• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II - USD Repository"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

JIGSAW II

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nama : Novean Raharjo NIM : 101134127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

JIGSAW II

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nama : Novean Raharjo NIM : 101134127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii SKRIPSI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW II

Disusun oleh: Novean Raharjo NIM: 101134127

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I,

(Drs. Y.B. Adimasana, M.A. Tanggal………..2014

Tanggal………..2014

Pembimbing II,

(4)

iii SKRIPSI

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW II

Disusun oleh Novena Raharjo NIM: 101134127

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal,10 Juni 2014

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama lengkap TandaTangan

Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta,S.J., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris : E. Catur Rismiati,S.Pd., M.A. Ed.D. ... Anggota 1 : Drs. Y.B. Adimasana, M. A. ... Anggota 2 : Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ... Anggota 3 : Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. ...

Yogyakarta….2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Dekan,

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberkati dan menyertai setiap

langkahku, memberikan kesehatan, serta mendengarkan dan

mengabulkan permohonanku.

2. Kedua orangtua dan Kakak yang selalu memberikan semangat dan

banyak dukungan.

3. Semua sahabat yang selalu memberikan banyak dukungan dan

bantuan.

(6)

v

HALAMAN MOTTO

Sukses bukanlah kunci kebahagiaan. Kebahagiaanlah kunci menuju sukses. Jika

Anda mencintai apa yang Anda kerjakan, Anda akan menjadi orang sukses.” “”Kita tidak diperkenankan memilih bingkai dari takdir kita sendiri. Tapi dengan

apa mengisi bingkai tersebut, itulah kewajiban kita.”

Dag Hammarskjold (1905-1961), negarawan Swedia

Jika Anda ingin membuat kapal, jangan mengerahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bersama-sama. Jangan pula memberi mereka tugas dan

pekerjaan, tapi ajarilah mereka untuk merindukan lautan luas tanpa batas.”

(7)

vi

PERNYATAAN HASIL KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis ini tidak memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Yang menyatakan,

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI HASIL ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Novean Raharjo

NIM : 101134127

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul:PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ATAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, Yang menyatakan,

(9)

viii ABSTRAK

Raharjo, Novean. (2014). Perbedaan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Dengan Penerapan Model Pemebelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II. Skripsi: Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum diketahuinya perbedaan prestasi belajar atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II atau kelompok eksperimen dan yang tidak menggunakannya atau kelompok kontrol dalam hal prestasi belajar siswa khususnya kelas IV SD pada mata pelajaran IPS materi mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penelitian ini merupakan quasi eksperimental dengan populasi penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV SD N Tegalrejo II pada tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 62. Sampel penelitian untuk kelompok eksperimen adalah kelas IV B dengan jumlah siswa 31 dan sampel penelitian untuk kelompok kontrol adalah kelas IV A dengan jumlah siswa 31. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis objektif (pretest

dan posttest) pada setiap kelompok. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS 20 dan melalui 3 langkah yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji beda posttest menggunakan independent t-test pada masing-masing kelompok.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok yang menggunakan metode Jigsaw II dengan kelompok yang tidak menggunakannya, terlihat dari hasil analisis data yang menunjukkan sebesar 0,004 atau < 0,05. Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD denganpenerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

(10)

ix ABSTRACT

Raharjo,Novean. (2014). The Differences of IPS (Social Science) Learning Achievement in 4th grade students of Primary School by the Application of Jigsaw type II Cooperative Learning Model. Thesis: Yogyakarta: Primary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

The background of this study because unknown the difference of learning achievement of social sciences of students of grade IV elementary school and the application of cooperative learning model Jigsaw II type. This study was conducted to know the difference between classes using model of cooperative learning type of Jigsaw II or experimental group and classes that did not use it or controlled groups achievement in term of students learning achievement, especially for grade of IV elementary school in the subject of social sciences concerning about the important of cooperation to increase society‟s prosperity.

The used kind of research was quasy experimental with the population of all students of grade IV elementary school of Tegalrejo II, academic year of 2013/2014 that consisted of 62 students. The sample of experimental group was grade IVB consisting of 31 studentss and sample of controlled group was grade IVA consisting of 31 students. The collecting data technic used objective written tests (pretest and posttest) performed in all groups. We performed data analysis by using program of SPPS and conducted through 3 stages: test of normality, test of homogenity, and differential test of posttest using independent sample t-test in all groups.

The results showed that there were significance differences between group using Jigsaw type II Cooperative Learning Model with that of not using Jigsaw type II Cooperative Learning Model, it could be seen from the results of data analysis showed as many as 0,004 or <0,05. Based on results of those data analysis, it could be concluded that there were differences of IPS (Social Science) Learning Achievementin 4th grade students which was related to the application of Jigsaw type II Cooperative Learning Model

(11)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah AWT atas berkat rahmat serta karunianya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

eksperimen ini dengan judul “PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II”. Skripsi ini disusun untuk emperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A., dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan semangat, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, kritik, serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian maupun dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Sukawit, M.A., kepala sekolah SD N Tegalrejo II Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini di kelas IV SD N Tegalrejo II.

7. Mugi Rahayu, S.Pd., wali kelas IV B yang telah memberikan bantuan waktu, dan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

8. Eny Mulyati, S.Pd., wali kelas IV A yang telah memberikan masukan dan bantuan waktu kepada penulis.

9. Siswa kelas IV SD N Tegalrejo II yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

10. Bapak, Ibu, dan kakak yang telah memberikan fasilitas serta dukungan yang tidak pernah berhenti selama melakukan penelitian ini.

(12)

xi

Oca)yang telah memberikan masukan ide, semangat, dan dorongan untuk menyelesaikan penelitian ini.

12. Teman-teman kelompok PPL di SD N Tegalrejo II (Nur Hidayatama, Carolus Boromeus Fajar, Christina Inggriani, Taufik, Zulfan, Apriani, dan Siska), yang memberikan keceriaan ditengah-tengah waktu pelaksanaan penelitian. 13. Teman yang memberikan keceriaan di luar kuliah (Metta Kusumawati,

Paskasius Wahyu Triadi, Yosevin Melisa, Dodik Prasetyo, Yanuarius Bintang, Nur Tri Budi Anta, dan lainnya).

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyatakan bahwa skripsi ini mash jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca. Terima Kasih.

