• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus SMP Muhammadiyah 1 Kartasura Kelas VII-C Tahun Pelajaran 2013/2014)

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Falkutas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhui salah satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh:

LINDA DESI SUTARNO PUTRI NIM: G000100072 NIRM: 10/X/02.2.1/T/4401

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Muhammadiyah I Kartasura adalah sebagai pengelola kelas. Pada praktik di lapangan, banyak kendala yang dihadapi guru PAI dalam mengelola kelas. SMP Muhammadiyah 1 Kartasura telah berusaha melakukan strategi pengelolaan kelas dengan baik dan maksimal. Hal tersebut terbukti dengan beberapa prestasi yang dicapai dalam bidang akademik dan non-akademik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura, dan mendeskripsikan hambatan serta solusi untuk mengatasi hambatan yang dihadapi.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yakni suatu penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah guru PAI dan siswa kelas VII-C di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Data dalam penelitian ini dikumpukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data menggunakan model interaktif Miles & Hubermann.

Temuan dalam penelitian ini adalah strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura kelas VII-C meliputi 4 (empat) kegiatan, yaitu penataan lingkungan belajar, cara pengajaran guru (pendidik), administrasi kelas, dan pengaturan perilaku dan pemberian motivasi kepada siswa. Hambatan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan strategi pengelolaan kelas terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor motivasi dan kondisi psikologis siswa. Faktor eksternal antara lain adalah kendala alokasi waktu dan media. Faktor penghambat, yaitu keragaman karakteristik siswa, guru/wali kelas yang berbeda pemahaman dalam pengelolaan kelas.

(5)

A. Pendahuluan

Guru Pendidikan Agama

Islam (PAI) di SMP

Muhammadiyah I Kartasura adalah sebagai pengelola kelas. Pada praktik di lapangan, banyak kendala yang dihadapi guru PAI dalam mengelola kelas. Kendala-kendala tersebut terkait dengan situasi pembelajaran, kendala dalam mengajar, dan kendala siswa dalam aktivitas belajarnya. Masalah yang paling dominan adalah bahwa siswa yang duduk di deret belakang, punya kecenderungan memiliki prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan siswa yang duduk di deret depan. Selain itu, motivasi belajar siswa yang duduk di deret belakang juga punya kecenderungan lebih rendah daripada siswa yang duduk di deret depan.

Fenomena diatas menuntut perhatian guru dalam hal pengelolaan kelas. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik, sedangkan tujuan khususnya

adalah mengembangkan

kemampuan siswa dengan menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.1 Adapun strategi pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal agar peserta didik merasa nyaman, merasa betah

1

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 199.

(6)

belajar di dalam kelas, dan terciptanya kondisi tersebut diharapkan prestasi siswa bisa meningkat dalam proses belajar mengajar.2

Dengan demikian, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh bagaimana guru PAI di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura mengelola kelas. Merujuk dari permasalahan di atas, peneliti mencoba mengadakan penelitian tentang strategi pengelolaan kelas di SMP Muhammadiyah I Kartasura kelas VII-Cuntuk peningkatan prestasi belajar PAI. Strategi pengelolaan kelas adalah pola atau siasat, yang menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam

menciptakan dan

mempertahankan kondisi kelas

2

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 123.

agar tetap kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.3 Untuk mencegah timbulnya tingkah laku-tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar, guru berusaha mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan perhatian kepada peserta didik, memahami mereka secara individu dan memberi pelayanan-pelayanan tertentu yang merupakan wujud dukungan dari warga sekolah.4

Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru merupakan usaha dalam menciptakan

3

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan

Demokratis: Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan

Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004),

hlm.123.

4

(7)

sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

Ragam strategi pengelolaan kelas meliputi:

a. Penataan lingkungan belajar Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya pengalaman belajar, dapat di klasifikasikan dalam lingkungan (keadaan) fisik dan lingkungan sosial.5 Pengelolaan lingkungan fisik meliputi penataan ruang kelas, pengaturan tempat duduk,

5

Milan Rianto, Pengelolaan Kelas

Model PAKEM (Jakarta:Dirjen PMPTK, 2007),

hlm.1.

ventilasi dan pengaturan cahaya yang cukup menjamin kesehatan siswa dan pengaturan penyimpanan barang yang diatur sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat digunakan. Pengelolaan lingkungan social meliputi interaksi guru dansiswa, siswa dengan siswa, dan siswa, guru, serta lingkungan sekitarnya.6 b. Cara pengajaran guru

(pendidik)

Dalam rangka

memelihara kondisi dan suasana belajar yang efektif, maka guru harus mampu memilih cara yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan

6

John W. Santrock, Terj. Tri Wibowo B.S, Psikologi Pendidikan (Jakarta:Prenada Media Group, 2008), hlm.7-8.

