• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KOORDINASI SINYAL ANTAR SIMPANG PADA RUAS JALAN TAMBLONG JALAN LENGKONG BESAR DENGAN METODE MKJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI KOORDINASI SINYAL ANTAR SIMPANG PADA RUAS JALAN TAMBLONG JALAN LENGKONG BESAR DENGAN METODE MKJI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KOORDINASI SINYAL ANTAR SIMPANG

PADA RUAS JALAN TAMBLONG –

JALAN LENGKONG BESAR DENGAN METODE MKJI

EVALUATION OF SIGNAL COORDINATION AT THE

INTERSECTION OF TAMBLONG –

LENGKONG BESAR STREET USING MKJI METHOD

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Konstruksi Sipil

Di Jurusan Teknik Sipil

Oleh :

CYNTHIA NOVITA SARI

NIM. 091121006

FAHMI KESUMA WINDANI NIM. 091121011

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2012

               

(2)

               

(3)

               

(4)

ABSTRAK

Ruas Jalan Tamblong hingga Jalan Lengkong Besar merupakan ruas jalan yang berada dalam kota yang memiliki 3 simpang bersinyal dengan jarak antar simpang berkisar antara 160 - 180 meter. Dengan waktu hijau dan waktu siklus yang ada pada tiap simpang, ketiga simpang tersebut saling terkoordinasi untuk mengalirkan arus lalu lintas. Pengkoordinasian simpang bersinyal dilakukan untuk mengalirkan arus lalu lintas dengan lancar sehingga kendaraan dapat melewati arus dengan waktu yang efektif tanpa banyak waktu terbuang karena antrian yang diakibatkan lampu lalu lintas. Semakin banyak arus yang melalui suatu lengan simpang maka akan meningkatkan nilai derajat kejenuhannya. Semakin besar nilai derajat kejenuhannya maka kinerja simpang tersebut semakin tidak baik. Waktu hijau dan antar hijau, pengontrolan jumlah arus yang masuk atau manajemen lalu lintas, dan besarnya geometrik adalah hal-hal yang dapat secara langsung mempengaruhi nilai derajat kejenuhan. Dengan kondisi geometrik dan manajemen lalu lintas yang ada, peningkatan kinerja ketiga simpang pada ruas Jalan Tamblong hingga Jalan Lengkong Besar dapat dilakukan dengan mengatur waktu siklusnya. Akan tetapi, pengontrolan waktu siklus akan sangat terbatas jika arus yang masuk pada simpang hampir atau bahkan sudah melebihi kapasitas yang dimiliki lengan pada simpang tersebut. Seperti yang terjadi pada simpang di ruas Jalan Tamblong dan Jalan Lengkong Besar, sehingga simpang pada ruas tersebut hanya dapat meningkatkan kinerjanya dengan cara manajemen lalu lintas atau dengan perubahan kondisi geeometrik.

Kata kunci: derajat kejenuhan, koordinasi simpang, simpang bersinyal                

(5)

ABSTRACT

Tamblong street segment from Lengkong Besar street is segment of street which is located in a city that has three signal intersections with space range of intersections among 160-180 meters. With the green time and cycle time at each intersection, all three intersections are coordinated with each other to drive the flow of traffic. Coordination of signal intersection done to drive the flow of traffic smoothly so that vehicles can pass intersections in an effective time without a lot of wasted time because of the queues which are caused by traffic lights. The more current through an arm of the junction will increase the value of the degree of saturation. The greater the degree of saturation then the performance of the intersection is not good. The green time and among the green, control of the amount of current or incoming traffic management, and the geometric size are things that can directly affect the degree of saturation. With geometric conditions and existing traffic management, improved performance of the three intersections from the segment of Lengkong Besar street to Tamblong street can be done by adjusting the cycle time. However, controlling the cycle time will be very limited if the incoming flow at intersections is almost or even exceed the capacity owned by the arm at the intersection. As happened at the intersection of the segment Tamblong street and Lengkong Besar street, the intersection on the segment can only improve its performance by means of traffic management or a change in conditions geometric.

