i
KARAKTERISTIK FREEZER DENGAN PENDINGINAN
LANJUT DAN PEMANASAN LANJUT DENGAN DAYA
KOMPRESOR 115 WATT, PANJANG PIPA KAPILER 160 CM
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin
Diajukan oleh
THOMAS DWI SANTOSO
NIM : 105214079
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
CHARACTERISTIC OF FREEZER WITH SUB-COOLING
AND SUPER HEATING USING A 115 WATT POWER
COMPRESSOR AND 160 CM LONG CAPILLARY PIPE
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
By
THOMAS DWI SANTOSO
Student Number : 105214079
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
vii
ABSTRAK
Mesin pendingin khususnya freezer mempunyai fungsi yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan manusia pada jaman sekarang ini. Baik sebagai keperluan rumah tangga maupun industri. Freezer dapat berfungsi sebagai pengawet berbagai jenis bahan makanan seperti, daging, makanan kaleng, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah : (a) Membuat freezer dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut dengan daya 1/6 HP, panjang pipa kapiler 160 cm. (b) Mengetahui karakteristik freezer dengan pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut: (1) laju aliran kalor yang diserap evaporator (2) laju aliran kalor yang dilepas oleh kondensor (3) Kerja kompresor (4) COP aktual freezer (5) COP ideal freezer (6) efisiensi freezer (7) laju aliran massa refrigeran.
Lokasi penelitian di laboratorium Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian adalah Freezer. Batasan batasan atau asumsi asumsi yang dilakukan di dalam penelitian adalah : (a) menggunakan kompresor dengan daya 115 watt (2) menggunakan evaporator standar yang dipergunakan pada freezer berdaya 115 watt (c) panjang pipa kapiler 160 cm (4) menggunakan kondensor standar yang dipergunakan pada freezer berdaya 115 watt. Variasi pada penelitian ini adalah beban pendinginan 0,25 liter, 0,5 liter dan 0,75 liter.
Hasil penelitian memberikan beberapa kesimpulan (a) Energi kalor yang diserap evaporator dinyatakan dengan persamaan Qin= Qin= -0,0001(t)2 + 0,125(t) + 164,0 (berlaku untuk t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,25 liter). (b) Energi kalor yang dilepas kondensor dinyatakan dengan persamaan Qout= -0,0001(t)2 + 0,124(t) + 205,87 (berlaku untuk untuk t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,25 liter). (c) Kerja yang dilakukan kompresor dinyatakan dengan persamaan Win= 0,00002(t)2 - 0,001(t) + 41,85 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,25 liter). (d) Koefisien prestasi aktual freezer COPaktual dinyatakan dengan persamaan COPaktual= -0,000005(t)2 + 0,003(t) + 3,927 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,25 liter). (e) Koefisien prestasi ideal freezer COPideal dinyatakan dengan persamaan COPideal= -0,00000003(t)2 - 0,003(t) + 10,57 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,25 liter). (f) Laju aliran massa refrigeran dinyatakan dengan persamaan m = 0,000000009(t)2 - 0,000008(t)+ 0,011 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,25 liter). (g) Efisiensi freezer dinyatakan dengan persamaan Efisiensi = -0,00004(t)2 + 0,043(t) + 37,35 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,25 liter).
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
menyusun Skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib untuk menyelesaikan
pendidikan dan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin di Program Studi
Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Adapun
judul Skripsi ini adalah “ Karakteristik Freezer dengan Pendinginan Lanjut dan
Pemanasan Lanjut dengan Daya Kompresor 115 watt, Panjang Pipa Kapiler 160
cm “.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si,M.Sc, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. P K. Purwadi, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
3. Seluruh dosen di Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Seluruh staf sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
5. Marjiono dan Theresia Sri Mardhiati, selaku orang tua yang senantiasa
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ... i
TITLE PAGE ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1. 1 Latar Belakang ... 1
1. 2 Tujuan ... 3
1. 3 Batasan Masalah ... 4
1. 4 Manfaat ... 4
BAB II DASAR TEORI DAN TUJUAN PUSTAKA ... 6
2. 1 Dasar Teori ... 6
2. 1. 1 Freezer ... 6
xi
Freezer
2. 1. 3 Evaporator ... 11
2. 1. 4 Kompresor ... 13
2. 1. 5 Kondensor ... 15
2. 1. 6 Pipa Kapiler ... 16
2. 1. 7 Thermostat ... 17
2. 1. 8 Filter ... 19
2. 1. 9 Perhitungan Karakteristik Freezer ... 19
2. 2 Tinjauan Pustaka ... 22
BAB III PEMBUATAN ALAT ... 25
3. 1 Persiapan Pembuatan Freezer ... 25
3. 1 .1 Persiapan Pembuatan Freezer ... 25
3. 1. 2 Peralatan Pendukung Pembuatan Freezer ... 29
3. 1 .3 Langkah – langkah Pembuatan Freezer ... 33
BAB IV METODE PENELITIAN ... 40
4. 1 Mesin yang Diteliti ... 40
4. 2 Skematik Mesin Pendingin yang Diteliti ... 41
4. 3 Alat Bantu Penelitian ... 42
4. 4 Beban Pendinginan ... 46
4. 5 Variasi Penelitian ... 47
xii
4. 7 Cara Mengolah Data ... 48
5. 8 Cara Mendapatkan Kesimpulan ... 49
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
5. 1 Hasil Penelitian ... 50
5. 2 Perhitungan ... 56
5. 3 Pembahasan ... 78
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
6. 1 Kesimpulan ... 82
6. 2 Saran ... 84
xiii
LAMPIRAN ... hal
xiv
Gambar 2. 19 Thermostat dalam keadaan tersambung ... 18
Gambar 2. 20 Thermostat ... 19
xv
Gambar 3. 10 Alat las dan bahan tambahan las (perak dan tembaga)
Gambar 3. 16 Proses pengelasan kompresor dengan kondensor ... 35
Gambar 3. 17 Proses pengelasan kondensor dengan filter ... 35
Gambar 3. 18 Proses pengelasan filter dengan pipa kapiler ... 36
Gambar 3. 19 Proses pengelasan pipa kapiler dengan evaporator ... 37
xvi
Gambar 4. 3 Skematik mesin pendingin freezer dengan posisi alat ukur tekanan
Gambar 5. 1 Laju aliran kalor yang diserap evaporator dengan beban pendinginan 0,25 liter ... 58
Gambar 5. 2 Laju aliran kalor yang diserap evaporator dengan beban pendinginan 0,5 liter ... 59
Gambar 5. 3 Laju aliran kalor yang diserap evaporator dengan beban pendinginan 0,75 liter ... 59
Gambar 5. 4 Laju aliran kalor yang dilepas kondensor dengan beban pendinginan 0,25 liter. ... 61
Gambar 5. 5 Laju aliran kalor yang dilepas kondensor dengan beban pendinginan 0,5 liter. ... 62
Gambar 5. 6 Laju aliran kalor yang dilepas kondensor dengan beban pendinginan 0,75 liter. ... 62
Gambar 5. 7 Kerja yang dilakukan kompresor dengan beban pendinginan 0,25 liter. ... 64
Gambar 5. 8 Kerja yang dilakukan kompresor dengan beban pendinginan 0,5 liter ... 65
Gambar 5. 9 Kerja yang dilakukan kompresor dengan beban pendinginan 0,75 liter. ... 65
Gambar 5. 10 Koefisien prestasi aktual freezer dengan beban pendinginan 0,25 liter. ... 67
xvii
beban pendinginan 0,5 liter.
Gambar 5. 12 Koefisien prestasi aktual freezer dengan beban pendinginan 0,75 liter.
... .68
Gambar 5. 13 Koefisien prestasi ideal freezer dengan beban pendinginan 0,25 liter.
... 70
Gambar 5. 14 Koefisien prestasi ideal freezer dengan beban pendinginan 0,5 liter.
... 71
Gambar 5. 15 Koefisien prestasi ideal freezer dengan beban pendinginan 0,75 liter.
... 71
Gambar 5. 16 Laju aliran masaa refrigeran freezer dengan beban pendinginan 0,25 liter.
