• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1.1. Kondisi Umum - DOCRPIJM 64cfe8b5c4 BAB VIBab 6 Aspek teknis per sektor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6.1.1. Kondisi Umum - DOCRPIJM 64cfe8b5c4 BAB VIBab 6 Aspek teknis per sektor"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Bab VI - 125 BAB VI

KELAYAKAN ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

Pada tahapan ini penyusunan dokumen RPI2-JM mengacu pada sektor secara top down, yaitu

mengikuti arahan dari pusat baik berupa output maupun sub out put kegiatan pada masing- masing

sektor. Adapun kelayakan aspek teknis tersebut :

6.1. RENCANA INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

6.1.1. Kondisi Umum

Penyebaran kawasan permukiman di Kota Palu terkonsentrasi di pusat-pusat kota

dikarenakan ketersediaan infrastruktur penunjang, sehingga kawasan – kawanan

permukiman di perkotaan menjadi kumuh

Sektor Pengembangan permukiman berusaha menyediakan infrastruktur penunjang

guna mendukung aktifitas masyarakat di kawasan permukiman

6.1.2. Isu Strategis, Permasalahan, dan Tantangan

Kawasan strategis Kota Palu memiliki maksud untuk memilahkan wilayah kota atas

beberapa bagian yang mempunyai karateristik pengembangan tertentu, sehingga

mempermudah penerapan dan pengendaliannya di lapangan serta memperjelas hirarki

dalam pemenuhan fasilitas.

6.1.2.1. Isu Strategis

Ibu kota dari Kota Palu terletak di kecamatan Palu Timur yang mana semua

pelayanan Masyarakat dan perdagangan berada di ibukota kabupaten dalam

hal ini sangat mempenagruhi laju pertumbuhan di ibu kota kabupaten yang

menimbulkan berbagi dampak sosial masyarakat

Guna pengaturan/ penataan kawasan–kawasan permukiman yang

berkembang saat ini sektor bangkim telah membantu dalam penyusunan

(2)

Bab VI - 126

6.1.2.2. Permasalahan dan Tantangan

Berdasarkan kondisi Exiting sektor pengembangan permukiman

permasalahan dan tantangan yang di hadapi adalah masih luasnya kawasan

kumuh sebagai permukiman tidak layak huni di perkotaan sehingga dapat

menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, masih terbatasnya pelayanan

infrastruktur sarana dan prasarana dasar bagi masyarakat sehingga

menyebabkan tersendatnya arus perputaran ekonomi, keterbatan pemahanan

masyarakat terhadap kebijakan / peraturan pembangunan kawasan sangat

terkendala dalam hal pembebasan lahan. Untuk kawasan Perdesaan

permukiman masyarakat letaknya sangat berjauhan terutama di daerah

pegunungan sehingga mempersulit akses ke desa tersebut, untuk itu

pemerintah Kota Palu melalui semua jajaran ke pemerintahannya berusaha

untuk memenuhi sarana dan prasarana di daerah perdesaan dengan membuka

akses ke kantong-kantong produksi/ sentra ekonomi di kawasan perdesaan

6.1.3. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Sektor Bangkim

Kondisi eksisting secara keseluruhan terangkum dalam dokumen kegiatan yang

dilaksanakan oleh masing-masing dinas yang menangani, secara umum dibagi dalam 2

output kegiatan yaitu perkotaan dan perdesaan. Kondisi eksisting perkotaan secara

rinci termuat dalam dokumen SPPIP.

6.1.4. Pembinaan Pengembangan Permukiman

6.1.4.1. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman

(SPPIP)

Penyusunan SPPIP Kota Palu dilaksanakan oleh sector bangkim dalam

pelaksanaannya melibatkan SATGAS yang dibentuk oleh pemda Kota Palu.

Kawasan yang termuat dalam dokumen SPPIP adalah penataan kawasan

(3)

Bab VI - 127

6.1.4.2. Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

Penyusunan RPKPP Kota Palu dilaksanakan oleh sector bangkim dalam

pelaksanaannya melibatkan SATGAS yang dibentuk oleh pemda Kota Palu.