Key words: degree of saturation, the coordination of the intersection, the signal intersection                

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Evaluasi Koordinasi Sinyal Antar Simpang Pada Ruas Jalan Tamblong – Jalan Lengkong Besar dengan Metode MKJI.”Tepat pada waktunya.

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu langkah awal sebelum penyusunan tugas akhir pada semester VI, yang diwajibkan kepada mahasiswa jurusan teknik sipil Politeknik Negeri Bandung dan sebagai dasar evaluasi yang didapat dari hasil-hasil kegiatan perkuliahan yang telah dijalani serta sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis sendiri.

Penulisan laporan ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan Tugas Akhir, yaitu kepada :

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dorongan semangat dan kasih

sayang kepada kami serta menjadi sumber motivasi yang selalu memberikan nasehat-nasehat yang sangat dibutuhkan.

2. Bapak Taufik Hamzah, Ir., MSA, MBA selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Bandung.

3. Bapak Heri Kasyanto, ST.,M.Eng. sebagai koordinator pelaksanaan Tugas

Akhir.

4. Ibu Yusmiati Kusuma, SST.,M.Sc selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan masukan kepada penulis untuk penyusunan Tugas Akhir.

5. Bapak Angga Marditama Sultan Sufanir, ST.,MT selaku dosen pembimbing II

yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis untuk penyusunan Tugas Akhir.

               

(7)

6. Bapak Asep Sundara, BSCE.,MT dan Bapak Koeswahono, ST.,MT selaku tim penguji Tugas Akhir yang telah memberikan masukan guna perbaikan terhadap Tugas Akhir yang kami susun.

7. Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu, yang tidak dapat disebutkan

namanya satu persatu.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penyusun menyadari masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penyusun mengharapkan kritik dan saran sebagai perbaikan dalam penyusunan tugas akhir selanjutnya.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih, semoga ALLAH SWT membalas segala kebaikan dengan mendapatkan pahala yang berlipat. Amin.

Bandung, Juli 2012 Penyusun                

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR ISTILAH ... xvii i DAFTAR LAMPIRAN ... xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Lokasi Pengamatan ... 2 1.3 Tujuan ... 7 1.3.1 Tujuan Umum ... 7 1.3.2 Tujuan Khusus ... 7 1.4 Ruang Lingkup... 7 1.5 Manfaat Penelitian ... 9 1.6 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN DAN DASAR TEORI 2.1 Jalan ... 11

2.2 Persimpangan ... 18

2.1.1 Gerakan Lalu Lintas pada Persimpangan ... 18

               

(9)

2.1.2 Jenis-Jenis Persimpangan ... 20

2.3 Lampu Lalu Lintas ... 20

2.4 Simpang Bersinyal ... 22

2.5 Koordinasi Simpang Bersinyal ... 22

2.6 Syarat Koordinasi Simpang ... 24

2.7 Teori MKJI 1991... 24

2.7.1 Karakteristik Sinyal Lalu Lintas ... 24

2.7.2 Arus Lalu Lintas (Q) ... 27

2.7.3 Lalu Lintas Harian Rata – Rata (LHR) ... 28

2.7.4 Volume Jam Perencanaan (VJP) ... 28

2.7.5 Waktu Merah Semua ... 28

2.7.6 Waktu Siklus (c) ... 30

2.7.7 Waktu Hijau (g)... 31

2.7.8 Arus Jenuh Dasar (S0) ... 31

2.7.9 Faktor Penyesuaian ... 35

2.7.10 Arus Jenuh (S) ... 38

2.7.11 Kapasitas Lalu Lintas (C)... 39

2.7.12 Derajat Kejenuhan (DS) ... 40

2.7.13 Panjang Antrian (QL) ... 41

2.7.14 Tundaan (D) ... 43

BAB III METODOLOGI 3.1 Umum ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.3 Jenis Data ... 51

