• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA 2.1 ADMINISTRASI KOTA SEMARANG2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PETA 2.1 ADMINISTRASI KOTA SEMARANG2"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177

Kelurahan. Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 Km2. Kota Semarang terletak antara

garis 6°50´ – 7°10´ Lintang Selatan dan garis 109°35´-110°50´ Bujur timur. Secara administratif

Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 Kecamatan yang ada,

terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen, dengan luas

wilayah 57,55 Km2 dan Kecamatan Gunungpati, dengan luas wilayah 54,11 Km2. Kedua

Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang

sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan

kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, dengan luas

wilayah 5,93 Km2 diikuti oleh Kecamatan Semarang Tengah, dengan luas wilayah 6,14 Km2.

Batas wilayah Kota Semarang sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

(2)
(3)

Gambar 2.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Semarang (Km2)

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Per Kecamatan Di Kota Semarang Tahun 2014

NO KECAMATAN

Cangkiran, Bubakan, Karang Malang,

Polaman, Purwosari, Tambangan, Jatisari, Mijen, Jati Barang, Kedungpane, Pesantren, Ngadirgo, Wonopolo, Wonoplumbon

14

2 Gunung Pati 54,11

Gunungpati, Plalangan, Sumurrejo,

Pakintelan, Mangunsari, Patemon, Ngijo, Nongkosawit, Cepoko, Jatirejo, Kandri, Pongangan, Kali Segoro, Sekaran, Sukorejo, Sadeng.

16

3 Banyumanik 25,69

Pundakpayung, Gedawang, Jabungan,

Pandangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Pedalangan, Sumur Boto, Srondol Kulon, Tinjomoyo, Ngesrep

11

4 Gajahmungkur 9,07

Sampangan, Bendan Dhuwur, Karangrejo, Gajah Mungkur, Bendan Ngisor, Petompon,

Bendungan, Lempongsari 8

5 Semarang

Selatan 5,93

Bulustalan, Barusari, Randusari, Mugasari, pleburan, Wonodri, Peterongan, Lamper

(4)

NO KECAMATAN

Jatingaleh, Karanganyar gunung, Jomblang,

Candi, Kaliwiru, Wonotingal, Tegalsari 7

7 Tembalang 44,20

Rowosari, Meteseh, Kramas, Tembalang, Bulusan, Mangunharjo, Sendang Mulyo, Sambiroto, Jangli, Tandang, Kedung Mundu, Sendangguwo

12

8 Pedurungan 20,72

Gemah, Pedrungan Kidul, Pedurungan Lor, Tlogomulyo, Pedurungan Tengah, Palebon, Kalicari, Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan, Muktiharjo Kidul

12

9 Genuk 27,39

Muktiharjo Lor, Gebangsari, Genuksari,

Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan,

Sembungharjo, Penggaron Lor, Kudu,

Karangroto, Banjardowo, Trimulyo, Terboyo Wetan, Terboyo Kulon

13

10 Gayamsari 6,18

Pandean Lamper, Gayamsari, Siwalan,

Sambirejo, Sawah Besar, Kaligawe,

Tambakrejo 7

11 Semarang Timur 7,70

Karang Turi, Karangtempel, Rejosari,

sarirejo, Kebon Agung, Bugangan,

Mlatiharjo, Mlatibaru, Rejomulyo, Kemijen 10

12 Semarang Utara 10,97

Bulu Lor, Plombokan, Panggung Kidul,

Panggung Lor, Kuningan, Purwosari,

Dadapsari, Bandarharjo, Tanjung Emas 9

13 Semarang

Tengah 6,14

Pekunden, Karang Kidul, Jagalan,

Brumbungan, Miroto, Gabahan, Kranggan,

Purwodinatan, Kauman, Bangunharjo,

Kembang Sari, Pandan sari, Sekayu,

Pindrikan Kidul, Pindrikan Lor

15

14 Semarang Barat 21,74

Kembang Arum, Manyaran, Ngemplak Simongan, Bongasari, Bojong Salaman,

Cabean, Salaman Mloyo, Gisikdrono,

Kalibanteng Kidul, Kalibanteng Kulon,

Krapyak, Tambakharjo, Tawangsari, Karang ayu, Krobokan, Tawangmas

16

15 Tugu 31,78

Jrakah, Tugurejo, Karang Anyar, Randugarut, Mangkang Wetan, Mangunharjo, Mangkang

(5)

NO KECAMATAN

Podorejo, Wates, Bringin, Ngaliyan,

Banbankarep, Kalipancur, Purwoyoso,

Tambakaji, Gondoriyo, Wonosari 10

JUMLAH KELURAHAN 177

Sumber: Kota Semarang dalam Angka Tahun 2015

2.2. POTENSI WILAYAH KOTA SEMARANG

Beberapa potensi wilayah di kota Semarang diantaranya adalah sebagai berikut:

 Masuk dalam wilayah strategis Kedungsepur yang terdiri dari 16 Kecamatan dan 177

Desa/Kelurahan

 Kawasan Kedungsepur merupakan PKN (Pusat Kegiatan Nasional) yang mempunyai

peran dan fungsi PKN berskala global yang mendorong pertumbuhan sektor jasa,

teknologi informasi, pariwisata dan industri wilayah Jawa Tengah dan sebagai Pusat

Pertumbuhan Ekonomi Perkotaan Utama Di Jawa Tengah

 Kawasan Kedungsepur termasuk dalam koridor Ekonomi Jawa sebagai pendorong

industri dan Jasa Nasional

2.3. KEPENDUDUKAN

2.3.1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga

Luas wilayah Kota Semarang 373,7 km2 dimana luas Kecamatan Mijen paling besar yaitu

57,55 km2, sedangkan untuk jumlah penduduk yang ada di Kota Semarang tahun 2014 sebanyak

1.584.068 jiwa dimana persebaran yang ada menunjukkan bahwa Kecamatan Pedurungan

memiliki jumlah penduduk paling banyak yaitu 174.133 jiwa. Adapun kepadatan penduduk di Kota

Semarang adalah 4.239 jiwa/ km2, dimana kepadatan tertinggi di Kecamatan Semarang Selatan

sebanyak 13.480 jiwa/km2, kemudian ada Kecamatan Candisari sebanyak 12.176 jiwa/km2.

Sedangkan kepadatan penduduk yang paling kecil ada di Kecamatan Tugu sebanyak 994 jiwa/km2.

Tabel 2.2.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kota Semarang Tahun 2014

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Mijen 29.957 29.468 59.425

2 Gunungpati 38.713 38.595 77.308

(6)

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Sumber: Kota Semarang dalam Angka Tahun 2015

2.3.2. Jumlah Penduduk Miskin

Hasil Verifikasi dan Identifikasi Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2015 diperoleh data

warga miskin Kota Semarang sebesar 114.939 KK / 367.848 jiwa dengan rincian warga sangat

miskin sebesar 39 KK / 105 jiwa, warga miskin sebesar 17.336 KK / 54.485 jiwa dan warga hampir

miskin sebesar 97.564 KK / 313.258 jiwa. Prosentase warga miskin Kota Semarang jika

dibandingkan dengan warga Kota Semarang per tanggal 30 april 2015 sebanyak 1.764.405 adalah

sebesar 20,85%.

Jika dibandingkan dengan data hasil Verifikasi dan Identifikasi Warga Miskin Kota

Semarang Tahun 2013 terdapat Penurunan jumlah warga miskin sebesar 6.130 jiwa. Secara

keseluruhan ada penurunan 0,64%, dimana pada pendataan Tahun 2013 menunjukkan bahwa

21,49 % penduduk Kota Semarang tergolong miskin dan dari Hasil Sementara Tahun 2015

(7)

Rekapitulasi Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2015

Rincian Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2015

No. Kecamatan Kelurahan

Kreteria Kemiskinan

(8)

No. Kecamatan Kelurahan

Kreteria Kemiskinan

(9)

No. Kecamatan Kelurahan

Kreteria Kemiskinan

(10)

No. Kecamatan Kelurahan

Kreteria Kemiskinan

(11)

No. Kecamatan Kelurahan

Kreteria Kemiskinan

(12)

No. Kecamatan Kelurahan

Kreteria Kemiskinan

(13)

2.4.

ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

2.4.1. Perekonomian

PDRB Dan Potensi Ekonomi

Perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

yang ada dimana dibagi menjadi berdasarkan harga berlaku dan harga konstannya. Untuk PDRB

kota Semarang Tahun 2014 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp. 61.092.825,55 juta rupiah

dimana yang paling dominan adalah sektor perdagangan, hotel dan restaurant sebesar Rp.

17.559.840,78 juta rupiah, kemudian ada sektor industri sebanyak Rp. 15.026.452,04 juta rupiah,

sedangkan yang paling sedikit kontribusinya adalah bidang listrik, gas dan air sebanyak

Rp.890.419,76 juta rupiah. PDRB berdasarkan harga berlaku naik dari Rp. 54.384.654,55 juta

rupiah menjadi Rp. 61.092.825,55 juta rupiah.

Tabel 2.4.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013-2014 (juta rupiah)

No. Lapangan Usaha 2013 2014

1 Pertanian 588.074,44 631.643,07

1.1.Tanaman Bahan Makanan 266.390,14 290.566,80

1.2.Tanaman Perkebunan 39.247,40 42.515,39

1.3.Peternakan 242.111,93 254.796,15

1.4.Kehutanan 1.936,24 2.210,01

1.5.Perikanan 38.388,73 41.554,72

2 Pertambangan Dan Penggalian 81.153,57 87.942,37

3 Industri 13.396.296,80 15.026.452,04

4 Listrik, Gas & Air 776.041,22 890.419,76

5 Bangunan 10.562.309,17 11.710.345,24

6 Perdagangan, Hotel dan restoran 15.460.952,20 17.559.840,78

7 Angkutan & Komunikasi 5.091.566,72 5.737.208,38

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.452.004,58 1.643.028,32

9 Jasa-Jasa 6.976,85 7.805.945,59

Produk domestic Regional Bruto 54.384.654,55 61.092.825,55

Sumber: Kota Semarang dalam Angka Tahun 2015

Sedangkan untuk PDRB yang berdasarkan harga konstan 2000 tahun 2014, berjumlah Rp.

