• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 2 MONTONG BETOK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 2 MONTONG BETOK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN

2 MONTONG BETOK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasas/PGSD

Oleh

M.NOVA ARDIANSYAH

NIM. E1E 012 037

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2017

(2)
(3)

iii “Penerapan Metode Index Card Match untuk Peningkatan Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas V SDN 2 Montong Betok Tahun Pelajaran 2016/2017”

Oleh

M.NOVA ARDIANSYAH NIM: EIE 012 037

ABSTRAK

Latar belakang dari penelitian ini adalah ditemukan kenyataan bahwa rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Montong Betok dalam mata pelajaran IPS. Selain itu, guru sangat jarang menggunakan metode yang variatif dan lebih menarik dalam menyampaikan konsep pada pelajaran IPS, sehingga dilakukan penelitian di sekolah ini. Penelitian ini termasuk kedalam penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran penerapan metode Index Card Match dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Montong Betok Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Instrumen penelitian berupa lembar observasi dan test hasil belajar. Observer pada penelitian sebanyak dua orang yaitu : satu orang guru dan seorang mahasiswa S1 PGSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II berturut-turut adalah 72,91 dan 75,20. Persentase peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I sampai siklus II adalah 70,83% dan 87,5%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Montong Betok tahun pelajaran 2016/2017.

(4)

iv

“Application of Index Card Match Method for Improved Learning Outcomes IPS Student Class V SDN 2 Montong Betok

Academic Year 2016/2017”

By:

M.NOVA ARDIANSYAH NIM: EIE 012 037

ABSTRACT

The background of this research is the fact that the low yield found fifth grade students of SDN 2 Montong Betok in social studies. In addition, teachers are very rarely used method varied and more interesting in conveying the concepts in the social sciences, so as to conduct research at the school. This study included into classroom action research is to describe the application of methods Card Game Index in improving learning outcomes IPS fifth grade students of SDN 2 Montong Betok in the academic year 2016/2017. This research was conducted in two cycles, each cycle consisting of four phases: planning, implementation, observation and evaluation, and reflection. The research instrument was the observation sheet and study the test results. Observer in the study of two people: the teachers and students of S1 PGSD. The results showed that the learning outcomes of students on average in the first cycle and the second cycle are respectively 72.91 and 75.20. The percentage increase in student learning outcomes in a classic style from the first cycle to the second cycle was 70.83% and 87.5%. Based on these results it can be stated that the application of the Warranty Card Index method can improve learning outcomes IPS fifth grade students of SDN 2 Montong Betok academic year 2016/2017.

(5)

1

A. PENDAHULUAN

Nama IPS dalam pendidikan dasar dan menengah di Indonesia muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum di SD, SMP dan SMA tahun 1975. Dilihat dari sisi ini, maka IPS sebagai bidang studi masih “baru”. Disebut demikian karena memang cara pandang yang dianutnya memamng dianggap baru, walaupun bahan yang dikaji bukanlah hal yang baru. Dengan kata lain IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, sosiologi, dan sebagainya. Perpaduan ini dimungkinkan karena mata pelajaran tersebut memiliki obyek material kajian yang sama yaitu manusia. Dalam bidang ilmu pengetahuan sosial, kita mengenal banyak istilah yang kadang-kadang dapat mengacaukan pemahaman. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Sosial Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). (Hidayati, 2010: 1-3).

Sejalan dengan pengertian umum tersebut, Pentingnya pembelajaran IPS di sekolah dasar memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala penyimpangan yang terjadi di masyarakat, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang dialami oleh dirinya sendiri maupun orang lain atau masyarakat.

Pembelajaran IPS menuntut peserta didik untuk dapat menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari karena ruang lingkup pembelajaran IPS berada dalam lingkungan masyarakat. Namun kenyataannya peserta didik hanya mampu menerapkan ilmu yang diperolehnya hanya dalam lingkungan kelas dalam hal ini ulangan harian, itu pun hanya bersifat sementara dan hasil yang didapat kurang dari apa yang diharapkan oleh guru.