Yogyakarta, Penulis,

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

2.1.1.1 Pengertian Belajar... 8

2.1.1.2 Prestasi Belajar ... 9

2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 10

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

2.1.2.1 Definisi Pembelajaran Kooperatif ... 12

2.1.2.2 Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.1.2.3 Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

2.1.2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II………..17

2.1.3 IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) ... 23

2.1.3.1 Hakekat IPS ... 23

2.1.3.2 Ruang LingkupIPS di Sekolah Dasar ... 24

2.1.3.3Materi Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 24

2.1.4 Pembelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 25

2.1.5 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 28

2.2 Kerangka Berpikir ... 34

2.3 Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 37

3.2 Setting Penelitian ... 38

(14)

xiii

3.2.2 Waktu Penelitian ... 38

3.3 Populasi dan Sampel ... 39

3.4 Variabel Penelitian ... 40

3.5 Definisi Operasional ... 41

3.6 Instrumen Penelitian ... 42

3.7 Validitas dan Reliabilitas ... 43

3.7.1 Uji Validitas Instrumen ... 43

3.7.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 47

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.9 Teknik Analisa Data ... 49

3.9.1 Statistik Deskriptif ... 49

3.9.2 Statistik Inferensial ... 49

3.9.2.1 Uji Prasyarat Analisis ... 50

3.9.2.2 Uji Beda Kemampuan Awal ... 51

3.9.2.3Uji Hipotesis ... 52

3.9.2.4 Uji Besar Pengaruh ... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 55

4.1.2 Analisis Data Penelitian ... 57

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 57

4.1.2.2 Uji Homogenitas ... 61

4.1.2.3 Uji Kemampuan Awal ... 62

4.1.2.4 Uji Hipotesis ... 63

4.1.2.5 Uji ... 65

4.2 Rangkuman Hasil Penelitian ... 66

4.3 Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

5.3 Keterbatasan Peneliti ... 72

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1. Target Penelitian ... 39

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data ... 39

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 43

Tabel 4. Tabel Interpretasi Skor ... 45

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 46

Tabel 6. Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 47

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 48

Table 8. Pengumpula Data Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 48

Table 9. Kriteria Nilai Effect Size... 54

Tabel 10. Data Prestasi Belajar ... 56

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Data PretestKelompok Eksperimen ... 57

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ... 58

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol... 59

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol ... 59

Tabel 15. Uji Homogenitas Pretest ... 61

Tabel 16. Uji Perbedaan nilai pretest ... 62

Tabel 17. Perbandingan Nilai Posttest Kelompok Ekaperimen dan Kelompok Kontrol Variabel Prestasi Belajar (Hasil Uji Hipotesis) ... 64

Tabel 18. Rangkuman Homogenitas Pretest ... 66

Tabel 19. Rangkuman Pretest dan Posttest ... 67

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1. Literatur Map... 33

Gambar 2. Design Penelitian... 37

Gambar 3. Skema Variabel Penelitian ... 41

Gambar 4. Kurva Uji NormalitasPretest Kelompok Eksperimen ... 57

Gambar 5. Kurva Uji NormalitasPosttest Kelompok Eksperimen ... 58

Gambar 6. Kurva Uji NormalitasPretest Kelompok Eksperimen ... 59

Gambar 7. Kurva Uji NormalitasPosttest Kelompok Eksperimen ... 60

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 76

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 77

Lampiran 3. Silabus Kelompok Eksperimen ... 78

Lampiran 4. Silabus Kelompok Kontrol ... 83

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ... 88

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol... 114

Lampiran 7. Materi Ajar ... 138

Lampiran 8. Instrumen Validitas... 146

Lampiran 9. Hasil ValiditasInstrumen Penelitian ... 153

Lampiran 10. Soal Pretest dan Posttest ... 156

Lampiran 11. Tabulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 161

Lampiran 12. Tabulasi Data Hasil Preetest dan Posttest Kelompok Kontrol.... 165

Lampiran 13. Hasil Data Penghitungan Prestasi Belajar ... 169

A. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ... 169

B. Uji Normalitas Kelompok Kontrol ... 169

C. Perbandingan Skor Pretest (Uji homogenitas) ... 170

D. Uji Kemampuan Awal ... 170

E. Perbandingan Skor Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 171

F. Efferct Size ... 171

Lampiran 14. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Proses Jigsaw II ... 172

Lampiran 15. Hasil Expert Judgement ... 174

Lampiran 16. Foto Pelaksanaan Penelitian ... 186

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Melalui pendidikan, setiap individu disediakan berbagai kesempatan belajar sepanjang hayat, baik untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap maupun untuk dapat menyesuaikan diri dengan dunia khususnya masyarakat dan perkembangan IPTEK. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendidikan yang benar-benar sesuai untuk kebutuhan dan perkembangan hidup manuisa. UNESCO dalam Lasmawan (2009), beranggapan bahwa pendidikan yang relevan berdasar pada empat pilar, yaitu (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to be, dan (4) earning to live together. Learning to know lebih menekankan pada pemerolehan pengetahuan, learning to do menekankan pada penggunaan pengetahuan untuk mendapat keterampilan hidup, learning to be menekankan pada penggunaan pengetahuan dan keterampilan untuk hidup, dan learning to livetogether lebih menekankan pada pembelajaran untuk hidup bersama dan saling bergantung antar sesama manusia. Pendidikan yang menerapkan keempat pilar tersebut saat ini sangat diharapkan agar dalam prakteknya tidak semata-mata hanya mencerminkan pengetahuan saja, tetapi juga harus mengembangkan aspek sikap, dan keterampilan dari peserta didik.

(19)

itulah yang menyebabkan sebuah pendidikan kurang bermutu. Seorang guru juga menjadi aspek penting dalam sebuah praktek pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Guru menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas sebuah pendidikan, sehingga seorang guru perlu memiliki wawasan luas bagaimana harus membuat sebuah pembelajaran itu efektif dan optimal dan akhirnya pembelajaran yang dilakukan dapat dikatakan sukses. Pembelajaran dikatakan sukses apabila siswa mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi. Tugas guru berkaitan dengan bagaimana mereka harus dapat mengembangkan cara-cara dan strategi mengajar yang baik sehingga peserta didik dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasi belajar yang memuaskan.

Syah (2001:132) mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Menurutnya prestasi belajar salah satunya dipengaruhi oleh metode ataupun pendekatan dalam belajar.Adanya sebuah strategi ataupun model pembelajaran yang digunakan menuntut anak aktif dalam memperoleh pengetahuan mereka sendiri, maka dimungkinkan pencapaian hasil belajar dan prestasi belajar akan lebih baik. Semakin tepat sebuah strategi, model, ataupun metode yang digunakan dalam aktivitas belajar, maka semakin besar peluang siswa mendapat prestasi belajar yang baik(Syah, 2001:132).

