• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu pada bulan September 2008 sampai dengan Desember 2008. Lokasi penelitian adalah pada beberapa instansi dan industri sampling yang terletak di Kecamatan Citeureup, Gunung Putri dan Cileungsi - Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan review kebijakan AMDAL/UKL-UPL, analisis kualitas dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan atau SML, serta analisis kinerja lingkungan kegiatan industri kimia dilakukan di Kabupaten Bogor.

4.2. Lingkup Penelitian 4.2.1. Industri yang Diteliti

Berdasarkan tujuan penelitian keragaman populasi target, dan pertimbangan praktis penelitian (aksesibilitas/izin, waktu dan biaya), maka lingkup penelitian hanya pada industri tertentu. Sampel badan usaha ini didasarkan pada tujuan tertentu (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa perusahaan yang diteliti memiliki dokumen yang menjadi sasaran penelitian (Arikunto, 2006). Jenis industri ditentukan berdasarkan lokasinya dan kelengkapan dokumen implementasi pengelolaan lingkungan, sehingga terbatas pada perusahaan industri kimia tertentu yang terletak di dalam wilayah UPTD Cibinong dan telah memiliki dan mengimplementasikan dokumen studi lingkungan atau telah memiliki sertifikat ISO 14001 selama 3 (tiga) tahun.

Data Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa industri kimia yang wajib UKL/UPL adalah sebesar 91 industri. Dari jumlah industri kimia tersebut yang pernah melakukan pelaporan implementasi RKL/RPL atau UKL/UPL sebanyak 26 industri. Jumlah sampel industri kimia ditentukan dengan ketentuan 10-20%, sehingga dengan jumlah 8 perusahaan masih mewakili industri kimia yang ada di Kabupaten Bogor. Kriteria lainnya adalah implementasi dokumen studi lingkungan serta sertifikat ISO 14001 selama 3 (tiga) tahun adalah merupakan waktu yang cukup untuk melihat sejauh mana evaluasi dapat dilakukan, sehingga jenis industri yang menjadi obyek penelitian dipilih dengan pertimbangan :

(2)

a) mewakili industri kimia yang telah memiliki dokumen lingkungan dan melaksanakan kegiatan implementasi pengelolaan lingkungan namun tidak memiliki sertifikat SML ISO-14001 adalah PT Djasula Wangi (PT DW), PT Indesso Aroma (PT IND), PT Agricon (PT AG) dan PT Millenium Massa Manunggal (PT M3), PT Lemindo Abadi Jaya (PT LA), PT Murni Cahaya Pratama (PT MC) dan PT Sika Indonesia (PT SI). b) mewakili industri kimia yang telah memiliki dokumen lingkungan dan melaksanakan kegiatan implementasi pengelolaan lingkungan serta menerapkan SML ISO-14001 adalah PT Sigma Utama (PT SU).

4.2.2. Wilayah Studi

Pemilihan wilayah studi di UPTD Cibinong terutama di Kecamatan Citeureup, Gunung Putri dan Cileungsi karena wilayah tersebut merupakan sentra industri, dimana lebih dari 50% industri yang ada di Kabupaten Bogor terdapat di wilayah ini (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2007). Disamping itu wilayah kajian ini dikaitkan dengan kondisi hidrologi diantara Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi, sehingga wilayah studi yang menjadi kajian adalah :

a) Desa Sanja dan Kelurahan Karang Asem Barat (Kecamatan Citeureup) b) Desa Wanaherang (Kecamatan Gunung Putri)

c) Desa Limusnunggal dan Desa Cileungsi (Kecamatan Cileungsi)

Lokasi penelitian pada ketiga kecamatan tersebut seperti tertera pada Gambar 6. 4.2.3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ditekankan pada aspek kualitas udara (CO, SO2, NO2 dan debu), kualitas air (pH, TSS, BOD dan COD) dan limbah padat serta masalah sosial sesuai dengan isu dampak yang ditimbulkan oleh industri kimia yang tertuang dalam dokumen lingkungan (AMDAL atau UKL/UPL) yang telah disusun sebelumnya. Parameter tersebut di atas merupakan parameter yang dipantau oleh seluruh perusahaan yang diteliti, sehingga dapat dibandingkan kinerja antar perushaan dengan menggunakan indikator yang sama.

