2.1. WILAYAH ADMINISTRASI
Secara administratif, Kota Semarang terbagi atas 16 wilayah Kecamatan dan 177
Kelurahan. Luas wilayah Kota Semarang tercatat 373,70 Km2. Kota Semarang terletak antara
garis 6°50´ – 7°10´ Lintang Selatan dan garis 109°35´-110°50´ Bujur timur. Secara administratif
Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 Kecamatan yang ada,
terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen, dengan luas
wilayah 57,55 Km2 dan Kecamatan Gunungpati, dengan luas wilayah 54,11 Km2. Kedua
Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang
sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan
kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, dengan luas
wilayah 5,93 Km2 diikuti oleh Kecamatan Semarang Tengah, dengan luas wilayah 6,14 Km2.
Batas wilayah Kota Semarang sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
Gambar 2.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Semarang (Km2)
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Per Kecamatan Di Kota Semarang Tahun 2014
NO KECAMATAN
Cangkiran, Bubakan, Karang Malang,
Polaman, Purwosari, Tambangan, Jatisari, Mijen, Jati Barang, Kedungpane, Pesantren, Ngadirgo, Wonopolo, Wonoplumbon
14
2 Gunung Pati 54,11
Gunungpati, Plalangan, Sumurrejo,
Pakintelan, Mangunsari, Patemon, Ngijo, Nongkosawit, Cepoko, Jatirejo, Kandri, Pongangan, Kali Segoro, Sekaran, Sukorejo, Sadeng.
16
3 Banyumanik 25,69
Pundakpayung, Gedawang, Jabungan,
Pandangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Pedalangan, Sumur Boto, Srondol Kulon, Tinjomoyo, Ngesrep
11
4 Gajahmungkur 9,07
Sampangan, Bendan Dhuwur, Karangrejo, Gajah Mungkur, Bendan Ngisor, Petompon,
Bendungan, Lempongsari 8
5 Semarang
Selatan 5,93
Bulustalan, Barusari, Randusari, Mugasari, pleburan, Wonodri, Peterongan, Lamper
NO KECAMATAN
Jatingaleh, Karanganyar gunung, Jomblang,
Candi, Kaliwiru, Wonotingal, Tegalsari 7
7 Tembalang 44,20
Rowosari, Meteseh, Kramas, Tembalang, Bulusan, Mangunharjo, Sendang Mulyo, Sambiroto, Jangli, Tandang, Kedung Mundu, Sendangguwo
12
8 Pedurungan 20,72
Gemah, Pedrungan Kidul, Pedurungan Lor, Tlogomulyo, Pedurungan Tengah, Palebon, Kalicari, Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan, Muktiharjo Kidul
12
9 Genuk 27,39
Muktiharjo Lor, Gebangsari, Genuksari,
Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan,
Sembungharjo, Penggaron Lor, Kudu,
Karangroto, Banjardowo, Trimulyo, Terboyo Wetan, Terboyo Kulon
13
10 Gayamsari 6,18
Pandean Lamper, Gayamsari, Siwalan,
Sambirejo, Sawah Besar, Kaligawe,
Tambakrejo 7
11 Semarang Timur 7,70
Karang Turi, Karangtempel, Rejosari,
sarirejo, Kebon Agung, Bugangan,
Mlatiharjo, Mlatibaru, Rejomulyo, Kemijen 10
12 Semarang Utara 10,97
Bulu Lor, Plombokan, Panggung Kidul,
Panggung Lor, Kuningan, Purwosari,
Dadapsari, Bandarharjo, Tanjung Emas 9
13 Semarang
Tengah 6,14
Pekunden, Karang Kidul, Jagalan,
Brumbungan, Miroto, Gabahan, Kranggan,
Purwodinatan, Kauman, Bangunharjo,
Kembang Sari, Pandan sari, Sekayu,
Pindrikan Kidul, Pindrikan Lor
15
14 Semarang Barat 21,74
Kembang Arum, Manyaran, Ngemplak Simongan, Bongasari, Bojong Salaman,
Cabean, Salaman Mloyo, Gisikdrono,
Kalibanteng Kidul, Kalibanteng Kulon,
Krapyak, Tambakharjo, Tawangsari, Karang ayu, Krobokan, Tawangmas
16
15 Tugu 31,78
Jrakah, Tugurejo, Karang Anyar, Randugarut, Mangkang Wetan, Mangunharjo, Mangkang
NO KECAMATAN
Podorejo, Wates, Bringin, Ngaliyan,
Banbankarep, Kalipancur, Purwoyoso,
Tambakaji, Gondoriyo, Wonosari 10
JUMLAH KELURAHAN 177
Sumber: Kota Semarang dalam Angka Tahun 2015
2.2. POTENSI WILAYAH KOTA SEMARANG
Beberapa potensi wilayah di kota Semarang diantaranya adalah sebagai berikut:
Masuk dalam wilayah strategis Kedungsepur yang terdiri dari 16 Kecamatan dan 177
Desa/Kelurahan
Kawasan Kedungsepur merupakan PKN (Pusat Kegiatan Nasional) yang mempunyai
peran dan fungsi PKN berskala global yang mendorong pertumbuhan sektor jasa,
teknologi informasi, pariwisata dan industri wilayah Jawa Tengah dan sebagai Pusat
Pertumbuhan Ekonomi Perkotaan Utama Di Jawa Tengah
Kawasan Kedungsepur termasuk dalam koridor Ekonomi Jawa sebagai pendorong
industri dan Jasa Nasional
2.3. KEPENDUDUKAN
2.3.1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga
Luas wilayah Kota Semarang 373,7 km2 dimana luas Kecamatan Mijen paling besar yaitu
57,55 km2, sedangkan untuk jumlah penduduk yang ada di Kota Semarang tahun 2014 sebanyak
1.584.068 jiwa dimana persebaran yang ada menunjukkan bahwa Kecamatan Pedurungan
memiliki jumlah penduduk paling banyak yaitu 174.133 jiwa. Adapun kepadatan penduduk di Kota
Semarang adalah 4.239 jiwa/ km2, dimana kepadatan tertinggi di Kecamatan Semarang Selatan
sebanyak 13.480 jiwa/km2, kemudian ada Kecamatan Candisari sebanyak 12.176 jiwa/km2.
