• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman - USD Repository"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

 

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA

(Studi Kasus Siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MARIA MAGDALENA TRIANITA RAHAYU 061334033

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2011

(2)

i  

ORANG TUA

(Studi Kasus Siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MARIA MAGDALENA TRIANITA RAHAYU 061334033

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii  

(4)
(5)

iv  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai ucapan syukur dan terimakasih kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Orangtuaku

Kakak dan keponakanku

My Beloved, teman-teman, keluargaku dan almamaterku

(6)

v  

MOTTO

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna

(7)

vi  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Penulis

Maria Magdalena Trianita Rahayu

(8)

vii  

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Magdalena Trianita Rahayu

Nomor Mahasiswa : 061334033

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA

Studi Kasus : Siswa SMAN 1 Pakem, Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hal untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Agustus 2011 Yang menyatakan

(9)

viii  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi kasus: SMA Negeri 1 Pakem, Jl. Kaliurang Km 17,5 Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman

Maria Magdalena Tri Anita Rahayu Universitas Sanata Dharma

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan minat belajar dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (2) hubungan minat belajar dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan pada siswa kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1 Pakem. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Pakem yang berjumlah 423 siswa, sedangkan sampel penelitian berjumlah 100 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah proportional stratified random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hubungan minat belajar dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua tidak signifikan ( =0,206 > = 0,05); (2) hubungan minat belajar dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua tidak signifikan ( = 0,128 > = 0,05).

(10)

ix  

THE CORRELATION BETWEEN INTEREST IN LEARNING AND STUDENT ACHIEVEMENT IN TERMS OF SOCIAL-ECONOMIC

STATUS OF PARENTS

A Case Study on Student of One State Senior High School Pakem, Jl. Kaliurang Km.17,5 Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman

Maria Magdalena Tri Anita Rahayu Sanata Dharma University

2011

The research aims to find out: (1) the relation between interests in learning and studying achievement which is perceived from the educational level of parents; (2) the relation between interests in learning and studying achievement which is perceived from the income level of parents.

This research is a case study which of cases which was conducted on the 10th , 11th, and 12th grade student of One State Senior High School Pakem. The research population was 423 students from One State Senior High School Pakem, while the total number of sample were 100 students. The technique for taking samples was proportional stratified random sampling. For collecting the data, questionnaire and documentation were applied. Technique for analyzing the data was regression equation model which is developed by Chow.

(11)

x  

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Bapa Putra dan Roh Kudus di Surga atas segala berkat-Nya yang sangat besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Antara Minat Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua”.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan, arahan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Sanata Dharma;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi dan dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

4. Bapak Drs. Sukardi selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pakem yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

5. Bapak Jarot, S.Pd selaku guru pembimbing selama penelitian di SMAN 1 Pakem yang telah memberikan arahan dan bimbingan;

(12)

xi  

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, kritik maupun saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

8. Dosen-dosen pengampu mata kuliah Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan banyak pengetahuan dalam proses perkuliahan;

9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran belajar selama ini;

10. Kedua orang tuaku, Bapak Yustinus Sukardjo dan Ibu M.X. Martinah yang tercinta yang tak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiil serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai Bapak dan Ibu tercinta.

11. Kakak-kakakku tercinta Mbak Rina, Mas Heri, Mas Agus, Mbak Dyna serta kedua keponakanku yang paling aku sayangi Icha dan Farrel, terimakasih telah memberikan banyak semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 12. Mas Vincentius Agus Budi Saputro terimakasih atas doa, semangat, cinta dan

kasih sayang yang telah diberikan selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini. Berkat Allah Bapa selalu menyertaimu;

13. Keluarga besarku yang tidak dapat aku sebut satu per satu terimakasih atas doa dan dukungannya;

(13)

xii  

15. Sahabat-sahabatku: Vivin, Arni, Dian, Suci, Sisca gembul “makasih ya atas semangat, dukungan dan doanya. Ayo kita terus melangkah”;

16. Teman-teman Mudika St. Maria Assumpta Pakem; Prisma (thx abstraknya), mb Ipung, Wulan, Dorin, Yusup, Mas Andri, Bowo, Nuri, Mas Arvin, Evi, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Trimakasih atas hari-hari yang indah bersama kalian;

17. Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2006 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas dukungan dan kebersamaannya; 18. Teman-temanku: Lina, Sisil, Retno, Suter Eno, Sisca kecil, Dwi, Mela, Detta,

Missi makasih atas dukungannya ”akhirnya aku bisa nyusul kalian” serta Tio, Yosafat, Priska, Wahyu, Ardhi gede, Johan, Lena, Niken, Ninin, Tika terimakasih atas dukungannya (cepet nyusul ya….);

19. Teman-teman seperjuangan waktu pendadaran Etha, Lian, Kiki terimakasih atas dukungan, saran dan kritiknya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, trimakasih atas dukungan serta bantuannya.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihakyang berkepentingan.

Penulis,

Maria Magdalena Trianita Rahayu

(14)

xiii  

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

(15)

xiv  

Bab II Kajian Pustaka

A. Minat ... 6

1. Pengertian Minat ... 6

2. Macam-macam Minat ... 7

B. Prestasi ... 8

1. Pengertian Prestasi ... 8

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 8

C. Status Sosial Ekonomi ... 10

Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 22

D. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel ... 23

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variable Penelitian ... 25

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

(16)

xv  

1. Pengujian Validitas ... 30

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner ... 32

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif ... 33

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas ... 33

b. Uji Hipotesis ... 34

Bab IV Gambaran Umum Sekolah A. Identitas Sekolah ... 36

B. Sejarah SMA Negeri 1 Pakem ... 36

C. Kondisi Sekolah SMA Negeri 1 Pakem ... 40

D. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Pakem ... 41

E. Organisasi Sekolah SMA Negeri 1 Pakem ... 43

F. Siswa Satuan Pendidian SMA Negeri 1 Pakem ... 57

G. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 1 Pakem ... 58

H. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA Negeri 1 Pakem ... 59

Bab V Analisis Data dan Pembahasan A. Deskripsi Data 1. Minat Belajar ... 60

(17)

