• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPJMN RTRW Propinsi RPJM Propinsi RTRW Kab.Kota RPJM Kab.Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPJMN RTRW Propinsi RPJM Propinsi RTRW Kab.Kota RPJM Kab.Kota"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 1-1

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan ditujukan untuk meningkatkan tarap hidup masyarakat secara lebih baik. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada pada masing-masing daerah. Namun dalam pelaksanaannya, seringkali menemui berbagai kendala yang tidaklah kecil, misalnya keterbatasan infrastruktur, sehingga terjadi disparitas perkembangan yang sangat tajam. Dalam kaitannya dengan upaya mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik, pelaksanaan pembangunan harus diselenggarakan secara terencana, agar berbagai kegiatan yang dilakukan dapat diselengarakan secara lebih baik, efisien dan efektif dalam mewujudkan tujuan pembangunan, sehingga peran infrastruktur sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi serta upaya peningkatan daya saing dapat diwujudkan. Lebih dari itu, melalui pembangunan infrastruktur yang tepat, maka diharapkan dapat membantu mengurangi masalah kemiskinan, mengatasi disparitas perkembangan antar wilayah, memperkuat ketahanan pangan, dan mengurangi arus urbanisasi dari perdesaan ke perkotaan. Karenanya pembangunan infrastruktur berperan sebagai stimulan dalam mendukung perkembangan wilayah yang signifikan. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur perlu direncanakan dengan matang sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan suatu wilayah, yang pada gilirannya akan menjadi modal penting dalam mewujudkan berbagai tujuan dan sasaran pembangunan, termasuk pencapaian sasaran-sasaran Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 mendatang. Oleh karenanya, pembangunan infrastruktur bukan hanya harus benar-benar dirancang dan diimplementasikan secara sistematis, tetapi juga harus berkualitas supaya mampu menciptakan dan membuka peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi (economic gains), menghadirkan keuntungan sosial (social benefits), meningkatkan layanan publik (public services), serta meningkatan partisipasi politik (political participation) di segenap lapisan masyarakat. Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman juga harus selaras dan bersinergi dengan sektor-sektor lainnya sehingga mampu mendukung pengembangan wilayah dan permukiman dalam rangka perwujudan dan pemantapan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

(2)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 1-2 Sesuai PP No. 38 Tahun 2007 bahwa penyediaan prasarana dan sarana dasar bidang keciptakaryaan untuk pelayanan publik adalah bersifat wajib dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan wewenang pemerintah daerah, sedangkan pemerintah pusat yang dalam hal ini Ditjen Cipta Karya berperan sebagai regulator (pengaturan, pembinaan, pengawasan dan memberikan stimulus) kepada pemda dalam rangka meningkatkan kinerja dan tingkat pelayanan publik khususnya di bidang Cipta Karya.

Adapun kedudukan RPIJM dalam sistem penyelenggaraan pembangunan dapat diperlihatkan seperti pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1

Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan

Kebijakan Spasial Kebijakan Sektoral/Program

RTRWN RPJMN

RTRW Propinsi RPJM Propinsi

RTRW Kab./Kota RPJM Kab./Kota

Kebijakan Spasial Kebijakan Sektoral/Program

Nasional

Provinsi

Kab./Kota

RTRWN

RTRWP

RTRW Kab./Kota

RPJMN

RPJM Provinsi

RPJM Kab./Kota

Masterplan Rencana Induk Sistem

(RIS)

Strategi Pengembangan Kab./Kota

Strategi Pembangunan Per Kawasan

Strategi Pembangunan Sektoral

Rencana Progra Investasi Infrastruktur

(3)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 1-3

1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya bertujuan untuk mewujudkan lingkungan perumahan dan permukiman yang yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah secara efektif dan efisien. Tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk penyusunan program kebutuhan infrastruktur yang selaras dengan isu-isu strategis di wilayah Kabupaten Kaur, yang secara substansial meliputi:

1. Untuk menetapkan arah kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur kecipta karyaan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan (2014- 2018) sesuai dengan kondisi, potensi, dan dinamika sosial politik yang ada, serta masalah yang dihadapi oleh masyarakat;

2. Untuk memformulasikan tujuan, sasaran, program-program pembangunan yang menjadi prioritas pembangunan Kabupaten Kaur dalam rentang waktu lima tahun, baik yang dibiayai APBD Provinsi, APBD Kabupaten, maupun yang dibiayai APBN, Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) serta investasi swasta (dunia usaha);

3. Untuk mendapatkan sinkronisasi program antara pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah daerah dalam rangka sinergitas dalam pelaksanaannya.

