• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan Keuangan BLU

(2)

2

(3)

DASAR HUKUM

3  UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

PERBENDAHARAAN NEGARA

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN PENERAPAN POLA

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PADA SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH

(4)

PENGELOLAAN KEUANGAN BLU

4 KARAKTERISTIK BLU 1. Berkedudukan sebagai instansi pemerintah (asetnya merupakan

kekayaan negara yang

tidak dipisahkan)

2. Menghasilkan barang/jasa

yang seluruh/sebagian

dijual kepada masyarakat

3. Tidak mengutamakan

mencari keuntungan

4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi

dan produktivitas ala

korporasi

FLEKSIBILITAS BLU, a.l.:

1. Pendapatan dapat digunakan

langsung, dengan melakukan

pengesahan ke KPPN

2. Flexible budgetdengan ambang batas

3. Investasi jangka pendek untuk

pengelolaan kas

4. Melakukan utang jangka pendek

5. Menghapuskan barang inventaris

dengan alasan efisiensi dan

efektivitas

6. Surplus digunakan pada tahun

anggaran berikutnya dan defisit

dimintakan dari APBN

TUJUAN BLU Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa PENGERTIAN BLU

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

(5)

• Sumber pendapatan dari jasa layanan/PNBP fungsional.

• Seluruh pendapatan harus disetor ke Kas Negara.

• Dapat menggunakan PNBP fungsional atas ijin Menkeu.

• Tidak mempunyai fleksibilitas pengelolaan keuangan.

• Pertanggungjawaban dg SPM.

• Sisa anggaran lebih di akhir tahun tdk dpt digunakan lagi.

• Kekayaan negara tidak dipisahkan.

• Motif:not-for-profit.

• Memberikan layanan quasi public goods, tidak internal servicedan bukan administratif.

• Mempunyai PNBP yang signifikan (> =Rp 15 miliar).

• Dapat menggunakan PNBP secara langsung.

• Mempunyai fleksibilitas pengelolaan keuangan negara.

• Pertanggungjawaban dg SP3B.

• Surplus dapat digunakan pada tahun anggaran berikutnya.

• Kekayaan negara tidak dipisahkan.

• Motif:Profit.

• Memberikan layanan private goods

(rivalrydanexcludability).

• Seluruh pendapatan operasional mampu menutupi seluruh biaya operasional dan investasi.

• Pendapatan usaha bukan merupakan PNBP.

• Mempunyai otonomi/fleksibilitas manajerial yang luas.

• Surplus dapat digunakan dan untuk investasi langsung.

• Mampu berkontribusi terhadap PNBP laba pemerintah.

• Kekayaan negara yang dipisahkan.

Karakteristik Kelembagaan

(6)

1. Unit kerja K/L untuk tujuan pemberian layanan

umum berdasarkan kewenangan yang

didelegasikannya.

2. Bagian perangkat pencapaian tujuan K/L sehingga status hukum BLU tidak terpisah dari K/L.

3. Menteri/pimpinan lembaga bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikan kepada BLU dari segi manfaat layanan.

4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan

pemberian layanan umum yang

didelegasikannya.

5. BLU menyelenggarakan kegiatan tanpa mengutamakan mencari keuntungan.

6. RKA serta LK dan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKA serta LK dan kinerja K/L.

7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.

Asas BLU

Kementerian Negara/Lembaga

(7)

Substantif

Teknis

Administratif

Menteri/pim.

lembaga

Menkeu

1. Persyaratan

2. Penetapan

Penerapan PPK- BLU berakhir apabila:

• Dicabut oleh Menkeu sesuai kewenangannya;

• Dicabut oleh Menkeu berdasarkan usul dari menteri/pim lembaga, sesuai kewenangannya.

• Berubah statusya menjadi Badan Hukum dengan kekayaan negara yg dipisahkan.