25.697.338,39 rupiah, dengan kontribusi tertinggi pada bidang yang sama perdagangan, hotel dan

restaurant sebanyak Rp. 8.009.736,68 juta rupiah, kemudian juga ada sektor industri yang

memberi kontribusi yang tinggi pula sebesar Rp. 6.842.639,52 juta rupiah. PDRB berdasarkan

(14)

Tabel 2.5.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2013-2014 (juta rupiah)

No. Lapangan Usaha 2013 2014

1 Pertanian 246.649,51 249.951,28

1.1.Tanaman Bahan Makanan 105.080,73 107.148,53

1.2.Tanaman Perkebunan 15.313,61 15.521,49

1.3.Peternakan 109.688,48 110.470,71

1.4.Kehutanan 886,63 887,75

1.5.Perikanan 15.680,06 15.922,79

2 Pertambangan Dan Penggalian 33.799,64 34.222,00

3 Industri 6.432.298,02 6842.639,52

4 Listrik, Gas & Air 294.792,96 315.936,70

5 Bangunan 3.747.765,85 3.986.401,22

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.522.659,90 8.009.736,68

7 Angkutan & Komunikasi 2.314.801,61 2.462.018,54

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 661.403,13 710.793,64

9 Jasa-Jasa 2.942.317,15 3.085.638,80

Produk Domestik Regional Bruto 24.196.487,77 25.697.338,39

Sumber: Kota Semarang dalam Angka Tahun 2015

2.4.2. Kondisi Lingkungan Strategis

TOPOGRAFI

Wilayah Kota Semarang berada pada ketinggian antara 0,75 sampai dengan 348,00 meter

dpl (di atas permukaan air laut). Secara topografi Kota Semarang terdiri atas daerah

pantai, dataran rendah dan perbukitan, sehingga memiliki wilayah yang disebut sebagai

kota bawah dan kota atas.

Pada daerah perbukitan (kota atas) mempunyai ketinggian 90,56 - 348 mdpl yang diwakili

oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu, Mijen,

dan Gunungpati, dan di dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 mdpl. Kota bawah

merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki ketinggian 0.75 – 3,49 mdpl. Secara

lengkap ketinggian tempat di Kota Semarang yaitu sebagai berikut:

a. Dataran pesisir pantai: 1% dari luas wilayah total dengan ketinggian wilayah 0-0,75

meter dpl

b. Dataran rendah: 33% dari luas wilayah total dengan ketinggian wilayah 0,75-5 meter dpl

(15)

Tabel 2.6.

Ketinggian Tempat di Kota Semarang

No BAGIAN WILAYAH KETINGGIAN

(DPL)

1. Daerah Pantai 0,75

2. Pusat Keramaian Kota

(Depan Hotel Dibya Puri Semarang) 2,45

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2015

Secara topografi Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah

pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai

kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran dengan

kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%.

Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu:

1. Lereng I (0-2 %), luasan wilayah Kota Semarang dengan kelerengan sebesar 0-2%

adalah sebesar 16574, 6 Ha (43%). Sebaran wilayah dengan tingkat kelerengan ini

sebagian besar berada meliputi kecamatan Genuk Pedurungan, Gayamsari, Semarang

Timur, Semarang Utara dan Tugu serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang

Banyumanik dan Mijen.

2. Lereng II (2-15 %), dengan luas wilayah sebesar 14.090,5 Ha (37%). Wilayah di Kota

Semarang dengan tingkat kelerengan ini meliputi kecamatan Semarang Barat,

Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan.

3. Lereng III (15-40 %), meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (kecamatan

Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon), sebagian

wilayah kecamatan Banyumanik dan kecamatan Candisari dengan luas keseluruhan

sebesar 7050,8 Ha (18%).

4. Lereng IV (> 40 %) meliputi sebagian wilayah Banyumanik (sebelah tenggara), dan

sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kaligarang dan Kali

Kripik yang memiliki keseluruhan luasan sebesar 766,7 Ha (2%).

(16)
(17)

GEOHIDROLOGI

Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai – sungai yang

mengalir di Kota Semarang antara lain Kaligarang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal

Timur, Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain sebagainya. Kaligarang

yang bermata air di gunung Ungaran, alur sungainya memanjang ke arah Utara hingga

mencapai Pegandan tepatnya di Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali

Kripik. Kaligarang sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir membelah

lembah-lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan aliran yang

cukup deras. Berdasarkan kondisi masing-masing wilayah, maka kondisi hidrologi di Kota

Semarang secara lebih detail dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Di wilayah Kecamatan Semarang Tengah

1) Persediaan air rata-rata cukup baik. Kedalaman sumber air dangkal/sumur

berkisar antara 5-10 meter.