(20)
(21)

berpikir logis, berkomunikasi efektif, dan bekerja sama.Johnson & Johnson dalam Trianto (2009:57) menyatakan bahwa tujuan utama belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman, baik secara individu maupun secara kelompok. Dimungkinkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif akan dapat memaksimalkan aktivitas belajar peserta didik sehingga prestasi belajar akan meningkat.

Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang efektif dalam pembelajaran IPS adalah Jigsaw tipe II. Menurut Slavin, Robert E (2010:237),

“pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II sebagai pembelajaran dalam sebuah tim

yang heterogen sebagaimana pembelajaran kooperatif yang biasa. Jigsaw II

merupakan adaptasi dari Jigsaw, yang lebih praktis dan mudah”. Model pembelajaran ini akan sangat cocok digunakan dalam pelajaran IPS karena keseluruhan materi dalam pelajaran ini yang berupa cerita, narasi, biografi, ataupun materi deskriptif.Jigsaw II juga memiliki kelebihan antara lain meningkatkan tanggung jawab, rasa toleran, keterkaitan antar siswa, penguasaan materi yang lebih mendalam, dan penghargaan untuk dapat diterapkan agar kualitas pembelajaran lebih baik, dan dapat meningkatkan prestasi belajar tentunya. Penelitian-penelitian terdahulu tentang pembelajaran kooperatif tipe

(22)

dilakukan oleh Juwita (2012), Nyoman Arinata (2012), dan Haryanta (2013) yang meneliti tentang penerapan Jigsaw II juga menyimpulkan bahwa model pembelajaran ini memiliki pengaruh dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan. Penerapan model pembelajaran ini memberikan perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode Jigsaw II dengan kelas control yang menggunakan pembelajaran biasa (konvensional).

Peneliti merasa tertarik untuk membuktikan bahwa adanya perbedaan prestasi belajar IPS siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IIdan yang menggunakan model pembelajaran konvensional atau biasa. Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar IPS siswa atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Adapun judul dalam penelitian ini adalah “Perbedaan Prestasi Belajar IPS

Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Atas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II”.

1.2. Pembatasan masalah

(23)

semester 2 KD 2 yaitu mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1.3. Rumusan penelitian

Berdasarkan Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas, dapat dituliskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

Apakah ada perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV Sekolah Dasar atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II?

1.4. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD atas penerapan moodel pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

1.5. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Secara Teoritis

a. Memberikan tambahan informasi mengenai perbedaan pengaruh terhadap prestasi belajar IPS siswa antara kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IIdan yang tidak menggunakannya. b. Memberikan sumbangan terhadap pembaharuan pendidikan mengenai

(24)

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua maupun pihak

sekolah untuk mengetahui tentang model pembelajaran kooperatif. Orang tua dan pihak sekolah dapat memberikan dukungan yang positif kepada siswa dalam hal memberikan motivasi belajar kepada siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif.

b. Memberikan dorongan bagi guru agar lebih mengoptimalkan proses

(25)

8 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Kajian teori

2.1.1. Belajar

2.1.1.1. Pengertian belajar

Menurut Tanlain (2007:6) belajar adalah latihan-latihan yang dilakukan sendiri oleh tiap orang dengan tujuan memperoleh pengetahuan, pemecahan masalah, keterampilan, sikap dan pola tingkah laku. Sejalan dengan hal tersebut, Hilgard dalam Tanlain (2007:6) mengatakan bahwa belajar (leraning) adalah sebagai proses yang didalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.

Slameto (2010:2) mengungkapkan bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam menemukan perubahan perilaku yang baru secara menyeluruh melalui pengalaman yang diperoleh dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Keseluruhan dari pendapat para ahli daiatas menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku. Traver dalam Suprijono (2009:2) juga mengemukakan hal yang sama yaitu belajar adalah proses penghasilan penyesuaian tingkah laku.

(26)

akan menghasilkan sebuah pengalaman baru ataupun sebuah tingkah laku baru yang menjadi tujuan adanya aktivitas tersebut.

2.1.1.2. Prestasi belajar

Sebelum menjelaskan tentang prestasi belajar, terlebih dahulu akan dibahas mengenai prestasi. Prestasi menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti hasil yang telah dicapai. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai setelah melakukan aktivitas belajar. Belajar dapat diamati melalui praktek atau latihan sehingga terbentuk tingkah laku baru sebagai hasil dari aktivitas belajar tersebut.

Prestasi belajar sering dikaitkan dengan kegiatan belajar, karena prestasi belajar disini adalah sebagai hasil dari sebuah proses belajar yang dilakukan individu. Prestasi belajar (achivement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkaitan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa (Arifin, 2009:12).

Menurut Winkel (dalam Hartanto, 2011), prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan dalam aktivitas belajar yang dilakukan individu/siswa yang sesuai dengan bobot yang dicapainya. Menurut Hartanto prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor.

(27)

bentuk pengalaman/perubahan tingkah laku baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari.

2.1.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Syah (2001:132) mengungkapkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh tiga macam faktor, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar. Berikut penjelasan dari ketiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar: 2.1.1.3.1. Faktor internal

Faktor internal berasal dari dalam diri individu. Faktor ini membuktikan adanya peningkatan prestasi menjadi lebih baik atau tinggi. Faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain (1) Bakat atau kemampuan siswa untuk belajar. (2) Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa. (3) Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian padasuatu objek yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang. Dan (4) Motivasi, yaitu suatu tenaga atau keinginan yang mendorong individu bertindak atau berbuat sesuatu untuk tujuan tertentu.

(28)

2.1.1.3.2. Faktor eksternal

Berbeda dengan faktor internal yang memiliki pengaruh besar terhadap prestasi belajar individu, faktor eksternal hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap prestasi. Faktor eksternal tersebut antara lain: (1) Kualitas guru dalam penguasaan materi, (2) metode yang digunakan dalam mengajar, (3) fasilitas mengajar, dan (4) lingkungan yang mendukung. Walaupaun pengaruhnya tidak terlalu besar tetapi terkadang faktor eksternal ini ikut menentukan prestasi belajar individu. Oleh karena itu faktor eksternal ini tetap memiliki bagian penting dalam pengembangan kemampuan anak terutama prestasi belajarnya. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Akan lebih baik keempat faktor tersebut dapat dimaksimalkan keberadaannya dalam upaya meningkatkan prestasi belajar individu, sehingga pencapaiannya akan lebih optimal.