Oleh karena itu pembelajaran IPS hendaknya dilaksanakan secara interaktif, aktif dan memotivasi serta menyenangkan untuk menarik partisipasi aktif dari siswa, pembelajaran IPS dapat disiasati guru dengan memberikan inovasi-inovasi dalam kegiatan pembelajaran. Seperti misalnya menerapkan metode pembelajaran yang dapat memberikan keterlibatan siswa lebih banyak.

Akan tetapi berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan bapak Sulhadi S.Pd selaku guru kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Montong Betok, didapatkan informasi bahwa hasil belajar siswa

(6)

2 pada mata pelajaran IPS sangat rendah. Rendahnya hasil belajar tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan tengah semester pada semester satu tahun ajaran 2016/2017, yang sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah KKM. Dari 24 siswa hanya 11 (45.83%) siswa yang mendapatkan nilai tuntas atau diatas KKM dan 13 (54.16%) siswa yang tidak tuntas dengan mendapatkan nilai dibawah 70. Hal tersebut tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥70 dengan ketuntasan klasikal 80% pada pelajaran IPS yang telah di tetapkan di Sekolah Dasar Negeri 2 Montong Betok. Kurangnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dikarenakan siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran karena pembelajaran hanya berpusat pada guru. Guru kurang menggunakan metode yang mampu membangkitkan semangat dan antusias siswa, hal yang demikian mengakibatkan siswa menjadi bosan dan malas untuk belajar karena pembelajaran yang dilaksanakan hanya berpusat pada guru saja. Pembelajaran IPS yang kurang diminati membuat siswa lebih memilih kegiatan diluar kegiatan pembelajaran, sehingga fokus siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan menjadi tidak sesuai.

Hal ini disebabkan oleh pembelajaran belum sepenuhnya menyenangkan karena pembelajaran berupa ceramah dan menekankan pada penguasaan materi sebanyak-banyaknya. Selain itu, kegiatan belajar lebih ditandai dengan budaya hapalan sehingga tidak bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air yang seharusnya dimiliki. Umumnya dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, siswa kurang diberi kesempatan untuk belajar lebih aktif dan mandiri dengan melakukan eksplorasi terhadap materi yang diajarkan, siswa tidak dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan. Siswa juga kurang antusias dalam mengikuti pelajaran yang mengakibatkan siswa lebih memilih mengobrol dengan teman sebangkunya dan suasana kelas menjadi gaduh hal tersebut dikarenakan pembelajaran hanya berpusat pada guru saja.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Montong Betok tahun ajaran 2016/2017 ?

Salah satu kendala yang mengakibatkan rendahnya tingkat pemahaman siswa dalam proses pembelajaran adalah kurang menariknya metode yang digunakan untuk mengikut sertakan siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang dapat digunakan untuk menarik minat

(7)

3 belajar siswa salah satu diantaranya adalah metode Index Card Match dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut :

a. Guru membuat potongan-potongan kartu sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.

b. Guru membagi potongan kartu-kartu tersebut menjadi dua bagian yang sama.

c. Pada separuh bagian potongan kartu-kartu, guru menuliskan pertanyaan tentang materi yang dibelajarkan. Setiap kartu berisi satu pertanyaan.

d. Pada separuh kartu yang lain, guru menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat

e. Guru mengocok semua kartu sehingga akan tercampur antara pertanyaan dan jawaban.

f. Guru membagikan satu kartu kepada setiap siswa. Guru selanjutnya menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh dari jumlah siswa akan mendapatkan pertanyaan dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.

g. Guru meminta kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, guru meminta kepada mereka untuk duduk berdekatan. Guru juga menjelaskan agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan,

guru meminta kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan pertanyaan yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya pertanyaan tersebut dijawab oleh pasangannya.

i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Montong Betok tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan metode Index Card Match.