3. Pencabutan

Penuh /

Bertahap

Pengusulan

(8)

8

Implementasi PPK BLU

Meliputi:

1. Penganggaran

2. Pelaksanaan

3. Akuntabilitas

(9)

9

(10)

Tahapan Penganggaran

10 Renstra K/L RSB BLU RBA BLU RKA-K/L DIPA BLU 5 th an •Tahunan;Disertai prakiraan RBA tahun berikutnya.

Memuat seluruh program, kegiatan, anggaran

penerimaan/pendapatan, anggaran

pengeluaran/belanja, estimasi saldo awal kas, dan estimasi saldo akhir kas BLU, basis akrual, ambang batas, pola

flexible budget

Ketentuan:

 PMK-92/PMK.05/2011

(11)

RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya.

RBA BLU disusun berdasarkan kebutuhan dan kemempuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari

masyarakat, badan lain, dan APBN RENSTRA-K/L RSB (5 tahunan) RBA BLU (1 tahunan) RKA K/L Disertai dngn usulan SPM & biaya dr keluaran yg akan dihasilkan

APBN

Dikaji kembali standar biaya dan anggaran BLU

RKA K/L dan RBA BLU RBA BLU Definitif Dok PA BLU

Paling sedikit mencakup seluruh pendapatan dan belanja, seluruh arus kas, serta jumlah dan kualitas jasa dan/atau barang

Mengesahkan Dok PA (max) 31 Des

Jika 31 Des belum disahkan, BLU dapat melakukan pengeluaran max angka dok PA thn lalu

•Mjd lampiran dari perjanjian kinerja yg ditandatangani oleh menteri/pim lembaga dgn pim BLU.

•Mjd dasar penarikan dana yg bersumber dr APBN oleh BLU.

Perencanaan dan Penganggaran

Menteri/pim

lembaga

Menkeu

(12)

Standar dan Tarif Layanan

SPM

Standar

Pelayanan

Minimum

• BLU menggunakan SPM yang ditetapkan oleh menteri/ pim lembaga. • SPM dapat diusulkan oleh BLU.

• SPM harus mempertimbangkan : kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.

Tarif Layanan

Standar

• Atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. • Mempertimbangkan aspek:

 Kontinuitas dan pengembangan layanan;

 Daya beli masyarakat;

 Asas keadilan dan kepatutan; dan

 Kompetisi yang sehat

Pemimpin

BLU

Menteri/pim

lembaga

Menkeu

1. Pengusulan Tarif

2. Penyapaian Usulan Tarif

3. Penetapan Tarif

Ketentuan:

(13)

13

(14)

Penarikan dana dengan SPM ke

KPPN

Alokasi APBN

Jasa layanan BLU

Hasil Kerjasama dengan

Pihak Lain

Hibah Terikat/ Hibah tidak

terikat

(15)

PNBP BLU:

Belanja

Barang (52)

Belanja

Modal (53)

Rupiah Murni

(RM) :

Belanja

Pegawai (51)

Belanja

Barang (52)

Belanja

Modal (53)

Sumber

Pendanaan

(16)

BUDGET REALISASI P E N D A P A T A N B E L A N J A P E N D A P A T A N P E N D A P A T A N B E L A N J A B E L A N J A FLEXIBLE

% Ambang Batas

RKA-KL DIPA

(17)

Pendapatan dan Belanja

Pendapatan

a. Belanja BLU tediri dari unsur biaya yang sesuai dengan struktur biaya yang dituangkan dalam RBA definitif. b. Fleksibel berdasarkan kesetaraan antara volume

kegiatan pelayanan dengan jumlah pengeluaran mengikuti praktik bisnis yang sehat.

c. Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dlm ambang batas sesuai dgn yang ditetapkan dlm RBA.

d. Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas harus mendapat persetujuan Menkeu atas usulan menteri/pim lembaga.

e. Dalam hal kekurangan anggaran, BLU dapat mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBN kepada Menkeu melalui menteri/pim lembaga.

f. Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa K/L.

Belanja

Rupiah Murni (APBN)

PNBP

Pendapatan jasa layanan

Hibah tidak terikat

Hibah terikat

Hasil kerjasama BLU

(18)

Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas

Melakukan pemungutan pendapatan/tagihan

Menyimpan kas dan mengelola rekening bank Melakukan pembayaran.