(3)

Kab. Bogor

(4)

4.2.4. Populasi Sampel

Wawancara terhadap karyawan industri dilakukan untuk menggali informasi (persepsi pekerja tentang lingkungan dan limbah) terkait dengan kinerja perusahaannya. Populasi penelitian ini mempunyai unsur yang heterogen, tersebar dalam beberapa departemen atau sub populasi, sedangkan setiap departemen mempunyai jumlah karyawan yang berbeda. Oleh karena itu peneliti menggunakan teknik pengambilan sample proportional random sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel secara acak dengan jumlah yang proporsional untuk setiap sub populasi sesuai dengan ukuran populasinya (Arikunto, 2006). Adapun rumus pengambilan sampel pada perusahan yang diteliti adalah :

Ni x n

N

ni =

Keterangan :

ni = Jumlah sampel menurut departemen

n = Jumlah sampel seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut departemen

N = Jumlah populasi seluruhnya

Perusahaan penelitian pada umumnya merupakan industri kecil-menengah dengan jumlah karyawan bervariasi antara 50-100 orang. Sehingga populasi sampel karyawan ditentukan berjumlah 20 orang yang mewakili masing-masing perusahaan penelitian. Adapun distribusi responden mewakili karyawan pabrik pada bagian produksi yang banyak berhubungan dengan masalah lingkungan.

Wawancara terhadap masyarakat di sekitar industri juga dilakukan untuk menggali informasi (persepsi masyarakat) terkait dengan kinerja perusahaan di sekitarnya. Berdasarkan Arikunto (2006), untuk populasi lebih besar dari 100 orang maka jumlah responden sampelnya diambil 10-20% secara acak (random sampling). Rata-rata penduduk yang bermukim di sekitar perusahaan penelitian (industri kimia) adalah merupakan kelompok masyarakat dalam wilayah administratif rukun tetangga (RT) berjumlah antara 100 – 200 warga, sehingga distribusi responden yang mewakli lima perusahaan penelitian adalah seperti tertera pada Tabel 3.

(5)

Tabel 3. Distribusi responden masyarakat di sekitar industri

No Perusahaan Wilayah Administratif Jumlah

Sampel 1. PT Djasula Wangi (PT DW) Desa Limusnunggal, Kec. Cileungsi 20 2. PT Indesso Aroma (PT IND) Desa Cileungsi, Kec. Cileungsi 20 3. PT Agricon (PT AG) Desa Wanaherang, Kec. Gunung Putri

20

4. PT Millenium Massa

Manunggal (PT M3)

Desa Cicadas, Kec. Gunung Putri

20

5. PT Sigma Utama (PT SU)

Kelurahan Kr. Asem Barat, Kec. Citeureup

20 6. PT Lemindo Abadi Jaya

(PT LA)

Desa Wanaherang, Kec. Gunung Putri

20 7. PT Murni Cahaya Pratama (PT MC) Desa Sanja, Kec. Citeureup 20 8. PT PT Sika Indonesia (PT SI) Desa Limusnunggal, Kec. Cileungsi 20 Total responden 160

Sedangkan penetapan responden dalam rangka menggali informasi dan pengetahuan (akuisisi pendapat) pakar dalam rangka perumusan kebijakan adalah dengan cara tertentu (purposive sampling). Dasar pertimbangan penentuan pakar yang dijadikan responden adalah dengan kriteria 1) keterjangkauan dan kesediaan responden untuk diwawancarai; 2) mempunyai reputasi, kedudukan dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar pada bidang yang diteliti dan 3) telah berpengalaman dalam bidangnya. Responden yang akan dipilih berdasarkan representasi sebagai stakeholder tersebut terdiri dari unsur Pemerintahan, Swasta, Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang relevan dengan kegiatan ini.

4.3. Rancangan Penelitian

4.3.1. Studi Kinerja Pengelolaan Lingkungan a. Jenis dan Sumber Data

1) Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan langsung dari lokasi penelitian melalui kuisioner yang diberikan kepada para responden tingkat manajemen perusahaan dan pelaksana produksi tentang

(6)

pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan pasca-AMDAL/UKLUPL dan implementasi ISO 14001 dan masyarakat. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan untuk keperluan pengumpulan data terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu daftar periksa (checklist) dan daftar isian kinerja lingkungan dan pedoman wawancara persepsi masyarakat.

a). Daftar Periksa (checklist)