3.3.1 Data Primer ... 51

3.3.2 Data Sekunder ... 51

3.4 Pengambilan Data Primer ... 52

3.4.1 Arus Lalu Lintas Simpang ... 52

3.4.2 Kecepatan Ruas ... 57                

(10)

3.4.3 Geometrik Simpang ... 57

BAB IV ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Analisa Kondisi Eksisting Simpang... 58

4.1.1 Kondisi Eksisting Simpang ... 58

4.1.1.1Geometrik Simpang ... 58

4.1.1.2Waktu dan Fase Sinyal ... 61

4.1.1.3Arus Lalu Lintas Simpang ... 63

4.1.2 Analisa Kinerja Simpang Kondisi Eksisting ... 67

4.1.3 Koordinasi Simpang Eksisting ... 75

4.2 Alternatif Waktu Siklus Baru... 79

4.2.1 Alternatif 1 ... 80

4.2.2 Alternatif 2 ... 80

4.3 Komparasi Nilai Alternatif ... 81

4.4 Koordinasi Simpang Bersinyal Waktu Siklus Optimum ... 82

BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan ... 93 5.2 Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA                

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi... 2

Gambar 1.2 Arah Pergerakan Kendaraan Ruas Jalan Tamblong – Lengkong Besar ... 3

Gambar 1.3 Simpang No. 1 Jalan Tamblong – Naripan ... 4

Gambar 1.4 Simpang No. 2 Jalan Asia Afrika - Tamblong – LengkongBesar ... 5

Gambar 1.5 Simpang No. 3 Jalan Lengkong Besar - Lengkong Kecil - Dalem Kaum ... 6

Gambar 2.1 Tipe Dasar Gerakan Diverging ... 18

Gambar 2.2 Tipe Dasar Gerakan Merging ... 19

Gambar 2.3 Tipe Dasar Gerakan Crossing ... 19

Gambar 2.4 Tipe Dasar Gerakan Weaving ... 19

Gambar 2.5 Konflik-Konflik Utama dan Kedua pada Simpang Bersinyal dengan Empat Lengan ... 25

Gambar 2.6 Titik Konflik Kritis dan Jarak Keberangkatan dan Kedatangan ... 29

Gambar 2.7 Arus Jenuh Dasar Untuk Pendekat Tipe P ... 32

Gambar 2.8 Untuk Pendekat-Pendekat Tipe O Tanpa Lajur Belok Kanan Terpisah ... 33

Gambar 2.9 Untuk Pendekat-Pendekat Tipe O Dengan Lajur Belok Kanan Terpisah ... 34

Gambar 2.10 Faktor Penyesuaian untuk Kelandaian (FG) ... 36

Gambar 2.11 Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Parkir dan Lajur Belok Kiri yang Pendek (FP) ... 36

Gambar 2.12 Faktor Penyesuaian untuk Belok Kanan (FRT) (Hanya untuk Tipe P, Jalan Dua Arah, Lebar Efektif Ditentukan oleh Lebar Masuk) ... 37

Gambar 2.13 Faktor Penyesuaian Untuk Belok Kiri (FLT) (Hanya untuk Tipe P,

               

(12)

Tanpa Belok Kiri Langsung, Lebar Efektif Ditentukan oleh Lebar

Masuk)... 38

Gambar 2.14 Model Dasar untuk Arus Jenuh ... 40

Gambar 2.15 Jumlah Kendaraan Antri (smp) yang Tersisa dari Fase Hijau Sebelumnya (NQ1) ... 41

Gambar 2.16 Perhitungan Jumlah Antrian (NQMAX) dalam smp ... 43

Gambar 3.1 Alur Metodologi ... 46

Gambar 3.2 Alur Pengambilan Data Arus dan Penentuan Maksimum ... 48

Gambar 3.3 Alur penentuan waktu siklus optimum ... 49

Gambar 3.4 Alurpengkoordinasian ketiga simpang ... 50

Gambar 3.5 Contoh form survey volume kendaraan pada simpang... 52

Gambar 3.6 Posisi Surveyor di Simpang Tamblong – Naripan ... 53

Gambar 3.7 Posisi Surveyor di Simpang Tamblong –Asia Afrika – Lengkong Besar ... 54