xvi  

3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 61

B. Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 63

2. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis 1 ... 64

b. Uji Hipotesis 2 ... 65

C. Pembahasan 1. Hubungan antara minat belajar siswa dan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ... 66

2. Hubungan antara minat belajar siswa dan prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ... 69

Bab VI Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan Penelitian ... 72

C. Saran ... 72

Daftar Pustaka ... 74

(18)

xvii  

Tabel 2.1 Tingkatan Pendidikan di Indonesia ... 16

Tabel 3.1 Rancangan Strata Proporsional ... 24

Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa ... 25

Tabel 3.3 Operasional Variabel Minat ... 26

Tabel 3.4 Skor Variabel Minat ... 27

Tabel 3.5 Variabel Tingkat Pendidikan ... 28

Tabel 3.6 Variabel Tingkat Pendapatan ... 29

Tabel 3.7 Kesimpulan Hasil Uji Validitas ... 31

Tabel 3.8 Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas ... 33

Tabel 3.9 Perhitungan Acuan Patokan II ... 33

Tabel 5.1 Deskripsi Minat Belajar ... 60

Tabel 5.2 Deskripsi Prestasi Belajar ... 61

Tabel 5.3 Deskripsi Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 62

(19)

xviii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner Penelitian ... 76

Lampiran II Daftar Nilai dan Minat Belajar Siswa ... 85

Lampiran III Uji Validitas dan Reliabilitas ... 96

Lampiran IV Data Mentah Uji Normalitas dan Uji Hipotesis ... 99

Lampiran V Uji Normalitas dan Uji Hipotesis ... 103

Lampiran VI Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe II ... 111

Lampiran VII Daftar Distribusi Frekuensi dan Surat Ijin ... 116

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sukses dalam hidup merupakan suatu kondisi yang diinginkan setiap orang. Salah satu cara yang digunakan untuk menuju kondisi tersebut yaitu melalui pendidikan. Pendidikan menurut Winkel (1986:19) merupakan bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, supaya dia mencapai kedewasaan. Melalui pendidikan orang akan mengalami suatu perubahan baik dalam pengetahuan dan kelakuan. Proses perubahan tersebut dinamakan belajar. Menurut Winkel (1986:38), belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, dan sikap yang sifatnya tetap.

(21)

2

misalnya status sosial ekonomi orang tua, kebersihan rumah, lingkungan sekolah, udara dll.

Peran pendidik dan orang tua sangat penting untuk kemajuan pencapaian prestasi belajar anak didik lebih optimal. Orang tua perlu menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, pemenuhan gizi yang baik, serta perhatian orang tua yang baik, sehingga anak tersebut mencapai prestasi yang diharapkan. Sementara, para pendidik perlu melakukan bimbingan belajar yang positif untuk anak didiknya, sehingga anak didik memiliki pengetahuan dan kemampuan yang berkembang. Perkembangan peserta didik dalam belajar pada umumnya diukur berdasarkan pencapaian belajar siswa.

Ketut (1988:62) menegaskan bahwa minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi. Dengan adanya minat akan timbul perasaan senang untuk melakukan sesuatu. Minat belajar siswa harus ditumbuhkan agar dapat meningkatkan prestasi.

Selain minat, faktor lain yang mempengaruhi prestasi menurut Mahmud (1989:87) adalah status sosial ekonomi orang tua. Remaja-remaja yang status sosial ekonomi orang tuanya baik, berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan prestasi yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar, dan dalam lamanya bersekolah dibandingkan dengan mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah atau kurang.

Penulis melihat siswa di SMA N 1 PAKEM berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Mereka memiliki latar belakang sosial ekonomi orang tua yang

(22)

berbeda-beda dan memiliki minat yang berbeda dalam pencapaian prestasi. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Minat Belajar Siswa dan Prestasi Belajar Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua SMAN 1 Pakem”

B. Batasan Masalah

Banyak faktor yang berpengaruh pada prestasi. Prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh faktor internal seperti motivasi, keyakinan, minat dan faktor eksternal status sosial ekonomi orang tua, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai faktor internal yaitu minat dan faktor eksternal yaitu status sosial ekonomi orang tua yang meliputi tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan?

(23)

4

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi : 1. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan guru tentang pentingnya menumbuhkan minat belajar untuk mencapai prestasi yang baik.

2. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang minat belajar siswa dan perkembangan prestasi belajar siswa SMAN 1 PAKEM.

3. Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian serupa.

4. Penulis

Penelitian dapat dipakai sebagai pengalaman dan pengetahuan kegiatan penelitian. Selain itu, penelitian ini juga menambah pengalaman dan

(24)
(25)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat

1. Pengertian Minat

Minat dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang, pengalaman, atau benda (Carl Safran, 1985:61 dalam Ketut, 1988:61). Minat adalah suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu. Menurut pengertian yang bersifat umum yang dimaksud dengan minat (interest) adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (satisfer). Minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Semiawan, 1982:61 dalam Ketut, 1988:61). Menurut Masidjo (1995:52), minat adalah suatu kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek dimana ia merasa tertarik akan suatu hal dan merasa senang bersama dengan hal tersebut.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa minat merupakan salah satu unsur kepribadian individu yang memegang peranan penting dalam pembuatan keputusan karir di masa depan. Minat mengarahkan tindakan individu terhadap suatu objek atas dasar rasa senang atau tidak senang. Minat seseorang akan dapat diketahui dari pernyataan senang dan tidak senang

(26)

ataupun suka atau tidak suka terhadap suatu objek tertentu. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu pada pilihan tertentu.

Minat sangat besar pengaruhnya dalam pencapaian prestasi di bidang pekerjaan. Minat pertama-tama ditunjukkan dalam aktivitas yang dilakukan seseorang dan menemukan kepuasan dalam bekerja. Ketut (1993:62) minat yang diekspresikan (expressed interest) dan minat yang diwujudkan (manifest interest) kedua-duanya merupakan petunjuk yang bermakna dari minat siswa, tetapi inventori minat yang menghasilkan skor dengan bermacam-macam minat dapat ditunjukkan dengan mengestimasikannya secara baik.

2. Macam-macam minat

  Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat

(Safran,1985:4 dalam Ketut,1988:61)

a. Minat yang diekspresikan (Expressed interest ) :

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam.

b. Minat yang diwujudkan ( Manifest interest )

Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama, saint, matematika.

c. Minat yang diinventarisasikan (Inventoried interest)

(27)

8

aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini sering disebut

inventori minat.

