• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords : Election, KPU Tasikmalaya, E-Voting, Prototyping, Web.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords : Election, KPU Tasikmalaya, E-Voting, Prototyping, Web."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN E-VOTING

DALAM PEMILIHAN WALIKOTA TASIKMALAYA (Studi Kasus : KPU Kota Tasikmalaya)

Nizar Gandara [1]. Acep Irham Gufroni[2]. Heni Sulastri[3]

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi Tasikmalaya Email : nizaranger@yahoo.com

ABSTRACT

Election process of Walikota Tasikmalaya is still done conventionally with way to perforate ballots or mark ballots and then put it into the ballot box, causing the counting process is slow and the lack of accurate of the vote count because of the lack of careful in the counting of votes and voters who chose more than one pair of candidates. For example, choose two or more pairs of candidates in the elections that led to the vote not valid. Thus, to overcome the problems it is designed and built an electoral system uses electonic voting (e-voting) web-based. The purpose of this research is to make e-voting system selection of Walikota Tasikmalaya. The methodology used in the manufacture of e-voting system using the method of prototyping with software requirements gathering stage, the manufacturing planning software, planning software creation, construction and evaluation of the test system software using the Black-Box. Features resultant from the construction of e-voting produces three access privileges include, central administratos to manage all e-voting, administrators tps to manage e-voting are in tps and selection page is used to select candidates of Walikota Tasikmalaya, and the acquisition of the voting results of the election and its report.

Keywords : Election, KPU Tasikmalaya, E-Voting, Prototyping, Web. ABSTRAK

Proses pemilu pemilihan Walikota Tasikmalaya masih dilakukan secara konvensional dengan cara mencoblos atau mencontreng kertas suara kemudian memasukannya ke dalam kotak suara sehingga menyebabkan lambatnya proses penghitungan suara dan kurang akuratnya hasil penghitungan suara yang disebabkan oleh kurang ketelitian dalam penghitungan suara serta adanya pemilih yang memilih lebih dari satu pasangan calon. Misalnya, memilih dua atau lebih pasangan calon dalam satu kali pemilihan yang menyebabkan suara tersebut tidak sah. Dengan demikian, untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dirancang dan dibangun suatu pemilihan umum menggunakan sistem electonic voting (e-voting) berbasis web. Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat sistem e-voting pemilihan Walikota Tasikmalaya. Metodologi yang digunakan dalam pembuatan sistem e-voting ini menggunakan metode prototyping dengan tahapan pengumpulan kebutuhan perangkat lunak, perencanaan pembuatan perangkat lunak, rencana pembuatan perangkat lunak, konstruksi dan evaluasi perangkat lunak dengan pengujian sistem menggunakan Black-Box. Fitur yang dihasilkan dari pembuatan e-voting tersebut menghasilkan tiga hak akses diantaranya administrator pusat untuk mengelola semua web e-voting, administrator tps untuk mengelola web e-voting yang berada di tps, halaman pemilih yang digunakan untuk memilih pasangan calon Walikota Tasikmalaya, dan perolehan hasil suara dari pemilihan tersebut beserta laporannya.

Kata Kunci : Pemilihan Umum, KPU Tasikmalaya, E-Voting, Prototyping, Web. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya kemajuan teknologi sekarang ini dapat mempengaruhi dan mempermudah manusia dalam berbagai bidang. Salah satunya yaitu dalam bidang politik (Pemilu) yang bisa memanfaatkan dari kemajuan teknologi tersebut.

Pemilihan umum secara electronic voting (e-voting) pada saat ini merupakan pilihan yang inovatif dan sangat penting dalam melaksanakan salah satu pilar demokrasi yang berkualitas, dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat untuk memilih Walikota Tasikmalaya.

Proses pemilu di Kota Tasikmalaya khususnya dalam pemilihan Walikota masih dilakukan secara konvensional dengan cara mencoblos atau mencontreng kertas suara kemudian memasukannya ke kotak suara sehingga

menyebabkan lambatnya proses penghitungan suara, kurang akuratnya hasil penghitungan suara serta adanya pemilih yang memilih lebih dari satu pasangan calon.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka munculah gagasan untuk melaksanakan suatu sistem pemilihan umum dengan cara e-voting sehingga dapat diambil judul yaitu “Rancang Bangun E-Voting Dalam Pemilihan Walikota Tasikmalaya” yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada dalam penyelenggaraan pemilihan umum Walikota Tasikmalaya.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah 1. E-voting yang dibuat merupakan e-voting untuk

pemilihan Walikota khususnya di kota Tasikmalaya.