Kegiatan yang termuat RPKPP adalah penataan kawasan kumuh yang ada

dalam kota

6.1.5. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan

6.1.5.1. Kawasan Permukiman Kumuh

Fokus utama pemenuhan infrastruktur di kawasan kumuh di Kota Palu adalah

jalan lingkungan dan kebutuhan akan sanitasi lingkungan. Sejalan dengan

penataan kawasan yang tertuang dalam RTRW Kota Palu kawasan tersebut

merupakan kawasan padat penduduk dan kawasan perdagangan.

Tabel 6.1 Data Kawasan Kumuh

No Lokasi /

Kwsn Kumuh Luas

Jumlah Penduduk

Terlayani Air Minum ( % )

Terlayani Sanitasi ( % )

Luas Genangan

Kec Palu Barat 8 Ha 53.500 Jiwa 100% 100% 1 Ha

Kec Palu Timur 6 Ha 15.000 Jiwa 100% 100% 1,5 Ha

Kec Palu Utara 8 Ha 12.500 Jiwa 100% 100% 1,2 Ha

6.1.5.2. Permukiman RSH yang Meningkat Kualitasnya

Seiring laju pertumbuhan penduduk berimbas akan kebutuhan pemenuhan

hunian yang layak, pemerintah Kota Palu bekerja sama dengan pengusaha

dalam hal pengembangan perumahan rakyat telah membangun beberapa

kawasan perumahan RSH, namun tidak semua kebutuhan infrastruktur dapat

terpenuhi di kawasan RSH oleh pihak pengembang. Untuk itu fasilitas umum

(4)

Bab VI - 128 Tabel 6.2 Kawasan RSH

No Nama RSH Lokasi Jumlah

Penghuni Sarana CK Kondisi Keterangan

1

Drainase Rusak

Sedang

Drainase Rusak

Sedang

Kec Palu Utara

Kel Mamboro

Kel Kayumalue 1.500 KK

Drainase Rusak

Sedang

Drainase Rusak

Sedang

6.1.5.3. Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya

Guna pemenuhan perumahan yang murah namun layak serta pemanfaatan

lahan dan ruang yang terbatas terutama di kota Palu Pemerintah Telah

membangun rusunawa, dilokasi Kec Palu Barat 2 Twin Blok

6.1.6. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan

6.1.6.1. Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya

Wilayah Kota Palu secara umum bukan wilayah Produsen pertanian &

Perikanan namun ada berapa wilayah yang merupanan sentra pertanian

walaupun luas kawasannya tidah seberapa. Hanya merupakan pusat

pengembangan pertanian di wilayah sulawesi tengah. Dengan produk

unggulan bawang . sedang untuk kawasan perikanan hanya beberapa wilayah

(5)

Bab VI - 129 pemenuhan infrastruktur sarana dan prasarana pendukung adalah dinas

pertanian&peternakan dan Kelauatan melalui program-program kerjanya

terkait kegiatan diatas bidang cipta karya dalam pembangunan infrastruktur

Tabel 6.3 Kawasan Agropolitan/Minapolitan

No Nama Kawasan Lokasi PSD yang di

Perlukan

Kecamatan Desa

1 Agropolitan &

Minapolitan Tawaeli

1.Ds Lambara Jalan Lingkungan 2.Ds Panau Jalan Lingkungan 3.Ds Pantoloan Jalan Lingkungan 4. Ds Baiya Jalan Lingkungan 5. Ds Pantoloan

Boya

Jalan Lingkungan

6.1.6.2. Kawasan Permukiman Rawan Bencana

Kota Palu sebagian besar merupakan dataran tinggi pegunungan yang rawan

bencana tanah longsor dan sebagian permukiman berada kawasan pesisir,

berdasarkan data dari badan penanggulangan bencana daerah

mengidentifikasi daerah-daerah permukiman yang rawan bencana.

Tabel 6.4 Daerah Rawan Bencana)

No Desa/Kel Jumlah Penduduk

Identifikasi Bencana

Ket Jenis Penanganan

1 Lambara 3.460 Jiwa Banjir Laut Pengaman Pantai

2 Panau 2.675 Jiwa Banjir Laut Pengaman Pantai

3 Pantoloan 3.876 Jiwa Banjir Pem. Drainase

4 Kelurahan baru

(6)

Bab VI - 130

6.2. RENCANA INVESTASI SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

6.2.1. Kondisi Umum

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan

sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk

mewujudkan lingkungan binaan, baik perkotaan maupun di perdesaan, khususnya

wujud fisik bangunan gedung dan lingkungan.

Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan

lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah:

1. Memberdayakan masyarakat dalam penyelengaraan bangunan gedung yang tertib,

layak huni, berjati diri, serasi, dan selaras.

2. Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalm penataan lingkungan yang

produktif dan berkelanjutan.

6.2.2. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan

6.2.2.1. Isu Strategis

Untuk merumuskan isu strategis sektor PBL dapat melihat agenda yang telah

ditetapkan oleh pemerintah sebagai agenda nasional yang salah satunya Kota

Palu ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional sehingga penataan

kawasan akan lebih terarah. Isu dalam hal penataan kawasan di Kota Palu

antara lain :

1) Kawasan Yang Belum Tertata

2) Minimnya infrastruktur kawasan yang tersedia

3) Kurangnya Ruang terbuka Publik

4) Tingginya angka kebakaran

5) Belum tertanganinya kawasan/bangunan tradisional yang berpotensi

kawasan swasta.

6.2.2.2. Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dan Tantangan yang terkait sektor PBL di Kota Palu pada

umumnya adalah lahan, yang mana status kepemilikan lahan terutama dalam

(7)

Bab VI - 131 sering terjadi kendala dan memerlukan waktu di tambah masih minimnya

pengertian masyarakat akan pentingnya penataan kawasan. Untuk itu

pemerintah Kota Palu melalui instansi pemerintah dalam hal ini badan

pertanahan telah melakukan identifikasi tentang status kepemilikan lahan dan

telah mengeluarkan perda yang terkait dengan lahan dan pengunannya.

Kurang ditegakkannya aturan tata bangunan dan keandalan pada bangunan

gedung termasuk pada daerah-daerah permukiman padat perkotaan. Bantaran

sungai dan pesisir pantai. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan

gedung di daerah, serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perisinan.

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap nilai keandalan dan keserasian

dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Untuk itu pemerintah Kota Palu

telah mengeluarkan perda bangunan gedung No. 15 tahun 2011 yang

bertujuan menata dan mengatur pemanfatan lahan.

6.2.3. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Sektor PBL

Pencapaian sector PBL di Kota Palu adalah dengan adanya desa yang telah mendapat

fasilitas berupa peningkatan kualitas infrastruktur permukiman melalui

program-program pemerintah.

Kondisi eksisting kawasan yang termuat dalam RTRW Kota Palu belum semuanya

tertangani karena adanya keterbatasan biaya dan kurangnya koordinasi antara dinas –

dinas yang terkait.

6.2.4. Bangunan Gedung dan Fasilitasnya

6.2.4.1. Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan

Bangunan gedung pemerintahan yang ada di Kota Palu sebagian besar

merupakan bangunan lama, yang mana aksesibilitas bangunan maupun

lingkungan belum memenuhi standar pelayanan, sehingga banyak masyarakat

terutama penyandang cacat kesulitan dalam pelayanan.

Tabel 6.5 Gedung Pemerintahan aksebilitas Publik

(8)

Bab VI - 132 Gedung Lingkungan

1 Kantor Gubernur Jln Sam

2 Kantor Walikota Jln walikota Barat

6.2.4.2. Rehabilitasi Bangunan Bersejarah

Guna pelestarian peninggalan bersejarah di Kota Palu yang memiliki

beberapa peninggalan gedung/benda bersejarah, bangunan bersejarah yang

ada di Kota Palu umumnya berupa rumah adat serta situs – situs purbakala.