B. Prestasi

1. Pengertian Prestasi

Menurut Ketut (1988:51), prestasi adalah merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi (achievement test) yang dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (learning). Menurut Muhibbin Syah (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Winkel (1983:161) mendefinisikan prestasi sebagai bukti usaha yang dicapai.

Dari tiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Suryabrata (1989:142), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua yaitu

a. Faktor dari dalam

Kondisi psikologi yaitu beberapa faktor psikologi yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :

(28)

1) Kecerdasan

Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat. Sebaliknya, bila individu itu mempunyai kecerdasan yang rendah maka belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar.

2) Bakat

Bakat individu satu dengan yang lain itu tidak sama, sehingga hasil belajarnyapun berbeda. Bakat merupakan kemampuan anak yang dibawa sejak lahir.

3) Minat

Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat.

4) Motivasi belajar

Motivasi belajar antara siswa satu dengan yang lainnya akan berbeda. 5) Emosi

Merupakan kondisi psikologi individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini belajar. Kondisi psikologi siswa yang mempengaruhi belajar antara lain: perasaan senang, kemarahan, kecemasan,dll

b. Faktor dari luar

1) Lingkungan alami, yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, misalnya :

a) Keadaan udara itu

Apabila udara terlalu lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar.

b) Waktu belajar

Pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari. c) Cuaca

Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk lebih nyaman dalam belajar.

2) Lingkungan sosial

Kehadiran orang lain pada saat sedang belajar akan menganggu aktivitas belajar. Dalam lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibagi menjadi 3 yaitu : (1) lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga, (2) lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah, serta karyawan lainnya, (3) lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat.

Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yaitu :

(29)

10

b)Faktor external, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak. Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan sebagainya.

Menurut Dimiyati (1990:87), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik yaitu :

a) Status sosial ekonomi orang tua.

Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap prestasi akademik ialah status sosial ekonomi orang tua.

b) Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan intelektual dan motivasi.

Salah satu alasan bahwa latar belakang keluarga itu berkait dengan prestasi akademik ialah bahwa anak-anak dari lapisan sosial ekonomi rendah mungkin sekali masuk sekolah dengan berbekalkan nilai rendah yang ditunjukkan melalui tes kemampuan akademik dasar.

c) Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kesempatan.

Bukan hanya perbedaan kemampuan dan motivasi saja yang menyebabkan berbeda-bedanya prestasi akademik di sekolah, tetapi juga faktor lingkungan.

C. Status sosial ekonomi

1. Hakikat Status Sosial Ekonomi

Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur sosial tertentu. Perbedaan kedudukan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal dengan istilah lapisan sosial. Lapisan sosial merupakan sesuatu yang selalu ada dan menjadi ciri yang umum di dalam kehidupan manusia.

Seorang sosiologi yang bernama Sorokin menyatakan bahwa lapisan sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirakris) (Soejono Soekanto, 2003:228). Sedangkan 

menurut sosiologi, lapisan sosial itu mempunyai dua pengertian, yaitu:

(30)

a. Lapisan sosial adalah tataran/tingkatan status dan peranan yang relatif bersifat tetap di dalam suatu sistem sosial, tataran di sini menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan hak, kehormatan, pengaruh dan kekuasaan. b. Lapisan sosial menurut Mahmud (1989:32) adalah kelas sosial atau sistem

kasta. Sistem kasta ini dapat dijumpai di masyarakat Hindu Bali, yaitu adanya kelas-kelas sosial yang bertingkat-tingkat dari atas ke bawah, yaitu:

1) Kasta Brahmana, 2) Kasta Kesatria, 3) Kasta Wesia, dan 4) Kasta Sudra

Kemudian yang berkaitan dengan status ekonomi orang tua adalah tingkat pendapatan yang diperoleh orang tua. Dalam rangka mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupannya, manusia harus dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier, agar dapat hidup layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai anggota masyarakat.

Dalam usaha memenuhi kebutuhan yang tak terbatas sementara alat-alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya sangat terbatas maka manusia cenderung memenuhi kebutuhannya menurut skala kepentingan (skala prioritas) dan kemampuan untuk memenuhinya, kemampuan disini erat kaitannya dalam masalah pembiayaan dan pembiayaan itu sendiri diperoleh dari pendapatan atau penghasilan. Pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya (Christopher, 1997:287).

(31)

12

Tarigan, 2006:20). Jadi pendapatan seseorang dapat berasal dari gaji, komisi, honorarium, bunga deviden dan banyak lagi sumbernya.

2. Jenis – jenis status ( kedudukan ) sosial

Ralph Linton mengenalkan dua jenis status (Susanto, 1985:79)

a. Ascribed status

Status yang diperoleh berdasarkan wewenang atau yang dinyatakan. Contoh : Jenis Kelamin, ras, kasta, golongan, suku,usia.

b. Achived status

Status yang diperoleh berdasarkan pengakuan orang lain atau keberhasilan. Contoh : Harta kekayaan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan.

3. Pemilikan kekayaan atau fasilitas.

Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya.

Fasilitas atau kekayaan itu antara lain : a. Barang – barang berharga

Pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas, dan lain-lain dapat menunjukkan pelapisan dalam masyarakat. Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga tersebut antara lain tanah, sawah, rumah, dan lain-lain. Barang-barang tersebut dapat digunakan untuk membiayai pendidikan anak.

b. Jenis-jenis kendaraan pribadi

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya tingkat sosial ekonomi orang tua. Misalnya, orang yang memiliki mobil tingkat sosial ekonominya lebih tinggi daripada orang yang memiliki sepeda.

c. Macam-macam fasilitas belajar di rumah yang dibutuhkan siswa meliputi: 1) Peralatan sekolah

Peralatan sekolah merupakan segala sesuatu yang digunakan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar, seperti buku paket, buku tulis, alat tulis dan sebagainya.

(32)

2) Media masa

Media masa adalah sarana penunjang yang dibutuhkan siswa untuk memperoleh pengetahuan umum.

3) Meja kursi belajar

Meja kursi disediakan agar siswa merasa lebih nyaman dalam kegiatan belajar.

4) Ruang belajar

Ruang belajar adalah ruangan yang digunakan agar dapat belajar dengan baik.