Gambar 3.8 Posisi Surveyor di Simpang Lengkong Besar – Lengkong Kecil – Dalem Kaum ... 56

Gambar 3.9 Pendekat Dengan Dan Tanpa Pulau Lalu Lintas ... 57

Gambar 4.1 Pengukuran Kondisi Lapangan Menggunakan Alat Ukur Walking Measure ... 58

Gambar 4.2 Lebar Lengan dan Arah Pergerakan Simpang 1 ... 59

Gambar 4.3 Lebar Lengan dan Arah Pergerakan Simpang 2 ... 60

Gambar 4.4 Lebar Lengan dan Arah Pergerakan Simpang 3 ... 60

Gambar 4.5 Fase dan Waktu Sinyal Simpang 1 (Tamblong - Naripan) ... 61

Gambar 4.6 Fase dan Waktu Sinyal Simpang 2 (Tamblong - Asia Afrika – Lengkong Besar) ... 62

Gambar 4.7 Fase dan Waktu Sinyal Simpang 3 (Lengkong Besar - Lengkong Kecil - Dalem Kaum) ... 63

Gambar 4.8 Arus Yang Digunakan Untuk Penentuan Waktu Peak Maksimal ... 66

Gambar 4.9 Koordinasi Simpang Ruas Jalan Tamblong – Jalan Lengkong

               

(13)

Besar Kondisi Eksisting ... 83

Gambar 4.10 Koordinasi Simpang Ruas Jalan Tamblong – Jalan Lengkong Besar Kondisi Baru Variasi 1 ... 88

Gambar 4.11 Koordinasi Simpang Ruas Jalan Tamblong – Jalan Lengkong Besar Kondisi Baru Variasi 2 ... 89

Gambar 4.12 Koordinasi Simpang Ruas Jalan Tamblong – Jalan Lengkong Besar Kondisi Baru Variasi 3 ... 90

Gambar 4.13 Koordinasi Simpang Ruas Jalan Tamblong – Jalan Lengkong Besar Kondisi Baru Variasi 4 ... 91

               

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hierarki Jaringan Jalan Kota Bandung ... 15

Tabel 2.2 Kriteria Tingkat Pelayanan Pada Ruas Jalan ... 17

Tabel 2.3 Fase – Fase Lalu Lintas ... 26

Tabel 2.4 Nilai Ekivalen Kendaraan Penumpang... 27

Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCS)... 35

Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian untuk Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping dan Kendaraan tak Bermotor (FSF) ... 35

Tabel 3.1 Kebutuhan Data ... 51

Tabel 4.1 Arah Pergerakan Simpang 1 (Naripan – Tamblong) ... 61

Tabel 4.2 Arah Pergerakan Simpang 2 (Tamblong - Asia Afrika - Lengkong Besar) ... 62

Tabel 4.3 Arah Pergerakan Simpang 3 (Lengkong Besar - Lengkong Kecil – Dalem Kaum) ... 63

Tabel 4.4 Perbandingan Data Survey Kendaraan pada Waktu Pagi dan Sore Tanggal 10 mei 2012 ... 64

Tabel 4.5 Perbandingan Data Survey Kendaraan pada Waktu Pagi dan Sore Tanggal 19 mei 2012 ... 65                

(15)

Tabel 4.6 Data Survey Kendaraan pada Peak Hour Maksimum Tanggal 11

Juni 2012 ... 65

Tabel 4.7 Beban Arus Total Yang Masuk di Ruas Jalan Tamblong - Jalan Lengkong... 67