Tabel 6.6 Bangunan Bersejarah

No Nama Bangunan Lokasi

1

Musium

Kel Bayoge

2

Makam Dato Karama

Kampung Lere

3

Rumah Sauraja

Kampung Lere

4

Gedung Juang

Kel Birobuli Selatan

5

Masjid Tua Kwsn religi Alhaerat

Kel Kamonji

6.2.5. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman

6.2.5.1. Revitalisasi Kawasan

Sesuai dengan pembagian kawasan yang tertuang dalam RTRW tentang

(9)

Bab VI - 133 Tabel 6.7 Penataan dan Pemanfaatan lahan)

No Nama Kawasan Lokasi

1

Kwsn Industri

Kec. Tawaeli

2

Kwsn Wisata Religi

Kec. Palu Barat

3

Kwsn Perkotaan

Kec

palu

Barat,Timur,

Selatan& Kec Mantikolure

4

Pemngembangan Permukiman

Kec Tatanga, Kec Ulujadi

6.2.5.2. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Dalam penataan Kota Palu perlu memperhatikan pemanfaatan ruang terbuka

hijau

Tabel 6.8 Kawasan Ruang Terbuka Hijau/Taman Kota

No Nama Lokasi Luas Ket

1 RTH. Teluk Palu Kec palu Timur

5 Ha Tahap 3

2 Lapangan. Vatulemo Kec Palu Timur

1,2 Ha Taman Kota

3 Lapangan GOR Kec. Palu

Timur

0,8 Ha Taman GOR

4 Taman Kota Kec. Palu

Timur

0,4 Ha Hutan Kota

6.2.5.3. Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Masyarakat Kota Palu terdiri dari beberapa suku bangsa baik yang pendatang

maupun penduduk asli. Penduduk asli Kota Palu ada beberapa suku.

Tabel 6.9 Lingkungan Permukiman Tradisional

No Suku Jumlah Penduduk Lokasi Keterangan

(10)

Bab VI - 134

6.2.5.4. Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Kepadatan permukiman terutama di daerah perkotaan sangat rawan akan

terjadinya kebakaran. Untuk itu identifikasi terhadap daerah rawan kebakaran

sangat diperlukan sehingga kita bisa meminimalisasi bencana kebakaran dan

penanganan terhadap kebakaran yang terjadi.

Tabel 6.10 Identifikasi Daerah Rawan Kebakaran

No Kawasan/

Pemukiman Luas

Jumlah penduduk

Jumlah

Rumah Rencana Sistem PK 1 Kampung Baru 3Ha 4.587 Jiwa 1.230 Unit Pos Pemadam Kebakaran

2 Semua Kwsn RSH - - - -

Tabel 6.11 Sarana dan Prasarana Proteksi Kebakaran

NO Sarana & Prasarana Jumlah Kondisi Ket

1 Mobil Pemadam 5 Unit Baik

2 Pos Jaga 4 Unit Baik Di 4 Kecamatan

3 Personil 40 Org Baik

6.3. RENCANA INVESTASI SEKTOR PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

6.3.1. Kondisi Umum

Kondisi sector PLP yang menangani kegiatan pengelolaan air limbah, drainase, dan

persampahan secara umum di Kota Palu belum maksimal karena penanganan kegiatan

ini dilaksanakan secara per spot kegiatandan kesadaran masyarakat akan system

sanitasi perkotaan masih kurang peduli.

6.3.2. Isu Strategis, Pemasalahan dan Tantangan

6.3.2.1. Isu Strategis

Pemenuhan akan sarana sanitasi, penanganan air limbah, persampahan dan

jaringan drainase sesuai dengan standar kesehatan lingkungan di kawasan

permukiman dan kawasan publik.

6.3.3. Permasalahan dan Tantangan

(11)

Bab VI - 135 terkendala beberapa aspek antara lain :

1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan sanitasi masih

kurang

2. Masih banyak masyarakat yang BAB dan membuang sampah di sungai

terutama di daerah perdesaan.

3. Kesulitan mendapatkan lahan yang akan digunakan pembangunan IPLT

dan TPA

4. Kurangnya sarana angkutan pengolahan limbah dan sampah.

6.4. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Sektor PLP

6.4.1. Infrastruktur Air Limbah

Penanganan infrastruktur air limbah di Kota Palu masih belum maksimal dikarenakan

permasalahan yang telah diurai diatas, mengingat sangat penting dan perlunga akan

penangan limbah terutama limbah permukiman dan industri yang mempunyai dampak

langsung akan pencemaran lingkungan untuk itu pemerintah Kota Palu melalui dinas

menangani limbah dengan cara sosialisasi dan penyediaan sarana penanganan limbah.