... 73
Gambar 5. 17 Laju aliran masaa refrigeran freezer dengan beban pendinginan 0,5 liter.
... 74
Gambar 5. 18 Laju aliran masaa refrigeran freezer dengan beban pendinginan 0,75 liter.
... 74
Gambar 5. 19 Efisiensi freezer dengan beban pendinginan 0,25 liter.
... 76
Gambar 5. 20 Efisiensi freezer dengan beban pendinginan 0,5 liter.
... 77
Gambar 5. 21 Efisiensi freezer dengan beban pendinginan 0,75 liter.
xviii
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 4. 1 Beban pendinginan yang dipergunakan sebagai
variasi penelitian
... 47
Tabel 4. 2 Cara mencatat hasil pengukuran suhu ... 47
Tabel 4. 3 Cara mencatat hasil pengukuran tekanan ... 48
Tabel 5. 1 Nilai tekanan masuk kompresor dan keluar Kompresor beban pendinginan 0,25 liter ... 50
Tabel 5. 2 Nilai tekanan masuk kompresor dan keluar kompresor beban pendinginan 0,5 liter ... 51
Tabel 5. 3 Nilai tekanan masuk kompresor dan keluar kompresor beban pendinginan 0,75 liter ... 51
Tabel 5. 4 Nilai suhu masuk kompresor dan keluar kompresor ... 52
Tabel 5. 5 Nilai suhu masuk pipa kapiler dan keluar pipa kapiler ... 53
Tabel 5. 6 Nilai Suhu masuk evaporator dan keluar evaporator ... 54
Tabel 5. 7 Nilai suhu evaporator dan kondensor ... 55
Tabel 5. 8 Nilai entalpi ... 56
Tabel 5. 9 Jumlah energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator (Qin) ... 57
Tabel 5. 10 Jumlah energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor (Qout) ... 60
Tabel 5. 11 Kerja kompresor ... 63
Tabel 5. 12 Koefisien prestasi aktual freezer (COPaktual) ... 66
Tabel 5. 13 Perhitungan koefisien prestasi ideal (COPideal) ... 69
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
.
1. Latar BelakangPada jaman sekarang mesin pembeku dan mesin pendingin sangat luas
dipergunakan. Salah satu alat yang berguna untuk mendinginkan dan
membekukan bahan makanan atau benda lain adalah freezer. Freezer dapat
dipergunakan untuk mendinginkan dan membekukan air, es krim, daging,
obat-obatan, makanan kaleng, mayat, ikan laut, dll. Seiring berjalannya waktu
kebutuhan akan alat pendingin semakin meningkat dan semakin banyak
dipergunakan. Selain dipergunakan di rumah tangga freezer juga dipergunakan di
hotel-hotel, rumah sakit, supermarket, rumah pengalengan ikan, dan dipergunakan
di industri.
Ada berbagai macam jenis mesin pendingin dengan fungsi yang
berbeda-beda. Kulkas mempunyai fungsi menyegarkan buah-buahan dan sayur-sayuran
yang biasa dipergunakan di rumah tangga. Coldstorage mempunyai fungsi untuk
membekukan daging, yang biasa dipergunakan di hotel-hotel, gudang rabat.
Showcase mempunyai fungsi untuk mendinginkan minuman kaleng ataupun
minuman plastik, yang biasa dipergunakan di supermarket, toko-toko klontong,
dll. Mesin pendingin mayat mempunyai fungsi untuk menjaga mayat supaya tidak
cepat membusuk yang biasa dipakai di rumah sakit. AC split dan AC window
mempunyai fungsi untuk mendinginkan udara ruangan, yang bisa menjaga suhu
window dan AC split umumnya dipergunakan di rumah tangga, villa dan hotel.
Chiller mempunyai fungsi untuk mendinginkan air dan berperan sebagai alat
pengkondisian udara dalam ruangan, yang biasa dipergunakan di perkantoran
besar, gedung – gedung bertingkat, hotel-hotel, rumah sakit dan industri.
Berbagai macam mesin pendingin tersebut sudah tidak asing lagi ditelinga
masyarakat dikarenakan fungsi dan kegunaanya yang sangat bermanfaat. Hampir
sebagian besar mesin pendingin tersebut menggunakan siklus kompresi uap dalam
pembuatan dan perancangannya, dan freon berfungsi sebagai fluida yang
digunakan. Freon digunakan sebagai fluida kerja pada siklus kompresi uap ini
karena freon dapat mendidih pada suhu yang rendah. Berikut ini adalah gambar
macam – macam mesin pendingin :
Gambar 1.1 Water cooled chiller Gambar 1.2 Air cooled chiller
Gambar 1.5 Cold storages Gambar 1.6 Kulkas
Gambar 1.7 Mesin pendingin jenazah
Dari berbagai penjelasan di atas penulis tertarik untuk mengenal lebih dalam
tentang mesin pendingin. Penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian
tentang freezer yang dapat mewakili semua jenis mesin pendingin yang
menggunakan siklus kompresi uap.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian tentang freezer dengan mempergunakan siklus
kompresi uap ini adalah :
a. Membuat freezer dengan pendinginan lanjut dan pemanasan lanjut dengan
b. Mengetahui karakteristik freezer dengan pendinginan lanjut dan pemanasan
lanjut dengan daya kompresor 115 watt, panjang pipa kapiler 160 cm:
1. Laju aliran kalor yang diserap evaporator.
2. Laju aliran kalor yang dilepas kondenser.
3. Kerja kompresor
4. COPaktual freezer.
5. COPideal freezer.
6. Efisiensi freezer.
7. Laju aliran massa refrigeran.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah yang diambil di dalam pembuatan peralatan penelitian ini
adalah :
a. Menggunakan kompresor dengan daya 115 watt.
b. Menggunakan evaporator standar yang dipergunakan pada freezer berdaya
115 watt.
c. Panjang pipa kapiler 160 cm.
d. Menggunakan kondenser standar yang dipergunakan pada freezer berdaya
115 watt.
1.4. Manfaat
Manfaat penelitian tentang peralatan mesin pendingin dengan
mempergunakan siklus kompresi uap ini adalah :
a. Dapat menjadi pedoman dan acuan bagi peneliti lain yang ingin meneliti
6
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar teori
2.1.1 Freezer
Freezer adalah alat pembeku yang bekerja dengan mengambil atau menyerap
panas dari kompartemen atau lingkungan sekitarnya. Panas yang terus menerus
diambil akan menurunkan suhu dan membuat benda didalamnya menjadi beku.
Frezeer menggunakan fluida kerja yang disebut refrigeran untuk mengambil
panas. Refrigeran yang paling umum digunakan adalah freon. Namun sekarang
secara bertahap freon telah diganti dengan bahan lain yang lebih ramah terhadap
lingkungan.
Freezer bekerja dengan mengambil panas dilingkungan sekitar evaporator.
Proses diawali dengan refrigeran dalam bentuk gas masuk ke kompresor sehingga
suhu refrigeran menjadi sangat panas. Gas panas bergerak melalui kondensor dan
mulai didinginkan. Hal ini menyebabkan gas berubah menjadi cair. Gas dipaksa
menuju pipa kapiler atau katup expansi dalam bentuk cair. Pipa kapiler memiliki
diameter yang sangat kecil yang ketika refrigeran melalui pipa tersebut akan
berubah menjadi kabut yang sangat dingin. Saat melewati evaporator kabut
refrigeran mulai menguap dan berubah kembali menjadi gas. Suhu kabut
refrigeran bisa mencapai -27 derajat celcius dan menyerap kalor yang ada dalam
evaporator. Sebagai akibat suhu refrigeran akan kembali naik karena membawa
keluar panas yang diserap dalam evaporator. Refrigran kemudian dikirim kembali
Gambar 2.1 Freezer
Berikut jenis – jenis freezer yang banyak digunakan:
Chest Freezer
Chest Freezer merupakan jenis freezer yang berbentuk seperti peti. Alat ini mempunyai suhu kerja antara -20˚ C sampai -38˚ C.
