• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULKAS DUA PINTU DENGAN DAYA KOMPRESOR 18 PK, PANJANG PIPA KAPILER 160 CM DAN REFRIGERAN R134a SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KULKAS DUA PINTU DENGAN DAYA KOMPRESOR 18 PK, PANJANG PIPA KAPILER 160 CM DAN REFRIGERAN R134a SKRIPSI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

KULKAS DUA PINTU

DENGAN DAYA KOMPRESOR 1/8 PK, PANJANG PIPA

KAPILER 160 CM DAN REFRIGERAN R134a

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Program Studi Teknik Mesin

Oleh :

ADRIANUS ADRI NANDA APRIKUSANI

NIM : 105214057

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

TWO DOORS REFRIGERATOR WITH 1/8 PK

COMPRESSOR POWER, 160 CM CAPILLARY TUBE,

AND R134a REFRIGERANT

FINAL PROJECT

As partial fulfillment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik Degree in Mechanical Engineering

By :

ADRIANUS ADRI NANDA APRIKUSANI

Student Number : 105214057

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGI

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Kulkas mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia pada masa sekarang ini, terutama untuk keperluan rumah tangga. Kulkas berfungsi untuk mengawetkan bahan makanan seperti sayur – sayuran, buah – buahan, dan daging agar tetap segar serta untuk membekukan air menjadi es batu. Tujuan dari penelitian ini adalah (a) membuat mesin pendingin kulkas dua pintu, (b) mengetahui kerja kompresor, (c) mengetahui kalor yang dilepas kondensor, (d) mengetahui kalor yang diserap evaporator, (e) mengetahui nilai dan

, (f) efisiensi dan, (g) laju aliran massa refrigeran dari mesin pendingin

kulkas kulkas dua pintu.

Penelitian dilakukan dilaboratorium manufaktur Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mesin pendingin kulkas dua pintu bekerja dengan siklus kompresi uap. Panjang pipa kapiler yang digunakan 160 cm dengan kompresor jenis hermetik yang berdaya 1/8 pk, sedangkan kondensor dan evaporator yang digunakan merupakan kondensor dan evaporator standar untuk mesin kulkas dua pintu berdaya 1/8 PK serta menggunakan refrigeran R134a. Sedangkan beban pendinginannya menggunakan air dengan volume sebesar 500 ml.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa (a) kulkas dua pintu berhasil dibuat dan bekerja dengan baik dan bisa membekukan air dengan volume sebesar 500 ml secara merata selama 480 menit dengan suhu kerja evaporator sekitar – 16°C dan suhu kerja kondensor sekitar 50,3°C. (b) Kerja kompresor persatuan massa sekitar 71,16 %. (g) Laju aliran massa refrigeran kulkas dua pintu (m) mempunyai nilai yang relatip tetap (stabil) 0,00231 kg/detik.

(8)

viii

ABSTRACT

Refrigerator has a very important function in human life at the present time, particularly for household use. Refrigerator serves to preserve foodstuffs such as vegetables , fruits, and meat in order to keep them fresh water into ice cube. The aims of this research were (a) make the cooling machine wo-door refrigerator, (b) know the compressor work, (c) know the heat whinch is released by condenser, (d) know the heat whinch is absorbed by the evaporator, (e) know the value of COPaktual and COPideal, (f) efficiency and, (g) the refrigerant mass flow rate of the cooling machine two-door refrigerator.

The research was conducted in Mechanical Engineering Manufacturing laboratory, Faculty of Science and Technology Sanata Dharma University Yogyakarta. Two-door refrigerator cooling machine works with the vapor compression cycle. The length of the capillary tube which used is 160 cm with a powerful hermetic compressor types 1/8 Pk, while the condenser and the evaporator which is used-is a standard for the machine of two-door refrigerator also use R134a refrigerant.On the other hand, the cooling load uses water with a volume of 500 ml.

The survey results revealed that (a) the two-door refrigerator successfully created and well-worked and could freeze the water with a volume of 500 ml evenly for 480 minutes with the working temperature of the evaporator approximately - 16 ° C and a working temperatur of the condenser about 50.3 ° C. (b) The working compressor refrigerant mass unity (W_in) has a value that is relatively fixed (stable) about 60 kJ / kg. (c) refrigerant mass unity of heat energy which is released by the condenser (Q_out) has a value that is relatively fixed (stable) approximately 226 kJ / kg. (d) refrigerant mass unity of heat energy whinch is absorbed by the evaporator (Q_in) has a value that is relatively fixed (stable) approximately 166 kJ / kg. (e) the actual achievement coefficient (COPaktual) has a value that is relatively fixed (stable) about 2.77, and the ideal achievement coefficient (COPideal) has a value that is relatively fixed (stable) about 3.88. (f) The efficiency of the two-door refrigerator (%) has a value that is relatively fixed (stable) approximately 71.16%. (g) the refrigerant mass flow rate of the cooling machine two-door refrigerator (m) has a value that is relatively fixed (stable) 0.00231 kg / sec.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmatNya yang diberikan dalam penyusunan Skripsi ini sehingga semuanya

dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi mendapatkan gelar

sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berkat bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada

kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S. Si., M. Sc., selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M. T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin,

dan sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.

3. Dr. Drs. Vet. Asam Damanik, sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

4. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan materi selama

kuliah di Universitas Sanata Dharma.

5. Y. Kuperseribu dan Bibiana Poryani, sebagai orang tua yang selalu memberi

dorongan doa dan motivasi kepada penulis.

6. Teman-teman Teknik Mesin Angkatan 2010 yang selalu memberi dorongan

(10)

x

Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Segala kritikan dan saran yang membangun akan sangat penulis harapkan demi

penyempurnaan dikemudian hari. Akhir kata seperti penulis harapkan semoga

Skripsi ini dapat member manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 19 Desember 2014

(11)

xi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH…………..……vi

2.1.1 Prinsip kerja kulkas dua pintu...6

2.1.2 Komponen – komponen utama mesin pendingin...8

2.1.3 Komponen – komponen pendukung mesin pendingin...14

2.1.4 Laju perpindahan kalor...16

2.1.5 Refrigeran atau bahan pendingin...17

2.1.6 Siklus kompresi uap...20

(12)

xii

2.2 Perbedaan kulkas satu pintu dan kulkas dua pintu………...27

2.2.1 Kulkas satu pintu………..27

2.2.2 Kulkas dua pintu………...28

2.3 Tinjauan pustaka...29

BAB III. PEMBUATAN ALAT ...31

3.l Diagran alir pelaksanaan...31

3.2 Komponen utama mesin kulkas dua pintu ...32

3.3 Peralatan yang digunakan untuk pembuatan kulkas dua pintu ...35

3.4Langkah – pembuatan alat ...41

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN...45

4.1 Benda Uji ...45

4.2 Skematik Alat Penelitian ...46

4.3 Beban pendinginan ...47

4.4 Alat bantu penelitian ...47

4.5 Cara mendapatkan data ...51

4.7 Cara Mengolah Data ...51

4.8 Cara Mendapatkan Kesimpulan ...53

BAB V HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN...54

5.1 Hasil Penelitian...54

5.2 Perhitungan ...56

(13)

xiii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...71

6.1 Kesimpulan ...71

6.2 Saran ...72

DAFTAR PUSTAKA ...73

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen utama mesin kulkas dua pintu siklus kompresi uap……8