4. Sebagai instrumen penyelenggaraan pembangunan bagi pemangku kepentingan, terutama pihak eksekutif dan legislatif dalam melaksanakan tugas pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.

1.2.2 Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penyusunan RPIJM Kabupaten Kaur ini adalah sebagai berikut :

1 Tersedianya dokumen daerah yang menjadi rujukan baik daerah ataupun pusat dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya;

2 Terpenuhinya kebutuhan informasi tentang kegiatan infrastruktur pembangunan yang diperlukan, agar dalam pelaksanaannya dapat saling bersinergis.

(4)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 1-4

1.3 Ruang Lingkup

Secara substansial, yang menjadi lingkup kajian PIJM Bidang Cipta Karya terdiri dari : 1 Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya

Konsep Perencanan dan Pelaksanaan Program Ditjen Cipta Karya Amanat Pembangunan Nasional

Peraturan Perundangan Pembangunan Bidang Cipta Karya Amanat Internasional

Prioritas Program Bidang Cipta Karya

2. Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPIJM RTRW Nasional

RTRW Kawasan Strategis Nasional RTRW Pulau

RTRW Provinsi Bengkulu RTRW Kabupaten Kaur

3. Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah

Kondisi Geografi dan Administrasi Wilayah Profil Demografi

Topografi Wilayah Geohidrologi

Geologi Klimatologi

Sosial dan Ekonomi

4. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten

Arahan Kawasan Strategis Kabupaten Dalam RTRW Kabupaten

Arahan Rencana Pengembangan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Arahan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah Kabupaten

Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten (RISPK) Kabupaten Arahan Strategi Sanitasi Kota Kabupaten

Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kabupaten

Arahan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP)

(5)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 1-5 5. Aspek Teknis Persektor

Pengembangan Permukiman

Penataan Bangunan dan Lingkungan Sistem Penyediaan Air Minum Penyehatan Lingkungan Permukiman 6. Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Entitas Regional Entitas Kabupaten Entitas Kawasan

Entitas Lingkungan/Komunitas 7. Aspek Lingkungan dan Sosial

Aspek Lingkungan Aspek Sosial 1. Aspek Pembiayaan

Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Profil Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Seluma Provil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya 9. Aspek Kelembagaan

Arah Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya Kondisi Kelembagaan Saat ini

Analisis Kelembagaan

Analisis Pengembangan Kelembagaan 10. Matriks Rencana Program

1.4 Landasan Hukum

Dalam penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah ini, terdapat beberapa ketentuan normatif yang dipedomani antara lain adalah:

1. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

2. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; 3. Undang-undang No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

(6)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 1-6 5. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;

6. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;

7. Undang-undang No. 25 tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

8. Undang-undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;

9. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Daerah;

10. Undang-undang No. 1 Tahun 2001 Tentang Perumahan dan Permukiman; 11. Undang-undang No 16 Tentang Rumah Susun;

12. Undang-Undang No 28/2002 tentang Bangunan Gedung;

13. Permen PU 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan terpadu;

14. Permen PU 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum;

15. Permen PU/21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan;

16. Permendagri No. 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; 17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 23/PRT/M/2010 Tentang Perubahan Peraturan

Menteri No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2009 – 2014;

18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran di Perkotaan;

19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;

20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

21. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan (revisi dari Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan);

22. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;

23. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 34 /PERMEN/M/2006 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan;

24. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002;

25. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

(7)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 1-7

1.5 Sistematika Laporan

Sistematika penulisan Laporan Akhir ini disajikan sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan

Bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang pentingnya dilakukan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya bagi kabupaten/kota. Pada bagian ini juga akan dijelaskan tentang; maksud, tujuan dan sasaran, serta ruang lingkup kegiatan.

Bab 2 Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya

Bagian kedua ini menyajikan tentang Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya, dimaksudkan untuk melihat kedudukan infrastruktur dalam kaitannya dengan upaya pengembangan wilayah. Hal ini diperlukan dalam kaitannya dengan tugas pokok dan fungsi Direktoran Jenderal Cipta Karya. Pada bagian ini disajikan pula beberapa Agenda Pembangunan Nasional yang menjadi fokus penyelenggaraan kegiatan yang bersifat strategis.