Sedangkan kepadatan penduduk yang paling kecil ada di Kecamatan Tugu sebanyak 994 jiwa/km2.
Tabel 2.2.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kota Semarang Tahun 2014
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Mijen 29.957 29.468 59.425
2 Gunungpati 38.713 38.595 77.308
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Sumber: Kota Semarang dalam Angka Tahun 2015
2.3.2. Jumlah Penduduk Miskin
Hasil Verifikasi dan Identifikasi Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2015 diperoleh data
warga miskin Kota Semarang sebesar 114.939 KK / 367.848 jiwa dengan rincian warga sangat
miskin sebesar 39 KK / 105 jiwa, warga miskin sebesar 17.336 KK / 54.485 jiwa dan warga hampir
miskin sebesar 97.564 KK / 313.258 jiwa. Prosentase warga miskin Kota Semarang jika
dibandingkan dengan warga Kota Semarang per tanggal 30 april 2015 sebanyak 1.764.405 adalah
sebesar 20,85%.
Jika dibandingkan dengan data hasil Verifikasi dan Identifikasi Warga Miskin Kota
Semarang Tahun 2013 terdapat Penurunan jumlah warga miskin sebesar 6.130 jiwa. Secara
keseluruhan ada penurunan 0,64%, dimana pada pendataan Tahun 2013 menunjukkan bahwa
21,49 % penduduk Kota Semarang tergolong miskin dan dari Hasil Sementara Tahun 2015
Rekapitulasi Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2015
Rincian Warga Miskin Kota Semarang Tahun 2015
No. Kecamatan Kelurahan
Kreteria Kemiskinan
No. Kecamatan Kelurahan
Kreteria Kemiskinan
No. Kecamatan Kelurahan
Kreteria Kemiskinan
No. Kecamatan Kelurahan
Kreteria Kemiskinan
No. Kecamatan Kelurahan
Kreteria Kemiskinan
No. Kecamatan Kelurahan
Kreteria Kemiskinan
2.4.
ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN2.4.1. Perekonomian
PDRB Dan Potensi Ekonomi
Perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
yang ada dimana dibagi menjadi berdasarkan harga berlaku dan harga konstannya. Untuk PDRB
kota Semarang Tahun 2014 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp. 61.092.825,55 juta rupiah
dimana yang paling dominan adalah sektor perdagangan, hotel dan restaurant sebesar Rp.
17.559.840,78 juta rupiah, kemudian ada sektor industri sebanyak Rp. 15.026.452,04 juta rupiah,
sedangkan yang paling sedikit kontribusinya adalah bidang listrik, gas dan air sebanyak
Rp.890.419,76 juta rupiah. PDRB berdasarkan harga berlaku naik dari Rp. 54.384.654,55 juta
rupiah menjadi Rp. 61.092.825,55 juta rupiah.
Tabel 2.4.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013-2014 (juta rupiah)
No. Lapangan Usaha 2013 2014
1 Pertanian 588.074,44 631.643,07
1.1.Tanaman Bahan Makanan 266.390,14 290.566,80
1.2.Tanaman Perkebunan 39.247,40 42.515,39
1.3.Peternakan 242.111,93 254.796,15
1.4.Kehutanan 1.936,24 2.210,01
1.5.Perikanan 38.388,73 41.554,72
2 Pertambangan Dan Penggalian 81.153,57 87.942,37
3 Industri 13.396.296,80 15.026.452,04
4 Listrik, Gas & Air 776.041,22 890.419,76
5 Bangunan 10.562.309,17 11.710.345,24
6 Perdagangan, Hotel dan restoran 15.460.952,20 17.559.840,78
7 Angkutan & Komunikasi 5.091.566,72 5.737.208,38
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.452.004,58 1.643.028,32
9 Jasa-Jasa 6.976,85 7.805.945,59
Produk domestic Regional Bruto 54.384.654,55 61.092.825,55
Sumber: Kota Semarang dalam Angka Tahun 2015
Sedangkan untuk PDRB yang berdasarkan harga konstan 2000 tahun 2014, berjumlah Rp.