Gambar 2.2 Kompresor………..9

Gambar 2.3 Evaporator………11

Gambar 2.4 Kondenser……….12

Gambar 2.5 Pipa kapiler………....13

Gambar 2.6 Filter ……….13

Gambar 2.7 Themostat………..14

Gambar 2.8Overload motor protector………..15

Gambar 2.9 Heater………....15

Gambar 2.10 Fan atau blower………...16

Gambar 2.11 skema siklus kompresi uap………..20

Gambar 2.12 Diagram P-h siklus kompresi uap………...20

Gambar 2.13 Diagram T-s siklus kompresi uap………...21

Gambar 2.14 Kulkas satu pintu………..27

Gambar 2.15 Kulkas dua pintu………...28

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanan Penelitian……….31

Gambar 3.2. Kompresor hermetik Gambar ………..32

Gambar 3.3 Kondensor……….33

Gambar 3.4. Evaporator………....33

Gambar 3.5. Pipa Kapiler………..34

(15)

xv

Gambar 3.7. Pemotong Pipa (Tube cutter)………35

Gambar 3.8. Pelebar Pipa………..36

Gambar 3.9. Tang………..37

Gambar 3.10. Alat las………37

Gambar 3.11. Bahan las……….38

Gambar 3.12. Pressure gauge……….38

Gambar 3.13. Fan Motor………39

Gambar 3.14. Termostat……….40

Gambar 3.15. Pompa Vakum……….40

Gambar 3.16. Proses penyambungan komponen kulkas dua pintu………...42

Gambar 3.17. Proses Pemvakuman………43

Gambar 3.18. Proses Pegisian Refrigeran ……….44

Gambar 4.1 Mesin Kulkas dua pintu yang diteliti……….45

Gambar 4.2 Skematik mesin pendingin kulkas dengan posisi alat………46

Gambar 4.3 Beban pendingin……….47

Gambar 4.4 Termokopel dan alat Penampil suhu digital APPA………48

Gambar 4.5 Pengukur Tekanan………..48

Gambar 4.6 Tang meter………..49

Gambar 4.7 Ph diagram………..49

Gambar 4.8 Kabel Roll………..50

Gambar 4.9 solasi………...50

(16)

xvi

Gambar 5.1 Kerja kompresor persatuan massa refrigerant ( ) dari t = 30 menit

sampai t= 480 menit……….64

Gambar 5.2 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor

( ) dari t = 30 menit sampai t= 480 menit………..65

Gambar 5.3 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator

dari t = 30 menit sampai t= 480 menit……….66

Gambar 5.4 Koefisien prestasi actual ( ) dari t = 30 menit sampai t= 480

menit……….67

Gambar 5.5 Koefisien prestasi ideal ( ) dari t = 30 menit sampai t= 480

menit………...68

Gambar 5.6 Efisiensi kulkas dua pintu (%) dari t = 30 menit sampai t = 480

menit……….69

Gambar 5.7 Laju aliran massa refrigeran kulkas dua pintu dari t = 30 menit

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel untuk hasil pengukuran suhu dan tekanan………...51

Tabel 5.1 Nilai suhu masuk kompresor ( ) dan suhu masuk pipa kapiler ( ) kompresor serta tekanan refrigeran masuk ( ) dan keluar ( ) kompresor ...54

Tabel 5.2 Nilai suhu kerja evaporator dan kondensor ………...55

Tabel 5.3 Nilai entalpi di titik 1, 2, 3, dan 4 ……….56

Table 5.4 Hasil perhitungan kerja kompresor persatuan massa refrigeran ( ) ...57

Tabel 5.5 Hasil perhitungan energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor ( )………...58

Tabel 5.6 Hasil perhitungan energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator ( )………...59

Table 5.7 Hasil perhitungan koefisien prestasi aktual ( )………..60

Table 5.8 Hasil perhitungan koefisien prestasi ideal ( ………..61

Table 5.9 Hasil perhitungan efisiensi kulkas dua pintu (%)………..62

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada jaman sekarang ini mesin pendingin sudah menjadi kebutuhan bagi

rumah tangga. Mesin pendingin bukan lagi merupakan peralatan yang mewah bagi

masyarakat. Kebutuhan rumah tangga akan mesin pendingin berawal dari

keinginan manusia untuk mengawetkan bahan makanan, agar manusia tidak

direpotkan untuk menyediakan bahan makanan setiap harinya.

Beberapa jenis mesin pendingin dapat dibedakan atas fungsinya. Ada mesin

pendingin yang berfungsi untuk membekukan dan mendinginkan untuk tujuan

mengawetkan bahan makanan, ada pula mesin pendingin yang dipergunakan

untuk sistem pengkondisian udara. Contoh mesin pendingin yang berfungsi untuk

membekukan dan mendinginkan untuk tujuan mengawetkan bahan makanan

adalah : kulkas, showckase, dispenser, ice maker,chest freezer, freezer, dan cold storage. Contoh mesin pendingin yang digunakan untuk pengkondisian udara seperti AC dan water chiller.

Proses pendinginan pada mesin pendingin, umumnya menggunakan sistem

kompresi uap. Sebagai fluida kerja digunakan refrigeran yang mudah diubah

bentuknya dari cair menjadi gas maupun dari gas menjadi cair. Refrigeran

berfungsi untuk mengambil panas dari evaporator dan membuang panas di

(19)

refrigeran yang ramah terhadap lingkungan. Refrigeran yang ramah

lingkungan tidak mengandung clorofluorocarbon (CFC) yang dapat merusak ozon. Mengingat pentingnya mesin pendingin dan luasnya pemakaian mesin

pendingin, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang mesin

pendingin dengan melakukan penelitian tentang mesin pendingin. Penelitian di

khususkan untuk mesin kulkas dua pinti

1.2. Perumusan Masalah

Masalah utama pada mesin pendingin yang ada dipasaran adalah tidak

diketahuinya informasi tentang COP dan efisiensi dari mesin pendingin tersebut.

Mesin – mesin pendingin yang ada di pasaran pada umumnya hanya diketahuinya

karakteristik dari mesinnya.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Membuat mesin pendingin kulkas dua pintu.

b. Menghitung kerja kompresor persatuan massa refigeran kulkas dua pintu.

c. Menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator

dari mesin pendingin kulkas dua pintu.

d. Menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor

dari mesin pendingin kulkas dua pintu.

(20)

f. Efisiensi mesin pendingin kulkas dua pintu.

g. Laju aliran massa refrigeran dari mesin pendingin kulkas dua pintu.

1.4. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pembuatan mesin pendingin dengan sistem

kompresi uap dengan menggunakan komponen dan spesifikasi sebagai berikut :

a. Kompresor dengan daya 1/8 PK (seperti yang tercantum pada name plate

kompresor).

b. Evaporator dan kondensor yang dipergunakan merupakan evaporator dan

kondensor standar untuk mesin pendingin kulkas dua pintu berdaya 1/8 PK.

c. Panjang pipa kapiler yang digunakan adalah 160 cm, berdiameter 0,026 inci

berbahan tembaga.

d. Refrigeran yang digunakan adalah R134a

e. Beban pendingin yang digunakan adalah air dengan volume 500 ml.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis menjadikannya mampu memahami karakteristik mesin pendingin

yang bekerja dengan siklus kompresi uap.

b. Bagi penulis menjadikannya mempunyai pengalaman dalam pembuatan mesin

(21)

c. Hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi bagi penelitian

(22)

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Kulkas Dua Pintu

Kulkas merupakan jenis mesin pendingin yang digunakan untuk

mendinginkan dan membekukan. Kulkasatau Lemari Esadalah salah satu

kebutuhan yang penting bagi masyarakat di zaman sekarang. Kulkas sendiri

adalah alat yang berfungsi untuk membekukan es dan menyimpan bahan

makanan, seperti daging, sayur – sayuran dan buah-buahan agar tidak membusuk

dan tetap segar.

Kulkas dua pintu merupakan konsep baru yang berbeda dari kulkas satu

pintu yang lebih dulu dipasarkan. Kulkas dua pintu muncul karena besarnya

permintaan konsumen pada lemari pendingin dengan kapasitas yang lebih besar.

Kemunculannya adalah respon atas kebutuhan pasar yang kurang puas dengan

kulkas satu pintu. Ketidakpuasan konsumen tersebut merupakan hal yang wajar.

Karena setiap produk pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing,

termasuk kulkas. kelebihan kulkas dua pintu yang utama adalah untuk menyimpan

bahan makanan dalam jumlah lebih besar. Demikian pula makanan berukuran

besar tidak perlu dipotong sampai kecil-kecil agar masuk ke dalam kulkas, dengan

(23)

Kulkas dua pintu juga memiliki efek pendinginan yang lebih besar

dibandingkan dengan kulkas satu pintu. Ini untuk menjamin suhu dingin

menjangkau semua item makanan yang disimpan. Suhu yang lebih dingin

memungkinkan makanan dapat disimpan lebih awet dan lebih tahan lama. Selain

itu juga membuat makanan lebih higienis karena lebih terjaga dari kuman dan

bakteri.

2.1.1 Prinsip Kerja Kulkas Dua Pintu

Ada 2 prinsip (system) kerja kulkas dua pintu, yaitu:

1. Kerja mendinginkan

2. Kerja membekukan

Kerja Kulkas mendinginkan merupakan kerja utama dari mesin pendingin

tersebut. Di mana kedua jenis kerja tersebut adalah kelanjutan dari mendinginkan

menjadi membekukan.