(2)

2. E-voting yang dibuat hanya pada proses pemungutan suara sampai penghitungan hasil suara, proses selain itu tidak dibahas.

3. Penanganan keamanan sistem hanya pada pengisian username, password dan kode keamanan pada saat login.

4. Proses pemilihan suara dilakukan di Tempat Pemungutan Suara (TPS), dengan dibatasi 3 calon, 1 Kelurahan per kecamatan, 1 TPS per Kelurahan.

C. Tujuan Peneltian

Tujuan dari penelitian ini dikemukakan untuk menguraikan materi yang akan dibahas. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Mengatasi lambatnya proses penghitungan

suara serta agar akuratnya hasil penghitungan suara.

2. Merancang dan membangun sistem e-voting yang hanya bisa melakukan satu kali hak pilih. 3. Merancang dan membangun sistem e-voting

agar pemilih tidak bisa memilih lebih dari satu pasangan calon.

II. LANDASAN TEORI A. Demokrasi

Demokrasi saat ini dianut oleh banyak negara di dunia karena dianggap sebagai sebuah tatanan sosio-politik yang ideal . Indonesia adalah salah satu negara penganut paham demokrasi sesuai dengan pernyataan pada UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. (Shalahuddin, 2009).

B. Pemilihan Umum (Pemilu)

Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2011, Pemilihan Umum atau Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

C. E-Voting

Seiring dengan perkembangan zaman, sudah banyak penelitian pemanfaatan elektronik pada proses pemungutan suara yang menggantikan proses pemungutan suara secara manual, teknologi tersebut disebut e-voting. E-voting adalah proses pemungutan suara yang memanfaatkan elektronik. (Shalahuddin, 2009).

D. Prototyping

Prototyping merupakan pendekatan berbasis rekayasa (engineering) prosesnya interaktif yang melibatkan hubungan kerja yang dekat antara perancang dan pengguna.

Gambar 1. Prototyping (Pressman, 2010)

Dari beberapa model proses yang ada dalam software engineering, prototyping dituntut lebih cepat dalam tahapan pembuatan software. Software yang dihasilkan nanti hanya dalam bentuk prototyping sederhana yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut.

III. METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan terstruktur yaitu prototyping. Berikut dijelaskan secara lebih rinci dari setiap tahapan penelitian yang dilakukan. 1. Communication

(Pengumpulan Kebutuhan Perangkat Lunak)

Hasil analisis kebutuhan sisitem e-voting yang telah dilakukan meliputi kebutuhan masukan, kebutuhan keluaran diantaranya :

1. Kebutuhan Masukan

Kebutuhan masukan yang diperlukan dalam pembuatan e-voting yaitu :

a. Login dengan atribut username dan password. b. Data TPS c. Data Admin d. Data Calon e. Data Pemilih f. Data Jadwal 2. Kebutuhan Keluaran a. Halaman Administrator Pusat

1) Login dengan atribut username dan password. 2) Informasi TPS 3) Informasi Admin 4) Informasi Calon 5) Informasi Pemilih 6) Informasi Jadwal 7) Informasi Hasil Suara b. Halaman Administrator TPS

1) Login dengan atribut username dan password.

2) Informasi Pemilih 3) Informasi Hasil Suara

(3)

c. Halaman Pemilih

1) Login dengan atribut username, password dan kode keamanan.

2) Informasi E-Voting 2. Planning

(Perencanaan Pembuatan Perangkat Lunak) Salah satu sistem diatas terdapat satu tahapan membuat penghitungan hasil suara pemilihan Walikota Tasikmalaya, dimana terdapat 3 kandidat calon dalam tahapan tersebut, digambarkan secara rinci dengan menggunakan flowchart dibawah ini : a. Flowchart Penghitungan Hasil Suara

% 100 x P JA A= x100% P JB B= x100% P JC C=

Gambar 2. Flowchart Penghitungan Hasil Suara b. Arsitektur Aplikasi

Gambar 3. Arsitektur Aplikasi

3. Modelling

(Rencana Pembuatan Perangkat Lunak) a. Entity Relationship Diagram (E-RD)

Sedangkan entitas yang tidak berelasi adalah

Gambar 4. Entity Relationship Diagram b. Kamus Data

Berikut ini adalah deskripsi atribut dari ERD diatas dan entitas lain yang tidak berelasi di jelaskan di tahapan Struktur Tabel.

1. Admin, dengan atribut :

*id_user, **kode_tps, user, password, level, status.