25.697.338,39 rupiah, dengan kontribusi tertinggi pada bidang yang sama perdagangan, hotel dan
restaurant sebanyak Rp. 8.009.736,68 juta rupiah, kemudian juga ada sektor industri yang
memberi kontribusi yang tinggi pula sebesar Rp. 6.842.639,52 juta rupiah. PDRB berdasarkan
Tabel 2.5.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2013-2014 (juta rupiah)
No. Lapangan Usaha 2013 2014
1 Pertanian 246.649,51 249.951,28
1.1.Tanaman Bahan Makanan 105.080,73 107.148,53
1.2.Tanaman Perkebunan 15.313,61 15.521,49
1.3.Peternakan 109.688,48 110.470,71
1.4.Kehutanan 886,63 887,75
1.5.Perikanan 15.680,06 15.922,79
2 Pertambangan Dan Penggalian 33.799,64 34.222,00
3 Industri 6.432.298,02 6842.639,52
4 Listrik, Gas & Air 294.792,96 315.936,70
5 Bangunan 3.747.765,85 3.986.401,22
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7.522.659,90 8.009.736,68
7 Angkutan & Komunikasi 2.314.801,61 2.462.018,54
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 661.403,13 710.793,64
9 Jasa-Jasa 2.942.317,15 3.085.638,80
Produk Domestik Regional Bruto 24.196.487,77 25.697.338,39
Sumber: Kota Semarang dalam Angka Tahun 2015
2.4.2. Kondisi Lingkungan Strategis
TOPOGRAFI
Wilayah Kota Semarang berada pada ketinggian antara 0,75 sampai dengan 348,00 meter
dpl (di atas permukaan air laut). Secara topografi Kota Semarang terdiri atas daerah
pantai, dataran rendah dan perbukitan, sehingga memiliki wilayah yang disebut sebagai
kota bawah dan kota atas.
Pada daerah perbukitan (kota atas) mempunyai ketinggian 90,56 - 348 mdpl yang diwakili
oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu, Mijen,
dan Gunungpati, dan di dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 mdpl. Kota bawah
merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki ketinggian 0.75 – 3,49 mdpl. Secara
lengkap ketinggian tempat di Kota Semarang yaitu sebagai berikut:
a. Dataran pesisir pantai: 1% dari luas wilayah total dengan ketinggian wilayah 0-0,75
meter dpl
b. Dataran rendah: 33% dari luas wilayah total dengan ketinggian wilayah 0,75-5 meter dpl
Tabel 2.6.
Ketinggian Tempat di Kota Semarang
No BAGIAN WILAYAH KETINGGIAN
(DPL)
1. Daerah Pantai 0,75
2. Pusat Keramaian Kota
(Depan Hotel Dibya Puri Semarang) 2,45
Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2015
Secara topografi Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah
pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai
kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran dengan
kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%.
Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu:
1. Lereng I (0-2 %), luasan wilayah Kota Semarang dengan kelerengan sebesar 0-2%
adalah sebesar 16574, 6 Ha (43%). Sebaran wilayah dengan tingkat kelerengan ini
sebagian besar berada meliputi kecamatan Genuk Pedurungan, Gayamsari, Semarang
Timur, Semarang Utara dan Tugu serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang
Banyumanik dan Mijen.
2. Lereng II (2-15 %), dengan luas wilayah sebesar 14.090,5 Ha (37%). Wilayah di Kota
Semarang dengan tingkat kelerengan ini meliputi kecamatan Semarang Barat,
Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan.
3. Lereng III (15-40 %), meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (kecamatan
Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon), sebagian
wilayah kecamatan Banyumanik dan kecamatan Candisari dengan luas keseluruhan
sebesar 7050,8 Ha (18%).
4. Lereng IV (> 40 %) meliputi sebagian wilayah Banyumanik (sebelah tenggara), dan
sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kaligarang dan Kali
Kripik yang memiliki keseluruhan luasan sebesar 766,7 Ha (2%).