1. Kerja mendinginkan (cooling)

Hukum fisika yang menjadi dasar kerja proses pendinginan di kulkas,

terutama Hukum Termodimanika Kedua oleh Mr. Clausius, yang mengatakan

bahwa kalor (panas) berpindah dengan sendirinya dari benda bersuhu tinggi ke

benda bersuhu rendah. Hukum fisika ini dijalankan dengan baik oleh bagian yang

bernama “evaporator”. Selain itu proses pendinginan terjadi adanya refrigerant

(bahan pendingin), dimana refrigerant yang menguap akan berubah wujud dari

cair menjadi gas. Di dalam evaporator akan mengambil kalor/panas dari bagian

(24)

meniupkan hawa dingin yang berasal dari sekeliling dinding bagian luar

evaporator yang dilapisi bunga es.

Cara kerja lemari es atau kulkas masih berhubungan erat dengan prinsip

perpindahan kalor. Sistem kerja kulkas bermula dari bagian kompresor yang

berfungsi sebagai tenaga penggerak. Motor kompresor akan segera berputar dan

memberi tekanan pada semua bahan pendingin saat telah dialiri oleh listrik. Bahan

pendingin yang berwujud gas apabila diberi tekanan akan menjadi gas yang

bertekanan dan bersuhu tinggi.

Dengan wujud seperti itu, maka akan mebuat refrigerant mengalir menuju

kondensor. Nantinya itu akan disaring oleh filter yang ada. Pada titik kondensasi,

gas tersebut akan mengembun dan akan kembali menjadi bentuk cair, Refrigerant

cair yang bertekanan tinggi akan terdorong dan akan menuju pipa kapiler. Dengan

begitu refrigerant akan segera naik ke evaporator dikarenakan tekanan kapilaritas

yang telah dimiliki oleh pipa kapiler itu sendiri.

Ketika berada di dalam evaporator, refrigerant cair segera menguap dan

wujudnya akan berubah kembali menjadi gas yang memiliki tekanan dan suhu

yang rendah. Sebab dari proses tersebut, maka udara yang berada di sekitar

evaporator akan memiliki suhu rendah dan akhirnya terkondensasi menjadi bentuk

cair.

2. Kerja membekukan

Kerja membekukan merupakan kelanjutan dari kerja mendinginkan. Udara

(25)

terkondensasi menjadi bentuk cair. Pada kondisi yang berulang akan

memungkinkan udara tersebut akan membeku dan akan menjadi butiran-butiran es

dengan bantuan fan motor (kipas) yang membantu sirkulasi udara di sekitar

evaporator. Hal tersebut terjadi pada benda ataupun air yang dengan sengaja

diletakkan pada sekitar evaporator.

2.1.2. Komponen-komponen Utama Kulkas Dua Pintu

Komponen utama mesin pendingin siklus kompresi uap terdiri dari beberapa

komponen utama seperti : kompresor, evaporator, kondenser, pipa kapiler, filter.

(26)

a. Kompresor

Kompresor terdiri dari motor penggerak dan kompresor. Kompresor

bertugas untuk menekan refrigeran sehingga refrigeran beredar dalam unit mesin

pendingin. Dengan kata lain fungsi kompresor adalah menaikkan tekanan

refrigerant, sedangkan motor penggerak bertugas untuk memutar kompresor

tersebut.

Gambar 2.2 Kompresor

Jenis-jenis kompresor jika dilihat dari posisi motor penggeraknya, dapat

dibagi menjadi tiga jenis : kompresor hermetik, kompresor semi hermetik dan

kompresor open type 1. Kompresor hermetic

Kompresor hermetik adalah kompresor, yang langsung digerakkan oleh motor

listrik, kompresor dengan motor listrik mempunyai poros yang sama dan berada

dalam satu wadah tertutup. Kompresor jenis ini biasanya dipakai untuk lemari es

(27)

Keuntungan dari kompresor hermetik adalah :

- Bentuknya kecil, dan harganya murah.

- Tidak memakai sil pada porosnya, sehingga jarang terjadi kebocoran.

- Tidak memakai tenaga penggerak dari luar sehingga tingkat kebisingannya

rendah.

Kerugian dari kompresor hermetik adalah :

- Kerusakan yang terjadi di dalam kompresor susah dideteksi sebelum rumah

kompresor dibuka.

- Ketinggian minyak pelumas kompresor susah diketahu.

2. Kompresor semi-hermetik

Kompresor semi adalah kompresor yang motor serta kompresornya berada

di dalam satu tempat atau rumahan, akan tetapi motor penggeraknya terpisah dari

kompresor. Kompresor digerakkan oleh motor penggerak melalui sebuah poros

penggerak.

3. Kompresor Open type

Kompresor open type adalah kompresor yang motor penggeraknya terpisah dengan kompresor. Kompresor digerakan oleh motor penggerak melalui hubungan

sabuk. Kompresor ini umumnya digunakan pada mesin pendingin dengan

kapasitas besar.

Keuntungan kompresor open type :

- Jika terjadi kerusakan dapat dengan mudah melakukan penggantian komponen.

(28)

- Putaran kompresor dapat diubah dengan cara mengubah diameter puli.

- Pada daerah yang belum tersedia listrik, kompresor dapat bekerja dengan

sumber tenaga lain seperti mesin diesel.

Kekurangan kompresor open type :

- Bentuknya besar dan berat.

- Berharga mahal.

b. Evaporator

Evaporator pada mesin pendingin merupakan tempat perubahan fase

refrigeran dari cairan menjadi gas (penguapan). Pada saat perubahan fase ini

diperlukan energi kalor, energi kalor diambil dari lingkungan evaporator yaitu dari

bagian dalam mesin pendingin. Evaporator yang digunakan pada kulkas dua pintu

adalah evaporator jenis pipa bersirip.

(29)

c. Kondenser

Kondenser pada mesin pendingin merupakan tempat perubahan fase

refrigeran dari gas menjadi cairan (pengembunan atau kondensasi). Pada proses

yang terjadi pada kondenser kondenser mengeluarkan kalor, kalor yang

dikeluarkan kondenser dibuang keluar dan diambil oleh udara sekitar.

Gambar 2.4 Kondenser

d. Pipa Kapiler

Pipa kapiler pada mesin pendingin berfungsi untuk menurunkan tekanan

refrigeran. Pipa kapiler dipasang diantara kondenser dan evaporator, pada sisi

masuk dari pipa kapiler dipasangi filter. Ketika refrigeran mengalir di dalam pipa

kapiler refrigeran mengalami penurunan tekanan karena ukuran penampang pipa

yang lebih kecil dari pipa sebelumnya. Diameter pipa kapiler yangumum

(30)

Gambar 2.5 Pipa kapiler

e. Filter

Filter pada mesin pendingin berfungsi untuk menyaring kotoran dari

refrigeran yang melewatinya sehingga kotoran tidak mengganggu kinerja dari

mesin pendingin. Filter juga berfungsi untuk menangkap uap air dari refrigeran

yang melewatinya. Jika tidak ada filter, kotoran dapat masuk ke pipa kapiler yang

berukuran lebih kecil dari pipa aliran refrigeran sebelumnya dan bisa membuat

aliran di dalam pipa kapiler menjadi buntu. Demikian juga dengan uap air, karena

suhu yang dingin dapat menyebabkan air menjadi beku di dalam pipa yang

menyebabkan aliran refrigeran menjadi buntu.

(31)

2.1.3. Komponen Pendukung Mesin Pendingin

Selain komponen utama, mesin pendingin juga memiliki beberapa

komponen pendukung lain yang berfungsi untuk membantu kerja dari mesin

pendingin yaitu : Thermostat, Overload Protector, Heater dan Fan. a. Themostat

Termostat pada mesin pendingin berfungsi untuk mengatur suhu di dalam

mesin pendingin agar sesuai dengan suhu yang telah ditentukan. Jika suhu pada

mesin pendingin sesuai dengan suhu yang telah ditentukan, maka themostat akan

memutus aliran listrik ke kompresor dan jika suhu pada mesin pendingin di atas

dari suhu yang telah ditentukan, maka themostat akan mengalirkan listrik ke

kompresor.

Gambar 2.7 Termostat

b. Overload motor protector

Overload motor protector pada mesin pendingin merupakan pengaman yang berfungsi untuk melindungi motor kompresor dari beban kerja yang berlebihan.

(32)

protector akan memutus arus ke motor kompresor agar kompresor tidak mengalami kerusakan.