5) Penerangan

Pencahayaan yang baik yang dibutuhkan untuk belajar agar tidak merusak mata.

6) Ventilasi

Ventilasi adalah sarana untuk menghasilkan sirkulasi udara yang dibutuhkan untuk kenyamanan dalam belajar.

4. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajarannya agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (http://id.wikipedia.org/wiki/ Pendidikan#filosofi pendidikan):

a. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu (http://id.wikipedia.org/wiki/ Pendidikan#Filosofipendidikan):

(33)

14

Mengacu Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (Sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

3) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

4) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doctor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

b. Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, diantaranya (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan# filosofi Pendidikan) :

1) Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

2) Pendidikan non Formal

Pendidikan non formal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar yaitu sekolah minggu yang terdapat di semua gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program-program PNF (Pendidikan

Non Formal) yaitu pendidikan kesetaraan A, B, C, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), magang, dan sebagainya.

3) Pendidikan Informal

(34)

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

c. Jenis Pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan. Jenis pendidikan dapat dibedakan menjadi enam yaitu (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Filosofi pendidikan):

1) Pendidikan Umum 

Pendidikan Umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2) Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

3) Pendidikan Akademik

Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

4) Pendidikan Profesi

Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.

5) Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).

6) Pendidikan Keagamaan

Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama atau menjadi ahli agama.

(35)

16

Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).

d. Tingkatan pendidikan di Indonesia

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan#Filosofi pendidikan)

Tabel 2.1

Tingkatan Pendidikan di Indonesia

kelas usia Taman Kanak-kanak

kelompok bermain 4

kelompok A 5

Sekolah Menengah Pertama kelas 7

kelas 8 kelas 9

Sekolah Menengah Atas/ Kejuruan

kelas 10 16

kelas 11 17

kelas 12 18

Akademi/ Institut/ Politeknik/ Sekolah Tinggi/ Universitas Sarjana Berbagai usia (selama kurang lebih4 tahun) Magister Berbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun) Doktor Berbagai usia (selama kurang lebih 2 tahun)

(36)

5. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah segala bentuk balas jasa yang diperoleh seseorang terhadap proses produksi.setiap keluarga memperoleh pendapatan yang berbeda-beda. Menurut Gilarso (2004:63), pada dasarnya sumber pendapatan keluarga adalah:

a. Usaha Sendiri

Usaha sendiri adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dengan menanggung resiko usaha sendiri apabila mengalami kerugian maupun keuntungan. Contohnya: berdagang, bengkel motor, penjahit, dan mengelola usaha sendiri.

b. Bekerja dengan orang lain

Yaitu bekerja dengan instansi atau perusahaan orang lain dengan imbalan gaji berupa barang dan uang. Misalnya karyawan atau pegawai sipil.

c. Hasil dari milik sendiri

Harta milik sendiri dapat menghasilkan barang dan jasa sebagai penghasilan tambahan. Misalnya: mempunyai sawah yang disewakan atau rumah yang disewakan.

D. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar ditinjau dari

tingkat Pendidikan Orang Tua.

(37)

18

Minat merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi. Dengan adanya minat, siswa akan mempunyai keinginan untuk belajar lebih giat sehingga dapat meningkatkan prestasi. Hal itu akan diperkuat dengan tingkat pendidikan orang tua yang tinggi. Pendidikan orang tua secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap prestasi anak. Yang lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar anak sebetulnya adalah keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak. Sebagaimana yang disampaikan dalam hasil-hasil penelitian membuktikan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak berhubungan dengan prestasi anak (Henderson dan Mapp, 2002).

Menurut Mulyanto (1882:98-99), pendidikan ditentukan berdasarkan pengelompokan atas pendidikan rendah dan tinggi. Siswa yang orang tuanya berpendidikan tinggi biasanya minat belajarnya tinggi, karena bimbingan dan pengarahan orang tua lebih besar. Sebaliknya siswa yang pendidikan orang tuanya rendah biasanya kurang mendapat perhatian dalam pendidikan sehingga minat belajar dan prestasinya rendah. Dengan demikian diduga bila pendidikan orang tua tinggi maka orang tua dapat mendampingi proses belajar anak sehingga dapat meningkatkan minat dan meningkatkan prestasi.

(38)

2. Hubungan antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Ditinjau

dari Tingkat Pendapatan Orang Tua.

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi (Dewa Ketut, 1988:62). Dengan adanya minat akan timbul perasaan senang untuk melakukan sesuatu. Minat belajar siswa harus ditumbuhkan agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Minat merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi. Dengan adanya minat, siswa akan mempunyai keinginan untuk belajar lebih giat sehingga dapat meningkatkan prestasi. Hal tersebut akan diperkuat dengan tingkat pendapatan orang tua yang tinggi. Pendapatan orang tua mempengaruhi aktivitas pendidikan anak.

Mahmud (1990:87), siswa yang orang tuanya memiliki tingkat pendapatan yang tinggi, berkecukupan, mampu, kaya, menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan dalam lamanya bersekolah dibanding dengan mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya rendah. Bagi siswa yang orang tuanya memiliki tingkat pendapatan yang tinggi mempunyai kesempatan yang lebih baik dalam pendidikan.

(39)

20

pengetahuan dan pengalaman anak tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penghasilan orang tua yang memadai.

Gerungan (1978:82) menyatakan bahwa dengan perekonomian yang cukup, maka lingkungan material yang dihadapi anak dalam keluarganya akan lebih luas. Ia akan mendapatkan kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan berbagai kesempatan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alatnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan pendapatan orang tua yang memadai dapat meningkatkan aktivitas belajar melalui berbagai cara yang menumbuhkan minat sehingga dapat mencapai prestasi yang tinggi.

E. Model penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat disusun sebuah model penelitian sebagai berikut :

minat prestasi

Status sosial ekonomi orang tua

(40)

F. Hipotesis Penelitian

= Ada hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

(41)

22   

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu suatu penelitian

yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi,

lembaga, atau gejala tertentu (Arikunto, 2002:120). Hasil penelitian terbatas

untuk tempat penelitian, tidak bisa dibandingkan dengan tempat lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Pakem Yogyakarta. Alasan penulis

memilih penelitian di SMA Negeri 1 Pakem Yogyakarta adalah siswa di

sekolah ini mempunyai latar belakang status sosial ekonomi yang

berbeda-beda.

