TUGAS AKHIR
DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMenyelesaikan Program Sarjana(S1) TeknikPadaFakultasTeknikUniversitasTeuku Umar
DisusunOleh:
Nama : IingPamungkas
NIM :09C10207008
Bidang : ManajemenRekayasa&SistemProduksi
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASTEUKU UMAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam, Indonesia. Sebelum pemekaran, Aceh Barat mempunyai luas wilayah 10.097.04 km² atau 1.010.466 Ha dan merupakan bagian wilayah pantai barat dan selatan kepulauan Sumatera yang membentang dari barat ke timur mulai dari kaki gunung Geurutee (perbatasan dengan Aceh Besar) sampai ke sisi Krueng Seumayam (perbatasan Aceh Selatan) dengan panjang garis pantai sejauh 250 km. Sesudah dimekarkan luas wilayah menjadi 2.927,95 km² , kecamatan Johan Pahlawan sebagai salah satu pusat kota , yang sangat besar masalah kapasitas arus lalu lintasnya sudah menjadi masalah sehari-hari penduduk kota khususnya Kecamatan Johan Pahlawan. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 47409 jiwa berdasarkan sumber setcam johan pahlawan, aktivitas kendaraan moda darat sangat padat terutama pada jam–jam sibuk di pagi dan sore hari. Kapasitas di Jalan Gajah Mada Dan Jalan Manekroo ini dapat terjadi karena ruas jalan yang ada kapasitasnya sudah tidak mencukupi lagi dengan banyaknya jumlah kendaraan yang melaju di jalan tersebut, belum lagi pengaruh hambatan yang lain yang memakan badan jalan cukup signifikan.
ruas jalan menjadi sangat kompleks sehingga diperlukan tindakan penanganan segera mungkin. Upaya mengantisipasi atau mengurangi permasalahan kemacetan dan kapasitas pada ruas jalan Gajah Mada dan Manekroo di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat ini diperlukan kajian kinerja jalan dengan menggunakan metode MKJI 1997 diharapkan dapat memberi manfaat pada lembaga / instansi terkait dalam pengelolaan kajian kinerja jalan sebagai pengendali lalu lintas khususnya untuk meningkatkan keamanan dan kelancaran pada sistem jalan.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan permasalahan dalam studi kasus ini berkaitan dengan kajian kinerja jalan berdasarkan metode manual kapasitas jalan indonesia (MKJI) 1997 studi kasus jalan Gajah Mada dan jalan Manekroo Meulaboh, Sebagai Berikut :
a. Apakah kajian kinerja jalan sebagai alat bantu mampu menghitung jumlah kendaraan pada suatu ruas jalan Gajah Mada dan jalan Manekroo Meulaboh b. Dengan adanya kinerja jalan Apakah kemacetan yang terjadi pada suatu ruas
jalan Gajah Mada dan jalan Manekroo dapat diprediksikan sebelumnya? c. Apakah kajian kinerja jalan kondisi ruas jalan Gajah Mada dan jalan
Manekroo Meulaboh, dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaca dalam proses pengambilan keputusan, khususnya untuk perhitungan kapasitas (C).
1.3 Batasan Masalah
2. Volume kendaraan yang di teliti berdasarkan pengambilan data di lapangan secara langsung, Jumlah penduduk yang di teliti berdasarkan data sekunder yang diambil dari instansi tertentu yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) dan data yang di ambil sebagian dari data di dinas yang terkait.
1.4 Tujuan studi kasus
Tujuan melakukan studi kasus ini adalah:
1. Untuk mencari nilai kapasitas (C) dan nilai kendaraan pada ruas jalan Gajah Mada dan jalan Manekroo Meulaboh
2. Untuk memberikan informasi tentang kinerja jalan Gajah Mada dan jalan Manekroo Meulaboh dengan menggunakan metode manual kapasitas jalan indonesia (MKJI) 1997.
3. Untuk mengetahui kapasitas jalan Gajah Mada dan manekroo Meulaboh dengan menggunakan metode manual kapasitas jalan indonesia (MKJI) 1997.