2) Pada beberapa wilayah yang dekat dengan kawasan pantai perlu mewaspadai

adanya intrusi air laut yang masuk pada wilayah daratan.

3) Pada kawasan yang berbatasan dengan Kali Banger (Kelurahan Purwodinatan),

kondisi air permukaan cukup berlimpah, tetapi juga rawan terhadap genangan

air.

b. Di wilayah Kecamatan Semarang Timur

1) Rata-rata kedalaman permukaan air dangkal/sumur antara 5-10 meter.

2) Pada beberapa wilayah yang berbatasan dengan Sungai Banjir Kanal Timur

termasuk daerah yang cukup subur karena ketersediaan air cukup berlimpah

(Kelurahan Kemijen, Rejomulyo, Mlatiharjo, Mlatibaru dan Bugangan).

3) Perlu penghijauan untuk peresapan di sepanjang kawasan tepi sungai.

c. Di wilayah Kecamatan Semarang Selatan

1) Rata-rata kedalaman permukaan air dangkal/sumur antara 5-10 meter.

2) Pada beberapa wilayah yang berbatasan dengan Sungai Banjir Kanal barat

termasuk daerah yang cukup subur karena ketersediaan air cukup berlimpah

(Kelurahan Bulu Stalan dan Barusari)

3) Perlu diwaspadai terjadinya bencana banjir bandang yang merupakan kiriman

dari daerah atas (Kabupaten Semarang)

d. Di wilayah Kecamatan Gajah Mungkur

1) Termasuk kawasan perbukitan dengan karakteristik ketersediaan air berkurang

pada musim kemarau, tetapi sebaliknya, debit dan aliran air cukup tinggi pada

(18)

2) Rata-rata kedalaman air tanah dan permukaan air dangkal mencapai 10-20

meter

3) Potensi daerah genangan dengan luas genangan mencapai 1-25 Ha (Kelurahan

Petompon, Bendan Ngisor dan Karangrejo)

e. Di wilayah Kecamatan Candisari

1) Rata-rata kedalaman air tanah dan permukaan air dangkal mencapai 10-20

meter

2) Potensi daerah genangan dengan luas genangan mencapai 1-25 Ha (Kelurahan

Kaliwiru)

f. Di wilayah Kecamatan Semarang Utara

1) Termasuk daerah akuifer produktif dengan penyebaran luas mencapai 5-10

liter/detik (Kelurahan Tanjung Mas, Bandarharjo dan Kuningan)

2) Akuifer produktif tinggi yang mencapai lebih dari 10 liter/detik sangat

berpotensi mengakibatkan timbulnya genangan air laut/rob.

3) Kedalaman sumur rata-rata 3-10 meter

4) Daerah genangan/rob dengan ketinggian rata-rata 20-60 cm, dengan lama

genangan 2,5-7 jam.

5) Penetrasi air laut mencapai 11-15 meter, pada jarak 3,5 Km dari garis pantai.

6) Kedalaman air payau 1-10 meter pada jarak 3,5 Km dari garis pantai

g. Di wilayah Kecamatan Semarang Barat

1) Termasuk kawasan dengan akuifer produktif sedang, dengan penyebaran luas

mencapai 5 liter/detik.

2) Pada daerah yang dekat ke arah pantai/laut, muncul daerah genangan air

pasang laut/rob dengan ketinggian rata-rata 20-60 cm, dengan lama genangan

2,5-7 jam

h. Di wilayah Kecamatan Genuk

1) Termasuk kawasan dengan akuifer produktif sedang, dengan penyebaran luas

mencapai 5 liter/detik.

2) Di beberapa tempat (Kelurahan Terboyo Kulon, Terboyo Wetan dan Trimulyo)

sangat berpotensi terjadi genangan dan rob dengan ketinggian genangan

mencapai 0,5-1 meter dan lama genangan mencapai 1-2 hari.

3) Pada kawasan sepanjang tepi Sungai Banjir Kanal Timur sumber air berkurang

akibat terjadi pendangkalan dasar sungai karena endapan dan sedimentasi,

(19)

4) Muncul genangan yang berasal dari luapan air sungai Banjir Kanal Timur di

bagian hilir yang menuju ke laut, karena rendahnya derajat kemiringan sungai

terhadap permukaan air laut, sehingga aliran sungai terhambat masuk ke laut

dan meluap ke arah daratan.

5) Persentase daerah catchment area pada Daerah Aliran Sungai semakin

berkurang.

i. Di wilayah Kecamatan Gayamsari

1) Termasuk kawasan dengan akuifer produktif sedang, dan tinggi dengan

penyebaran luas mencapai 5-10 liter/detik.

2) Potensi air tanah sangat tinggi

3) Rawan genangan air, dengan tinggi genangan antara 0,5-1 meter dan lama

genangan mencapai 1-2 hari.

j. Di wilayah Kecamatan Pedurungan

1) Termasuk kawasan dengan akuifer produktif sedang, dan tinggi dengan

penyebaran luas mencapai 5-10 liter/detik.