2. Waktu

Waktu penelitian dilakukan pada semester genap yaitu bulan April - Mei

2011.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian ini adalah SMA 1 Pakem Yogyakarta.

(42)

   

2. Objek

Objek dari penelitian ini adalah :

a. Minat belajar siswa

b. Prestasi belajar siswa

c. Status sosial ekonomi orang tua siswa

D. Populasi, Sampel, dan Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Zuriah, 2005:116). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X, XI, dan XII SMA 1 Pakem

Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Soegeng, 2006:71).

Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Sumarno, 2003:102) :

n=

1 2

keterangan

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

(43)

24

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel menggunakan acak berstrata proporsional

(proportional stratified random sampling ). Salah satu galat dalam penarikan contoh acak ialah anggapan bahwa populasi memiliki latar belakang dan sifat

yang sama. Galat tersebut dapat diatasi dengan membagi populasi menjadi

beberapa strata atau lapisan (Sulistyo, 2006:194). Dalam penelitian ini seluruh

siswa SMA 1 Pakem Yogyakarta adalah populasi yang harus dibagi lagi

menjadi beberapa strata, menurut kelasnya yaitu kelas X, XI, dan XII. Setelah

itu masing-masing strata atau lapisan diambil sampel sesuai dengan jumlah

populasi masing-masing strata.

Tabel 3.1

Rancangan Strata Proporsional

Kelas Jumlah Siswa per tahun

(Kelas)

Perbandingan Tiap Kelas

XII 142 0,336

XI 137 0,324

X 144 0,340

Jumlah 423 1,000

Dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2003: 102) jumlah sampel

sebanyak 81 siswa. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil 100

siswa, dengan pertimbangan bahwa semakin banyak jumlah sampel

(44)

   

diharapkan bisa diperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Dengan demikian

tiap kelas akan diambil :

Kelas X : 100 x 0,340 = 34

Kelas XI : 100 x 0,324 = 32 (pembulatan)

Kelas XII : 100 x 0,340 = 34

Total = 100

Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa

Kelas Jumlah siswa Sampel

X A 36 9

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan hal yang diselidiki dalam

penelitian (Soegeng, 2006:63). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya

(45)

26  

   

dan variabel moderatornya adalah status sosial ekonomi orang tua yang

meliputi tingkat pendidikan orang tua, dan tingkat pendapatan orang tua.

2. Pengukuran Variabel Penelitian

a) Variabel bebas

Untuk variabel bebas minat belajar siswa diukur dengan menggunakan

aspek-aspek minat (Safran,1985:4 dalam Ketut,1988:61) dengan

kuesioner

Tabel 3.3

Operasional Variabel Minat

Variabel Dimensi Indikator No Item Jumlah

positif negatif

Minat 1. Minat yang

diekspresik

a. Perhatian pada pelajaran.

b. Terciptanya konsentrasi

pada pelajaran.

c. Mencegah gangguan dari

luar kelas.

a. Memperkuat melekatnya

bahan pelajaran dalam ingatan.

b. Keuletan dalam

menghadapi kesulitan. c. Keaktifan di kelas.

d. Pengorbanan untuk

mencapai tujuan.

e. Memperkecil kebosanan.

a. Arah sikap terhadap

sasaran kegiatan.

b. Kemauan menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kelompok.

c. Interaksi dengan guru.

1,2

(46)

   

Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel minat

adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial. Skala pengukuran untuk setiap item pernyataan

dinyatakan lima skala pendapat dan dilakukan dengan cara penentuan

sebagai berikut : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak

Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 3.4 Skor Variabel Minat

Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2 Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

b) Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa yang

diukur berdasarkan rata-rata nilai rapor semester ganjil kelas X, XI,

dan XII.

c) Variabel Moderator

Variabel moderator dalam penelitian ini adalah status sosial ekonomi

orang tua yang meliputi tingkat pendidikan orang tua dan tingkat

(47)

28  

   

1) Tingkat pendidikan orang tua

Tabel 3.5

Variabel Tingkat Pendidikan

Deskripsi Skor Jawaban

1. Tidak Sekolah 0

2. SD 1

3. SMP 2

4. SMA/ SMK 3

5. Akademi/ Perguruan Tinggi 4

Skor tertinggi yang dicapai dari kuesioner tingkat pendidikan orang tua( ayah

dan ibu) siswa adalah 4 dan skor terendah 0. Selanjutnya untuk menentukan

tinggi rendahnya pendidikan orang tua dengan menentukan tinggi rendahnya

pendidikan orang tua dengan menghitung nilai mean dengan rumus (Sutrisno Hadi, 1984:90)

Mean

=

Keterangan

∑ = Total skor

N = Jumlah Sampel

2) Tingkat pendapatan orang tua

Untuk mengukur variabel tingkat pendapatan orang tua dilakukan dengan

ketentuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011

Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

(48)

   

Tabel 3.6

Variabel Tingkat Pendapatan

Kategori Syarat Pengukuran Skor

Tinggi ≥ Rp 1.776.000 2

Rendah < Rp 1.776.000 1

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Suharsimi, 1993:124).

Kuesioner digunakan untuk mencari data tentang minat belajar siswa dan

status sosial ekonomi orang tua.

2. Interview

Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi, 1993:126).

Wawancara akan dilakukan dengan memilih beberapa orang yang mewakili

populasi dalam penelitian. Interview ini digunakan sebagai data pelengkap untuk mencari data tentang minat belajar siswa dan status sosial ekonomi

orang tua.

(49)

30  

   

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

data-data tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya (Suharsimi, 1993:126). Dalam

penelitian ini peneliti mengambil nilai raport untuk mengetahui prestasi

siswa dan pendidikan orang tua.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 2006:170), yaitu

sebagai berikut:

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y = skor total dari seluruh item

X = skor total dari setiap item

n = jumlah responden

∑ = hasil kali X dan Y

Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi

dengan signifikansi 5%. Jika rhitung lebih besar dari pada rtabel, maka butir

soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya maka butir soal

tersebut tidak valid.

(50)

   

Uji validitas dilaksanakan di SMA 2 Ngaglik kelas XI IPA 2

dengan jumlah responden sebanyak 33 siswa. Uji validitas dilakukan pada

item-item pernyataan variabel status sosial ekonomi orang tua dan minat

belajar.

a. Hasil uji validitas variabel minat belajar.