GEOHIDROLOGI
Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai – sungai yang
mengalir di Kota Semarang antara lain Kaligarang, Kali Pengkol, Kali Kreo, Kali Banjirkanal
Timur, Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali Dungadem dan lain sebagainya. Kaligarang
yang bermata air di gunung Ungaran, alur sungainya memanjang ke arah Utara hingga
mencapai Pegandan tepatnya di Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali
Kripik. Kaligarang sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir membelah
lembah-lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan aliran yang
cukup deras. Berdasarkan kondisi masing-masing wilayah, maka kondisi hidrologi di Kota
Semarang secara lebih detail dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Di wilayah Kecamatan Semarang Tengah
1) Persediaan air rata-rata cukup baik. Kedalaman sumber air dangkal/sumur
berkisar antara 5-10 meter.
2) Pada beberapa wilayah yang dekat dengan kawasan pantai perlu mewaspadai
adanya intrusi air laut yang masuk pada wilayah daratan.
3) Pada kawasan yang berbatasan dengan Kali Banger (Kelurahan Purwodinatan),
kondisi air permukaan cukup berlimpah, tetapi juga rawan terhadap genangan
air.
b. Di wilayah Kecamatan Semarang Timur
1) Rata-rata kedalaman permukaan air dangkal/sumur antara 5-10 meter.
2) Pada beberapa wilayah yang berbatasan dengan Sungai Banjir Kanal Timur
termasuk daerah yang cukup subur karena ketersediaan air cukup berlimpah
(Kelurahan Kemijen, Rejomulyo, Mlatiharjo, Mlatibaru dan Bugangan).
3) Perlu penghijauan untuk peresapan di sepanjang kawasan tepi sungai.
c. Di wilayah Kecamatan Semarang Selatan
1) Rata-rata kedalaman permukaan air dangkal/sumur antara 5-10 meter.
2) Pada beberapa wilayah yang berbatasan dengan Sungai Banjir Kanal barat
termasuk daerah yang cukup subur karena ketersediaan air cukup berlimpah
(Kelurahan Bulu Stalan dan Barusari)
3) Perlu diwaspadai terjadinya bencana banjir bandang yang merupakan kiriman
dari daerah atas (Kabupaten Semarang)
d. Di wilayah Kecamatan Gajah Mungkur
1) Termasuk kawasan perbukitan dengan karakteristik ketersediaan air berkurang
pada musim kemarau, tetapi sebaliknya, debit dan aliran air cukup tinggi pada
2) Rata-rata kedalaman air tanah dan permukaan air dangkal mencapai 10-20
meter
3) Potensi daerah genangan dengan luas genangan mencapai 1-25 Ha (Kelurahan
Petompon, Bendan Ngisor dan Karangrejo)
e. Di wilayah Kecamatan Candisari
1) Rata-rata kedalaman air tanah dan permukaan air dangkal mencapai 10-20
meter
2) Potensi daerah genangan dengan luas genangan mencapai 1-25 Ha (Kelurahan
Kaliwiru)
f. Di wilayah Kecamatan Semarang Utara
1) Termasuk daerah akuifer produktif dengan penyebaran luas mencapai 5-10
liter/detik (Kelurahan Tanjung Mas, Bandarharjo dan Kuningan)
2) Akuifer produktif tinggi yang mencapai lebih dari 10 liter/detik sangat
berpotensi mengakibatkan timbulnya genangan air laut/rob.
3) Kedalaman sumur rata-rata 3-10 meter
4) Daerah genangan/rob dengan ketinggian rata-rata 20-60 cm, dengan lama
genangan 2,5-7 jam.
5) Penetrasi air laut mencapai 11-15 meter, pada jarak 3,5 Km dari garis pantai.
6) Kedalaman air payau 1-10 meter pada jarak 3,5 Km dari garis pantai
g. Di wilayah Kecamatan Semarang Barat
1) Termasuk kawasan dengan akuifer produktif sedang, dengan penyebaran luas
mencapai 5 liter/detik.
2) Pada daerah yang dekat ke arah pantai/laut, muncul daerah genangan air
pasang laut/rob dengan ketinggian rata-rata 20-60 cm, dengan lama genangan
2,5-7 jam
h. Di wilayah Kecamatan Genuk
1) Termasuk kawasan dengan akuifer produktif sedang, dengan penyebaran luas
mencapai 5 liter/detik.
2) Di beberapa tempat (Kelurahan Terboyo Kulon, Terboyo Wetan dan Trimulyo)
sangat berpotensi terjadi genangan dan rob dengan ketinggian genangan
mencapai 0,5-1 meter dan lama genangan mencapai 1-2 hari.
3) Pada kawasan sepanjang tepi Sungai Banjir Kanal Timur sumber air berkurang
akibat terjadi pendangkalan dasar sungai karena endapan dan sedimentasi,
4) Muncul genangan yang berasal dari luapan air sungai Banjir Kanal Timur di
bagian hilir yang menuju ke laut, karena rendahnya derajat kemiringan sungai
terhadap permukaan air laut, sehingga aliran sungai terhambat masuk ke laut
dan meluap ke arah daratan.
5) Persentase daerah catchment area pada Daerah Aliran Sungai semakin
berkurang.
i. Di wilayah Kecamatan Gayamsari
1) Termasuk kawasan dengan akuifer produktif sedang, dan tinggi dengan
penyebaran luas mencapai 5-10 liter/detik.