(8)

melibatkan peserta didik yang bervariasi, maka seorang pendidik harus mampu dan menguasai beragam strategi dan perspektif serta dapat mengaplikasikannya secara fleksibel.7

Dalam hal ini guru harus mampu menguasai materi pelajaran, strategi pengajaran, mempunyai keahlian manajemen kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan dapat bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang beragam.

c. Administrasi kelas

Pengelolaan administrasi kelas meliputi pengelolaan presensi yang dilakukan secara periodik, menyediakan

7

Ibid., hlm.7

ruangan khusus untuk keperluan bimbingan siswa yang dilakukan guru, wali kelas atau guru pembimbing sekolah, menyediakan tempat baca siswa, menyediakan tempat sampah, dan menyediakan catatan pribadi siswa sehingga guru akan mengenal siswa secara lengkap termasuk latar belakang kehidupan siswa.8 d. Pengaturan perilaku dan

pemberian motivasi kepada siswa

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan dan lingkungan dimana siswa berinteraksi, diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku siswa yang baik.

8

Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan (Jakarta: Haji Masagung, 2004), hlm.134.

(9)

Dalam prosesnya, sering kali muncul perilaku siswa yang menganggu kondisi kelas.Oleh karena itu, guru dapat menerapkan sistem reward

dan punishment. Reward atau penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi atau berperilaku baik, dan

punishment atau sanksi (hukuman) dikenakan terhadap siswa yang melanggar peraturan.

Rewarddan punishment

berfungsi untuk

menumbuhkan motivasi siswa.9

1. Pembelajaran PAI

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan “usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan

9

Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm.78.

siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan”.10 Pendidikan Agama Islam dalam pengembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan disekolah maupun perguruan tinggi. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dimaknai dalam dua pengertian, yaitu 1) sebagai sebuah proses penanaman ajaran agama Islam, dan 2) sebagai bahan kajian yang menjadi materi dari proses penanaman/ pendidikan itu sendiri.11

10

Departemen Agama RI, Kurikulum Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta: Balitbang Depag 2013), hlm. 2.

11

Nazarudin, Manejemen Pembelajaran (Jogjakarta : Teras, 2007), hlm. 12.

(10)

2. Peningkatan Prestasi Belajar Prestasi belajar dapat dipandang dari dua sisi, yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, prestasi belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.12Tingkat perkembangan mental tersebut pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, prestasi belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.13

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

12

Dimyatidan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 250-251.

13

Ibid; hlm.252.

dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.14Nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Dengan nilai rapor, dapat diketahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.15

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup: faktor internal danfaktoreksternal.16

a. Faktor internal

14

Sutratinah Tirtonegoro, Anak Super

Normal dan Program Pendidikannya(Jakarta:

Bina Aksara, 2006), hlm.4.

15

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: CV Rajawali, 2005), hlm.324.

16

Dimyati Mahmud, Psikologi

Pendidikan (Yogyakarta: BPFE, 2008),

(11)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang terdiri dari N. Ach (Need for Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif untuk berprestasi.Faktor dari dalam ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar (siswa) itu sendiri yang meliputi:

1) Fisiologi, yang berupa kondisi fisik dan kondisi pancaindra,

2) Psikologi, yang berupa bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

b. Faktoreksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar sipelajar. Hal ini dapat berupa sarana prasarana, situasi

lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah

maupun lingkungan

masyarakat. Faktor eksternal terdiri dari:

1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,dan latar belakang kebudayaan);

2) Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah); dan

(12)

3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

B. Metode penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.Untuk itu peneliti harus terjun kelapangan dan berada disana dalam waktu yang cukup lama.17

Subjek penelitian ini adalah guru PAI dan siswa kelas VII-C di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

17

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2013), hlm.17.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Metode observasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang strategi pengelolaan kelas yang digunakan guru PAI ketika mengajar pada kelas VIIC di SMP Muhammadiyah Kartasura. 2. Metode wawancara

Wawancara adalah

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi melalui tanya jawab, sehingga mengarah ke titik fokus dalam suatu topik tertentu. Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang situasi maupun fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak

(13)

bisa ditemukan melalui observasi18.

3.Metode dokumentasi

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang data-data deskripsisekolah, sejarahsekolah,

danprestasibelajarPAI di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah penelitan.19Adapun proses analisa data yang penulis lakukan dimulai dengan menelaah seluruh data dari berbagai sumber (wawancara dan pengamatan) yang dilakukan di SMP Muhammadiyah I Kartasura tentang strategi pengelolaan kelas dan peningkatan prestasi belajar siswa. Setelah data terkumpul dan dipelajari maka langkah selanjutnya

18

Ibid., hlm. 317.

adalah mereduksi data dan membuang data yang tidak perlu. Tahap terakhir adalah penyajian data yang kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) terdiri dari 4 (empat) konsep, yaitu penataan lingkungan belajar, cara pengajaran guru (pendidik), administrasi kelas, dan pengaturan perilaku dan pemberian motivasi kepada siswa.