Daftar periksa (checklist) ini merupakan instrumen yang disusun dengan tujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan penerapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan SML perusahaan. Checklist berbentuk seperangkat pernyataan yang menyediakan respon/jawaban yang menggambarkan kondisi aktual penerapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan SML ISO-14001.

b). Daftar Isian Kinerja Lingkungan

Penggunaan instrumen daftar isian kinerja lingkungan dilakukan untuk mengetahui pola kinerja lingkungan perusahaan. Data dan informasi yang direkam mencakup kinerja operasional dan kinerja manajemen serta pengetahuan/sikap terhadap lingkungan.

c). Pedoman Wawancara

Penggunaan pedoman wawancara untuk masyarakat di sekitar perusahaaan dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap perusahaan.

2) Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan tersebut bersumber dari perusahaan yang diteliti dan Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor meliputi :

- Informasi umum tentang perusahaan dan data produksi serta pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan

- Laporan AMDAL atau UKL/UPL yang telah disusun dan disyahkan oleh instansi terkait

- Laporan implementasi RKL/RPL atau UKL/UPL yang telah disusun dan disampaikan ke instansi terkait selama 3 (tiga) tahun terakhir

(7)

b. Metode Pengumpulan Data dan Informasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1) Kuisioner dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap pengelolaan lingkungan pasca-AMDAL atau UKL/UPL dan ISO 14001.

2) Teknik dokumentasi dari dokumen yang ada di perusahaan yang berkaitan dan diperlukan dalam penelitian ini.

3) Observasi/pengamatan langsung ke lapangan mengenai pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian lingkungan.

c. Metode Analisis Data 1) Analisis Deskriptif

Data-data yang telah dikumpulkan di lapangan dari hasil wawancara akan diolah dengan cara pendekatan analisis deskriptif. Dalam hal lain analisis data yang disusun dapat mengetahui tingkat persepsi karyawan terhadap implementasi pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan oleh perusahaan.

2) Analisis Kecenderungan (Trend Analysis)

Data-data hasil pemantauan selama periode 3 tahun yang telah dikumpulkan akan diolah dengan cara tabulasi data serta ditampilkan dalam bentuk tabel dan/atau grafik untuk selanjutnya dianalisis kecenderungan (trend analysis). Data yang terkumpul secara berurutan (time series) juga akan dianalisis variansi regressi kurva linear (linear curve estimation) dan korelasi (Walpole, 1995) dengan menggunakan perangkat lunak komputer (software) program SPSS versi 15.

Formula dasar regressi linear adalah sebagai berikut :

Y = bo + b1 X + e

Keterangan :

Y = peubah penjelas (predictor variable)

X = peubah respons (response variable)

bo = intersep b1 = slope

(8)

Hasil analisis akan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang pola kinerja perusahaan dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pasca-AMDAL atau UKL/UPL dan sertifikasi ISO 14001. Perlu diketahui bahwa penggunaan regressi linear di dalam bahasan kinerja lingkungan adalah untuk mengetahui kecenderungan hasil pemantauan yang dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut naik (positif) atau turun (negatif). Jadi bukan untuk mencari formulasi hubungan antara perubahan parameter lingkungan terhadap waktu pemantauan.

Untuk analisis signifikasi kecenderungan pemantauan lingkungan dilakukan dengan menggunakan uji F antara Fhitung dengan Ftabel pada

tingkat keyakinan 5% (α=0,05). Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka dapat

dikatakan kecenderungannya signifikan. Rumus Fhitung adalah sebagai

berikut :

R

2

/ k

(1 - R

2

)/(n - k - 1)

F

hitung

=

Keterangan : R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

F = uji hipotesis

3) Analisis Kinerja

Penilaian kinerja pengelolaan lingkungan terhadap variabel-variabel yang diteliti disesuaikan dengan acuan kriteria penilian Proper (program penilaian peringkat kinerja perusahan) yang dikeluarkan oleh KLH (Juni, 2008) yang dilakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kriteria tersebut seperti tertera pada Lampiran 2 yang meliputi penelaahan terhadap :

a) dokumentasi lingkungan

(1) pelaporan, terdiri dari : kepemilikan dokumen AMDAL/UKL-UPL, kelengkapan pelaporan implementasi, kelengkapan dokumen SML ISO 14001 & Sistem Manajemen Mutu.

(9)

(2) kualitas dan kelengkapan dokumen, terdiri dari : kesesuaian format laporan dengan petunjuk teknis.