Untuk variabel minat belajar terdapat 26 pernyataan. Berikut adalah

hasil dari uji validitas untuk variabel minat belajar (lampiran III:

halaman 93).

Tabel 3.7

Kesimpulan Hasil Uji Validitas Minat Belajar

Butir no.

Nilai Nilai Keterangan

(51)

32

Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 26 butir pernyataan terdapat 1

butir pernyataan yang tidak valid. Butir pernyataan tersebut dalam

penelitian ini telah diperbaiki. Pernyataan selanjutnya akan

dipergunakan sebagai instrumen untuk pengumpulan data.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas suatu instrumen menunjukan pada suatu pengertian bahwa

sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi,

1993:142). Perhitungan tingkat realibilitas instrument penelitian ini

didasarkan pada rumus Alpha sebagai berikut (lampiran III: halaman 96):

11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2

Dengan taraf signifikan sebesar (α) = 5%, jika nilai rhitung lebih besar dari

pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel. Begitu juga

sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka soal tersebut tidak reliabel.

(52)

   

Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kesimpulan Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Konstanta Nilai 11 Keterangan

Minat Belajar 0,6 0,904 Reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah minat terhadap

prestasi yang akan dideskripsikan menggunakan PAP II (Masidjo dalam

Diliana, 2009:47)

Tabel 3.9

Perhitungan Acuan Patokan II

Tingkat Penguasaan Kompetensi Nilai Huruf

81% - 100% A

66% - 80% B

56% - 65% C

46% - 55% D

Dibawah 46% E

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Pengujian

normalitas berdasarkan rumus One-Sample Kolmogorof-Smirnov

(Ghozali, 2002:36) yaitu:

(53)

34 ( 1) = distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai > nilai pada taraf signifikansi 5%, maka

distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika < nilai ,

maka distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Uji Hipotesis

1) Pengujian Hipotesis I

= Tidak ada hubungan antara minat belajar siswa dengan

prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan

orang tua.

= Ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi

belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

2) Pengujian hipotesis II

= Tidak ada hubungan antara minat belajar siswa dengan

prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan

orang tua.

= Ada hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi

belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

Analisis regresi Chow adalah alat untuk menguji test for

equality of coefficient atau uji kesamaan koefisien (Ghozali,2001:130).

(54)

   

Y = 0 + 1 1 + 2 2 + 3( 1 2) +

Keterangan :

Y = prestasi belajar siswa

0 = intersep diferensial

= koefisien regresi

1 = variabel minat belajar

2 = variabel status sosial ekonomi orang tua

1 2 = nilai interaksi antar variabel minat belajar dengan

variabel status sosial ekonomi orang tua

= faktor kesalahan stockhastik (stockhastic error term)

Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian

hipotesis model regresi chow ditolak jika probabilitas > 0,05.

(55)

36  

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Pakem

Alamat : Jl. Kaliurang Km. 17,5 Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

Telepon : Telp. (0274) 895283 Tahun Berdiri : 1964

Status : Negeri

B. Sejarah SMA Negeri 1 Pakem Yogyakarta

Universitas Gajah Mada adalah salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia yang berada di Yogyakarta memiliki beberapa Fakultas, salah satunya adalah Fakultas Pedagogik (Fakultas Ilmu Pendidikan) atau FIP UGM, selanjutnya memisahkan diri menjadi IKIP Negeri Yogyakarta terletak di Karangmalang, sekarang menjadi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Untuk mengembangkan kualitas Fakultas Pedagogik (FIP) memerlukan tempat untuk penelitian, eksperimen, dan tempat latihan mengajar, maka didirikan beberapa sekolah salah satunya adalah SMA Pedagogik (FIP) selanjutnya bernama SMA IKIP 3 Yogyakarta sekarang SMA Negeri 1 Pakem

(56)

   

Bahwa pada tahun 1964 di kecamatan Pakem terdapat 6 SMP, dan 2 SGB, maka perlu dipikirkan adanya SMA untuk menampung kelanjutan studi para siswa pada sekolah-sekolah tersebut. Untuk kepentingan itu beberapa tokoh masyarakat berinisiatif untuk mendirikan SMA. Mengingat di Pakem sudah ada SD FIP IKIP, dan SMP FIP IKIP, maka pemegang inisiatif di atas mengusulkan berdirinya SMA kepada Balai Penelitian Pendidikan FIP IKIP, selaku pengelola SD FIP IKIP, dan SMP FIP IKIP, usul tersebut diterima dengan syarat Pemerintah kelurahan bersedia menyiapkan fasilitas gedung sekolah beserta kelengkapanya termasuk lahannya. Dengan modal kemauan yang keras tokoh masyarakat dan bantuan lainnya yang dapat terkumpul oleh panitia pendiri SMA yang diketuai langsung oleh Bapak Lurah Pakembinangun, maka panitia segera menyiapkan program – program untuk memperoleh sarana yang harus dipersiapkan, sedang dilain pihak FIP IKIP Yogyakarta menyusun formasi guru dan pimpinannya sebagai Pejabat Kepala Sekolah yang didampingi suatu Prosidium.

Pada tanggal 13 Agustus 1964 diselenggarakan rapat berdirinya SMA dimana panitia pendiri menyerahkan segala sarana dan perlengkapannya kepada FIP IKIP Yogyakarta yang dalam hal ini ditangani oleh Bapak Rektor dan Jajarannya, dan akhirnya pada tanggal 13 Agustus 1964 ditetapkan sebagai Hari Lahirnya SMA III FIP IKIP Yogyakarta, dan sekarang sebagai SMA Negeri 1

(57)

38  

   

Pada tahun pertama SMA III FIP IKIP Yogyakarta menampung siswa kelas I sebanyak 2 kelas, pada tahun kedua menampung empat kelas yaitu kelas I dan kelas II, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada sore hari menggunakan gedung SMP III FIP IKIP Yogyakarta di Tegalsari Jl. Kaliurang KM. 17,5 Pakem (Gedung SMA Negeri 1 Pakem yang sekarang ini)

Meletusnya peristiwa G.30 S/PKI menyebabkan kegiatan belajar agak terganggu sehingga para pemuka masyarakat dan tokoh pendidikan berusaha untuk menyelamatkan kelangsungan SMP FIP IKIP dan SMA FIP IKIP dengan menyelenggarakan rapat kilat pada tanggal 28 Oktober 1965 antara Balai penelitian Pendidikan IKIP dengan pihak SMP FIP IKIP dan SMA FIP IKIP, berhasil menyusun formasi guru dan memilih Kepala sekolah.