Tabel 4.8 SIG-I simpang 1 (Jalan Tamblong – Jalan Naripan) ... 68

Tabel 4.9 SIG-II simpang 1 (Jalan Tamblong – Jalan Naripan)... 69

Tabel 4.10 SIG-III simpang 1 (Jalan Tamblong – Jalan Naripan) ... 72

Tabel 4.11 SIG-IV simpang 1 (Jalan Tamblong – Jalan Naripan) ... 74

Tabel 4.12 SIG-V simpang 1 (Jalan Tamblong – Jalan Naripan) ... 77

Tabel 4.13 Kinerja Simpang Peak Hour Sore (Eksisting) ... 79

Tabel 4.14 Kecepatan Rata-Rata Ruas Antara Simpang 1 dan Simpang 2 ... 80

Tabel 4.15 Kecepatan Rata-Rata Ruas Antara Simpang 2 dan Simpang 3 ... 81

Tabel 4.16 Kinerja Simpang Peak Hour Sore (Alternatif 1) ... 85

Tabel 4.17 Kinerja Simpang Peak Hour Sore (Alternatif 2) ... 85

Tabel 4.18 Kinerja Simpang Peak Hour Optimum ... 87

               

(16)

DAFTAR ISTILAH

i : c : emp : g : gmax : gmin : smp : All Red :

Ekivalen Mobil Penumpang adalah faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya sehubungan dengan dampaknya pada perilaku lalulintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan lainnya, emp = 1.0).

Fase adalah bagian dari siklus-sinyal dengan

lampu-hijau disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakan lalu lintas (i = indeks untuk nomor fase).

Waktu siklus (det) adalah waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal (sebagai contoh, diantara dua saat permulaan hijau yang berurutan di dalam pendekat yang sama)

Waktu Hijau (det) adalah fase untuk kendali lalulintas aktuasi kendaraan.

Waktu hijau maksimum (det) adalah waktu hijau yang diijinkan dalam suatu fase untuk kendali lalu-lintas aktuasi kendaraan.

Waktu hijau minimum (det) adalah waktu hijau minimum yang diperlukan. sebagai contoh karena penyeberangan pejalan kaki.

Satuan Mobil Penumpang adalah satuan arus lalu lintas, dimana arus dari berbagai tipe kendaraan telah diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan emp.

Waktu Merah Semua (det) adalah waktu di mana sinyal merah menyala bersamaan dalam pendekat-pendekat yang dilayani oleh dua fase sinyal yang berturutan.                

(17)

Amber : CS : C : COM : Crossing : D : DS : Diverging : FCS : FG :

Waktu Kuning (det) adalah waktu di mana lampu kuning dinyalakan setelah hijau dalam sebuah pendekat.

Ukuran Kota adalah jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan

Kapasitas adalah arus lalu-lintas maksimum yang dapat dipertahankan.

Komersial adalah tata guna lahan komersial sebagai contoh; toko, restoran, kantor dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan.

Gerakan Berpotongan adalah peristiwa perpotongan antara arus kendaraan dari satu jalur ke jalur lain pada persimpangan.

Tundaan adalah waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati suatu simpang dibandingkan terhadap situasi tanpa simpang.

Derajat Kejenuhan adalah rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan

Pergerakan Memisah adalah peristiwa berpencarnya kendaraan yang melewati suatu ruas jalan ketika kendaran tersebut sampai pada titik persimpangan

Faktor Penyesuaian Ukuran Kota adalah faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar sehubungan dengan ukuran kota

Faktor Penyesuaian Kelandaian adalah faktor penyesuaian untuk fungsi dari kelandaian (GRAD)

               

(18)

FLT : FP : FRT : FSF : F : FR : GR : GRAD : HV :

Faktor Penyesuaian Belok Kiri adalah faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat belok kiri.

Faktor Penyesuaian Parkir adalah faktor penyesuaian yang difungsikan untuk jarak dari garis henti sampai kendaraan yang diparkir pertama

Faktor Penyesuaian Belok Kanan adalah faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat belok kanan.

Faktor Penyesuaian Hambatan Samping adalah faktor penyesuaian dampak terhadap kinerja lalulintas dari aktivitas samping segmen jalan, seperti pejalan kaki, kendaraan umum/kendaraan lain berhenti, kendaraan masuk/keluar sisi jalan dan kendaraan lambat

Faktor Penyesuaian adalah faktor koreksi untuk penyesuaian dari nilai ideal ke nilai sebenarnya dari suatu variabel

Rasio Arus adalah rasio arus terhadap arus jenuh (Q/S) dari suatu pendekat.