1.5. Manfaat Studi kasus
Studi kasus ini sebagai bahan masukan akan penelitian dasar dan kajian awal sistem informasi pada perencanaan perhubungan daratberkenaan dengankondisi ruas jalan yang ada pada Jalan Gajah Mada Dan jalan Manekroo Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Dapat juga di pakai sebagai data base awal kondisi ruas jalan utama di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
1.6. Lokasi Studikasus
10 2.1 Umum
dan marka jalan, pagar pengaman lalu lintas, pagar daerah milik jalan serta lampu lalu lintas. Jalan mempunyai suatu sistem jaringan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam hubungan hierarki. Menurut perananan pelayanan jasa distribusi, terdapat 2 macam jaringan jalan yaitu sistem jaringan jalan primer dan sistem jalan sekunder.
2.2 Macam-macam Jalan
Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang merupakan sentra produksi pertanian.
Pada tugas akhir ini penulis memanfaatkan sistem pemetaan sebagai sarana memberikan informasi tentang sistem transportasi darat, dalam hal inipenulis membatasi hanya pada sistem transportasi jalan raya di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Informasi yang akan diberikan untuk sistem transportasi jalan raya ini berupa kapasitas kepadatan ruas jalan, derajat kejenuhan.
Berdasarkan data peta administrasi Kecamatan Johan Pahlawan didapat bahwasanya di kecamatan ini meliki beberapa tipe jalan diantaranya :
1. Jalan Kolektor Primer (K1)
2. Jalan Kolektor Primer (K2/Provinsi) 3. Jalan Lokal Primer
4. Jalan Lain
1. Jalan Kolektor Primer (K1)
dengan pusat kegiatan lokal.
2. Jalan Kolektor Primer (K2/Provinsi)
Jalan Kolektor Primer (K2/Provinsi) merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. 3. Jalan Lokal Primer
Jalan lokal primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil, kota jenjang kedua dengan persil, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang dibawahnya. 4. Jalan Lain
jalan lain dimaksud juga jalan lingkungan, jalan lingkungan adalah jalan umum yang melayani ankutan lingkungan, perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata rendah.
2.3 Fungsi Jalan
Berdasarkan buku Tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota fungsi dari Jalan raya merupakan tempat atau media berkendara semua orang menuju tempat yang diinginkan. Namun untuk menjaga keselamatan dari jalan itu sendiri maka fungsi jalan diklasifikasikan menurut fungsinya kedalam jalan alteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.
1. Jalan alteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
2. Jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk di batasi.
tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan adalah jalan yang melayani angkutan lingkungan dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
2.4 Kelas Jalan
Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan. Pengelompokkan jalan menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 1992, tentang lalulintas dan angkutan jalan terdiri dari:
1. Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton
2. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;
milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton; dan
4. kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.
2.5 Ruas Jalan
Ruas Jalan adalah bagian atau penggal jalan di antara dua
simpul/persimpangan sebidang atau tidak sebidang baik yang dilengkapi dengan alat pemberi isyarat lalu lintas ataupun tidak. Dalam studi kasus ini penulis mencoba melakukan penggambaran ruas jalan gajah mada dan ruas jalan manekroo yang terdapat dikecamatan Johan Pahlawan dengan proses pemetaan kepadatan pada ruas-ruas jalan, Dengan proses pemetaan penulis juga mencoba menggamnbarkan secara langsung keadaan ruas jalan gajah mada dan ruas jalan manekroo di
Kecamatan Johan Pahlawan, baik itu dari gangguan samping dan sebagainya.
2.6 Arus Lalulintas
Arus lalulintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi satu sama lain pada suatu ruas jalan dan lingkungan Arus lalulintas dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Makroskopik: arus lalulintas secara umum.
2. Mikroskopik: prilaku kendaraan individu dalam bagian arus lalulintas terkait interaksi satu sama lainnya.
Jenis arus lalulintas yaitu :
- ditentukan oleh interaksi kedaraan-kendaraan, dan kendaraan jalan. - ex, arus kendaraan dijalan tol atau jalan antar kota.
2.Arus terganggu (Interupted Flow)
-kondisi arus lalulintas yang ditentukan atau diatur dengan alat, misalnya lampu atau marka lalulin
2.7 Volume Lalu lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu jalur gerak persatuan waktu. Data lalu lintas suatu jalan dilakukan oleh dinas yang biasa melakukan survey lalu lintas seperti Dinas Perhubungan. Data yang ada mencakup pengelompokan kendaraan berdasarkan jenis dan muatan sumbu.
Satuan yang umum untuk lalu lintas adalah lalu lintas harian rata-rata (LHR), LHR didapat dari jumlah lalu lintas pada satu tahun dibagi 365, tetapi dengan alasan tertentu LHR pun dapat dihitung dengan berbagai metode.