Perubahan nama sekolah :

1. SMA III FIP IKIP Yogyakarta ( 1964 – 1965), 2. SMA III IKIP Yogyakarta ( 1966 – 1970),

3. SMA Percobaan III IKIP Yogyakarta ( 1971-1972 ),

4. Sekolah Menengah Pembangunan IKIP Yogyakarta ( 1973-1974 ), 5. SMA Negeri III IKIP Yogyakarta ( 1975 - 1986),

6. SMA Negeri Pakem, Sleman, Yogyakarta ( 1987 - 1995 ), 7. SMU Negeri 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta (1996 – 2003), 8. SMA Negeri 1 Pakem, Sleman, Yogyakarta ( 2004 – sekarang).

(58)

   

Sejarah telah mencatat bahwa sejak tahun 1971 s.d 1986 sekolah ini berfungsi sebagai eksperimen inovasi pendidikan di Indonesia. Eksperimentasi yang pernah dilakukan di sekolah ini antara lain :

1. Sebagai sekolah percobaan yang berjenjang 4 tahun, dari kelas IX sampai dengan kelas XII dengan pola jurusan Streem, ada 3 streem yang penjurusannya mulai kelas X ialah :

a. Streem Akademis, untuk siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi.

b. Streem pertanian, untuk siswa yang akan bekerja atau melanjutkan ke akademi pertanian.

c. Streem Tata Niaga, untuk siswa yang akan bekerja atau melanjutkan ke akademi

2. Sebagai sekolah laboratorium

(59)

40  

   

dikembangkan oleh pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

Sejak awal berdiri hingga sekarang SMA Negeri 1 Pakem Yogyakarta sudah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak tujuh kali, mereka adalah:

1. Kinardi ( Pjs. Kepala Sekolah 13 Agustus 1964- 30 September 1965), 2. Suharsono ( Pjs. Kepala Sekolah 1 April 1965 - 31 Desember 1967), 3. Suharsono ( 1 Januari 1968 s.d 30 Juni 1973 ),

4. Kasnawi Budi S, BA ( 1 Juli 1973 s.d 1980 ), 5. Drs. J Sukidjo DS ( 1981 s.d 1989 ),

6. Drs. A Sukohardi ( 1990 s.d 1994 ), 7. Drs. Suhartono ( 1995 s.d 1996 ),

8. Drs. Bashori Muhammad ( 1996 s.d 1998 ), 9. Drs. Sadali ( 1998 s.d 2001 ),

10. Drs. Sukardi ( 2001 s.d sekarang ).

C. Kondisi Sekolah SMA Negeri 1 Pakem Yogyakarta

SMA Negeri 1 Pakem terletak di jalan Kaliurang Km.17,5 Tegalsari, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Bangunan gedung ini bersebelahan dengan Kantor Kelurahan Pakembinangun. Kondisi bangunan SMA Negeri 1Pakem bersifat permanen.

(60)

   

Berdasarkan observasi yang dilakukan kondisi sekolah SMA Negeri 1 Pakem sebagai berikut:

1. Halaman yang dimiliki sekolah sempit dan hijau. 2. Pagar sekolah terbuat dari pagar besi dan tembok.

3. Kamar kecil keadaannya bersifat permanen, jumlah air yang tersedia cukup dan bersih.

4. Ruang kelas mempunyai ukuran kira-kira 6x8 meter, ventilasi dan pencahayaan cukup, tersedia juga lampu.

5. Keadaan fasilitas belajar, papan tulis memadai, meja dan kursi siswa cukup dan nyaman untuk belajar.

6. Terdapat kantor Kepala Sekolah, kantor Guru, kantor tata usaha dan ruang BP.

7. Mempunyai sarana penunjang pendidikan seperti peta, papan presensi, kalender akademik, jadwal pelajaran dan jadwal piket siswa.

8. Sumber belajar meliputi kurikulum, perpustakaan, laboratorium, buku paket, media penunjang, dan majalah dinding.

D. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Pakem Yogyakarta

1. Visi

(61)

42  

   

2. Misi

a) Menciptakan budaya belajar bagi semua warga sekolah.

b) Menciptakan budaya dan kebanggaan berprestasi bagi seluruh warga sekolah

c) Menciptakan efisiensi dan efektifitas KBM

d) Meningkatkan prestasi dan peringkat sekolah ditingkat nasional e) Membentuk manusia yang berdisiplin, berdedikasi, jujur, dan

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia

f) Membentuk manusia yang tertib menjalankan ajaran agamanya agar senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

g) Menciptakan budaya bersaing ditingkat global bagi seluruh warga sekolah

h) Membentuk manusia yang kreatif, inovatif, dan kompetitif bagi seluruh warga sekolah dengan cara yang santun da bermartabat i) Memperkokoh penanaman nilai-nilai budaya bangsa untuk

membentuk karakter anak bangsa, serta membangun dan menghargai kearifan lokal

j) Menciptakan suasana kehidupan sekolah yang harmonis, selaras, serasi, dan seimbang.

(62)

   

E. Organisasi Sekolah SMA Negeri 1 Pakem Yogyakarta

Struktur organisasi sangat penting untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, karena berhubungan dengan masalah tata kerja personal dari suatu sekolah. Dengan struktur organisasi diharapkan tata kerja dapat tersusun dengan jelas dan kegiatan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sebagai kepala sekolah yang memegang jabatan tertinggi di SMA Negeri 1 Pakem, Bapak Drs. Sukardi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh wakilkepala sekolah yang mengurusi tugas tertentu dan dibantu oleh bagian tata usaha.

Adapun tugas dari masing-masing personalia di SMA Negeri 1 Pakem adalah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai educator, manajer, administrator dan supervisor, pemimpin / leader innovator, motivator.

a. Kepala Sekolah selaku educator

Kepala sekolah selaku educator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien (lihat status guru).