Rasio Hijau adalah rasio dalam suatu pendekat (GR = g/c).

Kelandaian adalah kemiringan dari suatu segmen jalan dalam arah perjalanan (+/-%).

Kendaraan Berat adalah kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda yang meliputi bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi.

               

(19)

IG : IFR : Kondisi Eksisting : Koordinasi : LP : LTI : L : Level of Service : LHR :

Waktu Antar Hijau (det) adalah periode kuning + merah semua antara dua fase sinyal yang berurutan

Rasio Arus Simpang adalah jumlah dari rasio arus kritis untuk semua fase sinyal yang berurutan dalam

suatu siklus (IFR = Σ(Q/S)CRIT).

Rasio Arus Simpang adalah jumlah dari rasio arus kritis untuk semua fase sinyal yang berurutan dalam

suatu siklus (IFR = Σ(Q/S)CRIT).

Rasio Arus Simpang adalah jumlah dari rasio arus kritis untuk semua fase sinyal yang berurutan dalam

suatu siklus (IFR = Σ(Q/S)CRIT).

Jarak Parkir adalah jarak antara garis henti dan kendaraan yang diparkir pertama (m) atau panjang dari lajur pendek.

Waktu Hilang adalah jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang lengkap (det). Waktu hilang dapat juga diperoleh dari beda antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau dalam semua fase yang berurutan.

Jarak adalah panjang dari segmen jalan (m).

Tingkat Pelayanan Jalan adalah menunjukkan kondisi ruas jalan secara keseluruhan yang ditentukan berdasarkan nilai kuantitatif seperti DS, kecepatan, serta penilaian kualitatif.

Lalu Lintas Harian Rata-Rata adalah volume lalu lintas rata – rata dalam satu hari. LHR ini adalah hasil bagi jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengan lamanya pengamatan.

               

(20)

LV : LT : LTOR : Merging : MC : NS : NSV : NQ : Offset :

Kendaraan Ringan adalah Kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0 - 3,0 (m) meliputi: mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up dan truk kecil

Belok Kiri adalah indeks untuk lalu-lintas yang belok kiri.

Belok Kiri Langsung adalah indeks untuk lalu-lintas belok kiri yang diijinkan lewat pada saat sinyal merah

Pergerakan Bergabung adalah peristiwa bergabungnya kendaraan yang bergerak dari beberapa ruas jalan ketika bergabung pada suatu titik persimpangan, dan juga pada saat kendaraan melakukan pergerakan membelok dan bergabung.

Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda meliputi sepeda motor dan kendaraan roda 3

Angka Henti adalah jumlah rata-rata berhenti per kendaraan termasuk berhenti berulang-ulang dalam antrian

Kendaraan Henti adalah jumlah kendaraan terhenti pada masing-masing pendekat

Antrian adalah jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat

Waktu Hijau Antara adalah perbedaan waktu di antara mulainya lampu hijau menyala di tiap-tiap persimpangan sedemikian rupa dengan kecepatan tertentu                

(21)

POL : PUM : PSV : Platoon : PLT : PR : PRT : Q : Q0 :

Peluang untuk Pembebanan Lebih adalah faktor penyesuaian yang digunakan untuk menentukan NQ dalam hal peluang yang diinginkan untuk pembebanan lebih

Rasio Kendaraan Tak Bermotor adalah rasio antara kendaraan tak bermotor dan kendaraan bermotor pada persimpangan

Rasio Kendaraan Terhenti adalah rasio arus lalu lintas yang terpaksa berhenti sebelum melewati garis henti dari sinyal

Platoon adalah kendaraan tidak terhalang lampu merah ketika tiba dipersimpangan

Rasio Belok Kiri adalah rasio untuk lalu lintas yang belok ke kiri.