2) Potensi air tanah sangat tinggi

3) Rawan genangan air terutama di Kelurahan Plamongansari akibat aliran Sungai

Pengkol.

k. Di wilayah Kecamatan Tembalang

1) Termasuk daerah sumber mata air dengan ketersediaan air cukup tinggi

2) Termasuk dalam aliran Sungai Kali Ketekan, Hulu Kali Pengkol, Kali Watuanak

dan Kali Durga Dewi.

l. Di wilayah Kecamatan Banyumanik

1) Termasuk daerah sumber mata air dengan ketersediaan air cukup tinggi

2) Termasuk dalam aliran Sungai Kali Ketekan, Hulu Kali Pengkol, Kali Watuanak

dan Kali Durga Dewi.

m. Di wilayah Kecamatan Gunungpati

1) Termasuk dalam arah aliran air Sungai Kreo, Kali Kripik dan Kaligarang

2) Terdapat beberapa DAM, yaitu DAM Sigotek, DAM Jinunjung, DAM Gandhu

dan DAM Kripik.

3) Fluktuasi air sangat tinggi

4) Sebagai sumber mata air dan termasuk daerah kawasan konservasi air bagi

wilayah Semarang bagian bawah

(20)

n. Di wilayah Kecamatan Mijen

1) Termasuk dalam arah aliran air Sungai Kreo, Kali Blorong, Kali Joho dan Kali

Palapa.

2) Fluktuasi air tergantung musim

3) Run off air cukup tinggi

4) Di beberapa tempat (Kelurahan Ngadirgo dan Bubakan) kedalaman air tanah

mencapai lebih dari 50 meter

o. Di wilayah Kecamatan Ngaliyan

1) Termasuk dalam arah aliran air Sungai Beringin

2) Potensi bahaya terhadap luapan air sungai

3) Kedalaman air tanah antara 15-30 meter

p. Di wilayah Kecamatan Tugu

1) Dilalui aliran Sungai Kali Mangkang, Kali Beringin, Kali Tambakromo dan Kali

Delik

2) Bahaya luapan air sungai dan tambak pada daerah yang berdekatan dengan

kawasan pantai

Permasalahan lain yang ada di Kota Semarang adalah banjir. Luasan daerah yang rawan

akan banjir di Kota Semarang seperti pada di bawah ini.

Tabel 2.7. Luasan Daerah Rawan Banjir Tiap Kelurahan di Kota Semarang

KECAMATAN KELURAHAN PER METER (m2) LUASAN (Ha)

Tugu

Jrakah 1955,895 5,443

Mangkang Kulon 10744,625 228,516

Mangunharjo 10940,469 46,404

Mangkang Wetan 7447,159 82,226

Randugarut 5594,362 56,264

Karang Anyar 4905,057 80,014

Tugurejo 5457,921 100,253

Jrakah 1112,212 5,375

Purwosari 3271,194 47,014

Plombokan 2488,563 38,255

Bulu Lor 4676,161 36,219

Semarang Timur

Kemijen 6326,987 72,696

Mlatiharjo 503,550 0,946

Rejomulyo 1279,326 3,181

Mlatibaru 836,962 1,722

Semarang Tengah

Purwodinatan 1592,901 7,461

Kauman 1557,822 5,236

Pandan Sari 2506,812 26,599

Bangunharjo 1327,681 7,698

(21)

KECAMATAN KELURAHAN PER METER (m2) LUASAN (Ha)

Kembang Sari 1460,759 9,275

Pindrikan Lor 1130,059 0,952

Purwodinatan 1871,268 17,482

Kauman 912,785 1,179

Kranggan 741,708 2,225

Gabahan 1761,610 7,647

Miroto 330,616 0,072

Pekunden 4336,512 37,422

Karang Kidul 3109,573 51,270

Brumbungan 2468,312 34,353

Jagalan 2888,218 18,528

Semarang Selatan

Bulustalan 1366,770 0,863

Randusari 1123,748 3,569

Mugasari 3366,940 18,177

Pleburan 3614,626 72,706

Wonodri 3288,775 22,803

Krobokan 4030,361 87,239

Gisikdrono 3689,066 32,859

Karang Ayu 3261,795 65,679

Kalibanteng Kulon 5067,358 66,700

Krapyak 3203,576 13,473

Cabean 2188,742 29,030

Salaman Mulyo 2522,888 22,577

Bojong Salaman 1782,782 14,617

Kalibanteng Kidul 535,932 1,502

Kembang Arum 3123,338 50,199

Peterongan 2242,059 25,559

Lamper Lor 1360,308 7,713

Lamper Tengah 352,957 0,494

Lamper Tengah 1091,686 7,142

Pedurungan

Muktiharjo Kidul 1698,854 16,805

Tlogosari Wetan 731,618 0,997

Tlogomulyo 6120,807 162,025

Pedurungan Tengah 2749,703 13,797

Plamongansari 3791,191 39,827

Genuk

Trimulyo 5113,972 116,566

Terboyo Wetan 5100,894 87,010

Terboyo Kulon 7876,236 259,923

Banjar Dowo 6880,190 210,428

Genuksari 7311,583 238,023

Kudu 1061,919 2,057

Karang Roto 6044,077 38,987

Gebangsari 4999,072 82,537

Muktiharjo Lor 4072,490 99,326

Sembungharjo 7234,951 63,488

Bangetayu Kulon 3985,382 51,811

Penggaron Lor 5128,441 23,277

Bangetayu Wetan 6975,736 172,477

Ngaliyan

Wonosari 9811,287 65,895

Podorejo 1431,148 7,035

(22)