Tabel 6.12 Kondisi Penanganan Air Limbah di Kabupaten

Sarana &

Prasarana Jumlah Kapasitas

Sistem

Pengolahan

Lembaga

Pengolahan

Keterangan

Kondisi

Truk Tinja 6 Unit 500Ltr Unit

Pengelola air

Limbah

Baik

IPLT 1 Unit Baik

IPAL 2 Unit Rumah Sakit Baik

6.4.1.1. Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kota

Kota Palu belum mempunyai IPLT, penanganan air limbah masih bersifat

komunal, karena masih terkendala dalam penyiapan lahan, namun pemerintah

telah berupaya dalam penyediaan sarana penanganan limbah dengan

(12)

Bab VI - 136 Tabel 6.13 Data Sanitasi Air Limbah Offsite

No Lokasi Sistem Dibangun

Thn

Cakupan

Layanan Kondisi MCK ++ IPLT

1 Kel Pantoloan √ 2009 100 KK Baik

2 Kel Poboya √ 2010 120 KK Baik

3 Kel Tipo √ 2010 100 KK Baik

6.4.1.2. Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Setempat dan Sistem Komunal

Pada umumnya masyarakat di kawasan peerkotaan telah memiliki MCK,

namun MCK yang berada di kawasan umum tidak terawat dikarenakan belum

adanya petugas pengelola, untuk kawasan perdesaan belum semuanya

memiliki masyrakat masih banyak yang BAB di sungai.

6.4.2. Infrastruktur Drainase Perkotaan

Dalam usaha penanggulangan bahaya banjir dan menghilangkan area/kawasan

genangan setelah hujan, pemerintah kabupaten melalui dinas pekerjaan umum telah

membangun/membuat drainase dengan segala dimensi di kawasan permukiman

maupun kawasan-kawasan rawan banjir.

Tabel 6.14 Daerah Genangan

No Lokasi/ Daerah/Kawasan Luas Genangan

1 Kel Ujuna 1400 M2

2 Kampung Lere 1500 M2

3 Maesa 3550 M2

4 Tondo 1270 M2

6.4.3. Infrastruktur Persampahan

Sampah merupakan momok bagi semua daerah baik daerah maju maupun

berkembang begitu juga di Kota Palu persoalan sampah sampai sekarang belum bisa

(13)

Bab VI - 137 Tabel 6.15 Kondisi Eksisting Penanganan Persampahan

No Sistem Pengelolaan

Sarana &

Prasarana Kapasitas Jumlah Lokasi Kondisi Ket

1 Pewadahan Bin/Tong sampah

Semua

Kwsn

Baik

2 Pengumpulan

Gerobak sampah 1M3 25 Unit Di

3 Penampungan Sementara

Sanitary Landfill -

6.4.3.1. Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Pembangunan TPA Kota Palu masih dalam tahap perencanaan.

Tabel 6.16 Operasional Pelayanan Persampahan TPA

No Uraian Volume Ket

1 Cakupan Layanan Kota Palu

2 Perkiraan Timbulan Sampah ±1.200 M3

3 Sampah yg terangkut

- Permukiman ±470 M3/Hr

(14)

Bab VI - 138

- Total ±1.000 M3/Hr

4 Kapasitas Pelayanan TPA ±2.530 M3

Tabel 6.17 Operasional TPA

No Sistem

6.4.4. Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu (3R)

Untuk mengurangi timbulan sampah di kawasan permukiman, pemerintah

membangun sarana pengolahan sampah dengan skala kawasan yang dibangun di

beberapa titik kawasan.

Tabel 6. 18 Operasional TPS 3R

No Sistem

Pengelolaan Sarana & Prasarana

(15)

Bab VI - 139 Palupi,Poboya 1.Mesin Pengolah

2.Bak pernampung 3.Motor Pengumpul Sarana lain

Jalan Masuk Baik

Kantor -

Pos Jaga 1 Unit

Bengkel -

Jembatan Timbang -

6.5. Rencana Investasi Sektor Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

6.5.1. Kondisi Umum

Pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi,

mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan atau mengevaluasi system

fisik teknik dan non teknik penyediaan air minum.