(3) sumberdaya manusia, terdiri dari : ketersediaan personil/unit kerja yang menangani masalah lingkungan, program pelatihan karyawan dan sikap serta pengetahuan karyawan terhadap lingkungan

b) pengelolaan limbah cair

(1) perijinan dan kepemilikan pengendali limbah cair, terdiri dari : kepemilikan dokumen IPLC (ijin pembuangan limbah cair), kepemilikan IPAL, kelengkapan flowmeter pada IPAL.

(2) kesesuaian parameter dan titik pantau, terdiri dari : ketaatan titik pantau dan parameter pemantauan limbah cair terhadap IPLC atau dokumen UKL/UPL.

(3) hasil pengelolaan limbah cair, terdiri dari : kecenderungan hasil pemantauan limbah cair (pH, TSS, BOD dan COD)

(4) pelaporan implementasi limbah cair

(5) konsumsi energi terdiri dari : kecenderungan pemakaian energi listrik dan air

(6) pengetahuan karyawan tentang limbah cair c) pengelolaan polusi udara/gas

(1) kepemilikan pengendali kualitas udara

(2) kesesuaian parameter dan titik pantau, terdiri dari : ketaatan titik pantau dan parameter pemantauan polusi udara dan kebisingan terhadap dokumen UKL/UPL.

(3) hasil pemantauan kualitas udara dan kebisingan, terdiri dari : kecenderungan hasil pemantauan polusi udara (CO, NO2, SO2, debu dan kebisingan)

(4) pelaporan implementasi kualitas udara dan kebisingan (5) pengetahuan karyawan tentang polusi udara dan kebisingan

(10)

d) pengelolaan limbah B3

(1) perlakukan terhadap limbah padat B3, terdiri dari : kepemilikan sarana pengolah limbah B3 dan perlakuan sementara limbah B3.

(2) pengetahuan karyawan tentang limbah padat B3 e) masalah sosial

(1) kontribusi CD/CSR perusahaan terhadap masyarakat sekitar. (2) dampak yang terjadi, terdiri dari : persepsi masyarakat terhadap

dampak kualitas udara dan kualitas air. (3) keterlibatan tenaga kerja lokal

(4) permasalahan sosial yang pernah terjadi

Kriteria penilaian kinerja pengelolaan lingkungan diukur menggunakan skala linkert terhadap sejumlah pertanyaan. Skala linkert yang digunakan sebagai tolok ukur meliputi ”tidak baik” dengan skor (1), ”belum baik” dengan skor (2), ”cukup baik” dengan skor (3), ”baik” dengan skor (4), dan ”sangat baik” dengan skor (5). Sedangkan rumusan penilaian secara keseluruhan dilakukan dengan formula sebagai berikut (Hadiwiardjo, 1997) :

Xi = (

Σ

Yi : M) x 100% Keterangan :

Xi = variabel ke i, 0 <Xi < 1 i = 1, 2, ..., 5

Σ Yi = jumlah nilai yang dapat dicapai oleh variabel ke-i

M = jumlah nilai maksimum dari masing-masing variabel, yaitu

perkalian antara jumlah parameter dengan nilai skor tertinggi

Jumlah parameter yang diajukan untuk kriteria penilaian kinerja berdasarkan modifikasi dari penilaian Proper adalah 36 parameter, maka jumlah skor maksimum adalah 5 x 36 = 180 dan jumlah skor minimum adalah 1 x 36 = 36. Adapun untuk menentukan nilai kinerja suatu perusahaan baik yang telah menerapkan SML ISO 14001 maupun yang

(11)

belum secara menyeluruh dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 4. berikut.

Tabel 4. Kategori penilaian kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan

No Kategori Kinerja Nilai Kinerja

(%)

Kesetaraan Proper

1 Sangat baik 81 – 100 ”biru +”1)

2 Baik 61 – 80 ”biru -”2)

3 Cukup baik 41 – 60 ”merah +”3)

4 Belum baik 21 – 40 ”merah -”4)

5 Tidak baik 1 - 20 ”hitam” 5)

1)

Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dan melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle, Recovery).

2)

Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi beberapa upaya belum mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan (80% memenuhi persyaratan).