KECAMATAN KELURAHAN PER METER (m2) LUASAN (Ha)

Gondoriyo 646,766 2,699

Wates 3432,893 53,018

Semarang Timur

Mlatiharjo 1696,578 6,767

Mlatibaru 1905,961 16,020

Bugangan 2216,700 31,022

Kebonagung 1991,809 22,614

Rejosari 3497,283 66,054

Sarirejo 2839,023 40,754

Karangturi 2371,174 18,424

Karangtempel 1963,763 19,950

Candisari Tegalsari 1714,102 6,500

Gayamsari

Sawah Besar 3028,929 44,492

Sambirejo 1179,883 1,902

Siwalan 348,909 0,646

Pandean Lamper 246,609 0,216

Pandean Lamper 950,423 5,162

Gayamsari 1308,791 6,582

Kranggan 1352,131 11,491

Sambirejo 438,683 0,322

Tambakrejo 3934,531 103,254

Kaligawe 3379,459 61,015

Mijen

Wonoplumbon 2036,249 19,203

Ngadirgo 1951,494 12,092

Ngadirgo 895,662 3,780

Wonolopo 1785,354 14,027

Banyumanik Pedalangan 2049,185 21,939

Tembalang

Meteseh 1512,715 13,250

Meteseh 1117,773 6,677

Rowosari 2266,730 13,417

Meteseh 194,395 0,195

Rowosari 1717,738 16,423

Rowosari 1256,953 10,530

Tembalang 2185,363 29,226

Sendang Mulyo 1694,337 17,150

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

GEOLOGI

Kondisi Geologi, Kota Semarang berdasarkan Peta Geologi Lembar Magelang - Semarang

(RE. Thaden, dkk; 1996), susunan stratigrafinya adalah sebagai berikut: Aluvium (Qa),

Batuan Gunungapi Gajahmungkur (Qhg), Batuan Gunungapi Kaligesik (Qpk), Formasi

Jongkong (Qpj), Formasi Damar (QTd), Formasi Kaligetas (Qpkg), Formasi Kalibeng (Tmkl),

Formasi Kerek (Tmk). Pada dataran rendah berupa endapan aluvial sungai, endapan fasies

dataran delta dan endapan fasies pasang-surut. Endapan tersebut terdiri dari

selang-seling antara lapisan pasir, pasir lanauan dan lempung lunak, dengan sisipan lensa-lensa

kerikil dan pasir vulkanik. Sedangkan daerah perbukitan sebagian besar memiliki struktur

geologi berupa batuan beku.

Berdasarkan struktur geologi yang ada di Kota Semarang terdiri atas tiga bagian yaitu

struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Daerah patahan tanah bersifat erosif

dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang diskontinyu (tak teratur),

heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Pada daerah sekitar aliran Kaligarang

merupakan patahan Kaligarang, yang membujur arah utara sampai selatan, di sepanjang

Kaligarang yang berbatasan dengan Bukit Gombel. Patahan ini bermula dari Ondorante,

ke arah utara hingga Bendan Duwur.

Pada wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah memiliki jenis tanah berupa

struktur pelapukan, endapan dan lanau yang dalam. Kondisi geologi Kota Semarang

diidentifikasi berdasarkan satuan-satuan litologi sebagai berikut:

1. Bagian utara sebagian besar ditutupi oleh endapan permukaan yang merupakan

alluvium hasil pembentukan delta Kaligarang. Terdiri dari lapisan pasir, lempung,

kerikil.

2. Bagian selatan memiliki lapisan litologi breksi dan lava andesit, termasuk ke dalam

endapan vulkanik.

3. Daerah perbukitan (Srondol Wetan, Banyumanik, dan sekitarnya terdiri dari lapisan

batuan breksi vulkanik dengan sisipan lava batu pasir tufa dan tanah berwarna merah

dengan ketebalan 50-200 meter.

4. Pembagian tingkat permeabilitas tanah berdasarkan jenis litologi ialah sebagai

berikut :

a. Sebagian wilayah Kecamatan Semarang Selatan, Semarang Barat, Gunungpati,

dan Mijen dan kondisi tidak permabel (Kedap) dengan nilai antara 0,04-87,5

(28)

b. Sebagian wilayah Tugu, Mijen, Semarang Timur dan Genuk mempunyai tingkat

permeabilitas rendah dengan nilai antara 4-2.037 liter/m2/hari;

c. Sebagian wilayah Genuk, Semarang Tengah, Semarang Utara, Semarang Barat

dan Tugu mempunyai tingkat permeabilitas dengan nilai antara 4.037-122.000

liter/m2/hari;

d. Wilayah Kecamatan Mijen, Gunungpati dan Semarang Selatan mempunyai

permeabilitas tinggi dengan nilai antara 8.149-203.735 liter/m2/hari.