Gambar 2. 2 Chest Freezer Cold Storages
Cold Storages merupakan jenis freezer yang dipergunakan untuk membekukan daging dan bahan makanan lainnya. Masalah yang sering
Gambar 2. 3 Cold Storages Belt Freezer
Belt Freezer merupakan jenis freezer yang bekerja dengan cara menyemprotkan udara dingin atau nitrogen cair yang diarahkan langsung ke
arah belt atau konveyor secara berlawanan arah yang dapat mengurangi
kehilangan panas selama proses evaporasi. Belt Freezer bekerja pada suhu
-10˚ C sampai -30˚ C.
Gambar 2. 4 Belt Freezer Scared Surface Freezer
Scraped Surface Freezer digunakan untuk mendinginkan makanan yang berbentuk cair atau semi cair. Alat ini memiliki desain yang mirip dengan alat
refrigeran lain. Dalam industri es krim rotor menggenai makanan beku dari
dinding freezer dan secara simultan mengalirkan udara ke dalam freezer. Alat
ini bekerja pada suhu -4˚ C sampai -7˚ C.
Gambar 2. 5 Scraped Surface Freezer
2.1.2 Siklus Kompresi Uap sebagai Dasar Kerja Freezer
Sistem kompresi uap merupakan dasar sistem refrigerasi yang terbanyak
digunakan, dengan komponen utamanya adalah kompresor, evaporator, pipa
kapiler atau katup expansi, dan kondensor. Keempat komponen tersebut
melakukan proses yang saling berhubungan dan membentuk siklus kompresi uap.
Gambar 2. 7 Siklus Kompresi Uap pada Diagram T - s
Proses yang terjadi pada siklus refrigerasi kompresi uap:
a. Proses kompresi (1 – 2), proses ini berlangsung di kompresor secara isentropik
adiabatik. Kondisi awal refrigerant pada saat masuk di kompresor adalah uap
jenuh bertekanan rendah, setelah dikompresi refrigerant menjadi uap
bertekanan tinggi. Oleh karena proses ini dianggap isentropik, maka temperatur
ke luar kompresor pun meningkat.
b. Proses penurunan suhu (2 – 3), proses kondensasi (3 – 4) dan proses
pendinginan lanjut (4 – 5) proses ini berlangsung di kondensor. Refrigeran
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi keluar dari kompresor membuang
kalor sehingga fasanya berubah menjadi cair. Hal ini berarti bahwa di
kondensor terjadi penukaran kalor antara refregeran dengan udara, sehingga
panas berpindah dari refrigeran ke udara pendingin dan akhinya refrigeran
mengembun manjadi cair. Proses pendinginan lanjut betujuan untuk
mengkondisikan refrigeran benar – benar berwujud cair sebelum masuk pipa
c. Proses ekspansi (5 – 6), proses ini berlangsung di pipa kapiler atau katup
expansi secara isoentalpi. Hal ini berarti tidak terjadi penambahan entalpi tetapi
terjadi penurunan tekanan dan penurunan temperatur. Proses penurunan
tekanan terjadi pada katup expansi yang berbentuk pipa kapiler atau orifice
yang berfungsi mengatur laju aliran refrigeran dan menurunkan tekanan.
d. Proses evaporasi (6 – 7), proses ini berlangsung di evaporator secara isobaris.
Refrigeran dalam wujud cair bertekanan rendah menyerap kalor dari
lingkungan sekitar / media yang didinginkan sehingga wujudnya berubah
menjadi gas bertekanan rendah.
e. Proses pemanasan lanjut (7 – 1) dengan proses pemanasan lanjut ini di
harapkan refrigeran yang masuk kompresor benar – benar berwujud gas.
2.1.3 Evaporator
Evaporator adalah jaringan atau bentuk pipa yang dikonstruksikan
sedemikian rupa dengan berbagai macam bentuk. Fungsi sebagai alat yang
bekerja untuk menyerap kalor dilingkungan sekitarnya, karena kalor diserap
evaporator maka suhu disekitar evaporator akan menjadi rendah . Pipa evaporator
ada yang terbuat dari bahan tembaga, besi aluminium atau dari kuningan.
Evaporator dibagi menjadi 3 kategori tergantung pada media atau bahan yang
akan didinginkan:
a. Air cooled evaporator adalah Evaporator yang mendinginkan udara secara langsung. Udara yang didinginkan ini didistribusikan melalui sistem distribusi
udara. Pada evaporator ini, refrigeran mengalir didalam pipa – pipa logam dan
udara mengalir diluarnya. Sistem pendistribusian udara tersebut dilakukan
dengan pemasangan kipas angin (blower).
Gambar 2. 9 Air cooled evaporator
b. Liquid cooled evaporator adalah Evaporator yang berfungsi mendinginkan air sampai suhu tertentu dan di pompa ke AHU ( Air Handling unit ), FCU ( Fan Coil Unit ), atau tipe – tipe pemakaian lain. Sistem ini biasanya digunakan dalam unit – unit sistem tata udara yang berkapasitas besar.
c. Standard evaporator adalah Evaporator yang biasa digunakan pada freezer umumnya.
Gambar 2. 11 Standard evaporator
2.1.4 Kompresor
Kompresor adalah suatu alat dalam mesin pendingin yang cara kerjanya
dinamis atau bergerak, yakni menghisap sekaligus memompa udara sehingga
terjadilah sirkulasi udara yang mengalir dari pipa – pipa mesin pendingin.
Ada 3 macam kompresor yang biasa digunakan dalam mesin pendingin saat
ini, yaitu kompresor bertorak, kompresor sentrifugal, dan kompresor rotary,
selanjutnya dari macam – macam kompresor tersebut dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
a. Kompresor jenis terbuka ( Open type compressor ), jenis kompresor ini terpisah dari tenaga penggeraknya, dan masing – masing bergerak sendiri
dalam keadaan terpisah. Tenaga penggerak kompresor umumnya motor listrik.
Salah satu ujung poros engkol dari kompresor menonjol keluar, sebuah puli
dari luar dipasang pada ujung poros tersebut. Puli pada kompresor berfungsi
sebagai roda gaya yang digunakan sebagai daun kipas untuk mendinginkan
kondenser dan kompresor sendiri. Karena ujung poros engkol keluar dari
rumah kompresor, maka harus diberi pelapis agar refrigeran tidak bocor keluar.
1. Putaran kompresor dapat diubah dengan cara mengganti diameter puli.
2. Ketinggian minyak pelumas dapat diketahui dengan mudah.
3. Jika terjadi kerusakan dapat dengan mudah diketahui dan melakukan
penggantian komponen.
4. Pada daerah yang belum tersedia listrik, kompresor dapat bekerja dengan
sumber tenaga listrik lain seperti mesin diesel.
Kerugian kompresor jenis terbuka adalah :
1. Harga lebih mahal.
2. Bentuknya besar dan berat.
3. Memerlukan ruang yang besar.
b. Kompresor jenis hermatik ( Hermatic type compressor ), jenis kompresor yang motor penggeraknya dan kompresornya berada dalam satu rumahan yang
tertutup. Motor penggerak langsung memutar poros dari kompresor sehingga
putaran motor penggerak sama dengan kompresor.
Keuntungan dari kompresor hermatik adalah :
1. Bentuknya kecil dan harganya relatif terjangkau.
2. Tidak memakai tenaga penggerak dari luar sehingga tingkat kebisingan rendah.
3. Tidak memakai sil pada porosnya, sehingga jarang terjadi kebocoran.
4. Tidak memerlukan ruang penempatan yang besar.
Kerugian dari kompresor hermatik adalah :
1. Ketinggian minyak pelumas kompresor susah diketahui.
2. Kerusakan yang terjadi di dalam kompresor susah diketahui sebelum rumah
3. Digunakan pada mesin pendingin yang berkapasitas kecil.
Gambar 2. 12 Kompresor jenis hermatik
c. Kompresor jenis semi hermatik ( Semi hermatic type compressor ), jenis kompresor yang motor penggerak serta kompresornya berada dalam satu
rumahan, akan tetapi motor penggeraknya terpisah dari kompresor. Kompresor
digerakkan oleh motor penggerak dengan sebuah poros penghubung antara
motor penggerak dengan kompresor.
