• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB BABBABBAB IIIIIIII

KAJIAN KAJIAN KAJIAN

KAJIAN PUSTAKPUSTAKPUSTAKPUSTAKAAAA

2.1 2.1

2.12.1 KajianKajianKajianKajian TeoriTeoriTeoriTeori CooperativeCooperativeCooperativeCooperative LearningLearningLearningLearning

Pada hakekatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok, oleh sebab itu banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning, karena mereka menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun cooperative learning terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan cooperative learning. Bennet dalam Isjoni (2008) menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan cooperative learning dengan kerja kelompok, yaitu: 1) Positive lnterdependence; 2) Interaction Face to Face; 3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok; 4) Membutuhkan keluwesan; 5) Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah

Positive lnterdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merpakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut, guru perlu merancang struktur dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami bahan pelajaran. Kondisi seperti ini memungkinkan setiap siswa merasa adanya ketergantungan secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, yang mendorong setiap anggota kelompok untuk bekerjasama. Interaction Face to Face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena tujuan dalam cooperative learning adalah menjadikan setiap anggota kelompok menjadi lebih kuat pribadinya. Menumbuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif.

(2)

Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok), yaitu tujuan penting yang diharapkan dapat dicapai dalam cooperative learning adalah siswa belajar keterampilan bekerjasama dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting dan sangat diperlukan di masyarakat. Para siswa mengetahui tingkat keberhasilan dan efektifitas kerjasama yang telah dilakukan. Untuk memperoleh informasi itu para siswa perlu mengadakan perbaikan-perbaikan secara sistematis tentang bagaimana mereka telah bekerjasama sebagai satu tim, seberapa baik tingkat pencapaian tujuan kelompok bagaimana mereka saling membantu satu sama lain, bagaimana mereka bertingkah laku positif untuk memungkinkan setiap individu dan kelompok secara keseluruhan menjadi berhasil, dan apa yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas.

Pembelajaran kooperative learning sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain,mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling mem- bantu dan berlatih dan berinteraksi komunikasi sosiali sasi karena kooperatif adalah mini- ature dari hidup bermasyarakat,dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif ( kompak parsitipatif ), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa, siswa hiterogen ( kemampuan, gender, karakter ), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintak pembelajaran kooperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok hiterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok dan pelaporan.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajarankooperative learning.

Sebenarnya semua model, metode dan srategi pembelajaran itu baik, semua tergantung kepada guru yang mengelola proses pelaksanaannya. Masing-masing guru ju-ga memiliki kelebihan dan kekuranju-gannya, akan tetapi semua itu sanju-gat terju-gantung kepa-da pemahaman kepa-dan ketrampila guru kepa-dalam pelaksanaannya.

(3)

1.Saling ketergantungan yang positip.

2.Adanya pengakuan untuk merespon perbedaan individu. 3.Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4.Susana kelas cenderung rileks dan menyenangkan.

5.Hubungan antara siswa dan guru lebih bersahabat.

6.Ada kesempatan mengungkapkan emosi yang menyenangkan.

Sedangkan kekurangannya menurut Jarolimek dan Parker ( 1993 ) yaitu : 1.Persiapan pembelajaran harus lebih matang

2.Perlu lebih banyak tenaga, pikiran dan waktu. 3.Lebih banyak membutuhkan fasilitas, alat dan biaya. 4.Saat diskusi kadang topik yang dibahas melebar.

5.Saat diskusi ada siswa yang mendominasi ada yang pasip.

Sebenarnya apabila guru bisa berperan baik sebagai fasilitator, motifator, media- tor maupun evaluator maka kekurangan yang ditemukan dalam model pembelajaran koo-perative learning dapat diminimalkan. Peran guru juga sangat penting dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif agar kegiatan pembelajaran berlangsung lancar.

2.2 2.2

2.22.2 HakikatHakikatHakikatHakikat PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPAIPAIPAIPA

Melalui pengamatan kasat mata terhadap segala sesuatu yang berada di sekitar kita, maka kita akan menemukan bahwa bumi tempat kita hidup atau alam semesta ini ternyata penuh dengan fenomena-fenomena yang menakjubkan, penuh dengan keragaman yang memukau, yang kesemuanya itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan kepada kita tentang mengapa dan bagaimana semua itu dapat terjadi.

Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) merupakan suatu ilmu yang menawarkan cara-cara kepada kita untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, IPA pun menawarkan cara kepada kita untuk dapat memahami kejadian, fenomena, dan keragaman yang terdapat d alam semesta, dan yang paling penting adalah IPA juga memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal tersebut.

2.3 2.3

(4)

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anniet al.(2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan,yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup beberapa kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

Krathwohl dalam Anni et al. (2005) menyatakan pembelajaran ranah afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran afektif yaitu: penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.

Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syarat, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Menurut Elizabeth Simpson dalam Anni et al. (2005) kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas.

Beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang ditetapkan.