Mengenai jenis tanah Kota Semarang dapat digambarkan sebagai berikut. Wilayah Kota

Semarang yang berupa dataran rendah memiliki jenis tanah berupa struktur pelapukan,

endapan, dan lanau yang dalam. Jenis Tanah di Kota Semarang meliputi kelompok

mediteran coklat tua, latosol coklat tua kemerahan, asosiai alluvial kelabu, Alluvial

Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan Komplek Regosol Kelabu Tua dan

Grumosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25 % wilayah Kota Semarang memiliki jenis

tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan kurang lebih 30 % lainnya memiliki jenis tanah

latosol coklat tua. Jenis tanah lain yang ada di wilayah Kota Semarang memiliki geologi

jenis tanah asosiasi kelabu dan aluvial coklat kelabu dengan luas keseluruhan kurang lebih

22 % dari seluruh luas Kota Semarang. Sisanya alluvial hidromorf dan grumosol kelabu

tua.

Tabel 2.8.

Sebaran Jenis Tanah di Kota Semarang

NO JENIS TANAH LOKASI

22  Tanaman tahunan tidak

produktif

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

KLIMATOLOGI

Kota Semarang memiliki iklim tropis dengan dua jenis musim, yaitu musim kemarau dan

musim penghujan yang memiliki siklus bergantian selam lebih kurang enam bulan.

Menurut data dinas meterologi dan geofisika pada umumnya hujan di Kota Semarang

turun pada bulan Desember sampai Mei, sedangkan antara bulan Juni sampai November

merupakan musim kemarau.

Tabel 2.9.

Data Curah Hujan (mm) Di Kota Semarang Tahun 2010-2014

Pos Hujan

(34)
(35)

2.4.3. Data Kawasan Resiko Bencana

Bencana alam yang sering terjadi di Kota Semarang meliputi :

a. bencana rob;

b. bencana abrasi;

c. bencana banjir;

d. bencana gerakan tanah dan longsor;

e. bencana angin topan.

 Kawasan rawan bencana rob yang ada di Kota Semarang meliputi :

a. Kecamatan Semarang Barat;

b. Kecamatan Semarang Tengah;

c. Kecamatan Semarang Utara;

d. Kecamatan Semarang Timur;

e. Kecamatan Genuk;

f. Kecamatan Gayamsari; dan

g. Kecamatan Tugu.

 Kawasan rawan abrasi terdapat di bagian pesisir meliputi :

a. Kecamatan Tugu;

b. Kecamatan Semarang Utara;

c. Kecamatan Genuk; dan

d. Kecamatan Semarang Barat.

 Kawasan rawan bencana banjir meliputi :

a. Kecamatan Gajahmungkur;

b. Kecamatan Gayamsari;

c. Kecamatan Ngaliyan;

d. Kecamatan Tugu;

e. Kecamatan Semarang Barat;

f. Kecamatan Semarang Tengah;

g. Kecamatan Semarang Utara;

h. Kecamatan Semarang Timur;

i. Kecamatan Pedurungan; dan

(36)

 Kawasan rawan bencana rawan gerakan tanah dan longsor meliputi :

a. kawasan rawan bencana gerakan tanah;

b. kawasan sesar aktif; dan

c. kawasan rawan bencana longsor.

 Kawasan rawan bencana gerakan tanah meliputi :

a. Kecamatan Mijen meliputi : Kelurahan Mijen; Kelurahan Jatibarang; Kelurahan

Kedungpane; dan Kelurahan Purwosari.

b. Kecamatan Gunungpati meliputi : Kelurahan Sadeng; Kelurahan Kandri; Kelurahan

Pongangan; Kelurahan Nongkosawit; Kelurahan Kalisegoro; Kelurahan Sukorejo;

Kelurahan Patemon; dan Kelurahan Pakintelan.

c. Kecamatan Banyumanik meliputi : Kelurahan Gedawang; Kelurahan Tinjomoyo;

Kelurahan Srondol Kulon; Kelurahan Banyumanik; Kelurahan Pudakpayung; dan

Kelurahan Jabungan.

d. Kecamatan Tembalang meliputi : Kelurahan Meteseh; Kelurahan Bulusan;

Kelurahan Kramas; dan Kelurahan Rowosari.

e. Kecamatan Semarang Barat terdapat di Kelurahan Manyaran.