Gambar 2. 13 Kompresor jenis semi hermatik
2.1.5 Kondensor
Kondensor adalah alat yang mempunyai fungsi mengkondensasi bahan
pendinginan gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi.
Refrigeran yang dipompakan dari kompresor akan mengalami penekanan
kondensor akan mengalami pengembunan. Dari sini refrigeran yang sudah
mengembun akan menjadi cair dan mengalir menuju pipa evaporator. Ada 3 jenis
kondensor berdasarkan media pendinginan, yaitu:
a. Air cooled condenser : Kondensor yang menggunakan udara sebagai pendinginnya.
Gambar 2. 14 Air cooled condenser
b. Water cooled condenser : Kondensor yang menggunakan air sebagai pendinginnya.
Gambar 2. 15 Water cooled condenser
c. Standard condenser : Kondensor yang dipergunakan pada freezer standar
2.1.6 Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah suatu pipa pada mesin pendingin yang mempunyai
diameter yang paling kecil jika dibandingkan pipa – pipa lainnya. Jika pada
evaporator pipanya mempunyai diameter 5/16 inci, maka untuk pipa kapiler
berdiameter 0,026 atau 0,031 inci. Kerusakan mesin pendingin biasanya dijumpai
pada pipa kapiler ini, jika tidak bocor mungkin tersumbat. Pipa kapiler
mempunyai fungsi menurunkan tekanan dan mengatur cairan refrigeran yang
mengalir dari kondensor menuju evaporator.
Gambar 2. 17 Pipa Kapiler
2.1.7 Thermostat
Thermostat adalah suatu alat yang mempunyai fungsi untuk mengatur batas
suhu dalam ruang evaporator, mengatur lamanya kompresor berhenti dan
mengatur untuk menjalankan kompresor bekerja. Pada thermostat dilengkapi
dengan tabung yang berisi cairan yang mudah menguap. Tabung tersebut
ditempatkan pada ruang mesin pendingin ( ruang evaporator ) kemudian
disalurkan oleh pipa kapiler ke ruang gas.
Prinsip kerja thermostat adalah jika ruang dalam mesin pendingin mencapai
dalam tabung thermostat akan beku. Cairan yang membeku akan menyusut,
dengan terjadinya penyusutan berarti gas dari ruang gas akan mengalir ke pipa
kapiler yang kosong. Ruang gas akan menjadi kendur, pegas akan menekannya
sehingga kontak saklar akan membuka dengan demikian terputuslah hubungan
listirk dari PLN. Dengan terputusnya arus listrik maka kompresor akan berhenti
bekerja dalam waktu yang relative lama dan apabila ruang pendingin atau
evaporator suhunya naik dan tidak pada titik beku, fluida dalam thermostat akan
menjadi cair yang berarti ruang gas memberi tekanan pada saklar kontak sehingga
saklar menutup dan menghubungkan kembali arus listrik dari PLN. Kompresor
akan bekerja kembali dan demikian berturut – turut kerja thermostat.
Gambar 2.18 Thermostat dalam keadaan putus
Gambar 2. 20 Thermostat
2.1.8 Filter
Filter adalah alat yang mempunyai fungsi menyaring kotoran – kotoran yang
berbentuk padat yang terbawa refrigeran yang berasal dari sistem itu sendiri atau
dari kotoran sisa pemotongan pipa tembaga pada proses pengelasan, dapat juga
dari korosi saluran pipa. Filter dipasang pada daerah bertekanan tinggi pada ujung
pipa kondensor yang menuju pipa kapiler dengan tujuan jika ada kotoran atau
udara yang terjebak dalam siklus tersebut akan tersaring terlebih dahulu agar pipa
kapiler tidak tersumbat.
2.1.9 Perhitungan Karakteristik Freezer
Dengan bantuan diagram entalpi – tekanan, entalpi atau nilai ( h ) dalam
siklus kompresi uap sehingga dapat diketahui, kerja kompresor, energi kalor yang
diserap evaporator, energi kalor yang dilepas kondesor dan koefisien prestasi
(COP)
1. Kerja Kompresor (Win)
Kerja kompresor persatuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi dari
titik 1 ke 2 (lihat Gambar 2. 1), yang dapat dihitung dengan persamaan (2. 1).
Win = h2 – h1, kJ/kg (2. 1)
Pada persamaan (2. 1):
Win : kerja kompresor persatuan massa refrigeran, kJ/kg h2 : nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor, kJ/kg
h1 : nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor, kJ/kg 2. Energi kalor yang dilepaskan oleh kondensor (Qout)
Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor merupakan
perubahan entalpi pada titik 2 ke 3 (lihat Gambar 2. 1), perubahan tersebut dapat
dihitung dengan persamaan (2. 2).
Qout = h2 – h5, kJ/kg (2. 2)
Pada persamaan (2. 2):
Qout : energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran, kJ/kg
h3 : nilai entalpi refrigeran saat keluar kondensor, kJ/kg
3. Energi kalor yang yang diserap oleh evaporator (Qin)
Energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap oleh evaporator merupakan
proses perubahan entalpi pada titik 4 ke 1 (lihat Gambar 2. 1), perubahan entalpi
tersebut dapat dihitung dengan persamaan (2. 3).
Qin = h1– h6, kJ/kg (2. 3)
Pada persamaan (2. 3):
Qin : energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran,
kJ/kg
h1 : nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan
nilai entalpi pada saat masuk kompresor, kJ/kg
h4 : nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat keluar dari pipa kapiler. Karena proses pada pipa
kapiler berlangsung tetap maka nilai h4=h3, kJ/kg
4. Koefisien prestasi aktual (COPaktual)
Koefisien prestasi siklus kompresi uap standar dapat dihitung dengan persamaan
(2. 4).
COPaktaul : koefisien prestasi freezer
Qin : kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, kJ/kg
Win : kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran, kJ/kg
Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap standar dapat dihitung dengan
COPideal : koefisien prestasi maksimum freezer Te : suhu evaporator, 0C
Tc : suhu kondensor, 0C 6. Efisiensi freezer
Efisiensi freezer dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2. 6).
)
COPideal : koefisien prestasi maksimum freezer
COPaktual : koefisien prestasi freezer 7. Laju aliran massa refrigeran
Laju aliran massa refrigeran dapat dihitung dengan persamaan (2. 7).
m : laju aliran massa refrigeran, kg/menit
beban pendinginan : beban kerja yang diserap evaporator, kj/menit
2. 2 Tinjauan Pustaka
Anwar, K (2010) telah melakukan penelitian tentang efek beban pendinginan
terhadap performa sistem mesin pendingin. Penelitian tersebut bertujuan: (a)
membahas efek beban pendinginan terhadap kinerja sistem mesin pendingin
meliputi kapasitas refrigerasi (b) menghitung koefisien prestasi mesin pendingin
(c) waktu pendinginan yang ideal pada mesin ini. Penelitian ini dilakukan dengan
batasan – batasan sebagai berikut: (a) beban pendinginan menempatkan bola
lampu 60, 100, 200, 300 dan 400 watt di dalam ruang pendingin (b) data dianalisi
secara teoritis berdasarkan data eksperimen dengan focus model 802 (c) data
dianalisis secara teoritis berdasarkan data eksperimen dengan menentukan kondisi
refrigeran pada setiap titik siklus. Dari hasil penelitian didapatkan : (a)
peningkatan beban pendinginan menyebabkan koefisien prestasi sistem pendingin
akan membentuk kurva parabola (b) performa optimum pada pengujian selama 30
menit diperoleh pada bola lampu 200 watt dengan COP sebesar 2,64 (c) waktu
pendinginan diperoleh paling lama pada beban pendingin yang paling tinggi (bola
lampu 400 watt).