Penarikan dana yang bersumber dari APBN dengan menerbitkan SPM Mendapatkan sumber

dana untuk menutup defisit jangka pendek Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan tabahan. Dilakukan sebagai investasi jangka pendek pada instrumen keuangan dengan risiko rendah (instrumen Deposito)

PENGELOLAAN

KAS

Pengelolaan Kas

(19)

a. BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU. b. Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan

bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

c. Piutang dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang, yang nilainya ditetapkan secara berjenjang.

a. BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan peminjaman dengan pihak lain.

b. Utang BLU di kelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.

c. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka pendek ditujukan hanya untuk belanja operasional.

d. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka panjang ditujukan hanya untuk belanja modal.

e. Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara berjenjang berdasarkan nilai pinjaman.

f. Pembayaran kembali utang merupakan tanggung jawab BLU.

g. Hak tagih atas utang BLU menjadi kadaluarsa setelah 5 tahun sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang

Pengelolaan Piutang dan Utang

Piutang

(20)

Investasi

Keuntungan yang

diperoleh dari investasi

jangka panjang

merupakan pendapatan

BLU.

BLU

tidak

dapat

melakukan

investasi

jangka panjang, kecuali atas persetujuan

Menkeu.

(21)

Pengelolaan Aset

Ketentuan:

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara;

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

136/PMK.05/2016 Tentang Pengelolaan Aset Pada

Badan Layanan Umum;

Peraturan Menteri Keuangan Tentang Tarif Layanan

(22)

KETENTUAN UMUM, OBJEK, ASAS, DAN PRINSIP

Prinsip

• tidak mengganggu kegiatan pemberian pelayanan umum kepada masyarakat;

• biaya dalam rangka pelaksanaan kerjasama tidak dapat dibebankan pada Rupiah Murni APBN;

• Aset BLU dapat digunakan sebagai dasar penerbitan surat berharga setelah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan; dan

• tidak berakibat terjadinya pengalihan Aset BLU kepada pihak lain.

Pelaksanaan pengelolaan aset dapat dilakukan dengan mekanisme KSO atau KSM.

Biaya yang timbul dalam rangka persiapan pelaksanaan KSO atau KSM dapat dibebankan pada Rupiah Murni APBN.

Ketentuan Umum

BLU bertugas mengelola aset pada BLU.

Hasil pengelolaan aset BLU digunakan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Pengelolaan aset pada BLU meliputi: • pelaksanaan pengelolaan Aset BLU; dan • pelaksanaan pengelolaan aset pihak lain.

Pengelolaan aset pada BLU dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.

Pelaksanaan pengelolaan aset meliputi perencanaan dan penganggaran, penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, pemusnahan, dan penghapusan.

Pelaksanaan pengelolaan aset berpedoman pada ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik negara sepanjang tidak diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Objek

Asas

(23)

KSO/KSM (1)

• Pemimpin BLU melakukan KSO dan/atau KSM dalam rangka Tugas dan Fungsi pada BLU.

• KSO dan/atau KSM dilaksanakan dengan melibatkan pihak lain sebagai Mitra.

• KSO dan/atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian antara pemimpin BLU dengan Mitra.

• Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap layanan yang dihasilkan dari KSO dan/atau KSM ditetapkan oleh pemimpin BLU sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan keuangan BLU.

• pemerintah daerah;

• badan usaha milik negara;

• badan usaha milik daerah;

• BLU; • BLU daerah; • perusahaan swasta; • yayasan; • koperasi; dan/atau • perorangan. • Pemimpin BLU menyusun rencana KSO dan/atau KSM yang paling

sedikit menjelaskan secara ringkas mengenai maksud dan tujuan, bentuk, dan hasil analisis dan evaluasi dari aspek teknis, aspek keuangan, dan aspek hukum.

• Analisis dan evaluasi dari aspek teknis termasuk berupa spesifikasi teknis/kualifikasi dan/atau kegiatan terkait objek KSO dan/atau KSM. • Analisis dan evaluasi dari aspek keuangan termasuk proyeksi

pendapatan dan biaya yang timbul dari pelaksanaan KSO dan/atau KSM.