2.1.1.3.3. Faktor pendekatan belajar

(29)

2.1.2. Model pembelajaran kooperatif 2.1.2.1. Definisi pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif berlandaskan teori konstruktivisme, yaitu suatu pendekatan belajar dimana siswa dituntut untuk menemukan dan mentransformasikan pengetahuan melalui kegiatan diskusi ataupun kegiatan interaksi dengan teman (Rusman, 2010:201). Rusman (2010:202)

mengungkapkan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang

bersifat heterogen”.

Sejalan dengan pendapat Rusman, Nurulhayati (dalam Rusman, 2010:203) menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang lebih melibatkan partisipasi siswa dalam sebuah kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Menurut Rogerdalam Huda (2011:29) pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran dalam kelompok yang terorganisir melalui satu prinsip yaitu bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial dalam setiap kelompok, dan didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota kelompok lainnya.

Lie (2010:28) mengungkapkan bahwa sistem pengajaran yang memungkinkan adanya kesempatan bagi anak didik untuk saling bekerjasama dengan siswa lain dalam berbagai tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem

(30)

sebagai fasilitator”. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar

dalam kelompok, terdapat unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan belajar kelompok biasa. Penerapan dasar pembelajaran kooperatif dengan baik akan memberikan bantuan kepada guru untuk dapat mengelola kelas dengan baik dan efektif.

Peneliti menyimpulkan bahwa hal pokok dalam pembelejaran kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggunag jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar kooperatif ini menekankan pada tujuan dan keberhasilan kelompok, yang hanya bisa dicapai dengan dicapainya tujuan atau penguasaan materi semua anggota kelompok. (Slavin dalam Trianto, 2009:57). 2.1.2.2. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar berkelompok biasa, tidak semua kerja kelompok dapat dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif. Roger dan Johnson dalam Lie (2010: 31-37) membahas tentang unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif.

(31)

ketergantungan terutama dalam hal yang positif guna mencapai keberhasilan belajar dalam kelompok.

b. Tanggung jawab perseorangan.

Unsur ini dapat dikatakan sebagai akibat dari unsur yang pertama. Dengan persiapan yang matang dan penyusunan tugas sedemikian rupa dalam pembelajaran kooperatif, menuntut setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas tugasnya agar kegiatan selanjutnya dapat dilakukan bersama kelompok. Sehingga siswa akan merasa memiliki tanggung jawab atas keberhasilan dan tugas bersama kelompoknya.

c. Tatap muka

Tatap muka yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka membentuk sinergi yang saling menguntungkan. Sinegi ini lebih kearah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok. Untuk dapat memaksimalkan sinergi tersebut, diperlukan waktu untuk saling mengerti antar anggota kelompok dalam kegiatan tatap muka dan interaksipribadi.

d. Komunikasi antar anggota

(32)

e. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi merupakan unsur yang terakhir. Diperlukan adanya sebuah penjadwalan bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya dapat bekerja lebih efektif.Evaluasi dapat dilakukan dalam beberapa selang waktu pembelajaran kooperatif. Bentuk evaluasi juga bermacam-macam dan dapat disesuaikan dengan tingkat pendidikan siswa.

2.1.2.3. Macam-macam model pembelajaran kooperatif 2.1.2.3.1. Student Team Achievement Devision (STAD)

Model pembelajaran tipe STAD dikembangkan oleh Slavin. Siswa masuk dalam kelompok yang heterogen dengan gender, ras, kemampuan latar belakang yang berbeda-beda. Pertama-tama siswa mengerjakan soal pretest, kemudian siswa dalam kelompok mempelajari materi bersama dengan teman dan saling membelajarkan. Setelah itu siswa secara mandiri mengerjakan kuis yang disediakan guru, siswa tidak boleh saling membantu. Skor kuis kemudian dibandingkan dengan nilai pretest. Peningkatan nilai tiap siswa dibandingkan dengan poin kemajuan siswa. Kelompok yang unggul dalam pembelajaran diberikan penghargaan kelompok sehingga siswa termotivasi untuk memperoleh skor tim tinggi.

2.1.2.3.2. Team Accelerated Instruction (TAI)

(33)

Pemberian nilai dilakukan dengan memberikan tes individu dan guru memperhatikan setiap siswa. Perhatian itu bukan hanya sejauh mana siswa dapat menyelesaikan tugas, namun juga bagaimana siswa dapat mengerjakan tugas secara mandiri tanpa mancontek. Kelompok yang unggul dalam rata-rata nilai atas kontribusi tiap siswa diberi penghargaan (reward).

2.1.2.3.3. Teams Games Turnament (TGT)

Praktek STAD dan TGT sebenarnya tidak jauh berbeda, yang membedakan adalah jika pada STAD terdapat kuis, maka dalam TGT diganti dengan istilah game akademik. Siswa dalam tim yang berjumlahkan 5 anggota memainkan game di meja turnament.

Sebelum memainkan game turnament kelompok belajar bersama untuk mempersiapkan diri dengan mempelajari lember materi. Dalam TGT tiap siswa memiliki taggungjawab individual untuk memperoleh nilai tinggi. Nilai tiap siswa nantinya akan berkontribusi bagi nilai kelompok, karena kelompok yang unggul nilainya akan diberi serifikat penghargaan.

2.1.2.3.4. Jigsaw

Aronson (2011) mengatakan bahwa esensi dari Jigsaw I adalah dimana setiap siswa dalam kelompok memeiliki satu potongan gambaran informasi khusus yang masing-masing berbeda, lalu siswa tersebut bertangging jawab untuk dapat mengajarkannya kepada teman dalam kelompoknya. Seluruh gambaran informasi yang bergabung tersebut seperti layaknya puzzle utuh.

Isdjoni (2007) menambahkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe

(34)

kelompok dengan angota 4-6 orang lebih sepaham dalam menyelesaikan permasalahan dibandingkan 2-4 orang saja. Kunci dari jigsaw adalah saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung pada teman satu kelompoknya utuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Dalam pembelajaran kooperatif teknik

Jigsaw I siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa diberi tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, kemudian diberi lembar ahli yang terdiri atas topik-topik yang berbeda. Topik-topik tersebut yang akan menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca.