Gambar 2.8Overload motor protector

c. Heater

Heater pada mesin pendingin berfungsi untuk mencairkan bunga es yang terdapat pada evaporator. Heater juga dapat mencegah bunga es pada rak es dan rak penyimpanan lainnya di mesin pendingin.

(33)

d. Fan atau Blower

Fan atau Blower pada mesin pendingin berfungsi untuk mensirkulasikan udara bersuhu dingin dari evaporator ke seluruh bagian penyimpanan dari mesin

pendingin. Fan juga berfungsi mencegah terjadinya bunga es di evaporator, tanpa fan maka udara bersuhu dingin akan terkumpul di evaporator saja dan akan

menghasilkan bunga es.

Gambar 2.10 Fan atau blower

2.1.4. Laju perpindahan Kalor

Laju perpindahan kalor pada mesin pendingin terdiri atas dua jenis yaitu laju

perpindahan kalor konduksi dan laju perpindahan kalor konveksi.

a. Laju perpindahan kalor konduksi

Laju perpindahan kalor secara konduksi adalah proses dimana panas

mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah di dalam satu

medium yang diam (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang

(34)

b. Perpindahan kalor konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi adalah proses transpor energi dengan

kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan

mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi

antara permukaan benda padat dan cairan atau gas.

Perpindahan kalor secara konveksi terbagi menjadi dua cara, yaitu konveksi bebas

dan konveksi paksa

- Konveksi bebas

Perpindahan kalor konveksi bebas terjadi ketika fluida yang mengalir pada

proses perpindahan kalor mengalir tanpa adanya bantuan peralatan dari luar,

fluida mengalir karena ada perbedaan massa jenis. Pada umumnya perbedaan

massa jenis disebabkan karena adanya perbedaan suhu.

- Konveksi paksa

Perpindahan kalor konveksi paksa terjadi ketika fluida yang mengalir pada

peroses perpindahan kalor mengalir dengan adanya alat bantu yang memaksa

fluida untuk mengalir. Alat bantu yang dipergunakan dapat berupa pompa,blower,

kipas angin atau kompressor.

2.1.5. Refrigeran atau Bahan Pendingin

Suatu proses pendinginan di perlukan suatu bahan yang mudah di rubah

bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya cair menjadi gas, bahan tersebut

(35)

pendingin yang berperan penting dalam system pendinginan. Refrigeran

digunakan untuk menyerap panas melalui perubahan fase dari cair ke gas

(evaporasi) dan membuang panas melalui perubahan fase dari gas ke cair

(kondensasi). Refrigeran dapat dikatakan sebagai pemindah panas dalam system

pendingin. Refrigeran mengalami beberapa proses atau perubahan fase (cair dan

uap), yaitu refrigeran yang mula-mula pada keadaan awal (cair) setelah melalui

beberapa proses akan kembali ke keadaan awalnya.

a. Syarat-syarat refrigeran

Refrigeran yang dipergunakan dalam mesin pendingin siklus kompresi uap

sebaiknya mememiliki sifat-sifat sebagai berikut :

- Tidak beracun.

- Tidak menyebabkan korosi pada bahan logam yang yang dipakai pada mesin

pendingin.

- Tidak dapat terbakar atau meledak jika bercampur dengan minyak pelumas,

udara dan sebagainya.

- Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.

- Mempunyai kalor laten penguapan yang besar, agar kalor yang diserap

evaporator sebesar-besarnya.

(36)

b. Jenis – jenis refrigerant

1. Refrigeran – 12

Refrigeran ini dilambangkan R–12 dan mempunyai rumus kimia CCI2

(Dichloro Difluoro Mathane). Refrigeran jenis ini dilarang digunakan saat ini

karena tidak ramah lingkungan. Refrigeran ini mempunyai titik didih - 21,6° F

(-29,8° C). Dan dulu sering digunakan untuk mesin pendingin skala rumah tangga

dan digunakan untuk pengkondisian udara kendaraan otomotif.

2. Refrigeran – 22

Refrigeran ini dilambangkan R–22 dan mempunyai rumus kimia CHCIF2. R

– 22 mempunyai titik didih -41,4°F (-5,22°C). Refrigeran ini telah banyak

digunakan untuk menggantikan R – 12, tetapi pada saat ini penggunaan refrigeran

jenis ini dilarang untuk digunakan karena tidak ramah lingkungan.

3. Refrigeran – 134a

Refrigeran ini biasanya dilambangkan R - 134a dan mempunyai rumus

kimia CH3CH2F. R – 134a mempunyai titik didih -15°F (-26,2°c). Refrigeran ini

merupakan alternative pengganti R – 22.

4. Refrigeran – 600

Refrigeran ini biasanya dilambangkan R – 600 dan mempunyai rumus

kimaia C4H10. R – 600 mempunyai titik didih – 16°F (- 13°C).

5. HFC (Hydro Fluoro Carbon)

Refrigeran jenis ini yang saat ini paling sering digunakan karena memiliki

(37)

2.1.6. Siklus Kompresi Uap

Dari sekian banyak jenis-jenis sistem refigerasi, yang paling umum

digunakan adalah refrigerasi dengan siklus kompresi uap. Komponen utama siklus

kompresi uap adalah kompresor, kondensor, evaporator, dan katup pipa kapiler.

Skema siklus kompresi uap disajikan pada Gambar 2.11. Pada Gambar 2.12

menyajikan siklus kompresi uap pada p-h diagram, dan pada Gambar 2.13

menyajikan siklus kompresi uap pada T-s diagram.

Gambar 2.11 skema siklus kompresi uap

(38)

Gambar 2.13 Diagram T-s siklus kompresi uap

Proses dari skema aliran siklus kompresi uap pada gambar 2.14 dapat dibagi

menjadi beberapa tahapan : (a) proses kompresi, (b) proses penurunan suhu dan

kondensasi, (c) proses pendinginan lanjut, (d) proses ekspansi, evaporasi dan, (e)

proses pemanas lanjut.

a. Proses kompresi adalah proses manaikkan tekanan refrigeran (proses 1 ke 2)

Proses ini dilakukan oleh kompresor, kondisi awal refrigeran pada saat masuk

kedalam kompresor adalah gas panas lanjut bertekanan rendah, setelah mengalami

kompresi refrigeran akan menjadi uap bertekanan tinggi. Karena proses ini

berlangsung secara isentropik, maka temperetur ke luar kompresor pun

(39)

b. Proses penurunan suhu dan proses kondensasi proses 2 ke 3)

Proses ini berlangsung dari dalam kondensor. Refrigeran yang bertekanan

tinggi dan bertemperatur tinggi yang berasal dari kompresor akan membuang

panas sehingga refrigeran mengalami penurunan suhu (proses 2-2a) dan proses

kondensasi sehingga fasenya berubah menjadi cair (proses 2a-3a) . Hal ini berarti

bahwa di dalam kondensor terjadi pertukaran panas antara refrigeran dengan

udara lingkungan suhu kondensor lebih tinggi dari suhu lingkungan

c. Proses pendinginan lanjut (proses 3a-3)

Pada proses pendinginan lanjut terjadi penurunan suhu. Proses pendinginan

lanjut membuat refrigeran yang keluar dari kondensor benar-benar dalam keadaan

cair. Hal ini membuat refrigeran lebih mudah mengalir melalui pipa kapiler dalam

sistem pendingin.

d. Proses penurunan tekanan atau ekspansi (proses 3 ke 4)

Proses penurunan tekanan atau ekspansi berlangsung di dalam pipa kapiler.

Hal ini berarti tidak terjadi perubahan entalpi tetapi terjadi penurunan tekanan dan

temperature. Fase refrigeran berubah dari fase cair menjadi campuran cair dan

gas.

e. Proses penguapan atau pendidihan (proses 4 ke1)

Proses ini berlangsung di dalam evaporator. Panas dari dalam ruangan akan

diserap oleh refrigeran yang bertekanan rendah sehingga refrigeran berubah fase

dari campuran cair + gas menjadi gas sekundernya bertekanan rendah proses

(40)

f. Proses pemanas lanjut (proses 1a-1)

Pada proses pemanas lanjut terjadi kenaikan suhu. Dengan adanya pemanas

lanjut, refrigeran yang akan masuk ke kompresor benar-benar dalam kondisi

gas. Hal ini membuat kompresor lebih ringan.