Untuk menjadikan satuan mobil penumpang (SMP) harus dikalikan suatu faktor, dimana faktor tersebut dipengaruhi oleh kondisi geometrik jalan, lokasi jalan, kondisi cuaca, jenis jalur gerak ( ruas/simpang ). Nilai SMP untuk masing-masing jenis kendaraan dapat dicari dari data empiris. “ Das’at Widodo (1996) “
2.8 Kecepatan Arus Bebas kendaraan ringan
lebih tinggi dari tipe kendaraan ringan lain. Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas menurut Manual Kapsitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. mempunyai bentuk umum berikut:
FV = (FVO+ FVW) x FFVSFx FFVCS
FV =Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam) FVO =Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yangvdiamati
FVW =Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)
FFVSF = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau jarak
kereb penghalang
FFVCS = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota
2.9 Kapasitas Jalan Raya
Pada kenyataannya kapasitas jalan ini sangat tergantung Pada keadaan masing-masing jalan. Dapat dibayangkan bahwa jalan yang bebas dari gangguan dalam arti kata perjalanan tidak terganggu, akan berbeda bila kendaraan sebentar-sebentar harus diperlambat, berhenti dan sebagainya.
Persamaan untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut:
C = Co x FCw x FCsp x FCcf
Dimana :
Tipe jalan Kapasita
FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan yaitu :
3 Faktor kapasitas jalan kota,
Faktor kapasitas jalan kota adalah lebar jalur atau lajur, ada tidaknya pemisah/median jalan, hambatan bahu/kerb jalan, gradient jalan, didaerah perkotaan atau luar kota, ukuran kota.
Tabel 2.1 Kelas Ukuran Kota UKuran kota
4 Faktor kapasitas dasar,
Faktor kapasitas dasar adalah kapasitas dasar dari jalan tersebut atau daya tampung kenderaan pada proses perencanaan awal.
Faktor kapasitas dasar (Co) ditunjukkan dalam tabel 2.6 berikut ini : Tabel 2.2Kapasitas Dasar jalan Antar Kota
Tipe Jalan Lebar Efektif Jalan FCw Empat - lajur Terbagi
Enam - lajur Terbagi
Per lajur Empat–lajur tak
terbagi Per lajur3,00 3,25
terbagi Total kedua arah5 6 3. Faktor penyesuaian lebar jalur jalan.
Faktor penyesuaian lebar jalur jalan adalah Semakin lebar lajur jalan semakin tinggi kapasitas demikian sebaliknya semakin sempit semakin rendah kapasitas, karena pengemudi harus lebih waspada pada lebar lajur yang lebih sempit.
Tabel 2.3Penyesuaian Kapasitas akibat Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas
Sumber : MKJI (1997)
4. Faktor penyesuaian pemisah arah,
Pemisah arah SP % - % 50 - 50 55 - 45 60 - 40 65–35 70 - 30
Dua–lajur (2/2) 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
Empat–lajur (4/2) 1,00 0,975 0,95 0,925 0,90
Tabel 2.4 Penyesuaian Kapasitas akibat pemisah Arah
Sumber : MKJI (1997)
5. Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan,
Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan,adalah semakin dekat hambatan samping semakin rendah kapasitas. Penurunan kapasitas ini terjadi karena terjadi peningkatan kewaspadaan pengemudi untuk melalui jalan tersebut sehingga pengemudi menurunkan kecepatan menambah jarak antara yang ber berdampak pada penurunan kapasitas jalan.
Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FCSF) dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat Hambatan Samping Tipe
jalan
Kelas hambatan jalan
Faktor penyesuaian akibat hambatan samping (FCSF)
Lebar jalur efektif (WS)
< 0,5 1,0 1,5 > 2,0
6. Faktor penyesuaian ukuran kota.
Tabel 2.6 Kelas ukuran kota
Ukuran kota (jita pend.) Kelas jalan (CS) < 0,1
0,1-0,5 0,5-1,0 1,0-3,0
3,0
Sangat kecil Kecil Sedang
Besar Sangat besar
Sumber : MKJI (1997)
2.10 Derajat Kejenuhan
15
Metodologi pada dasarnya adalah merupakan disiplin ilmu yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut bidang keilmuan.
3.1 Alur Penelitian
Dari alur penelitian melakukan proses pengumpulan data untuk melakukan pemetaan kapasitas arus lalulintas Gajah Mada dan ruas jalan Manekroo di Kecamatan Johan Pahlawan, dimana, Observasi lapangan penulis lakukan dengan mengumpulkan berbagai data pelengkap baik itu data skunder maupun data primer sebagai penunjang untuk melakukan proses pengkajian kinerja jalan. Data sekunder penulis kumpulkan dari berbagai Instansi setempat.