Kondisi secara umum penanganan penyediaan air minum di Kota Palu belum semua

terlayani dikarenakan faktor daerah layanan yang tersebar dan tidak terhubung satu

daerah dengan daerah lainnya sehingga dalam pelaksanaan kegiatan terputus satu

daerah layanan. Tidak semua daerah layanan memiliki sumber air yang mencukupi

sehingga biaya pelaksanaan menjadi sangat mahal.

6.5.2. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan

6.5.2.1. Isu Strategis

Isu strategis dalam pengembangan SPAM termuat dalam RPJMD Kota Palu

yaitu ;

1. Pemenuhan akan air bersih bagi semua masyarakat

2. Pemenuhan akan Air Bersih yang murah dan aman

3. Pemenuhan air baku untuk air minum

4. Penyelenggaran pengembangan air minum sesuai dengan kaidah teknis

(16)

Bab VI - 140

6.5.2.2. Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan dan tantanangan yang dihadapi dalam pengelolaan dan

pengembangan SPAM di Kota Palu antara lain;

1. Lokasi daerah yang tidak terpusat/ menyebar

2. Tidak semua daerah memiliki sumber air baku

3. Laju Pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan

4. Sumber dana daerah yang terbatas

6.5.3. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

Masih ada masyarakat yang belum mendapat pelayanan air bersih secara tersistem

terutama di daerah pedesaan, secara umum kondisi eksisting pemenuhan air bersih di

Kota Palu.

Tabel 6.19 Kondisi Pelayanan SPAM

No Kelurahan/Desa

Pelayanan SPAM ( % )

Keterangan PDAM Perpipaan

Non PDAM

Non

Perpipaan

1 Ujuna 60 - 40 24 Jam

2 Baru 80 - 20 12 Jam

3 Siranindi 80 - 20 12 Jam

4 Kamonji 70 - 30 24 Jam

5 Balaroa 50 - 50 12 jam

6 Lere 50 - 50 24 Jam

7 Duyu 50 - 50 12 Jam

8 Pengawu 50 - 50 12 Jam

9 Palupi 90 - 10 12 Jam

10 Tavanjuka 60 - 40 12 Jam

11 Bayooge 40 - 60 12 Jam

12 Nunu 40 - 60 12 Jam

(17)

Bab VI - 141

14 Kabonena 50 - 50 24 Jam

15 Silae 50 - 50 24 Jam

16 Tipo 40 - 60 24 Jam

17 Buluri 40 - 60 24 Jam

18 Watusampu 40 - 60 24 Jam

19 Birobuli Selatan 60 - 40 12 Jam

20 Petobo 40 - 60 12 Jam

21 Birobuli Utara 60 - 40 12 Jam

22 Tatura Utara 60 - 40 12 Jam

23 Tatura Selatan 60 - 40 12 Jam

24 Besusu Barat 50 - 50 12 Jam

25 Besusu Tengah 50 - 50 12 Jam

26 Besusu Timur 50 - 50 12 Jam

27 Lolu Utara 60 - 40 12 Jam

28 Lolu Selatan 60 - 40 12 Jam

29 Talise 40 - 60 12 Jam

30 Tanamodindi 40 - 60 12 Jam

31 Lasoani 40 - 60 12 Jam

32 Kawatuna 60 - 40 12 Jam

33 Poboya 60 - 40 12 Jam

34 Tondo 80 - 20 12 Jam

35 Layana Indah 60 30 10 12 Jam

36 Mamboro 50 30 20 12 Jam

37 Taipa 40 30 30 24 Jam

38 Kayumalue Pajeko 40 30 30 24 Jam

39 Kayumalue Ngapa 40 30 30 24 Jam

40 Mamboro Barat 50 30 20 24 Jam

41 Panau 40 20 40 24 Jam

42 Lambara 40 20 40 24 Jam

(18)

Bab VI - 142

44 Pantoloan 40 20 40 24 Jam

45 Pantoloan Boya 40 20 40 24 Jam

6.5.3.1. Penyelenggara SPAM Terfasilitasi

A. PDAM yang Memperoleh Pembinaan

Pelayanan PDAM di Kota Palu masih terpusat di ibu kota kabupaten,

dikarenakan faktor kemampuan dari PDAM dalam mengelola air minum.