2. TPS, dengan atribut :

*kode_tps, **id_kecamatan, **id_kelurahan, nama_tps, alamat_tps.

3. Pemilih, dengan atribut :

*id_pemilih, **kode_tps, nik, no_kk, nama, lahir, tgl_lahir, st_perkawinan, jns_kelamin, alamat, kecamatan, kelurahan, kode_keamanan, foto, keterangan, waktu_pilih.

4. Kecamatan, dengan atribut : *id_kecamatan, nama_kecamatan. 5. Kelurahan, dengan atribut :

*id_kelurahan,**id_kecamatan, nama_kelurahan.

6. Voting, dengan atribut :

*id_voting, **kode_tps, no_urut, tgl_voting. 7. Calon, dengan atribut :

*id_calon, no_urut, walikota, wakil, foto. 8. Jadwal, dengan atribut :

(4)

c. Peta Situs

Gambar 5. Peta Situs d. Diagram Konteks

Gambar 6. Diagram Konteks

e. DFD Level 1

E-Voting Pemilihan Walikota Tasikmalaya

Gambar 7. DFD Level 1

E-Voting Pemilihan Walikota Tasikmalaya 4. Construction

Tahap 1 sampai 3 telah selesai, kemudian dilakukan penerjemahan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai. Implementasi tersebut dilakukan menurut apa yang sudah di modelkan dan disepakati sebelumnya. Pada tahapan ini akan dijelaskan lebih lanjut rancangan antarmuka E-Voting Pemilihan Walikota Tasikmalaya yang akan dibuat dalam bahasa pemrograman PHP. 5. Deployment

Evaluasi perangkat lunak dilakukan dengan cara melakukan pengujian menggunakan metode Black-box. Selanjutnya pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi tersebut sudah sesuai atau tidak. Jika ya, maka perangkat lunak yang telah diuji diterima pelanggan dan siap untuk digunakan. Jika tidak maka dilakukan konstruksi sistem testing dan evaluasi dari sistem tersebut. V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Implementasi

Tahap perancangan antarmuka sudah dilakukan, selanjutnya masuk ke tahap implementasi sistem, dimana tahap ini merupakan hasil dari perancangan antarmuka yang telah diimplementasikan kedalam program.

1. Tampilan Menu Utama Administrator Halaman administrator merupakan halaman yang menyediakan menu-menu untuk pengolahan data administrator.

(5)

Gambar 8. Tampilan Menu Utama Administrator Pusat

Gambar 9. Tampilan Menu Utama Administrator TPS

2. Tampilan Menu E-Voting Pemilih

Halaman e-voting pemilih merupakan halaman untuk memilih salah satu kandidat pasangan calon Walikota Tasikmalaya.

Gambar 10. Tampilan Menu E-Voting Pemilih 3. Pengujian Aplikasi

Evaluasi perangkat lunak dilakukan dengan cara melakukan pengujian menggunakan pengujian Black-box. Pengujian dilakukan pada semua aspek perangkat lunak meliputi masukan dan keluaran. Tabel 1. Pengujian Form E-Voting

Data Masukan

Yang

Diharapkan Pengamatan Kesimpulan

Klik Tombol “Pilih”. Jika pemilih klik tombol “Pilih” maka akan ada pesan “Anda Yakin Memilihnya ?”

Jika klik “Ok”, maka data voting

bertambah pada

database dan

langsung logout,

jika klik “Cancel”, maka pemilih belum memilih calon dan tetap berada pada

form voting.

[√] Diterima [ ] Ditolak

4. Tampilan Hasil Suara Administrator Pusat Halaman hasil suara merupakan hasil e-voting dari pemilih yang melakukan voting calon Walikota Tasikmalaya.

Gambar 11. Halaman Hasil Suara 5. Kekurangan dan Kelebihan

Kelebihan dari sistem e-voting Pemilihan Walikota Tasikmalaya yang dibangun adalah 1. Memberikan kemudahan, kecepatan dan

keakuratan dalam proses penghitungan suara. 2. Hasil dari e-voting ini pemilih hanya bisa

melakukan satu kali hak pilih.

3. Hasil suara hanya akan menghasilkan satu suara untuk salah satu pasangan calon, tidak bisa memilih lebih dari satu pasangan calon. Sedangkan dari segi kekurangan sistem e-voting ini adalah

1. Tidak semua orang bisa menggunakan sistem e-voting ini.

2. Sistem keamanan yang belum maksimal, hanya menginputkan username, password dan kode keamanan saja.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian tugas akhir ini adalah

1. Telah dirancang dan dibangun sistem e-voting yang dapat mengatasi kelambatan dan ketidakakuratan dalam hasil penghitungan suara.