Dari data sekunder tersebut kemudian penulis lengkapi dengan melakukan pengumpulan data primer dilapangan, dimana hasil volume lalulintas pada ruas jalan didapatkan sesuai dengan perhitungan kapasitas pada jam-jam sibuk.
Dari kedua data tersebut yaitu data primer dan data sekunder maka penulis melakukan proses perhitungan pengkajian kinerja jalan dengan menggunakan metode MKJI 1997.
3.2 Tahapan Persiapan
Adapun tahapan–tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini yaitu :
A. Data Primer, yaitu data yang didapat langsung dari lapangan. Contohnya Data:
a). Data geometrik jalan b). Volume lalu lintas c). Data jenis kendaran
B. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai instansi yang terkait dengan penelitian ini. Misalnya BPS (Badan Pusat Statistik), Kecamatan dan Kelurahan dimana data yang diambil dari berbagai instasi tersebut di masukkan sebagai atribut seperti yang tertera di bawah ini:
a).Data JumlahPenduduk b).Data Kendaraan c).Data Angkutan Kerja
2. Dari pengumpulan data-data tersebut dilakukan penyusunan data base. Penyusunan data base menggunakan software Microsoft office excel 2007. 3. Setelah dilakukan penyusunan data base, baru kita olah dengan menggunakan
Metode manual kapastas jalan indonesia (MKJI) 1997.
3.3 Lokasi Dan Waktu Survei
dilakukan selama dua jam pada penentuan jam-jam sibuk yang dapat mewakili jam biasa yaitu dari jam 07.00-09.00, dari jam 12.00-14.00, dan dari jam 16.00-18.00, kecuali pada hari jum’at pengambilan data pada 07.00-09.00 dan pada jam 10.00-12.dan dari jam 16.00-18.00 karena jam sibuknya berbeda dengan hari lainnya jam sibuk siang antara jam 10.00-12.00 dimana data tersebut kemudian dimasukkan pada kertas pengisian data jumlah volume kendaraan, Survey ini dilakukan untuk mengetahui data existing (apa adanya) pada ruas jalan Gajah Mada dan pada ruas jalan Manekroo Kecamatan Johan Pahlawan Kabuapten Aceh Barat, format tabel survei terlampir.
3.4 Survei Geometrik Jalan
Survei Geometrik jalan merupakan bagian dari survei jalan yang dititik beratkan pada fisik jalan. Elemen dari survei geometrik jalan adalah:
a) Penampang melintang jalan
Pada pengukuran melintang jalan alat utama yang dipakai meteran biasa untuk mengukur ukuran lebar, Trotoal, dan bahu jalan..
STAR
OBSERVASI LAPANGAN
PENGUMPULAN DATA
PENYUSUNAN DATA BASE MENGGUNAKAN
MICROSOFT OFFICE EXCEL
PRIMER
a) Data geometrik jalan
b) Volume lalulintas c) Jenis kendaraan
SEKUNDER a. Jumlah Penduduk
b. Jumlah kendaraan c. Data angkutan kerja
SELES
A
I
KAJIAN KINERJA JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 STUDI KASUS RUAS JALAN GAJAH MADA DAN MANEKROO
MEULABOH Bagan Alur Penelitian
Desain percobaan dijelaskan pada gambar di bawah ini
16
jalan Gajah Mada dan jalan Manekroo di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
4.1 Hasil
Hasil yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui seberapa jauh informasi tentang Kajian kinerja jalan Gajah Mada dan jalan Manekroo yang mampu menerima arus kendaraan pada jam sibuk. Untuk Hasil data survey geometrik jalan, volume lalu lintas, dan data jenis kendaraan pada ruas jalan Gajah Mada dan Manekroo Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Berat.