2.1.7. Perhitungan Karakteristik Mesin Pendingin

Dengan bantuan diagram entalpi-tekanan, nilai entalpi pada siklus kompresi

uap dapat diketahui. Dengan demikian kerja kompresi, laju pengeluaran kalor

yang dilepas kondensor, laju aliran keluar yang diserap evaporator, koefisien

prestasi (COP) aktual dan ideal, efisiensi dan laju aliran massa refrigeran dapat di

hitung.

a. Kerja kompresor (Win)

Kerja kompresor persatuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi

dari titik 1 ke 2, yang dapat dihitung dengan Persamaan (2.1)

= - , kJ/kg (2.1)

Pada Persamaan (2.1)

: kerja kompresor persatuan massa refrigeran, kJ/kg

: nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor, kJ/kg

(41)

b. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor ( )

Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondenser

merupakan perubahan entalpi pada titik 2-3, perubahan entalpi tersebut dapat

dihitung dengan Persamaan (2.2)

Qout = h2– h3 , kJ/kg (2.2)

Pada persamaan (2.2)

: energi kalor yang dilepaskan kondensor persatuan masa refrigeran, kJ/kg.

: nilai entalpi refrigeran saat keluar kondensor, kJ/kg.

: nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor, kJ/kg.

c. Energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator ( )

Energi kalor persatuan massa yang diserap oleh evaporator merupakan

proses perubahan entalpi pada titik 4-1, perubahan entalpi tersebut dapat dihitung

dengan Persamaan (2.3)

Qin= h1– h4, Kj/kg (2.3)

Pada Persamaan (2,3)

: energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, kJ/kg

: entalpi refrigeran saat masuk kompresor, kJ/kg

(42)

d. Koefisien prestasi aktual ( )

Koefisien prestasi aktual siklus kompresi uap dapat dihitung dengan

Persamaan (2.4)

: energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, kJ/kg

: kerja kompresor persatuan masa refrigeran, kJ/kg

e. Koefisien Prestasi Ideal (

Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap standar dapat dihitung

dengan Persamaan (2.5).

Efisiensi kulkas dari dua pintu dapat dihitung dengan menggunakan

(43)

Efisiensi =

X 100% (2.6)

Pada Persamaan (2.6)

: koefisien prestasi maksimum kulkas dua pintu

: koefisien prestasi kulkas dua pintu

g. Laju Aliran Massa Refrigeran

Laju aliran massa refrigeran dapat dihitung dengan Persamaan (2.7)

m =

/1000 kg/detik (2.7)

pada Persamaan (2.7)

m : laju aliran massa refrigerant, kg/detik

V : Voltase, V

I : Arus listrik yang dipergunakan kompresor, A

(44)

2.2 Perbedaan kulkas satu pintu dan kulkas dua pintu

2.2.1 Kulkas satu pintu

Kulkas satu pintu merupakan model yang pertama kali muncul di pasaran,

dan masih tetap diproduksi sampai sekarang. Pada kulkas satu pintu,

kompartemen freezer biasanya terletak di bagian atas atau bagian bawah.

Ukurannya tidak terlalu besar sehingga kapasitasnya juga terbatas. Kulkas satu

pintu cocok untuk keluarga kecil.

Untuk membekukan air menjadi es, pada kulkas satu pintu kontak langsung

dengan evaporator. Pada kulkas satu pintu tidak di lengkapi dengan heater,

sehingga pemilik nya harus rajin membersihkan bunga – bunga es yang terdapat

pada evaporator.

(45)

2.2.2 Kuklas dua pintu

Di masyarakat umum kulkas dua pintu sering disebut juga dengan kulkas

freezer atas atau freezer bawah, dengan pintu freezer tersendiri atau terpisah.

Kelebihan kulkas dua pintu ini adalah memiliki kapasitas cooler dan freezer yang

lebih besar dibandingkan kulkas satu pintu, sehingga menyimpan bahan makanan

juga lebih leluasa. Secara umum kulkas dua pintu punya ukuran lebih besar dari

model satu pintu. Kekurangannya, kulkas dua pintu membutuhkan energi listrik

lebih besar daripada kulkas satu pintu, perlu tempat yang lebih besar di dapur, dan

harganya pun lebih mahal dari harga kulkas satu pintu.

Untuk membekukan air menjadi es, pada kulkas dua pintu tidak kontak

langsung dengan evaporator, tetapi dengan menghembuskan udara dingin

evaporator yang dibantu oleh blower (kipas). Pada kulkas dua pintu juga

dilengkapi dengan heater, yang berfungsi untuk mencairkan bunga es yang

terdapat pada evaporator.

(46)

2.3 Tinjauan Pustaka

Risza Helmi (2008) melakukan penelitian terhadap perbandingan COP

pada refrigerator dengan refrigerant R12 dan R134a variasi panjang pipa kapiler :

1,75 m, 2 m, 2,25 m. Penelitian dilakukan agar dapat mengetahui COP yang

terbaik dari penggunaan kedua refrigerant R12 dan R134a. Diperoleh hasil

penelitian nilai COP tertinggi adalah 4,06 dihasilkan dengan mempergunakan

refrigerant R134a. Suhu terendah yang dihasilkan sebesar -16⁰C.

Witjahjo (2009) melakukan penelitian terhadap penggunaan LPG

(liquefied petroleum gas) sebagai fluida kerja pada sistem kompresi uap.

Penelitian ini dilakukan mengingat LPG memiliki sifat termodinamika yang

mendekati sifat termodinamika R12. Kesimpulan dari penelitian ini adalah LPG

dapat digunakan sebagai refrigerant pengganti R12 dengan beban pendinginan

sedang.

Indriyanto, AW (2013) telah melakukan penelitian tentang kulkas siklus

kompresi uap standar dan dengan panjang pipa kapiler 175 cm. Kompresor

hermetic dengan daya ¼ PK. Penelitian tersebut bertujuan : (a) membuat kulkas

(b) mengetahui kerja kompresor kulkas persatuan massa refrigeran (c) mengetahui

energy kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (d) mengetahui

energy kalor yang dilepas kondensor kulkas persatuan massa refrigeran (e)

mengetahui COP. Penelitian memberikan hasil (a) kulkas telah dibuat dan dapat

bekerja dengan baik serta mendinginkan air sebanyak 1,5 liter dalam waktu 485

menit (b) kerja kompresor persatuan massa refrigeran saat mulai sebesar Win =

(47)

refrigeran saat mulai stabil sebesar Qin = 126kJ/kg pada t = 145 menit (d) kalor

yang dilepas kondensor persatuaan masaa regfrigeran saat mulai stabil sebesar

Qout = 178kJ/kg pada saat t = 305 menit (e) koefisien prestasi (COP) kulkas

(48)

31

BAB III

PEMBUATAN ALAT

3.1 Diagram alir Pelaksanaan

Gambar 3.1 menyajikan diagram alir yang menunjukkan tahap-tahap

pembuatan kulkas dua pintu dan tahap-tahap penelitian kulkas dua pintu:

Tidak baik

Baik

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanan Penelitian Perancangan kulkas dua pintu

Penyambungan komponen-komponen kulkas dua pintu

Pemvakuman kulkas dua pintu

Pengisian Refrigeran R134a Mulai

Mempersiapkan komponen-komponen kulkas dua pintu

Pengambilan data : , , , Uji coba alat

Pengolahan Data, Pembahasan, kesimpulan dan saran

(49)

3.2 Komponen utama Mesin Kulkas Dua Pintu

Komponen utama mesin kulkas dua pintu yang digunakan untuk penelitian ini

adalah (a) kompresor, (b) kondensor, (c) evaporator, (d) pipa kapiler, (e) filter.

a. Kompresor

Kompresor yang digunakan dalam pembuatan kulkas dua pintu ini adalah

kompresor jenis hermetik dengan daya kompresor 1/8 PK. Gambar 3.1

memperlihatkan kompresor yang digunakan dalam pembuatan kulkas dua pintu.

Gambar 3.2. Kompresor hermetik

b. Kondensor

Kondensor yang digunakan dalam pembuatan mesin kulkas ini adalah

kondensor jenis pipa dengan jari-jari penguat. Panjang kondensor 95 cm, lebar 45

cm, diameter pipa 0,47 cm, jarak antar sirip 0,45 cm, diameter sirip 0,2 cm, dan

(50)

Gambar 3.3 Kondensor

c. Evaporator

Evaporator yang digunakan dalam pembuatan kulkas dua pintu ini adalah

evaporator jenis pipa bersirip berbahan aluminium dengan panjang 40 cm, lebar

18 cm, tinggi 5 cm dan diameter 0,55 cm.