Lingkungan belajar di kelas sebagai situasi buatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau konteks terjadinya pengalaman belajar, dapat diklasifikasikan dalam lingkungan (keadaan) fisik dan lingkungan sosial. Dalam mengelola lingkungan belajar, kondisi ruangan kelas, ventilasi, penerangan dibuat

(14)

sebaik mungkin agar siswa merasa nyaman dalam belajar. Dengan kondisi tempat belajar yang bersih dan nyaman, maka siswa dapat belajar dengan nyaman dan prestasi belajar yang diraih dapat maksimal. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru mengatur posisi duduk siswa sedemikian rupa sehingga mereka nyaman dalam belajar dan memperoleh pencahayaan cukup terang dan udara yang segar (tidak pengap). Hal ini sesuai dengan teori Santrock.

Aspek cara pengajaran guru (pendidik) yang dimaksud adalah guru harus mampu menguasai materi pelajaran, strategi pengajaran, mempunyai keahlian manajemen kelas, keahlian motivasional, keahlian komunikasi dan dapat bekerja secara efektif

dengan murid dari latar belakang kultural yang beragam.

Pada aspek pengajaran guru, perencanaan proses pembelajaran PAI yaitu menterjemahkan ide Kurikulum 2013 dengan mengembangkan RPP dan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan, baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP. Kemudian, guru menerapkan apa yang telah disusun dalam RPP dalam kegiatan belajar

(15)

dalam rangkaian kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.

Untuk metode pembelajaran, guru menyesuaikan dengan karakter siswa dan materi, kemudian guru melakukan review dan memberi

tugas mandiri maupun

berkelompok.Untuk evaluasi, guru memberikan tes maupun tugas. Metode pembelajaran yang diterapkan guru adalah ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi dan pemberian tugas.

Metode ceramah yang digunakan berupa ceramah eksplanatoris di mana guru memberikan materi satu arah;dan ceramah interaktif, yaitu ceramah dengan dua arah di mana guru juga menggunakan perantara media gambar, misalnya pada saat menceritakan kisah para Nabi dan Rasul. Metode tanya jawab dan

pemberian tugas diterapkan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa, baik secara individu maupun kelompok. Guru menerapkan demonstrasi dan diskusi kelas sebagai variasi kegiatan pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dalam belajar.

Pengelolaan administrasi kelas meliputi pengelolaan presensi yang dilakukan secara periodik, menyediakan ruangan khusus untuk keperluan bimbingan siswa yang dilakukan guru, walikelas atau guru pembimbing sekolah. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru mengatur tempat duduk secara bergiliran atau berpindah-pindah, sehingga siswa tidak hanya duduk di depan terus menerus atau di belakang terus menerus.

Berkas administrasi kelas yang terdiri dari Rencana

(16)

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Program Tahunan, Program Semester, Minggu Efektif, buku Daftar Hadir (presensi) siswa, jadwal pelajaran, dan jurnal harian tersusun rapi dalam file bag

transparan yang selalu dibawa oleh guru PAI SMP Muhammadiyah 1 Surakarta ketika mengajar di kelas. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan guru dalam

melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

Pengelolaan administrasi kelas yang dilaksanakan guru PAI meliputi pengelolaan presensi yang dilakukan secara periodik, yang bertujuan selain untuk memantau kehadiran siswa, juga untuk memantau prestasi siswa. Hal ini sesuai dengan teori Hadari Nawawi. Penyusunan RPP, Program Tahunan, Program Semester,

Minggu Efektif, dan jurnal harian bertujuan agar kegiatan pembelajaran berjalan sesuai ketentuan kalender akademik yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga materi pembelajaran PAI dapat tuntas diberikan pada siswa.

Untuk menjaga situasi pembelajaran agar selalu kondusif, harus didukung oleh perilaku siswa yang baik. Dalam pembelajaran PAI, guru mewajibkan siswa untuk berdoa sebelum memulai pembelajaran dengan bacaan Al-Fātihah, siswa harus masuk kelas tepat waktu, duduk dengan tertib, dan tidak bercakap-cakap dengan teman selama pelajaran.

Ketika adasiswakelas VII-C datang terlambat masuk kelas pada saat pembelajaran PAI, siswa diwajib kan salam sebelum masuk kelas, minta maaf, dan memberikan

(17)

alasan yang jelas mengapa dia terlambat. Hal tersebut diterapkan agar semua siswa dapat berkonsentrasi dan merasa nyaman dalam mengikuti pelajaran.