(8)

4 B. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel dalam Purwanto, 2014: 45). Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel dalam Purwanto, 2014: 45). Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan (Soedijarto dalam Purwanto, 2014: 46). Dengan memperhatikan berbagai teori di atas, Purwanto (2014: 46) menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena ia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sudjana (2012: 22), mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Nawawi (dalam Susanto, 2015: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Susanto (2015: 5), Memahami tentang makna hasil belajar sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Ruseffendi (dalam Susanto, 2015: 14), mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar kedalam sepuluh macam, yaitu:

1) Kecerdasan Anak

2) Kesiapan atau Kematangan 3) Bakat Anak

4) Kemauan Belajar 5) Minat

(9)

5 6) Model Penyajian Materi Pelajaran

7) Pribadi dan Sikap Guru 8) Suasana Pengajaran 9) Masyarakat

2. Hasil Belajar IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Mulyono (Hidayati dkk, 2010: 1-7) merupakan suatu pendekatan interdisipliner (antar cabang ilmu pengetahuan) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. Mulyono juga menjelaskan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan sebagainya.

Selain itu, Saidiharjo (Hidayati dkk, 2010: 1-7) menegaskan kembali bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama sehingga dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu pengetahuan Sosial.

Tujuan dari pendidikan IPS harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Dalam kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004) bertujuan untuk : 1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,

dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS adalah tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang dinyatakan dalam skor setelah menjalani tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

3. Pembelajaran kooperatif Tipe Index Card Match

Menurut Isjoni (2007: 15), cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (dalam Isjoni, 2007: 17), menyebutkan cooperative

(10)

6 learning merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru mendorong para siswa umtuk melakukan kerjasama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching). Agus Suprijono (2010: 54), mendefinisikan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

a. Pengertian Index Card Match

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi tipe yang dapat dipergunakan, salah satunya adalah Index Card Match.

Salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match (Suprijono,2014: 120) menjelaskan Index Card Match (mencari pasangan kartu) adalah suatu strategi yang cukup menyenangkan digunakan untuk memantapkan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari, Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara belajar agar siswa lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan (Muttaqin terjemahan Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Active Learning: 101,Silberman, 2006: 250).

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card Match Agus Suprijono (2010: 120), menyebutkan langkah-langkah pembelajaran index card match adalah sebagai berikut:

1. Membuat potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada didalam kelas,

2. Bagi potongan-potongan kertas tersebut menjadi dua bagian,

3. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan pada satu bagian kertas tersebut. Setiap kertas berisi satu pertanyaan,

4. Tulis jawaban pada satu bagian kertas lainya berdasarkan pertanyaan yang telah ditulis. Satu kertas berisi satu jawaban,

5. Kocoklah potongan kertas yang berisi pertanyaan dan jawaban tersebut sehingga menjadi tercampur.

6. Bagilah potongan-potongan kertas yang berisi pertanyaan dan jawaban tadi pada seluruh siswa yang ada di dalam kelas. Satu siswa mendapatkan satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktifitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh siswa akan mendapatkan jawaban.

(11)

7 7. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain,

8. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasanganya,

9. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Penelitian Tindakan Kelas yang berkaitan dengan penerapan metode Index Card Match untuk meningkatkan hasil belajar IPS telah dilakukan oleh beberapa orang, diantaranya sebagai berikut:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Novilaely Suryani (2012) yang berjudul “Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Islam Terpadu AN-NUJUBA` Kebon Talo Jaya Kota Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013”, Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Syarifatullah (2014) yang berjudul “Penerapan Metode Index Card Match (Mencari Pasangan Kartu) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas II SD Negeri Poto Tano Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Dimana dalam penggunaan metode Index Card Match pada penelitian ini dikombinasikan dengan media gambar sehingga memudahkan dalam penerapan metode Index Card Match.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode Index Card Match (mencari pasangan kartu) dengan optimal/sesuai dengan langkah-langkah yang dipersiapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Montong Betok pada mata pelajaran IPS. Hal ini disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru belum dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga proses belajar mengajar yang demikian mengakibatkan siswa menjadi jenuh.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “jika metode Index Card Match dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 2 Montong Betok maka hasil belajar siswa akan meningkat.”