4.1.1 Data Geometrik Jalan
4.1.1.1 Data Geometrik Jalan Gajah Mada
Data Geometrik jalan Gajah Mada didapatkan melalui pengukuran secara manual dengan menggunakan meteran, dan untuk mengukur panjang jalan tersebut menggunakan meteran sorong, sebagai alat utama yang dipakai pada saat pengambilan data geometrik jalan Gajah Mada Kecamatan Johan Pahlawan. Adapun data geometrik jalan yang diukur antara lain :
1. Panjang jalan gajah mada yang diamati 2. Lebar jalan Gajah Mada
3. Lebar Trotoal 4. Ketinggian trotoal
drynase
Bahu Bahu drynase
140
10
150
511
1022
511
150
10
140
CL
badan jalan badan jalan TYpical Cross Section ruas
jalan gajah mada
63,6 63,6
Nama jalan Panjang Jalan Lebar efektif jalan Lebar Trotoal Tinggi Trotoal
Gajah Mada 675m 10.22 1.40m 0.63
Gambar 1: Potongan Melintang jalan Gajah Mada
Dari hasil gambar potongan melintang jalan Gajah Mada di atas maka dapat diperjelaskan ukuran kondisi exsisting melintang ruas jalan pada saat penelitian. Adapun data yang di Rekapitulasi hasil perhitungan untuk di ruas Gajah Mada diberikan di tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Geometrik jalan Gajah Mada.
Sumber lapangan
4.1.1.2 Data Geometrik Jalan Manekroo
Data Geometrik jalan Manekroo didapat melalui pengukuran secara manual dengan menggunakan meteran, dan meteran sorong sebagai alat utama yang dipakai pada saat pengambilan data geometrik jalan Manekroo. Adapun data geometrik jalan Manekroo meliputi:
drynase Bahu
drynase Bahu CL
badan jalan badan jalan TYpical Cross Section
ruas jalan manekroo
90
10
150
525
1050
525
150
10
90
63
63
Nama Jalan Arah Panjang Jalan Lebar Efektif jalan Lebar Trotoaltinggi Trotoal Bahu
Manekroo Kiri 1267m 10.50m 0.90m 0.63m 1.50m
3. Lebar Trotoal 4. Ketinggian trotoal
Kondisi jalan Manekroo jalan dua lajur satu arah(2/2) dengan lebar efektis jalur lalu linta untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2: Potongan Melintang Jalan Manekroo
Dari hasil pengukuran data berdasarkan hasil gambar di atas dapat di perjelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4. 2 Data Geometrik Jalan Manekroo
Sumber lapangan
4.1.2 Volume Lalu lintas
4.1.2.1 Volume Lalu lintas pada Ruas jalan Gajah Mada
Kend Tak Bermotor
Car(Roda4Bus/Truck Sepeda
Motor Becak sepeda
Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus
07_08 43 7 1459 82 4 1595
08_09 72 13 1586 57 2 1730
12_13 34 7 1360 83 13 1497
13_14 242 38 1321 114 12 1727
16_17 134 61 861 83 0 1139
17_18 92 31 1014 61 2 1200
Jumlah 617 157 7601 480 33 8827
Total
yang digunakan. Interval waktu pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 menit (1 jam) selama 7 hari).
Dari hasil data lapangan pada ruas jalan Gajah Mada yang dilakukan selama 6 jam/hari dari jam 07.00-08.00, 09.00-09.00, dari jam 12.00-13.00,13.00-14.00,16.17.00 dan jam 17.00-18.00 wib selama (satu) minggu dimana dalam seminggu pengambilan data dilaksanakan 7 (tujuh) hari (Senin, selasa, rabu, kamis, Jumat, sabtu dan hari Minggu) diperoleh jenis kendaraan maksimum yaitu pada hari selasa tanggal 20 Agustus 2013 pada pukul 13.00 s.d 14.00 sebesar 1727 kendaraan/jam. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Volume kendaraan lalu lintas jalan Gajah Mada
Sumber lapangan.
No Jenis Kendaraan faktor emp
1 Car(roda4) 1
2 Bus/Truck 1.3
3 Sepeda Motor 0.4
5 Sepeda 1
Kend Ringan Kend,berat Spd Motor+Bck motor
Tabel 4.4 Jenis kendaraan pada ruas jalan Gajah Mada
Sumber MKJI 1997
Dari hasil perkalian volume lalulintas dengan faktor ekivalen mobil penumpang(emp) tersebut volume lalu lintas pada ruas jalan Gajah Mada sebesar 690.8 smp/jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 Arus kendaraan/jam ruas jalan Gajah Mada hari selasa
Kiri KananKiri KananKiri Kanan Kiri KananKiri Kanan
07_08 63 81 12 18 1435 1003 97 43 8 3 2763
08_09 79 58 4 29 813 1025 72 89 13 2 2184
12_13 82 68 26 17 1497 1118 53 31 2 2 2896
13_14 113 91 32 44 916 1078 92 86 0 3 2455
16_17 74 89 31 27 968 1048 63 88 3 8 2399
17_18 82 113 53 26 940 701 61 45 6 2 2029
Jumlah 493 500 158 161 6569 5973 438 382 32 20 14726 Waktu
tiap 1 jam
Total Volum
e/jam Sepeda motor Becak
Kendaraan bermotor Kend Tak
Bermotor
Cas(Roda 4) Bus/Truck Sepeda
4.1.2.2 Volume Lalu lintas pada Ruas jalan Manekroo
Volume Kendaraan adalah merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan jumlah pergerakan persatuan waktu pada lokasi tertentu, pada prinsipnya pengambilan data volume lalu lintas bervariasi dan tergantung dengan interval waktu yang digunakan. Interval waktu pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 menit (1 jam) selama 7 hari).