2. Telah dirancang dan dibangun sistem e-voting yang hanya dapat melakukan satu kali pemilihan.

3. Telah dirancang dan dibangun sistem e-voting yang hanya akan menghasilkan satu suara untuk

(6)

salah satu pasangan calon, tidak bisa memilih lebih dari satu pasangan calon.

B. Saran

Sistem e-voting yang dibangun masih banyak kekurangan dalam segi antarmuka maupun ruang lingkup masalah. Untuk pengembangan dari sistem e-voting ini disarankan dapat dikembangkan lagi, seperti :

1. Pengembang sistem e-voting ini diharapkan agar keamanan sistemnya bisa lebih di maksimalkan, jangan hanya menginputkan username, password serta kode keamanan saja. 2. Kedepanya dalam login pemilih bisa

menggunakan sidik jari dan juga layar sentuh dalam pemilihannya.

3. Pengembang sistem e-voting ini kedepannya bisa dikembangkan lagi tidak hanya pada pemilihan Walikota saja.

DAFTAR PUSTAKA

Hary, Eka. Pengertian Sitemap, http://www.ekahary.com/pengertian-sitemap/, Diakses Pada Tanggal 28 September 2013 Pukul 20.00 Wib. Jogiyanto HM. 2001. Analisis dan Disain Sistem

Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi.

Karim, Wiranto. S. 2012. Panduan Praktis Pemograman Web. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo.

Komisi Pemilihan Umum. 2010. Buku Panduan KPPS Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Jakarta : Australian Electoral Commission.

Oktavian, Puji, Diar. 2013. Membuat Website Powefull Menggunakan PHP. Yogyakarta : Mediakom.

Revans, Hari. Pengertian, Fungsi dan Isi File Sitemap,

http://horier.blogspot.com/2011/05/penger tian-fungsi-dan-isi-file-sitemap.html, Diakses Pada Tanggal 28 September 2013 Pukul 20.30 Wib .

Shalahuddin, M. Rosa A.S. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Tersetruktur dan Berorientasi Objek. Bandung : Informatika Bandung.

Shalahuddin, Muhammad. 2009. Pembuatan Model E-Voting Berbasis Web (Studi Kasus : Pemilu Legislatif dan Presiden Indonesia). Tesis, Tidak Diterbitkan. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

S. Pressman, Roger. 2010. Software Engineering : A Practitioner's Approach (Seventh Edition). New York : The McGraw-Hill Companies.

Sidik, Betha. I, Pohan, Husni. 2012. Pemrograman Web dengan HTML. Bandung : Informatika Bandung.

Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Lembaran Negara RI No. 4277 Tahun 2003.

Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilu Umum. Lembaran Negara RI No. 101 Tahun 2011.

Winarno, Edy. Zaki, Ali. 2013. Buku Sakti Pemrograman PHP. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Gambar

Gambar 1. Prototyping  (Pressman, 2010)
Gambar 3. Arsitektur Aplikasi
Gambar 6. Diagram Konteks
Gambar 10. Tampilan Menu E-Voting Pemilih  3.   Pengujian Aplikasi

Referensi

Dokumen terkait

Dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu Anhu , ia berkata, “ Aku berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam, wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau banyak berpuasa

Masyarakat dapat menikmati ciptaan yang memiliki nilai jual dengan membeli media cakram optik yang asli atau original, tetapi pada kenyataannya masyarakat lebih memilih cakram

Penelitian dilakukan dengan mengamati aktivitas proses mahasiswa belajar di Universitas Telkom yang bertujuan mengetahui bagaimana layout secara khusus jarak dan sudut

Masyarakat bali merupakan masyarakat yang biasa hidup berdampingan dengan hewan, termasuk hewan pembawa rabies yakni anjing, menurut kepercayaan masyarakat

Hasil penelitian menunjukkan holdovertime terkecil adalah perlakuan kontrol (tanpa pemberian larutan anti-icing) dengan waktu 0 menit dan holdovertime yang paling

Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sacara formal diserahi tugas dan tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan

Dalam menjalankan fungsinya, Biro ini selalu bekerja sama dengan Bagian Penyehatan Teknik ( gezondmakingswerken). Pada tahun 1929, Biro Malaria Pusat mulai mendirikan

Barang Milik Daerah berupa Aset Tak Berwujud, yang selanjutnya disebut Aset Tak Berwujud, adalah aset non keuangan yang dapat diidentifikasi namun tidak memiliki wujud