2.1.2.4. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II 2.1.2.4.1. Definisi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

Jigsaw tipe II ini dikembangkan oleh Robert E. Slavin. Jigsaw tipe ini paling efektif untuk materi pelajaran yang berbentuk narasi tertulis seperti pelajaran ilmu sosial, literatur, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang lainnya yang bertujuan lebih kepada penguasaan konsep dari pada penguasaan kemampuan. Sumber belajar atau bahan baku untuk Jigsaw II ini biasanya harus berupa sebuah bab, cerita, biografi atau materi narasi.

Slavin (2008) berpendapat bahwa Jigsaw II yang merupakan adaptasidari

Jigsaw lebih praktis dan mudah dari Jigsaw. Dalam Jigsaw I, pemberian materi diberikan acak kepada salah satu anggota kelompok yang kemudian menjadi

“ahli” pada suatu aspek tertentu dalam materi. Setelah itu, para ahli dari kelompok

(35)

Langkah terakhir diberikan tes atau assesment yang mencakup semua bahasan topik (Trianto, 2009:75-76). Jigsaw I ini menekankan setiapkelompok ahli membaca bagian atau materi yang berbeda-beda. Slavin (2008) berpendapat bahwa hal yang paling sulit dalam Jigsaw I adalah setiap bagian atau materi harus ditulis ataupun diringkas agar dengan sendirinya dapat dengan mudah dipahami.

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, menekankan para siswa bekerja dalam tim. Masing-masing anggota diberikan “lembar ahli” yang terdiri atas topik-topik berbeda dan harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota kelompok. Siswa berkumpul dalam kelompok ahli yang memiliki topik atau bagian materi yang sama.Ketika diskusi telah selesai, maka para ahli tersebut berkumpul ke kelompok awal (asal) mereka untuk mengajari teman satu kelompoknya. Setiap siswa bergantian dalam menjelaskan topik yang sudah mereka diskusikan dalam kelompok ahli sebelumnya. Tahap terakhir adalah para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik bahasan, dan skor kuis yang didapatkan menjadi skor kelompok. Penilaian ini sama seperti dalam STAD, skor-skor yang dikontribusikan para siswa kepada kelompoknya didasarkan pada sistem skor perkembangan individual, dan kelompok yang mendapat skor tinggi akan mendapat sertifikat atau bentuk-bentuk rekognisi atau penghargaan. Kunci dari metode ini adalah interdependensi yaitu setiap siswa saling bergantung pada teman satu kelompoknya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik dalam penilaian. (Slavin, 2008)

(36)

bertugas menjadi ahli harus berdiskusi dengan para ahli dari kelompok lain untuk membahas topik yang berbeda-beda dan kemudian harus menguasai keseluruhan aspek untuk diajarkan kepada teman satu kelompok asalnya. Pembagian tugas pada Jigsaw tipe II ini lebih menekankan kerjasama kelompok, karena setiapanggota memiliki tugasnya masing-masing dalam memahami materi pelajaran. Setelah itu setiap anggota kelompok berkumpul dengan para ahli dengan materi yang sama. Setelah diskusi, siswa kembali ke kelompok asal kemudian setiap anggota kelompok bergantian mengulas sebagian materi yang menjadi tugas mereka. Perbedaan lain terlihat saat akhir pembelajaran, yaitu adanya penghargaan atau repetisi yang diberikan kepada kelompok yang memilliki skor tertinggi pada modelpembelajaran Jigsaw II, sedangkan pada

Jigsaw I tidak terdapat penghargaan kelompok. Slavin (2008) mengemukakan kelebihan dari pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II adalah bahwa semua anggota kelompok membaca materi yang dibagikan, dan akan membentuk konsep-konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah dipahami. Dapat diartikan bahwa dengan kontribusi siswa dalam mengartikan atau mengerti bagian materi yang sudah menjadi tugasnya, maka akan muncul konsep-konsep yang kemudian mudah disatukan dan mudah untuk dipahami oleh semua anggota kelompok.

2.1.2.4.2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

(37)

a. Orientasi

Kegiatan yang dilakukan dalam orientasi cenderung untuk membuka pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan dan memberikan gambaran tentang metode Jigsaw II yang akan digunakan saat kegiatan belajar. Peserta didik diminta berkerjasama, bertanggung jawab,dan kritis dalam kegiatan belajar.

b. Pengelompokan

Pengelompokan didasarkan atas taraf kemampuan siswa atau dapat dikatakan pembagian kelompok secara heterogen. Pembagian kelompok yang heterogen tersebut bertujuan untuk menyetarakan kemampuan masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok dihimpun dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Sebagai contoh pengelompokan dalam satu kelas akan dibagai menjadi 5 kelompok (A-E) dan setiap kelompok berjumlah 4 siswa (apabila jumlah siswa 20). Pembagian kelompok secara heterogen dilakukan dengan memberikan label 1 pada siswa dalam kelompok yang sangat baik, label 2 untuk kelompok baik, label 3 untuk kelompok sedang, dan label 4 untuk kelompok rendah. Dengan catatan pemberian label berdasar atas rangking ataskemampuan siswa yang sudah guru buat sebelumnya. Maka tiap grup akan berisi:

(38)

Grup D (D1, D2, D3, D4)3e Grup E (E1, E2, E3, E4)

c. Pembentukan dan pembinaan kelompok expert (ahli)

Tahap ketiga dalam pelaksanaan Jigsaw IIini, grup/kelompok tersebut dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi dan kemudian dibina supaya menjadi kelompok expert (ahli), berdasarkan indeks/label kemampuannya. Pembagian materi dalam pengelompokan ini didasarkan pada taraf kemampuan siswa. Siswa yang memiliki label 1 atau berkemampuan sangat baik atau tinggi, berkumpul dengan siswa dari kelompok lain yang juga memiliki label 1. Berikut gambaran pembentukan kelompok ahli dalam Jigsaw II:

Kelompok 1 {A1, B1, C1, D1, E1} Kelompok 2 {A2, B2, C2, D2, E2} Kelompok 3 {A3, B3, C3, D3, E3} Kelompok 4 {A4, B4, C4, D4, E4}

Setiap kelompok diberi konsep materi sesuai kemampuannya, misalnya kelompok 1 diberikan materi yang sulit atau membutuhkan kemampuan yang tinngi, dan selanjutnya sampai kelompok 4 diberikan materiyang lebih mudah.