Dari hasil data lapangan pada ruas jalan Manekroo yang dilakukan selama 6 jam/hari dari jam 07.00-08.00, 09.00-09.00, dari jam 12.00-13.00,13.00-14.00,16.17.00 dan jam 17.00-18.00 wib selama (satu) minggu dimana dalam seminggu pengambilan data dilaksanakan 7 (tujuh) hari (Senin, selasa, rabu, kamis, Jumat, sabtu dan hari Minggu) diperoleh jenis kendaraan maksimum yaitu pada hari senin tanggal 20 Agustus 2013 pada pukul 12.00 s.d 13.00 sebesar 2896 kendaraan/jam. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Volume kendaraan lalu lintas
No
Jenis Kendaraan
Faktof EMP
1
Car(roda4)
1,0
2
Bus/Truck
1,3
3
Seped Motor
0,4
5
Sepeda
1,0
Pengambilan data volume lalu lintas di atas dapat dibagi dalam 4 kelompok lalu lintas yang memberikan pengaruh yang berbeda yaitu : kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV), sepeda motor (MC) dan kendaraan tak bermotor. Data pengamatan dicatat dan dikelompokkan pada setiap arah pergerakan di lembar pengisian data jumlah kendaraan yang sudah disiapkan. Data volume lalu lintas dalam satuan kend / jam dan kemudian dikalikan dengan faktor ekivalen mobil penumpang (emp) sebagai berikut.
Tabel 4.7 Jenis kendaraan pada ruas jalan Manekroo
Sumber MKJI 1997
LV 1 HV 1.3 MC 0.4
Kanan 63 63 12 15.6 1532 612.8 50 1607 691.4
07.-08 Kiri 81 81 18 23.4 1046 418.4 50 1145 522.8
Kanan 79 79 4 5.2 885 354 50 968 438.2
08.-09 Kiri 58 58 29 37.7 1114 445.6 50 1201 541.3
Kanan 82 82 26 33.8 1550 620 50 1658 735.8
12.-13 Kiri 68 68 17 22.1 1149 459.6 50 1234 549.7
Kanan 113 113 32 41.6 1008 403.2 50 1153 557.8 13-14 Kiri 91 91 44 57.2 1164 465.6 50 1299 613.8
Kanan 74 74 31 40.3 1031 412.4 50 1136 526.7
16-17 Kiri 89 89 27 35.1 1031 412.4 50 1147 536.5 17-18 Kanan 82 82 53 68.9 1001 400.4 50 1136 551.3
Arus total Q
Jam Arah
Kend Ringan Kend,berat Sepeda Motor
Tipe Kendaraan
Tabel 4.8 Arus kendaraan/jam ruas jalan Manekroo hari senin
Sumber: MKJI
4.1.3 Kelas Hambatan Samping
4.1.3.1 Kelas Hambatan Samping Jalan Gajah Mada
Frekuensi
Tabel 4.9 Penentuan frekuensi kejedian hambatan samping
Sumber : MKJI
4 1.3.2 Kelas Hambatan Samping Jalan Manekroo
Frekuensi toko di sisi jalan
sedang M
Tabel 4.10 Penentuan frekuensi kejedian hambatan samping
Sumber MKJI
4.1.4 Penentuan Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan
Hambatan Tabel B-1:1 Tabel B-2:1 (2) + (3) Tabel B-3:1/2Tabel B-4:1
(KM/jam) (KM/jam) (KM/jam) (KM/jam) (KM/jam)
1 2 3 4 5 6
Fvo + FVw Kecepatan arus
Bebas (FV) Tabel B-1:1 Tabel B-2:1 (2) + (3) Tabel B-3:1/2Tabel B-4:1
(KM/jam) (KM/jam) (KM/jam) (KM/jam) (KM/jam)
1 2 3 4 5 6
Fvo + FVw Kecepatan arus
Bebas (FV)
Tabel 4.11 Tabel Penentuan kecepatan arus bebas kendaraan ringan jalan Gajah mada.