2.4 2.4

2.42.4 PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian yangyangyangyang relevanrelevanrelevanrelevan

Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah, Sri (2008) dengan judul “ Penerapan Ko-operatif Tipe STAD Guna Meningkatkan Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran PKN kelas VI di SD N 3 Nolokerto Kendal “.Dengan hasil kegiatan belajar mengajar dengan mengguna-kan metode kooperatif tipe STAD, dengan nilai yang diperoleh pada siklus I yaitu 55,55 atau 18,5% siklus II 63,70 atau 48% dan siklus III dengan nilai 75.18 atau 81,5%.

(5)

Penelitian yang dilakukan oleh Slamet Yani, Budiyati (2009) dengan judul Pene-rapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada siswa kelas IV SD N Banjarsari 08 Pekalongan, menunjukkan siklus I aktifitas siswa 65,41% di siklus II meningkat menjadi 85,38% dengan ketuntasan belajar sebesar 87,5%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajar- an Kooperatif Learning Tipe STAD sangat efektif untuk meningkatkan aktifitas siswa dan juga meningkatkan hasil belajar siswa.

2.5 2.5

2.52.5 KerangkaKerangkaKerangkaKerangka BerpikirBerpikirBerpikirBerpikir ::::

Sesuai dengan silabus untuk kelas V semester I, kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran Sains IPA tentang Organ Pernafasan Manusia adalah siswa dapat mencari hubungan antara bagian-bagian organ pernafasan manusia dengan fungsinya.

Keberhasilan pembelajaran ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keberhasilan pembelajaran pada aspek kognitif dan psikomotorik sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa yaitu minat. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut, sehingga diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini akan tetapi di sekolah belum banyak tindakan dari para guru untuk meningkatkan minat siswa. Oleh karenanya untuk mencapai hasil belajar yang optimal, guru perlu merancang program pembelajaran, pengalaman belajar, penilaian hasil belajar yang memperhatikan karakteristik aspek afektif siswa. Oleh karena itu, perlu diterapkan pendekatan kooperative learning pada materi Organ Pernafasan Manusia yang proses pembelajarannya akan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Pendahuluan yaitu memberi apersepsi yaitu tanya jawab tentang materi yang telah diberikan sebelumnya serta menghubungkannya dengan materi yang akan dipelajari.

b. Penyampaian informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Penyampaian informasi ini penting supaya peserta didik bisa mempersiapkan pikiran apa kegiatan yang akan segera dilakukan.

(6)

c. Pengarahan strategi pembelajaran. Pada kegiatan ini peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan apa saja sesuai dengan apa yang telah dipersiapkan. d. Membentuk kelompok hiterogen terdiri dari laki – laki dan perempuan terdiri dari

empat sampai lima peserta didik.

e. Melakukan kerja kelompok sesuai dengan kelompoknya masing – masing.

f. Presentasi, yaitu memberi kesempatan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

g. Pelaporan hasil dari kerja kelompok

h. Refleksi, yaitu siswa merefleksikan kembali apa yang telah dipelajari untuk mengetahui seberapa besar respon siswa terhadap materi yang baru saja dipelajari.

Dengan demikian, hasil pembelajaran diharapkan mampu membuat siswa belajar secara aktif dan berfikir secara kreatif sehingga mampu menemukan suatu pengetahuan maupun konsep yang baru berdasarkan hasil pengamatan langsung terhadap suatu objek. Jadi, fungsi guru di sini hanya sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar, yaitu:

a) Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

b) Memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri. c) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri.

Jadi, pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru (teacher’s centered) tetapi juga dipusatkan pada siswa (student’s centered), sehingga siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Dengan adanya keterlibatan aktif siswa, hasil belajar dapat tercapai secara optimal dan mengalami peningkatan minat terhadap mata pelajaran IPA.

(7)

2.5

2.52.52.5 HipotesisHipotesisHipotesisHipotesis TindakanTindakanTindakanTindakan ::::

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah: Pendekatan Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Organ Pernafasan Manusia bagi siswa kelas V semester I SD Negeri Batiombo 02 Tahun pelajaran 2013/2014.

Pemberian Tindakan Perbaikan Pembelajaran Prestasi Belajar IPA Rendah Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning 1.Informasi 2.Pengarahan-Strategi 3.Bentuk kelompok 4.Kerja kelompok 5.Presentasi 6.Pelaporan Prestasi Belajar Siswa naik

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan lindungan dan limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Untuk memenuhi harapan konsumen ini ada beberapa pertimbangan dari berbagai macam segi dari produsen.. Konsumen memiliki harapan produk cokelat dengan penambahan alkohol atau tidak

The principles of teaching reading in English lesson of senior high school students according to KTSP are important in this study since the writer designs reading materials for

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi Forum Umat Islam dalam menolak penggusuran masjid dikota Medan, hambatan yang dialami Forum Umat Islam dalam

[r]

atau tes akhir setelah mendapatkan materi dalam penelitian, hasil posstest pada kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata 86,3 dan kelas kontrol mempunyai nilai

Fungsi komando sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b merupakan fungsi komando Unsur Pelaksana BPBD pada saat tanggap darurat yang dilaksanakan melalui pengerahan

Change Text – oriented Instruction on students’ understanding of