Diharapkan setiap kelompok mampu belajar topik atau materi dengan sebaik-baiknya sebelum mereka kembali ke kelompok awal sebagai tim ahli, dan disini peran pendidik sangat penting dalam membimbing siswa.

d. Diskusi (pemaparan) kelompok ahli dalam grup

(39)

ahli dalam masing-masing konsep tertentu. Dalam kelompok asal, masing-masing siswa secara bergantian dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil atau keahlian mereka terhadap konsep yang sudah dipelajarinya. Selama proses ini diharapkan akan terjadi pertukaran pengetahuan atau proses saling belajar antar setiap siswa dalam kelompok.

Dalam fase initerdapat aturan-aturan yang diberlakukan untuk seluruh anggota kelompok, yaitu:

a) Setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok mempelajari dan mengerti materi yang disampaikan. b) Memperoleh pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama, jadi setiap

anggota harus belajar terus sampai mereka semua menguasai materi yang diberikan.

c) Tanyakan atau sharingkan kepada anggota grupsebelum bertanya kepada pendidik.

d) Pembicaraan dikondisikan dengan baik agar tidak mengganggu grup lain. e) Akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh kepuasan. e. Tes (penilaian)

Pada tahap ini guru memberikan tes tulis yang memuat keseluruhan konsep atau materi yang telah didiskusikan. Siswa tidak boleh bekerja sama dengan teman lain karena tes bersifat individu.

f. Pengakuan kelompok

(40)

skor yang didapat tersebut melampaui rata-rata skor sebelumnya, menjadi dasar penilaian. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk kelompok didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.

2.1.3. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial ) 2.1.3.1. Hakekat IPS

Pada dasarnya IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang tatanan sosial dalam masyarakat. IPS juga mempelajari tentang hubungan antar manusia dalam lingkungan hidupnya. Pembelajaran IPS diberikan di semua jenjang pendidikan, dari SD sampai perguruan tinggi. IPS tidak menekankan pada aspek toeritis saja, melainkan lebih ditekankan kepada segi praktis mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial yang disesuaikan dengan jenjang pendidikannya.

Menurut Trianto (2010:171), “IPS merupakan integrasi dari berbagai bidang

cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diwujudkan dalam salah satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya)”.

(41)

Sumaatmadja (dalam Lestari, 2011) juga mengatakan bahwa ilmu sosial yang mempelajari bidang keilmuan yang mempelajari manusia dalam masyarakat, dan manusia sebagai anggota masyarakat. Sepaham dengan Suatmadja, Haryanto (2011) berpendapat bahwa IPS adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat dan hubungan manusia dalam masyarakat tersebut.

Peneliti menyimpulkan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan ataupun pelajaran yang mempelajari manusia sebagai masyarakat dan hubungan manusia dengan lingkungannya, IPS juga mencakup beberapa materi dan ilmu yang berkaitan dengan sosial lainnya seperti geografi, sejarah, dan ekonomi yang semuanya berhubungan erat dengan masyarakat ataupun sosial.

2.1.3.2. Ruang lingkup IPS di Sekolah Dasar

IPS merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Di Sekolah Dasar, mata pelajaran ini diharapkan dapat mengembangakn sikap peka dan tanggap untuk bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3) Sistem Sosial dan Budaya

4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

(42)

2.1.3.3. Materi pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

SK : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

KD : 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalammeningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.1.4. Pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe Jigsaw II

(43)

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II yang saya terapkan di SD N Tegalrejo 2, diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPS pada materi tentang mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Materi tentang koperasi yang bersifat hafalan dan deskripsi, dapat dioptimalkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama yang akan saya terapkan dalam kelas eksperimen, yaitu sebagai berikut:

1. Orientasi

Guru menyampaiankan tujuan pembelajaran dan memberikan gambaran tentang metode Jigsaw II yang digunakan saat kegiatan pembelajaran. Siswa diberikan materi yang akan dipelajari dan mempelajarinya agar memperoleh gambaran keseluruhan dari konsep atau materi

2. Pengelompokan

- Guru membagi siswa dalam kelompok berdasarkan taraf kemampuan siswa dan cakupan materi yang akan dipelajari.

- Setiap anggota dalam kelompok dibagikan tugas untuk mempelajari bagian

meteri yang berbeda (pembagian materi: (1) Sendi-sendi koperasi (pengertian, tujuan, manfaaat), (2) pentingnya usaha bersama dalam koperasi (hak dan kewajiban, wewenang), (3) perbedaan koperasi dengan badan usaha lain, dan (4) jenis-jenis koperasi)

(44)

3. Pembentukan dan pembinaan kelompok expert (ahli) - Siswa berkumpul dalam kelompok expert (ahli)

Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3

Ahli 4 Ahli 5

- Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli sesuai dengan bagian materi yang

menjadi tugas masing-masing anggota kelompok 2. Diskusi (pemaparan) kelompok ahli dalam grup - Siswa kembali ke kelompok asal

- Setiap siswa dengan tugasnya masing-masing bergantian mengkomunikasikan hasil diskusi dalam kelompok ahli kepada kelompok asal

- Setiap siswa diharapkan mampu menjelaskan bagian materinya masing-masing dengan ringkas dan jelas sehingga anggota kelompok yang lain mudah memahami.

3. Tes (penilaian)

- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

- Evaluasi , siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu. 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2

1 1 1 1 1 1

(45)

- Guru memberikan penilaian/pencapaian skor setiap kelompok 4. Pengakuan kelompok

- Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi berdasarkan hasil dari evaluasi individu dan peningkatan hasil dari kelompok

Dalam pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua, kegiatan yang dilaksanakan hampir sama, yang membedakan adalah materi yang digunakan sebagai sumber belajar siswa. Materi yang dibahas adalah organisasi koperasi, lambang koperasi, dan peranan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(46)

Jigsaw II dengan siswa yang hanya menggunakan pembelajaran yang biasa atau konvensional.

2.1.5. Hasil penelitian sebelumnya

Beberapa penelitian yang mendukung ataupun relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

Nyoman Arinata (2012) membahas tentang pengaruh Teknik Jigsaw II

terhadap kemampuan membaca bahasa Inggris dengan pengendalian sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Teknik Jigsaw II terhadap kemampuan membaca bahasa Inggris dengan pengendalian sikap. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode penelitian eksperimen dengan kategori penelitian semu (quasi eksperiment) karena tidak semua variabel (gejala yang muncul) dan kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimen dalam bentuk the posttesr-only control group design. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca bahasa inggris antara siswa yang mengikuti model pembelajran kooperatif teknik Jigsaw II dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi maupun hasil belajar peserta didik.