Rasio Fase adalah rasio untuk kritis dibagi dengan rasio arus simpang sebagai contoh: untuk fase i : PR = FRi/IFR.

Rasio Belok Kanan adalah rasio untuk lalu lintas yang belok ke kanan.

Arus Lalu Lintas adalah jumlah unsur lalu-lintas yang melalui titik tak terganggu di hulu, pendekat per satuan waktu sebagai contoh yaitu kebutuhan lalu lintas kend./jam

Arus Melawan adalah arus lalu lintas dalam pendekat yang berlawanan, yang berangkat dalam fase hijau yang sama.                

(22)

QUM : QMV : QRT0 : QL : RT : RA : RES : S : S0 : SF :

Arus Kendaraan Tak Bermotor adalah arus kendaraan tak bermotor pada persimpangan

Arus Lalu Lintas Total (kend/jam) adalah jumlah arus pada masing-masing pendekat untuk kondisi-kondisi arus berangkat terlindung dan/atau terlawan

Arus Melawan, Belok Kanan adalah arus dari lalu-lintas belok kanan dari pendekat yang berlawanan

Panjang Antrian (m) adalah panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat

Belok Kanan adalah indeks untuk lalu lintas yang belok ke kanan

Akses Terbatas adalah jalan masuk langsung terbatas atau tidak ada sama sekali sebagai contoh karena adanya hambatan fisik, jalan samping

Pemukiman adalah tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi pejalan kaki dan kendaraan

Arus Jenuh (smp/jam hijau) adalah besarnya keberangkatan antrian didalam pendekat selama kondisi yang ditentukan

Arus Jenuh Dasar (smp/jam hijau) adalah besarnya keberangkatan antrian didalam pendekat selama kondisi ideal

Hambatan Samping adalah interaksi antara arus lalu lintas dan kegiatan di samping jalan yang menyebabkan pengurangan terhadap arus jenuh di dalam pendekat

               

(23)

ST : T : Type 0 : Type P : UM : WA : We : WMASUK : WKELUAR :

Lurus adalah indeks untuk lalu lintas yang lurus

Pembelokan adalah indeks untuk lalu lintas yang berbelok

Arus Berangkat Terlawan adalah keberangkatan dengan konflik antara gerak belok kanan dan gerak lurus/belok kiri dari bagian pendekat dengan lampu hijau pada fase yang sama

Arus Berangkat Terlindung adalah keberangkatan tanpa konflik antara gerakan lalu lintas belok kanan dan lurus

Kendaraan Tak Bermotor adalah kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan, meliputi sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta dorong

Lebar Pendekat (m) adalah lebar bagian pendekat yang diperkeras, diukur dibagian tersempit disebelah hulu

Lebar Efektif (m) adalah lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan dalam perhitungan

kapasitas yaitu dengan pertimbangan terhadap WA ,

WMASUK dan WKELUAR dan gerakan lalu-lintas

membelok

Lebar Masuk (m) adalah lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur pada garis henti

Lebar Keluar (m) adalah lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan oleh lalu-lintas buangan setelah melewati persimpangan jalan

               

(24)

Weaving :

Yellow Box :

Pergerakan Bersilangan adalah peristiwa terjadinya perpindahan jalur atau jalinan arus kendaraan menuju pendekat lain. Gerakan ini merupakan perpaduan dari

gerakan diverging dan merging

Rambu Jalan adalah pengontrol dimana ketika masih ada kendaraan di area tersebut maka kendaraan lain pada fase berikutnya tidak diperbolehkan melintasi simpang                

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

- Form Kesediaan Membimbing Tugas Akhir

- Keterangan Selesai Tugas Akhir

- Form Pengajuan Topik Tugas Akhir

- Form Asistensi Tugas Akhir

- Lembar Revisi Dan Masukan Seminar

LAMPIRAN II

- Peta Lokasi Kota Bandung

- Data Level of Service Kota Bandung

- Data Arus Peak Hour Maksimum

- Perhitungan Simpang 1 (Kondisi Eksisting)