2) Potensi air tanah sangat tinggi
3) Rawan genangan air, dengan tinggi genangan antara 0,5-1 meter dan lama
genangan mencapai 1-2 hari.
j. Di wilayah Kecamatan Pedurungan
1) Termasuk kawasan dengan akuifer produktif sedang, dan tinggi dengan
penyebaran luas mencapai 5-10 liter/detik.
2) Potensi air tanah sangat tinggi
3) Rawan genangan air terutama di Kelurahan Plamongansari akibat aliran Sungai
Pengkol.
k. Di wilayah Kecamatan Tembalang
1) Termasuk daerah sumber mata air dengan ketersediaan air cukup tinggi
2) Termasuk dalam aliran Sungai Kali Ketekan, Hulu Kali Pengkol, Kali Watuanak
dan Kali Durga Dewi.
l. Di wilayah Kecamatan Banyumanik
1) Termasuk daerah sumber mata air dengan ketersediaan air cukup tinggi
2) Termasuk dalam aliran Sungai Kali Ketekan, Hulu Kali Pengkol, Kali Watuanak
dan Kali Durga Dewi.
m. Di wilayah Kecamatan Gunungpati
1) Termasuk dalam arah aliran air Sungai Kreo, Kali Kripik dan Kaligarang
2) Terdapat beberapa DAM, yaitu DAM Sigotek, DAM Jinunjung, DAM Gandhu
dan DAM Kripik.
3) Fluktuasi air sangat tinggi
4) Sebagai sumber mata air dan termasuk daerah kawasan konservasi air bagi
wilayah Semarang bagian bawah
n. Di wilayah Kecamatan Mijen
1) Termasuk dalam arah aliran air Sungai Kreo, Kali Blorong, Kali Joho dan Kali
Palapa.
2) Fluktuasi air tergantung musim
3) Run off air cukup tinggi
4) Di beberapa tempat (Kelurahan Ngadirgo dan Bubakan) kedalaman air tanah
mencapai lebih dari 50 meter
o. Di wilayah Kecamatan Ngaliyan
1) Termasuk dalam arah aliran air Sungai Beringin
2) Potensi bahaya terhadap luapan air sungai
3) Kedalaman air tanah antara 15-30 meter
p. Di wilayah Kecamatan Tugu
1) Dilalui aliran Sungai Kali Mangkang, Kali Beringin, Kali Tambakromo dan Kali
Delik
2) Bahaya luapan air sungai dan tambak pada daerah yang berdekatan dengan
kawasan pantai
Permasalahan lain yang ada di Kota Semarang adalah banjir. Luasan daerah yang rawan
akan banjir di Kota Semarang seperti pada di bawah ini.
Tabel 2.7. Luasan Daerah Rawan Banjir Tiap Kelurahan di Kota Semarang
KECAMATAN KELURAHAN PER METER (m2) LUASAN (Ha)
Tugu
Jrakah 1955,895 5,443
Mangkang Kulon 10744,625 228,516
Mangunharjo 10940,469 46,404
Mangkang Wetan 7447,159 82,226
Randugarut 5594,362 56,264
Karang Anyar 4905,057 80,014
Tugurejo 5457,921 100,253
Jrakah 1112,212 5,375
Purwosari 3271,194 47,014
Plombokan 2488,563 38,255
Bulu Lor 4676,161 36,219
Semarang Timur
Kemijen 6326,987 72,696
Mlatiharjo 503,550 0,946
Rejomulyo 1279,326 3,181
Mlatibaru 836,962 1,722
Semarang Tengah
Purwodinatan 1592,901 7,461
Kauman 1557,822 5,236
Pandan Sari 2506,812 26,599
Bangunharjo 1327,681 7,698
KECAMATAN KELURAHAN PER METER (m2) LUASAN (Ha)
Kembang Sari 1460,759 9,275
Pindrikan Lor 1130,059 0,952
Purwodinatan 1871,268 17,482
Kauman 912,785 1,179
Kranggan 741,708 2,225
Gabahan 1761,610 7,647
Miroto 330,616 0,072
Pekunden 4336,512 37,422
Karang Kidul 3109,573 51,270
Brumbungan 2468,312 34,353
Jagalan 2888,218 18,528
Semarang Selatan
Bulustalan 1366,770 0,863
Randusari 1123,748 3,569
Mugasari 3366,940 18,177
Pleburan 3614,626 72,706
Wonodri 3288,775 22,803
Krobokan 4030,361 87,239
Gisikdrono 3689,066 32,859
Karang Ayu 3261,795 65,679
Kalibanteng Kulon 5067,358 66,700
Krapyak 3203,576 13,473
Cabean 2188,742 29,030
Salaman Mulyo 2522,888 22,577
Bojong Salaman 1782,782 14,617
Kalibanteng Kidul 535,932 1,502
Kembang Arum 3123,338 50,199
Peterongan 2242,059 25,559
Lamper Lor 1360,308 7,713