(51)

d. Pipa kapiler

Panjang pipa kapiler yang digunakan dalam penelitian ini adalah 160 cm

dengan diameter 0,028 inci berbahan tembaga.

Gambar 3.5. Pipa Kapiler

e. Filter

Filter yang digunakan dalam penelitian ini memiliki dimensi panjang 9 cm

berdiameter 2 cm dan berbahan tembaga. Dengan satu input masuk dan dua output

(52)

Gambar 3.6. Filter

3.3 Peralatan Yang Digunakan Untuk Pembuatan Kulkas Dua Pintu

a. Pemotong Pipa (Tube cutter)

Pemotong Pipa (Tube cutter) adalah alat yang digunakan untuk memotong pipa. Pada pembuatan alat ini digunakan pemotong pipa (tube cutter) yang berukuran kecil untuk memotong pipa kapiler. Dengan menggunakan pemotong

pipa (tube cutter) ini, akan lebih bersih, lebih cepat dan lebih nyaman bila di bandingkan dengan pemotongan lainnya seperti gergaji besi

(53)

b. Pelebar pipa

Pelebar pipa adalah alat yang digunakan untuk memperbesar diameter

pada pipa. Ukuran alat pelebar pipa sangat bervariasi tergantung dengan

kebutuhan. Tujuan dari melebarkan pipa adalah agar saat kedua pipa

disambungkan dengan las dapat menempel lebih kuat bila dibandingkan dengan

sambungan tanpa melakukan proses pelebaran pipa.

Gambar 3.8. Pelebar Pipa

c. Tang

Tang adalah alat bantu yang berfungsi untuk memotong, menjepit atau

mengencangkan baut. Pada proses pembuatan alat ini di butuhkan tang yang bisa

(54)

Gambar 3.9. Tang

d. Alat las pipa

Fungsi alat las berfungsi untuk menyambung pipa kapiler dan pipa-pipa

pada rangkaian Kulkas dua pintu.

Gambar 3.10. Alat las

e. Bahan Las

Bahan las digunakan dalam penyambungan pipa kapiler dan pipa-pipa

pada rangkaian Kulkas dua pintu ini dengan menggunakan bahan berupa perak

(55)

dengan tembaga. Sedangkan bahan borak digunakan untuk penyambungan

tembaga dengan besi, agar hasil pengelasan lebih baik.

Gambar 3.11. Bahan las

f. Pressure gauge

Pressure gauge berfungsi untuk mengukur tekanan refrigeran pada saat pengisian freon maupun pada saat Kulkas bekerja.

(56)

g. Fan motor (kipas)

Fan motor (kipas) fungsi besar dalam sistem pembekuan. Fan motor terletak

didalam kotak plastik dengan evaporator. Fan motor ini nanti berkerja

mensirkulasi udara dingin didalamnya sehingga dapat membuat beban yang ada

didalamnya menjadi sangat dingin (beku).

Gambar 3.13. Fan Motor

h. Termostat

Termostat berfungsi sebagai pengatur suhu pada evaporator yang kita

inginkan. Jika suhu evaporator sudah tercapai sesuai dengan kebutuhan maka alat

(57)

Gambar 3.14. Termostat

i. Pompa Vakum

Pompa vakum berfungsi untuk menghisap atau menghilangkan udara dan

uap air yang ada di dalam sistem mesin pendingin Kulkas. Hal ini dilakukan

karena udara yang mengandung uap air akan mempercepat proses pembekuan zat

pendingin (refrigeran) yang dapat mengakibatkan saluran-saluran akan tersumbat

es.

(58)

3.4 Langkah – Langkah Pembuatan Alat

Langkah – langkah pembuatan Kulkas dua pintu adalah sebagai berikut :

a. Proses Persiapan.

Proses persiapan komponen harus dilakukan sebelum tahap proses

pembuatan kulkas dua pintu. Komponen yang harus dipersiapkan seperti

komponen-komponen utama kulkas dua pintu, seperti kompresor, kondensor,

evaporator, pipa caliper, filter, dan komponen pendukung lainnya seperti alat

pemotong pipa, pelebar pipa tang, gergaji, alat las, bahan las, pompa vakum,

manifold gauge, plat baja siku, fan motor dan lain – lainnya.

b. Proses penyambungan komponen-komponen

Setelah semua komponen-komponen disiapkan, maka dilanjutkan pada

proses penyambungan komponen-komponen kulkas dua pintu. Dalam proses ini

pipa kapiler akan di sambungkan ke kondensor, filter, evaporator, kompreso, dan

penyambungan alat ukur seperti manifold gauge. Pada proses penyambungan

komponen-komponen ini tidak boleh terjadi kebocoran pada

sambungan-sambungannya. Proses penyambungan ini dilakukan dengan proses pengelasan,

(59)

Gambar 3.16. Proses penyambungan komponen kulkas dua pintu

c. Proses Pemetillan dan Pemvakuman

Sebelum melakukan pemvakuman sebaiknya dilakukan pemetillan terlebih

dahulu, proses pemetilan ini dilakukan dengan memasukan cairan metal ke dalam

saluran sistem kulkas dua pintu. Proses pemetillan ini berfungsi untuk

membersihkan saluran-saluran pipa yang kotor akibat dari pengelasan. Setelah

proses pemetillan selesai barulah proses pemvakuman dengan menggunakan

pompa vakum. Proses pemvakuman bertujuan untuk mengeluarkan udara yang

terjebak dalam saluran-saluran pipa-pipa sistem kulkas dua pintu dan untuk

mengetahui apakah terjadi kebocoran pada sambungan-sambungan komponen

kulkas dua pintu. Untuk mengetahui apakah adanya kebocoran digunakan busa

sabun yang di oleskan pada setiap sambungan. Apabila terdapat

gelembung-gelembung udara, maka dapat di pastikan sambungan tersebut terjadi kebocoran

(60)

kebocoran. Untuk mengetahui apakah benar-benar vakum dapat dilihat pada

manifold gauge yang terpasang pada rangkaian kulkas dua pintu, apabila jarum

pada manifold gauge menunjukan angka dibawah 0, dapat dipastikan rangkaian

kulkas dua pintu tersebut sudah vakum dan sudah siap diisi refrigeran.

Gambar 3.17. Proses Pemvakuman

d. Proses Pengisian refrigeran.

Setelah proses pemvakuman selesai selanjutnya adalah proses pengisian

refrigeran. Jenis refrigeran yang digunakan pada penelitian ini adalah R134a. saat

proses pengisian berlangsung tekanan pada pressure tekanan rendah (warna biru)

akan naik. Tekanan yang akan dimasukan dalam siklus Kulkas harus sesuai

dengan standar kerja Kulkas dua pintu agar dapat bekerja dengan maksimal yaitu

10 psi. Proses pengisian refrigeran hamper sama dengan proses pemvakuman,

tetapi saat proses pengisian tidak menggunakan alat pompa vakum melainkan

(61)

Gambar 3.18. Proses Pegisian Refrigeran

e. Uji coba alat

Setelah proses pegisian refrigeran selesai selanjut nya adalah pengujian alat.

Apakah alat mengalami kebocoran, jika mengalami kebocoran maka dilakukan

penyambungan atau pengelasan kembali. Setelah penyambungan atau pengelasan

selesai maka alat di vakumkan dan diisikan refrigeran kembali dan di lakukan

pengujian. Jika alat tidak mengalami kebocoran dan baik maka alat siap untuk

(62)

45

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Benda uji

Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini merupakan mesin pendingin

kulkas dua pintu dengan siklus kompresi uap hasil buatan sendiri dengan

menggunakan kompone standar seperti kulkas dua pintu yang ada di pasaran.

Panjang pipa kapiler yang digunakan 160 cm dengan kompresor berdaya 1/8 pk

serta menggunakan refrigeran 134a.

(63)

4.2 Skematik alat penelitian

Gambar 4.2 menyajikan skematik mesin pendingin kulkas dua pintu yang

diteliti. Dalam skematik ini ditentukan posisi titik – titik yang dipasangi alat ukur

tekanan dan alat ukur suhu dari kulkas dua pintu.

Gambar 4.2 Skematik mesin pendingin kulkas dengan posisi alat

Keterangan pada Gambar 4.2 :

Titik A : posisi alat ukur tekanan sebelum masuk kompresor

Titik B : posisi alat ukur tekanan keluar kompresor

Titik C : posisi alat ukur tekanan sebelum masuk filter

Titik D : posisi alat ukur tekanan masuk evaporator

Titik 1 : posisi termokopel sebelum masuk kompresor

(64)

4.3 Beban Pendinginan

Beban pendinginan yang digunakan pada penelitian ini adalah air dengan

volume sebesar 500 ml.