Bab 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan Spasial RPIJM

Mengingat pembangunan infrastruktur tidaklah berdirisendiri, akan tetapi diperlukan dalamrangka mendukung upaya pengembangan wilayah. Upaya pengembangan wilayah yang dimaksud telah dirumuskan dalam Rencana Tata Ruang (RTRW), karena itu RTRW harus menjadi rujukan dalam hal jenis dan lokasi penyediaan infrastruktur yang diperlukan.

Bab 4 Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah

Bagian ini disajikan tentang profil wilayah dan Kebijakan Pemerintah Daerah. Penyajian ini dimaksudkan untuk memahami gambaran secara umum tentang kondisi wilayah. Sedangkan aspek kebijakan dimaksudkan untuk melihat arah pengembangan wilayah dimasa yang akan datang.

Bab 5 Keterpaduan dan Strategi Pengembangan Kabupaten Kaur

(8)

Pemerintah Kabupaten Kaur Tahun Anggaran 2013 1-8 Bab 6 Aspek Teknis Persektor

Pada bagian Aspek Teknis ini, akan dijelaskan tentang kondisi, isu strategis serta analisis kebutuhan pengembangan masing-masing sektor Bidang Cipta Karya yang perlu dikembangkan di wilayah Kabupaten Kaur. Sektor-sektor tersebut meliputi; Pengembangan Permukiman, Penyehatan Lingkungan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan serta penyediaan air minum.

Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Keterpaduan program berdasarkan entitas merupakan penyediaan infrastruktur dalam konteks teritorial, yang dalam hal ini berupa; Regional, Kabupaten, Kawasan serta Lingkungan/Komunitas. Pembahasan ini diperlukan dalam rangka melihat kebutuhan infrastruktur dalam perfektif ruang wilayah dalam kaitannya dengan kewenagnan pemerintahan menurut tingkatannya.

Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial

Pelaksanaan pembangunan akan berimplikasi cukup luas, karena itu perlu diantisipasi. Dalam konteks penyediaan infrastruktur, implikasi yang perlu dicermati berkenaan dengan aspek sosial dan lingkungan.

Bab 9 Aspek Pembiayaan

Penyajian tentang aspek pembiayaan ini perlu dilakukan karena merupakan komponen penting dalam pelaksanaan pembangunan. Sebagai komponen penting, emampuan pembiayaan suatu daerah akan menjadi pertimbangan dalam merumuskan kebutuhan program. Aspek pembiayaan yang disajikan berkenaan dengan tingkat pendapatan daerah.

Bab 10 Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan disajikan dalamrangka melihat kemampuan daerah dalam menyelenggarakan kegiatan. Meningat peranan infrastruktur Bidang Cipta Karya merupakan komponen kegiatan yang diperlukan dalam upaya pengembangan wilayah, maka akan ada banyak pihak yang terlibat dan terkait. Karena itu perlu dikaji agar, sebagai pelaksana harus mampu menyelenggarakan kegiatan.

Bab 11 Matrik Rencana Program Investasi

Gambar

Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan dan pengendalian yang matang didukung oleh informasi yang handal dan terpercaya, maka pihak bank akan mampu untuk melakukan strategi 5C dan pengambilan keputusan

Dengan instrumen kuesioner, diperoleh informasi upaya yang dilakukan oleh MGMP Bahasa Inggris SMA Sumatera Barat untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional dan

Mengingat subyek adalah orang dengan gangguan Depresi yang memang agak sulit untuk ditemukan dalam populasi normal, maka peneliti mencari subjek melalui kerabat-kerabat peneliti

Penyajian sama dengan PSAK 2004, kecuali tidak ada lagi: (1) asset keuangan; (2) property investasi yang diukur dengan nilai wajar; (3) asset bilogik yang

Hasil pengujian menunjukkan bahwa rasio Return On Equity (ROE), ,Book Value (BV), Price Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS) Berpengaruh signifikan terhadap

Diabetes melitus juga berkaitan dengan proliferasi sel otot polos dalam pembuluh darah arteri koroner ( sintesis kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid), peningkatan

Strategi pelaksanaan yang dilakukan oleh guru bidang studi yaitu dengan mendatangi rumah siswa yang tidak masuk sekolah, sehingga guru bimbingan dan konseling tahu akan masalah

Hasil penelitian menggunakan analisis Multivariat denga regresi Logistik berganda menunjukkan bahwa disiplin kerja adalah variable yang paling berpengaruh terhadap kinerja