(47)

aktivitas peserta didik selama proses pembalajaran. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen berbentuk post-test control group design. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran langsung. Hasil penelitian yang diperoleh adalah : 1) terdapat pengaruh positif penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik, 2) ada peningkatan aktivitas peserta didik selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II memiliki pengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar maupun hasil belajar paserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Mashudi meneliti tentang optimalisasi pembelajaran IPS melalui kooperatif tipe Jigsaw pada SD N 24 Pontianak Tenggara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah kooperatif tipe

(48)

tipe Jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.

Olyn Suyanti Darmada, dkk (2013) meneliti tentang pengaruh model pembelajaran cooperativelearning tipe Jigsaw terhadap hasil belajar IPS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran cooperative learning tipeJigsaw

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan post-test only control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Rendang di Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2012/2013, yang terdiri atas 67 siswa. Setelah dilakukan uji kesetaraan sampel, sebanyak 58 siswa dipilih sebagai sampel. Dengan teknik random sampling diperoleh SD Negeri 1 Rendang sebagai kelas kontrol dan SD Negeri 2 Rendang sebagai kelas eksperimen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran cooperative learning tipe

Jigsaw dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, dengan t hitung sebesar 4,78 sedangkan t tabel sebesar 2,00. Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran

cooperative learning tipe Jigsaw terhadap hasil belajar IPS di SD Negeri 2 Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

(49)
(50)

Literature Map

Gambar 1. Gambar literatur map dari penelitian relevan Pengaruh Model Kooperatif Teknik Jigsaw II

Terhadap Kemampuan Membaca Ditinjau dari Sikap (Studi Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas XI di SMA N I

Tegallalang Gianyar.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaaw II terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematik Pesrta Didik (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas X

SMKN 1 Maja – Majalengka Tahun Perbedaan Prestasi Belajar IPS siswa atas

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II.

Haryanta, Rochman Noor (2013)

Yang perlu diteliti:

Perbedaan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV dengan Penerapan Model Pembelajaran

(51)

2.2. Kerangka berpikir

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang keseluruhan materinya berupa narasi tertulis seperti pelajaran ilmu sosial, literatur, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang lainnya yang bertujuan lebih kepada penguasaan konsep dari pada penguasaan kemampuan.Dengan hal tersebut, IPS dapat dikatakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa untuk dipelajari. Tujuan dari sebuah pembelajaran pada hakikatnya adalah untuk mencapai keberhasilan belajar peserta didik ataupun tercapainya hasil belajar dengan terpenuhinya nilai siswa diatas kriteria ketuntasan. Maka dengan itu sebuah pembelajaran dapat dikatakan berhasil dan pencapaian prestasi siswa juga dapat dikatakan baik. Prestasi belajar dikatakan rendah apabila nilai-nilai yang didapat siswa belum memenuhi kriteria yang ditentukan guru.

(52)

Dibutuhkan sebuah kegiatan pembelajaran yang dapat memanfaatkan materi-materi IPS yang berupa narasi tersebut untuk digunakan sebagai kunci pembelajaran dalam memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran sehingga prestasi belajar siswapun akan mencapai peningkatan yang lebih maksimal. Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk membuat kegiatan belajar memanfaatkan materi IPS yang keseluruhan berupa narasi dan memanfaatkan keaktifan siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar mereka adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini, sangat efektif apabila diterapkan dalam pembelajaran IPS karena sumber belajar atau bahan baku untuk Jigsaw II

(53)

sehingga ada kemungkinan terjadi kerjasama positif antar siswa dalam mencapai tujuan pemebelajaran atau prestasi dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, diduga penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran IPS memiliki perbedaan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa secara lebih signifikan dari pada pembelajaran IPS dengan metode yang biasa ataupun konvensional.

2.3. Hipotesis penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang sudah dijelaskan di atas, hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(54)

37 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw II. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design

dengan tipe nonequivalen control group design. Penelitian kuasi eksperimen dengan tipe ini menekankan pada pemilihan sampel yang tidak menggunakan random. Penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, akan tetapi dalam metode ini kelompok kontrol tidak dapat sepenuhnya berfungsi sebagai pengontrol variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2008:77).

Kedua kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal sebelum adanya perlakuan. Hasil kedua pretest itu kemudian dibandingkan. Hasil

pretest dikatakan baik jika tidak ada perbedaan yang signifikan di antara hasil

pretest kedua kelompok itu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesetaraan antara kedua kelompok tersebut.Kelompok eksperimen diberikan treatment atau perlakuan yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Desain penelitian jenis ini digambarkan dengan gambar berikut:

Gambar 2. Design Penelitian (Tukiran Taniredja, 2011:56) X

(55)

Keterangan:

= Rerata skor pretest kelompok eksperimen = Rerata skor posttest kelompok eksperimen

X = Perlakuan (treatment) penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

= Rerata skor pretest kelompok kontrol = Rerata skor posttest kelompok kontrol

Penelitian diakhiri dengan memberikan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa antar kedua kelompok. Hasil pretest dan posttest kedua kelompok menjadi data yang akan dianalisis sehingga dapat diketahui perbedaan prestasi belajar IPS siswa datas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

3.2. Setting penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian tentang perbedaan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD atas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini, telah dilaksanakan di kelas IVA dan kelas IVB SD Negeri Tegalrejo yang beralamat di Jl. Wiratama No. 27, Tegalrejo, Yogyakarta.

3.2.2. Waktu Penelitian

(56)

Tabel 1. Target penelitian

Berikut ini rincian waktu pelaksanaan penelitian dan pengambilan data di kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dilaksanakan pada bulan januari-Februari 2014 :

Tabel 2. Jadwal pelaksanaan penelitian dan pengambilan data Jadwal pelaksanaan penelitian

No. Kelompok Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Kelompok kontrol 23 Januari 2014 29 Januari 2014 2 Kelompok eksperimen 7 Februari 2014 21 Februari 2014

Jadwal pengambilan data

No. Kelompok Pre test Post test

1 Kelompok kontrol 18 Januari 2014 5 Februari 2014 2. Kelompok eksperimen 31 Februari 2014 7Maret 2014

3.3. Populasi dan sampel

(57)

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi tertentu. Sampel dari penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A dan IV B SD N Tegalrejo II. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu sampel kelompok kontrol dan sampel kelompok eksperimen. Penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan cara diundi. Kelompok kontrol adalah kelas IV A dan kelompok eksperimen adalah siswa kelas IV B. Peneliti menggunakan cara undian untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3.4. Variabel penelitian

Menurut Sugiyono (2011:38) “variabel adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua yaitu:

3.4.1. Variabel independent (bebas)

Sugiyono (2011:39) mengatakan, variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

3.4.2. Variabel dependent (terikat)

(58)

Gambar 3. Skema variable penelitian 3.5. Definisi operasional

Untuk membatasi masalah agar setiap variabel tidak mengalami makna yang terlalu luas, maka peneliti akan memberikan pengertian dari setiap variabel dalam penelitian ini.