Lamper Tengah 352,957 0,494
Lamper Tengah 1091,686 7,142
Pedurungan
Muktiharjo Kidul 1698,854 16,805
Tlogosari Wetan 731,618 0,997
Tlogomulyo 6120,807 162,025
Pedurungan Tengah 2749,703 13,797
Plamongansari 3791,191 39,827
Genuk
Trimulyo 5113,972 116,566
Terboyo Wetan 5100,894 87,010
Terboyo Kulon 7876,236 259,923
Banjar Dowo 6880,190 210,428
Genuksari 7311,583 238,023
Kudu 1061,919 2,057
Karang Roto 6044,077 38,987
Gebangsari 4999,072 82,537
Muktiharjo Lor 4072,490 99,326
Sembungharjo 7234,951 63,488
Bangetayu Kulon 3985,382 51,811
Penggaron Lor 5128,441 23,277
Bangetayu Wetan 6975,736 172,477
Ngaliyan
Wonosari 9811,287 65,895
Podorejo 1431,148 7,035
KECAMATAN KELURAHAN PER METER (m2) LUASAN (Ha)
Gondoriyo 646,766 2,699
Wates 3432,893 53,018
Semarang Timur
Mlatiharjo 1696,578 6,767
Mlatibaru 1905,961 16,020
Bugangan 2216,700 31,022
Kebonagung 1991,809 22,614
Rejosari 3497,283 66,054
Sarirejo 2839,023 40,754
Karangturi 2371,174 18,424
Karangtempel 1963,763 19,950
Candisari Tegalsari 1714,102 6,500
Gayamsari
Sawah Besar 3028,929 44,492
Sambirejo 1179,883 1,902
Siwalan 348,909 0,646
Pandean Lamper 246,609 0,216
Pandean Lamper 950,423 5,162
Gayamsari 1308,791 6,582
Kranggan 1352,131 11,491
Sambirejo 438,683 0,322
Tambakrejo 3934,531 103,254
Kaligawe 3379,459 61,015
Mijen
Wonoplumbon 2036,249 19,203
Ngadirgo 1951,494 12,092
Ngadirgo 895,662 3,780
Wonolopo 1785,354 14,027
Banyumanik Pedalangan 2049,185 21,939
Tembalang
Meteseh 1512,715 13,250
Meteseh 1117,773 6,677
Rowosari 2266,730 13,417
Meteseh 194,395 0,195
Rowosari 1717,738 16,423
Rowosari 1256,953 10,530
Tembalang 2185,363 29,226
Sendang Mulyo 1694,337 17,150
GEOLOGI
Kondisi Geologi, Kota Semarang berdasarkan Peta Geologi Lembar Magelang - Semarang
(RE. Thaden, dkk; 1996), susunan stratigrafinya adalah sebagai berikut: Aluvium (Qa),
Batuan Gunungapi Gajahmungkur (Qhg), Batuan Gunungapi Kaligesik (Qpk), Formasi
Jongkong (Qpj), Formasi Damar (QTd), Formasi Kaligetas (Qpkg), Formasi Kalibeng (Tmkl),
Formasi Kerek (Tmk). Pada dataran rendah berupa endapan aluvial sungai, endapan fasies
dataran delta dan endapan fasies pasang-surut. Endapan tersebut terdiri dari
selang-seling antara lapisan pasir, pasir lanauan dan lempung lunak, dengan sisipan lensa-lensa
kerikil dan pasir vulkanik. Sedangkan daerah perbukitan sebagian besar memiliki struktur
geologi berupa batuan beku.
Berdasarkan struktur geologi yang ada di Kota Semarang terdiri atas tiga bagian yaitu
struktur joint (kekar), patahan (fault), dan lipatan. Daerah patahan tanah bersifat erosif
dan mempunyai porositas tinggi, struktur lapisan batuan yang diskontinyu (tak teratur),
heterogen, sehingga mudah bergerak atau longsor. Pada daerah sekitar aliran Kaligarang
merupakan patahan Kaligarang, yang membujur arah utara sampai selatan, di sepanjang
Kaligarang yang berbatasan dengan Bukit Gombel. Patahan ini bermula dari Ondorante,
ke arah utara hingga Bendan Duwur.
Pada wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah memiliki jenis tanah berupa
struktur pelapukan, endapan dan lanau yang dalam. Kondisi geologi Kota Semarang
diidentifikasi berdasarkan satuan-satuan litologi sebagai berikut:
1. Bagian utara sebagian besar ditutupi oleh endapan permukaan yang merupakan
alluvium hasil pembentukan delta Kaligarang. Terdiri dari lapisan pasir, lempung,
kerikil.
2. Bagian selatan memiliki lapisan litologi breksi dan lava andesit, termasuk ke dalam
endapan vulkanik.