Handoyo, EA dan Lukito, A (2002) telah melakukan penelitian tentang
analisa pengaruh pipa kapiler yang dililitkan pada line suction terhadap performansi mesin pendingin. Penelitian tersebut bertujuan: (a) membahas
pengaruh usaha melilitkan pipa kapiler pada line suction (b) menghitung
performansi mesin pendingin tersebut (c) menghitung waktu pendinginan.
Penelitian ini dilakukan dengan batasan – batasan sebagai berikut : (a) mesin
air. Dari hasil penelitian didapatkan (a) pipa kapiler yang dililitkan pada line suction dapat meningkatkan nilai COP freezer (b) waktu pendinginan tidak banyak perubahan.
Wilis, GR (2013) telah melakukan penelitian tentang penggunaan refrigeran
R22 dan R134a pada mesin pendingin. Penelitian tersebut bertujuan: (a)
menghitung prestasi kerja refrigeran R22 yang dibandingkan dengan refrigeran
R134a (b) membahas refrigeran yang lebih ramah lingkungan antara R22 dengan
R134a. Penelitian ini dilakukan dengan batasan – batasan sebagai berikut: (a)
refrigeran yang digunakan R22 dan R134a (b) menggunakan mesin pengkondisian
udara dengan motor penggerak kompresor berkapasitas 2 HP. Dari hasil penelitian
didapatkan: (a) refrigeran R22 dari segi prestasi kerjanya lebih baik dari R134a,
tetapi tidak ramah lingkungan (b) refrigeran R134a lebih ramah lingkungan, tetapi
25
BAB III
PEMBUATAN ALAT
3.1 Persiapan Pembuatan Freezer
3.1.1 Komponen Utama Freezer
Komponen utama freezer yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
kompresor, kondensor, pipa kapiler, filter, evaporator dan refrigeran R134a.
a. Kompresor
Spesifikasi kompresor yang dioergunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Gambar 3. 1 Kompresor
Jenis kompresor : Hermatic
Seri kompresor : Model BES45H
Voltase : 220 volt
Arus : 0,88 A
b. Kondensor
Spesifikasi kondensor yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Gambar 3. 2 Kondensor
Jenis : kondensor tipe U, dengan jumlah U = 9
Panjang pipa : 900 cm
Diameter pipa : 0,47 cm
Bahan pipa : Besi
Bahan sirip : Baja
Diameter sirip : 0,2 cm
Jarak antar sirip : 0,45 cm
c. Pipa kapiler
Spesifikasi pipa kapiler yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai
Gambar 3. 3 Pipa kapiler
Panjang pipa kapiler : 160 cm
Diameter pipa kapiler : 0,028 inci
Bahan pipa kapiler : Tembaga
d. Filter
Spesifikasi filter yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3. 4 Filter
Panjang filter : 10 cm
e. Evaporator
Spesifikasi evaporator yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Gambar 3. 5 Evaporator
Bahan pipa evaporator : Tembaga
Diameter pipa evaporator : 0,47 cm
Bahan plat evaporator : Alumunium
f. Refrigeran R134a
Refrigeran R134a dipergunakan sebagai fluida kerja freezer yang dibuat.
Dalam penelitian ini dipergunakan refrigeran R134a karena lebih ramah
Gambar 3. 6 Tabung berisi refrigeran R134a
3.1.2 Peralatan Pendukung Pembuatan Freezer
a. Alat pemotong pipa
Alat pemotong pipa adalah alat yang mempunyai fungsi untuk memotong
pipa, agar hasil potongan menjadi rapi.
b. Pompa vakum
Pompa vakum adalah alat yang mempunyai fungsi untuk proses pemvakuman
atau untuk mengeluarkan udara dari dalam sistem mesin freezer sebelum diisi
freon sebagai fluida kerja freezer.
Gambar 3. 8 Pompa vakum
c. Manifold gauge
Manifold gauge adalah alat yang mempunyai fungsi untuk mengukur tekanan refrigeran pada saat pengisian freon maupun pada saat freezer bekerja.
d. Alat las
Alat las adalah alat yang mempunyai fungsi untuk menyambung pipa – pipa
tembaga pada freezer agar sistem dapat bekerja.
Gambar 3. 10 Alat las dan bahan tambahan las (perak dan tembaga)
e. Termostat
Termostat adalah alat yang mempunyai fungsi sebagai pengatur suhu pada
evaporator, jika suhu evaporator sudah tercapai sesuai kebutuhan maka alat ini
akan memutus arus listrik sehingga kompresor berhenti bekerja.
f. Pipa Tembaga
Pipa tembaga adalah pipa yang mempunyai fungsi sebagai komponen
penyambung antara kondensor dengan pipa kapiler dan antara pipa kapiler dengan
evaporator. Diameter pipa tembaga : 0,47 cm.
Gambar 3. 12 Pipa Tembaga
g. Plat Baja
Plat baja mempunyai fungsi sebagai kerangka dasar pembuatan freezer dan
sebagai tempat komponen – kompenen utama pada freezer.
h. Sterofom
Sterofom mempunyai fungsi sebagai tempat diletakan evaporator agar
evaporator dapat tertutup rapat.
Gambar 3. 14 Sterofom
3.1.3 Langkah – Langkah Pembuatan Freezer
Langkah – langkah pembuatan freezer dapat diketahui sebagai berikut ini :
a. Mempersiapkan komponen utama pembuatan freezer seperti kompresor,
kondensor, pipa kapiler, filter, evaporator dan refigeran R134a, komponen
pendukung pembuatan freezer seperti alat pemotong pipa, pompa vakum,
manifold gauge, alat las, termostat dan alat – alat yang dipergunakan dalam pembuatan freezer.
b. Proses pembuatan rangka freezer, pada proses ini diperlukan alat sebagai
berikut alat potong plat baja mempunyai fungsi untuk memotong plat sesuai
mempunyai fungsi untuk menyambung plat baja yang sudah dipotong
sebelumnya. Alat ukur mempunyai fungsi untuk menetukan ukuran plat baja.
Gambar 3. 15 Pembuatan rangka freezer
c. Proses penyambungan dengan las antara kompresor dengan kondensor, dalam
proses ini diperlukan pipa tembaga sebagai penghubung antara kompresor
dengan kondensor. Dalam proses penyambungan terdapat perbedaan material
yang akan disambung pipa output kompresor terbuat dari besi sedangkan
kondensor terbuat dari tembaga. Proses penyambungan komponen ini
membutuhkan bahan bantu borak yang berfungsi sebagai bahan tambahan
dalam proses pengelasan karena perbedaan karakteristik material dan agar pipa
saluran keluar kompresor dan pipa saluran masuk kondensor tersambung
dengan baik dan tidak bocor. Bahan yang digunakan pada proses pengelasan
Gambar 3. 16 Proses pengelasan kompresor dengan kondensor
d. Proses penyambungan dengan las antara kondensor dengan filter, dalam proses
ini diperlukan pipa tembaga sebagai penghubung antara pipa output kondensor dengan input filter. Proses penyambungan menggunakan las yang menggunakan bahan perak dan kuningan. Diperlukan borak sebagai perekat
dalam proses pengelasan karena terdapat perbedaan material antara kondensor
dengan filter. Alat bantu yang diperlukan adalah tang yang mempunyai fungsi
untuk menahan pipa tembaga pada saat penyambungan dengan las.
e. Proses penyambungan dengan las antara filter dengan pipa kapiler, dalam
proses ini diperlukan alat las yang mempunyai fungsi untuk menyambung
output filter dengan pipa input pada pipa kapiler. Proses penyambungan menggunakan alat las dengan bahan perak dan kuningan sebagai
penyambungnya. Tang adalah alat bantu yang mempunyai fungsi sebagai
penahan pada saat proses pengelasan dilakukan.