3.5.1. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

Model pembelajaran kooperatif adalah adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw IImerupakan adaptasi dari

JigsawI. Pada Jigsaw II seluruh siswa dalam kelompok memiliki tugas untuk mempelajari sebuah bagian dalam materi belajar.Jigsaw II juga menekankan adanya kerjasama dalam kelompok untuk bertanggung jawab atas kinerja masing-masing anggota kelompok, terdapat juga pemberian hadiah atau penghargaan bagi kelompok yang menunjukkan kemajuan ataupun kelompok yang memperoleh nilai tertinggi.

Y Prestasi Belajar X

(59)

3.5.2. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam sebuah aktivitas belajar yang dapat berupa nilai ataupun dalam bentuk pengalaman/perubahan tingkah laku baru sebagai hasil dari apa yang telah dipelajarinya.

3.6. Instrumen penelitian

Sugiyono (2011:102) mengemukakan instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang dialami. Dalam penelitian ini materi IPS yang akan saya terapkan dalam pembelajaran adalah materi tentang koperasi yaitu SK 2 KD 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(60)

Tabel 3. Kisi-kisi instrumen penelitian

Mata pelajaram Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas IV (Empat)

Semester Genap

Standar kompetensi 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi,

dankemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/ kota

dan provinsi.

Kompetensi dasar 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

No Indikator Nomer Soal Jumlah Soal

1. Memahami sendi-sendi koperasi 1, 2, 3, 4, 8, 5 2. Memahami pentingnya usaha bersama

dalam koperasi

5, 6, 7, 9, 11, 12, 33, 34, 35, 36, 37, 39

11

3. Membedakan koperasi dengan jenis usaha lain

10, 43, 24, 38 4

4. Memahami organisasi dan lambang dalam koperasi

21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32

12

5. Memahami jenis-jenis koperasi 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

8

6. Memahami peran koperasi beserta kelebihan dan kekuranag koperasi di Indonesia

40, 41, 42, 44, 45 5

Jumlah 45

3.7. Validitas dan reliabilitas instrumen 3.7.1. Ujivaliditas instrument

(61)

3.7.1.1. Validitas konstruk dan validitas isi

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti dalam yang disebutkan dalam tujuan pembelajaran atau mengukur sesuatu sesuai definisi yang digunakan. Validitas konstruk mencakup pada pengukuran konsep dari suatu teori yang menjadi penyusun instrumen (Widiyoko, 2009:131-132).

Penelitian ini menggunakan angket atau kuisioner untuk uji konstruk. Menurut Riduwan (2002:25-26) , angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Sugiyono(2010:353) mengemukakan instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Kedua validitas dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan responden yang sama.

Penelitian ini menggunakan expert judgement atau pendapat ahli untuk uji validitas konstruk dan validitas isinya. Penelitian ini menggunakan perangkat pembelajaran dalam pelaksanaan penelitian, sehingga perangkat pembelajaran yang di expert judgement antara lain silabus, RPP, dan instrumen penelitian yaitu soal pretest dan posttest. Pendapat ahli yang digunakan disini adalah dosen pembimbing, kepala sekolah, dan guru kelas IV A dan kelas IV B SD N Tegalrejo II.

(62)

Tabel 4. Kriteria interpretasi skor

Angka Keterangan

0% - 20% Sangat Kurang Layak

21% - 40% Kurang Layak

41% - 60% Cukup Layak

61% - 80% Layak

80% - 100% Sanagat Layak

Hasil validasi konstruk yang telah dilakukan kepada kelapa sekolah, guru kelas IV A dan kelas IV B, menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang berkaitan dengan materi dalam penelitian ini sangat layak untuk digunakan. Hasil dari ketiga expert judgement berturut-turut adalah 88,6%, 86,4%, dan 84,8%. Hasil validitas tersebut apabila dilihat dengan tabel interpretasi skor Riduwan, memiliki kriteria sangat layak untuk diujikan atau digunakan.

3.7.1.2. Validitas Empiris

Penelitian ini menggunakan tes prestasi dengan bentuk soal pilihan ganda (multiple choice) yang memiliki 2 kategori data yaitu benar dan salah. Menurut Field (2009:182) data dikotomi merupakan data yang memiliki 2 kategori yaitu benar dan salah. Perhitungan statistik untuk data dikotomi menggunakan validitas

(63)

Tabel 5. Hasil uji validitas instrumen

No item Nilai korelasi (r) r tabel Keterangan 1 0,364*

Gambar

Gambar 1. Literatur Map...................................................................................
Gambar 1. Gambar literatur map dari penelitian relevan
Gambar 2. Design Penelitian (Tukiran Taniredja, 2011:56)
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan penelitian dan pengambilan data
+7

Referensi

Dokumen terkait

We offer you lots of varieties of link to get guide Battlemage (Age Of Darkness) By Stephen Aryan On is as you require this Battlemage (Age Of Darkness) By Stephen Aryan You can

Dengan demikian, melalui proses pendidikan yang memanusiakan manusia melalui pembinaan kemampuan berfikir ilmiah, sentuhan hati yang beretika, dan pengembangan kejernihan jiwa

Hasil penelitian yang didapat adalah pelaksanaan teknologi PTT berjaln dengan baik, dan mengalami perkembangan produksi dari tahun ke tahun, kemudian tingkat keberhasilan

Komponen protein pada kedelai dan karbohidrat yang ada padajagung manis akan memungkinkan terjadinya interaksi antara protein dan karbohidrat yang berpengaruh pada

adalah beban yang lebih besar daripada standar beban angin untuk bangunan gedung menurut PMI 1983 sehingga diharapkan struktur yang terjadi mempunyai kekuatan maksimum..

Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang telah lalu dan prospeknya di

Tujuan dari pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang memiliki kepribadian Islam yang sempurna, yakni memiliki keimanan yang kuat dan kokoh kepada Allah SWT, sehingga dari

Hasil dari penelitian ini menunjukan ada lima tipe deixis yang terdapat dalam naskah film “The Expendables” oleh David Callaham and Sylvester Stallone, yaitu