3)

Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan (70% memenuhi persyaratan)

4)

Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian kecil mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan (50% memenuhi persyaratan)

5)

Belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan berarti, secara sengaja tidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan

4.3.2. Studi Tingkat Ketaatan Pengelolaan Lingkungan a. Jenis dan Sumber Data

1) Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan langsung dari lokasi penelitian melalui kuisioner yang diberikan kepada para responden tingkat manajemen perusahaan tentang ketaatan terhadap peraturan perundangan dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan pasca-AMDAL/UKLUPL dan implementasi ISO 14001.

2) Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh dari perusahaan dan Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DTRLH) Kabupaten Bogor diantaranya meliputi :

(12)

- Produk peraturan yang relevan dengan pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan oleh instansi baik tingkat nasional maupun regional seperti :

- Pedoman penyusunan laporan pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL)

- Peraturan yang memuat tentang baku mutu kualitas lingkungan baik udara, air dan limbah padat

- Laporan AMDAL atau UKL/UPL yang telah disusun dan disyahkan oleh instansi terkait.

- Laporan implementasi RKL/RPL atau UKL/UPL yang telah disusun dan disampaikan ke instansi terkait selama 3 (tiga) tahun terakhir. b. Metode Pengumpulan Data dan Informasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

- Kuesioner dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap pengelolaan lingkungan pasca-AMDAL atau UKL/UPL dan ISO 14001.

- Teknik dokumentasi dari dokumen yang ada di perusahaan yang berkaitan dan diperlukan dalam penelitian ini.

c. Metode Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan di lapangan dari hasil wawancara akan diolah dengan cara pendekatan analisis deskriptif. Pengumpulan data hasil pengukuran yang telah dilakukan tersebut kemudian dibandingkan dengan baku mutu lingkungan yang berlaku secara regional maupun nasional untuk melihat tingkat ketaatan terhadap peraturan lingkungan. Hasil tersebut diharapkan akan dapat memberikan gambaran dan informasi tentang ketaatan perusahaan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pasca-AMDAL atau UKL/UPL dan sertifikasi ISO 14001.

(13)

4.3.3. Perumusan Strategi Kebijakan Pengelolaan Lingkungan a. Jenis dan Sumber Data

1) Data Primer

Data primer berupa pendapat dari beberapa stakeholder tentang pelaksanaan studi lingkungan (AMDAL/UKLUPL) dan implementasi ISO 14001 pada industri kimia yang dicatat dengan menggunakan kuesioner. Sebagai responden stakeholder adalah seperti tertetra pada Tabel 5.

Tabel 5. Responden stakeholder

No Stakeholder Jumlah

1 Kantor Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KLH)

- Kepala Bidang Pengembangan 1

- Kepala Bidang Tindak Lanjut 1

2 Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Bogor

- Kasie Implementasi RKL/RPL dan UKL/UPL 1

- Kasie Pengawasan dan Pengendalian 1

3 Bappeda Kabupaten Bogor

- Kabid Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 1

4 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor

- Kasie Industri Kimia (IKAH) 1

5 LSM 1

6 Camat Citeureup 1

7 Pakar Lingkungan 1

8 PPLH IPB 1

9 Industri Kimia 1 (PT Sigma Utama) 1

10 Industri Kimia 2 (PT Djasula Wangi) 1

Total 12

2) Data Sekunder

Data sekunder berupa peraturan tentang kebijakan lingkungan yang dikeluarkan oleh instansi baik tingkat nasional maupun regional (KLH, Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bappeda, dan instansi terkait di Kabupaten Bogor seperti :

- Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL/RPL atau UKL/UPL.

- Peraturan yang memuat tentang baku mutu kualitas lingkungan baik udara, air dan limbah padat.

- Peraturan daerah dan instansi lainnya yang terkait dengan kebijakan pengelolaan lingkungan di lingkungan Kabupaten Bogor.

(14)

b. Metode Pengumpulan Data dan Informasi

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1) Studi pustaka, review kebijakan pengelolaan lingkungan terhadap perundang-undangan dan peraturan tentang kebijakan lingkungan yang dikeluarkan oleh instansi baik tingkat nasional maupun regional.

2) Expert judgement, melalui wawancara terhadap stakeholder kunci yang berperan dalam proses pelaporan dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

c. Metode Analisis Data 1) Analisis Deskriptif

Untuk melihat kebijakan pengelolaan lingkungan industri kimia dilakukan dengan melakukan review terhadap perundang-undangan dan peraturan tentang pengelolaan lingkungan dan dianalisis secara deskriptif.

2) Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metoda ini dimaksudkan untuk dapat mengperusahaankan informasi dan berbagai keputusan secara rasional (judgement) agar dapat memilih alternatif yang paling disukai (Saaty di dalam Eriyatno dan Sofyar, 2007). Metode ini dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah kualitatif yang kompleks dengan memakai perhitungan kuantitatif, melalui proses pengekspresian masalah dimaksud dalam kerangka berfikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dilakukannya proses pengambilan keputusan secara efektif. Metoda ini memiliki keunggulan tertentu karena mampu membantu menyederhanakan persoalan yang kompleks menjadi persoalan yng terstruktur, sehingga mendorong dipercepatnya proses pengambilan keputusan terkait.

Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan kompleks dan tidak terstruktur, serta bersifat strategis dan dinamis melalui upaya penataan rangkaian variabelnya dalam suatu hirarki. Pengolahan data berbasis komputer menggunakan aplikasi perangkat lunak expert choice 2000. Expert choice merpakan perangkat lunak sistem pendukung keputusan berdasarkan metodologi pengambilan keputusan AHP (analytical hierarchy process).

(15)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis kebijakan dengan menggunakan metoda AHP ini adalah sebagai berikut :

a) Penyusunan hirarki, untuk menguraikan persoalan menjadi unsur-unsur dalam wujud kriteria dan alternatif yang disusun dalam bentuk hirarki.

b) Penyusunan kriteria, digunakan untuk membuat keputusan yang dilengkapi dengan uraian subkriteria, dan bentuk alternatif yang terkait masing-masing kriteria tersebut untuk dipilih sebagai keputusan tercantum pada tingkatan paling bawah.

c) Penilaian kriteria dan alternatif, untuk melihat pengaruh strategis terhadap pencapaian sasaran, yang dinilai melalui perbandingan berpasangan. Nilai dan definisi pendapat kualitatif berdasarkan skala perbandingan Saaty (1993) adalah seperti disajikan pada Tabel 6. berikut.

Tabel 6. Penilaian kriteria berdasarkan skala perbandingan Saaty (1993)

No Nilai Keterangan

1 1 A sama penting dengan B

2 3 A sedikit lebih penting dari B

3 5 A jelas lebih penting dari B

4 7 A sangat jelas lebih penting dari B

5 9 A mutlak lebih penting dari B

6 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

Sumber : Eriyatno dan Sofyar (2007)

d) Penentuan prioritas, menggunakan teknik perbandingan berpasangan (pairwise comparisons) untuk setiap kriteria dan alternatif. Nilai-nilai perbandingan relatif tersebut diolah dengan menggunakan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif yang ada. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk melihat konsistensi penilaian dengan menggunakan cara perhitungan CR (consistency ratio).

Gambar

Gambar 6. Peta lokasi penelitian
Tabel 3. Distribusi responden masyarakat di sekitar industri
Tabel 4. Kategori penilaian kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan
Tabel 5. Responden stakeholder

Referensi

Dokumen terkait

Timbangan dengan dua skala (multi range) atau lebih dan dengan sebuah alat penunjuk yang dapat diprogram untuk penggunaanpenunjukannya setiap skala timbang, biaya, pengujian,

Alat ini digunakan untuk menghisap udara panas dari lorong udara yang posisinya berada di bawah kolektor pelat datar. Udara panas tersebut di alirkan ke ruang

Therefore, this research try to create an customer satisfaction control application that build base on website, so make the questionnaire from each department easy

Keamanan Komputer, secara rinci, adalah perlindungan data di dalam suatu sistem melawan terhadap otorisasi tidak sah, modifikasi, atau perusakan dan perlindungan sistem komputer

Hasil analisis uji deskriptif kuantitatif menunjukan bahwa kesadaran diri pada remaja panti asuhan pada kesadaran emosi yang dikategorikan sangat tinggi sebesar 3,53% yaitu

This paper discusses a highly endangered sung style in Maluku Barat Daya along the lines of Sasse’s (1992) theory of language death and focusses on structural

Armada Finance dalam memenangkan pasar sebagai bentuk adaptasi terhadap faktor ekstenal perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis pembiayaan dengan

Seharusnya petugas operator harus lebih teliti, memeriksa kembali, dan mengawasi setiap prosedur kerja yang sedang dilaksanakan, sedangkan untuk pekerja yang berada