Gambar 3. 18 Proses pengelasan filter dengan pipa kapiler
f. Proses penyambungan dengan las antara pipa kapiler dengan evaporator, dalam
proses ini diperlukan alat las yang berfungsi untuk menyambung saluran keluar
pipa kapiler dengan saluran pipa masuk evaporator. Proses penyambungan
menggunakan las dengan bahan perak dan kuningan. Tang mempunyai fungsi
menahan pada saat proses pengelasan dan jugan memipihkan diameter pipa
Gambar 3. 19 Proses pengelasan pipa kapiler dengan evaporator
g. Proses penyambungan dengan las antara evaporator dengan kompresor, dalam
proses ini diperlukan pipa tembaga sebagai pipa penghubung evaporator
dengan kompresor. Proses penyambungan komponen tersebut menggunakan
alat las dengan bahan kuningan dan perak.
h. Proses pengisian metil, dalam proses ini metil mempunyai fungsi untuk
membersihkan saluran pipa – pipa pada freezer yang sudah jadi dan sebagai
proses pengecekan ada kebocoran pada freezer.
Gambar 3. 21 Pengisian metil
i. Proses pemvakuman freezer, dalam proses pemvakuman diperlukan pompa
vakum yang mempunyai fungsi untuk proses pemvakuman tersebut. Proses ini
bertujuan untuk mengeluarkan udara – udara yang masih terjebak dalam
saluran – saluran pipa di freezer agar siklus dalam freezer dapat bekerja dengan
maksimal.
j. Proses pengisian refrigeran R134a, dalam proses ini diperlukan refrigeran
R134a sebagai fluida kerja freezer. Tekanan refrigeran yang akan dimasukan
dalam siklus freezer harus sesuai dengan standar kerja freezer agar dapat
bekerja dengan maksimal.
40
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4. 1 Mesin yang Diteliti
Mesin yang diteliti merupakan freezer dengan siklus kompresi uap hasil
rangkaian sendiri dengan komponen standar dari freezer yang tersedia dipasaran.
Freezer yang dirangkai disertai pemanasan lanjut dan pendinginan lanjut berdaya
115 watt, dengan panjang pipa kapiler 160 cm. Proses pendinginan yang terjadi
dalam freezer ini dilakukan dengan cara kontak langsung dengan benda yang ada
didalam ruangan evaporator. Proses pendinginan evaporator sama seperti proses
pendinginan yang terjadi pada kulkas satu pintu.
4. 2 Skematik Mesin Pendingin yang Diteliti
Gambar 4. 2 menyajikan skematik dari mesin pendingin yang diteliti. Dalam
skematik ini ditentukan posisi titik – titik yang dipasangi termokopel dari freezer
dengan siklus kompresi uap yang sudah dirangkai.
Gambar 4. 2 Skematik mesin pendingin freezer
Keterangan gambar :
Titik 1 : posisi termokopel sebelum masuk kompresor
Titik 2 : posisi termokopel setelah keluar kompresor
Titik 3 : posisi termokopel pada kondensor
Titik 4 : posisi termokopel setelah keluar kondensor
Titik 5 : posisi termokopel setelah keluar pipa kapiler
Titik 6 : posisi termokopel pada evaporator
Titik 7 : posisi termokopel sebelum masuk evaporator
Gambar 4. 3 menyajikan skematik dari mesin pendingin yang diteliti. Dalam
skematik ini ditentukan posisi titik – titik yang dipasangi alat ukur tekanan dari
freezer dengan siklus kompresi uap yang sudah dirangkai.
Gambar 4. 3 Skematik mesin pendingin freezer dengan posisi alat ukur tekanan
Keterangan gambar :
Titik A : posisi alat ukur tekanan sebelum masuk kompresor
Titik B : posisi alat ukur tekanan setelah keluar kompresor
Titik C : posisi alat ukur tekanan sebelum masuk pipa kapiler
Titik D : posisi alat ukur tekanan setelah keluar pipa kapiler
4. 3 Alat Bantu Penelitian
Proses penelitian freezer ini membutuhkan alat – alat yang dipergunakan
untuk membantu dalam pengujian freezer tersebut. Alat – alat bantu tersebut
a. Termokopel dan Termometer suhu
Termokopel mempunyai fungsi sebagai sensor suhu yang digunakan
untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan
listrik. Termometer suhu mempunyai fungsi sebagai alat yang memperlihatkan
nilai suhu yang diukur.
Gambar 4. 4 Termokopel
b. Pengukur Tekanan
Pengukur tekanan mempunyai fungsi untuk mengetahui nilai tekanan
refrigeran. Pengukur tekanan berwarna merah untuk mengukur tekanan tinggi,
sedangkan yang berwarna biru untuk mengukur tekanan rendah.
Gambar 4. 6 Pengukur tekanan
c. P – h diagram
P – h diagram mempunyai fungsi untuk menggambarkan siklus kompresi uap
mesin pendingin. Dengan P – h diagram, dapat diketahui nilai entalpi di setiap
titik yang di teliti.
d. Gelas ukur
Gelas ukur mempunyai fungsi sebagai pengukur besar volume beban
pendinginan yang berupa air, agar beban pendinginan sesuai dengan penelitian
yang dilakukan.
Gambar 4. 8 Gelas ukur
e. Air
Air mempunyai fungsi sebagai beban pendinginan pada mesin pendingin
yang dipergunakan dalam penelitian.
f. Kabel roll
Kabel roll alat yang mempunyai fungsi membagi daya listrik ke sejumlah
alat, baik listrik maupun elektronik. Karena panjang kabel listrik pada alat
penelitian terbatas.
Gambar 4. 10 Kabel roll
4. 4 Beban Pendinginan
Beban pendinginan yang dipergunakan dalam penelitian adalah air. Kondisi
suhu awal beban pendinginan ( diukur berdasarkan termokopel ).
4. 5 Variasi Penelitian
Variasi penelitian yang dipakai adalah besarnya beban pendinginan (air).
Tabel 4. 1 menyajikan beban pendinginan yang dipergunakan sebagai variasi
penelitian :
Tabel 4. 1 Beban pendinginan yang dipergunakan sebagai variasi penelitian
Variasi penelitian Beban pendinginan ( liter )
ukur termokopel. Pengukuran suhu dilakukan setiap 30 menit.
Tabel 4. 2 Cara mencatat hasil pengukuran suhu
Untuk mendapatkan data tekanan pada 4 titik ( Gambar 4. 3 ) dipergunakan
alat ukur tekanan. Pengukuran tekanan dilakukan setiap 30 menit. Hasil
pengukuran dicatat dalam Tabel 4. 3.
Tabel 4. 3 Cara mencatat hasil pengukuran tekanan
No t
a. Setelah semua data suhu dan tekanan pada setiap titik diperoleh maka langkah
selanjutnya adalah menggambarkan proses siklus kompresi uap pada P – h
diagram. Dengan menggambarkan dalam P – h diagram dapat diketahui nilai
entalpi ( h1, h2, h3, h4 ).
b. Data nilai – nilai entalpi yang sudah didapat kemudian digunakan untuk
menghitung besarnya energi persatuan massa yang dilepaskan oleh kondensor,
menghitung kerja kompresor, menghitung besarnya energi persatuan massa
yang diserap oleh evaporator, nilai COP ideal, nilai COP aktual freezer dan
efisiensi.
c. Perhitungan dan pengolahan data dapat menggunakan persamaan – persamaan
persamaan (2.2) untuk menghitung energi kalor yang dilepas kondensor,
persamaan (2.3) untuk menghitung kalor yang diserap evaporator, persamaan
(2.4) untuk menghitung COP aktual, persamaan (2.5) untuk menghitung COP
ideal, persamaan (2.6) untuk menghitung efisiensi freezer dan persamaan (2.7)
untuk menghitung laju aliran massa refrigeran.
d. Penggambaran dalam grafik hasil – hasil perhitungan kemudian digambar
dalam grafik terhadap masalah yang diteliti.
4. 8 Cara Mendapatkan Kesimpulan
Kesimpulan dapat diperoleh dari hasil penelitian yang sudah dilakukan dan
melalui proses – proses yang sudah dilakukan dalam penelitian. Semua data yang
diperoleh dalam penelitian akan dibahas mengacu pada dasar – dasar perhitungan
mesin pendingin. Dengan melakukan hal tersebut maka kesimpulan yang baik
50
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5. 1 Hasil Penelitian
a. Nilai Tekanan
Hasil dari penelitian memperoleh data nilai tekanan masuk kompresor dan keluar
kompresor dan nilai tekanan masuk pipa kapiler dan keluar pipa kapiler. Sesuai
dengan skematik yang digambarkan ( lihat gambar 4. 3 ).
Tabel 5. 1 Nilai tekanan masuk kompresor dan keluar Kompresor beban
Tabel 5. 2 Nilai tekanan masuk kompresor dan keluar kompresor beban
Tabel 5. 3 Nilai tekanan masuk kompresor dan keluar kompresor beban
No t
b. Nilai Suhu Masuk Kompresor dan Keluar Kompresor
Hasil dari penelitian mendapatkan data nilai suhu masuk kompresor dan keluar
kompresor. Data sesuai dengan variasi beban pendinginan 0,25 liter, 0,5 liter dan
0,75 liter.
Tabel 5. 4 Nilai suhu masuk kompresor dan keluar kompresor
No
c. Nilai Suhu Masuk dan Keluar Pipa Kapiler
Hasil dari penelitian mendapatkan data nilai suhu masuk pipa kapiler dan keluar
pipa kapiler. Data sesuai dengan variasi beban pendinginan 0,25 liter, 0,5 liter dan
0,75 liter.
Tabel 5. 5 Nilai suhu masuk pipa kapiler dan keluar pipa kapiler
No
d. Nilai Suhu Masuk Evaporator dan Keluar Evaporator
Hasil dari penelitian mendapatkan data nilai suhu masuk evaporator dan keluar
evaporator. Data sesuai dengan variasi beban pendinginan 0,25 liter, 0,5 liter dan
0,75 liter.
Tabel 5. 6 Nilai Suhu masuk evaporator dan keluar evaporator
e. Nilai Suhu Evaporator dan Kondensor
Hasil dari penelitian mendapatkan data nilai suhu evaporator dan kondensor. Data
sesuai dengan variasi beban pendinginan 0,25 liter, 0,5 liter dan 0,75 liter.
Tabel 5. 7 Nilai suhu evaporator dan kondensor
f. Nilai entalpi
Nilai entalpi pada tiap titik pengambilan data suhu disajikan pada tabel 5. 8. Nilai
entalpi yang disajikan mulai dari suhu evaporator yang stabil dari menit ke 330
sampai menit ke 480. Dengan variasi penelitian 0,25 liter, 0,5 liter dan 0,75 liter.
Tabel 5. 8 Nilai entalpi
No t (menit)
Beban pendinginan 0,25 liter Beban pendinginan 0,5 liter Beban pendinginan 0,75 liter Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg)
h1 h2 h5 h6 h1 h2 h5 h6 h1 h2 h5 h6
Jumlah energi kalor yang diserap evaporator dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2. 3 yaitu Qin = h1– h4, kJ/kg.
Sebagai contoh perhitungan untuk Qin pada menit ke 330 dengan beban pendinginan 0,25 liter. ( data nilai entalpi untuk perhitungan disajikan pada Tabel
5. 8)
Qin = h1– h6, kJ/kg.
= (438 – 242) kj/kg = 196 kj/kg
Tabel 5. 9 Jumlah energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap evaporator
(Qin)
t (menit)
Beban pendinginan 0,25 liter Beban pendinginan 0,5 liter Beban pendinginan 0,75 liter
No Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg)
Dari Tabel 5. 9 Laju aliran kalor yang diserap evaporator dapat dibuat dan
disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 5. 1 Laju aliran kalor yang diserap
evaporator dengan beban pendinginan 0,25 liter. Gambar 5. 2 Laju aliran kalor
yang diserap evaporator dengan beban pendinginan 0,5 liter dan Gambar 5. 3 Laju
aliran kalor yang diserap evaporator dengan beban pendinginan 0,75 liter.
Gambar 5. 1 Laju aliran kalor yang diserap evaporator dengan beban pendinginan
0,25 liter
Qin= -0,0001(t)2+ 0,125(t) + 164,0
R² = 0,863
160 165 170 175 180 185 190 195 200
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Qin
,
k
J
/k
g
Gambar 5. 2 Laju aliran kalor yang diserap evaporator dengan beban pendinginan
0,5 liter
Gambar 5. 3 Laju aliran kalor yang diserap evaporator dengan beban pendinginan
0,75 liter
b. Perhitungan energi kalor yang dilepas kondensor (Qout)
Sebagai contoh perhitungan untuk Qout pada menit ke 330 dengan beban pendinginan 0,25 liter. ( data nilai entalpi untuk perhitungan disajikan pada Tabel
5. 8)
Qout = h2 – h5 (kJ/kg).
= (482 – 242) kj/kg
= 240 kj/kg
Tabel 5. 10 Jumlah energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas
kondensor (Qout)
No t
(menit)
Beban pendinginan 0,25 liter Beban pendinginan 0,5 liter Beban pendinginan 0,75 liter Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg)
Dari Tabel 5. 10 Laju aliran kalor yang dilepas kondensor dapat dibuat dan
disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 5. 4 Laju aliran kalor yang dilepas
kondensor dengan beban pendinginan 0,25 liter. Gambar 5. 5 Laju aliran kalor
yang dilepas kondensor dengan beban pendinginan 0,5 liter dan Gambar 5. 6 Laju
aliran kalor yang dilepas kondensor dengan beban pendinginan 0,75 liter.
Gambar 5. 4 Laju aliran kalor yang dilepas kondensor dengan beban pendinginan
Gambar 5. 5 Laju aliran kalor yang dilepas kondensor dengan beban pendinginan
0,5 liter.
Gambar 5. 6 Laju aliran kalor yang dilepas kondensor dengan beban pendinginan
c. Kerja kompresor (Win)
Kerja kompresor (Win) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2. 1 yaitu
Win = h2 – h1, kJ/kg
Sebagai contoh perhitungan untuk (Win) pada menit ke 330 dengan beban
pendinginan 0,25 liter. ( data nilai entalpi untuk perhitungan disajikan pada Tabel
5. 8)
Win = (h2 – h1 ) kJ/kg
= (482 – 438) kj/kg
= 44 kj/kg
Tabel 5. 11 Kerja kompresor
No t
(menit)
Beban pendinginan 0,25
liter Beban pendinginan 0,5 liter Beban pendinginan 0,75 liter Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg) Entalpi (kJ/kg)
Dari Tabel 5. 11 Kerja yang dilakukan kompresor dapat dibuat dan disajikan
dalam bentuk grafik pada Gambar 5. 7 Kerja yang dilakukan kompresor dengan
beban pendinginan 0,25 liter. Gambar 5. 8 Kerja yang dilakukan kompresor
dengan beban pendinginan 0,5 liter dan Gambar 5. 9 Laju Kerja yang dilakukan
kompresor dengan beban pendinginan 0,75 liter.
Gambar 5. 7 Kerja yang dilakukan kompresor dengan beban pendinginan 0,25
Gambar 5. 8 Kerja yang dilakukan kompresor dengan beban pendinginan 0,5 liter.
Gambar 5. 9 Kerja yang dilakukan kompresor dengan beban pendinginan 0,75
d. Koefisien prestasi aktual (COPaktual)
Koefisien prestasi aktual (COPaktual) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2. 4 yaitu pendinginan 0,25 liter. ( data nilai entalpi untuk perhitungan disajikan pada Tabel
5. 8)
Tabel 5. 12 Koefisien prestasi aktual freezer (COPaktual)
No t
(menit)
Dari Tabel 5. 12 Koefisien prestasi aktual freezer dapat dibuat dan disajikan
dalam bentuk grafik pada Gambar 5. 10 Koefisien prestasi aktual freezer dengan
beban pendinginan 0,25 liter. Gambar 5. 11 Koefisien prestasi aktual freezer
dengan beban pendinginan 0,5 liter dan Gambar 5. 12 Koefisien prestasi aktual
freezer dengan beban pendinginan 0,75 liter.
Gambar 5. 10 Koefisien prestasi aktual freezer dengan beban pendinginan 0,25
liter.
COPaktual= -0,000005(t)2+ 0,003(t) + 3,927
R² = 0,364
3.50 3.70 3.90 4.10 4.30 4.50 4.70 4.90
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
C
O
Pa
kt
ua
l
Gambar 5. 11 Koefisien prestasi aktual freezer dengan beban pendinginan 0,5
liter.
Gambar 5. 12 Koefisien prestasi aktual freezer dengan beban pendinginan 0,75
liter.
COPaktual= -0,000004(t)2+ 0,002(t) + 4,156
e. Koefisien prestasi ideal (COPideal)
Koefisien prestasi aktual (COPaktual) dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2. 5 yaitu pendinginan 0,25 liter. ( data nilai suhu untuk perhitungan disajikan pada Tabel 5.
7)
Tabel 5. 13 Perhitungan koefisien prestasi ideal (COPideal)
No t
(menit)
Beban pendinginan 0,25 liter Beban pendinginan 0,5 liter Beban pendinginan 0,75 liter
Dari Tabel 5. 13 Koefisien prestasi ideal freezer dapat dibuat dan disajikan dalam
bentuk grafik pada Gambar 5. 13 Koefisien prestasi ideal freezer dengan beban
pendinginan 0,25 liter. Gambar 5. 14 Koefisien prestasi ideal freezer dengan
beban pendinginan 0,5 liter dan Gambar 5. 15 Koefisien prestasi ideal freezer
dengan beban pendinginan 0,75 liter.
Gambar 5. 13 Koefisien prestasi ideal freezer dengan beban pendinginan 0,25
liter.
COPideal= -0,00000003(t)2- 0,003(t) + 10,57
R² = 0,481
8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0 11.5 12.0 12.5 13.0 13.5 14.0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
CO
Pideal
Gambar 5. 14 Koefisien prestasi ideal freezer dengan beban pendinginan 0,5
liter.
Gambar 5. 15 Koefisien prestasi ideal freezer dengan beban pendinginan 0,75
f. Laju aliran massa refrigeran (m)
Laju aliran massa refrigeran (m) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
2. 7 yaitu pendinginan 0,25 liter. ( data nilai suhu untuk perhitungan disajikan pada Tabel 5.
9)
Tabel 5. 14 Perhitungan laju aliran massa refrigeran (m)
No t (menit)
Beban pendinginan 0,25 liter Beban pendinginan 0,5 liter Beban pendinginan 0,75 liter kJ/kg kJ/menit kg/menit kJ/kg kJ/menit kg/menit kJ/kg kJ/menit kg/menit
Dari Tabel 5. 14 Laju aliran masaa refrigeran freezer dapat dibuat dan disajikan
dalam bentuk grafik pada Gambar 5. 16 Laju aliran masaa refrigeran freezer
dengan beban pendinginan 0,25 liter. Gambar 5. 17 Laju aliran masaa refrigeran
freezer dengan beban pendinginan 0,5 liter dan Gambar 5. 18 Laju aliran masaa
refrigeran freezer dengan beban pendinginan 0,75 liter.
Gambar 5. 16 Laju aliran masaa refrigeran freezer dengan beban pendinginan 0,25
liter.
m = 0,000000009(t)2- 0,000008(t) + 0,011
R² = 0,869
0.00950 0.01000 0.01050 0.01100 0.01150 0.01200
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
m
,
k
g
/m
enit
Gambar 5. 17 Laju aliran masaa refrigeran freezer dengan beban pendinginan 0,5
liter.
Gambar 5. 18 Laju aliran masaa refrigeran freezer dengan beban pendinginan 0,75
liter.
m = -0,000000001(t)2- 0,000002(t) + 0,021
g. Efisiensi freezer (%)
Tabel 5. 15 Perhitungan efisiensi freezer
No t
(menit)
Beban pendinginan 0,25 liter Beban pendinginan 0,5 liter Beban pendinginan 0,75 liter COPaktual COPideal ɳ COPaktual COPideal ɳ COPaktual COPideal ɳ
Dari Tabel 5. 15 Efisiensi freezer dapat dibuat dan disajikan dalam bentuk grafik
pada Gambar 5. 19 Efisiensi freezer dengan beban pendinginan 0,25 liter. Gambar
5. 20 Efisiensi freezer dengan beban pendinginan 0,5 liter dan Gambar 5. 21
Efisiensi freezer dengan beban pendinginan 0,75 liter.
Gambar 5. 19 Efisiensi freezer dengan beban pendinginan 0,25 liter.
Efisiensi (%) = -0,00004(t)2+ 0,043(t) + 37,35
R² = 0,749
30 35 40 45 50 55 60
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
E
fis
iens
i
(%)
Gambar 5. 20 Efisiensi freezer dengan beban pendinginan 0,5 liter.
Gambar 5. 21 Efisiensi freezer dengan beban pendinginan 0,75 liter.
5. 2 Pembahasan
Hasil penelitian tentang freezer yang dirangkai sendiri kondisi evaporator
yang mencapai suhu stabil terjadi antara menit 330 sampai menit 480 dengan suhu
evaporator antara -19,80C sampai -20,30C dengan beban pendinginan 0,25 liter. Pada beban pendinginan 0,5 liter suhu stabil evaporator mencapai -16,90C, dari menit 330 sampai menit 480. Pada beban pendinginan 0,75 liter evaporator
mencapai suhu stabil pada menit 330 sampai menit 480 dengan suhu evaporator
antara -17,90C sampai -18,60C.
Hasil penelitian untuk energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa
refrigeran dari waktu t = 15 menit sampai t = 480 menit disajikan pada Gambar 5.
1, Gambar 5. 2, Gambar 5. 3. Jika energi kalor yang diserap evaporator Qin
dinyatakan terhadap waktu t maka akan didapat persamaan sebagai berikut :
Qin= -0,0001(t)2 + 0,125(t) + 164,0 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t =
480, dengan beban pendinginan 0,25 liter). Qin= 0,00002(t)2 + 0,019(t) +183,3 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,5
liter). Qin= -0,00001(t)2 + 0,101(t) + 180,3 (berlaku untuk waktu t = 15 menit
sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,75 liter).
Hasil penelitian untuk energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa
refrigeran pada kondisi evaporator mulai stabil pada waktu t = 330 menit sampai t
= 480 menit disajikan pada Gambar 5. 4, Gambar 5. 5, Gambar 5. 6. Jika energi
kalor yang dilepas kondensor Qout dinyatakan terhadap waktu t maka akan didapat
0,25 liter). Qout= -0,00001(t)2 + 0,081(t) +220,0 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,5 liter). Qout= -0,0001(t)2 +
0,097(t) + 223,9 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan
beban pendinginan 0,75 liter).
Hasil penelitian untuk kerja yang dilakukan kompresor pada kondisi
evaporator mulai stabil pada waktu t = 330 menit sampai t = 480 menit disajikan
pada Gambar 5. 7, Gambar 5. 8, Gambar 5. 9. Jika kerja yang dilakukan
kompresor Win dinyatakan terhadap waktu t maka akan didapat rumus pendekatan dengan persamaan Win= 0,00002(t)2 - 0,001(t) + 41,85 (berlaku untuk waktu t =
15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,25 liter). Win= -0,00001(t)2 + 0,062(t) + 36,68 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan
beban pendinginan 0,5 liter). Win= 0,000002(t)2 - 0,004(t) + 43,59 (berlaku untuk
waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,75 liter).
Hasil penelitian untuk koefisien prestasi aktual freezer pada kondisi
evaporator mulai stabil pada waktu t = 330 menit sampai t = 480 menit disajikan
pada Gambar 5. 10, Gambar 5. 11, Gambar 5. 12. Jika koefisien prestasi aktual
freezer COPaktual dinyatakan terhadap waktu t maka akan didapat rumus
pendekataan dengan persamaan COPaktual= -0,000005(t)2 + 0,003(t) + 3,927 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan
0,25 liter). COPaktual = 0,00001(t)2 - 0,006(t) + 4,988 (berlaku untuk waktu t = 15
menit sampai t = 480, dengan beban pendinginan 0,5 liter). COPaktual = -0,000004(t)2 + 0,002(t) + 4,156 (berlaku untuk waktu t = 15 menit sampai t =