3. Daerah perbukitan (Srondol Wetan, Banyumanik, dan sekitarnya terdiri dari lapisan
batuan breksi vulkanik dengan sisipan lava batu pasir tufa dan tanah berwarna merah
dengan ketebalan 50-200 meter.
4. Pembagian tingkat permeabilitas tanah berdasarkan jenis litologi ialah sebagai
berikut :
a. Sebagian wilayah Kecamatan Semarang Selatan, Semarang Barat, Gunungpati,
dan Mijen dan kondisi tidak permabel (Kedap) dengan nilai antara 0,04-87,5
b. Sebagian wilayah Tugu, Mijen, Semarang Timur dan Genuk mempunyai tingkat
permeabilitas rendah dengan nilai antara 4-2.037 liter/m2/hari;
c. Sebagian wilayah Genuk, Semarang Tengah, Semarang Utara, Semarang Barat
dan Tugu mempunyai tingkat permeabilitas dengan nilai antara 4.037-122.000
liter/m2/hari;
d. Wilayah Kecamatan Mijen, Gunungpati dan Semarang Selatan mempunyai
permeabilitas tinggi dengan nilai antara 8.149-203.735 liter/m2/hari.
Mengenai jenis tanah Kota Semarang dapat digambarkan sebagai berikut. Wilayah Kota
Semarang yang berupa dataran rendah memiliki jenis tanah berupa struktur pelapukan,
endapan, dan lanau yang dalam. Jenis Tanah di Kota Semarang meliputi kelompok
mediteran coklat tua, latosol coklat tua kemerahan, asosiai alluvial kelabu, Alluvial
Hidromorf, Grumosol Kelabu Tua, Latosol Coklat dan Komplek Regosol Kelabu Tua dan
Grumosol Kelabu Tua. Kurang lebih sebesar 25 % wilayah Kota Semarang memiliki jenis
tanah mediteranian coklat tua. Sedangkan kurang lebih 30 % lainnya memiliki jenis tanah
latosol coklat tua. Jenis tanah lain yang ada di wilayah Kota Semarang memiliki geologi
jenis tanah asosiasi kelabu dan aluvial coklat kelabu dengan luas keseluruhan kurang lebih
22 % dari seluruh luas Kota Semarang. Sisanya alluvial hidromorf dan grumosol kelabu
tua.
Tabel 2.8.
Sebaran Jenis Tanah di Kota Semarang
NO JENIS TANAH LOKASI
22 Tanaman tahunan tidak
produktif
KLIMATOLOGI
Kota Semarang memiliki iklim tropis dengan dua jenis musim, yaitu musim kemarau dan
musim penghujan yang memiliki siklus bergantian selam lebih kurang enam bulan.
Menurut data dinas meterologi dan geofisika pada umumnya hujan di Kota Semarang
turun pada bulan Desember sampai Mei, sedangkan antara bulan Juni sampai November
merupakan musim kemarau.
Tabel 2.9.
Data Curah Hujan (mm) Di Kota Semarang Tahun 2010-2014
Pos Hujan
2.4.3. Data Kawasan Resiko Bencana
Bencana alam yang sering terjadi di Kota Semarang meliputi :
a. bencana rob;
b. bencana abrasi;
c. bencana banjir;
d. bencana gerakan tanah dan longsor;
e. bencana angin topan.
Kawasan rawan bencana rob yang ada di Kota Semarang meliputi :
a. Kecamatan Semarang Barat;
b. Kecamatan Semarang Tengah;
c. Kecamatan Semarang Utara;
d. Kecamatan Semarang Timur;
e. Kecamatan Genuk;
f. Kecamatan Gayamsari; dan
g. Kecamatan Tugu.
Kawasan rawan abrasi terdapat di bagian pesisir meliputi :
a. Kecamatan Tugu;
b. Kecamatan Semarang Utara;
c. Kecamatan Genuk; dan
d. Kecamatan Semarang Barat.
Kawasan rawan bencana banjir meliputi :
a. Kecamatan Gajahmungkur;
b. Kecamatan Gayamsari;
c. Kecamatan Ngaliyan;
d. Kecamatan Tugu;
e. Kecamatan Semarang Barat;
f. Kecamatan Semarang Tengah;
g. Kecamatan Semarang Utara;
h. Kecamatan Semarang Timur;
i. Kecamatan Pedurungan; dan
Kawasan rawan bencana rawan gerakan tanah dan longsor meliputi :
a. kawasan rawan bencana gerakan tanah;
b. kawasan sesar aktif; dan
c. kawasan rawan bencana longsor.