- Perhitungan Simpang 1 (Alternatif 1)

- Perhitungan Simpang 1 (Alternatif 2)

- Perhitungan Simpang 2 (Kondisi Eksisting)

- Perhitungan Simpang 2 (Alternatif 1)

- Perhitungan Simpang 2 (Alternatif 2)

- Perhitungan Simpang 3 (Kondisi Eksisting)

- Perihtungan Simpang 3 (Alternatif 1)

- Perhitungan Simpang 3 (Alternatif 2)

- Komparasi Koordinasi Simpang Optimum Kondisi Baru

LAMPIRAN III

- Daftar Riwayat Hidup

               

(26)

DAFTAR PUSTAKA

____________. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Direktorat Jendral Bina

Marga Indonesia – Departemen Pekerjaan Umum

___________.2009. Bandung Dalam Angka. Dinas Perhubungan Kota Bandung.

___________.2010. Jumlah Pertumbuhan Penduduk Kota Bandung, Badan Pusat

Statistik Bandung.

Hobbs, F. D .1995. PERENCANAAN DAN TEKNIK LALU LINTAS, Edisi ke-2

(Terjemahan), Gadjah Mada Univercity Press, Yogyakarta.

Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat No:AJ 401/1/7. Pedoman Sistem

Pengendalian Lalu Lintas Terpusat, Jakarta. 1991

Khisty, C.J. dan Lall, B.K.2003.Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1.

Jakarta: Erlangga

Kusnandar, Erwin . 2009. Pengkinian Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997.

<http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/26209182192_1907-0284.pdf>

Oglesby, C. H., Hicks, R. G. 1982. TEKNIK JALAN RAYA, Edisi ke-4

(terjemahan), Erlangga, Jakarta.

Munawar Ahmad, 2004, Manajemen Lalulintas Perkotaan, BETA OFFSET,

Jogjakarta.

Shane, Mc.W.R and Roess, R.P.1990. Traffic Engineering. New Jersey: Printice

Hall Inc

Taylor, Michael. Dan Young, William. 1996. Understanding Traffic System.

Sydney: Avebury Technical

Bayasut, E.Z.M.T, 2010. Analisa Dan Koordinasi Sinyal Antar Simpang Pada

Ruas Jalan Diponegoro Surabaya. <URL:http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-11060-Paper.pdf>                

Gambar

Gambar 4.11   Koordinasi Simpang Ruas Jalan Tamblong – Jalan Lengkong Besar

Referensi

Dokumen terkait

Hari / Tanggal : Selasa, 12 Agustus 2014 Jam : 08.00 Wita s/d 16.00 Wita Tempat : Ruang ULP Kota Parepare. Alamat

Sekian, terima kasih. Nota: i) Borang berasingan hendaklah digunakan bagi setiap peruntukan ii) Dikemukakan ke JPN Perak (Unit Akaun) dalam dua (2) salinan iii) Sila

Tabel 4.13 PengaruhPendidikanSuamiterhadapPeran Serta Suami dalamMendukungPemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Lima Puluh.

Dengan menggunakan teks percakapan, siswa dapat bermain peran dalam melatih ungkapan dengan menggunakan kata “maaf” untuk hidup rukun dalam kemajemukan dengan baik.... Dengan

asas efisien dan efektif adalah bahwa pembangunan Pusat Pemerintahan (Civic Center), Taman Kota dan Pengembangan Badan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tabanan, diharap dapat

Kegiatan ini merupakan kebijakan yang dibuat perusahaan untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia dan diharapkan dengan meningkatnya kualitas kerja karyawan akan lebih mudah

78 Kepala Subbagian Umum dan Barang Milik Negara Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 8 1. 79 Kepala Subbagian Keuangan dan Kepegawaian Fakultas Matematika dan Ilmu

atau peta dasar yang digunakan untuk menampilkan objek, baik itu berupa jalan dan nama. jalan, perairan atau sungai dan danau dan lain sebagainya, maupun POI atau