Tabel 6.20 Pelayanan PDAM

Nama

PDAM/UPTD Lokasi

Pelayanan

6.5.3.2. SPAM Di Kawasan MBR

Kawasan MBR di Kota Palu terpusat di ibukota kabupaten dan terutama di

kawasan pesisir pantai atau kawasan nelayan.

Tabel 6.21 Kondisi Eksisting Layanan SPAM Kawasan MBR

Kawasan/

terlayani (%) Kondisi

Ujuna PDAM &

Kapasitas air

Baku

Birobuli Selatan PDAM & 100 Mengalir 12 Jam

(19)

Bab VI - 143 Kapasitas air Baku Kapasitas air Baku Kapasitas air Baku

6.5.3.3. SPAM Di Ibu Kota Kecamatan (IKK)

Tabel 6.22 Kondisi Eksisting SPAM IKK

Kecamatan

Palu Barat PDAM & Sumur Dangkal 100 Baik Optimalisasi

Palu Selatan PDAM & Sumur Dangkal 100 Baik Optimalisasi

Palu Timur PDAM & Sumur Dangkal 100 Baik Optimalisasi

Palu Utara PDAM & Sumur Dangkal 100 Baik Optimalisasi

Mantikulore PDAM & Sumur Dangkal 100 Baik Optimalisasi

Taweli PDAM & Sumur Dangkal 100 Baik Optimalisasi

Tatanga PDAM & Sumur Dangkal 100 Baik Optimalisasi

(20)

Bab VI - 144

6.5.3.4. SPAM Perdesaan

A. SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil

Untuk Mendapatkan air bersih di beberapa desa masih kesulitan

dikarenakan faktor kontur dari daerah tersebut, untuk itu pemerintah Kota

Palu berupaya memenuhi infrastruktur penyediaan SPAM bagi semua

masyarakat yang ada di perdesaan.

Tabel 6.23 Kondisi Pelayanan SPAM Perdesaan

Kelurahan Jumlah Penduduk

Kondisi Pelayanan SPAM

Non Perpipaan

PDAM

Perpipaan

Air Baku Pengolahan Jaringan Layanan

Layana

Indah 30% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Mamboro 30% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Taipa 30% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Kayumalue

Pajeko 30% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Kayumalue

Ngapa 30% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Mamboro

Barat 30% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Panau 20% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Lambara 20% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Baiya 20% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Pantoloan 20% 10 Ltr/dt IPA Perpipaan HU

Pantoloan

(21)

Bab VI - 145

6.5.3.5. SPAM Di Kawasan Khusus

Di Kota Palu ada beberapa kawasan yang menjadi kawasan strategis yang

memerlukan penanganan khusus termasuk pemenuhan akan air bersih antara lain

1. SPAM di KEK

2. SPAM di Kawasan Industri

3. SPAM Pusat Pertokoan

Tabel 6.24 Kondisi Eksisting SPAM Kawasan Khusus

Kawasan Lokasi Kondisi SPAM Ket

Ada Tidak Ada

KEK Kec. Palu Utara √ -

Pertokoan Kec. Palu Barat √ -

Gambar

Tabel  6.1  Data Kawasan Kumuh
Tabel 6.2  Kawasan RSH
Tabel 6.3  Kawasan Agropolitan/Minapolitan
Tabel 6.6  Bangunan Bersejarah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Persepsi Dosen Akuntansi,

Skala yang digunakan untuk mengukur data penelitian adalah skala tingkah laku prososial yang dibuat oleh Carlo dan Randall (2002, hal.31-44) yang bernama

Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang sedang menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan akan dapat membandingkan ( compare ) pelaksanaan

Maka Rancang Bangun Miniatur Pengendali Level Dan Pintu Air Sei Bendung Palembang Menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) adalah rancangan dalam bentuk

Qur’an. Niat adalah syarat yang paling penting dan paling utama dalam masalah hafalan Al- Qur’an. Sebab, apabila seseorang melaukan sebuah perbuatan tanpa dasar

Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk,

Seperti pada UU Nomer 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen mengatakan bahwa “Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk membuat aplikasi pengolahan data keberatan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Selatan dan