Gambar 4.3 Beban pendingin

4.4 Alat bantu penelitian

Alat bantu dalam penelitian kulkas dua pintu ini adalah sebagai berikut : (a)

Termokopel dan alat penampil suhu digital APPA, (b) pengukur tekanan (pressure

gauge), (c) tang meter, (d) P-h diagram, (e) kabel Roll, (f) solasi.

a. Termokopel dan alat penampil suhu digital APPA

Termokopel berfungsi sebagai sensor suhu yang digunakan untuk mengubah

suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik. Sedangkan alat Penampil

suhu digital APPA berfungsi sebagai alat yang memperlihatkan nilai suhu yang

(65)

Gambar 4.4 Termokopel dan alat Penampil suhu digital APPA

b. Pengukur Tekanan (pressure Gauge)

Pressure gauge adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan pada sistem pendingin pada mesin kulkas dua pintu. Jenis pressure gauge yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis double pressure gauge dengan merek Lotus. Dalam penelitian ini ditentukan 4 titik yang akan dipasang pressure gauge, yaitu pada tekanan keluar dari kompresor dan masuk kompresor dengan tekanan masuk

pipa kapiler dan masuk evaporator. sehingga diperlukan 4 buah pressure gauge, dimana dua pressure gauge bertekanan tinggi (warna merah) yang mempunyai angka skala tertera sampai 500 psi dan dua bertekanan rendah (warna biru) yang

mempunyai angka skala tertera sampai 220 psi.

(66)

c. Tang meter

Tang meter berfungsi untuk mengukur berapa besar arus yang mengalir

masuk ke dalam kompresor.

Gambar 4.6 Tang meter

d. P–h diagram

P–h diagram digunakan untuk menggambarkan siklus kompresi uap mesin

pendingin kulkas dua pintu. Dengan P–h diagram ini dapat diketahui nilai entalpi

disetiap titik yang diketahui, dan besarnya suhu kondensor dan evaporator.

(67)

e. Kabel Roll

Kabel roll berfungsi untuk membagi daya listrik pada saat melakukan

pengambilan data baik untuk mesin kulkas dua pintu maupun alat elektronik

lainnya yg diperlukan saat pengambilan data.

Gambar 4.8 Kabel Roll

f. Solasi

Solasi berfungsi untuk merekatkan termokopel yang sudah dibalut aluminium

foil yang ditempelkan pada bagain-bagian komponen kulkas dua pintu yang akan

diukur suhunya.

(68)

4.5 Cara mendapatkan data suhu dan tekanan pada setiap titik yang sudah

ditentukan

Data – data penelitian di peroleh dari hasil pengukuran alat ukur suhu dan

tekanan. Hasilnya disajikan dalam tabel seperti Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Tabel untuk hasil pengukuran suhu dan tekanan

NO t (menit) Nilai Suhu (

langkah selanjutnya adalah menggambarkan proses siklus kompresi uap pada P–h

diagram. Dengan menggambarkan dalam P–h diagram dapat diketahui hasil

entalpi (h1, h2, h3, h4 ). Suhu kondensor dan evaporator dapat juga diketahui dari

(69)

Gambar 4.10 Cara menggambarkan siklus kompresi uap pada diagram P-h

b. Data nilai – nilai enthalpi yang sudah didapat kemudian digunakan untuk

menghitung besarnya energi kalor persatuan massa yang dilepaskan oleh

kondensor, menghitung kerja kompresor, menghitung besarnya energi kalor

persatuan massa yang diserap oleh evaporator, nilai COP aktual, nilai COP ideal

kulkas dua pintu, efisiensi dan laju aliran massa refrigeran.

c. Perhitungan dan pengolahan data dapat menggunakan

persamaan-persamaan (2.3) untuk menghitung kerja kompresor, persamaan-persamaan (2.4) untuk

menghitung energi kalor yang dilepaskan oleh kondensor, persamaan (2.5) untuk

menghitung energi kalor yang diserap evaporator, persamaan (2.6) untuk

menghitung COP aktual, persamaan (2.7) untuk menghitung COP ideal,

persamaan (2.8) untuk menghitung efisiensi kulkas dua pintu dan persamaan (2.9)

(70)

d. Hasil – hasil perhitungan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik agar

memudahkan untuk pengolahan data dan pembahasan. Pada saat melakukan

pembahasaan, harus memperhatikan hasil – hasil penelitian sebelumnya yang

relevan, serta tidak menyimpang dari tujuan penelitian.

4.7 Cara Mendapatkan Kesimpulan

Kesimpulan didapatkan dari hasil penelitian yang didasarkan data-data hasil

penelitian dan dari pembahasan yang telah dilakukan dengan cermat. Kesimpulan

(71)

54

BAB V

HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian

a. Nilai suhu refrigeran masuk kompresor ( ), suhu refrigeran masuk pipa

kapiler ( ), tekanan refrigeran masuk ( ) dan keluar ( ) kompresor

Nilai suhu refrigeran masuk kompresor ( ) dan suhu refrigeran masuk pipa

kapiler ( ) serta tekanan refrigeran masuk ( ) dan keluar ( ) kompresor

disajikan pada Tabel 5.1

Tabel 5.1 Nilai suhu masuk kompresor ( ) dan suhu masuk pipa kapiler ( ) kompresor serta tekanan refrigeran masuk ( ) dan keluar ( ) kompresor

(72)

b. Nilai suhu kerja evaporator dan kondensor

Nilai suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor disajikan pada Tabel

5.2, yang diperoleh dari siklus kompresi uap pada p-h diagram.

Tabel 5.2 Nilai suhu kerja evaporator dan kondensor

NO Waktu t

Nilai entalpi dititik 1, 2, 3, 4 pada siklus kompresi uap mesin kulkas dua

(73)

Tabel 5.3 Nilai entalpi di titik 1, 2, 3, dan 4

Perhitungan kerja kompresor diperoleh dengan menggunakan Persamaan (2.1)

yaitu : = - , kJ/kg

Contoh perhitungan untuk ( ) pada menit ke 300 :

= - , kJ/kg

= 492-432, kJ/kg

(74)

Table 5.4 Hasil perhitungan kerja kompresor persatuan massa refrigeran ( )

b. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor ( ).

Perhitungan energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh

kondensor diperoleh dengan menggunakan Persamaan (2.2) yaitu : Qout = h2

h3, kJ/kg

Contoh perhitungan untuk ( ) pada menit ke 300 :

Qout = h2– h3, kJ/kg

Qout = 492-264, kJ/kg

(75)

Tabel 5.5 Hasil perhitungan energi kalor persatuan massa refrigeran yang

c. Energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator ( )

Perhitungan energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator diperoleh

dengan menggunakan Persamaan (2.3) yaitu : Qin= h1– h4, KJ/kg

Contoh perhitungan untuk ( ) pada menit ke 300 :

Qin= h1– h4, KJ/kg

Qin= 432-266, KJ/kg

(76)

Tabel 5.6 Hasil perhitungan energi kalor persatuan massa yang diserap evaporator

Perhitungan koefisien prestasi (COP) diperoleh dengan menggunakan

(77)
(78)

Table 5.8 Hasil perhitungan koefisien prestasi ideal (

f. Efisiensi kulkas dua pintu (%)

Perhitungan efisiensi Kulkas dua pintu (%) diperoleh dengan menggunakan

Persamaan (2.6) yaitu : Efisiensi =

x 100%

Contoh perhitungan untuk efisiensi kulkas dua pintu pada menit ke 300

Efisiensi =

x 100%

Efisiensi = x 100%

(79)

Table 5.9 Hasil perhitungan efisiensi kulkas dua pintu (%)

Perhitungan laju aliran massa refrigeran diperoleh dengan menggunakan

Persamaan (2.7) yaitu :

m =

kg/detik

Contoh perhitungan untuk laju aliran massa refrigeran pada menit ke 300 :

m =

(80)

m =

/1000 kg/detik

m = 0,00231 kg/detik

Table 5.10 Hasil perhitungan laju aliran massa refrigeran

(81)

5.3 Pembahasan

Mesin kulkas dua pintu dengan daya kompresor 1/8 PK, panjang pipa

kapiler 160cm dan menggunakan refrigeran R134a berhasil dibuat dan bekerja

dengan baik. Mesin kulkas dua pintu ini bisa membekukan air dengan volume

sebesar 500 ml secara merata selama 480 menit dengan suhu kerja evaporator

sekitar -16°C dan suhu kerja kondensor sekitar 50,3°C.

