Lampiran 1: Prosedur liofilisasi (freeze drying)
1. Larutan jamur dituang dalam erlenmeyer ukuran 250 ml sebanyak 150 ml. 2. Nyalakan tombol freeze drying dengan menekan tombol on, pendingan
Bath dan pendingan tabung. Tunggu selama ±20 menit.
3. Nyalakan vakum kemudian masukkan leher botol erlenmeyer pada pipa-pipa karet freeze drying. Putar tombol vakum secara perlahan-lahan ke atas untuk mulai melakuakan liofilisasi. Pemutaran dilakukan secara perlahan-lahan untuk menghindari tersedotnya larutan jamur ke dalam pipet karet.
4. Jika larutan mulai mencair bekukan kembali ke dalam metanol yang terdapat dalam bak dengan diputar-putar selama 10 menit dan kembali dipasang pada pipa karet.
5. Proses liofilisasi ini dikatakan selesai apabila larutan jarum dalam tabung erlenmeyer menjadi serbuk yang kering dan bagian bawah botol tidak terasa dingin lagi.
6. Putar tombol vent perlahan-lahan ke atas untuk menghentikan vakum. 7. Matikan pendingan bath pendingin tabung selanjutnya tekan tombol off
Lampiran 2: Optimasi amonium sulfat untuk menentukan persen amonium sulfat
1. Amonium sulfat ditimbang berdasar ukuran di bawah ini (30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%).
Ukuran gram amonium sulfat dalam 1 liter akuades 30%: 176 g tabung eppendorf kemudian diresuspensi menggunakan pipet mikro. 3. Tiap tabung dimasukkan 0,01 g serbuk jamur kering.
4. Larutan disentrifugasi pada suhu 40C, 9000 rpm selama 12 menit. 5. Setiap tabung akan menghasilkan endapan berupa pelet (Polisakarida). 6. Pelet ditambahkan akuades 200 µl.
9. Masing-masing larutan ditambah 50 µl larutan fenol.
10.Masing-masing larutan tersebut dihomogenkan kemudian ditambahkan asam sulfat 2 ml dan di diamkan 10 menit pada suhu kamar.
Lampiran 3: Hasil pengamatan makroskopis ginjal mencit Kelompok
perlakuan Ulangan Warna Permukaan Konsistensi Berat ginjal (gram)
P0 1 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,257
2 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,186
3 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,162
4 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,155
5 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,198
6 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,172
P1 1 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,158
2 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,167
3 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,158
4 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,151
5 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,160
6 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,161
P2 1 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,141
2 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,108
3 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,160
4 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,171
5 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,212
6 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,140
P3 1 Merah
kecoklatan
4 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,181
5 Merah
kecoklatan Licin Kenyal 0,167
6 Merah
Lampiran 4: Hasil pengukuran kadar kreatinin serum mencit pada perlakuan (P0), P1, P2 dan P3
Ulangan Absorbansi P0 ∆A Kreatinin mg/dL
A1 A2
Ulangan Absorbansi P1 ∆A Kreatinin mg/dL
A1 A2
Ulangan Absorbansi P2 ∆A Kreatinin mg/dL
A1 A2
Ulangan Absorbansi P3 ∆A Kreatinin mg/dL
Lampiran 5 Hasil pengamatan sel tubuli ginjal
Lampira 6: Hasil analisis kadar kreatinin serum mencit One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kadar_kreatinin
N 24
Normal Parametersa,,b Mean .7833
Std. Deviation .30024
Most Extreme
Differences Absolute Positive .230 .228
Negative -.230
Kolmogorov-Smirnov Z 1.129
Asymp. Sig. (2-tailed) .156
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
kadar_kreatinin
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.
Descriptives Lower Bound Upper Bound
1.00 6 .5333 .20656 .08433 .3166 .7501 .40 .80
2.00 6 .7333 .30111 .12293 .4173 1.0493 .40 1.20
3.00 6 .8000 .25298 .10328 .5345 1.0655 .40 1.20
4.00 6 1.0667 .20656 .08433 .8499 1.2834 .80 1.20
Lampiran 7 Hasil analisis sel tubuli normal, pembengkakan dan nekrosis sel ginjal 1. Analisis sel tubuli normal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sel_normal
N 24
Normal Parametersa,,b Mean 80.0683
Std. Deviation 13.13989
Most Extreme Differences Absolute .155
Positive .127
Negative -.155
Kolmogorov-Smirnov Z .758
Asymp. Sig. (2-tailed) .613
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Descriptives
Bound Upper Bound
1.00 6 97.9783 1.03641 .42311 96.8907 99.0660 97.27 100.00
2. Analisis sel tubuli yang mengalami pembengkakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sel_bengkak
N 24
Normal Parametersa,,b Mean 10.5487
Std. Deviation 5.95543
Most Extreme Differences Absolute .123
Positive .123
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .602
Asymp. Sig. (2-tailed) .862
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Descriptives sel_bengkak
N Mean Deviation Std. Error Std.
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 6 2.5100 .93772 .38282 1.5259 3.4941 1.19 3.76
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
3. Analisis sel tubuli yang mengalami nekrosis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nekrosis
N 24
Normal Parametersa,,b Mean 10.5213
Std. Deviation 8.76838
Most Extreme Differences Absolute .162
Positive .162
Negative -.137
Kolmogorov-Smirnov Z .795
Asymp. Sig. (2-tailed) .552
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Descriptives nekrosis
N Mean Deviation Std. Error Std.
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 6 .5200 1.06441 .43454 -.5970 1.6370 .00 2.66
Lampiran 8: Dokumentasi penelitian
Spektrofotometer Vortex
Buncher Timbangan digital