(12)

8

C. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelas V SDN 2 Montong Betok Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 2 Montong Betok tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari 11 perempuan dan 13 laki-laki. Observer dalam penelitian ini, dibantu oleh 2 orang pengamat (observer) yakni guru kelas V SDN 2 Montong Betok yaitu Bapak Sulhadi, S.Pd SD sebagai Observer I yang mengamati aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Index Card Match, sedangkan Observer II yakni M.Sofyan Hakim selaku rekan mahasiswa, yang mengamati aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Index Card Match. Untuk menjawab permasalahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada dua faktor yang akan diteliti yaitu: faktor guru dan faktor siswa. Adapun Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari variabel harapan (Hasil Belajar IPS) dan variabel tindakan (Model pembelajaran Index Card Match).

Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari: Siswa kelas V SDN 2 Montong Betok dan Peneliti sekaligus guru yang melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) di kelas V SDN 2 Montong Betok. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru dan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil evaluasi pada setiap akhir siklus. Tekhnik yang digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan penelitian yang dilakukan diperoleh dari: Observasi , Tes, dan Dokumentasi.

Data yang terkumpul untuk dianalisis dalam penelitian ini meliputi data aktivitas belajar siswa, data aktivitas mengajar guru, dan hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes evaluasi dan data aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru diperoleh dari hasil observasi.

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa dikatakan meningkat apabila tercapai ketuntasan belajar klasikal yaitu menimal 80% dari seluruh siswa mendapatkan nilai rata-rata lebih dari atau sama dengan 70 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan

2. Penelitian ini dikatakan berhasil jika aktivitas belajar siswa dalam belajar mencapai kategori “Aktif”

(13)

9 3. Kemampuan guru dalam menerapkan strategi Index Card Match dengan menggunakan katu Index (soal dan jawaban) dikatakan berhasil jika kriteria aktivitas guru berkategori “Baik”

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari Siklus I ke Siklus II. Adapun ringkasan dari hasil Siklus I dan Siklus II, yang memuat nilai persentase aktivitas belajar siswa, aktivitas mengajar guru, dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Data hasil belajar, aktivitas belajar siswa, aktivitas mengajar guru siklus I dan II

Siklus

Hasil belajar siswa Aktivitas belajar siswa Aktivitas mengajar guru Nilai rata-rata Ketuntasan

klasikal Skor Kategori Skor

Kategori I 72.91 70,83% 39 Aktif 45 Baik II 75,20 87,50% 54 Sangat Aktif 55 Sangat Baik Dari tabel diatas terlihat peningkatan pada hasil belajar, aktivitas belajar siswa serta aktivitas mengajar guru pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan metode Index Card Match ini terlaksana dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang telah dipersiapkan. Hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II, nilai rata-rata siswa yang tadinya 72,91 meningkat menjadi 75,20 dengan peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 16,67%.

Aktivitas belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Hasil observasi siklus I menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran berkatagori Aktif dengan skor 39 dari skor maksimal 60. Pada siklus II skor aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari Aktif menjadi Sangat Aktif dengan skor 39 pada siklus I menjadi 54 pada siklus II. Peningkatan ini terjadi karena adanya usaha perbaikan dari siklus sebelumnya serta perencanaan yang baik untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

Aktivitas mengajar guru pada siklus I menunjukan bahwa selama pembelajaran menggunakan metode Index Card Match ini termasuk dalam

(14)

10 kategori Baik. Skor yang diperoleh adalah 45 dari skor maksimal 60. Kemudian pada siklus II, aktivitas mengajar guru meningkat menjadi kategori Sangat Baik dengan skor 55. Peningkatan ini dilakukan karena adanya perbaikan-perbaikan atas kekurangan pada siklus I, sehingga perencanaan pada siklus II lebih baik dan matang. Menurut Suprijono (2014: 120), menjelaskan Index Card Match (mencari pasangan kartu) adalah suatu strategi yang cukup menyenangkan digunakan untuk memantapkan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari.