Hal tersebut diterapkan dalam rangka pengaturan perilaku siswa dan memberikan motivasi kepada siswa. Reward atau penghargaan diberikan kepada siswa yang berprestasi atau berperilaku baik, dan punishment atau sanksi (hukuman) dikenakan terhadap siswa yang melanggar peraturan.

Reward dan punishment berfungsi untuk menumbuhkan motivasi siswa.

Hambatan yang dialami oleh guru PAI dalam menerapkan pengelolaan kelas yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri siswa, yaitu motivasi dan kondisi psikologis siswa. Karakteristik siswa dengan kemampuan rata-rata menengah ke bawah menjadi kendala bagi guru. Hal ini akan berpengaruh dalam menciptakan situasi belajar yang mengaktifkan siswa, dimana siswa sulit mengikuti pelajaran PAI sesuai dengan target waktu yang ada. Motivasi untuk belajar yang rendah juga menjadi kendala tersendiri. Untuk mengatasinya, guru idealnya menciptakan variasi dalam pembelajaran, baik dari segi metode, media, maupun situasi pembelajarannya.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar

(18)

siswa.Hal ini dapat berupa sarana prasarana, situasi lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Alokasi waktu yang terbatas juga merupakan kendala yang dialami guru, karena tidak sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Di samping itu, sebagian siswa yang tidak dapat mengikuti jalannya pelajaran, sehingga membuat guru harus mengulangi lagi materi yang sudah diberikan, yang tentunya akan semakin memakan waktu. Pada akhirnya menyebabkan kemunduran waktu yang telah dialokasikan. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru idealnya memberikan variasi dalam metode belajar dan pemberian tugas di luar sekolah,yaitu di

rumah, sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kendala utama lain yang dihadapi guru dalam pembelajaran adalah keterbatasan media pembelajaran untuk pembelajaran PAI. Untuk mengatasinya, guru membuat sendiri media pembelajaran sederhana seperti: agenda sholat, poster huruf hija’iyah, poster tuntunan sholat, iqro dan lai-lain.

D. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat dirumuskan berdasarkan analisis pada Bab V adalah sebagai berikut:

1. Strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah1 Kartasura kelas

(19)

VII-C meliputi 4 (empat) kegiatan, yaitu penataan lingkungan belajar, cara pengajaran guru (pendidik), administrasi kelas, dan pengaturan perilaku dan pemberian motivasi kepada siswa.

2. Hambatan yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan strategi pengelolaan kelas terdiri dari faktor internal dan eksternal.Faktor internal meliputi faktor motivasi dan kondisi psikologis siswa. Faktor eksternal antara lain adalah kendala alokasi waktu, media pembelajaran, metode, dan sarana prasarana penunjang. Dan usaha untuk mengatasi hambatan adalah

perlunya variasi metode, kegiatan, dan media pembelajaran.

E. Saran

1. Untuk mengatasi hambatan internal, guru PAI SMP Muhammadiyah 1 Kartasura hendaknya melakukan variasi dalam pemberian apersepsi, metode mengajar, dan media pembelajaran sehingga motivasi siswa dalam belajar PAI dapat meningkat.

2. Untuk mengatasi hambatan eksternal, guru PAI SMP Muhammadiyah 1 Kartasura hendaknya melakukan koordinasi intensif dengan pihak sekolah terkait pemenuhan sarana prasarana penunjang.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 2013. Kurikulum Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Balitbang Depag.

Dimyatidan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri& Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Hurlock, Elizabeth. 2011. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Mahmud, Dimyati. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: BPFE.

Nawawi, Hadari. 2004. Organisasi Sekolah dan Pengelolahan Kelas. Jakarta : PT. Gunung Agung.

Nazarudin. 2007. Manajemen Pembelajaran. Jogjakarta: Teras.

Rianto, Milan. Pengelolaan Kelas Model PAKEM. Jakarta:Dirjen PMPTK. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Santrock, John W.(Terj. Tri Wibowo B.S). 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. _________.2013.Metode Penelitian Pendidikan, Bandung :Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.

Tirtonegoro, Sutratinah. 2006. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Jika ia merasa bahwa alam semesta yang pada perkiraannya merupakan tempat ia hidup, dunia ini, tubuhnya sendiri, orang lain, para filsuf materialisme lain yang

Hal ini sesuai dengan Wirakartakusumah (1992) yang menyatakan bahwa pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan kedalam bahan

tidak setuju dengan langkah yang diambil Scheele. Berilah

[r]

[r]

[r]

Lingkar pinggang merupakan antropometri yang mempunyai hubungan paling banyak dengan faktor risiko PKV ( 4 faktor ) yaitu gula darah puasa, apoB, ratio Kol/HDL dan ratio

(1) Untuk mengetahui jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau tidak seharusnya dikembalikan yang harus dilunasi oleh Wjib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan