampel warna yang berdekatan. Hampir sama dengan Magnetic Lasoo tool, namun Magic Wand tool lebih simple dan efisien.
1. Aktifkan Magic Wand tool
2. Aturlah tingkat tolerance warna pada Option bar.
3. Klik pada daerah yang dimaksud. Gunakan tombol Shift untuk menambah area seleksi.
40 E. Seleksi Path
Teknik seleksi menggunakan Pen tool sangat efektif ketika mengambil objek yang berada di antara objek lain. Untuk membuat seleksi, anda harus membuat path menggunakan Pen tool sesuai bidang yang akan diseleksi kemudian path tersebut diubah menjadi seleksi. Teknik ini sering digunakan pada desainer ketika membuat seleksi karena mudah digunakan dan hasilnya pun lebih akurat dibandingkan menggunakan alat seleksi yang sudah ada.
1. Pertama kali aktifkan Pen tool.
Gambar 5.8. Mengaktifkan pen tool pada toolbox. 2. Pada Option bar, pilihlah tipe Path bukan Shape Layers.
Gambar 5.9. Mengakstifkan opsi untuk membuat path.
3. Klik pada objek yang dimaksud, kemudian klik di tempat lain, selanjutnya klik di tempat lain lagi sampai seluruh objek yang akan diseleksi berada di dalam path. Perlu diingat bahwa bentuk path harus tertutup.
Gambar 5.10. Membuat path pada titik-titik disekitar area image yang akan diseleksi.
41 4. Bentuk path tersebut masih kurang akurat. Untuk membuat path lengkung,
aktifkan Convert Point tool.
Gambar 5.11. Mengaktifkan convert point tool.
5. Klik salah satu titik path, kemudian seret (drag) mouse agar bentuk path menjadi lengkung. Lakukan hal sama di tempat lain sehingga bentuk path benar-benar sesuai dengan bidang objek yang akan diseleksi.
Gambar 5.12. Path yang telah dibuat menjadi garis lengkung menyesuaikan image yang diseleksi.
6. Langkah selanjutnya adalah mengubah path tersebut menjadi seleksi. Pertama kali tampilkan palette Path, jika belum muncul, pilih menu Window Path. Secara default, ketika anda mengaktifkan palette Layers, maka secara otomatis palette Channels dan Path akan muncul karena ketiga palette tersebut dalam satu kelompok.
Gambar 4.13. Layer work path pada palettete path. 7. Klik icon Load path to selection , di bagian bawah palette Path.
42
Daftar Bacaan Tambahan
MADCOMS. 2006. Seri Panduan Lengkap: Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
MADCOMS. 2010. Manipulasi dan Memperbaiki Foto Digital dengan Adobe Photoshop, Andi Publisher, Yogyakarta
Puguh Raharjo. 2004. Step by Step Digital Coloring, Nexx Media Inc., Jakarta
Rachmad Saleh. 2009. Pengenalan Adobe Photoshop CS2, Andi Publisher, Yogyakarta
Soal
Buatlah kolase dengan melakukan seleksi dari dua objek gambar yang berbeda! Buatlah logo dengan menggunakan fasilitas path!
43 BAB VI
TRANSFORMASI DAN RETOUCHING IMAGE
A. Cropping
Cropping adalah salah satu teknik editing yang dapat memperbaiki gambar anda. Cropping membantu menampilkan fitur paling penting pada gambar anda dan memfokuskan pada perhatian penikmat pada fitur-fitur tersebut. Cropping juga dapat membuat gambar anda pada ukuran foto standar. Ada beberapa cara untuk cropping image di dalam Adobe Photoshop :
Cropping Dengan Crop Tool
Crop Tool dapat membuat seleksi yang tepat pada gambar yang ingin anda edit. Untuk cropping dengan Crop Tool, langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Bukalah gambar yang akan dilakukan Cropping menggunakan perintah File
Open.
2. Aktifkan Crop Tool pada toolbox.
3. Klik pada gambar anda sekali dan drag mouse hingga muncul sebuah cropping border.
Gambar 6.1. Cropping Border yang muncul pada image.
4. Resize ukuran border dengan menggeser kotak-kotak pada sisi dan pojok border hingga didapat ukuran yang anda inginkan. Perhatikan juga bahwa anda dapat memutar cropping border. Gerakkan mouse ke arah luar border, anda akan melihat pointer mouse berubah menjadi double headed arrow. Drag ke arah putaran yang anda inginkan.
44 Gambar 6.2. Cropping Border yang telah diputar.
5. Setelah ukuran border telah sesuai yang diinginkan, tekan Enter. Cropping Dengan Ukuran Tertentu
Jika anda ingin mencetak foto digital atau gambar anda pada ukuran standar kertas foto, anda harus melakukan crop pada gambar dengan ukuran yang ditentukan, seperti 8x10 inchi. Untuk cropping dengan ukuran tertentu lakukan langkah-langkah berikut :
1. Bukalah gambar yang akan dilakukan Cropping menggunakan perintah File Open.
2. Aktifkan Crop Tool pada toolbox.
3. Pada option bar, tentukan nilai untuk lebar (Widht) dan tinggi (Height).
Gambar 6.3.Option Bar Crop Tool.
4. Klik pada gambar dan drag untuk membuat cropping border. Perhatikan bahwa ukuran border selalu constrain pada perbandingan lebar dan tinggi yang sama.
45 5. Setelah ukuran border telah sesuai yang diinginkan, tekan Enter
Cropping Dengan Marquee Tool
Jika anda ingin membuat crop yang simpel dan cepat, gunakan Marquee Tool dan perintah pada menu. Untuk Cropping dengan Marquee Tool dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Bukalah gambar yang akan dilakukan Cropping menggunakan perintah File Open.
2. Aktifkan Rectangular Marquee Tool pada toolbox.
3. Buat area seleksi dengan Marquee Tool pada gambar yang ingin di crop.
Gambar 6.5. Area seleksi yang dibuat dengan Rectangular Marquee Tool. 4. Jalankan perintah Image Crop.
B. Resizing
Resizing dalam Photoshop dapat membantu anda dalam mencetak gambar dengan ukuran foto standar, menjaga kualitas foto yang tetap tinggi dan memperbesar gambar ukuran kecil ke ukuran poster.
Resizing Dengan Ukuran Tertentu
Untuk resize ke ukuran preset, lakukan langkah-langkah berikut : 1. Buat File New (Ctrl + N).
2. Pada dialog box, klik pada preset dropdown menu. Anda akan melihat beberapa ukuran preset seperti 2x3, 4x6 dan 5x7 dengan resolusi yang ditetapkan sebesar 300 dpi.