Dari pembahasan hasil siklus I dan II tersebut, menunjukan bahwa pembelajaran dengan penggunaan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Montong Betok tahun 2016/2017.

E. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan, maka dapat disimpulkan bahwa: Penerapan metode Index card Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada kelas V SDN 2 Montong Betok tahun pembelajaran 2016/2017. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa dari Siklus I ke Siklus II, pada Siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 72,91 meningkat menjadi 75,20 pada Siklus II dan persentase ketuntasan belajar siswa pada Siklus I sebesar 70,83% meningkatmenjadi 87,50% pada Siklus II.

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru kelas diharapkan untuk dapat menerapkan metode Quiz Team pada proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS maupun mata pelajaran yang lain.

2. Bagi kepala sekolah diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu dan kinerja guru melalui penelitian tindakan kelas. Sehingga kualitas proses dan hasil belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS dan seluruh mata pelajaran pada umumnya menjadi lebih baik.

3. Bagi Siswa yang belum tuntas diharapkan dapat lebih aktif dan termotivasi untuk membangun pemahaman konsepnya secara mandiri melalui kerjasama kelompok.

(15)

11 DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2012. Media Pembelajaran.Surakarta: Yuma Pustaka.

Arikunto, Suharsimi,dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: BumiAksara. Hidayaty dkk. 2010. Bahan Ajar Cetak. Pengembangan Pendidikan IPS SD.

Jakarta: Dirjen Depdiknas.

Isjoni. 2013. Cooperative Learning mengembangkan kemampuan belajar kelompok. Bandung: Alfabeta.

Nurkencana, Wayan dan Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Syarifatullah. 2014. Penerapan Metode Index Card Match (Mencari Pasangan Kartu) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas II SD Negeri

Poto Tano Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi SKGJ PGSD. FKIP

Universitas Mataram. Tidak diterbitkan.

Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Terjemahan oleh Muttaqien, Raisul. 2014. Bandung: Nuansa Cendekia

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugioyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Suryani, Novilaely. 2012. Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Islam Terpadu AN-NUJUBA` Kebon Talo Jaya Kota Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi S1 PGSD. FKIP Universitas Mataram. Tidak diterbitkan.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(16)

12 Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Gambar

Tabel 4.8 Data hasil belajar, aktivitas belajar siswa, aktivitas  mengajar guru siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang strategi nafkah dalam berbagai latar belakang ekologi yang berbeda dan parsial telah banyak dilakukan antara lain penelitian mengenai petani

Objektif utama kajian ini dijalankan adalah untuk mengkaji pemindahan haba di dalam model ruang yang menggunakan siling berpenebat sabut kelapa yang disaluti dengan cat

peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh peneliti. 203) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, bisa

Téhnik ngumpulkeun data anu dipaké dina ieu panalungtikan nyaéta téhnik tés. Téhnik tés dipaké pikeun ngukur kamampuh siswa saméméh jeung sabada

[1] R ´ EDEI L., Die neue Theorie der endlichen Abelschen Gruppen und Verallgemeinerung des Hauptsatzes von Haj´os,

Menyadari pentingnya pengaruh pemberian upah insentif dan Jaminan Sosial terhadap peningkatan produktivitas kerja, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

Penelitian yang dilakukan oleh Patang (2012) di Kabupaten Sinjai mengahasilkan beberapa strategi pengelolaan mangrove yaitu masyarakat melakukan penanaman berdasarkan potensi yang

Pertemuan keenam direncanakan untuk mengajar mata pelajaran Komunikasi Data dengan materi Pembuatan Kabel LAN untuk Komunikasi Data dengan satu kompetensi