(63)

44  

   

b) Mengorganisasikan kegiatan, c) Mengarahkan kegiatan, d) Mengkoordanisikan kegiatan e) Melaksanakan pengawasan,

f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan, g) Menentukan kebijaksanaan,

h) Mengadakan rapat, i) Mengambil keputusan,

j) Mengatur proses belajar mengajar,

k) Mengatur administrasi : ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan / RAPBS.

l) Mengatur organisasi siswa intra sekolah

m) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait.

c. Kepala sekolah selaku manajer bertugas menyelenggarakan administrasi :

a) Perencanaan b) Pengorganisasian c) Pengarahan d) Pengkoordinasian e) Pengawasan f) Kurikulum

(64)

   

g) Kesiswaan h) Ketatausahaan i) Ketenagaan j) Kantor k) Keuangan l) Perpustakaan m) Laboratorium

n) Ruang keterampilan / kesenian o) Bimbingan konseling

p) UKS q) OSIS r) Serbaguna s) Media t) Gudang u) 7K

d. Kepala Sekolah selaku supervisor yang bertugas menyelenggarakan supervise mengenai :

a) Proses belajar mengajar

b) Kegiatan bimbingan dan konseling c) Kegiatan ekstrakurikuler

(65)

46  

   

e) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait

f) Sarana dan prasarana g) Kegiatan OSIS h) Kegiatan 7K

e. Kepala Sekolah selaku pemimpin/ leader:

a) Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab, b) Memahami kondisi guru, karyawan, dan siswa, c) Memiliki visi dan memahami misi sekolah,

d) Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah, e) Membuat, mencari dan memilih gagasan baru.

f. Kepala sekolah sebagai innovator: a) Melakukan pembaharuan dibidang, b) KBM,

c) BK,

d) Ekstrakurikuler, e) Pengadaan,

f) Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan,

g) Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di BP 3 dan masyarakat.

g. Kepala Sekolah sebagai motivator.

a) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja,

(66)

   

b) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM / BK,

c) Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum,

d) Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar,

e) Mengatur halaman / lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur,

f) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan,

g) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan,

h) Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah.

2. Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan pelaksanaan program.

(67)

48

8) Identifikasi dan pengumpulan data. 9) Penyusunan laporan

Wakil kepala sekolah, bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan-urusan sebagai berikut :

a. Kurikulum

1) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan. 2) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran. 3) Mengatur penyusunan program pengajaran (program catur

wulan, program satuan pelajaran, dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum).

4) Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

5) Mengatur pelaksanakan program penilaian criteria kenaikan kelas, criteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa, serta pembagian rapor dan STTB.

6) Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran.

(68)

   

7) Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. 8) Mengatur pengembangan MGMP dan coordinator mata

pelajaran.

9) Mengatur mutasi siswa.

10) Melakukan supervise administrasi dan akademis. 11) Menyusun laporan

b. Kesiswaan

1) Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. 2) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanakan 7K

(keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kesehatan, dan kerindangan).

3) Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi kepramukaan, palang merah remaja (PMR), kelompok ilmiah remaja (KIR), usaha kesehatan sekolah (UKS), patrol keamanan sekolah (PKS), paskibra.

4) Mengatur pp.

5) Mengatur program pesantren kilat.

6) Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah.

(69)

50  

   

c. Sarana Prasarana

1) Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar.

2) Merencanakan program pengadaannya. 3) Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana. 4) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian. 5) Mengatur pembukuannya.

6) Menyusun laporan.

d. Hubungan Dengan Masyarakat

1) Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan BP3 dan peran BP3.

2) Menyelenggarakan bakti sosial, karyawisata.

3) Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah (gebyar pendidikan).

4) Menyusun laporan. 3. Dewan Guru

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Tugas dan tanggung jawab seorang guru meliputi :

(70)

   

a) Guru bidang studi

1) Membuat perangkat program pengajaran : 2) AMP

3) Program tahunan / cawu 4) Program satuan pelajaran 5) Program rencana pengajaran 6) Program mingguan guru 7) LKS

8) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

9) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan umum, ujian akhir.

10) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

11) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

12) Mengisi daftar nilai siswa

13) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar

14) Membuat alat pelajaran / alat peraga

15) Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni

(71)

52  

   

17) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

18) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya

19) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa

20) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran

21) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum

22) Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya.

b) Guru sebagai wali kelas

Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Pengelolaan kelas

b. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : 1) Denah tempat duduk siswa

2) Papan absensi siswa 3) Daftar pelajaran kelas 4) Daftar piket kelas 5) Buku absensi siswa

6) Buku kegiatan pembelajaran / buku kelas 7) Tata tertib siswa

(72)

   

c. Penysusunan pembuatan statistic bulanan siswa d. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa (Legger) e. Pembuatan catatan khusus tentang siswa f. Pencatatan mutasi siswa

g. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar h. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar. c) Guru Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Penyusunan dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

b. Koordinasi dengan wali keals dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar

c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar

d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

Gambar

Tabel 2.1 Tingkatan Pendidikan di Indonesia
Tabel 3.1 Rancangan Strata Proporsional
Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa
Tabel 3.3 Operasional Variabel Minat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih rendah daripada tingkat kupon (lihat contoh 2), harga obligasi akan lebih tinggi dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tegangan, sudut tegangan, daya dan rugi- rugi saluran pada sistem Sumatera Bagian Tengah setelah penambahan pembangkit

[r]

Hasil observasi yang telah dilakukan tim pengabdi mendapatkan keterangan bahwa meskipun kedua UKM telah menggunakan beberapa peralatan produksi namun peralatan yang mereka

Rata-rata marjin keuntungan industri farmasi selama 20 tahun sebesar 17,28 persen, efisiensi industri farmasi dari tahun ke tahun besar yaitu sekitar 76,82 persen yang

y = jumlah atom unsur dalam 1 molekul senyawa ( angka indeks dari unsur yang bersangkutan dalam rumus kimia senyawa ).. Stoikiometri Reaksi Hitungan

Bank Tabungan Negara yang salah satu aktivitas usahanya adalah menghimpun dana pihak ketiga telah berupaya seoptimal mungkin agar alokasi penyaluran dana pihak

pemilhan kata atau diksi, dalam penggunaan tanda baca, pembentukan kata, penggunaan ejaan dan penguasaan kalimat efektif, sebagai salah satu faktor kebahasaan yang