 Kawasan sesar aktif meliputi :

a. Kecamatan Tembalang terdapat di : Kelurahan Jangli; Kelurahan Tembalang;

Kelurahan Bulusan; dan Kelurahan Kramas.

b. Kecamatan Banyumanik meliputi :Kelurahan Srondol Kulon; Kelurahan Tinjomoyo;

Kelurahan Pedalangan; Kelurahan Jabungan; Kelurahan Padangsari; Kelurahan

Sumurboto; dan Kelurahan Tinjomoyo.

c. Kecamatan Gunungpati meliputi : Kelurahan Sumurejo; Kelurahan Mangunsari;

Kelurahan Pakintelan; Kelurahan Plalangan; Kelurahan Patemon; Kelurahan

Sekaran; Kelurahan Kalisegoro; Kelurahan Sadeng; Kelurahan Pongangan;

Kelurahan Ngijo; Kelurahan Cepoko; Kelurahan Kandri; Kelurahan Gunungpati;

Kelurahan Sukorejo;

d. Kecamatan Ngaliyan meliputi : Kelurahan Ngaliyan; Kelurahan Kalipancur; dan

Kelurahan Bambankerep.

e. Kecamatan Mijen meliputi : Kelurahan Tambangan; Kelurahan Jatirejo; Kelurahan

Jatibarang; Kelurahan Wonoplumbon; Kelurahan Ngadirgo; Kelurahan Purwosari;

(37)

f. Kecamatan Gajahmungkur meliputi : Kelurahan Bendan Duwur; Kelurahan Bendan

Ngisor; Kelurahan Sampangan; Kelurahan Bendan Ngisor; dan Kelurahan

Petompon.

g. Kecamatan Semarang Barat meliputi : Kelurahan Kembangarum; Kelurahan

Manyaran; dan Kelurahan Ngemplak Simongan.

h. Kecamatan Candisari meliputi : Kelurahan Karanganyar Gunung; dan Kelurahan

Jomblang.

i. Kecamatan Semarang Selatan meliputi : Kelurahan Lamper Kidul; Kelurahan

Peterongan; dan Kelurahan Wonodri.

j. Kecamatan Semarang Timur meliputi : Kelurahan Karang Kidul; Kelurahan

Sarirejo; dan Kelurahan Jagalan.

 kawasan rawan bencana longsor meliputi :

a. Kecamatan Gajahmungkur meliputi : Kelurahan Bendungan; Kelurahan

Lempongsari. Kelurahan Bendan Ngisor; Kelurahan Bendan Nduwur; dan

Kelurahan Gajahmungkur.

b. Kecamatan Candisari terdapat di Kelurahan Karanganyar Gunung;

c. Kecamatan Tembalang meliputi : Kelurahan Kramas; Kelurahan Bulusan;

Kelurahan Sambiroto; Kelurahan Mangunharjo; Kelurahan Tandang; dan

Kelurahan Sendangguwo

d. Kecamatan Banyumanik terdapat di Kelurahan Padangsari;

e. Kecamatan Gunungpati meliputi : Kelurahan Pongangan; Kelurahan Nongkosawit;

Kelurahan Kalisegoro; Kelurahan Sukorejo; Kelurahan Patemon; dan Kelurahan

Pakintelan.

f. Kecamatan Mijen meliputi : Kelurahan Wonolopo; Kelurahan Jatisari; dan

Kelurahan Kedungpane.

 Kawasan rawan bencana angin topan meliputi :

a. Kecamatan Tembalang;

b. Kecamatan Banyumanik;

c. Kecamatan Gunungpati; dan

(38)

2.4.4. Isu Strategi Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya DI Kota Semarang

diantaranya adalah sebagai berikut :

- Luas Kawasan Kumuh 415,83 Ha yang terdiri dari 15 Kecamatan dan 62 Kelurahan

- Sistem Pengelolaan sampah TPA Jatibarang masih bersifat open dumping

- Cakupan Pelayanan air bersih perkotaan 63,17% yang meliputi rumah tangga,

industry dan fasum fasos

- Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan

adaptasi terhadap perubahan iklim.

- Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

- Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan

yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya

kawasan kumuh.

- Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.

- Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan

kawasan permukiman.

- Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta

perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di

Gambar

Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pendekatan dalam jaringan menggunakan model Discovery Learning dan aplikasi zoom, google classroom dan whatsapp peserta didik secara kreatif,

Analisis tentang konstruksi hubungan ini dalam media sangat penting dan signifikan terutama kalau dihubungkan dengan konteks sosial, karena pengaruh unik dari posisi-posisi mereka

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Shintya Chrestella Oeghoede, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Pengaruh Spesialisasi Industri KAP dan Reputasi Auditor

PERGANTIAN kurikulum yang rencananya bakal diterapkan tahun ini dianggap tepat dan perlu berdasarkan kajian dan analisa dari pemerintah kurikulum sekarang ini sudah dianggab

Sukses Pratama di wilayah Kabupaten dilakukan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung adalah dimulai dari sejak awal perusahaan tersbut menggunakan dan

165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, pada Pasal 6, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memimpin dan mengkoordinasikan

Dari Tabel 9 tampak bahwa kapasitas adaptasi petani pada umumnya lebih tinggi jika lahan garapan utamanya adalah lahan sawah (x6), lahan sawah garapan tidak terlalu rentan

Adapun ayat di atas menurut salah satu penafsirannya sudah dihapus (mansukhah) oleh ayat as-saif. Yaitu ayat yang berisi perintah untuk memerangi orang-orang