Hasil penelitian untuk kerja kompresor persatuan massa refrigeran dari

waktu t = 30 menit sampai t = 480 menit disajikan pada Gambar 5.1. Dari Gambar

5.1, nampak bahwa kerja kompresor dari waktu t = 30 menit sampai t = 480 menit

mempunyai nilai yang relatip tetap (stabil). Kerja kompresor pada saat stabil

berada pada nilai sekitar 60 kJ/kg.

(82)

Pada kenyataannya pada saat penelitian, casing (boby) kompresor panas.

Hal ini berarti terjadi adanya perpindahan kalor dari dalam kompresor ke keluar

kompresor. Proses ini tidak terjadi secara adiabatis. Idealnya pada kompresor

terjadi proses kompresi secara isentropis adiabatic. Meskipun demikian hasil

penelitian memberikan hasil yang baik nilai yang dapat dianggap tetap.

Hasil penelitian untuk energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas

oleh kondensor dari waktu t = 30 menit sampai t = 480 menit disajikan pada

Gambar 5.2. Dari Gambar 5.2, nampak bahwa energi kalor persatuan massa

refrigeran yang dilepas oleh kondensor dari waktu t = 30 menit sampai t = 480

menit mempunyai nilai yang relatip tetap (stabil). Pada saat stabil nilai

sekitar 226 kJ/kg.

(83)

Kalor dapat dilepas kondensor karena suhu kondensor lebih tinggi dari suhu

udara sekitar kondensor. Proses perpindahan kalor berlangsung secara konveksi

bebas. Dari hasil penelitian diperoleh nilai yang relatip tetap (stabil), maka

dapat disimpulkan bahwa proses perpindahan kalor konveksi tidak banyak terjadi

gangguan (tidak banyak angin bisa jadi disebabkan karena penelitian dilakukan di

ruangan yang tertutup).

Hasil penelitian untuk energi kalor persatuan massa refrigerant ( ) yang

diserap oleh evaporator dari waktu t = 30 menit sampai t = 480 menit disajikan

pada Gambar 5.3. Dari Gambar 5.3 nampak bahwa energi kalor yang diserap

evaporator dari waktu t = 30 menit sampai t = 480 menit mempunyai nilai yang

relatip tetap (stabil). Pada saat stabil nilai sekitar 166 kJ/kg.

(84)

Kalor dapat diserap evaporator karena suhu evaporator lebih rendah dari

suhu ruangan epavorator, proses ini berlangsung secara konveksi paksa. Aliran

udara dingin hasil pendinginan evaporator dipaksa mengalir oleh fan (kipas) yang

kemudian mengalirkannya ke dalam ruangan pendingin. Pada saat penelitian,

ruangan pendingin tidak pernah dibuka, sehingga proses dapat berjalan dengan

tanpa gangguan. Kondisi inilah yang diduga menjadi penyebab diperolehnya nilai

(85)

Nilai relatip tetap (stabil) dari waktu kewaktu berarti pada saat

penelitian berlangsung, proses yang terjadi pada kompresi uap relatip tidak

banyak gangguan (tidak ada banyak angin karena dilakukan di ruangan yang

cenderung tertutup). Proses perpindahan kalor pada evaporator berjalan dengan

baik, demikian juga dengan kerja kompresor.

Hasil penelitian untuk koefisien prestasi ideal ( ) dari waktu t = 30

menit sampai t = 480 menit disajikan pada Gambar 5.5, dari Gambar 5.5 nampak

(86)

adalah COP maksimal yang dapat dicapai oleh mesin pendingin.

Nilai harus tinggi dari nilai . Hasil yang didapat dari

penelitian ini tidak menyimpang dari teori yang ada.

Hasil penelitian untuk efisiensi kulkas dua pintu (%) dari waktu t = 30 menit

sampai t = 480 menit disajikan pada Gambar 5.6, dari Gambar 5.6 nampak bahwa

nilai efisiensi dari waktu t = 30 menit sampai t = 480 menit mempunyai nilai

efisiensi yang relatip tetap (stabil). Pada saat stabil nilai efisiensi sekitar 71,16 %.

(87)

yang bocor ke lingkungan. (3). Ruangan pendingin yang tidak terisolasi dengan

baik.

Hasil penelitian untuk laju aliran massa refrigeran kulkas dua pintu dari

waktu t = 30 menit sampai t = 480 menit disajikan pada Gambar 5.7, dari gambar

5.7 nampak bahwa laju aliran massa refrigeran dari waktu t = 30 menit sampai t =

480 menit relatip tetap (stabil). Nilai laju aliran massa refrigeran pada saat stabil

sekitar 0,00231kg/detik.

(88)

71

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian memberikan beberapa kesimpulan :

a. Mesin kulkas dua pintu sudah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik dan bisa

(89)

f. Koefisien prestasi ideal ( ) dari waktu t = 30 menit sampai t = 480

menit mempunyai nilai yang relatip tetap (stabil), dengan nilai sekitar

3,88.

g. Efisiensi mesin kulkas dua pintu (%) dari waktu t = 30 menit sampai t = 480

menit mempunyai nilai yang relatip tetap (stabil), dengan nilai efisiensi sekitar

71,16 %.

h. Laju aliran massa refrigeran mesin kulkas dua pintu (m) dari waktu t = 30

menit sampai t = 480 menit mempunyai nilai yang relatip tetap (stabil), dengan

nilai sekitar 0,00231 kg/detik.

6.2Saran

Beberapa saran terkait dengan penelitian ini adalah :

a. Pembuatan mesin kulkas dua pintu dapat dikembangkan untuk kapasitas beben

pendinginan yang lebih besar.

b. Pengambilan data sebaiknya dilakukan di ruangan cenderung tertutup, karena

jika dilakukan di ruangan terbuka suhu udara luar berubah-ubah dan bisa

mempengaruhi kinerja mesin kulkas dua pintu tersebut serta data yang didapat

(90)

DAFTAR PUSTAKA

Dirja, 2004, Dasar Mesin Pendingin, departemen Pendidikan Nasional, Diakses : Tanggal 06 April 2012

Indriyanto, AW, 2013, Penelitian Kulkas Siklus Kompresi Uap Standar dengan

Panjang Pipa Kapiler 175 cm Menggunakan Kompresor Hermetik

berdaya ¼ pk.

Risza Helmi, 2008, Perbandingan COP Pada Refrigerator Dengan Refrigeran CFC R12 Dan HC R134a Untuk Panjang Pipa Kapiler Yang Berbeda, Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin, Universitas Gunadarma.

Sumanto, 2004, Dasar-dasar Mesin Pendingin, Andi offset, Yogyakarta.

(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)

Gambar

Gambar 5.3 Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator
Gambar 2.1 Komponen utama mesin kulkas dua pintu siklus kompresi uap
Gambar 2.2 Kompresor
Gambar 2.3 Evaporator
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah : (a) membuat mesin freezer (b) menghitung kerja kompresor mesin freezer persatuan massa refrigeran (c) menghitung energi kalor

(b) Mengetahui karakteristik freezer dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut: (1) laju aliran kalor yang diserap evaporator (2) laju aliran kalor yang dilepas

Tujuan dari penelitian ini adalah : (a) membuat mesin freezer (b) menghitung kerja kompresor mesin freezer persatuan massa refrigeran (c) menghitung energi kalor

Tujuan dari penelitian ini adalah a membuat mesin pendinginy'eezer, b menghitung kerja kompresor persatuan massa refrigeran pada mesin freezer, c menghitung energi kalor persatuan

Tujuan penelitian ini adalah a membuat mesin pendingin dengan siklus kompresi uap yang digunakan untuk mendinginkan minuman, b menghitung kerja kompresor per satuan massa

Hasil penelitian untuk energi kalor persatuan massa refrigeran R134a yang diserap oleh evaporator disajikan pada Tabel 5.6 dan dalam bentuk grafik disajikan pada Gambar 5.3.. Dari

Setelah entalpi diketahui, entalpi digunakan untuk mengetahui karakteristik dari mesin pendingin buah dengan cara menghitung kerja kompresor per satuan massa refrigeran, kalor

Setelah entalpi diketahui, entalpi digunakan untuk mengetahui karakteristik dari mesin pendingin buah dengan cara menghitung kerja kompresor per satuan massa