Sumber: (MKJI)
4.1.4.2 Penentuan kecepatan arus bebas kendaraan ringan jalan Manekroo Berdasarkan perhitungan data geometrik jalan Manekroo dan data jumlah penduduk maka dapat ditentukan nilai kecepatan arus kendaraan ringan pada jalan Manekroo. untuk hasil penentuan angka kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada ruas jalan Manekroo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12 Tabel Penentuan kecepatan arus bebas kendaraan ringan Jalan Manekroo
lebar lajur
Tabel C-1:1 Tabel C-2:1 tabel c-3:1 Tabel C-4:1/2 Tabel C-5:1
(smp/jam)
8 9 10 11 12 13
1523.61
Penentuan Nilai Kapasitas ( C ) ruas jalan Gajah Mada.
14
Faktor penyesuaian Kapasitas (Co)
lurus Tabel C-1:1 Tabel C-2:1 tabel c-3:1 Tabel C-4:1/2 Tabel C-5:1
(smp/jam)
8 9 10 11 12 13
1523.61 Penentuan Nilai Kapasitas ( C ) ruas jalan Manekroo
14 Faktor penyesuaian Kapasitas (Co)
Kiri
kanan 1650 1.08 0 0.95 0.9
4.1.5 Kapasitas
Dari hasil perhitungan data volume lalulintas ruas jalan Gajah Mada dilakukan dengan menggunakan metode MKJI 1997 sebagai pedoman yang dibuat oleh Dirjen Bina Marga untuk perhitungan kapasitas jalan di Indonesia. Adapun perhitungan kapasitas meliputi:
4.1.5.1 Kapasitas Ruas jalan Gajah Mada
Pada perhitungan kapasitas ruas jalan Gajah Mada Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.13 Kapasitas ruas jalan Gajah Mada
Sumber: MKJI
4.1.5.2 Kapasitas Ruas jalan Manekroo
Pada perhitungan kapasitas ruas jalan Gajah Mada Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14 Kapasitas ruas jalan Manekroo
derajat
Tabel hasil perhitungan derajat kejenuhan ruas jalan Gajah Mada
10.99747954
639.3 0.419488189 61.3777 675
derajat
Tabel hasil perhitungan derajat kejenuhan ruas jalan Manekroo
26.47647627
639.3 0.419488189 47.8538 1267 4.1.6 Perhitungan Derajat Kejenuhan
4.1.6.1Derajat kejenuhan jalan Gajah Mada
Pada Perhitungan derajat kejenuhan dilakukan untuk dapat menentukan tingkat pelayanan dari ruas jalan Gajah Mada. Adapun perhitungan derajat kejenuhan (DS) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Hasil derajat kejenuhan jalan Gajah Mada
Sumber: (MKJI)
4.1.6.2 Derajat Kejenuhan jalan Manekroo
Pada Perhitungan derajat kejenuhan dilakukan untuk dapat menentukan tingkat pelayanan dari ruas jalan Manekroo. Adapun perhitungan derajat kejenuhan (DS) hanya di ambil berdsarkan volume maksimum kendaraan perhari dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16 Hasil derajat kejenuhan jalan Manekroo
4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengambilan data di lapangan diketahui informasi exsisting di ruas jalan Gajah Mada yaitu panjang jalan 675 M, lebar efektif 10,22M, lebar trotoal 1,60m, dan tinggi Trotoal 0,63m, sedangkan pada ruas jalan jalan Manekroo panjang jalan 1267m, lebar efektif 10,53m, lebar trotoal 1m untuk sisi A, untuk sisi(B) lebar trotoal 0,60m, tinggi troal sisi (A) 0,43m sisi (B) 1m, dan jenis perkerasan lentur. Survey ini untuk menentukan perhitungan kecepatan arus bebas dasar(Fvo), faktor hambatan samping(FCsf), kapasitas(C), dan derajat kejenuhan(DS).