• Analisis dan evaluasi dari aspek hukum termasuk kelengkapan bukti kepemilikan aset, resiko, dan/atau rekam jejak Mitra.

• Rencana KSO dan/atau KSM dicantumkan dalam RBA.

• meningkatkan penyediaan pelayanan umum kepada masyarakat;

• mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Aset BLU; dan

• meningkatkan pendapatan BLU yang dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA.

Tujuan

Mitra Perencanaan

(24)

KSO/KSM (2)

KSM

KSO

Aset BLU

Aset Pihak Lain

Tanah dan Bangunan

Selain Tanah dan/atau Bangunan Peralatan dan Mesin

SDM/Managerial BLU

SDM/Managerial Pihak Lain

“Sewa” (A)

Bangun-Guna-Serah (C) Bangun-Serah-Guna (B)

Bentuk

termasuk aset tak berwujud yang terdiri atas:

• perangkat lunak komputer(software);

• lisensi dan franchise;

• hasil kajian/penelitian yang

memberikan manfaat jangka panjang;

• hak cipta (copyright), paten, dan hak kekayaan intelektual lainnya;

• merk dagang;

• karya seni yang mempunyai nilai sejarah/budaya; dan

(25)

KSO/KSM (3)

KSO KSM

Aset BLU Aset Pihak Lain

SDM/

Managerial BLU SDM/ Managerial Pihak Lain Tanah dan bangunan Selain Tanah

dan/atau Bangunan Peralatan dan Mesn “Sewa” (A) BSG (B) BGS (C)

Keputusan

pemimpin BLU Keputusan pemimpin BLU Keputusan pemimpin BLU Keputusan pemimpin BLU Keputusan pemimpin BLU Keputusan pemimpin BLU Keputusan pemimpin BLU Max = 15 tahun Dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi Max = 30 tahun •Hanya berlaku untuk 1 kali perjanjian dan tidak dapat dilakukan perpanjangan.

•Dapat melanjutkan kerjasama dengan bentuk KSO Tanah dan Bangunan (A).

Max = 30 tahun

•Hanya berlaku untuk 1 kali perjanjian dan tidak dapat dilakukan perpanjangan.

•Dapat melanjutkan kerjasama dengan bentuk KSO Tanah dan Bangunan (A).

Dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi, dan penyesuaian klausul dalam perjanjian Memperhitungkan

masa manfaat Max = 5 tahunDapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi, dan penyesuaian klausul dalam perjanjian Max = 5 tahun Dapat diperpanjang setelah dilakukan evaluasi, dan penyesuaian klausul dalam perjanjian Kompensensi tetap (wajib) Imbal Hasil (dapat)

Kompensensi tetap

dan/atau imbal hasil Kompensensi tetap dan/atau imbal hasil Kompensensi tetap, imbal hasil, dan/atau manfaat ekonomi lainnya.

Imbal hasil Imbalan Imbalan

Penunjukan

langsung Lelang Lelang Penunjukan langsung, perizinan, atau lelang Lelang Perizinan Lelang

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan promosi merupakan segala usaha yang dilakukan oleh penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli serta mengingatkan

Selain N dan P, unsur hara K juga berperan dalam pertambahan tinggi tanaman melalui perannya sebagai aktivator enzim dalam fotosintesis dan fotosintat yang dihasilkan

Beberpa hal yang menjadi penyebab surplus material di lapangan ditemukan beberapa penyebab sebagai berikut Tidak terjadinya integrasi antara MTO menggunakan sistem manual via excel

[r]

Persatuan haruslah dengan kodrat alam, yakni persatuan dan kesatuan yang terjadi karena adanya kesamaaan keperluan yang penting, bukan karena paksaan mempersatukan hal-hal yang

Wiwiek Sundari SEJARAH PERKEMBANGAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Eni Karlieni “CERMINAN IDENTITAS KESUNDAAN DALAM AKUN FACEBOOK WALIKOTA BANDUNG RIDWAN KAMIL” SUATU

Wilayah pesisir di Desa Keffing dan Desa Kway sangat strategis untuk pengembangan kegiatan perikanan karena memiliki karakteristik sumberdaya perikanan yang

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. FORMULIR