Kawasan rawan bencana gerakan tanah meliputi :
a. Kecamatan Mijen meliputi : Kelurahan Mijen; Kelurahan Jatibarang; Kelurahan
Kedungpane; dan Kelurahan Purwosari.
b. Kecamatan Gunungpati meliputi : Kelurahan Sadeng; Kelurahan Kandri; Kelurahan
Pongangan; Kelurahan Nongkosawit; Kelurahan Kalisegoro; Kelurahan Sukorejo;
Kelurahan Patemon; dan Kelurahan Pakintelan.
c. Kecamatan Banyumanik meliputi : Kelurahan Gedawang; Kelurahan Tinjomoyo;
Kelurahan Srondol Kulon; Kelurahan Banyumanik; Kelurahan Pudakpayung; dan
Kelurahan Jabungan.
d. Kecamatan Tembalang meliputi : Kelurahan Meteseh; Kelurahan Bulusan;
Kelurahan Kramas; dan Kelurahan Rowosari.
e. Kecamatan Semarang Barat terdapat di Kelurahan Manyaran.
Kawasan sesar aktif meliputi :
a. Kecamatan Tembalang terdapat di : Kelurahan Jangli; Kelurahan Tembalang;
Kelurahan Bulusan; dan Kelurahan Kramas.
b. Kecamatan Banyumanik meliputi :Kelurahan Srondol Kulon; Kelurahan Tinjomoyo;
Kelurahan Pedalangan; Kelurahan Jabungan; Kelurahan Padangsari; Kelurahan
Sumurboto; dan Kelurahan Tinjomoyo.
c. Kecamatan Gunungpati meliputi : Kelurahan Sumurejo; Kelurahan Mangunsari;
Kelurahan Pakintelan; Kelurahan Plalangan; Kelurahan Patemon; Kelurahan
Sekaran; Kelurahan Kalisegoro; Kelurahan Sadeng; Kelurahan Pongangan;
Kelurahan Ngijo; Kelurahan Cepoko; Kelurahan Kandri; Kelurahan Gunungpati;
Kelurahan Sukorejo;
d. Kecamatan Ngaliyan meliputi : Kelurahan Ngaliyan; Kelurahan Kalipancur; dan
Kelurahan Bambankerep.
e. Kecamatan Mijen meliputi : Kelurahan Tambangan; Kelurahan Jatirejo; Kelurahan
Jatibarang; Kelurahan Wonoplumbon; Kelurahan Ngadirgo; Kelurahan Purwosari;
f. Kecamatan Gajahmungkur meliputi : Kelurahan Bendan Duwur; Kelurahan Bendan
Ngisor; Kelurahan Sampangan; Kelurahan Bendan Ngisor; dan Kelurahan
Petompon.
g. Kecamatan Semarang Barat meliputi : Kelurahan Kembangarum; Kelurahan
Manyaran; dan Kelurahan Ngemplak Simongan.
h. Kecamatan Candisari meliputi : Kelurahan Karanganyar Gunung; dan Kelurahan
Jomblang.
i. Kecamatan Semarang Selatan meliputi : Kelurahan Lamper Kidul; Kelurahan
Peterongan; dan Kelurahan Wonodri.
j. Kecamatan Semarang Timur meliputi : Kelurahan Karang Kidul; Kelurahan
Sarirejo; dan Kelurahan Jagalan.
kawasan rawan bencana longsor meliputi :
a. Kecamatan Gajahmungkur meliputi : Kelurahan Bendungan; Kelurahan
Lempongsari. Kelurahan Bendan Ngisor; Kelurahan Bendan Nduwur; dan
Kelurahan Gajahmungkur.
b. Kecamatan Candisari terdapat di Kelurahan Karanganyar Gunung;
c. Kecamatan Tembalang meliputi : Kelurahan Kramas; Kelurahan Bulusan;
Kelurahan Sambiroto; Kelurahan Mangunharjo; Kelurahan Tandang; dan
Kelurahan Sendangguwo
d. Kecamatan Banyumanik terdapat di Kelurahan Padangsari;
e. Kecamatan Gunungpati meliputi : Kelurahan Pongangan; Kelurahan Nongkosawit;
Kelurahan Kalisegoro; Kelurahan Sukorejo; Kelurahan Patemon; dan Kelurahan
Pakintelan.
f. Kecamatan Mijen meliputi : Kelurahan Wonolopo; Kelurahan Jatisari; dan
Kelurahan Kedungpane.
Kawasan rawan bencana angin topan meliputi :
a. Kecamatan Tembalang;
b. Kecamatan Banyumanik;
c. Kecamatan Gunungpati; dan
2.4.4. Isu Strategi Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya DI Kota Semarang
diantaranya adalah sebagai berikut :
- Luas Kawasan Kumuh 415,83 Ha yang terdiri dari 15 Kecamatan dan 62 Kelurahan
- Sistem Pengelolaan sampah TPA Jatibarang masih bersifat open dumping
- Cakupan Pelayanan air bersih perkotaan 63,17% yang meliputi rumah tangga,
industry dan fasum fasos
- Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim.
- Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
- Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan
yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya
kawasan kumuh.
- Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.
- Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan
kawasan permukiman.
- Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta
perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di