Setelah pengambilan data geometrik jalan dilanjutkan pengambilan data volume arus lalu lintas untuk mengetahui angka kepadatan tertinggi pada ruas jalan Gajah Mada yaitu pada hari selasa, 20 Agustus 2013 dan pada ruas jalan Manekroo volume lalu lintas tertinggi yaitu hari senin tanggal 19 Agustus 2013 hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat pergi melaksanakan aktifitas , dan kondisi cuaca pada hari tersebut sangat mempengaruhi yaitu dalam keadaan cerah, sedangkan volume lalu lintas terendah di ruas jalan Gajah Mada yaitu pada hari Minggu 25 Agustus 2013 ini disebabkan karena pada hari tersebut merupakan hari libur sehingga Volume lalu lintas berkurang.
Volume harian rata bertujuan untuk mengetahui jumlah kendaraan rata-rata perhari dalam waktu 6 jam yang mewakili perhari.
Penentuan hambatan samping berdasarkan MKJI 1997 dijelaskan sesuai dengan penentuan hambatan samping, apabila data hambatan samping tersedia di ambil langkah pertama pada formulir UR-2 dan apabila data tidak tersedia gunakan langkah kedua tabel formulir UR-2 untuk lebih jelasnya tertera di halaman lampiran.
Perhitungan kecepatan arus bebas kendaraan untuk mengetahui kecepatan arus pada ruas jalan Gajah Mada dan manekroo dari masing-masing kendaran yaitu kendaraan ringan(LV) 57 km/jam, kendaraan berat(HV) 51km/jam, kendaran bermotor(MC) 47km/jam dan untuk semua jenis kendaraan 55 km/jam
Hasil perhitungan kapasitas (C) pada ruas Jalan Gajah Mada sebesar, dan pada ruas jalan manekroo untuk mengetahui kemampuan ruas jalan menampung kendaraan atau volume kendaraan yang melintasi jalan tersebut dalam satuan mobil penumpang(smp/jam) utuk menetukan nilai derajat kejenuhan, dalam menentukan nilai derajat kejenuhan dihasilkan dengan membandingkan nilai arus total kendaraan dengan nilai kapasias.
31
Berdasarkan hasil dan pembahasan data yang telah di sajikan pada bab sebelumnya, maka beberapa hal dapat disimpulkan dengan harapan akan menjadi pertimbangan dalam menangani kajian kinerja jalan di lokasi penelitian, antara lain :
1. Berdasarkan perhitungan geometrik jalan maka dapat di ketahui panjang jalan Gajah Mada 675 meter, dan jalan Manekroo 1267 meter.
2. Berdasarkan perhitungan volume lalu lintas dapat di ketahui volume jam puncak lalu lintas jalan Gajah Mada yaitu hari selasa dan jalan Manekroo hari senin.
3. Berdasarkan perhitungan hambatan dapat diketahui nilai hambatan samping pada jalan Gajah Mada sangat rendah dan jalan Manekroo juga sangatrendah. 4. Berdasarkan perhitungan penentuan kecepatan arus kendaraan ringan jalan
Gajah Mada dapat diketahui nilai kecepata arus bebas sebesar 61.37 km/jam dan jalan Manekroo 47.85 km/jam.
5. Berdasarkan perhitungan kapasitas dapat diketahui kapasitas jalan Gajah Mada 1523.61 smp/jam dan jalan Manekroo 1523.61 smp/jam.
6. Berdasarkan perhitungan derajat kejenuhan dapat diketahui nilai derajat kejenuhan jalan Gajah Mada 0.42 dan derajat kejenuhan jalan Manekroo 0.41
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
dengan menulis pada kertas formulir yang tersedia, pada perhitungan volume kendaraan maupun geometrik jalan diukur hanya dengan menggunakan meteran sorong dan meteran panjang.
33
Anonim, 1992, Lalu Lintas dan Angkutan Kerja, No.14, Undang-Undang Republik Indonesia
Anonim, 1996, Pembentukan Dewan Survey dan Pemetaan, Keputusan Presiden Nomor 263 Tanggal 7 September 1996
Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tentang Arus lalu lintas dan kapasitas jalan.
Anonim 1997, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Tata cara Perencanaan Geometrik jalan Antar kota
Anonim 1999. Undang-undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Anonim 2011, Pengumpulan Data-Data Sekunder di Dinas Terkait (BPS, kantor Samsat, Dinas Perhubungan, Di kantor Camat Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat).
Ir. Bukhari, M, ENG. dkk. 1987. Rekayasa Lalu Lintas 1, Tentang Tingkat pelayanan.
Silvia Sukirman, 1999,Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung